PENDAHULUAN
Pengertian Momentum
Sebelum kita berkenalan dengan momentum sudut, terlebih dahulu kita pahami
kembali konsep momentum (momentum = momentum linear). Momentum alias momentum
linear adalah momentum yang dimiliki oleh benda-benda yang bergerak pada lintasan lurus.
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak semua benda selalu bergerak sepanjang lintasan lurus.
Lintasan lurus itu hanya model yang kita pakai untuk membantu kita menganalisis gerakan
benda. Jadi kita menganggap setiap benda seolah-olah selalu bergerak sepanjang lintasan atau
jalan yang lurus. Momentum sebuah benda merupakan hasil kali antara massa (m) benda itu
dan kecepatan (v) geraknya.
p=mv
Keterangan :
p =momentum
m = massa
v = kecepatan
Dari persamaan di atas, tampak bahwa momentum (p) berbanding lurus dengan massa
(m) dan kecepatan (v). Semakin besar kecepatan benda, semakin besar momentum benda
tersebut. Demikian juga, semakin besar massa sebuah benda, momentum benda tersebut juga
semakin besar. Perlu diingat bahwa momentum merupakan hasil kali antara massa (m) dan
kecepatan (v). Jadi jika sebuah benda sedang diam (kecepatannya = 0), maka momentum
benda itu = 0.
Dalam mekanika klasik, momentum (gabungan Momentum : SI satuan kg m / s,
atau, ekuivalen, N S) adalah produk dari massa dan kecepatan suatu benda ({p} = m {v} ).
Seperti kecepatan, momentum adalah kuantitas vektor, memiliki arah serta besaran.
Momentum adalah kuantitas kekal (hukum kekekalan momentum linier), yang berarti bahwa
jika suatu sistem tertutup tidak terpengaruh oleh kekuatan-kekuatan eksternal, momentum
total tidak bisa berubah. Momentum kadang-kadang disebut sebagai momentum linier untuk
membedakannya dari subjek terkait momentum sudut.
Page 1 of 11
BAB II
PEMBAHASAN
MOMENTUM SUDUT
Pada gerak melingkar atau rotasi terdapat besaran sejenis yang dinamakan sebagai
Momentum Sudut.
Page 2 of 11
2
w= T
2
= 0,125 = 16
Jika kedua ruas persamaan diatas dikalikan secara silang dengan r diperoleh:
dL
r F=r dt
d (r p)
= dt
Page 3 of 11
F
dL
= dt
Bila tidak ada gaya dari luar yang bekerja pada benda ( = 0 )
dL
dt = 0,
Rumus diatas menyatakan bahwa suatu sistem dengan momen gaya luar nol,
dapat diperbesar kecepatan sudutnya dengan cara memperkecil momen inersianya.
Dengan kata lain, suatu sistem dapat diperkecilckecepatan sudutnya jika momen
inersianya diperbesar.
Page 4 of 11
I2 = momen inersia keadaan 2, 2 = kecepatan sudut keadaan 2, L2 = momentum sudut
keadaan 2
I1 = momen inersia benda 1 dalam kg.m2 ; 1 = kecepatan sudut benda 1 dalam rad/s
I2 = momen inersia benda 2 dalam kg.m2 ; 2 = kecepatan sudut benda 2 dalam rad/s
Contoh soal
Sebuah piringan bermassa 200 g berputar dengan kecepatan 30 rpm. Pada piringan
tersebut ditambahkan piringan lain yang bermassa sama sehingga kedua piringan
tersebut dengan kecepatan sudut sama. Berapa kecepatn sudut akhir kedua piringan
tersebut, jika jari-jari keduanya 10cm?
Diketahui :
m1 = 200 g = 0,2 kg
m2 = 0,2 kg
r = 0,1m
w 0 = 30 rpm
Ditanyakan :
wt
Kecepatan sudut akhir ( )=?
Jawab :
30 (2 )
w0
= 30 rpm = 60 rad/s = rad/s
1
I0
= m1 r 2
2
1 2
kgm 2
3
= 2 . (0.2) . (0,1) = 1. 10
Page 5 of 11
I0 w 0 = I1 wt
I0
wt w0
= It .
I0
w0
= 2 I0 .
1
w
= 2 0
= 0,5 rad/s
Jadi, keepatan sudut kedua benda sekarang menjadi 0,5 rad/s.
Penari ballet berputar perlahan saat membentangkan tangannya. Ketika sang penari
melipat tangannya di dada kecepatan putarannya bertambah, dan membentangkan
kembali tangannya saat akan berhenti dari putaran. Pada kejadian ini berlaku hukum
kekekalan momentum yaitu momentum sudut saat membentangkan sama dengan
momentum sudut saat melipat tangannya.
Gerak menggelinding terjadi bila sebuah benda melakukan dua macam gerakan secara
bersamaan yaitu gerak translasi dan gerak rotasi.
Page 6 of 11
Contoh gerak menggelinding.
Pada sebuah roda bekerja gaya sebesar F, benda bergerak pada bidang kasar. Dalam
hal ini ada dua jenis gerakan, yaitu : gerak translasi dan gerak rotasi.
=I fges . R = I
Keterangan:
a = percepatan dalam m/s2
fges = gaya gesekan dalam Newton (N)
R = jari-jari roda dalam m
I = momen kelembaman dalam kg.m2
Keterangan:
F = Gaya luar dalam newton (N)
m = massa benda dalam kg
Sebuah roda ditarik oleh sebuah gaya sebesar 60 N pada tepi roda (gambar). Roda
bergerak mengelinding pada lantai kasar dengan koeffisien gesekan kinetis 0,4. Jika
massa roda 5 kg dan jari-jari roda 1 m tentukan besarnya percepatan roda !
Page 7 of 11
Penyelesaian :
Diket : F = 60 N
R=1m
m = 5 kg
= 0,4
Ditanya : a = ?
Jawab :
=I ( F + fges ). R = I
y
m1
m2
Page 8 of 11
r1
r2
Dengan:
xi m
x pm
= mi
yi m
y pm
= mi
Untuk sistem dua partikel separti yang terlihat digambar pusat massanya adalah:
2 2
x 1 m1+ x m 2
y 1 m1+ y m 2
x pm y pm
= m dan = m
1+ m 2 1+ m 2
Selama tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem partikel, pusat massa tidak
berubah.
m1 r1
Misalkan partikel pertama mempunyai massa yang terletak pada posisi
v1 m2
dan bergerak dengan kecepatan . Adapun partikel kedua mempunyai massa
r2 v2
yang terletak pada posisi dengan kecepatan . Momentum sudut dari kedua
partikel tersebut berturut turu,yaitu:
L1 m1 r 1 v1
=
L2 m2 r 2 v2
=
Momentum sudut dari kedua partikel tersebut berturut turut,yaitu:
1 r F12
= 1
2 r1 F12
=
Dari persamaan:
Page 9 of 11
dL
= dt ,
dengan = momen gaya dan dL/dt adalah turunan dari momentum sudut terhadap
waktu.
Didapat:
d L1 d L2
1 2
= dt dan = dt
Dengan demikian,
d L1 d L2
1 2
+ = dt + dt
yang merupakan momentum sudut total dari sistem peringkat sehingga berlaku:
dL
=
dt
Jika pada sistem tidak ada gaya luar (hanya ada gaya gaya internal), resultan momen
gaya pada sistem adalah:
= 0
dL
Dengan demikian, dt = 0.
Page 10 of 11
Dari pelajaran gerak lurus kita mempunyai ungkapan yang serupa F = 0. Ungkapan
tersebut dapat diartikan bahwa benda diam. Apabila kedua syarat itu dipenuhi, benda
dikatakan benar benar diam dan dalam posisi setimbang.
L1 L2
Dua benda yang semula memiliki momentum sudut dan , kemudian
L1 L2
berubah momentum sudutnya menjadi dan , selama tidak ada gaya luar
yang bekerja pada kedua benda tersebut berlaku:
L 1 + L 2 = L 1 + L2
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
I1 w1 = I2 w2
Page 11 of 11