Anda di halaman 1dari 12

LAB.

KONVERSI ENERGI (LKE) THERMO FLUID 2

MODUL 1

PRAKTIKUM THERMO FLUID 2

MOTOR BAKAR DIESEL

LABORATORIUM TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2022

1
LAB. KONVERSI ENERGI (LKE) THERMO FLUID 2

PRAKTIKUM

MOTOR BAKAR DIESEL

I. TUJUAN
a. Untuk mengetahui prinsip-prinsip kerja dan karakteristik motor diesel
b. Menganalisa variasi pembukaan throttle dan putaran poros konstan dengan
pembebanan bervariasi terhadap prestasi mesin diesel
c. Untuk mengetahui laju aliran massa udara sesuai dengan kapasitas silinder
d. Mengetahui pengaruh pembebanan terhadap pemakaian bahan bakar
e. Untuk mengetahui performance pada motor diesel

II. LANDASAN TEORI


Motor bakar adalah suatu perangkat/mesin yang mengubah energi termal/panas
menjadi energi mekanik. Energi ini dapat diperoleh dari proses pembakaran yang terbagi
menjadi 2 (dua) golongan, yaitu:

a. Motor Pembakaran Luar (External Combustion Engine), yaitu suatu mesin yang
mempunyai sistim pembakaran yang terjadi diluar dari mesin itu sendiri. Misalnya
mesin uap dimana energi thermal dari hasil pembakaran dipindahkan kedalam fluida
kerja mesin. Pembakaran air pada ketel uap menghasilkan uap kemudian uap tersebut
baru dimasukkan kedalam sistim kerja mesin untuk mendapatkan tenaga mekanik.
b. Motor Pembakaran Dalam (Internal Combustion Engine) Pada umumnya motor
pembakaran dalam dikenal dengan motor bakar. Proses pembakaran bahan bakar
terjadi didalam mesin itu sendiri sehingga gas hasil pembakaran berfungsi sekaligus
sebagai fluida kerja mesin. Motor bakar itu sendiri dibagi menjadi beberapa macam
berdasarkan sistim yang dipakai, yaitu motor bakar torak, motor bakar turbin gas, dan
motor bakar propulsi pancar gas. Untuk motor bakar torak dibagi atas 2 (dua) macam,
yaitu motor bensin dan motor diesel. Menurut langkah kerjanya motor bakar dibagi
menjadi mesin dengan proses dua langkah dan mesin dengan proses empat langkah.

Secara umum, motor bakar torak dapat dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu spark-
ignition engine dan compression-ignition engine. Pada spark-ignition engine, campuran
bahan bakar dan udara dibakar oleh busi (spark plug). Sedangkan pada compression-ignition

2
LAB. KONVERSI ENERGI (LKE) THERMO FLUID 2

engine, udara dikompresikan pada tekanan dan temperatur yang cukup tinggi dimana
pembakaran akan berlangsung secara spontan ketika bahan bakar disemprotkan. Karena
spark-ignition engine relatif ringan dan murah sehingga cocok digunakan pada kendaraan
bermotor. Compression-ignition engine lebih umum digunakan dengan pertimbangan bahan
bakar lebih ekonomis dan daya yang dihasilkan besar.

Motor diesel menggunakan prinsip compression ignition engine. Pada langkah isap
hanyalah udara segar saja yang masuk ke dalam silinder. Pada waktu torak hampir mencapai
TMA (titik mati atas) bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder. Terjadilah proses
penyalaan untuk pembakaran, pada saat udara di dalam silinder sudah bertemperatur tinggi.
Persyaratan ini dapat dipenuhi apabila digunakan perbandingan kompresi yang cukup tinggi,
berkisar antara 12 sampai 25.

Beberapa parameter prestasi motor bakar torak adalah :

 Daya poros efektif (Ne)


 Tekanan efektif rata-rata (Pe)
 Efesiensi termal (ηt)
 Efesiensi volumetrik (ηv)
 Pemakaian bahan bakar (mf)
 Pemakaian bahan bakar spesifik (Be)
 Pendinginan bahan bakar udara (F/A)
 Laju air pendingin (ma)

Untuk berbagai kondisi operasi, nilai parameter prestasi tersebut akan bervariasi
nilainya. Dengan variasi kondisi operasi nilai paramter juga akan bervariasi. Dari data-data
ini, karakteristik motor bakar dapat digambarkan.

1. Cara kerja mesin diesel

sama halnya mesin bensin, mesin diesel juga memiliki 4 fase dalam satu siklus.
namun ada perbedaan pada tipe penginjeksian bahan bakar. untuk lebih jelasnya simak uraian
berikut :

a. Langkah Hisap

3
LAB. KONVERSI ENERGI (LKE) THERMO FLUID 2

Diawali saat piston bergerak dari TDC (Top dead center) ke BDC (Bottom dead
center), menyebabkan pembesaran volume pada ruang silinder. Saat ini katup intake berada
pada posisi membuka dan katup exhaust dalam posisi menutup. Hasilnya udara dari luar
masuk memenuhi ruang silinder. Dalam fase ini, hanya udara saja tanpa campuran bahan
bakar yang masuk ke silinder.

b. Langkah Kompresi

Setelah piston mencapai BDC, maka ruang silinder akan dipenuhi oleh udara. Dalam
kondisi ini, katup intake dan exhaust tertutup. Sehingga, saat piston kembali bergerak ke
TDC, ruang silinder akan mengalami penyempitan yang mengakibatkan udara didalam
silinder terkompresi. Akibatnya volume udara menjadi lebih kecil, namun temperatur dan
tekanan menjadi tinggi.

c. Langkah Usaha

Saat udara didalam ruang bakar dalam kondisi temperatur dan tekanan tinggi, injector
akan menyemprotkan bahan bakar ke dalam ruang bakar. Akibatnya bahan bakar akan
terbakar tanpa bantuan percikan api. Perlu diketahui, bahan bakar dapat terbakar karena suhu
dan temperatur udara didalam ruang bakar sangat tinggi mencapai 550°C. Sementara titik
didih solar berada di suhu 300°C, dan flash point atau titik sulut solar berada pada suhu 50-
90°C sehingga jelas dengan temperature mencapai 500°C, tidak diperlukan percikan api
untuk membakar bahan bakar.

4
LAB. KONVERSI ENERGI (LKE) THERMO FLUID 2

d. Langkah Buang

Terakhir adalah langkah buang, dimana piston setelah piston mencapai BDC setelah
proses pembakaran, gas sisa pembakaran akan memenuhi isi silinder. Dalam kondisi ini,
katup exhaust membuka dan katup intake menutup. Sehingga saat piston bergerak ke TDC,
gas sisa didalam silinder akan terdorong ke luar melalui katup exhaust.

III. PERSAMAAN-PERSAMAAN DALAM PERHITUNGAN DATA HASIL


PERCOBAAN

Parameter prestasi motor diesel dihitung dengan memanfaatkan persamaan-persamaan


yang diberikan berikut:

1. Daya Poros Efektif (Ne)


Daya poros diperoleh dari pengukuran atau dihitung dalam watt (Nm/s) atau Kw dan
didefinisikan sebagai momen torsi dikalikan dengan kecepatan putar poros engkol.

T = m . g . L (Nm)

Dimana:

5
LAB. KONVERSI ENERGI (LKE) THERMO FLUID 2

T = Momen Torsi (Nm)

m = Gaya Berat (kg)

g = Gravitasi (m/s2)

L = Panjang Lengan Momen Torsi (m)

Maka:

(kW)

Dimana:
Ne = Daya Poros Efektif (kW)
n = Putaran Poros Engkol (rpm)

2. Tekanan Efektif Rata-rata (Pe)

Tekanan efektif rata-rata didefinisikan sebagai tekanan efektif dari fluida kerja
terhadap torak sepanjang langkahnya untuk menghasilkan kerja persiklus.
(kPa)

Dimana:
Pe = Tekanan efektif rata-rata (kPa)
z = Jumlah silinder
Vl = Volume langkah (cc)
n = Putaran poros engkol (rpm)
a = Jumlah siklus per putaran = ½ untuk motor 4 langkah

3. Pemakaian Bahan Bakar (mf)


Pemakaian bahan bakar dinyatakan dalam kg/h, maka jumlah bahan bakar yang
terpakai sebanyak 10cc dalam detik adalah :
(kg/h)

Dimana:
Vbb = Volume bahan bakar (cc)
t = Waktu pemakaian bahan bakar 10cc (s)

6
LAB. KONVERSI ENERGI (LKE) THERMO FLUID 2

ρbb = Massa jenis bahan bakar, 0,832 kg/l jadikan kg/cm3

4. Pemakaian Bahan Bakar Spesifik (Be)


Pemakaian bahan bakar spesifik merupakan parameter penting untuk sebuah motor
yang berhubungan erat dengan efisiensi termal motor. Pemakaian bahan bakar
spesifik didefinisikan sebagai banyaknya bahan bakar yang terpakai per jam untuk
menghasilkan setiap kW daya motor.
kg/kWh

Dimana :
Be = Pemakaian bahan bakar spesifik (kg/kWh)
mf = Pemakaian bahan bakar (kg/h)
Ne = Daya poros efektif (kW)
5. Perbandingan Bahan Bakar – Udara (F/A)
Perbandingan bahan bakar – udara yang masuk ke karburator dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :
(kg/h)
Maka,

Dimana :
Mf = Pemakaian bahan bakar (kg/h)
Ma = Laju aliran masa udara (kg/h)
6. Laju Air Pendingin (ma)
(kg/h)
Dimana :
ma = Laju aliran massa air (kg/s)
ρa = Massa jenis air (kg/m3)
Qa = Debit aliran air (m3/s)
7. Efisiensi Volumetric (ηv)
Efisiensi volumetric didefinisikan sebagai perbandingan antara laju aliran udara
sebenarnya terhadap laju aliran udara ideal diperoleh dari Persamaan laju aliran udara
ideal :
(kg/h)

7
LAB. KONVERSI ENERGI (LKE) THERMO FLUID 2

Dimana :
mia = Laju aliran udara ideal (kg/h)
Vl = Volume langkah, (cc)
a = ½ untuk motor 4 langkah
z = jumlah silinder
ρu = Massa jenis udara (kg/m3)
Maka efisiensi volumetric adalah :

Dimana :
= Laju aliran massa udara (kg/h)
mia = Laju aliran udara ideal (kg/h)
8. Efisiensi termal (ηt)
Efisiensi termal menyatakan perbandingan antara daya yang dihasilkan terhadap
jumlah energy bahan bakar yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu.

Dimana :
Ne = Daya poros efektif (kW)
Mf = Pemakaian bahan bakar (kg/h)
LHV= Nilai kalor bawah, 43058 (kj/kg)

8
LAB. KONVERSI ENERGI (LKE) THERMO FLUID 2

IV. DESKRIPSI PERALATAN

Gambar 1 Motor Bakar Diesel

Spesifikasi motor diesel yang digunakan pada pengujian ini adalah :

Pabrik : Isuzu Motor, Japan

Jenis : Motor Diesel,4 Silinder sebaris,4 Langkah,2 Katup per silinder

Isi Silinder : 2.771 cc

Diameter X Langkah : 93 x 102 mm

Daya Maksimum :100PS/3.400 rpm

Torsi Maksimum : 22,5 kgm/2000-3200 rpm

9
LAB. KONVERSI ENERGI (LKE) THERMO FLUID 2

V. PROSEDUR PERCOBAAN

Sebelum melakukan pengujian ada beberapa persiapan yang perlu


dilakukan,diantaranya sebagai berikut :

1. Persiapan Pengecekan Kondisi Alat Uji Motor Bakar Diesel


a. Periksa bahan bakar ditangki bahan bakar,pastikan bahan bakar cukup
b. Periksa minyak pelumas,tambah bila kurang
c. Pastikan air radiator cukup,tambah bila kurang
d. Periksa instalasi kelistrikan
e. Periksa sistem pembebanan pada alat uji
f. Pastikan tetap mematuhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2. Persiapan Alat Ukur Yang Digunakan
Dalam pengujian ini ada beberapa alat ukur yang digunakan,diantaranya yaitu :
a. Tachometer
b. Thermometer Infrared
c. Stopwatch
d. Manometer
e. Anemometer
f. Neraca Timbangan
g. Flowmeter

Langkah – Langkah Pengujian

a. Langkah-langkah menghidupkan mesin


 Pasang batrai sebagai sumber listrik untuk starter dan sebagai pemanas
busi pijar,pastikan kutup negatif dan positif terpasang dengan benar.
 Panaskan busi pijar dengan cara memutar kunci kontak kekiri kemudian
tahan lebih kurang selama 10 detik
 Kemudian mulailah menghidupkan mesin sampai mesin benar-benar hidup
dengan kondisi normal.
 Pastikan mesin bekerja dalam kondisi normal dan suhu kerja tercapai
dengan putaran stasioner standar yaitu 1000-1200 rpm
b. Selanjutnya pengujian dapat dilakukan dengan berbagai system operasi.

10
LAB. KONVERSI ENERGI (LKE) THERMO FLUID 2

 Putaran rpm berubah-rubah, beban konstan.


 Putaran rpm konstan, beban berubah-ubah.
 Putaran berubah, beban berubah.
c. Kemudian melakukan pengamatan yang meliputi.
 Massa beban yang mampu diputar oleh poros.
 Putaran mesin.
 Waktu pemakaian bahan bakar.
 Debit aliran air pada flowmeter.
 Laju aliran udara keluar dari saringan udara.
 Temperature gas buang.
 Temperature air pendingin masuk dan keluar.
 Kemudian catat perbedaan ketinggian cairan yang terdapat pada
manometer.
d. Setelah pengujian dan pengamatan selesai, pastikan mesin berputar pada kondisi
stabil dan tanpa beban.
e. Selanjutnya matikan mesin dengan memutar tombol OFF pada panel instrument.

VI. TUGAS
1. Hitung
a. Daya efektif.
b. Tekanan efektif rata-rata.
c. Pemakaian bahan bakar spesifik.
d. Perbandingan bahan bakar – udara.
e. Laju air pendingin.
f. Efisiensi volumetric.
g. Efisiensi termal.
2. Buat grafik parameter diatas terhadap RPM.
3. Berikan analisis terhadap hasil yang diperoleh serta bandingkan dengan
karakteristik yang ada.
4. Berikan kesimpulan dari hasil pengujian yang ada.

11
LAB. KONVERSI ENERGI (LKE) THERMO FLUID 2

VII. TABEL DATA

TABEL DATA PENGUJIAN

Nama :
NPM & Kelas :
Hari :
Tanggal :
Modul Praktikum :

1. Putaran konstan beban berubah-ubah

n (rpm) Beban Vbb t (s) T-in T-out Qa Δh Vu Ta Te


No.
(kg) (cm3) (oC) (oC) (m3/s) (m) (m/s) (oC) (oC)
1
2
3

2. Putaran berubah-ubah beban konstan

n (rpm) Beban Vbb t (s) T-in T-out Qa Δh Vu Ta Te


No.
(kg) (cm3) (oC) (oC) (m3/s) (m) (m/s) (oC) (oC)
1
2
3

3. Putaran berubah-ubah beban berubah-ubah

n (rpm) Beban Vbb t (s) T-in T-out Qa Δh Vu Ta Te


No. 3 o o 3 o
(kg) (cm ) ( C) ( C) (m /s) (m) (m/s) ( C) (oC)
1
2
3

12

Anda mungkin juga menyukai