I. Bahan Bacaan:
1. Sardjito. 1996. Fisika untuk Mahasiswa Politeknik. Bandung: P5D.
2. Sears, F.W. dan Zemansky, M.W. 1994. Fisika untuk Universitas.
Bandung: Binacipta.
3. Meriam, J.L. dan Kraige, L.G. 1991a. Mekanika Teknik; Dinamika.
Jakarta: Erlangga.
IV Tugas:
Mahasiswa mengerjakan soal-soal latihan di rumah.
43
BAB IV
DINAMIKA PARTIKEL
PENDAHULUAN
Membicarakan dinamikan suatu benda yang bergerak, kita selalu dihadapkan pada
suatu pertanyaan tentang mengapa benda itu bergerak. Jawabannya adalah adanya
suatu besaran yang menyebabkan gerak tersebut yang dikenal dengan gaya. Gaya ini
merupakan besaran vektor. Ketika kita mempelajari kinematika, hanya menyerupai
sejumlah gejala-gejala fisis seperti benda mengalami perpindahan, benda dipercepat
dan sebagainya. Kita tidak membahas apa yang menyebabkan adanya gejala-gejala
tersebut. Apabila sudah membahas apa yang menyebabkan benda berpindah posisi
atau mengapa dipercepat artinya kita memasuki wilayah cabang ilmu mekanika yaitu
dinamika.
Membahas mengenai gerak benda kita selalu mengingat akan peranan seorang
fisikawan besar yang bernama Isaac Newton. Dialah yang merumuskan hukum
tentang gerak yang populer dengan Hukum Newton I, Hukum Newton II, dan Hukum
Newton III tentang gerak Newton juga masih merumuskan hukum-hukum alam yang
lain dalam masalah fluida dan optik.
44
4.2 Hukum II Newton tentang Gerak
Telah diungkapkan sebelumnya bahwa ada besaran fisis yang dapat mempengaruhi
atau menyebabkan terjadinya gerak pada suatu benda yang disebut dengan gaya.
Gaya merupakan besaran yang paling banyak dibicarakan dalam hukum kedua ini.
Fakta empiris menunjukkan bahwa besarnya percepatan suatu benda yang bergerak
sebanding dengan besarnya gaya yang bekerja pada benda tersebut dan dinyatakan
dengan persamaan :
dv
F = m . a = m
dt
Hukum Newton II dapat juga dinyatakan dengan :
d
F = ( m v)
dt
p = mv
p = momentum linier
dp
F =
dt
Jika benda yang bergerak tidak mengalami perubahan kecepatan, maka Hukum
Newton I merupakan hal khusus dari Hukum Newton II.
Sebagai contoh seutas tali ujung diikat pada balok kemudian ditarik seperti tampak
pada gambar di bawah ini.
Pada gambar di bawah tampak bahwa gaya aksi reaksi ada dua pasang yaitu gaya F1
dengan F1 dan F2 dengan F2. Gaya aksi reaksi bekerja pada benda yang berbeda, F1
F2
F1
45
F2 F1
4.4 Konsep Berat dan Massa
Konsep berat dan massa adalah dua hal yang berbeda. Berat dapat dikatakan sebagai
pengaruh gaya gravitasi dimana benda itu berada jika benda di perumahan bumi
maka gaya tarik gravitasi bumilah yang paling besar dibanding gaya tarik benda
lainnya. Karena diasumsikan bahwa bumi sebagai bola homogen dengan jari-jari R,
sehingga dapat ditentukan bahwa berat sebuah benda di muka bumi adalah :
m mB
W = Fg = G
R2
G = konstanta gravitasi
= 6,670 x 10-11 Nm2kg-2
mB = Massa bumi
= 5,975 x 1024 kg
m = Massa benda
R = Jari-jari bumi (6,37 x 106 m)
Contoh 1
Sebuah tongkat yang panjangnya 2 m dan beratnya 200 N berada dalam keadaan
diam horizontal. Pada ujung kiri bekerja gaya 40 N ke arah bawah sedang pada ujung
kanan bekerja gaya 100 N. Di suatu titik yang berjarak 1,6 m dari ujung kiri bekerja
gaya ke atas sebesar 1.500 N. Tentukan besar dan letak gaya yang harus diberikan
agar tongkat tetap setimbang horizontal.
Penyelesaian :
2m
1,6 m
O P
d F3 = 1500 N
W = 200 N 46
F1 = 40 N
K F2 = 1000 N
Agar batang dalam keadaan setimbang, maka jumlah semua gaya dan momen gaya
yang bekerja sama dengan nol.
F = 0 = 0
Arah gaya yang ke atas adalah positif dan ke bawah negatif.
- F1 + K W + F 3 F2 = 0
- 40 + K 200 + 1500 1000 = 0
- 40 200 + 1500 1000 = - K
K = -260 N
Ini artinya bahwa gaya K arahnya ke bawah sebesar 260 N dan jaraknya dari titik O
adalah d. Karena batang berada dalam kesetimbangan horizontal maka juga berlaku
jumlah resultante momen gayanya sama dengan nol.
= 0
G x 1 + K x d + F2 x 2 F3 x 1,6 = 0
(200 x 1) + (260 x d) + (1000 x 2) (1500 x 1,6) = 0
200
d= 0,77 m
260
Jadi titik tangkap gaya K berada pada jarak 0,77 m di kanan O.
Contoh 2
Sebuah benda yang tergantung pada tali yang terikat pada langit-langit seperti pada
gambar.
w2
Misalnya berat benda 20 lbf dan berat tali 1 lbf, hitunglah
besarnya tegangan tali.
w1
Penyelesaian :
Gaya aksi-reaksi pada benda dan tali dapat dijelaskan sebagai berikut :
Benda dan tali tidak bergerak ke arah horizontal sehingga tidak ada gaya ke arah
horizontal dan yang ada gaya vertikal. Karena benda setimbang dan ada gaya aksi-
reaksi, maka berlaku hukum pertama Newton dan hukum ketiga Newton.
Fy = T1 W1 = 0 T1 = w1 (hukum pertama)
47
T1 = T1 (hukum ketiga)
Fy = T2 w2 T1 = 0
T2 = w2 + T1 (hukum pertama)
T2 T2 = T2
T1
T1 = W1 = 20 lbf
T1 = T1 = 20 lbf
w2 T2 T2 = W2 + T1 = 21 lbf
w1 T1 T2 = 21 lbf
Contoh 3
Pada gambar sebuah balok digantung pada seutas tali. Berat tali diabaikan sedang
berat benda 50 lbf. Sudut 2 = 30 dan 3 = 60. Hitunglah tegangan pada tali.
Penyelesaian :
3 2
T3 T2 Fx = 0 ; Fy = 0
1
O
T1 T3 T3y
T2y T2
W
3 2
T3x O T2x
T1
T1 = W = 50 lbf
Fx = T2x T3x = 0
Fy = T2y + T3y T1 = 0
48
T2 (0,866) T3 (0,5) = 0 ................... (3) x 0,5
T3 = 43,3 lbf
Contoh 4
Sebuah gaya horizontal dan konstan sebesar 2 N dikerjakan terhadap sebuah benda
bermassa 4 kg yang terletak di atas permukaan datar tanpa gesekan. Berapakah
percepatan benda tersebut ?
Penyelesaian :
f
F = ma a =
m
2 N
a = 4 kg = 0,5 m/det2
Karena gaya yang bekerja konstan pada benda dengan lintasan tanpa gesekan,
sehingga benda bergerak juga dengan percepatan konstan.
Contoh 5
Sebuah benda bermassa 5 kg dipengaruhi oleh gaya yang merupakan fungsi waktu F
= (100 t + 20) N sehingga bergerak lurus. Berapakah percepatan benda setelah 3
detik.
Penyelesaian :
100 t 20
F=m.a a=
5
100 (3) 20
Percepatan pada t = 3 det ; a =
5
320
a = 64 m / det 2
5
49
Contoh 6
m1
T Dua buah massa m1 dan m2 masing-masing 2
kg dan 2,5 kg dihubungkan sebuah tali melalui
T
katrol seperti pada gambar. Jika massa tali
m2
diabaikan, hitunglah percepatan geraknya (a)
dan tegangan tali (T) g = 9,8 m/det2
Penyelesaian
Persamaan gerak pada m2 adalah w2-T = m2a atau m2g T = m2a (*) Persamaan
gerak pada m1 adalah T = m1a (**) sedang F N dan m1 g saling meniadakan. Jika
persamaan (*) dan (**) dijumlahkan diperoleh m2 g T = m2a
T m1a
m 2 g T m 2a
m2 g a( m2 m1 )
m 2g
a = (***)
m 2 m1
a = 5,44 m/det2
m1m2
T = g 10,88 N
(m2 m1 )
Jadi percepatan balok adalah a = 5,44 m/det2 dan tegangan tali T = 10,88 N
Contoh 7
Sebuah kerah mempunyai massa m = 1 kg
Penyelesaian :
Fy = may
F cos - mg = m dv/dt
Karena = kt
Untuk = /2 maka t = /2k dan gelang mulai bergerak dari keadaan diam (v = 0)
sehingga :
k
F/k = mg /2k F mg
2k
F = mg /2
Contoh 8
Sebuah elevator yang ditumpangi Einstein
mendapat gaya angkat P dan dipercepat 2
m/det2 ke atas. Massa Einstein 80 kg dan
percepatan gravitasi g = 9,8 m/det2. Berapakah
gaya angkat P ini ?
Penyelesaian :
51
Menurut hukum II Newton Fy = ma
P W = ma ; w = mg
P = ma mg = m (a g)
P = 80 (2 9,8) = -624 N
52
4.5 Gaya Gesek
Jika sebuah balok diletakkan pada permukaan meja horizontal kemudian didorong, maka
balok ini suatu saat akan berhenti. Ini menandakan bahwa ada gaya yang bekerja pada
balok tapi berlawanan dengan arah geraknya. Gaya yang bekerja di sini disebut gaya
gesek. Gaya ini timbul oleh gesekan antara dua permukaan yang bersinggungan. Besar
gaya ini tidak bergantung pada luasnya permukaan, tetapi pada sifat permukaan apakah
kasar atau halus. Jika permukaannya kasar gaya geseknya makin besar.
Untuk mengamati gejala di atas marilah kita kerjakan gaya pada balok di atas permukaan
meja (gambar 4-2). Gaya ini diukur dengan dinamometer ternyata belum membuat balok
bergerak. Ini berarti gaya yang diberikan masih lebih kecil dari gaya gesek. Selanjutnya
jika gaya makin diperbesar akhirnya balok tepat akan bergerak. Ini menandakan bahwa
gaya yang diberikan tepat sama dengan gaya gesek. Gaya gesek yang bekerja antara dua
permukaan diam disebut gaya gesek statik. Gaya gesek statik maksimum merupakan gaya
gesek yang ditimbulkan oleh dua permukaan yang bersinggungan, juga ada gaya normal
yang merupakan reaksi dari permukaan dimana benda berada. Hubungan antara gaya-
gaya ini dinyatakan dengan persamaan
fs < sN (4-3)
fs dan s masing-masing sebagai gaya dan koefisien gesek statik sedang N adalah gaya
normal. Untuk benda yang bergerak bekerja gaya gesek kinetik. Hubungan gaya gesek
kinetik dengan gaya normal dinyatakan oleh persamaan
fk = k N (4-4)
fk dan k masing-masing sebagai gaya dan koefisien gesek kinetik. Nilai s dan k makin
besar jika permukaan makin kasar serta umumnya bernilai lebih besar dari satu dan tak
bersatuan.
Pengaruh gaya gesek pada benda yang saling bersinggungan dapat dilihat pada gambar
(4-2). Pada gambar (4-2)a, terlihat bahwa benda belum bergerak karena gaya F diimbangi
oleh gaya statik fs. Walaupun demikian suatu saat gaya fs mencapai maksimum sebesar fs
= sN.
53
Persamaan ini menyatakan benda tepat akan bergerak. Jika benda sudah bergerak, maka
yang bekerja adalah gaya gesek kinetik fk.
Contoh 1
Penyelesaian
g (m 2 k m1 ) 40 (0,2) 20
a = 9,8
m 2 m1 60
T = m2g m2a
T = 156,8 N
54
Contoh 2
Dua buah benda A dan B masing-masing
bermassa 60 kg dan 20 kg dihubungkan
A dengan tali melalui katrol seperti pada gambar.
k B Massa tali diabaikan dan g = 9,8 m/det2.
30 Tentukanlah percepatan benda jika k = 0,20
Penyelesaian
WA sin 30 fk B T wB = m B a
k +
30 WA cos 30 wA sin 30 + fk wB = a (mA + mB)
WA
wA sin 30 f k wB
a=
m A mB
fk = k N
N = WA cos 30
Fk = k wA cos 30
W mg
m A g sin 30 k m A g cos 30 mB g
a=
m A mB
60 (9,8) 0,5 0,0(60) 9,8 (0,886) 920)9,8
a=
80
a = -0,048 m/det2
Tanda negatif artinya benda diperlambat
Pada Bab III kita telah membahas mengenai gerak melingkar dengan kecepatan tetap,
bekerja percepatan sentripetal yang arahnya kepusat lingkaran yaitu a = v 2/r. Jika benda
55
yang bergerak melingkar bermassa m, maka menurut hukum II Newton benda mengalami
gaya sebesar
v2
F m.a m
r
Kecepatan dinyatakan oleh v sedang jari-jari lingkaran oleh r. Gaya yang dinyatakan di
atas disebut Gaya Sentripetal, yang menyebabkan gerak benda selalu melingkar dan
arahnya tegak lurus pada vektor kecepatan.
Contoh 1
Sebuah benda bermassa 0,25 kg bergerak melingkar pada suatu bidang horizontal tanpa
gesekan. Benda ini diikat pada tali yang panjangnya 0,30 m dan melakukan putaran dua
kali tiap detik. Hitunglah gaya (F) yang menyebabkan benda bergerak melingkar.
Penyelesaian:
Keliling lingkaran
2R = S = 2 x 0,30 = 0,60 m
Contoh 2
Sebuah mobil bergerak pada jalan raya yang
menikung dengan kemiringan 15. Jika jari-
jari tikungan 120 m dan g = 9,8 m/det 2,
berapakah kecepatan mobil (v) agar tidak
slip ?
Penyelesaian
56
m v2
Fc =
r
Fc m v2
tan =
w mgr
v2 = g r tg
Dari hasil pemikiran ini Newton merumuskan hukum gravitasinya sebagai berikut : setiap
partikel di jagat raya saling tarik-menarik dengan suatu gaya yang berbanding terbalik
dengan kwadrat jaraknya, yang dinyatakan oleh persamaan.
m1 m 2
F=G (4-5)
r2
F = gaya gravitasi
57
Menurut hukum II Newton, gaya gravitasi akan menyebabkan percepatan sebesar g yang
hubungannya adalah F = mg, dan jika dikaitkan dengan persamaan (4-5) diperoleh :
m1 m 2
mg = G (4-6)
r2
Jika m1 pada persamaan (4-5) dianggap massa bumi m B dan m2 massa benda m, maka
dari persamaan (4-6) g ditulis sebagai
mB
g = G (4-7)
r2
Dari persamaan ini dikatakan bahwa percepatan gravitasi bumi yang bekerja pada suatu
benda berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya ke pusat bumi.
Contoh 1
Hitunglah kecepatan yang diperlukan oleh
pesawat S, agar tetap pada orbit yang m mB
F G
tingginya 300 km di atas permukaan bumi. (R h )
Penyelesaian
Gaya gravitasi yang bekerja pada pesawat arahnya normal yaitu F n dan agar pesawat tetap
pada ketinggiannya, bekerja gaya sentripetal sehingga diperoleh
Fn = m an
m mB v2
G 2 m
( R h) ( R h)
mB G mB
v2 = G atau v
(R h ) (R h )
g
v= R
(R h)
58
9,8
v = 6,371 x 106 = 7721,9 m/det
(6371 300)10 3
4.8 Rangkuman
Hukum Newton I tentang gerak mengatakan bahwa apabila suatu benda tidak
dikenakan gaya, benda tersebut akan tetap diam atau bergerak lurus beraturan
(kecepatan konstan).
Hukum Newton II tentang gerak mengatakan bahwa apabila suatu benda dikenai gaya,
maka benda tersebut akan bergerak dengan suatu percepatan tertentu yang dinyatakan
dengan persamaan, F = m.a.
Hukum Newton III tentang gerak mengatakan bahwa apabila suatu benda mengerjakan
gaya terhadap benda yang lain, maka benda kedua akan selalu memberikan gaya
reaksi terhadap benda yang pertama dengan gaya sama besarnya tetapi arahnya
berlawanan. Gaya interaksi timbal balik pada kedua benda ini disebut gaya aksi dan
reaksi.
Hukum gravitasi Newton menyatakan bahwa antara dua benda akan timbul gaya tarik
menarik gravitasi yang besarnya sebanding dengan perkalian massa masing-masing
benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda tersebut.
Gaya normal adalah komponen tegak lurus gaya tekan yang dilakukan oleh suatu
bidang pada benda yang bersinggungan dengan bidang tersebut.
59
2. Balok 50 kg seperti soal no. 1 bergerak
dengan kecepatan awal 8 m/det. Sudut =
30 dan g = 9,8 m/det2. koefisien gesek
kinetik 0,2. Hitunglah kecepatan balok
pada saat berada di x = 4 m.
Jawab : v = 25,62 m/det
60
(b) Tentukanlah percepatan gravitasi pada
orbit ini.
Jawab : (a) T = 98 jam
(b) g = 26,5 ft/det2
61