Anda di halaman 1dari 12

elasa, 06 Juni 2017

MAKALAH KESEIMBANGAN DAN TITIK BERAT

Tugas Individu : II
Mat Kuliah : Fisika
Nama Dosen : Drs. H.M. Bas’ha M.Pd
Kelas : 1C

OLEH KELOMPOK :
NAMA : IRFAN ( 10581 2421 15 )
RAHMAT HIDAYAT ( 10581 2438 15 )
NURHILAL ( 10581 2419 15 )

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI STRATA 1 SIPIL PENGAIRAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015/2016

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr,Wb .
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayahnya
sehingga, Alhamdulillah makalah ini dapat penulis selesaikan dengan judul materi
“keseimbangan dan titik berat“. Tak lupa pula kita kirimkan salam dan shalawat kepada
nabi Muhammad SAW, yang telah berhasil memperjuangkan agama islam yang mulia ini
beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen Drs. H.M. Arfah
Bas’ha M.Pd selaku dosen mata kuliah bahasa indonesia yang telah memberikan dan
mentrasferkan ilmunya kepada penulis dan teman-teman. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, karena adanya keterbatasan ilmu
pengetahuan yang kami miliki. Namun, demikian kami berharap semoga isi tugas ini dapat
benar-benar bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca umumnya. Selain itu
juga kami berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca demi terwujudnya
kesempurnaan tugas ini.
Wassalamualaikum Wr, Wb .

Makassar, November 2015


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 2
A. Keseimbangan Benda Tegar ................................................................... 2
B. Keseimbangan Partikel ........................................................................... 2
C. Keseimbangan Benda ............................................................................. 3
D. Jenis Keseimbangan ................................................................................ 4
E. Titik Berat Benda ................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ........................................................................................... 14
B. Saran ..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 16

C.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu contoh aplikasi titik berat adalah tim acrobat yang membentuk piramid,
lalu berjalan di atas tali yang terhubung dengan ketinggian 20 m. Untuk mengetahui sebab
tidak jatuhnya pemain acrobat itu, dapat pembaca mencari tahu dari materi yang kami bahas
Sejarah arsitektur telah melahirkan para pemikir dan perancang bangunan yang karyanya
sangat mengagumkan. Gabungan karya seni dan kekuatan yang kokoh menjadikan hasil
karya itu bertahan lama mengukir sejarah. Kekuatan yang menopang keindahan itu terletak
pada keseimbangan yang di rencanakan dengan baik. Pada pembahasan kali ini akan
mempelajari materi tentang keseimbangan benda tegar.
Dalam benda tegar, ukuran benda tidak diabaikan. Sehingga gaya-gaya yang bekerja
pada benda hanya mungkin menyebabkan gerak translasi dan rotasi terhadap suatu poros.
Pada benda tegar di kenal titik beratini.
B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud benda tegar ?

2. Apakah yang dimaksud dengan partikel ?

3. Apakah yang diaksud dengan keseimbangan benda ?

4. Apa saj jenis kesetimbangan ?

5. Apa yng dimaksud dengan titik berat benda ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kesetimbangan Benda Tegar


Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen
gaya sama dengan nol.
Kesetimbangan biasa terjadi pada :
1. Benda yang diam (statik), contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan
lain-lain.
2. Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh : gerak meteor di ruang hampa,
gerak kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-lain.
Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari luar.
Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi dua:
1. Kesetimbangan partikel
2. Kesetimbangan benda
B. Keseimbangan Partikel
Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak
translasi (tidak mengalami gerak rotasi) sehingga dapat digambarkan sebagai suatu titik
materi.
Semua gaya yang bekerja pada benda yang dianggap partikel hanya menyebabkan gerak
translasi ( benda tidak mengalami gerak rotasi).
Maka, syarat kesetimbangan partikel adalah jika resultan gaya luar yang bekerja pada
partikel tersebut sama dengan nol.
Dengan kata lain, suatu partikel dikatakan seimbang bila partikel tersebut tidak mengalami
percepatan ( α = 0 ) yang berarti benda tersebut tidak mengalami resultan gaya luar ( F = 0 )
Dalam keadaan seimbang, keadaan partikel dapat berada dalam keseimbangan statik
(diam) atau dalam keseimbangan mekanik ( bergerak lurus beraturan dengan v tetap )
Apabila terdapat 3 buah gaya yang bekerja pada suatu titik partikel dan partikel tersebut
berada dalam keadaan seimbang maka berlaku hubungan:
C. Keseimbangan Benda
Sebuah benda tegar berada dalam keseimbangan mekanis bila dilihat dari suatu kerangka
acuan inersial, jika :
a. percepatan linear pusat massanya sama dengan nol, apm = 0.
b. percepatan sudutnya sama dengan nol,  = 0.
Untuk vpm = 0 dan  = 0 disebut keseimbangan statik.
Bila apm = 0, maka Feks = 0. Untuk gaya-gaya dalam ruang ( 3 dimensi) diperoleh :
F1x + F2x + ... + Fnx = 0 atau  Fx = 0
F1y + F2y + ... + Fny = 0 atau  Fy = 0
F1z + F2z + ... + Fnz = 0 atau  Fz = 0
Bila  = 0, maka eks = 0 dan diperoleh
1x + 2x + ... + nx = 0 atau x = 0
1y + 2y + ... + ny = 0 atau y = 0
1z + 2z + ... + nz = 0 atau z = 0
Dalam kasus tertentu dimana gaya-gaya hanya terletak pada satu bidang, (misalkan bidang
xy) diperoleh :
F1x + F2x + ... + Fnx = 0 atau  Fx = 0
F1y + F2y + ... + Fny = 0 atau  Fy = 0
1z + 2z + ... + nz = 0 atau z = 0
z = 0 ini terhadap sembarang titik pada benda tegar tersebut.
D. Jenis keseimbangan
Ada tiga jenis kesetimbangan, yaitu :
a. Kesetimbangan stabil (kesetimbangan mantap)
Benda yang memiliki kesetimbangan mantap, jika diganggu dengan cara memberikan
gaya padanya, maka titik berat benda akan naik. Jika gaya itu dihilangkan, maka benda akan
kembali pada kesetimbangan semula.
Contoh: Keseimbangan pada suatu benda dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki
benda jika gangguan yang dialaminya menurunkan titik beratnya (energi potensialnya).
b. Kesetimbangan labil (kesetimbangan goyah)
Benda yang memiliki kesetimbangan labil, jika diganggu dengan cara memberikan gaya
padanya, maka titik berat benda akan turun. Jika gaya itu dihilangkan, maka benda tidak
dapat kembali pada kesetimbangan semula.
Contoh: Keseimbangan stabil dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki benda
jika gangguan yang dialaminya menaikkan titik beratnya (energi potensialnya).
c. Kesetimbangan netral (kesetimbangan indeferen)
Benda yang memiliki kesetimbangan mantap, jika diganggu dengan cara memberikan
gaya padanya, maka titik berat benda tidak naik maupun tidak turun. Jika gaya itu
dihilangkan, maka benda akan setimbang pada sembarang keadaan.
Contoh : Keseimbangan indiferen dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki
benda dimana jika gangguan yang dialaminya tidak menyebabkan perubahan titik beratnya
(energi potensialnya).
Konsep benda tegar
Benda tegar adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia Fisika untuk menyatakan
suatu benda yang tidak akan berubah bentuknya setelah diberikan suatu gaya pada benda
itu. Pada sebuah benda tegar, setiap titik harus selalu berada pada jarak yang sama dengan
titik-titik lainya.
Kesetimbangan benda tegar
Kesetimbangan terbagi dua yaitu :
1. Statik ( ∑F = 0 ; a = o )
2. Dinamik ( a = o ; v = konstan )
Benda tegar dikatakan berada dalam kesetimbangan statik jika jumlah gaya yang bekerja
pada benda itu sama dengan nol dan jumlah torsi terhatad sembarang titik pada benda tegar
itu sama dengan nol .
Kesetimbangan statik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu kesetimbangan stabil,
kesetimbangan labil, dan kesetimbangan indiferen ( netral ).
a. Keseimbangan Stabil
Keseimbangan stabil adalah keseimbangan yang dialami benda di mana apabila
dipengaruhi oleh gaya atau gangguan kecil benda tersebut akan segera ke posisi
keseimbangan semula. Ketika diberi gangguan kecil dan kemudian dihilangkan, kelereng
akan kembali ke posisi semula.
Keseimbangan stabil ditandai oleh adanya kenaikan titik benda jika dipengaruhi suatu
gaya.
b. Keseimbangan Labil
Keseimbangan labil adalah keseimbangan yang dialami benda yang apabila diberikan
sedikit gangguan benda tersebut tidak bisa kembali ke posisi keseimbangan semula. Pada
Gambar 6.15 menunjukkan sebuah kelereng yang ditempatkan di atas bidang cembung.
Ketika diberi gangguan kecil dan kemudian dihilangkan, kelereng tidak akan pernah kembali
ke posisi awalnya. Keseimbangan labil ditandai oleh adanya penurunan titik berat benda jika
dipengaruhi suatu gaya.
c. Keseimbangan Indeferen
Keseimbangan indeferen atau netral adalah keseimbangan yang dialami benda yang
apabila diberikan sedikit gaya maka benda tersebut tidak mengalami perubahan titik berat
benda.
Keseimbangan Dinamik yaitu keseimbangan yang terjadi pada benda ketika bergerak
dengan kecepatan konstan, dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
a. Keseimbangan Translasi adalah keseimbangan yang dialami benda ketika bergerak tanpa
mengalami percepatan linier (v= konstan, a= 0)
b. Keseimbangan Rotasi adalah keseimbangan yang dialami benda ketika bergerak dengan
kecepatan sudut konstan (ω= konstan, a= 0)
Keseimbangan Tiga Gaya secara sederhana diuraikan dengan menggunakan aturan sinus
dalam segitiga. Jika gaya-gaya yang bekerja pada sebuah titik berada dalam keadaan
seimbang F1 + F2 + F3 = 0
E. Titik berat benda
Titik berat benda dapat didefinisikan sebagai titik ketika gaya berat benda bekerja pada
benda atau titik tangkap gaya gravitasi yang bekerja pada benda.
a. Titik berat benda homogen yang bentuknya teratur terletak pada perpotongan diagonalnya
b. Titik berat benda gabungan dari benda-benda teratur bentuknya dapat ditentukan dengan
koordinat (X0 , Y0)
c. Untuk benda sembarang bentuknya,letak titik berat dapat ditentukan sebagai berikut.
d. Benda digantung, kemudian ditarik garis vertikal segaris dengan tali
e. Ulangi untuk ujung penggantung yang berbeda, kemudian tarik garis vertikal segaris
dengan tali
f. Perpotongan kedua garis tersebut merupakan titik berat benda

1) Momen Gaya
Momen gaya adalah suatu ukuran kefektifan sebuah gaya yang bekerja pada benda untuk
memutar benda tersebut terhadap titik poros tertentu. Besarnya momen gaya dapat dirumskan
dengan :
Besar momen gaya:
τ = F . L. sin ατ
ket:
F = besar gaya (N)
L= panjang lengan gaya (m)
τ = besar momen gaya (N.m)
α = sudut antara arah lengan gaya dan arah gaya
Jadi, Torsi atau Momen Gaya adalah hasil kali gaya dengan jarak suatu titik ke garis
kerja gaya .
Arah momen gaya memenuhi kaidah tangan kanan, dimana genggaman jari menyatakan
arah rotasi dan ibu jari sebagai arah momen gaya.
1. Arah momen gaya searah jarum jam diber tanda negative
2. Arah momen gaya berlawanan dengan arah jarum jam diberi tanda positif
2) Momen Inersial
Momen Inersia adalah hasil kali massa (m) dengan kuadrat jarak dari sumbu putar (r²).
Jika kuadrat jarak dari sumbu putar hanya satu dapat menggunakan rumus :
I = mr² (kg.m²)
Jika kuadrat jarak dari sumbu putar lebih dari satu dapat menggunakan rumus :
I = ∑mn . rn² (kg.m²)
= m₁.r₁² + m₂.r₂² + m₃.r₃² + m₄.r₄² + . . . . +mn.rn²

3) Momen Sudut
Arah kecepatan sebuah titik partikel yang melakukan gerak rotasi pada suatu titik
merupakan arah garis singgung di titik tersebut. Selama titik partikel melakukan gerak rotasi,
karena mempunyai massa dan kecepatan maka titik partikel tersebut mempunyai momentum.
Momentum yang dimiliki oleh titik partikel yang melakukan gerak rotasi disebut dengan
momentum sudut (momentum anguler), yang diberi lambang dengan L.
Besar dari momentum sudut dinyatakan dengan persamaan:
L= m . v . R
Ket:
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
R = jari-jari lintasan (m)
L= momentum sudut (kg m2/s)
Dari persamaan L= m . v . R didapat m . v = p (momentum linier)
Sehingga didapat:
L= p.R
Ket:
p = momentum partikel
R = vektor posisi partikel
Arah momentum sudut dapat dicari dengan aturan tangan kanan yaitu ketika kita
mengepalkan keempat jari kita dari arah R ke arah Pmaka arah ibu jari menunjukkan arah
momentum sudut L.

4) Hukum Kekekalan Momen sudut


Hukum Kekekalan Momentum Sudut
Dalam gerak linear kita telah mempelajari apabila tidak ada gaya dari luar sistem maka
momentum sudut total sistem adalah kekal, atau tidak berubah. Dari Persamaan momentum
sudut diatas tampak jika torsi pada suatu sistem adalah nol maka dL =0 atau perubahan
momentum sudutnya nol, atau momentum sudutnya kekal. Apabila τ = 0 maka L konstan,
merupakan hukum kekekalan momentum.
Sebagai contoh seorang penari balet berputar dengan kecepatan sudut w, momen
inersianya Im. Bila dia kemudian merentangkan kedua tangannya sehingga momen
inersianya menjadi Ia, berapa kecepatan sudut penari sekarang? Kita bisa menyelesaikan
dengan menggunakan hukum kekekalan momentum sudut. Pada penari tidak ada gaya dari
luar maka tidak ada torsi dari luar, sehingga momentum sudut kekal :
Lm = La
Lm ωm =Ia ωa
Penari merentangkan kedua tangannya maka momen inersianya menjadi bertambah. Ia >
Im maka kecepatan sudut penari menjadi berkurang.
\omega _{a}=\frac{I_{m}\omega _{m}}{I_{a}}
Prinsip ini juga dipakai pada peloncat indah. Saat peloncat meninggalkan papan memiliki
laju sudut ωo, terhadap sumbu horizontal yang melalui pusat massanya, sehingga dia dapat
memutar sebagian tubuhnya setengah lingkaran. Jika ia ingin membuat putaran 3 kali
setengah putaran, maka ia harus mempercepat laju sudut sehingga menjadi 3 kali kelajuan
sudut semula. Gaya yang bekerja pada peloncat berasal dari gravitasi, tetapi gaya gravitasi
tidak menyumbang torsi terhadap pusat massanya, maka berlaku kekekalan momentum sudut.
Agar laju sudutnya bertambah maka dia harus memperkecil momen inersia menjadi 1/3
momen inersia mula-mula dengan cara menekuk tangan dan kakinya ke arah pusat tubuhnya
sehingga terbantu dengan adanya momentum sudut dari gerakannya
5) Energi Kinetik Pada Benda Berotasi
Energi kinetik sebenarnya menggambarkan energi yang dimiliki sebuah benda bermassa
yang bergerak dengan kecepatan tertentu. Secara matematis, energi kinetik suatu benda
dinyatakan dengan persamaan :
EK = ½ mv2
Keterangan :
EK = energi kinetik
m = massa
v = kecepatan linear alias kecepatan
Catatan :
Dalam kehidupan sehari-hari, jarang sekali kita menjumpai benda yang selalu bergerak
sepanjang lintasan lurus. Sepeda motor atau mobil yang kita tumpangi juga tidak selalu
bergerak lurus, kadang belok kalau ada tikungan, kadang silih lubang-lubang yang bertebaran
di jalan. Btw, lintasan lurus itu hanya sebuah model yang kita pakai untuk membantu kita
menganalisis gerakan benda, biar lebih mudah.
Energi Kinetik Rotasi
Jika energi kinetik translasi merupakan energi yang dimiliki oleh benda-benda yang
bergerak pada lintasan lurus, maka energi kinetik rotasi merupakan energi yang dimiliki oleh
benda yang melakukan gerak rotasi. Bedanya, dalam gerak lurus kita menganggap setiap
benda sebagai partikel tunggal, sedangkan dalam gerak rotasi, setiap benda dianggap sebagai
benda tegar (Benda dianggap terdiri dari banyak partikel. Mengenai hal ini sudah gurumuda
jelaskan pada pokok bahasan momen inersia).
Persamaan energi kinetik rotasi mirip dengan rumus energi kinetik. Kalau dalam gerak
lurus, setiap benda (benda dianggap partikel tunggal) mempunyai massa (m), maka dalam
gerak rotasi, setiap benda tegar mempunyai momen inersia (I). Temannya massa tuh momen
inersia. Kalau dalam gerak lurus ada kecepatan, maka dalam gerak rotasi ada kecepatan
sudut. Secara matematis, energi kinetik rotasi benda tegar, dinyatakan dengan persamaan :
Persamaan Energi Kinetik Rotasi benda tegar yang sudah gurumuda tulis di atas,
sebenarnya bisa kita turunkan dari persamaan energi kinetik translasi. Sekarang pahami
penjelasan gurumuda ini ya…
Setiap benda tegar itu dianggap terdiri dari partikel-partikel. Untuk mudahnya perhatikan
ilustrasi di bawah.
Benda tegar bisa dianggap tersusun dari partikel-partikel. Pada gambar, partikel
diwakili oleh titik berwarna hitam. Partikel-partikel tersebar di seluruh bagian benda itu.
Jarak setiap partikel ke sumbu rotasi berbeda-beda. Pada gambar, sumbu rotasi diwakili
oleh garis berwarna biru.
Ketika benda tegar berotasi, semua partikel yang tersebar di seluruh bagian benda itu
juga berotasi. Ingat bahwa setiap partikel mempunyai massa (m). Ketika benda tegar berotasi,
setiap partikel itu juga bergerak dengan kecepatan (v) tertentu. Kecepatan setiap partikel
bergantung pada jaraknya dari sumbu rotasi. Semakin jauh sebuah partikel dari sumbu rotasi,
semakin cepat partikel itu bergerak (kecepatannya besar). Sebaliknya, semakin dekat partikel
dari sumbu rotasi, semakin lambat partikel itu bergerak (kecepatannya kecil). Untuk
membantumu memahami penjelasan gurumuda ini, silahkan mendorong pintu rumah.
Ketika kita mendorong pintu, pintu juga berotasi alias berputar pada sumbu. Engsel yang
menghubungkan pintu dengan tembok berfungsi sebagai sumbu rotasi. Nah, ketika pintu
berputar, bagian tepi pintu bergerak lebih cepat (kecepatannya lebih besar). Sebaliknya,
bagian pintu yang berada di dekat engsel bergerak lebih pelan (kecepatannya lebih kecil).
Jadi ketika sebuah benda berotasi, kecepatan (v) setiap partikel berbeda-beda, tergantung
jaraknya dari sumbu rotasi.
Karena setiap partikel mempunyai massa (m) dan kecepatan (v), maka kita bisa
mengatakan bahwa ketika sebuah benda tegar berotasi, semua partikel yang menyusun benda
itu memiliki energi kinetik (energi kinetik = energi kinetik translasi… total energi kinetik
semua partikel yang menyusun benda tegar = energi kinetik benda tegar. Secara matematis,
bisa ditulis sebagai berikut :
EK benda tegar = Total semua Energi Kinetik partikel
EK benda tegar = EK1 + EK2 + EK3 + …. + EKn
EK benda tegar = ½ m1v12 + ½ m2v22 + ½ m3v32 + …. + ½ mnvn2
Keterangan :
EK1 = ½ m1v12 = Energi Kinetik Partikel 1
EK2 = ½ m2v22 = Energi Kinetik Partikel 2
EK3 = ½ m3v32 = Energi Kinetik Partikel 3
Karena partikel yang menyusun benda tegar sangat banyak, maka kita cukup menulis
titik-titik (…..) EKn = ½ mnvn2 = Energi Kinetik partikel yang terakhir.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pertama, jika titik berat benda berada di bawah titik tumpuh, maka benda selalu berada
dalam keseimbangan stabil (benda masih bisa bergerak kembali ke posisi semula setelah puas
jalan-jalan). Contohnya adalah ketika sebuah benda digantung dengan tali. Untuk kasus
seperti ini, titik berat benda selalu berada di bawah titik tumpuh (titik tumpuh berada di
antara tali dan tiang penyanggah).
Kedua, jika titik berat benda berada di atas titik tumpuh, keseimbangan bersifat relatif.
Benda bisa berada dalam keseimbangan stabil, benda juga bisa berada dalam keseimbangan
labil/tidak stabil. Apabila setelah didorong, posisi benda masih bisa kembali ke posisi
semula (benda berada dalam keseimbangan stabil). Sebaliknya, apabila setelah didorong,
posisi benda tidak bisa kembali ke posisi semula. Benda akan terus berguling ria ke
kanan (benda berada dalam keseimbangan tidak stabil/labil)
Ketiga, keseimbangan benda sangat bergantung pada bentuk/ukuran benda. Benda yang
kurus dan langsing berada dalam keseimbangan tidak stabil jika posisi berdiri benda tersebut.
Alas yang menopang benda tidak lebar. Ketika disentuh sedikit saja, benda langsung
tumbang. Perhatikan posisi titik berat dan titik tumpuh. Sebaliknya, benda yang gemuk lebih
stabil. Alas yang menopang benda lumayan lebar. Setelah bergerak, titik beratnya masih
berada di sebelah kiri titik tumpuh, sehingga benda masih bisa kembali ke posisi semula.
Keempat, keseimbangan benda tergantung pada jarak titik berat dari titik tumpuh. Jika
posisi berdiri benda berada dalam keseimbangan tidak stabil. Angin niup dikit aja, benda
langsung berguling ria. bandingkan dengan contoh benda kurus sebelumnya.
Sebaliknya, jika posisi benda berada dalam keseimbangan stabil. Kata si benda, daripada
berdiri mending tridur saja. biar kalau ada tikus yang nabrak, diriku tidak ikut-ikutan
tumbang. Sekarang perhatikan jarak antara titik berat dan titik tumpuh. Ketika benda berdiri,
jarak titik berat dan titik tumpuh lumayan besar. Ketika benda tidur, jarak antara titik berat
dan titik tumpuh sangat kecil.
Kita bisa menyimpulkan bahwa keseimbangan benda sangat bergantung pada jarak titik
berat dari titik tumpuh. Semakin jauh si titik berat dari si titik tumpuh, keseimbangan benda
semakin tidak stabil. Sebaliknya, semakin dekat si titik berat dari si titik tumpuh,
keseimbangan benda semakin stabil.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada
umumnya

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Sri,”FISIKA 2”,Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta,2009.


Widodo, Tri,”Fisika 2” Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta,2009.
http://yokijayabustami.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai