11
Operasional Turbin Gas pada Kapal
Fauzani Nurul Ilmi, NRP 4212100073
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Keputih, Sukolilo,
Surabaya 60111
1. Pendahuluan
(6pt)
kapal perang jenis, frigates; destroyers; patrol crafts; dsb. Instalasinya pun
kadang merupakan kombinasi dengan tipe permesinan yang lainnya, salah
satunya Combine Diesel and Gas (CODAG)
(14pt)
tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan
temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu
nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin.
Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar
kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll.
Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran
buang (exhaust).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai
berikut:
Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
dengan udara kemudian di bakar.
Ekspansi gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui nozel.
Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan. Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap
terjadi kerugian-kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang
dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin
gas itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga
komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan
(pressure losses) di ruang bakar.
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan
temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
Adanya mechanical loss, dsb.
2.2 Operasional Turbin Gas Untuk Memutar Shaft Propeller
Untuk membangkitkan energi yang nantinya akan disalurkan ke shaft untuk
memutar propeller dan pembangkitan listrik pada kapal, turbin gas perlu
dioperasikan sesuai dengan prosedur kerjanya yakni udara masuk kedalam
kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor berfungsi untuk
menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga temperatur udara
juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di
dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan cara mencampurkan
udara bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung
dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya
untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin
gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke
sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan
untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti
generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang
keluar melalui saluran buang (exhaust).
Turbin gas bekerja secara kontinyu tidak betahap, semua proses yaitu hisap
kompresi, pembakaran dan buang adalah berlangsung bersamaan. Pada motor
bakar yang prosesnya bertahap yaitu yang dinamakan langkah, langkah hisap,
kompresi, pembakaran, ekspansi dan langkah buang, antara langkah satu dan
lainnya saling bergantung dan bekerja bergantian. Pada proses ekspansi turbin
gas, terjadi perubahan energi dari energi panas menjadi energi mekanik putaran
poros turbin, sedangkan pada motor bakar pada langkah ekspansi terjadi
perubahan dari energi panas menjadi energi mekanik gerak bolak-balik torak.
Dengan kondisi tersebut, turbin gas bekerja lebih halus tidak banyak getaran.
2.2.1 Kapasitas Turbin
Turbin gas merupakan mesin penggerak kapal yang telah dikembangkan dalam
dunia ship propulsion yang mana bahan bakar (fuel) dibakar melalui proses
udara yang di kompresikan, dan gas panas hasil pembakaran tersebut digunakan
untuk memutar turbine. Gas turbine umumnya di aplikasikan pada dunia
kedirgantaraan, dan perkembangannya sangat tergantung pada teknologi metal
yang mampu menahan terhadap tekanan dan temperature yang tinggi.
Keunggulan dari gas turbine ini terletak pada ukuran dan kapasitas power yang
dihasilkan dibandingkan dengan tenaga penggerak lainnya.
Beragam macam dari tipe marine engines, tidak semuanya di-rate pada basis
yang sama. Sebagai misal, Steam Reciprocating Engines selalu di-rate dalam
bentuk Indicated Power (PI); Internal Combustion Engines dalam bentuk
Indicated Power, atau juga, Brake Power (PB); dan Turbine dalam bentuk Shaft
Power (PS ). Bentuk Horse Power masih tetap digunakan sampai saat ini, dimana
untuk 1 HP = 0.7457 kW, sedangkan dalam English units 1 HP = 550 ft-lb per
sec. Indicated Power diukur di dalam cylinders.
Lebih canggih turbin (seperti yang ditemukan di zaman modern mesin jet) dapat
memiliki beberapa shaft (poros), ratusan baling-baling turbin, bergerak stator
blades, dan sistem yang luas kompleks pipa, combustors dan penukar
panas.Sebagai aturan umum, semakin kecil mesin semakin tinggi tingkat
perputaran poros yang diperlukan untuk mempertahankan kecepatan tertinggi.
Kecepatan sudu turbin menentukan tekanan maksimum yang dapat diperoleh,
hal ini menghasilkan daya maksimum yang mungkin tergantung pada ukuran
mesin. Mesin jet beroperasi sekitar 10.000 rpm dan mikro turbin sekitar 100.000
rpm.
Selain itu, kesiapannya untuk beroperasi pada kondisi full load sangat cepat,
yaitu berkisar 15 menit untuk warming-up period. Marine Gas Turbin sangat
jarang dijumpai pada kapal-kapal niaga, hal ini disebabkan karena operasi dan
investasinya yang relatif mahal. Sehingga paling banyak dijumpai pada kapalkapal pesiar, fast ferry atau kapal perang jenis; frigates, destroyers, patrol crafts,
dsb. Instalasinya pun kadang merupakan kombinasi dengan tipe permesinan
yang lainnya, yakni : Diesel engines
Prosedur yang harus dilakukan untuk mengoperasikan turbin gas sebagai
langkah awal adalah sebagai berikut:
1. Rachet
Dilakukan dengan memutar turbin seperempat lingkaran dalam waktu satu
menit secara terus menerus selama 10 sampai 12 jam untuk
mendistribusikan massa rotor, meratakan pelumasan pada bearing dan
jurnal shaft serta mencegah terjadinya pembengkokan.
2. Rubbing Check
Pemutaran turbin gas sampai 1350 rpm kemudian dimatikan.
3. Cranking
Setelah turbin gas dimatikan saat rubbing check, kemudian turbin gas
diputar 1200 rpm yang dilakukan selama 5 sampai 10 menit. Hal ini
dilakukan untuk membersihkan turbin gas dan kompresor dari debu dan
kotoran.
4. Fuel Gas Leak Check
Putaran turbin dinaikan kembali sampai 1850 rpm.
5. Flame Detector Check
Putaran turbin dinaikkan sampai 2000 rpm, kemudian spark plug
dinyalakan maka saat itu proses pembakaran mulai terjadi.
6. Over Trip Test
Apabila diberikan penambahan fuel gas maka otomatis putaran turbin
meningkat hingga mencapai batas yang telah ditentukan
7. Peak Load
Setelah turbin gas di-start hingga mencapai putaran 5100 rpm, turbin gas
diberi beban secara bertahap hingga mencapai beban maksimum, baru
kemudian diturunkan secara bertahap hingga mencapai harga yang
diinginkan.
2.2.2 Penggunaan pada Kapal
dapat dibebani penuh, dalam waktu yang sangat singkat (dalam dua menit atau
lebih sedikit). Hal tersebut terakhir membuat mesin ini begitu ideal untuk
mengatasi keadaan darurat dan melayani beban puncak.
Ada beberapa kegunaan dari turbin gas penggerak kapal yaitu menggerakan
kapal, dapat menghasilkan listrik untuk instalasi listrik di dalam kapal.
(14pt)
tidak biasa yang terjadi selama operasi, termasuk juga kondisi kerusakan yang
dijumpai saat inspection serta tindakan penanggulangan yang dilakukan.
Data yang ditulis pada log sheet diantaranya data Tekanan, temperatur, RPM,
waktu operasi, konsumsi minyak pelumas, konsumsi bahan bakar, dan atau item
lainnya yang diperlukan sebelum dilaksanakan shut-down yang dilanjutkan
dengan inspection. Data hasil pemeriksaan pada inspection pertama adalah
sangat penting, dan pabrik pembuat pada umumnya merekomendasikan agar
inspection pertama ini dilaksanakan tidak lebih dari satu tahun kalender sejak
Turbin Gas dioperasikan.
Sebelum turbin gas distop dalam rangka pelaksanaan inspection, data operasi
tersebut dibawah ini harus dicatat dan Case History yang telah lalu juga harus
diteliti kembali dan menjadi bahan pertimbangan dalam pelaksanaan inspection.
- Catat hasil hasil pengukuran vibrasi disemua bearing, dengan menggunakan
vibrasi meter portable diukur sesaat sebelum turbin gas distop. Juga catat
hasil pengukuran vibrasi pada alat ukur / meter terpasang di panel.
- Apakah ditemukan kebocoran bahan bakar dari pipa dan lain-lainnya? Catat
lokasinya.
- Apakah ditemukan kebocoran minyak pelumas dari pipa dan lain-lainnya?
Catat lokasinya.
- Apakah sistem kontrol bekerja dengan stabil dan secara keseluruhan bekerja
dengan baik?
- Apakah pengaman Overspeed berfungsi dengan baik dan bekerja pada
kecepatan putaran yang telah ditetapkan?
- Apakah Overspeed Valve dan Shut off Valve bekerja dengan baik saat turbin
dapat trip.
- Apakah terjadi gesekan pada ujung blades dan atau seal?
- Apakah tejadi perubahan tekanan pada sistem minyak pelumas?
- Apakah tejadi perubahan temperatur pada sistem minyak pelumas?
- Pada saat membersihkan filter minyak pelumas, apakah ditemukan material
babbit?
Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapa bagian, diantaranya
adalah:
- Preventive Maintenance
Suatu kegiatan perawatan yang direncanakan baik itu secara rutin maupun
periodik, karena apabila perawatan dilakukan tepat pada waktunya akan
mengurangi down time dari peralatan. Preventive maintenance dibagi
menjadi:
Running Maintenance. Suatu kegiatan perawatan yang dilakukan hanya
bertujuan untuk memperbaiki equipment yang rusak saja dalam satu unit.
Unit produksi tetap melakukan kegiatan.
Turning Around Maintenance. Perawatan terhadap peralatan yang sengaja
dihentikan pengoperasiannya.
Regular preventive maintenance, dapat menurunkan frequency reparasi,
sehingga keandalan lebih baik, dibandingkan dengan breakdown
maintenance, namun periode operasi diantara pemeliharaan yang
direncanakan berdasarkan waktu tersebut sukar ditentukan secara tepat,
karena terdapat perbedaan diantara perencanaan tersebut dan variasi kondisi
operasi mesin. Ketidak tepatan perencanaan, dapat menimbulkan kerugian
antara lain :
- Overhaul dapat terjadi dalam waktu yang lama dan dengan pengeluaran
biaya yang mahal (perencanaan waktu yang lama)
- Interval waktu overhaul ataupun perbaikan / pemeliharaan, bisa saja
singkat, dan ini menyebabkan kerugian / penghamburan uang.
- Kemungkinan mesin yang beroperasi dengan baik, (masih baik), dimatikan
untuk reparasi, hal ini dapat menambah kerusakan / biaya, misalnya,
untuk pelepasan paking-paking, seal / perapat, dlsb, yang tentu saja
setelah dilepas harus diganti. Hal seperti tersebut diatas terutama terjadi
pada saat first year inspection.
- Proses produksi bisa saja masih tergantung dari force outage (unplanned
outage).
- Penyiapan tenaga-tenaga terampil, suku cadang, selalu sudah siap untuk
waktu tertentu guna menghadapi planned repair, namun mungkin saja
tidak jadi / belum tentu diperlukan.
Repair Maintenance
Perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang tidak kritis, atau disebut
juga peralatan-peralatan yang tidak mengganggu jalannya operasi.
Predictive Maintenance
Kegiatan monitor, menguji, dan mengukur peralatan-peralatan yang
beroperasi dengan menentukan perubahan yang terjadi pada bagian utama,
apakah peralatan tersebut berjalan dengan normal atau tidak. Disini mesin
dijalankan sampai dengan mendekati titik kegagalannya (filure). Panjagaan
ketat terhadap kegagalan dilakukan terutama pada mesin-mesin kritis atau
mesin-mesin yang dapat membahayakan lingkungan. Keuntungan dari cara
dengan predictive maintenance ialah:
- Shutdown untuk perbaikan dapat direncanakan dengan tepat
(kemungkinan diantara dua waktu overhaul), dengan waktu perbaikan
yang lebih singkat.
- Biaya perbaikan menjadi ekonomis (biaya tools, man power, suku cadang
dll).
- Mesin dapat beroperasi dengan kondisi yang cukup baik dalam waktu yang
relatif lama dari pada sistem maintenance lainnya.
Corrective Maintenance
Perawatan yang dilakukan dengan memperbaiki perubahan kecil yang terjadi
dalam disain, serta menambahkan komponen-komponen yang sesuai dan
juga menambahkan material-material yang cocok.
Break Down Maintenance
Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan atau kelainan
pada peralatan sehingga tidak dapat berfungsi seperti biasanya. Kerugian
dengan cara pemeliharaan ini ialah, waktu kerusakan tidak dapat diduga,
sehingga bagi staff / petugas penanggung jawab pemeliharaan sukar untuk
menyiapkan tools, man
power, dan suku cadang yang diperlukan didalam pelaksanaan perbaikan.
Karena kerusakan dapat terjadi disetiap waktu, sulit untuk merencanakan
pekerjaan
pemeliharaan, sehingga pekerjaan pemeliharaan menjadi lebih lama, reparasi
lebih berat, keandalan operasi menurun, dan biaya timbul lebih besar /
mahal.
Modification Maintenance
turbin menurun, yang akan menurunkan efisiensi termal, suhu inlet udara
bisa disesuaikan dengan menyediakan sistem pendingin.
2. Efek selanjutnya adalah efek efisiensi termal yang dapat meningkat dan SFC
menurun dengan peningkatan efisisensi kompresor dan turbin. Peningkatan
efisisensi turbin dan efisiensi kompresor akan mengurangi biaya energi,
kerugian termal telah dikurangi di turbin dan kompressor masing-masing.
3. Efek selanjutnya adalah efek rasio tekanan, untuk efisiensi turbin dan
kompresor yang tetap, efisiensi siklus dapat diplot terhadap rasio tekanan
untuk berbagai beban. Ketika kerugian komponen diperhitungkan, efisiensi
siklus turbin gas menjadi tergantung pada suhu turbin maksimum serta
rasio tekanan. untuk setiap beban, efisiensi memiliki nilai puncak pada rasio
tekanan tertentu (rp). Penurunan efisiensi pada rasio tekanan yang lebih
tinggi ini disebabkan oleh penurunan pasokan bahan bakar untuk
memberikan masukan suhu turbin tetap yang dihasilkan dari suhu
pengiriman kompresor lebih tinggi yang sebanding dengan pekerjaan yang
diperlukan untuk mendorong peningkatan kompresor. Dalam prakteknya,
biasanya untukmengutip SFC daripada efisiensi, bukan hanya karena
definisi nya jelas, tetapi juga karena memberikan indikasi langsng baik
konsumsi bahan bakar dan ukuran efisiensi siklus untukyang berbanding
terbalik.
4. Selanjutnya adalah efek temperature masuk turbin akibat beban yang
berbeda pada effisiensi termal, efisiensi dan output kerja yang ditentukan
dengan persamaan termodinamika. Dengan meningkatnya suhu inlet turbin,
efisiensi inlet turbin meningkat sementara SFC menurun, suhu siklus
maksimum dibatasi oleh pertimbangan metalurgi. Suhu gas masuk turbin
dapat ditingkatkan asalkan alat pendingin blade tersedia.
5. Efek efisiensi pembakaran berpangaruh terhadap parameter lain. Efisiensi
pembakaran dapat dievaluasi dengan menguji ruangan, laju massa dan
bahan bakar juga harus diukur, suhu gas gas setelah pembakaran harus
relatif lebih rendah sesuai dengan bahan baku turbin highlystressed.
6. Kesimpulannya adalah bahwa Peningkatan atau penurunan efisiensi dari
kompresor dan turbin akan berdampak besar pada karakteristik turbin gas.
Peningkatan efisiensi kompresor akan mengurangi kerja kompresi dan
meningkatkan kerja ekspansi: ini akan meningkatkan kinerja turbin gas
dengan meningkatkan output kerja bersih dan mengakibatkan biaya energi
yang lebih rendah. Pada suhu siklus maksimum, nilai rasio tekananakan
memberikan efisiensi siklus maksimum. Output kerja bersih juga tergantung
pada rasio tekanan dan pada suhu siklus maksimum. Efisiensi siklus
mencapai maksimum pada nilai rasio tekanan tertentu. Suhu inlet turbin
yang lebih tinggi akan meningkatkan efisiensi siklus dan output kerja yang
lebih bersih. Oleh karena itu, kecenderungan terus terhadap penggunaan
nilai yang lebih tinggi dari parameter ini.
Performa efisiensi dapat ditingkatkan dengan cara :
Meningkatkan rasio tekanan kompressor.
Meningkatkan suhu udara masuk turbin.
Meningkatkanefisiensi turbin dan kompressor
Mengurangi jumlah tingkatan kompressor dan turbin sampai ke beban lebih
tinggi.
Memberi pendinginan pada proses kompresi.
Marine Gas turbine utamanya digunakan di kapal cepat (fast ships & high-speed
craft) dimana power density (weight/power) merupakan hal penting. GT juga
banyak diaplikasikan di militer, dan beberapa kapal penumpang cepat termasuk
cruise ships.
Temperature gas harus dibatasi untuk mencegah high temperature corrosion jika
fuel mengandung corrosive agents (vanadium & sodium), sehingga membatasi
efisiensi tur- bines.
Teknologi power generation komersial yang paling efisien adalah dicapai oleh
gas turbine-steam turbine combined-cycle plant, dengan efisiensi mencapai lebih
dari 60% (LHV).
Simple-cycle gas turbines untuk aplikasi hanya power-generation tersedia
dengan efisiensi mencapai 40% (LHV).
Gas turbines selama ini digunakan untuk utility peaking capacity atau stationery
power load. Namun seiring perkembangan teknologi saat ini gas turbin
penggunaannya meningkat untuk aplikasi base-load power.
Gambar 11. ZUBR, Hovercraft terbesar di dunia yang menggunakan gas turbin
(14pt)
5. Kesimpulan
(6pt)
Turbin gas merupakan mesin penggerak kapal yang telah dikembangkan dalam
dunia ship propulsion yang mana bahan bakar (fuel) dibakar melalui proses
udara yang di kompresikan, dan gas panas hasil pembakaran tersebut digunakan
untuk memutar turbine. Pemeliharaan atau maintenance berfungsi untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan terlalu cepat terhadap
semua peralatan di kapal, baik yang sedang beroperasi maupun yang berfungsi
sebagai suku cadang. Kerusakan yang timbul biasanya terjadi karena keausan
dan ketuaan akibat pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat langkah
pengoperasian yang salah. Marine Gas turbine utamanya digunakan di kapal
cepat (fast ships & high-speed craft) dimana power density (weight/power)
merupakan hal penting. GT juga banyak diaplikasikan di militer, dan beberapa
kapal penumpang cepat termasuk cruise ships.
5. Daftar Pustaka
(6pt)