NIM : 0730020000015
TURBIN GAS
Gas-turbine engine adalah suatu alat yang memanfaatkan gas sebagai fluida untuk
memutar turbin dengan pembakaran internal. Didalam turbin gas energi kinetik
dikonversikan menjadi energi mekanik melalui udara bertekanan yang memutar roda
turbin sehingga menghasilkan daya. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri
dari tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas.
Pada mesin Gas Turbine Engine pada umumnya memiliki kompresor radial tahapan -
tunggal dan turbin, recuperator, serta foil bearings.
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor
berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga
temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk kedalam
ruang bakar.
Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang
(exhaust).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai
berikut:
3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui
nozel (nozzle).
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugian -
kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan
berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri.
Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan
perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya, kontruksi poros dan lainnya.
Menurut siklusnya turbin gas terdiri dari:
Steam yang dihasilkan dapat memiliki tekanan dan suhu yang tinggi, yang
menjadikannya cocok tidak hanya untuk proses termal saja namun juga untuk
menggerakkan turbin uap sehingga menghasilkan energi tambahan.
Pada umumnya perbedaan dari turbin gas siklus tertutup dan terbuka adalah
berdasarkan siklus fluida kerja. Pada turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida
kerjanya langsung dibuang ke udara atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir
ekspansi fluida kerjanya didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal.
Sedangkan dalam industry, turbin gas umumnya diklasifikasikan dalam dua jenis
yaitu:
Turbin jenis ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik yang menghasilkan
energi listrik untuk keperluan proses di industri.
Turbin jenis ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin bertekanan tinggi dan
turbin bertekanan rendah, dimana turbin gas ini digunakan untuk menggerakkan
beban yang berubah seperti kompresor pada unit proses.
1.4. Siklus-Siklus Turbin Gas
Pada dasarrnya terdapat tiga siklus turbin gas yang dikenal secara umum yaitu
1. Siklus Ericson
Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang terdiri dari dua
proses isotermis dapat balik (reversible isotermic) dan dua proses isobarik dapat balik
(reversible isobaric). Proses perpindahan panas pada proses isobarik berlangsung di
dalam komponen siklus internal (regenerator), dimana effisiensi termalnya adalah :
hth = 1 – T1/Th
dimana :
T1 = temperatur buang
Th = temperatur panas
2. Siklus Stirling
Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua proses isotermis
dapat balik (isotermal reversible) dengan volume tetap (isokhorik). Efisiensi
termalnya sama dengan efisiensi termal pada siklus Ericson.
3. Siklus Brayton
Siklus ini sering dikembangkan pada aplikasi turbin gas. Dan prosesnya yang paling
sederhana dan ideal menggunakan udara ideal, dimodelkan oleh seorang ilmuwan
bernama Brayton pada tahun 1873.
Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas, sehingga saat
ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat mesin turbine atau
manufacturer dalam analisa untuk performance upgrading. Siklus Brayton ini terdiri
dari proses kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan panas pada
tekanan konstan. Dimana sebuah mesin tipe brayton terdiri dari tiga komponen yaitu :
Suatu Expander
Mesin yang menerapkan prinsip kerja Siklus Brayton pada umumnya akan menarik
udara ambient ke piston kompresor, di mana terjadi proses kompresi; secara idealnya
merupakan sebuah Proses Isentropic. Udara terkompresi kemudian berjalan melalui
ruang pencampuran bahan bakar pada tekanan – konstan, yang secara idealnya
merupakan sebuah Proses Isobarik.
Kemudian campuran udara bertekanan dan bahan bakar kemudian dinyalakan dalam
sebuah ekspansi silinder dan energi dilepaskan, yang akan menghasilkan udara panas
dan produk pembakaran dimana nantinya udara panas yang dihasilkan digunakan
untuk menggerakkan turbin dan menggerakkan kompresor itu sendiri.
Pada siklus Bryton tiap-tiap keadaan proses dapat dianalisa secara berikut:
Dimana :
Proses 2 ke 3, Pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan dimana udara yang
dikompresi kemudian bergerak menuju ruang pembakaran, dimana bahan bakar akan
dibakar, dimana proses ini terjadi pada tekanan konstan, karena ruangan ini hanya
terbuka untuk aliran masuk dan keluar.
Dalam Siklus Brayton , effisiensi proses pada umumnya dapat mempengaruhi rasio
dari tekanan dan perubahan output daya yang spesifik dapat mempengaruhi kenaikan
temperature masuk turbin gas. Dimana hal ini diperlihatkan dari grafik berikut:
2.2. Siklus Ericsson
Siklus Ericsson ini dinamai oleh seorang penemu bernama John Ericsson, yang
merancang dan membangun banyak mesin panas yang didasarkan pada berbagai
siklus termodinamika.
Ia dihormati dengan menciptakan dua siklus mesin kalor unik dan mengembangkan
mesin praktis didasarkan pada siklus ini. Siklus pertama sangat mirip dengan apa
yang sekarang kita sebut "Siklus Brayton", dan Siklus kedua dengan pengecualian
yang menggunakan pembakaran eksternal yang sering disebut dengan “Siklus
Ericsson”.
Siklus Ericsson mungkin paling mirip dengan jenis "double-acting" dari Mesin
Stirling, di mana piston displacer juga bertindak sebagai kekuatan piston. Secara
teoritis, kedua siklus ini memiliki apa yang disebut efisiensi ideal, yang merupakan
tertinggi yang diperbolehkan oleh hukum kedua termodinamika.
Siklus Ericsson pertama yang dikembangkan sekarang sering disebut juga sebagai
"Brayton Siklus" dan biasanya diterapkan pada putaran mesin jet untuk pesawat
terbang. Sedangksan Siklus Erricson Kedua merupakan siklus yang paling diterapkan
atau digunakan, yang sering disebut sebagai "Ericsson siklus".
Siklus Kedua Ericson pada dasarnya melebihi turbin gas ideal Siklus Brayton, karena
beroperasi dengan intercooled multitahap kompresi, dan multitahap ekspansi dengan
pemanasan dan pendinginan. Dibandingkan dengan siklus Brayton yang
menggunakan kompresi dan ekspansi adiabatic, Siklus Kedua Erricson menggunakan
kompresi isotermal dan ekspansi, sehingga akan menghasilkan lebih bersih kerja per
stroke. Dan juga penggunaan regenerasi dalam siklus Ericsson meningkatkan
efisiensi dengan mengurangi panas masukan yang diperlukan.
Perbandingan antara Siklus Brayton dengan Siklus Erricson pada umumnya dapat
dilihat dari table berikut :
Cycle/Process Compression Heat Expansion Heat
Addition Rejection
Selain itu, penurunan daya keluaran (MW) GTG dapat berasal dari beberapa hal
berikut ini :
1. Inefisiensi kompresi
Temperatur udara luar naik dan kualitas udara yang buruk berpengaruh pada
turunnya CPD.
Sudu - sudu kompresor kotor berpengaruh pada turunnya flow udara masuk.
2. Inefisiensi ekspansi
Inefisiensi ekspansi pada umumnya terjadi di turbin. Hal ini dapat menurunkan
efisiensi siklus, dimana penyebabnya hampir sama dengan di kompresor diantaranya ;
Adanya cacat pada sudu turbin hal ini berhubungan dengan sudut kecepatan yang
berpengaruh pada gaya fungsional turbin.
3. Inefisiensi pembakaran
Pada sistem Base Load dengan Temperatur control pembukaan FSR (Fuel Stroke
Reference) dibatasi dengan exhaust Temp. Inefisiensi expansi pada turbin
menyebabkan Texhaust lebih cepat naik sehingga pembukaan FSR turun
menyebabkan flow bahan bakar berkurang dan panas yang diberikan berkurang.
3.1. Kesimpulan
1. Siklus Brayton merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas.
Dimana Siklus Brayton ini terdiri dari proses kompresi isentropik yang diakhiri
dengan proses pelepasan panas pada tekanan konstan.
1. Gas Kompresor
2. Ruang Pembakaran
3. Regenarator
4. Expander
7. Siklus Ericson umumnya akan menghasilkan kerja yang lebih bersih dibandingkan
Siklus Brayton dan juga penggunaan regenerasi dalam siklus Ericsson yang dapat
meningkatkan efisiensi dengan mengurangi panas masukan yang diperlukan.
Dimana Penyimpangan siklus Brayton pada GTG akan mempengaruhi daya keluaran
yang dihasilkan. Sehingga untuk mengatur daya keluaran dapat dilakukan dengan :
3.2. Saran
Siklus Ericson merupakan suatu siklus yang baik secara teoritis karena dapat
menghasilkan effisiensi yang ideal ( Tertinggi ) dari Hukum Kedua Thermodinamika
dan kerja yang lebih bersih daripada Siklus Brayton sehingga sangat cocok diterapkan
dalam Gas Turbine.
Daftar Pustaka
Smith, J.M , H. C. Van Ness and M.M Abbott. Intoduction to Chemical Engineering
Thermodynamics Sixth Edition. Mc Graw Hill.
Wahyudi Slamet , Deny Widhiyanuriyaman & Mega Nursasongko. 2003.
Thermodinamika Teknik II. Universitas Brawijaya.
Pedoman Effisiensi Energi Untuk Industri di Asia - www.energyefficiencyasia.org.