I. Kompetensi Dasar
3.7 Menganalisis interaksi pada gaya serta hubungan antara gaya, massa dan gerak lurus
benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
III. Materi
Jenis-Jenis Gaya
A. Gaya Berat (Gaya Gravitasi)
1. Massa dan Berat
Massa merupakan ukuran inersia suatu benda. Berat adalah gaya yang bekerja pada benda
akibat pengaruh percepatan bumi. Massa memiliki satuan kilogram, sementara berat memiliki
satuan newton. Massa benda selalu tetap di manapun benda itu berada. Berat benda bisa
berubah-ubah tergantung percepatan gravitasinya. Selengkapnya mengenai perbedaan massa
dan berat bisa dibaca pada artikel “Perbedaan Massa dan Berat“.
2. Arah dan Rumus Gaya Berat
Seperti terlihat pada gambar, arah gaya berat selalu sama, yaitu ke bawah. Baik benda
tersebut berada di bidang horizontal, bidang miring, bidang vertikal, atau bahkan berada di
bawah bidang horizontal.
Rumus gaya berat pun selalu sama pada berbagai kondisi, yaitu:
{w=mg}w=mg
B. Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang tegak lurus bidang. Gaya normal adalah gaya yang menahan
suatu benda agar tidak bergerak menembus bidangnya. Contohnya sebuah ponsel di atas
meja, tidak akan jatuh menembus meja karena ada gaya normal yang menjaganya.
Berbeda dengan gaya berat, arah gaya ini bergantung pada bidangnya. Arahnya selalu
berbeda pada bidang horizontal, bidang miring, atau bidang vertikal. Hal ini bisa dilihat pada
gambar berikut ini:
Rumus untuk gaya normal berbeda-beda tergantung bagaimana kondisi benda. Apakah benda
tersebut diberi gaya lain atau tidak. Misalnya gambar pada tembok, pasti ada gaya lain yang
bekerja padanya sehingga tetap menempel di tembok, bukan gaya berat yang membuatnya
menempel. Pada bidang miring, besarnya gaya normal tergantung pada sudut kemiringannya.
Untuk hal ini nanti akan kita bahas pada pembahasan kita selanjutnya tentang penerapan
hukum Newton.
Sementara gambar sebelah kiri-atas adalah benda yang berada di bidang horizontal. Besarnya
gaya normal yang tegak lurus bidang hotizontal bisa dihitung menggunakan persamaan
hukum kedua Newton:
Sigma F=m a
N-w=m (0)
N-w=0
N m=w
C. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang arahnya selalu berlawanan dengan arah geak benda. Misalnya,
ketika kita memindahkan peti dengan cara didorong, maka akan timbul gaya gesek antara peti
dengan lantai. Lihat gambar berikut ini.
Gaya gesek ada dua jenis yaitu gaya gesek statis (dilambangkan dengan fs) dan gaya gesek
kinetis (dilambangkan dengan fk.
1. Gaya Gesek Statis
Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang bekerja pada saat benda dalam keadaan diam (tidak
bergerak). Gaya gesek statis inilah yang mempertahankan benda untuk diam di tempatnya
(tidak bergeser). Ketika kita mendorong benda, pada saat pertama sebelum benda bergerak,
gaya gesek yang bekerja adalah gaya gesek statis. Rumus gaya gesek statis adalah:
{f_s≤ N}fs≤μs⋅N
Untuk gaya gesek statis maksimum dirumuskan:
{f_{s_{maks}}= N}fsmaks=μs⋅N
Tanda pertidaksamaan “≤” menunjukkan bahwa gaya yang diberikan kurang dari gaya
geseknya, dalam artian benda masih diam. Sementara, tanda persamaan “=” menunjukkan
bahwa gaya sama besarnya dengan gaya gesekan. Artinya, benda belum bergerak tetapi
hampir bergerak.
Pada gambar di atas, besar tegangan tali antara peti A dan B adalah T1, tetapi arahnya
berlawanan untuk masing-masing ujungnya. Sementara di antara peti B dan C tegangan
talinya adalah T2, yang arahnya berlawanan untuk ujung-ujungnya. Untuk gaya tegangan tali
ini, nanti akan kita bahas pada pembahasan tentang penerapan hukum Newton.
CONTOH SOAL
1. Benda diam, hitunglah gaya normal yang bekerja pada benda!
Pembahasan:
m = 6 kg
g = 10 m/s2
W=m.g
= 6 x 10
= 60 N
Dari contoh soal, kita dapat mengetahui bahwa berat (W) berat dipengaruhi oleh gaya
gravitasi dan gaya normal (N) selalu tegak lurus ke permukaan yang bersentuhan
dengan benda. Perhatikan gambar berikut.
Sehingga,
N–W=0
N – 60 = 0
N = 60 N
Pembahasan:
Berapakah percepatan benda?
Berapa tegangan tali?
ma = 7 kg
mb = 3 kg
F = 50 N
Pada benda A, terdapat gaya tegangan tali (T) ke kanan.
Karena
T = 7 . a ….(i)
Pada benda B, terdapat gaya tegangan tali (T) ke kiri dan F = 50 N ke kanan
Sehingga,
50 – T = 3 . a ….(ii)
Dari persamaan I dan ii, kita eliminasi untuk mendapatkan nilai a
T = 7a
50 – T = 3a
50 = 10a
a = 5 m/s2
Selanjutnya, substitusi nilai ke salah satu persamaan untuk mendapatkan nilai T
T = 7a
=7.5
= 35 N
Jadi percepatan benda sebesar 5 m/s2 dan tegangan tali sebesar 35 N.