Anda di halaman 1dari 21

3.

11
Operasional Turbin Gas pada Kapal
Fauzani Nurul Ilmi, NRP 4212100073
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Keputih, Sukolilo,
Surabaya 60111
1. Pendahuluan
(6pt)

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada semakin majunya


segala aspek dalam kehidupan. Manusia sebagai makhluk yang dinamis
menuntut adanya fasilitas yang dinamis pula dalam kehidupannya. Salah
satunya di bidang transportasi, khususnya transportasi melalui laut. Transportasi
melalui laut yang merupakan transportasi antar negara dimana pusat
perdagangan ekspor dan impor terus berkembang. Kapal sebagai alat
transportasi melalui laut terus berkembang. Mulai dari konvensional hingga
modern. Sistem dan peralatan yang ada di kapal juga berkembang pesat. Salah
satunya adalah sistem propulsi. Berbagai sistem propulsi terus dikembangkan
dan diteliti manakah yang paling efisien serta sesuai dengan kebutuhan
penggunaannya. Kapal-kapal cepat untuk patroli dan perang juga dituntut untuk
lebih baik performanya. Maka dari itu dikembangkan turbin gas. Turbin gas
adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja.
Didalam turbin gas, energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa
putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian
turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam
disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang
menggerakkan beban (generator listrik, pompa, kompresor atau yang lainnya).
Turbin gas digunakan untuk penggerak propulsi kapal-kapal cepat dan patroli.
Karena ringan dan tenaga yang dihasilkan setara dengan mesin diesel
reciprocating.
Mesin penggerak kapal ini dikembangkan dalam dunia ship propulsion yang
mana bahan bakar (fuel) dibakar melalui proses udara yang dikompresikan, dan
gas panas hasil pembakaran tersebut digunakan untuk memutar turbin.
Perkembangan turbin gas sangat tergantung pada teknologi metal yang mampu
menahan terhadap tekanan dan temperatur yang tinggi. Keunggulan dari turbin
gas ini terletak pada ukuran dan kapasitas power yang dihasilkan dibandingkan
dengan tenaga penggerak lainnya.
Selain itu, kesiapannya untuk beroperasi pada kondisi full load sangat cepat,
yaitu berkisar 15 menit untuk warming-up period. Marine Gas Turbine sangat
jarang dijumpai pada kapal-kapal niaga, hal ini disebabkan karena operasi dan
investasinya yang relatif mahal. Sehingga paling banyak dijumpai pada kapal-

kapal perang jenis, frigates; destroyers; patrol crafts; dsb. Instalasinya pun
kadang merupakan kombinasi dengan tipe permesinan yang lainnya, salah
satunya Combine Diesel and Gas (CODAG)

(14pt)

2. Operasional Turbin Gas pada Kapal


(6pt)

2.1 Teori Operasional Turbin Gas


Turbin gas dijelaskan secara termodinamika oleh Siklus Brayton, di mana udara
dikompresi secara isentropik,pembakaran terjadi pada tekanan konstan, dan
ekspansi terjadi di turbin dan proses isentropik untuk kembali ke tekanan awal.
Dalam prakteknya, gesekan dan turbulensi menyebabkan:
1. Isentropik non-kompresi: untuk suatu tekanan secara keseluruhan rasio,
suhu pengiriman kompresor lebih tinggi dari ideal.
2. Non-isentropik-ekspansi: walaupun penurunan suhu turbin yang diperlukan
untuk menggerakkan kompresor tidak terpengaruh, tekanan terkait rasio
lebih besar, yang mengurangi ekspansi yang tersedia untuk menyediakan
kerja yang bermanfaat.
3. Tekanan kerugian dalam asupan udara, combustor dan knalpot: mengurangi
ekspansi yang tersedia untuk menyediakan kerja yang bermanfaat.
Seperti semua siklus mesin panas, suhu pembakaran yang lebih tinggi berarti
efisiensinya lebih besar. Faktor pembatas adalah kemampuan baja, nikel,
keramik, atau materi lain yang membentuk mesin untuk menahan panas dan
tekanan. Teknisi cukup masuk ke bagian turbin menjaga temperatur. turbin juga
menyalurkan panas ke gas buang, yang sebaliknya adalah energi terbuang.
Recuperator adalah heat exchanger yang lulus knalpot panas ke udara
terkompresi, sebelum pembakaran. Gabungan siklus desain lulus limbah panas
ke uap turbin sistem dan limbah panas digunakan untuk produksi air panas.
Mekanis, turbin gas lebih kompleks daripada pembakaran piston mesin.
Sederhananya, turbin mungkin memiliki satu bergerak bagian: poros / kompresor
/ turbin / alternatif rotor perakitan belum termasuk sistem bahan bakar. Namun,
manufaktur presisi yang diperlukan untuk komponen dan paduan tahan
temperatur yang diperlukan untuk efisiensi yang tinggi sering membuat
pembangunan turbin sederhana lebih rumit daripada mesin piston. Yang lebih
menarik, turbin (seperti yang ditemukan di zaman modern mesin jet) dapat
memiliki beberapa shaft (kelos), ratusan turbin baling, bergerak stator blades,
dan sistem yang luas kompleks pipa, pemantik api dan penukar panas.
Sebagai aturan umum, semakin kecil mesin semakin tinggi tingkat perputaran
poros yang diperlukan untuk mempertahankan kecepatan tertinggi. Kecepatan
sudu turbin menentukan tekanan maksimum yang dapat diperoleh, hal ini
menghasilkan daya maksimum yang mungkin tergantung pada ukuran mesin.
Mesin jet beroperasi sekitar 10.000 rpm dan mikro turbin sekitar 100.000 rpm.
Thrust bantalan dan jurnal bantalan adalah bagian penting dari desain. Secara
umum, mereka telah dilumasi minyak bantalan, atau minyak-cooled bola
bantalan. Secara umum, udara masuk kedalam kompresor melalui saluran
masuk udara (inlet). Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan
tekanan udara tersebut, sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian
udara bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar
dilakukan proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan
dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan

tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan
temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu
nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin.
Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar
kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll.
Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran
buang (exhaust).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai
berikut:
Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
dengan udara kemudian di bakar.
Ekspansi gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui nozel.
Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan. Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap
terjadi kerugian-kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang
dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin
gas itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga
komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan
(pressure losses) di ruang bakar.
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan
temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
Adanya mechanical loss, dsb.
2.2 Operasional Turbin Gas Untuk Memutar Shaft Propeller
Untuk membangkitkan energi yang nantinya akan disalurkan ke shaft untuk
memutar propeller dan pembangkitan listrik pada kapal, turbin gas perlu
dioperasikan sesuai dengan prosedur kerjanya yakni udara masuk kedalam
kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor berfungsi untuk
menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga temperatur udara
juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di
dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan cara mencampurkan
udara bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung
dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya
untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin
gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke
sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan
untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti
generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang
keluar melalui saluran buang (exhaust).
Turbin gas bekerja secara kontinyu tidak betahap, semua proses yaitu hisap
kompresi, pembakaran dan buang adalah berlangsung bersamaan. Pada motor
bakar yang prosesnya bertahap yaitu yang dinamakan langkah, langkah hisap,
kompresi, pembakaran, ekspansi dan langkah buang, antara langkah satu dan

lainnya saling bergantung dan bekerja bergantian. Pada proses ekspansi turbin
gas, terjadi perubahan energi dari energi panas menjadi energi mekanik putaran
poros turbin, sedangkan pada motor bakar pada langkah ekspansi terjadi
perubahan dari energi panas menjadi energi mekanik gerak bolak-balik torak.
Dengan kondisi tersebut, turbin gas bekerja lebih halus tidak banyak getaran.
2.2.1 Kapasitas Turbin
Turbin gas merupakan mesin penggerak kapal yang telah dikembangkan dalam
dunia ship propulsion yang mana bahan bakar (fuel) dibakar melalui proses
udara yang di kompresikan, dan gas panas hasil pembakaran tersebut digunakan
untuk memutar turbine. Gas turbine umumnya di aplikasikan pada dunia
kedirgantaraan, dan perkembangannya sangat tergantung pada teknologi metal
yang mampu menahan terhadap tekanan dan temperature yang tinggi.
Keunggulan dari gas turbine ini terletak pada ukuran dan kapasitas power yang
dihasilkan dibandingkan dengan tenaga penggerak lainnya.
Beragam macam dari tipe marine engines, tidak semuanya di-rate pada basis
yang sama. Sebagai misal, Steam Reciprocating Engines selalu di-rate dalam
bentuk Indicated Power (PI); Internal Combustion Engines dalam bentuk
Indicated Power, atau juga, Brake Power (PB); dan Turbine dalam bentuk Shaft
Power (PS ). Bentuk Horse Power masih tetap digunakan sampai saat ini, dimana
untuk 1 HP = 0.7457 kW, sedangkan dalam English units 1 HP = 550 ft-lb per
sec. Indicated Power diukur di dalam cylinders.
Lebih canggih turbin (seperti yang ditemukan di zaman modern mesin jet) dapat
memiliki beberapa shaft (poros), ratusan baling-baling turbin, bergerak stator
blades, dan sistem yang luas kompleks pipa, combustors dan penukar
panas.Sebagai aturan umum, semakin kecil mesin semakin tinggi tingkat
perputaran poros yang diperlukan untuk mempertahankan kecepatan tertinggi.
Kecepatan sudu turbin menentukan tekanan maksimum yang dapat diperoleh,
hal ini menghasilkan daya maksimum yang mungkin tergantung pada ukuran
mesin. Mesin jet beroperasi sekitar 10.000 rpm dan mikro turbin sekitar 100.000
rpm.
Selain itu, kesiapannya untuk beroperasi pada kondisi full load sangat cepat,
yaitu berkisar 15 menit untuk warming-up period. Marine Gas Turbin sangat
jarang dijumpai pada kapal-kapal niaga, hal ini disebabkan karena operasi dan
investasinya yang relatif mahal. Sehingga paling banyak dijumpai pada kapalkapal pesiar, fast ferry atau kapal perang jenis; frigates, destroyers, patrol crafts,
dsb. Instalasinya pun kadang merupakan kombinasi dengan tipe permesinan
yang lainnya, yakni : Diesel engines
Prosedur yang harus dilakukan untuk mengoperasikan turbin gas sebagai
langkah awal adalah sebagai berikut:
1. Rachet
Dilakukan dengan memutar turbin seperempat lingkaran dalam waktu satu
menit secara terus menerus selama 10 sampai 12 jam untuk
mendistribusikan massa rotor, meratakan pelumasan pada bearing dan
jurnal shaft serta mencegah terjadinya pembengkokan.
2. Rubbing Check
Pemutaran turbin gas sampai 1350 rpm kemudian dimatikan.
3. Cranking
Setelah turbin gas dimatikan saat rubbing check, kemudian turbin gas
diputar 1200 rpm yang dilakukan selama 5 sampai 10 menit. Hal ini

dilakukan untuk membersihkan turbin gas dan kompresor dari debu dan
kotoran.
4. Fuel Gas Leak Check
Putaran turbin dinaikan kembali sampai 1850 rpm.
5. Flame Detector Check
Putaran turbin dinaikkan sampai 2000 rpm, kemudian spark plug
dinyalakan maka saat itu proses pembakaran mulai terjadi.
6. Over Trip Test
Apabila diberikan penambahan fuel gas maka otomatis putaran turbin
meningkat hingga mencapai batas yang telah ditentukan
7. Peak Load
Setelah turbin gas di-start hingga mencapai putaran 5100 rpm, turbin gas
diberi beban secara bertahap hingga mencapai beban maksimum, baru
kemudian diturunkan secara bertahap hingga mencapai harga yang
diinginkan.
2.2.2 Penggunaan pada Kapal

Gambar 1. Buquebus, kapal cepat menggunakan turbin gas


Pengetahuan
dan teknologi yang
diperoleh dari diterapkan
untuk
mengembangkan sistem turbin gas, untuk berbagai tujuan penggunaan;
misalnya: sebagai mesin penggerak kapal, generator listrik dan mesin industri
lainnya, kendaraan darat, kompressor, pesawat terbang, dan sebagainya. Pada
waktu ini sistem turbin gas dibuat untuk menghasilkan daya rendah sampai
sebesar 100.000 kW. Sedangkan sebagai bahan bakar dapat diunakan bahan
bakar gas sampai dengan minyak berat.
Sistem turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya investasinya relatif
rendah, jika dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan motor Diesel untuk
pusat tenaga listrik. Di samping itu dapat distart dari keadaan dingin sampai

dapat dibebani penuh, dalam waktu yang sangat singkat (dalam dua menit atau
lebih sedikit). Hal tersebut terakhir membuat mesin ini begitu ideal untuk
mengatasi keadaan darurat dan melayani beban puncak.
Ada beberapa kegunaan dari turbin gas penggerak kapal yaitu menggerakan
kapal, dapat menghasilkan listrik untuk instalasi listrik di dalam kapal.

(14pt)

2.3 Pemeliharaan Turbin Gas pada Kapal


Pemeliharaan Turbin Gas adalah suatu kegiatan pekerjaan perawatan yang
dilakukan terhadap peralatan / instalasi Turbin Gas dengan tujuan agar supaya
peralatan / instalasi tersebut dapat dioperasikan secara maksimal, andal, efisien,
aman dan dapat mencapai umur pakai (life time) sesuai dengan yang
direncanakan. Pemeliharaan akan diperlukan karena setiap peralatan yang
dioperasikan akan mengalami kerusakan.
Pemeliharaan atau maintenance berfungsi untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan seperti kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan di kapal,
baik yang sedang beroperasi maupun yang berfungsi sebagai suku cadang.
Kerusakan yang timbul biasanya terjadi karena keausan dan ketuaan akibat
pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat langkah pengoperasian
yang salah. Maintenance pada turbin gas selalu tergantung dari faktor-faktor
perasional dengan kondisi yang berbeda disetiap wilayah, karena operasional
turbin gas sangat tergantung dari kondisi daerah operasional. Semua pabrik
pembuat turbin gas telah menetapkan suatu ketetapan yang aman dalam
pengoperasian sehingga turbin selalu dalam batas kondisi aman dan tepat waktu
untuk melakukan maintenance. Faktor-faktor penyebab kerusakan diantaranya
adalah :
- Design dan material
- Pengoperasian
- Pemeliharaan
- Kondisi lingkungan
Program pemeliharan yang berhasil selain akan memperlambat terjadinya
kerusakan, juga akan dapat meningkatkan kemampuan dari peralatan / instalasi
yang dipelihara.
Pengaruh lingkungan terdapat pemeliharaan Turbin gas adalah timbulnya korosi
dan atau
abrasi / pengikisan. Pengaruh lingkungan yang akan mengakibatkan abrasi dapat
dikurangi dengan memasang filter udara yang baik disisi masuk kompresor,
sedang bila pengaruhnya korosi dapat dikurangi dengan pelindung / coating cat.
Untuk keadaan tertentu mungkin perlu dipasang instalasi pencuci udara. Untuk
berhasilnya suatu pemeliharaan harus didukung dengan :
- Tenaga kerja yang terampil, baik personil operasi, pemeliharaan,
perencanaan dan semua personil terkait.
- Tersedia spare part / material / dana yang cukup
- Tersedia cukup waktu untuk pemeliharaan.
- Case History (catatan kejadian-kejadian) selama peralatan / instalasi
dioperasikan.
Case History yang lengkap dan rinci dan log sheet harus diarsipkan, baik
mengenai operasi maupun pemeliharaannya. Case History harus mencakup
uraian dan analisa mengenai gangguan-gangguan atau masalah-masalah yang

tidak biasa yang terjadi selama operasi, termasuk juga kondisi kerusakan yang
dijumpai saat inspection serta tindakan penanggulangan yang dilakukan.
Data yang ditulis pada log sheet diantaranya data Tekanan, temperatur, RPM,
waktu operasi, konsumsi minyak pelumas, konsumsi bahan bakar, dan atau item
lainnya yang diperlukan sebelum dilaksanakan shut-down yang dilanjutkan
dengan inspection. Data hasil pemeriksaan pada inspection pertama adalah
sangat penting, dan pabrik pembuat pada umumnya merekomendasikan agar
inspection pertama ini dilaksanakan tidak lebih dari satu tahun kalender sejak
Turbin Gas dioperasikan.
Sebelum turbin gas distop dalam rangka pelaksanaan inspection, data operasi
tersebut dibawah ini harus dicatat dan Case History yang telah lalu juga harus
diteliti kembali dan menjadi bahan pertimbangan dalam pelaksanaan inspection.
- Catat hasil hasil pengukuran vibrasi disemua bearing, dengan menggunakan
vibrasi meter portable diukur sesaat sebelum turbin gas distop. Juga catat
hasil pengukuran vibrasi pada alat ukur / meter terpasang di panel.
- Apakah ditemukan kebocoran bahan bakar dari pipa dan lain-lainnya? Catat
lokasinya.
- Apakah ditemukan kebocoran minyak pelumas dari pipa dan lain-lainnya?
Catat lokasinya.
- Apakah sistem kontrol bekerja dengan stabil dan secara keseluruhan bekerja
dengan baik?
- Apakah pengaman Overspeed berfungsi dengan baik dan bekerja pada
kecepatan putaran yang telah ditetapkan?
- Apakah Overspeed Valve dan Shut off Valve bekerja dengan baik saat turbin
dapat trip.
- Apakah terjadi gesekan pada ujung blades dan atau seal?
- Apakah tejadi perubahan tekanan pada sistem minyak pelumas?
- Apakah tejadi perubahan temperatur pada sistem minyak pelumas?
- Pada saat membersihkan filter minyak pelumas, apakah ditemukan material
babbit?
Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapa bagian, diantaranya
adalah:
- Preventive Maintenance
Suatu kegiatan perawatan yang direncanakan baik itu secara rutin maupun
periodik, karena apabila perawatan dilakukan tepat pada waktunya akan
mengurangi down time dari peralatan. Preventive maintenance dibagi
menjadi:
Running Maintenance. Suatu kegiatan perawatan yang dilakukan hanya
bertujuan untuk memperbaiki equipment yang rusak saja dalam satu unit.
Unit produksi tetap melakukan kegiatan.
Turning Around Maintenance. Perawatan terhadap peralatan yang sengaja
dihentikan pengoperasiannya.
Regular preventive maintenance, dapat menurunkan frequency reparasi,
sehingga keandalan lebih baik, dibandingkan dengan breakdown
maintenance, namun periode operasi diantara pemeliharaan yang
direncanakan berdasarkan waktu tersebut sukar ditentukan secara tepat,
karena terdapat perbedaan diantara perencanaan tersebut dan variasi kondisi
operasi mesin. Ketidak tepatan perencanaan, dapat menimbulkan kerugian
antara lain :

- Overhaul dapat terjadi dalam waktu yang lama dan dengan pengeluaran
biaya yang mahal (perencanaan waktu yang lama)
- Interval waktu overhaul ataupun perbaikan / pemeliharaan, bisa saja
singkat, dan ini menyebabkan kerugian / penghamburan uang.
- Kemungkinan mesin yang beroperasi dengan baik, (masih baik), dimatikan
untuk reparasi, hal ini dapat menambah kerusakan / biaya, misalnya,
untuk pelepasan paking-paking, seal / perapat, dlsb, yang tentu saja
setelah dilepas harus diganti. Hal seperti tersebut diatas terutama terjadi
pada saat first year inspection.
- Proses produksi bisa saja masih tergantung dari force outage (unplanned
outage).
- Penyiapan tenaga-tenaga terampil, suku cadang, selalu sudah siap untuk
waktu tertentu guna menghadapi planned repair, namun mungkin saja
tidak jadi / belum tentu diperlukan.
Repair Maintenance
Perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang tidak kritis, atau disebut
juga peralatan-peralatan yang tidak mengganggu jalannya operasi.
Predictive Maintenance
Kegiatan monitor, menguji, dan mengukur peralatan-peralatan yang
beroperasi dengan menentukan perubahan yang terjadi pada bagian utama,
apakah peralatan tersebut berjalan dengan normal atau tidak. Disini mesin
dijalankan sampai dengan mendekati titik kegagalannya (filure). Panjagaan
ketat terhadap kegagalan dilakukan terutama pada mesin-mesin kritis atau
mesin-mesin yang dapat membahayakan lingkungan. Keuntungan dari cara
dengan predictive maintenance ialah:
- Shutdown untuk perbaikan dapat direncanakan dengan tepat
(kemungkinan diantara dua waktu overhaul), dengan waktu perbaikan
yang lebih singkat.
- Biaya perbaikan menjadi ekonomis (biaya tools, man power, suku cadang
dll).
- Mesin dapat beroperasi dengan kondisi yang cukup baik dalam waktu yang
relatif lama dari pada sistem maintenance lainnya.
Corrective Maintenance
Perawatan yang dilakukan dengan memperbaiki perubahan kecil yang terjadi
dalam disain, serta menambahkan komponen-komponen yang sesuai dan
juga menambahkan material-material yang cocok.
Break Down Maintenance
Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan atau kelainan
pada peralatan sehingga tidak dapat berfungsi seperti biasanya. Kerugian
dengan cara pemeliharaan ini ialah, waktu kerusakan tidak dapat diduga,
sehingga bagi staff / petugas penanggung jawab pemeliharaan sukar untuk
menyiapkan tools, man
power, dan suku cadang yang diperlukan didalam pelaksanaan perbaikan.
Karena kerusakan dapat terjadi disetiap waktu, sulit untuk merencanakan
pekerjaan
pemeliharaan, sehingga pekerjaan pemeliharaan menjadi lebih lama, reparasi
lebih berat, keandalan operasi menurun, dan biaya timbul lebih besar /
mahal.
Modification Maintenance

Pekerjaan yang berhubungan dengan disain suatu peralatan atau unit.


Modifikasi bertujuan menambah kehandalan peralatan atau menambah
tingkat produksi dan kualitas pekerjaan.
- Shut Down Maintenance
Kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang sengaja
dihentikan pengoperasiannya.
Pemeliharaan Turbin Gas dibagi menjadi 3 berdasarkan waktunya, yaitu:
- Pemeliharaan Selama Unit Beroperasi
Merupakan pengamatan yang terus menerus selama Turbin Gas dioperasikan.
Pengamatan ini biasanya dilaksanakan setiap hari, setiap minggu atau setiap
bulan dan setiap tahun. Bagian-bagian yang diamati diantaranya :
- Tekanan bahan bakar pada Fuel Nozzle
- Differential Pressure pada filter-filter
- Exhaust Gas Temperature
- Kebocoran-kebocoran.
- Vibrasi
- Tingkat kekotoran Kompresor, dll.
Kotoran pada kompresor dapat dikurangi dengan Catlyst atau campuran air
dengan detergent yang dilakukan pada saat Turbin Gas beroperasi, atau
dapat juga dengan Water Wash yang dilakukan ketika Turbin Gas pada posisi
spin (600 RPM). Besarnya vibrasi Turbin Gas dan peralatan lainnya perlu
diamati. Sedikit perubahan besarnya vibrasi mungkin diakibatkan oleh
perubahan beban. Akan tetapi bila vibrasi naik dengan cepat atau secara
kontinyu terlihat ada tendensi kenaikan vibrasi, ini merupakan suatu indikator
untuk dilaksanakan aksi korektif (perbaikan). Mungkin yang paling perlu
untuk diamati adalah exhaust gas temperature (temperatur gas keluar
turbin), karena batas operasi Turbin Gas diset terhadap exhaust gas
temperature. Pekerjaan pengamatan yang dilanjutkan dengan aksi korektif
seprti ini adalah merupakan bagian dari Predictive Maintenance.
- Pemeliharaan Selama Unit Stop
- Fuel Nozzle Inspection
Inspection ini adalah membuka, melepas serta membersihkan Fuel Nozzle
dan memeriksa bagian dalam Combustor Basket dan Transition Pice
melalui lubang tempat memasang Nozzle.
Untuk pemeriksaan pertama (terhitung sejak Turbin Gas dioperasikan
sesudah erection atau sesudah Major Inspection), pemeriksaan Fuel Nozzle
ini selambat-lambatnya dilaksanakan setelah mencapai 50 jam operasi.
Apakah dari pemeriksaan pertama ini tidak terlihat adanya kelain-kelain
maka pemeriksaan selanjutnya bersama dengan Combustor Section
Inspection.
- Combustor Section Inspection
Bagian pekerjaan yang termasuk dalam Combustor Section Inspection
adalah
membongkar, memeriksa dan memperbaiki Fuel Nozzle, Combustor
Basket, Transition Pieces dan komponen lain yang berada didalam
Combustor Chamber. Bagian-bagian yang dibuka tersebut harus
dibersihkan dengan teliti, diperiksa dan diperbaiki. Pada kesempatan ini
juga diperiksa sudu-sudu turbin tingkat pertama yang dapat diperiksa dari
lubang tempat pemasangan Transition Pieces.

- Turbin Section Inspection


Inspection ini biasa disebut juga sebagai Hot Gas Path Inspection, yang
meliputi Combustor Section Inspection ditambah dengan memeriksa /
memperbaiki bagian dalam Turbin Gas dengan trelebih dahulu membuka
Combustor Chamber Cylinder. Sudu-sudu turbin dilepaskan dari rotornya
kemudian dibersihkan dan diperbaiki. Diaphragma dan seal labirin juga
dilepas, dibersihkan dan diperbaiki. Dianjurkan juga agar bantalan aksial
(Thrust Bearing) serta bantalan journal (Journal Bearing) dibuka, diperiksa
dan diperbaiki.
- Major Inspection
Major Inspection adalah pemeriksaan dan perbaikan menyeluruh yang
dilakukan terhadap semua komponen. Pekerjaan yang dilaksanakan
mencakup pekerjaan Combustor Section Inspection, Turbine Section
Inspection, ditambah dengan membuka Compresor Casing, melepas sudusudu kompresor untuk diperiksa / diperbaiki. Diaphragma Kompresor, Seal
labirin, bantalan-bantalan juga dilepas, dibersihkan diperiksa dan
diperbaiki. Dalam pelaksanaan Major Inspection ini juga dilakukan
alignment (penyetelan-penyetelan) secara menyeluruh.
2.4 Efisiensi Turbin Gas
Turbin gas yang paling efisien pada output daya maksimum dengan cara yang
sama pada mesin reciprocating yang paling efisien pada beban maksimum.
Perbedaannya adalah bahwa pada kecepatan rotasi yang lebih rendah tekanan
dari tetes udara tekan dan dengan demikian termal dan bahan bakar penurunan
efisiensi secara dramatis. Efisiensi terus menurun dengan output daya berkurang
dan sangat miskin dalam kisaran daya rendah. Hal yang sama berlaku di mesin
reciprocating, kerugian gesekan pada 3000 rpm hampir sama apakah mesin
berada di bawah beban 10% atau tidak memiliki apapun output yang berguna
pada driveshaft tersebut.
Turbin gas yang memiliki keuntungan dalam densitas daya - turbin gas yang
digunakan sebagai mesin di kendaraan lapis baja berat dan tank lapis baja dan
pembangkit listrik di jet tempur.
Salah satu faktor lain yang negatif mempengaruhi efisiensi turbin gas adalah
temperatur udara ambien. Dengan meningkatnya suhu, asupan udara menjadi
kurang padat dan oleh karena itu turbin gas mengalami kerugian daya
sebanding dengan peningkatan suhu udara ambien.
Perbaikan kinerja turbin gas sangat diperlukan untuk memperbaiki jumlah output
energi. Untuk memenuhi perbaikan kinerja turbin tersebut maka harus
diperhatikan beberapa parameter yang harus ditingkatkan antara lain ; output
kerja yang bersih, efisiensi thermal, specific fuel consumption (SFC), efisiensi
turbin dan kompresor, temperature inlet kompresor dan temperature inlet
turbin.
1. Parameter yang pertama adalah temperatur ambient (yang menentukan
suhu inlet kompresor ) suhu udara yang masuk ke kompresor tinggi maka
akan menyebabkan peningkatan konsumsi spesifik udara yang akan
menyebabakan peningkatan jam kerja kompresor. Suhu udara masuk
memiliki efek pada efisiensi siklus turbin gas. Kenaikan temperatur inlet
kompresor maka pekerjaan kompresor meningkat dan output udara bersih

turbin menurun, yang akan menurunkan efisiensi termal, suhu inlet udara
bisa disesuaikan dengan menyediakan sistem pendingin.
2. Efek selanjutnya adalah efek efisiensi termal yang dapat meningkat dan SFC
menurun dengan peningkatan efisisensi kompresor dan turbin. Peningkatan
efisisensi turbin dan efisiensi kompresor akan mengurangi biaya energi,
kerugian termal telah dikurangi di turbin dan kompressor masing-masing.
3. Efek selanjutnya adalah efek rasio tekanan, untuk efisiensi turbin dan
kompresor yang tetap, efisiensi siklus dapat diplot terhadap rasio tekanan
untuk berbagai beban. Ketika kerugian komponen diperhitungkan, efisiensi
siklus turbin gas menjadi tergantung pada suhu turbin maksimum serta
rasio tekanan. untuk setiap beban, efisiensi memiliki nilai puncak pada rasio
tekanan tertentu (rp). Penurunan efisiensi pada rasio tekanan yang lebih
tinggi ini disebabkan oleh penurunan pasokan bahan bakar untuk
memberikan masukan suhu turbin tetap yang dihasilkan dari suhu
pengiriman kompresor lebih tinggi yang sebanding dengan pekerjaan yang
diperlukan untuk mendorong peningkatan kompresor. Dalam prakteknya,
biasanya untukmengutip SFC daripada efisiensi, bukan hanya karena
definisi nya jelas, tetapi juga karena memberikan indikasi langsng baik
konsumsi bahan bakar dan ukuran efisiensi siklus untukyang berbanding
terbalik.
4. Selanjutnya adalah efek temperature masuk turbin akibat beban yang
berbeda pada effisiensi termal, efisiensi dan output kerja yang ditentukan
dengan persamaan termodinamika. Dengan meningkatnya suhu inlet turbin,
efisiensi inlet turbin meningkat sementara SFC menurun, suhu siklus
maksimum dibatasi oleh pertimbangan metalurgi. Suhu gas masuk turbin
dapat ditingkatkan asalkan alat pendingin blade tersedia.
5. Efek efisiensi pembakaran berpangaruh terhadap parameter lain. Efisiensi
pembakaran dapat dievaluasi dengan menguji ruangan, laju massa dan
bahan bakar juga harus diukur, suhu gas gas setelah pembakaran harus
relatif lebih rendah sesuai dengan bahan baku turbin highlystressed.
6. Kesimpulannya adalah bahwa Peningkatan atau penurunan efisiensi dari
kompresor dan turbin akan berdampak besar pada karakteristik turbin gas.
Peningkatan efisiensi kompresor akan mengurangi kerja kompresi dan
meningkatkan kerja ekspansi: ini akan meningkatkan kinerja turbin gas
dengan meningkatkan output kerja bersih dan mengakibatkan biaya energi
yang lebih rendah. Pada suhu siklus maksimum, nilai rasio tekananakan
memberikan efisiensi siklus maksimum. Output kerja bersih juga tergantung
pada rasio tekanan dan pada suhu siklus maksimum. Efisiensi siklus
mencapai maksimum pada nilai rasio tekanan tertentu. Suhu inlet turbin
yang lebih tinggi akan meningkatkan efisiensi siklus dan output kerja yang
lebih bersih. Oleh karena itu, kecenderungan terus terhadap penggunaan
nilai yang lebih tinggi dari parameter ini.
Performa efisiensi dapat ditingkatkan dengan cara :
Meningkatkan rasio tekanan kompressor.
Meningkatkan suhu udara masuk turbin.
Meningkatkanefisiensi turbin dan kompressor
Mengurangi jumlah tingkatan kompressor dan turbin sampai ke beban lebih
tinggi.
Memberi pendinginan pada proses kompresi.

Memanfaatkan gas buang.


Memanfaatkan combined-cycle waste-heat-recovery.

3. Penggunaan Turbin Gas pada Kapal

Marine Gas turbine utamanya digunakan di kapal cepat (fast ships & high-speed
craft) dimana power density (weight/power) merupakan hal penting. GT juga
banyak diaplikasikan di militer, dan beberapa kapal penumpang cepat termasuk
cruise ships.

Gambar 2. Kapal perang menggunakan turbin gas


Banyak kapal perang yang dibangun sejak tahun 1960-an telah menggunakan
turbin gas untuk propulsi, seperti beberapa kapal penumpang, seperti jetfoil.
Turbin gas biasanya digunakan dalam kombinasi dengan jenis lain dari mesin.
Baru-baru ini, Queen Mary 2 memiliki turbin gas dipasang di samping mesin
diesel. Karena efisiensi termal mereka lemah pada daya rendah, itu adalah hal
umum untuk kapal yang memiliki mesin diesel untuk berlayar, turbin gas
disediakan saat kecepatan yang lebih tinggi diperlukan. Beberapa kapal perang
dan beberapa kapal pesiar modern juga telah menggunakan turbin uap untuk
meningkatkan efisiensi turbin gas dalam siklus gabungan, di mana gas buang
panas dari knalpot turbin gas digunakan untuk merebus air dan menciptakan
uap untuk menggerakkan turbin uap. Dalam siklus gabungan tersebut, efisiensi
termal bisa sama atau sedikit lebih besar dari mesin diesel saja; Namun, kelas
bahan bakar yang dibutuhkan untuk turbin gas ini jauh lebih mahal daripada
yang dibutuhkan untuk mesin diesel, sehingga biaya operasional masih tinggi.

Gambar 3. Beberapa jenis kapal yang menggunakan turbin gas


Efisiensi arrangement GT tergantung dari panas exhaust gas. Instalasi Marine GT
umumnya berupa simple cycle dimana exhaust gas tidak diolah sebagai power.
Sistem ini memiliki full load efficiency sekitar 32% di lower power range (23000kW), dan sekitar 43% pada on-shore turbines berukuran sangat besar.
Kebanyakan GT memiliki part load efficiency yang jelek.
Efisiensi tertinggi dicapai oleh combined cycles, meskipun arrangement ini
terlalu berat dan tidak praktis untuk kebanyakan marine application.
Perkembangan menarik ada apada intercooled & recuperated WR-21, bertenaga
25MW. Dimana efisiensinya 42% saat range operasinya 80 %. Part-load
performance yang baik dicapai dengan variable area nozzle dibagian depan
power turbine. On-shore CCPP mengklaim mampu memberi efisiensi 60%
sedangkan di kapal cruise ships dicapai efisiensi CCPP sekitar 45 ~ 50 % saat
optimal load demand condition.
Combined cycle dapat dirancang sebagai sistem heating dan power. Tekanan
kondenser di steam cycle dinaikkan sehingga power output berkurang, namun
condenser heat dissipation dapat digunakan sebagai pemanas ruangan. Utilisasi
fuel akan sangat tinggi dengan arrangement CCPP dimana kebutuhan pemanas
sangat tinggi, misalnya di cruise ships.
Pembakaran dengan HFO umumnya masalah bagi gas turbines. Bahan bakar
yang lebih berat memerlukan residence time di combustion chamber yang lebih
lama untuk dapat dibakar habis. Ini memerlukan solusi yang lebih besar dan
mahal.
Turbines dengan kemampuan membakar blended residuals (mixture MDO +
HFO) ada dipasaran saat ini.

Temperature gas harus dibatasi untuk mencegah high temperature corrosion jika
fuel mengandung corrosive agents (vanadium & sodium), sehingga membatasi
efisiensi tur- bines.
Teknologi power generation komersial yang paling efisien adalah dicapai oleh
gas turbine-steam turbine combined-cycle plant, dengan efisiensi mencapai lebih
dari 60% (LHV).
Simple-cycle gas turbines untuk aplikasi hanya power-generation tersedia
dengan efisiensi mencapai 40% (LHV).
Gas turbines selama ini digunakan untuk utility peaking capacity atau stationery
power load. Namun seiring perkembangan teknologi saat ini gas turbin
penggunaannya meningkat untuk aplikasi base-load power.

Gambar 4. Penyusunan poros dengan penggerak kombinasi turbin gas


Turbin gas pembangkit listrik adalah pembangkit listrik yang memungkinkan
fleksibilitas yang paling bagus dalam tata letak desainnya. Turbin gas memutar
poros baling-baling yang berhubungan dengan generator listrik. Pengaturan ini
memungkinkan turbin gas generator dapat membangkitkan listrik yang berlokasi
jauh dari tank top. Dalam hal ini, pembangkit listrik ditempatkan di bangunan
yang terletak di atas mooring winch dek. Ukuran ruang mesin sehingga dapat
dikurangi secara substansial, meningkatkan kapasitas kargo sekitar 19.000
meter kubik. Lambung kapal LNG tradisional dapat dipertahankan, untuk
meminimalkan biaya desain ulang.

Gambar 5. Kapal LNG menggunakan turbin gas


Daya turbin dari gas turbin memutar generator. Generator menyuplai
switchboard utama. Switchboard utama menyuplai semua konsumen listrik.
Baling-baling didorong oleh motor listrik. Gas buang dari turbin gas
menghasilkan uap dan memanaskan boiler gas buang. Uap ini digunakan untuk
menghasilkan tenaga dalam 10 MWe generator turbin uap. Generator turbin uap
juga menyuplai switchboard utama.
Keuntungannya sebagai berikut :
- Efisiensi termal tinggi
- Dapat meningkatkan kapasitas kargo hingga 13,8% atau lebih
- Propulsion dan pembangkit listrik redundansi
- Kemampuan Dual-fuel
- Tidak ada biaya lambung ulang
- FPP dapat digunakan tanpa membalikkan gigi
- Biaya pemeliharaan rendah
- Sederhana pengaturan ruang mesin, sistem steam yang lebih kecil, sistem
air pendingin yang lebih kecil
- Mengurangi instalasi dan waktu perawatan di galangan kapal melalui pabrik
dirakit dan diuji paket.
Kerugiannya sebagai berikut:
kerugian konversi energi dalam sistem penggerak listrik
kompresor gas yang diperlukan untuk memasok bahan bakar gas pada
tekanan bar 30 ke turbin gas.
Beban parasit bisa naik menjadi 2,3 MWe
Lebih kompleks dan mahal daripada penggerak mekanis
Profil operasional pembangkit listrik dapat dibagi menjadi beberapa bagian :
1. Kecepatan jelajah normal :
- Berbeban :

Turbin gas adalah penggerak utama, dengan menggunakan BOG sebagai


bahan bakar utama. Panas gas buang dari turbin gas dimanfaatkan dalam
boiler untuk menghasilkan uap. Generator turbin gas dan turbin uap
memasok konsumen listrik dari switchboard utama. Sedangkan motor
listrik dipasang pada poros baling-baling untuk menggerakkan balingbaling.
2.
In ballast :
- Skenario Heel: Generator turbin gas adalah penggerak utama, dengan
menggunakan BOG sebagai bahan bakar utama. Untuk membuat
keseimbangan kebutuhan bahan bakar, LNG ekstra ditampung dalam
tangki untuk digunakan bila diperlukan. Panas gas buang dari turbin gas
digunakan dalam boiler untuk menghasilkan uap. Generator turbin gas
dan turbin uap memasok konsumen listrik dari switchboard utama.
Sedangkan Motor listrik dipasang pada poros baling-baling untuk
menggerakkan baling-baling.
- Skenario cair bahan bakar Heel +: Generator turbin gas adalah penggerak
utama, dengan menggunakan BOG sebagai bahan bakar utama. Untuk
membuat keseimbangan kebutuhan bahan bakar, bahan bakar cair (MDO)
akan diberikan. Panas gas buang dari turbin gas digunakan dalam boiler
untuk menghasilkan uap. Generator turbin gas dan turbin uap memasok
konsumen listrik dari switchboard utama. Sedangkan Motor listrik dipasang
pada poros baling-baling untuk menggerakkan baling-baling.
- Skenario bahan bakar cair : Generator turbin gas adalah penggerak
utama, dengan menggunakan bahan bakar cair sebagai bahan bakar
utama. Panas gas buang dari turbin gas digunakan dalam boiler untuk
menghasilkan uap. Generator turbin gas dan turbin uap memasok
konsumen listrik dari switchboard utama. Sedangkan Motor listrik dipasang
pada poros baling-baling untuk menggerakkan baling-baling.
3.
Manuver:
Generator turbin gas adalah penggerak utama, dengan menggunakan
BOG sebagai bahan bakar utama. Generator turbin gas dan turbin uap
menyuplai switchboard utama. Switchboard utama memasok semua
konsumen listrik, termasuk 4 MWe propulsi listrik ke baling-baling dan 2
MWe beban bowthruster
Jika generator turbin gas gagal selama manuver, generator turbin uap
mengambil beban propulsi. Uap untuk generator turbin uap akan
dibangkitkan dengan menembakkan boiler dengan BOG atau bahan
bakar cair atau campuran keduanya
Jika generator turbin uap gagal selama manuver, dapat generator turbin
gas memasok konsumen listrik melalui switchboard utama.
4. Beban di pelabuhan :
Generator turbin uap memasok konsumen listrik melalui switchboard utama.
Uap dibesarkan oleh menembakkan boiler bahan bakar cair.
5. Kargo debit:
Generator turbin uap menyuplai energi ke pompa kargo dan konsumen listrik
melalui switchboard utama. Uap yang dibesarkan oleh menembakkan boiler
bahan bakar cair.
6. Situasi darurat: Jika generator turbin gas gagal selama perjalanan, generator
turbin uap menyediakan sekitar 8 MWe pada poros baling-baling melalui

motor listrik di poros baling-baling. Uap yang dibesarkan oleh menembakkan


boiler dengan BOG, BOG dan bahan bakar cair atau bahan bakar cair saja,
tergantung pada ketersediaan. 8 MW propulsi harus menjaga kapal
bermanuver dan dia bisa melanjutkan ke pelabuhan terdekat untuk
perbaikan, hal itu harus dilakukan karena mustahil untuk memperbaiki
masalah permesinan di laut.

Gambar 6. Sistem propulsi combined diesel and gas

Gambar 7. Sistem propulsi combined gas turbine and electric

Gambar 8. Stal GT35 Marine Gas Turbine buatan ABB


Sampai April 1995 saja telah terpasang 128 unit GT35 di Land-based dan
Offshore Platform Power Generation. GT35 dirancang menghasilkan power output
17,3 MW pada 3450 rpm
Effisiensi tercatat 33%
KEUNGGULAN GT35 :
Robustness (continous high power output, minimum degradation, etc)
Low installed weight (meningkatkan payload kapal)
Large Combustors (efisien untuk membakar HFO)
Low Turbine Inlet Temp. (low grade fuel, simple turbine cooling)
Modularised engine Design (komplet paket)
Modularised off-engine installation
4. Aplikasi Turbin Gas pada Kapal dan Offshore
4.1 Turbin Gas pada Offshore
Dapat memanfaatkan LPG yg merupakan waste gas dari produksi minyak
Dapat menggunakan LNG pada Rigs produksi gas alam
Spesific weight dan spesifik volume yang relatif kecil
Power availability

Gambar 9. Pemanfaatan turbin gas pada offshore


4.2 Turbin Gas pada Kapal
High Speed Ferry HSS900 Catamaran
HSS900 membawa 900 PAX + 210 cars
Cruising speed 40 knots
GT waterjet propulsion system dengan Power total 2x17MW dengan tipe Stal
GT35
ABB membuat kontrak US$ 28 M untuk 2 unit kapal ini pada tahun 1995
Large Fast Ferries
Ideal untuk Designer :
- 80% weight + 60% volume saving (dibanding MSDE)
-Memungkinkan optimalisasi Hull-form
-Kebutuhan power kapal lebih rendah
Ideal untuk Shipbuilder
- Single Module sehingga mudah diinstalasi
- Sistem bantu (ancillary) sudah fitted
- Komplet dengan sistem control
Ideal untuk Operator
- Long life dan low maintenance modular engine
- Biaya BBM rendah ( dibanding MSDE)
- Dapat beroperasi dengan Marine Gas Oil
- Bebas getaran
- Fully enclosed engine sehingga safety dan kebisingan bagus
- Torque tidak terbatas
- Kemampuan Full black-out running
- Start-up cepat dan tidak perlu pre-heating dan mampu cross starting
- Tidak nampak asap pada semua power level

Gambar 10. Turbin gas pada Large Fast Ferries


4.3 Turbin Gas pada Hovercraft
4 unit Landing hovercraft ini dibangun Jan 2000 di Greece.
Total cost US$ 200 million
ZUBR ini merupakan landing hovercraft terbesar didunia
Total berat 555 Tons
Payload cargo 50 Tons
ZUBR membawa 2 unit M35-1 module untuk Lifting engine dan 3 module M35-2
untuk Thrusting engine dengan Gas Turbine tipe DP71 dengan power 7500 KW.
DP71 memiliki three-shaft turbine dengan efficiency 31.5% dan pressure ratio
16,6:1
ZUBR mampu lari 60 knots dengan endurance 800 km

Gambar 11. ZUBR, Hovercraft terbesar di dunia yang menggunakan gas turbin

(14pt)
5. Kesimpulan
(6pt)

Turbin gas merupakan mesin penggerak kapal yang telah dikembangkan dalam
dunia ship propulsion yang mana bahan bakar (fuel) dibakar melalui proses
udara yang di kompresikan, dan gas panas hasil pembakaran tersebut digunakan
untuk memutar turbine. Pemeliharaan atau maintenance berfungsi untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan terlalu cepat terhadap
semua peralatan di kapal, baik yang sedang beroperasi maupun yang berfungsi
sebagai suku cadang. Kerusakan yang timbul biasanya terjadi karena keausan
dan ketuaan akibat pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat langkah
pengoperasian yang salah. Marine Gas turbine utamanya digunakan di kapal
cepat (fast ships & high-speed craft) dimana power density (weight/power)
merupakan hal penting. GT juga banyak diaplikasikan di militer, dan beberapa
kapal penumpang cepat termasuk cruise ships.

5. Daftar Pustaka
(6pt)

Sawyer, John W. 1976. Gas Turbine Engineering Handbook, Second Edition


Volume I of three volumes. Gas Turbine Publications, INC, USA.
John B. Woodward III. 1973. Marine Engine and Propeller, Department of Naval
Architecture and Marine Engineering, Michigan.
Hoers W, Koehler. 2000. Diesel and Gas Turbine Engineers, MAN &BW, London.
Gasparovic, N. Und Mitarbeiter. 1967. Gasturbinen. 1.Auflage - Studienausgabe
in 4 Tcilen. Dusseldorf : VDI - Verlag.
Ons Tenrath . H. 1968. Gasturbinentriebwerke. 1. Auflage.Essen: Girardet Verlag.
Santoso, Agoes. 2014. Diktat Mata Kuliah Boiler, Turbin Uap dan Turbin Gas, JTSP,
ITS, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai