Anda di halaman 1dari 28

Mengapa kaki Anda terasa sakit

ketika menendang sebuah batu


besar daripada menendang batu
kerikil?

Mengapa diperlukan jarak yang jauh


untuk menghentikan kapal
begitu kapal tersebut bergerak?

Bagaimana mungkin sebuah perahu


mendorong sebuah kapal pesiar
yang jauh lebih berat darinya?
• Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini
dan pertanyaan yang serupa membawa
kita ke persoalan dinamika, yaitu
hubungan antara gerak dan gaya yang
menyebabkannya.
• Prinsip-prinsip dinamika dikemas dalam
tiga pernyataan yang dinamakan sebagai
Hukum Newton tentang Gerak.
Hukum Newton I
Jika resultan gaya pada suatu benda sama
dengan nol, benda yang mula-mula diam
akan terus diam, sedangkan benda yang
mula-mula bergerak akan terus bergerak
dengan kecepatan tetap.
Secara matematis, dinyatakan dengan:
ΣF = 0 untuk benda diam atau benda
bergerak lurus beraturan.
• Suatu benda cenderung mempertahankan
keadaan geraknya. Benda yang mula-mula
diam akan mempertahankan keadaan
diamnya (malas bergerak), dan benda yang
mula-mula bergerak akan mempertahankan
keadaan bergeraknya (malas berhenti).
Sifat benda yang cenderung
mempertahankan keadaan geraknya (diam
atau bergerak) inilah yang disebut
kelembaman atau inersia. Oleh sebab itu
Hukum Newton I disebut Hukum
Kelembaman atau Hukum Inersia.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari

• Ketika kita berdiri dalam bus yang sedang


melaju kencang dan pengemudi menginjak
pedal rem sekaligus untuk menghentikan
mobil, apa yang terjadi?
• Hukum Newton kedua, hubungan antara
gaya dan percepatan ketika gaya total
tidak sama dengan nol.
• Hukum Newton ketiga, hubungan antara
gaya-gaya yang bekerja antara dua buah
benda yang berinteraksi.
• Hukum Newton sangat mudah untuk
dinyatakan, namun mahasiswa
mendapatkan kesulitan untuk memahami
dan bekerja dengannya.
. Gaya, sebuah besaran vektor, adalah
ukuran kuantitatif dari interaksi antara dua
buah benda. Pada saat beberapa gaya
bekerja pada sebuah benda, pengaruh dari
geraknya adalah sama dengan ketika sebuah
gaya tunggal, yang sama dengan jumlah
vektor (resultan) dari gaya-gaya, bekerja
pada sebuah benda
Hukum Newton I
• Jika gaya total pada sebuah benda sama
dengan nol maka gerak benda tidak berubah
atau tetap diam.
• Sifat ini disebut inersia.
• Hukum Newton I disebut Hukum Inersia.
• Hukum Newton I menyiratkan adanya
pengertian bahwa bila tidak ada resultan gaya
yang bekerja pada benda, percepatan benda
tersebut adalah nol.
• Bagian mekanika yang membahas masalah ini
disebut statis.
Hukum Newton II
• Secara matematis, pernyataan Hukum Newton
I, ditulis:
F  ma.......... .......... .......... ........ (1)
• Bila yang bekerja pada benda tersebut lebih
dari satu gaya, pers (1), dapat ditulis:
 F  ma .............................. (2)
• Pers (2), dapat ditulis ke dalam bentuk
komponen-komponen vektor:
 F  m ax
F  m ay

F  m az
Hukum Newton III
• Gaya yang bekerja pada sebuah benda
berasal dari benda lain, dengan kata lain
merupakan hasil interaksi antara dua
benda.
• Bila sebuah benda melakukan gaya pada
benda lain, benda yang dikenai gaya akan
melakukan gaya balasan yang besarnya
sama tetapi arahnya berlawanan.
• Gaya kerja kedua gaya tersebut berhimpit
Lanjutan
• Gaya-gaya yang demikian disebut gaya aksi
reaksi.
• Secara singkat, Hukum Newton III
menyatakan:
F aksi   F reaksi
Berat dan Massa
• Berat suatu benda adalah gaya yang bekerja pada benda
yang disebabkan oleh tarikan bumi.
• Gaya tarik bumi disebut gaya gravitasi.
• Bila Hukum Newton II, diterapkan akan diperoleh:

dimana:
W  m g ............ (4)
W  gaya berat
g  percepa tan gravitasi bumi

W dan g merupakan vektor yang arahnya


menuju ke pusat bumi, sehingga pers (4) dapat ditulis:
W = m g ……………………… (5)
• Pers (5), menunjukkan hubungan kuantitatif antara
berat dan massa.
• Sering kali benda diketahui beratnya bukan
massanya, dari pers (5) massa benda dapat dicari,
yaitu:
m=W/g
• Dengan demikian, bila sebuah benda bermassa m
bergerak dengan percepatan a, dapat dikatakan
pula bahwa percepatan tersebut dihasilkan oleh
sebuah gaya:
W 
F 
 g 
a
 
Gaya Gesek
• Bila permukaan dua buah benda
bergeseran satu dengan yang lain, masing-
masing benda akan melakukan gaya
gesekan yang arahnya berlawanan dengan
arah geraknya.
• Gaya gesekan ini dapat juga terjadi
walaupun tidak ada gerak relatif antara
keduanya.
• Gaya gesekan antara dua permukaan benda
dalam keadaan diam relatif satu dengan
yang lain, disebut gaya gesek.
• Gaya gesekan antara dua permukaan
benda yang bergerak relatif satu
dengan yang lain, disebut gaya gesek
kinetik.
• Gaya gesek statis maksimum sama
dengan gaya terkecil yang dibutuhkan
benda untuk mulai bergerak
• Gaya gesek statis maksimum dan gaya
gesek kinetik antara dua permukaan
kering tanpa pelumas mengikuti
hukum empiris, yaitu:
1)Gaya gesek tersebut tidak tergantung
pada luas permukaan yang saling
bergeseran.
2)Besarnya sebanding dengan gaya normal.
 Gaya Normal adalah gaya yang dilakukan
benda terhadap benda lain dalam arah
tegak lurus bidang antar permukaan
benda.
 Secara matematis, hubungan antara gaya
gesek dengan gaya normal diungkapkan
sebagai:
f s  s . N .......... . (1)
f k  k . N .......... ( 2)
dengan :
f s  gaya gesek statis
f k  gaya gesek kinetik
 s  koefisien gesek statis
 k  koefisien gesek kinetik
N  gaya normal
• Tanda sama dengan (=) pada pers (1),
digunakan bila gaya gesek statis
mencapai harga maksimum.
• Koefisien gesek statis dan koefisien
gesek kinetik besarnya tergantung
pada sifat kedua permukaan yang
saling bergeseran, harganya bisa lebih
besar dari satu meskipun biasanya
lebih kecil dari satu.
Gaya Sentripetal
• Bila suatu benda bergerak melingkar
beraturan dengan besar kecepatan yang
tetap, benda tersebut akan mengalami
percepatan sentripetal sebesar V2/r
dan arahnya menuju pusat lingkaran
sebagai akibat dari perubahan arah
kecepatan.
• Benda yang mengalami percepatan tidak
berada pada kondisi setimbang.
• Maka dari itu, tentunya ada gaya yang
bekerja padanya.
• Menurut Hukum Newton II:
F=ma
= m ( V2/r) …………………. (3)
Arah gaya ini selalu sama dengan arah
percepatan sentripetalnya dan disebut
gaya sentripetal.
Kesimpulan:
Harus ada suatu gaya yang menarik ke
arah pusat lingkaran supaya suatu benda
yang melakukan gerak melingkar selalu
tetap berada dalam lintasannya.
Aplikasi Hukum Newton
• Dalam menyelesaikan persoalan, langkah-
langkah berikut ini perlu diperhatikan:
 Perhatikan benda yang akan dicari
pemecahannya sesuai dengan soal.
 Tentukanlah semua gaya yang bekerja pada
benda.
 Buatlah diagram gaya-gaya yang bekerja
pada bendanya saja secara terpisah, diagram
ini disebut diagram gaya benda bebas.
• Pilihlah arah sumbu-sumbu koordinat
pada diagram gaya benda bebas
tersebut sedemikian rupa sehingga
dapat mempermudah pemecahan
selanjutnya.
• Gunakan Hukum Newton II untuk
masing-masing komponen gaya.
Contoh
Sebuah benda beratnya 20 N digantung dengan tali dengan susunan
seperti gambar di bawah ini. Tentukan gaya tegang tali T1, T2, dan T3!

450 600
Pembahasan:
T1 T2 Lihatlah gaya-gaya yang bekerja pada titik
O. Y
O
T3

T2
T1
W 45o 60o
X
O

T3 = W = 20 N
Karena dalam keadaan diam, maka:
ΣFx= 0 Substitusikan pers (3) ke pers (1), didapat:
-T1 cos 450 + T2 cos 600 = 0 T2 = 1,4142 T1
-0,707 T1 + 0,5 T2 = 0 = 1,4142 (10,352)
= 14,638
0,5 T2 = 0,707 T1
T2 = 1,4142 T1 ……………………………………(1)
Jadi, T1 = 10,352 N
ΣFy = 0 T2 = 14,638 N
T1 sin 450 + T2 sin 600 – T3 = 0 T3 = 20 N
0,707 T1 + 0,866 T2 – 20 = 0
0,866 T2 = 20 – 0,707 T1 …..……….……(2)
Substitusikan pers (1) ke pers (2):
0,866 T2 = 20 – 0,707 T1
0,866 (1,4142 T1) = 20 – 0,707 T1
1,225 T1 + 0,707 T1 = 20
1,932 T1 = 20
T1 = 10,352 …………………………………………..(3)
Contoh
Sebuah benda massanya 20 kg terletak pada
bidang miring yang licin dengan kemiringan 30 o.
Tentukan: a. Jarak yang ditempuh benda tersebut yang meluncur di bidang miring
selama 3 detik!
b. Kecepatannya setelah 3 detik!
Pembahasan:
a. Yang menyebabkan benda meluncur ke bawah
adalah
W sin 300 = Σ F
m g sin 300 = m a
20. 10. 0,5 ( kg. m/det2 ) = 20 . a ( kg )
W sin 300 W cos 300 100 ( kg m/det2 )= 20 a ( kg )
a = 5 m/det2
W
x – x0 = V0 t + ½ at2
30 0
= 0 + ½ . 5. 32 ( m/det2 . det2 )
= 22,5 m
Jadi, jarak = 22,5 m

b. V = V0 + at
= 0 + 5 . 3 ( m/det2 . det )
Contoh
• Benda m1 = 10 kg dan benda m2 = 15 kg dihubungkan dengan tali melalui
sebuah katrol.
Jika F = 200 N, α = 300, dan koefisien
m2 gesek kinetik antara m2 dan
F
bidang = 0,5. Hitunglah percepatan sistem
α
tersebut!

Pembahasan: F sin α
F

+ T α
m1 II F cos α

fk

T W2 = m 2 g
I

W1 = m 1 g
• Dalam sistem ini: arah ke atas positif untuk benda I.
arah ke kanan positif untuk benda II.
Percepatan yang terjadi pada kedua benda m1 dan m2 adalah sama, demikian
juga gaya tegangan talinya.
Benda I: T - W1 = Σ F Menurut pers (1) dan (2),
Maka a dapat dihitung:
T - m 1 g = m1 . a
T – 100 = 10 a
T - 10. 10 = 10 . a 148,21 – T = 15 a +
T – 100 = 10 a ……………..(1) 48,21 = 25 a
Benda II: Gaya Normal ( N2 ) = W2 – F sin α a = 1,928
= m2 g – 200. sin 300
Percepatan dalam sistem
= 15 . 10 – 200 . 0,5 tersebut (a )
= 150 – 100 = 1,928 m/det2
= 50 N
F cos α – T - fk = m2 . a
200. cos 300 – T - µk . N = 15 . a
200 . 0,866 – T – 0,5 . 50 = 15 . a
173, 21 – T – 25 = 15 . a
148,21 – T = 15 a ……(2)
Contoh
Sebuah benda yang massanya ½ kg diikat pada tali kemudian diputar vertikal.
Jika panjang tali 0,4 m. Tentukan:
a. Gaya tegangan tali ketika benda itu membentuk sudut 60 0 terhadap
vertikal dengan kecepatan 3 m/det.
b. Kecepatan kritis yang harus dimiliki benda di titik tertinggi agar benda
tidak jatuh.
Penyelesaian:
a. Gaya Sentripetal = Fs= T – W cos 600 = m V2 /r
B
T – 0,5 .10.0,5 = 0,5.32/0,4
T – 2,5 = 11,25
T = 13,75
Gaya tegangan tali = 13,75 N
θ
A b. Pada saat di titik tertinggi B, maka θ = 1800 dan T = 0 maka
W cos θ T – W cos 1800 = m V2 / r
0 – (0,5)(10)(-1) = (0,5) V2 / 0,4
5 = (0,5) V2/0,4
W = mg
V2 = 4
V=2
Jadi, kecepatan di B = 2 m/det.

Anda mungkin juga menyukai