Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktikum merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses belajar

mengajar di perguruan tinggi. Tujuan kegiatan praktikum terutama untuk

memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para mahasiswa terhadap

teori yang telah diberikan dalam proses perkuliahan dikelas. Bentuknya biasanya

berupa kegiatan di laboratorium dimana para mahasiswa melakukan percobaan

untuk mempraktekkan suatu teori atau karakteristik tertentu dari materi kuliah yang

telah diberikan. Tujuan kegiatan praktikum berbeda dengan tujuan kegiatan

penelitian. Walaupun keduanya sama-sama sering dilaksanakan di laboratorium.

Praktikum bertujuan untuk menerapkan teori yang sudah ada dengan tujuan

membantu proses belajar mengajar. Sedangkan penelitian bertujuan untuk

mendapatkan teori baru dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam

program pendidikan perguruan tinggi jenjang akademik dalam rangka mendidik calon

sarjana yang menguasai ilmu pengetahuan yang sudah ada serta mampu

mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam bidang ilmu teknik mesin, kegiatan

praktikum dapat dilaksanakan di laboratorium, karena obyek ilmu teknik mesin

adalah proses atau fenomena alam dan usaha rekayasanya dalam bentuk

mekanisme. Kegiatan ini untuk membentuk manusia dalam melakukan berbagai

kegiatan fisik dalam hidupnya. Kegiatan praktikum dapat dilaksanakan dengan

mengguanakan instalasi percobaan seperti model fisik dari obyeknya atau dengan

cara simulasi matematik dengan menggunakan software komputer. Praktikum

mempunyai peranan penting, terutama untuk membantu memahami teori, proses


atau karakteristik dari berbagai fenomena dan hasil rekayasa dalam bentuk rekayasa

yang komplek sehingga sulit dipahami apabila hanya diterangkan melalui proses

perkuliahan di kelas. Motor bakar atau internal combustion engine merupakan hasil

rekayasa mekanisme dari proses konversi energi yang sangat luas penggunaanya

sampai saat ini, terutama mesin-mesin alat transportasi, mesin-mesin pertanian dan

lain lain. Motor bakar yang digunakan sampai sekarang adalah jenis motor bakar

torak (reciprocating engine) dan mempunyai dua jenis, yaitu motor bensin (spark

ignition engine) dan motor diesel (compression ignition engine).

1.2 Tujuan Percobaan

1.3 Manfaat Percobaan


BAB II

TEORI SINGKAT MOTOR BAKAR

2.1 Pengertian Motor Bakar

Motor bakar adalah mesin kalor atau mesin konversi energi yang mengubah

energi kimia menjadi energi mekanik berupa kerja (rotasi) . Pada dasarnya mesin

kalor (Heat Engine) dikategorikan menjadi dua (2), yaitu:

a. External Combustion Engine Yaitu mesin yang menghasilkan daya dengan

menggunakan peralatan lain untuk menghasilkan media yang dapat digunakan

untuk menimbulkan daya seperti turbin uap, dimana uap yang digunakan untuk

menghasilkan daya berasal dari proses lain yang terjadi di boiler, di boiler tersebut

air dipanaskan sehingga menghasilkan uap (superheated steam) dan kemudian uap

ini dikirim ke turbin uap untuk menghasilkan daya.

b. Internal Combustion Engine Merupakan mesin yang mendapatkan daya dari

proses pembakarannya yang terjadi dalam mesin itu sendiri, hasil pembakaran

bahan bakar dan udara digunakan langsung untuk menimbulkan daya. Contohnya

mesin yang menggunakan piston seperti gasoline engine, diesel engine, dan mesin

dengan turbin penggerak (turbin gas).

2.2 Motor Bensin

Motor bensin adalah jenis mesin pembakaran dalam (internal combustion

engine) yang menggunakan penyalaan busi (spark plug) pada proses

pembakarannya, dan dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau

sejenisnya. Pada mesin bensin, langkah awal proses pembakaran dimulai ketika
udara dan bahan bakar dicampur sebelum masuk ke ruang bakar, namun seiring

perkembangan teknologi mesin bensin modern mengaplikasikan injeksi bahan

bakar langsung ke silinder ruang bakar termasuk mesin bensin 2 tak untuk

mendapatkan emisi gas buang yang ramah lingkungan. Pencampuran udara dan

bahan bakar dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi, keduanya mengalami

perkembangan dari sistem manual sampai dengan penambahan sensor-sensor

elektronik. Sistem Injeksi Bahan bakar di motor otto terjadi di luar silinder,

tujuannya untuk mencampur udara dengan bahan bakar seproporsional mungkin.

Hal ini dsebut EFI (Electronic Fuel Injection). Pada motor bensin sebelum terjadinya

proses pembakaran, suhu gas dalam silinder tidak boleh terlalu tinggi. Hal ini

dimaksudkan untuk menghindari terjadinya detonasi dan pembakaran sendiri (self

ignition). Oleh sebab itu maka perbandingan kompresi pada mesin bensin dibatasi

dan biasanya sampai dibawah 10.

2.2.1 Motor Bensin 2 Langkah

Motor bensin 2 langkah adalah motor bensin yang setiap siklus kerjanya terjadi

dalam 2 langkah torak (piston) atau 1 kali putaran poros engkol (crank shaft).
Gambar 2.1 Bagian-bagian Mesin Bensin 2 Langkah

Prinsip kerja motor bensin 2 langkah pada dasarnya yaitu melakukan dua

langkah pada satu kali putaran poros engkol, langkah pertama yaitu isap dan

kompresi, sedangkan langkah yang kedua adalah pembakaran dan buang.

Keunggulan mesin 2 langkah diantaranya yaitu konstruksi mesin yang lebih

sederhana menjadikan biaya pembuatannya lebih murah. Ukuran langkah torak dan

kecepatan yang sama mampu menghasilkan daya lebih besar. Selain itu rasio berat

terhadap tenaga (power to weight ratio) mesin dua tak lebih baik dibandingkan

mesin empat tak. Namun, selain keunggulan tersebut mesin 2 langkah juga memiliki

beberapa kekurangan, diantaranya pembuangan gas yang kurang sempurna

mengakibatkan tingkat efisiensi yang rendah dan kesulitan untuk mempertinggi

kecepatan.

2.2.2 Mesin Bensin 4 Langkah

Motor Bensin 4 Langkah adalah motor bensin yang setiap siklus kerjanya dalam

4 langkah torak atau 2 kali putaran poros


Gambar 2.2 Bagian-bagian Mesin 4 Langkah

Langkah proses pembakaran pada mesin 4 langkah pada dasarnya serupa

dengan langkah pada mesin 2 langkah, akan tetapi pada mesin 4 langkah setiap satu

gerakan piston menghasilkan satu langkah proses.

Pada motor 4 tak, untuk menghasilkan 1 kali usaha dibutuhkan 4 kali langkah

naik turun torak dari TMA ke TMB, 2 kali gerak putar poros engkol dan 1 kali

putaran poros cam. 4 langkah torak yaitu, langkah hisap, langkah kompresi, langkah

usaha, dan langkah buang. Adapun proses yang terjadi pada langkah - langkah

tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 2.3 Siklus kerja Mesin 4 langkah

a. Langkah hisap Pada langkah ini katup hisap (intake valve) terbuka dan katup

buang (exhaust valve) tertutup. Piston bergerak dari titik mati atas (TMA) ke

titik mati bawah (TMB) porol engkol (crankshaft) bergerak 1800. gerakan

tersebut menciptakan kevakuman di dalam ruang silinder yang berakibat

terjadinya perbedaan tekanan antara udara di dalam silinder dan diluar

silinder. Hal ini menyebabkan tekanan di dalam silinder sangat rendah dan
mengakibatkan campuran udara - bahan bakar terhisap masuk ke dalam

silinder melalui saluran masuk (intake manifold). Ketika piston bergerak

sampai ke titik mati bawah (TMB) katup hisap tertutup.

b. Langkah kompresi Setelah torak menyelesaikan langkah hisap, posisi piston

yang berada di TMB (titik mati bawah) bergerak ke TMA (titik mati atas) dan

crankshaft berputar 1800, katup masuk menutup begitupun katup buang

masih dalam keadaan menutup. Gerakan piston ke atas menyebabkan

campuran udara yang berada di dalam silinder dikompresikan atau

dimampatkan. Selaras dengan aksi kompresi tersebut, selama proses

kompresi, suhu campuran udara dan bahan bakar meningkat mencapai

ratusan derajat, hal ini sangat penting dan mempengaruhi pembakaran

campuran udara dan bahan bakar. Beberapa saat sebelum piston mencapai

TMA, busi memercikan bunga api sehingga gas yang telah mencapai

temperatur dan tekanan tinggi itu akan terbakar.

c. Langkah usaha atau ekspansi

Torak bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah),

poros engkol berputar setengah putaran 1800, posisi katup hisap dan katup

buang masih dalam keadaan tertutup karena pembakaran tersebut

bertekanan dan temperatur di dalam silinder menjadi tinggi sehingga

mendorong piston bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati

bawah). Saat inilah tenaga panas dirubah menjadi tenaga gerak atau tenaga

mekanik sehingga menghasilkan usaha atau ekspasi, tenaga gerak piston

disalurkan batang piston ke poros engkol dan diubah menjadi tenaga gerak
berputar, saat piston berada TMB (titik mati bawah), katup hisap masih

dalam keadaan tertutup sehingga katup buang mulai terbuka.

d. Langkah buang Pada langkah buang terjadi proses kerja sebagai berikut.

Torak bergerak dari TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik mati atas), poros

engkol (crankshaft) berputar setengah lingkaran 1800 dan katup hisap masih

dalam keadaan tertutup dan katup buang terbuka, piton mendorong gas sisa

pembakaran keluar dari ruang silinder melalui saluran buang terus ke udara luar

melalui knalpot. Setelah langkah buang selesai, yaitu pada saat piston berada di

TMA (titik mati atas) katup hisap mulai terbuka dan katup buang kembali

tertutup. Siklus berikutnya dimulai lagi dengan mengulangi langkah – langkah

yang sama pada siklus diatas.

2.2.3 Diagram P-V Teoritis Motor Bensin 4 Langkah

Diagram P-V teoritis pada proses pembakaran bahan bakar motor bensin 4

langkah adalah sebagai berikut:


0-1 : Garis Hisap

Torak bergerak ke kanan untuk langkah isap. Pada kecepatan pengisap

tertentu, garis akan berada di bawah garis atm, jadi ada tekanan bawah atau

vakum.

1-2 : Garis Kompresi

Volume gas dimampatkan pada waktu penghisap bergerak ke

sisi tutup. Tekanan naik hingga mencapai 3 atm sebelum titik mati atas

(TMA) busi dinyalakan

2-3: Garis Pembakaran

Pembakaran terjadi dengan cepat sekali, suhu gas naik,

sedangkan dalam waktu yang sangat cepat volume gas hanya berubah

sedikit. Tekanan meningkat maksimum 28 atm.

3-4: Garis Usaha atau Garis Ekspansi

Selama ini gas pembakaran mendesak penghisap dan

v o l u m e g a s t e r s e b u t m e m b e s a r m a k a tekanan akan turun.

4-1: Pembuangan Pendahuluan

Tekanan turun sesuai dengan tekanan atmosfer, sedangkan

besar gas pembakaran (70%) telah dikeluarkan

1-0: Gas Pembuangan

Sisa gas didesak keluar oleh penghisap, karena kecepatan gerak

penghisap, terjadilah kenaikan tekanan sedikit di atas 1 atm.


2.3 Motor Diesel

Motor diesel adalah motor bakar torak yang proses penyalaannya


bukanmenggunakan loncatan bunga api melainkan ketika torak hampir
mencapaititik mati atas (TMA) bahan bakar disemprotkan ke dalam ruang
bakarmelalui nosel sehingga terjadilah pembakaran pada ruang bakar dan
udaradalam silinder sudah mencapai temperatur tinggi. Mesin diesel
memilikiefisiensi termal yang baik dibandingkan mesin pembakaran dalam
maupun pembakaran luar lainnya, karena memiliki raiso kompresi yang sangat
tinggi.

2.3.1 Siklus Diesel

Siklus diesel adalah siklus teoritis untuk compression-ignition engine


atau mesin diesel. Perbedaan antara siklus diesel dan Otto adalah penambahan
panas pada tekanan tetap. Karena alasan ini siklus Diesel kadang disebut siklus
tekanan tetap. Dalam diagram P-v, siklus diesel dapat digambarkan seperti
berikut:

Gambar 2.4 Siklus Diesel Diagram P-V

Proses dari siklus tersebut yaitu:

0-1 = Langkah Hisap pada P = c (isobarik)

1-2 = Langkah Kompresi, P bertambah, Q = c (isentropik / reversibel


adiabatik)
2-3 = Pembakaran, pada tekanan tetap (isobarik)

3-4 = Langkah Kerja P bertambah, V = c (isentropik / reversibel


adiabatik) 4-1 = Pengeluaran Kalor sisa pada V = c (isokhorik) 1-0 =
Langkah Buang pada P = c

Motor diesel empat langkah bekerja bila melakukan empat kali


gerakan (dua kali putaran engkol) menghasilkan satu kali kerja. Secara
skematis prinsip kerja motor diesel empat langkah dapat ditunjukan
Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Siklus Motor Diesel 4 Langkah

1. Langkah hisap

Pada langkah ini katup masuk membuka dan katup buang tertutup.
Udara mengalir ke dalam silinder.

2. Langkah kompresi

Pada langkah ini kedua katup menutup, piston bergerak dari titik TBM
ke TMA menekan udara yang ada dalam silinder. 5ᵒ setelah mencapai TMA,
bahan bakar diinjeksikan.

3. Langkah ekspansi
Karena injeksi bahan bakar kedalam silinder yang bertemperatur tinggi,
bahan bakar terbakar dan berekspansi menekan piston untuk melakukan kerja
sampai piston mencapai TMB. Kedua katup tertutup pada langkah ini.

4. Langkah buang

Ketika piston hampir mencapai TMB, katub buang terbuka, katub masuk
tetap tertutup. Ketika piston bergerak menuju TMA sisa pembakaran terbuang
keluar ruang bakar. Akhir langkah ini adalah ketika piston mencapai TMA. Siklus
kemudian berulang lagi.

2.3.2 Siklus Aktual Motor Diesel

Dalam siklus diesel, kerugian – kerugian lebih rendah daripada yang


terjadi pada siklus otto dapat dilihat pada gambar 2.6. Kerugian utama adalah
karena pembakaran tidak sempurna dan penyebab utama perbedaan antara
siklus teoritis dan siklus mesin diesel. Dalam siklus teoritis pembakaran
diharapkan selesai pada akhir pembakaran tekanan tetap, tetapi aktualnya after
burning berlanjut sampai setengah langkah ekspansi.

Gambar 2.6 Siklus Aktual Motor Diesel

2.3.3 Bahan Bakar Diesel

Bahan Bakar Diesel Minyak bumi merupakan hasil dari minyak mentah dipisahkan
menjadi produknya dengan melalui proses yang disebut proses distilasi bertingkat.
Dalam proses ini bisa didapat produk bensin, minyak bahan bakar diesel, minyak tanah,
dan lain – lain. Karakteristik bahan bakar diesel :
a. Volatilitas (Penguapan)

Penguapan adalah sifat kecenderungan bahan bakar untuk berubah fasa


menjadi uap. Tekanan uap yang tinggi dan titik didih yang rendah menandakan tingginya
penguapan. Makin rendah suhu ini berarti makin tinggi penguapannya.

b. Titik Nyala

Titik nyala adalah titik temperatur terendah dimana bahan bakar dapat
menimbulkan uap yang dapat terbakar ketika disinggungkan dengan percikan atau nyala
api. Nilai titik nyala berbanding terbalik dengan penguapan.

c. Viskositas

Viskositas menunjukkan resistensi fluida terhadap aliran. Semakin tinggi


viskositas bahan bakar, semakin sulit bahan bakar itu diinjeksikan. Peningkatan
viskositas juga berpengaruh secara langsung terhadap kemampuan bahan bakar
tersebut bercampur dengan udara.

d. Kadar Sulfur

Kadar sulfur dalam bahan bakar diesel yang berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya keausan pada bagian-bagian mesin. Hal ini terjadi karena adanya partikel –
partikel padat yang terbentuk ketika terjadi pembakaran.

e. Kadar Air

Kandungan air yang terkandung dalam bahan bakar dapat membentuk kristal
yang dapat menyumbat aliran bahan bakar.

f. Kadar Abu

Kadar abu menyatakan banyaknya jumlah logam yang terkandung dalam bahan
bakar. Tingginya konsentrasi dapat menyebabkan penyumbatan pada injeksi,
penimbunan sisa pembakaran.

g. Kadar Residu Karbon


Kadar residu karbon menunjukkan kadar fraksi hidrokarbon yang mempunyai
titik didih lebih tinggi dari bahan bakar, sehingga karbon tertinggal setelah penguapan
dan pembakaran bahan bakar.

h. Titik Tuang

Titik tuang adalah titik temperatur terendah dimana bahan bakar mulai
membeku dan terbentuk kristal – kristal parafin yang dapat menyumbat saluran bahan
bakar.

i. Kadar Karbon

Kadar karbon menunjukkan banyaknya jumlah karbon yang terdapat dalam


bahan bakar.

Tabel 2.1 Standart Mutu Bahan Bakar Diesel

Anda mungkin juga menyukai