Secara umum siklus mesin pembakaran dalam (siklus motor bakar torak)
dibagi atas dua kelompok yakni: mesin siklus empat langkah (four-stroke) dan
mesin siklus dua langkah (two-stroke).
k −1
T4 ⎛ V3 ⎞ 1
=⎜ ⎟ = (k konstanta) (8.7)
T 3 ⎜⎝ V4 ⎟⎠ r k −1
dengan k adalah rasio kalor spesifik, k = cp/cv .
Dengan merujuk diagram T-s pada Gambar 8.5, dapat disimpulkan bahwa
peningkatan efisiensi termal siklus Otto sebanding dengan peningkatan rasio
kompressi. Untuk cv konstan, Persamaan 8.3 menjadi:
c (T − T ) T ⎛ T4 T1 − 1 ⎞
η = 1 − v 4 1 atau η = 1 − 1 ⎜⎜ ⎟
cv (T3 − T2 ) T2 ⎝ T3 T2 − 1 ⎟⎠
Kalor yang ditambahkan pada Proses 2-3 dapat dihitung dengan menerapkan
kesetimbangan energi sistem tertutup
m(u3 − u 2 ) = Q23 − W23
dengan menggabungkan Persamaan 8.9, diperoleh perpindahan kalor:
Q23
= (u 3 − u 2 ) + p (v3 − v 2 ) = (u3 + pv3 ) − (u 2 + pv 2 )
m
atau
Q23
= (h3 − h2 ) (8.10)
m
dimana entalpi spesifik ditampilkan hanya untuk menyederhanakan ungkapan.
Seperti pada siklus Otto, kalor yang dilepaskan pada Proses 4-1 diberikan oleh:
Q41
= (u 4 − u1 )
m
Efisiensi termal adalah rasio kerja bersih siklus dengan kalor yang
ditambahkan,
Wsiklus /m Q /m u −u
η= = 1 − 41 = 1 − 4 1 (8.11)
Q23 /m Q 23 /m h3 − h2
1 ⎡ r k −1 ⎤
η = 1− ⎢ c ⎥ (k konstanta) (8.13)
r k −1 ⎢ k ( r − 1) ⎥⎦
⎣ c
dengan r adalah rasio kompressi dan rc adalah cutoff ratio.
Oleh karena siklus gabungan ini disusun dari jenis-jenis proses yang sama
dengan siklus Otto dan Diesel, maka selanjutnya dapat ditulis sederhana
persamaan perpindahan kalor dan kerja pada setiap proses dalam siklus. Kerja
selama proses kompressi isentropik adalah
W12
= u 2 − u1
m
Gambar 8.9 Pembangkit tenaga turbin gas sederhana (a) Sistem terbuka
(b) Sistem tertutup
Idealisasi yang sering digunakan dalam studi pembangkit tenaga turbin gas
sistem tertutuo adalah analisis udara-standar. Pada analisis udara-standar, dua
asumsi yang selalu digunakan: (1) Fluida kerjanya ialah udara, yang memiliki
sifat sebagai gas ideal, dan (2) kenaikan temperatur akan disempurnakan oleh
pembakaran atau terpenuhi oleh suatu pemindahan kalor dari sumber eksternal.
p p
pr 4 = pr 3 4 = pr 3 1 (8.22)
p3 p2
Nilai tekanan relative ditabelkan sebagi fungsi temperature pada Tabel A-22.
Karena udara yang mengalir melalui alat penukar kalor pada siklus ideal
tekanannya konstan maka p4/p3 = p1/p2. Hubungan ini telah digunakan pada
Persamaan 8.22.
Jika siklus Bruton ideal dianalisis pada basis udara-standar dingin maka
panas spesifik diambil konstan, sehingga Persamaan 8.21 dan 8.22 diganti
masing-masing sebagi berikut:
⎛p ⎞
(k −1) / k
T2 = T1 ⎜⎜ 2 ⎟⎟ (8.23)
⎝ p1 ⎠
⎛
(k −1) / k (k −1) / k
p4 ⎞ ⎛ p1 ⎞
T4 = T3 ⎜⎜ ⎟ = T3 ⎜⎜ ⎟ (8.24)
⎝ p3 ⎟⎠ ⎝ p 2 ⎟⎠
η = 1−
1
(k konstanta ) (8.25)
( p2 /p3 )(k −1)/k
Dengan memperhatikan Persamaan 8.25, dapat dibuktikan bahwa untuk siklus
Bryton ideal udara-standar, efisiensi termal merupakan fungsi dari rasio tekanan
yang melewati kompressor, yang mana meningkat seiring dengan meningkatnya
rasio tekanan.
ηt =
(W& t m& ) = h3 − h4
(W& t m& )s h3 − h4s
(W&c m& )s h2s − h1
ηc =
(W&c m& ) = h2 − h1
Gambar C8.1
Asumsi:.
1. Udara didalam silinder-piston hádala sistem tertutup.
2. Proses kompressi dan ekspansi terjadi secara adiabaik.
3. Semua proses merupakan reversible internal.
4. Udara dimodelkan sebagai gas ideal.
5. Pengaruh energi kinetik dan potencial diabaikan.
Analisis:
(a) Analisis diawali dengan menentukan temperatur, tekanan, dan energi dalam
spesifik pada keadaan-keadaan dasar siklus. Pada T1 = 540oR, Tabel A-22E
memberikan u1 = 92,04 Btu/lb dan vr1 = 144,32.
Untuk kompressi isentropik, Proses 1-2 :
V v 144 ,32
v r 2 = 2 v r1 = r1 = = 18,04
V1 r 8
m=
p1V1
=
( )( )(
14 ,696 lbf/in 2 144 in 2 /ft 2 0 ,02 ft 3 )
= 1,47 x 10 − 3 lb
(R / M )T1 ⎛ 1545 ft.lbf ⎞
⎜ ⎟
⎜ 28,97 o ⎟ 540 R ( o )
⎝ lb. R ⎠
dengan memasukkan ke persamaan untuk Wsiklus, diperoleh:
Gambar C8.2
Asumsi: Asumsi-asumsi yang diterapkan sama seperti pada soal Contoh 9.1
Gambar C8.3
1. Cengel, Y.A. dan Boles, M.A. 2002. Thermodynamics. 4th edition. Boston-
USA: Mc. Graw Hill. (halaman 452 s.d. 500).
2. Granet, I.P.E. and Blustien, M.Ph.D. 2000. Thermodynamics and Heat Power,
6th edition. New Jersey USA: Prentice Hall. (halaman 449 s.d 492).
3. Moran, M.J. dan Shapiro, H.N. 1995. Fundamentals of Engineering
Thermodynamics. 3rd edition .New York USA: Jhon Wiley and Sons.
(halaman 373 s.d. 400).