Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FISIKA OR-KES

(AKPC402)

“Fisika dalam Olahraga”

Dosen Pengampu:

Zainuddin, M.Pd.

Disusun Oleh:

Winda Febriani (1810121220007)

2018 A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita
haturkan untuk junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan
petunjuk Allah SWT untuk kita semua, sehingga kami diberi kesempatan yang luar
biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran”
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-
banyaknya untuk Ibu dosen mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Fisika yang
telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu
berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan
terkait dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami
tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali lagi kami menyadari bahwa tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Banjarmasin, 28 Agustus 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. 1


DAFTAR ISI ................................................................................................ 2
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 3
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 3
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
1.3. Tujuan .............................................................................................. 4
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................ 6
2.1. Apa yang dimaksud dengan Permainan Badminton ........................
2.2. Komponen Alat-alat pada permainan Badminton............................
2.3. Bagaimana Prinsip Fisika dalam permainan Badminton ................. 6
BAB III. PENUTUP .................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 25
3.2 Saran ................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 36
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisika merupakan salah satu mata pelajaranyang mungkin tidak asing lagi bagi
siswa IPA ditingkat SMA/SMK/MA sederajat lainnya. Sebagian siswa memiliki
pemikiran bahwa fisika merupakan hal yang sulit, rumit, menjenuhkan, dan
pastinya penuh dengan angka dan rumus. Dalam pembelajaran fisika dibutuhkan
pemahaman dan keuletan yang lebih tinggi dibandingkan mata pelajaran yang lain.
Dalam hal ini peran seorang guru sebagai pendidik sangat berpengaruh besar
terhadap keberhasilan pemahaman seorang siswa. Oleh sebab itu, dapat melakukan
pembuktian sebuah teori atau rumus fisika, pemecahan soal-soal fisika atau sekadar
mengetahui manfaat yang akan dirasakan oleh para siswa setelah mempelajari
fisika. Salah satu strategi seorang pendidik dapat menggabungkan pelajaran fisika
dengan seni maupun olahraga. Pada umumnya pelajaran seni dan olahraga sangat
digemari dan dirasa pelajaran yang lumayan mudah dicerna oleh para siswa. Salah
satunya dalam aktivitas sehari-hari yaitu permainan bulu tangkis atau badminton
tentunya aktivitas tersebut sudah tidak asing lagi didengar, dalam permainan
tersebut tanpa disadari memiliki keterkatian dengan fisika. Bulutangkis atau
badminton adalah suatu olahraga yang dimainkan dengan kok dan raket, yang
dimainkan oleh dua orang atau pasangan yang saling berlawanan. Dalam permainan
badminton setiap pergerakan atlet ketika sedang bertanding, mereka mengeluarkan
energi. Energi merupakan kemampuan suatu benda untuk melakukan usaha. Suatu
benda dikatakan mempunyai energi apabila benda tersebut dapat menghasilkan
gaya yang bisa melakukan kerja. Oleh karena itu, pada makalah ini akan
menjelaskan lebih lanjut penerapan prinsip kerja Fisika dalam permainan
Badminton.
1.2 Rumusan Masalah
1.1.1. Apa yang dimaksud dengan Permainan Badminton?
1.1.2. Apa saja komponen dari Alat-alat dalam Permainan Badminton?
1.1.3. Bagaimana Prinsip Fisika dalam permainan Badminton ?

1.3 Tujuan
1.1.4. Menjelaskan definisi dari Permainan Badminton
1.1.5. Menyebutkan serta komponen dari Alat- alat dalam Permainan Badminton
1.1.6. Menjelaskan Prinsip Fisika dalam permainan Badminton
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Badminton
Badminton adalah permainan olahraga yang sangat popoler di dunia.
Bahkan di Indonesia olahraga badminton sudah menjadi andalan untuk meraih
prestasi dengan sering merebut gelar juara Banyak pemain bermunculan untuk
bersaing dengan negara lain untuk meraih prestasi. Fasilitas para pemain juga
sangat mendukung dalam badminton. Terutama raket dan senar yang digunakan
sangat berpengaruh dalam permainan di lapangan karena raket dan senar adalah dua
hal yang tidak bisa dipisahkan. Raket yang bagus akan percuma jika menggunakan
senar yang jelek karena mudah putus dan tidak sesuai. Begitupun sebaliknya jika
memilih raket sembarangan akan berpengaruh terhadap kekuatan menahan senar.
Raket mempunyai karakteristik yang ditentukan oleh ukuran, bentuk, dan
beratnya; berdasarkan ketiga komponen ini, maka pabrik raket membuat raket
dengan karakteristik yang berbeda-beda. Meskipun demikian, tetapi pabrik jarak
sekali menjelaskan mengapa kepala raketnya berbentuk persegi, atau diperbesar,
sehingga anda tidak mempunyai cara (kebingungan) untuk memilih salah satu
model dari beberapa model yang ada berdasarkan penampilan yang diinginkan atau
tipe permainan yang dimiliki anda.
Badminton merupakan sebuah permainan yang menuntut pemain untuk
memiliki ketepatan timing yang tinggi, hal ini disebabkan karena keunikan dari dari
melayangnya shuttlecock selama di udara. Berat dan bentuk shuttlecock sangat
dipengaruhi oleh tahanan udara (air resistance) yang dapat menurunkan kecepatan
shuttle. Timing yang diperlukan cabang olahraga badminton sangat berbeda dengan
timing yang diperlukan saat memukul bola pada permainan tenis, karena
melayangnya shuttlecock tidak mengikuti jalur kurva parabola. Karena shuttle
dapat melayang dengan cepat (214,8 mile per hour /mph) atau lebih lambat (hampir
0 mph) dari kebanyak benda yang dipukul dan dimainkan dengan berbagai variasi
spin dan slice, maka lintasanya berbeda dengan lintasan dari cabang olahraga
lainnya yang menggunakan raket (racquet sports). Badminton juga merupakan
cabang olahraga yang menggunakan raket dimana shuttle hasil pukulannya tidak
dibenarkan untuk memantul dahulu. Dengan demikian para pemain badminton
hanya mempunyai waktu yang sangat singkat untuk menyiapkan pekulan
pengembaliannya. Pemain badminton harus mengembangkan footwork, yang
memudahkannya untuk kembali ke posisi semula di tengah lapangan dalam waktu
yang cepat. Beberapa pukulan banyak dilakukan ketika pemain masih berada di
udara.
2.2 Komponen Alat-alat Permainan Badminton
1. Shuttlecock

Bagian gabus lebih berat daripada bagian bulu, sehingga pusat massa
shuttlecock berada didaerah sekitar gabus. Dorongan udara lalu menimbulkan torsi
yang memutar shuttlecock terhadap pusat massa, sehingga bagian gabus berada di
muka.

2. Lebar Kepala Raket

Meskipun gagasan memperbesar lebar kepala raket telah ada beberapa tahun
yang lalu dan telah dipatenkan tahun 1974, tetapi keberhasilan pemasaran model
raket ini telah terjadi sekitar tahun 1970-an, yaitu Howard Head’s Prince. Diketahui
bahwa dengan meningkatkan lebar kepala raket, maka akan meningkatkan “polar
moment of inertia” pada raket.

3. Senar pada Raket

Tarikan senar yang tinggi akan mempengaruh tarikan senar terhadap


kecepatan shuttlecock.

2.3. Prinsip Fisika dalam permainan Badminton :

1. Energi dalam Badminton

Energi adalah sesuatu yang sangat melekat dalam setiap aktivitas


kehidupan. Secara sederhana, energi dapat diartikan sebagai kemampuan suatu
benda untuk melakukan suatu usaha. Suatu benda dikatakan memiliki energi ketika
benda tersebut mampu menghasilkan gaya yang dapat melakukan kerja. Energi
Kinetik, Potensial, dan Mekanik adalah jenis-jenis energi yang hampir ada pada
setiap bagian dari hidup manusia. Keberadaannya tidak dapat dihilangkan karena
manfaatnya yang begitu besar bagi perkembangan teknologi manusia, terutama
yang berkaitan dengan gerakan benda, posisi benda, atau kombinasi antar
keduanya. Adapun Energi dalam Permainan Badminton yaitu :

A. Energi Kinetik

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena gerak
yang dilakukan atau dialaminya. Kata kinetik berasal dari bahasa Yunani yaitu
kinetikos yang artinya bergerak. Maka dari itu, semua benda yang bergerak, sudah
pasti memiliki energi kinetik. Energi kinetik disebut juga dengan energi gerak.
Energi kinetik dipengaruhi oleh massa dan kecepatan suatu benda saat bergerak.
Massa 22disimbolkan dengan huruf m, sedangkan kecepatan disimbolkan dengan
huruf v. Besarnya energi berbanding lurus dengan besarnya massa dan besarnya
kecepatan suatu benda ketika bergerak. Benda yang massa dan kecepatannya besar,
pasti memiliki energi kinetik yang besar ketika bergerak. Begitu juga sebaliknya,
benda yang massa dan kecepatannya kecil, energi kinetiknya juga kecil. Energi
merupakan kemampuan suatu benda untuk melakukan usaha. Suatu benda
dikatakan memiliki energi apabila benda tersebut dapat menghasilkan gaya yang
bisa melakukan kerja. Contohnya pada permainan badminton ini. Dalam permainan
badminton, energi kinetik merupakan energi yang dikeluarkan para atlet agar
shuttlecock mampu terbang ke arah lawan.

Energi kinetik ini dapat dihitung dengan cara:

𝟏
EK = 𝟐 𝒎𝒗𝟐
…(1)

di mana:

EK = energi kinetik (J)

m = massa benda (kg)


v = kecepatan gerak benda (m/s)

B. Energi Potensial

Energi potensial merupakan energi yang dimiliki oleh suatu benda karena
ketinggian atau posisinya. Kunci dari energi potensial ini adalah semakin tinggi
benda, maka semakin besar juga energi potensialnya. Energi potensial adalah energi
yang dimiliki oleh shuttlecock ketika sudah berada di udara dan menuju ke arah
lawan.

Penghitungan energi potensial ini adalah dengan cara:

𝑬𝒑 = 𝒎. 𝒈. 𝒉 … (2)

di mana :

EP = Energi Potensial (J)

m = massa benda (kg)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

h = tinggi benda (m)

C. Energi Mekanik

Energi yang terakhir adalah energi mekanik. Energi mekanik merupakan


jumlah energi kinetik dan energi potensial dalam suatu benda yang digunakan untuk
melakukan usaha. Dengan kata lain, energi dalam suatu benda karena gerakan, atau
posisi, atau keduanya. Contoh dari energi mekanik ini adalah kegiatan service.
Mulai dari pemain memukul bola (mengeluarkan energi kinetik), dan shuttlecock
terbang melambung (energi potensial) dan jatuh ke lapangan lawan.

Penghitungan energi potensial ini adalah dengan cara:

𝑬𝑴 = 𝑬 𝑷 + 𝑬𝑲
… (3)
Gambar 1. Prinsip Fisika dalam Badminton
Jadi, dalam setiap pergerakan atlet ketika sedang bertanding, mereka mengeluarkan
energy.

2. Momen Inersia

Meskipun gagasan memperbesar lebar kepala raket telah ada beberapa tahun
yang lalu dan telah dipatenkan tahun 1974, tetapi keberhasilan pemasaran model
raket ini telah terjadi sekitar tahun 1970-an, yaitu Howard Head’s Prince. Diketahui
bahwa dengan meningkatkan lebar kepala raket, maka akan meningkatkan “polar
moment of inertia” raket. Ini merupakan keuntungan pertama dari penambahan
ukuran lebar raket. Ketika anda memukul bola tidak tepat di tengah-tengah kepala
raket (tidak sepanjang sumbu memanjang raket), maka raket cenderung akan
memutar tangan anda dan hasil pukulannya tidak akan memuaskan. Karakteristik
yang dimiliki raket untuk mampu menahan putaran (twist) disebut polar atau roll
moment of inertia. Momen Inersia diartikan sebagai massa benda dikalikan jarak
dari masa tersebut dari porosnya dikuadratkan (I = mr2). (konsep mekanika antara
massa dan berat sebenarnya berbeda, tetapi selanjutnya kalau kita membahas massa
juga membahas berat dan sebaliknya). Jika momen inersianya diperbesar, maka
raket besar kemungkinan tidak akan berputar pada tangan anda, oleh karenanya
akan diperoleh stabilitas di sekitar sumbu memanjangnya. Momen inersia juga
dapat diperbesar dengan menambah massa pada ujung rangka atau mengubah
rangka raket menjadi lebih lebar. Penambahan lebar ini akan lebih efektif karena
penambahan massa raket hanya meningkatkan momen inersia secara linier,
sedangkan momen inersia meningkat karena lebar raket dikuadratkan. Itulah
sebabnya mengapa raket Prince ukuran oversize pada awalnya dikembangkan dan
merupakan salah satu alasan popularitasnya.

𝐼 = 𝑚𝑅 2 … (4)

Meskipun momennya lebih besar sampai ukuran tertentu, inersia melawan


kekuatan memutar, maka akan menyebabkan raket terasa lebih sulit untuk
digerakkan dengan cepat. Anda harus memanfaatkan keuntungan untuk bermain
dan tipe permainan melawan kerugian yang berasal dari raket anda. Jika anda sering
memukul bola di luar sumbu memanjang raket (off-axis), menyebabkan raket
memutar tangan anda, ini merupakan salah satu solusi yang harus anda
pertimbangkan. Nampak jelas bahwa kebanyakan petenis pemula yang mempunyai
masalah ini akan memperoleh keuntungan dari stabilitas yang besar dengan
meningkatnya polar momen inersia raket.

 Berat, Keseimbangan, dan momen inersia

Berat raket bervariasi dari 11 sampai 14 atau 15 ons. Seringkali diberi label
L (light), M (medium), atau H (heavy), dan ditunjukkan beratnya dalam gram (100
gram = 3,52 ons), atau sama sekali tidak ada tanda apapun. Beberapa pabrik raket
hanya membuat ukuran berat raket yang pasti. Beberapa tahun yang lalu, pemain
tenis yang memiliki kekuatan pukulan yang besar menggunakan ukuran raket yang
cukup berat, dan pemain tenis yang tidak memiliki kekuatan pukulan yang
demikian banyak menggunakan raket yang lebih ringan. Pada jaman sekarang ini,
terdapat kecenderungan untuk tidak menggunakan raket yang berat, karena telah
muncul teknologi raket dengan bahan-bahan yang baru, disain dan konstruksi yang
lebih baik. Raket tipe lama yang berat rangkanya lebih ringan akan cepat patah atau
menjadi semakin halus di bagian kepala raketnya jika selalu melakukan pukulan
keras dan konstan, oleh karenanya pemain tenis yang cukup kuat harus
menggunakan jenis raket yang lebih berat. Selain itu pula, akan sangat sulit untuk
menambah tingkat kekakuan raket pada bagian rangka yang ringan dan banyak
disukai pemain tenis; tingkat kekakuan raket sangat ditentukan oleh rangka raket
yang lebih tebal, yang menyebabkan raket menjadi semakin berat. Dengan
teknologi saat ini, sangat memungkinkan untuk membuat raket yang lebih ringan
tetapi mempunyai tingkat kekakuan dan keawetan (durability) dengan cara memilih
kombinasi yang tepat dari bahan dan disain.

Berat raket keseluruhan bukanlah merupakan pertimbangan yang tepat,


karena terdapat dua parameter lain yang mempengaruhi ayunan anda, power yang
anda peroleh, dan bagaimana perasaan pada raket. Salah satu parameter tersebut
adalah keseimbangan (balance) dan parameter lainnya adalah swing weight atau
momen inersia (moment of inertia). Apakah raket itu berat ataukah ringan pada
bagian kepalanya, atau bahkan seimbang? Menurut konvensi dalam industri raket,
sebuah raket yang memiliki titik keseimbangan (center of gravity) pada pusat
geometriknya, maka dikatakan seimbang. Jika titik keseimbangannya berada pada
bagian lebih dekat ke bagian kepala raketnya, maka raket itu dikatakan head heavy.
Jika titik keseimbangannya bergeser ke bagian handlenya, maka raket itu dikatakan
head light. Sangatlah mudah untuk menemukan titik keseimbangan raket, dan
lokasi ini dan berat raketnya memudahkan anda untuk menemukan first moment
(momen pertama) raket.Bila anda membawa raket dengan memegang bagian
handlenya dengan tangan, maka anda akan merasakan berat tertentu. Berat ini
bukan merupakan berat raket yang sebenarnya (yaitu nilai yang anda peroleh jika
anda menyimpan raket pada timbangan) tetapi ini merupakan momen pertama
raket, yaitu berat raket dikalikan dengan jarak dari titik keseimbangan raket sampai
pada lokasi tangan anda memegang raket. Untuk raket tertentu dengan berat 350
gram (12,3 ons) dan panjang 27 inch, dengan titik keseimbangannya pada titik
beratnya (13,5 inch dari ujung handlenya), maka momen pertamanya adalah 117
ons – inch (12.3 ons dikali 9,5 inch, karena jarak pegangan 4 inch dari ujung handle
sampai tangan, dan 13,5 – 4 = 9,5 inch). Anda dapat mengubah titik keseimbangan
sebuah raket dengan menambahkan berat pada ujung raket; penambahan ini juga
akan mengubah berat raket.
Parameter lainnya adalah swing weight atau momen inersia di sekitar sumbu
tegak lurus dengan handle raket (second moment), juga sangat penting bagi anda
sebagai pelatih atau pemain tenis. Parameter ini merupakan kuantitas yang sama
yang telah dibahas berkenaan dengan stabilitas melawan kekuatan memutar raket,
tetapi di sini diukur pada sumbu yang berbeda dengan satuan pengukuran massa
kali panjang dikuadratkan (mr2). Tidak seperti momen pertama, yang menjelaskan
seberapa berat yang dirasakan ketika anda memegang raket dengan grip tertentu
dengan tangan, maka momen kedua menjelaskan seberapa berat raket akan terasa
ketika anda mengayunkannya. Momen inersia ini sulit untuk didefinisikan dalam
istilah umum, selain dari pada kemampuan raket untuk menghambat gerak rotasi.
Tidak seperti berat atau titik keseimbangan, maka momen inersia sulit untuk diukur.
Hal ini dimungkinkan karena alasan yang sama mengapa tak ada pabrik raket yang
menjelaskan nilai momen inersia raketnya. Karena raket tidak banyak dilecutkan
ketika melakukan berbagai pukulan, maka swing weight hanya merupakan faktor
yang paling penting untuk servis.
Jika anda mempunyai badan besar dan kuat, dan raket tenisnya terasa seperti
bat tenis meja, berat, head heavy, momen inersianya besar, itulah yang anda
perlukan. Bagi anda yang tidak begitu kuat, raket yang lebih ringan, momen lebih
rendah akan lebih sesuai. Terutama digunakan ketika servis, karena riset kmputer
memperlihatkan bahwa kecepatan kepala raket sangat begitu penting pada servis
karena kecepatan bola awalnya nol. Maka satu-satunya cara agar menghasilkan
pukulan servis dengan kecepatan tinggi adalah menggerakkan kepala raket dengan
kecepatan tinggi. Untuk mencapai itu, anda harus mampu melecutkan rangka raket
dengan cepat. Pada pukulan groundstroke, kecepatan kepala raket yang tinggi tidak
begitu penting, karena anda telah mendapatkannya dari kecepatan bola hasil
pukulan lawan. Demikian juga, kecepatan bola tertentu yang dihasilkan dari
pukulan groundstroke lebih kecil dari kecepatan bola yang diinginkan oleh
kebanyakan pemain tenis ketika servis. Raket yang ringan dan head light
merupakan raket yang lebih cocok untuk menghasilkan pukulan servis dengan
kecepatan tinggi. Anda harus mampu memadukan antara berat dan keseimbangan
(atau momen) raketnya dengan tipe permainan anda. Raket ringan, head light,
momennya rendah tidak saja baik untuk menghasilkan kekuatan servis, tetapi juga
lebih mudah digerakkan dan sangat penting untuk dimainkan terutama di depan net
ketika melakukan voli. Jenis raket ini sangat cocok untuk pemain yang
mengandalkan servis dan voli. Pemain tenis tipe baseliner yang bermain efektif di
lapangan lambat dapat menggunakan tipe raket yang lebih berat, dan momen
inersianya lebih besar. Pemain tenis serba bisa (all-round player) harus
menggunakan raket medium ringan, khususnya jika bermain di lapangan cepat.

Ada satu pendapat tentang raket head light, yaitu ketika anda membeli raket
head light dan kemudian menemukan bahwa anda perlu berat tambahan, maka anda
dengan mudah menambahkan beban untuk memperoleh berat, keseimbangan, dan
momen yang anda inginkan. Jika anda membeli raket yang berat atau head heavy,
maka tak banyak yang dapat anda lakukan untuk mengubahnya jika anda
memutuskan bahwa anda tidak menyukai keseimbangan atau perasaan raketnya.

3. Hukum I Newton

Pada hukum 1 newton dikatakan “ Benda yang bergerak akan cenderung bergerak
dan benda yang diam akan cenderung diam”. Tentunya hal ini memiliki keterkatitan
antara shuttlecock dengan momen inersia dalam bidang fisika, Inersia adalah
kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaannya (tetap diam atau
bergerak). Inersia disebut juga dengan kelembaman suatu benda. Oleh karena itu,
Hukum 1 Newton disebut juga dengan hukum inersia atau hukum kelembaman.
Momen atau momen gaya adalah hasil kali antara gaya dengan momen lengannya.
Jadi, momen inersia adalah ukuran kecenderungan atau kelembaman suatu benda
untuk berotasi pada porosnya.

𝑑𝑣
Σ𝐹 = 0 =0
𝑑𝑡
… (5)

4. Gaya Tegangan Tali (Tegangan pada Senar)


Berdasarkan penelitian Vanasant Tanawat (2000) tentang pengaruh tarikan
senar terhadap kecepatan shuttlecock. Hal ini di ungkapkan oleh Bower dan Cross
(2005) yang menyatakan bahwa pengaruh tarikan senar yang tinggi akan
menghasilkan kecepatan pantulan yang lebih rendah daripada tarikan senar rendah.

Gambar 2. Mesin raket pengukur tarikan senar


Sampai sekarang masih banyak pemain yang gemar bermain badminton
tetapi sering bingung dalam memilih senar raket yang sesuai dengan tipe permainan
terhadap pantulan shuttlecock. Tipe pemain ada penyerang dan ada juga yang
bertahan atau bertahan dan menyerang. Masing-masing tipe permainan juga
berbeda dalam pemilihan diameter senar dan tarikan senar raket terhadap pantulan
shuttlecock. Jika senar ditarik kencang tidak nyaman karena membutuhkan tenaga
yang lebih besar untuk memukul shuttlecock dan jika ditarik terlalu rendah juga
tidak nyaman digunakan karena kontrol shuttlecock yang tidak akurat. Diameter
senar berbeda-beda ukurannya tergantung selera pemain. Dalam pemilihan
diameter senar dan tarikan senar raket berpengaruh terhadap jarak pantulan
shuttlecock.
Tarikan
senar tinggi

Tarikan
senar
rendah

Gambar 3. Pengaruh tarikan senar raket terhadap pantulan shuttlecock


Tarikan senar raket yang rendah menyebakan elastisitas senar yang tinggi
terhadap shuttlecock sehingga pantulan shuttlecock tinggi. Sedangkan Tarikan
senar raket yang tinggi menyebakan elastisitas senar yang tinggi terhadap
shuttlecock sehingga pantulan shuttlecock rendah. Jadi semakin tinggi tarikan
senar raket maka semakin rendah elastisitas senar sehingga menyebakan pantulan
shuttlecock semakin rendah.

Seorang pemula biasanya masih bermasalah dengan power pukulannya jadi


lebih baik gunakan tarikan senar yang rendah karena jika menggunakan string yang
kencang justru tidak akan memberikan power pada pukulan. Berbeda dengan para
atlet, otot tangan mereka telah terlatih sedemikian rupa sehingga tidak lagi
terpengaruh dengan perbedaan tarikan yang menghasilkan pukulan yang kuat atau
lemah. Para atlet menyiapkan pada tarikan yang kuat agar lebih meningkatkan
akurasi dan kontrol pukulan. Pemilihan senar raket untuk permainan badminton
sebenarnya memang tergantung pada kesukaan masing-masing, namun tetaplah
harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tipe permainan yang digunakan sehingga
nyaman saat memakainya dan dengan pilihan senar raket yang tepat maka bisa lebih
mengoptimalkan permainan serta meningkatkan kemampuan yang dimiliki.
Shuttlecock selalu berubah arah setelah dipukul dengan raket, fenomena ini muncul
akibat dari aerodinamika dan distribusi massa shuttlecock yang tidak merata.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi tarikan senar raket badminton maka semakin rendah pantulan
shuttlecock. Semakin besar diameter senar raket badminton makan semakin rendah
pantulan shuttlecock. Semakin besar ketinggian awal atau jarak awal shuttlecock
untuk dipukul maka semakin besar pantulan shuttlecock yang menunjukkan bahwa
semakin besar energi potensial.

3.2 Saran
Dalam pembahasan yang telah dipaparkan dengan menggunakan raket yang
memiliki tarikan senar yang tinggi akan menghasilkan kecepatan pantulan yang
lebih rendah daripada tarikan senar rendah . Harapan dalam penulisan ini, dapat
menambah wawasan dari pembaca serta dapat menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
maupun materi yang belum lengkapn . Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran bersifat membangun mengenai pembahasan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dessianti, Sherly. 2015 Tutorial Olahraga Badminton. Tersedia di:
http://www.tutorialolahraga.com/2015/06/b

Ivan Setia Arianto , Nuri, Mahardika Prasetya Aji , Sulhadi. (2016). Analisis
Tarikan dan Diameter Senar Raket Badminton Terhadap Pantulan
Shuttlecock. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Fisika ,5, 56-59.

Kabar Sport.2015. Senar Raket Badminton. Tersedia di :


http://www.Kabarsport.com/2015/09/senarraketbadminton-bulutangkis.html.

Anda mungkin juga menyukai