MOMENTUM
Disusun oleh:
Nama: Steven Z.A Wahyudi
Nim: 22013023
Kelas: 1.A TKJJ
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
2
Peningkatan kualitas pendidikan adalah suatu tugas dan tanggung jawab
semua pihak yang dilakukan. Terutama dalam pengembangan pelajaran di sektor
pendidikan Untuk itu penyusun menulis makalah ini untuk menjelaskan dari
Impuls dan Momentum Linear yang tidak mudah untuk di fahami oleh setiap
individu.
BAB II
IMPULS DAN MOMENTUM LINEAR
Impuls
• Hasil kali gaya dengan selang waktu singkat bekerjanya gaya terhadap
bendayang menyebabkan perubahan momentum.
Momentum
Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yakni momentum linear
dan momentum sudut. Kadang-kadang momentum linear disingkat momentum.
Dirimu jangan bingung ketika membaca buku pelajaran fisika yang hanya menulis
“momentum”. Yang dimaksudkan buku itu adalah momentum linear. Seperti pada
gerak lurus, kita seringkali hanya menyebut kecepatan linear dengan “kecepatan”.
Tetapi yang kita maksudkan sebenarnya adalah “kecepatan linear”. Momentum
linear merupakan momentum yang dimiliki benda-benda yang bergerak pada
lintasan lurus, sedangkan momentum sudut dimiliki benda-benda yang bergerak
pada lintasan melingkar.
3
Momentum suatu benda didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan
kecepatan gerak benda tersebut
p = m .v
atau
P = m.v1– m.v0
Jika Partikel dengan massa m bergerak sepanjang garis lurus, gaya F pada
partikel dianggap tetap dengan arah sejajar gerak partikel jadi Jika kecepatan (v)
partikel pada t =0 adalah Vo maka kecepatan pada waktu t adalah
4
V = Vo + at
( V = Vo + at ) m
Vm = Vo. m + M.at
Vm = Vo.m + F.t
m.V – m.Vo = F.t
Perubahan momentum linear = m.v – m.Vo
Impuls gaya = F.t
Tampak bahwa gaya impulsif tersebut tidak konstan. Dari hukum ke-2
Newton diperoleh
F = dp/dt
∫ F dt = ∫ dp
I = F dt = p = Impuls
Jika dilihat dengan grafik, impuls dapat dicari dengan menghitung luas
daerah di bawah kurva F(t) (yang diarsir). Bila dibuat pendekatan bahwa gaya
tersebut konstan, yaitu dari harga rata-ratanya, Fr , maka:
I=F t = ∆p
Fr= I /t =p/∆t
5
Pada pokok bahasan Hukum II Newton, kita telah belajar bahwa jika ada
gaya total yang bekerja pada benda maka benda tersebut akan mengalami
percepatan, di mana arah percepatan benda sama dengan arah gaya total. Jika
dirimu masih bingung dengan Hukum II warisan Newton, sebaiknya segera
meluncur ke TKP dan pelajari dulu. Nah, apa hubungan antara hukum II Newton
dengan momentum ? yang benar, bukan hubungan antara Hukum II Newton
dengan momentum tetapi hubungan antara gaya total dengan momentum.
Sekarang pahami penjelasan berikut ini.
Misalnya ketika sebuah mobil bergerak di jalan dengan kecepatan tertentu,
mobil tersebut memiliki momentum. Nah, untuk mengurangi kecepatan mobil
pasti dibutuhkan gaya (dalam hal ini gaya gesekan antara kampas dan ban ketika
mobil direm). Ketika kecepatan mobil berkurang (v makin kecil), momentum
mobil juga berkurang. Demikian juga sebaliknya, sebuah mobil yang sedang diam
akan bergerak jika ada gaya total yang bekerja pada mobil tersebut (dalam hal ini
gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin).Ketika mobil masih diam, momentum
mobil = 0. pada saat mobil mulai bergerak dengan kecepatan tertentu, mobil
tersebut memiliki momentum. Jadi kita bias mengatakan bahwa perubahan
momentum mobil disebabkan oleh gaya total. Dengan kata lain, laju perubahan
momentum suatu benda sama dengan gaya total yang bekerja pada benda
tersebut. Ini adalah hukum II Newton dalam bentuk momentum. Newton pada
mulanya menyatakan hukum II newton dalam bentuk momentum. Hanya Hukum
II Newton yang menyebut hasil kali mv sebagai “kuantitas gerak”, bukan
momentum.
Secara matematis, versi momentum dari Hukum II Newton dapat
dinyatakan dengan
persamaan :
∑F= ∆p∆t
∑F= gaya total yang bekerja pada benda
∆p = perubahan momentum
∆t = selang waktu perubahan momentum
6
Catatan = lambang momentum adalah p kecil, bukan P besar. Kalau P
besar itu lambang daya. p dicetak tebal karena momentum adalah besaran
vektor.
7
Ketika terjadi tumbukan, gaya meningkat dari nol pada saat terjadi kontak
dan menjadi nilai yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Setelah
turun secara drastis menjadi nol kembali. Ini yang membuat tangan terasa lebih
sakit ketika dipukul sangat cepat (waktu kontak antara jari pemukul dan tangan
yang dipukul sangat singkat).Hukum II Newton versi momentum yang telah kita
turunkan di atas menyatakan bahwa laju perubahan momentum suatu benda sama
dengan gaya total yang bekerja pada benda tersebut. Besar gaya yang bekerja pada
benda yang bertumbukan dinyatakan dengan persamaan :Ingat bahwa impuls
diartikan sebagai gaya yang bekerja pada benda dalam waktu yang sangat singkat.
Konsep impuls membantu kita ketika meninjau gaya-gaya yang bekerja pada
benda dalam selang waktu yang sangat singkat. Misalnya ketika ronaldinho
menendang bola sepak, atau ketika tanganmu dipukul dengan cepat.
8
Oleh karena masing-masing benda memberi gaya pada benda lainnya
maka momentum masing-masing benda berubah. Dalam setiap selang waktu,
perubahan vector momentum. Dua buah partikel saling bertumbukan. Pada saat
bertumbukan kedua partikel saling memberikan gaya (aksi-reaksi), F12 pada
partikel 1 oleh partikel 2 dan F21 pada partikel 2 oleh partikel 1.
Perubahan momentum pada partikel 1 :
“Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja, maka tumbukan tidak
mengubah momentum total sistem”.
partikel yang satu besarnya sama dan arahnya berlawanan dengan
perubahanvector momentum partikel yang lain.
Catatan : selama tumbukan gaya eksternal (gaya grvitasi, gaya gesek)
sangat kecil dibandingkan dengan gaya impulsif, sehingga gaya eksternal
tersebut dapat diabaikan.
9
buah benda saling bertumbukan. Ingat ya, momentum merupakan hasil kali antara
massa benda dengan kecepatan gerak benda tersebut. Jadi momentum suatu benda
selalu dihubungkan dengan massa dan kecepatan benda. Kita tidak bisa meninjau
momentum suatu benda hanya berdasarkan massa atau kecepatannya saja.
Hukum Kekekalan Momentum Tidak peduli berapapun massa dan
kecepatan benda yang saling bertumbukan, ternyata momentum total sebelum
tumbukan = momentum total setelah tumbukan. Hal ini berlaku apabila tidak ada
gaya luar alias gaya eksternal total yang bekerja pada benda yang bertumbukan.
Jadi analisis kita hanya terbatas pada dua benda yang bertumbukan, tanpa ada
pengaruh dari gaya luar Sekarang perhatikan gambar di bawah ini.
10
Perlu anda ketahui bahwa Hukum Kekekalan Momentum ditemukan
melalui percobaan pada pertengahan abad ke-17, sebelum eyang Newton
merumuskan hukumnya tentang gerak (mengenai Hukum II Newton versi
momentum telah saya jelaskan pada pokok bahasan Momentum, Tumbukan dan
Impuls). Walaupun demikian, kita dapat menurunkan persamaanHukum
Kekekalan Momentum dari persamaan hukum II Newton. Yang kita tinjau ini
khusus untuk kasus tumbukan satu dimensi, seperti yang dilustrasikan pada
gambar di atas.
11
BAB III
TUMBUKAN
Tumbukan adalah pertemuan dua benda yang relatif bergerak. Pada setiap
jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu berlaku
hukum kekekalan energi mekanik. Sebab disini sebagian energi mungkin diubah
menjadi panas akibat tumbukan atau terjadi perubahan bentuk :
Macam tumbukan yaitu :
Tumbukan elastis sempurna, yaitu tumbukan yang tak mengalami
perubahan energi. Koefisien restitusi e = 1
Tumbukan elastis sebagian, yaitu tumbukan yang tidak berlaku
hukum kekekalan energi
mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain,
misalnya panas. Koefisien restitusi 0 < e < 1.
Tumbukan tidak elastis , yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum
kekekalan energi mekanik dan kedua benda setelah tumbukan
melekat dan bergerak bersama-sama. Koefisien restitusi e = 0.
12
Demikian juga dengan permainan kelereng kesukaanmu ketika masih kecil. Masih
banyak contoh lainnya yang dapat anda temui dalam kehidupan sehari-hari. Ayo
dipikirkan… Pada pembahasan mengenai momentum dan impuls, kita telah
meninjau hubungan antara momentum benda dengan peristiwa tumbukan. Hukum
Kekekalan Momentum yang telah diulas sebelumnya juga selalu ditinjau ketika
dua benda saling bertumbukan. Pada kesempatan ini kita akan mempelajari
peristiwa tumbukan secara lebih mendalam dan mencoba melihat hukum-hukum
fisika apa saja yang berlaku ketika benda-benda saling bertumbukan.
13
Dua benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1
bergerak dengan kecepatanv1 dan benda 2 bergerak dengan kecepatan v2. Kedua
benda itu bertumbukan dan terpantul dalamarah yang berlawanan. Perhatikan
bahwa kecepatan merupakan besaran vektor sehinggadipengaruhi juga oleh arah.
Sesuai dengan kesepakatan, arah ke kanan bertanda positif dan arahke kiri
bertanda negatif. Karena memiliki massa dan kecepatan, maka kedua benda
memiliki momentum (p = mv) dan energi kinetik (EK = ½ mv2). Total
Momentum dan Energi Kinetikkedua benda sama, baik sebelum tumbukan
maupun setelah tumbukan.
Secara matematis, Hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai
berikut :
Keterangan :
14
12m₁v₁² = EK benda 1 sebelum tumbukan
12m₂v₂²= EK benda 2 sebelum tumbukan
12m₁v'₁²= EK benda 1 setelah tumbukan
12m₂v'₂²= EK benda 2 setelah tumbukan
Kita telah menurunkan 2 persamaan untuk Tumbukan Lenting Sempurna,
yakni persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Persamaan Hukum
Kekekalan Energi Kinetik. Ada suatu halyang menarik, bahwa apabila hanya
diketahui massa dan kecepatan awal, maka kecepatansetelah tumbukan bisa kita
tentukan menggunakan suatu persamaan lain. Persamaan ini diturunkan dari dua
persamaan di atas.
m₁ v₁+m₂v₂=m₁v'₁+m₂v'₂
m₁ v₁-m₂v₂=m₁v'₁-m₂v'₂
m₁v₁-v'₁=m₂(v'₂-v₂)→ Persamaan a
Ini merupakan salah satu persamaan penting dalam Tumbukan Lenting sempurna,
selain persamaan Kekekalan Momentum dan persamaan Kekekalan Energi
Kinetik. Persamaan 3 menyatakan bahwa pada Tumbukan Lenting Sempurna, laju
kedua benda sebelum dan setelah tumbukan sama besar tetapi berlawanan arah,
berapapun massa benda tersebut.
15
Tumbukan biasanya dibedakan dari kekal-tidaknya tenaga kinetik selama
proses. Bila tenaga kinetiknya kekal, tumbukannya bersifat elstik. Sedangkan bila
tenaga kinetiknya tidak kekal tumbukannya tidak elastik. Dalam kondisi setelah
tumbukan kedua benda menempel dan bergerak bersama-sama, tumbukannya
tidak elastik sempurna.
Tumbukan elastik
Dan diperoleh :
v1 – v2 = v’2 - v’1
e : koefisien elastisitas,
e = 1 untuk tumbukan elastis
0 < e < 1 untuk tumbukan tidak elastis
e = 0untuk tumbukan tidak elastis sempurna
16
BAB IV
PENUTUP
Apabila dua buah benda bertemu dengan kecepatan relatif maka benda
tersebut akan bertumbukan dan tumbukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
lenting sempurna dan tak lenting. Pada tumbukan lenting sempurna energi kinetik
benda tidak ber kurang atau berubah menjadi energi lain, pada tumbukan tak
lenting energi kinetik benda sebagian berubah menjadi energi lain seperti energi
bunyi, energi panas, dll.
17
18