PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
c. Memupuk kemampuan berkomunikasi dan memahami lebih dalam tentang
tugas sebagai individu dan kelompok kerja.
1. Bidang umum
2. Bidang khusus
a. Pengumpulan data
b. Pengambilan data
Pemilihan data yang akan di tulis dalam laporan, berupa data yang penting
dan informatif bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
2
1.5 Sismatika Laporan
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
BAB II
INSTALASI SISTEM & OPERASI
Dari gambar diatas diketahui bagaimana bentuk konstruksi dari sebuah gas
turbine compressor set. Melalui gambar tersebut kita bisa menentukan bagaimana cara
menginstal gas turbine compressor set. Dimana di bagian depan merupakan bagian yang
ujung dekat kompresor adalah bagian untuk menginstal bagian aksesoris mesin, seperti
motor penggerak mula. Sedangkan untuk bagian belakang yang merupakan bagian ujung
gas turbine compressor set yang dekat dengan turbine sebagai contoh untuk bagian yang
akan diinstal dengan generator yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik dari
pergerakan rotasi turbin menjadi energi listrik dan akan didistribusikan ke bagian yang
membutuhkan. Berikut adalah siklus yang terjadi pada gas turbin compressor set.
4
Gambar 2.2 Siklus gas turbin compressor set dengan 2 poros
Biasanya gas turbin jenis ini diinstal pada industri-industri pembangkit dan
juga industri oil and gas yang dijadikan sumber energi listrik untuk mendukung industri
tersebut.
5
Gambar 2.3 Spesifikasi komponen Gas Turbine Compressor Set Taurus 60
Sistem Pneumatik
Sistem start pneumatik terutama cocok untuk turbin gas mulai persyaratan dan
dapat menggunakan salah satu gas atau udara terkompresi sebagai sumber
listrik. Komponen sistem standar yang disertakan dengan paket adalah
saringan, katup penutup, motor starter, dan terkait pipa stainless steel dan
manifold. Motor turbin starter yang dipasang di sisi depan perumahan gigi
6
aksesori dan daya pancar mulai turbin gas melalui umum kopling menduduki
dan poros. Ketika gas generator mencapai kecepatan putus pemula, starter
motor menutup dan overruns kopling.
The direct-drive ac (DAC) sistem start terdiri dari sangkar tupai, tiga fase, ac
motor induksi dengan solid-state variable frequency drive (VFD). Permulaan
motor dipasang langsung pada aksesori turbin gas mendorong gearbox. Daya
mulai ditransmisikan ke turbin gas melalui gearbox aksesori drive dan kopling
menduduki dan poros perakitan. VFD membutuhkan pasokan tiga fase, 380 –
to - 575 volt, 50/60-Hz daya ac. Ini mengatur VFD tegangan dan frekuensi
untuk motor awal sebagai diperlukan untuk memulai putaran turbin gas,
mempercepat ke membersihkan kecepatan, dan kemudian mempercepat
penyalaan dan kecepatan jebolan pemula seperti yang diperintahkan oleh
Sistem kontrol Turbotronic. VFD dikirim secara terpisah untuk instalasi di
lokasi yang tepat dan tidak berbahaya menyediakan untuk langsung memulai
mengendalikan motor. Kesalahan khas simetris maksimum kapasitas saat ini
VFD adalah 25.000 amp. Pengisi sirkuit melebihi batas ini memerlukan
penggunaan transformator isolasi, reaktor line atau cara lain menambahkan
impedansi yang sama untuk membatasi arus gangguan. Listrik terputus dan
perangkat proteksi arus biasanya disediakan oleh orang lain. Kekuasaan kabel
berjalan dari VFD ke motor start seharusnya tidak melebihi 183 m (600 kaki).
7
Gambar 2.5 Starting System type Direct-Drive AC Start System
8
Sedangkan pinsip kerja dari sebuah PLTG didasarkan pada siklus Brayton
seperti pada diagram (p, v dan t, s) dibawah ini:
Pada Gambar 2.6 dijelaskan bahwa mula-mula udara dari atmosfir ditekan di
dalam kompresor hingga temperature dan tekanannya naik dan proses ini biasa disebut
dengan proses kompresi dimana sebagian udara yang dihasilkan ini digunakan sebagai
udara pembakaran dan sebagiannya digunakan untuk mendinginkan bagian-bagian turbin
gas. Didalam ruang bakar sebagian udara pembakaran tersebut akan bercampur dengan
bahan bakar yang diinjeksikan kedalamnya dan dipicu dengan spark plug akan
menghasilkan proses pembakaran hingga menghasilkan gas panas (energi panas) dengan
temperature dan tekanan yang tinggi, dari energi panas yang dihasilkan inilah kemudian
akan dimanfaatkan untuk memutar turbin dimana didalam sudu-sudu gerak dan sudu-
sudu diam turbin, gas panas tersebut temperature dan tekanan mengalami penurunan dan
proses ini biasa disebut dengan proses ekspansi. Selanjutnya energi mekanis yang
dihasilkan oleh turbin digunakan untuk memutar generator hingga menghasilkan energi
listrik.
9
tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dibuang atau dialirkan ke udara
luar.
10
Dari keluaran kompresor tekanan tinggi udara tersebut dialirkan
kedalam regenerator untuk mendapatkan temperatur yang lebih tinggi lagi
yang bertujuan untuk memudahkan terjadinya proses pembakaran dengan
melalui media pemanas gas bekas/buang (flue gas) yang memanfaatkan gas
bekas hasil dari turbin tekanan rendah. Selanjutnya udara keluaran dari
regenerator dialirkan kedalam ruang bakar utama (primary combustion
chamber) yang menghasilkan proses pembakaran dan dari proses ini
dihasilkan gas panas yang digunakan untuk memutar turbin tekanan tinggi,
hasil ekspansi gas panas dari turbin tekanan tinggi ini berupa gas bekas (flue
gas) dialirkan kedalam ruang bakar kedua (secondary combustion chamber)
dan biasa disebut juga dengan reheater chamber yang selanjutnya gas bekas
tersebut digunakan untuk udara pembakaran didalamnya yang mampu
menghasilkan gas panas lagi dan digunakan untuk memutar turbin tekanan
rendah.
Dari ketiga terakhir siklus turbin gas diatas secara keseluruhan dimaksudkan
untuk menghasilkan sebuah pusat listrik tenaga gas (PLTG) dengan tingkat efisiensi yang
diharapkan lebih tinggi dari turbin gas siklus terbuka. Adapun sebagai pendukung pusat
listrik tenaga gas ini digunakan untuk beberapa alat bantu (auxiliary equipments) untuk
membantu proses siklus turbin gas berjalan dengan baik, seperti:
1. Sistem pelumas (lube oil system).
2. Sistem bahan bakar (fuel system).
3. Sistem pendingin (cooler system).
4. Sistem udara kontrol (air control system).
5. Sistem hidrolik (hydraulic system).
6. Sistem udara tekan (air pressure system).
7. Sistem udara pengkabutan (atomizing air system).
11
2.4 Diagram Langkah Starting Gas Turbine Compressor Set
START
OK
Fail To Start
Purging Time
Spark Plug On
YES
13
A. Maintenance Starting System
Tabel interval maintenance
System / Description D M S A
14
2. Starter Pilot Valve Inlet Filter
perawatan Starter Pilot Valve Inlet Filter dibatasi dengan penggantian
elemen
pelepasan
1. tutup customer-furnished manual shutoff valve.
2. ketika menekan katup penguras, lepaskan baut bawah di bawah magkuk
saringan untuk menghabiskan cairan. Setelah habis pasangkan kembali
baut penutup bawah.
3. lepaskan mangkuk saringan.
4. lepaskan O-ring dan saringan. Lepas keduanya.
5. dengan kain bersih,bersihkan cairan didalam mangkuk saringan dan
saringan atas.
Instalasi
3. Gearbox Lubricant
Pelumasan pada Pneumatic Starter Motor termasuk mengisi oli starter
motor gearbox dengan oli pelumas turbin kualitas terbaik dan pelumas
motor bearing menggunakan grease fittings yang terpasang pada rumah
motor.
Pelepasan
15
Instalasi
1. posisikan elemen ke dalam filter head dengan aman.
2. posisikan penggantian O-ring ke dalam filter head.
3. pasangkan baut bagian atas pada filter head dan kencangkan sesuai
standard
4. buka customer furnished manual shutoff valve.
16
B. Maintenance Fuel System
Tabel interval maintenance
System / Description D M S A
Gunakan air bersabun dalam botol semprotan untuk
mengecek tekanan gas fuel dari kebocoran. Jika ada
gelembung, matikan sistem dan perbaiki segera.
Cek dan atur tekanan keluar dari tekanan masuk fuel. Setting
tekanan jika diperlukan.
17
1. Oncrank Water Wash Filter
18
4. pembersihan strainer Online Water
Perawatan pada Online Water Wash Strainer dibatasi dengan
membersihkan strainer :
1. kendorkan baut bagian bawah untuk memberikan tekanan ke
ventilasi.ketika udara terbebaskan , lepaskan strainer.
2. bersihkan segala kotoran yang menempel pada rumah strainer
.bersihkan strainer dengan Stoddard solvent atau sejenisnya.
3. gunakan kain bersih untuk membersihkan strainer dan pasangkan
strainer yang sudah bersih
4. pasangkan kembali dan kencangkan bautnya
System / Description D M S A
Mengecek seluruh sistem oli dari kebocoran, Jika ada
kebocoran,matikan system dan segera perbaiki.
Mengecek level indikator tangki oli. Membuat data laju
konsumsi oli, Laju konsumsi oli yang tinggi bisa menjadi indikasi
kegagalan seal bearing.
Memeriksa ketepatan operasi dari auto fill system oli
Mengecek dan mendata perbedaan tekanan main lube oli. Ganti
jika perbedaan tekanan elemen mencapai 30 psi (206.8 kPa,
2.07 bar, 2.1 kg/cm2 ).
Mengecek operasi oli pendingin. Bersihkan yang menyumbat
aliran oli pendingin, dan periksa oli dari kebocoran. Mengecek
ketika mesin dalam kadaan mati.
Mengecek sistem pompa oli dari pump pulsing. Pump pulsing
disebabkan karena penggantian oli atau cek kegagalan katup.
Mengecek suhu tinggi dan tekanan oli.Jika dibutuhkan atur
tekanan tekanan dan suhu oli
Ambil sampel oli untuk dianalisis, sampel diambil setiap 6
bulan.Membuat data analisis.
19
Tabel maintenance Requirement
pelepasan
1. putuskan hubungan ground kelistrikan dan kelistrikan utama pada motor, Tag
dilepas
2. lepaskan saluran masuk dan lepaskan pipa dari Pre/Post Lube Oil Pump.
Installation
1. mengangkat motor and pump P902 dan pasangkan ke penyangga and aman
dalam memasang perangkat kerasnya
20
2. Atur torsi sesuai standard dalam pengencangan perangkat keras
3. putuskan sambungan pengangkat.
4. hubungkan discharge and saluran pipa masuk ke pompa P902.
5. atur torsi standard pengencangan pada discharge dan pipa masuk ke pompa
P902.
6. pasangkan kembali sistem kelistrikan pada motor. Lihat acuan kelistrikan pada
wiring diagram untuk proper connection.
7. pasangkan kembali kabel ground. Lepaskan tags
pelepasan
1. putuskan hubungan ground kelistrikan dan kelistrikan utama pada motor, Tag
dilepas
2. lepaskan saluran masuk dan lepaskan pipa dari Pre/Post Lube Oil Pump.
instalasi
1. mengangkat motor and pump P902 dan pasangkan ke penyangga and aman
dalam memasang perangkat kerasnya
2. Atur torsi sesuai standard dalam pengencangan perangkat keras
3. putuskan sambungan pengangkat.
4. hubungkan discharge and saluran pipa masuk ke pompa P902.
5. atur torsi standard pengencangan pada discharge dan pipa masuk ke pompa
P902.
6. pasangkan kembali sistem kelistrikan pada motor. Lihat acuan kelistrikan pada
wiring diagram untuk proper connection.
7. pasangkan kembali kabel ground. Lepaskan tags
21
22
pelepasan
1. buka hand valve VH903 (3).
2. dengan hati hati posisikan Lube Oil Filter Transfer Hand Valve (VT901 (2))jika
ingin mengisolasi filter FS901.
3. tutup hand valve VH903 (3).
4. lepaskan saluran pipa air atau tempatkan dengan nyaman kontainer dibawah
saluran outlet. Lepaskan tutup dari saluran dan buka saluran saringan Hand Valve
(VH902-3 (6) or VH902-4 (7)). Dari saluran line dan buka saringan saluran untuk
di servis.
5. buka saringan Bleed Hand Valve (VH902-1 (4) atau VH902-2 (5)) untuk
menservis saringan
6. buka saluran oli dari filter
7. lepaskan perangkat keras dari filter case cover menggunakan cross-pattern.
8. lepaskan filter case cover and O-ring.
9. lepaskan filter element.
10.bersihkan filter case cover dan bagian dalam filter case.
instalasi
5. mengecek kebocoran saringan dengan pelan membuka hand valve VT901 (2)
jangan abaikan aliran transfer oli kedalam saringan.
6. ketika oli saringan terlihat mengalir pada saluran dari bleed hand valve VH902-
1 (4) atau VH902-2 (5), tutup the bleed hand valve.
7. dengan hati-hati pindahkan transfer valve VT901 (2) ke posisi semula.
8. bila perlu, ulangi langkah sesuai prosedur untuk secondary filter.
pelepasan
1. tempatkan wadah dengan pas dibawah mangkuk saringan.
2. buka baut dan ring holder dibagian bawah mangkuk saringan.
3. dengan hati-hati lepaskan mangkuk saringan dari tutupnya dengan cara menarik
lurus ke bawah.
4.lepaskan elemen saringan juga tutup atau mangkuk saringan.
23
5. lepaskan o-ring dari tutupnya.
6. gunakan kain bersih untuk membersihkan mangkuk saringan dan tutup
saringan.
instalasi
1. memasang kembali O-ring pada tutup. lumasi O-ring.
2. memasang kembali pentil dibagian atas tutup.
3. pasang mangkuk saringan.
4. pasang kembali ring holder over filter bowl dan pasang baut sesuai standar pada
bagian atas.
5. lepaskan lock out tags.
pelepasan
1. jika perlu, pasangkan eyebolts dalam lube oil rumah pompa.
2. mengangkat eyebolts atau rumah pompa. bersihkan slack.
3. lepaskan tubes dari pompa
4. lepaskan perangkat keras seperti, discharge pipe, dan O-ring dari pompa.
5. lepaskan flex coupling, gasket, dan suction pipe dari pompa.
6. lepaskan perangkat keras pada pompa hingga accessory drive.
instalasi
24
3. menaikkan posisi pompa dan memasang pompa dengan mengangkat perangkat
keras ke accessory drive.
4. perangkat keras dipasangkan dengan torsi yang standar.
5. pasang flex coupling, gasketdan suction pipe ke pompa.
6. pasang perangkat keras seperti O-ring and discharge pipe ke pompa
7. perangkat keras dipasangkan dengan torsi yang standar.
8. memasang tubes ke pompa
9. melepas pengangkat dari eyebolt pada rumah pompa dibutuhkan.
10.lepaskan lock out tags.
Pelpasan
3. Lepaskan dua mounting screw, lockwashers dan nuts securing exciter ke kotak
pengubung. Lepaskan exciter dari kotak penghubung.
Pemeriksaan
1. Periksa secara visual exciter (5, Gambar 8.7.1) dari kerusakan dan korosi.
Bersihkan seperti yang diperlukan
2. Periksa secara visual 24 Vdc input connectors (6) untuk/dari kerusakan atau
korosi. Bersihkan atau luruskan pins (?) seperti yang diperintahkan (atau bisa juga
bersihkan dan luruskan pins bila diperlukan)
4. Putuskan kabel ignition exciter (2) dari torch igniter plug (1).
25
5. Periksa kabel ignition exciter dan tip porselen untuk kerusakan dan kerusakan
di penyekatan/isolasi dan untuk setiap tanda-tanda tegangan tinggi sesaat atau
terlepas ke tanah/dasar.
Pengujian
1. Lepaskan torch igniter plug (1, Gambar 8.7.1) dan gasket dari torch igniter dan
letakkan di permukaan tanah di mana elektroda dapat dilihat.
2. Sambungkan ignition exciter (5), kabel ignition exciter (3) dan konektor listrik
(4,6) ke output ignition exciter dan torch igniter plug.
instalasi
1 Pasang torch igniter plug (1,Gambar 8.7.1) dengan gasket yang baru di dalam
housing torch igniter.
3. Pasang ulang ignition exciter (5) ke dalam kotak penghubung (7) dan
kunci/lindungi dengan dua retaining screws, lockwashers, and nuts.
Kencangkan/eratkan screws 35 ke 50….. (nggatau ini eheee)
26
2. Torch Igniter Plug
Torch igniter plug (1, Gambar 8.7.1) harus diperiksa secara berkala
untuk pemasangan dan pembentukan karbon. Sebelum perawatan, mesin harus
dimatikan, katup/tutup pasokan bahan bakar ditutup dan lepaskan tekanan dari
semua sistem. Torch igniter plug dilepaskan, diperiksa, diuji dan
diterapkan/dipasang menggunakan prosedur-prosedur berikut ini:
Pelepasan
1. Putuskan kabel ignition exciter (3, figure 8.7.1) dari steker torch ignitor (1)
1. Periksa torch igniter plug (1, Gambar 8.7.1) untuk pemasangan dan
pembentukan karbon.
3. Pastikan bahwa jarak renggang torch igniter plug adalah 0.090 ±0.01 in. (2.29
±0.3 mm). Atur seperti yang diperintahkan.
27
4. Bersihkan dan periksa kabel ignition exciter (3) untuk kelancaran.
PENGUJIAN
2. Pastikan bahwa jarak renggang torch igniter plug adalah 0.090 ±0.01 in. (2.29
±0.3 mm). Atur seperti yang diperintahkan.
3. Sambungan kabel konektor exciter (2) ke torch igniter plug. Letakkan torch
igniter plug ke permukaan logam mesin sehingga torch igniter elektroda dapat
dilihat.
4. Lepaskan kepala input ignition exciter dan sambungkan secara terpisah 24 Vdc
sumber tenaga listrik ke ignition exciter.
5. Periksa rangkaian partikel cahaya yang kuat dalam rangkaian cepat saat exciter
menyalurkan tenaga. Apabila tidak ada percikan cahaya yang terjadi dan exciter
menghasilkan dengungan suara, ganti steker troch igniter.
PEMASANGAN
2. Lumasi rangkaian steker torch ignitor dengan Fel-Pro Nickel Ease (Solar P/N
917427C1)
3. Pasang torch igniter plug kedalam housing torch igniter. Putar steker dari 25 ke
31 ft-lb (33,8 ke 40,6 N m)
The torch igniter assembly (gambar 8.7.2) dipasang didekat bagian bawah pada
posisi muka atau depan combustor housing. Komponen ini perlu dilakukan
inspeksi secara berkala dari penumpukan karbon dan keausan.
28
29
REMOVAL
Lakukan pelpasan torch igniter seusai dengan prosedur yang telah ditentukan:
1. lepaskan torch fuel supply line dari fuel connection union (13, gambar 8.7.2).
3. lepaskan torch igniter plug cable dari torch igniter plug (4).
4. lepaskan enam baud (15) dan mur pengunci (16) dari torch mounting flange.
5. lepaskan torch dan gasket (2) dari combustor housing torch mounting flange.
DISASSEMBLY
1. lepaskan torch igniter plug (4, gambar 8.7.2) dan gasket (5) dari igniter
housing
(1).
2. lepaskan torch igniter tube (1) dan gasket (2) dari igniter housing (3).
3. lepaskan fuel connection union (13) dan metallic seal (7), and orifice (12) dari
igniter housing (3). Separate metallic seal (7) dari fuel connection union (13).
4. lepaskan drain line union (8) dan metallic seal (7) dari igniter housing (3).
5. lepaskan torch injector (10) dan metallic seal (9) from igniter housing (3).
INSPECTION PARAMETERS
30
1. bersihkan torch igniter tube (1, gambar 8.7.2). lakukan pengecekan
pembakaran, keretakan dan distorsi , pengikisan dan lasan yang terbuka, apabila
terdapat ini semua maka penggantian tube perlu dilakukan
4. Bersihkan torch igniter plug (4). Lakukan pengecekan keretakan dan pengikiran
Inspect for buildup, cracks, and erosion. Apabila terdapat kondisi seerti ini maka
penggantian torch igniter plug perlu dilakukan.
3. pasang atau lakukan perakitan gasket (2) ke igniter housing (3) dan lakukan
pemasanganpada bagian depan combustor housing torch mounting boss
menggunakan 6 baud (15) dan mur pengunci (16).
Bleed air system harus dipesiksa secara berkala, jika ada pergantian bleed valve
maka kompenen utama perlu dilakukan penyesuaian, komponen utama dari bleed
valve adalah trunnion valve dan hidrolik rotari aktuator. Komponen pendukung
dari bleed valve adalah pipa belokan dan bracket actuator. Bleed valve dipasang
dengan dilas pada flange yang menyatu dengan combustor case.
a. Inspeksi statis :
1. Periksa bleed vaalve assembly, apa ada kelonggaran perangkat atau
kerusakan mekanik
2. Periksa kebocoran oli pada aktuator
b. Inspeksi operasi
31
1. Bandingkan solenoid bleed valve pada keadaan terbuka dan tertutup
dengan waktu bleed valve
2. Pada saat kecepatan meningkat sampai 80% Ngp, hydraulic rotary actuator
menutup bleed valve
Matikan mesin dan lakukan pengamatan
32
33
Pelepasan bleed valve
1. turunkan tekanan pada sistem hidrolik bleed valve, sediakan wadah yang
cocok untuk menampung sisa oli dan juga untuk mencegah oli tumpah
2. identifikasi hidrolik pressure liine gambar 18,20 pada aktuator hidrolik
rotari gambar 15
3. lepaskan hidrolik pressure line dari hydraulic rotary actuator
4. lepaskan clamp v band yang menempel pada bleed valev exaust ducct ke
exaust diffuser
5. lepaskan v band clamp dari bleed valve elbows dan lepaskan bleed valve
exayst duct
6. gunakan pengikat dan kerekan untuk melepas hidrolik rotari aktuator15
dengan trunnion valbe 10
7. lepaskan empat baud (1) dan mur (2) daribleed valve 7 dan flange 3
8. lepaskan bleed valve elbow (7) trunnion valve (10) dengan hidrolik rotari
aktuator 15 spiral gasket dari flange (3), buang spiral gasket (4)
34
BLEED VALVE INSPECTION AND TEST
1. Lakukan inspeksi visual terlebih dahulu pada semua komponen yang ada
pada trunion valve (10) dan Hydralic rotary actuator(15) untuk
pengecekan kerusakan goresan dan keretakan
35
2. Inspeksi disc (28) dan seal (29) fon pemakaian saat valve tertutup penuh
dengan prosedur seperti berikut:
a. pang hydraulic rotary actuator (15) untuk percobaan penyetingan
seperti pada gambar 8.7.5
b. gunakan udara bersih dan kering secara perlahan menuju port B
sampai 180psig(1241kPa)(12.4 bar), (12,6 kg/cm2) saat tercapai, pada
titik ini disc (28) harus menutup penuh
c. periksa harus tidak ada jarak atau clearance antara disc (28) dan
seal(29) menggunakan cahaya, apabila terlihat gap atau clearance
lakukan penyetelan hidrolik rotary aktuator (15) buka stop adjut screw
(16,22) dan tutup stop ajust screw (30), lakukan sesua prosedur yang
telah ditentukan.
d. Gunakan udara bersih dan kering secara perlahan menuju port A
sampai 180 psig (1241 kPa), (12.4 bar), (12.6 kg/cm2) saat tercapai,
pada titik ini disc (28) harus membentuk sudut (lihat tabel 8.7.1 untuk
nilai) sudut pembukaan rotasi dari bidang permukaan depan katup, jika
disc (28) tidak pada posisi sudut yang benar, hidrolik rotary aktuator
akan menyesuaikan dengan cara membuka stop adjust screw (16)),
lakukan sesuai prosedur yang telah ditentukan
1. lepaskan dua baud (8, Figure 8.7.4) dan lockwashers (9) dari bagian bawah
trunnion valve (10).
3. lepaskan stem (11) dan key (25) dari matching keyway yang ada pada rotary
actuator adapter (19), pisahkan atau lepaskan trunnion valve (10) dari rotary
actuator bracket (14).
4. jika hydraulic rotary actuator (15) akan diganti maka lepaskan keempat
baudnya (12), lockwashersnya (13) dan lepaskan rotary actuator bracket (14) dari
hydraulic rotary actuator (15).
36
BLEED VALVE ASSEMBLY
1. pasang rotary actuator bracket (14, Figure 8.7.4) pada hydraulic rotary actuator
(15) menggunakan empat baud (12) dan ringnya (13).
3. posisi rotary actuator adapter (19) dalam keadaan putaran searah jarum jam
(keyway diletakan diatas pas ditengah tengahnya) dan trunnion valve (10) dalam
keadaan tertutup penuh terhadap seal (29).
4. pasangkan stem (11) dengan key (25) pasang dibagian matching keyway yang
ada pada rotary actuator adapter (19).
5. kunci trunnion valve (10) pada hydraulic rotary actuator (15) menggunakan dua
baud (8) dan ringnya (9).
1. pasangkan hydraulic rotary actuator (15, Figure 8.7.4) untuk pengetesan awal
seperti yang terlihat hasilnya pada gambar 8.7.5.
2.longgarkan locknuts yang ada pada open stop adjust screws (16, 22, Figure
8.7.4) and closed stop adjust screw (30).
3. ulir atau baud pada closed stop adjust screw (30) berguna untuk mencegah
kelebihan tenaga putaran pada seal (29).
5. tepakan secara perlahan 35 psig (241 kPa), (2.41 bar), (2.45 kg/cm2) ke port B
dan atur bagian closed stop adjust screw (30). Kencangkan mur pengunci (24).
7. atur bagian open stop adjust screws (16, 22) untuk mengghasilkan sudut
bukaan permukaan katup 30 ±1 dejarat kencangkan bagian bawah mur pengunci
(17, 21).
8. naikan tekanan pada posisi 180 psig (1241 kPa), (12.4 bar), (12.6 kg/cm2) dan
apa bila ada kebocoran, cek semua 3 stop adjust screws (16, 22, 30)
9. periksa tidak jarak atau clearance antar disc (28) dan seal (29). Jika ada jarak
atau cleareance yang terlihat maka lakukan pengaturan kembali
37
INSTALLATION
1. gunakan pengikat dan kerekan untuk menyokong trunnion valve (10, gambar
8.7.4) dan hydraulic rotary actuator (15).
2. Posisi trunnion valve (10) dan hydraulic rotary actuator (15) diantara mounting
flange (3) yang ada pada combustor housing dan matching flange pada bleed
valve elbow (7).
3. periksa bahwa disc (28) sewajarnya ada diantara bleed valve elbow (7) flange
dan mounting flange (3).
4. lakukan pemasangan spiral gaskets (4) pada mounting flange (3) dan bleed
valve elbow (7) flange.
5. lakukan pelumasan pada keempat ulir baud dengan pelumas Fel-Pro Nickel
Ease (Solar P/N 917427C1).
6. pasangkan keempat baud (1) dan mur (2) yang menyambung pada flanges.
7. kencangkan baud (1) dan mur (2) pada clamp trunnion valve (10) di tempat
yang aman.
10. lakukan pemasangan bleed valve elbow (7) ke bleed valve exhaust duct (5)
dengan menggunakan V-band clamp (6).
11. lakukan pemasangan hydraulic pressure lines (18, 20) ke hydraulic rotary
actuator (15).
PELEPASAN
38
2. gunakan cairan yang bisa melonggarkan baud dan mur, seperti Aero-Kroil atau
Liquid Wrench
5. lepaskan fuel injector dan gaskets dari flange combuster housingnya, ganti
gasketnya
3. gunakan sikat kawat halus untuk membersihkan bagian luar injektor, dan
guanakan sikat kawat halus berbentuk silinder untuk membersihkan bagian dalam
fuel injectors.
INSTALLATION
1. lakukan pemasangan gasket baru dan lakukan pemasangan fuel injectors pada
flange combustor housing.
2. beri pelumasan ulir yang ada pada baud dengan Fel-Pro Nickel Ease (Solar P/N
917427C1).
4. beri pelumasan pada ulir yang ada pada port bosses fuel injektor dan beri juga
pelumasan untuk bagian luar sedikit saja menggunaka Clear Petroleum Base
Lubricant (Solar P/N
915793C1)
39
6. Variable Vane System
Variable vane system berfungsi untuk mengatur debit aliran udara yang masuk
kedalam engine dan membantu proses pencegahan terjadinya engine choke / stall
selama proses akselerasi
Gunakan prosesdur yang terpat untuk melakukan inspeksi dan pengaturan atau
penyettingan variable vane system menggunakan inlet guide vane (IGV) Gage
FT27500 seperti yang terlihat pada gambar 8.7.6 pada keadaan dibawah normal,D
alam keadaan normal, penyesuaian ke Variable Vane System tidak diperlukan.
Hubungan relatif (rigging) antara tahap baling-baling variabel diatur dari
pabriknya selama perakitan mesin, dan turnbuckle aktuator (15) disesuaikan
selama tes mesin untuk menyediakan posisi IGV pada keadaan optimal atau
terbuka penuh
40
41
42
STATIC INSPECTION
Lakukan static inspection sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
1. lepaskan variable vane sheet metal cover.
2. lakukan inspeksi variable vane actuator cylinder (18) dan variable vane electro-
hydraulic actuator (19) untuk pengecekan kebocoran.
3. lakukan pengecekan vane system untuk mengecek apa ada kelonggaran, dan
terjadi kerusakan mekanik
4. lakukan inspeksi untuk nspectuntuk pengecekan 15 ulir pada ujung poro.
Minimal poros dipasang pada tunbuckle adalah 375 in. [9.53 mm]).
5. lakukan pengecekan semua poros dan ball joints pastikan bebas berputar dan
bergerak
6. lakukan pengecekan integritascat torque pada semua turnbuckles yang ada di
variable vane systemlinkage. Jika cat terhapus, maka variable vane system perlu
diakukan penyesuaian
OPERATIONAL INSPECTION
Lakukan inspeksi operasi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan :
3. lakukan pemasangan gage FT27500 (1) sehingga 2 dowel pins (2) diletakkan
pada diameter bagian luar air inlet housing (3) dan sisi indeks (permukaan mesin)
alat segaris dengan lubang tengah (9) dari inlet guide vane shaft (6).
4. lakukan pengecekan untuk hasil pemasangan tadi dengan cara manual yaitu
dengan menggerakan ring vane, beri tanda pada pelat grafis pada masing masing
vane ring dan garis tengah vane arm (7) keduanya sebaris dengan tepi indeks
pengukur FT27500
5. lakuakan pemasangan baut, mur, dan ring yang dihubungkan pada actuator
turnbuckle (15) dan feedback turnbuckle (20) yang ke actuating lever (10).
6. lakuan pengencangan baud sesuai dengan yang diijinkan
7.dengan kondisi mesin menyala, baris dan kecepatan di atas 93% koreksi Ngp,
gunakan sisi indeks dari FT27500 untuk menverifikasi pembacaan pada ring
graphic plate sesuai dengan spesifik mesin IGV nilai posisi terbuka penuh. Buka
tanda pada setiap graphic plates pada tiga vane rings lainnya dalam sebaris yang
tertutup dengan sisi indeks pada alat.
43
8. matikan mesin dan verifikasi tanda -29° pada first-stage vane ring baris
tertutup dengan sisi indeks FT27500.
9. lepaskan alat FT27500 dari diameter luar pada air inlet housing.
10. pasangkan variable vane sheet metal cover.
11. kencangkan bautnya dengan torsi yang sesuai standar
ADJUSTMENT/RIGGING
Adjustment/rigging variable vane system dilakukan dengan cara mengikuti
prosedur dibawah ini :
1. lepaskan feedback turnbuckle (20, gambar 8.7.6) dari clevis pada aktuator
electro-hydraulic (19).
2. verifikasi clevis adalah membuka baut secara penuh ke dalam actuator rod dari
aktuator (19).
3. hubungkan arus 0-20 mA ke aktuator (19).
4.lepaskan dan tag tekanan oli pada arus sumber.
5. hubungkan kontrol auxiliary sumber tekanan oli ke variable vane system.
6. buka baut, nut and washersnyahubungkan aktuator turnbuckle (15) ke clevis
(16).
7. pasang alat FT27500 (1) sehingga dua dowel pins (2) diletakkan pada bagian
luar diameter dari air inlet housing (3) dan sisi indeks (permukaan mesin) dari
alat sebaris dengan lubang tengah (9) dari inlet guide vane shaft (6).
8. mengecek pemasangan alat FT27500 secara manual dengan memindahkan vane
rings
Sehingga tanda “A” pada graphic plate setiap vane ring dan center line dari vane
arm (7) kedua garis dengan sisi indeks alat FT27500.
9. ukur center-to-center jarak diantara ujung tengah batang pada aktuator
turnbuckle (15). Dimensinya harus berkisar 5.60 ± 0.05 inc. (142 ±1.3 mm). Jika
dalam pengukuran diluar batas, atur turnbuckle jika dibutuhkan.
10. pasang baut, nut and washersnya hubungkan aktuator turnbuckle (15) ke
actuating lever (10).
11. beri tekanan oli dan 20 mA sinyal ke aktuator (19) untuk memperpanjang
batang aktuator secara penuh. atur IGV turnbuckle (14) sampai derajat
pembacaan pada IGV ring graphic
plate terbaca +3°. Atur 0, 1st, dan 2nd stage vane ring turnbuckles (13, 12, dan
44
11 jika dibutuhkan untuk menyejajarkantanda buka pada setiap vane ring graphic
plate dengan sisi indeks alat FT27500.
12. longgarkan baut dalam batang aktuator stop nut (17).
13. menarik kembali batang secara penuh. atur stopnut jika dibutuhkan untuk
menyegariskan tanda pada first stage vane ring sebesar -29° dengan sisi
indeks alat FT27500. kunci stop nut pada posisi ini dengan setscrew.
14. siklus pada variable vane system dari stop ke stop beberapa saat dan
memverifikasinya dengan menyetting ketetapan dalam langkah 11 (IGV ring
graphic plate terbaca +3°) dan langkah 13 (first-stage ring graphic plate
terbaca -29°) diulangi.
15. amankan semua locknuts pada semua turnbuckles [kecuali pada aktuator
turnbuckle (15) dan arus balik turnbuckle (20)], dan menggunakan tanda cat
pada torsi turnbuckle hardware.
16. mengecek semua ball joints untuk free movement.
17. beri oli bertekanan dan 20 mA sinyal ke actuator untuk memperpanjang
batang aktuator secara penuh. atur actuator turnbuckle sampai derajat yang
terbaca pada IGV ring graphic
plate reads angka bulat (IGV posisi terbuka penuh, dalam derajat ) menyetensil
pada actuator support. Tanda buka pada graphic plates dari tiga vane rings
lainnya akan menutup baris dengan sisi indeks pada alat.
18. siklus pada variable vane system dari stop ke stop beberapa saat dan
memverifikasinya dengan menyetting ketetapan dalam langkah sebelumnya
diulangi.
19. amankan locknuts padaactuator turnbuckle (15) dan memberi warna pada torsi
ke turnbuckle hardware.
20. beri oli bertekanan dan 16.7 - 16.9 mA sinyal ke aktuator (19).
21. hubungkan arus balik turnbuckle ke actuator clevis.
22. torsi untuk baut mengikuti standard.
23. atur arus balik turnbuckle jika dibutuhkan untuk memperoleha 0°± 0.5°
pembacaan pada IGV ring graphic plate.
24. siklus mA signal ke aktuator dari 4-20 mA beberapa saat.
25. dengan 16.7 - 16.9 mA sinyal ke aktuator, periksa kembali dan atur arusbalik
turnbuckle
(20) jika dibutuhkan untuk memperoleh 0°± 0.5° pembacaan pada IGV ring
graphic plate.
45
26. amankan locknuts on feedback pada arus balik turnbuckle dan beri cat pada
torsi ke turnbuckle hardware.
27. putuskan sumber 0-20 mA dari aktuator.
28. putuskan kontrol pelengkap sumber tekanan oli dari sumber oli yang
bersumber dari variable vane system.
29. pasangkan kembali pack variable vane system oil supply lines. Mengatur torsi
sistem diperlukan.
30. lepaskan alat FT27500.
31. torsi baut mengikuti standar. Beri cat warna pada torsi turnbuckle hardware.
32. pasangkan variable vane sheet metal cover. Atur torsinya sesuai standar.
46
Kesimpulan
Gas turbine engine merupakan mesin yang bersifat kritis di industri pembakit
listrik, manufaktur, dan migas. Oleh karena itu, diperlukan perawatan mesin yang
sesuai agar dapat beroperasi dengan baik dan optimal. Perawatan dimaksudkan
agar turbin gas selalu dalam kondisi siap pakai.
1. Predictive Maintenance : monitoring vibration pada gas turbin dan analisis oli
pada gas turbin.
47