Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan untuk Melengkapi Tugas


Mata Kuliah Fisika Dasar

Disusun oleh kelompok :3

Nama NIM
1. Muhammad Agis Pratama 41114010029
2. Fadhan Amar Pratama 41114010000
3. Ruly Fakhri Rusmadi 41114010000
4. Rosiana Larasati 41114010000

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
2014

1
KATA PENGANTAR

Pertama – tama penulis mengucapkan segala puji syukur kehadirat AllahSWT,


karena dengan izinnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum guna
melengkapi tugas mata kuliah fisika dasar. Semoga dapat menjadi pedoman dan
dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa pada umunya dan pembaca sekalian.
Selanjutnya perkenankan kami sebagai penulis untuk menghaturkan
terimakasih kepada Dosen Fisika Dasar dan Asisten Laboratorium Fisika, karena
berkat bantuan, dukungan, dan motivasi serta perhatiannya,maka laporan ini dapat
diselesaikan dan selanjutnya dapat digunakan untuk kepentingan mahasiswa.
Kami pun sebagai penulis, sangat berterima kasih juga kepada teman – teman
yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah member dukungan dan
membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Akhir kata penulis berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa maupun umum. Penulis menyadari, tentunya laporan ini masih banyak
kekurangan, dan penulis sangat berterima kasih jika ada kritik dan saran dari para
mahasiswa yang bersifat membangun untuk kesempurnaan kedepannya.

Jakarta, Desember 2014

Kelompok 3,

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................1
Kata Pengantar..................................................................................................2
Daftar Isi...........................................................................................................3
M.2 Bandul Matematis.....................................................................................5
Bab I Pendahuluan............................................................................................5
Bab II DasarTeori.............................................................................................
Bab III Peralatan dan Cara Kerja......................................................................
Bab IV Analisis Data dan Pembahasan............................................................
Bab V Tugas Akhir...........................................................................................
Bab VI Kesimpulan..........................................................................................
M.2 Bandul Matematis.....................................................................................
Bab I Pendahuluan............................................................................................
Bab II DasarTeori.............................................................................................
Bab III Peralatan dan Cara Kerja......................................................................
Bab IV Analisis Data dan Pembahasan............................................................
Bab V Tugas Akhir...........................................................................................
Bab VI Kesimpulan..........................................................................................
M.2 Bandul Matematis.....................................................................................
Bab I Pendahuluan............................................................................................
Bab II DasarTeori.............................................................................................
Bab III Peralatan dan Cara Kerja......................................................................
Bab IV Analisis Data dan Pembahasan............................................................
Bab V Tugas Akhir...........................................................................................
Bab VI Kesimpulan..........................................................................................
M.2 Bandul Matematis.....................................................................................
Bab I Pendahuluan............................................................................................
Bab II DasarTeori.............................................................................................
Bab III Peralatan dan Cara Kerja......................................................................

3
Bab IV Analisis Data dan Pembahasan............................................................
Bab V Tugas Akhir...........................................................................................
Bab VI Kesimpulan..........................................................................................
M.2 Bandul Matematis.....................................................................................
Bab I Pendahuluan............................................................................................
Bab II DasarTeori.............................................................................................
Bab III Peralatan dan Cara Kerja......................................................................
Bab IV Analisis Data dan Pembahasan............................................................
Bab V Tugas Akhir...........................................................................................
Bab VI Kesimpulan..........................................................................................
M.2 Bandul Matematis.....................................................................................
Bab I Pendahuluan............................................................................................
Bab II DasarTeori.............................................................................................
Bab III Peralatan dan Cara Kerja......................................................................
Bab IV Analisis Data dan Pembahasan............................................................
Bab V Tugas Akhir...........................................................................................
Bab VI Kesimpulan..........................................................................................

4
5
M2. BANDUL MATEMATIS
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

                Benda yang dilepas dari suatu tempat di atas tanah akan jatuh.
Hambatan udara akan mempengaruhi percepatan dari benda yang jatuh.
Percepatan yang dialami oleh benda yang jatuh disebabkan oleh gaya gravitasi
bumi atau gaya tarik bumi disebut percepatan gravitasi.
                Berat adalah besar dari gaya gravitasi yang bekerja pada suatu
benda. Berat suatu benda akan berbeda harganya dari satu tempat ke tempat
lain pada permukaan bumi. Berat benda ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain massa dan percepatan gravitasi. Massa tidak tergantung pada
tempat di permukaan bumi maka dapat dikatakan bahwa percepatan gravitasi
bumilah yang berubah antara tempat yang satu dengan yang lain di permukaan
bumi.
                Sehingga dapat disimpulkan bahwa percepatan gravitasi dipengaruhi
oleh jarak suatu tempat dengan pusat bumi dan kemasifan susunan bumi di
tempat tersebut. Ini berarti bahwa besar percepatan gravitasi tidak sama di
setiap tempat.

1.2 Tujuan Praktikum


 Mengukur percepatan gravitasi (g) dengan menggunakan simple
pendulum.

6
BAB II
DASAR TEORI

Bandul Matematis adalah salah satu matematis yang bergerak mengikuti


gerak harmonic sedehana. Bandul matematis merupakan benda ideal yang terdiri
dari sebuah sebuah titik massa yang digantungkan pada tali ringan yang tidak
bermassa. Jika bandul disimpangkan dengan sudut θ dari posisi setimbangnya lalu
dilepaskan maka bandul akan berayun pada bidang vertikal karena pengaruh gaya
gravitasinya.
Berdasarkan penurunan hokum – hokum newton disebutkan bahwa
periode ayunan bandul sederhana dapat dihitungsebagai berikut :

l Dimana : T : Periode ayunan (sekon


T = 2π( g )
(s))
l : Panjang tali (meter (m))
g : Panjang gravitasi ( m/s2)

Gerak periode merupakan suatu gerak yang berulang pada selang waktu
yang tetap.Contohnya gerak ayunan pada bandul. Dari satu massa yang
bergantung pada seutas tali, kebanyakan gerak tidaklah betul – betul periodik
karena pengaruh gaya gesekan yang mebuang energy gerak.
Benda berayun lama akan berhenti bergetar. Ini merupakan periodik
teredam. Gerak denga persamaan berupa fungsi sinus merupakan gerak harmonic
sederhana.
Periode getaran yaitu T. Waktu yang diperlukan untuksatu getaran frekuensi gerak
f, jumlah getaran dalam satuan waktu T = 1/f posisi saat dimana resultan gaya
pada benda sama dengan nol (setimbang) selalu pada saat yang sama.
Gaya pada partikel sebanding dengan jarak partikel sebanding dengan
jarak partikel dari posisi seimbang maka partikel tersebut melakukan gerak
harmonik sederhana. Teori Robert Hooke (1635 - 1703) menyatakan bahwa jika
sebuah benda diubah bentuknya maka benda itu akan melawan perubahan bentuk
dengan gaya yang sebanding dengan besardeformasi, asalkan deformasi ini tidak

7
terlalu besar, F = -k.x. Dan dalam batas elastisitasgaya pada pegas adalah
sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Sedangkan pertambahan panjang
pegas adalah sama dengan simpangan osilasi atau getaran yaitu, F = k . ∆x.
Gaya gesekan adalah sebanding dengan kecepatan benda dengan
kecepatan benda dan mempunyai arah yang berlawanan dengan kecepatan.
Persamaan gerak dari suatu osilator harmonik teredam dapat diperoleh dari hukum
II Newon yaitu F = m dimana F adalah jumlah dari gaya balik –kx dan gaya
dx
redam yaitu -b , b adalah suatu tetapan positif. (Giancoli, 2001 : 45)
dt
Osilasi adalah jika suatu partikel dalam gerak periodik bergerak bolak
balik melalui lintasan yang sama, dimana suatu periodik adalah setiap gerak yang
berulang – ulang dalam selang waktu yang sama. Banyak benda yang berisolasi
yang bergerak bolak baliknya tidak tepat sama karena karena gaya gesekan
melepaskan tenaga geraknya. Bandul sederhana (matematis) adalah benda ideal
yang terdiri dari sebuah titik massa, yang digantung pada tali ringan yang tidak
dapat maju. Jika bandul ditarik kesamping dari posisi seimbangnya (David,
1985 : 12)

8
BAB III
PERALATAN DAN CARA KERJA

3.1. Alat – alat yang digunakan


- Set alat bandul matematis
- Stopwatch
- Mistar ukur
-
3.2. Cara kerja
1. Pengambilan data dilakukan sebanyak lima kali percobaan dengan
panjang tali 30cm, 27cm, 24cm, 21cm, dan 18cm. Dengan
menggunakan 2 bandul yang memiliki berat yang berbeda
2. Memasangkan tali pada ujung penyangga bandul kemudian memasang
bandul kecil terlebih dahulu yang diberikan asisten dengan panjang
tali yang telah diberikan.
3. Meberikan simpangan sudut (sepanjang 10 cm) atau 450.
4. Melepaskan beban tersebut dan membiarkan mengayun sebanyak 20
kali ayunan.
5. Catat waktu yang ditempunh seama 20 kali ayunan tersebut dalam
form pengambilan data yang sudah diberikan asisten.
6. Catat waktu yang telah terukur kdalam form pengambilan data.
7. Meakukan langkah 3 sampai dengan 7 sampai percobaan yang
terakhir yaitu degan panjang tali 18 cm.
8. Melakukan hal yang sama yaitu langkah 1 sampai dengan langkah 7
dengan mengganti bandul yang lebih besar yang telah disediakan oleh
asisten.

9
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperolehlah data-data untuk bandul


matematis maupun fisis, kemudian dilakukan analisa data sebagai berikut :

1. Bagan pengambilan data


a. Percobaan I (Bandul kecil)
Percobaan dilakukan sebanyak 20 kali ayunan
Panjang Waktu/ Periode/ x y
No Tali/ l (cm) t(detik) T l T2 x.y x2
1 30 23 1,15 30 1,32 39,68 900
2 27 22 1,1 27 1,21 32,67 729
3 24 20 1 24 1 24 576
4 21 20 1 21 1 21 441
5 18 18 0,9 18 0,81 14,58 324
120 5,34 131,93 2.970

N ∑ ( X . Y )−∑ X .∑ Y
Gradien : b= 2 2
N ∑ X −(∑ X )
5(131,93)−120.5,34
= 5.2970−(120)
2

659,65 – 640,8
= 14850−14400
18,85
= 450

= 0,04

10
Titik potong kurva : x4 = 21
1 y = bx + a
a= (∑ y −b . ∑ x)
N
y = 0,04(21) + 0,108
1
= 5 ¿ - 0,04.120) y = 0,948

1
= 5 (0,54)
x5 = 18
= 0,108 y = bx + a
y = 0,04(18) + 0,108
Persamaan garis : y = 0,828

y = bx + a
y = 0,04x + 0,108 g pada grafik :
g = 4π2. b
x1 = 30 g = 4(3,14)2.0,04

y = bx + a g = 1,5

y = 0,04(30) + 0,108
y = 1,308

x2 = 27
y = bx + a
y = 0,04(27) + 0,108
y = 1,188

x3 = 24
y = bx + a
y = 0,04(24) + 0,108
y = 1,068

11
b. Percobaan II (Bandul Besar)
Percobaan dilakukan sebanyak 20 kali ayunan
Panjang Waktu/ Periode/ x y
No Tali/ l (cm) t(detik) T l T2 x.y x2
1 30 24 1,2 30 1,44 43,2 900
2 27 22 1,1 27 1,21 32,67 729
3 24 21 1,05 24 1,10 26,46 576
4 21 20 1 21 1 21 441
5 18 18 0,9 18 0,81 14,58 324
120 5,56 137,91 2970

N ∑ ( X . Y )−∑ X .∑ Y
Gradien : b= 2 2
N ∑ X −(∑ X )
5(137,91)−120.5,56
= 5.2970−(120)
2

689,55−667,2
= 14850−14400
22,35
= 450

= 0,05
1
a= (∑ y −b . ∑ x)
N
1
= 5 ¿ - 0,05.120)
1
= 5 (-0,44)

= -0,088

12
Persamaan garis : x4 = 21

y = bx + a y = bx + a
y = 0,05x - 0,088 y = 0,05(21) - 0,088
y = 0,96

x1 = 30
y = bx + a x5 = 18

y = 0,05(30) - 0,088 y = bx + a
y = 1,41 y = 0,05(18) - 0,088
y = 0,81

x2 = 27
y = bx + a g pada grafik :

y = 0,05(27) - 0,088 g = 4π2. b


y = 1,26 g = 4(3,14)2.0,05
g = 1,9

x3 = 24
y = bx + a
y = 0,05(24) - 0,088
y = 1,11

13
BAB V
TUGAS AKHIR

1. Dengan melihat grafik antara l dan T2, hitunglah besar percepatan grafitasi
ditempat percobaan saudara !
2. Bandingkan hasil saudara peroleh dari rumus (3-1) dengan g yang didapat dari
rumus grafik !
3. Mengapa simpangan yang di berikan harus kecil !
4. Hal – hal apa saja yang menyebabkan kesalahan pada percobaan saudara !
5. Berikan kesimpulan dari percobaan ini !
JAWAB :

1.       Percepatan Gravitasi pada Bandul Kecil :                  


g = 4π2. b
g = 4(3,14)2.0,04
g = 1,58 m/s2

Percepatan Gravitasi pada Bandul Besar :


g = 4π2. b
g = 4(3,14)2.0,05
g = 1,9 m/s2

2.       Dengan menggunakan rumus (3-1)


T = 2    .................... (3-1)
g = 4 π²l/T²
Percepatan Gravitasi pada Bandul Kecil :
1. l  = 30 cm g  = 9,17m/s2
2. l  = 27 cm g  = 9,02m/s2
3. l  = 24 cm g  = 9,85m/s2
4. l  = 21 cm g  = 9,41 m/s2
5. l  = 18 cm g  = 9,21 m/s
g  = (9,17 + 9,02 + 9,85 + 8,41 + 9,21) / 5 = 9,332 m/s2

14
Percepatan Gravitasi pada Bandul Besar :
1. l  = 30 cm g  = 8,96 m/s2
2. l  = 27 cm g  = 8,80 m/s2
3. l  = 24 cm g  = 9,46 m/s2
4. l  = 21 cm g  = 9,00 m/s2
5. l  = 18 cm g  = 8,76 m/s2

g  = (8,96 + 8,80 + 9,46 + 9,00 + 8,76) / 5 = 8,996 m/s2

3. Agar periode waktu yang di peroleh juga semakin kecil. Karena simpangan dan
periode berbanding lurus, jadi jika simpangan sudutnya kecil maka periodenya
pun akan semakin kecil.

4.      Hal – hal yang mengakibatkan kesalahan dalam percobaan :


- Kurang tepatnya cara melepas bandul sehingga gerakan ayunan menjadi
miring.
- Pengukuran waktu yang kurang tepat, ketika melepas bandul dan menekan
tombol stopwatch.
- Kurang tepatnya pemberian simpangan sudut sesuai yang di tentukan yaitu
sebesar 45o.

5. Dari hasil percobaan dapat di simpulkan bahwa semakin panjang tali yang di
gunakan untuk menggantungkan bandul maka semakin besar pula nilai periode
dan waktunya. Selain itu, semakin berat beban yang digunakan, maka semakin
cepat percepatan gaya gravitasinya dan begitu pula dengan periodenya. Karena
beban dan gravitasi saling berhubungan dan tegak lurus.

15
BAB VI
KESIMPULAN

Dari hasil percobaan di atas dapat di simpulkan bahwa semakin panjang


tali yang di gunakan untuk menggantungkan bandul maka semakin besar pula
nilai periode dan waktunya. Selain itu, semakin berat beban yang digunakan,
maka semakin cepat percepatan gaya gravitasinya dan begitu pula dengan
periodenya. Karena beban dan gravitasi saling berhubungan dan tegak lurus.
Apabila sebuah bandul matematis dan bandul fisis digantung kemudian
diberi  simpangan kecil , maka bandul akan berayun dan melakukan gerakan
harmonis sederhana. Dengan dasar gerakan harmonis sederhana ini maka dapat
dihitung besarnya percepatan gravitasi bumi di tempat dimana percobaaan
dilakukan dengan cara mengukur panjang tali dan periode pada bandul matematis.
Massa bandul tidak berpengaruh pada besarnya percepatan gravitasi sedangkan
panjang tali berbanding terbalik dengan kuadrat periode.

16
M8. MODULUS ELASTISITAS
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia banayak kita jumpai jembatan baik jembatan kayu,
besi, atau dari bahan yang lainnnya. Saat jembatan tersebut dlewati banyak
manusia, kendaraan, atau beban yang berada ditengah – tengah jembatan,
maka jembatan akan melengkung meskipun sedkit. Dan ketika jembatan
tidak ada yang melewati, maka akan kembali ke semula. Peristiwa tersebut
berhubungan dengan Modulus Young.Modulus Young adalah
melengkungnya sebuah penggari jika diberikan beban ditengah – tengah
penggaris , dimana dalam peristiwa diatas kita dapat menghitung atau
menentukan dari suatu bahan.
Menentukan Modulus Young dari suatu bahan tidak terlepas dari
sifat elastisitas suatu benda dan batas elastisitasnya. Elastisitas adalah sifat
dimana benda kembali keukura dan bentuk awalnya keika gaya – gaya
yang mengubah bentuknya dihilangkan. Batas elastisitas suau benda
adalah tegangan terkecil yangakan menghasilkan gangguan permanen pada
benda. Ketika diberikan tegangan melebihi batas ini, benda tidak akan
kembli persis seperti keadaan awalnya setelah tegangan tersebut
dihilangkan.
Modulus Young didefinisikan sebagai perbandingan antara
tegangan dan regangan.Tegangan (σ) adalah besar gaya yang bekerja (F),
dibagi luas permukaan penampang (A). Sedangkan regangan (е) adalah
perubahan bentuk akibat tegangan, diukur sebagai rasio perubahan dari
sejumlah dimensi awal dimana perubahan terjadi.

1.2 Tujuan Praktikum


 Menentukan modulus elastisitas ( E ) dari beberapa zat padat dengan
pelenturan.

17
BAB II
DASAR TEORI

Jika benda padat berada dalam kedaan setimbang tetapi dipengaruhi gaya
– gaya yang berusaha menarik, menggeser, atau menekannya, maka bentuk benda
itu akan berubah. Jika benda kembali ke bentuknya semula bila gaya – gaya
dihilangkan, benda dikatakan elastik. Kebanyak benda adalah elastik terhadap
gaya – gaya sampai kesuatu batas tertentu yang dinamakan batas elastik. Jika gaya
– gaya terlalu besardan batas elastik dilampaui , maka benda tidak akan kembali
kebentuk semula, tetapi secara permanen berubah bentuk.
Satuan internasional tegangan adalah Newton per meter persegi (N.m -2).
Satuan ini juga memiliki nama khusu yaitu pascal ( disingkat Pa). 1 pascal = 1 Pa
= 1 N.m-2). Satuan tegangan yanglain adalah Dyne per centimeter
persegi(dyne.cm-2). Perbandingan tegangan per regangan, atau tegangan per unit
regangan disebut Modulus Young suatu bahan.
Regangan tidak memiliki satuan karena merupakan rasio dari besaran –
besaran yang sama. Modulus Young adalah ukuran dasar yang penting dari
perilaku mekanis bahan
Modulus Young dapat dirumuskan sebagai berikut :

σ E : Modulus Elastisitas (MPa)


E= е T : Tegangan (Mpa)
e : Regangan

σ = F : Gaya tarikan (N)


F A : Luas penampang (m2)
A

∆L
e= L
∆L : Pertambahan panjang (m)
L : Panjang awal (m)
Sebuah batang R diletakkan di atas dua titik tumpu T dan dipasang kait K
di tengah-tengah batang tersebut, kemudian pada kait K tersebut diberi beban B
yang berubah-ubah besarnya. Pada K terdapat garis ranbut G yang di
belakangnya dipasang skala S dengan cermin disampingnya. Bila B ditambah atau

18
dikurangi maka G akan turun/naik. Kedudukan G dapat dibaca pada skala S.
Untuk mengurangi kesalahan pembacaan, maka pembacaan harus dilakukan
supaya berimpit dengan bayangannya pada cermin.
1 3
Bila pelenturan = (f) pada penambahan maka : I= bh
12
B . I3 B . I3
f= =
48. E . I 4. E .b . h
Dimana :
E : Modulus Elastisitas
b : Lebar batang
h : Tebal batang
l : Panjang dari tumpuan satu ke tumpuan yang lain
I : Momen inersia linear batang terhadap garis netral
f : Pelenturan

19
BAB III
PERALATAN DAN CARA KERJA

3.1 Peralatan
 Kait dengan tumpuan
 Tumpuan
 Beban
 Skala dengan cermin
 Batang yang akan diukur dengan E-nya

3.2 Cara Kerja

1. Mengukur panjang batang dari beberapa bahan.


2. Mengukur lebar dan tebal batang dari beberapa bahan.
3. Menimbang masing-masing beban B.
4. Mengatur jarak titik tumpu sejauh 80 cm dengan jarak kanan dan kiri
sama terhadap skala baca.
5. Meletakkan batang uji I ( tebal ) dan memberinya beban awal yang
diberikan asisten, kemudian mengukur kelenturan yang dihasilkan dan
dicatat dalam Form Pengambilan Data.
6. Tambahkan beban uji, lalu catat lagi hasil kelenturan yang di dapat ke
dalam form pengambilan data. Percibaan dilakukan sebanyak 5 kali
7. Lalu lakukan oengukuran dengan batang uji II (sedang), dengan
melakukan hal yang sama pada poin 4 s/d 6.

20
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperolehlah data-data untuk modulus


elastisitas, kemudian dilakukan analisa data sebagai berikut :

Percobaan I (Kayu I)
 Lebar batang (b) : 2,5 cm
 Tebal batang (h) : 0,65 mm
 Panjang Tumpuan :100 cm
 Kelenturan awal kayu (f0): 4,5 cm
Kelenturan/ X Y
No Massa (Kg) f = f – f0 m (kg) f x.y x2

1 100 0,3 100 0,3 30 10.000


2 200 0,5 200 0,5 100 40.000

3 300 0,8 300 0,8 240 90.000


4 400 0,9 400 0,9 360 160.000
5 500 1,0 500 1,0 500 250.000
1500 3,5 1230 550.000

N ∑ ( X . Y )−∑ X .∑Y
Gradien : b=
N ∑ X 2−(∑ X )2
5(1230)−1500.3,5
=
5.550000−(1500)2
6150−5250
= 2750000−2250000
900
= 500000

= 0,0018

21
1
a= (∑ y −b . ∑ x)
N
1
= 5 ¿ - 0,0018.1500) x4 = 400
y = bx + a
1
= 5 (0,8) y = 0,0018(400) + 0,16

= 0,16 y = 0,88

Persamaan garis : x5 = 500

y = bx + a y = bx + a
y = 0,0018x + 0,16 y = 0,0018(500) + 0,16
y = 1,06

x1 = 100
Rumus E grafik :
y = bx + a
1 3 1
I= bh = 2,5.0,65 = 0,14
y = 0,0018(100) + 0,16 12 12
y = 0,34 BI
3
100.0,14
3
E1 = 3 =
4 f bh 4

x2 = 200
y = bx + a
y = 0,0018(200) + 0,16
y = 0,52

x3 = 300
y = bx + a
y = 0,0018(300) + 0,16
y = 0,7

22
Percobaan II (Kayu II)
 Lebar batang (b) : 1 cm
 Tebal batang (h) : 1,08 mm
 Panjang Tumpuan :100 cm
 Kelenturan awal kayu (f0): 3,8 cm

Kelenturan/ X Y
No Massa (Kg) f = f – f0 m (kg) f x.y x2

1 500 0,2 500 0,2 100 250.000


2 600 0,4 600 0,4 240 360.000

3 700 0,5 700 0,5 350 490.000


4 800 0,6 800 0,6 480 640.000
5 900 0,6 900 0,6 540 810.000
3500 2,3 1710 2.325.000

N ∑ ( X . Y )−∑ X .∑ Y
Gradien : b= 2 2
N ∑ X −(∑ X )
=
5(1710)−3500.2,3
2
5.2325000−( 3500) 1
a= (∑ y −b . ∑ x)
= N
8550−8050 1
= 5 ¿ + 0,0008.3500)
11625000−12250000
500 1
= −625000 = 5 (5,1)

= -0,0008 = 1,02

23
x4 = 800
y = bx + a
y = -0,0008(800) + 1,02
Persamaan garis : y = 0,38
y = bx + a
y = -0,0008x + 1,02 x5 = 900
y = bx + a
x1 = 500 y = -0,0008(900) + 1,02
y = bx + a y = 0,3
y = -0,0008(500) + 1,02
y = 0,62

x2 = 600
y = bx + a
y = -0,0008(600) + 1,02
y = 0,54

x3 = 700
y = bx + a
y = -0,0008(700) + 1,02
y = 0,46

24
BAB V
TUGAS AKHIR

1. Buatlah grafik antara f (m) dengan beban (kg)

2. Buatlah kesimpulan dari percobaan ini.


Kayu I
1.
600

500

400
Y-Values
300

200

100

0
0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1

Kayu II
1000
900
800
700
600
Y-Values
500
400
300
200
100
0
0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55 0.6 0.65

2. Modulus elastisitas yang dimiliki setiap benda berbeda – beda,dan


modulus elastisitas ini juga di pengaruhi oleh jenis dan bentuk benda.

25
BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


setiap benda memiliki tingkat elastisitasnya masing – masing, dan setiap benda
memiliki modulus elastisitas,semakin besar modulus elastisitasnya semakin sukar
benda untuk berubah bentuk, dan sebaliknya semakin kecil modulus elastisitasnya
semakin mudah benda untuk berubah bentuk.

26
M11. TETAPAN GAYA PEGAS DAN PERCEPATAN GRAVITASI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gerakan yang terjadi apabila sebuah pegas diberi beban dan diberi
simpangan disebut gerak harmonis. Gerakan harmonis itu terjadi karena
dipengaruhi oleh gaya yang berasal dari pegas. Gaya tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor dari besarnya jarak simpangan yang diberikan
pada pegas dan oleh faktor nilai tetapan pegas itu sendiri.
Faktor nilai tetapan pegas ini juga dapat mempengaruhi periode yang
dialami oleh pegas tersebut sehingga juga dapat mempengaruhi frekuensi dari
pegas tersebut. Untuk menentukan nilai dari tetapan pegas tersebut dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu cara statis dan cara dinamis.
Dalam praktikum ini cara yang dipakai untuk mencari harga tetapan pegas
itu adalah cara statis.

1.2. Tujuan Praktikum


 Mengungkapkan hokum Hooke untuk sebuah pegas
 Mengukur percepatan gravitasi dengan getaran sebuah pegas

27
BAB II
DASAR TEORI

Jika sebuah pegas kita gantungkan, mempunyai konstanta pegas k.


Yaitu : Besar gaya tiappertambahan panjang sebesar satu satuan panjang.
Dengan demikian jika pegas kita tarikdengan gaya Ftangan maka pada pegas
bekerja gaya pegas Fpegas yamh arahnya berlawanandengan Ftangan.

Jadi Fpegas = - gaya oleh tangan pada pegas.

Fpegas = - k x ................................................ 1

(Tanda (-) hanya menunjukkan arah).

Jika digambarkan dalam grafik hubungan antara F dan x sebagai pertambahan


panjang,berupa GARIS LURUS.

Lalu jika pegas diletakkan vertikal lalu dibebani massa M, maka berlaku
hubungan :

Mg = kx ................................................. 2

Yang artinya bahwa gaya pegas F = - kx diimbangi oleh gaya gravitasi Mg,
sehingga massaM tetap dalam keadaan setimbang pada simpangan pegas x. Jika
g, M, dan x dapatdiketahui/diukur, maka konstanta pegas dapat dihitung. Cara
seperti ini disebut cara statis.Jika M tergantung pada pegas dalam keadaan
setimbang, lalu kita simpangkan, misalnyadengan menarik massa M ke bawah,
dan kita lepaskan kembali, maka pada saat dilepaskanada gaya pegas yang
bekerja pada benda, yang benda bergerak mula-mula ke arah titiksetimbang
semula dan selanjutnya massa M akan bergerak harmonik. Gaya pegas
inimenyebabkan benda mendapat percepatan yang arahnya selalu menuju ke
titik setimbangnyayang diungkapkan dalam persamaan

28
Ma = -kx .......................................................... 3

Persamaan di atas berlaku jika massa pegas diabaikan. Gerak harmonik yang
dilakukanmassa M mempunyai periode

T = 2π
√ M
k
.......................................................... 4

 Sebenarnya pegas ikut bergerak harmonik, hanya saja bagian yang


dekat dengan massa Mamplitudonya besar sesuai dengan ampitudo gerak
harmonik massa M, tetapi bagian yangjauh dari massa M mempunyai
amplitudo yang kecil, malahan ujung pegas yang jauh darimassa M merupakan
bagian yang tidak ikut bergerak. Dengan demikian sebenarnya massapegas
tidak dapat diabaikan hanya saja kalau harus diperhitungkan, harga sebagian
sajamassa pegas yang perlu diperhitungkan, sehingga persamaan 4 dapat
dituliskan kembalisebagai berikut :

T = 2π
√ M
k
= 2π
k √
M + M ef
........................................ 5

M = massa yang tergantung pada pegas


Mef = massa efektif pegas, yaitu sebagian dari massa pegas yang efektif
bergerak harmonikbersama-sama M. 0 < mef < mpegas . Harga k dan mef dapat
ditentukan dari grafik T2 terhadapM gunakan metode kwadrat terkecil . Untuk
menghitung k dengan cara statis diperlukanharga g. g dapat ditentukan dengan
percobaan getaran zat cair pada pipa U. Jika zat cair padasalah satu pipa U
disimpangkan sejauh x, dari titik setimbangnya maka beda tinggi zat cairpada
kedua kaki pipa U adalah 2x. Ini menyebabkan sistem tidak seimbang yaitu ada
gayayang menyebabkan seluruh zat cair bergerak harmonik sebesar :
F = -2 x Asg .......................................................... 6
A= Luas penampang kolom zat cair
s = massa jenis zat cair
g = percepatan gravitasisesuai dengan hukum Newton : F = ma
didapatkan ma = -2 Asg ......................................................... 7
m = massa seluruh zat cair
periode getar harmonik adalah

29
T = 2π
√ 1
2g
....................................................... 8

BAB III
PERATALATAN DAN CARA KERJA
3.1 Peralatan
 Stopwatch
 Penyangga beban
 Statip
 Pegas
 Mistar ukur
3.2 Cara Kerja
A. Hukum Hooke
1. Gantungkan penyangga beban pada pegas dan ukur panjang pegas dan
catat pada Form Pengambilan Data sebagai Lo.
2. Masukkan keping beban pada penyangga beban dan ukur pertambahan
panjangnya, kemudian hasil dari hasil dari pengukuran tersebut dicatat
pada Form Pengambilan Data.
3. Tambahkan beban pada ember berturut-turut (sesuai pengarahan dari
asisten) lalu ukur masing-masing pertambahan panjangnya dan dicatat
pada Form Pengambilan Data.

B. Periode Getaran
1. Pasang beban awal (sesuai dengan intruksi asisten), lalu tarik pegas ke
bawah sejauh jarak yang sudah ditentukan.
2. Lepaskan beban dan menghitung sampai 20 kali getaran.
3. Catat waktu yang ditempuh selama 20 kali getaran tersebut dan dicatat
pada Form Pengambilan Data.
4. Lepaskan beban
5. Ulangi langkah kerja kedua sampai dengan langkah kerja kelima
terhadap beban, dengan melakukan penambahan beban sesuai intruksi.

30
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperolehlah data-data untuk gaya pegas
dan percepatan gravitasi, kemudian dilakukan analisa data sebagai berikut :

Percobaan I (Hukum hooke)


 Panjang Awal Pegas (L0) = 7,5
 g = 9,8 m/s2
x y
No Massa (gr) L(cm) L-L0 F = m.g x.y x2

1 50 9,5 2 490 980 4


2 100 12,5 5 980 4900 25
3 150 14,5 7 1470 10290 49
4 170 15,5 8 1666 13328 64
5 200 16,8 9,3 1960 18228 84,49
31,3 6566 47,73 228,49

N ∑ ( X . Y )−∑ X .∑ Y
Gradien : b= 2 2
N ∑ X −(∑ X )
5(47,73)−31,3.6566
= 5.228,49−(31,3)
2

238,65−205518,8
= 1142,45−979,69
−205280,15
= 162,76

= -1261,2

31
1
a= (∑ y −b . ∑ x)
N
1
= 5 ¿+ 1261,2.31,3) x4 = 170
y = bx + a
1
= 5 (46041,6) y = -1261,2(170) + 9208,3

= 9208,3 y = -205195,7

Persamaan garis : x5 = 200

y = bx + a y = bx + a
y = -1261,2x + 9208,3 y = -1261,2(200) + 9208,3
y = -243031,7

x1 = 50
y = bx + a
Grafik percobaan 1
y = -1261,2(50) + 9208,3 hukum hooke
y = - 53851,7 0
40 60 80 100 120 140 160 180 200 220

-50000

x2 = 100
-100000 Y-Values
y = bx + a
y = -1261,2(100) + 9208,3 -150000

y = - 116911,7 -200000

-250000
x3 = 150
y = bx + a
y = -1261,2(150) + 9208,3
y = -179971,7

32
33
Percobaan II (Getaran Pegas)
 Percobaan dilakukan sebanyak 20 kali getaran
x y
No Massa (gr) Waktu(s) Periode(T) massa T2 x.y x2
1 50 17,88 0,89 50 0,80 40 2500
2 100 20,27 1,01 100 1,02 102 10000
3 150 2396 1,19 150 1,41 211,5 22500
4 170 25,27 1,26 170 1,58 268,6 28900
5 200 25,88 1,29 200 1,66 332 40000
670 6,47 954,1 103900

N ∑ ( X . Y )−∑ X .∑Y
Gradien : b=
N ∑ X 2−(∑ X )2 1
a= (∑ y −b . ∑ x)
N
=
1
5(954,1)−670.6,47 = 5 ¿– 0,006.670)
2
5.103900−(670)
1
4770,5−4334,9 = 5 (2,45)
= 519500−448900
435,6
= 0,49
= 70600

= 0,006

Persamaan garis :
y = bx + a
y = 0,006x+ 0,49

34
y = 0,006(170)+ 0,49

x1 = 50 y = 1,51

y = bx + a
x5 = 200
y = 0,006(50)+ 0,49
y = 0,79 y = bx + a
y = 0,006(200)+ 0,49
y = 1,69
x2 = 100
y = bx + a
y = 0,006(100)+ 0,49
Grafik percobaan 2
y = 1,09

getaran pegas
x3 = 150
1.8
y = bx + a 1.6
1.4
y = 0,006(150)+ 0,49 1.2 Y-Values
1
y = 1,39 0.8
0.6
0.4
0.2
0
40 60 80 100 120 140 160 180 200 220

x4 = 170
y = bx + a

35
BAB V
TUGAS AKHIR

36
1. Gambarlah grafik antara F (gaya) dan x (perpanjangan)

2. Hitung k dari grafik ini

3. Gambarlah grafik antara T2 dan Mbeban

4. Bandingkan antara harga k (point 2) dan k (point 4). Cara mana yang
lebih baik

5. Hitunglah harga g pada percobaan B

6. Berikan Kesimpulan dari percobaan ini

1. Grafik antara F dan X

Grafik antara F dan X


2500

2000

1500
Y-Values

1000

500

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2.       Dik : F = 6566
          x = 31,3
Dit : k ..... ?
F =  k . x
6566 =  k . 31,3
k =  209,8 N/m
3.      Grafik antara T2 dan M beban

37
Grafik antara T2 dan M beban
1.8

1.6

1.4

1.2

1 Y-Values

0.8

0.6

0.4

0.2

0
40 60 80 100 120 140 160 180 200 220

4.      Dik : T2 = 6,53
      M = 670
Dit : k ..... ?

                                T2 =    (Mbeban + f Mpegas)


                      (6,53)2 =    (670 + 0)
                     42,6 =    (670)
                     k    = 15,72
Lebih baik memakai grafik perbandingan antara F (newton) dan perpanjangan,
karena untuk grafik perbandingan T2 dan Massa ada kemungkinan perbedaan
penarikan pegas dan kesalahan dalam hitungan yang berbeda setiap percobaannya.

5.      Harga G pada percobaan II


Dik : T  =  2,975

38
          l   =  0,075
Dit  : g ..... ?
T2 =             4 2
(2,975) 2 =             4 (3,14)2
8,85           =             (39,4)
8,85  =
g =             0,334 m/s2

6. Kesimpulan :

Dari hasil percobaan yang telah kami peroleh maka dapat di ambil
kesimpulan bahwa semakin berat beban yang digantungkan pada pegas,
maka panjang pegas akan semakin bertambah dan waktu yang digunakan
untuk 20 kali getaran akan semakin lama.

BAB VI
KESIMPULAN

39
Dari percobaan dan analisa diatas dapat disimpulkan bahwa semakin berat
beban yang digantungkan pada pegas, maka panjang pegas akan semakin
bertambah dan waktu yang digunakan untuk 20 kali getaran akan semakin lama.
setiap pegas memiliki tetapan yang berbeda yang menunjukan tingkat kekakuan
dari pegas tersebut.

SPHEROMETER

BAB I

40
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Spherometer merupakan alat untuk mengukur jejari kelengkungan


suatu permukaan. Biasanya digunakan untuk mengukur kelengkungan
lensa. Spherometer memiliki 4 kaki, dengan 3 kaki yang permanen dan
satu kaki tengah yang dapat diubah-ubah ketinggiannya. Ketelitian
spherometer bias mencapai 0,01 mm.
Spherometer digunakan untuk mengukur tebal benda-benda yang
tipis dan mengukur kelengkungan suatu permukaan spheris. Alat ini
mempunyai dua macam skala, yaitu skala utama pada mistar M yang tegak
dan skala nonius pada piringan P yang dapat berputar bersama sekrup
putar S. Cara menentukan harga satu skala nonius sama dengan cara yang
digunakan pada micrometer sekrup.

1.2 Tujuan Prakikum

 Mengenal dan mempergunakan Spherometer.


 Mengukur tebal play gelas dan jari-jari bola.

BAB II
DASAR TEORI

Spherometer adalah mikrometer dengan bentuk lain pada mikrometer sekrup.


Prinsip pemakainnya sama dengan mikrometer sekrup, tetapi titik nolnya tidak
selalu nol.

41
Spherometer terdiri dari sekruup yang bergerak di tengah-tengah dan
mempunyai tiga kaki yang ujungnya merupakan titik sudut segi tiga sama sisi,
keping berbentuk piringan melekat pada sekrup dan pembagian skalanya ada
pada pinggir piringan batang skala sejajar sekrup.

Untuk menghitung Tebal plate dapat dicari dengan rumus


2 2
d +L
R=
2d
Dimana :
R : Tebal plate
d : Kelengkungan palte
L : Lebar kaki spherometer ke pusat

Untuk menghitung jari-jari bola

x=( R−d )

Rumus mencari L, bila lebar kaki beda :

Lt =√ L12 + L22+ L32

BAB III
PERATALATAN DAN CARA KERJA

3.1 Peralatan

 Spherometer
 Alat plas gelas tebal
 Gelas lensa besar
 Gelas tipis dan tebal

42
 Jangka sorong
 Loupe

3.2 Cara Kerja

1. Tempelkan sehelai kertas pada sekrup sherometer, maka lubang-lubang skrup


akan membekas pada kertas.

2. Mengukur jarak-jarak lubang kaki terhadap titik pusat sekrup, lalu catat.

3. Meletakkan spherometer pada bidang uji, kemudian setel / putar batang


sampaisekrup pusat menyentuh plate.

4. Catatlah besarnya kenaikannya tersebut.

5. Ulangilah percobaan langkah dua sampai dengan langkah empat pada yang
diberikan asisten untuk diuji.

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperolehlah data-data untuk spherometer,


kemudian dilakukan analisa data sebagai berikut :

Percobaan
No Lensa d (mm) l (cm)
1 Lensa Cekung Kecil 2,65 2,4

43
2 Lensa Cekung Besar 5,5 2,4
3 Lensa Cembung Kecil 3,5 2,1
4 Lensa Cembung Besar 4,5 2,1

Gambar Jarak Kaki Spherometer

Cembung Kecil Cembung Besar

2,1
2,1

2,1 2,1 2,1 2,1

Cekung Kecil Cekung Besar


2,4
2,4

2,4 2,4 2,4 2,4

BAB V
TUGAS AKHIR

1. Tentukan tebalnya pelat gelas

2. Tentukan jari-jari permukaan bola

3. Apakah kaca itu betul-betul plan parallel

4. Mengapa kedudukan Sekrup harus dibaca beberapa kali

44
5. Bisakah dihitung besar jarak fokusnya

1. Cekung Kecil

d 2 + L2 2,652+ 2,42 7,02+5,76


R=
2d
= 2. 2,65
= 5,3
= 8,1

Cekung Besar
2 2 2 2
d +L 5,5 + 2,4 30,25+5,76
R= = = 11
= 30,77
2d 2. 5,5

Cembung Kecil

d 2 + L2 3,52+ 2,12 12,25+ 4,41


R=
2d
= 2. 3,5
= 7
= 12,88

Cembung Besar

d 2 + L2 4,52 +2,12 20,25+4,41


R=
2d
= 2. 4,5
= 9
= 20,74

2. Cekung Kecil
x = ( R – d ) = (8,1 – 2,65) = 5,45

Cekung Besar
x = ( R – d ) = (30,77 – 5,5 ) = 25,27

Cembung Kecil
x = ( R – d ) = (12,88 – 3,5) = 9,38

Cembung Besar
x = ( R – d ) = (20,74 – 4,5) = 16,24

3. Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang
kedua sisinya dibuat sejajar. Jadi lensa-lensa tersebut bukan termasuk
sebagai plan pararel karena ketiga sisi-sisinya tidak sejajar.

4. Kedudukan skrup harus di baca berkali-kali untuk mendapatkan


perhitungan yang lebih akurat, dan karena alat ukur spherometer titik
nolnya tidak selalu di titik nol. Titik nolnya adalah ketika jarum-jarum

45
tersebut sejajar (untuk menghitung tebal lensa cekung) dan titik nol adalah
ketika jarum tengahnya mengenai lensa (untuk lensa cembung).

5. Kita dapat mengitung besar jarak fokus lensa dengan melakukan


percobaan, seperti melakukan percobaan pada bayangan dari lensa
tersebut.
Atau dengan menggunakan rumus :
R2 = (R – d)2 + r2

BAB VI
KESIMPULAN

Kesimpulan yang di dapat dari percobaan yang dilakukan mengenai


Spherometer yaitu, kita dapat mengukur jari – jari sebuah bola dan tebal plat
gelas. Dan dalam penggunaan Spherometer di butuhkan ketelitian yang
sangat tinggi dan pengulangan pembacaan beberapa kali untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat. Serta hasil dari percobaan ini tidaklah
mutlak, karena ada kemungkinan kesalahan dalam pembacaan data.

46
LENSA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dikehidupan sehari – hari banyak sekali kita temukan lensa, benda ini
sangat membantu bagi kehidupan manusia terutama pada penglihata, jika usia
diatas 60-an mata manusia sudah kehilangan fokusnya untuk membaca dalam
jarak dekat, kasus ini dapat diabntu dengan menggunakan lensa, yaitu lensa

47
cembung. Zaman sekarang anak muda tidak lepas dari gadget, gadget – gadget
ini memiliki sinar radiasi yang dapat merusak mata kita, biasanya
mengakibatkan mata kehilangan fokusuntuk memlihat dalam jarak jauh, untuk
itu dibantulah dengan menggunakan lensa cekung.

1.2 Tujuan Praktikum

 Mempelajari jarak focus dari lensa positif dan lensa gabungan


 Menentukan indek bias lensa
 Mempelajari lensa gabungan

BAB II
DASAR TEORI

A. Lensa Sederhana
Hubungan antara jarak benda, bayangan dan focus lensa tipis
memenuhi persamaan :

1 1 1
+ =
S S' f

48
Dimana :
S : Jarak benda terhadap lensa
S’ : Jarak bayangan terhadap lensa
F : Jarak fokus lensa

Adapun jarak fokus lensa sederhana dapat dibilang dengan rumus :

1/ f =( n−1 )
( 1

1
R 1 R2 )
Dimana :
R1: Jari-jari permukaaan pertama lensa
R2: Jari-jari permukaan kedua lensa
N : Indek bias bahan lensa

B. Lensa Gabungan
Lensa gabungan adalah susunan sederhana dengan sumbu-sumbu
utama saling berhimpit, lensa gabungan terdiri dari dua lensa tipis.
Untuk harga S, yang terhingga letak bayangan yang terjadi setelah
cahaya melalui lensa ditentukan dengan menggunakan rumus :
1 1 1
+ =
S 1 S 1' f 1

Pada lensa kedua :


1 1 1
+ =
S 2 S 2' f 2

Jarak fokus lensa gabungan ditentukan oleh :


1 1 1 d
= + −
f f1 f 2 f 1f2
Keterangan :
S1 : Jarak benda terhadap lensa 1
f1 : Jarak fokus lensa 1
S1’ :Jarak bayangan karena lensa 1, diukur terhadap lensa 1
S2 : Jarak bayangan karena lensa 1, diukur terhadap lensa 2
f2 : Jarak fokus lensa 2
d : Jarak antara lensa 1 dan lensa 2

49
f : Jarak fokus lensa gabungan

Jalan cahaya pada lensa cekung

Jalan cahaya pada lensa cembung

BAB III
PERALATAN DAN CARA KERJA

3.1 Peralatan
 Lensa cembung
 Lensa Cekung
 Benda

50
 Lampu
 Penggaris
3.2 Cara Kerja
A. Lensa Sederhana
1. Menyusun alat-alat sesuai dengan intruksi dari pembimbing
praktikum, atur jarak sumber cahaya terhadap layar (S+S’)
2. Lakukan langkah diatas dengan S + S’ (jarak percobaan) sebesar: 30,
35, 40, 45, 50 cm.
3. Carilah bayangan yang nyata (terlihat jelas dan fokus) dengan
menggeser-geser lensanya
4. Ukur hasil S dan S’. Catat hasil pengamatan di form pengambilan
data

B. Lensa Gabungan
1. Menyusun alat-alat sesuai dengan intruksi dari pembimbing
praktikum
2. Atur jarak S + S’ sebesar 50 cm dan jarak S2 sebesar 20 cm
3. Carilah bayangan yang nyata (terlihat jelas dan fokus) dengan
menggeser-geser lensa yang berada di depan benda
4. Ukur hasil S1, d, S1’ dan S2’. Catat hasil pengamatan di form
pengambilan data

BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperolehlah data-data untuk lensa,


kemudian dilakukan analisa data sebagai berikut :

Percobaan I (Lensa Cembung(+))


No S + S’ S S’
1 30 24 6
2 35 30 5
3 40 35 5
4 45 40 5

51
5 50 45 5

x y
No S + S’ S.S’ x.y x2
1 30 144 4320 900
2 35 150 5250 1225
3 40 175 7000 1600
4 45 200 9000 2025
5 50 225 11250 2500
∑ 200 849 36820 8250

N ∑ ( X . Y )−∑ X .∑ Y
Gradien : b= 2 2
N ∑ X −(∑ X ) Persamaan garis :
5(36820)−200 . 849 y = bx + a
=
5.200 2−(200)2
y = 0,09x+ 166,2
184100−169800
= 200000−40000
14300 x1 = 30
= 160000
y = bx + a
= 0,09 y = 0,09(30)+ 166,2
y = 168,9

x2 = 35
y = bx + a
y = 0,09(35)+ 166,2
1 y = 169,35
a= (∑ y −b . ∑ x)
N
1
= 5 ¿ - 0,09.200)
1 G
= 5 (831)
171

= 166,2 x3 = 40
170.5
170
y = bx + a
169.5
y = 0,09(40)+ 166,2 169
168.5
168
25 30 35
52
x4 = 45
y = bx + a x5 = 50

y = 0,09(45)+ 166,2 y = bx + a
y = 170,25 y = 0,09(50)+ 166,2
y = 170,7

53
Percobaan II (Lensa Gabungan )
No S1 S2 d S1’ S2’
1 6 20 14 44 30

BAB V
TUGAS AKHIR
1. Buatlah grafik antara S S’ terhadap S+S’ dan hitunglah jarak fokusnya dan
kuat lensanya.
2. Hitung indeks bias lensa masing-masing lensa.
3. Berilah kesimpulan dari percobaan yang dilakukan.

1.
Grafik S.S' Terhadap S+S'
250

200

150 Y-Values

100

50

0
25 30 35 40 45 50 55
Jarak fokus:
F Y/
1 X 144/30 4,8
F Y/
2 X 150/35 4,2
FP Y/ 1/P=1/ 1/ 0,19862
31 X S'+1/S
175/40 P=1/6,4+1/23,6
4,3 3
FP Y/ 1/P=1/ 1/ 0,20385
Kuat 42 X S'+1/S
200/45 P=1/5,9+1/29,1
4,4 6 Lensa:
FP Y/ 1/P=1/ 1/ 0,20165
53 X S'+1/S
225/50 P=1/5,8+1/34,2
4,5 54 4
P 1/P=1/ 1/ 0,20088
4 S'+1/S P=1/5,7+1/39,3 4
P 1/P=1/ 1/ 0,20109
5 S'+1/S P=1/5,6+1/44,4 4
2. indeks bias tidak dapat dihitung karena pada saat percobaan jari-jari lensa
tidak diketahui.

3. Jarak dari benda ke lensa (S+) selalu sama walaupun jarak dari benda ke
layar diperbesar. Jarak dari lensa ke benda selalu berubah dalam
pengukuran jarak keadaan bayangan harus terlihat jelas dan nyata.

BAB VI
KESIMPULAN

Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap cahaya yang masuk ke lensa


dapat dipantulkan dengan jelas tergantung dari jarak lensa terhadap benda
maupun jumlah lensa. Jarak dari benda ke lensa selalu sama walaupun
jarak dari benda ke layar di perbesar. Jarak dari lensa ke benda selalu
berubah.

55
DAFTAR PUSTAKA

56

Anda mungkin juga menyukai