Anda di halaman 1dari 8

Partisipasi Akseptor KB…(Vernando Viky) 309

PARTISIPASI AKSEPTOR KB PRIA DALAM MEWUJUDKAN


KESEJAHTERAAN KELUARGA DI KELURAHAN GAYAM KABUPATEN
SUKOHARJO
PARTICIPATION ACCEPTOR FAMILY PLANNING MEN IN MAKING FAMILY WELFARE

Oleh: Vernando Viky Fandi, Universitas Negeri Yogyakarta, vervifan@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan motivasi akseptor dalam mengikuti program KB, (2)
mendeskripsikan dampak keikutsertaan akseptor KB pria dengan kesejahteraan keluarga. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah akseptor KB pria, PLKB
Kelurahan Gayam dan istri akseptor KB pria. Adapun yang menjadi obyek dari penelitian ini adalah partisipasi
akseptor KB pria dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga di Kelurahan Gayam Kabupaten Sukoharjo. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Motivasi akseptor KB pria yaitu untuk menekan jumlah anak, kesadaran
akseptor KB pria itu sendiri, serta kepedulian para akseptor KB pria terhadap istrinya dibuktikan dengan
melakukan vasektomi maupun memakai kondom. (2) Dampak keikutsertaan akseptor KB pria adalah bisa
memberikan rasa aman dan nyaman bagi pasangannya karena tidak harus ikut KB serta meringankan beban
ekonomi keluarga dan mendapatkan pendidikan anak yang lebih berkualitas.

Kata kunci: akseptor KB pria, kesejahteraan keluarga

Abstract
This study aims to: (1) describe the acceptors' motivation in following Family Planning program, (2) to
describe the impact of the participation of Family Planning Family Acceptor with family welfare. This research
uses qualitative research type. Subjects in this study were male acceptor, Family Planning Field Family of
Gayam Village and male acceptor wife. As for the object of this study is the participation of family planning
men acceptor in realizing family welfare in Gayam District Sukoharjo District. The results of this study
indicate that: (1) The motivation of the male acceptor is to suppress the number of children, the awareness of
the acceptor of the man himself, and the concern of the male acceptor toward his wife is evidenced by
vasectomy or condom use. (2) The impact of the participation of the male acceptor is to provide a sense of
security and comfort for their partners because they do not have to participate in family planning and ease the
burden of the family economy and get a better quality of children's education.

Keywords: male acceptor, family welfare


terhadap penyediaan bahan pangan, lapangan
PENDAHULUAN
kerja dan penanggulangan kemiskinan, oleh
Pertumbuhan penduduk yang cepat akan
sebab itu perlu dilakukan antisipasi melalui
memperlambat tercapainya kondisi yang ideal
program Keluarga Berencana.
antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan
Menurut World Health Organisation
daya dukung dan daya tampung lingkungan,
(WHO) expert committee 1970 Keluarga
oleh sebab itu pertumbuhan penduduk ini perlu
berencana adalah tindakan yang membantu
dikendalikan guna mewujudkan keserasian,
pasangan suami istri untuk menghindari
keselarasan, dan keseimbangan antara jumlah
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan
penduduk dengan lingkungan hidup, sehingga
kelahiran yang memang sangat diinginkan,
penduduk tidak hanya dijadikan sebagai obyek
mengatur interval diantara kehamilan,
dari pembangunan namun dapat diletakkan
mengontrol waktu saat kelahiran dalam
pada tempat terhormat sebagai subyek
hubungan dengan umur suami istri serta
pembangunan. Jadi perkembangan penduduk
yang meningkat tajam tentu akan berimplikasi
310 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 3 Tahun 2018

menentukan jumlah anak dalam keluarga Tujuan umum program KB menurut


(Sulistyawati, 2011: 13). Sulistyawati (2011: 13) adalah membentuk
Sementara, banyak pasangan usia subur keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial
belum mengikuti KB dikarenakan mereka ekonomi suatu keluarga bahagia dan sejahtera
kurang memahami program KB yang yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
dimaksud. Kurangnya pemahaman masyarakat Tujuan lain meliputi pengaturan
terhadap program KB juga dikarenakan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,
kurangnya sosialisasi program-program KB di peningkatan ketahanan dan kesejahteraan
masyarakat. Dalam mensosialisasikan program keluarga. Hal ini sesuai dengan teori
KB, PLKB (Penyuluh Lapangan Keluarga pembangunan menurut Alex Inkeles dan David
Berencana) dihadapkan pada berbagai Smith yang mengatakan bahwa pembangunan
tantangan dan hambatan dalam bukan sekedar perkara pemasok modal dan
pelaksanaannya, seperti diantaranya: 1) teknologi saja tapi juga membutuhkan sesuatu
pandangan masyarakat terhadap KB (banyak yang mampu mengembangkan sarana yang
anak banyak rejeki), 2) tingkat pendidikan berorientasi pada masa sekarang dan masa
masyarakat rendah, 3) kesadaran masyarakat depan. (Sulistyawati, 2011: 13)
terhadap kesehatan masih kurang. (Mahardika, Menurut Undang-Undang Nomor 10
2015: 11). Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 10 menyebutkan
Keberagaman pandangan masyarakat pengertian keluarga berkualitas sebagai
tersebut juga menjadi kendala pelaksanaan keluarga yang dibentuk berdasarkan
program KB di Kelurahan Gayam, oleh karena perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera,
itu diperlukan pencerahan bagi masyarakat sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak
yang terkait dengan pelaksanaan dan tujuan yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung
program KB agar pasangan usia subur dapat jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan
berpartisipasi menjadi akseptor KB. Yang Maha Esa.
Berdasarkan hal tersebut, keberhasilan Berdasarkan latar belakang masalah yang
pelaksanaan program keluarga berencana diuraikan di atas dapat di identifikasikan
ditentukan oleh kebijakan pemerintah baik permasalahan sebagai berikut: 1) Perubahan-
pusat maupun daerah serta memerlukan perubahan demografis yang tidak seimbang, 2)
kemampuan petugas penyuluh lapangan dalam Belum optimalnya sosialisasi program
melibatkan peran serta dan keterlibatan tokoh Keluarga Berencana, 3) Rendahnya partisipasi
masyarakat, dinas instansi terkait, dan pria dalam mengikuti program KB, 4)
keterlibatan langsung masyarakat terutama Keterbatasan jenis alat kontrasepsi untuk pria.
masyarakat yang menjadi sasaran keluarga Berdasarkan pada permasalahan yang
berencana. diungkapkan di atas, penelitian ini bertujuan
untuk: 1) Mendeskripsikan motivasi akseptor
Partisipasi Akseptor KB…(Vernando Viky) 311

dalam mengikuti program KB. 2) yang menjadi obyek dari penelitian ini adalah
Mendeskripsikan dampak keikutsertaan partisipasi akseptor KB pria dalam
akseptor KB pria dengan kesejahteraan mewujudkan kesejahteraan keluarga di
keluarga. Kelurahan Gayam Kabupaten Sukoharjo.
Prosedur
METODE PENELITIAN Moleong (2010: 121), dalam
Jenis Penelitian pengumpulan data, peneliti merupakan
Metode yang digunakan dalam penelitian instrumen utama, interaksi antara peneliti
ini adalah deskriptif kualitatif yaitu dengan dengan informan diharapkan dapat diperoleh
cara memandang objek penelitian sebagai informasi yang mampu mengulas
suatu sistem, artinya objek kajian dilihat permasalahan yang ada di lapangan.
sebagai satuan yang terdiri dari unsur yang Pengumpulan data pada penelitian ini
saling terkait dan mendeskripsikan fenomena- dilakukan pada natural setting (kondisi yang
fenomena yang ada. Data yang diperlukan alamiah), sumber data primer, dan teknik
adalah yang berkaitan dengan partisipasi pengumpulan data lebih banyak pada
akseptor KB pria dalam mewujudkan wawancara, dan dokumentasi.
kesejahteraan keluarga di Kelurahan Gayam Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
Kabupaten Sukoharjo. Teknik pengumpulan data lebih banyak
Waktu dan Tempat Penelitian pada wawancara, dan dokumentasi. Penelitian
Penelitian mengenai partisipasi akseptor ini menggunakan in-depth interview, yaitu
KB pria dalam mewujudkan kesejahteraan wawancara dilakukan berkali-kali dengan
keluarga ini mengambil lokasi di Kelurahan informan di lapangan. Maka dari itu, dilakukan
Gayam Kabupaten Sukoharjo, yang wawancara secara mendalam dengan akseptor
beralamatkan di Jalan Dr. Sutomo No. 12, KB pria, PLKB Kelurahan Gayam, dan istri
Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten akseptor KB. Pelaksanaan wawancara
Sukoharjo, Jawa Tengah 57514. Penelitian dilakukan di Kelurahan Gayam dan Rumah
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan akseptor KB, pada waktu pendataan dan
Mei 2017. pendampingan maupun di luar proses
Target/Subjek Peneltian pendataan dan pendampingan akseptor KB.
Subyek dalam penelitian ini terdiri dari Penelitian ini juga menggunakan teknik
akseptor KB pria, PLKB Kelurahan Gayam, pengumpulan data dengan dokumentasi, yang
dan istri akseptor KB pria. Jumlah subyek dilaksanakan untuk memperoleh data
dalam penelitian ini ada 10 orang yang terdiri tambahan informasi mengenai dokumen yang
dari akseptor KB pria yang melakukan dimiliki oleh PLKB Kelurahan Gayam dan
vasektomi 3 orang, kondom 2, PLKB 1 orang dengan cara mencetak ulang dan kemudian
dan istri akseptor KB pria 4 orang. Adapun disalin dengan menggunakan format studi
312 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 3 Tahun 2018

dokumentasi. Dalam penelitian ini, dokumen (Pekarangan 107 Ha serta lainnya 29 Ha) dan
yang diperoleh berupa data monografi 75 Ha sebagai lahan sawah. Selain itu
penduduk Kelurahan Gayam. Kelurahan Gayam merupakan Kelurahan yang
Teknik Analisis Data memiliki kepadatan penduduk tertinggi di
Analisis data dalam penelitian ini terdiri Kecamatan Sukoharjo yaitu 4.519 jiwa setiap
dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara Kilometer persegi. Sehingga luas lahan bukan
bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, sawah sangat berbanding lurus dengan jumlah
dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. penduduk yang tinggi. Jumlah penduduk
Sedangkan, pemeriksaan keabsahan data Kelurahan Gayam adalah 10.061 jiwa, dengan
dalam penelitian ini menggunakan perincian laki-laki 4.932 jiwa dan 5.129 jiwa.
trianggulasi. Teknik triangulasi yang Partisipasi akseptor KB pria dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah program KB dan kesehatan reproduksi
triangulasi sumber. Menurut Sugiyono (2010: merupakan salah satu faktor yang berperan
373), trianggulasi sumber dilakukan dengan dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga.
cara mengecek data yang telah diperoleh Partisipasi ini akan dapat terwujud apabila
melalui beberapa sumber. Hal ini dapat dicapai berbagai informasi dan fasilitas yang berkaitan
dengan jalan: (1) membandingkan data hasil dengan hal itu tersedia secara lengkap. Saat ini
pengamatan dengan hasil wawancara; (2) partisipasi pria dalam mengikuti KB bisa
membandingkan hasil wawancara dengan isi dibilang rendah. Salah satu penyebab
suatu dokumen yang berkaitan. Dengan rendahnya partisipasi pria dalam KB adalah
menggunakan teknik triangulasi, peneliti masih terbatasnya informasi, khususnya bagi
membandingkan hasil wawancara yang telah PUS (Pasangan Usia Subur).
diperoleh dari akseptor KB pria, PLKB Faktor-faktor yang menyebabkan
Kelurahan Gayam dan istri akseptor KB pria rendahnya akseptor KB pria disebabkan
atau membandingkan data hasil wawancara beberapa hal: Pertama, karena kondisi sosial
dengan hasil pengamatan. budaya. Banyak masyarakat dan keluarga yang
beranggapan bahwa partisipasi pria belum atau
HASIL PENELITIAN DAN tidak penting serta pandangan yang cenderung
PEMBAHASAN menyerahkan tanggung jawab pelaksanaan KB
Gayam merupakan salah satu kelurahan sepenuhnya pada wanita. Kedua, pengetahuan
di wilayah Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten dan kesadaran pasangan usia subur dan
Sukoharjo dengan jarak kurang lebih 3 keluarga dalam KB pria masih rendah. Ketiga,
Kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten keterbatasan jangkauan (aksesibilitas) dan
Sukoharjo. Kelurahan Gayam memiliki luas kualitas pelayanan KB pria. Keempat,
211 Ha, dengan luas penggunaan lahan sebesar dukungan politis dan operasional masih rendah
136 Ha sebagai lahan bukan sawah di semua tingkatan. Partisipasi pria dalam KB
Partisipasi Akseptor KB…(Vernando Viky) 313

adalah tanggung jawab pria dalam kesertaan mempunyai wawasan pendidikan yang cukup
ber-KB, serta berperilaku seksual yang sehat baik.
dan aman bagi dirinya. (BKKBN, 2009). Dari hasil tersebut, dapat dikaitkan
dengan teori yang berkaitan dengan
Motivasi akseptor dalam mengikuti kesejahteraan yang disampaikan oleh
program KB Puspitawati (2005). Dimensi kesejahteraan
Dari hasil penelitian menunjukkan keluarga sangat luas dan kompleks. Taraf
bahwa tingkat partisipasi akseptor KB pria kesejahteraan tidak hanya berupa ukuran yang
dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga di terlihat (fisik dan kesehatan) tapi juga yang
Kelurahan Gayam bisa dikatakan baik, karena tidak dapat dilihat (spiritual). Oleh karena itu,
para akseptor KB pria beserta istrinya memiliki terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk
kesadaran yang tinggi tentang kesejahteraan menganalisis tingkat kesejahteraan keluarga.
keluarga mereka terutama pendidikan anaknya. Sedangkan menurut Undang-Undang
Tingkat partisipasi akseptor KB pria ini bisa di Nomor 10 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 10
lihat dari motivasi yang menjadi latar belakang menyebutkan pengertian keluarga berkualitas
mereka mengikuti KB, antara lain: sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan
1) Menekan jumlah anak perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera,
Membatasi jumlah anak pada kondisi sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak
sekarang ini adalah hal yang tepat dimana saat yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung
ini sedang terjadi krisis global yang bisa jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan
menimbulkan banyak kemiskinan. Banyak Yang Maha Esa. Jika ayat 10 tersebut
kalangan dari ekonomi bawah yang menjelaskan kualitas keluarga sebagai unit
mempunyai banyak anak sehingga mereka terkecil dari masyarakat atau penduduk, maka
tidak bisa menyekolahkan anak mereka karena Ayat 5 menjelaskan kualitas penduduk yaitu
keterbatasan biaya. Tak ayal anak-anak tidak kondisi penduduk dalam aspek fisik dan
bisa mengenyam pendidikan sampai tinggi. nonfisik yang meliputi derajat kesehatan,
Para akseptor KB pria ini memiliki keinginan pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat
yang cukup mulia karena mereka ingin sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan,
menyekolahkan anak sampai tinggi. sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan
Sehingga dari penelitian ini dapat di kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai
simpulkan bahwa latar belakang atau motivasi manusia yang bertakwa, berbudaya,
akseptor KB pria ikut berpartisipasi dalam berkepribadian, berkebangsaan dan hidup
program KB adalah adanya rasa kepedulian layak.
terhadap masa depan anak-anaknya. Mereka 2) Kesadaran Suami
sadar dan peduli terhadap masa depan anak- Salah satu motivasi pria ikut
anaknya yang dapat berubah lebih baik apabila berpartisipasi dalam KB adalah untuk
314 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 3 Tahun 2018

menunjukkan bahwa dia peduli dengan perkuat dengan teori Malthus (1766-1834)
pasangan/istrinya. Karena alat KB bagi wanita yang menyatakan bahwa pertumbuhan manusia
biasanya mempunyai efek samping/resiko. cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan
Dampak/efek samping yang di timbulkan dari pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret
penggunaan alat kontrasepsi bagi wanita dapat hitung.
merugikan wanita baik secara fisik maupun Adapun faktor pendukung yang juga
sosial yang dapat mengganggu wanita dalam menjadi motivasi akseptor KB pria adalah
menjalankan peran dan fungsinya. Tapi masih mendapat dukungan dari keluarga terutama
ada pria yang ikut KB tapi tidak mau terbuka istri dan mendapatkan penghargaan dari
kalau dirinya sudah KB, karena mereka pemerintah. Dari hasil temuan di lapangan,
beranggapan bahwa urusan KB bagi mereka peneliti juga menemukan beberapa dampak
bukan merupakan suatu hal yang harus disebar keikutsertaan akseptor KB pria dengan
luaskan kepada masyarakat. kesejahteraan keluarga. Tindakan nyata yang
Walaupun secara umum dengan adanya dilakukan oleh akseptor KB pria yang ikut
program KB ini dapat meningkatkan berpartisipasi langsung dalam program KB
kesejahteraan keluarga, namun hal ini tidak adalah dengan menggunakan kondom dan
berlaku sepenuhnya bagi wanita. Hal ini vasektomi.
disebabkan karena efek samping alat Dengan berpartisipasi secara langsung,
kontrasepsi yang ternyata justru menjadikan akseptor KB pria akan dapat merasakan
kesejahteraan dan kesehatan wanita itu keuntungan yaitu tidak akan merasakan efek
menjadi terganggu. Padahal dalam program samping saat melakukan aktivitas sehari-hari.
KB, alat kontrasepsi memiliki peran yang Tingkat kegagalan dari vasektomi hampir tidak
sangat penting. ada. Dan yang terpenting adalah bisa
Hasil penelitian di atas sesuai dengan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Namun
tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya di sisi lain, ada hal yang dapat
ledakan penduduk dengan menekan laju dipertimbangkan yaitu kaitan penggunaan alat
pertumbuhan penduduk (LPP) dan hal ini kontrasepsi dengan kesejahteraan keluarga
tentunya akan diikuti dengan menurunnya bagi akseptor KB pria. Kaitannya adalah
angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) mereka berpikir bahwa faktor kesehatan,
dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita (Simarmata, ekonomi dan jumlah anak sangat
2015: 102). Pertambahan penduduk yang tidak mempengaruhi kehidupan keluarga mereka.
terkendali akan mengakibatkan kesengsaraan Tujuan akhir KB adalah tercapainya
dan menurunkan sumber daya alam serta NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan Sejahtera) dan membentuk keluarga
kesenjangan penyediaan bahan pangan berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu
dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini di keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi
Partisipasi Akseptor KB…(Vernando Viky) 315

sandang, pangan, papan, pendidikan dan Hasil penemuan tersebut sesuai dengan
produktif dari segi ekonomi (Simarmata, 2015: teori yang disampaikan oleh Puspitawati
103). (2005) yang menyebutkan bahwa dimensi
kesejahteraan keluarga sangat luas dan
Dampak keikutsertaan akseptor KB pria kompleks. Taraf kesejahteraan tidak hanya
dengan kesejahteraan keluarga berupa ukuran yang terlihat (fisik dan
Dari hasil temuan di lapangan, peneliti kesehatan) tapi juga yang tidak dapat dilihat
juga menemukan faktor penghambat dalam (spiritual).
pelaksanaan program KB yaitu adanya isu
negatif yang berhembus di masyarakat. SIMPULAN DAN SARAN
Kepercayaan masyarakat yang masih primitif Simpulan
inilah yang menjadi salah satu kendala dalam Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik
pelaksanaan KB. Sedangkan dampak kesimpulan sebagai berikut:
keikutsertaan akseptor KB pria dengan 1. Partisipasi akseptor KB pria dalam
kesejahteraan keluarga, diantaranya adalah mewujudkan kesejahteraan keluarga di
sebagai berikut: Kelurahan Gayam di latar belakangi dengan
1) Dari Physical well-being dan adanya motivasi untuk:
Psychological/ spiritual mental: lebih a. Menekan Jumlah Anak. Banyak kalangan
menguntungkan pihak istri karena mereka dari ekonomi bawah yang mempunyai
tidak harus ikut KB dan tidak was-was banyak anak sehingga mereka tidak bisa
dengan resiko hamil. Selain itu, istri tidak menyekolahkan anak mereka karena
mengalami resiko akibat penggunaan alat keterbatasan biaya. Para akseptor KB pria
kontrasepsi seperti kegemukan, kehamilan ini memiliki keinginan untuk
jika pemasangan spiral gagal dan lupa menyekolahkan anak sampai tinggi.
mengkonsumsi pil KB, siklus haid yang b. Kesadaran Akseptor KB terhadap efek
tidak teratur, mudah pingsan, tekanan darah samping yang di timbulkan dari penggunaan
yang menurun, dan sebagainya. Sedangkan alat kontrasepsi bagi wanita. Kepedulian
bagi pria yang ikut KB, bisa memberikan para akseptor KB pria terhadap istrinya
rasa aman dan nyaman bagi pasangannya dibuktikan dengan melakukan vasektomi
karena tidak harus ikut KB dan mengalami maupun memakai kondom.
resiko karena efek samping KB wanita. 2. Dampak keikutsertaan akseptor KB pria
2) Dari social well-being: menekan jumlah dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga
anak demi mendapatkan pendidikan yang adalah:
berkualitas. a. Pria yang ikut KB, bisa memberikan rasa
3) Dari economical well-being: mengurangi aman dan nyaman bagi pasangannya karena
beban pengeluaran kebutuhan sehari-hari. tidak harus ikut KB, terutama mengalami
316 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 3 Tahun 2018

resiko karena efek samping KB wanita dan Mahardika, V. (2015). Peran Pembantu
resiko kehamilan yang tidak diinginkan. Pembina Keluarga Berencana Desa
b. Meringankan beban ekonomi keluarga dan (PPKBD) Dan Sub PPKBD Dalam
demi mendapatkan pendidikan anak yang Mensosialisasikan Program Keluarga
lebih berkualitas. Berencana (KB) Di Desa Tirtomulyo
Kecamatan Plantungan, Kabupaten
Saran Kendal. Yogyakarta: UNY.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
diungkapkan beberapa saran dalam Moleong, L.J. (2012). Metode Penelitian
meningkatkan partisipasi akseptor KB pria Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga Rosdakarya.
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Akseptor KB Puspitawati, H. (2015). Kajian Akademik
Hendaknya lebih teliti dalam memilih Pengertian Kesejahteraan Dan
alat kontrasepsi yang akan digunakan sehingga Ketahanan Keluarga. Bogor: IPB Press.
tidak menimbulkan efek samping yang dapat
mengganggu kesehatan ataupun penampilan Republik Indonesia. (1992). Undang-Undang
PUS, bila menimbulkan efek samping RI Nomor 10 Tahun 1992 Tentang
hendaknya berkonsultasi kepada tenaga medis Perkembangan Kependudukan Dan
yang ada, sehingga PUS tetap bisa Pembangunan Keluarga Sejahtera.
menggunakan alat kontrasepsi dan menjadi
akseptor KB. Simarmata, A.P.Y. (2015). Faktor-Faktor
2. Bagi Pemerintah Yang Mempengaruhi Jenis Alat
Program Keluarga Berencana (KB) Kontrasepsi Yang Digunakan Akseptor
merupakan program yang baik untuk menekan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sering
laju pertumbuhan penduduk, sehingga Kecamatan Medan Tembung Kota
pemerintah hendaknya perlu mengadakan Medan Tahun 2015. Medan: USU.
sosialisasi dan penghargaan keluarga sejahtera
yang lebih intensif lagi bagi PUS karena masih Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
adanya pemikiran dari aliran kepercayaan Kuantitaif, Kualitatif dan R & D.
tertentu yang menanggap KB adalah haram. Bandung: Alfabeta.

DAFTAR PUSTAKA Sulistiyawati, A. (2011). Pelayanan Keluarga


BKKBN. (2001). Visi dan Misi Program Berencana. Yogyakarta: Salemba
Keluarga Berencana Nasional. Jakarta. Medika.

Anda mungkin juga menyukai