Anda di halaman 1dari 39

BAB V

TURBIN GAS

5.1 Pendahuluan
Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas
sebagai fluidakerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi
energi mekanik berupa putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga
menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan
bagian turbin yang diam disebut stator ataurumah turbin. Rotor memutar poros daya
yang menggerakkan beban (generator listrik,pompa, kompresor atau yang lainnya).
Turbin gas merupakan salah satu komponen dari suatu sistem turbin gas.
Sistemturbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu kompresor,
ruang bakar dan turbin gas. Menurut Dr. J. T. Retaliatta, sistim turbin gas ternyata
sudah dikenal pada jaman“Hero of Alexanderia”. Disain pertama turbin gas dibuat
oleh John Barber seorang Inggrispada tahun 1791. Sistem tersebut bekerja dengan gas
hasil pembakaran batu bara, kayu atauminyak, kompresornya digerakkan oleh turbin
dengan perantaraan rantai roda gigi. Pada tahun 1872, Dr. F. Stolze merancang sistem
turbin gas yang menggunakan kompresor aksialbertingkat ganda yang digerakkan
langsung oleh turbin reaksi tingkat ganda. Tahun 1908,sesuai dengan konsepsi H.
Holzworth, dibuat suatu sistem turbin gas yang mencobamenggunakan proses
pembakaran pada volume konstan. Tetapi usaha tersebut dihentikankarena terbentur
pada masalah konstruksi ruang bakar dan tekanan gas pembakaran yangberubah
sesuai beban. Tahun 1904, “Societe des Turbomoteurs” di Paris membuat suatusistem
turbin gas yang konstruksinya berdasarkan disain Armengaud dan Lemate
yangmenggunakan bahan bakar cair. Temperatur gas pembakaran yang masuk sekitar
450oCdengan tekanan 45 atm dan kompresornya langsung digerakkan oleh turbin.
Selanjutnya, perkembangan sistem turbin gas berjalan lambat hingga pada tahun1935
sistem turbin gas mengalami perkembangan yang pesat dimana diperoleh
efisiensisebesar lebih kurang 15 %. Pesawat pancar gas yang pertama diselesaikan

106
oleh “BritishThomson Houston Co” pada tahun 1937 sesuai dengan konsepsi Frank
Whittle (tahun1930).
Saat ini sistem turbin gas telah banyak diterapkan untuk berbagai keperluan seperti
mesin penggerak generator listrik, mesin industri, pesawat terbang dan lainnya.
Sistem turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya investasi yang relatif
rendah jika dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan motor diesel untuk pusat
tenaga listrik.
5.2 Prinsip Kerja Turbin Gas
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).
Kompresor ini berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut,
akibatnya temperature udara juga meningkat. Kemudian udara yang telah dikompresi
ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar disemprotkan bahan bakar
sehingga bercampur dengan udara tadi dan menyebabkan proses pembakaran. Proses
pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat
dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran
tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk
mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin
gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban
lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan
dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistim turbine gas adalah sebagai
berikut:
1 Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
2 Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
dengan udara
kemudian di bakar.
3 Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melaluinozel (nozzle)

107
4 Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan.

108
Gambar 7.1 Turbin Gas

109
Gambar 7.2 Alur proses yang terjadi pada turbin gas
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi
kerugiankerugian
yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan
berakibat pada menurunnya performansi turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian
tersebutdapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya
kerugian antara lain:
Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure
losses) di ruang bakar.
1 Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya
gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
2 Berubahnya nilai cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan
perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
3 Adanya mechanical loss, dsb.
Untuk memperkecil kerugian ini hal yang dapat kita lakukan antara lain
dengan perawatan (maintanance) yang teratur atau dengan memodifikasi peralatan
yang ada.
5.3 Siklus Turbin Gas
Tiga siklus turbin gas yang dikenal secara umum yaitu:
5.3.1 Siklus Ericson
Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang terdiri dari
dua proses
isotermis dapat balik (reversible isotermic) dan dua proses isobarik dapat balik
(reversible isobaric). Proses perpindahan panas pada proses isobarik berlangsung di
dalam komponen siklus internal (regenerator), dimana effisiensi termalnya adalah :
th = 1 – T1/Th
dimana T1 = temperatur buang dan Th = temperatur panas

110
5.3.2 Siklus Stirling
Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua proses
isotermis dapat balik (isotermal reversible) dengan volume tetap (isovolum). Efisiensi
termalnya sama dengan efisiensi termal pada siklus Ericson.

5.3.3 Siklus Bryton


Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas,
sehingga saat ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat mesin
turbine atau manufacturer dalam analisa untuk up-grading performance. Siklus
Brayton ini terdiri dari proses kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses
pelepasan panas pada tekanan konstan. Pada siklus Bryton tiap-tiap keadaan proses
dapat dianalisa secara berikut:
1. Proses 12 (kompresi isentropik)
Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor: Wc = ma (h2 – h1)
2. Proses 23, pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan.
Jumlah kalor yang dihasilkan: Qa = (ma + mf) (h3 – h2)
3. Proses 34, ekspansi isentropik didalam turbin.
Daya yang dibutuhkan turbin: WT = (ma + mf) (h3 – h4)
4. Proses 41, pembuangan panas pada tekanan konstan ke udara. Jumlah kalor
yang dilepas: QR = (ma + mf) (h4 – h1)

111
Gambar 7.3 Siklus Bryton
5.4 Klasifikasi Turbin Gas
Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya, kontruksi poros dan
lainnya.
Menurut siklusnya turbin gas terdiri dari:
1. Turbin gas siklus tertutup (Close cycle)
2. Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)
Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada turbin gas
siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke udara atmosfir,
sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida kerjanya didinginkan untuk
kembali ke dalam proses awal.
Contoh data-data manufacture gas turbin poros tunggal adalah :
Type PG 5341 (N)
Rating (Base, Gas/Oil) 20.900/20.450 (kW)
Altitude Sea Level
Compressor Stage 17
Turbin Stage 2
Turbin Speed 5100 rpm
Inlet Temperatur 32.2oC
Inlet Pressure 1.0333 kg/cm2
Exhaust temperatur 488oC
Exhaust Pressure 1.0333 kg/cm2
Pressure Ratio 9.4
Desired min. Horse Power 33.000 HP
Fuel Natural Gas
Fuel Systems Gas/Oil (Unit A dan B)

112
Gas (Unit C, D, E, F, G dan H)
Control System Speedtronic
Accessory gear Type A500
Starting system 400 HP Induction Motor (Unit C/H)
500 HP motor diesel (Unit A/B)
Dalam industri turbin gas umumnya diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu :
1. Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)
Turbin jenis ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik yang
menghasilkan energi listrik untuk keperluan proses di industri.

Gambar 7.4 Turbin gas Poros Tunggal dan performance

2. Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)


Turbin jenis ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin bertekanan tinggi
dan turbin bertekanan rendah, dimana turbin gas ini digunakan untuk menggerakkan
beban yang berubah seperti kompresor pada unit proses.

113
Gambar 7.5 Turbin gas Poros ganda dan performance

5.5 Komponen Turbin gas


Komponen turbin gas terdiri dari :
5.5.1 Komponen Utama
Air Inlet Section
Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara
sebelum masuk
ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:
1. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya
terdapat peralatan pembersih udara.
2. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel
yang terbawa bersama udara masuk.
3. Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet
house.

114
4. Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam
inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam
kompresor aksial.
5. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat
memasuki ruang kompresor.
6. Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur
jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan.

B. Compressor Section
Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor, berfungsi
untuk
mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section hingga bertekanan
tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas panas
berkecepatan tinggi
yang dapat menimbulkan daya output turbin yang besar. Aksial flow
compressor terdiri dari dua bagian yaitu:
B.1 Compressor Rotor Assembly
Merupakan bagian dari kompresor aksial yang berputar pada porosnya. Rotor
ini memiliki 17 tingkat sudu yang mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1
atm menjadi 17 kalinya sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini
tersusun dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun kosentris di
sekeliling sumbu rotor.

115
Perubahan Kecepatan dan Tekanan Udara Kompresor Aksial

116
Gambar 7.6 Typical Turbine Rotor Assembly
B.2 Compressor Stator
Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari:
1. Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara
masuk ke inlet
bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
2. Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat
empat stage
kompresor blade.
3. Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor blade
tingkat 5-10.
4. Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai
tempat keluarnya udara yang telah dikompresi. Pada bagian ini terdapat
compressor blade tingkat 11 sampai 17.

117
Gambar 7.7 Compressor Casing ( Lower Half)
Satu stage kompresor aksial tersusun atas dua bagian sudu yakni rotor dan stator.
Sudu rotor berbentuk aerofoil (semacam sayap pesawat) berfungsi untuk
mengakselerasi udara sehingga kecepatannya meningkat. Sedangkan sudu stator
berbentuk difuser, yang berfungsi untuk mengkonversi kecepatan udara tersebut
menjadi tekanan. Sehingga prinsip kerja kompresor aksial pada turbin gas ini adalah
dengan mengakselerasi kecepatan udara, diikuti dengan pengkonversian kecepatan
udara tersebut menjadi tekanan oleh difuser. Pada sisi akhir stator terdapat difuser

118
yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan udara serta mengontrol kecepatannya
sebelum masuk ke area combustion chamber.

C. Combustion Section
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida
kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini
berupa energy panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara
panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari
keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin.
Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang
jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen-
komponen itu adalah :
1. Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran
antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
2. Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
3. Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam
combustion liner.
4. Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam
combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat
terbakar.
5. Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran
gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.
6. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.
7. Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses
pembakaran terjadi.
Combustion chamber yang ada disusun kosentris mengelilingi aksial flow
compressor dan disambungkan dengan keluaran kompresor udara dari aksial flow

119
compressor yang dialirkan langsung ke masing-masing chambers. Zona pembakaran
pada combustion chamber ada tiga yaitu:
1. Primary Zone, merupakan tempat dimana bahan bakar berdifusi dengan udara
kompresor untuk membentuk campuran udara bahan bakar yang siap dibakar.
2. Secondary Zone, adalah zona penyempurnaan pembakaran sebagai kelanjutan
pembakaran pada primary zone.
3. Dilution Zone, merupakan zona untuk mereduksi temperatur gas hasil
pembakaran pada keadaan yang diinginkan pada saat masuk ke first stage
nozzles.
Combustion liners didesain dengan satu seri lubang dan louvers yang ditempatkan
didalam chambers. Digunakan untuk mencampurkan bahan udara dari kompresor dan
bahan bakar dari nozel yang membakar campuran ini.
Fuel nozzle terdapat pada ujung combustion chamber dan masuk ke
combustion liners. Fungsi dari fuel nozzle ini adalah untuk mengabutkan bahan bakar
dan mengarahkannya ke reaction zone pada ruang bakar.
Transition piece terdapat antara combustion liners dan first stage nozzle. Alat
ini digunakan untuk mengarahkan udara panas yang dihasilkan pada combustion
section ke first stage nozzle.
Spark plugs terdapat pada bagian samping combustion chamber dan masuk ke
combustion liners. Spark plugs berfungsi untuk menyulut campuran bahan bakar dan
udara pada saat turbin gas star up. Pembakaran akan terus terjadi selama suplai bahan
bakar dan udara terus berlangsung. Spark plugs terpasang pada sebuah pegas setelah
proses pembakaran terjadi, tekanan yang dihasilkan meningkat dan akan memaksa
plugs naik menuju casing dan mengeluarkan gas panas.Cross fire tube berfungsi
untuk menghubungkan semua combustion chamber. Tabung ini digunakan untuk
mengirimkan pengapian dari satu combustion liners ke yang berikutnya selama start
up.
Udara bertekanan dari kompresor akan masuk menuju ruang bakar yang biasa disebut
combustion chamber atau combustor. Di dalam combustor, oksigen dalam udara akan

120
bereaksi dengan bahan bakar sehingga menghasilkan panas. Panas tersebut diserap
oleh komponen udara sisa seperti nitrogen sehingga udara hasil pembakaran
mengalami semacam pemuaian secara cepat.

Combustor turbin gas tersusun atas beberapa komponen yang penting untuk
diketahui, berikut adalah komponen-komponen tersebut:

 Casing. Casing ruang bakar pada turbin gas berfungsi utama sebagai dinding
yang membatasi proses bertekanan tinggi yang ada di dalam ruang bakar,
dengan udara yang bertekanan atmosfer. Casing ini tidak terlalu terekspos
dengan temperatur tinggi karena di sisi dalamnya merupakan tempat udara
mengalir sebelum masuk ke dalam ruang bakar yang sebenarnya.

121
Skema Bagian-bagian Combustor
(Sumber)

 Difuser. Difuser ini dilewati oleh udara kompresi sesaat sebelum masuk ke
ruang bakar. Tujuan dari adanya difuser ini adalah untuk menurunkan
kecepatan aliran udara, dan meningkatkan lagi tekanan kerja. Sehingga
nantinya proses pembakaran terjadi dengan kecepatan yang optimal.
 Dome/Swirler. Swirler menjadi tempat masuknya udara primer ke dalam
ruang bakar. Komponen ini didesain khusus sehingga dapat menciptakan
aliran turbulen pada saat udara primer masuk ke dalam dome.
 Injektor Bahan Bakar. Injektor menjadi tempat masuknya bahan bakar ke
dalam ruang bakar. Bersama-sama dengan swirler, injektor bertugas
menciptakan kondisi sehingga terjadi pencampuran yang tepat antara udara
dengan bahan bakar.

122
Bagian-bagian Combustor
(Sumber)

 Ignitor. Komponen ini sama seperti busi pada mesin mobil atau sepeda motor.
Ia berfungsi sebagai pemantik api sehingga proses pembakaran dapat terjadi.
Ignitor ini menggunakan arus listrik untuk menciptakan percikan api. Dan
biasanya hanya digunakan pada proses awal penyalaan turbin gas, jika api di
dalam ruang bakar sudah menyala, maka ignitor akan otomatis mati.
 Liner. Liner inilah yang menjadi dinding sebenarnya dari proses pembakaran.
Pada dinding liner ini terdapat lubang-lubang yang berfungsi untuk mengatur
masuknya udara sekunder dan tersier ke dalam ruang bakar.

Udara terkompresi yang masuk ke combustor terbagi menjadi empat bagian, udara
primer (primary air), udara sekunder (secondary air), udara tersier, dan udara
pendingin. Udara primer masuk melalui swirler, menciptakan aliran turbulen
sehingga pencampuran udara dengan bahan bakar menjadi optimal. Pada proses ini
udara primer juga berfungsi untuk mengevaporasi bahan bakar, karena selain udara
primer ini bertekanan, ia juga memiliki temperatur yang tinggi karena proses
kompresi sebelumnya.

123
Skema Proses Pembakaran di Dalam Combustor
(Sumber)

Campuran udara dan bahan bakar kemudian terbakar dan menuju ke zona
pembakaran. Di zona pembakaran ini udara sekunder masuk ke dalam liner dan
jumlah oksigen yang masuk menyempurnakan proses pembakaran. Secara ideal,
udara sekunder ini bertugas mengirim oksigen ke ruang bakar untuk bereaksi dengan
bahan bakar, sehingga tidak ada bahan bakar sedikitpun yang belum terbakar pada
saat udara panas keluar dari combustion chamber.

Udara tersier, atau juga biasa disebut dengan delution air, masuk ke dalam ruang
bakar pada sisi akhir ruang tersebut. Udara ini berfungsi untuk menyerap secara lebih
merata keseluruhan energi panas yang telah dibangkitkan oleh proses pembakaran.
Penyerapan energi panas yang merata ini akan diikuti dengan ekspansi volume udara
(sebut juga pemuaian cepat) yang lebih merata. Sehingga udara panas yang keluar
dari combustion chamber memiliki temperatur, atau sebut saja energi panas, yang
merata pada semua bagian.

124
Multiple Combustion Chamber
(Sumber)

Udara pendingin adalah bagian terakhir udara terkompresi yang masuk ke dalam
ruang bakar. Udara ini masuk melalui lubang-lubang kecil liner, dan membentuk
lapisan film tipis untuk mendinginkan plat liner. Sehingga panas yang dihasilkan
proses pembakaran lebih optimal diserap oleh udara terkompresi, dan tidak terserap
justru komponen-komponen combustor.

D. Turbin Section
Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik menjadi
energy mekanik yang digunakan sebagai penggerak kompresor aksial dan
perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan
untuk memutar kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang
dibutuhkan. Komponen-komponen pada turbin section adalah sebagai berikut :
1. Turbin Rotor Case

125
2. First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first stage
turbine wheel.
3. First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik
dari aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa
putaran rotor.
4. Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas
panas ke second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk
memisahkan kedua turbin wheel.
5. Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang
masih cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan putar
rotor yang lebih besar.

Gambar 7.8 Bagian terjadinya konversi energy


E. Exhaust Section
Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust section terdiri dari
beberapa bagian yaitu :
1. Exhaust Frame Assembly.
2. Exhaust Diffuser Assembly

126
Gambar 7.9 Bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai pembuang

127
Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame
assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang ke
atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut
diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini digunakan juga
untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust area
terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol dan 6 buah
untuk temperatur trip.

Gambar 7.10 Komponen-komponen Exhaust Difuser

128
4. Turbin Gas
Ada dua tipe turbin gas yang selama sejarah pengembangannya digunakan
untuk kebutuhan pembangkit tenaga listrik. Keduanya adalah turbin gas tipe
aksial dan sentrifugal. Namun pada prakteknya, turbin gas tipe aksial lebih
lazim digunakan karena lebih efisien ketimbang tipe sentrifugal.

Turbin Gas Aksial vs Sentrifugal


(Sumber)

Selain ada dua tipe di atas, turbin gas juga dapat berupa turbin impuls maupun
turbin reaksi. Turbin impuls adalah turbin yang putaran porosnya diakibatkan
oleh tumbukan fluida bertekanan ke sudu-sudu rotor. Sedangkan turbin reaksi
adalah turbin yang putaran rotornya diakibatkan oleh dorongan fluida kerja
yang menyemprot keluar dari sudu-sudu rotor. Penerapan turbin impuls atau
reaksi pada turbin gas, ditunjukan dengan bilangan rasio reaksi (baca artikel
Reaction Ratio Pada Turbin Uap berikut).

129
Skema Turbin Gas Tipe Impuls
(Sumber)

Ciri-ciri turbin gas tipe impuls adalah posisi nozzle yang terletak pada sisi
stator. Sedangkan sudu rotor murni berfungsi menerima tumbukan dari udara
panas, dan hanya membelokan arah udara sekitar 90°. Nozzle pada sisi stator
berfungsi untuk merubah energi panas pada udara, menjadi kecepatan kinetik.
Kecepatan kinetik udara tersebut akan menabrak sudu rotor, dan sudu rotor ini
akan merubah kecepatan kinetik udara menjadi kecepatan mekanis. Tampak
pada diagram di atas, bahwa peningkatan kecepatan kinetik terjadi pada setiap
tingkatan nozzle stator. Dan penurunan tekanan statik udara hanya terjadi
pada setiap tingkatan sudu rotor. Turbin impuls jika ditunjukan dengan
bilangan rasio reaksi, maka turbin impuls adalah turbin reaksi yang memiliki
angka rasio reaksi nol (R = 0)

Turbin reaksi murni memiliki angka rasio reaksi satu (R = 1). Nozzle pada
turbin reaksi murni terletak hanya pada sisi rotor. Sehingga perubahan energi
panas menjadi energi kinetik, hanya terjadi pada setiap sudu rotor. Sudu stator
hanya berfungsi untuk membelokan arah aliran udara panas kembali ke rotor
stage selanjutnya. Energi kinetik yang dibangkitkan oleh sudu rotor ini,
langsung dikonversikan menjadi energi mekanik putaran rotor oleh sudu rotor

130
tersebut. Turbin reaksi murni tipe ini sangat tidak praktis, karena kecepatan
putaran rotor harus sangat cepat untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi.

Skema Turbin Gas Tipe Reaksi


(Sumber)

Turbin gas dengan rasio kompresi 0,5 memiliki efisiensi yang paling baik.
Tidak salah jika turbin jenis ini adalah yang paling banyak diaplikasikan di
berbagai kebutuhan termasuk untuk pembangkit tenaga listrik. Pada turbin
reaksi ini, sudu rotor dan stator didesain sebagai nozzle. Sehingga perubahan
energi panas di dalam udara menjadi energi kinetik, terjadi pada setiap
tingkatan sudu. Nampak pada gambar di atas bahwa penurunan tekanan statik
juga terjadi pada setiap tingkatan sudu.

5. Sistem Bearing dan Lubrikasi


Sama dengan turbin uap, turbin gas menggunakan dua tipe bearing wajib yaitu
journal bearing dan thrust bearing. Journal bearing adalah bearing yang
berfungsi untuk menahan beban berat dari seluruh komponen turbin gas.
Sedangkan thrust bearing bertugas untuk menahan beban aksial yang muncul
pada komponen-komponen turbin gas akibat gaya dorong aksial udara panas
bertekanan di dalamnya.

131
Journal Bearing Pada Turbin Gas
(Sumber)

Pada sebuah hasil percobaan yang dirilis oleh Fakultas Teknik Mesin
Universitas Tokyo, menunjukan bahwa beban aksial dan radial pada saat
proses penyalaan awal gas turbin, bernilai sangat fluktuatif. Oleh karena itu,
penggunaan thrust dan journal bearing harus didesain dengan tepat. Beberapa
parameter yang mempengaruhi desain bearing antara lain adalah beban total,
kecepatan putaran rotor, sistem lubrikasi yang digunakan, susunan shaft,
target keawetan, sistem mounting, dan kondisi lingkungan.

132
(a) Pemodelan Turbin Gas Mini

(b) Putaran Rotor Pada Saat Proses Start Up

133
(c) Rotor Displacement Pada Saat Proses Start Up
(Sumber)

Sistem bearing pada turbin gas tidak dapat dilepaskan dari sistem lubrikasi oli.
Pada saat turbin gas beroperasi, permukaan journal bearing dan thrust
bearing terbentuk lapisan film oli sebagai pelapis bertemunya permukaan
bearing dengan stator maupun rotor. Oli lubrikasi ini disirkulasikan dengan
melewati filter dan heat exchanger untuk menjaga agar oli tetap bersih dan
dingin.

134
135
Sistem Lubrikasi Oli Turbin Gas
(Sumber)

6. Sistem Labyrinth Seal


Labyrinth seal pada turbin gas berfungsi untuk mencegah udara bertekanan di
dalam sistem gas turbin bocor keluar atmosfer melalui sela-sela antara stator
dan rotor. Sistem seal ini menggunakan sebuah komponen berbentuk kelak-
kelok untuk memecah tekanan udara tinggi sehingga udara bertekanan tidak
sampai bocor keluar sistem. Labyrinth seal sangat efektif digunakan pada
turbin gas maupun turbin uap, karena ukuran kedua mesin tersebut yang besar
menyebabkan tidak mungkin menggunakan sistem seal konvensional seperti
gland packing atau mechanical seal.

136
Macam-macam Desain Labyrinth Seal Pada Turbin Gas
(Sumber)

137
Referensi:

 Wikipedia: Gas Turbine


 Wikipedia: Axial Compressor
 Wikipedia: Combustor

Referensi dan eBook Gratis:

 Gas Turbine Engineering Handbook


 Guidline for Gas Turbine Inlet Air Filtration Systems
 Prototyping of Radial and Thrust Air Bearing for Micro Gas Turbine

F. Komponen Penunjang
Ada beberapa komponen penunjang yaitu :
F.1 Starting Equipment
Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja. Jenis-jenis
starting equipment yang digunakan di unit-unit turbin gas pada umumnya adalah :
1. Diesel Engine, (PG –9001A/B)
2. Induction Motor, (PG-9001C/H dan KGT 4X01, 4X02 dan 4X03)
3. Gas Expansion Turbine (Starting Turbine)
F.2 Coupling dan Accessory Gear
Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros yang bergerak ke
poros yang akan digerakkan. Ada tiga jenis coupling yang digunakan, yaitu:
1. Jaw Cluth, menghubungkan starting turbine dengan accessory gear dan HP
turbin
rotor.
2. Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory gear dengan HP
turbin rotor.
3. Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan kompressor beban.
F .3 Fuel System

138
Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan tekanan sekitar
15kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan
kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas
maka sistem ini dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk
memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.
F.4 Lube Oil System
Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada
setiap komponen system turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian-bagian
utama turbin dan trush bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube oil
system terdiri dari:
1. Oil Tank (Lube Oil Reservoir)
2. Oil Quantity
3. Pompa
4. Filter System
5. Valving System
6. Piping System
7. Instrumen untuk oil

Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai lube oil
guna keperluan lubrikasi, yaitu:
1. Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP
shaft pada gear box yang mengatur tekanan discharge lube oil.
2. Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh
tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun.
3. Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua
pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil.
F.5 Cooling System

139
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara
dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing.
Komponenkomponen utama dari cooling system adalah:
1.Off base Water Cooling Unit
2. Lube Oil Cooler
3. Main Cooling Water Pump
4. Temperatur Regulation Valve
5. Auxilary Water Pump
6. Low Cooling Water Pressure Swich

5.6 Prosedur Pengoperasian Turbin Gas


Prosedur yang harus dilakukan untuk mengoperasikan turbin gas sebagai
langkah awal adalah :
1. Rachet, dilakukan dengan memutar turbin seperempat lingkaran dalam waktu
satu menit secara terus menerus selama 10 hingga 12 jam untuk
mendistribusikan massa rotor, meratakan pelumasan pada bearing dan journal
shaft serta mencegah terjadinya pembengkokan.
2. Rubbing Check, pemutaran turbin gas sampai 1350 rpm, kemudian dimatikan.
3. Cranking, setelah turbin gas dimatikan saat rubbing check, kemudian turbin
gas diputar 1200 rpm yang dilakukan selama 5 hingga 10 menit. Hal ini
dilakukan untuk membersihkan turbin gas dan kompresor dari debu dan
kotoran.
4. Fuel Gas Leak Check, putaran turbin dinaikkan kembali sampai 1850 rpm.
5. Flame Detector Check, putaran turbin diputar sampai 2000 rpm, kemudian
spark plug dinyalakan maka saat itu proses pembakaran mulai terjadi.
6. Over Trip Test, apabila diberikan penambahan fuel gas maka otomatis putaran
turbin gas meningkat hingga mencapai batas yang telah ditentukan.

140
7. Peak Load untuk, setelah itu turbin gas distart hingga mencapai putaran 5100
rpm. Kemudian turbin gas ini diberi beban secara bertahap hingga mencapai
nilai mendekati maksimum, kemudian beban diturunkan setahap hingga
mencapai batas yang diinginkan.

5.7 Penutup
5.7.1 Kesimpulan
1 Cara kerja turbin gas adalah Kompresor tekanan rendah menghisap udara luar yang
ada disekelilingnya, kemudian udara tersebut ditekan dan dimasukkan kedalam
kompresor tekanan tinggi untuk ditentukan (dimampatkan) lagi. Selanjutnya udara
tekan ini di alirkan kedalam ruang bakar. Didalam ruang bakar disemprotkan bahan
bakar kedalam arus udara tersebut sehingga terjadi proses pembakaran. Gas hasil
pembakaran yang terbentuk itu kemudian dimasukkan kedalam turbin tekanan tinggi
selanjutnya terus ke turbin tekanan rendah, dan sesudah memberikan sisa gaya
dorongnya gas hasil pembakaran ini keluar menuju udara luar.
2 ada 2 buah poros penggerak yaitu :
a. Turbin tekanan rendah menggerakkan kompresor tekanan rendah dan melalui roda
gigi transmisi menggerakan propeller (baling-baling) sebagai daya untuk
digunakan selanjutnya.
.b. Turbin tekanan tinggi menggerakkan kompresor tekanan tinggi. Kecepatan putar
kedua turbin adalah, berbeda dimana ukuran turbin dan kompresor kadang-
kadang dibuat menurut teknik aliran fluids yang terbaik. Mekanisme kedua turbin
tersebut tidak saling mempengaruhi satu sama lainnya, karena sebagian dari paras
turbin tekanan rendah berada didalam paras turbin tekanan tinggi.
3 Siklus kerja turbin gas dapat dibedakan atas
a. Siklus terbuka. Turbin gas yang bekerja dengan siklus ini digolongkan sebagai
motor pembakaran dalam.
b. Siklus tertutup, karena pada turbin ini fluida kerjanya mendapat panas dari luar
(external heating) sehingga mesin ini digolongkan motor pembakaran luar

141
c. Siklus kombinasi, merupakan kombinasi Siklus turbin gas dan turbin uap, di
mana gas buang turbin gas yang masih tinggi dimanfaatkan untuk memanaskan
air menjadi uap dan uap tersebut diekspansikan ke dalam turbin uap.
4. Efisiensi Turbin Ril

atau

Dimana r = P2/P1
5. Turbin gas dapat diklasifikasikan atas dasar:
a. Siklus kerja
b. Susunan poros
c. Kegunaan
d. Arah aliran
5.7.2 Contoh Soal
1. Berapakah besarnya daya guna teoritis tanpa kerugian dari suatu siklus turbin
gas bila temperature masuk turbin yang disinkan maksimum 850 oC dan
perbandingan tekanan compressor sebesar 6?. Berapakah daya yang dihasilkan
turbin teoritis bila laju aliran massa yang mengalir 20 kg/det? Temperatur udara
masuk compressor adalah 15 oC
Jawab :
Diketahui Cp = 1,004 kJ/kg oK

142
T1 = 15oC + 273 = 288oK
T3 = 850oC+ 273oC= 1123oK
K = 1,4 untuk udara dan (k-1)/k= 0,285 dan k/(k-1)= 3,5
P2 = 6.P1
m' = 20 kg/s
Dari persamaan
qm = Cp (T3-T2)
qk = Cp (T4-T1)
Wnet = qm – qk
Cari T2 dari hubungan (P2/P1) = (T2 /T1)(k/(k-1))
Cari T4 dari hubungan (P4/P3) = (T4 /T3)(k/(k-1))
P = Wnet / t t = detik
P = Wnet x m’

Daya berguna diperoleh


W/(CpT1)= 3,9.0,4 – 0,66 = 0,90
Kerja berguna
W = 0,9 . 1,004 . 288 = 270 kJ/kg
Daya teoritis , bila laju aliran massa 20 kg/det :
P = 270 kJ/kg . 20 kg/det =5400 kJ/det = 5400 kWatt

5.7.3 Soal-soal Latihan


2. Jelaskan prinsip kerja dari turbin gas
3. Sebutkan komponen-komponen utam dari turbin gas !

143
4. Turbin gas system bryton bekerja secara ideal dan non ideal dengan regenerator.
Udara masuk compressor pada tekanan 1 kgf/cm2 dan keluar compressor masuk
ruang bakar pada tekanan 4 kgf/cm2 suhu awal 30oC dan tertinggi 900oC.

Hitung :
a. Efisiensi termal tanpa regenerator (ideal)
b. Efisiensi termal dengan regenerator (ideal)
c. Efisiensi termal non ideal tanpa generator bila efisiensi compressor = 85% dan
efisiensi turbin = 80%.

144

Anda mungkin juga menyukai