Anda di halaman 1dari 146

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1. MOTOR PENGGERAK MULA
Motor penggerak mula adalah suatu motor yang merubah tenaga primer yang
tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam bentuk tenaga
mekanis.
Contoh :
Motor Penggerak Mula
-

Turbin air
Mesin uap
Motor bakar
Kincir angin

Jenis tenaga primer


- Aliran air
- Aliran uap akibat pembakaran
- Kimia bahan bakar
- Aliran angin

Motor penggerak mula pada dasarnnya dibedakan menjadi dua macam yaitu Fuel
System dan Non-Fuel System.
2.1.1. Motor Penggerak Mula Fuel System
Ditinjau dari cara memperoleh energi thermal ini mesin kalor dibagi menjadi dua
golongan, yaitu External Combustion Engine dan Internal Combustion Engine.
1. External Combustion Engine (ECE)
Pada mesin pembakaran luar atau sering disebut juga sebagai external combustion
engine (ECE) proses pembakaran terjadi di luar mesin, energi thermal dari gas
hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui dinding pemisah.
Intinya antara mesin yang menghasilkan energy (fluida) dengan yang
menggunakan terpisah oleh sekat / dinding. Sehingga terletak di tempat yang
berbeda yang dipisah dengan sekat.

Contoh dari mesin pembakaran luar adalah steam turbine dan gas turbine.
a) Turbin Uap (Steam Turbine) merupakan suatu penggerak mula yang
mengubah energi potensial uap menjadi energy kinetik dan selanjutnya
diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin.

Prinsip Kerja Turpin Uap

Poros turbin, lansung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan
mekanisme yang akan digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme yang
digunakan, turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang seperti pada
bidang industri, untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk transportasi. Pada
proses perubahan energi potensial menjadi energi mekanisnya yaitu dalam bentuk
putaran poros dilakukan dengan berbagai cara.

Komponen Utama Turbin Uap

Komponen-komponen Utama Sistem Turbin Uap

Secara umum komponen-

komponen utama dari sebuah turbin uap adalah :

Gambar 2.1. Komponen-Komponen Turbin Uap

Nosel, sebagai media ekspansi uap yang merubah energi potensial menjadi
energi kinetik.

Sudu, alat yang menerima gaya dari energi kinetik uap melalui nosel.

Cakram, tempat sudu-sudu dipasang secara radial pada poros.

Poros, sebagai komponen utama tempat dipasangnya cakram-cakram


sepanjang sumbu.

Bantalan, bagian yang berfungsi uuntuk menyokong kedua ujung poros


dan banyak menerima beban.

Kopling, sebagai penghubung antara mekanisme turbin uap dengan


mekanisme yang digerakkan.
b) Turbin Gas (Gas-turbine) adalah suatu alat yang memanfaatkan gas
sebagai fluida untuk memutar turbin dengan memanfaatkan kompresor
dan mesin pembakaran internal.
Sistem turbin gas terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kompresor,
ruang bakar dan turbin.

Gambar 2.2. Komponen-Komponen Turbin Gas


2. Internal Combustion Engine (ICE)
Pada mesin pembakaran dalam atau sering disebut juga sebagai internal
combustion engine (ICE), proses pembakaran berlangsung di dalam motor bakar
itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai
fluida kerja.

Motor pembakaran dalam dibedakan menjadi 3 yaitu, motor bakar, motor bensin
(otto) dan motor diesel.
Motor bakar torak dapat diklasifikasikan atas mesin bensin dan mesin diesel.
Perbedaan pokok antara kedua mesin ini ada pada sistem penyalaannya.
Pada motor bensin penyalaan bahan bakar dilakukan oleh percikan bunga api
listrik dari busi. Oleh sebab itu mesin bensin dikenal juga dengan sebutan spark
ignition engine.
Sedangkan pada mesin diesel penyalaan bahan bakar terjadi dengan sendirinya,
oleh sebab itu mesin diesel disebut juga dengan compression ignition engine.
a. Motor Pembakaran Dalam Jenis Spark Ignition (SIE)
Motor Otto, atau Beau de Roches merupakan mesin pengkonversi energi tak
langsung, yaitu dari energi bahan bakar menjadi energi panas dan kemudian baru
menjadi energi mekanis. Jadi energi kimia bahan bakar tidak dikonversikan
langsung menjadi energi mekanis.

Prinsip Kerja Motor Bakar Jenis SIE

Motor bakar (bensin) dibagi menjadi dua, yaitu motor bensin 2 langkah (two
stroke engine) dan motor bensin 4 langkah (4 stroke engine).
Motor bensin dua langkah adalah motor yang pada dua langkah torak/piston
(satu putaran engkol) sempuma akan menghasilkan satu tenaga kerja (satu
langkah kerja).
1. Langkah kompresi
-

Dimulai dengan penutupan saluran masuk dan keluar


Kemudian menekan isi silinder dan menghisap campuran bahan

bakar udara bersih ke dalam rumah engkol.


Bila piston mencapai titik mati atas, pembakaran dimulai.

2. Langkah ekpansi
-

Ketika piston bergerak mencapai titik tertentu sebelum titik mati


bawah, pada awalnya saluran buang dan kemudian saluran masuk

terbuka.
Ketika saluran masuk terbuka, campuran bahan bakar dan udara bersih

tertekan di dalam rumah engkol, mengalir ke dalam silinder.


Piston dan saluran-saluran umumnya dibentuk untuk membelok kan
campuran yang masuk langsung menuju saluran buang dan juga
ditujukan untuk mendapatkan pembilasan gas residu secara efektif.

Gambar 2.3. Prinsip Kerja Motor Bensin 2 Langkah


Motor bensin empat langkah adalah motor yang pada setiap empat langkah
torak piston (dua putaran engkol) sempuma menghasilkan satu tenaga kerja (satu
langkah kerja).
1. Langkah pemasukan
-

Dimulai dengan piston pada titik mati atas dan berakhir ketika piston

mencapai titik mati bawah.


Untuk menaikkan massa yang terhisap, katup masuk terbuka saat
langkah ini dan menutup setelah langkah ini berakhir.

2. Langkah kompresi,

Ketika kedua katup tertutup dan campuran di dalam silinder

terkompresi ke bagian kecil dari volume awalnya.


Sesaat sebelum akhir langkah kompresi, pembakaran dimulai dan
tekanan silinder naik lebih cepat

3. Langkah ekspansi
-

Dimulai saat piston pada titik mati atas dan berakhir sekitar 45 o

sebelum titik mati bawah.


Gas bertekanan tinggi menekan piston turun dan memaksa engkol

berputar.
Ketika piston mencapai titik mati bawah, katup buang terbuka untuk
memulai proses pembuangan dan menurunkan tekanan silinder hingga
mendekati tekanan pembuangan.

4. Langkah pembuangan,
-

Dimulai ketika piston mencapai titik mati bawah.


Ketika katup buang membuka, piston menyapu keluar sisa gas

pembakaran hingga piston mencapai titik mati atas.


Bila piston titik mati atas, katup masuk membuka, katup buang
tertutup. dimulai lagi.

Gambar 2.4 Prinsip Kerja Motor Besin 4 Langkah


b. Motor Pembakaran Dalam Jenis Compression Ignition (CIE)

Konsep pembakaran pada motor diesel adalah melalui proses penyalaan kompresi
udara pada tekanan tinggi. Pembakaran itu dapat terjadi karena udara dikompresi
pada ruang dengan perbandingan kompresi jauh lebih besar daripada motor bensin
(7-12), yaitu antara 14-22. Akibatnya. Udara akan mempunyai tekanan dan
temperatur melebihi suhu dan tekanan penyalaan bahan bakar. Sistem kerja motor
diesel dapat dibedakan atas dua langkah dan empat langkah.
Prinsip Kerja Motor Bakar Jenis CIE dapat dilihat pada halaman selanjutnya.

Motor Diesel 2 Langkah

Ketika piston berada pada TMB, saluran-saluran masuk terbuka, dan udara
mengalir ke dalam silinder dengan tekanan tinggi karena blower. Pada saat yang
sama gas buang terbuang keluar melalui katup-katup buang yang terbuka pada
bagian atas silinder.
Ketika piston naik, saluran-saluran masuk tertutup, katup-katup buang menutup,
dan udara dalam silinder tertekan (Gambar 2.5 - Kiri) . Bahan bakar diinjeksikan
ketika piston berada dekat titik mati atas dan terbakar oleh panas yang dihasilkan
oleh penekanan udara. Gas berekspansi menekan piston turun untuk menghasilkan
tenaga (Gambar 2.5 - Kanan).

Gambar 2.5. Prinsip Kerja Mesin Diesel 2 Langkah

Motor Diesel 4 Langkah

Sama halnya dengan motor otto, motor diesel empat langkah bekerja bila empat
kali gerakan piston (dua kali putaran engkol) menghasilkan satu kali kerja. Secara
skematis prinsip kerja motor diesel empat langkah dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Langkah pemasukan
Pada langkah ini katup masuk membuka dan katup buang tertutup. Udara
mengalir ke dalam silinder.
2. Langkah Kompresi
Pada langkah ini kedua katup menutup, piston bergerak dari TMB ke TMA
menekan udara yang ada dalam silinder. Sesaat sebelum mencapai TMA, bahan
bakar diinjeksikan.
3. Langkah ekspansi
Karena injeksi bahan bakar ke dalam silinder yang bertemperatur tinggi, bahan
bakar terbakar dan berekspansi menekan piston untuk melakukan kerja sampai
piston mencapai TMB. Kedua katup tertutup pada langkah ini.
4. Langkah Buang
Ketika piston hampir mencapai TMB, katup buang terbuka, katup masuk tetap
tertutup. Ketika piston bergerak menuju TMA gas sisa pembakaran terbuang ke
luar ruang bakar. Akhir langkah ini adalah ketika piston mencapai TMA. Siklus
kemudian berulang lagi.

Gambar 2.5 Prinsip Kerja Mesin Diesel 4 Langkah


2.1.2

Perbedaan Mesin Bensin dan Mesin Diesel

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara mesin bensin dan
mesin diesel, antara lain :
1. Langkah Hisap
a. Mesin bensin : Campuran udara dan bensin masuk ke ruang bakar.
b. Mesin diesel : Hanya udara yang masuk ke ruang bakar.
2. Langkah Kompresi
a. Mesin bensin : Piston mengkompresi bensi dan udara.
b. Mesin diesel : Piston yang mengkompresi udara untuk menaikkan tekanan dan
temperaturnya.
3. Langkah Pembakaran
a. Mesin bensin : Campuran bensin-udara dibakar dengan percikan bunga api dari
busi.
b. Mesin diesel : Bahan bakar diinjeksikan pada udara. yang bertekanan dan
terbakar dengan sendirinya.

4. Langkah Pembuangan
a. Mesin bensin : Piston mendorong gas buang keluar dari silinder.
b. Mesin diesel : Piston mendorong gas buang keluar dari silinder.
5. Power Output Regulation
a. Mesin bensin : Dikontrol melalui jumlah bahan bakar yang tersedia.
b. Mesin diesel : Dikontrol melalui jumlah bahan bakar yang tersedia.
2.1.3 Kelebihan Dan Kekurangan Mesin Bensin dan Mesin Diesel
Berikut ini adalah perbandingan kelebihan dan kekurangan antara mesin bensin
dan mesin diesel:
1. Getaran (kenyamanan pengendara dan penumpang) Mesin bensin lebih halus
dibandingkan mesin diesel. Hal ini disebabkan karena mesin diesel menggunakan
mekanisme kompresi tinggi dalam proses pembakarannya (lebih tinggi
dibandingkan mesin bensin).
2. Performa Mesin bensin memiliki Horse Power (Daya Kuda) lebih besar
dibandingkan mesin Diesel. Namun mesin Diesel memiliki torsi yang lebih besar
terutama pada putaran bawah.
3. Durability (Ketahanan/keawetan) Mesin diesel memang terkenal bandel. Bila
dirawat dengan benar mesin diesel bisa bekerja lebih lama daripada mesin bensin.
4. Efisiensi Mobil bermesin Diesel dapat dikatakan lebih efisien dari mobil
bermesin diesel dengan kapasitas yang sama.
5. Ramah Lingkungan Mesin bensin jelas lebih unggul namun kehadiran bio solar
mulai mengecilkan perbedaan ini.

2.1.4 Injeksi Bahan Bakar


Terdapat dua metode injeksi bahan bakar yang berlainan injeksi udara dan injeksi
tanpa udara. Metode injeksi tanpa udara dikenal dengan berbagai nama, misalnya
injeksi mekanis, padat dan hidrolis.
Persyaratan utama yang harus dipenuhi oleh sistem injeksi adalah sebagai berikut
1. Penakaran yang teliti dari minyak bahan bakar
2. Pengaturan yang layak dari injeksi bahan bakar
3. Kecepatan yang sesuai dari injeksi bahan bakar
4. Pengabutan yang baik dari bahan bakar
5. Distribusi yang baik dari bahan bakar dalam ruang pembakaran

2.2. GEOMETRIS MOTOR BAKAR

Gambar 2.6. Geometris Motor Bakar


Berikut adalah terminologi standar yang digunakan dalam motor pembakaran
dalam :
1. Cylinder bore (B) adalah diameter dalam nominal dari silinder
2. Luas Piston (A), luas lingkaran berdiameter sama dengan cylinder bore.
3. Langkah (L), jarak nominal yang dilalui piston saat bergerak antara dua titik
mati.
4. Titik mati, Posisi piston dan bagian-bagian yang bergerak yang secara mekanis
dihubung kan kepadanya sesaat ketika arah gerakan piston membalik (pada kedua
titik ujung dari langkah).

a) Titik mati bawah (TMB),


Titik Mati Bawah (TMB) adalah titik mati ketika piston berada paling dekat
dengan poros engkol,
(b) Titik mati atas (TMA),
Titik Mati Atas (TMA) adalah titik mati ketika posisi piston berada paling jauh
dari poros engkol.
5. Volume langkah/perpindahan atau volume yang tersapu piston (Vs).
Volume nominal yang dihasilkan oleh piston ketika bekerja dan satu titik mati ke
yang lain, dihitung sebagai perkalian luas piston dan langkah

6. Volume clearence/celah (Vc)


Volume nominal dari ruang dalam ruang bakar ketika piston berada pada titik mati
atas.
7. Volume silinder (V),
merupakan jumlah volume langkah dan volume clearence

8. Perbandingan kompresi (CR atau r).


Nilai numerik volume silinder dibagi nilai numerik volume clearence.

2.3. BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR BAKAR

Gambar 2.7. Bagian Utama Motor Bakar


Motor bakar terdiri atas beberapa komponen tertentu. Komponen-komponen
tersebut secara skematis dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

2.3.1 Komponen Utama Motor Bakar


1. Blok Silinder

Gambar 2.8. Blok Silinder


Blok silinder adalah bentuk dasar dari mesin, dimana blok silinder terbuat dari
material besi cor atau besi tuang, tetapi ada juga yang menggunakan paduan
aluminium dengan tujuan mengurangi berat mesin.
Pada blok silinder ini terdapat beberapa buah silinder mesin, pada tiap silinder
terdapat sebuah torak/piston yang dipasangkan pada salah satu ujung batang
piston, sedangkan ujung piston yang lain berhubungan langsung dengan poros
engkol/crank shaft, maka dengan demikian gerak naik turunnya piston dapat
menggerakan poros engkol
Apabila sumbu semua silinder terletak pada sebuah bidang datar, mesin tersebut
dinamai mesin satu baris. Apabila terletak pada dua bidang yang berpotongan,
mesin itu dinamai mesin V.

Gambar 2.9. Mesin Satu Baris (Kiri) dan Mesin V (Kanan)

2. Silinder
Silinder, merupakan bagian yang memindahkan tenaga panas ke tenaga mekanik
dan untuk tujuan ini piston bergerak naik memadatkan gas. Untuk memperoleh
tenaga maksimum ataupun optimum diusahakan tidak terdapat kebocorankebocoran pada gas-gas yang dibakar diantara piston dan silinder.
Silinder dibagi menjadi beberapa bagian yang dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.10. Bagian-Bagian Silinder


-

Kepala silinder (cylinder head) ditempatkan di bagian atas silinder. Pada


bagian bawah silinder terdapat ruang bakar dan katup-katup. Kepala silinder
harus tahan terhadap temperatur dan tekanan yang tinggi selama engine
bekerja. Oleh sebab itu umumnya kepala silinder dibuat dari besi tuang.

Fungsi Kepala Silinder yaitu :

Sebagai tutup silinder


Bersama sama silinder dan kepala torak membentuk ruang bakar
Tempat kedudukan katup
Tempat kedudukan poros nok
Tempat dudukan saluran masuk dan saluran buang
Tempat pemasangan busi pada motor Otto, dan injektor pada motor Diesel.
Head gasket adalah pelapis (gasket) antara engine block dan cylinder head,
atau blok mesin dan kepala silinder dalam ruang pembakaran mesin.

Bak engkol (karter), Terletak dibawah blok silinder digunakan sebagai


penampung oli mesin yang terbuat dari baja press.

Gambar 2.11. Bak Engkol / Karter


Karter dibaut dibawah bak engkol dan diantaranya diberikan gasket (pelapis karet)
untuk menghindari kebocoran pada sambungan tersebut sehingga oli mesin tidak
bocor merembes keluar.
3. Piston

Gambar 2.12. Piston


Piston adalah suatu komponen mesin yang berfungsi untuk menerima tekanan
hasil pembakaran, yang kemudian diteruskan keporos engkol melalui connecting
rod, dan piston bersama sama dengan ring piston mengkompresikan campuran
bahan bakar dan udara agar bertekanan tinggi.

Piston dibagi menjadi berapa bagian, yaitu seperti gambar berikut :

Gambar 2.12. Bagian-Bagian Piston


-

Pena piston, berguna untuk menghubungkan piston dengan ujung batang

piston
Pegas piston, berguna untuk perapat dan menjaga agar gas-gas tidak

keluar selama langkah kompresi dan langkah kerja dalam ruang bakar.
Ring Piston, mencegah masuknya campuran minyak dan udara di dalam

ruang pembakaran selama mesin bekerja.


Batang Piston, adalah komponen/part yang menghubungkan piston
dengan poros engkol/crankshaft

4. Crankshaft

Gambar 2.13. Crankshaft


Crankshaft berfungsi untuk mengubah gerakan lurus piston yang berada dalam
silinder pada gerak kerja menjadi gerak putar dengan melalui batang-batang
piston serta menjaga pergerakan piston dalam lengkah-langkah selanjutnya.

5. Camshaft

Gambar 2.14. Camshaft


Camshaft adalah peralatan yang digunakan dalam mesin piston untuk membuka
dan menutup valve.
Ini terdiri dari batang silinder di mesin dengan beberapa cam berbentuk oval , satu
untuk setiap valve.
6. Flywheel

Gambar 2.15. Flywheel


Flywheel adalah salah satu elemen mesin yang berfungsi meneruskan sekaligus
menyimpan energi dari Crankshaft (kruk as) saat mesin hidup hingga tenaga
mesin dapat tersalurkan ke roda.
Flywheel menyimpan energi saat putaran mesin tinggi, dan meneruskannya saat
putaran mesin rendah. Pada saat tenaga mesin bertambah, putarannya bertambah,
tenaga tersebut tersimpan. Pada saat mesin kekurangan tenaga, roda gila akan
memberikan tenaganya.

7. Intake dan Exhaust Manifold

Gambar 2.16. Manifold


-

exhaust manifold merupakan tempat keluarnya sisa gas dari pembakaran,


exhaust manifold terbuat dari besi cor atau stainless steel yang terhubung

ke knalpot.
intake manifold berfungsi sebagai saluran masuk campuran bahan bakar
dan udara atau dan udara saja pada mesin injeksi.

2.4. SIKLUS IDEAL


Siklus ideal adalah sebuah sistem pada motor bakar torak yang digunakan untuk
memudahkan dalam menganalisis sistem motor bakar.

Semakin ideal suatu keadaan suatu sistem semakin mudah dianalisis, akan tetapi
dengan sendirinya makin jauh menyimpang dari keadaan yang sebenarnya.
Siklus udara menggunakan beberapa keadaan yang sama dengan siklus
sebenarnya dalam hal sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Urutan proses
Perbandingan kompresi
Pemilihan temperatur dan tekanan pada suatu keadaan
Penambahan kalor yang sama per satuan berat udara

Di dalam analisis udara, khususnya motor bakar torak akan dibahas:


1. Siklus udara volume konstan (siklus otto)
2. Siklus udara tekanan konstan (siklus diesel)
2.4.1 Siklus Udara Volume Konstan
Motor bensin adalah jenis motor bakar torak yang bekerja berdasarkan siklus
volume konstan, karena saat pemasukan kalor (langkah pembakaran) dan
pengeluaran kalor terjadi pada volume konstan.

Gambar 2.17 Grafik Sistem Ideal


Penjelasan :
1. ( 0 1 ) adalah langkah isap yang merupakan proses tekanan konstan
2. ( 1 2 ) adalah langkah kompresi yang merupakan proses isentropik

3. ( 3 4 ) adalah proses pembakaran volume konstan yang dianggap sebagai


proses pemasukan
4. ( 3 4 ) adalah langkah kerja yang merupakan proses isentropik
5. ( 4 1 ) adalah proses pembuangan yang dianggap sebagai proses pengeluaran
kalor pada volume konstan
6. ( 1 0 ) langkah buang yang merupakan proses tekanan konstan
Proses isentropic merupakan proses dimana tidak terjadi perubahan entropy.
2.4.2 Siklus Aktual Motor Bensin
1. Fluida kerja bukanlah udara yang bisa dianggap sebagai gas ideal, karena
fluida kerja di sini adalah campuran bahan bakar (premium) dan udara
2. Proses tidak optimal, karena pada kenyataannya pasti akan ada kebocoran
fluida kerja pada katup, piston dan dinding silinder
3. Baik katup masuk maupun katup buang tidak dibuka dan ditutup tepat
pada saat piston berada pada posisi TMA dan atau TMB, karena
pertimbangan dinamika mekanisme katup dan kelembaman fluida kerja.
4. Pada motor bakar torak yang sebenarnya, saat torak berada di TMA tidak
terdapat proses pemasukan kalor seperti pada siklus udara.
5. Proses pembakaran memerlukan waktu untuk perambatan nyala apinya.
6. Terdapat kerugian akibat perpindahan kalor dari fluida kerja ke fluida
pendingin
7. Adanya kerugian energi akibat adanya gesekan antara fluida kerja dengan
dinding silinder dan mesin.
8. Terdapat kerugian energi kalor yang dibawa oleh gas buang dari dalam
silinder ke atmosfer sekitarnya.

2.5 TEORI PEMBAKARAN


Pembakaran didefinisikan sebagai reaksi kimia yang mana oksidan bereaksi cepat
dengan bahan bakar untuk melepaskan energi panas.
2.5.1 Pengertian Bahan Bakar

Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi.
Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan.
2.5.2 Kriteria Bahan Bakar
Kriteria sifat fisik dan sifat kimia, antara lain :
Nilai bakar bahan bakar itu sendiri
Densitas energi yang tinggi
Tidak beracun
Stabilitas panas
Rendah polusi
Mudah dipakai dan disimpan
Sedangkan sifat alamiah dari bahan bakar itu sendiri:
a. Volatility (Penguapan) adalah kemampuan menguap dari bahan bakar pada
temperatur tertentu dalam proses destilasi.
b. Titik nyala adalah temperatur tertentu dimana bahan bakar dapat terbakar
dengan sendirinya tanpa bantuan percikan api.
c. Gravitasi spesifik, merupakan perbandingan berat jenis bahan bakar
terhadap acuan tertentu (terhadap berat jenis udara ataupun air).
d. Nilai bakar, merupakan jumlah energi yang terkandung dalam bahan bakar.
Kriteria utama yang harus dipenuhi bahan bakar yang akan digunakan dalam
motor bakar adalah sebagai berikut :
a. Proses pembakaran bahan bakar dalam silinder harus secepat mungkin dan
panas yang dihasilkan harus tinggi.

b. Bahan bakar yang digunakan harus tidak meninggalkan endapan atau


deposit setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan
pada dinding silinder.
c. Gas sisa pembakaran harus tidak berbahaya pada saat dilepaskan ke
atmosfer.
2.5.3 Proses Pembentukan Bahan Bakar
Minyak bumi dipanaskan sehingga menjadi uap minyak. Uap itu didinginkan
sehingga menjadi cairan minyak. Pemisah Bensin, ADO, IDO, dan lain-lain,
karena terjadi perbedaan titik didih. Minyak bumi yang lebih dahulu menguap
adalah minyak bumi dengan titik didih rendah.

Gambar 2.18. Proses Pembentukan Bahan Bakar

Proses diawali dengan pencarian minyak bumi, lalu kalau sudah ketemu
minyaknya dan isinya cukup banyak, dilanjutkan dengan pemompaan.
Tentunya prosesnya tak hanya dipompa saja, setelah itu masih perlu
pemisahan dengan air dan kotoran lainnya.

Kemudian minyak bumi diangkut ke pabrik pengolahan minyak bumi


(kilang), disana minyak akan dipisahkan dengan penyulingan I (Distilasi),
yang akan menghasilkan 3 produk yaitu Fraksi LPG I, Fraksi Sedang I,

dan Fraksi Berat I.


Fraksi LPG dari penyulingan I sebagian masuk reaktor Isomerisasi
menjadi Bensin, sebagian lagi masuk ke reaktor Reforming menjadi bensin

dan kondensat.
Fraksi sedang I masuk reaktor hydroteating menjadi minyak tanah, avtur

dan minyak diesel/solar.


Lalu Fraksi berat I masuk Alat Penyulingan/Distilasi II menghasilkan
Fraksi LPG II, Fraksi Sedang II, dan Fraksi Berat II. Fraksi LPG II inilah

yang banyak kita pakai untuk masak di dapur sekarang ini.


Fraksi sedang 2 sebagian masuk reaktor Hidrocracking kemudian

menghasilkan minyak tanah, avtur dan minyak diesel/solar.


Fraksi Berat 2 kemudian masuk proses Coking yang menghasilkan dua
produk yaitu aspal dan petroleum Coke (petcoke/kokas). Kokas ini juga
bisa sebagai bahan bakar padat seperti batu bara.

2.5.4 Bahan Bakar Bensin

Sifat Utama Bahan Bakar Bensin


1. Mudah menguap pada temperatur normal.
2. Tidak berwarna, tembus pandang dan berbau.
3. Mempunyai titik nyala rendah (-10 sampai 150C).
4. Bermassa jenis rendah (0,60 0,78 kg/m3).
5. Dapat melarutkan oli dan karet.
6. Menghasilkan panas dalam jumlah yang besar (9.500 10.500 kcal/kg).
7. Sedikit meninggalkan karbon setelah dibakar.
Kualitas yang harus dipenuhi oleh bensin :
1. Mudah terbakar

Pembakaran serentak di dalam ruang bakar dengan sedikit knocking.


2. Mudah menguap
Bensin harus mampu membentuk uap dengan mudah untuk memberikan
campuran udara bahan bakar dengan tepat saat menghidupkan mesin yang masih
dingin.
3. Tidak beroksidasi dan bersifat pembersih
Selama disimpan, perubahan kualitas dan perubahan bentuk yang dialami bensin
diusahakan sedikit mungkin. Disamping itu juga bensin harus mampu mencegah
pengendapan pada sistem pemasukan (intake).
2.5.5 Bahan Bakar Solar

Sifat Utama Bahan bakar Solar


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Encer dan tidak menguap di bawah temperatur normal


Mempunyai titik nyala tinggi (40100C)
Terbakar spontan pada 350 derajat Celcius
Mempunyai berat jenis 0.82 - 0.86
Menimbulkan kalor yang besar (sekitar
10.500 kcal/kg)
Mempunyai kandungan sulfur lebih besar di banding bensin

Kualitas yang harus dipenuhi oleh solar :


Mudah terbakar
Waktu tertundanya pembakaran harus pendek/ singkat sehingga mesin mudah
dihidupkan. Solar harus dapat memungkinkan mesin bekerja lembut dengan
sedikit knocking.
Tetap encer pada suhu dingin (tidak mudah membeku)

Solar harus tetap cair pada temperatur rendah sehingga mesin akan mudah
dihidupkan dan berputar lembut.
Daya pelumasan
Solar juga berfungsi sebagai pelumas untuk pompa injeksi dan nosel. Oleh karena
itu harus mempunyai sifat daya pelumas yang baik.
Kekentalan
Solar harus mempunyai kekentalan yang memadai sehingga dapat disemprotkan
oleh injektor.
Kandungan sulfur
Sulfur merusak pemakaian komponen mesin, dan kandungan sulfur solar harus
sekecil mungkin.
Stabil
Tidak berubah dalam kualitas, tidak mudah larut dan lain-lain selama disimpan.
2.5.5 Konsep Reaksi Pembakaran
Reaksi pembakaran adalah reaksi kimia bahan bakar dan oksigen yang diperoleh
dari udara yang akan menghasilkan panas dan gas sisa pembakaran yang
berlangsung dalam waktu yang sangat cepat.

Dalam pembakaran proses yang terjadi adalah oksidasi dengan reaksi sbb :
C + O = CO2 + panas
H + O = H2O + panas
S + O = SO2 + panas
2.5.6 Penyebab Gangguan Sistem Pembakaran

Reaksi pembakaran yang sangat cepat akan mengakibatkan terjadinya gangguan


dalam system pembakaran, antara lain terjadi pembakaran sendiri (self ignition)
oleh karena adanya sisa bahan bakar yang tidak terbakar. Hal ini disebabkan oleh
hal-hal sebagai berikut :
- Angka oktan yang terlalu rendah
- Penyetelan sudut pengapian yang tidak tepat
- Busi terlalu panas
- Pendinginan terlalu miskin
- Terbakarnya sisa pembakaran sebelumnya
- Bentuk ruang bakar yang tidak sesuai
2.5.7 Syarat Pembakaran yang Baik
Gangguan-gangguan pada pembakaran ini akan sangat merugikan efektivitas
mesin maka mendapatkan untuk pembakaran yang baik maka diperlukan syaratsyarat sebagai berikut :
- Jumlah udara yang sesuai
- Temperatur yang sesuai dengan penyalaan bahan bakar
- Waktu pembakaran yang cukup
- Kerapatan yang cukup untuk merambatkan api dalam silinder.
Dalam mesin, bensin terbakar karena tiga hal berikut :
1) Bensin dan udara bercampur homogen dengan perbandingan berat 1:14,7.
2) Campuran tersebut dimampatkan oleh gerakan piston hingga tekanan
dalam silinder lebih kurang 12 bar sehingga menimbulkan panas.

3) Kemudian campuran tersebut bereaksi dengan panas yang dihasilkan oleh


percikan api busi dan terjadilah pembakaran pada tekanan tinggi sehingga
timbul ledakan dasyat.
2.5.8 Penyebab Ketidaksempurnaan Pembakaran
Proses pembakaran mesin bensin tidak terjadi dengan sempurna karena :
1) Waktu pembakaran singkat
2) Overlaping katup
3) Udara yang masuk tidak murni hanya oksigen
4) Bahan bakar yang masuk tidak murni C8H18
5) Kompresi tidak terjamin rapat sempurna
2.5.9 Hal yang Mempengaruhi Proses Pembakaran
Terdapat 3 hal yang dapat mempengaruhi proses pembakaran, yaitu :
-

Banjir
Campuran Kaya atau Campuran Kurus
Campuran Ideal

2.6. SISTEM BAHAN BAKAR


Sistem bahan bakar dalam teknik otomotif adalah suatu sistem yang berfungsi
untuk menyimpan bahan bakar secara aman, menyalurkan bahan bakar ke mesin
dan mengkabutkan bahan bakar agar bercampur dengan udara.

2.6.1

Fungsi Sistem Bahan Bakar

Sistem bahan bakar pada motor bensin berfungsi untuk :


1. Mengatur perbandingan campuran bahan bakar dan udara
2. Mengatur jumlah pemasukan bahan bakar dan udara ke silinder
3. Merubah bahan bakar cair menjadi gas.
2.6.2

Kelengkapan Sistem Bahan Bakar

Kelengkapan system bahan bakar berupa cairan yaitu :


1. Tangki bahan bakar
2. Pompa bahan bakar
3. Karburator/injection
2.6.3

Skema Penyaluran Sistem Bahan Bakar

Gambar 2.19. Skema Sistem Penyaluran Bahan Bakar


Pompa bahan bakar mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke
karburator melalui saringan bahan bakar untuk memenuhi jumlah bahan bakar
yang tersedia didalam karburator. Pompa ini terutama dipakai apabila letak tangki
lebih rendah dari pada karburator

Untuk membersihkan bahan bakar dari kotoran yang dapat mengganggu aliran
atau menyumbat saluran bahan bakar, terutama didalam karburator dipergunakan
sarinngan.
2.6.4

Karburator

Karburator digunakan untuk pemasukan pencampuran dan pengabutan bahan


bakar kedalam arus udara sehingga diperoleh perbandingan campuran yang sesuai
dengan keadaan beban dan kecepatan poros engkol.
Pada umumnya sebuah karburator diperlengkapi dengan choke, yaitu sebuah
katup udara yang dipasang di antara saringan udara dan venture. Katup udara
berfungsi membatasi aliran udara masuk ke dalam silinder.

Gambar 2.20. Karburator


-

Prinsip Kerja Karburator

Prinsip kerja karburator ini berdasarkan hukum-hukum fisika seperti continuitas


dan bernauli. Apabila suatu fluida mengalir melalui suatu tabung maka banyaknya
fluida yang mengalir adalah ( Q= A . V = konstan )
Q = debit aliran (m/jam)
A = Luas penampang tabung (m)
V = kecepatan aliran ( meter per sekon , m/s )
1) Tekanan Fluida
Tekanan fluida ( P ) sepanjang tabung alir yang berdiameter sama akan tetap
(konstan). Jika terdapat bagian tabung alir yang diameternya diperkecil maka
kecepatan alirnya akan bertambah ( naik ) dan tekanan fluida ( P ) akan berkurang
( turun ).

Gambar 2.21. Prinsip Tekanan Fluida Pada Venturi

Operasional Karburator

Pada setiap saat beroperasinya, karburator harus mampu:

Mengatur besarnya aliran udara yang masuk kedalam ruang bakar

Menyalurkan bahan bakar dengan jumlah yang tepat sesuai dengan aliran
udara yang masuk kedalam ruang bakar sehingga rasio bahan bakar/udara
tetap terjaga.

Mencampur airan udara dan bahan bakar dengan rata dan sempurna

Karburator harus mampu beroperasi dalam keadaan:

Start mesin dalam keadaan dingin

Start dalam keadaan panas

Langsam atau berjalan pada putaran rendah

Akselarasi ketika tiba-tiba membuka gas

Kecepatan tinggi dengan gas terbuka penuh

Kecepatan stabil dengan gas sebagian terbuka dalam jangka waktu yang
lama

Tipe Karburator

Berdasarkan fungsinya, karburator dibedakan menjadi :


1) Karburator dengan venturi tetap ( fixed ventury )
Karburator ini merupakan karburator yang diameter venturi nya tidak bisa diubahubah lagi, besarnya aliran udara tergantung pada perubahan throttle butterfly
( katup gas ).

2) Karburator dengan venturi berubah-ubah ( variable ventury / slide


carburetor )
Karburator dengan venturi berubah-ubah tipe pedal gas mengatur besarnya venturi
dengan menggunakan piston dapat naik-turun sehingga membentuk celah venturi
yang dapat berubah-ubah.
3) Karburator dengan kecepatan konstan ( Constan velocity carburetor )
Karburator ini merupakan gabungan antara dari kedua tipe karburator diatas, yaitu
variable ventury yang dilengkapi katup gas ( throttle valve butterfly ), sering
disebut juga dengan karburator CV (CV karburator).
-

Bagian-Bagian Utama Karburator

Gambar 2.22. Bagian Utama Karburator


1. Tabung

Berbentuk silinder, adalah tempat terjadinya campuran bahan bakar dan udara.
2. Pilot Circuit
Pilot Circuit berperan dari bukaan 0 (Langsam) s.d. bukaan skep. Pilot
circuit juga sering disebut sebagai Low Speed System, karena sangat terasa
pengaruhnya pada saat motor dikendarai di kecepatan rendah.
Pilot circuit terdiri atas :
a. Pilot Jet, berfungsi sebagai jalur keluarnya bensin dari mangkuk ke venturi.
Tersedia dengan berbagai nomor ukuran lubang. Semakin besar ukurannya,
semakin banyak pula jumlah bensin yang bisa melalui pilot jet.
b. Air Jet atau Air Bleed, berfungsi sebagai jalur masuknya udara dari moncong
karbu yang akan dicampur dengan bensin dari pilot jet. Jumlah udara yang bisa
melewati saluran air jet diatur oleh sebuah sekrup pengatur (adjustment screw).
c. Air Screw, merupakan sebuah skrup pengatur (adjustment screw) yang
menutup dan membuka jalur lewatnya udara di air bleed yang menuju ke pilot jet.
d. Coakan skep atau slide cutaway, adalah bagian terbuka dipantat skep. Walau
skep tertutup penuh, bagian ini tetap memberi ruang buat udara untuk masuk.
Semakin besar coakan atau cutaway nya, semakin banyak udara yang masuk dan
semakin kering campuran mixture.

Gambar 2.23. Mekanisme Pilot Circuit

3. Main Circuit
Main Circuit berperan dari bukaan skep sampai Full throttle (gas poll). Main
circuit atau sirkuit utama juga biasa disebut sebagai High Speed System, karena
sangat terasa pengaruhnya dari kecepatan menengah sampai kecepatan puncak.
Bagian bagian dari Main circuit terdiri dari :
a. Jarum Skep
Jarum skep berfungsi sebagai pembuka dan penyumbat jalur keluar bensin dari
main jet ke venturi.
b. Nossel (Neddle Jet)
Nossel adalah pasangan dari Jarum skep. Nosel ini berbentuk pipa yang berfungsi
sebagai penampang/sarung/selongsong atau lintasan bagi jarum skep yg bergerak
naik turun didalam nosel.
c. Main Jet
Main Jet adalah pintu keluar utama bensin dari mangkuk karburator. Main jet
terhubung langsung ke nosel. Jika pilot jet berperan di kecepatan rendah, maka
main jet berperan untuk kecepatan tinggi.

Gambar 2.24. Mekanisme Main Circuit

4. Venturi
Venturi adalah bagian yang sempit didalam karburator, berfungsi untuk
mempertinggi kecepatan aliran udara.

Gambar 2.25. Mekanisme Kerja Venturi


5. Katup Throttle
Katup throttle berfungsi untuk mengatur besar kecilnya pembukaan tabung
karburator yang berarti mengatur campuran udara dan bahan bakar sesuai dengan
beban dan kecepatan motor.

Gambar 2.26 Katup Throttle


6. Diafragma dan Pegas
Diafragma dan pegas berfungsi bekerja berdasarkan perbedaan tekanan diantara
tekanan udara luar dan tekanan negatif

7. Wadah Bahan Bakar


Wadah bahan bakar berfungsi untuk menampung bahan bakar dan dilengkapi
dengan pelampung.

2.7 INJECTION
Sistem injeksi atau fuel injection adalah sebuah sistem mekanis yang
menggunakan teknologi pengontrol yang befungsi mengatur udara dan pasokan
bahan bakar ke dalam ruang pembakaran secara efektif dan efisien.

2.7.1 Persyaratan Sistem Injeksi


Persyaratan utama yang harus dipenuhi oleh system injeksi adalah sebagai berikut
1.
2.
3.
4.
5.

Penakaran yang teliti dari minyak bahan bakar


Pengaturan waktu yang layak dari injeksi bahan bakar
Kecepatan yang sesuai dari injeksi bahan bakar
Pengabutan yang baik dari bahan bakar
Distribusi yang baik dari bahan bakar dalam ruang pembakaran.

2.7.2 Perbedaan Sistem Injeksi dan Sistem Karburator

Saat Mesin Dingin

Sistem Karburator
Sistem Injeksi
Suplai bahan bakar diatur Suplai bahan bakar diatur oleh
dengan memperkecil jumlah ECU didasarkan pada suhu dan
udara

Saat
Akselarasi

yang

masuk

Choke Circuit
Mesin Suplai
bahan

oleh tekanan

udara

pada

intake

manifold
bakar Suplai bahan bakar diatur oleh

diberikan oleh acceleration ECU Besarnya didasarkan pada


circuit

aliran udara yg terukur air flow


meter.

2.7.3 Injeksi Motor Bensin

Electronic Fuel Injection (EFI)

EFI adalah sebuah sistem penyemprotan bahan bakar yang dalam kerjanya
dikontrol secara elektronik agar didapatkan nilai campuran udara dan bahan bakar
selalu sesuai dengan kebutuhan motor bakar, maka proses pembakaran yang
terjadi di ruang bakar akan terjadi secara sempurna.
Proses pemberian bahan bakar dari ECU (Electronic Control Unit) ke injector
yang didasarkan pada signal-signal dari sensor-sensor, yaitu :
3.
4.
5.
6.
7.

Sensor Air Flow Meter


Manifold Absolute Pressure
Sensor Putaran Mesin
Sensor Temperatur Air
Sensor Posisi Throttle

Prinsip Sistem Kontrol EFI

a. System yang digunakan pada electronic fuel injection terbagi atas sensorsensor dan actuator.
- Sensor bertindak sebagai informan. Penentu jumlah bahan bakar yang harus
diinjeksikan
- Actuator merupakan bagian/komponen yang akan diperintah oleh ECU dan
perintah dapat berupa analog ataupun digital.
b. Perintah berupa analog diberikan pada pompa bensin elektrik dan lampu
engine control.
c. Perintah berupa sinyal digital diberikan pada injector, coil pengapian, katup
pernapasan tangki, pengatur idle, pemanas sensor lamda dan steeker diagnosa.

Gambar 2.27 Prinsip Sistem Kontrol EFI


- Macam-macam EFI
1. EFI tipe D
Salah satu jenis EFI dimana pengukuran udara masuk yang menuju ke intake
manifold menggunakan vaccum sensor.

Gambar 2.28 Prinsip Kerja EFI Tipe D


2. EFI tipe L
Salah satu jenis EFI dimana jumlah udara yang masuk ke dalam intake manifold
diukur dengan menggunakan aiflow meter dan besarnya volume udara dijadikan
informasi ke ECU sebagai salah satu penentu banyak sedikitnya bahan bakar yang
akan diinjeksikan.

Gambar 2.29 Prinsip Kerja EFI Tipe L


-

Komponen-Komponen Sistem EFI


1. Pompa Bensin

Pompa bensin yang biasa digunakan pada mesin dengan system EFI adalah
pompa bensin electric yang berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki
dan menekannya ke system bahan bakar.
Pompa bensin yang biasa digunakan dibedakan menjadi dua, yaitu :

Pompa Bensin In Tank

Type in tank artinya bahwa pompa bahan bakar berada di dalam tangki bahan
bakar dengan posisi terendam bahan bakar. Dapat dilihat pada gambar (a)

Pompa Bensin In Line

Type in line artinya bahwa pompa bahan bakar berada di luar tangki bahan bakar
dengan posisi tidak terendam bahan bakar. Dapat dilihat pada gambar (b)

(a)

(b)

2. ECU (Engine Control Unit)


Electronic Control Unit merupakan komponen system bahan bakar yang akan
menerima sinyal listrik dari sensor kemudian diolah untuk kemudian dijadikan
garis perintah kepada actuator.
ECU mendapat suplay tegangan listrik dari baterai.

Gambar 2.30 ECU (Engine Control Unit)

Gambar 2.31 Komponen-Komponen ECU


-

Bagian-agian ECU :

Micro Processor mengatur jalannya perintah dan mengambil keputusan


data

yang telah diolah berdasarkan informasi dari data yang tersimpan

pada memory.
Memory Menyimpan data-data input yang siap diinformasikan ke micro
processor
Input/ memberikan informasi berupa sinyal listrik ke memory untuk
diproses
oleh micro processor.
Akuisi Data data data yang telah diproses oleh micro processor
dibedakan
kemudian diinformasikan ke output
Output Sinyal listrik yang dihasilkan oleh akuisi data kemudian
diberikan ke

aktuator-aktuator

3. Data Link Connector (DLC)


Data Link Conentor merupakan kumpulan kode-kode untuk mempermudah
mendeteksi kerja dari sensor ataupun actuator.
DLC diterapkan pada semua kendaraan dengan sistem EFI dan untuk mendeteksi
secara manual dilakukan dengan cara menjamper kode satu dengan kode yang
lainnya sesuai dengan manual book pada masing-masing kendaraan atau merk
kendaraan tersebut.

Gambar 2.32 Contoh Data Link Connector


4. Variable Resistor
Variable resistor berfungsi untuk mengatur campuran bahan bakar saat putaran
idle. Menyetel variable resistor haruslah menggunakan CO tester.
Penyetelan variable resistor dilakukan dengan cara memutar baut penyetel searah
jarum jam jika campuran bahan bakar terlalu gemuk dan jika baut penyetel diputar
berlawanan jarum jam menunjukan bahw a bahan bakar terlalu kurus.

Gambar 2.33 Variable Resistor

5. Pressure Sensor
Pressure sensore berfungsi untuk mendeteksi kondisi tekanan udara pada intake
manifold.

Gambar 2.34 Bagian-bagian Pressure Sensor


6. Throttle Sensor
Throttle position sensor difungsikan untuk mendeteksi besarnya pembukaan katup
gas.

Gambar 2.35 Throttle Positioning System


7. Idle Speed Control
Idle speed control difungsikan untuk mengatur besarnya udara yang diberikan
pada saat putaran idle. Idle speed control dipasangkan pada sisi bagian bawah
throttle chamber

Gambar 2.36 Idle Speed Control


8. Injector
Injector adalah salah satu bagian dari system bahan bakar yang akan mengabutkan
bahan bakar agar terjadi proses percampuran yang homogen antara udara dan
bahan bakar.

Gambar 2.37 Komponen Injector


9. Cam Angle Sensor
Cam Angle Sensor berfungsi untuk mendeteksi setiap perubahan pergerakan sudut
cam. Sensor akan mendeteksi perubahan sudut camshaft yang berhubungan
dengan katup masuk.

Gambar 2.38 Komponen Cam Angle Sensor


10. Crank Angle Sensor
Crank Angle Sensor berfungi untuk mendeteksi putaran mesin dan untuk
mendeteksi posisi piston tiap silinder.

Gambar 2.39 Crank Angle Sensor


11. Temperature Sensor
WTS (water temperature sensor) difungsikan untuk mendeteksi kondisi suhu air
pendingin.
Sensor akan bekerja dengan besar kecilnya resistansi yang dibentuk dimana
semakin tinggi suhu air pendingin maka akan semakin kecil resistansinya.

Conector

Gambar 2.40 Water Temperature Sensor


12. Knocking Sensor
Knocking sensor adalah sebuah sensor yang dipasang pada blok mesin atau di
silinder head,yang digunakan untuk mendeteksi knocking mesin

Gambar 2.41 Knocking Sensor System


Saat terjadi knocking pada ruang bakar maka ECU akan mengatur saat pengapian
lebih maju atau mundur sehingga knocking akan hilang.

Penggolongan Sistem EFI

- Menurut Tempat Penyemprotan Bahan Bakar


Injeksi dibedakan menjadi dua yaitu system injeksi langsung dan system injeksi
tak langsung.
1) Sistem injeksi langsung artinya bahwa bahan bakar diinjeksikan oleh
injector

langsung

ke

dalam

ruang

bakar

2) Sistem injeksi langsung artinya bahwa bahan bakar yang diinjeksikan


tidak langsung keruang bakar akan tetapi bahan bakar diinjeksikan
melalui intake manifold.

(a)
Menurut Ritme Penyemprotan Bahan Bakar

(b)

Injeksi dibedakan menjadi 3 yaitu model simultan, model grouping dan model
sequential.
1) Injeksi model simultan artinya bahwa bahan bakar diinjeksikan
kedalam ruang bakar secara terus menerus (serentak pada semua
silinder tiap 1 putaran engkol).

Gambar 2.42 Simultaneous Injection


2) Injeksi model grouping artinya bahwa bahan bakar diinjeksikan
kedalam ruang bakar secara terus menerus sesuai dengan group
silinder.

Gambar 2.43 Grouping Injection


3) Injeksi model sequential artinya bahwa bahan bakar diinjeksikan
kedalam ruang bakar secara terus menerus sesuai dengan FO
(Firing Order). (serentak pada semua silinder tiap 2 putaran
engkol).

Gambar 2.44 Sequential Injection


-

Menurut Pelayanan Penyemprotan Bahan Bakar

Injeksi dibedakan menjadi 2, yaitu Single Point Injection dan Multiple Point
Injection.
1) Single Point Injection
Maksudnya adalah penyemprotan bahan bakar akan dilakukan oleh satu injector,
dimana injector ditempatkan pada intake manifold sebelum throttle valve.

Gambar 2.45 Single Point Injection


2) Multiple Point Injection
Maksudnya adalah titik penyemprotan bahan bakar berada pada tiap saluran
masuk ke dalam silinder sehingga efisiensi pemasukan bahan bakar tiap silinder
lebih baik.

Gambar 2.46 Multiple Point Injection


-

Menurut Konstruksi Sistem Kontrol

Injeksi dibedakan menjadi 4, yaitu Injeksi Mekanis, Injeksi Mekanis Elektronis,


Injeksi Elektronis dan Engine Management System.
1) Injeksi Mekanis
Pada system injeksi bahan bakar mekanis, bahan bakar yang diinjeksikan terjadi
secara mekanis. Gerakan throttle valve akan mengatur banyaknya udara yang
dibutuhkan oleh mesin dan menggerakan tuas ungkit dan tuas ungkit mendorong
tuas pengukur bahan bakar untuk menentukan jumlah bahan bakar yang akan
diinjeksikan.

Gambar 2.47 Mechanical Injection

2) Injeksi Mekanis Elektronis


Sistem injeksi jenis ini dilengkapi dengan ECU.
System pengontrolannya terbatas hanya pada saat injeksi sedangkan seberapa
banyak bahan bakar harus diinjeksikan akan ditentukan oleh gerakan mekanik dari
lengan pengatur campuran bahan bakar (mixture control unit).

Gambar 2.48 Electric Mechanical Injection


3) Injeksi Elektronis
Injeksi elektronis adalah salah satu system injeksi, dimana system penyuplaian
kebutuhan bahan bakar yang sedikit banyaknya dan waktu penyuplaiannya diatur
secara electronic oleh engine ECU.

Gambar 2.49 Electronic Injection

4) Engine Management System


Engine Management System adalah system injeksi dimana system pengapian
diatur dalam 1 unit dengan engine ECU atau dengan kata lain system pengapian
tidak terpisah dengan engine ECU.

Gambar 2.50 Engine Management System


2.7.4 Injeksi Motor Diesel
Injektor bahan bakar diesel merupakan alat yang digunakan untuk memberi
sejumlah bahan bakar diesel yang terukur pada ruang pembakaran.
Injektor dapat berupa : Atomizer, Sprayer, Nozel
- Fungsi utama injektor diesel yaitu :
1) Memberi bahan bakar pada ruang pembakaran pada suatu kondisi
pengkabutan (atomised state) menjamin adanya efisiensi pembakaran
2) Dalam suatu pola semprotan tertentu untuk bahan bakar dan daya mesin

Bagian-Bagian Utama Injeksi Motor Diesel

1. Pompa Bahan Bakar


Desain yang biasa digunakan untuk kendaraan diesel adalah pompa kejut dan VE
rotary.
Fungsi utama pompa injeksi adalah untuk memberikan sejumlah terukur bahan
bakar bertekanan pada injektor pada saat yang diperlukan sesuai dengan
kecepatan dan beban mesin.

Gambar 2.51 Pompa Injeksi Motor Diesel Tipe VE Rotari


2. Pompa Pengangkat Bahan bakar
Pompa pengangkat bahan bakar berfungsi untuk memberikan sejumlah tertentu
bahan bakar yang diperlukan dari tangki bahan bakar melalui sedimenter dan filter
pada pompa injeksi.

Gambar 2.52 Pompa Pengangkat Bahan bakar


3. Pompa Pengangkat Baling-Baling

Pompa pengankat baling-baling berfungsi untuk melakukan pengaturan


penyaluran bahan bakar dikontrol menggunakan katup regulasi pada sisi jalan
keluar pompa.

Gambar 2.53 Pompa Pengangkat Baling-Baling


4. Pompa Pengangkat Diafragma
Pompa pengangkat diafragma adalah pompa yang mentransfer energi dari
penggerak ke cairan melalui batang penggerak yang bergerak bolak-balik untuk
menggerakan diafragma sehingga timbul isapan dan penekanan secara bergantian
antara katup isap dan katup tekan.

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

diafragma,
pegas pengembali diafragma,
katup masukan,
katup keluaran,
batang penarik diafragma,
lengan pengungkit bubungan,
pegas pengembali lengan bubungan.
Gambar 2.54 Bagian Pompa Pengangkat Diafragma

5. Katup Penyalur

Katup penyalur adalah katup yang berfungsi untuk tempat mengalirnya bahan
bakar yang disemprotkan / diinjeksikan dari plunyer atau elemen pemompaan.

Gambar 2.55 Katup Penyalur


6. Filter Bahan Bakar
Fungsi utama filter diesel adalah mencegah bahan pengkontaminasi yang berupa
partikel-partikel halus (debu, karat, logam dll.) dan air agar tidak memasuki
pompa injeksi dan injektor.

Gambar 2.56 Tipe Filter Bahan Bakar Elemen Kertas


7. Sedimenter Bahan Bakar
Sedimenter/pengendap bahan bakar digunakan bersama dengan filter sebagai alat
primer untuk menghilangkan bahan pengkontaminasi berat atau berukuran besar
serta untuk menjebak air.

Gambar 2.57 Tipe Sedimenter Bahan Bakar


8. Pipa Injeksi
Pipa injeksi sistem bahan bakar diesel merupakan rangkaian bahan bakar
bertekanan tinggi antara pompa injeksi dan injektor bahan bakar.

Gambar 2.58 Tipe Sambungan Pipa Injeksi Bertekanan Tinggi


9. Pipa Kebocoran Bolak-Balik
Pipa-pipa kebocoran balik (back leakage pipes) merupakan pipa yang
mengalirkan kembali bahan bakar diesel yang di-bypass dari injektor dan pompa
bahan bakar menuju ke tangki bahan bakar dengan menggunakan tekanan rendah

Gambar 2.59 Pipa Kebocoran Bolak-Balik


10. Governor

Governor mesin diesel merupakan


alat yang digunakan untuk mengontrol kecepatan mesin agar sesuai dengan
besarnya beban kerja.

Gambar 2.60 Governor Hidrolis Sederhana


11. Tuas Kontrol
Tuas control adalah tuas yang mengatur besar kecilnya bahan bakar yang akan
diberikan kepada governor.

Gambar 2.61 Tuas Kontrol Governor

2.7.5 Rangkaian Sistem Bahan Bakar

Diagram di atas menunjukkan rangkaian tekanan bahan bakar diesel dalam sistem
bahan bakar diesel. Rangkaian bahan bakar pada umumnya terdiri dari tiga
rangkaian utama, yaitu suplai bahan bakar bertekanan rendah, penyaluran bahan
bakar bertekanan tinggi dan aliran kembali/pelimpah (overflow) bahan bakar
bertekanan rendah

Rangkaian suplai bertekanan rendah terdiri dari jalan suplai bahan bakar dari
tangki bahan bakar, sedimenter dan filter, serta pompa pengangkat menuju ruang
masukan pompa injeksi. Suplai bahan bakar dari tangki disirkulasikan oleh pompa
pengangkat dengan tekanan yang rendah tetapi mencukupi untuk menjamin
pengiriman melalui elemen-elemen filter bahan bakar.
Biasanya pompa pengangkat terlebih dahulu memberikan suplai bahan bakar yang
belum tersaring menuju sedimenter di mana bahan bakar dibebaskan dari air dan
partikel-partikel berat. Kemudian bahan bakar mengalir melalui filter di mana
partikel-partikel halus dibersihkan dari bahan bakar, sehingga bahan bakar yang
bebas kontaminasi diberikan pada pompa injeksi. Pada beberapa keadaan
sedimenter dan filter diletakkan sebelum pompa pengangkat sehingga pompa
pengangkat memberikan langsung bahan bakar yang bersih pada pompa injeksi.
2.7.6 Rangkaian Umum Bahan Bakar
Dalam kendaraan, rangkaian yang umum dijumpai ada 3 tipe, yaitu rangkaian
umum bahan bakar bertekanan rendah, tekanan tinggi, dan rangkaian balik
tekanan rendah.

Rangkaian Umum Bahan Bakar Tekanan Rendah

Rangkaian Umum bahan Bakar Tekanan Tinggi

Rangkaian tekanan tinggi terdiri dari jalan aliran pemberian bahan bakar dari
pompa injeksi bahan bakar menuju injektor bahan bakar.
Pompa injeksi memberi tekanan tinggi berkisar antara 1200 hingga 3000 kpa (175
435 psi).
Dengan adanya tekanan tinggi pada rangkaian, maka untuk mencegah kebocoran
diperlukan fitting dan pipa injeksi gauge heavy duty.

Rangkaian Balik Tekanan Rendah

Rangkaian balik/pelimpah bertekanan rendah terdiri dari kelebihan bahan bakar


yang melewati komponen-komponen injektor yang digunakan untuk keperluan
pelumasan dan pendinginan serta aliran pelimpahan bahan bakar dari pompa
injeksi.

2.7.7 Bahan Pengontaminasi Bahan Bakar


Bahan pengontaminasi bahan bakar biasa disebabkan oleh 3 hal, yaitu :
a) Kontaminasi Debu dan Kotoran
Bahaya besar yang ditimbulkan oleh debu dan partikel-partikel kotoran pada
sistem bahan bakar adalah sifatnya yang sangat mengikis.
Bahan-bahan kontaminasi dalam bentuk debu dan kotoran bisa memasuki sistem
bahan bakar dari berbagai jalan, misalnya tangki bahan bakar pada stasiun pompa
bahan bakar umum atau trangki kendaraan
Penyaringan debu dan kotoran dilakukan dengan dua komponen. Sedimenter akan
menjebak partikel-partikel berat sedangkan filter bahan bakar dari berbagai desain
digunakan untuk menyaring partikel-partikel yang lebih halus yang berukuran
sepersepuluh tebal rambut manusia.
b) Kontaminasi Air
Kontaminasi air biasanya terjadi melalui pengisian bahan bakar pada tangki atau
dari kondensasi udara lembab pada tangki yang terjadi akibat perubahan suhu.
Kontaminasi air dalam jumlah yang cukup besar akan membahayakan sistem
karena dapat menimbulkan karat, cekungan serta keausan.

Penyaringan tetesan air dilakukan dengan sedimenter yang berfungsi sebagai


penjebak air dan filter bahan bakar yang mencegah partikel air yang besar agar
tidak melewati mekanisme penyaringannya yang halus
c) Kontaminasi Ganggang Biologis
Kontaminasi ganggang biologis adalah suatu keadaan di mana mikro organisme
yang selalu ada di atmosfer setiap saat, masuk dan berkembang biak pada bahan
bakar dan membentuk lapisan ganggang yang bisa menyumbat filter bahan bakar.
Cara yang paling efektif adalah pembersihan tangki bahan bakar secara periodik
atau pemberian bahan kimia pada bahan bakar untuk membunuh mikro
organisma.
2.7.8

Pengoperasian Mesin Diesel

a) Menstarter Mesin Diesel


Mesin diesel kendaraan ringan menggunakan motor starter sebagai alat untuk
starter. Sedangkan mesin diesel kendaraan yang lebih besar memakai alat starter
yang menggunakan udara terkompresi.
Mesin diesel yang menggunakan motor starter listrik biasanya mengoperasikan
motor starter yaitu dengan saklar pengapian, jika kendaraan menggunakan sistem
busi pijar listrik
b) Menghentikan Mesin Diesel
Pada kebanyakan mesin diesel kendaraan kecil hal tersebut dilakukan dengan cara
menggunakan sebuah selenoid listrik yang dikontrol oleh saklar pengapian.
Secara umum ada dua cara untuk menghentikan pasokan bahan bakar dengan
menggunakan selenoid listrik.
Yang pertama adalah menghentikan aliran pada pompa injeksi sehingga
penyaluran bahan bakar menjadi terhenti. Alat yang memiliki sistem demikian
biasanya disebut dengan selenoid cut off.

Gambar 2.62 Selenoid Cut Off


Selenoid digunakan untuk menghambat aliran bahan bakar atau untuk
menggerakkkan batang pengontrol pompa injeksi bahan bakar pada posisi tidak
ada bahan bakar.
Biasanya selenoid digerakkan dengan saklar pengapian tetapi bisa juga digunakan
saklar atau tombol kontrol terpisah.
2.7.9 Alat Starter Dingin
Alat starter dingin merupakan alat-alat starter membantu pada saat starter mesin
diesel ketika mesin masih dingin.
Prinsip kerja starter dingin dapat melalui dua cara, yaitu :
1) Pra-pemanasan
Alat ini bisa berupa busi pijar atau pemanas manifold.
2) Penambahan bahan Bakar
Injeksi memberikan jumlah bahan bakar yang lebih banyak pada saat start agar
dihasilkan campuran kaya yang lebih mudah terbakar.
2.7.9

Unit Pemanas

1) Sistem Busi Pijar


Busi pijar merupakan unit pemanas yang bekerja dengan listrik dan dipasang pada
ruang pra-pembakaran pada mesin diesel tipe injeksi tak langsung.

Gambar 2.62 Sistem Busi Pijar


2) Pemanas Intake Manifold
Saat bekerja kumparan pemanas listrik berpijar karena aliran arus sehingga
memanaskan udara pada manifol jalan masuk. Saat mesin diengkol udara yang
hangat terhisap masuk silider sehingga membantu pembakaran awal mesin. Jika
mesin telah start maka pemanas manifol tidak bekerja hingga diperlukan lagi start
dingin.

Gambar 2.63 Pemanas Intake Manifold Tipe Thermostat

2.7

SISTEM KELISTRIKAN KENDARAAN

Sistem kelistrikan merupakan suatu system yang terdiri atas dua muatan, yaitu
muatan positif dan muatan negative, dimana sebuah benda akan dikatakan
memiliki kekuatan listrik apabila benda tersebut mempunyai perbedaan jumlah
muatan.
2.7.1 Teori Elektron

Gambar 2.64 Atom


Atom terdiri atas dua bagian, yaitu :
-

Kulit Atom, yang terdiri atas sejumlah electron yang berputar pada orbitnya.
Inti Atom, yang terdiri atas proton dan neutron.

Elektron bermuatan negative, sedangkan proton bermuatan positif.

Gambar 2.65 Struktur Atom Hydrogenium

Jika melihat gambar di atas, maka :


3) Nomor 1 adalah Neutron
4) Nomor 2 adalah Proton
5) Nomor 3 adalah Nukleus
2.7.2

- Nomor 4 adalah Elektron


- Nomor 5 adalah Orbit Elektron

Sifat Dua Muatan Listrik

Atom yang jumlah muatan elektronnya tidak sama dengan jumlah muatan
protonnya disebut sebagai ion.
Ion terbagi menjadi dua, yaitu Ion Positif dan Ion Negatif.
Ion positif adalah atom yang kekurangan elektron, dengan demikian
maka pada atom ini akan selalu berusaha menarik elektron-elektron dari
atom lain sekitarnya sampai jumlah elektron dan proton menjadi seimbang
seperti yang diharuskannya.
Ion negatif adalah atom yang kelebihan elektron, dengan demikian maka
pada atom nya akan selalu berusaha melepaskan elektron-elektronnya
guna mengisis atom lain yang kekurangan elektron.
2.7.3

Elektron Bebas

Elektron bebas adalah elektron yang mudah berpindah-pindah tempat dari satu
atom ke atom yang lain.

Gambar 2.66 Ilustrasi Elektron Bebas


Elektron bebas banyak terdapat di dalam bahan-bahan yang bersifat metalis,
seperti: besi, tembaga, perak, emas dan lainnya.
Sedangkan bahan yang bersifat non metalis, seperti: gelas, ebonit, kayu, mika dan
lainnya sangat sedikit memiliki jenis elektron bebas.
2.7.4 Prinsip Gerakan Elektron
Pada dasarnya gerakan electron, makin mendekati inti, akan semakin besar gaya
sentrifugalnya dan dengan sendirinya akan semakin besar lagi kecepatannya.
Sebaliknya bila elektron menjauhi inti, maka akan semakin berkurang gaya
sentrifugalnya dan dengan sendirinya akan semakin berkurang pula kecepatannya.
Arah gerakan elektron bebas kadang-kadang tidak beraturan, sehingga tidak
memberi kesan adanya perpindahan elektron-elektron dari satu tempat ketempat
lain secara teratur.
Arah gerak electron dapat secara teratur (gambar a) dan secara tidak teratur
(gambar b)

(a)
2.7.5

Aliran Listrik

(b)

Prinsip dari aliran listrik adalah electron. Dimana, apabila elektron mengalir ke
kanan, maka arus proton mengalir ke kiri.
Bila terdapat muatan yang berbeda akan terjadi gaya-gaya listrik
Gerakan elektron bebas yang teratur akan mengalir secara estafet
(berantai)
Aliran elektron seolah-olah berlawanan dengan arus protonnya
Aliran elektron yang teratur menghasilkan arus listrik
Aliran listrik terdiri dari sejumlah elektron-elektron yang sangat banyak,
mengalir melalui suatu penghantar
2.7.6

Arus Listrik

Aliran listrik (elektron) yang bergerak pada suatu penghantar listrik dengan
kecepatan tertentu disebut Arus Listrik.
Timbulnya arus listrik karena terdapatnya beda potensial pada dua ujung
penghantar

Gambar 2.67 Arah Arus Listrik


Panah arus digambarkan searah dengan arah pergerakan seharusnya dari pembawa
muatan positif, walaupun pada kenyataannya pembawa muatan adalah muatan
negatif dan bergerak pada arah berlawanan.
Terdapat 3 syarat mengalirnya arus listrik :

1) Adanya sumber tegangan


2) Adanya alat penghubung
3) Adanya beban

Arus listrik dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

=Q
t

Keterangan :
I

= Arus listrik (A)

= Muatan listrik/Coulomb (C)

= Waktu (sekon)

(1 Coulomb = 6,28 x 1018 electron)


Bila arus mengalir pada konduktor / elektrolit akan menyebabkan tiga kejadian :

Pembangkitan panas, contohnya headlight, cigarette lighter, dll.

Aksi kimia terjadi pada elektrolit battery yang memungkinkan arus dapat
mengalir.

Pembangkitan magnet, bila arus listrik mengalir pada kumparan (relay,


selenoid, dll)

2.7.7

Tegangan Listrik

Tegangan listrik (Voltage) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam
rangkaian listrik. Tegangan dinyatakan dalam satuan V (Volt).
Rumus mencari tegangan adalah :

V=I/R
Keterangan :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus Listrik (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)

2.7.8

Hambatan Listrik

Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan
dinyatakan dalam satuan ohm.
Untuk mendapatkan hambatan kita dapat menggunakan rumus :

R=V
I
Keterangan :
R

= Hambatan ( Ohm )

= Beda potensial ( Volt )

= Arus listrik ( Ampere )

Dalam hal tahanan terhadap aliran listrik, maka benda-benda digolongkan ke


dalam tiga kategori.

Konduktor

Konduktor adalah material (benda-benda) yang dapat dialiri arus dengan mudah
(emas, perak, tembaga, logam).

Semi Konduktor

Semi konduktor adalah material dimana arus listrik dapat mengalir tetapi tidak
semudah konduktor (silikon, germanium).

Isolator

Isolator adalah material yang tidak dapat dialiri arus sama sekali (karet, kaca,
plastik).
-

Besar Tahanan Listrik

Gambar 2.68 Analogi Besarnya Tahanan

Jika dilihat dari gambar diatas maka dapat disimpulkan bahwa, tahanan listrik
pada suatu konduktor akan berbanding lurus dengan panjang konduktor
dan berbanding terbalik terhadap luas penampang konduktor.

2.7.9

Hukum Ohm

Hubungan antara arus listrik, tegangan listrik, dan hambatan listrik dalam suatu
rangkaian dinyatakan dalam hukum ohm :
a. Bila hambatan tetap, arus dalam setiap rangkaian adalah berbanding
langsung dengan tegangan. Bila tegangan bertambah, maka aruspun
bertambah. Dan bila tegangan berkurang maka aruspun berkurang.
b. Bila tegangan tetap, maka arus dalam rangkaian menjadi berbanding
terbalik terhadap rangkaian itu. Bila hambatan bertambah, maka arus
berkurang dan bila hambatan berkurang maka arus bertambah
Hambatan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Hambatan Seri
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berurutan disebut hambatan seri.
Hambatan yang disusun seri akan membentuk rangkaian listrik tak bercabang.
Kuat arus yang mengalir disetiap titik besarnya sama. tujuan rangkaian hambatan
seri untuk memperbesar nilai hambatan listrik dan membagi beda potensial dari
sumber tegangan. Rangkaian hambatan seri dapat diganti dengan sebuah
hambatan yang disebut hambatan pengganti seri.
Ciri-ciri hambatan seri:

Hambatan disusun dari ujung ke ujung


Terdapat satu lintasan arus listrik

Kuat arus yang mengalir di setiap hambatan sama besar


Hambatan pengganti selalu lebih besar dari hambatan terbesar yang

disusun seri
Rangkaian hambatan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan

Gambar 2.69 Rangkaian Seri


Perhitungan-perhitungan dalam rangkaian seri :

2. Hambatan Paralel
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berdampingan disebut hambatan
paralel. Hambatan yang disusun paralel akan membentuk rangkaian listrik
bercabang dan memiliki lebih dari satu aliran listrik. Susunan hambatan paralel
dapat diganti dengan sebuah hambatan yang disebut hambatan pengganti paralel.
Rangkaian hambatan paralel berfungsi untuk membagi arus listrik.
Ciri-ciri hambatan paralel:

Hambatan disusun berdampingan


Terdapat lebih dari satu lintasan arus listrik
Beda potensial di ujung hambatan sama besar
Hambatan pengganti paralel selalu lebih kecil daripada hambatan terkecil
Rangkaian hambatan paralel berfungsi sebagai pembagi kuat arus

Gambar 2.70 Rangkaian Paralel


Perhitungan-perhitungan dalam rangkaian paralel :

2.7.10 Daya Listrik


Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam sirkuit listrik.
Satuan SI daya listrik adalah watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik yang
mengalir per satuan waktu (joule/detik).
Daya listrik, seperti daya mekanik, dilambangkan oleh huruf P dalam persamaan
listrik. Pada rangkaian arus DC, daya listrik sesaat dihitung menggunakan Hukum
Joule, sesuai nama fisikawan Britania James Joule, yang pertama kali
menunjukkan bahwa energi listrik dapat berubah menjadi energi mekanik, dan
sebaliknya.

Hukum Joule dapat digabungkan dengan hukum Ohm untuk menghasilkan dua
persamaan tambahan

2.7.11 Pengaruh Arus Listrik


Arus listrik dalam kelistrikan kendaraan mempengaruhi 3 hal, yaitu :
1. Pembangkitan Panas
Bila arus listrik mengalir melalui cigarette lighter, maka kabel nichrome pada
cigarette lighter akan menjadi panas dan membara.

Gambar 2.71 Arus Mengalir Ke Cigarette Lighter


2. Aksi Magnet

Bila arus mengalir seperti pada gambar, arah magnetic flux se-demikian
rupa sehingga kutub S berada dibawah selenoid se-dangkan kutub U
berada di atas.

Gambar 2.72 Hubungan Arus Listrik dan kemagnetan I

Bila arus mengalir seperti pada gambar, arah magnetic flux se-demikian
rupa sehingga kutub S berada dibawah selenoid se-dangkan kutub U
berada di atas.

Gambar 2.73 Hubungan Arus Listrik dan kemagnetan II


3. Aksi Kimia
Bila dua plat logam dimasukkan ke dalam larutan garam atau asam sulfat.
Kemudian dihu-bungkan dengan sirkuit kelis-trikan seperti pada gambar, lampu
akan menyala. Hal ini membuktikan telah terjadi aksi kimia pada plat logam
sehinga arus dapat mengalir melalui cairan.

Gambar 2.74 Arus Mengalir Dalam Larutan Kimia

2.8 SISTEM PENYALAAN / PENGAPIAN

Gambar 2.75 Sistematika Pembahasan Sistem Pengapian


Sistem pengapian adalah suatu system pada mesin bensin berfungsi mcmbakar
campuran udara dan bensin di ruang bakar pada akhir langkah kompresi, sehingga
dihasilkan daya mekanik akibat pembakaran tersebut.
2.8.1 Fungsi Sistem Pengapian
Dalam kendaraan, fungsi system pengapian adalah sebagai berikut :
1.

Sebagai switch untuk menghidupkan dan memeriksa mesin,

2.

Dapat bekerja dengan tegangan listrik yang berbeda ( tengan batray dan

tegangan alternator )
3.

Menghasilkan busur listrik tegangan tinggi pada busi untuk melakukan

pembakaran.
4.

Mendistribusikan tegangan tinggi kebeberapa busi dengan urutan yang tepat.

5.

Memastikan saat pengapian tepat beberapa derajat sebelum piston mencapai

titik mati atas pada saat langka kompresi.


6.

Mengubah saat pengapian sesuai dengan tingkat perubahan putaran.

2.8.2 Komponen Utama Sistem Pengapian

Gambar 2.76 Komponen Rangkaian Sistem Pengapian


Nama Komponen

Fungsi

1. Battery
Sebagai sumber tenaga listrik

2. Fuse / Sikring
Sebagai pengaman arus listrik

3. Kunci Kontak / Ignition Switch

Untuk memutuskan dan


menghubungkan aliran listrik dari
baterai ke coil

4. External Resistor

Mengurangi penurunan tegangan pada


kumparan primer saat mesin berputar
pada putaran tinggi

5. Koil Pengapian / Ignition Coil


Untuk mempertinggi tegangan listrik,
dari 12 Volt menjadi 20.000 30.000
Volt.

6. Distributor
Untuk memutus dan menghubungkan
arus listrik dan mendistribusikan arus
listrik tersebut ke seluruh busi
7. Busi / Spark Plug
Meloncatkan bunga api listrik melalui
elektrodanya

2.8.3 Prinsip Kerja Sistem Pengapian Konvensional


Berikut akan dijelaskan mengenai prinsip kerja sistem pengapian konvensional.
Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat
kunci kontak ON platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina
membuka.
1. Ketika stop contact pada posisi on dan pemutus arus atau platina (breaker
points) tertutup, maka arus listrik akan mengalir dari batray menuju ke koil
yang di dalamnya terdapat kumparan primer, kumparan sekunder, dan
teras besi lunak, sehingga terjadi medan magnet.

2. Ketika arus primer diputus karena bagian platina terbuka oleh gerakan
berputar dari nok (cam) maka medan magnet akan hilang dan timbul arus
induksi pada kumparan sekunder.
3. Poros yang memutar rotor distributor sama dengan poros nok pemutus
arus primer sehingga pada saat terjadi pemutusan arus primer maka
bersamaan itu pula terjadi hubungan antara rotor distributor dengan salah
satu

kabel

busi

sesuai

dengan

urutan

penyalaannya,

sehingga

menimbulkan loncatan bunga api listrik (spark) pada busi


4. Ketika terjadi spark maka pada setiap gap juga akan terjadi spark,
termasuk di platina, untuk itu dipasang kondensor guna menyerap arus
induksi, sehingga tidak timbul spark pada platina.
1) Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup
Aliran Arus Listrik Saat Konci Kontak ON, Platina Menutup
Aliran arusnya adalah sebagai berikut:

Baterai -> Kunci kontak -> Primer koil -> Platina -> Massa.

Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.
2) Saat platina membuka
Aliran Arus Saat Platina terbuka
Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi
tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah
ini:

Sekunder koil -> Kabel tegangan tinggi -> Tutup distributor -> Rotor
-> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) -> Busi -> Massa.

SAAT PENGAPIAN

Pengapian Awal
Pengapian terjadi sebelum piston
mencapai TMA

Pengapian Lambat
Pengapian terjadi setelah piston
melewati TMA

a) Saat pengapian terlalu awal

Mengakibatkan detonasi/knocking, daya mesin berkurang, mesin menjadi panas


dan menimbulkan kerusakan pada piston, bearing, busi
b) Saat pengapian tepat
Menghasilkan langkah kerja yang ekonomis, daya mesin maksimum
c) Saat pengapian terlalu lambat
Menghasilkan langkah kerja kurang ekonomis/tekanan pembakaran maksimum
jauh setelah TMA, daya maksimum kurang, boros bahan bakar

2.9 SISTEM PENGISIAN


Sistem pengisian merupakan sistem yang berfungsi untuk menyediakan arus
listrik yang nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraan
tersebut dan sekaligus mengisi ulang arus pada baterai.
Ada dua type sistem pengisian :
1. Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus searah (Direct
Current) digunakan awal tahun 60-an.
Pada prinsipnya, generator membangkitkan arus listrik dengan cara
memutarkan kumparan di dalam medan magnet.
2. Alternator

yang

berfungsi

untuk

menghasilkan

arus

bolak-balik

(Alternating Current).
Pada prinsipnya alternator membangkitkan arus listrik dengan cara
memutarkan magnet listrik (rotor coil) didalam kumparan (stator coil).

Keterangan
1.
2.
3.
4.

Ignition Switch
Battery
Alternator
Voltage Regulator

Gambar 2.77 Bagian-Bagian Sistem Pengisian

2.9.1

Komponen Utama Sistem Pengisian

1) Generator
Generator berfungsi untuk menghasilkan arus searah (Direct Current).

Gambar 2.78 Generator


Komponen utama generator :
1. Rotor, adalah bagian yang berputar yang mempunyai bagian terdiri dari
poros, inti, kumparan, cincin geser, dan sikat-sikat.
2. Stator, adalah bagian yang tak berputar (diam) yang mempunyai bagian
terdiri dari rangka stator, kutub utama beserta belitannya, kutub-kutub
pembantu beserta belitannya, bantalan-bantalan poros.
2) Alternator

Alternator berfungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik (Alternating Current).

Gambar 2.79 Alternator


Komponen utama alternator :
1. Rotor
Rotor berfungsi untuk membangkitkan medan magnet.

Gambar 2.80 Rotor


2. Stator
Stator berfungsi untuk membangkitkan arus listrik bolak-balik.

Gambar 2.81 Stator


3. Pulley
Pulley berfungsi untuk menerima tenaga mekanis dari mesin untuk memutarkan
rotor.

Gambar 2.82 Pulley


4. End Frame
End frame berfungsi untuk pemegang bagian-bagian alternator.

Gambar 2.83 End Frame


5. Rectifier
Rectifier berfungsi untuk merubah arus AC menjadi arus DC.

Gambar 2.84 Rectifier


Kemudian setelah generator dan alternator, komponen utama system pengisian
kendaraan adalah Aki (Accumulator)
3) ACCU
Akumulator (accu, aki)

adalah

sebuah

alat

yang

dapat

menyimpan energi (umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia.

Gambar 2.85 Accumulator tipe kering


Pada system pengisian, aki memiliki beberapa fungsi utama, yaitu :
1. Untuk Starter
Pada saat mesin mati dan mau dihidupkan, dibutuhkan tenaga penggerak awal
untuk memutar crankshaft / poros engkol. Sehingga diperlukan tenaga dari aki
untuk melakukan hal tersebut.
2. Untuk Menyimpan Listrik

Aki harus mampu menyimpan listrik yang diberikan oleh alternator atau sepul,
sehingga aki selalu dalam kondisi penuh ( memiliki cadangan listrik yang cukup
untuk menggerakan starter saat mesin awal dihidupkan).
3. Sebagai Stabilisator
Besar kecilnya arus listrik yang tidak stabil dapat merusak komponen kelistrikan
yang ada pada sepeda motor / mobil. Sehingga diperlukan aki sebagai stabilisator
arus yang mengalir dalam kendaraan.

Tips Perawatan Aki


1.

Aki Basah
Jangan sampai air aki kering atau ada di bawah petunjuk batas low
pengisian aki sebaiknya dilakukan pagi hari
Lakukan pembersihan secara rutin agar kebersihan terminal tetap terjaga

2. Aki Kering
membersihkan kepala aki dari berbagai kotoran.
Charge aki dengan menggunakan system autocharge

Tipe Air Aki


Air aki terbagi menjadi dua jenis, yang biasanya terkemas dalam 2 jenis botol,
yaitu :
1. Botol Biru
Botol biru berisi air murni atau yang telah melewati penyulingan. Air murni ini
punya rumus kimia H2O. Air ini digunakan saat penambahan air aki.
2. Botol Merah
Air di botol merah biasa juga disebut air zuur. Biasanya digunakan saat pengisian
pertama aki. Unsur kimia yang dikandung H2SO4 sudah mengandung setrum.
Sehingga aki baru tidak perlu dicharge lagi.

2.10 SISTEM KELISTRIKAN BODY


Kelistrikan body adalah semua sistem kelistrikan pada body kendaraan, dan
bertujuan untuk menjamin keamanan dan kenikmatan saat berkendara.

Gambar 2.86 Gambaran Umum Pemahasan


1) Jaringan Kabel
Jaringan kabel (wiring harness) berfungsi untuk menghubungkan komponenkomponen kelistrikan dan melindungi sirkuit kelistrikan.

Secara skematis, jaringan kabel dapat digambarkan sebagai berikut :

2) Komponen Penghubung
1. Junction Block dan Relay Block
Junction block (J/B) dan relay block (R/B) adalah suatu kotak (block) tempat
pengelompokan konektor untuk sirkuit kelistrikan.

Gambar 2.87 Junction Block & Relay Block


2. Connector
Connector berfungsi untuk menghubungkan dua jaringan kabel atau jaringan
kabel dengan komponen.

Gambar 2.88 Connector


3. Baut Massa

Baut massa berfungsi untuk menghubungkan jaringan kael ke body kendaraan


(massa).

Gambar 2.89 Baut Massa


3) Komponen Pelindung Sirkuit
Komponen pelindung sirkuit berfungsi untuk mencegah rusaknya komponenkomponen kelistrikan akibat arus yang berlebihan
a) Sekring
Sekring adalah alat yang berguna untuk mencegah arus terlalu besar yang
mengalir melalui suatu penghantar bila terjadi hubungan singkat.

(a)

(b)

Jika dilihat dari gamabr di atas, gambar (a) merupakan sekring tipe Blade
sedangkan gambar (b) merupakan sekring tipe Cartridge

Fusible Link

Fungsi Fusible link Secara umum fungsi dan konstruksi fusible link sama dengan
sekring. Perbedaan utamanya adalah fusible link dapat digunakan untuk arus yang
lebih besar karena ukurannya lebih besar dan mempunyai elemen yang lebih
tebal.

(a)

(b)

Jika dilihat dari gambar di atas, gambar (a) merupakan fusible link tipe cartridge
sedangkan gambar (b) merupakan sekring tipe Cartridge

Circuit Breaker

Circuit breaker adalah komponen pelindung yang didesain un-tuk membuka saat
arus yang berlebihan melewatinya.

Gambar 2.90 Circuit Breaker


b) Saklar
Saklar (switch) berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik
pada sirkuit kelistrikan.
Pada kendaraan, saklar dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Saklar Putar (Rotary Switch)

Pengoperasian switch ini dengan cara diputar . Switch putar digunakan pada
kunci kontak, wiper, dan head lamp.

Gambar 2.91 Saklar Putar


2. Saklar Tekan (Push Switch)
Pengoperasian switch ini dengan cara ditekan. Switch tekan digunakan pada
lampu hazard (Elf), washer.

Gambar 2.92 Saklar Tekan

3. Saklar Ungkit (Seesaw Switch)


Switch ungkit digunakan pada lampu kabut, hazard .

Gambar 2.93 Saklar Ungkit


4. Saklar Tuas (Lever Switch)
Pengoperasian switch ini dengan cara digerakkan ke atas, ke bawah, ke kiri, ke
kanan. Switch tuas digunakan pada lampu sein.

Gambar 2.94 Saklar Tuas


5. Saklar Alang (Reed Switch)
Switch ini akan ON saat ferrite magnet bertemu dengan reed switch. Dan
digunakan pada water sedi-meter dan indikator permukaan minyak rem.

Gambar 2.95 Saklar Alang


6. Saklar Temperatur (Temperature Switch)
Switch ini bekerja berdasarkan perubahan suhu. Dan digunakan pada sistem kelistrikan water temperatur gauge.

Gambar 2.96 Saklar Temperatur


c) Relay
Relay merupakan alat yang digunakan untuk memperpanjang umur switch dan
memperkecil voltage drop karena sirkuit dapat diperpendek.

Gambar 2.97 Relay

2.11 SISTEM PENERANGAN


Sistem Penerangan adalah instalasi dari berbagai rangkaian penerangan pada
kendaraan atau semua sistem kelistrikan pada bodi kendaraan yang bertujuan
untuk menjamin keamanan dan kenikmatan saat berkendara.
Fungsi system penerangan :

1) Sebagai penerangan pada kendaraan untuk memberikan tanda-tanda


kepada pengendara lain
2) Memberikan indikator pada pengendara contoh lampu tanda belok kanan
atau kiri sudah menyala
3) Indicator kondisi bahan bakar masih banyak atau sudah habis
4) Menambah kenikmatan saat berkendara.
Skema system penarangan pada kendaraan

1. Lampu kepala (head light)


2. Front combination light
- Clearance light (lampu jarak)
- Turn signal & hazard warning light
3. Rear combination light
- Tail light & stop light
- Turn signal & hazard warning switch
- Back up light
4. Dome light
5. Licence plate light

6. Meter combination light


2.10.1 Komponen-Komponen Pengguna Sistem Kelistrikan
1. Lampu Besar
Sistem lampu besar berfungsi untuk menerangi jalan pada bagian depan
kendaraan.

Sistem penerangan lampu depan mobil dibedakan menjadi dua, yang terdiri atas
low beam (lampu jarak dekat) dan high beam (lampu jarak jauh)
Pada system ini, terdapat dua jenis lampu yang digunakan :
a) Sealed Beam
Pada tipe ini lampu menjadi satu dengan rumahnya dan bila lampu putus kita
harus mengganti satu set (assy).

Gambar 2.98 Sealed Beam Lamp


b) Semi-Sealed Beam

Model semi sealed beam konstruksinya terpisah antara bohlam lampu dengan
rumah lampu sehingga memungkinkan pergantian bola lampunya saja.

(a)

(b)

Jenis lampu semi-sealed beam dibedakan menjadi dua, yaitu lampu biasa (a) dan
lampu halogen (b).
2. Lampu Rem
Lampu rem (stop light) berfungsi sebagai tanda bahwa kendaraan akan berhenti
(mencegah terjadinya benturan dengan kendaraan dibelakang).

Gambar 2.99 Sistematika Proses Pengereman


3. Lampu Mundur
Lampu mundur (stop light) berfungsi sebagai isyarat (tanda bahwa kenda-raan
akan mundur.

Gambar 2.100 Sistematika Proses Mundur


4. Lampu Sein dan Lampu Hazzard
Lampu sen (turn signal light) berfungsi untuk memberi tanda bahwa kendara-an
akan membelok atau pindah jalur.
Lampu hazard (hazard warning light) berfungsi untuk memberi tanda bahwa
kendaraan dalam kondisi darurat.

Gambar 2.101 Skema lampu Sein dan Lampu hazard

5. Klakson
Klakson digunakan untuk memberitahukan kepada pengguna jalan lainnya agar
mengetahui nya atau sebagai tanda untuk meminta jalan.

Gambar 2.102 Skema Klakson


6. Wiper dan Washer
a) Wiper
Wiper adalah alat yang digunakan untuk membersihkan kaca pada saat hujan
turun atau bila ada debu, lumpur atau benda lain yang mengotorinya.

Gambar 2.103 Bagian-Bagian Wiper


b) Washer
Washer adalah alat untuk mengeluarkan cairan yang membantu wiper bekerja
membersihkan kaca depan mobil.

Gambar 2.104 Bagian-Bagian Washer

7. Power Window
Power window adalah alat yang digunakkan untuk menaikkan dan menurunkan
kaca jendela mobil secara elektris

Gambar 2.105 Power Window


Dalam mengoperasikan power window terdapat sebuah panel utama yang
biasanya terletak di pintu pengemudi. Panel tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut :

8. Central Lock

Central lock adalah Sistem pembuka dan penutup kunci pintu secara otomatis

Gambar 2.106 Sistematika Central Lock


9. Elektrik Mirror
Suatu sistem yang mengatur posisi kaca spion baik horizontal atau vertikal secara
elektrik.

2.12 SISTEM PEMINDAH DAYA


Sistem pemindah tenaga juga dapat disebut sistem pemindah daya (power train),
merupakan sebuah mekanisme yang memindahkan tenaga dari mesin ke roda.
Menurut letak mesinnya dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu :
1. Mesin depan penggerak belakang (front engine rear drive).
2. Mesin depan penggerak depan (front engine front drive).
3. Mesin belakang penggerak belakang (rear engine rear drive).
4. Mesin depan penggerak empat roda (four wheel drive).

2.12.1 Bagian-Bagian Utama Sistem Pemindah Tenaga

Gambar 2.107 Bagian Utama Sistem Pemindah Tenaga


Komponen
1. Kopling

Fungsi
Menghubungkan dan memutuskan

2. Transmisi

tenaga/ putaran mesin ke transmisi


Mengatur perbandingan putaran motor
dengan poros penggerak aksel.
Menghubungkan dan meneruskan

3. Propeler Shaft

putaran dari transmisi ke differential /


4. Diferensial

5. Poros Roda

gardan
Memindahkan arah putaran poros
propeler menjadi putaran maju mundur
menyeimbangkan putaran roda saat
berbelok.
Meneruskan putaran dari gardan ke
roda.

2.12.2 Kopling
Kopling adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros, yaitu dari
poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft) dengan
tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis.
Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh kopling adalah :

Harus dapat menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut

Harus dapat memindahkan tenaga mesin ke transmisi tanpa slip

Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat

Konstruksi Kopling
2

1. Tutup Kopling (Clutch Cover)


Clutch cover terikat pada flywheel. Syarat utama yang harus dimiliki oleh clutch
cover adalah balance dan mampu memindahkan panas dengan baik.

Clutch Cover dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

Clutch Cover Tipe Coil Spring

Keuntungan :
(+) Penekanan terhadap plat kopling lebih kuat.
Kerugian :
(-) Tenaga untuk menekan pedal kopling besar.
(-) Konstruksi rumit sehingga harganya mahal
Cara Kerja :
a) Saat pedal ditekan
Release fork menekan release bearing, release bearing menekan release
lever sehingga release lever mengangkat pressure plate melalui pivot pin
melawan tekanan pressure spring dan menyebabkan plat kopling terbebas
(tidak lagi terjepit di antara flywheel dan pressure plate) dan putaran mesin
tidak dapat diteruskan ke input shaft transmisi.
b) Saat pedal dilepas
Release fork tidak menekan release bearing, release bearing tidak menekan
release lever sehingga pressure spring menekan pressure plate dan pressure
plate menekan clutch disc ke flywheel. Terjadi perpindahan tenaga :

Clutch cover tipe Diapraghm Spring

Keuntungan :

(+) Tenaga penekanan pedal kopling lebih ringan


(+) Penekanan terhadap plat kopling lebih merata
(+) Tenaga pegas tidak akan berkurang karena gaya sentrifugal saat kecepatan
tinggi.
Kerugian :
(-) Penekanan terhadap plat kopling lebih kecil.
Cara Kerja :

Saat pedal ditekan

Release fork menekan release bearing, release bearing menekan diapragm spring
sehingga diapragm spring mengangkat pressure plate melalui pivot ring dan
menyebabkan plat kopling terbebas (tidak lagi terjepit di antara flywheel dan
pressure plate) dan putaran mesin tidak dapat diteruskan ke input shaft transmisi.

Saat pedal dilepas

Release fork tidak menekan release bearing, release bearing tidak menekan
diapragm spring sehingga diapragm spring menekan pressure plate dan pressure
plate menekan clutch disc ke flywheel. Terjadi perpindahan tenaga :
2. Plat Kopling (Disc Clutch)
Plat kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga dari mesin ke transmisi
dengan lembut tanpa terjadi slip.

Gambar 2.108 Bagian Plat Kopling


Plat kopling terdiri dari :
a) Facing yang berfungsi sebagai bidang gesek yang dikeling pada cushion
plate
b) Cushion Plate yang berfungsi untuk memperlembut saat kopling
berhubungan, dan cushion plate dikeling pada disc plate.
c) Torsion Damper yang berfungsi untuk meredam kejutan saat kopling
berhubungan.

Kopling Otomatis

Kopling otomatis (torque converter) adalah kopling yang dapat menghubungkan


dan memutuskan putaran mesin ke transmisi dengan sendirinya (otomatis).
Kopling otomatis digunakan pada kendaraan yang menggunakan transmisi
otomatis

Gambar 2.109 Kopling Otomatis


2.12.3 Transmisi
Transmisi berfungsi untuk menjamin ketersediaan momen puntir yang dibutuhkan
oleh kendaraan pada saat dijalankan.
Selain digunakan untuk mengatur perbandingan gigi, transmisi juga digunakan
untuk :

Merubah momen

Merubah kecepatan kendaraan

Memungkinkan kendaraan bergerak mundur

Memungkinkan kendaraan diam saat mesin hidup (posisi netral)

Perbandingan gigi transmisi

Mekanisme Perpindahan gigi

1. Slidingmesh Type
Pada tipe ini shift arm menggerakkan gigi-gigi percepatan yang terpasang pada
spline main shaft untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan antara gigi
percepatan dengan counter gear.
Sekarang tipe ini digunakan untuk gigi mundur.

Gambar 2.110 Slidingmesh Transmission

2. Contamesh Type
Pada tipe ini gigi pada main shaft selalu berhubungan dengan gigi pada counter
shaft, gigi ini dilengkapi dog gear yang akan di-hubungkan dengan sleeve yang
terpasang pada mainshaft.
Tipe ini digunakan pada gigi mundur.

Gambar 2.111 Contamesh Transmission


3. Synchromesh Type
Synchromesh berfungsi sebagai alat sinkronisasi yang menyama-kan putaran gigi
yang akan dihubungkan dengan cara pengereman.
Sekarang tipe ini yang banyak digunakan

Gambar 2.112 Synchromesh Transmission


Secara konstruksi pemindah daya pada mobil dibagi menjadi 4 , yaitu:

1. Mesin depan penggerak belakang (front engine rear drive).


Pemindah daya tipe ini mentrasfer tenaga mesin ke roda belakang mobil,
sementara mesin dipasangkan di bagian depan dari mobil
Jadi hanya roda belakang yang digerakkan oleh mesin , sementara roda depan
tidak digerakkan oleh mesin.

Gambar 2.113 Mobil RWD

Kelebihan :
(+) Lay out mesin lebih rapi karena mesin dan menghemat ruang mesin.
(+) Kemampuan daya dorong lebih kuat.
(+) Sistem mampu memberikan traksi baik saat kendaraan dimuati beban berat.
(+) Posisi mesin di depan diyakini mampu melindungi pengemudi dan penumpang
saat terjadi benturan dari depan.
(+) Karakter yang dihasilkan cenderung lebih halus dibanding penggerak depan.
(+) Cenderung lebih mudah dalam bermanuver di tempat parkir yang sempit.
(+) Parts penggeraknya lebih tahan lama karena hanya dipergunakan untuk
menyalurkan tenaga.

Kekurangan

(-) Akselerasi tidak sebaik mesin berpenggerak roda depan.


(-) Buritan penggerak roda belakang cenderung membuang bila throttle
(-) Efisiensi mesin sistem ini lebih sulit didapat. Bila performa tenaga mesin paspasan, kerugian gesekan kian melemahkan performa mobil secara keseluruhan.
(-) Bobot kendaraan yang terpusat di belakang membuat gejala oversteer mudah
terjadi.
2. Mesin depan penggerak depan (front engine front drive).
Pemindah daya tipe ini memindahkan tenaga dan putaran mesin ke roda depan,
sementara roda belakang tidak digerakkan oleh mesin.
Adapun mesin terpasang pada bagian pada bagian depan mobil.

Gambar 2.114 Mobil FWD


Keunggulan
(+) Proses penyaluran tenaga lebih efisien, sehingga akselerasi (sprint) menjadi
lebih baik dan lebih gesit. Kebanyakan digunakan untuk mobil perkotaan yang
menuntut manuver lincah dan hemat bahan bakar.
(+) Sistem Front Wheel Drive. Dari gear boks tenaga disalurkan lewat drive
shaft (as roda). Karena as penggerak lebih pendek, potensi kehilangan tenaga
saat mesin berjalan lebih sedikit.
(+) Efisiensi ini berpengaruh pada kabin yang lebih lega.
(+) Gerak roda depan kebanyakan diadopsi oleh mesin dengan kapasitas kecil.
(+) Lebih stabil dalam memainkan throttle gas

Kelemahan
(-) Penataan (layout) mesin lebih rumit dan membutuhkan ruang lebih banyak.
(-) Beban mobil terkonsentrasi di bagian depan, menyebabkan tidak nyaman
ketika melakukan perjalanan jauh.
(-) Sistem handlingnya terasa understeer karena roda depan mempunyai dua
tugas berat yaitu sebagai penggerak dan sebagai kemudi. Sehingga keausan
ban juga lebih cepat.
(-) Dibutuhkan rangkaian suspense depan yang lebih kompleks, membuat part
lebih keras bekerja sehingga perlu penggantian secara berkala yang lebih
banyak
(-) Kerja komponen-komponen mesin lebih keras, karena disamping befungsi
sebagai penggerak juga sebagai penentu arah.
(-) Perawatan komponen mesin dan roda lebih rumit dan lebih mahal.
(-) Tidak sekuat sistem penggerak roda belakang saat di jalan tanjakan.
(-) Bobot kendaraan yang tertumpu di roda depan saat pengereman.
(-) Untuk manuver untuk parkir terasa lebih sulit ketika roda depan dituntut
harus belok patah karena keterbatasan pada as roda.
3. Mesin belakang penggerak belakang (rear engine rear drive).
Pada tipe pemindah daya ini mesin dipasangkan pada bagian belakang dari mobil
dan roda yang digerakkan oleh mesin adalah roda belakang , sedangkan roda
depan tidak digerakkan oleh mesin.

Gambar 2.115 Mobil RWD


Keuntungan

(+) Pada jalan lumpur traksi baik


Kerugian
(-) Kenyamanan kurang pada jalan aspal, jika tidak cukup beban pada aksel depan
4. Mesin depan penggerak empat roda (four wheel drive).
Pada tipe ini ke empat roda mobil digerakkan oleh mesin , sementara mesin
diletakkan pada bagian depan mobil.

Gambar 2.116 Mobil 4WD


Keuntungan
(+) Traksi sangat baik
Kerugian
(-) Harga lebih mahal dan berat
(-) Pada sistem penggerak empat roda dapat dibedakan
1) Penggerak empat roda selektif
a. Dapat menggunakan aksel belakang pada jalan baik
b. Aksel depan dapat dihubungkan pada jalan jelek

2) Penggerak empat roda permanen

a. Memerlukan penyeimbang antara kedua poros penggerak.


b. Lebih mahal
2.12.4 Propeler Shaft
Propeller shaft merupakan bagian yang berfungsi untuk memindahkan atau
meneruskan tenaga dari transmisi ke difrential.

Gambar 2.117 Tempat Pemasangan Propeler Shaft


Pada umumnya propeller shaft terdiri dari satu pipa yang mempunyai dua
penghubung yang terpasang pada kedua ujung berbentuk universal joint.
2.12.5 Universal Joint
Fungsi universal joint ialah untuk meredam perubahan sudut yang disebabkan
oleh perubahan differential dan untuk melembutkan perpindahan tenaga dari
transmisi ke differential.

2.12.6 Differential
Differential atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen pada mobil
yang berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin ke poros roda yang sebelumnya
melewati transmisi dan propeller shaft

Gambar 2.118 Differential (Gardan)


Gardan dibedakan menjadi dua bagian utama, yaitu :
1. Final gear
Yang terdiri dari drive pinion dan ring gear, dan berfungsi untuk memperbesar
momen dan merubah arah putaran sebesar 90.

Final gear terdiri atas :

- Hypoid Bevel gear


Tipe ini digunakan pada kendaraan penggerak roda belakang, dimana drive pinion
terpasang offset deng-an garis tengah ring gear

Gambar 2.119 Hypoid Bevel Gear


- Helical Gear
Tipe ini digunakan pada kendaraan penggerak roda depan

Gambar 2.120 Helical Gear


2. Differential gear
Yang terdiri dari side gear dan pinion gear, dan berfungsi untuk membedakan
kecepatan putar roda kiri dan kanan saat membelok.

Gambar 2.121 Gambaran Kerja Differential Gear


-

Prinsip dasar differential gear

Bila kedua rack diberi


beban yang sama, maka
ketika shackle ditarik ke
atas akan menyebab-kan
kedua rack akan
terangkat pada jarak
yang sama karena
tahanan sama dan pinion

bila beban yang lebih besar diletakkan pada rack


sebelah kiri dan shackle
ditarik ke atas, maka
pinion gear akan
berputar sepanjang
gerigi rack yang mendapat beban lebih berat
dise-babkan adanya
perbedaan taha-nan. Dan
ini mengakibatkan rack
yang mendapat beban

2.13 SISTEM SUSPENSI

2.13.1 Pengertian Sistem Suspensi


Sistem suspensi adalah salah satu bagian chasis yang berungsi untuk memberikan
kenyamanan bagi pengendara atau penumpang.

Gambar 2.122 Skema Sistem Suspensi


2.13.2 Fungsi Sistem Suspensi
Adapun fungsi suspensi sebagai berikut :
1) Selama kendaraan berjalan, kendaraan secara bersama-sama dengan roda
menyerap getaran, eskilasi dan kejutan dari permukaan jalan, hal ini untuk
memberikan kenyamanan dan keamanan penumpang.
2) Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke body melalui gesekan
antara jalan dengan roda-roda.
3) Menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body
dan roda-roda.

2.13.3 Cara Kerja Sistem Pengereman

Saat roda roda menerima kejutan dari permukaan jalan, maka akan

diteruskan ke lower maupun upper arm,


Lalu gaya tersebut ditahan oleh pegas dan mengakibatkan terjadinya

pemendekan dan pemanjangan pegas,


Kemudian gaya pemegasan diperhalus oleh peredam getaran (shock
absorber) agar tidak terjadi oksilasi berlebihan. Hal ini memungkinkan
roda roda tetap menapak pada jalan.

2.13.4 Komponen Utama Suspensi


1) Pegas
Pegas merupakan bagian komponen suspensi yang memiliki fungsi :
-

Menyerap

diteruskan ke body kendaraan secara langsung.


Menambah kemampuan cengkram ban terhadap jalan.

kejutan dari

Jalan dan getaran roda-roda agar tidak

Pegas dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu :

Pegas Koil

Pegas koil merupakan pegas yang dibuat dari batang baja khusus dan berbentuk
spiral.

Gambar 2.123 Pegas Koil

Pegas Daun

Pegas daun (leaf spring) merupakan pegas yang dibuat dari bilah baja yang
bengkok dan lentur.

Gambar 2.124 Pegas Daun

Pegas Batang Torsi

Pegas batang torsi merupakan pegas yang dibuat dari batang baja yang elastic
terhadap puntiran.

Gambar 2.125 Pegas batang Torsi


2) Shock Absorber
Shock absorber adalah alat mekanik yang didesain untuk meredam hentakan yang
disebabkan oleh energi mekanik.

Gambar 2.126 Shock Absorber


-

Tipe Shock Absorber

Berdasarkan cara kerjanya, shock absorber dibedakan menjadi 2 yaitu :

Shock Absorber Kerja Tunggal (Single Absorber)

Efek meredam hanya terjadi pada waktu shock absorber berekspansi. Sebaliknya
pada saat kompresi tidak terjadi efek meredam.

Gambar 2.127 Single Action Absorber

Shock Absorber Kerja Ganda (Multiple Action)

Baik saat ekspansi maupun kompresi absorber selalu bekerja meredam.

Gambar 2.128 Multiple Action Absorber

Berdasarkan konstruksinya, shock absorber dibedakan menjadi 2, yaitu :

Shock Absorber Mono Tube

Di dalam shock absorber hanya terdapat satu silinder (atau tanpa reservoir).

Gambar 2.129 Mono Tube Shock Absorber

Shock Absorber Twin Tube

Dalam shock absorber terdapat pressure dan outer chamber yang membatasi
working chamber dan reservoir chamber.

Gambar 2.130 Twin Tube Shock Absorber


Berdasarkan medium kerjanya, shock absorber dibedakan menjadi 2, yaitu :

Shock Absorber Hydraulic

Di dalamnya terdapat minyak shock absorber sebagai media kerja.

Shock Absorber Gas

Ini adalah shock absorber hid-raulis yang diisi dengan gas. Gas yang biasa
digunakan adalah nitrogen.

Gambar 2.131 Hydraulic dan Gas Absorber


3) Ball Joint
Ball joint merupakan bagian yang berfungsi untuk :
-

menerima beban vertikal dan lateral


sebagai sumbu putaran roda saat kendaraan membelok

Gambar 2.132 Ball Joint


4) Stabilizer Bar

Stabilizer merupakan komponen dari system suspense yang berfungsi unuk :


-

Mengurangi kemiringan kendaraan akibat gaya sentrifugal pada saat

kendaraan membelok
Meningkatkan traksi ban

Gambar 2.133 Stabilizer bar


5) Strut Bar
Strut bar berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak maju mundur,
saat menerima kejutan dari jalan atau dorongan akibat terjadinya pengereman.

Gambar 2.134 Strut Bar


6) Lateral Control

Lateral control merupakan bagian yang digunakan untuk menahan axle pada
posisinya terhadap beban dari samping.

Gambar 2.135 Lateral Control


7) Bumper
Bumper berfungsi sebagai pelindung komponen-komponen suspensi saat pegas
mengkerut atau mengembang di luar batas maksimum.

Gambar 2.136 Lateral Control

14. SISTEM REM


2.14.1 Pengertian Sistem Rem

Sistem rem merupakan suatu system yang dirancang untuk mengurangi kecepatan
(menperlambat) dan menghentikan kendaraan atau untuk memungkinkan parkir
pada tempat yang menurun.

Gambar 2.137 Skema Sistem Rem


2.14.2 Fungsi Sistem Rem
Pada kendaraan, system memiliki fungsi sebagai berikiut :

Mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan.

Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun

Sebagai alat pengaman dan menjamin pengendaraan yang aman

Gambar 2.138 Komponen Sistem Pengereman


2.14.3 Prinsip Rem

Prinsip rem adalah merubah energi panas menjadi energi gerak.


Rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan
sistem gerak putar.
Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang
ditimbulkan antara dua objek / benda.

Gambar 2.139 Prinsip Kerja Rem


2.14.4 Tipe Rem
Rem yang dipergunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi
beberapa tipe tergantung pada penggunaannya.

Rem kaki

(foot

brake)

digunakan

untuk

mengontrol

kecepatan

dan

menghentikan kendaraan.
Rem parkir (parking brake) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.

Rem tambahan (auxiliary brake) digunakan pada kombinasi rem biasa

(kaki)

yang digunakan pada truk diesel dan kendaraan berat.


2.14.5 Jenis-Jenis Rem
1) Rem Cakram (Disk Brake)
Rem cakram adalah perangkat pengereman yang bekerja dengan menjepit cakram
yang biasanya dipasangkan pada roda kendaraan.
Untuk menjepit cakram digunakan caliper yang digerakkan oleh piston untuk
mendorong sepatu rem (brake pads) ke cakram.
Cara Kerja Rem Cakram

Pada saat pedal rem di tekan atau di injak master rem akan mendorong
fluida atau biasa yang kita sebut minyak rem kearah kaliper dan

mendorong piston.
Pada saat piston bergerak kaliper akan menahan atau menekan kampas

rem ke piringan sehingga terjadilah pengereman.


Setelah pedal rem di lepas, karet yang di dalam kaliper atau di samping
piston

sebagai

pengembali

posisi

piston

seperti

semula

mengembalikan minyak rem ke tabung penyimpanan fluida tersebut

Gambar 2.140 Rem Cakram


Keuntungan :

dan

Radiasi panas baik

Bila terkena air lebih cepat kering

Konstruksi sederhana

Mudah dalam perawatan serta penggantian pad

Kerugian :

Self energizing effect kecil

Membutuhkan tekanan hidraulis yang besar

Pad lebih cepat aus

Komponen Rem Cakram

Piringan (Disc Rotor)

Disc rotor terbuat dari besi tuang dalam bentuk solid (biasa) dan berlubang-lubang
untuk ventilasi .
Tipe ventilasi digunakan untuk menjamin pendinginan yang baik untuk mencegah
fading (koefisien gesek berkurang).

Pad Rem

Pad (disc pad) terbuat dari campuran metallic fiber dan serbuk besi, yang disebut
semi-metallic disc pad.
Pada pad diberi celah untuk menunjukkan tebal batas pad yang diijinkan
(mempermudah pemeriksaan).
Pada beberapa pad terdapat anti-squel shim yang berfungsi untuk mencegah bunyi
saat pengereman, dan pad wear indicator untuk menginformasikan keausan pad
yang sudah tipis.

Gambar 2.141 Pad Rem Cakram


2) Rem Tromol (Drum Brake)
Rem tromol adalah salah satu konstruksi rem yg sistem pengeremannya
menggunakan tromol rem ( brake drum ), sepatu rem ( brake shoe ), dan silinder
roda ( wheel cylinder ).

Gambar 2.142 Rem Tromol


Cara Kerja Rem Tromol

Saat rem ditarik, engsel akan berputar dan memutar sepatu rem kemudian ujung
kampas rem akan menekan dinding tromol dan menghentikan perputaran roda.
Komponen Rem Tromol
Tromol terdiri atas beberapa komponen, yaitu :

Backing Plate

Backing plate adalah tempat terkaitnya sepatu rem. Dimana aksi daya pengereman
tertumpu pada backing plate.

Gambar 2.143 Backing Plate

Silinder Roda

Silinder roda adalah bagian yang berfungsi untuk menekan brake shoe (sepatu
rem) ke brake drum (Tromol rem).
Bila brake pedal diinjak, tekanan minyak rem dari master silinder disalurkan
kesemua wheel silinder, tekanan didalam wheel silinder menekan piston kearah
luar dan selanjutnya piston menekan menekan brake shoe menggesek tromol
sehingga roda berhenti.
Bila brake pedal dilepas maka, brake shoe kembali keposisi semula oleh tarikan
pegas, roda bebas.

Kanvas Rem

Kanvas rem merupakan bagian yang harus mempunyai koefisien gesek yang
tinggi dan harus dapat menahan panas dan aus. Kanvas rem dipasang dengan cara
dikeling atau dilem

Gambar 2.144 Kanvas Rem


-

Tromol Rem

Tromolrem (brake drum) umumnya terbuat dari tuang (graycast iron) dan gambar
penampangnya sepertiterlihat pada gambar di bawah. Tromol rem ini letaknya
sangat dekat dengan sepatu rem tanpa bersentuhan dan berputar bersama roda.

Gambar 2.145 Tromol Rem


Celah yang tidak tepat dapat menyebabkan :

Celah sepatu rem terlalu besar akan menyebabkan kelambatan pada pengereman.

Celah sepatu rem terlalu kecil, rem akan terseret dan menyebabkan
keausan pada tromol dan kanvas

Celah sepatu rem tidak sama akan menyebabkan kendaraan tertarik ke satu
arah

3) Rem Tangan
Rem tangan adalah sistem dalam sebuah kendaraan yang umumnya digunakan
untuk menghentikan kendaraan, terutamanya pada jalan menanjak ataupun
menurun. Rem tangan juga digunakan saat parkir.

Rem parkir terbagi menjadi dua tipe : tipe roda belakang dan tipe center brake

Kendaraan penumpang menggunakan tipe roda belakang, dan kendaraan truk atau
niaga menggunakan tipe center brake

Gambar 2.146 Tipe Rem Tangan

2.15 AIR CONDITIONER

2.15.1 Pengertian Air Conditioner


AC (Air Conditioner) adalah salah satu jenis mesin yang digunakan sebagai
penyejuk dan pengkondisian suhu serta kelembaban sebuah ruangan.
Secara khusus pengertian dari AC (Air Conditioner) adalah suatu mesin yang di
gunakan untuk mendinginkan udara dengan cara mensirkulasikan gas refrigerant
berada di pipa yang di tekan dan di hisap oleh kompresor.
2.15.2 Fungsi Air Conditioner
Peralatan Air Conditioner dipergunakan untuk :
-

Mengatur suhu udara


Mengatur sirkulasi udara
Mengatur kelembaban (humidity) udara
Mengatur kebersihan udara

2.15.3 Prinsip Kerja Air Conditioner


Air conditioner memelihara (menjaga) udara di dalam ruangan agar temperatur
dan kelembabannya menyenangkan dengan cara :
1. Pada saat suhu ruangan tinggi air conditioner akan mengambil panas dari
udara sehingga suhu udara di ruangan rendah
2. Pada saat suhu ruangan rendah air conditioner akan melepaskan panas ke
udara sehingga suhu udara di ruangan tinggi (naik)
Air conditioner pada kendaraan terdiri dari :
1. Cooler (Pendingin)
2. Heater (Pemanas)

2.15.4 Teori Dasar Pendinginan

Kita merasa dingin setelah berenang meskipun saat hari panas. Hal ini disebabkan oleh air di badan kita menguap dan menyerap panas
Sama juga saat kita mengoleskan alkohol pada tangan kita (alkohol menguap dan
menyerap panas).
Ini berarti semua cairan saat menguap akan melepaskan panas.
2.15.5 Komponen-Komponen Air Conditioner

Gambar 2.147 Komponen AC


Komponen utama AC terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
1) Evaporator
Evaporator adalah bagian yang berfungsi sebagai tempat pembuangan temperature
dingin.

Gambar 2.148 Evaporator AC


2) Filter
Filter adalah bagian yang berfungsi untuk menyaring sisa-sisa gas kotoran dan oli.

Gambar 2.149 Filter AC


3) Fan
Fan adalah baling-baling yang berfungsi untuk menyerap udara panas .

Gambar 2.150 Fan AC

4) Gas Line
Gas line merupakan tempat aliran gas yang biasanya berbentuk seperti pipa.

Gambar 2.151 Gas Line AC


5) Liquid Line
Liquid line merupakan tempat pembuangan air sisa proses pendinginan yang juga
berbentuk seperti pipa yang lentur.

Gambar 2.152 Liquid Line


6) Compressor
Compressor adalah komponen dari AC yang berfungsi untuk menekan refrigerant.

Gambar 2.153 Compressor AC

7) Condenser
Condenser adalah bagian yang berfungsi sebagai tempat pembuangan temperature
dingin.

Gambar 2.154 Condenser AC


2.15.6 Jenis-Jenis Air Conditioner
1) AC Split
Di lihat dari segi bentuknya AC Split ini memiliki dua bagian yaitu indoor dan
uotdoor, compressor pada AC Split in terletak pada bagian outdoornya dan
memiliki kipas sebagai alat untuk mengurangi panas yang ada pada pipa
kondensornya.
Sedangkan pada bagian indoornya terdapat pipa evaporator dan motor listrik yang
berfungsi memutar blower dan kemudian di keluarkan pada ruangan yang telah di
tentukan sehingga ruangan tersebut menjadi dingin.

Gambar 2.155 AC Split


2) AC Window

Pada AC Window ini memiliki bentuk yang berbeda dengan bentuk lainnya, yaitu
antara indoor dan outdoornya memiliki tempat yang sama (menyatu), sehingga
tidak memerlukan tambahan pipa antara indoor dan outdoor AC tersebut.

Gambar 2.156 AC Window


3) AC Floor Standing
AC Floor adalah AC dimana pada bagian indoornya di letakkan pada dasar lantai
ruangan yang di lengkapi dengan dudukannya, daerah pada bagian depan
indoornya harus lapang hal ini di sebabkan agar sirkulasi udara pada AC Floor
standing tersebut tidak terganggu.

Gambar 2.157 AC Floor Standing


4) AC Central
AC Central adalah AC yang di pasang (di letakkan) pada bagian atas dekat
ceilings (plafon), dan AC ini lebih banyak di pasang dalam keadan tergantung.

Gambar 2.158 AC Central


2.15.7 Refrigerant
Refrigeran adalah suatu medium yang fungsinya sebagai pengangkut panas,
sehingga panas tersebut diserap dari evaporator ( temperatur rendah ) dan
dilepaskan ke kondensor ( temperatur tinggi ).

Gambar 2.159 Refrigerant

Dari tabel dapat dilihat bahwa hidrokarbon ada mempunyai nilai ODP (Ozone
Depletion Potential) nol sehingga tidak merusak ozon dan GWP (Global Warming
Potential) dapat diabaikan sehingga tidak menyebabkan pemanasan global.
2.15.8 Perawatan Air Conditioner
Hal yang harus di lakukan agar AC (Air Conditioner) dapat bekerja dengan
baik, antar lain:
a) Lindungi AC dari debu dan air hujan.
b) Lindungi ruangan AC dari asap, bau yang tidak sedap dan tidak terlalu panas.
c) Untuk mengurangi pemborosan bahan AC ruangan, cegah udara luar terlalu
banyak masuk secara langsung kedalam ruangan yang dipasang AC.
d) Bersihkan kisi-kisi ventilasi Evaporator dari kotoran debu minimal 3 kali dalam
satu tahun.
e) Lakukan perawatan pada AC sesering mungkin agar AC tersebut berfungsi
dengan baik dan dapat digunakan lebih lama oleh pemakainya.
f) Perbaikilah langsung bagian AC yang mengalami kerusakan, baik itu kerusakan
yang besar ataupun kerusakan kecil.
g) Jangan biarkan kondisi AC menyala terus-menerus, jika tidak di gunakan
segeralah matikan AC.

http://dinamis-ilmu.blogspot.com/2013/07/pengertian-sistempengapian.html#sthash.vGfBeaD8.dpuf
http://ajini61.blogspot.com/p/sistem-pengapian.html
http://empatlawang84.blogspot.com/2013/12/2013-bola-lampu-jenis-sealed-beamsemi.html
http://twinwap.blogspot.com/2013/02/makalah-sistem-pengisian.html
http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211029ardinathasanjayaputra/
http://masahyat32.blogspot.com/2012/10/sistem-penerangan-kendaraan.html
http://fahmihusaen.blogspot.com/2013/09/wiper.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_bahan_bakar
http://id.wikipedia.org/wiki/Peredam_kejut
http://iskandar-73.blogspot.com/2013/05/mengenal-fungsi-remtromol.html

http://air-conditioner-ariffandisaputra.blogspot.com/2012/03/bab-iii-pengetahuandasar-tentang-ac.html
http://jopretsehati22.blogspot.com/2014/03/makalah-air-conditioner-mobil.html

Anda mungkin juga menyukai