By san
In Dinamika Rotasi
Pengantar
Akhirnya, tinggal selangkah lagi dinamika rotasi beres. Oya, semester kemarin dah belajar
momentum dan impuls khan ? dirimu masih ingat tidak ? wah gawat kalau dah lupa
yawdah, nanti gurumuda jelaskan intisarinya lagi, biar dirimu paham. Met belajar ya
semoga momentum sudut semakin dekat di hatimu
Momentum
Sebelum kita berkenalan dengan momentum sudut, terlebih dahulu kita pahami kembali
konsep momentum (momentum = momentum linear). Momentum alias momentum linear
adalah momentum yang dimiliki oleh benda-benda yang bergerak pada lintasan lurus. Dalam
kehidupan sehari-hari, tidak semua benda selalu bergerak sepanjang lintasan lurus. Lintasan
lurus itu hanya model yang kita pakai untuk membantu kita menganalisis gerakan benda. Jadi
kita menganggap setiap benda seolah-olah selalu bergerak sepanjang lintasan atau jalan yang
lurus. Begitu
Ketika dirimu kebut2an di jalan dengan sepeda motor, sepeda motor kesayanganmu (dan
dirimu) memiliki momentum. Demikian juga setiap kendaraan, baik di darat, laut dan udara,
pasti mempunyai momentum jika kendaraan itu bergerak. Intinya, jika suatu benda bergerak,
benda itu pasti mempunyai momentum. Terus momentum tuh apa ? wah, kayanya dah lupa
neh sama pelajaran kemarin secara matematis, momentum sebuah benda merupakan
hasil kali antara massa (m) benda itu dan kecepatan (v) geraknya. Gurumuda tulis
persamaannya lagi ya :
p=mv
Keterangan :
p =momentum
m = massa
v = kecepatan
Momentum merupakan besaran vektor, jadi selain mempunyai besar alias nilai, momentum
juga mempunyai arah. Besar momentum p = mv. Terus arah momentum bagaimana-kah ?
arah momentum sama dengan arah kecepatan. Misalnya jika dirimu kebut2an dengan sepeda
ontel ke arah timur, maka arah momentum adalah timur, tapi kalau dirimu dan sepeda ontel
bergerak ke utara maka arah momentum adalah utara. Bagaimana dengan satuan
momentum ? karena p = mv, di mana satuan m = kg dan satuan v = m/s, maka satuan
momentum adalah kg m/s.
Dari persamaan di atas, tampak bahwa momentum (p) berbanding lurus dengan massa (m)
dan kecepatan (v). Semakin besar kecepatan benda, semakin besar momentum benda
tersebut. Demikian juga, semakin besar massa sebuah benda, momentum benda tersebut juga
semakin besar. Perlu diingat bahwa momentum merupakan hasil kali antara massa (m) dan
kecepatan (v). Jadi jika sebuah benda sedang diam (kecepatannya = 0), maka momentum
benda itu = 0, meskipun massa benda itu berton-ton. Dirimu paham khan ? Sekarang kita
beralih ke momentum sudut ya..
Momentum Sudut
Jika momentum linear adalah momentum yang dimiliki oleh benda-benda yang bergerak pada
lintasan lurus, maka momentum sudut merupakan momentum yang dimiliki oleh benda-
benda yang melakukan gerak rotasi. Dikatakan sudut, karena ketika melakukan gerak rotasi,
setiap benda mengitari sudut tertentu. Dalam hal ini, benda berputar terhadap poros alias
sumbu rotasi.
Persamaan momentum sudut itu mirip dengan persamaan momentum linear. Kita tinggal
menggantikan besaran-besaran linear (besaran gerak lurus) pada persamaan momentum
dengan besaran-besaran sudut (besaran gerak rotasi). Gurumuda tulis persamaan momentum
lagi ya
p = mv
Ini adalah persamaan momentum untuk benda-benda yang bergerak pada lintasan lurus. Jika
dalam gerak lurus setiap benda (benda dianggap sebagai partikel tunggal) mempunyai massa
(m), maka di dalam gerak rotasi, setiap benda tegar (benda dianggap tersusun dari banyak
partikel) mempunyai momen Inersia (I). Temannya massa tuh momen inersia. Jadi untuk
menurunkan persamaan momentum sudut, kita bisa menggantikan massa (m), dengan momen
inersia (I).
Ketika sebuah benda melakukan gerak lurus, benda tersebut bergerak dengan kecepatan (v)
tertentu. Dalam hal ini, setiap bagian benda itu mempunyai kecepatan yang sama. Misalnya
ketika dirimu kebut2an di jalan dengan motor kesayanganmu, bagian depan motor, bagian
bawah, samping kiri, samping kanan, atas dan bawah selalu bergerak dengan kecepatan yang
sama. Sstt.. kecepatan = kecepatan linear. .Jangan lupa ya Bagaimanakah dengan gerak
rotasi ?
Ketika sebuah benda melakukan gerak rotasi, setiap bagian benda itu juga punya kecepatan
linear, tapi kecepatan linearnya berbeda-beda. Misalnya jika dirimu mendorong pintu rumah,
bagian tepi pintu bergerak lebih cepat (v besar), sedangkan bagian pintu yang ada di dekat
engsel, bergerak lebih pelan (v kecil). Walaupun kecepatan linear setiap bagian benda
berbeda-beda, kecepatan sudut semua bagian benda itu selalu sama. Silahkan mendorong
pintu rumah lagi Ketika kita mendorong pintu, semua bagian pintu itu, baik tepi pintu
maupun bagian pintu yang ada di dekat engsel, berputar menempuh sudut yang sama, selama
selang waktu yang sama. Jika pintu berhenti berputar, semua bagian pintu itu ikut2an berhenti
berputar (kecepatan sudut = 0). Mirip seperti jika dirimu menghentikan sepeda motor, maka
semua bagian sepeda motormu itu ikut2an berhenti bergerak (kecepatan = 0).
Jadi, jika dalam gerak lurus terdapat besaran kecepatan, maka dalam gerak rotasi terdapat
besaran kecepatan sudut. Untuk menurunkan persamaan momentum sudut, kita bisa
menggantikan kecepatan (v), dengan kecepatan sudut (omega). Nah, sekarang kita langsung
menulis persamaan alias rumus momentum sudut
Satuan momentum sudut adalah kg m2/s. Satuan ini berasal dari mana-kah ? Guampang kok,
oprek saja rumus momentum sudut. Hajar tuh momentum sudut.
Secara matematis, Hukum II Newton versi momentum untuk gerak lurus dinyatakan dengan
persamaan :
Persamaan Hukum II Newton versi momentum untuk gerak rotasi cuma beda tipis dengan
persamaan di atas. Kita tinggal menggantikan besaran2 gerak lurus dengan besaran2 gerak
rotasi. Gaya (F) bisa digantikan dengan Torsi, Momentum (p) diganti dengan momentum
sudut (L). Besaran waktu (t) tetap.
Persamaan Hukum II Newton versi momentum untuk gerak rotasi dinyatakan dengan
persamaan :
Persamaan ini menyatakan bahwa laju perubahan momentum sudut sama dengan torsi total
yang bekerja pada benda tegar. Laju perubahan momentum sudut = perubahan momentum
sudut yang terjadi selama selang waktu tertentu. Misalnya mula-mula sebuah benda tegar
diam (momentum sudutnya = 0). Setelah dikerjakan Torsi, benda tegar tersebut berotasi
dengan kecepatan sudut tertentu. Ketika berotasi, benda tegar itu mempunyai momentum
sudut. Jadi selama selang waktu tertentu, benda mengalami perubahan momentum sudut dari
nol menjadi ada. Dalam hal ini terjadi pertambahan momentum sudut.
Terus torsi total tuh apaan ? Torsi total tuh mirip dengan gaya total. Misalnya mula-mula
sebuah pintu diam. Jika kita mendorong pintu (kita mengerjakan torsi pada pintu), pintu itu
berputar. Perlu diketahui bahwa tidak semua torsi yang dikerjakan terpakai untuk
menggerakan pintu. Sebagian torsi lenyap karena pada pintu juga bekerja torsi akibat adanya
gaya gesekan (gesekan antara pintu dengan udara atau gesekan antara pintu dengan engsel).
Selisih antara torsi yang kita berikan dan torsi yang timbul akibat adanya gaya gesekan
disebut torsi total. Torsi total ini yang membuat pintu berputar alias berotasi.
Persamaan Hukum II Newton versi momentum di atas lebih bersifat umum. Maksudnya
persamaan itu berlaku baik momen inersia benda tegar konstan maupun tidak konstan.
Dari persamaan Hukum II Newton versi momentum di atas, kita juga bisa menurunkan
persamaan Hukum II Newton untuk gerak rotasi. Persamaan hukum II Newton untuk gerak
rotasi ini berlaku untuk kasus khusus saja, yakni ketika momen inersia benda tegar tetap. Ok,
tancap gas
Jika
Maka persamaan Hukum II Newton versi momentum untuk gerak rotasi di atas bisa dioprek
menjadi seperti ini :
Keterangan :
Ini adalah persamaan Hukum II Newton untuk gerak rotasi. Guampang khan ? hehe
momentum sudut tumbang lagi. Lanjut
Momentum sudut yang telah kita pelajari sebelumnya, merupakan konsep yang penting
dalam fisika. Momentum sudut merupakan dasar dari hukum kekekalan momentum sudut.
btw, hukum itu berbeda dengan prinsip. Dalam fluida, kita mengenal prinsip archimedes,
prinsip pascal dkk. Prinsip itu hanya berlaku untuk kondisi tertentu saja. Hukum itu berlaku
universal alias umum.
Hukum Kekekalan Momentum Sudut menyatakan bahwa :
Jika Torsi total yang bekerja pada sebuah benda tegar = 0, maka momentum sudut benda
tegar yang berotasi bernilai konstan.
Hukum kekekalan momentum sudut ini merupakan salah satu hukum kekekalan yang penting
dalam fisika. Secara matematis, pernyataan Hukum Kekekalan momentum Sudut di atas bisa
dibuktikan dengan mengoprek persamaan Hukum II Newton untuk gerak rotasi versi
momentum.
Keterangan :
Kekekalan momentum sudut ini biasa digunakan oleh pemain akrobat, penyelam atau
penerjun, penari balet, pemain ice skating, kucing dkk tikus juga kayanya
Sori, gurumuda belum punya gambar. Lagi dicari lebih asyik kalau dijelaskan dengan
gambar. sabar ya.
Momentum sudut
Ditulis oleh Koichi Ohno pada 03-01-2009
Momentum sudut adalah sebuah besaran fisika yang penting, khususnya untuk masalah-
masalah pada tingkat energi dan spektra atom dan molekul. Dalam bagian ini, momentum
sudut akan didefinisikan dan sifat-sifatnya akan dijelaskan.
Momentum sudut dari sebuah partikel didefinisikan sebagai sebuah produk luar (produk
vektor) r x p dari posisi vektor r yang menyatakan posisi (x, y, z) dan momentum = ( x,
y, z).
(1.96)
(1.97)
Momentum sudut yang diperkenalkan di sini disebut sebagai momentum sudut orbital karena
ini berkaitan dengan gerak orbital klasik dari partikel.
Contoh 1.12 Dapatkan momentum sudut orbital l dari sebuah partikel dengan masa m yang
melingkar pada bidang x-y dengan kecepatan yang konstan v dan pada radius r. Kemudian
tulis lagi kondisi Bohr untuk kuantisasi pada persamaan (1.21) untuk batasan dari besaran
momentum sudut |l|.
(Jawaban) Karena z = 0, pz = 0 untuk gerak melingkar di sekitar titik pusat O dalam bidang
x-y sebagaimana ditunjukkan dalam gambar, maka komponen x dan y dari momentum sudut
l, keduanya akan menghilang.
Dengan mengambil sudut dan arah dari kecepatan v sebagaimana dalam gambar, kita akan
mendapatkan persamaan-persamaan berikut.
Dengan demikian, tiga komponen dari momentum sudut orbital I diekspresikan dengan
Dengan catatan bahwa |l| = mvr dalam persamaan di atas maka kita mendapatkan
Dengan demikian, kondisi Bohr untuk kuantisasi menunjukkan bahwa besaran momentum
sudut orbital dari gerak melingkar dikuantisasi menjadi perkalian bilangan bulat dengan h.
Persamaan-persamaan ini akan menuju pada sebuah ekspresi yang sangat berguna untuk
momentum sudut kuadrat l2 = lx2 + ly2 + lz2 . Sehingga 2 akan sebanding dengan operator
Legendre .
(1.99)
Sifat karakteristik dari operator telah dipelajari dengan baik dalam kaitannya dengan
harmonik sudut Yl,m. Beberapa contoh untuk Yl,m ditunjukkan dalam tabel 1.3. Hubungan
berikut ini adalah sangat penting.
(1.100)
atau
(1.101)
Ini adalah persamaan eigen untuk 2 ; Yl,m adalah fungsi eigen dan l(l + 1)h2 adalah nilai eigen.
l adalah bilangan kuantum yang menentukan besarnya momentum sudut orbital. Ini adalah
bilangan kuantum untuk kuadrat dari l dan dibatasi pada nilai l = 0,1,2,3, .
Hubungan berikut untuk kompnen z dari momentum sudut z dan dapat dikonfirmasi pada
tabel 1.3.
(1.102)
Ini adalah persamaan eigen untuk z ; Yl,m adalah fungsi eigen dan mh adalah nilai eigen. m
adalah bilangan kuantum untuk komponen z dari momentum sudut orbital dan memiliki 2l +
1 nilai yang mungkin yang berkaitan dengan bilangan kuantum l dalam daerah dari l hingga
+l. Sebagai contoh untuk l = 1, maka nilai yang mungkin adalah m = -1, 0, 1. Karakteristik
yang seperti itu untuk l dan m adalah berkaitan dengan perilaku elektron dalam atom. Sebuah
hubungan yang sama dan juga penting dalam menjelaskan keadaan rotasional dari molekul.
Sebagaimana telah dipelajari dalam kasus rotor yang kaku dari sebuah molekul diatomik,
operator Hamiltonian adalah sebanding dengan operator Legendre dalam persamaan
(1.100), fungsi gelombang untuk rotasi molekul akan menjadi fungsi harmonik sperikal Yl,m.
Maka:
L = r.p
Vector L selalu tegak lurus dengan p dan r. besarnya ditentukan dengan L=p sin . r. dimana
merupaan sudut antara p dan r, Karena =90 maka diperoleh L=p.r.
Oleh karena p=m.v dan v=.r, dengan adalah kecepatan sudut maka besarnya momentum
sudut terhadap sumbu putarnya, yaitu:
L=m.v.r
L=m.r2.
L=I.
Pada gerak translasi, bahwa gaya yang bekerja pada benda sama dengan laju perubahan
momentum liner benda,
F=p/t
Ket:
F=gaya (N)
t=waktu (s)
Momen gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan laju perubahan momentum sudut
benda
=L/t
ket:
t=waktu (s)
Momentum sudut total diperoleh dari penjumlahan momentum sudut masing-masing benda.
Tetapi harus memerhatikan:
i. Jika rotasi berlawanan dengan arah jarum jam, maka momentum sudut diberi nilai
positif.
ii. Jika rotasi searah dengan jarum jam, maka momentum sudut diberi nilai negatif.
Maka momentum sudut total:
Ltot=L1+L2+L3..Ln