Anda di halaman 1dari 11

3.5.

Klasifikasi Engine
A. Klasifikasi Mesin Berdasarkan Sistem Pembakaran
Diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sistem pembakaran dalam atau ICE (internal
combustion engines) dan sistem pembakaran luar (external combustion engines).

Gambar 1. Diagram Klasifikasi Engine

a. External combustion Engine (ICE)


Mesin yang menghasilkan tenaga panas dari pembakaran luar, mesin external
combustion ini diterapkan pada mesin uap dan turbin uap. Jadi mesinnya tidak digerakan
oleh gas yang terbakar tetapi dengan uap. Maka bahan bakar yang dipergunakan dapat dari
batubara atau kayu dan pembakaran terus menerus. Mesin pembakaran luar ini mempunyai
karakter hanya dapat dipergunakan sebagai penggerak mesin ukuran besar, diantara sebagai
berikut
1. Steam Turbin pada pembangkit listrik tenaga uap
2. Steam machine pada kereta Api uap
b. Internal Combution Engine
Mesin yang menghasilkan tenaga panas dari pembakaran di dalam mesin itu sendiri.
Mesin ini menerapkan gerak bolak balik torak atau sudu-sudu yang digerakan oleh gas hasil
pembakaran yang bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi di dalam silinder.
B. Klasifikasi Mesin Berdasarkan Jenis Penggerak
Mesin sistem pembakaran dalam dan luar memiliki sistem penggerak yang sama yaitu
turbin, penggerak bolak-balik (recriprocating) dan penggerak rotary. Untuk penjelasan
lebih lengkap, sebagai berikut:
1. Turbin
Turbin adalah suatu mesin rotari yang berfungsi untuk mengubah energi dari aliran fluida
menjadi energi gerak. Prinsip kerjanya udara yang ditekan dalam kompresor di sebelah kiri
dialirkan ke ruang pembakaran, dimana terbakar bahan bakar untuk menghasilkan gas
bersuhu tinggi dan dengan ini digerakkan turbin primer yang menggerakan kompresor.
Daya dihasilkan oleh turbin daya yang berada dibelakang turbin primer.

Gambar 2. Turbin
Kelebihan dan kekurangan, sebagai berikut:
a) Beberapa tingkat diatur berturutan satu sama lain. Tiap tingkat menjalankan proses yang
berturutan
b) Turbin terdiri dari bagian-bagian berputar yang diseimbangkan sempurna.
c) Turbin dapat diputar dengan kecepatan tinggi kira-kira mencapai 100.000 rpm.
d) Turbin kecil yang menghasilkan daya besar.
e) Turbin memiliki efisiensi thermisnya rendah, khusus yang ukuran kecil kurang dari
100kW mempunyai banyak persoalan.
f) Kegaduhan pada pemasukan dan pembuangan pada frekuensi tinggi adalah besar.

2. Bentuk Gerak Bolak-Balik (Recriprocating)

Gambar 3. Bentuk gerak bolak-balik piston pada mesin 4 Tak

Mesin yang menghasilkan tenaga dari gerakan naik turunnya piston akibat dari proses
pembakaran di ruang bakar, diubah menjadi gerak putar. Secara umum tipe ini memiliki 2
siklus operasi mesin yaitu dua langkah dan 4 langkah kerja. Bentuk ini diterapkan pada
kendaraan saat ini, yaitu mesin dan mobil.
keuntungan bentuk ini ialah
a) Ringan, ukuran kecil, daya besar sangat praktis untuk kendaraan
b) Dapat dioperasikan dimana saja asal ada udara dan bahan bakar.
c) Efesiensi therminya tinggi, menghasilkan daya besar namun bahan bakar relative
sedikit.
d) Mudah dihidupkan, kecepatan mudah diubah dan tahan lama.
Sedangkan kekurangannya sebagai berikut:
a) Proses pembakaran menghasilkan getaran dan kebisingan.
b) Mengoperasikan dalam waktu yang lama tidak memungkinkan timbulnya polusi.
c) Bahan bakar terbatas dari solar, bensin dan gas.

3. Bentuk Gerak Putar (Rotary)


Mesin rotary adalah mesin pembakaran dalam yang digerakkan oleh tekanan yang
dihasilkan oleh pembakaran, diubah menjadi gerakan berputar pada rotor yang
menggerakkan sumbu, sering disebut juga dengan mesin wankel.  Mesin model rotary
memiliki banyak keunggulan dari sisi teknis dibandingkan mesin konvensional, tenaga yang
dihasilkan lebih mulus pada putaran awal  karena rotor berputar (bukan vertikal atau
horizontal). Torsi yang lebih halus juga mengakibatkan minimnya getaran dan komponen
mesin lebih sedikit karena tidak menggunakan chamshaft, klep dan bagian bergerak
lainnya. Mesin rotary atau rotary engine adalah tipe awal dari mesin dengan pembakaran
internal, yang dirancang dengan rotor dalam konfigurasi radial dimana poros engkol tetap
diam dan seluruh rotor diputar di sekitarnya. Ruang bakar Rotary Engine terbentuk antara
rongga (cavity) yang dibuat di permukaan rotor dengan permukaan housing. Karena rotor
tersebut memiliki 3 sisi permukaan rongga, maka ruang bakar pada mesin rotary berputar
searah dengan putaran rotor.

Gambar 4. Bentuk kerja mesin Wankel

C. Klasifikasi Mesin Berdasarkan Sistem Penyalaan


Diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: mesin bensin (otto) dan mesin diesel.
1. Mesin Bensin
Mesin bensin adalah mesin yang sistem penyalaan campuran udara dan bahan bakar
dinyalakan oleh percikan bunga api listrik diantara kedua electrode busi, sering diebut
mesin pengapian percik (Spark Ignition Engine)
Karakteristrik mesin bensin sebagai berikut:
a. Kecepatan tinggi dan tenaganya besar
b. Mudah pengoperasiannnya
c. Pembakaran lebih sempurna
d. Umum digunakan untuk mobil penumpang dan kendaraan truk kecil, dsb
Gambar 5. Mesin Diesel
2. Mesin diesel
Mesin diesel proses penyalaannya bahan bakar diinjeksikan kedalam aliran udara
dengan tekanan dan temperatur tinggi akibat proses kompresi di dalam silinder, sering
disebut mesin penyalaan kompresi (Compression Ignition Engine).
Karakteristrik mesin diesel sebagai berikut:
a. Efisiensi panasnya tinggi
b. Bahan bakarnya hemat
c. Kecepatannya lebih rendah dibanding mesin bensin
d. Getarannya besar dan berisik
e. Harga lebih mahal
f. Mesin diesel umumunya digunakan kendaraan jarak jauh

Gambar 6. Mesin Bensin

D. Klasifikasi Mesin Berdasarkan Siklus Operasi Mesin


Berdasarkan siklus operasinya, mesin pembakaran dalam, baik mesin bensin atau mesin
diesel, dibedakan menjadi mesin 2 langkah dan mesin 4 langkah, sebagai berikut:
1. Mesin dua langkah
Mesin bensin 2 langkah adalah mesin untuk menghasilkan satu kali kerja diperlukan 2
langkah gerakan piston atau 1 kali putaran poros engkol. Siklus kerja mesin bensin 2
langkah dapat ditunjukkan sebagai berikut:

Gambar 7. Cara kerja mesin dua langkah

Langkah Kejadian di atas torak Kejadian di bawah torak


Torak bergerak dari TMB  Akhir pembilasan  Campuran bahan bakar
ke TMA ( I ) diikuti pemampatan dan udara baru masuk
bahan bakar + udara keruang engkol melalui
 Setelah dekat TMA saluran masuk
pembakaran dimulai.
Torak bergerak dari TMA  Akibat pembakaran,  Campuran bahan bakar
ke TMB ( II ) tekanan mendorong dan udara di ruang
torak ke TMB. engkol tertekan dan
 Saluran buang terbuka, akan naik keruang atas
gas bekas terbuang dan torak lewat saluran bilas
didorong gas baru
(pembilasan)

2. Mesin empat langkah


Mesin bensin empat langkah adalah mesin yang pada setiap empat langkah
torak/torak (dua putaran engkol) menghasilkan satu tenaga kerja (satu langkah kerja).
Berikut ini disajikan cara kerja dari mesin bensin 4 langkah:
Gambar 8. Cara kerja mesin 4 langkah

1. Langkah isap
Pada saat langkah isap, katup masuk terbuka dan katup buang tertutup. Torak
bergerak dari TMA (titik mati atas) dan berakhir di TMB (titik mati bawah).
Gerakan torak mengakibatkan pembesaran volume silinder, maka menyebabkan
kevakuman yang terjadi didalam silinder dan akan mengakibatkan masuknya
campuran bahan bakar dan udara ke dalam silinder.
2. Langkah Kompresi
Pada langkah kompresi. Kedua katup tertutup dan campuran di dalam silinder
dikompresikan sehingga tekanan dan temperatur naik. Sesaat sebelum akhir
langkah kompresi, busi meletikkan bunga api untuk membakar gas akibatnya
tekanan gas dalam silinder naik dengan cepat.
3. Langkah usaha/kerja
Pada langkah usaha atau kerja, torak bergerak dari titik mati atas menuju titik
mati bawah. Kedua katup dalam posisi tertutup. Gas bertekanan tinggi hasil dari
terjadinya proses pembakaran menekan torak bergerak turun dan memaksa
engkol berputar. Oleh karena itu maka langkah ini disebut langkah usaha atau
langkah kerja.
4. Langkah buang
Langkah terakhir dari siklus 4 langkah adalah langkah pembuangan, terjadi ketika
torak bergerak dari TMB ke TMA, katup buang terbuka dan katup masuk
tertutup. Gas sisa pembakaran akan terdorong torak bergerak keluar. Bila torak
mencapai titik mati atas, maka mulailah siklus baru lagi yang dimulai dengan
langkah pemasukan atau pengisapan.

E. Klasifikasi Mesin Berdasarkan Mekanisme Katup


Mesin 4 Langkah mempunyai satu atau dua katup masuk dan katup buang pada setiap
ruang bakarnya. Campuran udara dan bahan bakar masuk ke dalam silinder melalui katup
masuk, dan gas bekas keluar melalui katup buang. Mekanisme yang membuka dan menutup
katup-katup ini disebut mekanisme katup, Berikut beberapa contoh mekanisme katup:
1. Mesin OHV (Over Head Valve)
Mesin jenis ini memiliki ciri fisik adanya poros bubungan pada blok silinder sedangkan
katup berada di kepala silinder. Mekanisme untuk menggerakan katup dari poros bubungan
melalui pengangkat katup (valve lifter), batang penekan (push rod), tuas katup (rocker arm).
Mekanisme jenis ini menghasilkan suara agak keras dan kecepatan pembukaan dan
penutupan katup lebih lambat.

Gambar 9. OHV (Over Head Valve)

2. Mesin SOHC (Single Over Head Camhaft)


Mesin jenis ini memiliki poros bubungan terletak di kepala silinder langsung
menggerakan katup sehingga mekanismenya lebih sedikit. Semakin dekat poros
bubungan dipasang di batang katup, semakin besar efisiensi mekanik sistem. Suara
yang dihasilkan dari jenis ini lebih halus

.
Gambar 10. SOHC (Single Over Head Camhaft)

3. Mesin DOHC (Double Over Head Camshaft)


Mesin jenis ini memiliki ciri fisik katup masuk dan katup buang memiliki poros
bubungan yang masing-masing terpisah. Bubungan menyentuh langsung batang katup
sehingga mekanisme yang digunakan tidak banyak.

Gambar 11. DOHC (Double Over Head Camshaft)


F. Klasifikasi Mesin Berdasarkan Bentuk Susunan Silinder
Berdasarkan susunan silinder, pada umumnya mesin bakar dibedakan menjadi beberapa
model mesin, diantaranya sebagai berikut:
1. Mesin Model Sebaris (Inline)
Mesin Model Sebaris (Inline) adalah mesin yang posisi pistonnya disusun berderetan
satu sama lain (sejajar). Model ini adalah paling umum, membutukan banyak ruang
karena panjang blok slinder diperlukan untuk tempat piston, terutama pada mesin
dengan jumlah silinder lebih dari empat.
Model ini konstruksinya sederhana, tak banyak getaran, perawatan mudah, bila jumlah
silinder lebih dari 4 konstruksi terkesan panjang, dan keseimbangan getaran jelek jika
jumlah silinder kurang dari 4, sebagai berikut kontruksinya:

Gambar 12. Mesin Model Inline

2. Mesin Model V
Mesin Model V adalah mesin yang posisi pistonnya disusun dalam bentuk huruf V.
Poros engkol dibuat lebih pendek dan lebih kompak. Ketika penyalaan (firing) terjadi
pada setiap bank (deretan piston dalam satu baris), membuat piston menyeimbangkan
satu sama lain dan menjadikan tenaga lebih opimal.
Gambar 13. Mesin Model V
Model ini konstruksi pendek untuk silinder banyak, poros engkol sederhana (dua batang
torak pada satu pena), perlu 2 kolektor gas buang, dan keseimbangan getaran lebih
buruk dari mesin sebaris. Model mesin ini diterapkan pada mobil Mitsubishi Lancer
2008 dan Mesin Lancer generasi terbaru ini mengusung mesin 2.0 liter DOHC MIVEC
(Mitsubishi Innovative Valve Timing Electronic Control) 4 silinder.
3. Mesin Model Datar (boxer)
Mesin yang posisi pistonya disusun mendatar disisi samping poros engkol. Mesin model
ini menyediakan pusat gravitasi rendah dan pergerakan poros relative lebih singkat
karena hanya ada dua piston berdampingan jika mesin empat silinder.

Gambar 14. Mesin Model Boxer

Model tipe ini konstruksinya pendek dan rendah, keseimbangan getaran lebih baik dari
lainnya, perlu 2 kolektor gas buang, saluran isap panjang jika hanya satu karburator
karena sudut antar silinder berlawanan adalah 180 derajat. Model mesin ini diterapkan pada
mobil VW, Subaru atau Porsche.
4. Mesin Model W
Mesin W adalah piston biasa berbasis mesin pembakaran internal empat langkah
dengan W menggambarkan konfigurasi piston.  Tujuan dari mesin W adalah untuk
membuat mesin yang besar lebih kompak dan mesin W populer adalah mesin yang
sangat besar.
Gambar 15. Mesin Model W

5. Mesin Radial
Mesin radial adalah jenis reciprocating konfigurasi mesin pembakaran internal di
manatiap-tiap silinder keluar dari poros engkol (crankshaft). Konfigurasi mesin ini
memiliki lebih dari dua silinder dengan mengelilingi sebuah poros engkol dibagian
tengahnya. Konfigurasi ini sangat umum digunakan dalam mesin pesawat besar
sebelum pesawat paling besar mulai menggunakan mesin turbin. 

Gambar 16. Mesin Model Radial


Daftar Pustaka

Kristanto, Philip. 2015. Mesin Bakar Torak. Yogyakarta. Andi


Hariyanto. 2013. Teknik Dasar Otomotif. Jakarta. Kementerian Pendidikan & Kebudayaan
Soenarto, nakoela dan shoici furuhama. 2002. Mesin Serba Guna. Jakarta. PT Pradnya Paramita

Anda mungkin juga menyukai