Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERAWATAN TURBIN GAS PT.PLN (PERSERO)


SEKTOR PEMBANGKITAN KERAMASAN

Disusun Oleh :

Nama : HERMAWAN SUWANTO


NPM : 22417750
Kelas : 3IC03

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA

DEPOK

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawatan mesin merupakan kegiatan yang sangat diperlukan dalam kegiatan
produksi. Beberapa perusahaan biasanya melakukan perawatan apabila fasilitas atau
peralatan mengalami kerusakan. Perawatan mesin yang baik dapat meningkatkan
keandalan dan peformasi mesin. Kendala utama dalam aktivitas perawatan mesin adalah
menentukan waktu penjadwalan perawatan mesin secara teratur.
Perawatan suatu mesin sama halnya dilakukan dengan perawatan dari suatu mesin
turbin gas. Dengan adanya perawatan dan pemeliharaan yang tersusun dan terjadwal maka
kita akan dapat menghindari penyebab-penyebab suatu kerusakan sejak awal.
Sistem turbin yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen utama yaitu
kompressor, ruang bakar, dan turbin, yang disusun menjadi suatu sistem mesin yang
tersusun dengan bagian-bagianya. Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang
memanfaatkan gas sebagai fluida kerja. Di dalam turbin gas energi kinetik dari proses
pembakaran dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran yang menggerakkan
sudu-sudu turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar disebut rotor,
sedangkan bagian yang diam disebut stator atau rumah turbin.
Pada turbin gas PLTGU PT.PLN (Persero) memiliki kapasitas sebesar 2 x 40 MW,
untuk turbin gas kapasitasnya 27 MW, sedangkan turbin uap nya berkapasitas 13. Untuk
melihat kinerja dari PLTGU tentunya sistem perawatannya harus berjalan. Melalui tugas
matakuliah ini penulis ingin mengetahui jauh lebih dalam lagi tentang perawatan sistem
turbin gas PLTGU yang nantinya akan sangat memberikan manfaat sebagai bahan ilmu
untuk terjun di dunia industri.

1.2 Rumusan Masalah


Bedasarkan latar belakang maka didapatkan permusuhan masalah berupa “Sistem
Perawatan Turbin Gas (PLTGU) Di PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan”
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah diantara :
1. Mengetahui sistem perawatan turbin gas PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan
Keramasan
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perawatan
(maintenance) mesin pembangkit listrik tenaga gas PT. PLN (Persero) Sektor
Pembangkitan Keramasan .

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu diharapkan agar penyusun dapat
mengetahui dan menguasai apa saja yang perlu diperhatikan pada perawatan turbin gas.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Turbin Gas


Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida
kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa
putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin yang
berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam disebut stator atau
rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakkan beban (generator
listrik,pompa, kompresor atau yang lainnya).

Gambar 2.1 Turbin gas PLTGU PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasaan

Gambar 2.2 Spesifikasi turbin gas PLTGU PT.PLN (Persero) sektor pembangkitan
kermasan
2.1 Prinsip Kerja Turbin Gas

Udara masuk ke dalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor
ini berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, akibatnya
temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara yang telah dikompresi ini masuk ke
dalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar disemprotkan bahan bakar sehingga bercampur
dengan udara tadi dan menyebabkan proses pembakaran. Proses pembakaran tersebut
berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya
untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas
melalui suatu nosel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin.
Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya
sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dan lain-lain. Setelah melewati
turbin, gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust). Secara umum
proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai berikut:
1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan.
2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar dengan
udara kemudian di bakar.
3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui
nosel (nozzle).
4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan.

Gambar 2.3 Mekanisme kerja sederhana turbin gas pada PLTG (Boyce, 2002)
Pada kenyataannya tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugian-kerugian
yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat pada
menurunnya performansi turbin gas itu sendiri. Kerugian kerugian tersebut dapat terjadi pada
ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab sebab terjadinya kerugian antara lain:

1. Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure


losses) di ruang bakar.
2. Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya
gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
3. Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan
perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
4. Adanya mechanical loss, dan sebagainya. Untuk memperkecil kerugian ini hal
yang dapat kita lakukan antara lain dengan perawatan (maintenance) yang teratur
atau dengan memodifikasi peralatan yang ada.

2.2 Komponen Turbin Gas


Turbin gas terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kompresor aksial, ruang bakar, dan
turbin. Namun dalam kondisi operasionalnya, turbin gas dilengkapi dengan berbagai
pendukung, seperti saluran masuk udara (air inlet duct), saluran keluar (exhaust duct), dan roda
gigi (gear box). Berikut akan dibahas mengenai komponen-komponen pada turbin gas.

1. Saluran Masuk Udara


Saluran masuk udara berfungsi sebagai filter terhadap partikel-partikel yang
terbawa udara sebelum memasuki kompresor. Bagian ini antara lain:
a. Air inlet housing, tempat udara masuk yang didalamnya terdapat
peralatan pembersih udara.
b. Inertia separator, berfungsi dalam membersihkan partikel-partikel asing
yang terbawa masuk oleh udara.
c. Main filter, penyaring utama yang tedapat pada bagian dalam inlet house.
d. Air intake duct, berfungsi membagi udara agar merata ketika memasuki
ruang kompresor.
2. Kompresor Aksial
Kompresor aksial berfungsi mengkompresikan udara dari saluran masuk
hingga bertekanan tinggi sehingga ketika terjadi pembakaran, akan dapat
menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya
keluaran turbin yang besar.
a. Inlet guide van, untuk mengatur volume dan mengarahkan udara yang
akan masuk ke kompresor.
b. Rotor assembly, bagian dari kompresor aksial yang berputar pada
porosnya.

c. Stator assembly, mengarahkan dan mengurangi kecepatan aliran udara.


d. Diffuser, mengkonversi kecepatan menjadi tekanan, sehingga kecepatan
udara yang akan masuk ke combustion section tidak terlalu besar.
3. Combustion Section
Fungsi dari ruang bakar adalah untuk menambahkan energi panas ke aliran
udara, sehingga menaikkan temperatur aliran udara melewati ruang bakar. Fungsi
dari keseluruhan adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem
pembakaran ini terdiri dari komponen yang jumlahnya bervariasi tergantung besar
frame dan penggunaan turbin gas, antara lain :
a. Combustion chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran
antara udara bertekanan dengan bahan bakar yang masuk.
b. Fuel injector, sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam
combustion liner.
c. Fuel manifold, mensuplai bahan bakar yang akan disalurkan melalui fuel
injcetor.
d. Ignitors, untuk memercikkan bunga api ke dalam ruang bahan bakar
sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar.
4. Turbin Section
Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik menjadi
energi mekanik yang digunakan untuk menggerakkan kompresor sentrifugal dan
perlengkapan lainnya. Komponen turbin section adalah sebagai berikut :
a. Turbin rotor case
b. First stage nozzle, berfungsi mengkonversikan tekanan menjadi
kecepatan gas panas yang akan masuk ke first stage Turbine.
c. First stage Turbine, berfungsi mengkonversikan energi kinetik dari aliran
gas yang bertekanan tinggi menjadi energi mekanik berupa putaran rotor.
d. Second stage nozzle, berfungsi menkonversikan tekanan menjadi
kecepatan gas panas yang akan masuk ke second stage Turbine.
e. Second stage Turbine, untuk menghasilkan kecepatan putar rotor yang
lebih besar dengan memanfaatkan energi kinetik yang masih cukup besar
dari first stage Turbine.
f. 3rd Nozzle, berfungsi untuk mengkonversikan tekanan menjadi
kecepatan gas panas yang akan masuk ke turbin.
g. Turbine, memanfaatkan energi kinetik untuk dikonversi menjadi energi
mekanik berupa putaran rotor yang nantinya akan digunakan untuk
memutar kompresor sentrifugal.
5. Saluran Buang Gas
Merupakan bagian terakhir dari turbin gas yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Gas keluar dari Turbine
melalui exhaust diffuser pada exhaust frame assembly, lalu mengalir ke exhaust
collector dan kemudian dibuang ke atmosfer.

2.2 Sistem Perawatan Turbin Gas

Maintenance adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan


seperti kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan di pabrik, baik yang sedang
beroperasi maupun yang berfungsi sebagai suku cadang. Kerusakan yang timbul biasanya
terjadi karena keausan dan ketuaan akibat pengoperasian yang terus-menerus, dan juga
akibat langkah pengoperasian yang salah.
Gambar 2.4 Diagram Perawatan

Maintenance pada turbine gas selalu tergantung dari faktor-faktor operasional


dengan kondisi yang berbeda disetiap wilayah, karena operasional turbine gas sangat
tergantung dari kondisi daerah operasional. Semua pabrik pembuat turbine gas telah
menetapkan suatu ketetapan yang aman dalam pengoperasian sehingga turbine selalu
dalam batas kondisi aman dan tepat waktu untuk melakukan maintenance. Untuk turbine
gas produksi hitachi batas maintenance bisa di dapat dengan memasukkan faktor penentu
lain dalam rumus di bawah ini:
Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapa bagian, diantaranya adalah:
1. Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah suatu kegiatan perawatan yang direncanakan
baik itu secara rutin maupun periodik, karena apabila perawatan dilakukan tepat
pada waktunya akan mengurangi down time dari peralatan. Preventive maintenance
dibagi menjadi:
a. Running Maintenance, adalah suatu kegiatan perawatan yang dilakukan
hanya bertujuan untuk memperbaiki equipment yang rusak saja dalam
satu unit. Unit produksi tetap melakukan kegiatan.
b. Turning Around Maintenance, adalah perawatan terhadap peralatan yang
sengaja dihentikan pengoperasiannya.
2. Repair Maintenance
Repair Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan terhadap
peralatan yang tidak kritis, atau disebut juga peralatan-peralatan yang tidak
mengganggu jalannya operasi.
3. Predictive Maintenance
Predictive Maintenance merupakan kegiatan monitor, menguji, dan
mengukur peralatan-peralatan yang beroperasi dengan menentukan perubahan yang
terjadi pada bagian utama, apakah peralatan tersebut berjalan dengan normal atau
tidak.
4. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan
memperbaiki perubahan kecil yang terjadi dalam di sain, serta menambahkan
komponen-komponen yang sesuai dan juga menambahkan material-material yang
cocok.
5. Break Down Maintenance.
Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan atau kelainan
pada peralatan sehingga tidak dapat berfungsi seperti biasanya.
6. Modification Maintenance
Pekerjaan yang berhubungan dengan disain suatu peralatan atau unit.
Modifikasi bertujuan menambah kehandalan peralatan atau menambah tingkat
produksi dan kualitas pekerjaan.
7. Shut Down Maintenance
Shut Down adalah kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang
sengaja dihentikan pengoperasiannya. Shutdown maintenance pada turbine gas
(PLTGU) PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan terdiri dari Boroscope
Inspection, Combustion Inspection, Hot Gas Path Ispection dan Major Inspection.

a. Combustion Inspection.

Combustion Inspeksi merupakan shut down jangka pendek yang


dibutuhkan untuk memeriksa nozzle tingkat pertama, combustion liner,
transition piece dan cross fire tube. Komponen-komponen ini
membutuhkan pemeriksaan secara berkala, karena kerja yang
dilakukan oleh turbin gas bekerja terus menerus, sehingga sistem
pembakaran yang buruk akan menyebabkan pendeknya umur dari
komponen-komponen tersebut terutama bagian hilir seperti nozzle dan
bucket turbin. Perawatan yang dilakukan pada waktu combustion dan
inspection adalah pemeriksaan pada bagian ruang bakar, cross fire tube
dan transition piece. Pemeriksaan pada catatan paking menunjukkan
adanya gesekan, bagian atas dan bagian bawah dari diafragma dan
bagian antara diameter horizontal dan vertikal. Pemeriksaan pada
thermocople yang rusak, pada turbin bucket dan over plan secara
visual, leading edge baik secara visual atau boroscape pada nozzle
turbin tingkat pertama dan bucket tingkat pertama terhadap degradasi,
pendapatan clerence. Pemeriksaan fuel nozzle terhadap pluging pada
bagian tutup dan mencatat hasil pemeriksaan. Untuk melakukan
inspeksi secara visual pada bagian rotating dan stationary pada
compressor casing dan turbin casing tanpa mengangkat atau
membongkarnya adalah memakai perangkat kerja dari borescope.
b. Hot Gas Path Inspection

Pemeriksaan pada daerah panas termasuk dalam combustion inspection,


hanya saja dalam pemerikasaan ini dilakukan lebih terperinci lagi mulai
dari nozzle hingga bucket turbin. Adapun komponen-komponen yang
dibongkar dan diinspeksi antara lain :
a) Flame Detector.
b) Spring Position Spark Plug.
c) Combustion Chambers.
d) Cap and Liner Assembly.
e) Combustion Transition Piece Assembly.
f) Compressor Discharge and Frame Casing Assembly.
g) Support ring Assembly.
h) First Stage Nozzle.
i) Turbine Shell and Shoud Assembly.
j). Second Stage Nozzle
Inspeksi dilakukan secara visual dan juga dilakukan secara non visual.
Inspeksi secara visual dengan melihat perubahan yang terjadi pada
komponen tanpa mata bantu, cukup dengan mata telanjang seperti
perubahan warna, perubahan bentuk, keretakan dan lain-lain. Inspeksi non
visual dilakukan dengan menggunakan alat bantu, seperti melihat keretakan
bagian dalam suatu logam dengan mengunakan radiografi, ultrasonografi
dan sebagainya. Pemeriksaan komponen dilakukan dilapangan atau diruang
perawatan, bahkan pemeriksaan dapat juga dilakukan diluar pabrik, seperti
pemeriksaan struktur mikro marrige bold yang dilakukan di Singapura.
Inspeksi lainnya yaitu pemeriksaan clearance pada daerah sekitar first
stage nozzle, second stage nozzle dan bucket turbin. Clearance yang
diperiksa pada saat hot gas path inspection tidak boleh kurang atau lebih
dari ukuran yang telah ditetapkan.
Clearance yang terlalu besar akan mengurangi efisiensi turbin
sedangkan clearance yang terlalu kecil akan berpengaruh pada
keselamatan turbin walaupun efisiensi turbin semakin besar.

c. Major Inspection
Adapun pemeriksaan pada seluruh bahagian utama turbin secara garis
besar pemeriksaan ini dilakukan pada bagian-bagian :
a) Air Inlet Section
b) Combustion Section
c) Compressor Section
d) Turbine Section
e) Exhaust Section
Pemeriksaan ini meliputi unsur dari combustion dan hot path inspection.
Kegiatan yang dilakukan antara lain pemeriksaan keretakan sudu rotor
dan stator. Clearence pada nozzle dan clearence pada compressor.
Pengikat dan penyekat nozzle serta diafragma diperiksa dari
kemungkinan adanya gesekan, pengerutan atau kerusakan yang
disebabkan oleh panas. Kompresor dari guide inlet fane diperiksa dari
kemungkinan adanya kotoran, pengikisan, karat dan kebocoran.
Bantalan dari sheel (sekat) diperiksa clearencenya dan tingkat kehausan
yang terjadi. Semua pemeriksaan ini dilakukan berdasarkan spesifikasi
yang ditetapkan oleh pabrik.

Gambar 2.5 Proses penggantian Air inlet system pada turbin gas
Gambar 2.6 Proses pelepasan casing inlet air system

Gambar 2.6 Major inspection


BAB III

PENUTUP

3.1 Pendapat

Maintenance adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan


seperti kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan di pabrik, baik yang sedang
beroperasi maupun yang berfungsi sebagai suku cadang. Kerusakan yang timbul biasanya
terjadi karena keausan dan umur pemakaian yang berlebih akibat pengoprasian yang terus-
menerus dan juga akibat langkah pengoprasian yang salah.

Dalam hal perawatan turbin gas terdapat banyak sekali proses maintenance yang
dilakukan berdasarkan makalah ini terdapat beberapa perawatan turbis gas diantaranya :

1. Preventive Maintenance
2. Repair Maintenance
3. Predictive Maintenance
4. Corrective Maintenance
5. Break Down Maintenance
6. Modification Maintenance
7. Shut Down Maintenance
Banyak sekali proses perawatan yang dilakukan, hal itu bukan lain karena terdapat
beberapa masalah yang mungkin dapat terjadi pada turbin gas tersebut. Dengan berbagai
sistem perawatan sampai berjumlah 7 jenis tersebut itu karena untuk setiap masalah yang
dihadapi punya penanganan masing-masing dan tidak boleh dilakukan perawatan atau
maintenance yang dilakukan melenceng dari pada Manual Book nya.
Turbin gas merupakan suatu sistem yang terdapat banyak sekali komponen-
komponen di dalamnya oleh karena itu diperlukan sekali proses perawatan agar tidak
terjadi kerusakan yang akan berakibat rusaknya suatu sistem yang dapat merugikan
perusahaan. Oleh karena itu dalam proses pengoprasian suatu mesin khususnya turbin gas
ini sangat diperlukan sekali yang namanya maintenance dengan ketentuan waktu yang
terencana serta tepat dan jangan menunda nunda untuk melakukan proses tersebut agar
tidak terjadi kerusakan pada sistem dan mesinnya.
DAFTAR PUSTAKA

Boyce, Maherwan P. 2002. Gas Turbine Engineering Hand Book, Second Edition. Texas :
Gulf Professional Publishing.

Ogata T.2011.Design & Vendor Manual Book PT.PLN Keramasan Power Plant
“Keramasan Power Plant Extension Project 80MW Class Gas Fired Combined Cycle
Power Plant”.Mrubeni Corporation : Japan.

Sembiring, Mulia. 2004. Turbin Gas dan Instalasi Turbin Gas. e-USU Repository
Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai