Anda di halaman 1dari 5

MODUL DARING FISIKA

Sekolah : SMA NEGERI 1 PANTAI LABU


Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : X / Genap
Materi Pokok : Jenis-Jenis Gaya pada
Hukum Newton
Guru B. Study : Desi Kristin Lumban Gaol, S.Pd
Daring ke :3
Kelas : X MIPA/IPS

I. Kompetensi Dasar
3.7 Menganalisis interaksi pada gaya serta hubungan antara gaya, massa dan gerak lurus
benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

II. Indikator Pencapaian Kompetensi


 Menganalisis sifat kelembaman (inersia) benda, hubungan antara gaya, massa, dan
gerakan benda, gaya aksi reaksi, dan gaya gesek
 Menghitung percepatan benda dalam sistem yang terletak pada bidang miring, bidang
datar, gaya gesek statik dan kinetic
 Mengidentifikasi penerapan prinsip Hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.

III. Materi
Jenis-Jenis Gaya
A. Gaya Berat (Gaya Gravitasi)
1. Massa dan Berat
Massa merupakan ukuran inersia suatu benda. Berat adalah gaya yang bekerja pada benda
akibat pengaruh percepatan bumi. Massa memiliki satuan kilogram, sementara berat memiliki
satuan newton. Massa benda selalu tetap di manapun benda itu berada. Berat benda bisa
berubah-ubah tergantung percepatan gravitasinya. Selengkapnya mengenai perbedaan massa
dan berat bisa dibaca pada artikel “Perbedaan Massa dan Berat“.
2. Arah dan Rumus Gaya Berat

Seperti terlihat pada gambar, arah gaya berat selalu sama, yaitu ke bawah. Baik benda
tersebut berada di bidang horizontal, bidang miring, bidang vertikal, atau bahkan berada di
bawah bidang horizontal.
Rumus gaya berat pun selalu sama pada berbagai kondisi, yaitu:
{w=mg}w=mg
B. Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang tegak lurus bidang. Gaya normal adalah gaya yang menahan
suatu benda agar tidak bergerak menembus bidangnya. Contohnya sebuah ponsel di atas
meja, tidak akan jatuh menembus meja karena ada gaya normal yang menjaganya.

Berbeda dengan gaya berat, arah gaya ini bergantung pada bidangnya. Arahnya selalu
berbeda pada bidang horizontal, bidang miring, atau bidang vertikal. Hal ini bisa dilihat pada
gambar berikut ini:

Rumus untuk gaya normal berbeda-beda tergantung bagaimana kondisi benda. Apakah benda
tersebut diberi gaya lain atau tidak. Misalnya gambar pada tembok, pasti ada gaya lain yang
bekerja padanya sehingga tetap menempel di tembok, bukan gaya berat yang membuatnya
menempel. Pada bidang miring, besarnya gaya normal tergantung pada sudut kemiringannya.
Untuk hal ini nanti akan kita bahas pada pembahasan kita selanjutnya tentang penerapan
hukum Newton.
Sementara gambar sebelah kiri-atas adalah benda yang berada di bidang horizontal. Besarnya
gaya normal yang tegak lurus bidang hotizontal bisa dihitung menggunakan persamaan
hukum kedua Newton:
Sigma F=m a
N-w=m (0)
N-w=0
N m=w
C. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang arahnya selalu berlawanan dengan arah geak benda. Misalnya,
ketika kita memindahkan peti dengan cara didorong, maka akan timbul gaya gesek antara peti
dengan lantai. Lihat gambar berikut ini.

Gaya gesek ada dua jenis yaitu gaya gesek statis (dilambangkan dengan fs) dan gaya gesek
kinetis (dilambangkan dengan fk.
1. Gaya Gesek Statis
Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang bekerja pada saat benda dalam keadaan diam (tidak
bergerak). Gaya gesek statis inilah yang mempertahankan benda untuk diam di tempatnya
(tidak bergeser). Ketika kita mendorong benda, pada saat pertama sebelum benda bergerak,
gaya gesek yang bekerja adalah gaya gesek statis. Rumus gaya gesek statis adalah:
{f_s≤ N}fs≤μs⋅N
Untuk gaya gesek statis maksimum dirumuskan:
{f_{s_{maks}}= N}fsmaks=μs⋅N
Tanda pertidaksamaan “≤” menunjukkan bahwa gaya yang diberikan kurang dari gaya
geseknya, dalam artian benda masih diam. Sementara, tanda persamaan “=” menunjukkan
bahwa gaya sama besarnya dengan gaya gesekan. Artinya, benda belum bergerak tetapi
hampir bergerak.

2. Gaya Gesek Kinetis


Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada saat benda dalam keadaan bergerak.
Gaya inilah yang membuat sulit dalam memindahkan benda.
Besar gaya gesek yang bekerja sesuai dengan rumus berikut ini:
{f_k= N}fk=μk⋅N
Setiap benda memiliki koefisien gesekan ( μ ) yang berbeda-beda. Koefisien gesek statis ( μ s )
pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis ( μk ).

D. Gaya Tegangan Tali


Gaya tegangan tali adalah gaya yang bekerja pada ujung-ujung tali. Arah gaya ini selalu
berlawanan untuk masing-masing ujung tali. Misalnya ada tiga buah peti yang dihubungkan
tali kemudian ditarik dengan gaya F, maka di masing-masing tali akan timbul gaya tegangan
tali (disimbolkan deng huruf T). Lihat gambar berikut:

Pada gambar di atas, besar tegangan tali antara peti A dan B adalah T1, tetapi arahnya
berlawanan untuk masing-masing ujungnya. Sementara di antara peti B dan C tegangan
talinya adalah T2, yang arahnya berlawanan untuk ujung-ujungnya. Untuk gaya tegangan tali
ini, nanti akan kita bahas pada pembahasan tentang penerapan hukum Newton.

CONTOH SOAL
1. Benda diam, hitunglah gaya normal yang bekerja pada benda!

Pembahasan:
m = 6 kg

g = 10 m/s2
W=m.g
= 6 x 10
= 60 N
Dari contoh soal, kita dapat mengetahui bahwa berat (W) berat dipengaruhi oleh gaya
gravitasi dan gaya normal (N) selalu tegak lurus ke permukaan yang bersentuhan
dengan benda. Perhatikan gambar berikut.

Sehingga,
N–W=0
N – 60 = 0
N = 60 N

2. Perhatikan gambar berikut.

Pembahasan:
Berapakah percepatan benda?
Berapa tegangan tali?
ma = 7 kg
mb = 3 kg
F = 50 N
Pada benda A, terdapat gaya tegangan tali (T) ke kanan.
Karena

T = 7 . a ….(i)
Pada benda B, terdapat gaya tegangan tali (T) ke kiri dan F = 50 N ke kanan
Sehingga,
50 – T = 3 . a ….(ii)
Dari persamaan I dan ii, kita eliminasi untuk mendapatkan nilai a
T = 7a
50 – T = 3a
50 = 10a
a = 5 m/s2
Selanjutnya, substitusi nilai ke salah satu persamaan untuk mendapatkan nilai T
T = 7a
=7.5
= 35 N
Jadi percepatan benda sebesar 5 m/s2 dan tegangan tali sebesar 35 N.

3. Dua buah balok bermassa m1 = 1 kg dan m2 = 2 kg ditumpuk dalam keadaan diam.


Apabila percepatan gravitasi bumi adalah 10 m/s2, tentukan besar dan arah gaya
normal yang bekerja pada masing-masing balok.
Penyelesaian:
Diketahui:
g = 10 m/s2
m1 = 1 kg
m2 = 2 kg
Diagram gaya yang bekerja pada kedua balok diperlihatkan seperti pada gambar di
bawah ini.
Ditanyakan: N1 dan N2
Jawab:
Karena balok dalam keadaan diam, maka berlaku Hukum II Newton.
Untuk balok 1:
ΣF = 0
N1 – w1 = 0
N1 = W1
N1 = m1g
N1 = 1 kg × 10 m/s2
N1 = 10 N
Jadi besar N1 adalah 10 N yang arahnya tegak lurus ke atas.
Untuk balok 2:
ΣF = 0
N2 – w2 = 0
N2 = W2
N2 = m2g
N2 = 2 kg × 10 m/s2
N2 = 20 N
Jadi besar N2 adalah 20 N yang arahnya tegak lurus ke atas.

IV. Petunjuk Pengerjaan Pengerjaan Tugas :


1. Siswa dapat membaca modul
2. Siswa mengerjakan tugas dari modul pembelajaran
3. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan di latihan dengan mencantumkan nama
lengkap, kelas, mata pelajaran dan tanggal tugas.
4. Memfoto tugas yang telah selesai dikerjakan
5. Mengirimkan foto tugas ke classroom sesuai tenggat waktu yang diberikan.

V. Tugas Luring pertemuan ke 3


1. Sebuah benda digantung dengan seutas tali. Diketahui massa benda 0,5 kg dan
percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s². tentukan besarnya tegangan tali jika benda
ditarik keatas dengan percepatan benda a = 5 m/s².
2. Balok diam di atas permukaan bidang datar. Massa balok (m) = 1 kg, percepatan
gravitasi (g) = 10 m/s2. Besar dan arah gaya normal (N) adalah…
3. Jelaskan yang dimaksud dengan gaya gesekan statis, gaya gesekan kinetis?

Anda mungkin juga menyukai