6
Menganalisis interaksi pada gaya serta hubungan antara gaya, massa, dan gerak
lurus benda serta penerapan dalam kehidupan sehari-hari
A. Hukum-hukum Newton
1. Hukum Newton I
Bunyi Hukum Newton 1 adalah “Setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau
bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya”.
Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda bernilai 0 maka benda yang awalnya diam akan
tetap diam dan untuk benda yang awalnya bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan
konstan.
Dalam persamaan matematika, Hukum Newton I dapat ditulis:
Contoh:
Ketika mobil yang melaju kencang di rem mendadak, penumpang akan terdorong ke depan.
Koin yang diletakkan di atas kertas akan tetap diam jika kertas ditarik dengan cepat.
2. Hukum Newton II
Bunyi Hukum Newton 2 adalah “Perubahan dari gerak selalu berbanding lurus terhadap gaya
yang dihasilkan / bekerja, dan memiliki arah yang sama dengan garis normal dari titik singgung
gaya benda”.
Sebuah benda dengan massa m mengalami gaya resultan sebesar F akan mengalami percepatan a
yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding
terbalik terhadap M atau bisa dituliskan sebagai :
Dimana:
= Resultan gaya yang bekerja pada benda (N)
= massa benda (kg)
= percepatan benda (m/s2)
Contoh:
Ketika memindahkan barang dengan gaya dorong yang sama, barang yang ringan akan lebih
cepat dipindahkan daripada barang yang berat.
Ketika mendorong sebuah kursi kecil dan sebuah lemari, kita membutuhkan gaya yang lebih
besar untuk mendorong lemari. Sebab, massa lemari lebih besar daripada kursi.
Contoh soal
1. Benda bermassa 1 kg bergerak dengan percepatan konstan 5 m/s2. Berapa besar resultan gaya
yang menggerakan benda tersebut ?
Pembahasan
Diketahui :
Massa benda (m) = 1 kg
Percepatan (a) = 5 m/s2
Ditanya : resultan gaya yang menggerakan benda
= 1.5
= 5 Newton
2. Massa balok = 2 kg, F1 = 5 Newton, F2 = 3 Newton. Besar dan arah percepatan balok adalah…
Pembahasan
Diketahui :
Massa balok (m) = 2 kg
F1 = 5 Newton
F2 = 3 Newton
Ditanya : besar dan arah percepatan balok (a)
Jawab :
3. Hukum Newton 3
Bunyi Hukum Newton 3 adalah “Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang sama besar dan
berlawanan arah: atau gaya dari dua benda pada satu sama lain selalu sama besar dan
berlawanan arah”
Gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah berkebalikan, dan
segaris. Dalam persamaan matematika, Hukum Newton 3 dapat ditulis :
contoh:
Jika seseorang menggunakan sepatu roda dan mendorong dinding, orang tersebut akan
terdorong menjauhi dinding.
Ketika melompat, kaki akan memberi gaya ke tanah. Lalu, tanah akan memberi gaya
berlawanan arah sehingga badan terdorong ke udara.
w=mg
Keterangan :
w = berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g= percepatan gravitasi (m.s-2)
T’ = T
ΣFY = ma
T1 – w = ma
T1 = ma + w
T1 = ma + mg
Sehingga rumus gaya tegangan tali pada kondisi ini adalah :
T=m(a+g)
Apabila kita tinjau gaya yang menarik tali (F), maka pada titik tersebut juga bekerja gaya
tegangan tali T2 yang arahnya ke atas. Jika yang kita tinjau adalah katrol, maka pada katrol
tersebut bekerja gaya tegangan tali T 1’ dan T2’ yang besarnya sama dengan T1 dan T2 karena
pada katrol yang licin (tidak ada gesekan) semua gaya tegangan tali besarnya adalah sama,
sehingga
Benda 1
Resultan gaya pada sumbu Y
ΣFY = m1a
N1 – w1 = m1a (karena tidak ada gerak pada arah Y maka a = 0)
N1 – w1 = 0
N1 = w1
Resultan gaya pada sumbu X
ΣFX = m1a
T1 = m1a
Dengan demikian besar gaya tegangan tali pada benda 1 adalah :
T1 = m1.a
Benda 2
Resultan gaya pada sumbu Y
ΣFY = m2a
N2 – w2 = m2a (karena tidak ada gerak pada arah Y maka a = 0)
N2 – w2 = 0
N2 = w2
Resultan gaya pada sumbu X
ΣFX = m2a
F – T2 = m2a
T2 = F – m2a
Dengan demikian besar gaya tegangan tali pada benda 2 adalah :
T2 = F-m2.a
Karena pada benda 1 dan benda 2 dihubungkan dengan tali yang sama maka
T1 = T2
d. Tegangan tali pada benda dihubungkan tali pada bidang miring licin
Perhatikan kembali gambar tegangan tali di atas. Jika sebuah benda bermassa m dihubungkan
dengan tali kemudian diletakkan pada bidang miring licin dengan sudut kemiringan α, maka pada
benda tersebut bekerja gaya tegangan tali T dengan arah seperti pada gambar. Karena benda
tidak bergerak maka berlaku Hukum I Newton sebagai berikut
Sebuah lift bergerak dipercepat ke atas dengan percepatan 2 m/s2. Jika massa lift dan isinya 200
kg, tentukanlah tegangan tali penarik lift tersebut jika percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s 2.
Gaya yang bekerja pada lift adalah berat dan tegangan tali seperti diperlihatkan pada gambar di
atas. Karena benda bergerak dengan suatu percepatan ke atas, sesuai dengan Hukum II Newton,
kita peroleh
ΣFY = ma
T – w = ma
T = w + ma
T = mg + ma
T = m (g + a)
T = (200 kg)(10 m/s2 + 2 m/s2)
T = 2.400 N
4. Gaya Gesek
Gaya Gesek adalah gaya yang berlawanan arah dengan arah gerak benda. Gaya ini
terjadi karena sentuhan benda dengan bidang lintasan akan membuat gesekan antara
keduanya saat benda akan mulai bergerak hingga benda bergerak. Besarnya gaya ini
ditentukan berdasarkan kekasaran permukaan kedua bidang yang bersentuhan, jadi
semakin kasar permukaan suatu bidang maka nilai gaya geseknya akan semakin
besar.
Macam-macam gaya gesek
a. Gaya Gesek Statis (GGS)
Gaya Gesek Statis adalah gaya yang bekerja saat benda diam hingga tepat saat
benda akan bergerak. Sebagai contoh, GGS dapat mencegah kamu untuk
tergelincir dari tempat kamu berpijak. GGS juga dapat mencegah benda meluncur
ke bawah pada bidang miring.
Besar GGS merupakan hasil perkalian antara koefisien gesek statis dengan gaya
normal benda. Koefisien gesek merupakan besaran yang bergantung pada
kekasaran kedua permukaan bidang yang bersentuhan. Koefisien gesek statis
dinotasikan dengan .
Persamaan GGS :
. Dan .
Contoh soal :
Sebuah kotak seberat 10 kg ditarik sepanjang bidang datar dengan gaya sebesar
40 N yang membentuk sudut . Koefisien gesek statis dan kinetis nilainya
berturut-turut sebesar 0,4 dan 0,3. Hitunglah percepatannya.
Diketahui :
Ditanya : a = ?
Jawab :
F memiliki komponen horizontal :
.
Agar kita mengetahui apakah benda tersebut dapat bergerak atau tidak, maka kita
hitung nilai GGSnya :
.
, maka benda bergerak.
Kita tentukan GGK yang bekerja:
.
Lalu, dapat kita cari percepatannya :
Gaya sentripetal adalah gaya yang membuat benda bisa bergerak melingkar. Suatu benda bisa
bergerak melingkar karena saat diputar ada percepatan menuju pusat lingkaran. Nah, percepatan
inilah yang dikenal dengan percepatan sentripetal. Sederhananya, gaya sentripetal adalah gaya
yang menghasilkan percepatan sentripetal.
Gaya sentripetal bisa kita lihat dengan memakai kerangka acuan inersial, yaitu kerangka acuan
yang diam atau bergerak dengan kecepatan konstan kepada bumi.
Berbeda dengan gaya sentripetal, gaya sentrifugal justru berputar menjauhi pusat lingkaran. Jadi
bisa dikatakan gaya sentrifugal adalah kebalikan dari gaya sentripetal.
Gaya sentripetal dapat diamati menggunakan kerangka inersial yaitu kerangka yang memiliki
kecepatan kosntan atau diam terhadap bumi.
Fsentripetal =mrω2
Keterangan :
Fsentripetal = gaya sentripetal (n)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
r = jari-jari (m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
Menurut Hukum II Newton, persamaan gerak benda di titik C adalah sebagai berikut.
ΣFs = mas
TC = mas
TC = mv2/R
Karena v2/R = ω2R maka
TC = mω2R
Dengan demikian, rumus gaya tegangan tali di titik tengah untuk benda yang bergerak
melingkar vertikal adalah sebagai berikut.
v2
TA = m
R
TA = m ω2R -
b. Ayunan konis
Gambar di bawah ini menunjukkan permainan bola tambatan yang dalam istilah fisika disebut
ayunan konikal atau ayunan kerucut.
1) Cara menentukan tegangan tali
Hukum newton 1 pada sumbu y :
∑Fy = 0
Ty – w = 0
T con θ – mg = 0
mg
T=
cos θ
2) Cara menentukan gaya sentry petal
Fs = Tx = T sin θ
mg
Fs = sin θ
cos θ
Fs = mg tan θ
3) Cara menentukan kecepatan linier ayunan konis
Fs = mg tan θ
v2
m = mg tan θ
R
v = √ gR tan θ
Rumus percepatan yang diperoleh untuk sistem katrol sederhana dengan massa katrol
diabaikan adalah sebagai berikut.
Keterangan :
a = percepatan sistem (m/s2)
w2 = berat benda kedua (N)
w1 = berat benda pertama (N)
m1 = massa benda pertama (kg)
m2 = massa benda kedua (kg)
Jika diasumsikan bidang miring sebagai arah horizontal, maka komponen yang bekerja pada
sumbu x adalah :
Wx = w sin θ = mg sin θ
∑Fx = ma
mg sin θ = ma
a = g sin θ
Contoh soal :
Sebuah balok yang massanya 6 kg meluncur ke bawah pada sebuah papan licin yang dimiringkan
30° dari lantai. Jika jarak lantai dengan balok 10 m dan besarnya percepatan gravitasi di tempat itu
adalah 10 ms-2, maka tentukan percepatan dan waktu yang diperlukan balok untuk sampai di
lantai.
Jawab
Diketahui : m = 6 kg s = 10 m
θ = 30° g = 10 m/s
Ditanyakan : Percepatan dan waktu.
Untuk menentukan besar percepatan balok, subtitusikan nilai-nilai yang diketahui dalam soal ke
persamaan (1) sebagai berikut.
a = g sin θ
a = (10)(sin 30°)
a = (10)(0,5)
a = 5 m/s2
Untuk menentukan waktu yang diperlukan balok untuk mencapai lantai, kita gunakan rumus jarak
pada gerak lurus berubah beraturan atau GLBB. (Kenapa GLBB bukan GLB?).
s = v0t + ½ at2
karena tidak ada keterangan mengenai kecepatan awal, maka v 0 = 0 sehingga
s = ½ at2
t2 = 2s/a
t = √(2s/a) …………… Pers. (2)
Subtitusikan besar percepatan dan nilai yang diketahui dalam soal ke persamaan (2)
t = √[(2)(10)/5]
t = √(20/5)
t = √4
t = 2 m/s2
4. Berat benda di dalam Lift
a. Lift diam
Seorang anak berada di dalam lift yang diam seperti yang diilustrasikan
pada gambar di atas. Di dalam lift, gaya yang kita tinjau adalah gaya yang
arahnya vertikal sesuai dengan arah gerak lift yang juga vertikal. Pada lift
yang berada dalam kondisi diam berlaku Hukum I Newton dan dapat
dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut.
ΣF = 0
N – w = 0
N = w ………. Pers. (1)
Karena gaya normal sama dengan berat, maka ketika kita berada di dalam lift yang diam, kita
tidak merasakan perubahan berat badan.
Apa yang kalian rasakan saat berada di dalam lift yang bergerak
dipercepat ke atas? Saat lift bergerak vertikal ke atas
dengan percepatan a, lantai lift juga memberikan percepatan yang
sama terhadap kita. Karena lift memiliki percepatan, pada kasus ini
berlaku Hukum II Newton sebagai berikut.
ΣF = ma
Sebagai acuan pada lift yang bergerak naik, gaya-gaya yang searah
dengan arah gerak lift (ditunjukkan pada arah v) diberi tanda positif dan yang berlawanan
dengan arah gerak lift diberi tanda negatif.
N – w = ma
N – mg = ma
N = ma + mg
N = m(a + g) ………. Pers. (2)
Dari persamaan (2) tersebut N > w, akibatnya badan kita terasa bertambah berat.
ΣF = ma
N – w = m(–a)
N – mg = –ma
N = mg – ma
N = m(g – a) ………. Pers. (3)
Pada saat kita berada di dalam lift yang bergerak dipercepat ke atas,
kita merasakan badan kita bertambah berat. Lalu bagaimanakah jika
kita berada di dalam lift yang bergerak dipercepat ke bawah? Pada saat
lift bergerak dipercepat ke bawah, berlaku Hukum II Newton sebagai
berikut.
ΣF = ma
Sebagai acuan pada lift yang bergerak turun, gaya-gaya yang searah
dengan arah gerak lift diberi tanda positif dan yang berlawanan dengan arah gerak lift diberi
tanda negatif.
w – N = ma
mg – N = ma
N = mg – ma
N = m(g – a) ………. Pers. (4)
Jika kita bandingkan, ternyata rumus gaya normal pada lift yang bergerak diperlambat ke atas
itu sama dengan rumus gaya normal pada lift yang bergerak dipercepat ke bawah, persamaan
(3) = persamaan (4). Dari persamaan (4) menunjukkan bahwa N < w, sehingga ketika kita
berada di dalam lift yang bergerak dipercepat ke bawah, badan kita akan terasa menjadi lebih
ringan.
Apakah yang akan kita rasakan saat berada di dalam lift dan tiba-tiba
talinya putus? (Tentu kita tidak ingin hal semacam ini terjadi, akan
tetapi ini hanya sebuah permisalan saja). Kita akan merasakan
“seolah-olah” badan kita melayang dan tidak memiliki berat sama
sekali. Lalu bagaimanakah Hukum Newton menjelaskan peristiwa ini?
Apabila tali lift putus, berarti lift dan orang di dalamnya
mengalami gerak jatuh bebas. Pada gerak jatuh bebas, benda akan
mengalami percepatan sebesar percepatan gravitasi bumi.
Contoh Soal
Sebuah benda dengan massa 1 kg berada di dalam sebuah lift yang bergerak ke atas dengan
percepatan 1 m/s2. Jika g = 10 m/s2, berapakah pertambahan berat benda di dalam lift?
Penyelesaian:
Diketahui : lift bergerak ke atas
m = 1 kg
a = 1 m/s2
Ditanyakan: pertambahan berat benda di dalam lift.
Jawab:
Berat benda di dalam lift ditunjukkan oleh gaya normal. Pada lift yang bergerak dipercepat ke atas,
berlaku persamaan (2) sebagai.
N = m(g + a)
N = 1(10 + 1)
N = 11 N
Pertambahan berat = N – w
⇔ N – mg
⇔ 11 – (1 × 10)
⇔ 11 – 10 = 1 N
Jadi, penambahan berat benda di dalam lift adalah sebesar 1 N.