Anda di halaman 1dari 14

Lecture Note

Utilitas dan Pengolaha Limbah 05

TURBIN GAS
6.1 Pendahuluan
Turbin gas telah banyak digunakan sebagai penggerak mula (primary mover) di industri kimia,
misalnya kilang LNG. PLTG dan PLTGU juga menggunakan sistem turbin gas. Pabrik pupuk di
Palembang menggunakan turbin gas sebagai salah satu generator listrik. Perkembangan
penggunaan turbin gas tersebut didasarkan pada beberapa alasan berikut:
a. Turbin gas dapat diandalkan karena berasal dari teknologi dirgantara yang harus handal;
walaupun demikian turbin gas membutuhkan pemeliharaan yang relatif ringan.
b. Merupakan unit yang berdiri sendiri dengan sedikit peralatan pembantu dan
membutuhkan sedikit ruang.
c. Cepat tanggap terhadap perubahan, efisiensi panas tinggi dan dapat dikembangkan ke
arah pengoperasian ramah lingkungan.
Turbin gas termasuk sebagai motor bakaran internal (internal combustion engine), yaitu motor
dengan fluida kerja gas yang dipanaskan dengan pembakaran di dalam motor itu sendiri. Dalam
analisis kinerja tubin gas, fluida kerja secara praktis dapat dianggap memiliki sifat seperti udara
atau gas ideal.
Pemilihan penggerak mula di dalam suatu pabrik kimia umumnya dilandasi dengan karakteristik
berikut ini:
a. Motor Listrik
Motor listrik digunakan hampir pada semua pemakaian, terutama pada penggunaan
dengan kecepatan konstan. Motor listrik tidak bising dan dapat dioperasikan di daerah
berbahaya. Motor listrik mempunyai efisiensi tinggi dan nisbah daya terhadap berat yang
baik. Motor listrik sangat dapat diandalkan, tetapi mempunyai ketergantungan tinggi
terhadap ketersediaan pasokan listrik.
b. Motor Torak
Motor torak memiliki banyak bagian yang bergerak (gerak putar dan maju-mundur),
sehingga memerlukan perawatan lebih intensif dibandingkan dengan motor listrik. Motor
torak dapat berdiri sendiri dan tidak terlalu tergantung pada pasokan sumber energi dari
luar (kecuali bahan bakar). Motor torak dapat dioperasikan secara fleksibel sesuai dengan
variasi beban dan kecepatan. Dari dua jenis motor torak, penggunaan motor diesel
(compession engine) lebih luas dibanding motor Otto (spark ignition engine).
c. Turbin Uap
Turbin uap dapat dioperasikan secara fleksibel sesuai dengan variasi kecepatan dan daya.
Turbin uap memerlukan peralatan bantu yang relatif sangat banyak, termasuk sistem
pengadaan air umpan ketel. Tetapi sistem turbin uap dapat memberi penghematan sumber
energi maksimum dalam pabrik kimia yang juga menggunakan uap unutk pemanas.

1
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05

d. Turbin Ekspansi
Penurunan tekanan aliran proses yang sering dijumpai dalam pabrik kimia mungin dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi mekanik melalui turbin ekspansi (turbo expander).

6.2 Prinsip Kerja


Turbin gas adalah salah satu jenis mesin panas yang mengubah panas menjadi kerja atas dasar
siklus Brayton. Turbin gas industri menggunakan udara sebagai fluida kerja dan panasnya
dimasukkan ke dalam fluida kerja melalui pembakaran bahan bakar secara internal. Turbin gas
industri terdiri dari komponen utama:
a. Kompresor untuk kompresi udara sebagai fluida kerja.
b. Ruang bakar, tempat pembakaran bahan bakar untuk meningkatkan temperatur fluida
kerja.
c. Turbin tempat ekspansi gas panas hasil pembakaran untuk menghasilkan kerja.
Sedangkan tahap pendinginan fluida kerja dilakukan dengan membuang gas panas ke
lingkungan (karena itu sistem turbin gas ini disebut siklus terbuka).

Pembakaran
(pemanasan fluida)
Bahan bakar

Kompresor Turbin

Udara

Gas cerobong

Gambar 6.1 Diagram alir turbin gas

6.2.1. Kompresor Udara


Kompresor menyediakan udara sebagai fluida kerja sistem turbin gas, oksidan pembakaran
bahan bakar dan pendinginan permukaan logam turbin. Laju alir spesifik udara antara 0,005-
0,015 kg/kWh tergantung pada faktor beban, jenis dan ukuran turbin gas. Apabila bahan bakar
berwujud gas, maka udara dan bahan bakar dapat dimasukkan sebagai campuran melalui
kompresor. Nisbah kompresi biasanya sekitar 8. Secara termodinamika, turbin gas dengan
nisbah kompresi tinggi memberikan efisiensi siklus lebih baik. Efisiensi internal antara 80%-90%.

2
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05

Daya yang digunakan untuk kompresi gas berkisar antara 40%-60% dari daya total yang
diproduksi turbin. Kompresor dengan efisiensi rendah dapat menyebabkan temperatur udara
terlalu tinggi pada akhir kompresi. Hal ini mengakibatkan densitas udara menjadi lebih rendah
sehingga daya (per satuan massa udara) untuk mengerakkan kompresor meningkat.

6.2.2. Ruang Pembakaran


Bentuk ruang pembakaran harus dapat melayani pembakaran sempurna dengan hilang tekan
aliran minimum. Berdasarkan posisinya terhadap poros turbin, ada dua jenis ruang
pembakaran:
1. Annular combustion chamber ditempatkan dalam suatu annulus di sekeliling poros
turbin.
2. Can type combustion chamber adalah satu ruang pembakaran berbentuk tabung kecil
yang dipasang menempel pada bagian utama turbin membentuk sudut tertentu
terhadap poros turbin.
Nisbah udara terhadap bahan bakar berada di dalam rentang antara 50-200 kg/kg atau nisbah
stoikiometri sekitar 14 (untuk bahan bakar hidrokarbon). Dengan demikian proses pembakaran
terjadi pada kondisi udara yang berlebih. Udara primer dari kompresor dialirkan langsung ke
ruang pembakaran membentuk campuran udara dan bahan bakar yang hampir mendekati
stoikiometrinya. Sedangkan sisa udara lainnya sebagai udara sekunder dialirkan ke annulus
ruang pembakaran untuk menjamin pembakaran berlangsung sempurna. Udara sekunder juga
berfungsi menjaga temperatur gas panas hasil pembakaran berada di bawah batas tertentu
ketika mencapai sudu turbin (biasanya sekitar 950°C). Efisiensi pembakaran harus mendekati
100%.

6.2.3. Turbin Ekspansi


Di dalam turbin, gas panas dari ruang pembakaran diekspansikan dan entalpinya diubah
menjadi kerja. Berdasarkan fungsinya, turbin dibagi menjadi:
a. Turbin penghasil gas (gas producer turbine): tugasnya terutama menghasilkan gas panas
dengan semburan kuat. Turbin ini menghasilkan sedikit kerja, yang hanya mengerakkan
kompresor udara.
b. Turbin daya (power turbine): mengekspansikan gas panas sejauh mungkin dan
menghasilkan daya keluar poros untuk mengerakkan beban.
Gabungan kompresor, ruang pembakaran dan turbin penghasil gas sering disebut sebagai
generator gas (gas generator) karena menghasilkan gas dengan tekanan dan temperatur tinggi.
Gas ini dapat dipancarkan lewat suatu nozel seperti di dalam motor-jet pesawat terbang atau
diekspansikan lebih jauh di dalam turbin daya untuk menghasilkan daya-poros sebanyak-
banyaknya seperti dalam turbin industri. Ekspansi gas panas di dalam turbin sebenarnya

3
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05

menyimpang dari proses isentropik (adiabatik dan reversibel). Efisensi internal turbin biasanya
80%-90%.

6.3. Analisis Termodinamika


Secara termodinamika, turbin gas beroprasi berdasarkan siklus Brayton yang secara ideal terdiri
dari beberapa proses berikut ini:
a. Kompresi isentropik (adiabatik dan reversibel; kerja masuk).
b. Pemanasan isobarik; panas diserap oleh fluida kerja.
c. Ekspansi isentropik; kerja dihasilkan.
d. Pendinginan secara isobarik; panas dibuang dari fluida kerja.

Untuk mempermudah analisis sistem turbin gas maka digunakan asumsi:


1. Fluida kerja dianggap udara atau gas hasil pembakaran, dan bersifat gas ideal dengan
kapasitas panas yang konstan.
2. Walaupun sebagian besar turbin gas menggunakan sistem pembakaran internal, tidak
ada perubahan pada laju alir fluida kerja yang disebabkan oleh pemasukan bahan bakar.
3. Tekanan masuk dan tekanan keluar adalah tekanan atmosfer, tahap pendinginan
isobarik dilakukan di lingkungan (siklus terbuka).

6.3.1. Nisbah Tekanan


Tekanan pada berbagai tahap biasanya ditentukan sebagai berikut:
a. Tekanan masuk kompresor (P1) dan keluar turbin (P4) adalah tekanan atmosfer, Pa.
b. Tekanan keluar kompresor (P2) dan tekanan masuk turbin (P3) adalah sama, Pb.
Nisbah tekanan (disebut juga compression ratio) didefinisikan sebagai:
=

6.3.2. Nisbah Temperatur Isentropi


Temperatur pada berbagai tahap bisa dihitung berdasarkan nisbah tekanan. Nisbah temperatur
isentropik didefinisikan sebagai berikut:

= = =

Faktor eksponensial m didefinisikan sebagai:


a. Ekspansi isentropik: = dengan = ;

b. Ekspansi politropik: = dengan n > γ


Jika udara diasumsikan sebagai gas ideal dua atom, maka:
7 5
= = 1,4 ( = =
2 2

4
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05

Jika temperatur masuk kompresor (T1) adalah temperatur lingkungan, maka temperatur keluar
kompresor (T2) dapat dihitung. Temperatur keluar turbin (T4) dapat dihitung dengan
menggunakan temperatur keluar pembakaran (T3). Sementara T3 dapat dihitung dari
pemanasan isobarik.
= +
Dengan: qc =panas masuk; ma = laju alir fluida kerja

Panas masuk qc dapat dihitung dengan menggunakan laju alir bahan bakar dan nilai heating
value-nya. Temperatur siklus maksimum atau temperatur api (firing temperature), T3 adalah
parameter yang penting untuk evaluasi kinerja turbin gas.

6.3.3. Efisiensi Internal dari Kompresi dan Ekspansi


Proses ekspansi dan kompresi nyata tidak berlangsung secara isentropik, tetapi secara
politropik. Efisiensi internal kompresor dan efisiensi turbin internal dapat didefinisikan sebagai
berikut:
, ∆ , ( , )
= = = atau , =
, ∆ ,

, ∆ ,
= = = atau , = ( − , )
, ∆ ,
Subskrip a untuk kondisi nyata, dan s untuk proses isentropik. Persamaan di atas menunjukkan
bahwa proses tak-reversibel selalu membuat temperatur keluar nyata lebih tinggi dibandingkan
dengan proses isentropik.

6.3.4. Efisiensi Siklus


Efisiensi siklus didefinisikan sebagai perbandingan antara energi mekanik yang dihasilkan
(setelah dikurangi dengan energi yang dibutuhkan utnuk kompresi udara) terhadap energi yang
dibutuhkan lewat bahan bakar. Hukum pertama termodinamika untuk kompresi isentropik,
ekspansi isentropik, dan pemanasan isobarik reversibel menghasilkan persamaan:
 Kerja kompresi: Wc = Cp(T2-T1)
 Kerja ekspansi: WT = Cp(T3-T4)
 Pemanasan isobarik: qc = Cp(T3-T2)
Efisiensi siklus menjadi:
( ) ( ) ( )
, = = ( )
=1−( )
Efisiensi siklus dapat dinyatakan dalam nisbah tekanan dan nisbah temperatur isentropik.

, =1− =1−

5
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05

Efisiensi silkus keseluruhan dapat dinyatakan sebagai fungsi efisiensi internal kompresor dan
turbin.

3 3
, = ( )
; = ; =
1 1
Persamaan di atas memperlihatkan bahwa efisiensi siklus dipengaruhi oleh setidaknya empat
parameter:
1. Nisbah temperatur maksimum (temperature ratio) = T3/T1
2. Nisbah tekanan (pressure ratio) = P2/P1
3. Efisiensi kompresor: ηc
4. Efisiensi turbin: ηT
Dampak dari nisbah tekanan terhadap efisiensi siklus dapat berbeda-beda. Bila nisbah
temperatur rendah, kenaikan nisbah tekanan mula-mula meningkatkan efisiensi siklus, tetapi
kemudian sebaliknya pada nisbah temperatur tinggi. Pada proses reversibel (efisiensi
kompresor dan turbin 100%), kenaikan nisbah tekanan selalu meningkatkan efisiensi siklus,
tetapi makin mendatar pada tekanan tinggi.
Catatan:
a. Berbeda dengan siklus Rankine, kerja kompresi pada siklus Brayton signifikan, sehingga
tidak dapat diabaikan.
b. Besarnya kerja per satuan massa banyak digunakan sebagai pertimbangan dalam turbin
gas untuk keperluan kendaraan karena menentukan dimensi peralatan.
c. Walaupun efisiensi insetropik turbin dan kompresor tinggi, efisiensi turbin gas dapat
turun secara drastis karena efisiensi isentropik turbin dan kompresor kurang baik.
d. Jika turbin dan kompresor bekerja secara ideal (isentropik), temperatur pada ruang
bakar tidak berpengaruh terhadap efisiensi siklus.
e. Semakin tinggi temperatur masukan turbin ekspander, maka efisiensi siklus akan
semakin tinggi. Namun hal ini dibatasi oleh kekuatan material turbin pada suhu tinggi.
f. Jika turbin dan kompresor bekerja secara non-isentropik, terdapat suatu nilai rasio
tekanan (rp) yang membuat nilai efisiensi bernilai maksimum. Rasio tekanan dibatasi
oleh kemampuan alat (kompresor).
g. Besarnya laju bahan bakar sangat kecil dibandingkan dengan laju udara sehingga,
seringkali laju bahan bakar ini diabaikan.
h. Persen udara berlebih yang besar dibutuhkan untuk memastikan pembakaran sempurna
dan sebagian udara berfungsi untuk mendinginkan ruang bakar.
i. Udara masuk turbin gas dibagi menjadi dua aliran:
i. Langsung ke burner sebagai primary air dengan jumlah sesuai flammability limits
ii. Masuk setelah burner sebagai seconder air.

6.3.5. Pemanfaatan Panas Sensibel Gas Buang

6
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05

Untuk menghemat biaya bahan bakar, hampir semua sistem turbin gas mempertimbangkan
pemanfaatan panas yang terbawa dalam gas buang (temperatur sekitar 450°C), dan panas
sensibel gas buang (sampai 30% dalam bahan bakar). Beberapa teknik pengambilan panas
diuraikan sebagai berikut:

a. Regenerasi (regeneration)
Efisiensi siklus turbin dapat ditingkatkan dengan menggunakan regenerator di mana panas
sensibel dari gas buang dimanfaatkan untuk menaikkan temperatur udara masuk karena
keterbatasan perpindahan panas. Tetapi temperatur udara yang meninggalkan regenerator
tidak akan mencapai temperatur gas buang (T5). Efisiensi regenerator didefinisikan sebagai
( 3− 2 )
berikut: =
5− 2
( ) ( )
Kemudian efisiensi siklus menjadi: =( ) ( )
Pemakaian regenerator tidak hanya meningkatkan efisiensi siklus atau menurunkan heat
rate, tetapi juga meningkatkan daya keluar. Sistem regenerasi menghemat penggunaan
bahan bakar sebesar 30%.
b. Siklus Kombinasi (combined cycles)
Panas sensibel gas buang digunakan untuk memproduksi kukus di dalam waste heat boiler.
Kukus kemudian digunakan untuk mengerakkan turbin kukus guna menghasilkan tambahan
daya mekanik. Sistem ini disebut siklus kombinasi (combined cycles), yaitu gabungan siklus
Brayton dan siklus Rankine. Pada siklus kombinasi, efisiensi siklus termal meningkat karena
siklus kukus tidak membutuhkan bahan bakar lagi.
c. Kogenerasi (cogeneration)
Panas sensibel gas buang digunakan untuk pemanasan proses secara langsung maupun tak-
langsung (melalui produksi uap). Sistem ini dinamai kogenerasi (cogeneration), yaitu sistem
dengan satu bahan bakar untuk menghasilkan energi mekanik dan panas. Sistem ini dapat
diterapkan di pabrik kimia yang membutuhkan daya mekanik dan panas proses dalam
jumlah yang sebanding.

6.4. Klasifikasi Turbin Gas


Turbin gas dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria berikut:
a. Jalur fluida kerja: siklus terbuka dan siklus tertutup (fluida kerja keluar turbin
didinginkan dan kemudian dikembalikan ke kompresor untuk siklus berikutnya).
b. Tata letak poros: turbin gas satu poros atau multiporos (single shaft atau multishaft).

6.4.1. Turbin Gas Satu Poros


Turbin daya dapat dipasang satu poros dengan turbin penghasil gas dan kompresor udara. Jadi
kompresor udara, turbin penghasil gas dan turbin daya dioperasikan pada kecepatan putar yang

7
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05

sama. Jenis ini biasanya digunakan untuk menggerakkan pembangkit listrik dengan kecepatan
tetap dan tepat. Turbin gas satu poros tidak cocok sebagai penggerak beban dengan kecepatan
yang bervariasi.

6.4.2. Turbin Gas Multiporos


Turbin daya dapat dipasang pada poros yang terpisah dari turbin penghasil gas dan kompresor
udara. Kecepatan turbin daya tidak tergantung pada kecepatan generator gas. Generator gas
dapat dioperasikan pada kecepatan konstan, pada efisiensi maksimum; sementara itu, turbin
daya dapat dioperasikan pada rentang kecepatan yang lebar. Dengan demikian, turbin gas jenis
ini sesuai untuk menggerakkan beban dengan kecepatan bervariasi. Di dalam pabrik kimia,
turbin gas multiporos digunakan untuk menggerakkan kompresor gas proses atau pompa
sentrifugal. Beban start-up motor untuk turbin gas multiporos lebih rendah daripada turbin satu
poros karena hanya poros kompresor gas yang berakselarasi hingga mencapai kecepatan putar
dengan efisiensi maksimum.

6.4.3. Turbin Gas Aeroderivatif dan Industri


Turbin aeroderivatif dikembangkan sebagai mesin pesawat terbang, berukuran antara 520 kW
(700 HP) sampai 26100 kW (35000 HP). Saat ini, turbin gas aeroderivatif dapat dibuat dengan
ukuran hingga 116 MW sesuai kebutuhan pesawat terbang. Untuk ukuran yang lebih besar
biasanya digunakan turbin gas industri heavyweight (Soarez, 2014). Turbin jenis ini biasanya
mempunyai konfigurasi dua poros. Turbin aeroderivatif mempunyai nisbah daya terhadap berat
yang tinggi.

6.5. Power Rating


Turbin gas bekerja lebih efisien pada beban mendekati penuh. Pemakaian turbin yang
berukuran besar pada beban rendah akan mengurangi efisieni bahan bakar dan mengakibatkan
emisi polutan gas tinggi. Daya nyata yang dihasilkan turbin dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
dan juga tergantung pada hilang tekan kompresor. Daya keluar poros nyata biasanya sekitar
90% dari rated power.

6.6. Bahan dan Peralatan Pendukung


6.6.1. Bahan Bakar
Persyaratan penting dalam penggunaan bahan bakar untuk turbin gas yaitu kebersihan bahan
bakar. Partikel padat di dalam bahan bakar harus minimum, untuk mencegah erosi dan
pergerakan pada bagian dalam turbin yang panas. Jenis dan spesifikasi bahan bakar turbin gas:
a. Bahan Bakar Gas

8
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05

1. Panas pembakaran (LHV) gas harus antara 33520-52140 kJ/m3 (STP) atau 900-1400
Btu/SCF.
2. Bahan bakar gas biasanya digunakan pada tekanan 9-29 bar (140-425 psig).
3. Bahan bakar gas digunakan pada temperatur antara 0-71°C (32-160 °F).
4. Bahan bakar gas tidak mengandung cairan apapun kecuali hidrokarbon cair maksimum
20 ppm (berat) dengan ukuran partikel maksimum 5 µm.
5. Konsentrasi maksimum H2S 1-3%-volume. Konsentrasi lebih rendah mungkin
dipersyaratkan untuk alasan lingkungan.
6. Konsentrasi partikel padat harus lebih kecil dari 20 ppm (berat) dan 99% partikel harus
di bawah 10 µm.
7. Kandungan natrium lebih kecil dari 1 ppm (berat).
b. Bahan Bakar Cair
1. Bahan bakar cair dengan rentang titik didih lebar (kerosin atau campuran kerosin-
gasolin) dapat dipakai.
2. Temperatur bahan bakar haru berada di antara 0 dan 60°C (32°F dan 140°F).
3. Viskositas bahan bakar cair harus lebih kecil dari 10 cS pada temperatur yang
digunakan.
4. Kandungan air bahan bakar cair harus di bawah 0,05%-volume.
5. Kandungan vanadium harus lebih kecil dari 0,05 ppm (massa).
6. Kandungan natrium dan kalium lebih kecil dari 1 ppm (berat).
7. Kandungan kalsium lebih kecil dari 2 ppm (berat).
8. Kandungan timbal lebih kecil dari 1 ppm (berat).
9. Kandungan sulfur harus lebih kecil dari 1,0%-berat.
10. Kandungan total abu di dalam bahan bakar cair harus lebih kecil dari 0,01%-berat.
11. Titik tuang bahan bakar cair minimum 5,5°C (10°F) di bawah temperatur kamar.
12. Walaupun turbin gas dapat membakar hampir seluruh bahan bakar cair, namun bahan
bakar cair dengan viskositas tinggi dapat menyebabkan beberapa masalah.
13. Bahan bakar dengan viskositas tinggi memerlukan pemanasan dan atomisasi mekanik
atau injeksi uap.
14. Untuk memperoleh efisiensi pembakaran tinggi, nisbah bahan bakar terhadap udara
perlu divariasikan.
c. Tekanan Bahan Bakar
Tekanan bahan bakar merupakan fungsi dari nisbah kompresi udara. Tekanan bahan bakar
harus cukup tinggi untuk mengatasi hilang tekan di dalam nozel bahan bakar. Umumnya
semakin besar ukuran turbin, maka semakin tinggi tekanan bahan bakarnya.

6.6.2. Sistem Pengendalian


Sistem pengendalian turbin gas memiliki tiga fungsi utama:

9
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05

a. Starting dan Stopping


Sistem pengendalian turbin digunakan untuk melakukan tugas-tugas pokok:
I. Pada saat starting
1. Sirkuit pemantau kegagalan fungsi
2. Pompa minyak pelumas mula (prelube, sistem pelumasan independen)
3. Motor penggerak mula (biasanya motor listrik untuk memutar kompresor)
4. Katup bahan bakar dan api penyulut, serta pemantau pembakaran
5. Peningkatan kecepatan putar secara perlahan-lahan
6. Pemantauan operasi self sustaining
7. Penghentian motor penggerak mula
8. Pengoperasian pompa minyak utama (digerakkan dengan poros turbin)
9. Penghentian pompa minyak pelumas mula
II. Pada saat stopping
1. Penutupan katup bahan bakar
2. Pengoperasian pompa minyak pelumas akhir (postlube, independen)
3. Penghentian operasi semua peralatan pendukung jika temperatur kritis terlewati
Apabila terjadi kegagalan start, semua udara dalam turbin gas harus dibuang terlebih
dahulu sebelum upaya start berikutnya. Jika tidak, gas yang terperangkap dalam turbin
dapat meledak.
b. Pengaturan Beban dan Kecepatan
Sistem pengaturan laju alir bahan bakar turbin gas terutama ditujukan untuk
mengendalikan generator gas (kompresor udara dan turbin penghasil gas) agar
keseluruhan sistem turbin gas tidak overspeed dan overheated.
1. Speed Topping. Perangkat ini mencegah turbin daya beroperasi pada kecepatan
melewati sekitar 105% kecepatan normal. Di dalam turbin dua-poros, laju alir bahan
bakar disesuaikan dengan set point kecepatan turbin penghasil gas.
2. Jika temperatur gas buang terlalu tinggi, sistem pengendalian akan mengubah set point
kecepatan turbin gas penghasil gas dan menurunkan laju alir bahan bakar.
c. Sistem Perlindungan
Operasi pada kecepatan tinggi dan temperatur internal tinggi menyebabkan perlunya
pemasangan sensor untuk mendeteksi kondisi operasi abnormal yang dapat
mengakibatkan kerusakan mesin. Turbin gas umumnya dilengkapi dengan instrumentasi
untuk mengatasi masalah-masalah berikut:
1. Penurunan tekanan dan kenaikan temperatur minyak pelumas
2. Kenaikan temperatur gas buang atau bagian internal turbin penghasil gas
3. Overspeed (kecepatan berlebih) dan getaran

6.6.3. Sistem Minyak Pelumas

10
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05

Turbin gas industri biasanya dilengkapi dengan dua macam sistem minyak pelumas:
a. Engine driven main oil pump: pompa minyak utama yang digerakkan dengan turbin
sendiri
b. Electric motor driven pre/post pump: pompa minyak mula/akhir yang digerakkan dengan
motor listrik; pompa minyak pelumas cadangan juga sering tersedia pada sistem turbin
gas

6.6.4. Filter Udara


Filter diperlukan untuk mencegah kontaminan dalam udara memasuki turbin gas. Pada kondisi
berdebu, filter udara harus sering diganti atau dilengkapi dengan pemisah sentrifugal (siklon)
dan self cleaning barrier screen.

6.6.5. Masalah Lingkungan


a. Emisi Gas
Gas buang dari turbin gas mengandung N2, Ar, CO2, H2O, CO, SOX, NOX, hidrokarbon yang
tidak terbakar, senyawa organik volatil (VOC), partikel kecil (particulate, PM10). Emisi turbin
gas yang penting untuk diperhatikan adalah CO, hidrokarbon yang tidak terbakar (UHC),
SOx, NOx, dan PM10.
Pengendalian emisi CO biasanya dilakukan dengan mengatur parameter pembakaran
seperti nisbah udara terhadap bahan bakar dan temperatur pembakaran. Emisi UHC dan
PM10 dikendalikan juga dengan mengatur parameter pembakaran, seperti pemilihan bahan
bakar yang sesuai dan pengolahannya.
Karena reaksi pembakaran terjadi pada temperatur sangat tinggi, pembentukan NOx
menjadi masalah yang cukup berarti untuk ditanggulangi. Teknik tertentu untuk
menanggulangi NOx adalah Selective Catalytic Reduction (SCR) di dalam aliran gas buang
dan injeksi air atau uap ke dalam ruang pembakaran.
b. Kebisingan
Kebisingan yang ditimbulkan instalasi turbin gas umumnya berasal dari tiga sumber: titik
pemasukan udara, titik pembuangan gas dan perputaran peralatan. Kebisingan perputaran
mesin biasanya diatasi dengan penutup akustik.
Kebisingan dari titik pemasukan udara masuk lebih sulit diatasi dibandingkan sumber
lainnya. Kebisingan udara masuk disebabkan pantulan suara dari sudu bagian depan
kompresor udara dengan frekuensi tinggi. Di samping itu, saluran udara masuk biasanya
terbuat dari baja ringan, sehingga kebisingan dapat menyebar melalui dinding. Metoda
yang paling murah untuk mengurangi kebisingan dari titik pemasukan udara adalah dengan
memasang sebuah elbow pada inlet kompresor.

11
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05

6.7. Evaluasi Kinerja


6.7.1. Efisiensi Siklus
Sistem turbin gas mengubah energi dari bahan bakar menjadi berbagai bentuk energi lain
dengan distribusi kira-kira sebagai berikut:
 30% sebagai daya poros neto
 30% sebagai daya poros untuk menggerakkan kompresor udara
 30% sebagai panas sensibel di dalam gas buang panas
 10% sebagai hilang tekan karena gesekan dan panas melalui dinding turbin dan sistem
minyak pelumas
 Pengurangan efisiensi juga dapat disebabkan hilangnya entalpi pada ekspander, dan
hilang panas karena udara pendingin sudu turbin
Efisiensi siklus turbin gas sering dinyatakan sebagai heat rate, yaitu jumlah energi di dalam
bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu satuan daya. Konsumsi bahan bakar
dapat dihitung dari heat rate dengan menggunakan LHV bahan bakar rata-rata. Kinerja turbin
gas bergantung pada efisiensi internal kompresor, efisiensi inernal turbin, nisbah tekanan
turbin, dan temperatur pembakaran.

6.7.2. Pengaruh Kondisi Lingkungan


Kondisi lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja turbin gas dari pada
pengaruhnya terhadap motor torak (reciprocating engine, motor diesel atau mator Otto).
Temperatur rendah dan tekanan barometer tinggi memberi udara dengan densitas tinggi,
sehingga aliran massa melalui turbin gas meningkat.
Karena besarnya pengaruh lingkungan terhadap kinerja turbin gas, pernyataan kinerja sebuah
turbin gas harus disertai dengan pernyataan kondisi lingkungan. ISO (International Standards
Organization) menetapkan kondisi lingkungan standar untuk perbandingan kinerja turbin gas,
yaitu; temperatur operasi 15°C, ketinggian pada permukan laut, tekanan 760 mmHg, dan
kelembaban relatif 0%.

6.7.3. Pengaruh Hilang Tekanan


Hilang tekanan (pressure drop), baik pada titik pemasukan udara atau pengeluaran gas buang
akan mengurangi daya poros keluar turbin. Pabrik pembuat turbin gas sering menentukan
power rating produk mereka bedasarkan kondisi tanpa hilang tekanan. Rancangan sistem
penyaring udara masuk, peredam kebisingan, dan unit daur ulang panas harus memperhatikan
pengaruh hilang tekanan.

6.7.4. Pemeliharaan
Power rating urbin gas dibuat berdasarkan kondisi bersih atau baru. Kinerja tubin gas akan
turun misalnya akibat pembentukan kerak (fouling) pada kompresor dan turbin. Fouing pada

12
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05

kompresor berhubungan dengan kinerja penyaring udara, sementara itu fouling pada turbin
behubungan denagn sistem bahan bakar.

6.7.5. Specific Speed


Rancangan optimum kompresor dan turbin seringkali dinyatakan dalam besaran specific speed
berikut ini:

=∆ , , dengan n = kecepatan putar; Q = laju alir gas buang, ft3/s (pada kondisi nyata); h =
penurunan entalpi gas pada ekspansi isentropik, Btu/lb; Ns = specific speed, dengan nilai 60-200
(untuk satuan di atas). Specific speed merupakan suatu patokan dalam perancangan turbin gas.
Fleksibilitas kecepatan turbin gas juga dibatasi dengan specific speed ini. Jika laju alir terlalu
kecil, kompresor akan mengalami surging. Jika laju alir fluida kerja terlalu besar, maka
kompresor akan mengalami choke (stone wall). Kedua kondisi ini harus dihindari karena
menyebabkan kompresor bekerja secara tidak stabil dan dapat merusak alat.

6.7.6. Part Load Efficiency


Part load efficiency merupakan salah satu masalah dalam single shaft turbines. Karena
kecepatan putar kompresor konstan, maka laju alir udara masuk juga konstan. Pada beban tak
penuh, laju bahan bakar relatif rendah sehingga tidak seluruh udara masuk termanfaatkan dan
pembakaran berlangsung dengan udara berlebih yang tinggi sehingga efisiensi pada kondisi
part load sangat rendah. Sampai batas tertentu, penurunan part load efficiency dapat dikurangi
dengan pengurangan laju udara masuk misalnya dengan hambatan pada compressor suction.
Pada kondisi part load, turbin daya tetap dapat dioperasikan pada putaran konstan (misalnya
sesuai dengan putaran generator listrik yang harus konstan), sementara itu kompresor dan
turbin generator gas berputar pada kecepatan yangs sesuai dengan kebutuhan udara. Pada
beban part load, pengaturan dengan mengubah laju alir udara perlu mempertimbangkan
kondisi surging dan choking (stone wall) pada kompresor.

6.7.7. Peningkatan Kinerja Turbin Gas


Secara teknis, peningkatan kinerja turbin gas dapat dilakukan untuk mendapatkan daya
tambahan dari unit yang sudah ada dengan menggunakan salah satu atau lebih dari cara-cara
berikut:
a. Meningkatkan firing temperature
b. Meningkatkan nisbah tekanan
c. Menurunkan temperatur masuk
d. Meningkatkan laju alir udara
e. Meningkatkan efsiensi dari setiap komponen
f. Memodifikasi unit menjadi siklus dengan regenerator atau siklus gabungan

13
Lecture Note
Utilitas dan Pengolaha Limbah 05

Pemilihan metode mana yang akan dilakukan tergantung pada karakteristik termodinamika
turbin gas, kehandalan peralatan, dan pertimbangan ekonomi.

14

Anda mungkin juga menyukai