Tugas Individu : II
Mat Kuliah : Fisika
Nama Dosen : Drs. H.M. Bas’ha M.Pd
Kelas : 1C
OLEH KELOMPOK :
NAMA : IRFAN ( 10581 2421 15 )
RAHMAT HIDAYAT ( 10581 2438 15 )
NURHILAL ( 10581 2419 15 )
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI STRATA 1 SIPIL PENGAIRAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015/2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr,Wb .
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayahnya
sehingga, Alhamdulillah makalah ini dapat penulis selesaikan dengan judul materi
“keseimbangan dan titik berat“. Tak lupa pula kita kirimkan salam dan shalawat kepada
nabi Muhammad SAW, yang telah berhasil memperjuangkan agama islam yang mulia ini
beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen Drs. H.M. Arfah
Bas’ha M.Pd selaku dosen mata kuliah bahasa indonesia yang telah memberikan dan
mentrasferkan ilmunya kepada penulis dan teman-teman. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, karena adanya keterbatasan ilmu
pengetahuan yang kami miliki. Namun, demikian kami berharap semoga isi tugas ini dapat
benar-benar bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca umumnya. Selain itu
juga kami berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca demi terwujudnya
kesempurnaan tugas ini.
Wassalamualaikum Wr, Wb .
DAFTAR ISI
C.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu contoh aplikasi titik berat adalah tim acrobat yang membentuk piramid,
lalu berjalan di atas tali yang terhubung dengan ketinggian 20 m. Untuk mengetahui sebab
tidak jatuhnya pemain acrobat itu, dapat pembaca mencari tahu dari materi yang kami bahas
Sejarah arsitektur telah melahirkan para pemikir dan perancang bangunan yang karyanya
sangat mengagumkan. Gabungan karya seni dan kekuatan yang kokoh menjadikan hasil
karya itu bertahan lama mengukir sejarah. Kekuatan yang menopang keindahan itu terletak
pada keseimbangan yang di rencanakan dengan baik. Pada pembahasan kali ini akan
mempelajari materi tentang keseimbangan benda tegar.
Dalam benda tegar, ukuran benda tidak diabaikan. Sehingga gaya-gaya yang bekerja
pada benda hanya mungkin menyebabkan gerak translasi dan rotasi terhadap suatu poros.
Pada benda tegar di kenal titik beratini.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
1) Momen Gaya
Momen gaya adalah suatu ukuran kefektifan sebuah gaya yang bekerja pada benda untuk
memutar benda tersebut terhadap titik poros tertentu. Besarnya momen gaya dapat dirumskan
dengan :
Besar momen gaya:
τ = F . L. sin ατ
ket:
F = besar gaya (N)
L= panjang lengan gaya (m)
τ = besar momen gaya (N.m)
α = sudut antara arah lengan gaya dan arah gaya
Jadi, Torsi atau Momen Gaya adalah hasil kali gaya dengan jarak suatu titik ke garis
kerja gaya .
Arah momen gaya memenuhi kaidah tangan kanan, dimana genggaman jari menyatakan
arah rotasi dan ibu jari sebagai arah momen gaya.
1. Arah momen gaya searah jarum jam diber tanda negative
2. Arah momen gaya berlawanan dengan arah jarum jam diberi tanda positif
2) Momen Inersial
Momen Inersia adalah hasil kali massa (m) dengan kuadrat jarak dari sumbu putar (r²).
Jika kuadrat jarak dari sumbu putar hanya satu dapat menggunakan rumus :
I = mr² (kg.m²)
Jika kuadrat jarak dari sumbu putar lebih dari satu dapat menggunakan rumus :
I = ∑mn . rn² (kg.m²)
= m₁.r₁² + m₂.r₂² + m₃.r₃² + m₄.r₄² + . . . . +mn.rn²
3) Momen Sudut
Arah kecepatan sebuah titik partikel yang melakukan gerak rotasi pada suatu titik
merupakan arah garis singgung di titik tersebut. Selama titik partikel melakukan gerak rotasi,
karena mempunyai massa dan kecepatan maka titik partikel tersebut mempunyai momentum.
Momentum yang dimiliki oleh titik partikel yang melakukan gerak rotasi disebut dengan
momentum sudut (momentum anguler), yang diberi lambang dengan L.
Besar dari momentum sudut dinyatakan dengan persamaan:
L= m . v . R
Ket:
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
R = jari-jari lintasan (m)
L= momentum sudut (kg m2/s)
Dari persamaan L= m . v . R didapat m . v = p (momentum linier)
Sehingga didapat:
L= p.R
Ket:
p = momentum partikel
R = vektor posisi partikel
Arah momentum sudut dapat dicari dengan aturan tangan kanan yaitu ketika kita
mengepalkan keempat jari kita dari arah R ke arah Pmaka arah ibu jari menunjukkan arah
momentum sudut L.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pertama, jika titik berat benda berada di bawah titik tumpuh, maka benda selalu berada
dalam keseimbangan stabil (benda masih bisa bergerak kembali ke posisi semula setelah puas
jalan-jalan). Contohnya adalah ketika sebuah benda digantung dengan tali. Untuk kasus
seperti ini, titik berat benda selalu berada di bawah titik tumpuh (titik tumpuh berada di
antara tali dan tiang penyanggah).
Kedua, jika titik berat benda berada di atas titik tumpuh, keseimbangan bersifat relatif.
Benda bisa berada dalam keseimbangan stabil, benda juga bisa berada dalam keseimbangan
labil/tidak stabil. Apabila setelah didorong, posisi benda masih bisa kembali ke posisi
semula (benda berada dalam keseimbangan stabil). Sebaliknya, apabila setelah didorong,
posisi benda tidak bisa kembali ke posisi semula. Benda akan terus berguling ria ke
kanan (benda berada dalam keseimbangan tidak stabil/labil)
Ketiga, keseimbangan benda sangat bergantung pada bentuk/ukuran benda. Benda yang
kurus dan langsing berada dalam keseimbangan tidak stabil jika posisi berdiri benda tersebut.
Alas yang menopang benda tidak lebar. Ketika disentuh sedikit saja, benda langsung
tumbang. Perhatikan posisi titik berat dan titik tumpuh. Sebaliknya, benda yang gemuk lebih
stabil. Alas yang menopang benda lumayan lebar. Setelah bergerak, titik beratnya masih
berada di sebelah kiri titik tumpuh, sehingga benda masih bisa kembali ke posisi semula.
Keempat, keseimbangan benda tergantung pada jarak titik berat dari titik tumpuh. Jika
posisi berdiri benda berada dalam keseimbangan tidak stabil. Angin niup dikit aja, benda
langsung berguling ria. bandingkan dengan contoh benda kurus sebelumnya.
Sebaliknya, jika posisi benda berada dalam keseimbangan stabil. Kata si benda, daripada
berdiri mending tridur saja. biar kalau ada tikus yang nabrak, diriku tidak ikut-ikutan
tumbang. Sekarang perhatikan jarak antara titik berat dan titik tumpuh. Ketika benda berdiri,
jarak titik berat dan titik tumpuh lumayan besar. Ketika benda tidur, jarak antara titik berat
dan titik tumpuh sangat kecil.
Kita bisa menyimpulkan bahwa keseimbangan benda sangat bergantung pada jarak titik
berat dari titik tumpuh. Semakin jauh si titik berat dari si titik tumpuh, keseimbangan benda
semakin tidak stabil. Sebaliknya, semakin dekat si titik berat dari si titik tumpuh,
keseimbangan benda semakin stabil.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada
umumnya
DAFTAR PUSTAKA