TURBIN GAS
6.1 Pendahuluan
Turbin gas telah banyak digunakan sebagai penggerak mula (primary mover) di industri kimia,
misalnya kilang LNG. PLTG dan PLTGU juga menggunakan sistem turbin gas. Pabrik pupuk di
Palembang menggunakan turbin gas sebagai salah satu generator listrik. Perkembangan
penggunaan turbin gas tersebut didasarkan pada beberapa alasan berikut:
a. Turbin gas dapat diandalkan karena berasal dari teknologi dirgantara yang harus handal;
walaupun demikian turbin gas membutuhkan pemeliharaan yang relatif ringan.
b. Merupakan unit yang berdiri sendiri dengan sedikit peralatan pembantu dan
membutuhkan sedikit ruang.
c. Cepat tanggap terhadap perubahan, efisiensi panas tinggi dan dapat dikembangkan ke
arah pengoperasian ramah lingkungan.
Turbin gas termasuk sebagai motor bakaran internal (internal combustion engine), yaitu motor
dengan fluida kerja gas yang dipanaskan dengan pembakaran di dalam motor itu sendiri. Dalam
analisis kinerja tubin gas, fluida kerja secara praktis dapat dianggap memiliki sifat seperti udara
atau gas ideal.
Pemilihan penggerak mula di dalam suatu pabrik kimia umumnya dilandasi dengan karakteristik
berikut ini:
a. Motor Listrik
Motor listrik digunakan hampir pada semua pemakaian, terutama pada penggunaan
dengan kecepatan konstan. Motor listrik tidak bising dan dapat dioperasikan di daerah
berbahaya. Motor listrik mempunyai efisiensi tinggi dan nisbah daya terhadap berat yang
baik. Motor listrik sangat dapat diandalkan, tetapi mempunyai ketergantungan tinggi
terhadap ketersediaan pasokan listrik.
b. Motor Torak
Motor torak memiliki banyak bagian yang bergerak (gerak putar dan maju-mundur),
sehingga memerlukan perawatan lebih intensif dibandingkan dengan motor listrik. Motor
torak dapat berdiri sendiri dan tidak terlalu tergantung pada pasokan sumber energi dari
luar (kecuali bahan bakar). Motor torak dapat dioperasikan secara fleksibel sesuai dengan
variasi beban dan kecepatan. Dari dua jenis motor torak, penggunaan motor diesel
(compession engine) lebih luas dibanding motor Otto (spark ignition engine).
c. Turbin Uap
Turbin uap dapat dioperasikan secara fleksibel sesuai dengan variasi kecepatan dan daya.
Turbin uap memerlukan peralatan bantu yang relatif sangat banyak, termasuk sistem
pengadaan air umpan ketel. Tetapi sistem turbin uap dapat memberi penghematan sumber
energi maksimum dalam pabrik kimia yang juga menggunakan uap unutk pemanas.
1
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05
d. Turbin Ekspansi
Penurunan tekanan aliran proses yang sering dijumpai dalam pabrik kimia mungin dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi mekanik melalui turbin ekspansi (turbo expander).
Pembakaran
(pemanasan fluida)
Bahan bakar
Kompresor Turbin
Udara
Gas cerobong
2
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05
Daya yang digunakan untuk kompresi gas berkisar antara 40%-60% dari daya total yang
diproduksi turbin. Kompresor dengan efisiensi rendah dapat menyebabkan temperatur udara
terlalu tinggi pada akhir kompresi. Hal ini mengakibatkan densitas udara menjadi lebih rendah
sehingga daya (per satuan massa udara) untuk mengerakkan kompresor meningkat.
3
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05
menyimpang dari proses isentropik (adiabatik dan reversibel). Efisensi internal turbin biasanya
80%-90%.
= = =
4
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05
Jika temperatur masuk kompresor (T1) adalah temperatur lingkungan, maka temperatur keluar
kompresor (T2) dapat dihitung. Temperatur keluar turbin (T4) dapat dihitung dengan
menggunakan temperatur keluar pembakaran (T3). Sementara T3 dapat dihitung dari
pemanasan isobarik.
= +
Dengan: qc =panas masuk; ma = laju alir fluida kerja
Panas masuk qc dapat dihitung dengan menggunakan laju alir bahan bakar dan nilai heating
value-nya. Temperatur siklus maksimum atau temperatur api (firing temperature), T3 adalah
parameter yang penting untuk evaluasi kinerja turbin gas.
, ∆ ,
= = = atau , = ( − , )
, ∆ ,
Subskrip a untuk kondisi nyata, dan s untuk proses isentropik. Persamaan di atas menunjukkan
bahwa proses tak-reversibel selalu membuat temperatur keluar nyata lebih tinggi dibandingkan
dengan proses isentropik.
, =1− =1−
5
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05
Efisiensi silkus keseluruhan dapat dinyatakan sebagai fungsi efisiensi internal kompresor dan
turbin.
3 3
, = ( )
; = ; =
1 1
Persamaan di atas memperlihatkan bahwa efisiensi siklus dipengaruhi oleh setidaknya empat
parameter:
1. Nisbah temperatur maksimum (temperature ratio) = T3/T1
2. Nisbah tekanan (pressure ratio) = P2/P1
3. Efisiensi kompresor: ηc
4. Efisiensi turbin: ηT
Dampak dari nisbah tekanan terhadap efisiensi siklus dapat berbeda-beda. Bila nisbah
temperatur rendah, kenaikan nisbah tekanan mula-mula meningkatkan efisiensi siklus, tetapi
kemudian sebaliknya pada nisbah temperatur tinggi. Pada proses reversibel (efisiensi
kompresor dan turbin 100%), kenaikan nisbah tekanan selalu meningkatkan efisiensi siklus,
tetapi makin mendatar pada tekanan tinggi.
Catatan:
a. Berbeda dengan siklus Rankine, kerja kompresi pada siklus Brayton signifikan, sehingga
tidak dapat diabaikan.
b. Besarnya kerja per satuan massa banyak digunakan sebagai pertimbangan dalam turbin
gas untuk keperluan kendaraan karena menentukan dimensi peralatan.
c. Walaupun efisiensi insetropik turbin dan kompresor tinggi, efisiensi turbin gas dapat
turun secara drastis karena efisiensi isentropik turbin dan kompresor kurang baik.
d. Jika turbin dan kompresor bekerja secara ideal (isentropik), temperatur pada ruang
bakar tidak berpengaruh terhadap efisiensi siklus.
e. Semakin tinggi temperatur masukan turbin ekspander, maka efisiensi siklus akan
semakin tinggi. Namun hal ini dibatasi oleh kekuatan material turbin pada suhu tinggi.
f. Jika turbin dan kompresor bekerja secara non-isentropik, terdapat suatu nilai rasio
tekanan (rp) yang membuat nilai efisiensi bernilai maksimum. Rasio tekanan dibatasi
oleh kemampuan alat (kompresor).
g. Besarnya laju bahan bakar sangat kecil dibandingkan dengan laju udara sehingga,
seringkali laju bahan bakar ini diabaikan.
h. Persen udara berlebih yang besar dibutuhkan untuk memastikan pembakaran sempurna
dan sebagian udara berfungsi untuk mendinginkan ruang bakar.
i. Udara masuk turbin gas dibagi menjadi dua aliran:
i. Langsung ke burner sebagai primary air dengan jumlah sesuai flammability limits
ii. Masuk setelah burner sebagai seconder air.
6
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05
Untuk menghemat biaya bahan bakar, hampir semua sistem turbin gas mempertimbangkan
pemanfaatan panas yang terbawa dalam gas buang (temperatur sekitar 450°C), dan panas
sensibel gas buang (sampai 30% dalam bahan bakar). Beberapa teknik pengambilan panas
diuraikan sebagai berikut:
a. Regenerasi (regeneration)
Efisiensi siklus turbin dapat ditingkatkan dengan menggunakan regenerator di mana panas
sensibel dari gas buang dimanfaatkan untuk menaikkan temperatur udara masuk karena
keterbatasan perpindahan panas. Tetapi temperatur udara yang meninggalkan regenerator
tidak akan mencapai temperatur gas buang (T5). Efisiensi regenerator didefinisikan sebagai
( 3− 2 )
berikut: =
5− 2
( ) ( )
Kemudian efisiensi siklus menjadi: =( ) ( )
Pemakaian regenerator tidak hanya meningkatkan efisiensi siklus atau menurunkan heat
rate, tetapi juga meningkatkan daya keluar. Sistem regenerasi menghemat penggunaan
bahan bakar sebesar 30%.
b. Siklus Kombinasi (combined cycles)
Panas sensibel gas buang digunakan untuk memproduksi kukus di dalam waste heat boiler.
Kukus kemudian digunakan untuk mengerakkan turbin kukus guna menghasilkan tambahan
daya mekanik. Sistem ini disebut siklus kombinasi (combined cycles), yaitu gabungan siklus
Brayton dan siklus Rankine. Pada siklus kombinasi, efisiensi siklus termal meningkat karena
siklus kukus tidak membutuhkan bahan bakar lagi.
c. Kogenerasi (cogeneration)
Panas sensibel gas buang digunakan untuk pemanasan proses secara langsung maupun tak-
langsung (melalui produksi uap). Sistem ini dinamai kogenerasi (cogeneration), yaitu sistem
dengan satu bahan bakar untuk menghasilkan energi mekanik dan panas. Sistem ini dapat
diterapkan di pabrik kimia yang membutuhkan daya mekanik dan panas proses dalam
jumlah yang sebanding.
7
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05
sama. Jenis ini biasanya digunakan untuk menggerakkan pembangkit listrik dengan kecepatan
tetap dan tepat. Turbin gas satu poros tidak cocok sebagai penggerak beban dengan kecepatan
yang bervariasi.
8
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05
1. Panas pembakaran (LHV) gas harus antara 33520-52140 kJ/m3 (STP) atau 900-1400
Btu/SCF.
2. Bahan bakar gas biasanya digunakan pada tekanan 9-29 bar (140-425 psig).
3. Bahan bakar gas digunakan pada temperatur antara 0-71°C (32-160 °F).
4. Bahan bakar gas tidak mengandung cairan apapun kecuali hidrokarbon cair maksimum
20 ppm (berat) dengan ukuran partikel maksimum 5 µm.
5. Konsentrasi maksimum H2S 1-3%-volume. Konsentrasi lebih rendah mungkin
dipersyaratkan untuk alasan lingkungan.
6. Konsentrasi partikel padat harus lebih kecil dari 20 ppm (berat) dan 99% partikel harus
di bawah 10 µm.
7. Kandungan natrium lebih kecil dari 1 ppm (berat).
b. Bahan Bakar Cair
1. Bahan bakar cair dengan rentang titik didih lebar (kerosin atau campuran kerosin-
gasolin) dapat dipakai.
2. Temperatur bahan bakar haru berada di antara 0 dan 60°C (32°F dan 140°F).
3. Viskositas bahan bakar cair harus lebih kecil dari 10 cS pada temperatur yang
digunakan.
4. Kandungan air bahan bakar cair harus di bawah 0,05%-volume.
5. Kandungan vanadium harus lebih kecil dari 0,05 ppm (massa).
6. Kandungan natrium dan kalium lebih kecil dari 1 ppm (berat).
7. Kandungan kalsium lebih kecil dari 2 ppm (berat).
8. Kandungan timbal lebih kecil dari 1 ppm (berat).
9. Kandungan sulfur harus lebih kecil dari 1,0%-berat.
10. Kandungan total abu di dalam bahan bakar cair harus lebih kecil dari 0,01%-berat.
11. Titik tuang bahan bakar cair minimum 5,5°C (10°F) di bawah temperatur kamar.
12. Walaupun turbin gas dapat membakar hampir seluruh bahan bakar cair, namun bahan
bakar cair dengan viskositas tinggi dapat menyebabkan beberapa masalah.
13. Bahan bakar dengan viskositas tinggi memerlukan pemanasan dan atomisasi mekanik
atau injeksi uap.
14. Untuk memperoleh efisiensi pembakaran tinggi, nisbah bahan bakar terhadap udara
perlu divariasikan.
c. Tekanan Bahan Bakar
Tekanan bahan bakar merupakan fungsi dari nisbah kompresi udara. Tekanan bahan bakar
harus cukup tinggi untuk mengatasi hilang tekan di dalam nozel bahan bakar. Umumnya
semakin besar ukuran turbin, maka semakin tinggi tekanan bahan bakarnya.
9
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05
10
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05
Turbin gas industri biasanya dilengkapi dengan dua macam sistem minyak pelumas:
a. Engine driven main oil pump: pompa minyak utama yang digerakkan dengan turbin
sendiri
b. Electric motor driven pre/post pump: pompa minyak mula/akhir yang digerakkan dengan
motor listrik; pompa minyak pelumas cadangan juga sering tersedia pada sistem turbin
gas
11
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05
6.7.4. Pemeliharaan
Power rating urbin gas dibuat berdasarkan kondisi bersih atau baru. Kinerja tubin gas akan
turun misalnya akibat pembentukan kerak (fouling) pada kompresor dan turbin. Fouing pada
12
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05
kompresor berhubungan dengan kinerja penyaring udara, sementara itu fouling pada turbin
behubungan denagn sistem bahan bakar.
=∆ , , dengan n = kecepatan putar; Q = laju alir gas buang, ft3/s (pada kondisi nyata); h =
penurunan entalpi gas pada ekspansi isentropik, Btu/lb; Ns = specific speed, dengan nilai 60-200
(untuk satuan di atas). Specific speed merupakan suatu patokan dalam perancangan turbin gas.
Fleksibilitas kecepatan turbin gas juga dibatasi dengan specific speed ini. Jika laju alir terlalu
kecil, kompresor akan mengalami surging. Jika laju alir fluida kerja terlalu besar, maka
kompresor akan mengalami choke (stone wall). Kedua kondisi ini harus dihindari karena
menyebabkan kompresor bekerja secara tidak stabil dan dapat merusak alat.
13
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05
Pemilihan metode mana yang akan dilakukan tergantung pada karakteristik termodinamika
turbin gas, kehandalan peralatan, dan pertimbangan ekonomi.
14