BAB I
KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA
I-1
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Contoh:
Tentukan nilai resistor yang terlihat seperti pada Gambar 1-2.
1K8J
I-2
Bahan Ajar Teknik Elektronika
V2
P V .I I R
2
...................... (1-1)
R
Selain 4 cincin warna, terdapat pula resistor dengan 5 cincin warna.
Cara pembacaan tahanannya seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
I-3
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Jika nilai tahanan yang dibutuhkan tidak ada di pasaran maka dapat
dilakukan dengan menghubung seri atau paralel beberapa tahanan.
Simbol tahanan variabel diperlihatkan pada Gambar 1-5.
I-4
Bahan Ajar Teknik Elektronika
1.1.2 Fotoresistor
Simbol fotoresistor diperlihatkan pada Gambar 1-6.
1.1.3 Termistor
Simbol termistor diperlihatkan pada Gambar 1-7.
-t oC +t oC
n.t.c p.t.c
I-5
Bahan Ajar Teknik Elektronika
sendiri ataupun karena panas dari luar, besar tahanan akan berkurang.
Misalnya ratusan ohm pada temperatur ruang akan menjadi puluhan ohm
pada temperatur 100 oC. Hal ini menyebabkan termistor dapat digunakan
dalam berbagai fungsi, antara lain:
a. Pengukur temperatur mobil. Bentuk rangkaiannya seperti pada Gambar
1-7. Naiknya suhu air akan menurunkan besar tahanan, menyebabkan
arus naik dan hasil penunjukkan meteran bertambah.
b. Alarm tanda kebakaran. Jika terjadi kebakaran, temperatur naik
sehingga dengan sistem relai dapat membuat relai bekerja, dan alarm
dapat berbunyi.
c. Kontrol arus pemanas ruang. Termistor dihubung seri dengan alat
pemanas. Tahanan termistor akan menurun karena panas sendiri,
menyebabkan arus alat pemanas naik sampai sampai ke ukuran
normalnya pada tingkat yang lebih rendah.
Ditempatkan dalam
-t C sistem pendinginan
o
dengan air
I-6
Bahan Ajar Teknik Elektronika
VDR digunakan untuk menahan tegangan yang naik secara drastis guna
melindungi rangkaian yang lain. Biasanya VDR berbentuk piringan yang
ditandai dengan warna oleh pabrik untuk menunjukkan ukuran tegangan
yang cocok dengan VDR tersebut.
1.2 Kapasitor
Kapasitor banyak digunakan dalam sirkit/rangkaian elektronik dan
mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat
penyimpan muatan listrik yang dibentuk dari dua permukaan (piringan)
yang berhubungan, tetapi dipisahkan oleh suatu penyekat. Bila elektron
berpindah dari satu plat ke plat yang lain, akan terdapat muatan di antara
mereka pada medium penyekat tadi. Muatan ini disebabkan oleh muatan
positif dari plat yang kehilangan elektron dan muatan negatif pada plat
yang memperoleh elektron.
Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kapasitor
dapat dibentuk di manapun asalkan kondisi di atas terpenuhi. Dengan kata
lain, kapasitor dapat dibuat berdasarkan cara ini, dan kapasitor “yang tidak
dapat diharapkan” juga dapat ditemukan di tempat-tempat tertentu, seperti
pada dua jalur kabel terpisah yang bekerja sama atau pada pertemuan alat
semikonduktor.
I-7
Bahan Ajar Teknik Elektronika
1.2.1 Kapasitansi
Muatan (Q) dengan satuan Coulomb [C] dan kapasitor yang
memperoleh muatan listrik akan mempunyai tegangan antar terminal
sebesar V volt. Kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan disebut
kapasitansi (bersimbol C). Kapasitansi ini diukur berdasarkan besar muatan
yang dapat disimpan pada suatu kenaikan tegangan,
Mua tan Q
Kapasi tan si atau C (1-2)
Tegangan V
Permukaan kapasitor yang berhubungan biasanya berbentuk “plat” rata.
Ukuran kapasitor bergantung pada luas palat, A, jarak antar plat, d, dan
medium penyekat. Kapasitansi dapat dihitung dengan persamaan:
C = A/d (1-3)
dengan = o r; o = permitivitas ruang hampa, berupa bilangan
konstanta; r = permitivitas relatif, berupa faktor perkalian yang tergantung
pada medium penyekat atau bahan dielektriks yang digunakan di antara
kedua plat.
Kapasitansi diukur dengan satuan farad [F]. Sebuah kapasitor dikatakan
mempunyai kapasitansi 1 F jika muatan sebesar 1 C membuat tegangannya
naik sebesar 1 V. Dalam praktiknya, satuan farad terlalu besar, sehingga
yang sering digunakan adalah mikrofarad (µF = 10-6 F), nanofarad (nF =
10-9 F), dan pikofarad (pF = 10-12 F).
I-8
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Energi yang tersimpan dalam kapasitor (dalam bentuk medan listrik) dapat
dihitung dengan persamaan:
W = ½ CV2 [Joule] (1-4)
Energi ini mampu berada di dalam kapasitor selama beberapa waktu,
bahkan setelah suplai ke rangkaian diputuskan.
Arus dalam kapasitor: i = C dV/dt (1-5)
Reaktansi kapasitif : XC = 1/(C) = 1/(2fC) (1-6)
(a) (b)
I-9
Bahan Ajar Teknik Elektronika
+ +
1.3 Induktor
Induktor adalah lilitan kawat pada sebuah tempat, dengan inti berupa
udara, besi ataupun ferit. Kalau arus listik mengalir dalam kumparan, suatu
fluksi magnetik akan berada dalam inti. Induktor sangat banyak digunakan
I-10
Bahan Ajar Teknik Elektronika
1.3.1 Induktansi
Kalau arus listrik yang berubah-ubah mengalir dalam kumparan,
medan magnetik yang berubah-ubah akan muncul, berhubungan dengan
(memotong) konduktor kumparan dan menyebabkan adanya atau
terinduksinya gaya gerak listrik (electro- motive force, emf). Emf ini selalu
bekerja melawan daya yang membentuknya (dalam hal ini arus yang
berubah-ubah) dan disebut emf “balik”. Besarnya emf balik tergantung
pada jumlah lilitan kumparan dan tingkat perubahan arus.
Induktansi diri (atau hanya disebut induktansi) sebuah rangkaian atau
sebuah komponen adalah sifat atau kemampuan memproduksi emf kalau
arus yang berubah-ubah mengalir dalam rangkaian atau komponen
tersebut. Simbol yang dipakai untuk menyatakan induktansi adalah L, dan
satuanya adalah henry (H).
Simbol rangkaian suatu induktor diperlihatkan pada Gambar 1-13.
I-11
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Tanda (-) menunjukkan bahwa emf yang terinduksi itu bekerja dalam arah
yang berlawanan.
d
Dari Persamaan (1-7) dan (1-8), diperoleh: L N (1-9)
di
Mengingat bahwa energi = daya x waktu = tegangan x arus x waktu
maka dari Persamaan (1-8), energi yang digunakan dalam pembentukan
medan magnet, karenanya tersimpan dalam medan magnet:
W = ½ L i2 (1-10)
Kalau saklar dibuka dalam suatu rangkaian induktif, arus akan cenderung
turun ke nol dalam waktu yang sangat cepat dan sejumlah besar emf akan
terinduksi oleh perubahan arus yang sangat cepat itu. Jadi, sejumlah besar
energi tersimpan dalam medan magnet dan harus dihilangkan. Emf ini
mungkin cukup besar untuk menyebabkan hilangnya energi itu dalam
bentuk busur cahaya di antara kontak-kontak saklar. Dalam bekerja dengan
rangkaian yang mempunyai nilai induktansi tinggi, haruslah berhati-hati
agar kontak saklar dan komponen rangkaian yang lain tidak sampai rusak.
Biasanya hali ini dilaksanakan dengan cara memasukkan sebuah resistor ke
dalam rangkaian ketika saklar terbuka, dan energi itu hilang dalam bentuk
panas dalam resistor.
Kemampuan bahan untuk dialiri oleh fluks magnetis disebut
permeabilitas, µ:
µ = µoµr (1-11)
dengan µo = permeabilitas ruang hampa (berupa konstanta)
µr = permeabilitas relatif (µr untuk udara 1).
o r AN 2
Induktansi, L (1-12)
l
dengan A = luas penampang kumparan
N = jumlah lilitan kumparan
l = panjang kumparan
I-12
Bahan Ajar Teknik Elektronika
I-13
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Reaktansi induktif :
XL = L = 2fL (1-13)
Induktor digunakan antara lain pada rangkaian penala, beberapa osilator
dan filter.
Soal Latihan
I-14