Anda di halaman 1dari 50

BAB 5

Gaya dan Interaksi


 Gaya merupakan suatu besaran yang menyebabkan
perubahan keadaan benda, misalnya perubahan bentuk,
kecepatan, dan arah gerak benda.
 Contoh :
 Ketika seseorang mendorong mobil yang mogok artinya
orang tersebut memberikan gaya pada mobil itu.
 Gaya dapat bekerja terhadap benda melalui dua mekanisme
interaksi yaitu interaksi langsung dan tidak langsung.
 Contoh
 interaksi langsung adalah gaya tarik dan gaya dorong.
 interaksi tidak langsung adalah gaya gravitasi.
 Gaya memiliki nilai dan arah, sehingga gaya
merupakan besaran vektor.
 Gaya disimbolkan dengan huruf F.

 Satuan Gaya menurut SI adalah Newton (N).

 Untuk mengukur kekuatan gaya, dapat


dilakukan dengan menggunakan Neraca Pegas.
Hukum I Newton
 Hukum I Newton menyatakan bahwa:
– Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau
bergerak dengan laju tetap, kecuali jika diberi gaya
total yang tidak nol.
 Kecenderungan sebuah benda untuk
mempertahankan keadaan diam atau gerak
tetapnya disebut inersia ( kelembaman ).
– Sehingga, Hukum I Newton sering disebut juga Hukum
Inersia.
 Hukum I Newton dapat dirumuskan :

F  0
– Artinya, jika resultan gaya yang bekerja pada benda nol
maka benda dapat mempertahankan diri.
Contoh soal
1. Sebuah benda bermassa 40 kg ditarik
melalui katrol sehingga memiliki posisi
seperti gambar di samping. Jika sistem itu
diam maka berapakah gaya F!
(g = 10 m/s2)
Penyelesaian
Benda yang bermassa 40 kg memiliki berat.
w = m g = 40 . 10 = 400 N
Karena sistem diam berarti berlaku hukum I Newton.
Pada Sumbu Y:
Σ Fy = 0
T sin 53o − w = 0
T . 0,8 − 400 = 0 berarti T = 500 N
Pada Sumbu X:
Σ Fx = 0
F − T cos 53o = 0
F − 500 . 0,6 = 0
F = 300 N
Hukum II Newton
 Hukum Newton II menyatakan bahwa :

– Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang


bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah
percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya.

 Secara matematis Hukum II Newton dirumuskan dalam persamaan :

a
 F
atau  F  m.a
m
Dengan :
a = percepatan (m/s2)
m = massa benda (kg)
∑F = resultan gaya (N)

 Menurut SI, satuan Gaya adalah Newton (N).


– Satu Newton adalah gaya yang diperlukan untuk memberikan percepatan
sebesar 1 m/s2 kepada massa 1 kg.

1 N = 1 kg.m/s2
Contoh soal
2. Sebuah gaya F dikerjakan pada sebuah benda bermassa m1,
menghasilkan percepatan 10 m/s2. Jika gaya tersebut dikerjakan pada
benda kedua dengan massa m2, percepatan yang dihasilkan 15 m/s2.
Tentukan:
a. perbandingan m1 dan m2
b. percepatan yang dihasilkan gaya F, apabila m1 dan m2 digabung!
Penyelesaian :
a. Pada benda I Pada benda II Perbandingan m1 dan m2 :

b. Apabila massa digabung, maka:

Percepatan yang dihasilkan adalah:


Hukum II Newton

• Dalam sistem koordinat Kartesian, gaya dapat bekerja


pada arah x, y, dan z.
• Secara umum, berdasarkan arah kerja gaya, Hukum II
Newton adalah:

 dv x (t ) ˆ


Fx  m . a x  m i
dt
 dv y (t )

 ˆj
Fy  m . a y  m
dt
 dv z (t ) ˆ
 Fz  m . az  m dt k
 Gaya pada arah x : Fx = F cos θ
Gaya pada arah y : Fy = F sin θ
Hukum III Newton
 Hukum III Newton menyatakan bahwa :
 Ketika suatu benda pertama memberikan gaya pada benda kedua,
benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi
berlawanan arah terhadap benda pertama.

 Hukum III Newton ini disebut juga sebagai Hukum aksi-reaksi,


artinya “untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan
berlawanan arah”.

 Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Faksi   Freaksi

 Dua gaya aksi-reaksi memiliki sifat-sifat sebagai berikut :


– sama besar
– berlawanan arah
– terjadi pada dua benda yang saling berinteraksi
Contoh soal
3. Sebuah mobil bermassa 0,5 ton melaju dengan
kecepatan 72 km/jam di atas jalan datar. Berapa
gaya hambat yang dapat menghentikan mobil
setelah menempuh jarak 1000 m?
Penyelesaian:
Diketahui :
v0 = 72 km/jam = 20 m/s
vt = 0
s = jarak PQ = 1000 m
Sehingga, percepatan a diperoleh: Massa mobil m = 0,5 ton = 500 kg,
vt2 = v02 + 2.a.s sehingga gaya hambat:
0 = (20 m/s)2 + 2.a (1.000 m) F=m.a
Jadi : = 500 kg x 0,2 m/s2
a = -0,2 m/s2 = 100 N
(tanda - menunjukkan perlambatan)
Gaya Berat, Gaya Normal
dan Gaya Gesek
 Gaya Berat adalah gaya gravitasi bumi yang
dirasakan oleh benda-benda di sekitar bumi.
Gaya Berat disimbolkan dengan w dan satuannya
Newton.

 Setiap ada dua benda yang bersentuhan akan timbul


gaya yang di namakan Gaya Kontak.
– Gaya kontak yang tegak lurus bidang sentuh dinamakan
gaya normal.
– Gaya kontak yang sejajar bidang sentuh di namakan gaya
gesek.
Gaya Berat
 Gaya Berat suatu benda merupakan hasil kali massa m
dengan percepatan gravitasi g.
• Arah gaya berat selalu tegak lurus ke bawah.
• Secara matematis dapat dirumuskan :

w  m. g
Dengan :
w = gaya berat (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2 )
Gaya Normal
• Gaya Normal adalah Gaya kontak yang
arahnya tegak lurus dengan bidang sentuh.
Contoh soal
4. Sebuah balok bermassa 5 kg. Jika percepatan gravitasi ( g ) = 10 m/s2
maka tentukan:
a. Beratnya.
b. Gaya normal jika balok diletakkan di atas bidang datar,
c. Gaya normal yang bekerja pada balok jika diam di atas
bidang miring yang membentuk sudut 30o terhadap horisontal.
Penyelesaian : c. Perhatikan Gambar berikut ini.
m = 5 kg
g = 10 m/s2
a. Berat balok adalah :
w = m g = 5 .10 = 50 N
b. Perhatikan Gambar berikut ini.
Gaya-gaya pada balok dapat di lihat pada
gambar tersebut. Balok dalam keadaan
diam pada arah tegak lurus bidang berarti
berlaku :
Karena balok tidak bergerak berarti berlaku ΣF = 0
Hukum I Newton: N − w cos 30o = 0
ΣF = 0 N = w. cos 30o
N−w= 0 = 50 . 0,87
N = w = 50 N = 43,5 N
Berarti Gaya Normal (N) = 50 Newton Berarti Gaya Normal (N) = 43,5 Newton
Gaya Gesek
 Gaya Gesek merupakan gaya kontak yang sejajar bidang sentuh.
 Pada gerak translasi arah gaya ini akan berlawanan dengan arah gerak benda.
 Gaya gesek dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
 Untuk keadaan benda yang diam dinamakan gaya gesek statis ( fs ).
Gaya gesek statis maksimum sebanding dengan gaya normal N dan
koefisien gesek statis μs.

f s max  μ s . N ( μs = koefisien gesek statis )


 Untuk keadaan benda yang bergerak dinamakan gaya gesek kinetik ( fk ).
Besar gaya gesek kinetik sebanding dengan gaya normal N dan koefisien
gesek kinetik ( μk ).

f k  μk . N ( μk = koefisien gesek kinetik )


Gaya gesek kinetik akan terjadi bila gaya gesek statis maksimum sudah
terlewati.
Contoh soal
5. Sebuah balok bermassa 20 kg berada di atas lantai mendatar yang kasar dengan
koefisien gesek μs = 0,6 dan μk = 0,3. Kemudian balok ditarik gaya sebesar F
mendatar. Percepatan gravitasi ( g ) = 10 m/s2 . Tentukan gaya gesek yang
dirasakan balok dan percepatan balok jika :
a. F = 100 N a. F = 100 N
b. F = 140 N F < fs max berarti balok diam.
Berarti gaya geseknya adalah gaya
gesek statis . Sesuai Hukum I Newton
( ΣF = 0 ) maka diperoleh:
Penyelesaian : fs = F = 100 N
Diketahui : a = 0  karena balok diam.
m = 20 kg; g = 10 m/s2 b. F = 140 N
μs = 0,6; μk = 0,3 F > fs max berarti balok bergerak.
F1 = 100 N; F2 = 140 N Gaya geseknya adalah gaya gesek
kinetik, yaitu :
Gaya normal ( N ) adalah :
fk = μk . N = 0,3 . 200 = 60 N
N = w = m g = 200 N
Pengaruh gaya F dapat diketahui Percepatan balok ditentukan dengan
dengan menghitung dulu fs max. Hukum II Newton sebagai berikut :
fs max = μs . N ΣF = m a
F − fk = m . a
= 0,6 . 200 = 120 N
140 − 60 = 20 . a
Diagram Bebas Gaya
 Metode pembuatan diagram gaya dan penguraian gaya sering
disebut dengan diagram bebas gaya pada benda.
 Metode ini memudahkan kita dalam mengambarkan sistem ketika
terdapat beberapa gaya yang bekerja pada sistem tersebut.
 Untuk memudahkan identifikasi gaya-gaya yang bekerja pada
benda, kita buat sistem koordinat Kartesian.
 Koordinat ini digunakan sebagai pemandu apabila terdapat
banyak gaya yang arahnya bermacam-macam yang bekerja pada
suatu sistem.
Contoh kasus
seorang anak kecil menarik
mobil mainannya dengan
sebuah tali.

Benda diproyeksikan pada Semua gaya yang terlibat Gaya tarik diuraikan
koordinat kartesian menurut pada benda digambarkan sesuai dengan
sumbu X, sumbu Y, Sumbu Z sesuai dengan arahnya. komponen X dan
komponen Y
Contoh soal
6. Sebuah benda dengan massa 300 kg
berada pada suatu bidang miring, seperti
yang terlihat pada gambar di samping.
Jika gaya gesek diabaikan, tentukan
besar gaya yang menyebabkan benda
bergerak ke bawah! (g = 9,8 m/s2)
Penyelesaian:
Gaya-gaya yang bekerja pada sistem tersebut digambarkan
sebagai berikut :
Berdasarkan teorema Pythagoras:
(BC)2 = (AC)2 + (AB)2
= (3 m)2 + (4 m)2
= 25 m2
Jadi : Maka :
BC = 5 m

Benda bergerak ke bawah karena adanya gaya berat (w = m.g)


pada bidang miring BC, yaitu w sin θ, yang dinyatakan:
w sin θ = m.g. sin θ = (300 kg)(9,8 m/s2)(0,6) = 1764 N
Aplikasi Hukum Newton
BAB 6
Pemakaian Hukum I Newton :
Partikel dalam Kesetimbangan
 Hukum I Newton menyatakan bahwa :
benda akan cenderung berada dalam keadaan diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan jika tidak ada gaya
luar yang bekerja padanya.

 Keadaan dimana benda diam atau bergerak dengan


kecepatan konstan berhubungan dengan kesetimbangan gaya
yang bekerja pada benda tersebut.

 Jika gaya total yang bekerja pada benda adalah nol maka
benda tersebut akan cenderung diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan.
ΣF = 0
Jenis-jenis Gaya yang bekerja
pada Keadaan Setimbang
 Gravitasi
– Setiap benda bermassa yang berada di permukaan bumi
akan selalu dikenai percepatan gravitasi.
– Percepatan gravitasi bumi di semua lokasi di belahan bumi
manapun, bekerja pada arah yang sama (menuju ke pusat
bumi).

 Gaya Normal
– Gaya normal selalu muncul jika sebuah benda berinteraksi
dengan suatu permukaan.
– Gaya normal selalu bekerja pada arah yang tegak lurus
dengan bidang kontak dua benda yang saling
bersinggungan.
 Gaya Tegang Tali
Sebuah lampu digantung menggunakan dua tali dalam
keadaan diam. Misalkan massa lampu 5 kg sedangkan
massa tali diabaikan.
Gaya tegang tali T3 sama dengan berat lampu yaitu wlampu
atau Fg.
Gaya pada sumbu x :
ΣFx = 0
T2 cos 53o – T1 cos 37o = 0
T2 cos 53o = T1 cos 37o
Gaya pada sumbu y :
∑Fy = 0
T1 sin 37o + T2 sin 53o – T3 = 0
T1 sin 37o + T2 sin 53o = T3
Dengan mensubstitusikan persamaan-persamaan tersebut, kita peroleh
besar masing-masing tegangan tali adalah:
T1 = 30 N ; T2 = 40 N ; T3 = 50 N
Gambar I Gambar II

Seseorang menimba seember air Beberapa saat kemudian


dari sumur dan menggenggam dia mengikatkan tali timba
tali hingga ember tersebut diam. ke ember, sehingga ember
ditahan oleh tali.
Pada kedua gambar tersebut, apakah :
(a) tegangan tali pada gambar I lebih kecil dari gambar II
(b) tegangan tali pada gambar I lebih besar dari gambar II
(c) tegangan tali pada gambar I sama besar dengan gambar II
Alasan dan Pembahasan

Pada kasus pertama ( gambar I ), Pada kasus kedua ( gambar II ),


satu-satunya gaya ke atas yang kedua ujung tali mengerjakan
bekerja pada ember adalah gaya ke atas yang sama besar
tegangan tali. Karena ember pada ember, karena itu
dalam keadaan diam, besar tegangan pada tali hanya
tegangan ini harus sama separuh ( ½ ) berat ember.
dengan berat ember.
Jadi :
Tegangan tali pada gambar I lebih besar dari tegangan gambar II
Pemakaian Hukum II Newton:
Dinamika Partikel
• Secara umum Hukum II Newton dinyatakan
dengan persamaan :
∑F = m a
• Persamaan tersebut dapat dijabarkan lebih
lanjut berdasarkan arah kerja gaya yaitu :
∑Fx = m ax
∑Fy = m ay
∑Fz = m az
Contoh soal
7. Dua balok A = 6 kg dan balok B = 2 kg ditarik gaya F = 16 N di
atas lantai mendatar licin seperti Gambar.

Tentukan percepatan sistem benda dan tegangan tali T!


Penyelesaian
Gaya-gaya yang bekerja terlihat seperti pada Gambar berikut.

Balok A dan B bergerak dengan percepatan sama sehingga pada kedua


balok berlaku hukum II Newton.
Balok A : T = mA a → T = 6a
Balok B : F - T = mB a → 16 − T = 2a +
-------------------
Berarti tegangan talinya adalah:
16 = 8a
T = 6 a = 6 . 2 = 12 N
a = 2 m/s
8. Seseorang mengukur beratnya di lantai memperoleh nilai 700
N. Kemudian dia mengukur beratnya di dalam lift yang
sedang bergerak ke bawah dengan percepatan 4 m/s2.
Berapakah berat orang itu yang terukur? Anggap percepatan
gravitasi bumi 10 m/s2.
Penyelesaian
Gaya-gaya yang bekerja pada orang tersebut dapat dilihat seperti pada
Gambar.
w = 700 N → m = 70 kg

Berat orang yang berada dalam lift bergerak sama


dengan gaya normalnya.

Lift dipercepat ke bawah sehingga berlaku:


ΣF = ma
w−N = ma
700 − N = 70 . 4
N = 420 N
9. Dua benda m1 dan m2 digantung pada
katrol menggunakan tali dengan assumsi
gesekan pada katrol di abaikan.
Berapakah percepatan kedua benda
tersebut dan tegangan talinya.
Penyelesaian :
Dengan menggunaka Hukum Newton II, kita peroleh :
Untuk Benda m1 : Untuk Benda m2 :
ΣFy = m1 a ΣFy = m2 a
T - m1g = m1 a m2 g – T = m2 a
T = m1 a + m1 g T = m2 g – m2 a

Jika kedua persamaan di atas disubstitusi, maka :


m1 a + m1 g = m2 g – m2 a
m1 a + m2 a = m2 g – m1 g Maka Tegangan tali adalah :
a (m1 + m2) = g(m2 – m1)
 2m1m2 
Percepatan :  m2  m1  T    g
a    g
 m1  m2 
 m1  m2 
10. Benda A dan benda B dengan massa mA = 4 kg dan
mB = 6 kg dihubungkan dengan tali dilewatkan katrol
licin. (g = 10 m/s2). Sistem mula-mula diam, kemudian
sistem dilepaskan, hitunglah:
a. percepatan benda A dan B
b. besar gaya tegang tali

Penyelesaian:
Setelah sistem dilepaskan maka benda B bergerak ke bawah dan benda A
bergerak ke atas dengan percepatan sama besar.

a. Untuk benda A: Substitusi pers (1) dan (2) :


ΣF = mA . a W A + m A . a = W B + mB . a
T - WA = m A . a mA . a + mB . a = WB - WA
T = WA + mA . a …(1)
Untuk benda B:
ΣF = mB . a b. Besar gaya tegang tali
WB - T = m B . a T = WA + mA . a
T = WB + mB . a …(2) = 40 + 4 . 2
= 48 N
11. Dua benda A dan B dengan massa masing-
masing 5 kg dan 3 kg dihubungkan dengan
sebuah katrol tanpa gesekan. Gaya P diberikan
pada katrol dengan arah ke atas. Jika mula-mula
kedua balok diam di atas lantai, berapakah
percepatan balok A, apabila besar P adalah 60
N? (g = 10 m/s2)
Penyelesaian:
Pada sistem katrol tersebut berlaku:

∑F = 0 Untuk balok A yang tepat akan


P – ∑F = 0 bergerak, berlaku:
∑F = P ∑F = 0
T=½P TA min – mA . g = 0
= ½ (60 N) TA min = mA . g
= 30 N TA min = 50 N
Karena T < TA min, maka :
balok A diam → aA = 0
12. Sebuah bola dengan massa m1 dan
sebuah balok dengan massa m2 yang
berada pada bidang miring dengan
sudut kemiringan θ, dihubungkan
dengan tali melalui sebuah katrol licin.
(gesekan katrol dan massa tali
diabaikan).
Berapakah percepatan kedua benda
tersebut dan tegangan talinya?
Penyelesaian :
Untuk benda m1 : Untuk benda m2 :
ΣFx = 0 ΣFx = m2 a
ΣFy = m1 a m1 g sin θ – T = m2 a
T – m1 g = m1 a ΣFy = 0
N – m2 g cos θ = 0
Jika persamaan di atas disubstitusi, maka :
Percepatan adalah : Tegangan tali adalah :
m2 g sin θ  m1 g m1 m2 g ( sin θ  1 )
a T
m1  m2 m1  m2
Gaya Gesek

 Gaya gesek didefinisikan sebagai gaya hambat yang


timbul sebagai akibat interaksi dua permukaan yang
bersentuhan satu sama lain yang arahnya berlawanan
dengan arah gerak benda.
 Gesekan juga bisa terjadi pada fluida misalnya udara dan
zat cair.
 Gaya Gesek yang Menguntungkan
 Gesekan kaki dengan jalan menyebabkan kita dapat berjalan. Kita lebih
mudah berjalan di tanah dengan gaya gesek yang besar dari pada
berjalan di jalan yang licin dengan gaya gesek kecil.
 Ban kendaraan (sepeda, sepeda motor, mobil, dan sebagainya) dibuat
beralur untuk memperbesar gaya gesek ban dengan jalan. Jika ban
kendaraan halus, kemungkinan kecelakaan akan lebih mudah terjadi.
Gaya gesek juga dimanfaatkan pada sistem pengereman kendaraan,

 Gaya Gesek yang Merugikan


 Gesekan antara ban dengan aspal mengakibatkan ban menjadi aus. Ban
yang aus ini dapat menyebabkan kendaraan tergelincir.
 Gesekan antara bagian-bagian mesin kendaraan mengakibatkan mesin
menjadi aus. Untuk mengurangi gesekan pada mesin kita dapat
menggunakan pelumas.
 Gesekan kendaraan yang bergerak dengan udara memperlambat
kelajuannya.
Contoh soal
13. Sebuah buku bermassa 300 g diletakkan di atas meja. Jika
buku ditarik ke samping dengan gaya luar sebesar 0,5 N dan
koefisien gesekan statis antara buku dengan permukaan meja
0,2 ; berapakah gaya gesek statis maksimum yang terjadi
antara buku dengan permukaan meja, dan apakah buku dapat
bergerak? (g = 10 m/s2)
Penyelesaian :

Diketahui: m = 300 g = 0,3 kg ; F = 0,5 N ; g = 10 m/s2 ; μs = 0,2

Untuk mencari gaya gesek statis, kita dapat menggunakan persamaan:


fs maks = μs . N

= μs . m . g
= (0,2) (0,3 kg) (10 m/s2)
= 0,6 N
Karena F < fs maks , maka buku tidak bergerak atau tetap diam.
14. Seseorang mendorong balok kayu yang beratnya 40 N di atas
lantai. Koefisien gesekan statik (μs) antara balok dengan lantai
adalah 0,5 dan koefisien gesek kinetik (μk) 0,3. Tentukan:
a. besar gaya yang diberikan orang tersebut agar balok tepat akan
bergerak.
b. besar gaya yang diberikan orang tersebut, agar balok bergerak
dengan percepatan 2,5 m/s2 . ( percepatan gravitasi g = 10 m/s2 )
Penyelesaian :
Gaya-gaya yang bekerja pada balok dapat digambarkan sebagai berikut.
Gaya Normal (N) = gaya berat balok = 40 N
a. Agar balok tepat akan bergerak maka balok harus
diberikan gaya sebesar :
F = fs maks = μs . N = (0,5) (40) = 20 N

b. Pada saat balok bergerak, gaya Maka, gaya yang diberikan orang
gesek yang bekerja adalah gaya tersebut agar balok bergerak dengan
gesek kinetis. percepatan 2,5 m/s2 adalah :
f k = μk . N F – fk = ma
= (0,3)(40) F = m a + fk
= 12 N = (4)(2,5) + 12
Gaya gesek pada bidang datar
Sebuah balok dengan massa m1 berada pada
bidang datar dihubungkan dengan tali melalui katrol
yang licin dengan sebuah bola dengan massa m2.
Sebuah gaya F yang membentuk sudut θ dengan
bidang datar bekerja pada benda m2. Koefisien
gesek kinetis antara balok dan permukaan adalah μk.
Hitung percepatan kedua benda tersebut.
Penyelesaian :
Balok m1 : Bola m2 :
ΣFx = m1 a ΣFx = 0
F cos θ – fk – T = m1 a
ΣFy = 0 ΣFy = m2 a
N + F sin θ – m1 g = 0 T – m2 g = m2 a
Dari persamaan fk = μk N, dan N = m1 g – F sin θ , maka :
fk = μk (m1 g - F sin θ)
Substitusikan persamaan-persamaan diatas maka :
F cos θ – μk (m1 g - F sin θ) - m2(a + g) = m1 a
F( cos θ  μk sin  g(m2  μk m1 )
a
m1  m2
Gaya gesek pada bidang miring

Sebuah benda diletakkan pada bidang miring


yang membentuk sudut sebesar θ.

Sumbu x : Sumbu y :
ΣFx = 0 ΣFy = 0
m g sin θ – fs = 0 N – mg cos θ = 0
fs = m g sin θ N = mg cos θ

Berdasarkan persamaan gaya gesek (fs = μs N) maka :


μs N = m g sin θ
μs mg cos θ = m g sin θ
μs = tan θ
Contoh soal
15. Sebuah peti kayu bermassa 60 kg didorong oleh seseorang
dengan gaya 800 N ke atas sebuah truk menggunakan papan
yang disandarkan membentuk bidang miring. Ketinggian bak truk
tempat papan bersandar adalah 2 m, dan panjang papan yang
digunakan adalah 2,5 m. Jika peti bergerak ke atas dengan
percepatan 2 m/s2, dan g= 10 m/s2,
tentukan: a. gaya gesek kinetis, b. koefisien gesekan kinetis.
Penyelesaian : a. Gaya gesek kinetis antara peti dengan
papan adalah :
F - mg sin α - fk = ma
fk =F - mg sin α - ma
= 800 - (60 )(10)(2/2,5) - (60)(2)
= 800 – 480 - 120
= 200 N
b. Koefisien gesekan kinetisnya adalah :
fk = μk . N
fk f 200 5
μk   k    0 ,56
N m.g ( 36 )( 10 ) 9
16. Sebuah mobil sedang bergerak turun di turunan dengan
kemiringan 30°. Ketika masih di atas, kecepatan mobil 50
km/jam. Koefisien gesekan ban dengan jalan adalah 0,2. Jika
massa mobil 6 ton dan gravitasi di tempat itu 10 m/s2, tentukan
gaya pengereman yang harus diberikan agar mobil sampai di
bawah dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan
semula.
Penyelesaian :
Diketahui:
α = 30° ; v0 = 50 km/jam; μk = 0,2; m = 6 ton = 6.000 kg; g = 10 m/s2
Diagram gaya yang bekerja pada mobil adalah :
Agar kecepatan mobil tetap, maka gaya
pengereman yang harus diberikan adalah :
-F + mg sin α – fk = 0
F = mg sin α – fk
= mg sin α – μk mg cos α
= (6.000)(10)(sin 30o)
- (0,2)(6.000)(10)(cos 30o)
= (6.000)(10)(0,5) – (0,2)(6.000)(10)(0,87)
= 30.000 - 10.440
Dinamika Gerak Melingkar
 Benda yang bergerak dalam lintasan lingkaran dengan
kecepatan konstan mengalami percepatan.

 Percepatan benda pada gerak melingkar disebut dengan


percepatan sentripetal karena mengarah ke pusat lingkaran.

v2
as 
r
 Jika menggunakan Hukum Newton II maka besar gaya yang
menyebabkan percepatan sentripetal adalah :
v2
ΣF  m as  m
r
Contoh
17. Sebuah bola kecil dengan massa m1 digantung
pada atap dengan tali sepanjang L. Bola diputar
secara horisontal dengan kecepatan linier tetap v
membentuk jari-jari lingkaran r. Carilah persamaan v
!
Penyelesaian :
Bola tidak memiliki percepatan arah vertikal (ΣFy = 0)
maka : mg
ΣFy = 0 T 
cos θ
T cos θ – mg = 0
Gaya pada bola menyebabkan percepatan sentripetal
adalah :
mv 2 mv 2 mv 2
ΣF  T sin θ  T
r r r sin θ
Dari kedua persamaan diatas diperoleh :
mg mv 2 sin θ mv 2 v2
  tan θ 
cos θ r sin θ cos θ r g rg
Maka : v  r g tan θ atau v  L g sin  tan θ
18. Sebuah mobil dengan massa 1500 kg bergerak menikung dengan
jari-jari tikungan 35 m. Koefisien gesek statis antara roda dan jalan
0,5. Berapakah kecepatan maksimum mobil supaya tidak terbalik?
Penyelesaian :

Supaya mobil tidak terbalik, maka :


Gaya sentripetal < Gaya gesek
mv 2
 μs N
r2
mv  μ s m g r

v  μs g r
v  ( 0 ,5 )( 9,8 )( 35 )
v  13,1 m/s
Jadi, kecepatan maksimum mobil supaya
tidak terbalik adalah 13,1 m/s.
19. Sebuah bola kecil dengan massa m yang
dihubungkan dengan tali diputar vertikal
membentuk jari-jari lingkaran R. Tentukan
kecepatan minimum pada titik tertinggi sehingga
bola tidak jatuh!

Penyelesaian :

Tegangan tali pada sudut θ adalah :


mv 2 mv 2 v2
ΣFy  T  m g cos θ  T  m (  g cos )
R R R

Pada posisi titik tertinggi, berlaku θ =180o


(cos 180o = -1) dan T = 0, maka :
2 2
vtop vtop
T top m (  g) 0  m(  g) vtop  g R
r R

Vtop adalah kecepatan minimum pada titik tertinggi


supaya bola tidak jatuh.
20. Sebuah batu bermassa 100 g diikat dengan tali sepanjang
50 cm. Batu tersebut kemudian diputar vertikal dengan
kecepatan linear 5 m/s. Berapakah tegangan tali pada saat
benda berada di titik terendah dan titik tertinggi?

Penyelesaian :
Diketahui: m = 100 g = 0.1 kg; r = 50 cm = 0,5 m; v = 5 m/s

Perhatikan diagram gaya pada Gambar berikut :

a. Berdasarkan gambar, di titik terendah berlaku


persamaan:
T - w = Fs
v2 ( 5 )2
T  m  mg  ( 0,1 )  ( 0,1 )( 10 )  5  1  6 N
r 0,5
b. Berdasarkan gambar, di titik tertinggi berlaku
persamaan:
T + w = Fs
v2 ( 5 )2
T  m  mg  ( 0 ,1 )  ( 0,1 )( 10 )  5  1  4 N
r 0 ,5
Gaya Penghambat

 Gaya Penghambat ( R ) biasanya terjadi pada gerak


benda yang berada pada cairan atau gas.
• Secara matematis dinyatakan :
R = -bv
• Dengan :
– v adalah kecepatan gerak benda
– b adalah konstanta yang tergantung pada sifat medium,
bentuk dan dimensi benda.
– Tanda negatif menunjukkan bahwa R berlawanan arah
dengan gerak benda.
Sebuah bola kecil dilepaskan dari permukaan wadah
yang berisi cairan, sehingga bola akan bergerak ke
bawah dengan kecepatan v sampai dasar cairan.

Misalkan yang bekerja pada bola tersebut hanya gaya


penghambat (R = -bv) dan gaya gravitasi (Fg = mg),
maka :
dv dv mg  bt
ΣFy  m mg  bv  m dv
 g 
b
v v  ( 1  e m
)
dt dt dt m b
Pada saat v = 0, gaya penghambat R juga 0, percepatannya
hanya tergantung pada gravitasi g. Percepatan akan mende-
kati nol apabila nilai gaya penghambatnya mendekati gaya
berat bola, maka kecepatannya disebut kecepatan terminal
( vT ).
mg - bvT = 0
mg
vT 
b
Sehingga :
t
v  vT ( 1  e τ ) Dengan :
 = kontanta waktu (  m )
b
Contoh soal
21. Sebuah bola kecil dengan massa 2 g dilepaskan wadah yang berisi
minyak memiliki kecepatan terminal 5 cm/s. Hitunglah konstanta
waktunya dan waktu yang diperlukan bola untuk mencapai kecepatan
90% dari kecepatan terminalnya!
Penyelesaian :
Untuk mencari b :
Untuk mendapatkan waktu yang diperlukan
mg ( 2 )( 980 )
b   392 g/s bola untuk mencapai kecepatan 90% dari
vT 5 kecepatan terminalnya, maka v = 0.9 vT,
Maka Konstanta waktunya : Sehingga waktunya adalah :
t
m 2 0 ,9vT  vT ( 1  e τ )
τ   5,10 x10 3 s t
b 392 1 e   0,9
t
e   0,1
t
  ln(0,1)  2,3

t  2,3   (2,3)(5 x 10 3 )  11,7 x 10 3 s
Latihan 3.

Kerjakan soal di Halliday:


Bab 5 no 5, 137, 20, 78, 93
Bab 6 no 10, 39, 47, 60, 82

Anda mungkin juga menyukai