Anda di halaman 1dari 12

THERMODINAMIC PROCESSES AT

GAS TURBINE ENGINE


Narendra Kukuh Sembada (17050051)
Itmamul Faizin (17050068)
Adianto Gamaputra (17050053)
Diski Rahmano (17050091)
Imanuel Thomas Waine (17050100)
Syahmi Perkasa (17050106)
M.Alza Mahendra (17050109)
Aditya Kresna M (17050112)
M.Subhan Nur Fadlil (17050117)
Beng Bengawan H.N (17050118)
Mohamad Firmansyah (17050120)
Adhi Irvan Suryansyah (17050121)
Lado Rislya Prakarsa (17050125)
Jose Simoes Da Silva (17250035)
TERMODINAMIKA
TERMODINAMIKA BERASAL DARI BAHASA YUNANI DIMANA THERMOS YANG ARTINYA PANAS DAN
DYNAMIC YANG ARTINYA PERUBAHAN. TERMODINAMIKA ADALAH SUATU ILMU YANG
MENGGAMBARKAN USAHA  UNTUK MENGUBAH KALOR (PERPINDAHAN ENERGI YANG DISEBABKAN
PERBEDAAN SUHU) MENJADI ENERGI SERTA SIFAT-SIFAT PENDUKUNGNYA. TERMODINAMIKA
BERHUBUNGAN ERAT DENGAN FISIKA ENERGI, PANAS, KERJA, DAN ENTROPI
Pada dasarnya prinsip termodinamika sebenarnya yaitu hal alami yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, termodinamika direkayasa sedemikian rupa sehingga menjadi suatu bentuk
mekanisme yang bisa membantu manusia dalam kegiatannya. Aplikasi termodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena
adanya perkembangan ilmu termodinamika. Pengembangan ilmu termodinamika dimulai dengan pendekatan makroskopik
yakni perilaku umum partikel zat yang menjadi media pembawa energi.
Dalam dunia teknik penerbangan, peran termodinamika juga terbilang sangat vital, atau bahkan setiap sistem di pesawat
terbang hampir semua mengalami proses termodinamika. Sebagai contoh di engine pesawat terbang, pada saat engine ini
beroperasi, bisa dipastikan komponen komponen penting diengine ini akan mengalami panas dengan suhu yang berbeda beda.
Panas di dalam engine secara tidak langsung suhunya juga akan berbeda dengan suhu atmosfir
GAS TURBINE ENGINE
Gas turbin engine adalah sebuah motor yang menggunakan turbin sebagai penggerak utama di engine itu sendiri . turbine
ini diputar oleh energi kinetik hasil pembakaran yang ada di combustion chamber, Kemudian diarahkan melalui sebuah
penyebar (nozzle) melalui baling-baling turbin, memutar turbin dan mentenagai kompresor.
 Komponen Turbin Gas
Turbin gas tersusun atas komponen-komponen utama seperti air inlet section, compressor section, combustion section, turbine
section, dan exhaust section. Sedangkan komponen pendukung turbin gas adalah starting equipment, lube-oil system, cooling
system, dan beberapa komponen pendukung lainnya. Berikut ini penjelasan tentang komponen utama turbn gas:
 
1. Air Inlet Section
Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara sebelum masuk ke kompresor. Bagian inlet terdiri dari:
1. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk di mana di dalamnya terdapat peralatan pembersih udara.
2. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel yang terbawa bersama udara masuk.
3. Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet house.
4. Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini
masuk ke dalam kompresor aksial.
5. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat memasuki ruang kompresor.
6. Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan
2. Compressor Section
Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor, berfungsi untuk mengkompresikan udara yang
berasal dari inlet air section hingga bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas panas
berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output turbin yang besar. Aksial flow compressor terdiri dari dua
bagian yaitu:
 Compressor Rotor Assembly. Merupakan bagian dari kompresor aksial yang berputar pada porosnya. Rotor ini
memiliki 17 tingkat blades yang mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1 atm menjadi 17 kalinya sehingga
diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang
disusun kosentris di sekeliling sumbu rotor.
 Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari:
1. Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya
masuk ke inlet guide vane.
2. Forward Compressor Casing, bagian casing yang di dalamnya terdapat empat stage kompresor blade.
3. Aft Casing, bagian casing yang di dalamnya terdapat compressor blade tingkat 5-10.
4. Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai tempat keluarnya udara yang telah dikompresi
3. Combustion Section
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida kerja yang berupa udara bertekanan
tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan
mengarahkan udara panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari keseluruhan sistem
adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut
yang jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen-komponen itu adalah :
1. Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang
masuk.
2. Combustion Liners, terdapat di dalam combustion chamber yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
3. Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam combustion liner.
4. Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara
dapat terbakar.
5. Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin
gas.
6. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion chamber.
7. Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses pembakaran terjadi.
4. Turbin Section
Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai
penggerak compresor aksial dan perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan untuk memutar
kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan. Komponen-komponen pada turbin section adalah
sebagai berikut :
1. Turbin Rotor Case
2. First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first stage turbine wheel.
3. First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik dari aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi
energi mekanik berupa putaran rotor.
4. Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas panas ke second stage turbine wheel, sedangkan
diafragma berfungsi untuk memisahkan kedua turbin wheel.
5. Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang masih cukup besar dari first stage turbine untuk
menghasilkan
5. Exhaust Section
Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran pembuangan gas panas sisa yang
keluar dari turbin gas. Pada umumnuya exhaust ini bebrbentuk convergent dan juga exhaust ini juga memeiliki fungsi
lain yaitu sebagai thrust reverse yang berfungsi sebagai penghasil gaya hambat untuk pesawat saat landing ketika
exhaust thrust reverse ini dioperasikan

Prinsip kerja
Proses termodinamika pada gas turbin engine
1. Siklus Terbuka (Open Cycle Gas Turbine)
Udara segar pada kondisi ambien (atmosfir) disedot masuk ke dalam kompresor, dimana
terjadi peningkatan suhu dan tekanan . Udara bertekanan tinggi diproses di dalam ruang pembakaran,
dimana bahan bakar dibakar pada tekanan konstan. Gas temperatur tinggi yang dihasilkan kemudian
masuk turbin, di mana gas temperatur tinggi dan bahan bakar dibakar pada tekanan atmosfer sehingga
menghasilkan tenaga. Gas buang yang dihasilkan turbin dibuang keluar (tidak disirkulasikan kembali),
menyebabkan siklus harus diklasifikasikan sebagai siklus terbuka
BRAYTON SIKLUS
Siklus Brayton menjadi konsep dasar untuk setiap mesin turbin gas. Siklus termodinamika ini
dikembangkan pertama kali oleh John Barber pada tahun 1791, dan disempurnakan lebih lanjut oleh
George Brayton. Pada awal penerapan siklus ini, Brayton dan ilmuwan lainnya mengembangkan mesin
reciprocating dikombinasikan dengan kompresor. Mesin tersebut berdampingan dengan mesin Otto
diaplikasikan pertama kali ke otomotif roda empat. Namun mesin Brayton kalah pamor dengan mesin
Otto empat silinder yang dikembangkan oleh Henry Ford. Pada perkembangan selanjutnya, siklus
Brayton lebih diaplikasikan khusus ke mesin-mesin turbojet dan turbin gas.
Siklus Brayton melibatkan tiga komponen utama yakni kompresor, ruang bakar (combustion chamber), dan
turbin. Media kerja udara atmosfer masuk melalui sisi inlet kompresor, melewati ruang bakar, dan keluar kembali
ke atmosfer setelah melewati turbin. Fenomena-fenomena termodinamika yang terjadi pada siklus Brayton ideal
adalah sebagai berikut:
 (1-2) Proses Kompresi Isentropik
Udara atmosfer masuk ke dalam sistem turbin gas melalui sisi inlet kompresor. Oleh kompresor, udara
dikompresikan sampai tekanan tertentu diikuti dengan volume ruang yang menyempit. Proses ini tidak
diikuti dengan perubahan entropi, sehingga disebut proses isentropik. Proses ini ditunjukan dengan angka
1-2 pada kurva di atas.
 (2-3) Proses Pembakaran Isobarik
Pada tahap 2-3, udara terkompresi masuk ke ruang bakar. Bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar,
dan diikuti dengan proses pembakaran bahan bakar tersebut. Energi panas hasil pembakaran diserap oleh
udara (qin), meningkatkan temperatur udara, dan menambah volume udara. Proses ini tidak mengalami
kenaikan tekanan udara, karena udara hasil proses pembakaran bebas berekspansi ke sisi turbin. Karena
tekanan yang konstan inilah maka proses ini disebut isobarik.
 (3-4) Proses Ekspansi Isentropik
Udara bertekanan yang telah menyerap panas hasil pembakaran, berekspansi melewati turbin. Sudu-
sudu turbin yang merupakan nozzle-nozzle kecil berfungsi untuk mengkonversikan energi panas
udara menjadi energi kinetik (baca artikel berikut). Sebagian energi tersebut dikonversikan turbin
untuk memutar kompresor. Pada sistem pembangkit listrik turbin gas, sebagian energi lagi
dikonversikan turbin untuk memutar generator listrik. Sedangkan pada mesin turbojet, sebagian
energi panas dikonversikan menjadi daya dorong pesawat oleh sebentuk nozzle besar pada ujung
keluaran turbin gas.
 (4-1) Proses Pembuangan Panas
Tahap selanjutnya adalah pembuangan udara kembali ke atmosfer. Pada siklus Brayton ideal, udara
yang keluar dari turbin ini masih menyisakan sejumlah energi panas. Panas ini diserap oleh udara
bebas, sehingga secara siklus udara tersebut siap untuk kembali masuk ke tahap 1-2 lagi.
 Penjelasan

Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai berikut:
Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam
ruang bakar dengan udara kemudian di bakar. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melalui nozel. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran pembuangan. Pada kenyataannya,
tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugian-kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan
oleh turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada
ketiga komponen sistem turbin gas.
Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
 Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure losses) di ruang bakar. Adanya kerja yang
berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin. Berubahnya nilai
Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja. Adanya
mechanical loss, dsb. Turbin gas dijelaskan secara termodinamika oleh Siklus Brayton, di mana udara dikompresi secara
isentropic, pembakaran terjadi pada tekanan konstan, dan ekspansi terjadi di turbin secara isentropik kembali ke tekanan awal.
Dalam praktiknya, gesekan dan turbulensi menyebabkan:
 Isentropic non-kompresi: untuk suatu tekanan secara keseluruhan rasio, suhu pengiriman kompresor lebih tinggi dari ideal.
Ekspansi Non-isentropic: walaupun penurunan suhu turbin yang diperlukan untuk menggerakkan kompresor tidak terpengaruh,
tekanan terkait rasio lebih besar, yang mengurangi ekspansi yang tersedia untuk menyediakan kerja yang bermanfaat. Tekanan
kerugian dalam asupan udara, combustor dan knalpot: mengurangi ekspansi yang tersedia untuk menyediakan kerja yang
bermanfaat. Seperti semua siklus mesin panas, suhu pembakaran yang lebih tinggi berarti lebih besar efisiensinya. Faktor
pembatas adalah kemampuan baja, nikel, keramik, atau materi lain yang membentuk mesin untuk menahan panas dan tekanan.
Berbagai metode dibutuhkan untuk menjaga temperatur. Kebanyakan turbin juga mencoba untuk memulihkan knalpot panas
(heat recovery), yang merupakan energi terbuang. Recuperator adalah heat exchanger yang menangkap panas knalpot dan
memindahkan panasnya ke udara terkompresi yang menuju pembakaran. Gabungan siklus desain memanfaatkan panas
terbuang ke sistem. Dan gabungan panas dan daya (co-generation) menggunakan panas terbuang untuk produksi panas.

Anda mungkin juga menyukai