Anda di halaman 1dari 28

TUGAS KELOMPOK

FISIKA TEKNIK

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Disusun oleh :
Kelompok 2

AZRIL DESFRIANDRA 5213250005


BINTANG HERLAMBANG 5213250008
CHENTYA ANGEL PURNAMA WIJAYA 5213250042
CHRISTIAN GULTOM 5211250009
DAVID MORGAN SARAGIH 5213550004
DENI TRI HIDAYAT 5212250004
FAHRU RAZIDDIN TANJUNG 5213550036
ZAHRA PUTRIANA SUSATIO 5211250012

Dosen Pengampu :
ABDUL RAIS, S.Pd., S.T., M.Si.

FAKULTAS TEKNIK PRODI S1 TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "Kesetimbangan Benda
Tegar". Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abdul Rais selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Fisika Teknik yang telah membantu penulis dalam mengerjakan
makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
berkontribusi.
Makalah ini menyajikan penjelasan tentang kesetimbangan benda tegar untuk
meperdalam pemahaman terkait meteri mata kuliah saat ini. Kami menyadari ada
kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi
perbaikan makalah kami. Kami juga berharap semoga makalah ini mampu memberikan
pemahaman dan pengtahuan terhadap pembaca.

Medan, November 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................... 4
1.2. Tujuan Pembuatan makalah..................................................................................................... 4
1.3. Manfaat pembuatan makalah .................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 5
2.1. Pengertian Kesetimabangan Benda Tegar ..................................................................... 5
2.2. Syarat-syarat Benda Tegar ................................................................................................... 5
2.3. Jenis-Jenis Kesesetimbangan Benda Tegar .................................................................... 8
2.4. Momen Kopel .......................................................................................................................... 10
2.5. Titik Berat ................................................................................................................................. 11
2.6. Torsi ............................................................................................................................................ 13
2.7. Arah Torsi.................................................................................................................................. 16
2.8. Penerapan kesetimbangan benda tegar dalam kehidupan.................................... 17
2.9. Penjelasan penerapan Kesetimbangan Benda Tegar Dalam Teknik Sipil ........ 21
2.10. Contoh – contoh soal kesetimbangan benda tegar ................................................. 22
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................................... 26
3.1. KESIMPULAN ....................................................................................................................... 26
3.2. SARAN .................................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................... 28
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Konsep kesetimbangan benda tegar merupakan pengetahuan dasar yang sangat
penting dan mempunyai banyak penerapan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
pada bidang teknik.Pemahaman dan perhitungan mengenai gaya-gaya yang bekerja pada
benda yang berada dalam keadaan setimbang statis sangat penting, khususnya bagi para
ahli teknik (arsitek atau insinyur).Dalam merancang sesuatu, baik gedung, jembatan,
kendaraan, dll, para arsitek atau insinyur juga memperhitungkan secara saksama, apakah
struktur suatu bangunan, kendaraan, jembatan dll, mampu menahan gaya-gaya yang
bekerja padanya sehingga tidak terjadi kesalahan konstruksi pada pembangunan yang
mengakibatkan bangunan tersebut mengalami kemiringan maupun ambruk.

1.2. Tujuan Pembuatan makalah


1. Untuk memahami konsep kesetimbangan benda tegar
2. Untuk mengetahui penenraopan kesetimbangan benda tegar dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam dunia teknik sipil.
3. Memamhami dan menyelesaikan contoh-contoh soal kesetimbangan benda tegar

1.3. Manfaat pembuatan makalah


1. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kesetimbangan benda tegar
2. Mahasiswa mendapatkan wawasan mengenai penerapan kesetimbangan benda
tegar dalam kehidupan
3. Mahasiswa mampu menyelesaikan soal-soal terkait kesetimbangan benda tegar
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kesetimabangan Benda Tegar

Benda tegar adalah suatu benda yang bentuknya tidak berubah saat diberi
gaya dari luar. Benda dianggap sebagai suatu titik materi yang ukurannya bisa
diabaikan. Hal itu berlaku jika benda dimasukkan dalam sistem partikel. Itulah
mengapa, semua gaya yang bekerja pada benda tersebut hanya dianggap bekerja
pada titik materi yang menyebabkan terjadinya gerak translasi (∑F = 0)
Keseimbangan benda tegar adalah kondisi di mana momentum suatu benda
bernilai nol. Artinya, jika awalnya suatu benda diam, benda tersebut akan cenderung
untuk diam.

2.2. Syarat-syarat Benda Tegar

Syarat pertama kesetimbangan benda tegar

Hukum II Newton menyatakan bahwa jika resultan gaya yang bekerja pada
sebuah benda (benda dianggap sebagai partikel) tidak sama dengan nol maka benda
akan bergerak dengan percepatan konstan di mana arah gerakan benda sama dengan
arah resultan gaya. Jika resultan gaya bernilai nol maka benda diam atau benda
bergerak dengan kecepatan konstan.

Ketika sebuah benda diam atau bergerak dengan kecepatan konstan, benda tidak
mempunyai percepatan (a). Karena percepatan (a) = 0 maka persamaan di atas
berubah menjadi :

Persamaan ini dapat diuraikan ke dalam komponennya pada sumbu x, sumbu y dan
sumbu z.
Jika gaya-gaya bekerja pada arah horisontal saja maka digunakan persamaan 1.
Jika gaya-gaya bekerja pada arah vertikal saja maka digunakan persamaan 2. Jika
gaya-gaya bekerja pada suatu bidang (dua dimensi) maka digunakan persamaan 1
dan 2. Jika gaya-gaya bekerja pada suatu ruang (tiga dimensi) maka digunakan
persamaan 1, 2 dan 3.

Gaya merupakan besaran vektor, gaya mempunyai besar dan arah. Dengan mengacu
pada koordinat kartesius (sumbu x, y dan z) dan sesuai dengan ketetapan, jika gaya
searah dengan sumbu x negatif (ke kiri) atau gaya searah sumbu y negatif (ke bawah)
maka gaya bertanda negatif. Sebaliknya jika gaya searah dengan sumbu x positif (ke
kanan) atau gaya searah sumbu y positif (ke atas) maka gaya bernilai positif.

Contoh 1.

Keterangan gambar :
F = gaya tarik,
fg = gaya gesek,
N = gaya normal,
w = gaya berat,
m = massa,
g = percepatan gravitasi.

Benda sedang diam karena jumlah semua gaya yang bekerja pada benda sama
dengan nol. Tinjau setiap gaya yang bekerja pada benda.
Gaya yang bekerja pada arah horisontal (sumbu x) :

Gaya tarik (F) dan gaya gesek (fg) mempunyai besar yang sama tetapi arahnya
berlawanan. Arah gaya tarik ke kanan atau searah sumbu x positif (gaya bertanda
positif), sebaliknya arah gaya gesek ke kiri atau searah sumbu x negatif (bertanda
negatif). Karena besar kedua gaya sama (diwakili oleh panjang panah yang sama) dan
arah kedua gaya berlawanan maka jumlah kedua gaya ini sama dengan nol. Gaya yang
bekerja pada arah vertikal (sumbu y) :

Pada komponen vertikal (sumbu y) terdapat gaya berat (w) dan gaya normal (N).
Arah gaya berat tegak lurus menuju pusat bumi atau searah sumbu y negatif (gaya
bertanda negatif), sedangkan gaya normal searah sumbu y positif (gaya bertanda
positif). Besar kedua gaya ini sama tetapi arahnya berlawanan maka kedua gaya
saling melenyapkan.
Benda pada contoh di atas sedang diam karena resultan gaya yang bekerja pada
benda, baik pada sumbu horisontal maupun sumbu vertikal sama dengan nol.

Contoh 2.

Gaya berat dan gaya normal yang bekerja pada benda ini tidak digambarkan
karena kedua gaya ini saling menghilangkan. Jika pada kedua ujung benda dikerjakan
gaya F seperti ditunjukan pada gambar. Besar kedua gaya sama tetapi berlawanan
arah. Apakah benda akan tetap diam ?
Untuk membantumu memahami hal ini, letakan sebuah buku di atas meja. Pada
mulanya buku diam karena resultan gaya pada buku bernilai nol. Selanjutnya,
kerjakan gaya pada kedua sisi buku, seperti dperlihatkan pada gambar. Jika pada
ujung buku dikerjakan gaya yang besar dan arahnya seperti diperlihatkan pada
gambar maka hal ini sama saja dengan buku diputar dan tentu saja buku akan
berputar atau berotasi. Buku berotasi karena ada momen gaya yang ditimbulkan
oleh gaya F. Sumbu rotasi terletak di tengah-tengah buku. Jika tidak ada gaya gesek
yang bekerja pada benda maka resultan momen gaya adalah jumlah momen gaya
yang dihasilkan oleh kedua gaya F. Arah rotasi benda searah dengan putara jarum
jam sehingga kedua momen gaya bernilai negatif.

Syarat kedua kesetimbangan benda tegar


Berdasarkan contoh 2 di atas dapat disimpulkan bahwa jika resultan
momen gaya pada sebuah benda tidak bernilai nol (benda dianggap sebagai benda
tegar) maka benda akan berotasi.

Agar benda tidak berotasi (benda tidak bergerak) maka resultan momen gaya
harus bernilai nol. Ketika sebuah benda tidak berotasi maka benda tidak mempunyai
percepatan sudut. Karena percepatan sudut sama dengan nol maka persamaan di
atas berubah menjadi :

2.3. Jenis-Jenis Kesesetimbangan Benda Tegar

Kesetimbangan benda tegar secara kondisi objeknya dapat dibagi menjadi


beberapa jenis antara lain:

1. Kesetimbangan Stabil
Kesetimbangan stabil atau mantap adalah kesetimbangan yang apabila
dipengaruhi gaya akan kembali ke posisi semula, begitu gaya dihilangkan.
Gambar berikut menunjukkan sebuah bola yang tergantung bebas pada sebuah
tali.

Kesetimbangan Stabil Suatu Benda


Jika bola digerakkan atau diberi gaya kemudian dihilangkan, maka bola akan
segera kembali ke posisi semula. Kesetimbangan stabil ditandai dengan naiknya
kedudukan titik berat benda jika dipengaruhi gaya.

2. Kesetimbangan Labil
Kesetimbangan labil adalah kesetimbangan yang terjadi pada benda yang
apabila dipengaruhi gaya tidak kembali ke posisi semula. Gambar berikut
menunjukkan sebuah bola yang tergantung di atas tongkat.

Kesetimbangan Labil Suatu Benda

Jika bola digerakkan atau diberi gaya kemudian dihilangkan, maka bola tidak
akan kembali ke posisi semula. Kesetimbangan labil ditandai dengan turunnya
kedudukan titik berat benda jika dipengaruhi gaya.

3. Kesetimbangan Netral
Kesetimbangan netral atau indeferen adalah kesetimbangan yang terjadi pada
benda yang apabila dipengaruhi gaya akan mengalami perubahan posisi, tetapi
tidak mengalami perubahan titik berat. Gambar berikut menunjukkan sebuah bola
yang berada pada lantai mendatar.

Kesetimbangan Netral Benda


Jika bola diberi gaya kemudian dihilangkan, maka bola akan bergerak dan
diam pada posisi yang berbeda. Kesetimbangan netral ditandai dengan tidak
adanya perubahan (naik atau turunnya) kedudukan titik berat benda.

2.4. Momen Kopel

Momen kopel adalah pasangan gaya yang besarnya sama, tetapi


berlawanan arah. Kopel yang bekerja pada suatu benda akan menyebabkan
terbentuknya momen kopel. Secara matematis, momen kopel dirumuskan
sebagai berikut.

Keterangan:
M = momen kopel (Nm);
F = gaya (N);
d = panjang lengan gaya (m).
Oleh karena memiliki besar dan arah, maka momen kopel termasuk dalam
besaran vektor. Cara termudahnya dengan membuat perjanjian tanda seperti
berikut.
Momen kopel bernilai negatif jika berputar searah putaran jarum jam.
Momen kopel bernilai positif jika berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Jika
beberapa momen kopel bekerja pada suatu bidang, persamaannya menjadi:

Seorang sopir bus selama menjalankan busnya sering memberikan kopel pada stir
bus agar jalannya bus dapat teratur. Apakah yang dimaksud kopel? Kopel adalah
pasangan dua buah gaya yang sama besar, sejajar dan berlawanan arah. Kopel
penyebab sebuah benda berotasi.

Momen kopel merupakan hasil kali vektor antara vektor gaya dan vektor lengan
gaya.
2.5. Titik Berat

Titik berat benda merupakan sebuah titik dimana berat keseluruhan benda
terpusat pada titik tersebut. Titik ini dapat berada dalam benda atau di sekitar
benda itu sendiri. Dengan kata lain titik berat adalah titik tangkap dari semua gaya
yang bekerja.
Titik berat benda muncul pada benda tegar, yang merupakan susunan dari
banyak partikel, dimana gaya gravitasi bekerja pada tiap-tiap partikel penyusun
benda tersebut. Sehingga, berat tiap partikel penyusun berkontribusi pada
resultan berat benda. Gambar di bawah merupakan ilustrasi dari kontribusi
partikel-partikel penyusun benda kepada resultan gaya berat benda tersebut.

Untuk benda yang bersifat homogen (seluruh partikel penyusun benda sifatnya
sejenis) dengan bentuk simetris, titik berat benda memiliki letak yang sama dengan
titik pusat massa benda seperti yang digambarkan dengan diagram berikut.

Rumus titik berat.


rumus tersebut diatas dapat juga diturunkan seperti pada dibawah ini. Dan untuk
benda yang berbentuk dua dimensi dan tiga dimensi

Contoh soal
1. Tentukan titik berat dari dua benda berikut ini !

Pembahasan
Untuk titik berat dari bangun yang pertama, dengan melihat sekilas maka akan
dapat ditebak bahwa kordinat titik beratnya itu x,y = (2,1) cm . Namun apabila kita
menggunakan rumus yang diatas tadi maka akan diperoleh
Jadi, kordinat yang diperoleh dari rumus diperoleh hasil yang sama yaitu (2,1) cm

2. Selanjutnya mari kita kerjakan gambar bagian kedua. Untuk lebih memudahkan
menentukan titik berat dari bangun seperti itu maka dibagi kedalam bagian-
bagian yang dapat dengan mudah ditentukan titik beratnya. Untuk contoh ini
dibagi kedalam bangun I dan bangun II

Jadi, koordinat dari bangun kedua tersebut adalah (x, y) = (2.33 , 1.67 ) cm

2.6. Torsi

Torsi (twist) atau momen puntir adalah momen yang bekerja terhadap
sumbu longitudinal balok/elemen struktur.Torsi dapat terjadi karena adanya beban
eksentrik yang bekerja pada balok tersebut.Selain itu,pada umumnya torsi dijumpai
pada balok lengkung atau elemen struktur portal pada ruang.
Gambar 1.1 Hubungan antara T (Torsi), F (gaya), dan r (jarak)

Pada kasus-kasus tertentu, pengaruh torsi lebih menentukan dalam perencanaan


elemen struktur jika dibandingkan dengan pengaruh beban-beban yang lain,
misalnya : torsi pada kantilever (gambar(b)) atau torsi pada kanopi (gambar(d)).

Dalam ilmu fisika torsi di rumuskan dengan T = F x r dimana T (Torsi), F (Gaya), r


(jarak). Yang artinya Gaya dikali dengan jarak yang ditunjukkan dalam satuan Kg.m
(Kg/m), Kg.cm (Kg/cm), atau N.m (N/m).

Gambar 1.2 Hubungan antara T (Torsi), F (gaya), dan r (jarak)

Di dalam ilmu fisika, gaya adalah kemampuan dorong atau kemampuan tarik yang
dapat menyebabkan sebuah objek dengan massa tertentu untuk bergerak atau
berpindah tempat. Adapun gaya yang bekerja adalah gaya normal (gaya yang tidak
dipengaruhi oleh gaya gravitasi maupun gaya gesek).

Besarnya torsi tergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu
putaran dan letak gaya. Mari kita tinjau sebuah batang dengan salah satu ujungnya
berupa engsel tetapi masih bisa bergerak memutar. Misalnya ujung yang dipatri
adalah ujung yang kita letakan di titik (0,0,0) dan ujung satunya merupakan ujung
yang bebas adalah ujung satunya. Batang kita letakan pada sumbu x. Pada benda
dengan salah satu ujungnya berupa engsel sehingga tidak dapat bertranslasi tapi bisa
berotasi. Diberi gaya dengan berbagai arah. Ditunjukkan juga skema gaya dan
posisinya sebagai berikut.

a. arah r sejajar dengan arah F,


b. arah r tegak lurus dengan arah F,
c. arah r membentuk sudut θ terhadap F.

Jika gaya yang kita berikan sejajar dengan arah batang ternyata batang tidak
berotasi. Kita dapat melihat skema pada pada gambar a diatas. Jika arah gaya tegak
lurus maka batang akan berotasi. Seperti yang ditunjukkan gambar b diatas.

Bagaimana kalau gaya membentuk sudut θ yang besarnya sembarang dengan


batang? Jika gaya membentuk sudut sembarang terhadap batang, benda akan
berotasi tetapi percepatan sudut yang dihasilkan akan berbeda dengan jika sudutnya
tegak lurus. Hal itu ditunjukkan pada gambar c diatas. Perhatikanlah arah putaran
akan barlawanan bila gaya yang diberikan berlawanan arah.

Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor. Torsi adalah
hasil per silang antara vektor posisi r dengan gaya F, dapat dituliskan

besarnya torsi adalah :


Pada batang di atas vektor r adalah vektor yang berawal di ujung batang yang dipatri
dan berujung atau berarah di ujung yang lainnya. Bila gaya tegak lurus maka θ = 90
sehingga nilai sin θ = 1. Torsi yang dilakukan pada batang maksimal. Bila sejajar
dengan , maka nilai sin θ = 0 sehingga besarnya torsi 0 dan batang tidak berotasi.
Besar torsi dapat kita tuliskan sebagai :

dengan l =r sin θ

2.7. Arah Torsi

Ada dua cara yang bisa kita gunakan sebagai acuan untuk menentukan arah dari
torsi atau momen gaya, yakni kaidah tangan kanan dan putaran sekerup. Sekarang
perhatikan gambar di bawah ini.

Untuk kaidah tangan kanan (gambar (a)), arah jari - jari yang digenggam
merupakan arah lengan gaya, dan putaran jari merupakan arah gaya. Arah yang
ditunjukkan oleh ibu jari merupakan arah momen gaya. Jika momen gaya mengarah
ke atas maka momen gayanya bertanda positif, sedangkan jika momen gaya
mengarah ke bawah maka momen gayanya bertanda negatif. Jika mengarah
menjauhi pembaca maka momen gayanya bertanda negatif dan jika mengarah
mendekati pembaca maka momen gayanya bertanda positif. Bagaimana jika arahnya
rotasinya searah dengan putaran jarum jam atau sebaliknya?
Dengan menggunakan aturan tangan kanan kita juga bisa menentukan arah dari
torsi tersebut. Misalkan kita membuat rotasi dari benda atau objek searah dengan
putaran jarum jam maka ibu jari kita akan mengarah menjauhi dari pembaca maka
tanda torsinya negatif, sedangkan jika arah putarannya berlawanan jarum jam maka
ibu jari kita akan mengarah pembaca maka torsinya bertanda positif.
Selain dengan menggunakan kaidah atau aturan tangan kanan, untuk menentukan
arah torsi dapat kita gunakan aturan sekrup, seperti gambar (b). Jika putaran
sekerupnya menyebabkan sekerup mengarah menjauhi pembaca atau menuju ke
dalam maka torsinya akan bertanda negatif, sedangkan jika putaran sekerup
menyebabkan sekerup mengarah pembaca atau keluar maka torsinya akan bertanda
positif. Sekarang kita akan menentukan arah torsi yang arah putarannya serah jarum
jam. Hal ini dapat kita contohkan pada saat memasang sekerup di tembok atau di
dinding. Jika kita ingin memasukan sekerup ke tembok atau dinding maka putaran
sekerup harus searah jarum jam. Jika ingin melepaskan sekerup di dinding atau
tembok maka sekerup tersebut harus diputar berlawanan dengan arah putaran
jarum jam.

2.8. Penerapan kesetimbangan benda tegar dalam kehidupan

1. Pemain akrobat
Pemain akrobat yang berjalan diatas tali dengan membawa tongkat yang
panjang. Pemain ini memegang tongkat tepat di tengah-tengah. Akibatnya, gaya
berat tongkat tongkat pada setiap sisi sama besar. Gaya ini menimbulkan momen
gaya pada sumbu putar (Tubuh pemain akrobat) sama besar dengan arah
berlawanan sehingga terjadi keseimbangan rotasi. Ini menyebabkan pemain lebih
mudah berjalan diatas tali.
2. Menara Pisa
Menara Pisa yang miring masih tetap berdiri selama berabad-abad walaupun
dalam keadaan miring. Mengapa menara tersebut tidak jatuh? Garis yang di tarik dari
pusat massa menara masih jatuh pada alasnya sehingga menara berada dalam
keadaan stabil (seimbang).

3. Petani memikul keranjang buah


Petani memikul keranjang buah yang dihubungkan dengan sebuah bambu.
Akibatnya gaya berat bambu pada setiap sisi sama besar. Gaya ini menimbulkan
momen gaya pada sumbu putar (Tubuh petani) sama besar dengan arah berlawanan
sehingga terjadi keseimbangan rotasi. Ini menyebabkan petani lebih mudah
membawa keranjangnya.
4. Jembatan lengkung
Jembatan lengkung adalah jembatan yang konstruksinya berbentuk busur
setengah lingkaran dan memiliki struktur ringan dan terbuka. Rentang maksimum
yang dapat dicapai oleh jembatan ini adalah sekitar 900m. Pada jembatan lengkung
ini berat jembatan serta beban yang ditanggung oleh jembatan (dari kendaraan dan
orang yang melaluinya) merupakan gaya-gaya yang saling berpasangan membentuk
tekanan. Oleh karena itu, selain menggunakan baja jembatan jenis ini dapat
menggunakan batuan-batuan sebagai material pembangunnya. Desain busur
jembatan menghasilkan sebuah gaya yang mengarah ke dalam dan ke luar pada
dasar lengkungan busur

5. Pada Lampu Lalu Lintas


Lampu lalu lintas termasuk dalam benda tegar karena pengaruh gaya dan
torsi sama dengan nol. Hal itu dapat di buktikan dari gambar berikut ini. Yakni gaya
berat dari W1 dan W0 disamakan oleh gaya dari fs dan gaya T (tegang tali). Gaya W1
dan W0¬ yang arahnya ke bawah searah jarum jam (CW) disamakan oleh gaya fs dan
gaya T yang arahnya keatas berlawanan jarum jam ( CCW ).
6. Jembatan gantung
Jembatan gantung adalah jenis konstruksi jembatan yang menggunakan
kabel-kabel baja sebagai penggantungnya, dan terentang di antara menara-menara.
Setiap ujung kabel-kabel penggantung tersebut ditanamkan pada jangkar yang
tertanam di pinggiran pantai. Jembatan gantung menyangga bebannya dengan cara
menyalurkan beban tersebut (dalam bentuk tekanan oleh gaya-gaya) melalui kabel-
kabel baja menuju menara penyangga. Kemudian, gaya tekan tersebut diteruskan
oleh menara penyangga ke tanah. Jembatan gantung ini memiliki perbandingan
antara kekuatan terhadap berat jembatan yang paling besar, jika dibandingkan
dengan jenis jembatan lainnya. Oleh karena itu, jembatan gantung dapat dibuat lebih
panjang, seperti Jembatan Akashi-Kaikyo di Jepang yang memiliki panjang rentang
antarmenara 1780 m.
Dalam benda tegar, ukuran benda tidak diabaikan. Sehingga gaya-gaya yang
bekerja pada benda hanya mungkin menyebabkan gerak translasi dan rotasi
terhadap suatu poros. Pada benda tegar di kenal titik berat.

7. Pada layar LCD gantung


Syarat suatu benda berada dalam keadaan setimbang adalah jika jumlah
momen gaya atau torsi sama dengan nol. Sama halnya dengan layar lcd gantung,
Momen gaya atau torsi dilambangkan dengan simbol τ (baca: Tau) dengan satuan
Nm (baca: Newton meter). Torsi adalah tenaga putar, yaitu kemampuan gaya F untuk
memutar benda pada poros sejauh R.
Kesetimbangan artinya keadaan benda tidak ada gaya atau torsi yang bekerja
atau resultannya nol. Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan
karena pengaruh gaya dan torsi.
2.9. Penjelasan penerapan Kesetimbangan Benda Tegar Dalam Teknik Sipil

Kesetimbangan benda tegar memainkan peranan sangat penting dalam


kontruksi bangunan-bangunan. Sebagai contoh, sistem sebuah jembatan yang
menggunakan tiang-tiang penyangga semata-mata untuk untuk membagi berat
beban agar tidak betumpu pada satu titik. Semakin banyak tiang penumpu maka
beban yang dialami oleh jembatan akan semakin kecil.
Prinsip kesetimbangan benda tegar menyatakan bahwa benda-benda dalam
keadaan setimbang ketika jumlah gaya-gaya yang bekerja padanya bernilai nol.
Pada pembahasan mengenai aksi reaksi, tiap gaya aksi yang diberikan beban
kepada tumpuan akan dibalas oleh tumpuan dengan gaya reaksi yang besarnya
sama namun berlawanan arah sudah membuktikan bahwa prinsip kesetimbangan
benda tegar teraplikasikan pada jembatan. Namun, ada elemen struktur lain yang
menggunakan prinsip kesetimbangan benda tegar. Elemen struktur tersebut adalah
rangka batang (truss). Rangka batang dibuat berbentuk segitiga dengan
berbagai macam pola, hal ini dimaksud agar tidak ada gaya geser dari beban
yang bekerja.
Prinsip Kesetimbangan benda tegar diaplikasikan untuk menghitung
tegangan dan tarikan dari batang batang dari rangka batang jembatan tersebut.
Dalam ilmu teknik sipil, metode analisis gaya-gaya batang ini disebut dengan
metode titik buhul (joint) yang dipelajari dalam mata kuliah Analisis Struktur Dasar.
Berikut adaalah gambar model rangka batang jembatan

2.10. Contoh – contoh soal kesetimbangan benda tegar

1.

Tentukan titik berat bangun diatas

Penyelesaian :

Jika diuraikan maka gambar bangunnya menjadi seperti berikut


berdasarkan rumus titik berat, diperoleh :

Jadi , koordinat titik berat bangun tersebut adalah (2,45:3,27)

2. Sebuah batang homogen AC dengan panjang 4 cm dan massanya 50 kg. Pada


ujung C digantung beban yang massanya 20 kg. Batang ditahan oleh tali T
sehingga sistem seimbang. Jika jarak BC= 1m, maka hitunglah tegangan tali T!
Penyelesaian :

Berlaku syarat kesetimbangan benda tegar, yaitu :

Jadi, tegangan yang bekerja pada tali adlah 1200 N

3. Pada sistem kesetimbangan benda seperti pada gambar di samping, panjang AB


= 80 cm, AC = 60 cm, dan berat 18 N. Jika ujung batang digantungkan beban 3 N,
maka tegangan pada tali adalah …

Penyelesaian :
Στ = 0

T . Sin θ .r = Wbatang. r + Wbeban . r

T . 0,6 . 0,8 = 18 . 0,4 + 30 . 0,8

T . 0, 48 = 31,2

T = 65 N

Jadi, tegangan tali pada sistem tersebut adalah 65 N


4. Suatu sistem dirangkai seperti gambar di samping. Jika sistem dalam keadaan
setimbang, maka besarnya gaya F adalah ….

Penyelesaian :

5. Batang homogen 100N dipakai sebagai tuas. Lihat gambar dibawah. Dimanakah
harus dipasang penyangga agar beban 500N pada ujung yang satu dapat
diimbangi dengan beban 200N pada ujung yang lain? Carilah beban pada
penyangga.

W = 100N

F1 = 500N

F2 = 200N

Penyelesaian :

∑τ = 0

x 200 sin (900) + (x-L/2) 100 sin (900) – (L-x) 500 sin (900) = 0

200x + 100x – 50L – 500L + 500x = 0

x = 0.69L dari ujung kiri Beban S yang menekan pada penyangga dapat dihitung
dengan persamaan :

∑Fy = 0

S-200N – 100N – 500N = 0

S = 800N
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
1. Pengertian Kesetimbangan Benda Tegar benda tegar adalah benda yang tidak
mengalami perubahan karena pengaruh gaya dan torsi.
2. Syarat-syarat Benda Tegar yang pertama total gaya yang bekerja pada benda sama
dengan nol dan yang kedua total momen gaya (torsi) sama dengan nol. Adapun
jenis-jenis kesetimbangan benda tegar, yaitu kesetimbangan stabil
kesetimbangan stabil atau mantap, kesetimbangan labil kesetimbangan,
kesetimbangan netral atau indeferen.
3. Titik berat benda muncul pada benda tegar, yang merupakan susunan dari banyak
partikel, dimana gaya gravitasi bekerja pada tiap-tiap partikel penyusun benda
tersebut.
4. Torsi Torsi (twist) atau momen puntir adalah momen yang bekerja terhadap
sumbu longitudinal balok/elemen struktur.Torsi dapat terjadi karena adanya
beban eksentrik yang bekerja pada balok tersebut.Selain itu,pada umumnya torsi
dijumpai pada balok lengkung atau elemen struktur portal pada ruang.
5. Pada kasus-kasus tertentu, pengaruh torsi lebih menentukan dalam perencanaan
elemen struktur jika dibandingkan dengan pengaruh beban-beban yang lain
Dalam ilmu fisika torsi di rumuskan dengan T = F x r dimana T (Torsi), F (Gaya), r
(jarak).
6. Arah Torsi Ada dua cara yang bisa kita gunakan sebagai acuan untuk menentukan
arah dari torsi atau momen gaya, yakni kaidah tangan kanan dan putaran sekerup.
Jika momen gaya mengarah ke atas maka momen gayanya bertanda positif,
sedangkan jika momen gaya mengarah ke bawah maka momen gayanya bertanda
negatif.
7. Penerapan kesetimbangan benda tegar dalam kehidupan sehari-hari cukup
banyak ditemui seperti pemain akrobat, petani memikul keranjang buah, layar
LCD gantung. Adapun dalam teknik sipil atau konstruksi seperti jembatan gantung
dan lengkung, menara pisa, dll
3.2. SARAN
Makalah ini bisa menjadi referensi untuk para pengajar dan pelajar sebagai
bahan pembelajaran mengenai materi kesetimbangan benda tegar. Makalah ini cukup
lengkap dari segi pembahasannya. Namun untuk latihan soal mungkin bisa mencari
referensi lain yang lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Alexander San Lohat, S. (n.d.). Contoh soal kesetimbangan benda tegar. Retrieved from
gurumuda.net: https://gurumuda.net/contoh-soal-kesetimbangan-benda-tegar.htm

Alexsander San Lohat, S. (n.d.). Syarat kesetimbangan benda tegar. Retrieved from gurumuda.net:
https://gurumuda.net/syarat-kesetimbangan-benda-tegar.htm

Bagus. (2021, September 6). Kesetimbangan Benda Tegar: Jenis, Rumus, Soal. Retrieved from Rumus
Pintar: https://rumuspintar.com/kesetimbangan-benda-tegar/

Ghani, A. (2021, June 19). Kesetimbangan Benda Tegar. Retrieved from Rumus Bilangan:
https://rumusbilangan.com/kesetimbangan-benda-tegar/

Hidayat. (2013, Januari). Momen Kopel – Penjelasan dan Rumus. Retrieved from bloqspot:
http://cpengertian.blogspot.com/2013/01/momen-kopel-penjelasan-dan-rumus.html?m=1

Jenis-Jenis Kesetimbangan pada Benda (Stabil, Labil dan Netral) . (20115, Desember 12). Retrieved
from sainsmini: https://sainsmini.blogspot.com/2015/12/jenis-jenis-kesetimbangan-pada-
benda.html

Keseimbangan Benda Tegar – Fisika Kelas 11 – Pengertian, Syarat, dan Contoh Soal. (n.d.). Retrieved
from Quipper Bloq: https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/keseimbangan-benda-
tegar-fisika-kelas-11/

Kesetimbangan Benda Tegar: Prinsip, Rumus, Contoh Soal dan Pembahasannya. (n.d.). Retrieved
from Saintif: https://saintif.com/kesetimbangan-benda-tegar/

novitasari, m. (2021, june 22). Penerapan Konsep Kesetimbangan Benda Tegar Dalam Kehidupan
Sehari-Hari. Retrieved from sciencenews:
https://sains.1001tutorial.com/2021/06/22/penerapan-konsep-kesetimbangan-benda-
tegar-dalam-kehidupan-sehari-hari/

Nur Aini, S. P. (n.d.). Titik Berat Benda: Pengertian – Rumus dan Contoh Soal. Retrieved from
HaloEdukasi: https://haloedukasi.com/titik-berat-benda

Pengantar Kesetimbangan Benda Tegar. (2012, January 26). Retrieved from Blog Pembelajaran Fisika
SMADDA: http://fisikasmadda-sby.blogspot.com/2012/01/pengantar-kesetimbangan-
benda-tegar.html?m=1

Putri, K. (n.d.). Beberapa Contoh Aplikasi Keseimbangan Statis Benda Tegar Dalam Kehidupan Sehari.
Retrieved from Scribd: https://www.scribd.com/document/438612409/Beberapa-contoh-
aplikasi-keseimbangan-statis-benda-tegar-dalam-kehidupan-sehari-docx

Titik Berat Benda Homogen. (n.d.). Retrieved from zenius:


https://www.zenius.net/prologmateri/fisika/a/453/titik-berat-benda-homogen

Anda mungkin juga menyukai