Anda di halaman 1dari 31

BAB 4

ANALISIS ENERGI PADA SISTEM TERBUKA


(SISTEM VOLUME ATUR)

Materi Prasyarat :
Telah mampu menggunakan tabel data sifat-sifat termodinamika zat
sederhana dan model gas ideal.
Standar Kompetensi :
Mampu menerapkan prinsip-prinsip atau konsep konservasi massa dan
energi dalam analisis termodinamika teknik sistem terbuka (volume atur)
khususnya yang beroperasi pada keadaan tunak (steady state).
Kompetensi Dasar :
1. Mampu menerapkan persamaan kesetimbangan laju massa dan energi
pada volume atur.
2. Mampu mengidentifikasi dan menerapkan asumsi-asumsi rasional untuk
setiap proses (volume atur, khususnya yang beroperasi pada keadaan
tunak.
3. Mampu menyederhanakan persamaan energi yang ditransfer pada setiap
volume atur, baik energi dalam bentuk kalor maupun kerja.

Pendahuluan
Tujuan bab ini untuk mengembangkan dan menggambarkan penggunaan
bentuk volume atur dari prinsip-prinsip kekekalan massa dan kekekalan energi.
Oleh karena selama beroperasi, peralatan seperti: turbin, pompa, kompresor, dan
perlatan sejenis terdapat aliran massa, maka secara prinsip dapat dianalisis sebagai
sistem volume atur (control volume; cv) atau sistem terbuka. Berdasarkan prinsip
kekekalan energi, perpindahan energi melalui batas volume atur dapat terjadi
dalam bentuk kerja dan panas. Selain itu, satu bentuk lain perpindahan energi
yaitu: energi yang dibawa massa yang mengalir masuk atau keluar volume atur
harus juga diperhitungkan.

4.1 Prinsip-Prinsip Dasar Konservasi Massa pada Volume Atur


Dalam subbab ini akan dikembangkan dan diilustrasikan prinsip kekekalan
massa pada volume atur karena merupakan salah satu prinsip dasar dalam
kesetimbangan.
4.1.1 Pengembangan Kesetimbangan Laju Massa
Prinsip kekekalan/konservasi massa untuk volume atur diperkenalkan
dengan menggunakan Gambar 4.1, dimana tampak sebuah sistem berupa sejumlah
massa tetap m yang menempati ruang yang berbeda pada satu waktu t dan
beberapa saat kemudian t+Δt. Pada waktu t tertentu, jumlah massa dalam
pembahasan ini adalah penjumlahan dari:
m = m cv (t ) + m i (4.1)

dengan mcv(t) adalah massa yang berada didalam volume atur, dan mi adalah
massa yang berada didalam daerah kecil bertanda i yang letaknya bersebelahan
dengan volume atur, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.1a. Pembahasan
diberikan untuk sejumlah massa tetap m tersebut sejalan dengan bergulirnya
waktu.

Gambar 4.1 Penggambaran yang digunakan untuk mengembangkan prinsip


kekekalan massa pada satu volume atur. (a) pada waktu t. (b)
Pada waktu t + Δt.

Dalam selang waktu Δt seluruh massa yang berada di dalam daerah i


melintasi batas volume atur, sementara sebagian dari massa sebut saja me, yang
tadinya berada dalam volume atur akan keluar untuk mengisi satu daerah berlabel
e yang letaknya bersebelahan dengan volume atur, seperti yang ditunjukkan dalam
gambar 4.1b. Pada waktu t+Δt jumlah massa dalam pembahasan ini bisa
ditunjukkan sebagai.
m = m cv (t + Δ t ) + m e (4.2)

Jumlah massa yang berada di dalam daerah berlabel i dan e tidak harus sama, dan
jumlah massa yang terdapat di dalam volume atur mungkin sudah berubah.

Termodinamika Teknik IV-2


Walaupun sistem dalam pembahasan ini menempati daerah yang berbeda
dalam ruang, pada waktu yang berbeda, sistem tersebut terdiri dari zat yang sama
jumlahnya, sesuai persamaan.
m cv (t ) + m i = m cv (t + Δ t ) + m e
atau
m cv (t + Δ t ) − m cv (t ) = m i − m e (4.3)

Persamaan 4.3 adalah satu neraca akunting massa, yang menyatakan bahwa
perubahan massa pada volume atur selama selang waktu Δt adalah sama dengan
jumlah massa yang masuk dikurangi jumlah massa keluar
Persamaan 4.3 dapat dinyatakan berdasarkan laju waktu, dengan cara
bagilah dengan Δt untuk mendapatkan
mcv (t + Δt ) −m cv (t ) mi me
= − (4.4)
Δt Δt Δt
kemudian menyelesaikan setiap suku secara limit Δt mendekati nol, sehingga
diperoleh: suku kiri sebagai rata-rata dari laju perubahan massa (rate of change of
mass) di dalam volume atur selama selang waktu dan suku kanan sebagai laju
aliran massa (mass flow rate) rata-rata selama selang waktu Δt, yakni :
⎡ m (t + Δt ) −m cv (t ) ⎤ dmcv mi m
lim ⎢ cv ⎥ = dt ; lim = m& i ; dan lim e = m& e
Δt →0 ⎣ Δt ⎦ Δt → 0 Δt Δt → 0 Δt

yang mana dmcv/dt adalah laju waktu dari perubahan massa yang berada di dalam
volume atur pada waktu t, sedangkan m
& i dan m& e masing sebagai laju aliran
massa sesaat pada sisi masuk dan keluar volume atur. Dengan demikian
Persamaan 4.4 menjadi
dm cv
= m& i − m& e (4.5)
dt
Pada beberapa aplikasi, sisi aliran massa masuk ataupun keluar pada batas
volume atur dapat berada di beberapa lokasi. Hal ini dapat diperhitungkan dengan
penjumlahan sebagai berikut;
dm cv
= ∑ m& i − ∑ m& e (4.6)
dt i e

Termodinamika Teknik IV-3


Persamaan 4.6 adalah neraca laju massa (mass rate balance) untuk volume atur
dengan beberapa sisi masuk (inlet) dan sisi keluar (outlet). Persamaan ini
merupakan bentuk prinsip kekalan massa yang diterapkan dalam analisis volume
atur, dengan satuan untuk SI dalam kg/s dan untuk sistem Inggris dalam lb/s.
Persamaan berikut menunjukkan perubahan massa dari satu volume atur
dengan beberapa sisi-sisi masuk dan sisi keluar pada satu selang waktu tertentu
yang diperoleh dengan mengintegralkan setiap pernyataan dalam Persamaan 4.6
selama satu selang waktu:
Δmcv = ∑ mi − ∑ me (4.7)
i e

dengan mi dan me menunjukkan jumlah massa yang masuk pada i dan keluar dari e
selama selang waktu tertentu.

4.1.2 Bentuk Neraca Laju Massa


Neraca laju massa, Persamaan 4.6 adalah bentuk yang penting untuk
analisis volume atur. Walaupun demikian, pada banyak kasus akan lebih
memudahkan bila menggunakan bentuk neraca massa yang sesuai dengan tujuan
tertentu. Beberapa bentuk alternatif akan dibahas dalam subbab ini.

Bentuk Integral
Pertama perhatikan neraca laju massa yang dinyatakan dalam sifat
setempat (ρ). Jumlah massa total yang berada di dalam volume atur pada waktu
sesaat t dapat dihubungkan dengan kerapatan setempat sebagai berikut:
mcv (t ) = ∫ ρ dV (4.8)
V

yang mana integrasinya terhadap volume pada waktu t.


Bentuk integral laju aliran massa suatu zat yang melintasi penampang
(A) batas sisi masuk atau keluar volume atur dengan kecepatan normal (Vn)
dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
m& = ∫ ρVn dA (4.9)
A

Berdasarkan Persamaan 4.8 dan 4.9, maka neraca laju massa pada
Persamaan 4.6 dapat dituliskan sebagai berikut:

Termodinamika Teknik IV-4


d ⎛ ⎞ ⎛ ⎞
∫ ρ dV = ∑ ⎜⎜ ∫ ρVn dA ⎟⎟ −∑ ⎜⎜ ∫ ρVn dA ⎟⎟ (4.10)
dt V i ⎝A ⎠i e ⎝ A ⎠e
yang mana luas bidang integral mencakup luas bidang di mana massa masuk
dan keluar dari volume atur. Perkalian ρ.Vn yang muncul di dalam persamaan
ini, disebut sebagai fluks massa yang menunjukkan laju aliran massa per unit
luas. Bentuk dari prinsip kekekalan massa yang ditunjukkan oleh Persamaan
4.10 umumnya dibahas secara rinci di dalam Mekanika Fluida. Dalam
Termodinamika Teknik, bentuk tersebut akan disederhanakan seperti berikut ini.

Bentuk Aliran Satu-Dimensi


Suatu aliran disebut sebagai disebut satu-dimensi jika aliran arus zat
yang memasuki atau keluar dari satu volume atur menggunakan idealisasi
sebagai berikut: (1) alirannya tegak lurus terhadap batas pada tempat-tempat di
mana aliran massa tersebut masuk atau keluar dari volume atur. (2) semua sifat-
sifat intensifnya, termasuk kecepatan dan kerapatan, adalah seragam di semua
tempat atau (mempunyai nilai rata-rata menyeluruh). Pada setiap luas bidang
sisi masuk atau keluar di mana zat tersebut mengalir. Pada analisis volume atur
berikutnya, seringkali diasumsikan bahwa batas dari volume atur dapat dipilih
sehingga dapat memenuhi idealisasi tersebut atau dibenarkan. Sehubungan
dengan itu, asumsi untuk aliran satu-dimensi tidak disebutkan secara eksplisit di
dalam contoh soal yang diselesaikan.
Jika aliran berdimensi satu, maka persamaan 4.9 untuk laju aliran massa
menjadi
m& = ρAV (aliran satu-dimensi) (4.11a)
atau dalam bentuk volume spesifik
AV
m& = (aliran satu-dimensi) (4.11b)
v
yang mana simbol V sekarang hanya menunjukkan nilai tunggal dari kecepatan
aliran gas atau cairan pada sisi masuk atau sisi keluar dari volume atur yang
sedang dibahas. Perkalian [AV] dalam pernyataan ini disebut sebagai laju aliran
volumetris untuk pembahasan berikutnya, dalam bidang Mekanika Fluida
dikenal sebagai debit aliran, dengan satuan m3/s atau ft3/s.

Termodinamika Teknik IV-5


Dengan mensubtitusikan Persamaan 4.11b ke dalam persamaan 4.6
menghasilkan pernyataan prinsip kekekalan massa pada volume atur dengan
pembatasan pada kasus aliran satu-dimensi pada sisi masuk dan sisi keluar.
dm cv AV A V
= ∑ i i − ∑ e e (Aliran satu-dimensi) (4.12)
dt i vi e ve

Catatan bahwa Persamaan 4.12 meliputi penjumlahan seluruh sisi masuk dan
sisi keluar volume atur. Setiap suku dalam penjumlahan tersebut berlaku untuk
sisi masuk atau sisi keluar tertentu. Luas, kecepatan, dan volume spesifik yang
muncul dalam satu suku mengacu pada sisi masuk dan sisi keluar yang
berhubungan saja.

Bentuk Keadaan Tunak


Banyak sistem teknik dapa diidealisasikan sebagai dalam keadaan tunak
(steady state), yang berarti bahwa semua sifatnya tidak berubah menurut waktu.
Untuk satu volume atur dalam keadaan tunak, identitas dari zat di dalam volume
atur terus menerus berubah, tetapi jumlah total yang ada pada setiap saat
konstan, dengan demikian dmcv/dt = 0 dan Persamaan 4.6 dapat disederhanakan
menjadi

∑ m& = ∑ m&
i
i
e
e

dengan demikian laju aliran massa total yang masuk dan keluar volume atur
adalah sama.

4.2 Kekekalan Energi untuk Suatu Volume Atur

4.2.1 Pengembangan Neraca Laju Energi

Prinsip kekekalan energi untuk suatu volume atur diperkenalkan dengan


menggunakan Gambar 4.2, yang menunjukkan suatu sistem terdiri dari zat dengan
jumlah tetap m, yang mengisi daerah yang berbeda pada waktu (t) dan kemudian
Pada waktu (t+Δt). Pada waktu t, energi sistem yang dibahas adalah

⎛ V2 ⎞
E (t ) = Ecv (t ) + mi ⎜ u i + i + gz i ⎟ (4.13)
⎜ 2 ⎟
⎝ ⎠

Termodinamika Teknik IV-6


yang merupakan penjumlahan dari Ecv(t), energi dalam, energi kinetik, dan energi
potensial gravitasi dari massa yang berada di dalam volume atur pada waktu t.

Gambar 4.3 Ilustrasi yang digunakan untuk mengembangkan prinsip kekekalan


energi suatu volume atur. (a) waktu t. (b) waktu t + Δt.

Suku kedua bagian kanan dari persamaan 4.13 menunjukkan energi yang berada
hubungan dengan massa mi yang berada di dalam dearah i, yang bersebelahan
dengan volume atur. Energi spesifik dari massa mi adalah (ui+ Vi2/2+gzi).
Selanjutnya dibahas sejumlah tertentu zat m seiring dengan berjalannya waktu.
Seperti ditunjukkan gambar 2.3b, dalam selang waktu Δt seluruh massa di
dalam daerah i melintas batas volume atur, sementara itu sejumlah massa me yang
semula berada di dalam volume atur keluar untuk mengisi daerah e. Selama selang
waktu ini bisa terjadi perpindahan energi, melalui perpindahan kalor dan kerja,
dari atau ke dalam sistem yang sedang dibahas. Pada waktu t+Δt, energi sistem
adalah
⎛ V2 ⎞
E (t + Δt ) = Ecv (t + Δt ) + me ⎜ u e + e + gz e ⎟ (4.14)
⎜ 2 ⎟
⎝ ⎠
Perhatikan bahwa massa dan energi di dalam volume atur kemungkinan sudah
berubah dalam selang waktu tersebut, dan juga bahwa massa mi dan me tidak
harus sama, ataupun energinya tidak harus sama pula. Dalam penulisan persamaan
4.13 dan 4.14, sifat intensif massa mi dan me diasumsikan merata di setiap bagian.
Walaupun massa total m dalam pembahasan ini mengisi ruang dari daerah
yang berada pada waktu yang berbeda, tetapi jumlah zat yang ada adalah tetap.
Dengan demikian, neraca energi sistem tertutup dapat diaplikasikan

Termodinamika Teknik IV-7


E (t + Δt ) − E (t ) = Q − W (4.15)
dengan memasukkan persamaan 4.13 dan 4.14
⎡ ⎛ V2 ⎞⎤ ⎡ ⎛ V2 ⎞⎤
⎢ Ecv (t + Δt ) + me ⎜ u e + e + gz e ⎟⎥ − ⎢ Ecv (t ) + mi ⎜ ui + i + gzi ⎟⎥ = Q −W
⎢⎣ ⎜ 2 ⎟⎥ ⎢ ⎜ 2 ⎟⎥
⎝ ⎠⎦ ⎣ ⎝ ⎠⎦
penyusunan kembali suku-suku di dalam persamaan tersebut, menghasilkan
⎛ V2 ⎞ ⎛ V2 ⎞
Ecv (t + Δt ) − Ecv (t ) = Q − W + mi ⎜ ui + i + g.zi ⎟ − me ⎜ u e + e + g.z e ⎟ (4.16)
⎜ 2 ⎟ ⎜ 2 ⎟
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
Persamaan laju energi volume atur bisa didapat dengan menggunakan cara
yang sama secara terbatas seperti yang digunakan dalam bentuk sub bab 4.1,
untuk memperoleh neraca laju massa volume atur. Pertama, setiap suku dari
persamaan 4.16 dibagi dengan Δt :

Ecv (t + Δt ) − Ecv (t ) Q W mi (ui + Vi2 / 2 + gzi ) me (ue +Vi2 / 2 + gze )


= − + − (4.17)
Δt Δt Δt Δt Δt
kemudian pergunakan limit dari setiap suku tersebut di atas dengan nilai Δt
menuju nol.
Dalam limit tersebut di atas ketika Δt mendekati nol, maka suku pada
bagian kiri persamaan 4.17 menjadi :
⎡ E (t + Δt ) − E cv (t ) ⎤ dEcv
lim ⎢ cv ⎥ = dt
Δt →0 ⎣ Δt ⎦
dengan dEcv/dt adalah laju perubahan energi terhadap waktu di dalam volume
atur. Perhatikan selanjutnya bagian dari perpidahan kalor. Ketika Δt mendekati
nol, maka batas system akan berimpitan dengan volume atur, sehingga
perpindahan kalor system adalah juga sama dengan perpindahan kalor ke volume
atur. Dalam persamaan limit :
Q
lim = Q&
Δt →0 Δt
dengan cara yang sama, untuk bentuk kerja
W
lim = W&
Δ t → 0 Δt
Dalam pernyataan Q& dan W& adalah laju perpindahan energi netto melalui kalor
dan kerja, yang melintasi batas volume atur pada waktu t.

Termodinamika Teknik IV-8


Akhirnya, pada limit, saat Δt mendekati nol, maka suku yang tersisa pada
persamaan menjadi 4.17 menjadi,
⎡ mi (ui + Vi2 2 + gzi ) ⎤ ⎛ Vi2 ⎞
Lim ⎢ ⎜
⎥ = m& i⎜ ui + + gzi ⎟
Δt → 0 ⎢ Δt ⎥⎦ 2 ⎟
⎣ ⎝ ⎠
⎡ m (u + Ve2 2 + gz e ) ⎤ ⎛ Ve2 ⎞
Lim ⎢ e e ⎥ = m
& ⎜ u
e⎜ e + + gze ⎟
Δt → 0 ⎢ Δt ⎥⎦ 2 ⎟
⎣ ⎝ ⎠
& i dan m& e adalah laju aliran massa. Bentuk (ui + Vi2 /2 + gzi) dan bentuk
dengan m
(ue + Ve2 /2 + gze) adalah energi spesifik dari zat yang mengalir pada sisi masuk
dan sisi keluar volume atur. Perhatikan, bahwa sejak awal diambil asumsi sifat
seragam untuk setiap massa mi dan me yang melintasi batas volume atur. Sebagai
konsekuensinya, dalam perhitungan harga limit tersebut di atas, hal ini
berhubungan dengan asumsi aliran satu dimensi melalui luas penampang aliran
pada sisi masuk dan sisi keluar.
Ringkasannya, persamaan laju energi untuk volume atur dalam gambar 4.3
adalah :

dEcv & & ⎛ V2 ⎞ ⎛ V2 ⎞


= Q − W + m& i ⎜ ui + i + gzi ⎟ − m& e ⎜ u e + e + gz e ⎟ (4.18)
dt ⎜ 2 ⎟ ⎜ 2 ⎟
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
Persamaan 4.18 menunjukkan bahwa di samping melalui perpindahan kalor dan
kerja, terdapat satu cara lain untuk perpindahan energi melintas batas volume atur
yaitu melalui energi yang ikut bersama massa, memasuki atau keluar volume atur.
& (u+V2/2+gz), apabila
Bentuk perpindahan energi semacam ini adalah m
diasumsikan aliran satu-dimensi. Jika tidak ada massa yang masuk atau keluar
volume atur, maka dua suku terakhir dalam persamaan 4.18 akan hilang. Dengan
demikian, persamaan ini akan lebih sederhana menjadi berbentuk laju aliran
neraca energi untuk sistem tertutup.
Berikutnya, Persamaan 4.18 akan dituliskan dalam bentuk alternatif yang
lebih memudahkan untuk aplikasi selanjutnya. Hal ini dapat diperoleh terutama
dengan menyusun ulang bentuk kerja W& yang menunjukkan laju perpindahan
energi netto melalui kerja melintasi semua bagian daerah batas volume atur.

Termodinamika Teknik IV-9


Karena kerja selalu dilakukan pada atau oleh suatu volume atur, dimana zat
mengalir melintasi batasnya, maka untuk memudahkan bentuk kerja W& dapat
dipisahkan menjadi dua buah bentuk kontribusi. Pertama adalah kerja yang
berhubungan dengan tekanan fluida, di mana zat dimasukkan pada sisi masuk atau
dikeluarkan dari sisi keluar. Bentuk kontribusi lainnya, dinyatakan dengan W& cv ,
termasuk semua pengaruh kerja lainnya, seperti pengaruh yang berhubungan
dengan putaran poros, pergeseran batas, listrik, magnetik, dan akibat tegangan
permukaan.
Perhatikan kerja pada sisi keluar e yang berhubungan dengan tekanan dari
zat yang mengalir. Seperti pembahasan pada Bab 2 lalu, laju perpindahan energi
melalui kerja dapat dinyatakan sebagai perkalian dari gaya dengan kecepatan titik
dimana gaya tersebut bekerja. Dengan demikian, maka laju dimana kerja
dilakukan pada sisi keluar oleh gaya normal (tegak lurus terhadap bidang
penampang sisi keluar dan searah dengan arah aliran) yang disebabkan oleh
tekanan, adakah perkalian antara gaya normal tersebut , peAe, dengan kecepatan
aliran fluida, Ve , maka :
Laju perpindahan energi
oleh kerja dari volume atur = (peAe)Ve (4.19)
pada sisi keluar e
di mana pe adalah tekanan, Ae adalah luas penampang, dan Ve adalah kecepatan
aliran pada sisi keluar e. Dalam hal ini, tekanan dan kecepatan diasumsikan
seragam di seluruh tempat pada penampang aliran. Suatu pernyataan serupa dapat
dituliskan untuk laju perpindahan energi melalui kerja ke dalam volume atur, pada
sisi masuk i.
Dengan pertimbangan ini, maka bentuk kerja W& dari persamaan laju
energi Persamaan 4.18, dapat ditulis sebagai
W& = W& cv + ( Pe Ae )Ve − ( pi Ai )Ve ( 4.20 )
di mana, sesuai dengan perjanjian mengenai tanda untuk kerja, bentuk kerja pada
sisis masuk mempunyai tanda negatif karena energi dipindahkan ke dalam
volume atur. Tanda positif dibrikan kepada bentuk kerja pada sisi keluar karena

Termodinamika Teknik IV-10


energi dipindahkan keluar dari volume atur. Dengan AV = m& .v maka pernyataan
kerja tersebut di atas, dapat dituliskan sebagai berikut
W& = W& cv + m& e ( p e ve ) − m& i ( pi vi ) ( 4.21 )

di mana m
& i dan m& e adalah laju aliran massa dan vi dan ve adalah volume spesifik
yang dievaluasi di sisi masuk dan keluar. Dalam persamaan 4.21, suku m& i ( pi vi )

dan m& e ( peve ) menunjukkan kerja yang berhubungan dengan tekanan pada sisi

masuk dan keluar yang disebut sebagai kerja aliran (flow work). Bentuk W& cv
menunjukkkan semua perpindahan energi lainnya melalui kerja yang melintasi
batas dari volume atur.

4.2.2 Bentuk Neraca Laju Energi pada Volume Atur


Dengan mensubtitusikan Persamaan 4.21 ke dalam Persamaan 4.18 dan
mengumpulkan semua suku yang berhubungan dengan sisi masuk dan sisi keluar,
menjadi pernyataan yang terpisah, akan menghasilkan bentuk neraca laju energi
pada volume atur sebagai berikut:

dEcv ⎡ V2 ⎤ ⎡ V 2 ⎤
= Q& cv − W& cv + m& i ⎢ui + pi vi + i + gzi ⎥ − m& e ⎢u e + pe ve + e + gz e ⎥ (4.22)
dt ⎢⎣ 2 ⎥⎦ ⎢⎣ 2 ⎥⎦

Subskrip “cv” ditambahkan pada Q& untuk menekankan bahwa bentuk ini meru-
pakan laju perpindahan kalor melewati batas (permukaaan atur) dari volume atur.
Kedua suku terakhir dari pesamaan 4.22 dapat dituliskan kembali dengan
menggunakan entalpi spesifik h yang telah diperkenalkan di dalam Bab 3. Dengan
h = u + pv, maka neraca laju energi menjadi

dEcv ⎡ V2 ⎤ ⎡ V 2 ⎤
= Q& cv − W& cv + m& i ⎢hi + i + gz i ⎥ − m& e ⎢he + e + gz e ⎥ (4.23)
dt ⎢⎣ 2 ⎥⎦ ⎢⎣ 2 ⎥⎦
Dalam aplikasinya, terdapat beberapa kemungkinan tempat untuk masuk/
keluarnya massa pada batas volume atur, sehingga neraca laju energi menjadi

dE cv ⎡ V2 ⎤ ⎡ V 2 ⎤
= Q& cv − W& cv + ∑ m& i ⎢hi + i + gz i ⎥ − ∑ m& e ⎢he + e + gz e ⎥ (4.24)
dt i ⎢⎣ 2 ⎥⎦ i ⎢⎣ 2 ⎥⎦

Termodinamika Teknik IV-11


Persamaan 4.24 adalah satu neraca akunting kesetimbangan energi untuk
volume atur. Persamaan ini menyatakan bahwa kenaikan atau penurunan laju
energi di dalam volume atur akan sama dengan perbedaan antara laju perpindahan
energi yang masuk dengan yang keluar melewati batas. Mekanisme perpindahan
energi tersebut adalah perpindahan kalor dan kerja. Persamaan ini berfungsi
sebagai titik awal dalam mengaplikasikan prinsip kekekalan energi untuk volume
atur pada analisis termodiamika.

4.3 Analisis Volume Atur pada Keadaan Tunak


Subbab ini akan mengaplikasikan pengembangan bentuk keadaan tunak
dari neraca laju massa dan energi pada berbagai kasus dan bidang rekayasa.
Bentuk keadaan tunak yang dimaksudkan tidak termasuk untuk kondisi transien
yakni pada saat menghidupkan awal (start up) dan mematikan (shut down) operasi
peralatan, tertapi hanya berlaku untuk kondisi saat operasi yang normal.

4.3.1 Bentuk Keadaan Tunak Neraca Laju Massa dan Energi


Pada suatu volume atur dalam keadaan tunak, kondisi massa yang berada
di dalam volume atur dan pada daerah batasnya, tidak berubah menurut waktu.
Laju aliran massa serta laju perpindahan energi oleh kalor dan kerja juga konstan
terhadap waktu. Penunjukkan massa di dalam volume atur tidak dapat terjadi,
sehingga dmcv/dt = 0 dan neraca laju massa pada Persamaan 4.6 berbentuk sebagai
berikut:
∑ m& i = ∑ m& e (4.25)
i e

lebih lanjut, pada keadaan tunak dEcv/dt = 0, maka Pesamaan 4.24 menjadi:
⎡ V2 ⎤ ⎡ V 2 ⎤
0 = Q& cv − W& cv + ∑ m& i ⎢hi + i + gz i ⎥ − ∑ m& e ⎢he + e + gz e ⎥ (4.26a)
i ⎢⎣ 2 ⎥⎦ i ⎢⎣ 2 ⎥⎦

bentuk alternatif neraca laju energi adalah:


⎡ V2 ⎤ ⎡ V 2 ⎤
Q& cv + ∑ m& i ⎢hi + i + gz i ⎥ = W& cv − ∑ m& e ⎢he + e + gz e ⎥ (4.26b)
i ⎢⎣ 2 ⎥⎦ e ⎢⎣ 2 ⎥⎦
(laju energi masuk) (laju energi keluar)

Termodinamika Teknik IV-12


Persamaan 4.25 menyatakan bahwa pada keadaan tunak laju massa total
memasuki volume atur adalah sama dengan laju massa total keluar volume atur.
Serupa dengan hal ini, persamaan 4.26 menyatakan bahwa total laju aliran energi
yang pindah ke dalam volume atur adalah sama dengan total laju energi yang
dipindahkan ke luar volume atur.
Banyak aplikasi penting tentang volume atur dengan satu sisi masuk dan
satu sisi keluar pada keadaan tunak, sehingga neraca laju masssa dan energi
berubah secara sederhana menjadi,
m& i = m& e = m& atau m& 1 = m& 2 = m& (4.27)
berikutnya dengan mengaplikasikan neraca laju energi dan dengan
menghubungkannya dengan laju aliran massa maka hasilnya adalah:
⎡ (V − V2 ) + g (z − z )⎤
0 = Q& cv − W& cv + m& ⎢(h1 − h2 ) + 1 (4.28a)
1 2 ⎥
⎣ 2 ⎦
atau dibagi dengan laju aliran massa menjadi:

0=
Q& cv W& cv

(V − V2 ) + g (z − z )
+ (h1 − h2 ) − 1 (4.28b)
1 2
m& m& 2
Bentuk entalpi, energi kinetik, dan energi potensial semuanya muncul di dalam
persamaan 4.28 sebagai perbedaaan antara nilai pada sisi masuk dan nilai pada sisi
keluar sedangkan perbandingan Q& cv m& dan W& cv m& adalah laju perpindahan energi
per satuan massa yang mengalir melalui volume atur.

4.3.2 Pemodelan Volume Atur Pada Keadaan Tunak


Untuk mengaplikasikan neraca laju massa dan energi pada volume atur,
penyederhanaan biasanya dibutuhkan untuk membuat analisis menjadi dapat
ditelusuri. Oleh karena itu volume atur yang dibahas dimodelkan dengan memakai
beberapa asumsi. Langkah pengambilan asumsi-asumsi secara seksama dan
sepenuhnya disadari menjadi penting dalam setiap analisis teknik. Asumsi-asumsi
yang diambil dapat bersifat umum dan/atau khusus antara lain:
a. Keadaan tunak (steady state), yakni tidak terjadinya perubahan sifat sistem
volume atur (massa dan energi) sebagai fungsi dari perubahan waktu
(dmcv / dt = 0 dan dEcv / dt = 0) .

Termodinamika Teknik IV-13


b. Jenis aliran dipandang satu-dimensi, yakni arah aliran yang diperhitungkan
ialah tegak lurus dengan saluran masuk atau keluar volume atur.
c. Perubahan sifat-sifat sistem diambil pada keadaan kesetimbangan.
d. Tidak terjadi perpindahan energi dalam bentuk kalor (Q& cv = 0) , jika
perpindahan energi ini relatif kecil dibanding dengan perpindahan energi
lainnya yang melintasi batas. Hal ini bisa merupakan hasil dari satu atau
beberapa faktor berikut ini: (1) permukaan luar volume atur diisolasi
dengan baik. (2) bidang permukaan luar volume atur terlalu kecil untuk
bisa terjadinya perpindahan kalor yang efektif. (3) perbedaaan temperatur
antara volume atur dengan sekelilingnya sangat kecil sehingga
perpindahan kalor yang terjadi dapat diabaikan. (4) Gas atau cairan yang
lewat melalui volume atur sangat cepat sehingga tidak cukup waktu untuk
terjadinya perpindahan kalor yang signifikan.
e. Bentuk kerja dapat dihilangkan dari neraca laju energi (W& cv = 0) bila
tidak terjadi kerja poros yang berputar, perpindahan batas, efek listrik, atau
kerja mekanis lainnya yang terlibat dengan volume atur yang dibahas.
f. Energi kinetic dan energi potensial dari zat yang masuk dan keluar volume
atur diabaikan bila terlalu kecil dibandingkan dengan perpindahan energi
lainya (ΔEK = 0 dan ΔEP = 0) .

4.3.3 Beberapa Aplikasi Penting Volume Atur Pada Keadaan Tunak


Dalam subbab ini, pembahasan umum dan contoh yang menggambarkan
analisis dari beberapa peralatan teknik antara lain: nosel dan diffuser, turbin
kompressor dan pompa, alat penukar panas, serta peralatan pengkatupan.
Selanjutnya, untuk pengintegrasian sistem, yang mana beberapa peralatan
dikombinasikan untuk membentuk suatu siklus termodinamika untuk kepentingan
tertentu akan dibahas pada bab berikutnya.

Nozel dan Difusser


Nozel adalah suatu peralatan lintasan aliran dengan luas penampang
pada kedua ujungnya berbeda, dimana kecepatan aliran gas atau cairan yang

Termodinamika Teknik IV-14


melaluinya akan meningkat (V1<V2) sedangkan tekanannya berkurang (p1>p2)
searah dengan lintasan aliran. Pada difuser, aliran gas atau cairan akan menurun
kecepatannya (V1>V2) sedangkan tekanannya meningkat (p1<p2) seiring dengan
arah lintasan aliran. Gambar 4.4 menunjukkan satu nozel dan difuser
dikombinasikan di adalam satu fasilitas percobaan terowongan angin.

Gambar 4.4 Instalasi percobaan terowongan angin yang menggunakan nosel


dan difuser
Untuk nozel dan diffuser kerja yang ada hanyalah kerja aliran pada
tempat di mana massa masuk dan keluar volume atur, sehingga bentuk W& cv
dapat dihilangkan dari persamaan laju energi untuk peralatan ini. Perubahan
energi potensial antara sisi masuk dan sisi keluar dapat diabaikan untuk
kebanyakan kondisi. Pada keadaan tunak, neraca laju massa dan energi dapat
disederhanakan menjadi :
dmcv
= m& 1 − m& 2
dt
dE cv ⎛ V12 ⎞ ⎛ V22 ⎞
& & ⎜
= Qcv − Wcv + m& i h1 + ⎟ ⎜
+ gz1 − m& 2 h2 + gz 2 ⎟
dt ⎜ 2 ⎟ ⎜ 2 ⎟
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
yang mana 1 menunjukkan sisi masuk dan 2 untuk sisi keluar. Dengan
menggabungkan kedua persamaan ini menjadi pernyataan tunggal dan
mengabaikan perubahan energi potensial dari sisi masuk dan sisi keluar,

0=
Q& cv
+ (h1 − h2 ) +
(V12 − V2 2 )
m& 2
dengan m& adalah laju aliran massa. Bentuk Q& cv m& yang mewakili perpindahan
kalor terhadap sekeliling per satuan aliran massa melewati nozel atau diffuser,
namun demikian seringkali cukup kecil dibanding dengan perubahan entalpi dan
energi kinetik sehingga dapat dihilangkan/diabaikan.

Termodinamika Teknik IV-15


Turbin
Turbin adalah salah satu peralatan di mana kerja dibangkitkan sebagai
hasil dari lewatnya gas atau cairan melalui satu set barisan sudu-sudu yang
terpasang pada poros yang dapat bebas berputar. Secara skematik sebuah turbin
gas atau uap dengan aliran aksial ditunjukkan pada Gambar 4.5. Turbin sudah
luas digunakan pada pembangkit tenaga uap, pembangkit tenaga gas, dan mesin
pesawat terbang. Dalam aplikasi ini, uap air panas lanjut (superheated) atau gas
masuk ke dalam turbin dan mengembang (berekspansi) ketekanan keluar yang
lebih rendah, dengan menghasilkan kerja.

Gambar 4.5 Gambar skematik sebuah turbin aliran aksial


Untuk suatu turbin pada keadaan tunak, neraca laju massa dan energi
berubah menjadi persamaan 4.28b. Jika yang menjadi pembahasan adalah gas,
maka perubahan energi potensial dapat diabaikan. Dengan penentuan yang
benar dari batas volume atur yang melingkupi turbin, perubahan energi kinetik
yang terjadi biasanya menjadi cukup kecil sehingga dapat diabaikan. Satu-
satunya perpindahan kalor yang ada antara turbin dengan sekelilingnya
disebabkan oleh adanya perbedaan temperatur kerja turbin dengan disekitarnya,
namun kadang-kadang diabaikan karena relatif kecil dibanding dengan kerja
yang dihasilkan serta perubahan entalpi zat.

Kompressor dan Pompa


Kompresor adalah satu peralatan di mana kerja dilakukan terhadap gas
yang lewat melaluinya untuk menaikkan tekanan. Sedangkan pada pompa kerja
masukan digunakan untuk menaikkan tekanan cairan yang melaluinya. Gambar
4.6 menunjukkan secara skematik jenis kompressor dan pompa.

Termodinamika Teknik IV-16


Gambar 4.6 Gambar skematik jenis kompressor dan pompa

Neraca laju massa dan energi untuk kompresor dan pompa pada keadaan
tunak juga lebih sederhana sebagaimana halnya pada kasus turbin yang telah
dibahas sebelumnya. Untuk kompresor, perubahan energi kinetik spesifik dan
energi potensial spesifik dari sis masuk kesisi keluar, seringkali relatif lebih
kecil dibandingkan dengan kerja yang dilakukan per satuan massa yang lewat
melalui peralatan ini. Perpindahan kalor dengan sekelilingnya seringkali
merupakan efek sekunder pada kompressor dan pompa.

Alat Penukar Kalor (Heat Exchanger)


Alat penukar kalor adalah peralatan yang memindahkan energi kalor
antara dua fluida yang memiliki perbedaan temperatur. Secara termodinamika
fluida yang memiliki temperatur lebih tinggi melepaskan kalor ke fluida yang
bertemperatur rendah. Gambar 4.7 menunjukkan beberapa jenis alat penukar
kalor. Satu-satunya interaksi kerja pada batas dari suatu volume atur yang
melingkupi penukar kalor adalah kerja aliran pada tempat-tempat dimana zat
masuk dan keluar. Dengan demikian bentuk W& cv pada neraca laju energi dapat
diasumsikan sama dengan nol. Walaupun laju aliran energi yang besar dapat
terjadi dari aliran ke aliran, perpindahan kalor dari permukaan penukar kalor ke
sekeliling sering kali kecil sehingga dapat diabaikan, demikian pula perubahan
energi kinetik dan energi potensial dari arus yang mengalir pada sisi masuk dan
keluar dapat diabaikan.

Termodinamika Teknik IV-17


Gambar 4.7 Jenis-jenis alat penukar kalor yang umum digunakan.

Peralatan Trotel (Katup Pembatas Aliran)


Pengurangan tekanan yang signifikan secara sederhana bisa dilakukan
dengan memberikan penghalang ke dalam saluran di mana gas atau cairan
mengalir melaluinya. Hal ini secara umum dilakukan dengan cara menggunakan
katup terbuka sebagian atau dengan satu sumbat berpori, seperti yang
digambarkan dalam Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Contoh peralatan trotel (pembatas aliran)


Neraca laju massa dan energi pada keadaan tunak untuk volume atur
semacam ini menjadi lebih sederhana.
0 = m& 1 − m& 2

⎛ V2 ⎞ ⎛ V 2 ⎞
0 = Q& cv − W& cv = m& 1 ⎜ h1 + 1 + gz1 ⎟ − m& 2 ⎜ h2 + 2 + gz 2 ⎟
⎜ 2 ⎟ ⎜ 2 ⎟
⎝ ⎠ ⎝ ⎠

Termodinamika Teknik IV-18


Pada umunya tidak terdapat perpindahan kalor ke sekeliling yang berarti dan
perubahan energi potensial dari sisi masuk ke sisi keluar dapat diabaikan.
Dengan idealisasi seperti ini, neraca laju massa dan energi bergabung menjadi

V2 V 2
h1 + 1 = h2 + 2
2 2
Walaupun kecepatan bisa menjadi relatif tinggi di dalam daerah sekitar
penghalang, pengukuran yang dilakukan di hulu dan hilir dari penampang di
mana aliran dikurangi menunjukkan bahwa untuk kebanyakan kasus, perubahan
energi kinetik spesifik, dari gas atau cairan yang mengalir, antara kedua tempat
pengukuran tersebut dapat diabaikan. Dengan penyederhanaan yang lebih lanjut
ini, bentuk persamaan terakhir menjadi,
h1 = h2 (4.30)
Apabila suatu aliran melalui satu katup atau penghalang lain yang
diidealisasikan seperti ini, maka proses yang terjadi disebut proses trotel atau
proses entalpi konstan. Salah satu aplikasi dari proses trotel terdapat dalam
sistem refrigerasi kompresi-uap, dimana satu katup digunakan untuk
mengurangi tekanan dari zat refrigeran dari tekanan pada keluaran dari
kondensor ke tekanan yang lebih rendah yang ada dalam evaporator. Aplikasi
lainnya dari proses trotel adalah pada kalorimeter trotel (throtling calorimeter),
yaitu suatu peralatan untuk menentukan kualitas dari suatu campuran dua-fase
cairan-uap.

Termodinamika Teknik IV-19


Latihan Penyelesaian Soal

Contoh 4.1 : Pengisian Pemanas Air pada Keadaan Tunak


Sebuah alat pengisian pemanas air mempunyai dua sisi masuk dan sisi keluar,
beroperasi pada keadaan tunak. Pada sisi masuk 1, uap air masuk dengan
keadaan p1 = 7 bar, temperatur T1 = 200 oC dengan laju aliran massa 40 kg/s.
Pada sisi masuk 2, air denghan tekanan p2 = 7 bar, temperatur T2 = 40oC masuk
melalui suatu luasan A2 = 25 cm2. Air keluar di titik 3 dalam kondisi cair jenuh
(saturated liquid) dengan tekanan 7 bar dan laju aliran volumetris 0,06 m3/s.
Tentukan besarnya laju aliran massa pada sis masuk 2 dan pada sisi keluar,
dalam satuan kg/s, dan besarnya kecepatan pda sisi masuk 2, dalam satuan m/s.
Penyelesaian:
Diketahui: Satu aliran uap air bercampur dengan aliran air cair untuk mengha-
silkan satu aliran cair jenuh di sisi keluar. Keadaan di kedua sisi
masuk dan sisi keluar telah ditentukan. Data tentang laju aliran
massa dan laju aliran volumetris pada satu sisi masuk dan pada sisi
keluar telah diberikan.
Ditanyakan: Tentukan besarnya laju aliran massa pada sisi masuk 2 dan pada
sisi keluar, serta kecepatan V2.
Gambar skema dan data yang tersedia:

Gambar C4.1
Asumsi: Volume atur yang digambarkan dalam gambar diatas berada dalam
keadaan tunak dan aliran satu-dimensi pada setiap saluran.
Analisis::
Hubungan dasar yang akan digunakan dalam analisis adalah neraca laju massa
(Persamaan 4.6) dan persamaan m& = AV / v (Persamaan 4.11b). Pada keadaan
tunak, neraca laju massa menjadi.
dmcv
= m& 1 + m& 2 − m& 3
dt

Termodinamika Teknik IV-20


karena dmcv / dt = 0 (keadaan tunak) maka m& 2
m& 2 = m& 3 − m& 1
Laju aliran massa m & i telah diberikan. Laju aliran massa pada sisi keluar dapat
dihitung dari besarnya laju aliran volumetris yang diberikan.
( AV )3
m& 3 =
v3
dengan v3 adalah volume spesifik pada sisi keluar. Dari tabel A-3, v3 = 1,108 x
10-3 m3/kg. Maka
0,06 m 3 /s
m& 3 =
(1,108 ×10 −3 m3/kg ) = 54,15 kg/s
Kemudian laju aliran masa pada sisi masuk 2 adalah :
m& 2 = m& 3 − m& 1 = 54,15 − 40 = 14,15 kg/s
Untuk aliran satu-dimensi pada sisi masuk 2, m& 2 = A2V2 / v 2 dengan demikian
V2 = m& 2 v2 / A2
Keadaan 2 berupa cair bertekanan. Volume spesifik pada keadaan seperti ini
dapat diperkirakan sebagai v2 = vf(T2) (Persamaan 3.8). Dari tabel A-2 pada
40oC, v2 = 1,0078 x 10-3 m3/kg dengan demikian

V2 =
(14,15 kg/s )(1,0078 x 10-3 m 3 /kg ) 10 4 cm 2 = 5,7 m/s
25 cm 2 1 m2
Komentar:
Sebagai latihan, tunjukkanlah bahwa laju aliran volumetris pada sisi keluar
tidak sama dengan penjumlahan laju aliran volumetris pada sisi masuk

Contoh 4.2: Luas Penampang Sisi Keluaran Nozel


Uap air memasuki sebuah nozel yang bekerja dalam keadaan tunak dengan p1 =
40 bar, T1 = 400oC dan dengan kecepatan 10 m/s. Aliran uap air melewati nozel
tersebut dengan perpindahan kalor yang dapat diabaikan dan tanpa perubahan
energi potensial yang berarti. Pada sisi keluar p2 = 15 bar dan kecepatannya 665
m/s. laju aliran massanya adalah 2 kg/s. hitung luas penampang pada bagian sisi
keluar nozel tersebut dalam, m2.
Penyelesaian:
Diketahui: Aliran uap air pada keadaan tunak melewati suatu nozel dengan
sifat yang diketahui pada sisi masuk dan sisi keluar, jumlah aliran
masssa diketahui, dan pengaruh perpindahan kalor seta energi
potensial dapat diabaikan.
Ditanyakan: tentukan luas penampang sisi keluar?

Termodinamika Teknik IV-21


Gambar skema dan data yang tersedia:

Gambar C4.2
Asumsi:
1. volume atur yang ditunjukkan dalam gambar pada keadaan tunak.
2. perpindahan kalor dan kerja volume atur diabaika.
3. perubahan energi potensial antara sisi masuk dan sisi keluar dapat
diabaikan.
Analisis:
Luas penampang sisi keluar (A2) dapat ditentukan dari besarnya laju aliran
massa m& sebagai berikut:
m& v 2
A2 =
V2
Untuk mengevaluasi A2 dari persamaan ini, dibutuhkan volume spesifik v2 pada
sisi keluar, oleh akrena itu keadaaan pada sisi keluar ditentukan terlebih dahulu.
Keadaan pada sisi keluar ditentukan dengan nilai dari 2 sifat intensif bebas;
pertama ialah tekanan p2 yang telah diketahui, yang lainnya ialah entalpi
spesifik h2 yang ditentukan dari neraca laju energi pada keadaan tunak.
⎛ V12 ⎞ ⎛ V22 ⎞
& & ⎜
0 = Qcv − Wcv + m& 1 h1 + ⎟ ⎜
+ gz1 − m& 1 h2 + + gz 2 ⎟
⎜ 2 ⎟ ⎜ 2 ⎟
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
yang mana Q& cv dan W& cv dapat dihilangkan sesuai asumsi nomor 2, perubahan
energi potensial sesuai asumsi nomor 3, dan m& saling menghilangkan
sehingga:

0 = (h1 − h2 ) +
(V12 − V2 2 )
2
Penyelesaian untuk mendapatkan h2 memberikan :

h2 = h1 +
(V12 − V2 2 )
2
Dari table A-4, h1 = 3213,6 kJ/kg, kecepatan V1 dan V2 sudah diketahui.
Dengan memasukkan nilai-nilai tersebut dan mengubah satuan energi kinetik
menjadi kJ/kg dihasilkan :

h2 = 3213,6 kJ/kg +
( )
(10) 2 − (665) 2 ⎡ m 2 ⎤
⎢ 2 ⎥
1N 1kJ
2 2 3
⎣⎢ s ⎦⎥ 1 kg.m/s 10 N.m
= 3213,6 − 221,1 = 2992,5 kJ/kg

Termodinamika Teknik IV-22


Akhirnya dengan mengacu tabel A-4 untuk p2 = 15 bar dan h2 = 2992,5 kJ/kg,
volume spesifik pada sisi keluar adalah v2 = 0,1627 m3/kg, maka luas
penampang pada sisi keluar:
(2 kg/s) (0.1627 m 3 /kg)
A2 = = 4,89 x10 − 4 m 2
665 m/s
Komentar:
- Harus berhati-hati dalam mengubah satuan dari energi kinetik spesifik
menjadi kJ/kg.
- Luas penampang sisi masuk nozel dapat dihitung dengan jalan yang sama
menggunakan A2 = mv1/V1.

Contoh 4.3 : Perpindahan Kalor pada Turbin


Uap air masuk ke dalam turbin yang beroperasi pada keadaan tunak dengan laju
aliran massa sebesar 4600 kg/hr. Turbin membangkitkan daya sebesar 1000kW.
Pada sisi masuk tekanannya adalah 60 bar, temperaturnya adalah 400oC, dan
kecepatannya adalah 10 m/s. pada sisi keluar tekanannya 0,1 bar kualitas uap
0,9 (90%) dan kecepatannya adalah 50 m/s. Hitunglah laju perpindahan kalor
antara turbin dengan sekelilingnya dalam kW.
Penyelesaian:
Diketahui: sebuah turbin uap beroperasi pada keadaan tunak. Laju aliran
massa, daya keluar, dan keadaan uap air pada sisi masuk dan keluar
diketahui.
Ditanyakan: Hitung laju perpindahan kalor.
Gambar skema dan data yang tersedia:

Gambar C4.3
Asumsi:
1. Volume atur yang ditunjukkan dalam gambar berada pada keadaan
tunak
2. perubahan energi potensial dari sisi masuk dan sisi keluar dapat
diabaikan

Termodinamika Teknik IV-23


Analisis:
Untuk menghitung laju perpindahan kalor dimulai dari neraca laju
energi untuk sebuah volume atur pada keadaan tunak dengan satu sisi masuk
dan satu sisi keluar
⎡ V1 ⎤ ⎡ V2 2 ⎤
& &
0 = Qcv − Wcv + m& ⎢h1 + + gz1 ⎥ − m& ⎢h2 + + gz 2 ⎥
⎣ 2 ⎦ ⎣⎢ 2 ⎦⎥
di mana m& adalah laju aliran massa. Dengan menyelesaikan Q& dan cv
menghilangkan perubahan energi potensial dari sisi masuk dan sisi keluar

Qcv = Wcv + m (h2 − h1 ) +


& & &
(
V2 2 − V12 )
2

Untuk dapat membandingkan besarnya nilai entalpi dan energi kinetik,


serta menekankan pada konversi satuan yang dibutuhkan, maka bentuk entalpi
dan energi kinetik di dalam persamaan diselesaikan secara terpisah.
Pertama, perubahan entalpi spesifik h2-h1 dihitung. Dengan
menggunakan Tabel A-4, h1 = 3177,2 kJ/kg. Keadaan 2 adalah campuran dua
fase cair-uap, maka dengan data dari Tabel A-3 serta nilai kualitas uap yang
diketahui
h2 = hf2 + x2 (hg2-hf2)
= 191,83 + (0,9)(2392,8) = 2345,4 kJ/kg
Dengan demikian
h2 – h1 = 2345,4 – 3177,2 = - 831,8 kJ/kg
Selanjutnya, perhitungkan perubahan energi kinetik spesifik. Dengan
menggunakan nilai kecepatan yang diketahui
⎛ V2 − V2 ⎞ ⎛
1 ⎟ = ⎜ (50 ) − (10 ) ⎟⎜ m ⎟
2 2 ⎞⎛ 2 ⎞ 1N 1 kJ
⎜ 2
⎜⎜ 2 ⎟⎟ ⎜ 2 ⎟⎜ s 2 ⎟ 1 kg.m/s 2 10 3 N.m
⎝ ⎠ ⎝ ⎠⎝ ⎠

= 1,2 kJ/kg
Perhitungan Qcv dari pernyataan tersebut di atas
⎛ kg ⎞ ⎛ kJ ⎞ 1 hr 1 kW
Q& cv = (1000 kW ) + ⎜ 4600 ⎟ (− 831.8 + 1,2)⎜⎜ ⎟⎟
⎝ hr ⎠ ⎝ kg ⎠ 3600 s 1 kJ/s
= − 61,3 kW
Komentar:
- Nilai negatif dari Q& cv berarti bahwa terjadi perpindahan kalor dari turbin
ke sekeliling. Besarnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan besarnya
daya yang dibangkitkan.

Termodinamika Teknik IV-24


Contoh 4.4 : Pengisian Pemanas Air pada Keadaan Tunak
Udara masuk kedalam sebuah compressor yang beroperasi pada keadaan tunak
dengan tekanan 1 bar, temperature 290 K dan kecepatan 6 m/s melalui sisi
masuk dewngan luas penampang 0,1 m2. pada sisi keluar tekanannya 7 bar,
temperature 450 K dan kecepatan 2 m/s. perpindahan kalor dari kompresor
kesekelilingnya terjadi dengan laju 180 kJ/menit. Dengan menganggap udara
sebagai gas ideal, hitunglah daya masukan untuk kompresor dalam kW.
Penyelesaian:
Diketahui: suatu kompresor udara beroperasi pada keadaan tunak dengan
mengetahui keadaan pada sisi-sisi masuk dan keluar, serta laju
perpindahan kalor yang juga diketahui.
Ditanyakan: Hitung besarnya daya yang dibutuhkan oleh kompresor.
Gambar skema dan data yang tersedia:

Gambar C4.4
Asumsi:
1. Volume atur yang ditunjukkan dalam keadaan tunak
2. Perubahan energi potensial dari sisi masuk kesisi keluar dapat diabaikan.
3. Model gas ideal diterapkan pada udara.
Analisis:
Untuk menghitung daya masukan kompresor, mulailah dengan neraca
laju energi untuk volume atur dengan satu sisi keluar pada keadaan tunak :
⎡ V ⎤ ⎡ V 2 ⎤
0 = Q& cv − W& cv + m& ⎢h1 + 1 + gz1 ⎥ − m ⎢h2 + 2 + gz 2 ⎥
⎣ 2 ⎦ ⎢⎣ 2 ⎥⎦
Selesaikan
& & (
Wcv = Qcv + m h1 − h2 +
&
(
)
)
V12 − V2 2
2
Perubahan energi potensial dari sisi masuk kesisi keluar dihilangkan sesuai
asumsi 2.
Laju aliran massa m& dapat dievaluasi dengan data yang diberikan pada
sisi masuk, serta persamaan keadaan untuk gas ideal.
AV AV p (0,1 m 2 )(6 m/s)(10 5 N/m 2 )
m& = 1 1 = 1 1 1 = = 0,72 kg/s
v1 ( R / M )T1 ⎛ 8314 N.m ⎞
⎜⎜ ⎟⎟(290 K)
⎝ 28,97 kg.K ⎠

Termodinamika Teknik IV-25


Entalpi spesifik h1 dan h2 dapat ditemukan pada tabel A-22 pada 290 K, h1 =
290,16 kJ/kg. Pada 450 K, h2 = 451,8 kJ/kg. dengan mensubstitusikan nilai-
nilai tersebut ke dalam persamaan untuk W& cv
⎛ kJ ⎞ 1 min kg ⎡ kJ ⎤
W& cv = ⎜ −180 ⎟ + 0,72 ⎢(290,16 − 451,8) ⎥
⎝ min ⎠ 60 s s ⎣ kg ⎦
⎛ (6) 2 − (2) 2 ⎞ ⎛ m 2 ⎞ 1N 1 kJ
+⎜ ⎟⎜ ⎟
⎜ 2 ⎟ ⎜ s 2 ⎟ 1 kg.m/s 2 103 N.m
⎝ ⎠⎝ ⎠
3 kJ kg kJ
=− + 0.72 (−161,64 + 0,02)
s s kg
kJ 1 kW
= − 119,4 = − 119,4 kW
s 1 kJ/s
Komentar: Dalam contoh ini Q& cv dan W& cv mempunyai nilai negatif , yang
menunjukkan bahwa arah perpindahan kalor adalah dari
kompressor dan kerja dilakukan terhadap udara yang lewat melalui
kompressor.

Contoh 4.5 : Kondensor Pembangkit Daya Tenaga Uap


Uap air masuk ke dalam kondensor dari pemabngkit daya tenaga uap dengan
tekanan 0,1 bar dan kualitas uap 0,95 kemudian kondensat keluar dengan
tekanan 0,1 bar dan temperatur 45oC. Air pendingin masuk kondensor pada
suatu aliran terpisah sebagai cairan dengan temperatur 20oC, kemudian keluar
sebagai zat cair bertemperatur 35oC tanpa adanya perubahan tekanan.
Perpindahan kalor dari bagian luar dari penukar kalor dan perubahan energi
kinetik dan potensial dari arus aliran dapat dibaikan. Untuk operasi pada
keadaan tunak, tentukan:
(a) Rasio antara laju aliran massa air pendingin terhadap laju aliran massa dari
proses pengembunan.
(b) Laju perpindahan energi dari uap yang mengembun ke air pendingin,
dalam kJ per kg uap yang melalui kondensor.

Penyelesaian:
Diketahui: Uap air diembunkan pada keadaan tunak dengan cara interaksi
dengan aliran air yang terpisah.
Ditanyakan: Tentukan rasio antara laju aliran massa air pendingin terhadap
laju aliran massa uap air, serta laju perpindahan energi dari uap
air ke air pendingin.

Termodinamika Teknik IV-26


Gambar skema dan data yang tersedia :

Gambar C4.5
Asumsi:
1. Kedua volume atur beroperasi dalam keadaan tunak.
2. Tidak ada perpindahan kalor yang berarti keseluruhan kondensor
dengan sekelilingnya, begitupula kondensor tidak menerima/melakukan
kerja.
3. Perubahan energi kinetik dan potensial dari arus yang mengalir dari sisi
masuk ke sisi keluar dapat diabaikan.
4. Model cairan inkompresibel berlaku pada air pendingin, dimana
tekanannya tetap konstan.
Analisis:
Uap air dan arus air pendingin tidak bercampur. Jadi, neraca laju massa
untuk setiap arus dari keduanya pada keadaan tunak menjadi :
m& 1 = m& 2 dan m& 3 = m& 4
(a) Perbandingan antara laju aliran massa air pendingin terhadap laju aliran
massa uap pengembunan, m& 3 m& 1 , bisa didapatkan dari bentuk keadaan
tunak dari neraca laju energi yang diaplikasikan pada keseluruhan
kondenser, sebagai berikut :

⎛ V 2 ⎞ ⎛ V 2 ⎞
0 = Q& cv − W& cv + m& 1 ⎜ h1 + 1 + gz 1 ⎟ + m& 3 ⎜ h 3 + 3 + gz 3 ⎟
⎜ 2 ⎟ ⎜ 2 ⎟
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
⎛ V 2 ⎞ ⎛ V 2 ⎞
− m& 2 ⎜ h 2 + 2 + gz 2 ⎟ − m& 4 ⎜ h 4 + 4 + gz 4 ⎟
⎜ 2 ⎟ ⎜ 2 ⎟
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
Bentuk atau suku yang digaris-bawahi menjadi hilang berdasarkan asumsi
nomor 2 dan 3. Dengan penyederhaan ini, bersama dengan hubungan laju
aliran massa tersebut di atas, neraca laju energi menjadi sederhana

Termodinamika Teknik IV-27


0 = m& 1 (h1 − h2 ) − m& 3 (h3 − h4 )
Selesaikan, hingga memberikan hasil
m& 3 h1 − h2
=
m& 1 h4 − h3
Entalpi spesifik h1 dapat ditentukan menggunakan kualitas uap yang
diberikan dan data dari Tabel A-3. Dari tabel A-3 pada 0,1 bar, hf = 191,83
kJ/kg dan hg = 2584,7 kJ/kg, sehingga
h1 = 191,83 + 0,95 (2584,7 – 191,83) = 2465,1 kJ/kg
Dengan menggunakan Persamaan 3.11, entalpi spesifik pada 2 ditentukan
dengan h2 = hf(T2) = 188,45 kJ/kg. Dengan c = 4,18 kJ/kg.K dari tabel A-19,
Persamaan 3.18b memberikan h4 – h3 = 62,7 kJ/kg. Jadi,
m& 3 2465,1 − 188,45
= = 36,3
m& 1 62,7
(b) Untuk volume atur yang melingkupi hanya bagian uap air dari kondensor
saja, maka neraca laju energi dalam bentuk keadaan tunak adalah
⎛ V2 ⎞ ⎛ V 2 ⎞
0 = Q& cv − W& cv + m& 1 ⎜ h1 + 1 + gz1 ⎟ − m& 2 ⎜ h2 + 2 + gz 2 ⎟
⎜ 2 ⎟ ⎜ 2 ⎟
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
Bentuk atau suku yang digaris-bawahi menjadi hilang berdasarkan asumsi
nomor 2 dan 3. Dengan mengkombinasikan persamaan ini dengan m& 1 = m& 2
pernyataan untuk perpindahan energi antara uap pengembunan dengan air
pendingin akan memberikan hasil :
Q& cv = m& 1 (h2 − h1 )
Dibagi dengan laju aliran massa uap air m& 1 dan masukkan nilai-nilai,
diperoleh
Q& cv
= h2 − h1 =188,45 – 2465,1 = -2276,7 kJ/kg
m& 1
tanda minus menunjukkan bahwa terjadi perpindahan energi dari uap
pengembunan ke air pendingin.
Komentar: Sebagai alternatif pergunakan Persamaan 3.11, h3 ≈ hf (T3) dan
h4 ≈ hf (T4).

Contoh 4.6 : Pengukuran Kualitas Uap Air


Suatu saluran pasokan mengalirkan campuran dua-fase cairan-uap dari uap-air
dengan tekanan 300 lbf/in2. Sebagian kecil dari aliran tersebut dibelokkan ke
dalam satu kalorimeter trotel dan kemudian dikeluarkan ke udara bebas pada
tekanan 14,7 lbf/in2. Temperatur uap air yang dikeluarkan itu adalah 250oF.
Tentukan kualitas uap air di dalam saluran pasokan tersebut.

Termodinamika Teknik IV-28


Penyelesaian:
Diketahui: Uap air dibelokkan dari saluran pasokan ke dalam satu kalorimeter
trotel dan kemudian dibuang ke atmosfer.
Ditanyakan: Tentukan kualitas uap air yang berada di dalam saluran pasokan.
Gambar skema dan data yang tersedia :

Gambar C4.6

Asumsi:
1. Volume atur yang ditunjukkan beroperasi pada keadaan tunak.
2. Uap air yang dibelokkan menjalani proses trotel.
Analisis:
Untuk suatu proses trotel, neraca energi dan massa berkurang dan
menghasilkan h2 = h1, di mana sesuai dengan persamaan 4.30. Jadi, dengan
keadaan 2 yang ditetapkan, entalpi spesifik di dalam saluran pasokan dapat
diketahui, dan keadaan 1 dapat ditetapkan dengan nilai p1 dan h1 yang diketahui.
Sebagaimana ditunjukkan dalam diagram p-v di atas, keadaan 1 berada
pada daerah cairan-uap dua-fase dan keadaan 2 berada pada daerah uap panas
lanjut. Jadi,
h2 = h1 = hf1 + x1(hg1 – hf1)
Penyelesaian untuk mendapatkan x1
h2 − h1
x1 =
hg1 − h f 1

Dari tabel A-3E pada 300 lbf/in2, hf1 = 394,1 Btu/lb dan hg1 = 1203,9 Btu/lb.
Pada 14,7 lbf/in2 dan 250oF, dari Tabel A-4E h2 = 1168,8 Btu/lb. Dengan
memasukkan nilai ini ke dalam persamaan tersebut di atas, maka kualitas uap di
dalam saluran adalah x1 = 0,957 (95,7%).
Komentar: untuk kalorimeter trotel dengan pembuangan ke atmosfer, kualitas
uap di dalam saluran harus lebih besar dari 94 % untuk meyakinkan
uap air yang meninggalkan kalorimeter merupakan uap panas
lanjut.

Termodinamika Teknik IV-29


Soal-Soal Latihan Uji Kompetensi

1. Air mengalir ke dalam sebuah tangki Gambar L4.1


melalui bagian atasnya yang terbuka. Laju
aliran massa air konstan sebesar 30 lb/s. Air
keluar melalui sebuah pipa di dekat dasar
dengan laju aliran massa berbanding lurus
terhadap ketinggian dari air di dalam tangki
tersebut: m& e = 9 L , di mana L adalah
ketinggian air sesaat dalam satuan ft. Luas
bidang alas dari tangki adalah 3 ft3, dan
kerapatan air adalah 62,4 lb/ft3. Bila tangki
tersebut pada mulanya kosong, gambarkan
grafik hubungan antara perubahan
ketinggian air terhadap waktu, dan berikan Gambar L4.1
alasan atas hasilnya.
2. Satu alat pembersih semprot sedang digunakan untuk membersihkan dinding
samping suatu rumah. Air masuk ke dalam
alat pada 20oC, 1 atm, dengan laju aliran
volumetris sebesar 0,1 liter/s melalu
selang berdiameter 2,5 cm. Pancaran
air keluar pada 23oC, 1 atm,
dengan kecepatan 50 m/s pada
ketinggian 5 m. Pada keadaan
tunak, besarnya perpindahan

kalor dari mesin alat


tersebut ke sekeliling
sebesar 10% dari masukan
Gambar L4.2 daya. Air dapat dipandang sebagai
inkompressibel, dan g =9,81 m/s2. Hitung
besarnya masukan daya ke dalam motor listrik alat ini, dalam kW.
3. Komponen elektronik dari komputer didinginkan dengan cara mengalirkan
udara dari (fan) yang dipasang pada sisi masuk dari penutup
peralatan elektronik tersebut. Pada keadaan
tunak, udara masuk pada 20oC, 1
atm. Untuk pengendalian
temperatur, temperatur udara
keluar pada sisi keluar tidak
boleh melebihi 32oC. Komponen
elektronik dan kipas angin,
masing-masing menerima 80 W dan 18 W
daya listrik. Tentukan ukuran Gambar L4.1 diamter sisi
masuk kipas angin yang terkecil, dalam cm, di mana batas dari kecepatan
udara masuk dan temperatur udara keluar dapat dipenuhi.

Termodinamika Teknik IV-30


4. Refrijeran-134a didinginkan dengan
air di dalam sebuah kondensor.
Refrijeran tersebut masuk ke dalam
kondensor dengan laju aliran massa 6
kg/min pada tekanan 1 Mpa dan
temperatur 70oC, dan keluar pada
temperatur 35oC. Air pendingin masuk
pada tekanan 300kPa dan temperatur
15oC. Dengan mengabaikan
penurunan tekanan, tentukan: (a) laju
aliran massa air pendingin yang Gambar L4.4
dibutuhkan, dan (b) laju perpindahan
kalor dari refrijeran ke air pendingin.

Referensi/Sumber Rujukan

1. Cengel, Y.A. dan Boles, M.A. 2002. Thermodynamics. 4th edition. Boston-
USA: Mc. Graw Hill. (halaman 165 s.d. 216).
2. Granet, I.P.E. and Blustien, M.Ph.D. 2000. Thermodynamics and Heat Power,
6th edition. New Jersey USA: Prentice Hall. (halaman 86 s.d.130).
3. Moran, M.J. dan Shapiro, H.N. 2000. Fundamentals of Engineering
Thermodynamics. 4th edition (terjemahan oleh: Nugroho, Y.S.. 2003).
New York USA: Jhon Wiley and Sons. (halaman 156 s.d. 205).

Termodinamika Teknik IV-31

Anda mungkin juga menyukai