MOTOR BAKAR
DISUSUN OLEH
DIDI FIRMANSYAH
BAB I
PENDAHULUAN
Praktikum merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses belajar mengajar di perguruan
tinggi. Tujuan kegiatan praktikum terutama untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para
mahasiswa terhadap teori yang telah diberikan dalam proses perkuliahan dikelas. Bentuknya biasanya berupa
kegiatan di laboratorium dimana para mahasiswa melakukan percobaan untuk mempraktekkan suatu teori atau
karakteristik tertentu dari materi kuliah yang telah diberikan. Tujuan kegiatan praktikum berbeda dengan tujuan
kegiatan penelitian. Walaupun keduanya sama-sama sering dilaksanakan di laboratorium. Praktikum bertujuan
untuk menerapkan teori yang sudah ada dengan tujuan membantu proses belajar mengajar. Sedangkan penelitian
bertujuan untuk mendapatkan teori baru dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam program
pendidikan perguruan tinggi jenjang akademik dalam rangka mendidik calon sarjana yang menguasai ilmu
pengetahuan yang sudah ada serta mampu mengembangkan ilmu pengetahuan.
Dalam bidang ilmu teknik mesin, kegiatan praktikum dapat dilaksanakan di laboratorium, karena obyek
ilmu teknik mesin adalah proses atau fenomena alam dan usaha rekayasanya dalam bentuk mekanisme. Kegiatan
ini untuk membentuk manusia dalam melakukan berbagai kegiatan fisik dalam hidupnya. Kegiatan praktikum
dapat dilaksanakan dengan mengguanakan instalasi percobaan seperti model fisik dari obyeknya atau dengan
cara simulasi matematik dengan menggunakan software komputer.
Praktikum mempunyai peranan penting, terutama untuk membantu memahami teori, proses atau
karakteristik dari berbagai fenomena dan hasilrekayasa dalam bentuk rekayasa yang komplek sehingga sulit
dipahami apabila hanya diterangkan melalui proses perkuliahan di kelas.
Motor bakar atau internal combustion engine merupakan hasil rekayasa mekanisme dari proses
konversi energi yang sangat luas penggunaanya sampai saat ini, terutama mesin-mesin alat transportasi, mesin-
mesin pertanian dan lain lain. Motor bakar yang digunakan sampai sekarang adalah jenis motor bakar torak
(reciprocating engine) dan mempunyai dua jenis, yaitu motor bensin (spark ignition engine) dan motor diesel
(compression ignition engine).
1. Mendapatkan berbagai karakteristik kinerja ( performance characteristic ) dari motor bakar melalui
kegiatan pengujian di laboratorium motor bakar yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu :
a. Karakteristik kinerja antara putaran terhadap daya indikatif (Ni), daya efektif, dan daya mekanik.
b. Karakteristik kinerja antara putaran terhadap torsi
c. Karakteristik kinerja antara putaran terhadap Mean Effective Pressure (MEP)
d. Karakteristik kinerja antara putaran terhadap Spesific Fuel Consumption
(SFC)
TINJAUAN PUSTAKA
Motor bakar adalah mesin kalor atau mesin konversi energi yang mengubah energi kimia menjadi energi
mekanik berupa kerja (rotasi) . Pada dasarnya mesin kalor (Heat Engine) dikategorikan menjadi dua (2), yaitu:
a. External Combustion Engine
Yaitu mesin yang menghasilkan daya dengan menggunakan peralatan lain untuk menghasilkan media
yang dapat digunakan untuk menimbulkan daya seperti turbin uap, dimana uap yang digunakan untuk
menghasilkan daya berasal dari proses lain yang terjadi di boiler, di boiler tersebut air dipanaskan sehingga
menghasilkan uap (superheated steam) dan kemudian uap ini dikirim ke turbin uap untuk menghasilkan
daya.
b. Internal Combustion Engine
Merupakan mesin yang mendapatkan daya dari proses pembakarannya yang terjadi dalam mesin itu
sendiri, hasil pembakaran bahan bakar dan udara digunakan langsung untuk menimbulkan daya.
Contohnya mesin yang menggunakan piston seperti gasoline engine, diesel engine, dan mesin dengan
turbin penggerak (turbin gas).
Motor bakar yang sampai sekarang digunakan adalah jenis motor bakar torak. Motor bakar torak
menggunakan beberapa silinder yang didalamnya terdapat torak yang bergerak translasi bolak balik. Di
dalam silinder itulah terjadi pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen dari udara. Gas pembakaran
yang dihasilkan oleh proses tersebut mampu menggerakkan torak yang dihubungkan dengan poros engkol
oleh batang penghubung (batang penggerak). Gerak translasi torak tadi mengakibatkan gerak rotasi pada
poros engkol dan sebaliknya. Berdasarkan langkah kerjanya, motor bakar torak dibedakan menjadi 2, yaitu
motor bakar 4 langkah dan motor bakar 2 langkah.
Pada motor bakar 4 langkah, setiap 1 siklus kerja memerlukan 4 kali langkah torak atau 2 kali putaran
poros engkol, yaitu:
a. Langkah Isap (Suction Stroke)
Torak bergerak dari posisi TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah), dengan katup KI
(katup isap) terbuka dan katup KB (katup buang) tertutup. Karena gerakan torak tersebut maka campuran
udara dengan bahan bakar pada motor bensin atau udara saja pada motor diesel akan terhisap masuk ke
dalam ruang bakar.
b. Langkah Kompresi (Compression Stroke)
Torak bergerak dari posisi TMB ke TMA dengan KI dan KB tertutup.Sehingga terjadi proses
kompresi yang mengakibatkan tekanan dan temperatur di silinder naik.
c. Langkah Ekspansi (Expansion Stroke)
Sebelum posisi torak mencapai TMA pada langkah kompresi, pada motor bensin busi dinyalakan,
atau pada motor diesel bahan bakar disemprotkan ke dalam ruang bakar sehingga terjadi proses
pembakaran. Akibatnya tekanan dan temperatur di ruang bakar naik lebih tinggi. Sehingga torak mampu
melakukan langkah kerja atau langkah ekspansi. Langkah kerja dimulai dari posisi torak pada TMA dan
berakhir pada posisi TMB saat KB mulai terbuka pada langkah buang. Langkah ekspansi pada proses
ini sering disebut dengan power stroke
d. Langkah Buang
Torak bergerak dari posisi TMB ke TMA dengan KI dan KB terbuka. Sehingga gas hasil
pembakaran terbuang ke atmosfer.Skema masing masing langkah gerakan torak di dalam silinder motor
bakar 4 langkah tersebut ditunjukkan dalam gambar 2.1.
Gambar 2.1 : Skema Langkah Kerja Motor Bakar 4 Langkah Sumber: Britannica (2013)
1. Langkah Kompresi
3. Langkah pembuangan
4. Langkah isap
Gambar 2.6 : Diagram Siklus Dual Motor Diesel Sumber : Thermodynamics, Cengel, 1994 : 466
c. Efisiensi Mekanis
d. Efisiensi Volumetrik
6. Beberapa Indikator Kerja yang lain, misalnya konsumsi bahan bakar spesifik (SFC), kandungan
polutan dalam gas buang dan neraca panas Indikator operasional motor bakar menunjukkan kondisi
operasi dimana motor bakar tersebut dioperasikan. Dua jenis indikator operasional sebagai variabel
bebas dalam pengujian karakteristik kinerja suatu motor bakar adalah :
1) Putaran kerja mesin (rpm)
1) Putaran terhadap daya indikatif (Ni), daya efektif (Ne), dan daya mekanik (Nf)
2) Putaran terhadap torsi (T)
3) Putaran terhadap Mean Efektif Pressure (MEP)
Diagram sankey seperti gambar diatas merupakan diagram yang menjelaskan keseimbangan panas yang
masuk dan panas yang keluar serta dimanfaatkan saat pembakaran terjadi. Pada gambar diatas juga menunjukkan
bahwa 30-45% dari nilai kalor bahan bakar dapat diubah menjadi kerja efektif. Sisanya merupakan
kerugiankerugian, yaitu kerugian pembuangan (gas buang dengan temperatur 300o – 600o C). kerugian
pendinginan dan kerugian mekanis (kerugian gesekan yang diubah dalam bentuk kalor yang merupakan beban
pendinginan).
• Kerugian pembuangan
Gas buang yang bertemperatur 300o – 600o C, merupakan kerugian karena panas/kalor tersebut
tidak dimanfaatkan. Selain itu, karena perbedaan temperatur didalam sistem lebih tinggi dibandingkan
diluar sistem, menyebabkan temperatur tersebut berpindah / keluar ke lingkungan
• Kerugian Pendinginan
Silinder, katup-katup, dan torak akan menjadi panas karena berkontak langsung terhadap gas panas
yang bertemperatur tinggi, sehingga dibutuhkan fluida pendinginan berupa air dan udara untuk menjaga
komponen tersebut agar tidak rusak, pendinginan ini merupakan kerugian juga karena banyaknya kalor /
panas yang hilang akibat diserap oleh fluida pendinginannya.
• Kerugian Mekanis
Merupakan kerugian gesekan yang diubah dalam bentuk kalor yang merupakan beban pendingin.
3.1 Tempat
Peralatan praktikum yang tersedia adalah instalasi percobaan (test rig ) lengkap, yang terdiri dari :
o Instalasi Percobaan Motor Diesel
Kedua instalasi percobaan tersebut merupakan rangkaian lengkap yang dapat digunakan untuk
keperluan praktikum maupun penelitian
o Unit Motor Diesel sebagai obyek percobaan / penelitian.
o Instrumen pengukur berbagai variabel yang diperlukan (alat ukur kelembaban,
higrometer, aeorometer, orsat apparatus).
o Peralatan bantu seperti instalasi air pendingin dan penyaluran gas buang.
Unit motor bakar yang digunakan adalah motor diesel dengan 4 silinder, dengan spesifikasi
sebagai berikut :
o Siklus : 4 langkah o Jumlah
silinder: 4
o Volume langkah torak total: 2164
3
cm
o Diameter silinder: 83 mm
o Perbandingan kompresi: 22 : 1
o Pendingin: Air
o Model : DWE – 47 – 50 – HS – AV
o Negara pembuat: Jepang
Gambar 3.1 : Skema Instalasi Motor Bensin
Sumber : Laboratorium Motor Bakar Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Alat ukur serta fungsinya yang digunakan saat praktikum adalah sebagai berikut :
a. Orsat apparatus
c. Aerometer
f. Stopwatch
Digunakan untuk mengetahui waktu konsumsi bahan bakar
i. Tachometer
Digunakan untuk menghitung putaran mesin (rpm)
m. Viscometer
Digunakan untuk mengukur viskositas fluida
n. Bomb calorimeter
Digunakan untuk mengetahui kalor bahan bakar
1. Gaya Pengereman
2. Tekanan Masuk Nozzle
3. Perbedaan Tekanan Masuk dan Keluar Nozzle
4. Suhu Udara
5. Suhu Gas Buang
6. Suhu Air Masuk dan Air keluar
7. Debit Bahan Bakar
8. Volume Gas Buang
9. Volume Gas Hasil Pembakaran
10. Tekanan Udara
a. Nyalakan pompa pengisi untuk mengisi air dalam tangki sampai level air mencapaitinggi aman.
b. Buka kran air pada pipa-pipa yang mengalirkan air ke mesin dan ke dinamometer.
c. Atur debit air yang mengalir pada flowmeter pada debit tertentu dengan mengatur bukaan kran
pada flowmeter.
d. Tekan switch power untuk menghidupkan alat-alat ukur.
e. Hidupkan alarm dinamometer yang akan memberitahu jika terjadi overheating dan level air
kurang.
f. Nyalakan dinamo power control dan atur kondisi poros mesin dalam keadaan tanpa beban.
2. Cara Menghidupkan Mesin
a. Setelah semua persiapan di atas dipenuhi, nyalakan kunci kontak pada posisimemanaskan mesin
terlebih dahulu sampai indikator glow signal menyala.
b. Putar posisi kunci ke posisi START sambil throttle valve dibuka sedikit sampai mesin menyala
(seperti menyalakan mesin mobil).
c. Setelah mesin menyala, biarkan mesin beroperasi beberapa saat untuk menstabilkan kondisi
mesin.
3. Cara Mengambil Data
a. Atur bukaan throttle pada bukaan yang diinginkan dengan membaca throttle valveindikator (%)
b. Atur putaran mesin (rpm) dengan mengatur pembebanan pada dinamometer sampai
mendapatkan putaran yang diinginkan.
c. Tunggu kondisi mesin stabil kemudian lakukan pengambilan data yang diperlukan.
1. Set ketiga tabung I, II, III pada ketinggian tertentu dengan membuka keran A, B, C dan
mengatur tinggi larutan pada tabung I, II, III dengan menaik – turunkan gelas B, kemudian
tutup keran A, B, C setelah didapatkan tinggi yang diinginkan. Posisi ini ditetapkan sebagai
titik acuan.
2. Naikkan air yang ada pada tabung ukur C sampai ketinggian air mencapai 50 ml dengan cara
membuka keran H dengan menaikkan gelas B. Setelah didapatkan tinggi yang diinginkan,
tutuplah kembali keran H.
3. Ambil gas buang dari saluran gas buang untuk diukur, salurkan melalui selang yang
dimasukkan ke dalam pipa H.
4. Buka keran H sehingga gas buang akan masuk dan mengakibatkan tinggi air yang ada di
tabung ukur C akan berkurang.
5. Setelah tinggi air pada tabung ukur turun sebanyak 50 ml (sampai perubahan air mencapai
angka 0) tutuplah keran H dan kita sudah memasukkan volume gas buang sebanyak 50 ml.
6. Untuk mengukur kandungan CO2 buka keran C supaya gas buang bereaksi dengan larutan
yang ada pada tabung III dengan mengangkat dan menurunkan gelas B sebanyak 5 – 7 kali.
7. Setelah 5 – 7 kali kembalikan posisi larutan III ke posisi acuan pada saat set awal dan tutup
keran C setelah didapatkan posisi yang diinginkan.
8. Baca kenaikan permukaan air yang ada pada tabung ukur C. Kenaikan permukaan air
merupakan volume CO2 yang ada pada 50 ml gas buang yang kita ukur.
9. Untuk mengukur kandungan O2 dan CO ulangi langkah 6 dan langkah 7 untuk keran B dan
keran A pada tabung II dan tabung I.
10. Baca kenaikan permukaan air pada tabung ukur C dengan acuan dari tinggi permukaan air
sebelumnya.
2. Daya Efektif
dimana :
5. Fuel Consumption
8. Koefisien Udara
(kcal/jam)
12. Efisiensi kerugian dalam exhaust manifold
(kcal/jam)
dimana : Ww = debit air pendinginan
Cpw = panas jenis air = 1 kcal/jam
Two = temperatur air keluar (oC)
Twi = temperatur air masuk (oC)
14. Efisiensi Kerugian Panas dalam cooling water
15. Efisiensi Thermal Efekti