FISIKA OR-KES
(AKPC402)
Dosen Pengampu:
Zainuddin, M.Pd.
Disusun Oleh:
2018 A
BANJARMASIN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita
haturkan untuk junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan
petunjuk Allah SWT untuk kita semua, sehingga kami diberi kesempatan yang luar
biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran”
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-
banyaknya untuk Ibu dosen mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Fisika yang
telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu
berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan
terkait dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami
tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali lagi kami menyadari bahwa tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
Penulis
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
1.1.4. Menjelaskan definisi dari Permainan Badminton
1.1.5. Menyebutkan serta komponen dari Alat- alat dalam Permainan Badminton
1.1.6. Menjelaskan Prinsip Fisika dalam permainan Badminton
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Badminton
Badminton adalah permainan olahraga yang sangat popoler di dunia.
Bahkan di Indonesia olahraga badminton sudah menjadi andalan untuk meraih
prestasi dengan sering merebut gelar juara Banyak pemain bermunculan untuk
bersaing dengan negara lain untuk meraih prestasi. Fasilitas para pemain juga
sangat mendukung dalam badminton. Terutama raket dan senar yang digunakan
sangat berpengaruh dalam permainan di lapangan karena raket dan senar adalah dua
hal yang tidak bisa dipisahkan. Raket yang bagus akan percuma jika menggunakan
senar yang jelek karena mudah putus dan tidak sesuai. Begitupun sebaliknya jika
memilih raket sembarangan akan berpengaruh terhadap kekuatan menahan senar.
Raket mempunyai karakteristik yang ditentukan oleh ukuran, bentuk, dan
beratnya; berdasarkan ketiga komponen ini, maka pabrik raket membuat raket
dengan karakteristik yang berbeda-beda. Meskipun demikian, tetapi pabrik jarak
sekali menjelaskan mengapa kepala raketnya berbentuk persegi, atau diperbesar,
sehingga anda tidak mempunyai cara (kebingungan) untuk memilih salah satu
model dari beberapa model yang ada berdasarkan penampilan yang diinginkan atau
tipe permainan yang dimiliki anda.
Badminton merupakan sebuah permainan yang menuntut pemain untuk
memiliki ketepatan timing yang tinggi, hal ini disebabkan karena keunikan dari dari
melayangnya shuttlecock selama di udara. Berat dan bentuk shuttlecock sangat
dipengaruhi oleh tahanan udara (air resistance) yang dapat menurunkan kecepatan
shuttle. Timing yang diperlukan cabang olahraga badminton sangat berbeda dengan
timing yang diperlukan saat memukul bola pada permainan tenis, karena
melayangnya shuttlecock tidak mengikuti jalur kurva parabola. Karena shuttle
dapat melayang dengan cepat (214,8 mile per hour /mph) atau lebih lambat (hampir
0 mph) dari kebanyak benda yang dipukul dan dimainkan dengan berbagai variasi
spin dan slice, maka lintasanya berbeda dengan lintasan dari cabang olahraga
lainnya yang menggunakan raket (racquet sports). Badminton juga merupakan
cabang olahraga yang menggunakan raket dimana shuttle hasil pukulannya tidak
dibenarkan untuk memantul dahulu. Dengan demikian para pemain badminton
hanya mempunyai waktu yang sangat singkat untuk menyiapkan pekulan
pengembaliannya. Pemain badminton harus mengembangkan footwork, yang
memudahkannya untuk kembali ke posisi semula di tengah lapangan dalam waktu
yang cepat. Beberapa pukulan banyak dilakukan ketika pemain masih berada di
udara.
2.2 Komponen Alat-alat Permainan Badminton
1. Shuttlecock
Bagian gabus lebih berat daripada bagian bulu, sehingga pusat massa
shuttlecock berada didaerah sekitar gabus. Dorongan udara lalu menimbulkan torsi
yang memutar shuttlecock terhadap pusat massa, sehingga bagian gabus berada di
muka.
Meskipun gagasan memperbesar lebar kepala raket telah ada beberapa tahun
yang lalu dan telah dipatenkan tahun 1974, tetapi keberhasilan pemasaran model
raket ini telah terjadi sekitar tahun 1970-an, yaitu Howard Head’s Prince. Diketahui
bahwa dengan meningkatkan lebar kepala raket, maka akan meningkatkan “polar
moment of inertia” pada raket.
A. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena gerak
yang dilakukan atau dialaminya. Kata kinetik berasal dari bahasa Yunani yaitu
kinetikos yang artinya bergerak. Maka dari itu, semua benda yang bergerak, sudah
pasti memiliki energi kinetik. Energi kinetik disebut juga dengan energi gerak.
Energi kinetik dipengaruhi oleh massa dan kecepatan suatu benda saat bergerak.
Massa 22disimbolkan dengan huruf m, sedangkan kecepatan disimbolkan dengan
huruf v. Besarnya energi berbanding lurus dengan besarnya massa dan besarnya
kecepatan suatu benda ketika bergerak. Benda yang massa dan kecepatannya besar,
pasti memiliki energi kinetik yang besar ketika bergerak. Begitu juga sebaliknya,
benda yang massa dan kecepatannya kecil, energi kinetiknya juga kecil. Energi
merupakan kemampuan suatu benda untuk melakukan usaha. Suatu benda
dikatakan memiliki energi apabila benda tersebut dapat menghasilkan gaya yang
bisa melakukan kerja. Contohnya pada permainan badminton ini. Dalam permainan
badminton, energi kinetik merupakan energi yang dikeluarkan para atlet agar
shuttlecock mampu terbang ke arah lawan.
𝟏
EK = 𝟐 𝒎𝒗𝟐
…(1)
di mana:
B. Energi Potensial
Energi potensial merupakan energi yang dimiliki oleh suatu benda karena
ketinggian atau posisinya. Kunci dari energi potensial ini adalah semakin tinggi
benda, maka semakin besar juga energi potensialnya. Energi potensial adalah energi
yang dimiliki oleh shuttlecock ketika sudah berada di udara dan menuju ke arah
lawan.
𝑬𝒑 = 𝒎. 𝒈. 𝒉 … (2)
di mana :
C. Energi Mekanik
𝑬𝑴 = 𝑬 𝑷 + 𝑬𝑲
… (3)
Gambar 1. Prinsip Fisika dalam Badminton
Jadi, dalam setiap pergerakan atlet ketika sedang bertanding, mereka mengeluarkan
energy.
2. Momen Inersia
Meskipun gagasan memperbesar lebar kepala raket telah ada beberapa tahun
yang lalu dan telah dipatenkan tahun 1974, tetapi keberhasilan pemasaran model
raket ini telah terjadi sekitar tahun 1970-an, yaitu Howard Head’s Prince. Diketahui
bahwa dengan meningkatkan lebar kepala raket, maka akan meningkatkan “polar
moment of inertia” raket. Ini merupakan keuntungan pertama dari penambahan
ukuran lebar raket. Ketika anda memukul bola tidak tepat di tengah-tengah kepala
raket (tidak sepanjang sumbu memanjang raket), maka raket cenderung akan
memutar tangan anda dan hasil pukulannya tidak akan memuaskan. Karakteristik
yang dimiliki raket untuk mampu menahan putaran (twist) disebut polar atau roll
moment of inertia. Momen Inersia diartikan sebagai massa benda dikalikan jarak
dari masa tersebut dari porosnya dikuadratkan (I = mr2). (konsep mekanika antara
massa dan berat sebenarnya berbeda, tetapi selanjutnya kalau kita membahas massa
juga membahas berat dan sebaliknya). Jika momen inersianya diperbesar, maka
raket besar kemungkinan tidak akan berputar pada tangan anda, oleh karenanya
akan diperoleh stabilitas di sekitar sumbu memanjangnya. Momen inersia juga
dapat diperbesar dengan menambah massa pada ujung rangka atau mengubah
rangka raket menjadi lebih lebar. Penambahan lebar ini akan lebih efektif karena
penambahan massa raket hanya meningkatkan momen inersia secara linier,
sedangkan momen inersia meningkat karena lebar raket dikuadratkan. Itulah
sebabnya mengapa raket Prince ukuran oversize pada awalnya dikembangkan dan
merupakan salah satu alasan popularitasnya.
𝐼 = 𝑚𝑅 2 … (4)
Berat raket bervariasi dari 11 sampai 14 atau 15 ons. Seringkali diberi label
L (light), M (medium), atau H (heavy), dan ditunjukkan beratnya dalam gram (100
gram = 3,52 ons), atau sama sekali tidak ada tanda apapun. Beberapa pabrik raket
hanya membuat ukuran berat raket yang pasti. Beberapa tahun yang lalu, pemain
tenis yang memiliki kekuatan pukulan yang besar menggunakan ukuran raket yang
cukup berat, dan pemain tenis yang tidak memiliki kekuatan pukulan yang
demikian banyak menggunakan raket yang lebih ringan. Pada jaman sekarang ini,
terdapat kecenderungan untuk tidak menggunakan raket yang berat, karena telah
muncul teknologi raket dengan bahan-bahan yang baru, disain dan konstruksi yang
lebih baik. Raket tipe lama yang berat rangkanya lebih ringan akan cepat patah atau
menjadi semakin halus di bagian kepala raketnya jika selalu melakukan pukulan
keras dan konstan, oleh karenanya pemain tenis yang cukup kuat harus
menggunakan jenis raket yang lebih berat. Selain itu pula, akan sangat sulit untuk
menambah tingkat kekakuan raket pada bagian rangka yang ringan dan banyak
disukai pemain tenis; tingkat kekakuan raket sangat ditentukan oleh rangka raket
yang lebih tebal, yang menyebabkan raket menjadi semakin berat. Dengan
teknologi saat ini, sangat memungkinkan untuk membuat raket yang lebih ringan
tetapi mempunyai tingkat kekakuan dan keawetan (durability) dengan cara memilih
kombinasi yang tepat dari bahan dan disain.
Ada satu pendapat tentang raket head light, yaitu ketika anda membeli raket
head light dan kemudian menemukan bahwa anda perlu berat tambahan, maka anda
dengan mudah menambahkan beban untuk memperoleh berat, keseimbangan, dan
momen yang anda inginkan. Jika anda membeli raket yang berat atau head heavy,
maka tak banyak yang dapat anda lakukan untuk mengubahnya jika anda
memutuskan bahwa anda tidak menyukai keseimbangan atau perasaan raketnya.
3. Hukum I Newton
Pada hukum 1 newton dikatakan “ Benda yang bergerak akan cenderung bergerak
dan benda yang diam akan cenderung diam”. Tentunya hal ini memiliki keterkatitan
antara shuttlecock dengan momen inersia dalam bidang fisika, Inersia adalah
kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaannya (tetap diam atau
bergerak). Inersia disebut juga dengan kelembaman suatu benda. Oleh karena itu,
Hukum 1 Newton disebut juga dengan hukum inersia atau hukum kelembaman.
Momen atau momen gaya adalah hasil kali antara gaya dengan momen lengannya.
Jadi, momen inersia adalah ukuran kecenderungan atau kelembaman suatu benda
untuk berotasi pada porosnya.
𝑑𝑣
Σ𝐹 = 0 =0
𝑑𝑡
… (5)
Tarikan
senar
rendah
3.2 Saran
Dalam pembahasan yang telah dipaparkan dengan menggunakan raket yang
memiliki tarikan senar yang tinggi akan menghasilkan kecepatan pantulan yang
lebih rendah daripada tarikan senar rendah . Harapan dalam penulisan ini, dapat
menambah wawasan dari pembaca serta dapat menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
maupun materi yang belum lengkapn . Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran bersifat membangun mengenai pembahasan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dessianti, Sherly. 2015 Tutorial Olahraga Badminton. Tersedia di:
http://www.tutorialolahraga.com/2015/06/b
Ivan Setia Arianto , Nuri, Mahardika Prasetya Aji , Sulhadi. (2016). Analisis
Tarikan dan Diameter Senar Raket Badminton Terhadap Pantulan
Shuttlecock. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Fisika ,5, 56-59.