Anda di halaman 1dari 14

KD 3.

6
Menganalisis interaksi pada gaya serta hubungan antara gaya, massa, dan gerak
lurus benda serta penerapan dalam kehidupan sehari-hari

A. Hukum-hukum Newton
1. Hukum Newton I

Bunyi Hukum Newton 1 adalah “Setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau
bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya”.
Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda bernilai 0 maka benda yang awalnya diam akan
tetap diam dan untuk benda yang awalnya bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan
konstan.
Dalam persamaan matematika, Hukum Newton I dapat ditulis: 

Contoh:
 Ketika mobil yang melaju kencang di rem mendadak, penumpang akan terdorong ke depan.
 Koin yang diletakkan di atas kertas akan tetap diam jika kertas ditarik dengan cepat.

2. Hukum Newton II

Bunyi Hukum Newton 2 adalah “Perubahan dari gerak selalu berbanding lurus terhadap gaya
yang dihasilkan / bekerja, dan memiliki arah yang sama dengan garis normal dari titik singgung
gaya benda”.
Sebuah benda dengan massa m mengalami gaya resultan sebesar F akan mengalami percepatan a
yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding
terbalik terhadap M atau bisa dituliskan sebagai :

Dimana:
  = Resultan gaya yang bekerja pada benda (N)
  = massa benda (kg)
  = percepatan benda (m/s2)

Contoh:
 Ketika memindahkan barang dengan gaya dorong yang sama, barang yang ringan akan lebih
cepat dipindahkan daripada barang yang berat.
 Ketika mendorong sebuah kursi kecil dan sebuah lemari, kita membutuhkan gaya yang lebih
besar untuk mendorong lemari. Sebab, massa lemari lebih besar daripada kursi.

Contoh soal
1. Benda bermassa 1 kg bergerak dengan percepatan konstan 5 m/s2. Berapa besar resultan gaya
yang menggerakan benda tersebut ?
Pembahasan
Diketahui :
Massa benda (m) = 1 kg
Percepatan (a) = 5 m/s2
Ditanya : resultan gaya yang menggerakan benda

= 1.5
= 5 Newton
2. Massa balok = 2 kg, F1 = 5 Newton, F2 = 3 Newton. Besar dan arah percepatan balok adalah…

Pembahasan
Diketahui :
Massa balok (m) = 2 kg
F1 = 5 Newton
F2 = 3 Newton
Ditanya : besar dan arah percepatan balok (a)
Jawab :

3. Hukum Newton 3
Bunyi Hukum Newton 3 adalah “Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang sama besar dan
berlawanan arah: atau gaya dari dua benda pada satu sama lain selalu sama besar dan
berlawanan arah”
Gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah berkebalikan, dan
segaris. Dalam persamaan matematika, Hukum Newton 3 dapat ditulis :

contoh:
 Jika seseorang menggunakan sepatu roda dan mendorong dinding, orang tersebut akan
terdorong menjauhi dinding.
 Ketika melompat, kaki akan memberi gaya ke tanah. Lalu, tanah akan memberi gaya
berlawanan arah sehingga badan terdorong ke udara.

B. Macam-macam Gaya pada Benda


1. Gaya Berat ( w )
Berat dari suatu benda adalah gaya yang disebabkan oleh gravitasi berkaitan dengan massa benda
tersebut. Massa benda ialah tetap di mana-mana, tapi berat sebuah benda akan berubah-ubah
sesuai dengan besarnya percepatan gravitasi di tempat tersebut.

w=mg
Keterangan :
w = berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g= percepatan gravitasi (m.s-2)

2. Gaya Normal (N)


Gaya normal adalah gaya reaksi yang timbul ketika suatu benda diletakkkan secara tegak lurus di
atas sebuah permukaan bidang. Besarnya gaya normal yang terjadi pada suatu benda ditentukan
oleh besarnya gaya lain yang juga bekerja pada benda pada saat yang sama
Untuk menggambarkan peristiwa ini mari kita simak ilustrasi dibawah ini.

Seperti pada ilustrasi diatas kita dapat melihat dan memahaminya


dengan membayangkan menjadi dua bidang yaitu bidang x dan y.
Bidang x disebut bidang horizontal dan bidang y adalah bidang vertical.
Setelah memahami konsep ini kita dapat menuliskan persamaannya
sebagai berikut
Sumbu/bidang X
∑Fx = 0
Persamaan ini didapat karena pada sumbu x tidak ada gaya gaya yang bekerja menjadikan resultan
gayanya selalu bernilai 0
Sumbu Y
∑Fy = ma
N-W = ma
N-W = 0 (ma bernilai 0 karena benda pada keadaan diam)
N=W
Contoh Soal Gaya Normal
Sebuah nasi kotak diletakkan di atas meja dengan massa 1 kg. Jika besar gaya gravitasi 10 m/s²,
hitunglah besar gaya normal pada buku?
Diketahui : m = 1 kg
g = 10 m/s2
Penyelesaian :
∑Fy = ma
N-W = ma
N-W = 0
N=W
N = mg
N = 1 10
N = 10 N

3. Gaya Tegangan Tali


Gaya tegangan tali merupakan gaya yang bekerja pada tali ketika tali tersebut dalam
keadaan tegang. Simbol gaya tegangan tali adalah T (tension) dan satuannya adalah Newton.
Arah gaya tegangan tali ini bergantung pada benda yang ditinjau, bisa ke atas, ke bawah, ke
kanan, ke kiri maupun membentuk sudut tertentu.

Persamaan tegangan tali dapat ditentukan pada :


a. Tegangan tali pada benda yang digantung dengan tali
Ketika sebuah benda bermassa m dihubungkan tali kemudian digantung maka pada benda
tersebut bekerja dua gaya, yaitu gaya tegangan tali T dan gaya berat w. Karena benda diam,
maka berlaku Hukum I Newton sebagai berikut.
ΣFY = 0
T – w = 0
T=w
Sehingga rumus gaya tegangan tali pada kondisi ini adalah :
T = mg
Jika yang kita tinjau adalah tempat dimana tali digantung, maka pada gantungan tersebut
juga bekerja gaya tegangan tali T’ yang besarnya sama dengan T sehingga

T’ = T

b. Tegangan tali pada benda dihubungkan tali pada katrol licin


Jika sebuah benda bermassa m dihubungkan tali pada katrol licin kemudian ditarik dengan
gaya F, maka benda tersebut bekerja dua gaya yaitu gaya tegangan tali T dan gaya berat w,
jika F > w maka benda bergerak ke atas sehingga berlaku Hukum II  Newton sebagai berikut.

ΣFY = ma
T1 – w = ma
T1 = ma + w
T1 = ma + mg
Sehingga rumus gaya tegangan tali pada kondisi ini adalah :
T=m(a+g)

Apabila kita tinjau gaya yang menarik tali (F), maka pada titik tersebut juga bekerja gaya
tegangan tali T2 yang arahnya ke atas. Jika yang kita tinjau adalah katrol, maka pada katrol
tersebut bekerja gaya tegangan tali T 1’ dan T2’ yang besarnya sama dengan T1 dan T2 karena
pada katrol yang licin (tidak ada gesekan) semua gaya tegangan tali besarnya adalah sama,
sehingga

T1’ = T2’ = T1 = T2

c. Tegangan tali pada dua benda dihubungkan tali dan ditarik


Misalkan dua benda bermassa m1 dan m2 saling dihubungan dengan tali pada bidang datar licin.
Kemudian pada benda 2 ditarik dengan gaya sebesar F, maka pada masing-masing benda bekerja
gaya tegangan tali T1 dan T2. Jika kedua benda bergerak ke kanan, maka pada masing-masing
benda berlaku Hukum II Newton sebagai berikut.

Benda 1
Resultan gaya pada sumbu Y
ΣFY = m1a
N1 – w1 = m1a (karena tidak ada gerak pada arah Y maka a = 0)
N1 – w1 = 0
N1 = w1
Resultan gaya pada sumbu X
ΣFX = m1a
T1 = m1a
Dengan demikian besar gaya tegangan tali pada benda 1 adalah :
T1 = m1.a

Benda 2
Resultan gaya pada sumbu Y
ΣFY = m2a
N2 – w2 = m2a (karena tidak ada gerak pada arah Y maka a = 0)
N2 – w2 = 0
N2 = w2
Resultan gaya pada sumbu X
ΣFX = m2a
F – T2  = m2a
T2 = F – m2a
Dengan demikian besar gaya tegangan tali pada benda 2 adalah :
T2 = F-m2.a

Karena pada benda 1 dan benda 2 dihubungkan dengan tali yang sama maka
T1 = T2

d. Tegangan tali pada benda dihubungkan tali pada bidang miring licin

Perhatikan kembali gambar tegangan tali di atas. Jika sebuah benda bermassa m dihubungkan
dengan tali kemudian diletakkan pada bidang miring licin dengan sudut kemiringan α, maka pada
benda tersebut bekerja gaya tegangan tali T dengan arah seperti pada gambar. Karena benda
tidak bergerak maka berlaku Hukum I Newton sebagai berikut

Resultan gaya pada sumbu Y


ΣFY = 0
N – w cos α = 0
N = w cos α
N = mg cos α
Resultan gaya pada sumbu X
ΣFX = 0
T – w sin α  = 0
T = w sin α
T = mg sin α
Dengan demikian besar gaya tegangan tali pada benda tersebut adalah :
T = mg sin α

Contoh Soal Gaya Tegangan Tali dan Pembahasan

Sebuah lift bergerak dipercepat ke atas dengan percepatan 2 m/s2. Jika massa lift dan isinya 200
kg, tentukanlah tegangan tali penarik lift tersebut jika percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s 2.

Gaya yang bekerja pada lift adalah berat dan tegangan tali seperti diperlihatkan pada gambar di
atas. Karena benda bergerak dengan suatu percepatan ke atas, sesuai dengan Hukum II Newton,
kita peroleh

ΣFY = ma
T – w = ma
T = w + ma
T = mg + ma
T = m (g + a)
T = (200 kg)(10 m/s2 + 2 m/s2)
T = 2.400 N

4. Gaya Gesek
Gaya Gesek adalah gaya yang berlawanan arah dengan arah gerak benda. Gaya ini
terjadi karena sentuhan benda dengan bidang lintasan akan membuat gesekan antara
keduanya saat benda akan mulai bergerak hingga benda bergerak. Besarnya gaya ini
ditentukan berdasarkan kekasaran permukaan kedua bidang yang bersentuhan, jadi
semakin kasar permukaan suatu bidang maka nilai gaya geseknya akan semakin
besar.
Macam-macam gaya gesek
a. Gaya Gesek Statis (GGS)
Gaya Gesek Statis adalah gaya yang bekerja saat benda diam hingga tepat saat
benda akan bergerak. Sebagai contoh, GGS dapat mencegah kamu untuk
tergelincir dari tempat kamu berpijak. GGS juga dapat mencegah benda meluncur
ke bawah pada bidang miring.

Besar GGS merupakan hasil perkalian antara koefisien gesek statis dengan gaya
normal benda. Koefisien gesek merupakan besaran yang bergantung pada
kekasaran kedua permukaan bidang yang bersentuhan. Koefisien gesek statis
dinotasikan dengan  .
Persamaan GGS :

benda tetap diam.


 benda mulai bergerak

b. Gaya Gesek Kinetis (GGK)


Gaya gesek kinetis adalah gaya yang bekerja saat benda bergerak. Saat benda diam
hingga tepat akan bergerak, gaya yang berkerja adalah GGS. Lalu, saat benda mulai
bergerak maka gaya yang bekerja adalah GGK. Jika tidak terdapat GGK, maka suatu
benda yang diberi gaya akan selalu melaju dan tidak akan berhenti karena tidak ada
gaya gesek yang melambatkannnya, seperti di luar angkasa.
Sama seperti GGS, nilai GGK merupakan hasil perkalian antara koefisien geseknya
dengan gaya normal benda. Koefisien gesek kinetis dinotasikan dengan  .
Biasanya, nilai koefisien gesek kinetis selalu lebih kecil dari koefisien gesek statis
untuk material yang sama.
Persamaan GGK:

. Dan .

Contoh soal :
Sebuah kotak seberat 10 kg ditarik sepanjang bidang datar dengan gaya sebesar
40 N yang membentuk sudut  . Koefisien gesek statis dan kinetis nilainya
berturut-turut sebesar 0,4 dan 0,3. Hitunglah percepatannya.

Diketahui :

Ditanya : a = ?
Jawab :
F memiliki komponen horizontal :
.
Agar kita mengetahui apakah benda tersebut dapat bergerak atau tidak, maka kita
hitung nilai GGSnya :

.
, maka benda bergerak.
Kita tentukan GGK yang bekerja:

.
Lalu, dapat kita cari percepatannya :

5. Gaya sentry petal

Gaya sentripetal adalah gaya yang membuat benda bisa bergerak melingkar. Suatu benda bisa
bergerak melingkar karena saat diputar ada percepatan menuju pusat lingkaran. Nah, percepatan
inilah yang dikenal dengan percepatan sentripetal. Sederhananya, gaya sentripetal adalah gaya
yang menghasilkan percepatan sentripetal.

Gaya sentripetal bisa kita lihat dengan memakai kerangka acuan inersial, yaitu kerangka acuan
yang diam atau bergerak dengan kecepatan konstan kepada bumi.
Berbeda dengan gaya sentripetal, gaya sentrifugal justru berputar menjauhi pusat lingkaran. Jadi
bisa dikatakan gaya sentrifugal adalah kebalikan dari gaya sentripetal.
Gaya sentripetal dapat diamati menggunakan kerangka inersial yaitu kerangka yang memiliki
kecepatan kosntan atau diam terhadap bumi.

Rumus gaya sentripetal dimulai dari hukum 2 newton :


F = m.a
a=F/m
karena percepatan sentripetal adalah v2/r maka
v2/r = F/m
Sehingga diperoleh ;
Fsentripetal = mv2/r
Karena arahnya selalu ke pusat lingkaran maka diubah menjadi ω (omega) yaitu kecepatan sudut
dengan r (jari-jari) lingkaran, maka gaya sentripetal juga dapat ditulis :

Fsentripetal =mrω2

Keterangan :
 Fsentripetal = gaya sentripetal (n)
 m = massa (kg)
 v = kecepatan (m/s)
 r = jari-jari (m)
 ω = kecepatan sudut (rad/s)

Contoh Soal Gaya Sentripetal


1. Di dufan terdapat permainan bianglala raksasa atau kincir raksasa. Kincir ini berputar sebanyak
5 putaran setiap menit. Hitunglah gaya yang dialami seseorang yang memiliki massa 50 kg
duduk dan ikut berputar dengan kincir ini pada radius 15 m dari pusat kincirnya!
Diketahui : F=1/12 Hz
R= 15 m
m=50 kg
Ditanya : F ?
Dijawab : F = ma = mv2/r = mω2r = m(2 πf)2r
F = 4 m π2f2r = 4(50)  π2 (1/12)215
F = 125/6  π2  N

C. Analisis Masalah Dinamika Partikel


1. Gerak melingkat vertical dan ayunan konis
a. Gerak melingkat vertical

1) Tegangan Tali di Titik Terendah


Berdasarkan Hukum II Newton, persamaan gerak benda di titik A adalah sebagai berikut.
ΣFs = mas
TA − w = mas
TA = mas + w
TA = mv2/R + mg
TA = m(v2/R + g)
Karena v2/R = ω2R maka
TA = m(ω2R + g)
Dengan demikian, rumus gaya tegangan tali di titik terendah untuk benda yang bergerak
melingkar vertikal adalah sebagai berikut.
v2
TA = m ( +g¿
R
TA = m ( ω2R + g )
Keterangan:
TA = Tegangan tali di titik A (N)
m = Massa benda (kg)
v = Kecepatan linear (m/s)
ω = Kecepatan sudut (rad/s)
R = Jari-jari lintasan (m)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)

2) Tegangan Tali di Titik Tertinggi


Berdasarkan Hukum II Newton, persamaan gerak benda di titik teratas adalah sebagai
berikut.
ΣFs = mas
TE + w = mas
TE = mas − w
TE = mv2/R − mg
TE = m(v2/R − g)
Karena v2/R = ω2R maka
TE = m(ω2R − g)
Dengan demikian, rumus gaya tegangan tali di titik terendah untuk benda yang bergerak
melingkar vertikal adalah sebagai berikut.
v2
TA = m ( −g ¿
R
TA = m ( ω2R - g )

3) Tegangan Tali di Tepi lintasan

Menurut Hukum II Newton, persamaan gerak benda di titik C adalah sebagai berikut.
ΣFs = mas
TC = mas
TC = mv2/R
Karena v2/R = ω2R maka
TC = mω2R
Dengan demikian, rumus gaya tegangan tali di titik tengah untuk benda yang bergerak
melingkar vertikal adalah sebagai berikut.
v2
TA = m
R
TA = m ω2R -

4) Tegangan Tali di Titik Bawah Membentuk Sudut

Berdasarkan Hukum Newton, persamaan gerak benda di titik B adalah sebagai berikut.


ΣFs = mas
TB – wY = mas
TB = mas + wY
Kemudian kita lihat hubungan antara w dan w Y. Dengan menggunakan konsep
trigonometri, maka kita peroleh hubungan antara w dan w Y sebagai berikut.
Cos θ = wY/w
wY = w cos θ
Dengan demikian, persamaan gaya tegangan tali sebelumnya dapat kita tulis ulang
sebagai berikut.
TB = mas + w cos θ
TB = mv2/R + mg cos θ
TB = m(v2/R + g cos θ)
Karena v2/R = ω2R maka
TB = m(ω2R + g cos θ)
Jadi rumus gaya tegangan tali di titik bawah membentuk sudut tertentu untuk benda
yang bergerak melingkar vertikal adalah sebagai berikut.
v2
TA = m ( + gcos θ ¿
R
TA = m ( ω2R + gcos θ )

b. Ayunan konis
Gambar di bawah ini menunjukkan permainan bola tambatan yang dalam istilah fisika disebut
ayunan konikal atau ayunan kerucut.
1) Cara menentukan tegangan tali
Hukum newton 1 pada sumbu y :
∑Fy = 0
Ty – w = 0
T con θ – mg = 0
mg
T=
cos θ
2) Cara menentukan gaya sentry petal
Fs = Tx = T sin θ
mg
Fs = sin θ
cos θ
Fs = mg tan θ
3) Cara menentukan kecepatan linier ayunan konis
Fs = mg tan θ
v2
m = mg tan θ
R
v = √ gR tan θ

2. Benda-benda yang dihubungkan dengan katrol


Katrol adalah roda yang memiliki poros, biasanya di sekeliling roda terdapat lintasan sebagai
tempat untuk tali. Sedangkan sistem katrol merupakan kumpulan sejumlah katrol, baik katrol
tetap atau katrol bergerak.

Sistem Katrol Sederhana untuk Massa Katrol Diabaikan

Rumus percepatan yang diperoleh untuk sistem katrol sederhana dengan massa katrol
diabaikan adalah sebagai berikut.
Keterangan :
 a = percepatan sistem (m/s2)
 w2 = berat benda kedua (N)
 w1 = berat benda pertama (N)
 m1 = massa benda pertama (kg)
 m2 = massa benda kedua (kg)

3. Benda-benda pada bidang miring


Bidang miring adalah suatu permukaan datar yang memiliki suatu sudut, yang bukan sudut tegak
lurus, terhadap permukaan horizontal. Penerapan bidang miring dapat mengatasi hambatan besar
dengan menerapkan gaya yang relatif lebih kecil melalui jarak yang lebih jauh, daripada jika beban
itu diangkat vertikal.

Jika diasumsikan bidang miring sebagai arah horizontal, maka komponen yang bekerja pada
sumbu x adalah :
Wx = w sin θ = mg sin θ
∑Fx = ma
mg sin θ = ma
a = g sin θ

Contoh soal :
Sebuah balok yang massanya 6 kg meluncur ke bawah pada sebuah papan licin yang dimiringkan
30° dari lantai. Jika jarak lantai dengan balok 10 m dan besarnya percepatan gravitasi di tempat itu
adalah 10 ms-2, maka tentukan percepatan dan waktu yang diperlukan balok untuk sampai di
lantai.
Jawab
Diketahui : m = 6 kg s = 10 m
θ = 30° g = 10 m/s
Ditanyakan : Percepatan dan waktu.
Untuk menentukan besar percepatan balok, subtitusikan nilai-nilai yang diketahui dalam soal ke
persamaan (1) sebagai berikut.
a = g sin θ
a = (10)(sin 30°)
a = (10)(0,5)
a = 5 m/s2
Untuk menentukan waktu yang diperlukan balok untuk mencapai lantai, kita gunakan rumus jarak
pada gerak lurus berubah beraturan atau GLBB. (Kenapa GLBB bukan GLB?).
s = v0t + ½ at2
karena tidak ada keterangan mengenai kecepatan awal, maka v 0 = 0 sehingga
s = ½ at2
t2 = 2s/a
t = √(2s/a) …………… Pers. (2)
Subtitusikan besar percepatan dan nilai yang diketahui dalam soal ke persamaan (2)
t = √[(2)(10)/5]
t = √(20/5)
t = √4
t = 2 m/s2
4. Berat benda di dalam Lift
a. Lift diam

Seorang anak berada di dalam lift yang diam seperti yang diilustrasikan
pada gambar di atas. Di dalam lift, gaya yang kita tinjau adalah gaya yang
arahnya vertikal sesuai dengan arah gerak lift yang juga vertikal. Pada lift
yang berada dalam kondisi diam berlaku Hukum I Newton dan dapat
dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut.

ΣF = 0
N – w = 0
N = w ………. Pers. (1)
Karena gaya normal sama dengan berat, maka ketika kita berada di dalam lift yang diam, kita
tidak merasakan perubahan berat badan.

b. Lift bergerak dengan kecepatan konstan


Berdasarkan Hukum I Newton, benda yang bergerak dengan kecepatan tetap atau konstan,
resultan gayanya sama dengan nol (v = konstan, maka a = 0 sehingga ΣF = 0).
Karena tidak ada gaya lain yang mempengaruhi berat,
maka kita tidak merasakan perubahan berat badan. Jadi,
berat badan kita di dalam lift yang bergerak ke atas
maupun ke bawah dengan kecepatan konstan, sama
dengan berat badan kita ketika diluar lift. Pada keadaan
ini juga berlaku persamaan (1) N = w

c. Lift bergerak dipercepat ke atas

Apa yang kalian rasakan saat berada di dalam lift yang bergerak
dipercepat ke atas? Saat lift bergerak vertikal ke atas
dengan percepatan a, lantai lift juga memberikan percepatan yang
sama terhadap kita. Karena lift memiliki percepatan, pada kasus ini
berlaku Hukum II Newton sebagai berikut.

ΣF = ma

Sebagai acuan pada lift yang bergerak naik, gaya-gaya yang searah
dengan arah gerak lift (ditunjukkan pada arah v) diberi tanda positif dan yang berlawanan
dengan arah gerak lift diberi tanda negatif.
N – w = ma
N – mg = ma
N = ma + mg
N = m(a + g) ………. Pers. (2)
Dari persamaan (2) tersebut N > w, akibatnya badan kita terasa bertambah berat.

d. Lift bergerak diperlambat ke atas

Gambar di atas memperlihatkan seorang anak berada di dalam lift


yang bergerak ke atas dengan perlambatan –a. Sama halnya seperti
lift yang bergerak ke atas dengan percepatan a (dipercepat), pada lift
yang bergerak ke atas dengan perlambatan –a (diperlambat) juga
berlaku Hukum II Newton hanya saja yang membedakan adalah harga
percepatannya.

ΣF = ma
N – w = m(–a)
N – mg = –ma
N = mg – ma
N = m(g – a) ………. Pers. (3)

e. Lift bergerak dipercepat ke bawah

Pada saat kita berada di dalam lift yang bergerak dipercepat ke atas,
kita merasakan badan kita bertambah berat. Lalu bagaimanakah jika
kita berada di dalam lift yang bergerak dipercepat ke bawah? Pada saat
lift bergerak dipercepat ke bawah, berlaku Hukum II Newton sebagai
berikut.

ΣF = ma

Sebagai acuan pada lift yang bergerak turun, gaya-gaya yang searah
dengan arah gerak lift diberi tanda positif dan yang berlawanan dengan arah gerak lift diberi
tanda negatif.
w – N = ma
mg – N = ma
N = mg – ma
N = m(g – a) ………. Pers. (4)
Jika kita bandingkan, ternyata rumus gaya normal pada lift yang bergerak diperlambat ke atas
itu sama dengan rumus gaya normal pada lift yang bergerak dipercepat ke bawah, persamaan
(3) = persamaan (4). Dari persamaan (4) menunjukkan bahwa N < w, sehingga ketika kita
berada di dalam lift yang bergerak dipercepat ke bawah, badan kita akan terasa menjadi lebih
ringan.

f. Tali Lift putus

Apakah yang akan kita rasakan saat berada di dalam lift dan tiba-tiba
talinya putus? (Tentu kita tidak ingin hal semacam ini terjadi, akan
tetapi ini hanya sebuah permisalan saja). Kita akan merasakan
“seolah-olah” badan kita melayang dan tidak memiliki berat sama
sekali. Lalu bagaimanakah Hukum Newton menjelaskan peristiwa ini?
Apabila tali lift putus, berarti lift dan orang di dalamnya
mengalami gerak jatuh bebas. Pada gerak jatuh bebas, benda akan
mengalami percepatan sebesar percepatan gravitasi bumi.

Berdasarkan Hukum II Newton maka:


ΣF = ma
w – N = ma
mg – N = ma
N = mg – ma
N = m(g – a)
Pada gerak jatuh bebas a = g, sehingga
N = m(g – g)
N = m(0)
N=0
Karena N = 0, maka kita merasa “seolah-olah” kehilangan berat badan kita.

Contoh Soal
Sebuah benda dengan massa 1 kg berada di dalam sebuah lift yang bergerak ke atas dengan
percepatan 1 m/s2. Jika g = 10 m/s2, berapakah pertambahan berat benda di dalam lift?
Penyelesaian:
Diketahui : lift bergerak ke atas
m = 1 kg
a = 1 m/s2
Ditanyakan: pertambahan berat benda di dalam lift.
Jawab:
Berat benda di dalam lift ditunjukkan oleh gaya normal. Pada lift yang bergerak dipercepat ke atas,
berlaku persamaan (2) sebagai.
N = m(g + a)
N = 1(10 + 1)
N = 11 N
Pertambahan berat = N – w
⇔ N – mg
⇔ 11 – (1 × 10)
⇔ 11 – 10 = 1 N
Jadi, penambahan berat benda di dalam lift adalah sebesar 1 N.

Anda mungkin juga menyukai