Anda di halaman 1dari 10

A.

Pendahuluan
- Definisi
Gerak melingkar (atau gerak sirkuler, Bahasa Inggris : circular motion)
adalah gerak suatu benda yang membentuk lintasan berupa lingkaran
mengelilingi suatu titik tetap.

Gerak melingkar beraturan (GMB) adalah gerak melingkar dengan


kecepatan sudut (ω) tetap. Kecepatan linear (V) benda yang mengalami
GMB selalu tetap besarnya, tetapi arahnya berubah – ubah. Jika jari -
jari lintasan yang melingkar adalah R , Frekuensi putarannya adalah f ,
berlaku hubungan :
 V = ωR
 ω=2 πf
 Besar sudut yang ditempuh dalam waktu t, ∆ θ=ωt
π
 Periode T = 1/f = 2 ω
 Percepatan sentrypetal asp = v2/R = ω 2 R

Gerak melingkar berubah beraturan (GMBB) adalah gerak melingkar


dengan percepatan sudut (α ¿ tetap. Dengan kecepatan awal ω0, pada
GMBB berlaku hubungan hubungan berikut.
 ω=ω 0 + αt
 Berat sudut yang ditempuh dalam waktu t, ∆ θ=ω0t = ½ αt 2
 Jika posisi sudut awal adalah θ0, maka posisi sudut pada saat t adalah :
1
θ=θ0 + ω 0 t= αt 2
2

- Gaya Sentripetal.
Gaya Sentripetal adalah gaya yang membuat benda untuk bergerak
melingkar. Gaya ini bukan merupakan gaya fisis, atau gaya dalam arti
sebenarnya, melainkan hanya suatu penamaan atau penggolongan jenis-
jenis gaya yang berfungsi membuat benda bergerak melingkar.

Percepatan Sentripetal berfungsi untuk mengubah arah kecepatan benda


yang bergerak.

- Penerapan Konsep Sentripetal


Rumus Gaya Sentripetal
Ketika suatu benda bergerak dalam lingkaran, gaya sentripetal (F) selalu
bertindak menuju pusat lingkaran.
Gaya sentripetal, yang diukur dalam newton (N) dapat berupa gaya yang
berbeda dalam pengaturan yang berbeda, dapat berupa gravitasi,
gravitasi, tegangan, angkat, tarikan elektrostatik dll
Rumus gaya sentripetal dimulai dari hukum 2 newton :
F = ma
a=F/m
karena percepatan sentripetal adalah v 2 /r maka
v 2 /r = F/m

Sehingga diperoleh ;
F sentripetal = mv 2 /r
Karena arahnya selalu ke pusat lingkaran maka diubah menjadi (omega)
yaitu kecepatan sudut dengan r (jari-jari) lingkaran, maka gaya sentripetal
juga dapat ditulis :
F sentripetal = mrω 2
Keterangan :
F sentripetal = gaya sentripetal (n)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
r = jari-jari (m)
ω= kecepatan sudut (rad/s)

- Gerak Melingkar Vertikal


Gerak melingkar vertikal adalah gerak berupa lingkaran dengan arah
vertikal. Contoh: sebuah benda diikat pada ujung sebuah tali kemudian
diputar dalam arah vertikal, maka benda akan bergerak melingkar
vertikal.
Untuk gerak melingkar vertikal:
 Ketika benda melakukaan gerak melingkar vertikal, maka besar
tegangan tali setiap kedudukan benda akan berbeda, termasuk pada
titik terendah dan titik tertinggi.
 Ketika benda berada pada titik terendah, maka tegangan tali akan
bernilai maksimum dan
 Ketika benda berada pada titik tertinggi, maka tegangan tali akan
bernilai minimum.

Berdasarkan gambar di atas, tegangan tali pada masing-masing titik


sebagai berikut:
T= F + W cos θ
Dengan
F= m v2/R = mω2
Dan
W = mg
Aturan penggunaan:
 Gunakan + bila posisi benda di atas BD
 Gunakan – bila posisi benda di bawah BD
 θ , sudut Yang dibentuk tali dengan garis AC
Contoh,
 Di titik tertinggi (A);
TA = F – W
 Di titik terendah (c);
TC = F + W
 Di titik B;
TB = F
 Di titik F;
TA = F – W cos θ

Kelajuan minimum agar tetap membentuk lintasan lingkaran;


 Di titik tertinggi (A);
V = √ gR
 Di titik terendah (c);
V= √ 5 gR

B. Pembahasan
- Penerapan hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari
lengkap dengan gambar

Banyak hal yang terjadi dalam kehidupan manusia yang bisa dijelaskan
dengan Hukum Newton. Sir Isaac Newton, penemu hukum ini, bahkan
merumuskan penghitungan tertentu dari hukum yang berkaitan dengan
besaran gaya pada suatu benda. Ada tiga hukum yang ditemukannya
dan kemudian dinamakan Hukum I Newton, Hukum II Newton, dan
Hukum III Newton.

Contoh Penerapan Hukum Newton

1. Hukum I Newton
Hukum I Newton menyatakan:
"Bila resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol
atau tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut, maka setiap
benda akan bergerak terus dengan kelajuan tetap pada lintasan lurus
(gerak lurus beraturan) atau tetap diam."
Hukum tersebut menjelaskan bahwa sebuah benda memiliki
kecenderungan diam mempertahankan keadaannya. Sifat ini dikenal
dengan sifat kelembaman dan hukum ini juga punya nama lain yaitu
Hukum Kelembaman.
Rumus Hukum Kelembaman:
∑F = 0 atau Resultan Gaya (kg m/s2)
 

 
2. Hukum II Newton
Hukum II Newton menyatakan:
"Percepatan suatu benda berbanding lurus dengan gaya total yang
bekerja padanya, serta berbanding terbalik dengan massanya. Arah
percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya."
Dalam Hukum II Newton, jika benda memperoleh dorongan gaya yang
searah laju arah benda tersebut maka akan memiliki gaya yang semakin
besar. Begitu pula sebaliknya, apabila terjadi gaya tolak melawan gaya
benda tersebut, maka laju gaya melambat akibat adanya perubahan
kecepatan dan perubahan laju. Dalam hukum ini berlaku rumus:
F = m.a, dengan "F" yaitu gaya (N), "m" adalah massa benda (kg), dan
"a" adalah percepatan (m/s2).
 

3. Hukum III Newton


Hukum III Newton menyatakan:
"Tiap aksi menimbulkan reaksi. Apabila suatu benda memberi gaya pada
benda lain, maka benda yang mendapat gaya tersebut memberikan gaya
yang besarnya sama dengan gaya yang diterima dari benda pertama.
Namun, arah gaya akan saling berlawanan."
Melalui hukum ini, sebuah aksi memberikan konsekuensi kemunculan
reaksi. Hal ini selaras dengan hukum sebab-akibat. Gaya benda saat
terjadi aksi-reaksi memiliki arah berlawanan da bekerja pada
benda yang berbeda-beda.
Rumus Hukum III Newton terdiri tiga macam yaitu:
a. Rumus gaya gesek: Fg = u x N, dengan Fg = gaya gesek (N), u =
koefisien gesekan, dan N = Gaya normal (N).
b. Rumus gaya berat: w = m x g, dengan w = Gaya berat (N), m = massa
benda (kg), dan g = gravitasi Bumi (m/s2)
c. Rumus berat sejenis: s = p x g, dengan s = berat jenis (N/m3),p =
massa jenis (kg/m3), dan g = berat benda (N).
 

 
 
- Contoh Soal
Soal Hukum Newton I
Contoh soal 1:
   
 
 Jadi, jawaban dari contoh soal hukum Newton 1 ini adalah C. 160 N
 
Contoh soal 2:
Seekor ikan bermassa 1 kg tergantung pada tail tali. Jika g = 10 m/s2,
besar tegangan tali adalah?
Pembahasan :

 
Berdasarkan hukum Newton 1 diperoleh hasil sebagai berikut.
ΣF = 0
T–w=0
T=w
T = mg
T = 1 kg . 10 m/s2 = 20 N
 
Soal Hukum Newton 2

Contoh soal 3:
 
Gaya resultan yang bekerja pada sebuah benda yang bermassa 30 kg,
sehingga ia dipercepat dengan percepatan 2 ms-1 adalah?
Pembahasan:
 
Dengan menggunakan hukum Newton 2 diperoleh hasil sebagai berikut.
ΣF = ma
ΣF = 30 kg . 2 ms-1
ΣF = 60 N
Contoh soal 4:
Untuk mempercepat benda yang massanya 6 kg dari kecepatan 21 ms-1
menjadi 33 ms-1 selama 3 sekon diperlukan gaya sebesar?
Pembahasan:
Pada soal ini diketahui:
 
m = 6 kg
v1 = 21 ms-1
v2 = 33 ms-1
t=3s
Untuk mencari gaya menggunakan hukum Newton 2 sebagai berikut.
 
→ F = ma
→F=m.
v2 – v1
t
 
→ F = 6 kg .
33 ms-1 – 21 ms-1
3s
 
→ F = 6 kg . 4 ms-2 = 24 N
Soal ini jawabannya B.
 
Contoh soal 4:
Sebuah gaya bekerja pada benda yang bermassa 5 kg dan mengalami
percepatan 2 m/s2. Gaya yang sama akan menyebabkan benda
bermassa 20 kg mengalami percepatan
Pembahasan:
F1 = F2
m1 . a1 = m2 . a2
5 kg . 2 m/s2 = 20 kg . a2
10 N = 20 kg . a2
a2 = 10 N / 20 kg = 0,5 m/s2
 
Soal Hukum Newton 3
Contoh soal 5:
 
Sebuah bola besi digantungkan pada langit-langit dengan seutas tali
seperti pada gambar diatas. Jika T tegangan tali dan w berat beban,
berikut ini adalah yang merupakan pasangan aksi reaksi adalah
Pembahasan
 
Bola besi memiliki berat w sehingga menimbulkan reaksi pada tali yaitu
tegangan T1. T2 menarik langit-langit (melakukan aksi terhadap langit-
langit) sehingga langit-langit melakukan reaksi T3.
 
Jadi yang merupakan pasangan aksi reaksi adalah T1 dan w serta T2 dan
T3.

C.Saran
Kami ucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang sudah
berpartisipasi didalam pembuatan makalah ini sehingga bisa
diselesaikan tepat pada waktunya.

Anda mungkin juga menyukai