DAN 4 LANGKAH
i
Motor Bakar
2
b. Motor pembakaran luar (External Combustion Engine).
Merupakan pembakaran yang terjadi di luar sistem (silinder) dan biasa digunakan
pada power tinggi, yaitu misalnya pada ketel uap, turbin uap, mesin uap, dll. Pada mesin
uap dan turbin uap, bahan bakar dibakar di ruang pembakaran tersendiri dengan ketel
untuk menghasilkan uap. Jadi mesinnya tidak digerakkan oleh gas yang terbakar tetapi
oleh uap air. Untuk membuat uap air maka bahan bakar yang dipergunakan dapat berupa
batubara atau kayu dan pembakarannya dilakukan secara terus-menerus. Lagi pula uap
tidak dipanasi langsung oleh nyala api, tetapi dengan perantaraan dinding ruang
pembakaran, maka dari itu tidak mungkin memanasi uap sampai suhu yang tinggi dan
efisiensi thermisnya agak rendah. Secara singkat, mesin uap dan turbin uap mempunyai
karakter yang hanya dapat dipergunakan sebagai penggerak mula ukuran besar, misalnya
lokomotif, kapal, dan power plant dan tidak baik dipergunakan sebagai penggerak
generator serbaguna, sepeda motor, kendaraan (mobil),dll.
Jadi pembakaran luar mesin (external combustion engine), pembakaran terjadi di luar
system yaitu mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetic dan selanjutnya
energi kinetic diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran (pada instalasi uap,
tenaga thermis dalam bahan bakar, pertama-tama dipergunakan untuk membuat uap
dalam kawah uap, untuk itu mesin uap disebut juga pesawat kalor dengan pembakaran
luar).
3
1.2 Motor Bakar ditinjau dari bahan bakar yang digunakan
Motor Bakar ditinjau dari bahan bakar yang digunakan, dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
a. Motor bakar bensin
Yaitu motor bakar yang menggunakan bahan bakar bensin, parafin atau gas
(bahan yang mudah terbakar dan mudah menguap). Campuran udara dan bahan bakar
masuk ke dalam silinder dan dikompresikan oleh torak kepada tekanan sekitar 8-15
kg/cm2. Bahan bakar dinyalakan oleh sebuah loncatan bunga api listrik oleh busi dan
terbakar cepat sekali di dalam udara kompresi tersebut. Kecepatan pembakaran melalui
campuran bahan bakar udara biasanya 10 sampai 25 m/s. Suhu udara naik hingga 2000°-
2500° C dan tekanannya mencapai 30-40 kg/m2.
Mesin 2 tak disebut juga mesin 2 langkah. Mesin ini merupakan salah satu jenis
motor bakar yang prinsip kerjanya adalah : Untuk memperoleh 1 x usaha membutuhkan
1 x putaran poros engkol dan 2 x langkah torak.
Proses untuk memperoleh tenega panas yang akan diubah menjadi tenaga
mekanik tidaklah berbeda dengan mesin 4 tak, perbedaannya pada mesin 2 tak seluruh
proses diselesaikan dalam 1 x putaran poros engkol atau 2 x langkah torak, sedangkan
pada mesin 4 tak seluruh proses diselesaikan dalam 2 x putaran poros engkol atau 4
x langkah torak.
5
b. Mesin 4 tak (mesin 4 langkah)
6
- Pada saat saluran hisap membuka maka campuran udara dan bensin akan masuk
ke dalam ruang engkol.
7
Gambar 8. Langkah usaha dan langkah buang
2. Prinsip Kerja Mesin 2 langkah (Diesel)
Orang mengetahui bahwasanya engine diesel itu proses kerjanya menggunakan
proses 4 langkah. Tetapi dalam kenyataannya mesin diesel juga ada yang proses kerjanya
menggunakan sistem 2 langkah. Pada mesin diesel 2 langkah ini bisanya dipergunakan
blower yang khusus menyediakan udara bilas. Blower itu terdiri dari pasangan sayap yang
saling bersinggungan rapat sesamanya dan dapat berputar dalam rumahnya. Salah satu
dari sayap digerakkan oleh motor itu sendiri atau sumber dari luar. Udara yang terdapat
diantara sayap – sayap dibawa dan dipindahkan ke ruang penerima (Kotak Udara ) yang
terdapat pada pinggang silinder. Blower itu berputar pada putaran beberapa kali lebih
tinggi daripada putaran motor. Udara bilas itu berkumpul pada kotak udara yang terdapat
pada pinggang silinder dimana terdapat saluran – saluran bilas.
Pemasukan udara bilas dilakukan melaui deretan lubang masuk yang terdapat pada
sebagian besar dari pinggang silinder. Lubang – lubang tersebut dibuka dan ditutup oleh
torak. Pada tutup silinder terdapat dua katup buang. Gas buang dikeluarkan melalui
kedua katup tersebut dan muatan bilas masuk melalui lubang masuk yang ada pada
pinggang silinder tadi. Katup itu terbuka pada saat yang sama dengan yang terjadi pada
motor dua langkah dengan pembilasan engkol.
Prinsip kerja motor ini hampir sama dengan motor 2 langkah yang telah kita uraikan
tadi.Tetapi katup buang mulai dibuka beberapa saat sebelum lubang masuk dibuka.Yaitu
sebelum torak mencapai TMB. Saluran buang itu tetap terbuka selama lubang masuk
terbuka. Penutupan katup buang terjadi setelah lubang masuk tertutup beberapa derajat
engkol.Jadi pembuangan masih berlangsung beberapa saat setelah lubang masuk
tertutup.Pembilasan dengan cara ini memberikan hasil yang lebih baik dari pada cara
sebelumnya. Dari uraian motor dua langkah dengan pembilasan ruang engkol maupun
dengan pembilasan blower, kita dapat menyimpulkan bahwa motor dua langkah
mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:
8
Gambar 9. Rangkaian kerja motor 2 tak dengan pembilasan blower
a. Untuk setiap dua kali langkah torak ada satu kali langkah usaha.
b. Pada dinding silinder terdapat lubang–lubang.
c. Pembilasan terjadi pada waktu torak berada disekitar TMB.
Kedudukan engkol pada sat lubang masuk dan lubang buang terbuka dan tertutup
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.Katup buang terbuka terlebih dahulu dari lubang
buang,tetapi tertutup lebih terlambat. Untuk motor dengan pembilasan ruang
engkol,lubang isap terbuka beberapa saat sebelum torak mencapai TMA.kemudian
tertutup beberapa saat setelah torak turun ke TMB.
10
4. Prinsip Kerja Mesin 4 langkah (Diesel)
Cara Kerja Mesin Diesel 4 Langkah. Seperti halnya pada motor bensin maka ada motor
diesel 4 langkah dan 2 langkah, dalam aplikasinya pada sektor otomotif/kendaraan
kebanyakan dipakai motor diesel 4 langkah.
Pada mesin diesel 4 langkah, katup masuk dan buang digunakan untuk mengontrol
proses pemasukan dan pembuangan gas dengan membuka dan menutup saluran masuk
dan buang. Perbedaan nya, jika pada motor bensin, udara dan bahan bakar masuk
bersama sama melalui inteke manifold dan katup hisap, sementara di mesin diesel, hanya
udara (gas) saja yang masuk ke ruang bakar melalui saluran masuk dan katup hisap.
Perbedaan yang kedua, jika pada mesin bensin pembakaran diperoleh dari nyala bunga
api pada busi, pada mesin diesel tidak demikian, melainkan dengan panas yang dihasilkan
pada saat langkah kompresi udara, kemudian baru injector nozzle menyemprotkan bahan
bakar yang sudah diatomisasikan (dikabutkan) sehingga mudah terjadi pembakaran. Lebih
jelasnya, perhatikan berikut ini :
Pada mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan oleh injector nozzle ke dalam silinder
yang di dalamnya telah tersedia udara panas yang diakibatkan oleh langkah kompresi. Hal
tersebut mengakibatkan bahan bakar terbakar dan terjadilah pembakaran yang
menghasilkan langkah usaha. Udara yang masuk ke dalam silinder tidak diatur seperti
halnya pada mesin bensin. Masuknya udara hanya berdasarkan isapan dari piston. Jadi,
pada mesin diesel, out-put mesin diatur atau ditentukan oleh banyaknya bahan bakar
yang diinjeksikan. Untuk menentukan besarnya out-put mesin diesel tergantung dari dua
hal, yaitu (1) Besarnya tekanan kompresi dan (2) Jumlah dan saat penginjeksian bahan
bakar yang tepat.
a. Langkah Hisap
Selama langkah pertama, yakni langkah hisap, piston bergerak ke bawah (dari TMA
ke TMB) sihingga membuat kevakuman di dalam silinder, kevakuman ini membuat
udara terhisap dan masuk ke dalam silinder. Pada saat ini katup hisap membuka
dan katup buang menutup.
b. Langkah Kompresi
Pada langkah kedua disebut juga dengan langkah kompresi, udara yang sudah
masuk ke dalam silinder akan ditekan oleh piston yang bergerak ke atas (TMA).
11
Perbandingan kompresi pada motor diesel berkisar diantara 14 : 1 sampai 24 : 1.
Akibat proses kompresi ini udara menjadi panas dan temperaturnya bisa mencapai
sekitar 900 °C. Pada lankah ini kedua katup dalam posisi menutup semua.
c. Langkah Pembakaran
Pada akhir langkah kompresi, injector nozzle menyemprotkan bahan bakar dengan
tekanan tinggi dalam bentuk kabut ke dalam ruang bakar dan selanjutnya bersama
sama dengan udara terbakar oleh panas yang dihasilkan pada langkah kompresi
tadi. Diikuti oleh pembakaran tertunda, pada awal langkah usaha akhirnya
pembentukan atom bahan bakar akan terbakar sebagai hasil pembakaran
langsung dan membakar hampir seluruh bahan bakar. Mengakibatkan panas
silinder meningkat dan tekanan silinder yang bertambah besar. Tenaga yang
dihasilkan oleh pembakaran diteruskan ke piston. Piston terdorong ke bawah
(TMA) dan tenaga pembakaran dirubah menjadi tenaga mekanik. Pada saat ini
kedua katu juga dalam posisi tertutup.
d. Langkah Buang
Dalam langkah ini piston akan bergerak naik ke TMA dan mendorong sisa gas
buang keluar melalui katup buang yang sudah terbuka, pada akhir langkah buang
udara segar masuk dan ikut mendorong sisa gas bekas keluar dan proses kerja
selanjutnya akan mulai. Pada langkah ini katup buang terbuka dan katup masuk
tertutup.
12
Komponen Utama Mesin
Bahan yang umumnya digunakan dalam konstruksi blok silinder adalah besi
tuang kelabu agar dapat memperpanjang masa penggunaannya. Beberapa tabung
silinder dilapisi dengan bahan chromium yang berfungsi untuk mengurangi keausan.
Beberapa pabrik menggunakan aluminium dalam pembuatan blok engine tanpa
tabung silinder, hal ini adalah untuk produksi khusus karena membutuhkan tingkat
ketelitian yang tinggi dan membutuhkan biaya yang mahal.
Secara umum terdapat tiga tipe utama konstruksi silinder, yaitu :
a. Silinder Integral
Silinder integral adalah dimana silindernya dicetak menjadi satu unit dengan
blok engine, hal ini secara umum adalah blok engine yang terbuat dari bahan
besi tuang kelabu dan khusus untuk silindernya ditambah dengan bahan lain
agar kuat dan dapat dibentuk sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
b.Tabung silinder Kering.
Tabung silinder kering digunakan pada blok silinder yang akan diperbaiki karena
rusak. Tabung juga digunakan pada blok engine yang bahannya terbuat dari
bahan yang lebih rendah kekuatannya dari besi tuang kelabu. Tabung kering
dalam pemasangannya pada blok engine mempunyai dua metoda yaitu :
pertama tabung dipasang dengan interferens. Kedua adalah pada sisi bagian
14
atas tabung terdapat flange yang menempatkan tabung pada blok engine,
selanjutnya tabung akan terjamin pada blok engine dengan pemasangan
cylinder head.
c.Tabung Silinder Basah atau Sisipan
Apabila menggunakan tabung basah maka blok engine dicor tanpa silinder atau
tabung sisipan, dan apabila tabung atau sisipan dipasangkan pada blok engine
maka tabung tersebut akan berhubungan langsung dengan mantel air
pendingin. Pada bagian atas dan bawah tabung diberikan seal untuk mencegah
kebocoran air pendingin. Contoh mobil yang menggunakan tabung basah
diantaranya Alfa Romeo, Peugeot dan Lancia.
16
3) Ruang Hemispherical
Ruang ini didesign setengah lingkaran, sebab itu disebut hemispherical. Ruang
pembakaran model ini bebas dari hambatan dan posisi katup berlawanan antara
satu dengan lainnya. Katup besar digunakan dan efek aliran dapat dicapai. Ini adalah
design kemampuan tinggi.
Pada kepala silinderterdapat rongga pengaliran pendingin yang berhubungan
dengan rongga di dalam blok silinder. Hal ini untuk mengalirkan air pendingin
untuk menyerap panas dari ruang pembakaran dan komponen kepala silinder
lainnya.
17
ruang bakar dan katup buang (exhaust valves) yang berfungsi sebagai menghisap sisa
pembakaran ke knalpot. SOHC memiliki performa yang lebih baik.
3. Double Over Head Camshaft (DOHC)
Double Over Head Camshaft ini merupakan mesin yang dalam satu piston memiliki dua
pasang over head, sehingga mesin tersebut mempunyai 4 klep dimana 2 kleo mengatur
untuk masukan bahan bakar dan dua klep lainnya untuk mengatur keluaran gas buang.
DOHC ini memiliki dua camshaft. Tipe ini dianggap yang paling baik
Ada tiga jenis penggerak poros bubungan, yaitu roda gigi, rantai dan sabuk (belt).
a. Penggerak Poros Bubungan Dengan Roda Gigi
Roda gigi pada ujung poros engkol berhubungan langsung dengan roda gigi pada poros
bubungan. Apabila pemasangan roda gigi poros engkol dan roda gigi poros bubungan
tidak tepat dengan tanda yang telah ditentukan, saat pembukaan dan penutupan katup
tidak sesuai dengan siklus mesin. Demikian pula saat pengapian yang diberikan oleh
distributor tidak tepat.
20
Gambar 18. Poros engkol
Poros engkol harus dibuat dari bahan yang kuat, tahan regangan, tahan benturan
dan tahan lengkungan. Oleh karena itu seluruh permukaannya harus dikerjakan dengan
baik, supaya jangan sampai retak karena kelelahan. Pada bagian tengah poros engkkol
yaitu antara crank journal dengan crank pin ada saluran kecil, saluran kecil tersebut
berfungsi untuk mengalirkan minyak pelumas. Jumlah crank journal pada mesin, paling
banyak sama dengan jumlah silinder ditambah satu. Hal-hal berikut ini adalah
persyaratan yang harus dimiliki poros engkol.
a. Kepadatan
b. Ringan
c. Mampu menahan temperatur yang berubah-ubah
d. Kemampuan yang baik menahan keausan.
e. Ketepatan desain
f. Kemampuan menahan kebengkokan dan beban
Pada ujung bagian depan poros engkol dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
dipasang roda gigi timing penggerak poros cam. Juga terpasang puli penggerak pompa
air dan alternator. Pada ujung belakang poros engkol dilengkapi dengan untuk tempat
pemasangan roda penerus.
a. Bobot pengimbang (Balance Weight), berfungsi untuk meredam getaran.
b. Jurnal Batang Torak (Conenting rod journal/ Crankpin)sebagai tempat
pemasangan batang torak.
c. Jurnal Utama (Main journal)/ bantalan utama, merupakan tumpuan seluruh
proses kerja dari poros engkol.
d. Pipi engkol (Crank cheek) dapat dikatakan sebagai penghubung antara
bantalan utama terhadap bantalan jalan.
mesin yang halus. Susunan V-6 bisa berupa konfigurasi sudut 60o atau 90o. Pada
22
pengaturan 60o dihasilkan keseimbangan primer dan sekunder, sedangkan 120o
akan menghasilkan pulsa pengapian yang rata. Sedangkan layout 90o hanya akan
menghasilkan pulsa pengapian yang rata jika pena engkol membentuk sudut 30o dari
kondisi nominal pen engkol. Ini menghasilkan pengapian yang rata tetapi
keseimbangan akan terpengaruh sehingga terjadi “uncouple” primer.
24
Gambar 21. Jurnal bantalan poros utama
Pada umumnya piston terbuat dari bahan paduan aluminium, namun mempunyai
26
nilai pemuaian yang tinggi oleh karena itu bentuk piston menjadi komplek. Pada
mulanya piston di buat dari bahan Besi tuang kelabu karena sangat baik terhadap
gesekan dan nilai pemuaiannya rendah, namun kerugian utama dengan bahan ini
adalah piston menjadi lebih berat. Karena masalah ini maka piston yang terbuat dari
bahan besi tuang kelabu hanya cocok untuk engine putaran lambat, dimana tenaga
yang tersimpan pada piston di harapkan akan berhenti diakhir setiap langkah, maka
hal ini sulit bagi piston yang berbobot berat.
Dengan mempelajari informasi-informasi yang relevan dan mempelajari berbagai
tipe piston anda akan mengenal berbagai desain yang berbeda dan mengerti
karakteristik apa yang harus dimiliki sebuah piston supaya dapat beroperasi dengan
baik. Piston-piston diproduksi dalam empat macam tipe umum mahkota (sebagaimana
ditunjukkan oleh gambar di bawah).
7. Cincin Torak
Pada torak dipasang cincin kompresi dan cincin oli. Cincin kompresi berfungsi
untuk mencegah kebocoran gas didalam silinder sementara cincin oli mengontrol oli
yang berlebihan pada dinding silinder sebagai pelumas dan sebagai perapat untuk cincin
kompresi.
Fungsi cincin torak adalah untuk mencegah kebocaran gas dari ruang bakar ke ruang
engkol. Pada umumnya terdapat dua buah cincin kompresi untuk setiap torak.
28
Gambar 27. Cincin torak
Fungsi cincin oli adalah untuk mengontrol dan mengikis oli dari dinding silinder
dan selanjutnya oli tersebut jatuh kembali kedalam panic oli (karter). Untuk setiap torak
dipasangkan satu buah cincin oli. Lobang atau coakan yang terdapat dibagian belakang
cincin oli berguna untuk mempermudah pengaliran oli yang dikikis cincin dari dinding
silinder kembali ke panci oli.
Pada langkah usaha dan kompresi, tekanan kompresi dan tekanan
pembakaran akan menekan cincin kompresi kearah bawah alur cincin tersebut, dalam
hal ini cincin kompresi harus mampu mencegah kebocoran gas dari daerah alur
tersebut sebaik cincin kompresi mencegah kebocoran pada dinding silinder. Apabila
cincin kompresi lebih dari satu maka apabila ada kebocoran pada cincin kompresi
pertama maka akan dicegah oleh cincin kompresi yang kedua.
29
Pada umumnya batang torak dibuat berbentuk H atau I, agar lebih kuat dalam
bobot yang lebih ringan. Bagian ujung kecil batang torak dihubungkan dengan torak
dengan jaminan pena torak, dan ujung yang lain dari batang torak yaitu ujung besar
dihubungkan dengan bantalan jalan poros engkol.
Bagian ujung besar batang torak dibuat dua bagian agar dapat terpasang pada
bantalan poros engkol dan dilengkapi dengan baut/mur sebagai pengikat, hal ini agar
ujung besar dan kelengkapannya dapat terpasang terutama crush bantalan sisipan
benar-benar pada posisi bulat dan sesuai dengan bantalan jalan poros engkol. Untuk
menjamin kondisi ini maka tanda yang terdapat pada batang torak harus tepat pada
saat akan memasang. Gambar 19. memperlihatkan batang torak dalam keadaan
terpasang.
30
Gambar 29. Pena Torak
Metoda yang menggunakan circlip biasanya pena torak pada posisi full floating
dan banyak digunakan pada mesin disel. Metoda diikat dengan baut/mur dan dengan
interference atau dipress disebut semi floating, metoda ini kebanyakan digunakan
mesin-mesin bensin modern.
9. Poros Bubungan (Camshaft)
Fungsi utama poros bubungan adalah untuk menggerakkan katup masuk dan
katup buang. Poros bubungan dibuat dari bahan perpaduan baja tuang atau baja padu,
atau dari besi tuang yang berkemampuan tinggi. Dalam operasinya permukaan
bubungan menerima beban yang besar oleh karena itu diperlukan pengerasan pada
permukaan tersebut.
Fungsi lain dari poros bubungan adalah untuk menggerakkan distributor atau
pompa bahan bakar. Distributor digerakkan oleh gigi yang terdapat pada poros
bubungan sementara untuk menggerakkan pompa bahan bakar adalah dengan
bubungan ecentrik yang terdapat pada poros bubungan tersebut.
Poros bubungan ditempatkan pada ruang engkol blok mesin dan menggunakan
sistem batang pendorong hal ini adalah untuk jenis katup dikepala (OHV), untuk jenis
lain poros bubungan ditempatkan pada kepala silinder (OHC). Poros bubungan pada
31
umumnya disanggah pada bantalan utama yang terdapat pada poros bubungan, yang
dibuat setelah bubungan setiap silinder hal ini untuk menghindarkan kebengkokan.
Poros bubungan yang ditempatkan pada ruang engkol, berputar pada bantalan
busing, sementara untuk jenis poros bubungan yang ditempatkan dikepala (OHC)
menggunakan metal sisipan. Untuk jenis lifter mekanik celah katupnya dapat distel
pada rangkaian lengan penekan, dan untuk jenis lifter hidrolik tidak membutuhkan
penyetelan celah katup. Poros bubungan digerakkan oleh poros engkol melalui
perantara roda gigi, sabuk bergigi ataupun rantai. Poros bubungan harus bekerja dalam
waktu yang tepat terhadap poros engkol, agar katup masuk maupun katup buang dapat
membuka dan menutup pada waktu yang tepat dihubungkan dengan langkah torak
didalam silinder. Hal ini disebut timing katup.
Apabila poros bubungan bekerja dalam waktu yang tepat terhadap poros engkol
maka bentuk bubungan dapat mengontrol secara tepat bilamana katup membuka,
kecepatan katup membuka, lamanya katup membuka, bagaimana kecepatan katup
menutup dan bilamana katup menutup.
Untuk jenis mesin poros bubungan diatas (OHC) maka bubungan akan langsung
berhubungan dengan katup atau pada lengan penekan katup. Hal ini akan membuat
timing katup lebih tepat dan kehilangan tenaga untuk menggerakkan mekanisme
penggerak katup dapat diperkecil. (Gambar. 32)
32
Gambar 32. Jenis Katup OHC
Pada jenis mesin dengan katup dikepala (OHV), gerakan bubungan disalurkan
melalui lifter/tappet, batang pendorong, lengan penekan dan selanjutnya ke katup. Hal
ini akan menyebabkan timing katup tidak dapat dicapai setepat mungkin dan juga
membutuhkan tenaga untuk menggerakkan mekanisme ini terutama pada kondisi
mesin dalam putaran tinggi.
Pada mesin 4 langkah, poros bubungan akan berputar setengah putaran poros
engkol. Hal ini yang menyebabkan katup hanya akan membuka satu kali dalam 720
derajat atau satu kali dalam dua kali putaran poros engkol. Perbandingan putaran ini
dapat dicapai dari perbandingan jumlah gigi penggerak antara poros bubungan dengan
poros engkol.
Katup akan mengontrol pergerakan gas kedalam maupun keluar silinder. Lamanya
katup bekerja tergantung pada jarak waktu dalam derajat katup membuka. Overlap
katup adalah jumlah derajat putaran poros engkol, dimana kedua katup yaitu katup
masuk dan katup buang sama-sama terbuka pada waktu yang bersamaan. Lead adalah
masa yang diberikan pada katup membuka sebelum titik mati atas (TMA) atau sebelum
titik mati bawah (TMB). Lag adalah katup tertutup setelah titik mati atas (TMA) atau
katup menutup setelah titik mati bawah (TMB).
Gambar dibawah. memperlihatkan diagram timing katup untuk mesin 4
langkah.
33
Gambar 33. Timing Katup
Engine tipe OHC, tidak membutuhkan push rod. Cam bekerja langksung pada
cylinder headnya sendiri, kebanyakan pabrik melengkapi dengan rocker arms, yang
menerima tekanan dari cam dan langsung berhubungan dengan batang katup.
Keuntungan engine tipe OHC, diantaranya dapat mengurangi komponen
penggerak lainnya, putaran engine dapat di design dengan RPM tinggi, dan mengurangi
kerugian tenaga penggerak mekanisme katup.
Camshaft untuk engine empat langkah memiliki putaran setengah putaran poros
engkol, sehingga dapat diperbandingkan bilamana poros engkol berputar dua kali,
maka camshaft akan berputar satu kali (2:1), dan jumlah gigi pada roda gigi poros
engkol berjumlah dua kali lebih banyak dibandingkan dengan jumlah gigi pada roda gigi
camshaft. Apabila akan menentukan timing camshaft, pada umumnya silinder no. 1
dalam hal ini piston pada silinder no. 1 berposisi pada akhir langkah kompresi (TMA)
dan katup masuk maupun katup buang dalam posisi kerja menutup.
34
Gambar 34. Tanda timing poros bubungan
Tanda timing akan selalu berganti dari setiap perusahaan, oleh karena itu yakinkan
pada buku manual yang sesuai.
35
Gambar 36. Fungsi Katup
Katup Masuk
Katup masuk kebanyakan terbuat dari paduan nickel. Bahan ini digunakan agar
katup dapat menghantarkan panas dengan nilai pemuaian yang rendah, tahan
terhadap keausan dan baik terhadap benturan.
Bahan untuk katup masuk di buat berbeda dari katup buang sebab katup buang
lebih terterpa dengan panas yang lebih besar. Diameter katup masuk dapat berbeda
dari diameter katup buang.
Katup Buang
Katup buang kebanyakan terbuat dari bahan paduan Chrome silicon (8%,
chromium dan 3% silicon). Kwalitas katup yang tinggi juga harus dipenuhi. Katup- katup
ini terbuat dari baja yang mengndung silicon dan nickel tambah chromium yang
mencapai di atas 20%. Katup ini dapat diidentifikasi dengan magnit, dimana katup ini
tidak aktif terhadap magnit. Kepala katup dapat berbentuk datar ataupun cekung,
namun tidaklah umum ditemukan Kepala Katup buang berbentuk cekung. Batang
katup dan kepala katup harus dalam koncentris terhadap dudukan katup agar tidak
terjadi kebocoran, dan tidak menimbulkan suara yang berisik.
36
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar Wiranto, 1983. Motor Diesel Putaran Tinggi, PT. Paradnya Paramita.
Bandung.
Boentarto, Drs, 1995. Teknik Motor Diesel Mobil. Cv. Aneka . Solo
Toyota Astra Motor, 1988. Dasar-Dasar Outomobil. PT. Toyota Astra Motor. Jakarta
Toyota Astra Motor. 1995. New Step 1. Training Manual. PT. Toyota Astra Motor.
Jakarta
Toyota Astra Motor, 1995, Engine Step 2, PT. Toyota Astra Motor . Jakarta
37