Anda di halaman 1dari 12

BAB VII

HUKUM GERAK NEWTON


Dinamika adalah bagian ilmu fisika yang mempelajari hubungan antara gaya dan gerak.
Bagaimanakah hubungan yang tepat antara gaya dan gerak. Hal ini dikemukakan oleh beberapa ahli
seperti Aris Toteles (384-322 SM) percaya bahwa diperlukan sebuah gaya untuk menjaga agar
sebuah benda tetap bergerak sepanjang bidang horizontal. Kira-kira 2000 tahun kemudian Galileo
menemukan kesimpulan yang bertentangan dengan Aris Toteles. Ia menemukan bahwa sama
alaminya bagi sebuah benda untuk bergerak horizontal dengan kecepatan tetap, seperti ketika
benda tersebut berada dalam keadaan diam.
Berdasarkan penemuan ini, Sir Isaac Newton (1642-1727) membangun teori geraknya yang
terkenal. Analisis Newton tentang gerak dirangkum dalam tiga hukum geraknya yang dikenal dengan
hukum I Newton, hukum II Newton dan hukum III Newton.
A. HUKUM NEWTON
1. Hukum I Newton
Pada dasarnya setiap benda bersifat lembam yaitu sifat yang dimiliki benda untuk
mempertahankan keadaan awalnya. Hal ini sesuai dengan hukum I Newton yang menyatakan
bahwa “ Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap
sepanjang garis lurus kecuali jika diberi gaya total yang tidak Nol.Hukum I Newton secara
matematis dirumuskan:
∑F = 0
Persamaan ini menjelaskan bahwa jumlah gaya-gaya yang mempengaruhi benda sama
dengan nol sehingga benda tersebut bisa dalam keadaan diam, atau melakukan gerak lurus
beraturan.
2. Hukum II Newton
Jika sebuah gaya total yang diberikan tidak sama dengan nol, Newton berpendapat
bahwa jika gaya total yang diberikan pada benda tidak nol maka kecepatan akan berubah.
Suatu gaya total yang diberikan pada sebuah benda mungkin menyebabkan lajunya bertambah
atau berkurang. Jika gaya itu mempunyai arah yang berlawanan dengan gerak gaya tersebut
akan memperkecil laju benda itu. Jika arah gaya total tersebut yang bekerja berbeda dengan
arah gerak benda, maka arah kecepatannya akan berubah. Perubahan laju atau kecepatan
merupakan percepatan.
Bagaimana sebenarnya hubungan antara percepatan dan gaya? “Percepatan yang
timbul pada sebuah benda karena dipengaruhi oleh gaya akan berbanding lurus dan searah
dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa benda itu. Arah percepatan sama
dengan arah gaya total yang bekerja pada benda itu”.

Pernyataan diatas dikenal dengan hukum II Newton, Bentuk persamaannya dapat


dituliskan:
∑𝐹
𝑎 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 ∑ 𝐹 = 𝑚 𝑥 𝑎
𝑚
Keterangan:
∑F = Jumlah gaya (newton)
m = massa benda (kilogram)
a = Percepatan benda (m/s2)
3. Hukum III Newton
Hukum III Newton menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerak bendanya. Seorang
petinju yang memukul kanvas berarti petinju memberikan gaya pada kanvas. Disisi lain kanvas
juga memberikan gaya pada petinju. Hali ini dibuktikan bahwa tangan petinju akan tersa sakit,
semakin keras tangan petinju memukul kanvas tangannya juga akan semakin terasa sakit.
Berdasarkan gejala tersebut Newton menyatakan hukumnya yang ke-3 yang berbunyi:
“Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut
memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama. Jika
dinyatakan dalam persamaan diperoleh”:
F aksi = - F reaksi
Hukum ini kadang-kadang dinyatakan sebagai hukum aksi reaksi. Artinya settiap ada
aksi pasti ada reaksi yang sama dan berlawanan arah. Pernyataan ini memang benar, tetapi
untuk menghindari kesalahpahaman sangat penting untuk mengingat bahwa gaya aksi dan
gaya reaksi bekerja pada benda yang berbeda.
4. Penerapan Hukum Newton
a. Contoh dalam Hukum I Newton
1. Ketika kita bermain layang-layang dan layang-layang kita tergantung pada sebatang pohon. Jika benang di
tarik pelan-pelan akan putus dibagian ujungnya, tetapi jika di tarik dengan menyentakkan maka yang putus
adalah benang bagian tengah.
2. Selembar kertas yang diltekkan di antara 2 benda (misalnya kotak korek api dan botol kecil). Jika kertas kita
tarik perlahan maka botol dan korek api tetap dalam posisi semula.
3. Ketika naik motor yang sedang melaju kencang kemudian tiba-tiba di rem kita akan terhentak ke depan.
Sebaliknya jika kita naik motor yang melaju pelan-pelan kemudian motor dipercepat dengan tiba-tiba maka kita
akan terhentak ke belakang.
b. Contoh dalam Hukum II Newton
1. Agar Pedati/benhur dapa bergerak, gaya kudanya itu harus mengatasi kelelmbaman pedati/benhur beserta
gaya gesek yang menghalangi pedati/benhur bergerak. Begitu ada tarikan ke depan yang menyentuh
pedati/benhur itu akan maju.
2. Gaya aksi terjadi saat gas panas dicampurkan dari ruang pembakaran dan gaya pancaran ini menyebabkan
timbulnya gaya reaksi pada roket itu..Gaya tersebut mengangkat serta mempercepat roket. Rumusan ini
menunjukkan bahwa percepatan yang dihasilkan itu tergantung pada massa roket tersebut, makin kecil
massanya makin besar percepatannya (Hukum II Newton).
c. Contoh dalam Hukum III Newton
1. Seorang nelayan naik perahu, nelayan memberikan gaya pada air yaitu dengan mendayung ke belakang
yang menyebabkan timbulnya reaksi, yaitu perahu ke arah depan berlawanan arah dengan arah aksi gaya.
3. Buku yang kita letakkan di meja, sebenarnya buku tersebut mengadakan aksi yang berupa gaya berat benda
(w) dengan arah ke bawah terhadap meja, dan meja akan mengadakan gaya lawan (N) yang arahnya ke atas
(gaya reaksi) pada buku tersebut.
Contoh Soal:
1. Suatu hari, Pak Burhan mengangkut buah kelapa dari kebun menggunakan gerobak.
Joko melihat Pak Burhan sangat kelelahan dan segera membantunya. Massa total
gerobak dan buah kelapa sebesar 250 kg. Apabila Gaya total yang diberikan Pak Burhan
dan Joko sebesar 100 N. Berapakah percepatan gerak gerobak ?
2. Dua buah benda ditarik oleh sebuah gaya seperti gambar dibawah ini !

T F = 60 N
m1= 6 kg m2= 4 kg

Apabila lantai licin, tentukan :


a. Percepatan sistem
b. Tegangan tali

Penyelesaian:
1. Diketahui : m1 = 6 kg
m2 = 4 kg
F = 60 N
Ditanya : a. Percepatan sistem (a) = . . . . ?
b. Tegangan Tali ( T ) = . . . . ?
Hitung :
∑F = m x a
∑F = (m1 + m2 ) x a
∑𝐹
𝑎 =
(𝑚1 + 𝑚2 )
60 𝑁
𝑎=
(6 kg + 4 kg)
60 N
a=
10 kg
a = 6 m/s2
b. Tegangan tali dapat dihitung baik dari benda 1 maupun benda 2
diagram benda 1

T = m1 x a
m1= 6 kg T T = 6 kg x 6 m/s2
T = 36 N

diagram benda 2

T m2= 4 kg F

∑F = m2 x a
F - T = m2 x a
T = F- m2 x a
T = 60 N - (4 kg x 6 m/s2)
T = 60 N - 24 N
T = 36 N
Jadi Tegangan Tali adalah 36 N
B. JENIS-JENIS GAYA
Pada kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dengan gaya, karena dalam aktivitas sehari-hari tanpa kita
sadari kita melakukan gaya. Gaya memiliki berbagai macam jenis diantaranya adalah gaya berat, gaya
normal, gaya tegang tali, dan gaya gesek.
1. Gaya Berat Dan Penerapannya
Massa dan berat merupakan dua hal yang berbeda, meskipun dalam keseharian orang sering
mencampuradukkan pengertian keduanya. Massa adalah nilai instrinsik yang dimiliki suatu benda.
Massa termasuk besaran skalar, sedangkan berat termasuk besaran vektor. Satuan berat adalah
newton (N).
a. Gaya Berat
Gerak jatuh bebas disebabkan karena adanya gaya gravitasi. Galileo mengemukakan bahwa benda
akan jatuh dengan percepatan sebesar g, jika berada di dekat permukaan bumi dan gaya gesekkan
udara diabaikan. Gaya yang menimbulkan percepatan ini disebut gaya berat dan arahnya menuju
pusat bumi.
Di dalam Hukum II Newton telah dijelaskan bahwa gaya sebanding dengan percepatannya. Karena
dalam hal ini yang dibahas adalah gravitasi bumi maka percepatannya merupakan percepatan
gravitasi bumi atau g. Jadi, gaya berat (w) dapat dituliskan:
w = m. g

Keterangan:
w = gaya berat (newton)
m = massa benda (kilogram)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
b. Penerapan Gaya Berat
gaya graivitasi merupakan gaya tarik menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai
massa di alam semesta. Seperti Bumi misalnya, bumi memiliki gaya gravitasi yang sangat besar
sehingga mampu menarik benda benda yang ada di bumi, dan itulah mengapa manusia dapat
berjalan di bumi, seperti buah kelapa dan batu yang dapat jatuh.Tanpa adanya gaya gravitasi
menyebabkan benda-benda akan melayang.
Galileo mengemukakan bahwa semua benda akan jatuh bersamaan jika tidak ada hambat udara.
Aristoteles berpendapat bahwa benda yang memiliki massa lebih besar jatuh lebih cepat
dibandingkan benda yang lebih ringan. Pendapat Aristoteles ini mempengaruhi pandangan orang-
orang yang hidup sebelum masa Galileo yang menganggap bahwa benda bermassa lebih besar
jatuh lebih cepat dari benda yang lebih ringan dan bahwa kecepatan jatuh benda sebanding dengan
massa benda tersebut. Di sisi lain Galileo berpendapat bahwa benda benda yang sangatringan
memiliki permukaan yang luas akan memengaruhi hambatan udara yang besar sehingga
menyebabkan waktu jatuhnya lebih lama.
2. Gaya Normal
Ketika sebuah buku diletakkan di meja, maka meja akan memberikan gaya pada buku yang disebut
gaya kontak. Jika gaya kontak ini tegak lurus permukaan meja, maka disebut gaya Normal (N). Besar
gaya Normal buku bergantung pada besarnya gaya lain yang bekerja pada buku tersebut.
N Perhatikan gambar disamping! Gambar di samping
menunjukkan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah
buku yang diletakkan di atas meja. Pada sistem ini,
Physic
besar gaya normal sama dengan gaya berat. Namun,
Gaya normal bukan rekasi dari gaya berat.

3. Gaya Tegangan Tali


Gaya tegang tali merupakan gaya yang bekerja pada tali, kawat, maupun kabel. gaya tegangan tali
dilambangkan dengan huruf T.
contoh:

100 kg a

Perhatikan gambar berikut ! Gambar diatas, menunjukkan sebuah kardus dengan massa 100 kg, ditarik
dengan tali dan bergerak ke atas dengan percpatan 2 m/s 2, gravitasi pada tempat itu sebesar 9,8 m/s2.
Tentukan besar tegangan talinya!
Jawab
Pada kardus bekerja gaya tegangan tali yang arahnya ke atas dan gaya berat yang arahnya ke bawah.
diketahui : m = 100 kg
a = 2 m/s2
ditanya : T =....?
Hitungan :
F = m x a
T −w=mxa
T =mxa+mx g
T = 100 kg x 2 m / s 2 + 100 kg x 9,8 m / s 2
T = 200 N + 980 N
T = 1.180 N
Jadi gaya tegangan tali yang bekerja sebesar 1.180 N

4. GAYA GESEKKAN
Gaya gesekkan adalah gaya yang dialami oleh benda yang didalamnya mengalami
perlambatan atau ada gaya yang menahan yang arahnya berlawanan dengan gerak benda.
besarnya Gaya gesekkan ditentukan antara lain oleh kasar atau licinnya permukaan bidang yang
bersinggungan. Semakin licin permukaan bidang yang bersinggungan semakin kecil gaya
gesekkannya begitu juga sebaliknya. angka yang yang menunjukkan kasar atau licinnya permukaan
disebut koefisien gesekkan (  ) .
Gesekkan pada benda ada dua macam, yaitu gesekkan pada saat benda diam dan pada
saat benda bergerak. Koefisien gesekkan ketika benda masih diam atau tepat akan bergerak
dinamakan koefisien gesekkan statis (  s ). Koefisien gesekkan ketika benda bergerak dinamaka
koefisien gesekkan kinetis (  k ).
Gaya gesekkan dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Gaya gesekkan statis
Adalah gaya gesekkan yang terjadi antara 2 permukaan benda yang saling diam satu terhadap
lainnya.
Besarnya gaya gesekkan statis dapat dicari dengan persamaan berikut :
fs =  s x N
karena N = m x g , maka
fs =  s x m x g
b. Gaya gesekkan kinetis
Adalah gaya gesekkan yang terjadi antara dua permukaan benda yang saling bergerak.
besarnya gaya gesekkan kinetis dapat dicari dengan persamaan berikut :
fk =  k x N
karena N = m x g , maka
fk =  k x m x g

Keterangan :
fs= gaya gesek statis (Newton)
fk= gaya gesek kinetis (Newton)
 s= koefisien gesekkan statis
 k= koefisien gesekkan kinetis
N = gaya normal (Newton)
m = massa benda (kilogram)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
Gaya gesek merupakan gaya yang tidak konservatif. Artinya, usaha yang dilakukan oleh
gaya gesek tergantung pada lintasan dan juga gaya gesek selalu menentang aragh gerakan benda
sehingga gaya gesek selalu melakukan usaha negatif. Dalam kehidupan sehari-hari ada gaya gesek
yang merugikan, tetapi ada juga yang menguntungkan.
Beberapa contoh gaya gesek yang merugikan sebagai berikut :
a. gesekkan secara langsung antara bagian-bagian mesin kendaraan dapat menimbulkan
panas sehingga mesin akan aus. Oleh karena itu, mesin kendaraan diberi oli (pelumas)
agar permukaan-permukaannya dibatasi oleh oli sehingga tidak saling bergesekkan
secara langsung.
b. Gesekkan antara ban kendaraan dengan permukaan jalan yang kasar mengurangi
kelajuannya. Gaya gesek tersebut dapat dikurangi dengan mengaspal permukaan jalan
sehingga kendaraan dapat melaju dengan mulus dan cepat.
c. Gesekkan udara atau angin dengan mobil dapat mengurangi kelajuannya. Gaya gesek ini
diatasi dengan bentuk mobil yang dibuat aerodinamis sehingga mobil melaju dengan
cepat.
Beberapa contoh gaya gesek yang menguntungkan sebagai berikut :
a. Kita dapat berjalan tanpa terpeleset di atas tanah atau lantai karena adanya gaya gesek
antara permukaan alas kaki dengan lantai.
b. Prinsip gesekkan pada piringan rem (cakram) sepeda atau sepeda motor dan gesekkan
antara rem karet dengan feleg roda pada sepeda digunakan untuk memperlambat
kelajuan.
c. Gesekkan udara oleh parasut memperlambat kelajuan gerakkan penerjun sehingga dapat
mendarat dengan selamat.
Contoh Soal :
1. Perhatikan gambar dibawah ini ! Koefisien gesekan kinetik antara balok A dan meja 0,1 dan
percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s2. Berapakah gaya yang diperlukan agar sistem bergerak ke
kiri dengan percepatan 2 m/s2 ?
30 kg

F A

20 kg

2. Sebuah balok massanya 40 kilogram terletak di atas lantai yang kasar. Jika koefisien gesekkan
statis 0,5 dan kinetis 0,25
a. Berapakah besarnya gaya gesekkan statis antara balok dengan lantai ?
b. Berapakkah besarnya gaya gesekkan kinetis antara balok dengan lantai ?
c. Berapakah percepatan balok jika dikerjakan gaya mendatar 150 N ?
Jawab :
1. Diketahui : mA = 30 kg
mB = 20 kg
µk = 0,1
g = 9,8 m/s2
a = 2 m/s2
Ditanya : a. Gaya ( F ) = . . . . ?
Hitungan :

F = m x a
F = ( mA + mB ) x a
F – fk - wB = ( mA + mB ) x a
F = fK + wB + ( mA + mB ) x a
F = µ k x N A + mB x g + ( m A + mB ) x a
F = µk x mA x g + mB x g + ( mA + mB ) x a
F = ( 0,1 x 30 kg x 9,8 m/s2 ) + ( 20 kg x 9,8 m/s2 ) + ( 30 kg + 20 kg ) x 2 m/s2
F = 29,4 N + 196 N + 100 N
F = 325,4 N
Jadi gaya yang diperlukan agar gaya sistem bergerak ke kiri dengan percepatan 2 m/s 2 adalah
325,4 N.
2. Diketahui : m = 40 kg
µs = 0,5
µk = 0,25
g = 10 m/s2
F = 150 N
Ditanya : a. Gaya Gesekkan statis ( Fs ) = . . . . ?
b. Gaya Gesekkan kinetis ( FK ) = . . . . ?
c. Percepatan jika F 150 N = . . . . ?
Hitungan :
a. Fs = µs x N
F s = µs x m x g
Fs = 0,5 x 40 kg x 10 m/s2
Fs = 20 kg x 10 m/s2
Fs = 200 kg.m/s2
Fs = 200 Newton
b. Fk = µk x N
Fk = µk x m . g
Fk = 0,25 x 40 kg x 10 m/s2
Fk = 10 kg x 10 m/s2
Fk = 100 kg.m/s2
Fk = 100 Newton

∑F
c. a = mb atau
F-μk x m x g
F-fk a=
a= m
mb 150 N - 0,25 x 40 kg x 10 m/s2
a=
150 N-100 N 40 kg
a= 150 N-100 N
40 kg
a=
50 Newton 40 kg
a= 50 Newton
40 kg a= 40 kg
a = 1,25 m/s2
a = 1,25 m/s2

C. Penerapan Hukum Newton dalam Kehidupan sehari-hari


1. Bidang Datar
Jika sebuah benda di dorong searah sumbu X dengan gaya F di atas lantai licin, gaya-gaya yang
bekerja dapat digambarkan seperti dibawah ini

Karena gaya yang bekerja searah sumbu X maka percepatan a y = 0, sehingga komponen2 gaya
yang bekerja pada sumbu y sesuai konsep hukum II newton, dinyatakan :
∑Fy = 0
0=N-W
N=W
W=mxg
Sementara itu komponen gaya yang bekerja pada sumbu X adalah ∑FX = F ,dan benda bergerak
searah sumbu X sehingga memiliki percepatan a
FX
a=
m
F
a=
m
Jika benda ditarik gaya F dilantai licin benda membentuk sudut ɵ terhadap horizontal,maka
∑FX = F cos ɵ
FX
a=
m
F cos 
a=
m
Pada kasus lain Jika 2 balok ditarikmenggunakan tali seperti gambar dibawah ini,maka dapat
ditentukan gaya tegangan tali maupun percepatannya.
NA NB

T F

WA WB
Jika sistem tersebut bergerak searah sumbu X maka dapat diuraikan gaya-gaya yang bekerja
pada setiap benda.
∑FA = mA x a
T = mA x a
∑FB = mB x a
F-T = mB x a
F = mA x a + mB x a

2. Benda-benda pada bidang miring

Perhatikan gambar disamping ! Jika


sistem benda dalam keadaan diam,
tentukan besar gaya gesekkan yang
A B bekerja pada bidang miring !

wA = 100 N wB = 150 N
30 30

Jawab :

Diketahui : WA = 100 N
WB= 150 N
 = 30 0
Ditanya : a. Gaya Gesekan (fs) = . . . . ?
Hitung :

∑F = 0

A B

Perhatikan diagram benda bebas pada benda B !

∑Fy = 0
T - WB = 0
T = 0 + WB
T = WB
T = 150 N
Perhatikan komponen gaya arah sumbu X pada benda A !
∑Fx = 0
fs + wA.sin 300 - T = 0
fs = T - wA.sin 300
fs = 150 N - (100 N ) x sin 300
1
fs = 150 N - (100 N ) x  
2
fs = 150 N - 50 N
fs = 100 N
Jadi Gaya gesekkan Terhadap bidang miring sebesar 100 N

3. Sistem Pada Katrol


4. Berat benda di dalam Lift
a. Lift diam
Ketika anda menimbang berat badan pada saat lift diam, anda memberikan gaya tekan pada
timbangan. Gaya tekan tersebut adalah gaya aksi. Timbangan memberikan gaya reaksi
kepada anda yang besarnya sama tetapi berlawanan. Gaya reaksi timbangan kepada ada
disebut juga gaya normal. Besar gaya normal ini dapat diketahui dengan membaca skala
timbangan. Jadi, gaya normal yang terukur pada saat lift diam sama dengan berat badan
anda sesungguhnya.
∑F = 0
N-W=0
N=0+W
N=W

b. Lift bergerak ke atas


Pada saat lift bergerak naik, Anda mendapatkan berat badan yang terukur mengalami
peningkatan. Berat badan yang terukur tersebut merupakan gaya normal. Lift bergerak ke
atas dengan percepatan a. akibatnya, Hukum Newton yang berlaku pada keadaan tersebut
adalah hukum II Newton. Gaya normal yang terukur pada timbangan mengalami
penambahan.
∑F = m x a N=mxa+mxg
N-W=mxa m = (g - a)
N=W+mxa N = m (a + g)
N -m x g = m x a

c. Lift bergerak turun


Begitu pula pada saat lift bergerak turun, gaya normal yang terukur pada timbangan juga
mengalami perubahan.
-N + m x g = m x a
∑F = m x a
N=mxg-mxa
W-N=mxa
m = (g - a)
N=W-mxa
N = m (g x a)
dari persamaan diatas, gaya normal mengalami pengurangan. Anda akan merasakan berat
badan anda menjadi lebih ringan. Berat badan yang terukur pada saat lift naik atau turun
merupakan gaya normal. Berat ini sering disebut dengan berat semu.

d. Tali Lift Putus


Apabila tali lift putus, orang yang berada di dalam lift akan merasakan badan mereka
melayang dan tidak memiliki berat. Hal ini disebabkan lift dan isinya mengalami gerak jatuh
bebas. Benda mengalami percepatan sebesar percepatan gravitasi sehingga gaya normal
bernilai nol.

Contoh soal :

1. Andi bermassa 50 kg berada di dalam lift. Ketika lift bergerak ke atas dengan percepatan 2 m/s 2,
berapakah gaya normal yang dialami oleh Andi jika gravitasi sebesar 9,8 m/s2 ?
Jawab :
Diketahui : m = 50 kg
g = 9,8 m/s2
a = 2 m/s2
Ditanya : a. Gaya Normal (N) = . . . . ?
Hitung :
∑F = m x a
N-W=mxa
N=W+mxa
N=mxg+mxa
N = ( 50 kg x 9,8 m/s2 ) + ( 50 kg x 2 m/s2 )
N = 490 N + 100 N
N = 590 N
Jadi gaya normal yang dialami oleh andi sebesar 590 N

2. Heri yang bermassa 60 kg,berada di dalam lift yang sedang bergerak ke bawah dengan
percepatan 3 m/s2 . Jika percepatan gravitasi bumi sebesar 10 m/s2, berapakah desakkan kaki
Heri di dilam lift tersebut ?
Jawab:

Diketahui : m = 60 kg
g = 10 m/s2
a = 3 m/s2
Ditanya : a. Gaya Normal (N) = . . . . ?
Hitung :

N = m (g - a)
N = 60 kg (10 m/s2 - 3 m/s2)
N = 60 kg x 7 m/s2
N = 420 N
Latihan :

1. Dua buah benda ditarik oleh sebuah gaya seperti gambar dibawah ini !

T F = 90 N
m1= 8 kg m2= 5 kg

Apabila lantai licin, tentukan :


a. Percepatan sistem
b. Tegangan tali
2. Perhatikan gambar dibawah ini ! Koefisien gesekan kinetik antara balok A dan meja 0,5 dan
percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s2. Berapakah gaya yang diperlukan agar sistem bergerak ke
kiri dengan percepatan 2 m/s2 ?
50 kg

F
A

B
30 kg

3. Sebuah balok massanya 20 kilogram terletak di atas lantai yang kasar. Jika koefisien gesekkan
statis 0,8 dan kinetis 0,35
a. Berapakah besarnya gaya gesekkan statis antara balok dengan lantai ?
b. Berapakkah besarnya gaya gesekkan kinetis antara balok dengan lantai ?
c. Berapakah percepatan balok jika dikerjakan gaya mendatar 250 N ?
4.

A B

wA = 150 N 200 N

Perhatikan gambar diatas ! Jika sistem benda dalam keadaan diam, tentukan besar gaya
gesekkan yang bekerja pada bidang miring, jika sudutnya 300 dan nilai sin 300 adalah 1/2 !

5. Andi bermassa 70 kg berada di dalam lift. Ketika lift bergerak ke atas dengan percepatan 3 m/s 2,
berapakah gaya normal yang dialami oleh Andi jika gravitasi sebesar 9,8 m/s2 ?
6. Heri yang bermassa 80 kg,berada di dalam lift yang sedang bergerak ke bawah dengan
percepatan 4 m/s2 . Jika percepatan gravitasi bumi sebesar 10 m/s 2, berapakah desakkan kaki
Heri di dilam lift tersebut ?

Anda mungkin juga menyukai