BAB III
PIRANTI SEMIKONDUKTOR
Kata “piranti” dapat diartikan sebagai alat atau perkakas
atau devais. Piranti semikonduktor dapat diartikan sebagai alat
atau komponen yang berbahan semikonduktor, yang banyak
digunakan dalam membangun suatu peralatan elektronik, seperti
dioda dan transistor. Pada bagian ini, akan dibahas tentang dioda
(termasuk dioda-dioda khusus), transistor bipolar (BJT), dan
transistor unipolar atau transistor efek medan (FET).
3.1 Dioda
Dioda adalah komponen zat padat (solid state) yang paling dasar. Ada
banyak tipe dioda menurut karakteristik operasi dan aplikasinya misalnya
dioda zener, dioda pemancar cahaya (light emitting diode, LED) dan lain-
lain. Dioda adalah devais dua elektroda yang berlaku sebagai konduktor
satu arah. Dioda tipe dasar adalah dioda sambungan pn, yang terdiri atas
bahan tipe p dan n yang dipisahkan oleh sambungan (junction).
3-1
Bahan Ajar Teknik Elektronika
d 2V
(3-1)
dx 2
r o
dengan = permitivitas, r = permitivitas relatif, dan o = permitivitas
ruang bebas.
3-2
Bahan Ajar Teknik Elektronika
p n
V V
(a) (b)
3-3
Bahan Ajar Teknik Elektronika
3-4
Bahan Ajar Teknik Elektronika
p n
V V
(a) (b)
VT
T
kesetaraan volt dari arus (3-5)
11600
= 0,026 pada suhu kamar T = 300 K
Persamaan (3-5) adalah persamaan relasi Einstein (Widodo, 2002:11).
Bentuk grafik karakteristik volt-amper yang diberikan oleh
Persamaan (3-4) diperlihatkan pada Gambar 3-5a. Untuk V positif yang
besar (beberapa kali VT), angka 1 dalam kurung dapat diabaikan, sehingga
arus naik secara eksponensial terhadap tegangan, kecuali di suatu
lingkungan yang kecil di titik pangkal. Apabila dioda berprategangan
mundur dan V beberapa kali VT, I -Io (arus balik tetap). Oleh karena itu
Io disebut arus balik jenuh. Bagian lengkungan yang terdiri dari garis patah-
patah pada prategangan balik Vz, karakteristik dioda memperlihatkan
adanya penyimpangan yang menyolok dan mendadak dari Persamaan (3-
4). Pada tegangan kritis ini arus balik yang besar mengalir dan dikatakan
bahwa dioda ini berada dalam daerah dadal (breakdown).
3-5
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Gambar 3-5. (a). Karakteristik volt-amper dari sebuah dioda p-n ideal
(b). Karakteristik volt-amper dioda germanium, dengan skala
diperbesar pada arus balik
Suatu ciri yang perlu dicatat dari Gambar 3-5, adalah adanya suatu
tegangan potong-masuk (cut in), titik putus (break point) atau ambang
3-6
Bahan Ajar Teknik Elektronika
(threshold), V. Di bawah tegangan ini, arus sangat kecil. Di atas V arus
akan naik sangat cepat. Dari Gambar 3-5, terlihat bahwa V kira-kira sama
dengan 0,2 V untuk dioda germanium, dan 0,6 V untuk silikon. Referensi
lain menggunakan istilah tegangan offset atau tegangan lutut yang besarnya
sekitar 0,7 V untuk dioda silikon (Malvino, 1994:37).
Pendekatan dioda:
Tahanan biasanya mempunyai toleransi 5%, tegangan lutut dioda
dapat mempunyai toleransi sampai 10%. Yang mempunyai arti di dalam
dunia nyata elektronika sehari-hari adalah jawaban-jawaban pendekatan.
a. Dioda ideal
Suatu dioda ideal berlaku sebagai konduktor yang sempurna
(bertegangan nol) jika diberi forward bias, dan berlaku sebagai isolator
I jika diberi reverse bias, seperti pada Gambar 3-7.
sempurna (berarus nol)
Tegangan
Ideal Saklar
forward nol
tertutup
=
Arus
reverse nol
V Forward bias
(a) (b)
Dioda ideal berlaku seperti saklar (switch). Bila dioda diberi forward bias, ia
bertindak sebagai saklar yang tertutup, dan jika diberi reverse bias,
bertindak sebagai saklar terbuka. Ada kondisi di mana pendekatan ideal
sangat tidak akurat, untuk itu diperlukan pendekatan yang lain.
b. Pendekatan kedua.
Jika memperhitungkan tegangan offset, maka dioda dianggap
sebagai sebuah saklar yang diseri dengan baterai dengan tegangan offset
3-7
Bahan Ajar Teknik Elektronika
(0,7 V untuk dioda silikon). Jika tegangan sumber lebih besar dari 0,7 V,
maka saklar menutup dan tegangan dioda adalah 0,7 V. Jika tegangan
sumber kurang dari 0,7 V atau jika tegangan sumber negatif, maka saklar
akan membuka (Gambar 3-8).
(a) (b)
Gambar 3-8. (a). Karakteristik pendekatan kedua,
(b). Rangkaian ekivalen terdiri atas saklar dan baterai
b. Pendekatan ketiga.
Pada pendekatan ketiga dari dioda, kita perhitungkan tahanan bulk rB.
Dioda konduk pada tegangan 0,7 V, kemudian tegangan selebihnya
nampak pada tahanan bulk, hingga tegangan dioda total lebih besar dari
0,7 V. Setelah dioda silikon konduk, arus menghasilkan tegangan pada rB.
Makin besar arus, makin besar tegangan tersebut. Karena rB linier maka
tegangan naik secara linier mengikuti kenaikan arus.
IF + VF
(a) (b)
3-8
Bahan Ajar Teknik Elektronika
tegangan jatuh IR pada tahanan bulk. Jadi tegangan total pada dioda
silikon, adalah:
VF = 0,7 + IF rB (3-6)
Untuk kebanyakan hal praktis, pendekatan yang kedua adalah kompromi
yang terbaik.
Contoh:
Pakailah pendekatan kedua untuk memperoleh arus dioda pada Gambar
3-10a (Gambar 3-10b merupakan rangkaian skematis yang diringkas, dan
biasanya digunakan di industri). +10 V
5 k
5 k
+
10 V -
(a) (b)
Gambar 3-10.
Penyelesaian:
Dioda dalam keadaan forward bias maka tegangan jatuhnya adalah 0,7 V,
sehingga tegangan pada tahanan adalah: (10 – 0,7) V = 9,3 V.
Jadi, arus dioda adalah: ID = 9,3[V]/5[k] = 1,86 [mA].
3-9
Bahan Ajar Teknik Elektronika
3-10
Bahan Ajar Teknik Elektronika
3-11
Bahan Ajar Teknik Elektronika
F D F
+ +
Peralatan Peralata
Sumber Elektro- Sumber D n
DC nik DC Elektro-
- - nik
(a) (b)
Pada Gambar 3-13a, ada jatuh tegangan sebesar tegangan offset pada
dioda, sedangkan pada Gambar 3-13b, tidak ada jatuh tegangan pada
dioda, dan fuse (F) akan putus jika polaritas (+) dan (-) terbalik.
3-12
Bahan Ajar Teknik Elektronika
(3-15)
di mana Vef adalah tegangan efektif (rms) = Vm/2.
3-13
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Contoh :
Suatu penyearah setengah gelombang dengan menggunakan transformator
220/12 V dihubungkan dengan sumber tegangan 220 V, maka tegangan DC
yang diperoleh :
Vdc = 0,45. 12 = 5,4 V. Jika jatuh tegangan pada dioda (=0,7 V)
diperhitungkan, maka tegangan output penyearah = 5,4 – 0,7 = 4,7 V.
Jika resistansi beban diketahui, maka arus beban rata-rata Idc dapat dihitung.
Karena penyearah setengah gelombang adalah rangkaian satu loop,
arus dioda dc sama dengan arus beban dc-nya. Pada siklus negatif sumber
ac, dioda mengalami prategangan-balik, sehingga tidak ada tegangan pada
beban. Maksimum tegangan balik ini disebut puncak tegangan balik (PIV :
peak inverse voltage). Agar dioda tidak tembus (breakdown), puncak
tegangan balik ini harus lebih rendah daripada batas kemampuan PIV
dioda.
Tegangan output penyearah masih mempunyai riak (ripple), pada
penyearah setengah gelombang, frekuensi riak sama dengan tegangan
input.
3-14
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Contoh :
Suatu penyearah gelombang penuh dengan menggunakan transformator
220/12 V dihubungkan dengan sumber tegangan 220 V, maka tegangan DC
yang diperoleh :
Vdc = 0,9. 12 = 10,8 V. Jika jatuh tegangan pada dioda (=0,7 V)
diperhitungkan, maka tegangan output penyearah = 10,8 – 0,7 = 10,1 V.
Jika resistansi beban diketahui, maka arus beban rata-rata Idc dapat dihitung.
Pada penyearah gelombang penuh setiap dioda konduksi secara bergantian
(D1 konduksi untuk siklus positif dan D2 konduksi pada siklus negatif),
sehingga arus dc pada setiap dioda sama dengan ½ arus beban dc-nya. PIV
dioda sama dengan tegangan puncak/maksimum sisi sekunder
transformator. Frekuensi riak sama dengan dua kali frekuensi tegangan
input.
3-15
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Penyearah Jembatan
Sumber
AC
Trafo
RL
3-16
Bahan Ajar Teknik Elektronika
tetap Idc. Oleh karena itu perubahan dalam tegangan kapasitor adalah
IdcT2/C atau:
Vr = (IdcT2)/C (3-19)
3-17
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Vp D1 +
C2 RL 2 Vp
-
3-18
Bahan Ajar Teknik Elektronika
D1
+
C1 Vp
Vp
-
+
RL 2 Vp
-
+
C2 Vp
-
D2
VZ
V
IZT
IZM
Dioda zener dapat beroperasi di tiga daerah : maju, bocor (leakage) atau
tembus. Pada daerah maju, ia menghantar seperti pada dioda biasa. Pada
daerah bocor (antara nol dan tembus), ia hanya mempunyai arus bocor
3-19
Bahan Ajar Teknik Elektronika
yang sangat kecil. Pada dioda zener, lengkungan di sekitar titik tembusnya
berbentuk lutut yang sangat tajam, tegangannya hampir tetap (mendekati
VZ) pada hampir semua daerah tembus. Lembaran data biasanya
menetapkan nilai VZ pada arus pengesetan tertentu (IZT).
Gambar 3-21.
RZ
a. Lambang dioda zener
VZ
VZ b. Pendekatan ideal
c. Pendekatan yang memperhitungkan resistansi zener
3-20
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Rs
Vs Z VZ RL
RL
VTH VS
RS RL
Contoh 1.
Rs Diketahui rangkaian dengan dioda zener
seperti pada Gambar 3-23.
RS = 820 , Tahanan zener = 7 , VZ =
Vs 10 V, hitunglah perubahan tegangan
VZ Vout
zener jika tegangan sumber VS berubah
dari 20 V ke 40 V !
Gambar 3-23.
3-21
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Penyelesaian :
Karena rangkaian tanpa beban (IL = 0), maka IZ = IS = (VS – VZ)/RS
Untuk Vs = 20 V Is = (20 – 10)/820 = 12,2 mA. = IZ(min)
Untuk Vs = 40 V Is = (40 – 10)/820 = 36,6 mA = IZ(max)
Sehingga VZ = IZ. RZ = (36,6 – 12,2) mA. 7 = 0,171 V.
Ini berarti bahwa tegangan zener yang biasanya 10 V, naik 0,171 V ketika
sumber berubah dari 20 V menjadi 40 V. Karena zener paralel dengan
beban, maka tegangan output sama dengan tegangan pada zener.
Contoh 2.
Diketahui rangkaian dengan dioda
Rs zener seperti pada Gambar 3-24.
RS = 1,5 k, Tahanan zener = 10 ,
VZ = 10 V, RL = 1 k
Vs Z VZ
RL
Gambar 3-24.
VS (min) VZ
c. RS (max) = (40 – 10)V/10 mA = 3 k
I L(max)
RL
d. VTH VS < VZ {RL/(1,5+RL)}40 < 10. RL < 0,5 k
RS RL
RL < 500
3-22
Bahan Ajar Teknik Elektronika
+Vs
Arus pada LED:
Rs V VLED
I S (3-26)
RS
LED
3-23
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Sumber
AC
Trafo R1 R2
1000 uF RL
LED
Z
Jika LED pada Gambar 3-26, mempunyai jatuh tegangan minimum = 1,5 V
dan maksimum = 2,3 V, tegangan beban = 10 V dan R1 = 470 ,
hitunglah nilai minimum dan maksimum dari arus dioda !
Arus LED maksimum pada saat jatuh tegangan min. :
Imax = (10-1,5)/470 = 0,018 A = 18 mA.
Arus LED minimum pada saat jatuh tegangan maks. :
Imin = (10-2,3)/470 = 0,016 A = 16 mA.
+V
A
F B
G
E C
A B C D E F G
(a) (b)
Gambar 3-27. Penunjuk tujuh-segmen
3-24
Bahan Ajar Teknik Elektronika
b. Fotodioda
Fotodioda adalah satu alat yang dibuat berfungsi paling baik
berdasarkan kepekaanya terhadap cahaya. Pada dioda ini, sebuah jendela
memungkinkan cahaya untuk masuk melalui pembungkus dan mengenai
persambungan. Cahaya yang datang menghasilkan electron bebas dan
lubang. Makin kuat cahayanya makin banyak jumlah pembawa minoritas
dan makin besar arus baliknya. Gambar 3-28 memperlihatkan lambang
skematis fotodioda.
R
Vs
c. Optocoupler
Optocoupler (disebut juga optoisolator atau isolator yang
tergandeng optik) menggabungkan LED dan fotodioda dalam satu
kemasan. Gambar 29 menunjukkan salah satu contoh dari optocoupler,
yang mempunyai LED pada sisi input dan fotodioda pada sisi output.
R1 R2
I2
+ +
V1 V2
Vin Vout
- -
3-25
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Tegangan output tergantung pada arus balik I2. Bila tegangan input V1
berubah, jumlah cahayanya juga berubah. Ini berarti bahwa tegangan
output berubah sejalan dengan tegangan input. Itulah sebabnya mengapa
gabungan LED dan fotodioda disebut optocoupler. Keuntungan utama dari
optocoupler ialah adanya pemisahan secara listrik antara rangkaian input
dengan rangkaian output (hanya hubungan secara optik). Pemisahan secara
ini dibutuhkan dalam pemakaian-pemakaian bertegangan tinggi, yang
potensial di antara dua rangkaian itu dapat berbeda sampai beberapa ribu
volt.
3.3. Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi
semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Transistor
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus
yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang
melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat
penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog,
transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog
melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio.
3-26
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Junction-Transistor
Transistor Open-Circuit
3-27
Bahan Ajar Teknik Elektronika
3-28
Bahan Ajar Teknik Elektronika
- Arus I terdiri atas arus hole I (arus hole dari emitor ke basis) dan arus
E pE
elektron I (arus elektron dari basis ke emitor).
nE
I =I +I
E pE nE
Untuk pnp, seluruh nilai arus di atas bernilai positif. Untuk npn,
berlaku sebaliknya.
- Rasio arus hole terhadap arus elektron, I /I , proporsional terhadap
pE nE
IGBT
IGBT (Insulated-Gate Bipolar Transistor) adalah piranti semikonduktor yang
setara dengan gabungan sebuah transistor bipolar (BJT) dan sebuah
3-29
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Input dari IGBT adalah terminal Gate dari MOSFET, sedang terminal Source
dari MOSFET terhubung ke terminal Basis dari BJT. Dengan demikian, arus
drain keluar dan dari MOSFET akan menjadi arus basis dari BJT. Karena
besarnya tahanan masuk dari MOSFET, maka terminal input IGBT hanya
akan menarik arus yang kecil dari sumber. Di pihak lain, arus drain sebagai
arus keluaran dari MOSFET akan cukuo besar untuk membuat BJT
mencapai keadaan saturasi. Dengan gabungan sifat kedua elemen tersebut,
IGBT mempunyai perilaku yang cukup ideal sebagai sebuah sakelar
elektronik. Di satu pihak IGBT tidak terlalu membebani sumber, di pihak
lain mampu menghasilkan arus yang besar bagi beban listrik yang
dikendalikannya.
Komponen utama di dalam aplikasi elekronika daya (power electronics)
dewasa ini adalah sakelar zat padat (solid-state switches) yang diwujudkan
dengan peralatan semikonduktor seperti transistor bipolar (BJT),transistor
efek medan (MOSFET), maupun Thyristor. Sebuah sakelar ideal di dalam
aplikasi elektronika daya akan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
pada saat keadaan tidak menghantar (OFF), sakelar mempunyai
tahanan yang besar sekali, mendekati nilai tak berhingga. Dengan
kata lain, nilai arus bocor struktur sakelar sangat kecil
Sebaliknya, pada saat keadaan menghantar (ON), sakelar
mempunyai tahanan menghantar (R_on) yang sekecil mungkin. Ini
akan membuat nilai tegangan jatuh (voltage drop) keadaan
menghantar juga sekecil mungkin, demikian pula dengan besarnya
3-30
Bahan Ajar Teknik Elektronika
3-31
Bahan Ajar Teknik Elektronika
IGBT.
Di samping itu, kecepatan pensakelaran IGBT juga lebih tinggi
dibandingkan divais BJT, meskipun lebih rendah dari divais MOSFET yang
setara. Di lain pihak, terminal keluaran IGBT mempunyai sifat yang
menyerupai terminal keluaran (kolektor-emitter) BJT. Dengan kata lain,
pada saat keadaan menghantar, nilai tahanan menghantar (R_on) dari IGBT
sangat kecil, menyerupai R_on pada BJT.
Dengan demikian bilai tegangan jatuh serta lesapan dayanya pada saat
keadaan menghantar juga kecil. Dengan sifat-sifat seperti ini, IGBT akan
sesuai untuk dioperasikan pada arus yang besar, hingga ratusan amper,
tanpa terjadi kerugian daya yang cukup berarti. IGBT sesuai untuk aplikasi
pada perangkat Inverter maupun Kendali Motor Listrik (Drive).
Arus drain JFET adalah sama dengan arus kolektor BJT: ID = IC.
3-32
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Karena nilai IC tidak tergantung pada variasi parameter JFET maka demikian
juga ID. Supaya ID tidak tergantung pada JFET maka disyaratkan: ID < IDSS min.
Meskipun prategangan sumber arus memberikan nilai titik Q yang paling
stabil untuk ID, tetapi karena komplesitas rangkaiannya sehingga
menyebabkan tidak banyak diminati.
3.4.2 MOSFET
Teknologi MOS (Metal Oxide Semiconductor) telah memberikan
solusi terhadap masalah yang terdapat pada pengembangan rangkaian
terpadu (Integrated Circuit). Masalah yang dimaksud adalah disipasi panas
yang dengan untai MOS menjadi sangat berkurang. Di samping itu
rangkaian MOSFET (Mental Oxide Semiconductor FET) dapat dibuat lebih
kecil dibandingkan dengan untai BJT.
Jika MOSFET dibandingkan dengan JFET, operasi JEFT mensyaratkan
gate berprategangan balik agar devais dapat bekerja dengan baik. Prasikap
balik digunakan untuk melakukan pengecilan (depletion) ukuran kanal.
Operasi tipe ini digunakan mode deplesi. MOSFET adalah devais yang
dapat dioperasikan dalam mode peningkatan (enhancement) ukuran kanal.
Ini berarti bahwa devais ini tidak dapat dibatasi untuk bekerja dengan gate
berprategangan balik.
Ada dua tipe MOSFET yaitu MOSFET tipe deplesi (D-MOSFET) dan
MOSFET tipe enhancement (E-MOSFET). D-MOSFET dapat beroperasi
pada mode deplesi dan enhancement, sedangkan E-MOSFET hanya pada
mode enhancement. Perbedan kontruksi antara D-MOSFET dan E-MOSFET
terlihat pada Gambar 3-62. Dalam gambar itu D-MOSFET mempunyai
kanal fisik antara terminal source dan drain. Adapun E-MOSFET tidak
memiliki kanal, karena kanal terbentuk bergantung pada tegangan gate.
Lapisan isolasi antara gate dan bagian lain dari komponen terbuat dari
silicon dioxide (SiO2). Terminal gate trbuat dari konduktor logam.
Fondasi MOSFET disebut substrat yang disimbolkan dengan garis pusat
3-33
Bahan Ajar Teknik Elektronika
3.4.2.1 D-MOSFET
D-MOSFET dapat bekerja dalam metode deplesi dan metode enhancement.
Jika bekerja pada mode deplesi, karakteristik D-MOSFET sama dengan
JFET. Gambar 3-63 menunjukan operasi D-MOSFET dengan konstruksi D-
MOSFET yang disederhanakan
Gambar 3-63a menunjukan operasi D-MOSFET, jika VGS = 0 V (gate
source dihubung singkat), maka nilai ID = IDSS. Jika VGS negatif (Gambar 3-
63b), maka diinduksikan muatan positif kedalam kanal tipe n melewati
SiO2 dari kapasitor gate. Karena arus yang melewati kanal adalah pembawa
mayoritas (elektron untuk bahan tipe n), muatan positif induksi ini akan
berkombinasi dengan pembawa mayoritas berkurang. Hal ini menyebebkan
lebar kanal berkurang dan resistans kanal bertambah. Hal itu
3-34
Bahan Ajar Teknik Elektronika
3-35
Bahan Ajar Teknik Elektronika
VGS 2
I D I DSS (1 )
VGS( off ) (3-72)
Kurva drain suatu MOSFET pada Gambar 3-64a. pada kurva tersebut dapat
dibuat garis beban dc. Persamaan garis beban untuk untai drain yang
terdapat resistans drain RD adalah:
(3-73)
VDS VDD I D R D
Nilai arus drain saturasi (jenuh) yang ideal diperoleh jika VDS = 0, yaitu:
ID(sat) = VDD/RD (3-74)
Nilai tegangan drain-source off ideal adalah jika ID = 0, yaitu:
VDS(off) = VDD (3-75)
Gambar 3-64b menunjukkan perbedaan antara nilai aktual dan ideal dari
ID(sat) dan VDS(off).
Gambar 3-64. Nilai aktual dan ideal dari ID(sat) dan VDS(off).
3-36
Bahan Ajar Teknik Elektronika
3-37
Bahan Ajar Teknik Elektronika
3.4.2.2 E-MOSFET
E-MOSFET hanya dapat beroperasi dalam mode enhancement maka
tegangan gate harus positif terhadap source, seperti terlihat pada Gambar
3-66.
Pada saat VGS = 0 maka tidak ada kanal yang menghubungkan source
dan drain. Ketika VGS positi maka lubang-lubang bidang valensi pada subtrat
ditolak. Adapun elektron-elektron pembawa minoritas pada subtrat tipe-p
ditarik ke arah gate dan kanal-n antara source dan drain. Jika nilai VGS
diperbesar maka kanal menjadi lebih besar dan ID bertambah. Sebaliknya
jika VGS diperkecil maka kanal menjadi sempit dan arus drain berkurang
3-38
Bahan Ajar Teknik Elektronika
(lihat kurva transkonduktans pada Gambar 3-66c). Tegangan VGS pada saat
E-MOSFET menghantar disebut tegangan ambang (threshold) VGS(th). Nilai
IDSS untuk E-MOSFET adalah mendekati 0 A. Karena nilai IDSS mendekati nol
maka nilai ID pada VGS yang ditentukan diberikan oleh persamaan:
ID = k [VGS – VGS(th)]2 (3-77)
dengan k: konstanta untuk E-MOSFET.
ID RD
RG
VGS
Karena impedansi gate sangat tinggi maka tidak ada arus dalam rangkaian
gate. Karena itu tidak ada penurunan tegangan pada resistor RG, sehingga
gate mempunyai potensial yang sama dengan drain: VGS = VDS.
Nilai VDS dapat diperoelh dari persamaan:
VDS = VDD – RD ID(on) (3-78)
Karena nilai ID(on), VDS, dan VGS dapat diperoleh dari karakteristik “ON”
pada lembaran spesifikasi (spec. Sheet) maka nilai RD dapat dihitung. Nilai
RG biasanya diambil dalam orde M.
3-39
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Contoh:
Suatu E-MOSFET mempunyai nilai ID(on) = 10 mA pada VGS = 10 V dan
VGS(th) = 1,5 V.
a. Tentuksn nilai ID jika VGS = 5 V.
b. Jika E-MOSFET tersebut digunakan dalam rangkaian prategangan
umpan-balik drain (Gambar 5-17) dengan VDD = 10 V dan RD = 300
, tentukan nilai ID dan VDS.
Penyelesaian:
a. Dengan menggunakan nilai minimum dari ID dan VGS ditentukan nilai k:
I D( on) 10 mA
k 138.10 6 2
(VGS( on) VGS( th ) ) 2
(10 1,5) 2
V
3-40
Bahan Ajar Teknik Elektronika
Soal Latihan
4. Jelaskan secara singkat perbedaan dari titik kerja transistor yang bekerja
sebagai saklar dan titik kerja transistor yang bekerja sebagai penguat !
5. +VCC
RC
Diketahui rangkaian transistor sebagai
saklar, seperti pada gambar di samping :
RB = 2,2 K ; RC = 680
RB VCC = 15 V; VBB = 5 V, VBE = 0,7 V
+VBB
Jika tegangan jatuh pada LED = 1,5 V ,
hitunglah :
Arus basis dan arus kolektor !
3-41
Bahan Ajar Teknik Elektronika
3-42