Anda di halaman 1dari 62

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga makalah yang berjudul
“Momentum dan Impuls” dapat selesai pada waktunya. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Ibu NUR FITRI S.Pd Selaku guru mata
pelajaran FISIKA yang telah membimbing penulis demi terselesainya buku ini.
Buku ini memuat tentang pengertian momentum dan impuls , hubungan
momentum dan impuls, hukum kekekalan momentum , hubungan momentum
dengan hukum II newton , hubungan momentum dengan tumbukan,penerapan
hukum momentum dalam kehidupan sehari hari, tumbukan, mengenal sifat
kekekalan energi, jenis-jenis tumbuka , peristiwa yang terjadi dengan
tumbukan,serta contoh-contoh soal yang berkaitan dengan momentum dan
impuls . Penulis mengharapkan buku ini dapat bermanfaat dan dapat diterima
pembaca dengan senang hati. Penulis menyadari bahwa buku ini masih banyak
kekurangan sehingga penulis mengharap kritik dan saran pembaca demi
kesempurnaan buku ini.

Terimakasih semoga buku ini dapat bermanfaat.

BAUBAU, 19 NOVEMBER 2016

Penulis

1
Daftar isi
Kata Pengantar .......................................................................................1
Daftar isi ............................................................................................…2
PENDAHULUAN……………………………………………………..3
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................3
1.2 Topik Bahasan..................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................4
BAB I MOMENTUM dan IMPULS…………………………………..5
2.1 PengertianMomentum Dan Impuls...................................................5
2.2 Hubungan Momentum Dengan Hukum II Newton.........................10
2.3 Hubungan Momentum Dengan Impuls…………………………....12
2.4 Hubungan Momentum Dengan Tumbukan …………………….....18
2.5 Hukum Kekekalan Momentum.........................................................21
2.6 Penerapan Hukum Momentum Dalam Kehidupan Sehari hari…….31
2.7 Contoh soal Momentum……………………………………………33
BAB II TUMBUKAN………………………………………………….35
2.8 Pengertian Tumbukan .......................................................................35
2.8.1 Tumbukan Satu Dimensi................................................................45
2.8.2 Peristiwa - Peristiwa yang Terkait dengan Tumbukan…………...47
LATIHAN SOAL……………………………………………………....55
BAB III PENUTUP…………………………………………………….60
3.1.Dokumentasi......................................................................................60

2
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sebelum kita mengetahui latar belakang pembahasan Impuls dan Momentum
maka terlebih dahulu kita pahami apa yang dimaksud dengan Impuls dan
Momentum.Impuls adalah besaran vektor yang arahya sejajar dengan arah gaya
dan Menyebabkan perubahan momentum dan Momentum adalah momentum
yang dimiliki benda-benda yang bergerak pada lintasan lurus
Pernahkah menyaksikan tabrakan antara dua kendaraan di jalan. apa yang
terjadi ketika dua kendaraan bertabrakan. kondisi mobil atau sepeda motor
mungkin hancur berantakan. Kalau kita tinjau dari ilmu fisika, fatal atau
tidaknya tabrakan antara kedua kendaraan ditentukan oleh momentum
kendaraan tersebut. Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yakni
momentum linear dan momentum sudut. Kadang-kadang momentum linear
disingkat momentum.

1.2. TOPIK BAHASAN


Penjelasan di atas merupakan contoh dari kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan Impuls dan momentum linear, dengan Hukum Newton II yang
diturunkan menjadi impuls dan momentum linear, tumbukanyang akan
dijelaskan dalam buku ini serta pembahasan yang bersangkutan dengan
penjelasan Impuls dan momentum.

3
1.3. TUJUAN
Peningkatan kualitas pendidikan adalah suatu tugas dan tanggung jawab
semua pihak yang dilakukan. Terutama dalam pengembangan pelajaran di
sektor pendidikan Untuk itu penyusun menulis makalah ini untuk menjelaskan
dari Impuls dan Momentum yang tidak mudah untuk di fahami oleh setiap
individu.

4
BAB I
IMPULS DAN MOMENTUM

2.1. PENGERTIAN MOMENTUM dan IMPULS

Impuls

* Apa yang menyebabkan suatu benda diam menjadi gerak? Anda telah
mengetahuinya, yaitu gaya. Bola yang diam bergerak ketika gaya tendangan
Anda bekerja pada bola. Gaya tendangan Anda pada bola termasuk gaya kontak
yang bekerja dalam waktu yang singkat. Gaya seperti ini disebut gaya implusif.
Jadi, gaya implusif mengawali suatu percepatan dan menyebabkan bola
bergerak cepat dan makin cepat. Gaya implusif mulai dari nilai nol pada saat t
min, bertambah nilainya secara cepat ke suatu nilai puncak, dan turun drastic
secara cepat ke nol pada saat t maks.
Impuls = F . Δt

Apakah impuls termasuk besaran scalar atau vector ? Impuls adalah hasil
kali antara besaran vector gaya F dengan besaran scalar selang waktu t,
sehingga impuls termasuk besaran vector. Arah impuls I searah dengan arah
gaya implusif F.

Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum
yang dialami benda itu, yaitu beda antara momentum akhir dengan momentum
awalnya.

5
Teorema impuls-momentum adalah:
Momentum benda erat kaitannya dengan gaya. Artinya, untuk
memperbesar atau memperkecil nilai momentum dibutuhkan gaya. Berdasarkan
hukum newton II :
∑F = m.a
= m. , sedangkan m . Δv = Δp sehingga :
∑F = Δp/ Δv , rumus tersebut dapat di ubah menjadi :
∑F . Δv = Δp
I = Δp , sehingga dapat dikatakan bahwa impuls sama dengan
perubahan momentum
Contoh Soal :

Sebuah bola dipukul dengan gaya 50 Newton dengan waktu 0,01 sekon. Berapa
besar Impus pada bola tersebut?
Penyelesaian
Dengan menggunakan persamaan diatas maka
I=F.Δt
I=50 N. 0,01s
I=0,5 Ns

Momentum

* Momentum adalah ukuran kesukaan untuk memberhentikan suatu benda,


dan didefinisikan sebagai hasil kali massa dengan kecepata atau Ukuran
kesukaran untuk memberhentiikan suatu benda yang sedang bergerak. Makin
sukar memberhentikannya, makin besar momentumnya. Momentum
Disebabkan adanya impuls serta Besar dan arahnya = besar dan arah impuls.

6
Momentum disebut juga dengan pusat sehingga dilambangkan p. Momentum
suatu benda (P) yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v diartikan
sebagai :
Massa merupakan besaran skalar, sedangkan kecepatan merupakan besaran
vektor. Perkalian antara besaran skalar dengan besaran vektor akan
menghasilkan besaran vektor. Jadi, momentum merupakan besaran vektor.
Arah momentum searah dengan arah kecepatan.
Momentum sebuah partikel dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk
mendiamkan benda. Sebagai contoh, sebuah truk berat mempunyai momentum
yang lebih besar dibandingkan mobil yang ringan yang bergerak dengan
kelajuan yang sama. Gaya yang lebih besar dibutuhkan untuk menghentikan
truk tersebut dibandingkan dengan mobil yang ringan dalam waktu tertentu.
Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yakni momentum linear dan
momentum sudut. Kadang-kadang momentum linear disingkat momentum.
Dirimu jangan bingung ketika membaca buku pelajaran fisika yang hanya
menulis “momentum”. Yang dimaksudkan buku itu adalah momentum linear.
Seperti pada gerak lurus, kita seringkali hanya menyebut kecepatan linear
dengan “kecepatan”. Tetapi yang kita maksudkan sebenarnya adalah “kecepatan
linear”. Momentum linear merupakan momentum yang dimiliki benda-benda
yang bergerak pada lintasan lurus, sedangkan momentum sudut dimiliki benda-
benda yang bergerak pada lintasan melingkar.
Momentum suatu benda didefinisikan sebagai hasil kali massa benda
dengan kecepatan gerak benda tersebut
p = m .v
atau
P = m.v1– m.v0
Apabila pada t1 kecepatan v1 dan pada t2 kecepatan adalah v2 maka :
F (T1 − T2) = m.v2– m.v1

7
P adalah lambang momentum, m adalah massa benda dan v adalah
kecepatan benda. Sedangkan T adalah aksi gaya. Momentum merupakan
besaran vektor, jadi selain mempunyai besar alias nilai, momentum juga
mempunyai arah. Besar momentum p = mv. Terus arah momentum
bagaimana-kah ? arah momentum sama dengan arah kecepatan. Misalnya
sebuah mobil bergerak ke timur, maka arah momentum adalah timur, tapi kalau
mobilnya bergerak ke selatan maka arah momentum adalah selatan. Bagaimana
dengan satuan momentum ? karena p = mv, di mana satuan m = kg dan satuan v
= m/s, maka satuan momentum adalah kg m/s.
Dari persamaan di atas, tampak bahwa momentum (p) berbanding lurus
dengan massa (m) dan kecepatan (v). Semakin besar kecepatan benda, maka
semakin besar juga momentum sebuah benda. Demikian juga, semakin besar
massa sebuah benda, maka momentum benda tersebut juga bertambah besar.
Perlu anda ingat bahwa momentum adalah hasil kali antara massa dan
kecepatan. Jadi walaupun seorang berbadan gendut, momentum orang tersebut
= 0 apabila dia diam alias tidak bergerak. Jadi momentum suatu benda selalu
dihubungkan dengan massa dan kecepatan benda tersebut. kita tidak bisa
meninjau momentum suatu benda hanya berdasarkan massa atau kecepatannya
saja.
Jika Partikel dengan massa m bergerak sepanjang garis lurus, gaya F pada
partikel dianggap tetap dengan arah sejajar gerak partikel jadi Jika kecepatan (v)
partikel pada t =0 adalah Vo maka kecepatan pada waktu t adalah
V = Vo + at > ( V = Vo + at ) m
Vm = Vo. m + M.at > Vm = Vo.m + F.t > m.V – m.Vo = F.t

Perubahan momentum linear = m.v – m.Vo


Impuls gaya = F.t

8
Dalam suatu tumbukan, misalnya bola yang dihantam tongkat pemukul,
tongkat bersentuhan dengan bola hanya dalam waktu yang sangat singkat,
sedangkan pada waktu tersebut tongkat memberikan gaya yang sangat besar
pada bola. Gaya yang cukup besar dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat
ini disebut gaya impulsif.

Tampak bahwa gaya impulsif tersebut tidak konstan. Dari hukum ke-2
Newton diperoleh

F = dp/dt
∫ F dt = ∫ dp
I = F dt = p = Impuls

Jika dilihat dengan grafik, impuls dapat dicari dengan menghitung luas
daerah di bawah kurva F(t) (yang diarsir). Bila dibuat pendekatan bahwa gaya
tersebut konstan, yaitu dari harga rata-ratanya, Fr , maka:

I = F t = ∆p
Fr= I /t =p/∆t“ Impuls dari sebuah gaya sama dengan perubahan momentum
partikel “.

Contoh Soal :
Sebuah bus bermassa 5 ton bergerak dengan kecepatan tetap 10 m/s. Berapa
momentum yang dimiliki bus tersebut?
Penyelesaian:
Dengan menggunakan persamaan diatas maka kita mendapatkan besar
momentum bus sebesar P = mv
P = 5000 kg x 20 m/s
P= 100000 kg m/s
(catatan 1 ton = 1000 kg)

9
2.2. HUBUNGAN MOMENTUM dengan HUKUM II NEWTON
Pada pokok bahasan Hukum II Newton, kita telah belajar bahwa jika ada
gaya total yang bekerja pada benda maka benda tersebut akan mengalami
percepatan, di mana arah percepatan benda sama dengan arah gaya total. Jika
dirimu masih bingung dengan Hukum II warisan Newton, sebaiknya segera
meluncur ke TKP dan pelajari dulu. Nah, apa hubungan antara hukum II
Newton dengan momentum ? yang benar, bukan hubungan antara Hukum II
Newton dengan momentum tetapi hubungan antara gaya total dengan
momentum. Sekarang pahami penjelasan berikut ini.
Misalnya ketika sebuah mobil bergerak di jalan dengan kecepatan tertentu,
mobil tersebut memiliki momentum. Nah, untuk mengurangi kecepatan mobil
pasti dibutuhkan gaya (dalam hal ini gaya gesekan antara kampas dan ban
ketika mobil direm). Ketika kecepatan mobil berkurang (v makin kecil),
momentum mobil juga berkurang. Demikian juga sebaliknya, sebuah mobil
yang sedang diam akan bergerak jika ada gaya total yang bekerja pada mobil
tersebut (dalam hal ini gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin).Ketika mobil
masih diam, momentum mobil = 0. pada saat mobil mulai bergerak dengan
kecepatan tertentu, mobil tersebut memiliki momentum. Jadi kita bias
mengatakan bahwa perubahan momentum mobil disebabkan oleh gaya total.
Dengan kata lain, laju perubahan momentum suatu benda sama dengan gaya
total yang bekerja pada benda tersebut. Ini adalah hukum II Newton dalam
bentuk momentum. Newton pada mulanya menyatakan hukum II newton dalam
bentuk momentum. Hanya Hukum II Newton yang menyebut hasil kali mv
sebagai “kuantitas gerak”, bukan momentum.

10
Secara matematis, versi momentum dari Hukum II Newton dapat dinyatakan
dengan persamaan :
∑F= ∆p∆t
∑F= gaya total yang bekerja pada benda
∆p = perubahan momentum
∆t = selang waktu perubahan momentum

Catatan = lambang momentum adalah p kecil, bukan P besar. Kalau P


besar itu lambang daya. p dicetak tebal karena momentum adalah besaran
vektor.
Dari persamaan ini, kita bisa menurunkan persamaan Hukum II Newton
“yang sebenarnya” untuk kasus massa benda konstan alias tetap.Sekarang kita
tulis kembali persamaan di atas :
∑F= ∆p∆t
Jika Vo = kecepatan awal, Vt = kecepatan akhir, maka persamaan di atas
akan menjadi :

∑F= mvt-mv∆t₀

∑F= m(vt-v)∆t₀

∑F= ∆v∆t
∑F= ma
ini adalah persamaan Hukum II Newton untuk kasus massa benda tetap,
yang sudah kita pelajari pada pokok bahasan Hukum II Newton. Di atas sebagai
Hukum II Newton “yang sebenarnya”.

Terus apa bedanya penggunaan hukum II Newton “yang sebenarnya”


dengan hukum II Newton versi momentum ? Hukum II Newton
versimomentum di atas lebih bersifat umum, sedangkan Hukum II Newton
“yang sebenarnya” hanya bisa digunakan untuk kasus massa benda tetap.

11
Jadi ketika menganalisis hubungan antara gaya dan gerak benda, di mana
massa benda konstan, kita bisa menggunakan Hukum II Newton “yang
sebenarnya”, tapi tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan Hukum II
Newton versi momentum. Ketika kita meninjau benda yang massa-nya tidak
tetap alias berubah, kita tidak bisa menggunakan Hukum II Newton “yang
sebenarnya” (F = ma). Kita hanya bisa menggunakan Hukum II Newton versi
momentum. Contohnya roket yang meluncur ke ruang angkasa. Massa roket
akan berkurang ketika bahan bakarnya berkurang atau habis.

2.3 HUBUNGAN MOMENTUM dengan IMPULS

Ketika terjadi tumbukan, gaya meningkat dari nol pada saat terjadi kontak
dan menjadi nilai yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Setelah
turun secara drastis menjadi nol kembali. Ini yang membuat tangan terasa lebih
sakit ketika dipukul sangat cepat (waktu kontak antara jari pemukul dan tangan
yang dipukul sangat singkat).Hukum II Newton versi momentum yang telah
kita turunkan di atas menyatakan bahwa laju perubahan momentum suatu benda
sama dengan gaya total yang bekerja pada benda tersebut. Besar gaya yang
bekerja pada benda yang bertumbukan dinyatakan dengan persamaan :Ingat
bahwa impuls diartikan sebagai gaya yang bekerja pada benda dalam waktu
yang sangat singkat. Konsep impuls membantu kita ketika meninjau gaya-gaya
yang bekerja pada benda dalam selang waktu yang sangat singkat. Misalnya
ketika ronaldinho menendang bola sepak, atau ketika tanganmu dipukul dengan
cepat.

12
Konsep Impuls dan Momentum

Impuls merupakan suatu besaran yang erat hubungannya dengan tumbukan.


Misalnya ketika seorang petinju memukul lawannya maka dikatakan lawannya
ini menerima impuls atau ketika palu memukul batu bata maka batu bata hancur
akibat menerima impuls.
Impuls didefinisikan sebagai hasil kali gaya impulsif rata-rata () dan selang
waktu (∆t) selama gaya impulsif itu bekerja.
Secara matematis,

I = Impuls (N.s atau kg m/s)


F = gaya (N)
∆t = selang waktu gaya diberikan (s)

Karena F merupakan besaran vektor maka Impuls I juga merupakan vektor yang
arahnya sama dengan arah F

Momentum adalah ukuran kesukaran untuk menggerakkan suatu benda dan


didefinisikan sebagai hasil kali massa (m) dengan kecepatan (v)

Besaran mv ini yang disebut dengan momentum (lambang P)

P = momentum linear (kg m/s)


m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
EK = Energi kinetik benda (Joule)

13
Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor.

Teori Impuls dan Momentum

Misalnya kita akan menghitung besar impuls yang diberikan bola yang
menumbuk sebuah tembok. Impuls dapat diukur jika kita dapat mengukur gaya
rata-rata (F) yang diberikan dan selang waktu (∆t) gaya tersebut kontak dengan
tembok. Karena sangat sulit untuk mengukur gaya yang bervariasi dan juga sulit
mengukur lamanya bola kontak dengan tembok karena proses berlangsung
cepat, maka untuk mengukur impuls lebih mudah menggunakan bantuan
besaran momentum.

Misalkan sebuah mobil bergerak dengan kecepatan v1, ketika ditabrak dari
belakang maka kecepatannya menjadi v2. Untuk menghitung besar impuls yang
diterima mobil adalah

14
Contoh penerapan hubungan antara impuls dan momentum

Hubungan ini menyatakan benda yang mempunyai momentum lebih besar


dapat menimbulkan impuls atau gaya yang lebih besar. Contoh: sebuah truk dan
sebuah sepeda menabrak sebuah pohon dengan kecepatan yang sama. Truk akan
memberikan impuls yang lebih besar karena momentum truk lebih besar (massa
truk lebih besar)
Dalam waktu kontak yang lebih singkat dapat menimbulkan gaya yang lebih
besar. Contoh: seorang karateka yang hendak menghancurkan sebuah papan
akan memberikan kecepatan tinggi pada tangannya agar momentumnya besar,
momentum ini akan menjadi nol saat ia memberikan impuls pada papan. Dalam
memberikan impuls ini ia akan berusaha agar kontak terjadi sesingkat mungkin
sehingga gaya yang diberikannya besar.

15
Contoh Soal 1

Sebuah bola bermassa 0,4 kg dilempar dengan kecepatan 30 m/s ke arah sebuah
dinding di kiri kemudian bola memantul kembali dengan dengan kecepatan 20
m/s ke kanan.
a. berapa impuls pada bola?
b. jika bola bertumbukan dengan dinding selama 0,010 s, berapa gaya yang
dikerjakan dinding pada bola?

Penyelesaian
Karena momentum merupakan besaran vektor dan memiliki arah maka kita
tetapkan acuan ke kanan sebagai sumbu x positif, maka keadaan soal dapat
digambarkan

a. Dengan sumbu x ke kanan positif, maka


p1 = m.v1 = (0,4)(–30) = –12 kg m/s
p2 = m.v2 = (0,4)(+20) = +8 kg m/s
I = p2 –p1 = +8 – (–12) = +20 kg m/s
b. F = I/∆t = 20/0,01 = 2000 N

16
Contoh Soal 2
Sebuah bola besi dengan massa 300 kg menabrak dinding dengan kecepatan 10
m/s dengan sudut 60 °. Bola memantul dengan kecepatan dan sudut yang sama.
Jika bola bersentuhan dengan dinding
Saat waktu 0.2 s, hitunglah gaya rata – rata yang dihasilkan oleh dinding kepada
bola ?

Penyelesaian
Dalam persoalan ini, perubahan momentum dihitung menurut sumbu x dan
sumbu y
∆Py = m(v cos 600) – m(v cos 600) = 0
∆PX = m(−v sin 600) – m(v sin 600) = −2mv sin 600
= −(2)(3.00)(10.0)(0.866) = −52.0 kg m/s
F = ∆P/∆t = −52.0/0.200 = −260 N

17
2.4 HUBUNGAN MOMENTUM dengan TUMBUKAN
Hubungan Momentum dan tumbukan tu gimana ?
Pada pembahasan di atas, gurumuda sudah menjelaskan panjang lebar
kepada dirimu mengenai pengertian momentum dalam ilmu fisika. Nah, kali ini
kita akan melihat hubungan antara momentum dengan tumbukan. Pernahkah
dirimu menyaksikan tabrakan antara dua kendaraan beroda di jalan ? apa yang
dirimu amati ? yang pasti penumpangnya babak belur dan digiring ke rumah
sakit dalam tempo yang sesingkat2nya… tapi maksud gurumuda, bagaimana
kondisi kendaraan tersebut ? kendaraan tersebut mungkin hancur lebur dan
mungkin langsung digiring ke bengkel khan ? paling singgah bentar di kantor
polisi
Sekarang coba dirimu bandingkan, bagaimana akibat yang ditimbulkan dari
tabrakan antara dua sepeda motor dan tabrakan antara sepeda motor dengan
mobil ? anggap saja kendaraan tersebut bergerak dengan laju sama. Tentu saja
tabrakan antara sepeda motor dan mobil lebih fatal akibatnya dibandingkan
dengan tabrakan antara dua sepeda motor. Kalo ga percaya silahkan buktikan
Massa mobil jauh lebih besar dari massa sepeda motor, sehingga ketika mobil
bergerak, momentum mobil tersebut lebih besar dibandingkan dengan
momentum sepeda motor. Ketika mobil dan sepeda motor bertabrakan alias
bertumbukan, maka pasti sepeda motor yang terpental. Bisa anda bayangkan,
apa yang terjadi jika mobil bergerak sangat kencang (v sangat besar) ?
Kita bisa mengatakan bahwa makin besar momentum yang dimiliki oleh sebuah
benda, semakin besar efek yang timbulkan ketika benda tersebut bertumbukkan.
Kalo dirimu kurus, coba aja bertabrakan dengan temanmu yang gendut…
sebaiknya jangan dicoba, karena pasti dirimu yang terpental dan meringis
kesakitan…

18
Sebelum kita melihat hubungan antara momentum dan impuls, terlebih dahulu
kita pahami hukum II Newton dalam bentuk momentum.
Hukum II Newton
Lho, kok tiba2 eyang Newton muncul ?
Pada pokok bahasan Hukum II Newton, kita telah belajar bahwa jika ada
gaya total yang bekerja pada benda maka benda tersebut akan mengalami
percepatan, di mana arah percepatan benda sama dengan arah gaya total. Jika
dirimu masih bingun dengan Hukum II warisan eyang Newton, sebaiknya
segera meluncur ke TKP dan pelajari dulu. Nah, apa hubungan antara hukum II
Newton dengan momentum ? yang benar, bukan hubungan antara Hukum II
Newton dengan momentum tetapi hubungan antara gaya total dengan
momentum. Sekarang pahami penjelasan gurumuda berikut ini.
Misalnya ketika sebuah mobil bergerak di jalan dengan kecepatan tertentu,
mobil tersebut memiliki momentum. Nah, untuk mengurangi kecepatan mobil
pasti dibutuhkan gaya (dalam hal ini gaya gesekan antara kampas dan ban
ketika mobil direm). Ketika kecepatan mobil berkurang (v makin kecil),
momentum mobil juga berkurang. Demikian juga sebaliknya, sebuah mobil
yang sedang diam akan bergerak jika ada gaya total yang bekerja pada mobil
tersebut (dalam hal ini gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin). Ketika mobil
masih diam, momentum mobil = 0. pada saat mobil mulai bergerak dengan
kecepatan tertentu, mobil tersebut memiliki momentum. Jadi kita bisa
mengatakan bahwa perubahan momentum mobil disebabkan oleh gaya total.
Dengan kata lain, laju perubahan momentum suatu benda sama dengan gaya
total yang bekerja pada benda tersebut. Ini adalah hukum II Newton dalam
bentuk momentum. Eyang newton pada mulanya menyatakan hukum II newton
dalam bentuk momentum. Hanya eyang menyebut hasil kali mv sebagai
“kuantitas gerak”, bukan momentum.

19
Secara matematis, versi momentum dari Hukum II Newton dapat dinyatakan
dengan persamaan :

Catatan = lambang momentum adalah p kecil, bukan P besar. Kalau P besar itu
lambang daya. p dicetak tebal karena momentum adalah besaran vektor.
Dari persamaan ini, kita bisa menurunkan persamaan Hukum II Newton “yang
sebenarnya” untuk kasus massa benda konstan alias tetap.
Sekarang kita tulis kembali persamaan di atas :

Gampang khan ? ini adalah persamaan Hukum II eyang Newton untuk kasus
massa benda tetap, yang sudah kita pelajari pada pokok bahasan Hukum II
Newton. Gurumuda menyebutnya di atas sebagai Hukum II Newton “yang
sebenarnya”.
Terus apa bedanya penggunaan hukum II Newton “yang sebenarnya” dengan
hukum II Newton versi momentum ? Hukum II Newton versi momentum di atas
lebih bersifat umum, sedangkan Hukum II Newton “yang sebenarnya” hanya
bisa digunakan untuk kasus massa benda tetap. Jadi ketika menganalisis
hubungan antara gaya dan gerak benda, di mana massa benda konstan, kita bisa
menggunakan Hukum II Newton “yang sebenarnya”, tapi tidak menutup
kemungkinan untuk menggunakan Hukum II Newton versi momentum. Ketika
kita meninjau benda yang massa-nya tidak tetap alias berubah, kita tidak bisa
menggunakan Hukum II Newton “yang sebenarnya” (F = ma). Kita hanya bisa
menggunakan Hukum II Newton versi momentum. Contohnya roket yang
meluncur ke ruang angkasa. Massa roket akan berkurang ketika bahan bakarnya
berkurang atau habis

20
Sekarang coba dirimu bandingkan, bagaimana akibat yang ditimbulkan dari
tabrakan antara dua sepeda motor dan tabrakan antara sepeda motor dengan
mobil ? anggap saja kendaraan tersebut bergerak dengan laju sama. Tentu saja
tabrakan antara sepeda motor dan mobil lebih fatal akibatnya dibandingkan
dengan tabrakan antara dua sepeda motor. Kalo ga percaya silahkan buktikan
Massa mobil jauh lebih besar dari massa sepeda motor, sehingga ketika mobil
bergerak, momentum mobil tersebut lebih besar dibandingkan dengan
momentum sepeda motor. Ketika mobil dan sepeda motor bertabrakan alias
bertumbukan, maka pasti sepeda motor yang terpental. Bisa anda bayangkan,
apa yang terjadi jika mobil bergerak sangat kencang (v sangat besar) ? Kita bisa
mengatakan bahwa makin besar momentum yang dimiliki oleh sebuah benda,
semakin besar efek yang timbulkan ketika benda tersebut bertumbukkan.

2.5 HUKUM KEKALAN MOMENTUM

Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa “jika tidak ada gaya


luar yang bekerja pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama
dengan momentum total sesudah tumbukan”. ketika menggunakan persamaan
ini, kita harus memerhatikan arah kecepatan tiap benda.
Advertisment
Hukum Kekekalan Momentum

Huygens, ilmuwan berkebangsaan belkita, melakukan eksperimen dengan


menggunakan bola-bola bilyar untuk menjelaskan hukum kekekalan
momentum.

21
Perhatikan uraian berikut
Dua buah bola pada gambar diatas bergerak berlawanan arah saling
mendekati. Bola pertama massanya m1, bergerak dengan kecepatan v1.
Sedangkan bola kedua massanya m2 bergerak dengan kecepatan v2. Jika kedua
bola berada pada lintasan yang sama dan lurus, maka pada suatu saat kedua bola
akan bertabrakan.
Dengan memperhatikan analisis gaya tumbukan bola pada gambar diatas
ternyata sesuai dengan pernyataan hukum III Newton. Kedua bola akan saling
menekan dengan gayaF yang sama besar, tetapi arahnya berlawanan. Akibat
adanya gaya aksi dan reaksi dalam `selang waktu Δttersebut, kedua bola akan
saling melepaskan diri dengan kecepatan masing-masing sebesar v’1 dan v’2.
Penurunan rumus secara umum dapat dilakukan dengan meninjau gaya interaksi
saat terjadi tumbukan berdasarkan hukum III Newton.
Faksi = – Freaksi
F1 = – F2

Impuls yang terjadi selama interval waktu Δt adalah F1 Δt = -F2 Δt . kita ketahui
bahwa I = F Δt = Δp , maka persamaannya menjadi seperti berikut.

Δp1 = – Δp2
m1v1 – m1v’1 = -(m2v2 – m2v’2)
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
p1 + p2 = p’1 + p’2
Jumlah momentum awal = Jumlah momentum akhir
Keterangan:
p1,p2 :momentu benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
p‘1,p’2 :momentum benda 1 dan 2 sesudah makanan
m1m2 : massa benda 1 dan 2
v1, v2 : kecepatan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
v’1, v’2 : kecepatan benda 1 dan 2 sesudah tumbukan

Bunyi Hukum Kekakalan Momentum

Persamaan di atas dinamakan hukum kekekalan momentum.


Hukum kekakalan momentum menyatakan bahwa “jika tidak ada gaya luar
yang bekerja pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama dengan
momentum total sesudah tumbukan”. ketika menggunakan persamaan ini, kita
harus memerhatikan arah kecepatan tiap benda.

22
Contoh Aplikasi Hukum Kekekalan Momentum

Contoh aplikasi dari hukum kekekalan momentum adalah roket dan pistol. Pada
Gambar 5.3 tampak sebuah pistol yang digantung pada seutas tali. Saat peluru
ditembakkan ke kanan dengan alat jarak jauh seperti remote, senapan akan
tertolak ke kiri. Percepatan yang diterima oleh pistol ini berasal dari gaya reaksi
peluru pada pistol (hukum III Newton).

Contoh aplikasi yang lain adalah pada sistem roket. Percepatan roket diperoleh
dengan cara yang mirip dengan bagaimana senapan memperoleh percepatan
Percepatan roket berasal dari tolakan gas yang disemburkan roket. Tiap molekul
gas dapat dianggap sebagai peluru kecil yang ditembakkan roket. Jika gaya
gravitasi diabaikan, maka peristiwa peluncuran roket memenuhi hukum
kekekalan momentum.
Mula-mula sistem roket diam, sehingga momentumnya nol. Sesudah gas
menyembur keluar dari ekor roket, momentum sistem tetap. Artinya momentum
sebelum dan sesudah gas keluar sama. Berdasarkan hukum kekekalan
momentum, besarnya kelajuan roket tergantung banyaknya bahan bakar yang
digunakan dan besar kelajuan semburan gas. Hal inilah yang menyebabkan
wahana roket dibuat bertahap banyak.

Penerapan hukum kekekalan momentum linear pada


roketBagian Bawah Formulir

23
 Pustaka Fisika). Hukum kekekalan momentum adalah salah satu hukum
dasar yang ada dalam ilmu Fisika. Hukum ini menyatakan
bahwa “Momentum total dua buah benda sebelum bertumbukan adalah
sama setelah bertumbukan”. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa nilai
momentum total ketika benda bertumbukan adalah konstan atau tidak
berubah. Untuk memahami hukum ini, dapat kita mulai dengan
memahami Hukum ketiga Newton tentang Aksi-Reaksi.
 Bayangkan tabrakan antara dua buah benda; benda 1 dan benda 2. Dalam
Hukum ketiga Newton, gaya yang bekerja ketika bertabrakan adalah
sama besar tetapi berlawanan arah. Dalam bahasa matematis dapat
dituliskan dengan:

 F1 = – F2
 Gaya yang bekerja pada masing-masing benda yang bertumbukan terjadi
selama selang waktu tertentu. Terlepas dari lama tidaknya kontak gaya itu
terjadi, selang waktu ini sama untuk benda 1 dan benda 2. Artinya bahwa,
selang waktu bekerjanya gaya dari benda 1 kepada benda 2 sama dengan
selang waktu bekerjanya gaya benda 2 kepada benda 1. Dapat dituliskan
dengan:z
 t1 = t2
 Sebagai konsekuensi dari gaya yang bekerja pada kedua benda adalah
sama besar/berlawanan arah dan selang waktu terjadinya gaya tersebut
juga sama, maka implus yang terjadi pada dua benda tersebut nilanya
sama dan berlawanan arah. Dalam persamaan matematis, dituliskan
dengan:

 F1*t1 = – F2*t2

 Dari teori perubahan implus-momentum, bahwa implus yang terjadi pada


suatu benda sama dengan perubahan momentumnya. Dengan demikian,
karena setiap benda mangalamiimplus yang sama besar dan berlawanan
arah maka secara logis setiap benda itu juga mengalami perubahan
memomentum yang sama besar dan berlawanan arah. Secara matematis,
dituliskan:


 Persamaan di atas adalah salah satu dari pernyataan hukum kekekalan
momentum. Dalam setiap tumbukan, perubahan momentum benda 1
sama dengan dan berlawanan arah dari perubahan momentum benda 2.

24
Contoh soal
 Pada saat kalian memukul golf yang memiliki massa 0,25 kg memiliki
kecepatan 60 m/s. Selang waktu kontak antara bola dan stik kamu adalah
0,05 sekon. Pertanyaannya adalah berapa gaya rata-rata yang dikerjakan
oleh stik golf kamu?
Diketahui: m = 0,25 kg; v2= 60 m/s
v1 =0 ; t ' = 0,05 s
Ditanya: F = ... ?
Jawab:
F. t ' = m(v2 – v1)
F (0,05) = 0,25 x (60 – 0)
F = 300 N
 Peluru pak polisi memiliki massa 15 gram yang ditembakkan ke arah
pencuri sepeda motor. Jika massa senapan 1,6 kg kecepatan peluru yang
bergerak mencapai 120 m/s. Coba hitung kecepatan mundur senapan
sesaat setelah pak polisi melepas tembakkan!

Diketahui: mp = 15 g = 0,015 kg
vp' =120 m/s
vp = 0 ms
ms= 1,6 kg
Ditanya: vs' = ... . ?
Jawab:
Kita pakai hukum kekekalan momentum pada rumus di atas:
mpvp + Msvs = mpvp' + msvs'
0 + 0 = (0,015 x 120) + (1,6 x vs' )
-1,6 vs' = 1,8
vs' = -1,125 m/s
.
Contoh Hukum Kekekalan Momentum

Contoh kekekalan momentum linear berlimpah dalam kehidupan sehari-hari. Di


mana pun ada tumbukan, prinsip kekekalan sedang bekerja. Sebagai contoh,
ketika bola bisbol bertabrakan dengan tongkat pemukul, jumlah dari momentum
awal dan jumlah dari momentum akhir pemukul dan bola, tetap sama.
Berapapun momentum tongkat pemukul yang hilang, akan menjadi
pertambahan pada bisbol.

25
Ketika peluru ditembakan dari pistol, pistol mundur sehingga jumlah
momentum peluru dan pistol momentum dalam arah yang berlawanan, saling
meniadakan dan momentum akhir dan momentum awal sistem menyamakan
kedudukan. Satu perangkat sederhana yang menjelaskan prinsip ini adalah
‘Newton Cradle’ gambar di atas. Ini terdiri dari manik-manik secara terpisah
tergantung ditumpuk terhadap satu sama lain. Jika Anda menarik satu manik
dari satu sisi dan melepaskannya, akan bertumbukan dengan sisa manik-manik
dan terhalau satu manik-manik dari sisi lain untuk menjadikan momentum
kekal.

Hukum kekekalan momentum menyebutkan bahwa:


‘Jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah tetap,
asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda itu’

Ini berarti momentum total suatu sistem yang terisolasi setiap saatnya sama
dengan momentum awalnya.

Jika digambarkan:

Gambar 8. Momentum yang terjadi antara dua benda


Gambar di atas menunjukkan bola dengan massa 1 ( m1) dan massa 2 ( m2)
yang bergerak berlawanan arah dalam satu garis lurus dengan kecepatan
berturut-turut sebesar v1 dan v2. Setelah keduanya bertumbukan masing-
masing kecepatannya berubah menjadi v1’ dan v2’

26
Secara matematis hukum kekekalan momentum dapat dinyatakan dengan:

Dengan:
p1, p2 : momentum benda 1 dan 2 sebelum tumbukan (kg.m/s)
p1’, p2’ : momentum benda 1 dan 2 setelah tumbukan (kg.m/s)
m1, m2 : massa benda 1 dan 2 (kg)
v1, v2 : kecepatan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan (m/s)
v1’, v2’ : kecepatan benda 1 dan 2 sesudah tumbukan (m/s)

Nah, untuk memecahkan soal di atas, perhatikanlah sistem yang terdiri atas
pemanah (termasuk anak panahnya) dan anak panah.
Sistem ini tidak terisolasi karena gaya gravitasi dan gaya normal bekerja pada
sistem. Namun, gaya-gaya tersebut vertikal dan tegak lurus terhadap gerak
sistem. Jadi, tidak ada gaya eksternal pada arah horizontal dan kita dapat
menganggap sistem tersebut terisolasi dalam hal komponen-komponen
momentumnya pada arah ini.

Momentum horizontal total pada sistem ini sebelum anak panah


ditembakkan adalah nol (m1v1i +m2v2i = 0), dimana pemanah partikel 1 dan
anak panah adalah partikel 2. Maka, momentum horizontal total setelah anak
panah ditembakkan haruslah 0, yaitu:
m1. v1f + m2. v2f = 0

Kita pilih arah kemana anak panah ditembakkan sebagai arah x positif.
Dengan
m1= 60 kg, m2 = 0,50 kg, dan v2f= 50i m/s, kita dapatkan v1f,
kecepatan pemanahterdorong \kebelakang:
v1f=-(m2/m1)
v2f =-(0,50kg/60kg)(50i m/s)
=-0,42im/s
Tanda negatif untuk v1f berarti bahwa pemanah bergerak ke kiri setelah anak
panah ditembakkan, berlawanan arah dengan gerak anak panah, sesuai dengan
hukum III Newton. Oleh karena pemanah jauh lebih berat daripada anak panah,
maka percepatan dan kecepatan dorongnya lebih kecil daripada percepatan dan
kecepatan anak panah.

27
Hukum kekekalan momentum hanya berlaku jika jumlah gaya luar pada benda-
benda yang bertumbukan sama dengan nol

Cobalah kalian hitung apakah benar jumlah gaya luar pada benda-benda di atas
sama dengan nol?!
Secara umum hukum kekekalan momentum berlaku untuk interaksi dua benda,
misalnya:

a. Peluru yang ditembakkan dari senapan, yaitu senapan mendorong peluru


ke depan dan peluru mendorong senapan ke belakang

28
B Gerak majunya sebuah roket, yaitu roket mendorong gas ke belakang dan gas
mendorong roket ke depan.

c. Tumbukan dua benda

29
Contoh:
Dua orang anak yang berada dalam dalam sebuah perahu bermassa 100 kg
sedang bergerak ke arah selatan dengan kelajuan tetap 2 m/detik. Tiap anak
memiliki massa 50 kg. Kecepatan perahu itu segera setelah seorang anak
terjatuh di buritan (bagian belakang) perahu adalah...
Sebelum anak terjatuh, dua orang anak (massanya masing-masing ma= 50 kg)
dan perahu m= 100 kg bergerak bersama dengan kecepatan v, sehingga
momentum sistem ini:

Sesudah anak terjatuh, seorang anak dan perahu bergerak bersama dengan
kecepatan v', sehingga momentumnya:

30
2.6 Penerapan Hukum Momentum Dalam Kehidupan Sehari-hari

a. Peluncuran Roket
Sebuah roket diluncurkan vertikal ke atas menuju atmosfer Bumi. Hal ini
dapat dilakukan karena adanya gaya dorong dari mesin roket yang bekerja
berdasarkan perubahan momentum yang diberikan oleh roket. Pada saat roket
sedang bergerak, akan berlaku hukum kekekalan momentum. Pada saat roket
belum dinyalakan, momentum roket adalah nol. Apabila bahan bakar di
dalamnya telah dinyalakan, pancaran gas mendapatkan momentum yang
arahnya ke bawah. Oleh karena momentum bersifat kekal, roket pun akan
mendapatkan momentum yang arahnya berlawanan dengan arah buang bersifat
gas roket tersebut dan besarnya sama. Secara matematis gaya dorong pada roket
dinyatakan dalam hubungan berikut.
FΔt = Δ(mv)
F = v(Δm/ Δt)
dengan: F = gaya dorong roket (N), (Δm/Δt)= perubahan massa roket terhadap
waktu (kg/s), dan v = kecepatan roket (m/s).

b. Air Safety Bag (kantong udara)


Air Safety Bag (kantong udara) digunakan untuk memperkecil gaya akibat
tumbukan yang terjadi pada saat tabrakan. Kantong udara tersebut dipasangkan
pada mobil serta dirancang untuk keluar dan mengembang secara otomatis saat
tabrakan terjadi. Kantong udara ini mampu meminimalkan efek gaya terhadap
benda yang bertumbukan. Prinsip kerjanya adalah memperpanjang waktu yang
dibutuhkan untuk menghentikan momentum pengemudi.Saat tabrakan terjadi,
pengemudi cenderung untuk tetap bergerak sesuai dengan kecepatan gerak
mobil. Gerakan ini akan membuatnya menabrak kaca depan mobil yang
mengeluarkan gaya sangat besar untuk menghentikan momentum pengemudi
dalam waktu sangat singkat.

31
Apabila pengemudi menumbuk kantong udara, waktu yang digunakan untuk
menghentikan momentum pengemudi akan lebih lama sehingga gaya yang
ditimbulkan pada pengemudi akan mengecil. Dengan demikian, keselamatan si
pengemudi akan lebih terjamin.

c. Desain Mobil
Desain mobil dirancang untuk mengurangi besarnya gaya yang timbul akibat
tabrakan. Caranya dengan membuat bagian-bagian pada badan mobil agar dapat
menggumpal sehingga mobil yang bertabrakan tidak saling terpental satu
dengan lainnya.Mengapa demikian?Apabila mobil yang bertabrakan saling
terpental, pada mobil tersebut terjadi perubahan momentum dan impuls yang
sangat besar sehingga membahayakan keselamatan jiwa penumpangnya.
Daerah penggumpalan pada badan mobil atau bagian badan mobil yang
dapat penyok akan memperkecil pengaruh gaya akibat tumbukan yang dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk
menghentikan momentum mobil dan menjaga agar mobil tidak saling terpental.
Rancangan badan mobil yang memiliki daerah penggumpalan atau penyok
tersebut akan mengurangi bahaya akibat tabrakan pada penumpang mobil.
Beberapa aplikasi Hukum Kekekalan Momentum lainnya adalah bola baja yang
diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding tembok.

32
2.7 Contoh soal mengenai momentum

1. Tono yang bermassa 50 kg, naik sepeda dengan kecepatan 36 km/jam.


Tentukan momentum Tono jika sepeda bergerak pada arah sumbu x.
Pembahasan :
Diketahui : Massa Tono (m) = 50 kg
Kecepatan (v) = 36 km/jam = 10 m/s
Ditanya : P
Jawab : P = m.v
= 50 kg . 10 m/s
= 500 kg.m/s
Jadi, momentum tono adalah 500 kgm/s
2. Sebuah gerbong kereta api (m = 10000 kg) bergerak ke arah timur dengan kecepatan 24
m/s menabrak gerbong kosong (m=6000 kg) lain yang sejenis yang sedang dalam keadaan
diam, sehingga setelah tumbukan, kedua gerbong bersatu. Tentukan arah dan kecepatan
kedua gerbong tersebut setelah tumbukan!
Diketahui : m1 = 10000 kg
m2 = 6000 kg
v1 = 24 m/s
v2 = 0
Ditanya : arah dan v’
Jawab : m1 . v1 + m2 . v2 = m1’ . v1’ + m2’ . v2’, karena kedua gerbong
setelah tumbukan bersatu, maka v’ (kecepatan akhirnya sama. Sehingga berlaku
rumus :
m1 . v1 + m2 . v2 = (m1’+ m2’) . v’
10000 . 24 + 6000 . 0 = (10000 + 6000) . v’
240000 = 16000 . v’
v’ = 240000/16000
v’ = 15 m/s
Jadi, kedua gerbong bergerak bersama dengan kecepatan 15 m/s ke arah timur.

33
3. Hitung kecepatan balik sebuah senapan 5,0 kg yang menembakkan
peluru 0,050 kg dengan laju 120 m/s!
Diketahui : m1 (massa senapan) = 5,0 kg
m2 (massa peluru) = 0,050 kg
v1, v2 = 0
v2’ = 120 m/s
Ditanya : v1’
Jawab : m1 . v1 + m2 . v2 = m1’ . v1’ + m2’ . v2’
5.0 + 0,05 . 0 = 5 . v1’ + 0,05. 120
0 +0 = 5 v1’ + 6
-6 = 5 v1’
v1’ = -6/5
v1’ = -1,2 m/s

Jadi, kecepatan balik senapan berada pada arah yang berlawanan dengan
kelajuan 1,2 m/s.

34
BAB II
TUMBUKAN

2.8 PENGERTIAN TUMBUKAN


Tumbukan dapat berlangsung secara singkat dan dapat pula berlangsung
lama. Pada semua proses tumbukan, benda-benda yang saling bertumbukan
akan berinteraksi dengan kuat hanya selama tumbukan berlangsung kalaupun
ada gaya eksternal yang bekerja, besarnya akan jauh lebih kecil daripada gaya
interaksi yang terjadi, dan oleh karenanya gaya tersebut diabaikan.

Jika energi kinetik total benda-benda setelah tumbukan sama dengan energi
kinetik total benda-benda sebelum tumbukan, tumbukannya disebut tumbukan
elastik sempurna . sebaliknya jika energi kinetik total kedua benda setelah
tumbukan tidak sama dengan energi kinetik total kedua benda sebelum
tumbukan , tumbukannya disebut tumbukan tak elastik atau tumbukan tak
lenting.

Selanjutnya disini akan dijelaskan lebih lanjut;

1. Tumbukan lenting sempurna pada satu dimensi

Ingat ! jika pada tumbukan tidak terjadi kehilangan energi kinetik, maka
tumbukan yang terjadi bersifat lenting sempurna. Disini akan dibahas tumbukan
satu dimensi dimana kecepatan benda yang bertumbukan terletak segaris.
Misalnya sepanjang sumbu-x seperti pada gambar 6 berikut;

Gambar 6. Ilustrasi 2 Bola Sebelum dan Sesudah Tumbukan

35
Berdasarkan Hukum Kekalan Momentum diperoleh;

atau

oleh karena tumbukan yang terjadi adalah lenting sempurna, energi kinetiknya
tetap, yaitu:

atau

Dengan mengingat,

maka persamaan ketika terjadi tumbukan lenting sempurna dapat dituliskan


sebagai berikut

jika persamaan tersebut dibagi dengan persamaan;

maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

36
2. Tumbukan lenting sempurna pada bidang

Tumbukan ini terjadi pada bidang dua dimensi yang tidak segaris, melainkan
sebidang (dua dimensi). Contoh tumbukan semacam ini adalah tumbukan yang
terjadi pada dua bola billiar atau tumbukan yang terjadi pada tumbukan dua
mobil yang sejenis dan melaju dengan kecepatan yang sama seperti pada
gambar 7. ;

Gambar 7. Ilustrasi 2 Bola Bertumbukan Pada Bidang

Dengan menerapkan hukum kekekalan momentum pada arah sumbu x,


diperoleh

karena pada awalnya kedua benda


tidak bergerak pada arah y, maka komponen momentum dari arah y bernilai nol;

Pada tumbukan lenting sempurna, harga koefisien restitusi adalah sebagai


berikut:

37
3. Tumbukan tidak lenting

Dalam tumbukan ini, setelah tumbukan kedua benda akan bergerak bersama
seperti pada gambar 8.

Gambar 8. Ilustrasi Tumbukan Tidak Lenting

sehingga berlaku Dengan demikian, Hukum kekekalan


momentumnya berbentuk:

Dengan demikian, kecepatan kedua benda setelah tumbukan dapat dihitung


dengan rumus:

Jika salah satu benda misalnya m2 semula diam, maka persamaanya menjadi:

Jadi, dengan hanya mengukur massa dan kecepatan sebelum


tumbukan, kecepatan benda setelah tumbukan dapat diperhitungkan. Dalam
tumbukan tidak lenting, energi kinetik setelah tumbukan selalu lebih kecil
daripada energi kinetik sebelum tumbukan.

38
Rumus energi kinetik sebelum tumbukan adalah

Rumus energi kinetik setelah tumbukan adalah

Perbandingan enrgi kinetik setelah tumbukan dengan energi kinetik sebelum


tumbukan adalah

catatan: persamaan tersebut berlaku jika semula massa m2 diam.

Pada tumbukan tidak lenting, harga koefisien restitusi adalah sebagai berikut:

4. Tumbukan lenting sebagian

Sebagian besar tumbukan yang terjadi antara dua benda adalah tumbukan
lenting sebagian. Misalnya, bola tenis yang bertumbukan dengan raket atau bola
baseball yang dipukul. Analisis tumbukan tidak lenting sebagian melibatkan
koefisien restitusi (e) .

koefisien restitusi didefinisikan sebagai harga negatif dari perbandingan antara


besar kecepatan relatif kedua benda setelah tumbukan dan sebelum tumbukan.

39
Pada tumbukan lenting sebagian, harga koefisien restitusi

CONTOH SOAL

1.Bola A dan bola B bergerak di atas bidang datar segaris kerja. Bola A
dengan massa 2 kg bergerak ke kanan dengan kecepatan 4 m/s
dan bola B dengan massa 1 kg bergerak ke kiri dengan kecepatan 6 m/s.
Kedua bola bertumbukan sentral. Hitunglah kecepatan masing-masing
bola setelah tumbukan jika tumbukan kedua bola:
a. tidak lenting sama sekali
b. lenting sebagian dengan e = 0,8
c. lenting sempurna

40
41
2. Sebuah peluru dengan massa 20 gram ditembakkan dengan senapan yang
bermassa 2 kg. Jika kecepatan peluru saat meninggalkan moncong senapan = 10
m/s, maka berapakah kecepatan senapan setelah menembakkan peluru?
Penyelesaian

Tanda (-) menyatakan arah gerak senapan ke belakang

3. Sebuah gaya konstan bekerja pada benda yang mula-mula diam sehingga
dalam waktu 0,1 sekon kecepatan benda menjadi 4 m/s. Jika massa benda 500
gram, berapakah besar gaya tersebut?

Penyelesaian
Diketahui:
v1 = 0 ; Δt = 0,1 sekon
v2 = 4 m/s ; m = 500 gram = 0,5 kg
Ditanya: F ?

42
4. Seseorang dengan massa 50 kg naik perahu yang bermassa 200 kg yang
bergerak dengan kecepatan 10 m/s. Tiba-tiba orang tersebut meloncat dari
perahu dengan kecepatan 2 m/s searah dengan arah gerak perahu. Berapakah
kecepatan perahu sesaat orang meloncat?

Penyelesaian

Hukum kekekalan momentum ditinjau dari energi kinetik:

Dua benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1


bergerak dengan kecepatanv1 dan benda 2 bergerak dengan kecepatan v2.
Kedua benda itu bertumbukan dan terpantul dalamarah yang berlawanan.
Perhatikan bahwa kecepatan merupakan besaran vektor sehinggadipengaruhi
juga oleh arah. Sesuai dengan kesepakatan, arah ke kanan bertanda positif dan
arahke kiri bertanda negatif. Karena memiliki massa dan kecepatan, maka kedua
benda memiliki momentum (p = mv) dan energi kinetik (EK = ½ mv2). Total
Momentum dan Energi Kinetikkedua benda sama, baik sebelum tumbukan
maupun setelah tumbukan.

43
Secara matematis, Hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai
berikut :
m v + m v = m v' +m v' →Persamaan 1
Keterangan :
m1 = massa benda 1,
m2 = massa benda 2
v1 = kecepatan benda sebelum tumbukan dan
v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan
v’1 = kecepatan benda Setelah tumbukan,
v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum,

m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan,


m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan,
m2v’2 = momentum benda 2 setelah tumbukan

Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan


Energi Kinetik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

1/2m₁v₁²-1/2m₂v₂²= 1/2m₁v'₁²- 1/2m₂v'₂²

Keterangan :

12m₁v₁² = EK benda 1 sebelum tumbukan

12m₂v₂²= EK benda 2 sebelum tumbukan

12m₁v'₁²= EK benda 1 setelah tumbukan

44
12m₂v'₂²= EK benda 2 setelah tumbukan

Kita telah menurunkan 2 persamaan untuk Tumbukan Lenting Sempurna,


yakni persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Persamaan Hukum
Kekekalan Energi Kinetik. Ada suatu halyang menarik, bahwa apabila hanya
diketahui massa dan kecepatan awal, maka kecepatansetelah tumbukan bisa kita
tentukan menggunakan suatu persamaan lain. Persamaan ini diturunkan dari dua
persamaan di atas.

m₁ v₁+m₂v₂=m₁v'₁+m₂v'₂

m₁ v₁-m₂v₂=m₁v'₁-m₂v'₂

m₁v₁-v'₁=m₂(v'₂-v₂)→ Persamaan a

Kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik :

1/2m₁v₁²-1/2m₂v₂²= 1/2m₁v'₁²- 1/2m₂v₂²

Ini merupakan salah satu persamaan penting dalam Tumbukan Lenting


sempurna, selain persamaan Kekekalan Momentum dan persamaan Kekekalan
Energi Kinetik. Persamaan 3 menyatakan bahwa pada Tumbukan Lenting
Sempurna, laju kedua benda sebelum dan setelah tumbukan sama besar tetapi
berlawanan arah, berapapun massa benda tersebut.

45
2.8.1 TUMBUKAN SATU DIMENSI

Tumbukan biasanya dibedakan dari kekal-tidaknya tenaga kinetik selama


proses. Bila tenaga kinetiknya kekal, tumbukannya bersifat elstik. Sedangkan
bila tenaga kinetiknya tidak kekal tumbukannya tidak elastik. Dalam kondisi
setelah tumbukan kedua benda menempel dan bergerak bersama-sama,
tumbukannya tidak elastik sempurna.

Tumbukan elastik

Dari kekekalan momentum :

m₁ v₁+m₂v₂=m₁v'₁+m₂v'₂

Dari kekekalan tenaga kinetik :

1/2m₁v₁²+1/2m₁v'₁²=1/2m₂v₂²+ 1/2m₂v'₂²

Dan diperoleh :

v1 – v2 = v’2 - v’1

Tumbukan tidak elastik

Dari kekekalan momentum :


m1v1+ m2v2= m1v’1+ m2v’2

46
Kekekalan tenaga mekanik tidak berlaku, berkurang/bertambahnya
tenaga mekanik ini berubah/berasal dari tenaga potensial deformasi (perubahan
bentuk).

Dari persamaan ketiga tumbukan elastis dapat dimodifikasi menjadi :


v1- v2
v’1- v’2

e : koefisien elastisitas,
e = 1 untuk tumbukan elastis
0 < e < 1 untuk tumbukan tidak elastis
e = 0untuk tumbukan tidak elastis sempurna

2.8.2 Peristiwa Peristiwa Terjadinnya Tumbukan

Gerak Jatuh Bebas


Gerak jatuh bebas adalah gerak jatuh yang hanya dipengaruhi oleh gaya tarik bumi dan bebas
dari hambatan gaya-gaya lain. Gerak jatuh bebas termasuk GLBB dipercepat dengan
kecepatan awal Vo = nol dan percepatan sebesar percepatan gravitasi (g).

47
Aplikasi nyata dari gerak lurus berubah beraturan dengan percepatan a positif (gerak lurus
dipercepat dengan percepatan a tetap) ini adalah suatu benda yang dijatuhkan dari ketinggian
h meter dengan kecepatan awal nol atau tanpa kecepatan awal. Percepatan yang dialami oleh
benda tersebut adalah percepatan gravitasi bumi g (m/s2). Lintasan gerak benda ini berupa
garis lurus. Gerak benda semacam ini yang disebut gerak jatuh bebas.

Gerak jatuh bebas didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang dijatuhkan dari ketinggian
tertentu di atas tanah tanpa kecepatan awal dan dalam geraknya hanya dipengaruhi oleh gaya
gravitasi.

Suatu benda dilepaskan dari ketinggian h meter di atas permukaan tanah tanpa kecepatan
awal. Kecepatan pada saat t dapat dihitung dari persamaan berikut :

vt = v0 + at

Karena v0 = 0 dan percepatan gravitasi a = g, maka kecepatan benda pada saat t adalah :

vt = 0 + gt = gt

dengan :

vt = kecepatan pada waktu t (m/s),


v0 = kecepatan awal (t = 0) (m/s),
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2),
t = waktu (s).

Ketinggian yang dicapai oleh benda h adalah analog dengan persamaan dengan st adalah h,
dan vo = 0,

48
Waktu yang diperlukan oleh benda untuk mencapai tanah dari ketinggian h dengan
persamaan

Kecepatan benda pada saat t dapat diperoleh dengan memasukkan persamaan t dari
persamaan berikut.

dengan:

vt = kecepatan pada waktu t (m/s),


g = percepatan gravitasi bumi (m/s2),
h = ketinggian benda (m).

Contoh Soal Gerak Jatuh Bebas

Sebuah benda dijatuhkan dari ketinggian h = 20 m di atas permukaan tanah tanpa kecepatan
awal. Gerak benda hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi (gaya tarik-menarik bumi) sehingga
benda bergerak dengan percepatan sama dengan percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s2.
Berapa kecepatan benda saat mencapai tanah dalam m/s?

Penyelesaian:

Kecepatan benda v dapat dihitung menggunakan persamaan gerak jatuh bebas diatas yaitu:

vt = v0 + at = gt = 10 (m/s2) x t(s).

Waktu yang diperlukan t dapat dicari dengan menggunakan persamaan

dengan :

h = 20 m,
g = 10 m/s2.Type equation here.

49
Waktu yang diperlukan :

Kecepatan benda saat mencapai tanah : v = gt = 10 m/s2 x 2(s) = 20 m/sType equation here.

# benda jatuh
Benda yang Jatuh dan menumbuk lantai atau tanah mempunyai koefisien restitusi yang berhubungan
dengan tinggi pantulan benda .persamaan tumbukan benda jatuh sebagai berikut .

−𝑣2́
𝑒=
𝑣2
Persamaan yang berkaitan dengan tinggi benda sebagai berikut
𝑣2́
𝑒=
𝑣2

√2𝑔ℎ́
𝑒=
√2𝑔ℎ

ℎ́
𝑒√

Keterangan : 𝑒 = koefisien restitusi
ℎ́ = tinggi pantulan ( meter )
ℎ = tinggi benda di jatuhkan ( meter )
KOEFISIEN RESTITUSI

Nilai e kita sebut koefisien restitusi, jika bola dijatuhkan dari ketinggian h1 maka bola akan
terpantul. Jika tumbukan lentng sebagian maka ketinggian pantulan adalah h2.

sumber:http://dhewyriac.blogspot.com/p/materi.html

Kecepatan benda pada h1 adalah

50
adapun pada pantulan besar kecepatan bola adalah (kketinggian bola adalah h2)

Besar koefisien restitusi untuk bola yang dijatuhkan dari h1 adalah

CONTOH :

Sebuah bola dilepaskan dari ketinggian 8 m , setelah menumbuk lantai bola memantul dan
mencapai ketinggian 5 m . Hitung koefisien restitusi pantulan , dan tinggi pantulan ke tiga?

h1 = 8 m

h2 = 5 m

e =.........?

h3=........?

besar h3

51
Ayunan Balistik
Ayunan balistik adalah seperangkat alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan gerak
benda yang sangat besar.

Prinsip kerja ayunan balistik adalah

a. Penerapan tumbukan lenting yang tidak sempurna yaitu

V2 adalah kecepatan balistrik = 0 m/s maka

kecepatan awal peluru adalah

b.Hukum kekekalan energi mekanik dimana setelah tumbukan ayunan naik setinggi h dan
peluru beserta ayunan bergerak dengan kcepatan yang sama

Persamaan ini disubtitusikan ke persamaan tumbukan lenting tidak sempurna diperoleh

atau

52
Ayunan balistik adalah sebuah ayunan yang digunakan untuk menentukan kecepatan awal sebuah
peluru atau meriam. Ayunan balistik terdiri dari sebuah bandul yang diberi beban kayu. Landasan
pembuatan sistem ayunan balistik adalah dengan hukum kekekalan momentum linier yang dimana
yaitu tumbukan lenting sempurna dan
tumbukan tidak lenting (inelastik)

53
Soal Fisika Ayunan Balistik

Sebuah ayunan balistik bermassa 4 kg digantung vertikal. Sebuah peluru bermassa 25 gr


menumbuk ayunan dan bersarang di dalamnya hingga titik pusat massanya naik setinggi 40
cm. Tentukan kecepatan peluru saat menumbuk ayunan (g=10 m/s²)

Penyelesaian

Karena peluru melesak masuk ke dalam ayunan dan bergerak dengan kecepatan yang sama
maka berlaku

(persamaan I)

Perhatikan sketsa beriku Dengan Hukum kekekalan energi mekanik diperoleh

54
LATIHAN SOAL

Pilihan Ganda
1. Dua buah benda titik bermassa m1= 5 kg dan m2 = 6 kg terletak di bidang
datar licin. Sistem ini mendapat impuls gaya hingga kedua benda bergerak
masing-masing dengan laju v1 = 1 m/s dan v2 = 2 m/s dengan arah saling tegak
lurus. Besarnya impuls gaya yang bekerja pada sistem adalah ....
A. 5 Ns D. 13 Ns
B. 7 Ns E. 18 Ns
C. 12 Ns

2. Bola A yang bergerak lurus dan mempunyai momentum mv, menumbuk


bola B yang bergerak pada garis lurus yang sama. Jika setelah tumbukan bola A
mempunyai momentum -3 mv, maka pertambahan momentum bola B adalah….
A. 2 mv D. -4 mv

55
B. -2 mv E. 4 mv
C. 3 mv

3. Sebuah granat yang diam tiba-tiba meledak dan pecah menjadi 2 bagian yang
bergerak dalam arah yang berlawanan. Perbandingan massa kedua bagian itu
adalah m1 : m2 = 1 : 2. Bila energi yang dibebaskan adalah 3 x 105 Joule, maka
perbandingan energi kinetikpecahan granat pertama dan kedua adalah ….
A. 1 : 1 D. 5 : 1
B. 2 : 1 E. 7 : 5
C. 1 : 3

4. Sebuah balok kayu yang massanya 1,5 kg terletak diam di atas bidang horisontal.
Koefisien gesekan balok dengan bidang horisontal 0,2. peluru yang massanya 10 g
ditembakanhorisontal kebalok tersebut dan diam di dalam balok. Balok bergeser sejauh 1 m.
jika g = 10 m/s2, kecepatan peluru menumbuk balok adalah ….
A. 250 ms-1 D. 545 ms-1
B. 255 ms-1 E. 552 ms-1
C. 525 ms-1

5. Dua orang anak menaiki perahu. Kecepatan perahu 4 ms-1. Massa setiap anak 40 kg dan
massa perahu 80 kg. tiba-tiba salah seorang anak tersebut melompat ke dalam air dengan
kecepatan 8 ms-1 berlawanan arah dengan arah gerak perahu. Sesaat setelah anak melompat,
kecepatan perahu menjadi ….
A. 3 ms-1 D. 8 ms-1
B. 4 ms-1 E. 12 ms-1
-1
C. 6 ms

6. Sebuah bola pingpong jatuh bebas dari ketinggian 4 meter. Jika koefisien
restitusi antara bola pingpong dan lantai 0,25. Setelah menumbuk lantai bola
pingpong akan terpantul dengan ketinggian sebesar ....
A. 0,25 m D. 1,0 m
B. 0,5 m E. 2,0 m
C. 0,8 m

7. Dua benda massanya sama, bergerak berlawanan arah dengan kelajuan yang
sama, yaitu v. Jika terjadi tumbukan yang tidak lenting sama sekali, kelajuan
kedua benda menjadi ....
A. Nol D. v
B. 0,25 v E. 2 v
C. 0,5 v

8. Gaya yang diperlukan untuk menghentikan benda massanya 50 kg yang


bergerak dengan kecepatan 60 ms-1, hingga berhenti setelah 2 detik adalah ....

56
A. 1.700 N D. 1.400 N
B. 1.600 N E. 1.300 N
C. 1.500 N

9. Gas panas yang dihasilkan oleh sebuah roket memiliki kelajuan 400 ms-1 dan
terjadi pembakaran gas sebanyak 80 kg dalam waktu satu sekon. Tentukanlah
besarnya gaya dorong roket tersebut (dalam satuan N) ….
A. 2.000 D. 24.000
B. 12.000 E. 32.000
C. 16.000

10.Sebuah benda massanya 12 kg bergerak dengan kecepatan 5 ms-1,


momentum dan energi kinetikbenda itu adalah ….
A. 60 J dan 150 kgms-1
B. 60 kgms-1 dan 150 J
C. 75 kgms-1 dan 150 J
D. 100 kgms-1 dan 200 J
E. 60 J dan 150 kg ms-1

11.Dua buah benda mempunyai massa sama, momentum benda pertama = 2 x


momentum benda ke dua, maka Ek1 : Ek2 = ….
A. 1 : 1 D. 2 : 1
B. 1 : 2 E. 4 : 1
C. 1 : 4

12.Sebuah bola jatuh dari ketinggian 100 m. Jika koefisien restitusi antara bola
dengan lantai 0,5 maka tinggi pantulan bola adalah ....
A. 80 m D. 25 m
B. 75 m E. 20 m
C. 50 m

13.Sebuah bola massa 0,5 kgbergerak ke kanan di atas bidang datar yang licin
dengan kecepatan 20 ms-1. kemudian bola itu bergerak dengan gaya 800 N dari
arah kiri hingga bola membalik kecepatan 20 ms-1 pula. Maka pemukul
menyentuh bola selama ....
A. 0,0625 s D. 0,0250 s
B. 0,0500 s E. 0,0125 s
C. 0,0375 s

57
14. Dua benda dengan massa 2 kg dan 3 kg, bergerak berlawanan arah dengan
arah kecepatan 4 ms-1 dan 6 ms-1. Kedua benda bertumbukan lenting
sempurna. Kelajuan masing-masing benda setelah bertumbukan adalah ....
A. 3 ms-1 dan 4ms-1 D.3 ms-1 dan 2 ms-1
B. 6 ms-1 dan 4 ms-1 E.5 ms-1 dan 5 ms-1
C. 2 ms-1 dan 3 ms-1

15. Sebuah benda massanya 2 kg jatuh vertikal mengenai tanah dengan


kecepatan 10 ms-1. Dipantulkan kembali dengan kecepatan 5 ms-1. Besar
perubahan momentumnya adalah ....
A. 40 Ns D. 20 Ns
B. 30 Ns E. 10 Ns
C. - 10 Ns

16. Jika kecepatan benda dilipatkan 4kali maka ....


A. Massa benda menjadi 4 kali, energi kinetik menjadi 4 kali, momentumnya
menjadi 4 kali.
B. Massa benda tetap, energi kinetik menjadi 16 kali, momentumnya menjadi 4
kali
C. Massa benda tetap, energi kinetik menjadi 4 kali, momentumnya menjadi
4 kali
D. Massa benda tetap, energi kinetik menjadi 4 kali, momentumnya menjadi 16
kali
E. Massa benda menjadi 1/2 kali, energi kinetik tetap, momentumnya tetap

17. Bola A dan B mempunyai momentum yang sama, massa A > B, maka ....
A. Kecepatan A > kecepatan B
B. Energi kinetik A = energi kinetik B
C. Energi kinetik A > energi kinetik B
D. Energi kinetik A < energi kinetik B
E. Energi kinetik A = kecepatan B

18.Sebuah benda dari keadaan diam dipukul dengan gaya 500 N, hingga
melesat dengan kecepatan 25 ms-1. Jika massa benda 1 kg, pemukul menyentuh
benda selama...
A. 10-2s D. 4.10-2s
B. 2.10-2s E.5.10-2s
C. 3.10-2s

58
19. Sebutir peluru yang massanya 0,01 kg ditembakkan pada ayunan balistik
bermassa 1 kg, sehingga peluru bersarang didalamnya dan ayunan naik setinggi
0,2 m dari kedudukan semula. Jika g = 10 m/s2, kecepatan peluru yang
ditembakkan adalah…
A. 302 m/s D. 202 m/s
B. 282 m/s E. 101 m/s
C. 240 m/s

B. Essay
1. Benda bermassa 0,005 kg menumbuk dinding dengan kecepatan 25 ms-
1
pada sudut 300. Benda terpantul dengan sudut dan kecepatan yang sama.
Tentukan besar dan arah impuls (perubahan momentum) pada benda tersebut !

2. Sebuah elektron melaju di dalam tabung pesawat TV yang bertegangan


500 V. Jika massa dan muatan elektron masing-masing besarnya adalah 9,0 x
10-31 kg dan 1,6 x 10-19 C. Berapa besarnya momentum elektron tersebut saat
membentur kaca TV ?

3. Dua benda massanya 1 kg dan 3 kg bergerak berlawanan arah dengan


kecepatan masing-masing 10 ms-1 dan 4 ms-1. Jika terjadi tumbukan lenting
sebagian dengan koefisien restitusi 0,5. Tentukan kecepatan setiap benda
setelah bertumbukan !

4. Sebuah bola tenis massanya 100 gram dilemparkan ke dinding dan


mengenai dinding secara tegak lurus dengan kecepatan 8 ms-1. Bola tenis
tersebut terpantul kembali dengan kecepatan 6 ms-1juga tegak lurus dinding.
Jika bola tenis menyentuh dinding selama 0,08 sekon, tentukanlah :
A. perubahan momentum bola !
B. gaya reaksi dinding terhadap bola !
C. impuls yang diberikan oleh bola pada dinding !

5. Benda A dan B bertumbukan sentral di atas bidang datar horisontal licin.


Besar kecepatan A, kecepatan B, massa A, dan massa B berturut-turut adalah 2
m/s, 2m/s, 5 kg, dan 3 kg. Bila tumbukan itu tidak elastik sama sekali, tentukan
:
A. besar kecepatan setelah tumbukan !
B. energi kinetik A sebelum bertumbukan !
C. energi kinetik B sebelum bertumbukan !

59
D. energi total (A + B) setelah tumbukan !

BAB III
PENYUSUN BUKU
SMA NEGERI 2 BAUBAU :

60
61
62

Anda mungkin juga menyukai