Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Motor Bakar

Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak

dipakai dengan memanfaatkan energi kalor dari proses pembakaran menjadi

energi mekanik. Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang

proses pembakarannya terjadi dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas

pembakaran yang terjadi sekaligus sebagai fluida kerjanya. Mesin yang

bekerja dengan cara seperti tersebut disebut mesin pembakaran dalam.

Adapun mesin kalor yang cara memperoleh energi dengan proses pembakaran

di luar disebut mesin pembakaran luar. Sebagai contoh mesin uap, dimana

energi kalor diperoleh dari pembakaran luar, kemudian dipindahkan ke fluida

kerja melalui dinding pemisah.

Keuntungan dari mesin pembakaran dalam dibandingkan dengan mesin

pembakaran luar adalah kontruksinya lebih sederhana, tidak memerlukan

fluida kerja yang banyak dan efesiensi totalnya lebih tinggi. Sedangkan mesin

pembakaran luar keuntungannya adalah bahan bakar yang digunakan lebih

beragam, mulai dari bahan bakar padat sampai bahan-bakar gas, sehingga

mesin pembakaran luar banyak dipakai untuk keluaran daya yang besar

dengan banan bakar murah. Pembangkit tenaga listrik banyak menggunakan

mesin uap. Untuk kendaran transpot mesin uap tidak banyak dipakai dengan

pertimbangan kontruksinya yang besar dan memerlukan fluida kerja yang

banyak.
2.2 Klasifikasi Motor Bakar

2.3.1 Ditinjau dari lokasi pembakarannya

a. Mesin Pembakaran Luar (External Combustion Engine).

Motor pembakaran luar adalah tenaga panas yang dihasilkan

dari bahan bakar diproses diluar dari motor itu sendiri kemudian

digunakan untuk keperluan lainnya. Misalnya pada instalasi uap

bahan bakar itu dibakar dalam sebuah pesawat yang terpisah, yang

dinamakan ketel uap dan tenaga yang keluar sebagian panas pada

waktu pembakaran dipakai dahulu untuk membuat uap. Uap ini

membawa panas itu (tenaga) kedalam Motor uap dan dalam Motor

ini tenaga itu diubah lagi sebagian dalam bentuk mekanik, contoh

Motor uap dan turbin uap. Pada Motor uap dan turbin uap bahan

bakar dibakar diruang pembakaran tersendiri dengan katel untuk

menghasilkan uap. Jadi Motornya tidak digerakkan oleh gas yang

terbakar tetapi oleh uap air.

Gambar 2.1 Turbin Uap

b. Mesin Pembakaran Dalam (Internal Combustion Engine).

Motor pembakaran dalam adalah pesawat kalor, yang dapat

mengubah tenaga yang berupa panas yang dihasilkan melalui


pembakaran bahan bakar dalam Motor sendiri menjadi energi

mekanis atau motor pembakaran dalam adalah pesawat kalor

(gambar 1.3) yang merubah bahan bakar menjadi tenaga termis

dalam ruang bakar (1) yang selanjutnya berubah lagi menjadi tenaga

mekanik dalam hal ini gerak lurus atau bolak balik torak (2)

didalam silinder (3), gerakan bolak balik pada torak dirubah

menjadi gerak berputar melalui perantara batang penggerak (4) ke

poros engkol (5), sehingga motor pembakaran dalam biasa juga

disebut Motor Bakar Torak, misalnya, Motor bensin dan Motor

diesel.

Gambar 2.2 Motor bakar torak

2.3.2 Ditinjau dari siklusnya

a. Mesin 4 Langkah

Pada mesin atau motor 4-langkah (four-stroke engine), satu

siklus terdapat empat kali langkah kerja piston. Langkah kerja dari

mesin 4-langkah meliputi langkah hisap, langkah kompresi, langkah

expansi (usaha), dan langkah buang. Sehingga dalam satu siklusnya

tercapai dalam dua putaran poros engkol.


b. Mesin 2 Langkah

Pada mesin atau motor 2-langkah (two-stroke engine) satu siklus

terdapat dua kali langkah kerja piston, satu langkah kerja ke atas

dan satu langkah kerja ke bawah. Pada langkah pertama mesin 2-

langkah melakukan langkah hisap dan kompresi, dan pada langkah

kedua mesin 2-langkah melakukan langkah usaha dan buang.

Sehingga dalam satu siklusnya tercapai dalam satu putaran poros

engkol. Ciri khusus mesin 2-langkah adalah adanya saluran yang

terdapat pada dinding silinder, sehingga satu kali langkah piston

akan berpengaruh terhadap fungsi saluran tersebut.

2.3.3 Klasifikasi Motor Bensin

Berdasarkan langkah torak, motor bensin dibedakan menjadi dua

jenis yaitu Motor Empat Langkah dan Motor Dua Langkah.

a. Motor Bensin 4 Langkah

Motor bensin 4 langkah adalah motor bensin dimana untuk

melakukan suatu kerja diperlukan 4 langkah gerakan piston dan 2

kali putaran poros engkol.


Gambar 2.3 Konstruksi Dasar Motor 4 Langkah

1. Proses Kerja Motor 4 Langkah

a. Langkah Hisap (Suction Stroke)

Pada langkah ini, piston bergerak dari TMA menuju TMB,

katup hisap terbuka sedangkan katup buang tertutup. Akibatnya

tekanan pada kepala silinder akan bertambah.

Gambar 2.4 Langkah Hisap

b. Langkah Kompresi (Compression Stroke)

Setelah melakukan pengisian, piston yang sudah mencapai

TMB kembali lagi bergerak menuju TMA, ini memperkecil

ruangan diatas piston, sehingga campuran udara dan bahan-

bakar menjadi padat, tekanan dan suhunya naik. Tekanannya

naik kira-kira tiga kali lipat. Beberapa derajat sebelum piston

mencapai TMA terjadi letikan bunga api listrik dari busi yang

membakar campuran udara dan bahan-bakar.

Sewaktu piston bergerak keatas, katup hisap tertutup dan

pada waktu yang sama katup buang juga tertutup. Campuran


diruang pembakaran dicompressi sampai TMA, sehingga

dengan demikian mudah dinyalakan dan cepat terbakar.

Gambar 2.5 Langkah Kompresi

c. Langkah kerja (Explosion/Power Stroke)

Campuran terbakar sangat cepat, proses pembakaran

menyebabkan campuran gas akan mengembang dan memuai,

dan energi panas yang dihasilkan oleh pembakaran dalam ruang

bakar menimbulkan tekanan ke segala arah dan tekanan

pembakaran mendorong piston kebawah (TMB), selanjutnya

memutar poros engkol melalui connecting rod.

Gambar 2.6 Langkah Kerja

d. Langkah Pembuangan (Exhaust Stroke)


Sebelum piston bergerak kebawah ke (TMB), katup buang

terbuka dan gas sisa pembakaran mengalir keluar. Sewaktu

piston mulai naik dari TMB, piston mendorong gas sisa

pembakaran yang masih tertinggal keluar melalui katup buang

dan saluran buang ke atmosfir. Setelah piston mulai turun dari

TMA katup buang tertutup dan campuran mulai mengalir

kedalam cylinder.

Gambar 2.7 Langkah Pembuangan

Gambar 2.8 Proses Kerja Mesin 4 Langkah Otto

b. Motor Bensin 2 Langkah


Motor Bensin dua langkah memerlukan 2 (dua) langkah

gerakan torak dan 1 (satu) kali putaran engkol untuk menyelesaikan

1 (satu) proses kerja .

Gambar 2.9 Konstruksi Dasar Motor 2 Langkah

1. Proses Kerja Motor 2 langkah

a. Langkah Hisap dan Kompresi

Sewaktu piston bergerak keatas menuju TMA ruang

engkol akan membesar dan menjadikan ruang tersebut

hampa (vakum). Lubang pemasukan terbuka. Dengan

perbedaan tekanan ini, maka udara luar dapat mengalir dan

bercampur dengan bahan bakar di karburator yang

selanjutnya masuk ke ruang engkol (disebut langkah isap

atau pengisian ruang engkol).

Disisi lain lubang pemasukan dan lubang buang tertutup

oleh piston, sehingga terjadi proses langkah kompresi disini.

Dengan gerakan piston yang terus ke atas mendesak gas

baru yang sudah masuk sebelumnya, membuat suhu dan


tekanan gas meningkat. Beberapa derajat sebelum piston

mencapai TMA busi akan melentikkan bunga api dan mulai

membakar campuran gas tadi (langkah ini disebut langkah

kompresi).

Gambar 2.10 Langkah Hisap dan Kompresi

b. Langkah Usaha dan Buang

Ketika piston mencapai TMA campuran gas segar yang

dikompresikan dinyalakan oleh busi. Gas yang terbakar

mengakibatkan ledakan yang menghasilkan tenaga sehingga

mendorong piston memutar poros engkol melalui connecting

rod sewaktu piston bergerak kebawah menuju TMB

(langkah usaha). Beberapa derajat setelah piston bergerak ke

TMB lubang buang terbuka oleh kepala piston, gas-gas

bekas keluar melalui saluran buang (langkah buang).

Beberapa derajat selanjutnya setelah saluran buang

dibuka, maka saluran bilas (saluran transfer) mulai terbuka

oleh tepi piston. Ketika piston membuka lubang transfer


segera langkah pembuangan telah dimulai. Gas baru yang

berada di bawah piston terdesak, campuran yang

dikompresikan tersebut mengalir melalui saluran bilas

menuju puncak ruang bakar sambil membantu mendorong

gas bekas keluar (proses ini disebut pembilasan).

Gambar 2.11 Langkah Usaha dan Buang

2.3 Proses Pembakaran

Proses pembakaran adalah peristiwa perubahan yang berlangsung mulai

dari bahan bakar sampai terjadinya tenaga yang berguna dalam bentuk gerak

atau tenaga kinetis. Proses pembakaran yang terjadi pada motor bakar, tidak

lain merupakan suatu reaksi kimia yang berlangsung pada temperatur yang

tinggi dan dalam waktu yang sangat singkat. Reaksi kimia ini disebut suatu

reaksi yang exotherm, dimana dari reaksi ini dilepaskan atau dihasilkan

sejumlah besar panas. Panas tersebut merupakan tenaga aliran yang kuat dan

mendorong piston, akibatnya piston bergerak. Gerakan piston merupakan

gerak lurus bolak-balik atau disebut juga gerak translasi. Oleh poros engkol
dan batang penggerak, gerakan translasi diubah menjadi gerak putar atau

gerak rotasi (Jama, 1982).

Selama proses pembakaran, butiran minyak bahan bakar menjadi elemen

komponennya. Hidrogen akan bergabung dengan oksigen untuk membentuk

air, dan karbon bergabung dengan oksigen menjadi karbon dioksida. Jika

proses pembakaran tidak cukup tersedia oksigen, maka sebagian karbon akan

bergabung dengan oksigen menjadi karbon monoksida. Akibat terbentuknya

karbon monoksida, maka jumlah panas yang dihasilkan hanya 30 persen dari

panas yang ditimbulkan oleh pembentukan karbon monoksida sebagaimana

ditunjukkan oleh reaksi kimia berikut (Wardono, 2004 dalam kumbara,

2012).

Reaksi cukup oksigen: C + O2 CO2 + 393,5 kJ

Reaksi kurang oksigen: C + ½ O2 CO + 110,5 kJ

Pada proses pembakaran, yaitu setelah akhir dari langkah kompresi,

loncatan api listrik busi merambat ke campuran bahan bakar-udara yang

homogen dan membakar campuran tersebut. Reaksi pembakaran ideal adalah

seperti berikut (Hardjono, 2001 dalam Kirana, 2005).

C8H18 + 12,5 (O2 + 3,76 N2) 8 CO2 + 9 H2O + 12,5 (3,76 N2)

2.4 Bagian-Bagian Utama Mesin Motor Bensin

1. Blok silinder

Blok silinder sebagai bentuk dasar kerja mesin dan biasanya dibuat

dari Cast Iron, tetapi belakangan ini banyak juga blok silinder yang

terbuat dari aluminium dengan maksud mengurangi berat dan menambah

panas radiasi. Beberapa silinder disusun pada blok silinder yakni blok
silinder yang bagian atasnya ditutup dengan kepala silinder dan bagian

bawahnya membentuk ruang engkol untuk pemasangan poros engkol.

Gambar 2.13 Blok Silinder

2. Kepala Silinder

Kepala silinder dibuat bagian atas blok dan diantaranya diselipkan

gasket, bagian bawah kepala silinder dibuat bentuk cekung sebagai ruang

bakarnya. Selain dilengkapi dengan ruang bakar juga di lengkapi dengan

lubang pemasangan busi dan pemasangan untuk katup.


Gambar 2.14 Kepala Silnder

3. Busi

Busi adalah piranti untuk memberikan percikan bunga api dan udara yang

telah di kompresikan didalam ruang bakar. Arus listrik tegangan tinggi

tersebut dari koil pengapian, pada mesin berselinder banyak arus arus

tersebut melalui distributor.

Gambar 2.15 Busi

4. Karburator

Tenaga motor bensin diperoleh dari pembakaran, campuran bahan bakar

dan udara didalam silinder. Udara dan bahan bakar dicampurkan menurut

kondisi tertentu didalam karburator. Sebagai tenaga maka sebelum

memasuki silinder bahan bakar ini harus bersifat sangat mudah terbakar

agar supaya motor dapat menghasilkan daya yang besar dan ekonomis.

Ada beberapa macam karburator, misalnya karburator solex, stromberg,

catur dan karburator Su, namun semuanya mempunyai prinsip kerja yang

sama yaitu kesemuanya dimaksud untuk memperoleh kesempurnaan

dalam pembentukan campuran didalam silinder.


Gambar 2.16 Karburator

5. Torak

Kepala torak biasanya berbentuk datar tetapi ada juga yang berbentuk

cekung yakni untuk mesin 2 tak dan pada sisinya diberikan celah untuk

pemasangan cincin dengan jumlah 2 atau 3 celah torak diberikan bos pada

bagian tengah torak untuk dudukannya pen torak.

a. Adapun model torak yaitu :

1. Torak model tepi

2. Torak model slop

3. Torak autotermis

4. Torak lonjong

b. Komponen torak

1. Pen torak

2. Rin torak

3. Batang torak
Gambar 2.17 Torak

6. Poros Engkol

Poros engkol merupakan bagian yang mempunyai tugas penting untuk

mengubah gerak lurus torak yang diperoleh didalam silinder pada gerak

putar dengan melalui batang-batang torak dan menjaga pergerakan torak

dalam langkah-langkah selanjutnya. Poros engkol terdiri atas Crank

journal yang didukung oleh bantalan-bantalan utama crank calse bermain

dan merupakan pusat. Putaran pada crank pin dipasangkan batang torak

dan crank pin yang menghubungkan antara Crank journal dan Crank pin

sebagai tambahan diberikan balance warght untuk menjamin

keseimbangan perputaran

Gambar 2.18 Poros Engkol

7. Katub
Campuran bahan bakar bensin dan udara masuk keruang bakar disebut

katup masuk atau katup isap dan tempat dimana gas buang keluar disebut

katup buang. Setiap silinder mempunyai katup buang dan katup hisap.

Katup-katup harus tahan terhadap panas, dan dibuat dari bahan nikel

chrome ( baja nikel ). Pada umumnya katup berbentuk seperti jamur dan

disebut poppet valve.

a. Komponen Katup

1. Batang katup

2. Pegas katup

3. Nok dan sumbu ( can and camshaf )

4. Valve tifter, pushrod dan rocet arm

b. Macam-macam mekanisme katup

1. Susunan katup sisi ( side valve arrangment )

2. Susunan katup kepala ( overhead valve arrangment )

3. Sohc ( single overhead camshaft )

4. Dohc ( double overhead camshaft )

Gambar 2.19 Katub

2.5 Siklus Udara Volume Konstan (Siklus Otto)


Motor bensin adalah jenis motor bakar torak yang bekerja berdasarkan

siklus volume konstan, karena saat pemasukan kalor (langkah pembakaran)

dan pengeluaran kalor terjadi pada volume konstan. Siklus ini adalah siklus

yang ideal. Seperti yang terlihat di diagram P – V Gambar 2.5.

Gambar 2.12 Siklus Motor Bensin Diagram P-V

Prsoses – proses yang terjadi :

1. Proses (0 – 1) = Langkah isap (Campuran udara dan bahan bakar) pada

tekanan konstan

2. Proses (1 – 2) = Langkah kompresi isentropic


3. Proses (2 – 3) = Proses pembakaran (pemasukan kalor pada volume

konstan)

4. Proses (3 – 4) = Langkah ekspansi (kerja)

5. Proses (4 – 1) = Proses pembuangan (pengeluaran kalor) pada volume

konstan

6. Proses (1-0) langkah buang pada tekanan konstan 0-1 lanka isap

2.6 Sistem Bahan Bakar

Secara umum sistem bahan bakar pada sepeda motor berfungsi untuk

menyediakan bahan bakar, melakukan proses pencampuran bahan bakar dan

udara dengan perbandingan yang tepat, kemudian menyalurkan campuran

tersebut ke dalam silinder dalam jumlah volume yang tepat sesuai kebutuhan

putaran mesin. Cara untuk melakukan penyaluran bahan bakarnya dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu sistem penyaluran bahan bakar dengan

sendirinya (karena berat gravitasi) dan sistem penyaluran bahan bakar dengan

tekanan. Sistem penyaluran bahan bakar dengan sendiri diterapkan pada

sepeda motor yang masih menggunakan karburator (sistem bahan bakar

konvensional). Pada sistem ini tidak diperlukan pompa bahan bakar dan

penempatan tangki bahan bakar biasanya lebih tinggi dari karburator.

Sedangkan sistem penyaluran bahan bakar dengan tekanan terdapat pada

sepeda motor yang menggunakan sistem bahan bakar injeksi atau EFI

(electronic fuel injection). Dalam sistem ini, peran karburator yang terdapat

pada sistem bahan bakar konvensional diganti oleh injektor yang proses

kerjanya dikontrol oleh unit pengontrol elektronik atau dikenal ECU


(electronic control unit) atau kadangkala ECM (electronic/engine control

module).

2.7 Bahan Bakar Bensin

Bahan bakar fosil yang umum adalah batu bara, minyak, dan gas alam.

Bahan bakar lain seperti nafta, minyak pasir-ter, dan turunan-turunan

bahan bakar fosil sedikit berbeda, tetapi tetap juga dianggap sebagai

bahan bakar fosil dan umumnya digabungkan ke dalam salah satu dari

ketiga kategori bahan bakar fosil utama tersebut. Semua bahan bakar fosil

dihasilkan dari pemfosilan senyawa karbohidrat. Senyawa bahan bakar

fosil mempunyai rumus kimia Cx(H2O)y. Karbohidrat dihasilkan oleh

tanaman-tanaman hidup melalui proses fotosintesis ketika merubah secara

langsung energi surya menjadi energi kimia. Kebanyakan bahan bakar

fosil diproduksi di masa abad Karboniferous dalam era Paleozoic bumi,

kira-kira 325 juta tahun yang lalu. Setelah tanaman mati, karbohidrat

diubah menjadi senyawa hidrokarbon dengan rumus kimia umum CxHy

oleh tekanan dan panas, karena tidak ada oksigen (Culp, 1996).

Bahan bakar yang dipakai untuk kendaraan bermotor adalah bensin

dan solar (minyak diesel). Sifatnya mudah menguap dan tidak berwarna,

didapatkan dengan mendestilasi minyak mentah (Crude Oil).

Komposisinya terdiri dari karbon dan hidrogen dengan perbandingan kira-

kira 85% dan 15% dalam berat.

Bahan bakar bensin dan solar akan bercampur dengan udara, yang

terdiri dari sekitar 23% oksigen dan 77% nitrogen. Bila bunga api (spark)

dinyalakan di dalam silinder maka terjadilah pembakaran. Dengan adanya


peristiwa pembakaran, maka hidrogen akan menjadi air (H2O) dengan

oksigen, sedangkan karbon akan membentuk CO2 dan CO. Pada motor

diesel juga terjadi hal yang sama, akan tetapi terdapat suatu perbedaan

yang mendasar yaitu bahwa pembakaran terjadi tidak disebabkan oleh

bunga api, melainkan pembakaran itu terjadi akibat temperatur yang

cukup tinggi akibat kompresi (Jama, 1982). Ada sejumlah senyawa

hidrokarbon yang digunakan sebagai bahan bakar standar bagi motor

bakar. Bahan bakar untuk motor bakar bensin digolongkan berdasarkan

bilangan oktannya. Sedangkan bahan bakar standar bagi motor bakar

diesel digolongkan berdasarkan bilangan cetananya (Culp, 1996).

Bensin adalah zat cair yang pada umumnya diperoleh dari hasil

pemurnian minyak bumi, di dalamnya terkandung unsur-unsur karbon dan

hidrogen. Pada suhu biasa bensin akan menguap dan akan menyala

dengan mudah apabila di bakar (Daryanto, 2003).

Bensin didapatkan dari hasil penyulingan minyak tanah yang kotor,

dengan berat jenis dari 0,68 sampai 0,72 menguap seluruhnya antara 0o

sampai 120oC. Bensin untuk motor merupakan campuran dari hasil-hasil

penyulingan yang ringan dan yang paling berat berat jenisnya ± 0,73 dan

titik didih terakhir dari ± 190oC. Syarat-syarat bensin motor di antaranya:

1. Jernih, tidak berwarna, netral.

2. Bebas dari belerang.

3. Bebas dari endapan.

4. Pada pemanasan sampai 100oC, harus menguap lebih dari 25%.


5. Pada pemanasan 175oC, sekurang-kurangnya harus menguap 95%

dari isi asal. Pada pemanasan sampai 205oC, sekurang-kurangnya harus

menguap 99% dari isi asal.

6. Mempunyai sifat menyala yang baik.

2.8 Detonasi

Detonasi atau mengetuk (knocking) adalah kecenderungan campuran

bahan bakar dan udara untuk terbakar (meledak) dengan sendirinya akibat

tekanan kompresi terlalu tinggi. Oleh karena itu akan terjadi timbulnya bunyi

yang mengganggu, hilangnya sebagian tenaga, motor menjadi panas,

meningkatnya

pemakaian bahan bakar, serta rusaknya komponen-komponen motor seperti

piston, batang penggerak, poros engkol dan busi.

Perencanaan bentuk dan susunan ruang bakar yang baik, sangat banyak

membantu untuk mengurangi detonasi. Beberapa usaha yang penting untuk

mencegah detonasi ialah:

1. Memelihara sistem pendinginan dengan baik, sehingga temperatur ruang

bakar tidak memungkinkan bahan bakar terbakar dengan sendirinya.

2. Penempatan busi yang lebih dekat kepada katup buang (bagian yang lebih

panas), menyebabkan bahan bakar akan mulai terbakar mulai daerah yang

panas tersebut.

3. Membersihkan lapisan kerak karbon yang sudah tebal pada kepala silinder.

Lapisan karbon tersebut selain memperkecil volume ruang bakar, juga akan

menghalangi pendinginan kepala silinder.


4. Mempergunakan bahan bakar dengan nilai oktan yang lebih tinggi (Jama,

1982).

2.9 Angka Oktan

Oktan atau anti Knock-rating adalah kemampuan dari suatu bensin untuk

mencegah detonasi. Para ahli industri minyak bumi telah menentukan suatu

cara untuk mengukur nilai oktan dari bensin. Pengukuran tersebut dilakukan

dengan perbandingan kompresi yang dapat diatur, dan dikenal dengan C.F.R

(Cooperative Fuel Research).

Iso-oktan adalah bahan bakar yang sangat sukar untuk mengetuk, dipakai

sebagai standar dengan nilai oktan 100. Sedangkan n (normal) heptan adalah

bahan bakar yang sangat mudah mengetuk ditetapkan sebagai standar nilai

oktan 0. Banyaknya iso-oktan yang terdapat di dalam campurannya dengan n-

heptan dalam persentase dinyatakan sebagai nilai oktan dari bahan bakar

tersebut. Misalnya untuk bahan bakar yang mempunyai nilai oktan 87, berarti

bahan bakar tersebut terdiri dari 87% iso-oktan dan 13% n-heptan. Bilangan

oktan dari bensin berkualitas terendah adalah 50, dan untuk pemakaian

khusus dapat mencapai sekitar 120.

Bila nilai oktan suatu bahan bakar terlalu rendah, maka pada waktu

pembakaran hanya akan menghasilkan tenaga yang kecil. Tenaga tersebut

hanya mampu menghasilkan ketukan (pukulan) saja terhadap piston. Keadaa

yang diinginkan ialah tenaga yang dihasilkan tersebut mendorong piston.

2.10 Bahan Bakar Pertalite

Pertalite adalah merupakan Bahan bakar minyak (BBM) jenis baru yang

diproduksi Pertamina, Jika dibandingkan dengan premium Pertalite memiliki


kualitas bahan bakar lebih sebab memiliki kadar Research Oktan Number

(RON) 90, di atas Premium, yang hanya RON 88. Menururt Menteri Energi

dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, , Pertalite merupakan

produk yang lebih bersih dan ramah terhadap lingkungan. kualitas dari

Pertalite yang lebih bagus. serta diproduksi untuk cocok dengan segala jenis

kendaraan.

Pertalite adalah bahan bakar minyak dari Pertamina dengan RON 90. Pertalite

dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannya di

kilang minyak, diluncurkan tanggal 24 Juli 2015 sebagai varian baru bagi

konsumen yang ingin BBM dengan kualitas diatas Premium tetapi lebih

murah dari pada Pertamax.

Untuk membuat Pertalite komposisi bahannya adalah nafta yang

memiliki RON 65-70, agar RON-nya menjadi RON 90 maka dicampurkan

HOMC (High Octane Mogas Component).

Tabel 2.1 Spesifikasi Pertalite

Pertalite

Batasan
No Karakteristik Satuan
Min Max
1 Angka Oktan Riset (RON) RON 90,0 -
2 Stabilitas Oksidasi Menit 360 -
3 Kandungan Sulfur % m/m - 0,05
Dilaporkan (injeksi
4 Kandungan Timbal (Pb) gr/l
timbal tidak diijinkan)
5 Kandungan Logam mg/l Tidak terdeteksi
(mangan (Mn), Besi (Fe))
6 Kandungan Oksigen % m/m - 2,7
7 Kandungan Olefin % v/v Dilaporkan
8 Kandungan Aromatic % v/v
9 Kandungan Benzena % v/v
Distilasi :
10% vol. penguapan oC - 74
50% vol. penguapan oC 88 125
10
90% vol. penguapan oC - 180
Titik didih akhir oC - 215
Residu % vol - 2,0
11 Sedimen mg/l 1
mg/100
12 Unwashed gum ml - 70
mg/100
13 Washed gum ml - 5
14 Tekanan Uap kPa 45 60
Berat jenis (pada suhu 15
15 o
C) kg/m3 715 770
16 Korosi bilah Tembaga menit Kelas 1
%
17 Sulfur Mercaptan massa - 0,002
Jernih &
18 Penampilan Visual Terang
19 Warna Hijau
20 Kandungan Pewarna gr/100 l - 0,13
(Sumber : PT. Pertamina, 2007)

2.11 Rumus Yang Digunakan

Untuk mengetahui prestasi atau kinerja mesin maka beberapa parameter

harus dihitung berdasarkan persamaan berikut:

1. Daya poros efektif (Ne)

Prameter yang menunjukan kemampuan mesin

dalammembangkitkan daya pada berbagai keadaan.

Ne = τ . ω .................................................................................................(kW)

Dengan :

Ne = daya poros efektif (kW)


τ = torsi motor (Nm)

=m.g.L

m = massa beban (kg)

g = percepatan gravitasi (9,81m/s2)

L = panjang lengan (m)

ω = kecepatan sudut (rad/s)

2. π . n
=
60

n = putaran mesin (Rpm)

π = 3,14

2. Tekanan efekif rata-rata (Pu)

60 . Ne
Pu = .........................................................................................
VL. z . n . a

(Pa)

Dengan :

Pu = tekanan efektif rata-rata (Pa)

Ne = daya poros efektif (kW)

VL = volume langkah piston (m3)

Z = jumlah silinder

n = putaran mesin (Rpm)

a = Jumlah siklus (2)

3. Pemakaian bahan bakar (Fc)


Pemakaian bahan bakar adalah perbandingan waktu yang di butuhkan

untuk konsumsi. Bahan bakar dapat di hitung dengan persamaan:

3600 . ρbb . Vbb


Fc = .............................................................................(kg/
t

jam)

Dengan :

Fc = pemakaian bahan bakar (kg/jam)

ρbb = massa jenis bahan bakar (kg/m3)

Vbb = Volume bahan bakar (m3)

t = waktu pemakaian bahan bakar (s)

4. pemakaian bahan bakar spesifik (SFc)

Pemakaian bahan bakar spesifik adalah ukuran ekonomi dari suatu

mesin, dinyatakan dalam jumlah bahan bakar yang di gunakan setiap

jamnya untuk menghasilkan satu satuan daya motor yang di hitung dengan

persamaan sebagai berikut:

Fc
SFc = .....................................................................................(kg/kW.
Ne

Jam)

Dengan :

SFc = Pemakaian bahan bakar spesifik (kg/kW. Jam)

Fc = PeDmakaian bahan bakar (kg/jam)

Ne = Daya poros efektif (kW)

5. Debit aliran udara (Qu)


Qu =
π
. do . cd
√2 . g . ρoil . ho . Ru. Tu ...................................................
4 Pa

(m3/s)

Dengan :

Qu = debit aliran udara (m3/s)

π = 3,14

do = diameter orifice (0,01 m)

cd = koefisien discharge (0,60-0,65) yang dipilih (0,61)

g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2)

ρoil = massa jenis cairan manometer (1100 kg/m3)

Ru = konstanta gas ideal (287 J/kg K)

Tu = temperatur udara ruang (K)

Pu = tekanan udara ruang (Pa)

ho = beda tinggi cairan manometer

Δh sin 30 (h 2−h 1)sin 30 ( h 2−h 1 ) . 0 ,5


= = = = mH20
1000 1000 1000

6. massa jenis udara (ρu)

Pu
ρu = .........................................................................................
Ru . Tu

(kg/m3)

Dengan :

ρu = massa jenis udara (kg/m3)

Pu = tekanan udara ruang (Pa)

Ru = konstanta gas ideal (287 J/kg K)

Tu = temperatur udara ruang (K)


7. Laju aliran udara aktual (ḿaktual)

ḿaktual = ρu . Qu . 3600 .......................................................................(kg/jam)

Dengan :

ḿaktual = laju aliran udara aktual (kg/jam)

ρu = massa jenis udara (kg/m3)

Qu = debit aliran udara (m3/s)

8. Laju aliran udara teoritis (ḿideal)

Pemakaian udara teoritis menyatakan besarnya jumblah udara dalam unit

massa udara yang di gunakan oleh suatu mesin pada langkah isap secara ideal

(teoritis) guna menghasilkan daya efektif.

n
ḿideal = . 60 . ρu . VL ...................................................................... (kg/jam)
2

Dengan :

ḿideal = Laju aliran udara teoritis (kg/jam)

n = putaran mesin (Rpm)

ρu = massa jenis udara (kg/m3)

VL = volume langkah (1,54 x10-4 m3)

9. Perbandingan udara dan bahan bakar (AFR)

Komposisi pada campuran udara bahan bakar yang mempengaruhi

proses penyebaran nyalah api dalam ruang bakar dan jumblah panas yang

dapat di lepaskan dari pembakaran. Campuran udara bahan bakar


menyatakan harga dari suatu perbandingan atau jumlah pemakaian udara

sebenarnya dengan jumblah pemakaian bahan bakar pada suatu

pembakaran.

ḿaktual
AFR= .............................................................................(kgudara/kgbb)
Fc

Dengan :

AFR = Perbandingan udara dan bahan bakar (kgudara/kgbb)

ḿaktual = laju aliran udara aktual (kg/jam)

Fc = pemakaian bahan bakar (kg/jam)

10. Efisiensi volumetrik (ηvol)

Efesiensi volumetric merupakan suatu persentase perbandingan

antara jumlah udara masuk sebenarnya dengan jumlah udara yang masuk

secara teoritis. Kenyataan nya jumlah udara yang seharusnya masuk

kedalam ruang bakar lebih rendah dari jumlah udara yang seharusnya masuk

kedalam ruang bakar secara teoritis.

Persamaannya adalah sebagai berikut:

ḿaktual
ηvol = x100 %
ḿideal

Dengan :

ηvol = efisiensi volumetrik (%)

ḿaktual = laju aliran udara aktual (kg/jam)

ḿideal = Laju aliran udara teoritis (kg/jam)

11. Efisiensi thermal (ηth)


Efesiensi thermal didefenisikan sebagai persentase perbandingan

antara energi kalor menjadi daya efektif dengan jumlah kalor yang di suplai

kedalam silinder. Parameter ini menunjukkan kemampuan mesin dalam

mengubah energi kalor menjadi energi mekanis, dapat dihitung dengan

persamaan:

3600 . Ne
ηth = x100 %
Fc . LHV

Dengan :

ηth = Efisiensi thermal (%)

Ne = daya poros efektif (kW)

Fc = pemakaian bahan bakar (kg/jam)

LHV = Nilai kalor bahan bakar (41000 kJ/kg K)

Anda mungkin juga menyukai