Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TENTANG :

MESIN ENGINE
Dosen :Hendri Candra Mayana ST.MT

KELOMPOK 2
OLEH :

1. Muhammad Abdi Rahman (1901011032)


2. Shakti Pramudika Mulyono(1901011033)
3. Ahmad Fauzi ( 1901011034)
4. Rabil Dwi Zulnadri(1901011035)
5. Ali Shadiqin (1901011036)

POLITEKNIK NEGERI PADANG


TAHUN AKADEMIK 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak sekali menjumpai atau bahkan menggunakan
peralatan-peralatan yang bermesin. Salah satu diantara mesin-mesin tersebut adalah mesin
bensin. Mesin bensin dikategorikan dalam mesin pembakaran dalam (internal combustion
engine). Mesin Bensin dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu mesin bensin empat tak dan dua
tak.
Mesin bensin atau mesin Otto adalah sebuah tipe mesin pembakaran dalam yang
menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran, dirancang untuk menggunakan bahan bakar
bensin atau yang sejenis. Mesin bensin berbeda dengan mesin diesel dalam metode pencampuran
bahan bakar dengan udara, dan mesin bensin selalu menggunakan penyalaan busi untuk proses
pembakaran.
Sangatlah penting bagi seorang calon sarjana teknik mesin untuk memperlajari
bagaimana mesin bensin tersebut bekerja, karena penerapan mesin bensin ini sangatlah luas
mulai dari mesin di sepeda motor yang kita pakai sehari-hari, mesin mobil, hingga mesin
pesawat terbang.
Melalui makalah ini, kami mencoba untuk membahas tentang mesin bensin, siklus ideal
dan aktual mesin bensin, prinsip kerja mesin bensin empat tak dan dua tak dan kelebihan dan
kekurangan dari mesin bensin itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka kami dapat ambil beberapa
rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan mesin bensin ?

2. Apa saja komponen-komponen utama mesin bensin ?

3. Bagaimana siklus teoritis dari mesin bensin ?


4. Bagaimana siklus aktual dari mesin bensin ?

5. Bagaimana mesin bensin empat tak dan dua tak bekerja ?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara kerja mesin bensin empat tak dan dua tak.

2. Agar mahasiswa dapat membandingkan siklus aktual dan siklus teoritis dari mesin
bensin.

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui perbedaan antara mesin empat tak dan dua tak.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mesin Bensin


Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin pembakaran
dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran, dirancang untuk menggunakan
bahan bakar bensin atau yang sejenis.
Mesin bensin berbeda dengan mesin diesel dalam metode pencampuran bahan bakar
dengan udara, dan mesin bensin selalu menggunakan penyalaan busi untuk proses pembakaran.
Pada mesin diesel, hanya udara yang dikompresikan dalam ruang bakar dan dengan
sendirinya udara tersebut terpanaskan, bahan bakar disuntikan ke dalam ruang bakar diakhir
langkah kompresi untuk bercampur dengan udara yang sangat panas, pada saat kombinasi antara
jumlah udara, jumlah bahan bakar, dan temperatur dalam kondisi tepat maka campuran udara
dan bakar tersebut akan terbakar dengan sendirinya.
Pada mesin bensin, pada umumnya udara dan bahan bakar dicampur sebelum masuk ke
ruang bakar, sebagian kecil mesin bensin modern mengaplikasikan injeksi bahan bakar langsung
ke silinder ruang bakar termasuk mesin bensin 2 tak untuk mendapatkan emisi gas buang yang
ramah lingkungan. Pencampuran udara dan bahan bakar dilakukan oleh karburator atau sistem
injeksi, keduanya mengalami perkembangan dari sistem manual sampai dengan penambahan
sensor-sensor elektronik. Sistem injeksi bahan bakar di motor otto terjadi di luar silinder,
tujuannya untuk mencampur udara dengan bahan bakar seproporsional mungkin.

2.2 Komponen-Komponen Utama Mesin Bensin

Komponen-komponen mesin bensin terdiri dari komponen yang bergerak dan komponen
yang tidak bergerak.

1. Komponen bergerak, terdiri dari:


a. Torak (seher, piston) dan ring-ringnya, berfungsi untuk menghisap campuran bakar
dan udara pada saat langkah isap, mengompresi bahan bakar serta merubah tekanan
hasil pembakaran menjadi energi gerak (dalam hal ini gerak bolak balik).
b. Batang torak (conecting rod) berfungsi untuk menghubungkan ruang di atas poros
engkol dan dibawahnya, serta meneruskan gerakan torak ke poros engkol.
c. Poros engkol (crank shaft), berfungsi untuk mengubah gerak bolak balik torak ke
gerak berputar (torsi).
d. Fly wheel (roda gila), komponen ini berfungsi meneruskan puataran dari poros engkol
ke transmisi melewati kopling.
e. Mekanisme katup, terdiri atas katup isap (intake valve) sebagai gerbang masuk
campuran bahan bakar dan udara, serta katup buang (exhaust valve) sebagai gerbang
keluarnya hasil pembakaran dari silinder atau ruang bakar.
f. Poros nok (cam shaft) beserta noknya berfungsi untuk menggerakkan mekanisme
katup.
g. Busi, merupakan komponen elektris yang digunakan untuk memicu pembakaran
campuran udara-bahan bakar dengan menciptakan percikan listrik bertegangan tinggi
pada celah elektroda
2. Komponen tak bergerak, terdiri dari :
a. Silinder ruang bakar, sebagai tempat pembakaran bahan bakar dan udara dimana
didalamnya terdapat torak dan ring-ringnya.
b. Blok silinder, pada komponen ini ditempatkan silinder serta mantel air. Mantel air
berfungsi sebagai tempat air pendingin bersirkulasi menyerap panas berlebihan.
c. Kepala silinder, pada bagian ini mekanisme katup ditempatkan sehingga mekanisme
katup dapat bekerja.
d. Intake manifold (saluran masuk), komponen ini merupakan saluran dimana campuran
bahan bakar dan udara lewat dari karburator ke ruang bakar
e. Exhaust Manifold, merupakan saluran pembuangan gas hasil pembakaran dari ruang
bakar ke knalpot.
f. Bak engkol, sebagai tempat oli yang telah atau akan bersirkulasi tersimpan.
Komponen komponen tadi bekerja sama dalam pengubahan bentuk energi, jikalau ada satu saja
komponen yang tak bekerja atau bisa dikatakan rusak, maka kinerja mesin akan berkurang
bahkan kinerjanya tidak berjalan. Komponen mesin bensin dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Komponen Mesin Bensin

2.2 Siklus Ideal / Siklus Teoritis Mesin Bensin


Motor bensin adalah jenis motor bakar torak yang bekerja berdasarkan siklus volume
konstan, karena saat pemasukan kalor (langkah pembakaran) dan pengeluaran kalor terjadi pada
volume konstan. Siklus ini adalah siklus yang ideal. Seperti yang terlihat pada diagram P-V dan
diagram T-S gambar 2.2
(a) (b)
Gambar 2.2 Diagram siklus ideal mesin bensin (a) Diagram P-V (b) Diagram T-S

Gambar 2.3 Siklus ideal mesin bensin

Ditinjau dari gambar 2.2 proses di dalam silinder sebagai berikut :

Proses a – 1 : Proses/langkah hisap, yang terjadi pada tekanan (P) konstan.

Proses 1 – 2 : Proses /langkah kompresi adiabatik reversibel.

Proses 2 – 3 : Proses/langkah pembakaran pada volume constan (isovolume).

Proses 3 – 4 : Proses/langkah ekspansi adiabatik reversible.

Proses 4 – 1 : Proses/langkah pelepasan kalor (panas) secara isovolume.

Proses 1 – a : Proses/langkah buang yang terjadi pada tekanan (P) konstan.


Proses tersebut menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut :

a. Fluida kerja dianggap sebagai gas ideal yang mempunyai kalor spesifik konstan.

b. Siklus dianggap tertutup artinya siklus ini berlangsung dengan fluida yang sama yang
berada dalam silinder, pada titik 1 (langkah buang) fluida dikeluarkan dari ruang bakar,
tetapi langkah isap berikutnya akan masuk fluida dengan jenis yang sama.

Penjelasan :

Proses a-1 : Proses hisap ; pada proses ini katup hisap terbuka, katup buang tertutup, piston
bergerak dari TMA menuju TMB, sehingga fluida kerja masuk kedalam ruang
bakar. Tekanan didalam silinder lebih rendah dari pada tekanan diluar silinder.

Proses 1-2 : Proses kompresi ; diasumsikan bahwa proses ini berlangsung secara isentropik
(reversible adiabatic). Pada proses ini katup hisap tertutup, katup buang tertutup,
piston bergerak dari TMB menuju TMA, sehingga fluida kerja didalam silinder
akan terkompresikan. Sehingga fluida kerja mencapai tekanan dan temperatur
pembakaran. Temperatur di titik 2 lebih besar dari pada temperature di titik 1.

Atau

Prosese 2-3 : Proses pembakaran pada volume konstan (isovolum) ; pada proses ini
temperatur, tekanan dan entropi meningkat, sistem tidak melakukan atau dikenai
kerja sehingga W=0. Kalor dimasukkan ke sistem. Pada tahap ini kedua katup
masih dalam keadaan tertutup, piston sesaat tidak bergerak pada TMA, pada
tekanan dan temperatur akhir kompresi fluida kerja akan terbakar dengan bantuan
percikan bunga api dari busi. Tekanan dan temperatur didalam silinder menjadi
meningkat.

Proses 3-4 : Proses ekspansi ; diasumsikan bahwa proses ini berlangsung secara isentropik
(adiabatic reversible). Pada proses ini kedua katup masih dalam keadaan tertutup,
piston bergerak dari TMA menuju TMB. Akibat tekanan dan temperatur hasil
pembakaran yang tinggi akan mampu mendorong piston menuju ke TMB.
Sehingga menghasilkan sejumlah daya (kerja)

Atau

Proses 4-1 : Proses pelepasan kalor ; Kedua katup masih dalam keadaan tertutup, piston
berhenti sesaat pada TMB. Kalor akan dibuang kelingkungan melewati dinding
silinder secara konduksi dan konveksi ke lingkungan.

Kerja netto pada siklus

Efisiensi termal pada siklus

Untuk k dan cv adalah konstan, maka :

Dimana
Proses 1-a : Proses buang ; pada proses ini katup hisap tertutup, katup buang terbuka, piston
bergerak dari TMB menuju TMA, sehingga fluida kerja keluar dari ruang bakar
menuju ke knalpot. Tekanan didalam silinder lebih tinggi dari pada tekanan diluar
silinder.

2.3 Siklus Aktual Mesin Bensin

Siklus udara volume konstan atau siklus otto adalah proses yang ideal. Dalam
kenyataannya baik siklus volume konstan, siklus tekanan konstan dan siklus gabungan tidak
mungkin dilaksanakan, karena adanya beberapa hal sebagai berikut :

1. Fluida kerja bukanlah udara yang bisa dianggap sebagai gas ideal, karena fluida kerja di
sini adalah campuran bahan bakar (premium) dan udara, sehingga tentu saja sifatnya pun
berbeda dengan sifat gas ideal.

2. Kebocoran fluida kerja pada katup (valve), baik katup masuk maupun katup buang, juga
kebocoran pada piston dan dinding silinder, yang menyebabkan tidak optimalnya proses.

3. Baik katup masuk maupun katup buang tidak dibuka dan ditutup tepat pada saat piston
berada pada posisi TMA dan atau TMB, karena pertimbangan dinamika mekanisme
katup dan kelembaman fluida kerja. Kerugian ini dapat diperkecil bila saat pembukaan
dan penutupan katup disesuaikan dengan besarnya beban dan kecepatan torak.

4. Pada motor bakar torak yang sebenarnya, saat torak berada di TMA tidak terdapat proses
pemasukan kalor seperti pada siklus udara. Kenaikan tekanan dan temperatur fluida
kerja disebabkan oleh proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar dalam
silinder.

5. Proses pembakaran memerlukan waktu untuk perambatan nyala apinya, akibatnya


proses pembakaran berlangsung pada kondisi volume ruang yang berubah-ubah sesuai
gerakan piston. Dengan demikian proses pembakaran harus dimulai beberapa derajat
sudut engkol sebelum torak mencapai TMA dan berakhir beberapa derajat sudut engkol
sesudah TMA menuju TMB. Jadi proses pembakaran tidak dapat berlangsung pada
volume atau tekanan yang konstan.
6. Terdapat kerugian akibat perpindahan kalor dari fluida kerja ke fluida pendingin,
misalnya oli, terutama saat proses kompresi, ekspansi dan waktu gas buang
meninggalkan silinder. Perpindahan kalor tersebut terjadi karena ada perbedaan
temperatur antara fluida kerja dan fluida pendingin.

7. Adanya kerugian energi akibat adanya gesekan antara fluida kerja dengan dinding
silinder dan mesin.

8. Terdapat kerugian energi kalor yang dibawa oleh gas buang dari dalam silinder ke
atmosfer sekitarnya. Energi tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk kerja mekanik.
Siklus aktual motor bensin ditunjukan pada Gambar 2.4 dan 2.5

Gambar 2.4 Diagram P – V Siklus Aktual Motor Bensin.


Gambar 2.5 Siklus Aktual Motor Bensin

Pada siklus aktual pada mesin bensin fluida kerja sesuai dengan kejadian secara
aktualnya, yaitu campuran bahan bakar dan udara. Pada siklus ini kalor merupakan hasil dari
proses pembakaran. Untuk langkah hisap tekanan lebih rendah dibanding dengan langkah buang.
Proses kompresi dan ekspansi tidak pada kondisi adiabatis karena pada proses ini terdapat
kerugian panas. Proses pembakaran dari penyalaan busi sampai akhir pembakaran.

2.4 Motor Bensin Empat Langkah


Motor bakar torak empat langkah adalah jenis motor bakar yang menyelesaikan satu
siklusnya dengan empat gerakan translasi piston (4 kali 180 gerakan poros engkol) atau dengan
kata lain dalam menghasilkan tenaga memerlukan dua kali putaran poros engkol (2 kali 360).
Adapun siklus kerja motor bensin empat langkah, adalah sebagai berikut :

1. Langkah Hisap

Pada langkah ini posisi katup masuk dalam keadaan terbuka, katup buang tertutup dan
piston bergerak dari batas atas (TMA) menuju batas bawah (TMB). Pada saat piston bergerak
ke bawah ini, mengakibatkan tekanan di ruang bakar menjadi hampa, dengan hampanya
tekanan di ruang bakar mengakibatkan perbedaan tekanan yang tinggi dengan tekanan udara
luar. Hal inilah yang menyebabkan campuran bahan bakar dan udara dari luar mengalir
masuk ke ruang bakar.
2. Langkah Kompresi

Pada langkah kompresi ini katup masuk dalam posisi tertutup katup buang tertutup dan
torak bergerak dari posisi TMB ke TMA. Dengan bergeraknya piston tersebut
mengakibatkan terjadinya proses kompresi karena mengecilnya volume silinder. Dengan
terjadinya proses kompresi, campuran udara dan bahan bakar menjadi padat sehingga
tekanan dan suhu meningkat. Sebelum piston mencapai TMA, pada saat itu terjadi percikan
api listrik dari busi yang membakar campuran udara dan bahan bakar.

3. Langkah Kerja

Pada langkah ini posisi katup masuk dan katup buang masih tertutup. Campuran bahan
bakar dan udara yang terbakar menyebabkan gas hasil pembakaran mengembang dan
memuai. Dan energi panas dari pembakaran ini menimbulkan tekanan ke segala arah, karena
piston hanya bisa bergerak secara translasi maka piston akan terdorong ke bawah hingga
posisi TMB. Gerakan ini mengasilkan gerakan untuk memutar poros engkol.

4. Langkah Buang

Pada langkah ini katup masuk tertutup, katup buang terbuka dan piston bergerak dari
TMB ke TMA. Dengan bergeraknya piston ke atas, gas sisa pembakaran terdorong ke katup
buang dan dibuang ke lingkungan. Setelah langkah ini maka motor bakar telah
menyelesaikan satu siklus di dalam silinder. Selanjutnya akan dimulai lagi langkah masuk
untuk siklus selanjutnya. Siklus kerja motor empat tak dapat dilihat pada gambar 2.6
Gambar 2.6 Siklus Kerja Motor Bensin Empat Langkah.

2.5 Motor Bensin Dua Langkah


Motor bensin dua langkah adalah motor bensin dimana untuk melakukan suatu kerja
diperlukan dua langkah gerakan piston dan satu kali putaran poros engkol. Siklus kerja motor
bensin dua langkah sebagai berikut :

1. Langkah pertama (Piston bergerak dari TMA ke TMB)


a. Saat bergerak dari TMA ke TMB, piston akan menekan ruang bilas yang berada di
bawahnya. Semakin jauh piston meninggalkan TMA menuju TMB akan semakin
meningkat pula tekanan di ruang bilas.

b. Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan melewati lubang pembuangan gas dan
lubang pemasukan gas. Posisi masing-masing lubang tergantung dari desain
perancang. Umumnya ring piston akan melewati lubang pembuangan terlebih dahulu.

c. Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di dalam ruang bakar keluar
melalui lubang pembuangan.
d. Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan, gas yang tertekan di dalam ruang
bilas akan terpompa masuk ke dalam ruang bakar, sekaligus mendorong keluar gas
yang ada di dalam ruang bakar menuju lubang pembuangan.

e. Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus memompa gas dalam
ruang bilas menuju ke dalam ruang bakar.

2. Langkah kedua (Piston bergerak dari TMB ke TMA)


a. Saat bergerak dari TMB ke TMA, piston akan menghisap gas hasil percampuran
udara, bahan bakar dan pelumas ke dalam ruang bilas. Percampuran ini dilakukan
oleh karburator atau sistem injeksi (lihat pula: Sistem bahan bakar).

b. Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston akan


mengkompresi gas yang terjebak di dalam ruang bakar.

c. Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai TMA.

d. Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA (pada mesin bensin busi akan menyala,
sedangkan pada mesin diesel akan menyuntikkan bahan bakar) untuk membakar gas
dalam ruang bakar. Waktu nyala busi atau penyuntikan bahan bakar tidak terjadi saat
piston sampai ke TMA, melainkan terjadi sebelumnya. Ini dimaksudkan agar puncak
tekanan akibat pembakaran dalam ruang bakar bisa terjadi saat piston mulai bergerak
dari TMA ke TMB, karena proses pembakaran membutuhkan waktu untuk bisa
membuat gas terbakar dengan sempurna oleh nyala api busi atau dengan suntikan
bahan bakar. Siklus kerja mesin dua tak dapat dilihat pada gambar 2.7
Gambar 2.7 Proses Kerja Mesin 2 Langkah

2.5.2 Perbedaan Desain Mesin Dua Tak dengan Mesin Empat Tak
 Pada mesin dua tak, sekali pembakaran terjadi dalam satu putaran penuh pada poros
engkol (crankshaft), sedangkan pada mesin empat tak, sekali proses pembakaran terjadi
dalam dua putaran penuh pada poros engkol.
 Mesin empat tak memerlukan mekanisme katup (valve mechanism) dalam bekerjanya
untuk membuka dan menutup lubang pemasukan dan pembuangan, sedangkan pada
mesin dua tak tidak membutuhkan katup. Piston dan ring piston berfungsi untuk menbuka
dan menutup lubang pemasukan dan pembuangan. Pada awalnya, mesin dua tak tidak
dilengkapi dengan katup, namun dalam perkembangannya katup satu arah (one way
valve) akan dipasang di antara ruang bilas dan karburator untuk:

1. Menjaga agar gas yang sudah masuk ke dalam ruang bilas tidak dapat masuk
kembali ke karburator.

2. Menjaga tekanan dalam ruang bilas secara ketat saat piston mengkompresi ruang
bilas.

 Lubang pemasukan dan lubang pembuangan pada mesin dua tak terdapat pada dinding
silinder, sedangkan pada mesin empat tak terdapat pada kepala silinder (cylinder head).
Ini adalah alasan utama yang membuat mesin 4 tak tidak menggunakan oli samping.
2.5.3 Kelebihan dan Kekurangan Mesin Dua Tak

A. Kelebihan Mesin Dua Tak


Dibandingkan mesin empat tak, mesin dua tak memiliki beberapa kelebihan:
1. Hasil tenaganya lebih besar dibandingkan mesin empat tak.
2. Mesin dua tak lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin empat tak.

o Kombinasi kedua kelebihan di atas menjadikan rasio berat terhadap tenaga


(power to weight ratio) mesin dua tak lebih baik dibandingkan mesin empat tak.

3. Mesin dua tak lebih murah biaya produksinya karena konstruksinya yang sederhana.

Meskipun memiliki berbagai kelebihan, mesin ini sudah jarang digunakan dalam kendaraan-
kendaraan terutama kendaraan mobil dikarenakan oleh beberapa kekurangan.

B. Kekurangan Mesin Dua Tak


Kekurangan mesin dua tak dibandingkan mesin empat tak:
1. Efisiensi bahan bakar mesin dua tak lebih rendah dibandingkan mesin empat tak
(boros).
2. Mesin dua tak memerlukan percampuran oli dengan bahan bakar (oli samping/two
stroke oil) untuk pelumasan silinder mesin.

o Kedua hal di atas mengakibatkan biaya operasional mesin dua tak menjadi lebih
lebih tinggi dibandingkan biaya operasional mesin empat tak.

3. Mesin dua tak menghasilkan polusi udara lebih banyak. Polusi terjadi dari pembakaran
oli samping dan gas dari ruang bilas yang lolos/bocor dan masuk langsung ke lubang
pembuangan.

4. Pelumasan mesin dua tak tidak sebaik mesin empat tak. Ini mengakibatkan usia suku
cadang dalam komponen ruang bakar relatif lebih singkat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat kami ambil beberapa kesimpulan, yaitu :
 Mesin bensin adalah sebuah tipe mesin pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi
untuk proses pembakaran, dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau yang
sejenis.
 Siklus udara volume konstan atau siklus otto adalah proses yang ideal. Dalam
kenyataannya baik siklus volume konstan, siklus tekanan konstan dan siklus gabungan
tidak mungkin dilaksanakan.

 Motor bakar torak empat langkah adalah jenis motor bakar yang menyelesaikan satu
siklusnya dengan empat gerakan translasi piston atau dengan kata lain dalam
menghasilkan tenaga memerlukan dua kali putaran poros engkol.

 Motor bensin dua langkah adalah motor bensin dimana untuk melakukan suatu kerja
diperlukan dua langkah gerakan piston dan satu kali putaran poros engkol.

 Kelebihan mesin dua tak dibandingkan mesin empat tak adalah hasil tenaganya lebih
besar dan lebih murah biaya produksinya karena konstruksinya yang sederhana.

 Kelebihan mesin empat tak dibandingkan mesin dua tak adalah efisiensi bahan bakar
mesin empat tak lebih tinggi, mesin empat tak tidak menghasilkan polusi udara yang
banyak dan pelumasan mesin empat tak lebih baik dari mesin dua tak

3.2 Saran

Dengan pemaparan materi tentang mesin bensin di atas, kami berharap teman-teman
mahasiswa bisa lebih memahami tentang apa itu mesin bensin dan prinsip kerjanya. Diharapkan
juga melalui pemahaman materi di atas teman-teman bisa mengambil suatu permasalahan untuk
dijadikan bahan penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat atau permasalahan tersebut bisa
dijadikan bahan skripsi nantinya.

Anda mungkin juga menyukai