Alhamdulillah, tiada kata yang paling indah terucap dari lisan ini selain
pujian penuh kesyukuran kepada Allah Subhanahu wata’ala yang telah
memberikan begitu bayak nikmat kepada diri ini. Terkhusus nikmat
dimudahkannya penyusun dalam menyelesaikan makalah Fisika Dasar yang
berjudul ”MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN”.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penyusun juga mendapat bantuan dari
berbagai pihak, baik dari pihak teman, maupun dari rekan-rekan mahasiswa.
Untuk itu, pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih yang
mendalam kepada semua pihak yang turut membantu hingga terselesainya tugas
ini.
Penyusun sadar atas keterbatasan dan kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini, untuk itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dan untuk mendapatkan kesempurnaan penyusunan makalah
berikutnya.
Akhir kata semoga apa yang telah kita semua dapatkan pada proses
pembelajaran selama ini dapat menjadi hal yang bermanfaat saat ini maupun masa
yang akan datang. Semoga Allah Yang Maha Esa dapat melindungi kita semua,
Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.1. LATAR BELAKANG
Sebelum kita mengetahui latar belakang pembahasan Impuls dan
Momentum Linear maka terlebih dahulu kita pahami apa yang dimaksud dengan
Impuls dan Momentum Linear. Impuls adalah besaran vektor yang arahya sejajar
dengan arah gaya dan Menyebabkan perubahan momentum dan Momentum
Linear adalah momentum yang dimiliki benda-benda yang bergerak pada lintasan
lurus
Pernahkah menyaksikan tabrakan antara dua kendaraan di jalan. apa yang
terjadi ketika dua kendaraan bertabrakan. kondisi mobil atau sepeda motor
mungkin hancur berantakan. Kalau kita tinjau dari ilmu fisika, fatal atau tidaknya
tabrakan antara kedua kendaraan ditentukan oleh momentum kendaraan tersebut.
Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yakni momentum linear dan
momentum sudut. Kadang-kadang momentum linear disingkat momentum.
1.3. TUJUAN
3
2.1. PENGERTIAN IMPULS DAN MOMENTUM LINEAR
Impuls
• Hasil kali gaya dengan selang waktu singkat bekerjanya gaya terhadap
bendayang menyebabkan perubahan momentum.
Momentum
Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yakni momentum linear
dan momentum sudut. Kadang-kadang momentum linear disingkat momentum.
Dirimu jangan bingung ketika membaca buku pelajaran fisika yang hanya menulis
“momentum”. Yang dimaksudkan buku itu adalah momentum linear. Seperti pada
gerak lurus, kita seringkali hanya menyebut kecepatan linear dengan “kecepatan”.
Tetapi yang kita maksudkan sebenarnya adalah “kecepatan linear”. Momentum
linear merupakan momentum yang dimiliki benda-benda yang bergerak pada
lintasan lurus, sedangkan momentum sudut dimiliki benda-benda yang bergerak
pada lintasan melingkar.
Momentum suatu benda didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan
kecepatan gerak benda tersebut
p = m .v
atau
P = m.v1– m.v0
4
P adalah lambang momentum, m adalah massa benda dan v adalah
kecepatan benda. Sedangkan T adalah aksi gaya. Momentum merupakan besaran
vektor, jadi selain mempunyai besar alias nilai, momentum juga mempunyai arah.
Besar momentum p = mv. Terus arah momentum bagaimana-kah ? arah
momentum sama dengan arah kecepatan. Misalnya sebuah mobil bergerak ke
timur, maka arah momentum adalah timur, tapi kalau mobilnya bergerak ke
selatan maka arah momentum adalah selatan. Bagaimana dengan satuan
momentum ? karena p = mv, di mana satuan m = kg dan satuan v = m/s, maka
satuan momentum adalah kg m/s.
Jika Partikel dengan massa m bergerak sepanjang garis lurus, gaya F pada
partikel dianggap tetap dengan arah sejajar gerak partikel jadi Jika kecepatan (v)
partikel pada t =0 adalah Vo maka kecepatan pada waktu t adalah
V = Vo + at
( V = Vo + at ) m
Vm = Vo. m + M.at
Vm = Vo.m + F.t
m.V – m.Vo = F.t
Perubahan momentum linear = m.v – m.Vo
Impuls gaya = F.t
5
Dalam suatu tumbukan, misalnya bola yang dihantam tongkat pemukul,
tongkat bersentuhan dengan bola hanya dalam waktu yang sangat singkat,
sedangkan pada waktu tersebut tongkat memberikan gaya yang sangat besar pada
bola. Gaya yang cukup besar dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat ini
disebut gaya impulsif.
Tampak bahwa gaya impulsif tersebut tidak konstan. Dari hukum ke-2
Newton diperoleh
F = dp/dt
∫ F dt = ∫ dp
I = F dt = p = Impuls
Jika dilihat dengan grafik, impuls dapat dicari dengan menghitung luas
daerah di bawah kurva F(t) (yang diarsir). Bila dibuat pendekatan bahwa gaya
tersebut konstan, yaitu dari harga rata-ratanya, Fr , maka:
I=F t = ∆p
Fr= I /t =p/∆t
Pada pokok bahasan Hukum II Newton, kita telah belajar bahwa jika ada
gaya total yang bekerja pada benda maka benda tersebut akan mengalami
percepatan, di mana arah percepatan benda sama dengan arah gaya total. Jika
dirimu masih bingung dengan Hukum II warisan Newton, sebaiknya segera
meluncur ke TKP dan pelajari dulu. Nah, apa hubungan antara hukum II Newton
dengan momentum ? yang benar, bukan hubungan antara Hukum II Newton
dengan momentum tetapi hubungan antara gaya total dengan momentum.
Sekarang pahami penjelasan berikut ini.
6
Misalnya ketika sebuah mobil bergerak di jalan dengan kecepatan tertentu,
mobil tersebut memiliki momentum. Nah, untuk mengurangi kecepatan mobil
pasti dibutuhkan gaya (dalam hal ini gaya gesekan antara kampas dan ban ketika
mobil direm). Ketika kecepatan mobil berkurang (v makin kecil), momentum
mobil juga berkurang. Demikian juga sebaliknya, sebuah mobil yang sedang diam
akan bergerak jika ada gaya total yang bekerja pada mobil tersebut (dalam hal ini
gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin).Ketika mobil masih diam, momentum
mobil = 0. pada saat mobil mulai bergerak dengan kecepatan tertentu, mobil
tersebut memiliki momentum. Jadi kita bias mengatakan bahwa perubahan
momentum mobil disebabkan oleh gaya total. Dengan kata lain, laju perubahan
momentum suatu benda sama dengan gaya total yang bekerja pada benda
tersebut. Ini adalah hukum II Newton dalam bentuk momentum. Newton pada
mulanya menyatakan hukum II newton dalam bentuk momentum. Hanya Hukum
II Newton yang menyebut hasil kali mv sebagai “kuantitas gerak”, bukan
momentum.
Secara matematis, versi momentum dari Hukum II Newton dapat
dinyatakan dengan
persamaan :
∑F= ∆p∆t
∑F= gaya total yang bekerja pada benda
∆p = perubahan momentum
∆t = selang waktu perubahan momentum
7
∑F= mvt-mv∆t₀
∑F= m(vt-v)∆t₀
∑F= ∆v∆t
∑F= ma
ini adalah persamaan Hukum II Newton untuk kasus massa benda tetap,
yang sudah kita pelajari pada pokok bahasan Hukum II Newton. Di atas sebagai
Hukum II Newton “yang sebenarnya”.
Ketika terjadi tumbukan, gaya meningkat dari nol pada saat terjadi kontak
dan menjadi nilai yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Setelah
turun secara drastis menjadi nol kembali. Ini yang membuat tangan terasa lebih
sakit ketika dipukul sangat cepat (waktu kontak antara jari pemukul dan tangan
yang dipukul sangat singkat).Hukum II Newton versi momentum yang telah kita
turunkan di atas menyatakan bahwa laju perubahan momentum suatu benda sama
dengan gaya total yang bekerja pada benda tersebut. Besar gaya yang bekerja pada
benda yang bertumbukan dinyatakan dengan persamaan :Ingat bahwa impuls
diartikan sebagai gaya yang bekerja pada benda dalam waktu yang sangat singkat.
8
Konsep impuls membantu kita ketika meninjau gaya-gaya yang bekerja pada
benda dalam selang waktu yang sangat singkat. Misalnya ketika ronaldinho
menendang bola sepak, atau ketika tanganmu dipukul dengan cepat.
9
∆p2= ∫ F21 dt = Fr21 ∆t
Karena F21= - F12 maka Fr21 = - Fr12
oleh karena itu p1 = - ∆p2
“Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja, maka tumbukan tidak
mengubah momentum total sistem”.
partikel yang satu besarnya sama dan arahnya berlawanan dengan
perubahanvector momentum partikel yang lain.
Catatan : selama tumbukan gaya eksternal (gaya grvitasi, gaya gesek)
sangat kecil dibandingkan dengan gaya impulsif, sehingga gaya eksternal
tersebut dapat diabaikan.
10
Jika dua benda yang bertumbukan diilustrasikan dengan gambar di atas,
maka secara matematis,hukum kekekalan momentum dinyatakan dengan
persamaan :Momentum sebelum tumbukan = momentum setelah tumbukan
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
Keterangan :
m1 = massa benda 1,
m2 = massa benda 2,
v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan,
v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan,
v’= kecepatan benda 1 setelah tumbukan,
v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum, maka :
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan,
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan,
m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan,
m2v’2 = momentum benda 2 setelah tumbukan
11
BAB III
TUMBUKAN
Tumbukan adalah pertemuan dua benda yang relatif bergerak. Pada setiap
jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu berlaku
12
hukum kekekalan energi mekanik. Sebab disini sebagian energi mungkin diubah
menjadi panas akibat tumbukan atau terjadi perubahan bentuk :
Macam tumbukan yaitu :
Tumbukan elastis sempurna, yaitu tumbukan yang tak mengalami
perubahan energi. Koefisien restitusi e = 1
Tumbukan elastis sebagian, yaitu tumbukan yang tidak berlaku
hukum kekekalan energi
mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain,
misalnya panas. Koefisien restitusi 0 < e < 1.
Tumbukan tidak elastis , yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum
kekekalan energi mekanik dan kedua benda setelah tumbukan
melekat dan bergerak bersama-sama. Koefisien restitusi e = 0.
13
Tumbukan lenting sempurna tu maksudnya bagaimanakah ? Dua benda
dikatakan melakukanTumbukan lenting sempurna jika Momentum dan Energi
Kinetik kedua benda sebelumtumbukan = momentum dan energi kinetik setelah
tumbukan. Dengan kata lain, pada tumbukanlenting sempurna berlaku Hukum
Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik.Hukum Kekekalan
Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada
peristiwatumbukan lenting sempurna karena total massa dan kecepatan kedua
benda sama, baik sebelummaupun setelah tumbukan. Hukum Kekekalan Energi
Kinetik berlaku pada Tumbukan lentingsempurna karena selama tumbukan tidak
ada energi yang hilang.
Benda-benda yang mengalami Tumbukan Lenting Sempurna tidak
menghasilkan bunyi,panas atau bentuk energi lain ketika terjadi tumbukan. Tidak
ada Energi Kinetik yang hilang selama proses tumbukan. Dengan demikian, kita
bisa mengatakan bahwa pada peritiwa Tumbukan Lenting Sempurna berlaku
Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
14
m v + m v = m v' +m v' →Persamaan 1
Keterangan :
m1 = massa benda 1,
m2 = massa benda 2
v1 = kecepatan benda sebelum tumbukan dan
v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan
v’1 = kecepatan benda Setelah tumbukan,
v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum,
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan,
m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan,
m2v’2 = momentum benda 2 setelah tumbukan
Keterangan :
12m₁v₁² = EK benda 1 sebelum tumbukan
12m₂v₂²= EK benda 2 sebelum tumbukan
12m₁v'₁²= EK benda 1 setelah tumbukan
12m₂v'₂²= EK benda 2 setelah tumbukan
Kita telah menurunkan 2 persamaan untuk Tumbukan Lenting Sempurna,
yakni persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Persamaan Hukum
Kekekalan Energi Kinetik. Ada suatu halyang menarik, bahwa apabila hanya
diketahui massa dan kecepatan awal, maka kecepatansetelah tumbukan bisa kita
tentukan menggunakan suatu persamaan lain. Persamaan ini diturunkan dari dua
persamaan di atas.
15
m₁ v₁+m₂v₂=m₁v'₁+m₂v'₂
m₁ v₁-m₂v₂=m₁v'₁-m₂v'₂
m₁v₁-v'₁=m₂(v'₂-v₂)→ Persamaan a
Ini merupakan salah satu persamaan penting dalam Tumbukan Lenting sempurna,
selain persamaan Kekekalan Momentum dan persamaan Kekekalan Energi
Kinetik. Persamaan 3 menyatakan bahwa pada Tumbukan Lenting Sempurna, laju
kedua benda sebelum dan setelah tumbukan sama besar tetapi berlawanan arah,
berapapun massa benda tersebut.
Tumbukan elastik
16
1/2m₁v₁²+1/2m₁v'₁²=1/2m₂v₂²+ 1/2m₂v'₂²
Dan diperoleh :
v1 – v2 = v’2 - v’1
e : koefisien elastisitas,
e = 1 untuk tumbukan elastis
0 < e < 1 untuk tumbukan tidak elastis
e = 0untuk tumbukan tidak elastis sempurna
17
BAB IV
PENUTUP
18
Hukum kekekalan momentum suatu benda dapat diturunkan dari
persamaan hukum kekekalan energi mekanik suatu benda tersebut.
Apabila dua buah benda bertemu dengan kecepatan relatif maka benda
tersebut akan bertumbukan dan tumbukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
lenting sempurna dan tak lenting. Pada tumbukan lenting sempurna energi kinetik
benda tidak ber kurang atau berubah menjadi energi lain, pada tumbukan tak
lenting energi kinetik benda sebagian berubah menjadi energi lain seperti energi
bunyi, energi panas, dll.
DAFTAR PUSTAKA
19
Tipler, P.A.1998, Fisika untuk Sains dan Teknik–Jilid I (terjemahan), Jakarta :
Penebit Erlangga.
http://sistempartikeldankekekalanmomentum.blogspot.com/2010/03/tumbukan.ht
ml
20