Anda di halaman 1dari 19

Turbin Dan Cara Perawatannya

Turbin adalah mesin penggerak, dimana energy fluida kerja dipergunakan


langsung untuk memutar roda turbin. Jadi, berbeda dengan yang terjadi dengan
mesin torak, pada turbin tidak terdapat bagian mesin yang bergerak translasi.
Bagian turbin yang berputar dinamai rotor atau roda turbin., sedangkan bagian
yang tidak berputar dinamai stator atau rumah turbin. Roda turbin terletak di
dalam rumah turbin dan roda turbin memutar poros daya yang menggerakkan atau
memutar bebannya (generator listrik, pompa, kompresor, baling-baling atau mesin
lainnya). Di dalam turbin, fluida kerja mengalami proses ekspansi, yaitu proses
penurunan tekanan dan mengalir secara kontinu. Kerja fluida dapat berupa air, uap
air, atau gas.
(Gambar. 1 turbin gas)

Secara umum, sistem turbin terdiri dari beberapa komponen, antara lain:

kompresor, pompa, ketel uap (boiler), ruang bakar, kondensor dan turbin. Turbin
banyak di manfatkan untuk pembangkit listrik, pesawat terbang, di dalam
industry, dan lain-lain. Di dalam makalah ini, akan di bahas khusus pada turbin
gas baik dalam siklus, klasifikasi, komponen-komponen yang ada, dan prinsip
kerja dari turbin tersebut serta aplikasi turbin yang akan di gunakan.

1
A. Pengertian Turbin Gas

Turbin gas adalah sebuah mesin panas pembakaran dalam, proses kerjanya
seperti motor bakar yaitu udara atmosfer dihisap masuk kompresor dan
dikompresi, kemudian udara mampat masuk ruang bakar dan dipakai untuk proses
pembakaran, sehingga diperoleh suatu energi panas yang besar. Energi panas
tersebut diekspansikan pada turbin dan menghasilkan energi mekanik pada poros.
Sisa gas pembakaran yang ke luar turbin menjadi energi dorong (turbin
gas pesawat terbang). Jadi jelas bahwa turbin gas adalah mesin yang
dapat mengubah energi panas menjadi energi mekanik atau dorong. Persamaan
turbin gas dengan motor bakar adalah pada proses pembakarannya yang terjadi di
dalam mesin itu sendiri.
Disamping itu proses kerjanya adalah sama yaitu: hisap, kompresi,
pembakaran, ekspansi dan buang. Perbedaannya adalah terletak pada
konstruksinya. Motor bakar kebanyakan bekerja gerak bolak-balik
(reciprocating) sedangkan turbin gas adalah mesin rotasi, proses kerja motor
bakar bertahap (intermiten), untuk turbin gas adalah kontinyu dan gas buang pada
motor bakar tidak pernah dipakai untuk gaya dorong.

Gambar. Mesin pembakaran dalam (turbin gas dan motor bakar)

2
Turbin gas bekerja secara kontinyu tidak betahap, semua proses yaitu hisap,
kompresi, pembakaran dan buang adalah berlangsung bersamaan. Pada motor
bakar yang prosesnya bertahap yaitu yang dinamakan langkah, yaitu langkah
hisap, kompresi, pembakaran, ekspansi dan langkah buang. Antara langkah satu
dan lainnya saling bergantung dan bekerja bergantian. Pada proses ekspansi turbin
gas, terjadi perubahan energi dari energi panas mejadi energi mekanik putaran
poros turbin, sedangkan pada motor bakar pada langkah ekspansi terjadi
perubahan dari energi panas menjadi energi mekanik gerak bolak-balik torak.
Dengan kondisi tersebut, turbin gas bekerja lebih halus dan tidak banyak getaran.

B. Prinsip Kerja Turbin Gas

Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).


Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut,
sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk
kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan
cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran
tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan
ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut
dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan
aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut
digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya
seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang
keluar melalui saluran buang (exhaust).

Gambar. Turbin gas

3
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai
berikut:
1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan.

2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar


dengan udara kemudian di bakar.
3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melalui nozel (nozzle).
4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat
saluran pembuangan.
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugian

- kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin
gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri. Kerugian-
kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas.
Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:

• Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan


(pressure losses) di ruang bakar.
• Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
• Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan
temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
• Adanya mechanical loss, dsb.

C. Klasifikasi Turbin Gas

Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya, kontruksi poros dan


lainnya. Menurut siklusnya turbin gas terdiri dari:
• Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)

Sebuah turbin gas siklus terbuka sederhana terdiri dari kompresor,


ruang bakar dan turbin. Kompresor mengambil udara ambien dan
menaikkan tekanannya. Panas ditambahkan pada udara di ruang bakar
4
dengan membakar bahan bakar dan meningkatkan suhunya.
Gas-gas yang dipanaskan keluar dari ruang pembakaran yang
kemudian diekspan ke turbin membuat mekanik bekerja. Selanjutnya
daya yang dihasilkan oleh turbin digunakan untuk mendorong
kompresor dan aksesoris lainnya dan sisanya digunakan untuk
pembangkit listrik. Karena udara ambien masuk ke kompresor dan gas
yang keluar dari turbin di buang ke atmosfer, media kerja harus
digantikan terus-menerus. Jenis siklus ini dikenal sebagai siklus turbin
gas terbuka dan umum digunakan di sebagian besar pembangkit listrik
turbin gas karena memiliki banyak kelebihan.
Sangat penting mencegah debu memasuki kompresor untuk
meminimalkan erosi dan deposisi pada bilah dan bagian-bagian
kompresor dan turbin yang dapat merusak profil dan efisiensinya.
Pengendapan karbon dan abu pada bilah turbin sama sekali tidak
diinginkan karena akan mengurangi efisiensi turbin.

Gambar. Turbin gas siklus terbuka


• Turbin gas siklus tertutup (Close cycle)
Siklus gas turbin tertutup yang berasal dan dikembangkan di
Swiss. pada tahun 1935, J. Ackeret dan C. Keller pertama kali diusulkan
jenis mesin dan pabrik pertama selesai pada tahun 1944 di Zurich.
Dalam turbin gas siklus tertutup, fluida kerja (udara atau gas)
keluar dari kompresor dipanaskan dalam pemanas dengan sumber
eksternal pada tekanan konstan. Suhu tinggi dan tekanan udara tekanan
5
tinggi keluar dari pemanas eksternal dilewatkan melalui turbin. Cairan
yang keluar dari turbin didinginkan ke suhu aslinya dalam pendingin
menggunakan sumber pendingin eksternal sebelum diteruskan ke
kompresor. Fluida kerja terus digunakan dalam sistem tanpa fase dan
panas yang dibutuhkan diberikan kepada fluida kerja dalam penukar
panas.

Gambar. Turbin gas siklus tertutup


Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada
turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke
udara atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida kerjanya
didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal.
Berdasarkan konstruksi poros, turbin gas diklasifikasikan dalam dua jenis,
yaitu :
• Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)
Turbin jenis ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik
yang menghasilkan energi listrik untuk keperluan proses di industri.

6
Gambar. Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)

• Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)

Turbin jenis ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin
bertekanan tinggi dan turbin bertekanan rendah, dimana turbin gas ini
digunakan untuk menggerakkan beban yang berubah seperti kompresor
pada unit proses.

Gambar. Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)


Berdasarkan aplikasi dari turbin gas, diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu :
• Industrial heavy-duty gas turbine
➢ Daya keluaran yang besar.
➢ Berumur panjang.
➢ Memiliki efisiensi paling tinggi dibanding tipe turbin gas lain.
➢ Tidak berisik dibandingkan dengan Aircraft-derivative gas turbin

Gambar. Industrial heavy-duty gas turbine


• Aircraft-derivative gas turbine
➢ Paling banyak digunakan pada Power Plant.
➢ Biaya instalasi yang relative murah.
➢ Peralatan start-up membutuhkan daya yang kecil.
7
➢ Proses start-up dan shut-down dapat dilakukan dengan cepat.
➢ Dapat meng-handle fluktuasi perubahan beban.

Gambar. Aircraft-derivative gas turbine

Berdasarkan kapasitas, turbin gas diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu :


• Medium-range gas turbine
➢ Kapasitas berkisar antara 5000 – 15000 hp (3,7 – 11,2 MW).
➢ Memiliki efisiensi yang cukup tinggi.
➢ Pada kompresor terdapat 10 – 16 tingkat sudu, dengan rasio
tekanan sekitar 5 – 11.
➢ Biasanya menggunakan regenerator untuk meninggkatkan
efisiensi.
• Small gas turbine
➢ Kapasitas dibawah 500 hp (3,7 MW).
➢ Biasanya menggunakan kompresor sentrifugal.
➢ Memiliki efisiensi sekitar 20 %, karena :
▪ Efisiensi kompresor sentrifugal yang digunakan memiliki
efisiensi lebih rendah disbanding kompresor aksial.
▪ Temperatur masuk pada turbin diusahakan tidak melebihi
1700 ° F (927° C).
D. Siklus Turbin Gas
Tiga siklus turbin gas yang dikenal secara umum, yaitu:
a. Siklus Ericson
Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible)
yang terdiri dari dua proses isotermis dapat balik (reversible
isotermic) dan dua proses isobarik dapat balik (reversible isobaric).

8
Proses perpindahan panas pada proses isobarik berlangsung
di dalam komponen siklus internal (regenerator), dimana
effisiensi termalnya adalah : hth = 1 – T1/Th, dimana T1 =
temperatur buang dan Th = temperatur panas.
b. Siklus Stirling

Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri


dari dua proses isotermis dapat balik (isotermal reversible)
dengan volume tetap (isokhorik). Efisiensi termalnya sama
dengan efisiensi termal pada siklus Ericson.
c. Siklus Brayton

Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal


untuk turbin gas, sehingga saat ini siklus ini yang sangat
populer digunakan oleh pembuat mesin turbine atau
manufacturer dalam analisa untuk performance upgrading.
Siklus Brayton ini terdiri dari proses kompresi isentropik
yang diakhiri dengan proses pelepasan panas pada tekanan
konstan. Pada siklus Bryton tiap-tiap keadaan proses dapat
dianalisa secara berikut:

Gambar. Sistem turbin gas, diagram P-v, diagram T-s

❖ Proses 1 ke 2 (kompresi isentropik).

Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor: Wc = ma (h2 –


h1).
❖ Proses 2 ke 3
pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan. Jumlah
kalor yang dihasilkan: Qa = (ma + mf) (h3 – h2).
❖ Proses 3 ke 4
ekspansi isentropik didalam turbin. Daya yang
dibutuhkan turbin: WT = (ma + mf) (h3 – h4).
❖ Proses 4 ke 1
pembuangan panas pada tekanan konstan ke udara.
Jumlah kalor yang dilepas: QR = (ma + mf) (h4 – h1).
E. Komponen Utama Turbin Gas
Turbin gas tersusun atas komponen-komponen utama seperti air inlet
section, compressor section, combustion section, turbine section, dan
exhaust section. Sedangkan komponen pendukung turbin gas adalah
starting equipment, lube-oil system, cooling system, dan beberapa
komponen pendukung lainnya. Berikut ini penjelasan tentang komponen
utama turbn gas:
1. Air Inlet Section
Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa
dalam udara sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:

a. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk


dimana didalamnya terdapat peralatan pembersih udara.
b. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-
debu atau partikel yang terbawa bersama udara masuk.
c. Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang
dipasang pada inlet house.
d. Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat
pada bagian dalam inlet house, udara yang telah
melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor
aksial.
e. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar
merata pada saat memasuki ruang kompresor.
f. Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi
sebagai pengatur jumlah udara yang masuk agar sesuai
dengan yang diperlukan.
2. Compressor Section

Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow


compressor, berfungsi untuk mengkompresikan udara yang
berasal dari inlet air section hingga bertekanan tinggi sehingga
pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas panas
berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output turbin
yang besar. Aksial flow compressor terdiri dari dua bagian yaitu:

a. Compressor Rotor Assembly. Merupakan bagian dari


kompresor aksial yang berputar pada porosnya. Rotor
ini memiliki 17 tingkat sudu yang mengompresikan aliran
udara secara aksial dari 1 atm menjadi 17 kalinya sehingga
diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun
dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun
kosentris di sekeliling sumbu rotor.
b. Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas
turbin yang terdiri dari:
▪ Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang
mengarahkan udara masuk ke inlet bellmouth
dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
▪ Forward Compressor Casing, bagian casing
yang didalamnya terdapat empat stage
kompresor blade.
▪ Aft Casing, bagian casing yang didalamnya
terdapat compressor blade tingkat 5-10.
▪ Discharge Casing, merupakan bagian casing
yang berfungsi sebagai tempat keluarnya udara
yang telah dikompresi.
3. Combustion Section
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan
bakar dengan fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi
dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini berupa energi panas
yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara
panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai
nozzle. Fungsi dari keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai
energi panas ke siklus turbin. Sistem pembakaran ini terdiri dari
komponen-komponen berikut yang jumlahnya bervariasi
tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen-
komponen itu adalah :
a. Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat
terjadinya pencampuran antara udara yang telah
dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
b. Combustion Liners, terdapat didalam combustion
chamber yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
pembakaran.
c. Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan
bakar ke dalam combustion liner.
d. Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan
bunga api ke dalam combustion chamber sehingga
campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar.
e. Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan
membentuk aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran
nozzle dan sudu-sudu turbin gas.
f. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api
pada semua combustion chamber.
g. Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk
mendeteksi proses pembakaran terjadi.

4. Turbin Section
Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi
energi kinetik menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai
penggerak compresor aksial dan perlengkapan lainnya. Dari daya
total yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan untuk memutar
kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang
dibutuhkan.
Komponen-komponen pada turbin section adalah sebagai berikut :

a. Turbin Rotor Case

b. First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan


gas panas ke first stage turbine wheel.
c. First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk
mengkonversikan energi kinetik dari aliran udara yang
berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa
putaran rotor.
d. Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk
mengatur aliran gas panas ke second stage turbine
wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk
memisahkan kedua turbin wheel.
e. Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan
energi kinetik yang masih cukup besar dari first stage
turbine untuk menghasilkan kecepatan putar rotor yang
lebih besar.
5. Exhaust Section

Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang


berfungsi sebagai saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar
dari turbin gas. Exhaust section terdiri dari beberapa bagian yaitu
: (1) Exhaust Frame

Assembly, dan (2)Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui


exhaust diffuser pada exhaust frame assembly, lalu mengalir ke
exhaust plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang ke
atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas
panas sisa tersebut diukur dengan exhaust thermocouple dimana
hasil pengukuran ini digunakan juga untuk data pengontrolan
temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust area
terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur
kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip.
Komponen penunjang dalam sistem turbin gas adalah sebagai berikut:

1. Starting Equipment

Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja.


Jenis- jenis starting equipment yang digunakan di unit-unit turbin
gas pada umumnya adalah :
▪ Diesel Engine, (PG –9001A/B).

▪ Induction Motor, (PG-9001C/H dan KGT 4X01, 4X02


dan 4X03).
▪ Gas Expansion Turbine (Starting Turbine).

2. Coupling dan Accessory Gear

Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros


yang bergerak ke poros yang akan digerakkan. Ada tiga jenis
coupling yang digunakan, yaitu:
▪ Jaw Cluth, menghubungkan starting turbine dengan
accessory gear dan HP turbin rotor.

▪ Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory


gear dengan HP turbin rotor.
▪ Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan
kompressor beban.
3. Fuel System

Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system


dengan tekanan sekitar 15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan
sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan kondensat dan
partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut
diatas maka sistem ini dilengkapi dengan knock out drum yang
berfungsi untuk memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat
pada fuel gas.
4. Lube Oil System
Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan
secara kontinu pada setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil
disirkulasikan pada bagian-bagian utama turbin gas dan trush
bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube oil
system terdiri dari:
▪ Oil Tank (Lube Oil Reservoir).
▪ Oil Quantity.
▪ Pompa.
▪ Filter System.
▪ Valving System.
▪ Piping System.
▪ Instrumen untuk

Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan


untuk mensuplai lube oil guna keperluan lubrikasi, yaitu:
▪ Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang
digerakkan oleh HP shaft pada gear box yang mengatur
tekanan discharge lube oil.
▪ Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil
yang digerakkan oleh tenaga listrik, beroperasi apabila
tekanan dari main pump turun.
▪ Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang
beroperasi jika kedua pompa diatas tidak mampu
menyediakan lube oil.
5. Cooling System

Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air


dan udara. Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai
komponen pada section dan bearing. Komponen-komponen
utama dari cooling system adalah:
▪ Off base Water Cooling Unit.
▪ Lube Oil Cooler.
▪ Main Cooling Water Pump.
▪ Temperatur Regulation Valve.
▪ Auxilary Water Pump.
▪ Low Cooling Water Pressure Swich.
F. Aplikasi Turbin Gas

Salah satu contoh aplikasi turbin gas yang di gunakan adalah


Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).

Gambar. Prinsip Kerja Unit Pembangkit Turbin Gas

Gambar menunjukkan prinsip kerja PLTG. Udara masuk ke


kompresor untuk dinaikkan tekanannya, kemudian udara tersebut dialirkan
ke ruang bakar. Dalam ruang bakar, udara bertekanan ini dicampur dengan
bahan bakar dan dibakar. Apabila digunakan bahan bakar gas (BBG),
maka gas dapat langsung dicampur dengan udara untuk dibakar, tetapi
apabila digunakan bahan bakar minyak (BBM), maka BBM ini harus
dijadikan kabut terlebih dahulu kemudian baru dicampur dengan udara
untuk dibakar. Teknik mencampur bahan bakar dengan udara dalam ruang
bakar sangat mempengaruhi efisiensi pembakaran. Pembakaran bahan
bakar dalam ruang bakar menghasilkan gas bersuhu tinggi. Gas hasil
pembakaran ini kemudian dialirkan menuju turbin untuk disemprotkan
kepada sudu-sudu turbin sehingga energi (enthalpy) gas ini dikonversikan
menjadi energi mekanik dalam turbin penggerak generator (dan kompresor
udara) dan akhirnya generator menghasilkan tenaga listrik.

Perawatan turbin gas


1. FMEA (Failure Mode Effect Analysis)
FMEA merupakan metode sistematik untuk menemukan cara suatu proses
mungkin mengalami gagal untuk mencapai suatu tujuan dan pengaruh kegagalan tersebut
pada performa sistem, atau proses, atau lingkungan. FMEA merupakan proses penalaran ,
juga disebut pemrosesan bottom – up atau analisis induktif . FMEA memiliki tujuan
khusus yaitu membantu mendefinisikan , mengidentifikasi dan memprioritaskan
kerusakan dengan rencana tindakan yang ditetapkan sehingga dapat meminimalkan resiko
kerusakan yang terjadi.

2. RCFA (Root Cause Failure Analysis)


RCFA adalah urutan logis dari langkah-langkah mengidentifikasi suatu
komponen melalui proses pengumpulan fakta-fakta seputar suatu peristiwa atau
kegagalan. Setelah masalah telah sepenuhnya didefinisikan, analisa secara sistematis
menentukan tindakan terbaik yang akan diselesaikan dan pastikan itu tidak diulang.
Langkah pertama dalam proses ini adalah mendapatkan definisi yang jelas tentang
masalah potensial atau peristiwa kegagalan terjadi [3]. Peristiwa kegagalan kemudian
dianalisa dari segi dari faktor manusia, faktor bahan, faktor lingkungan, faktor mesin dan
faktor metode.
Faktor manusia merupakan analisa penyebab kegagalan berdasarkan perilaku
pemeliharaan suatu peralatan yang mengalami kegagalan. Faktor manusia diperoleh dari
jadwal kegiatan pemeliharaan ruang bakar turbin gas yang dilaksanakan PT X.
Faktor bahan merupakan analisa penyebab kegagalan berdasarkan kandungan
bahan suatu peralatan dan bahan bakar peralatan yang mengalami kegagalan. Faktor
bahan bakar diperoleh dari kandungan bahan komponen ruang bakar turbin gas dengan
nilai RPN tertinggi dan perhitungan kandungan bahan bakar gas.Perhitungan kandungan
bahan bakar gas menggunakan stokiometri pembakaran berdasarkan data komposisi gas
bahan bakar PLTG unit 1 dengan persamaan sebagai berikut:
𝐶𝑋𝐻𝑦 + 𝑎 (𝑂2 + 𝑧 𝑁2) → 𝑥 (𝐶𝑂2)+𝑦2𝐻2𝑂 + (𝑎 × 𝑧) 𝑁2
Faktor lingkungan merupakan analisa penyebab kegagalan berdasarkan keadaan
lingkungan suatu peralatan yang mengalami kegagalan. Faktor lingkungan diperoleh dari
data pengujian udara lingkungan PT X. sebagai udara yang digunakan untuk reaksi
pembakaran pada turbin gas.
Faktor mesin merupakan analisa penyebab kegagalan berdasarkan kondisi awal
peralatan yang mengalami kegagalan. Faktor mesin diperoleh dari bagaimana data inlet
turbin gas diperoleh.
Faktor metode merupakan analisa penyebab kegagalan berdasarkan pola operasi
peralatan yang mengalami kegagalan. Faktor metode diperoleh dari pola operasi turbin
gas PT X. pada akhir bulan januari tahun 2019 dan tahun 2018.
DAFTAR PUSTAKA

Sunyoto. 2008. Teknik Mesin Industri Jilid 3, [online],


(http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_16_Turbin_Gas_Sunyoto, diakses
tanggal 06 Februari 2013 )
A.K.Raja, Amit Prakash Srivastava & Manish Dwivedi. Power Plant
Engineering, [online], (http://books.google.co.id/books?id=P-

Anda mungkin juga menyukai