Anda di halaman 1dari 61

Paparan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

Pengembangan Kurikulum 2013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


Bandung, 16 Maret 2013
Sistematika

I Pengantar
II Kurikulum 2013

2
I

Pengantar

3
....Indonesia’s economy has enormous promise...
.... Indonesia’s recent impressive economic performance is not widely understood ....

Perlu dipersiapkan
social engineering

Perlu peningkatan
akses, kualitas dan
relevansi pendidikan

Sumber: Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential (McKinsey Global Institute, 2012) 4
Peningkatan Education Equity & Performance

Pendidikan di Indonesia: Equity naik 7%, Performance naik 30%

+ : change in equity
OECD. Pisa In Focus No. 25, Feb 2013 * : change in performace 5
Map School Life Expetancy menurut GNP per kapita 2012

Sumber: UNESCO 2012: World Atlas of Gender Equity 6


in Education
6
Perbandingan Internasional School Life Expectancy

Sumber: UNESCO dan Bank Dunia, 2012 dalam World Atlas of Gender Equity in Education

7
Tren Permintaan terhadap Tenaga Terampil di Negara Maju
.... Permintaan terhadap tenaga terampil di negara maju terus meningkat ....

Demand for Skilled and Unskilled Workers, reflected in employment rates, 1980-2000

Sumber: Yidan Wang, 2012. Education in a Changing World: Flexibility, Skills, and Employability
8
Global Creativity Index dan Global Competitiveness Index, 2011

Sumber: Martin Prosperity Institute 2011 dan Richard Florida (2012)

Global Creativity Index (GCI) terdiri dari 3 komponen utama: (1) talent, (2) technology , dan (3) tolerance . 9
Perkembangan HDI (IPM) Indonesia
2005-2012
0.800 15 Provinsi di atas rerata Nasional (2011)
Rank 121
Jumlah Negara 186
1. DKI Jakarta 9. Sumatera Barat
0.750 2. Sulawesi Utara 20. Sumatera Selatan
3. Riau 11. Bengkulu Rank 108
Rank 124
4. Yogyakarta 12. Bangka Belitung Jumlah Negara 169
Jumlah Negara 187
0.700 5. Kalimantan Timur 13. Jambi
6. Kepulauan Riau 14. Jawa Tengah
7. Kalimantan Tengah 15. Bali
0.650 8. Sumatera Utara 0,629
0.61 0.61 0.62
0.59 0.60
0.6000.57 0.58
18 Provinsi di bawah rerata Nasional (2011)
0.550 1. Aceh 10. Sulawesi Tenggara
2. Jawa Barat 11. Kalimantan Selatan
3. Jawa Timur 12. Sulawesi Barat
0.500 4. Sulawesi Selatan 13. Kalimantan Barat
5. Lampung 14. Papua Barat
6. Maluku 15. Maluku Utara
0.450 7. Sulawesi Tengah 16. Nusa Tenggara Timur
8. Banten 17. Nusa Tenggara Barat
9. Gorontalo 18. Papua
0.400
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
2012
Sumber: HDR 2013, UNDP dan BPS 2012
10
KOHORT PENDIDIKAN TERTINGGI PENDUDUK TAHUN 2007 USIA 19-23

KOHOR PENDIDIKAN TERTINGGI YANG PERNAH DIIKUTI OLEH PENDUDUK USIA 19-24 TAHUN
MENURUT STATUS EKONOMI KELUARGA, TAHUN 2007

100 98,4
94,1 89,4
90 90,8
87,8
80
72,4 77,0
72,5
70
71,2

60

49,0
50 46,0
49,7
48,2
40
36,6

30

20 21,0
19,1
14,2
10

0 1,4
1 3 5 Lulus SD/MI 8 Lulus SMP/MTs 11 Lulus SMA/MA/SMK

Quintile 1 Quintile 2 Quintile 3 Quintile 4 Quintile 5 Rata-Rata

Sumber : Susenas 2007


11
KOHORT PENDIDIKAN TERTINGGI PENDUDUK TAHUN 2011 USIA 19-23

JENJANG PENDIDIKAN TERTINGGI YANG PERNAH DIIKUTI OLEH PENDUDUK USIA 19-23 TAHUN
MENURUT STATUS EKONOMI KELUARGA, TAHUN 2011
100
92,0
98,3 91,7 91,0 90,6
90 93,7

87,0 76,9 78,7 78,3


80 76,2 76,8 75,5
74,5 73,7

70

60
53,9 53,3 51,5
56,7 49,6
50 55,8
53,4 52,2 43,6
Kebijakan :
40
• Perlunya integrasi BSM
30 • Kenaikan Unit Cost
• Keberlanjutan Bidik Misi 26,5 18,8
20 25,9 24,3 22,8

10 4,4

0
1 2 3 4 5 6 Lulus 7 8 9 Lulus 10 11 12 Lulus PT
SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA

Quintile 1 Quintile 2 Quintile 3 Quintile 4 Quintile 5 Rata-rata

Sumber : Susenas 2011


12
Distribusi Angka Putus Sekolah Tahun 2011:
Penduduk Usia 7-18 Tahun
Usia 7-12 Usia 13-15 Usia 16-18
Sulawesi Barat 2.37 Papua Barat 5.23 Sulawesi Tengah 6.58
Kepulauan Bangka Belitung 1.88 Sulawesi Utara 4.41 Sulawesi Utara 6.11
Papua Barat 1.56 Gorontalo 3.81 Sulawesi Tenggara 5.57
Papua 1.36 Sulawesi Tengah 3.48 Nusa Tenggara Timur 4.96
Sulawesi Tenggara 1.32 Sumatera Utara 3.41 Nusa Tenggara Barat 4.92
Gorontalo 1.26 Kepulauan Bangka Belitung 3.24 Gorontalo 4.84
Sulawesi Tengah 1.21 Kalimantan Selatan 3.04 Sulawesi Selatan 4.66
Kalimantan Barat 1.19 Sulawesi Tenggara 2.94 Kalimantan Barat 4.62
Sulawesi Selatan 1.12 Nusa Tenggara Timur 2.83 Sumatera Utara 4.55
Sulawesi Utara 1.10 Lampung 2.68
Sumatera Selatan 1.06
Kalimantan Timur 4.09
Maluku Utara 2.67 Sumatera Selatan 3.83
Nusa Tenggara Timur 1.00 Sumatera Barat 2.64
Sumatera Barat 0.91
Kepulauan Bangka Belitung 3.81
Jawa Barat 2.58 Jawa Timur 3.44
Nusa Tenggara Barat 0.80 Papua 2.50
Kalimantan Selatan 0.80 Maluku Utara 3.41
Sulawesi Selatan 2.43 Jambi 3.39
Riau 0.72 Kalimantan Barat 2.28
Kalimantan Tengah 0.70 Kalimantan Selatan 3.28
Kalimantan Tengah 2.25 Sulawesi Barat 3.26
Kepulauan Riau 0.70 Bengkulu 2.19
Lampung 0.68 Sumatera Barat 3.20
Sumatera Selatan 2.19
Maluku Utara 0.67 Maluku 3.14
Jawa Timur 2.18
Jambi 0.65 Papua 3.07
Sulawesi Barat 2.10
Jawa Barat 0.63 Lampung 3.03
Jambi 2.03
Bengkulu 0.62 Bengkulu 3.02
Nusa Tenggara Barat 1.97
Maluku 0.56 Riau 3.02
Banten 1.95
DKI Jakarta 0.56 Kalimantan Tengati 2.90
Kalimantan Timur 1.94
Sumatera Utara 0.55 Papua Barat 2.54
DKI Jakarta 1.92
Jawa Tengah 0.50 Jawa Tengah 2.41
Maluku 1.82
Banten 0.45 Jawa Barat 2.37
Riau 1.53
Bali 0.39 DKI Jakarta 2.30
Aceh 1.27
Jawa Timur 0.39 Rata-rata Bali 2.20
Jawa Tengah 1.22 Rata-rata
Aceh 0.38 Nasional: Aceh 1.76 Rata-rata
Bali 0.62 Nasional:
Kalimantan Timur 0.34 0,67% D1 Yogyakarta 0.34
D1 Yogyakarta 1.62 Nasional:
Dl Yogyakarta 0.00 2,21% Banten 1.31
Kepulauan Riau 0.32 3,14%
Kepulauan Riau 0.69
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00
(Persen) (Persen)
Sumber: Diolah dari data BPS 2013 (Persen)
13
Distribusi Angka Putus Sekolah Tahun 2011:
Penduduk Usia 7-12 Tahun
% Putus Sekolah Jumlah Putus Sekolah Penduduk Usia 7-12 % Penduduk Miskin
Sulawesi Barat 2.37 3,939 179.521 Sulawesi Barat 13.89
Kepulauan Bangka Belitung 1.88 2,683 132.867 Bangka Belitung 5.75
Papua Barat 1.56 1,632 132.447 Papua Barat 31.92
Papua 1.36 4,534 377.517 Papua 31.98
Sulawesi Tenggara 1.32 4,168 314.950 Sulawesi Tenggara 14.56
Gorontalo 1.26 1,718 138.423 Gorontalo 18.75
Sulawesi Tengah 1.21 4,290 357.573 Sulawesi Tengah 15.83
Kalimantan Barat 1.19 6,913 614.580 Kalimantan Barat 8.6
Sulawesi Selatan 1.12 11,062 984.535 Sulawesi Selatan 10.29
Sulawesi Utara 1.1 2,756 255.120 Sulawesi Utara 8.51
Sumatera Selatan 1.06 9,340 892.549 Sumatra Selatan 14.24
Nusa Tenggara Timur 1 7,168 743.636 Nusa Tenggara Timur 21.23
Sumatera Barat 0.91 5,688 591.569 Sumatra Barat 9.04
Kalimantan Selatan 0.8 4,469 572.121 Kalimantan Selatan 5.29
Nusa Tenggara Barat 0.8 3,472 411.403 Nusa Tenggara Barat 19.73
Riau 0.72 Rata-rata 5,153 717.032 Riau 8.47 Nasional:
Kalimantan Tengah 0.7 Nasional: 1,258 160.311 Kalimantan Tengah 6.56
12,49%
Kepulauan Riau 0.7 0,67% 2,001 284.431 Kepulauan Riau 7.4
Lampung 0.68 6,022 903.677 Lampung 16.93
Maluku Utara 0.67 942 158.428 Maluku Utara 9.18
Jambi 0.65 2,447 374.009 Jambi 8.65
Jawa Barat 0.63 32,423 4.551.968 Jawa Barat 10.65
Bengkulu 0.62 1,333 205.726 Bengkulu 17.5
Maluku 0.56 1,237 814.267 Maluku 23
DKI Jakarta 0.56 4,680 244.155 DKI Jakarta 3.75
Sumatera Utara 0.55 9,127 1.719.724 Sumatra Utara 11.33
Jawa Tengah 0.5 16,668 3.267.723 Jawa Tengah 15.76
Jumlah Putus
Banten 0.45 5,869 1.237.189 Banten 6.32
Bali 0.39
Sekolah: 14,552 3.533.218 Bali 4.2
Jawa Timur 0.39 182.773 Siswa 1,596 365.146 Jawa Timur 14.23
Aceh 0.38 2,172 596.271 Aceh 19.57
Kalimantan Timur 0.34 1,460 408.758 Kalimantan Timur 6.77
Dl Yogyakarta 0 0 267.656 DI Yogyakarta 16.08
0 10000 20000 30000 40000 26.508.500
0 0.5 1 1.5 2 2.5 0 5 10 15 20 25 30 35
(Persen) (Jumlah Siswa) (Persen)
Sumber: Diolah dari data BPS 2013
14
Distribusi Angka Putus Sekolah Tahun 2011:
Penduduk Usia 13-15 Tahun
% Putus Sekolah Jumlah Putus Sekolah Penduduk Usia 13-15 % Penduduk Miskin
Papua Barat 5.23 1364 60.923 Papua Barat 31.92
Sulawesi Utara 4.41 3504 120.833 Sulawesi Utara 8.51
Gorontalo 3.81 1507 62.577 Gorontalo 18.75
Sulawesi Tengah 3.48 3460 168.141 Sulawesi Tengah 15.83
Sumatera Utara 3.41 20263 772.385 Sumatra Utara 11.33
Kepulauan Bangka Belitung 3.24 1335 57.273 Bangka Belitung 5.75
Kalimantan Selatan 3.04 3936 201.678 Kalimantan Selatan 5.29
Sulawesi Tenggara 2.94 2816 142.857 Sulawesi Tenggara 14.56
Nusa Tenggara Timur 2.83 5186 330.520 Nusa Tenggara Timur 21.23
Lampung 2.68 8558 450.199 Lampung 16.93
Maluku Utara 2.67 1254 78.488 Maluku Utara 9.18
Sumatera Barat 2.64 5509 254.986 Sumatra Barat 9.04
Jawa Barat 2.58 47198 2.338.516 Jawa Barat 10.65
Papua 2.50 2341 139.220 Papua 31.98
Sulawesi Selatan 2.43 8242 471.205 Sulawesi Selatan 10.29
Kalimantan Barat 2.28 Rata-rata 3745 271.827 Kalimantan Barat 8.6 Nasional:
Kalimantan Tengah 2.25 Nasional: 1878 139.098 Kalimantan Tengah 6.56
12,49%
Sumatera Selatan 2.19 2,21% 6272 101.811 Sumatra Selatan 14.24
Bengkulu 2.19 1554 419.244 Bengkulu 17.5
Jawa Timur 2.18 30431 1.730.882 Jawa Timur 14.23
Sulawesi Barat 2.10 1003 77.710 Sulawesi Barat 13.89
Jambi 2.03 2542 166.016 Jambi 8.65
Nusa Tenggara Barat 1.97 4247 254.061 Nusa Tenggara Barat 19.73
Banten 1.95 8792 576.333 Banten 6.32
Kalimantan Timur 1.94 2779 186.842 Kalimantan Timur 6.77
DKI Jakarta 1.92 5814 347.100 DKI Jakarta 3.75
Maluku 1.82 1151 105.656 Maluku 23
Jumlah Putus
Riau 1.53 3349 286.403 Riau 8.47
Aceh 1.27
Sekolah: 2654 271.466 Aceh 19.57
Jawa Tengah 1.22 209.976 Siswa 15913 1.723.343 Jawa Tengah 15.76
Bali 0.62 831 171.191 Bali 4.2
D1 Yogyakarta 0.34 379 131.839 DI Yogyakarta 16.08
Kepulauan Riau 0.32 171 62.116 Kepulauan Riau 7.4
0 20000 40000 60000 12.672.739 0 5 10 15 20 25 30 35
0 1 2 3 4 5 6
(Persen) (Jumlah Siswa) (Persen)
Sumber: Diolah dari data BPS 2013
15
Distribusi Angka Putus Sekolah Tahun 2011:
Penduduk Usia 16-18 Tahun
% Putus Sekolah Jumlah Putus Sekolah Penduduk Usia 16-18 % Penduduk Miskin
Sulawesi Tengah 6.58 5,319 154.100 Sulawesi Tengah 15.83
Sulawesi Utara 6.11 4,631 119.700 Sulawesi Utara 8.51
Sulawesi Tenggara 5.57 4,462 133.000 Sulawesi Tenggara 14.56
Nusa Tenggara Timur 4.96 5,569 310.500 Nusa Tenggara Timur 21.23
Nusa Tenggara Barat 4.92 7,923 272.500 Nusa Tenggara Barat 19.73
Gorontalo 4.84 1,576 61.700 Gorontalo 18.75
Sulawesi Selatan 4.66 11,907 465.900 Sulawesi Selatan 10.29
Kalimantan Barat 4.62 4,688 271.000 Kalimantan Barat 8.6
Sumatera Utara 4.55 24,494 833.500 Sumatra Utara 11.33
Kalimantan Timur 4.09 4,649 187.400 Kalimantan Timur 6.77
Sumatera Selatan 3.83 9,044 414.300 Sumatra Selatan 14.24
Bangka Belitung 3.81 1,164 58.800 Bangka Belitung 5.75
Jawa Timur 3.44 35,546 1.771.700 Jawa Timur 14.23
Maluku Utara 3.41 1,265 69.500 Maluku Utara 9.18
Jambi 3.39 3,230 171.700 Jambi 8.65
Kalimantan Selatan 3.28 Rata-rata 3,159 206.400 Kalimantan Selatan 5.29 Nasional:
Sulawesi Barat 3.26 Nasional: 1,192 61.400 Sulawesi Barat 13.89 12,49%
Sumatera Barat 3.20 3,14% 5,491 297.400 Sumatra Barat 9.04
Maluku 3.14 1,673 94.700 Maluku 23
Papua 3.07 1,951 133.600 Papua 31.98
Lampung 3.03 6,752 450.300 Lampung 16.93
Riau 3.02 5,528 92.100 Riau 8.47
Bengkulu 3.02 1,740 276.900 Bengkulu 17.5
Kalimantan Tengati 2.90 1,774 116.100 Kalimantan Tengah 6.56
Papua Barat 2.54 613 67.900 Papua Barat 31.92
Jawa Tengah 2.41 20,678 1.675.200 Jawa Tengah 15.76
Jawa Barat 2.37 27,901 2.155.200 Jawa Barat 10.65
DKI Jakarta 2.30
Jumlah Putus
7,067 481.500 DKI Jakarta 3.75
Bali 2.20 Sekolah: 2,566 156.800 Bali 4.2
Aceh 1.76 223.676 Siswa 3,513 268.500 Aceh 19.57
D1 Yogyakarta 1.62 1,954 146.700 DI Yogyakarta 16.08
Banten 1.31 4,569 573.100 Banten 6.32
Kepulauan Riau 0.69 287 79.500 Kepulauan Riau 7.4
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 0 10000 20000 30000 40000 12.628.600 0 5 10 15 20 25 30 35
(Persen) (Jumlah Siswa) (Persen)
Sumber: Diolah dari data BPS 2013
16
II

Kurikulum 2013

17
Daftar Isi
Kurikulum 2013

A Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

B Pengembangan Kurikulum 2013

C Struktur Kurikulum

D Rencana Impelementasi Kurikulum 2013

18
Tujuan Pendidikan Nasional
(Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003)

Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi


manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

Sikap Spiritual beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Sikap Sosial berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis serta
bertanggung jawab
Pengetahuan berilmu
Keterampilan cakap dan kreatif

19
Keterkaitan Kompetensi Lulusan antar Jenjang Pendidikan

Proses Perumusan
rti kal
e
si V
tegra
In
Tujuan
KIKI Pendidikan
KIKI KL
Kelas VI
Kelas VI Nasional
KIKI KL
Kelas V
Kelas V PT/PTA
KIKI KL
Kelas IV
Kelas IV SMA/K/MA
Kelas IIII
Kelas IIII
KL SMP/MTs
SD/MI

Proses Pembentukan
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Mata Pelajaran
Himpunan Pelajaran
Mata Kompetensi Inti
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran Dasar
Himpunan Kompetensi
Mata
MataPelajaran
Pelajaran
In
Ho teg
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Mata
Mata Pelajaran
ris ras
on i MataPelajaran
Pelajaran KL : Kompetensi Lulusan
ta 20
l
Keterkaitan antara Kompetensi Lulusan, Kompetensi Dasar dan
Matapelajaran untuk SD
Proses Perumusan

kal
Verti
i
gras
e
Int KIKI Kompetensi
KI Kompetensi
KIKI Kelas
KelasVIVI
KI Lulusan
KelasKI Kelas VI Lulusan
Kompetensi
KIKI KelasVKI
V Kelas VI
Kelas KI Kelas V Lulusan
KIKI KelasIVIV
KI Kelas V
Kelas KIKI Kelas IV
KIKI KelasIIIIIIII Kelas IV
KelasKI Kelas IIII
KIKI KelasIIKI
II Kelas IIII

Proses Pembentukan
KelasKI Kelas II
KelasI KI
I Kelas II
Kelas I
Kelas I Mata Pelajaran
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Mata Pelajaran Dasar
Himpunan Kompetensi
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Mata
Mata Pelajaran
MataPelajaran
In
Ho teg
ris ras
Pelajaran
on i
ta
l .. Kurikulum 2013 menekankan pentingnya penguatan KI : Kompetensi Inti
kompetensi sikap (spiritual dan sosial) lulusan ...
.... memanusiakan manusia .... 21
Strategi Peningkatan Kinerja Pendidikan

Efektivitas
Pembelajaran
(Kurikulum,
Guru,..)
l ah
eko
d iS
gal
g
in
aT
m
La

Dikdas-Wajar 9 th Lama Sekolah Dikmen-PMU


Periode 1994-2012 Mulai 2013
22
PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

4. Penyesuaian Beban
3. Penguatan Proses

KBK 2004 2. Pendalaman dan KURIKULUM


Perluasan Materi
KTSP 2006 2013
1. Penataan Pola Pikir
dan Tata Kelola

TANTANGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL


23
A

Rasional Pengembangan Kurikulum

24
1a

Tantangan Internal

25
Pengembangan Pendidikan Mengacu Pada 8 Standar (PP 19/2005)
[Setiap standar memiliki: Tantangan, Persoalan, dan Solusi masing-masing]

Kurikulum 2013

Sedang Dikerjakan

Telah dan terus


Dikerjakan

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA


- Peningkatan Kualifikasi & KEPENDIDIKAN
Sertifikasi
- Pembayaran Tunjangan
Sertifikasi
- Uji Kompetensi dan STANDAR PEMBIAYAAN
Pengukuran Kinerja

- Rehab Gedung Sekolah


- BOS
- Penyediaan Lab dan
- Bantuan Siswa Miskin Manajemen Berbasis Sekolah
Perpustakaan - BOPTN/Bidik Misi (di PT)
- Penyediaan Buku 26
Bonus Demografi Sebagai Modal Indonesia 2045
"Bonus Demografi" 100 tahun kemerdekaan

Modal
Kompeten - Kurikulum
SDM Pembangunan - PTK
Usia Produktif Transformasi Melalui Pendidikan - Sarpras
Melimpah - Pendanaan
Tidak Kompeten
Beban - Pengelolaan
Pembangunan 27
1b

Tantangan Eksternal

28
Tantangan Pengembangan Kurikulum
Tantangan Masa Depan Kompetensi Masa Depan
• Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA • Kemampuan berkomunikasi
• Masalah lingkungan hidup • Kemampuan berpikir jernih dan kritis
• Kemajuan teknologi informasi • Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
• Konvergensi ilmu dan teknologi permasalahan
• Ekonomi berbasis pengetahuan • Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab
• Kebangkitan industri kreatif dan budaya • Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
• Pergeseran kekuatan ekonomi dunia pandangan yang berbeda
• Pengaruh dan imbas teknosains • Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
• Mutu, investasi dan transformasi pada sektor • Memiliki minat luas dalam kehidupan
pendidikan • Memiliki kesiapan untuk bekerja
• Materi TIMSS dan PISA • Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya
• Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan

Persepsi Masyarakat
Fenomena Negatif yang Mengemuka
• Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
• Beban siswa terlalu berat  Perkelahian pelajar
• Kurang bermuatan karakter  Narkoba
 Korupsi
Perkembangan Pengetahuan dan Pedagogi  Plagiarisme
 Kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)
• Neurologi  Gejolak masyarakat (social unrest)
• Psikologi
• Observation based [discovery] learning dan
Collaborative learning
29
2

Pengembangan Pola Pikir

30
Dinamika Kurikulum

Pedagogi, Psikologi

Perkembangan Perubahan SDM yang


Kebutuhan Kompeten

Pengembangan
Kurikulum
Akademik Pengetahuan Pengetahuan

Industri Keterampilan Keterampilan

Sosial-Budaya Sikap Sikap

31
Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum
No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013
1 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan
Standar Isi diturunkan dari kebutuhan
2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Standar Isi diturunkan dari
Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan
Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar melalui Kompetensi Inti yang
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata bebas mata pelajaran
Pelajaran
3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk Semua mata pelajaran harus
sikap, pembentuk keterampilan, dan berkontribusi terhadap
pembentuk pengetahuan pembentukan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan,
4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai
5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, Semua mata pelajaran diikat oleh
seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah kompetensi inti (tiap kelas)

32
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
1947 1975 2004
Rencana Pelajaran → Kurikulum Sekolah Rintisan
Dirinci dalam Rencana Dasar Kurikulum Berbasis
Pelajaran Terurai Kompetensi (KBK)

1968 1994
Kurikulum Sekolah Kurikulum 1994 2013
Dasar ‘Kurikulum 2013’

1945 1955 1965 1975 1985 1995 2005 2015

1984
Kurikulum 1984 2006
1973 Kurikulum Tingkat
Kurikulum Proyek Satuan Pendidikan
Perintis Sekolah (KTSP)
Pembangunan
1964 (PPSP) 1997
Rencana Pendidikan Revisi Kurikulum 1994
Sekolah Dasar

33
Pendekatan Dalam Penyusunan SKL Pada KBK 2004 dan KTSP 2006

Mapel 1 Mapel 2 Mapel 3 .... Mapel n

SKL Mapel 1 SKL Mapel 2 SKL Mapel 3 .... SKL Mapel n

SK-KD Mapel 1 SK-KD Mapel 2 SK-KD Mapel 3


.... SK-KD Mapel n

Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Satuan Pendidikan

SK-KD: Standar Kompetensi (Strand/Bidang) dan Kompetensi Dasar 34


Pola Pikir KBK 2004 KerangkaPola
Kerangka Pikir
Kerja
Kerja KTSP 2006KTSP
Penyusunan
Penyusunan KTSP 2006
2006
TUJUAN
TUJUANPENDIDIKAN
PENDIDIKANNASIONAL
NASIONAL

KERANGKA
KERANGKADASAR DASARKURIKULUM
KURIKULUM
(Filosofis,
(Filosofis, Yuridis,
Yuridis, Konseptual)
Konseptual)

STRUKTUR
STRUKTURKURIKULUM
KURIKULUM

STANDAR
STANDAR ISI
ISI(SKL
(SKLMAPEL,
MAPEL,SK
SKMAPEL,
MAPEL,KD
KDMAPEL)
MAPEL)

STANDAR
STANDAR STANDAR
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI STANDAR
STANDAR
PROSES
PROSES LULUSAN
LULUSAN PENILAIAN
PENILAIAN

PEDOMAN
PEDOMAN
SILABUS
SILABUS
RENCANA
RENCANAPELAKSANAAN
PELAKSANAAN BUKU
BUKUTEKS
TEKS
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN SISWA
SISWA
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN&&
Oleh
OlehSatuan
SatuanPendidikan
Pendidikan PENILAIAN
PENILAIAN

Pola Pikir Kurikulum 2013


Pola Pikir KBK 2004 dan KTSP 2006

Kerah Saku

Lengan Kiri Lengan Kanan

Muka Kiri Muka Kanan


Belakang
Pola Pikir Kurikulum 2013
Kemeja Lengan Panjang Warna Biru
Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm; Panjang 83 cm; Lengan 58
cm)

38 cm
saku 58 cm
92 cm
83 cm
86 cm
kerah Belakang
Lengan Kiri Muka Kiri Muka Kanan Lengan Kanan

37
Pembagian peran Pemerintah dan Satuan Pendidikan/Guru dalam Kurikulum dan
Efektivitas Waktu Pembelajaran
Efektivitas waktu pembelajaran

Alokasi waktu guru untuk persiapan

Efektivitas waktu pembelajaran


silabus dan review buku ajar

KTSP 2006

Alokasi waktu persiapan silabus


Peran Guru/Satdik

dan review buku

KBK 2004

Kurikulum
2013

Peran Pemerintah
... Kurikulum 2013 memberikan kesempatan yang lebih besar bagi guru/satuan pendidikan untuk
meningkatkan efektivitas waktu pembelajaran ..... 38
Perbandingan Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
Elemen Ukuran Tata kelola KTSP 2006 Kurikulum 2013
Kewenangan Hampir mutlak Terbatas
Kompetensi Harus tinggi Sebaiknya tinggi. Bagi yang
rendah masih terbantu
dengan adanya buku
Guru
Beban Berat Ringan
Efektivitas waktu untuk Rendah [banyak waktu Tinggi
kegiatan pembelajaran untuk persiapan]
Peran penerbit Besar Kecil
Buku Variasi materi dan proses Tinggi Rendah
Variasi harga/beban siswa Tinggi Rendah
Hasil pembelajaran Tergantung sepenuhnya Tidak sepenuhnya tergantung
Siswa pada guru guru, tetapi juga buku yang
disediakan pemerintah
Titik Penyimpangan Banyak Sedikit
Besar Penyimpangan Tinggi Rendah
Pemantauan
Pengawasan Sulit, hampir tidak Mudah
mungkin
39
Perbandingan Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
Proses Peran KTSP 2006 Kurikulum 2013
Guru Hampir mutlak [dibatasi Pengembangan dari yang
hanya oleh SK-KD] sudah disiapkan
Penyusunan
Silabus Pemerintah Hanya sampai SK-KD Mutlak
Pemerintah Daerah Supervisi penyusunan Supervisi pelaksanaan
Penerbit Kuat Lemah
Penyediaan Guru Hampir mutlak Kecil, untuk buku pengayaan
Buku Pemerintah Kecil, untuk kelayakan Mutlak untuk buku teks, kecil
penggunaan di sekolah untuk buku pengayaan
Guru Hampir mutlak Kecil, untuk pengembangan
Penyusunan dari yang ada pada buku teks
Rencana
Pelaksanaan Pemerintah Daerah Supervisi penyusunan dan Supervisi pelaksanaan dan
Pembelajaran pemantauan pemantauan
Guru Mutlak Hampir mutlak
Pelaksanaan Pemerintah Daerah Pemantauan kesesuaian Pemantauan kesesuaian
Pembelajaran dengan rencana [variatif] dengan buku teks [terkendali]

Penjaminan Pemerintah Sulit, karena variasi terlalu Mudah, karena mengarah


Mutu besar pada pedoman yang sama
40
Langkah Penguatan Tata Kelola
• Menyiapkan buku pegangan pembelajaran yang
terdiri dari:
– Buku pegangan siswa
– Buku pegangan guru
• Menyiapkan guru supaya memahami pemanfaatan
sumber belajar yang telah disiapkan dan sumber lain
yang dapat mereka manfaatkan.
• Memperkuat peran pendampingan dan pemantauan
oleh pusat dan daerah dalam pelaksanaan
pembelajaran.

41
3

Pendalaman dan Perluasan Materi

42
3a
Analisis Hasil PISA
(PISA: Programme for International Student Assessment)

43
Model Soal PISA, TIMSS, dan PIRLS

PISA, TIMSS dan PIRLS membagi soal-soalnya menjadi


empat katagori:
– Low mengukur kemampuan sampai level knowing
– Intermediate mengukur kemampuan sampai level applying
– High mengukur kemampuan sampai level reasoning
– Advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with
incomplete information

44
Refleksi dari Hasil PISA 2009
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50% 50% Level 6
40% 40% Level 5
30% 30% Level 4
20% Level 3
10%
Matematika 20%
IPA
10% Level 2
0% 0% Level 1
Below Level 1

100%
80% Level 6
60% Level 5 Hampir semua siswa Indonesia hanya
Level 4
menguasai pelajaran sampai level 3 saja,
40%
sementara negara lain banyak yang sampai level
20% Level 3
Bahasa 4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan bahwa semua
0% Level 2
manusia diciptakan sama, interpretasi dari hasil
Level 1b ini hanya satu, yaitu: yang kita ajarkan berbeda
Level 1a dengan tuntutan zaman  penyesuaian
Below kurikulum
Level 1 45
3b
Analisis Hasil TIMSS dan PIRLS
(TIMSS:Trends in International Mathematics and Science Study;
PIRLS: Progress in International Reading Literacy Study)

46
Results of Mathematics (8th Grade)
2007 2011
Very Low Low Intermediate Very Low Low Intermediate
High Advance High Advance
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
Singapore

Singapore
Malaysia

Indonesia

Malaysia

Saudi Arabia
Iran

Thailand

Iran
Saudi Arabia

Indonesia
Morocco
Japan

Thailand

Japan

Morocco
Korea, Rep. of

Korea, Rep. of
Turkey

Turkey
Chinese Taipei

Chinese Taipei
Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 50%
siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua
anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda
dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional

47
Results of Science(8th Grade)
2007 2011
Very Low Low Intermediate Very Low Low Intermediate
High Advance High Advance
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
Chinese Taipei
Singapore

Chinese Taipei
Singapore
Morocco

Morocco
Iran
Japan

Iran

Japan
Korea, Rep. of

Korea, Rep. of
Turkey

Turkey
Malaysia

Saudi Arabia

Malaysia

Saudi Arabia

Indonesia
Thailand

Indonesia

Thailand
Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 40%
siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua
anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda
dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional

48
Results of Reading (4th Grade)
2006 2011
Very Low Low Intermediate Very Low Low Intermediate
High Advance High Advance
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
Singapore

Singapore
Chinese Taipei

Chinese Taipei
Indonesia

Saudi Arabia

Indonesia
Iran
Iran

Morocco
Morocco

Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara lebih dari
50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa
semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia
berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional

49
Langkah Pendalaman dan Perluasan Materi
• Evaluasi ulang ruang lingkup materi:
– Meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak relevan
bagi siswa
– Mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan
siswa
– Menambahkan materi yang dianggap penting dalam
perbandingan internasional
• Evaluasi ulang kedalaman materi sesuai dengan
tuntutan perbandingan internasional [s/d reasoning]
• Menyusun kompetensi dasar yang sesuai dengan
materi yang dibutuhkan
50
4

Penguatan Proses

51
Kerangka Kompetensi Abad 21
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008

Kehidupan dan Karir Pembelajaran dan Inovasi Informasi, Media and


• Fleksibel dan adaptif • Kreatif dan inovasi Teknologi
• Berinisiatif dan mandiri • Berfikir kritis menyelesaikan masalah • Melek informasi
• Keterampilan sosial dan budaya • Komunikasi dan kolaborasi • Melek Media
• Produktif dan akuntabel • Melek TIK
• Kepemimpinan&tanggung jawab

Kerangka ini menunjukkan bahwa


proses pembelajaran tidak cukup
hanya untuk meningkatkan
pengetahuan [melalui core
subjects] saja, harus dilengkapi:
- Berkemampuan kreatif - kritis
- Berkarakter kuat [bertanggung
jawab, sosial, toleran, produktif,
adaptif,...]
Disamping itu didukung dengan
kemampuan memanfaatkan
informasi dan berkomunikasi Partnership: Perusahaan, Asosiasi Pendidikan, Yayasan,... 52
Kerangka Kompetensi Abad 21
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008
• Mendukung Keseimbangan
Perlunya mempersiapkan proses penilaian yang tidak
penilaian: tes standar serta
penilaian normatif dan sumatif hanya tes saja, tetapi dilengkapi dengan penilaian lain
• Menekankan pada pemanfaatan termasuk portofolio siswa. Disamping itu dierlukan
umpan balik berdasarkan kinerja dukungan lingkungan pendidikan yang memadai
peserta didik
• Membolehkan pengembangan
portofolio siswa

• Menciptakan latihan pembelajaran,


dukungan SDM dan infrastruktur
• Memungkinkan pendidik untuk
berkolaborasi, berbagi pengalaman
dan integrasinya di kelas
• Memungkinkan peserta didik untuk
belajar yang relevan dengan
konteks dunia
• Mendukung perluasan keterlibatan
komunitas dalam pembelajaran,
baik langsung maupun online
53
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:
• 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelijensia yaitu: 1/3 dari
pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik. Pembelajaran berbasis intelejensia
• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: tidak akan memberikan hasil
- Observing [mengamati] siginifikan (hanya peningkatan 50%)
- Questioning [menanya] dibandingkan yang berbasis
- Associating [menalar] Personal kreativitas (sampai 200%)
- Experimenting [mencoba]
- Networking [Membentuk jejaring] Inter-personal

Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman


personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning]
untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk
bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning 54
54
Langkah Penguatan Proses
Proses Karakteristik Penguatan
Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya,
mencoba, menalar,....
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran
untuk semua mata pelajaran
Pembelajaran
Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu [discovery
learning]
Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi,
pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif
Mengukur tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi
Menekankan pada pertanyaan yang mebutuhkan pemikiran
mendalam [bukan sekedar hafalan]
Penilaian
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa

55
Langkah Penyesuaian Beban Guru dan Murid SD
Pelaku Beban Penyelesaian
Menyusun Silabus
Disediakan buku pegangan guru
Mencari buku yang sesuai
Mengajar beberapa mata
pelajaran dengan cara berbeda
Guru Mengajar banyak mata pelajaran
Pendekatan tematik terpadu
Menggunakan bahasa Indonesia menggunakan satu buku untuk
sebagai penghela mata pelajaran semua mata pelajaran sehingga
yang lain sehingga selara dapat selaras dengan
Menggunakan ilmu pengetahuan kemampuan Bahasa Indonesia
sebagai penggerak pembahasan sebagai alat komunikasi dan
carrier of knowledge
Mempelajari banyak mapel
Mempelajarai mata pelajaran
Murid dengan cara berbeda
Membeli buku Penyedian buku teks oleh
Membeli lembar kerja siswa pemerintah/daerah

56
B

Pengembangan Kurikulum 2013

57
1
Kesinambungan
KBK 2004, KTSP 2006, Kurikulum 2013

58
Garis Waktu Pengembangan KBK 2004, KTSP 2006, Kurikulum 2013

Tahun ‘01 ‘02 ‘03 ‘04 ‘05 ‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10 ‘11 ‘12 ‘13
Kegiatan
Pengemb. Rintisan KBK 2004
Implem. Terbatas KBK 2004
UU Sisdiknas SKL, SKL Mapel, KD
Penyusunan KTSP 2006
Pemberlakuan KTSP 2006
Pengembangan Kurikulum 2013
KD
Pemberlakuan Kurikulum 2013

59
Prosedur Penyusunan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013

Standar Kompetensi SK-KD Lama Mapel per


Lulusan Baru kelas (KTSP 2006)

• Mempertahankan SK KD lama
Evaluasi yang sesuai dengan SKL Baru
• Merevisi SK KD lama disesuaikan
dengan SKL Baru
• Menyusun SK KD Baru

Sumber Kompetensi [Mapel per kelas]

Kompetensi Inti

Kompetensi Dasar Baru


60
Tema Kurikulum 2013

Kurikulum yang dapat


menghasilkan insan
indonesia yang:
Produktif, Kreatif,
Produktif
Kreatif Inovatif,
Inovatif
Afektif
Afektif
melalui penguatan
Sikap,
Keterampilandan
Pengetahuan
yang terintegrasi

61

Anda mungkin juga menyukai