Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Turbin adalah mesin penggerak, dimana energi fluida kerja dipergunakan


langsung untuk memutar roda turbin. Jadi, berbeda dengan yang terjadi dengan
mesin torak, pada turbin tidak terdapat  bagian mesin yang bergerak translasi.
Bagian turbin yang berputar dinamai rotor atau roda turbin., sedangkan bagian
yang tidak berputar dinamai stator atau rumah turbin. Roda turbin terletak di
dalam rumah turbin dan roda turbin memutar poros daya yang menggerakkan atau
memutar bebannya (generator listrik, pompa, kompresor, baling- baling atau
mesin lainnya).
Di dalam turbin, fluida kerja mengalami  proses ekspansi, yaitu proses
penurunan tekanan dan mengalir secara kontinu. Kerja fluida dapat berupa air, uap
air, atau gas. Secara umum, sistem turbin terdiri dari beberapa komponen, antara
lain: kompresor, pompa, ketel uap (boiler), ruang bakar, kondensor dan turbin.
Turbin banyak di manfatkan untuk pembangkit listrik,  pesawat terbang, di dalam
industri, dan lain-lain.
Di dalam makalah ini, akan di bahas khusus pada turbin gas kompresor
baik dalam siklus, klasifikasi, komponen-komponen yang ada, dan prinsip kerja
dari turbin tersebut serta aplikasi turbin yang akan di gunakan. PLTG difungsikan
untuk mengatasi kebutuhan energi listrik saat  beban puncak. Alasan pemilihan
jenis pembangkit ini adalah operasi  penyediaan daya dibangkitkan lebih cepat.
Kelebihan lain yang dimiliki yaitu untuk menghasilkan daya yang besar
dibutuhkan ruangan yang kecil. Konsumsi energi pada peralatan PLTG bersumber
dari putaran turbin gas. Daya poros yang dihasilkan turbin gas digunakan untuk
memutar accessory gear. Alat ini digunakan untuk memutar alat-alat pendukung,
yaitu pompa dan kompresor pengabut.

1.2 Tujuan Pembuatan Laporan

a. Melaksanakan dengan baik mata kuliah Boiler dan Gas Turbin

b. Melatih kemampuan pembuatan laporan dengan baik

1
c. Memupuk kemampuan berkomunikasi dan memahami lebih dalam tentang
tugas sebagai individu dan kelompok kerja.

d. Meningkatkan kemampuan mahasiswa secara mandiri dan kelompok


dalam memecahkan masalah yang timbul.

1.3 Ruang Lingkup Bahasan

Bahasan yang akan di tampilkan dalam laporan dipermudah dengan


pembatasan ruang lingkup:

1. Bidang umum

 Sejarah singkat gas turbine kompresor

 Komponen-komponen gas turbine kompresor

2. Bidang khusus

Pembatasan dalam materi tentang Gas Turbiene Compressor Set akan


membahas dalam sistem dan cara pemeliharaannya.

1.4 Metode Penulisan

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan laporan Gas


Turbine Compressor Set, diantaranya yaitu:

a. Pengumpulan data

Yaitu metode pengumpulan data-data yang berkaitan dengan Gas Turbine


Compresor set dari internet, berupa dokumen atau pdf.

b. Pengambilan data

Pemilihan data yang akan di tulis dalam laporan, berupa data yang penting
dan informatif bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

2
1.5 Sismatika Laporan

Untuk memudahkan penyusunan laporan ini, penulis membaginya


kedalam beberapa bab. Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagi
berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang Gas Turbine Compressor, tujuan, ruang


lingkup bahasan, metode penulisan, sistematika laporan.

BAB II INSTALASI SISTEM DAN OPERASI

Meliputi diagram instalasi, spesifikasi utama, dan plant operasi

BAB III TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN

Meliputi schedule dan predictive maintenance pada turbin gas


compressor set

BAB IV kesimpulan

Bab ini berisikan simpulan dari maintenance gas turbin compressor


set.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

3
BAB II
INSTALASI SISTEM & OPERASI

2.1 Diagram Instalasi

Gambar 2.1 Konstruksi Gas Turbin Compressor Set

Dari gambar diatas diketahui bagaimana bentuk konstruksi dari sebuah gas
turbine compressor set. Melalui gambar tersebut kita bisa menentukan bagaimana cara
menginstal gas turbine compressor set. Dimana di bagian depan merupakan bagian yang
ujung dekat kompresor adalah bagian untuk menginstal bagian aksesoris mesin, seperti
motor penggerak mula. Sedangkan untuk bagian belakang yang merupakan bagian ujung
gas turbine compressor set yang dekat dengan turbine sebagai contoh untuk bagian yang
akan diinstal dengan generator yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik dari
pergerakan rotasi turbin menjadi energi listrik dan akan didistribusikan ke bagian yang
membutuhkan. Berikut adalah siklus yang terjadi pada gas turbin compressor set.

4
Gambar 2.2 Siklus gas turbin compressor set dengan 2 poros

Biasanya gas turbin jenis ini diinstal pada industri-industri pembangkit dan
juga industri oil and gas yang dijadikan sumber energi listrik untuk mendukung industri
tersebut.

2.2 Spesifikasi Peralatan Utama


Setiap jenis dari gas turbine compresor set memiliki spesifikasi komponen
yang berbeda satu sama lain. Melalui spesifikasi komponen dapat diketahui banyak hal,
seperti salah satu contoh hal yang dapat kita ketahui dari spesifikasi komponen gas turbin
dapat dihitung berapa besar tenaga yang dihasilkan.
Berikut adalah spesifikasi dari salah satu jenis dari gas turbine compressor
set, yaitu jenis Taurus 60.

5
Gambar 2.3 Spesifikasi komponen Gas Turbine Compressor Set Taurus 60

2.3 Plant Operation


2.3.1 Starting
Untuk starting sistem gas turbine compressor set dibagi menjadi 2 tipe,
yaitu:

 Sistem Pneumatik

Sistem start pneumatik terutama cocok untuk turbin gas mulai persyaratan dan
dapat menggunakan salah satu gas atau udara terkompresi sebagai sumber
listrik. Komponen sistem standar yang disertakan dengan paket adalah
saringan, katup penutup, motor starter, dan terkait pipa stainless steel dan
manifold. Motor turbin starter yang dipasang di sisi depan perumahan gigi

6
aksesori dan daya pancar mulai turbin gas melalui umum kopling menduduki
dan poros. Ketika gas generator mencapai kecepatan putus pemula, starter
motor menutup dan overruns kopling.

Gambar 2.4 Starting System tipe pnuematik

 Direct-Drive AC Start System

The direct-drive ac (DAC) sistem start terdiri dari sangkar tupai, tiga fase, ac
motor induksi dengan solid-state variable frequency drive (VFD). Permulaan
motor dipasang langsung pada aksesori turbin gas mendorong gearbox. Daya
mulai ditransmisikan ke turbin gas melalui gearbox aksesori drive dan kopling
menduduki dan poros perakitan. VFD membutuhkan pasokan tiga fase, 380 –
to - 575 volt, 50/60-Hz daya ac. Ini mengatur VFD tegangan dan frekuensi
untuk motor awal sebagai diperlukan untuk memulai putaran turbin gas,
mempercepat ke membersihkan kecepatan, dan kemudian mempercepat
penyalaan dan kecepatan jebolan pemula seperti yang diperintahkan oleh
Sistem kontrol Turbotronic. VFD dikirim secara terpisah untuk instalasi di
lokasi yang tepat dan tidak berbahaya menyediakan untuk langsung memulai
mengendalikan motor. Kesalahan khas simetris maksimum kapasitas saat ini
VFD adalah 25.000 amp. Pengisi sirkuit melebihi batas ini memerlukan
penggunaan transformator isolasi, reaktor line atau cara lain menambahkan
impedansi yang sama untuk membatasi arus gangguan. Listrik terputus dan
perangkat proteksi arus biasanya disediakan oleh orang lain. Kekuasaan kabel
berjalan dari VFD ke motor start seharusnya tidak melebihi 183 m (600 kaki).

7
Gambar 2.5 Starting System type Direct-Drive AC Start System

2.3.2 Loading or Production


Berbicara tentang turbin gas terutama gas turbine compressor set maka hal
tersebut otomatis berhubungan dengan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
dan harus berpikir tentang open cycle. Pada open cycle dimulai dari pemompaan bahan
bakar dan pemasukan udara dari intake air filter menuju combuster. Di combuster
campuran bahan bakar dan udara disemprotkan oleh nozzle sehingga di ruang bakar
terjadi pembakaran. Pembakaran tadi akan memutar turbin gas yang selanjutnya akan
memutar generator yang akan menghasilkan energi listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) mempunyai aliran generator yang di
dalamnya terdiri dari beberapa peralatan utama seperti:
1. Turbin gas (Gas Turbine).
2. Kompresor (Compressor).
3. Ruang Bakar (Combustor).

8
Sedangkan pinsip kerja dari sebuah PLTG didasarkan pada siklus Brayton
seperti pada diagram (p, v dan t, s) dibawah ini:

Gambar 2.6. Diagram siklus Brayton

Pada Gambar 2.6 dijelaskan bahwa mula-mula udara dari atmosfir ditekan di
dalam kompresor hingga temperature dan tekanannya naik dan proses ini biasa disebut
dengan proses kompresi dimana sebagian udara yang dihasilkan ini digunakan sebagai
udara pembakaran dan sebagiannya digunakan untuk mendinginkan bagian-bagian turbin
gas. Didalam ruang bakar sebagian udara pembakaran tersebut akan bercampur dengan
bahan bakar yang diinjeksikan kedalamnya dan dipicu dengan spark plug akan
menghasilkan proses pembakaran hingga menghasilkan gas panas (energi panas) dengan
temperature dan tekanan yang tinggi, dari energi panas yang dihasilkan inilah kemudian
akan dimanfaatkan untuk memutar turbin dimana didalam sudu-sudu gerak dan sudu-
sudu diam turbin, gas panas tersebut temperature dan tekanan mengalami penurunan dan
proses ini biasa disebut dengan proses ekspansi. Selanjutnya energi mekanis yang
dihasilkan oleh turbin digunakan untuk memutar generator hingga menghasilkan energi
listrik.

Ada beberapa macam siklus kerja turbin gas sebagai berikut:


1. Turbin gas siklus terbuka (open cycle)
Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas
yang diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas)
dengan temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari

9
tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dibuang atau dialirkan ke udara
luar.

2. Turbin gas siklus tertutup (closed cycle)


Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas
yang diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas)
dengan temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari
tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dialirkan ke kedalam penukar
panas (heat rejected) untuk didinginkan dengan menggunakan media
pendingin air atau udara hingga temperaturnya turun dan dialirkan lagi
kedalam sisi masuk (suction) kompresor untuk dikompresi lagi.

3. Turbin gas siklus terbuka dilengkapi dengan regenerator


Seperti pada kedua proses kerja turbin gas diatas, dimana gas
panas yang diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas)
dengan temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari
tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas (flue gas) ini dialirkan kedalam heat
exchanger yang dikenal dengan istilah regenerator dimana didalamnya gas
bekas ini digunakan untuk memanaskan udara keluar kompresor sebelum
digunakan sebagai udara pembakaran didalam ruang bakar (combustion
chamber).

4. Turbin gas siklus terbuka dilengkapi dengan intercooler, regenerator dan


reheater

Pada siklus ini baik kompresor maupun turbin gas masing-masing


terdiri dari 2 (dua) bagian yang terpisah dan biasa disebut dengan kompresor
tekanan rendah dan kompresor tekanan tinggi serta turbin gas tekanan rendah
dan turbin gas tekanan tinggi. Aliran udara dan gas-gas yang dihasilkan dapat
dijelaskan sebagai berikut, mula-mula udara atmosfir masuk kedalam
kompresor tekanan rendah untuk dikompresi, dari udara tekan yang dihasilkan
dialirkan kedalam intercooler untuk didinginkan hingga menghasilkan
temperature dan kelembaban serta tekanan yang diinginkan dengan
menggunakan media pendingin air atau media pendingin lainnya, dari sini
udara tersebut dialirkan ke dalam kompresor tekanan tinggi untuk dikompresi
lagi hingga menghasilkan temperature yang tinggi dan tekanan dengan
kepadatan yang lebih tinggi.

10
Dari keluaran kompresor tekanan tinggi udara tersebut dialirkan
kedalam regenerator untuk mendapatkan temperatur yang lebih tinggi lagi
yang bertujuan untuk memudahkan terjadinya proses pembakaran dengan
melalui media pemanas gas bekas/buang (flue gas) yang memanfaatkan gas
bekas hasil dari turbin tekanan rendah. Selanjutnya udara keluaran dari
regenerator dialirkan kedalam ruang bakar utama (primary combustion
chamber) yang menghasilkan proses pembakaran dan dari proses ini
dihasilkan gas panas yang digunakan untuk memutar turbin tekanan tinggi,
hasil ekspansi gas panas dari turbin tekanan tinggi ini berupa gas bekas (flue
gas) dialirkan kedalam ruang bakar kedua (secondary combustion chamber)
dan biasa disebut juga dengan reheater chamber yang selanjutnya gas bekas
tersebut digunakan untuk udara pembakaran didalamnya yang mampu
menghasilkan gas panas lagi dan digunakan untuk memutar turbin tekanan
rendah.

Dari ketiga terakhir siklus turbin gas diatas secara keseluruhan dimaksudkan
untuk menghasilkan sebuah pusat listrik tenaga gas (PLTG) dengan tingkat efisiensi yang
diharapkan lebih tinggi dari turbin gas siklus terbuka. Adapun sebagai pendukung pusat
listrik tenaga gas ini digunakan untuk beberapa alat bantu (auxiliary equipments) untuk
membantu proses siklus turbin gas berjalan dengan baik, seperti:
1. Sistem pelumas (lube oil system).
2. Sistem bahan bakar (fuel system).
3. Sistem pendingin (cooler system).
4. Sistem udara kontrol (air control system).
5. Sistem hidrolik (hydraulic system).
6. Sistem udara tekan (air pressure system).
7. Sistem udara pengkabutan (atomizing air system).

11
2.4 Diagram Langkah Starting Gas Turbine Compressor Set

START

Pre – Start Permision Test

OK
Fail To Start

Motor Starter ON ( 20 – 25 % NGP )

Purging Time

Minimum Fuel Injection

Spark Plug On

Tes > 400 oF


( Terjadi Pembakaran ) NO Fail To Ignition
o
T tinggi > 400 F

YES

Main fuel Ignition


Spark plug off

Starter motor off at


65 % NGP

Engine acceleration ( Anti Surging active )

Normal operating speed


12
BAB III
Teknik dan Manajemen Perawatan
Perawatan berkala
Perawatan berkala didefinisikan sebagai berikut :
• D (day) = Harian
Perawatan harian termasuk berkeliling untuk inspeksi guna meyakinkan
keamanan fungsi peralatan dan mesin, lalu mendeteksi kebocoran dan kegagalan
yang bisa membahayakan , perawatan harian dilakukan pada saat mesin
beroperasi.
• M (month) = Bulanan
Perawatan bulanan termasuk berkeliling untuk inspeksi guna meyakinkan
keamanan fungsi peralatan dan mesin, lalu mendeteksi kebocoran dan kegagalan
yang bisa membahayakan. Parameter operasi harus ditulis datanya dan dianalisis
perkembangannya. Hal ini dapat memprediksi kegagalan.
• S (semiannual - 4000 jam operasi ) = Setengah Tahunan
Perawatan setengah tahunnan dilakukan untuk menjaga dan melihat sistem guna
meyakinkan peralatan dan mesin dalam peforma optimum tanpa
memperhitungkan jam operasi. Perawatan ini harus dilakukan setiap setengah
tahun. Dilakukan ketika mesin tidak beroperasi.
• A (annual - 8000 jam operasi ) = Tahunan
Perawatan tahunan dilakukan untuk disassembly dari subsystem components
untuk inspeksi. Masalah ditulis dalam inspeksi sebelumnya harus dilihat dalam
perawatan tahunan atau yang tidak ditulis dalam manual book. Melihat data secara
jelas untuk membantu kepresisian dan mengindentitas kegagalan fungsi sebelum
uji performance . Dilakukan ketika mesin tidak beroperasi.

13
A. Maintenance Starting System
Tabel interval maintenance

System / Description D M S A

Gunakan air bersabun dalam botol semprotan untuk


mengecek tekanan start system dari kebocoran. Jika ada
gelembung, matikan sistem dan perbaiki segera.

Cek dan atur tekanan keluar dari Regulator/Shutoff Valve


tekanan masuk starter. Setting tekanan ditulis dalam pneumatic
start schematic

Tabel maintenance Requirement

Component Maintenance Supplementary Data


Bersihkan elemen setiap setengah tahun
Inlet Gas Strainer Mueller Steam Specialty
(setiap 4000 jam operasi)
Ganti elemen setiap setengah tahun (setiap
Starter Pilot Valve Inlet Filter Balston
4000 jam operasi)
Menyerahkan data lokasi intruksi
Pneumatic Starter Motor Hilliard
perawatan ke Supplementary Data
Menyerahkan data lokasi intruksi
Starter Inlet Pressure Regulator/Shutoff Valve Fisher Controls
perawatan ke Supplementary Data

1. Inlet Gas Strainer


Perawatan Inlet Gas Strainer Dibatasi dengan pelepasan dan pembersihan
screen :
1. Tutup customer-furnished manual shutoff valve.
2. Hati hati membuka baut yang terpasang pada bagian bawah papan
rumah strainer sampai ventilasi tekanan.ketika tekanan dilepaskan buka
strainer screen.
3. bersihkan semua kontaminan yang menempel pada screen
4. bersihkan strainer dan pasang kembali ke rumah strainer
5. pasang baut dan kencangkan

14
2. Starter Pilot Valve Inlet Filter
perawatan Starter Pilot Valve Inlet Filter dibatasi dengan penggantian
elemen

pelepasan
1. tutup customer-furnished manual shutoff valve.
2. ketika menekan katup penguras, lepaskan baut bawah di bawah magkuk
saringan untuk menghabiskan cairan. Setelah habis pasangkan kembali
baut penutup bawah.
3. lepaskan mangkuk saringan.
4. lepaskan O-ring dan saringan. Lepas keduanya.
5. dengan kain bersih,bersihkan cairan didalam mangkuk saringan dan
saringan atas.

Instalasi

1. ganti saringan dan mangkuk O-ring


2. pasangkan mangkuk saringan dan pasang baut
3. setelah selesai, beri tekanan dan cek dari kebocoran

3. Gearbox Lubricant
Pelumasan pada Pneumatic Starter Motor termasuk mengisi oli starter
motor gearbox dengan oli pelumas turbin kualitas terbaik dan pelumas
motor bearing menggunakan grease fittings yang terpasang pada rumah
motor.

Mengisi oli Gearbox


1. keluarkan semua oli gearbox dan buka baut pada starter motor.
2. masukan oli pelumas gearbox , jika dibutuhkan hingga oli gearbox
mencapai titik tengah jika dilihat pada sight glass.
3. pasangkan kembali dengan bautnya , lalu kencangkan

4. Air Assist Filter


Perawatan Air Assist Filter dibatasi dengan mengganti elemen :

Pelepasan

1.Tutup customer furnished manual shutoff valve.


2. ketika menekan katup penguras, lepaskan baut bawah di bawah magkuk
saringan untuk menghabiskan cairan. Setelah habis pasangkan kembali
baut penutup bawah.
3. buka baut bagian atas. lepaskan O-ring dan lepaskan
4. buka elemen dan lepaskan
5. dengan kain bersih,bersihkan cairan didalam mangkuk saringan dan
saringan atas.

15
Instalasi
1. posisikan elemen ke dalam filter head dengan aman.
2. posisikan penggantian O-ring ke dalam filter head.
3. pasangkan baut bagian atas pada filter head dan kencangkan sesuai
standard
4. buka customer furnished manual shutoff valve.

16
B. Maintenance Fuel System
Tabel interval maintenance

System / Description D M S A
Gunakan air bersabun dalam botol semprotan untuk
mengecek tekanan gas fuel dari kebocoran. Jika ada
gelembung, matikan sistem dan perbaiki segera.
Cek dan atur tekanan keluar dari tekanan masuk fuel. Setting
tekanan jika diperlukan.

Tabel maintenance Requirement

Component Maintenance Supplementary Data


Menyerahkan data lokasi intruksi
Gas Fuel Control Valve Precision
perawatan ke Supplementary Data
Menyerahkan data lokasi intruksi
Gas Fuel Flow Meter Micro Motion
perawatan ke Supplementary Data
Ganti elemen ketika perbedaan tekanan
mencapai 6-10 psi (41.3 to 68.9 kPa,
Air Supply Filter 0.41 to 0.68 bar, 0.42 to 0.70 kg/cm2) Parker Hannifin
atau ganti elemen setiap setengah tahun
(setiap 4000 jam operasi)
Ganti elemen ketika perbedaan tekanan
mencapai 15 psi (103.4 kPa, 1.03 bar,
Gas Fuel Filter 1.05 kg/cm2) jika masih aman maka Graver Technologies
bersihkan elemen setiap setengah tahun
(setiap 4000 jam operasi)
Oncrank Water Wash Bersihkan elemen setiap setengah tahun
Filter (setiap 4000 jam operasi)
Online Water Wash Bersihkan elemen setiap setengah tahun
Filter (setiap 4000 jam operasi)
Oncrank Water Wash Bersihkan elemen setiap setengah tahun
Armstrong
Strainer (setiap 4000 jam operasi)
Online Water Wash Bersihkan elemen setiap setengah tahun
Armstrong
Strainer (setiap 4000 jam operasi)
Ganti flapper dan O-ring tiap tahun atau
Gas Fuel Primary Shutoff Pilot Solenoid Valve Versa Products
8,000 Jam operasi
Menyerahkan data lokasi intruksi
Pressure Control Valves Welker Engineering
perawatan ke Supplementary Data

17
1. Oncrank Water Wash Filter

Perawatan pada Oncrank Water Wash Filter dibatasi dengan pembersihan


filter

1. putuskan pembersih fluida supply hose dari filter.


2. putuskan pembersih fluida manifold tube fitting dari filter dan lepaskan
filter
3. bersihkan filter dengan air, keringkan dengan compressor untuk
membersihkan kotoran dengan saringan.
4. dengan kain bersih, bersihkan permukaan saringan
5. sambungkan pembersih fluida manifold tube fitting ke filter output
fitting.
6. sambungkan pembersih fluida hose ke filter input fitting.
7. atur torsi pada pipa

2. Online Water Wash Filter


Perawatan pada Online Water Wash dibatasi dengan pembersihan pada
filter :

1. putuskan pembersih fluida supply hose dari filter.


2. putuskan pembersih fluida manifold tube fitting dari filter dan lepaskan
filter
3. bersihkan filter dengan air, keringkan dengan compressor untuk
membersihkan kotoran dengan saringan.
4. dengan kain bersih, bersihkan permukaan saringan
5. sambungkan pembersih fluida manifold tube fitting ke filter output
fitting.
6. sambungkan pembersih fluida hose ke filter input fitting.
7. atur torsi pada pipa

3. Oncrank Water Wash Strainer


Perawatan pada Oncrank Water Wash Strainer dibatasi dengan
pembersihan pada strainer :

1. kendorkan baut bagian bawah untuk memberikan tekanan ke


ventilasi.ketika udara terbebaskan , lepaskan strainer.
2. bersihkan segala kotoran yang menempel pada rumah strainer
.bersihkan strainer dengan Stoddard solvent atau sejenisnya.
3. gunakan kain bersih untuk membersihkan strainer dan pasangkan
strainer yang sudah bersih
4. pasangkan kembali dan kencangkan bautnya

18
4. pembersihan strainer Online Water
Perawatan pada Online Water Wash Strainer dibatasi dengan
membersihkan strainer :
1. kendorkan baut bagian bawah untuk memberikan tekanan ke
ventilasi.ketika udara terbebaskan , lepaskan strainer.
2. bersihkan segala kotoran yang menempel pada rumah strainer
.bersihkan strainer dengan Stoddard solvent atau sejenisnya.
3. gunakan kain bersih untuk membersihkan strainer dan pasangkan
strainer yang sudah bersih
4. pasangkan kembali dan kencangkan bautnya

5. Gas Fuel Primary Shutoff Pilot Solenoid Valve


Untuk instruksi perawatan pada Gas Fuel Primary Shutoff Pilot Solenoid
Valve
Instruksi diserahkan kepada the Solar repair kit P/N 997396C1.

6. prosedur mengecek kebocoran


Utuk bahan bakar gas, semprotan botol berisi gelembung dapat digunakan
untuk mengecek kebocoran dengan sistem bahan bakar bertekanan.
semprotkan koneksi sambungan komponendengan air bersabun, jika
terlihat gelembung, proses dimatikan dan amankan semua sistem
bertekanan. Kencangkan kembali baut sambungan dan mengecek
kebocoran, jika masih terlihat kebocoran ganti tube fittings, O-rings,atau
flange connection gaskets

C. Maintenance Lube Oil System


Tabel interval maintenance

System / Description D M S A
Mengecek seluruh sistem oli dari kebocoran, Jika ada
kebocoran,matikan system dan segera perbaiki.
Mengecek level indikator tangki oli. Membuat data laju
konsumsi oli, Laju konsumsi oli yang tinggi bisa menjadi indikasi
kegagalan seal bearing.
Memeriksa ketepatan operasi dari auto fill system oli
Mengecek dan mendata perbedaan tekanan main lube oli. Ganti
jika perbedaan tekanan elemen mencapai 30 psi (206.8 kPa,
2.07 bar, 2.1 kg/cm2 ).
Mengecek operasi oli pendingin. Bersihkan yang menyumbat
aliran oli pendingin, dan periksa oli dari kebocoran. Mengecek
ketika mesin dalam kadaan mati.
Mengecek sistem pompa oli dari pump pulsing. Pump pulsing
disebabkan karena penggantian oli atau cek kegagalan katup.
Mengecek suhu tinggi dan tekanan oli.Jika dibutuhkan atur
tekanan tekanan dan suhu oli
Ambil sampel oli untuk dianalisis, sampel diambil setiap 6
bulan.Membuat data analisis.

19
Tabel maintenance Requirement

Component Maintenance Supplementary Data


Menyerahkan data lokasi intruksi
Pre/Post Lube Oil Pump Motor Loher
perawatan ke Supplementary Data
Menyerahkan data lokasi intruksi
Backup Postlube Pump/Motor Assembly Viking Pump
perawatan ke Supplementary Data
Menyerahkan data lokasi intruksi
Reservoir Vent Flame Arrestor Protego
perawatan ke Supplementary Data
Ganti elemen ketika perbedaan tekanan
mencapai 30 psi (206.8 kPa, 2.07 bar, 2.1
Main Lube Oil Filter Assembly Hydac
kg/cm2) atau setiap tahun (8,000 Jam
operasi).
Bersihkan elemen setiap setengah tahun
Actuator Supply Filter
(setiap 4000 jam operasi)
Bersihkan elemen setiap setengah tahun
Post Lube Backup Oil Pump Filter Western Filter
(setiap 4000 jam operasi)
Menyerahkan data lokasi intruksi
Lube Oil Reservoir Separator/Filter Koch
perawatan ke Supplementary Data
Menyerahkan data lokasi intruksi
Lube Oil Heater Elmess
perawatan ke Supplementary Data
Menyerahkan data lokasi intruksi
Air/Oil Cooler Air-X-Changers
perawatan ke Supplementary Data
Menyerahkan data lokasi intruksi
Main Lube Oil Pump Imo Pump
perawatan ke Supplementary Data
Menyerahkan data lokasi intruksi
Pre/Postlube Pump Imo Pump
perawatan ke Supplementary Data
Inspeksi setiap 16,000 jam.Ganti katup
Lube Oil Check Valves PCC Valves and Controls
setiap 32,000 jam.

1. PRE/POST LUBE OIL PUMP MOTOR AND PUMP


Ikuti prosedur untuk pelepasan dan instalasi Pre/Post Lube Oil Pump Motor
(B321) and Pre/Post Lube Oil Pump (P902).

pelepasan
1. putuskan hubungan ground kelistrikan dan kelistrikan utama pada motor, Tag
dilepas
2. lepaskan saluran masuk dan lepaskan pipa dari Pre/Post Lube Oil Pump.

3. jika perlu, mengangkat motor and pump P902. bersihkan slack.


4. lepaskan perangkat keras motor untuk memasang penyangga.
5. angkat motor and pump P902 bersihkan bagian yang licin.

Installation

1. mengangkat motor and pump P902 dan pasangkan ke penyangga and aman
dalam memasang perangkat kerasnya

20
2. Atur torsi sesuai standard dalam pengencangan perangkat keras
3. putuskan sambungan pengangkat.
4. hubungkan discharge and saluran pipa masuk ke pompa P902.
5. atur torsi standard pengencangan pada discharge dan pipa masuk ke pompa
P902.
6. pasangkan kembali sistem kelistrikan pada motor. Lihat acuan kelistrikan pada
wiring diagram untuk proper connection.
7. pasangkan kembali kabel ground. Lepaskan tags

2. BACKUP POSTLUBE PUMP/MOTOR ASSEMBLY


Ikuti prosedur untuk pelepasan dan instalasi Backup Postlube Pump/Motor
Assembly (BP903).

pelepasan
1. putuskan hubungan ground kelistrikan dan kelistrikan utama pada motor, Tag
dilepas
2. lepaskan saluran masuk dan lepaskan pipa dari Pre/Post Lube Oil Pump.

3. jika perlu, mengangkat motor and pump P902. bersihkan slack.


4. lepaskan perangkat keras motor untuk memasang penyangga.
5. angkat motor and pump P902 bersihkan bagian yang licin.

instalasi

1. mengangkat motor and pump P902 dan pasangkan ke penyangga and aman
dalam memasang perangkat kerasnya
2. Atur torsi sesuai standard dalam pengencangan perangkat keras
3. putuskan sambungan pengangkat.
4. hubungkan discharge and saluran pipa masuk ke pompa P902.
5. atur torsi standard pengencangan pada discharge dan pipa masuk ke pompa
P902.
6. pasangkan kembali sistem kelistrikan pada motor. Lihat acuan kelistrikan pada
wiring diagram untuk proper connection.
7. pasangkan kembali kabel ground. Lepaskan tags

1. MAIN LUBE OIL FILTER ASSEMBLY


Bagian yang di desain untuk mengoperasikan filter main lube oil filter satu
waktu. Perawatan filter dapat dilakukan pada saat mesin beroperasi atau ketika
mesin dimatikan. Susunan perawatan ini dapat dilakukan ketika mengganti
elemen filter saat sistem beroperasi. Gunakan alat elemen filter dan ikuti prosedur
untuk melepas dan menginstalasi elemen filter.

21
22
pelepasan
1. buka hand valve VH903 (3).
2. dengan hati hati posisikan Lube Oil Filter Transfer Hand Valve (VT901 (2))jika
ingin mengisolasi filter FS901.
3. tutup hand valve VH903 (3).
4. lepaskan saluran pipa air atau tempatkan dengan nyaman kontainer dibawah
saluran outlet. Lepaskan tutup dari saluran dan buka saluran saringan Hand Valve
(VH902-3 (6) or VH902-4 (7)). Dari saluran line dan buka saringan saluran untuk
di servis.
5. buka saringan Bleed Hand Valve (VH902-1 (4) atau VH902-2 (5)) untuk
menservis saringan
6. buka saluran oli dari filter
7. lepaskan perangkat keras dari filter case cover menggunakan cross-pattern.
8. lepaskan filter case cover and O-ring.
9. lepaskan filter element.
10.bersihkan filter case cover dan bagian dalam filter case.

instalasi

1. pasangkan filter element baru.


2. pasangkan filter case O-ring baru.
3. pasangkan filter case cover. Pasang cover hardware dan lihat standard torsi
untuk mengencangkannya dengan cross-pattern.
4. pasangkan kembali cap pada saluran alir dan tutup hand valve VH902-3 (6)
atau VH902-4 (7).

5. mengecek kebocoran saringan dengan pelan membuka hand valve VT901 (2)
jangan abaikan aliran transfer oli kedalam saringan.

6. ketika oli saringan terlihat mengalir pada saluran dari bleed hand valve VH902-
1 (4) atau VH902-2 (5), tutup the bleed hand valve.
7. dengan hati-hati pindahkan transfer valve VT901 (2) ke posisi semula.
8. bila perlu, ulangi langkah sesuai prosedur untuk secondary filter.

2. ACTUATOR SUPPLY FILTER


Gunakan dan ikuti prosedur untuk mengganti elemen dalam Actuator Supply
Filter (FS903).

pelepasan
1. tempatkan wadah dengan pas dibawah mangkuk saringan.
2. buka baut dan ring holder dibagian bawah mangkuk saringan.
3. dengan hati-hati lepaskan mangkuk saringan dari tutupnya dengan cara menarik
lurus ke bawah.
4.lepaskan elemen saringan juga tutup atau mangkuk saringan.

23
5. lepaskan o-ring dari tutupnya.
6. gunakan kain bersih untuk membersihkan mangkuk saringan dan tutup
saringan.
instalasi
1. memasang kembali O-ring pada tutup. lumasi O-ring.
2. memasang kembali pentil dibagian atas tutup.
3. pasang mangkuk saringan.
4. pasang kembali ring holder over filter bowl dan pasang baut sesuai standar pada
bagian atas.
5. lepaskan lock out tags.

3. POST LUBE BACKUP OIL PUMP FILTER


Ikuti prosedur standar untuk mengganti elemen saringan dalam Post Lube Backup
Oil Pump Filter (FS909).
1. saat meletakkan wadah dibawah saringan, lepaskan baut saluran dan alirkan oli
dari saliuran ke wadah.
2. setelah oli berhenti mengalir, pasangkan kembali baut saluran dan kencangkan.
3. buka baut bagian atas (tutup) dan lepaskan O-ring dan ganto cincin dari
mangkuk.
4. lepaskan elemen saringan dari filter nipple. Yakinkan untuk mengecek spring.
5. bersihkan mangkuk dan letakkan kembali ring dan O-ring pada mangkuk.
6. Verify that element O-ring is in proper position on inside lip of filter element.
7. letakkan kembali spring dan ganti filter element di atas filter nipple.
8. pasang baut mangkuk pada bagian atas dan kencangkan.
9. mengecek dari kebocoran ketika mesin dinyalakan dan kembali kencangkan
baut jika dibutuhkan.
10. lepaskan lock out tags.

4. MAIN LUBE OIL PUMP


Use the following procedures for removal and installation of Main Lube Oil Pump
(P901).

pelepasan
1. jika perlu, pasangkan eyebolts dalam lube oil rumah pompa.
2. mengangkat eyebolts atau rumah pompa. bersihkan slack.
3. lepaskan tubes dari pompa
4. lepaskan perangkat keras seperti, discharge pipe, dan O-ring dari pompa.
5. lepaskan flex coupling, gasket, dan suction pipe dari pompa.
6. lepaskan perangkat keras pada pompa hingga accessory drive.

7. mengangkat dan membersihkan mesin pompa dan beri pelumas


8. lepaskan O-ring dari pompa atau accessory drive.

instalasi

1. bersihkan discharge flange, dan fittings pada rumah pompa.


2. letakkan O-ring pada pompa.

24
3. menaikkan posisi pompa dan memasang pompa dengan mengangkat perangkat
keras ke accessory drive.
4. perangkat keras dipasangkan dengan torsi yang standar.
5. pasang flex coupling, gasketdan suction pipe ke pompa.
6. pasang perangkat keras seperti O-ring and discharge pipe ke pompa
7. perangkat keras dipasangkan dengan torsi yang standar.
8. memasang tubes ke pompa
9. melepas pengangkat dari eyebolt pada rumah pompa dibutuhkan.
10.lepaskan lock out tags.

D. Maintenance Turbine Engine


1. Ignition Exciter
Ignition exciter (5, Gambar 8.7.1), terletak pada bagian belakang
mesin pendukung dalam sebuah kotak hubung, pasokan tegangan tinggi yang
diperlukan untuk torch igniter plug. Apabila masalah igniter muncul dan torch
igniter menyala atau ignition exciter bermasalah, harus diuji oleh ahli teknisi.
Ignition exciter dilepaskan, diperiksa, diuji, dan diterapkan menggunakan
prosedur-prosedur berikut ini:

Pelpasan

1. Lepaskan penutup kotak penghubung ignition exciter (7, Gambar 8.7.1)

2. Lepaskan konektor(penghubung) tenaga masuk dan tenaga keluar (6, 4) dari


ignition exciter (5).

3. Lepaskan dua mounting screw, lockwashers dan nuts securing exciter ke kotak
pengubung. Lepaskan exciter dari kotak penghubung.

Pemeriksaan

1. Periksa secara visual exciter (5, Gambar 8.7.1) dari kerusakan dan korosi.
Bersihkan seperti yang diperlukan

2. Periksa secara visual 24 Vdc input connectors (6) untuk/dari kerusakan atau
korosi. Bersihkan atau luruskan pins (?) seperti yang diperintahkan (atau bisa juga
bersihkan dan luruskan pins bila diperlukan)

3. Periksa secara visual ignition exciter output connectors (7) untuk/dari


kerusakan, korosi dan setiap tanda-tanda lengkungan atau terlepas ke tanah/dasar.
(atau bisa juga bersihkan bila diperlukan)

4. Putuskan kabel ignition exciter (2) dari torch igniter plug (1).

25
5. Periksa kabel ignition exciter dan tip porselen untuk kerusakan dan kerusakan
di penyekatan/isolasi dan untuk setiap tanda-tanda tegangan tinggi sesaat atau
terlepas ke tanah/dasar.

Pengujian

1. Lepaskan torch igniter plug (1, Gambar 8.7.1) dan gasket dari torch igniter dan
letakkan di permukaan tanah di mana elektroda dapat dilihat.

2. Sambungkan ignition exciter (5), kabel ignition exciter (3) dan konektor listrik
(4,6) ke output ignition exciter dan torch igniter plug.

3. Sambungkan sumber 24 Vdc ke input pins ignition exciter.

4. Elektroda dari torch igniter plug harus memancarkan serangkaian partikel


cahaya yang kuat pada tingkat sekitar dua kali per detik.

5. Apabila torch igniter plug gagal untuk memancarkan serangkaian partikel


cahaya yang kuat dan exciter menghasilkan suara dengungan, ganti torch igniter
plug dan ulangi pengujiannya.

6. Apabila penggantian torch igniter plug tidak memancarkan serangkaian partikel


cahaya yang kuat, ignition exciter tersebut tidak sempurna atau rusak dan harus
diganti.

7. Putuskan sambungan sumber tenaga dari exciter.

instalasi

1 Pasang torch igniter plug (1,Gambar 8.7.1) dengan gasket yang baru di dalam
housing torch igniter.

2. Sambungkan kabel ignition exciter (3) ke torch igniter plug.

3. Pasang ulang ignition exciter (5) ke dalam kotak penghubung (7) dan
kunci/lindungi dengan dua retaining screws, lockwashers, and nuts.
Kencangkan/eratkan screws 35 ke 50….. (nggatau ini eheee)

4. Sambungkan konektor input dan output (6, 4) ke ignition exciter.

5. Pasang ulang penutup kotak penghubung.

6. kencangkan sesuai dengan yang diijinkan

26
2. Torch Igniter Plug

Torch igniter plug (1, Gambar 8.7.1) harus diperiksa secara berkala
untuk pemasangan dan pembentukan karbon. Sebelum perawatan, mesin harus
dimatikan, katup/tutup pasokan bahan bakar ditutup dan lepaskan tekanan dari
semua sistem. Torch igniter plug dilepaskan, diperiksa, diuji dan
diterapkan/dipasang menggunakan prosedur-prosedur berikut ini:

Pelepasan

1. Putuskan kabel ignition exciter (3, figure 8.7.1) dari steker torch ignitor (1)

2. Lepaskan torch igniter plug dari housing ignitor.

3. Lepaskan dan buang gasket.

Pemeriksaan dan Pembersihan

1. Periksa torch igniter plug (1, Gambar 8.7.1) untuk pemasangan dan
pembentukan karbon.

2. Seperlunya, gantikan atau bersihkan menggunakan sikat kawat stainless steel.

3. Pastikan bahwa jarak renggang torch igniter plug adalah 0.090 ±0.01 in. (2.29
±0.3 mm). Atur seperti yang diperintahkan.

27
4. Bersihkan dan periksa kabel ignition exciter (3) untuk kelancaran.

PENGUJIAN

1. Tempatkan kotak penghubung ignition exciter (7, Gambar 8.7.1) dibelakang


mesin mount base (dasar). Lepaskan penutup.

2. Pastikan bahwa jarak renggang torch igniter plug adalah 0.090 ±0.01 in. (2.29
±0.3 mm). Atur seperti yang diperintahkan.

3. Sambungan kabel konektor exciter (2) ke torch igniter plug. Letakkan torch
igniter plug ke permukaan logam mesin sehingga torch igniter elektroda dapat
dilihat.

4. Lepaskan kepala input ignition exciter dan sambungkan secara terpisah 24 Vdc
sumber tenaga listrik ke ignition exciter.

5. Periksa rangkaian partikel cahaya yang kuat dalam rangkaian cepat saat exciter
menyalurkan tenaga. Apabila tidak ada percikan cahaya yang terjadi dan exciter
menghasilkan dengungan suara, ganti steker troch igniter.

PEMASANGAN

1. Pasang gasket yang baru ke torch igniter plug (1,Gambar 8.7.1)

2. Lumasi rangkaian steker torch ignitor dengan Fel-Pro Nickel Ease (Solar P/N
917427C1)

3. Pasang torch igniter plug kedalam housing torch igniter. Putar steker dari 25 ke
31 ft-lb (33,8 ke 40,6 N m)

4. Sambungkan kabel konektor exciter ke torch igniter plug.

3. Torch Igniter Assembly

The torch igniter assembly (gambar 8.7.2) dipasang didekat bagian bawah pada
posisi muka atau depan combustor housing. Komponen ini perlu dilakukan
inspeksi secara berkala dari penumpukan karbon dan keausan.

28
29
REMOVAL

Lakukan pelpasan torch igniter seusai dengan prosedur yang telah ditentukan:

1. lepaskan torch fuel supply line dari fuel connection union (13, gambar 8.7.2).

2. lepaskan torch drain line dari drain line union (8).

3. lepaskan torch igniter plug cable dari torch igniter plug (4).

4. lepaskan enam baud (15) dan mur pengunci (16) dari torch mounting flange.

5. lepaskan torch dan gasket (2) dari combustor housing torch mounting flange.

DISASSEMBLY

Lakukan Pembongkaran torch igniter sesuai dengan prosedur yang telah


ditentukan :

1. lepaskan torch igniter plug (4, gambar 8.7.2) dan gasket (5) dari igniter
housing

(1).

2. lepaskan torch igniter tube (1) dan gasket (2) dari igniter housing (3).

3. lepaskan fuel connection union (13) dan metallic seal (7), and orifice (12) dari
igniter housing (3). Separate metallic seal (7) dari fuel connection union (13).

4. lepaskan drain line union (8) dan metallic seal (7) dari igniter housing (3).

5. lepaskan torch injector (10) dan metallic seal (9) from igniter housing (3).

INSPECTION PARAMETERS

Lakukan pemeriksaan pada setiap jenis kontaminasi dan kerusakan pada


komponen, komponen yang telah memiliki kerusakan parah dan komponen yang
sudah tidak masuk batas toleransi tidak dapat diperbaiki tapi harus dilakukan
pergantian komponen.

CLEANING AND INSPECTION

Lakukan pemeriksaan torch igniter menggunakan parameter diatas, kerusakan


komponen harus dilakukan penggantian.

Komponen yang tersumbat dengan stemplet atau penumpukan karbon dibersihkan


dengan prosedur yang ada pada bagian introduction chapter ganeral maintenance
procedure, cleaning/Degreasing/Decarbonizing 1.7.2.

30
1. bersihkan torch igniter tube (1, gambar 8.7.2). lakukan pengecekan
pembakaran, keretakan dan distorsi , pengikisan dan lasan yang terbuka, apabila
terdapat ini semua maka penggantian tube perlu dilakukan

2. bersihkan gasket (2). Lakukan pengecekan keretakan dan distorsi. Apabila


terdapat kondisi seperti ini maka penggantian gasket perlu dilakukan

3. bersihkan gasket (5). Lakukan pengecekan keretakan dan distorsi. Apabila


terdapat kondisi seperti ini maka penggantian gasket perlu dilakukan.

4. Bersihkan torch igniter plug (4). Lakukan pengecekan keretakan dan pengikiran
Inspect for buildup, cracks, and erosion. Apabila terdapat kondisi seerti ini maka
penggantian torch igniter plug perlu dilakukan.

3. pasang atau lakukan perakitan gasket (2) ke igniter housing (3) dan lakukan
pemasanganpada bagian depan combustor housing torch mounting boss
menggunakan 6 baud (15) dan mur pengunci (16).

4. lakukan pengencangan sesuai yang diijinkan

5. sambungkan igniter cable ke torch igniter plug.

6. sambungka bahan bakar, udara, and drain lines torch igniter.

7. diperluka Torque fuel, air, dan drain line connection fittings.

4. Bleed Air System

Bleed air system harus dipesiksa secara berkala, jika ada pergantian bleed valve
maka kompenen utama perlu dilakukan penyesuaian, komponen utama dari bleed
valve adalah trunnion valve dan hidrolik rotari aktuator. Komponen pendukung
dari bleed valve adalah pipa belokan dan bracket actuator. Bleed valve dipasang
dengan dilas pada flange yang menyatu dengan combustor case.

Perawatan sistem udara dilakukan dengan prosedur dibawah ini:

a. Inspeksi statis :
1. Periksa bleed vaalve assembly, apa ada kelonggaran perangkat atau
kerusakan mekanik
2. Periksa kebocoran oli pada aktuator
b. Inspeksi operasi

Nyalakan mesin dan lakukan pengamatan dengan cara sebagai berikut

31
1. Bandingkan solenoid bleed valve pada keadaan terbuka dan tertutup
dengan waktu bleed valve
2. Pada saat kecepatan meningkat sampai 80% Ngp, hydraulic rotary actuator
menutup bleed valve
Matikan mesin dan lakukan pengamatan

1. Saat kecepatan mesin menurun dibawah 78% hydraulic rotary actuator


membuka bleed air valve
2. Bandingkan valve solenoid bleed valve terbuka atau tertutup dengan
waktu bleed valve

32
33
Pelepasan bleed valve

1. turunkan tekanan pada sistem hidrolik bleed valve, sediakan wadah yang
cocok untuk menampung sisa oli dan juga untuk mencegah oli tumpah
2. identifikasi hidrolik pressure liine gambar 18,20 pada aktuator hidrolik
rotari gambar 15
3. lepaskan hidrolik pressure line dari hydraulic rotary actuator
4. lepaskan clamp v band yang menempel pada bleed valev exaust ducct ke
exaust diffuser
5. lepaskan v band clamp dari bleed valve elbows dan lepaskan bleed valve
exayst duct
6. gunakan pengikat dan kerekan untuk melepas hidrolik rotari aktuator15
dengan trunnion valbe 10
7. lepaskan empat baud (1) dan mur (2) daribleed valve 7 dan flange 3
8. lepaskan bleed valve elbow (7) trunnion valve (10) dengan hidrolik rotari
aktuator 15 spiral gasket dari flange (3), buang spiral gasket (4)

34
BLEED VALVE INSPECTION AND TEST

1. Lakukan inspeksi visual terlebih dahulu pada semua komponen yang ada
pada trunion valve (10) dan Hydralic rotary actuator(15) untuk
pengecekan kerusakan goresan dan keretakan

35
2. Inspeksi disc (28) dan seal (29) fon pemakaian saat valve tertutup penuh
dengan prosedur seperti berikut:
a. pang hydraulic rotary actuator (15) untuk percobaan penyetingan
seperti pada gambar 8.7.5
b. gunakan udara bersih dan kering secara perlahan menuju port B
sampai 180psig(1241kPa)(12.4 bar), (12,6 kg/cm2) saat tercapai, pada
titik ini disc (28) harus menutup penuh
c. periksa harus tidak ada jarak atau clearance antara disc (28) dan
seal(29) menggunakan cahaya, apabila terlihat gap atau clearance
lakukan penyetelan hidrolik rotary aktuator (15) buka stop adjut screw
(16,22) dan tutup stop ajust screw (30), lakukan sesua prosedur yang
telah ditentukan.
d. Gunakan udara bersih dan kering secara perlahan menuju port A
sampai 180 psig (1241 kPa), (12.4 bar), (12.6 kg/cm2) saat tercapai,
pada titik ini disc (28) harus membentuk sudut (lihat tabel 8.7.1 untuk
nilai) sudut pembukaan rotasi dari bidang permukaan depan katup, jika
disc (28) tidak pada posisi sudut yang benar, hidrolik rotary aktuator
akan menyesuaikan dengan cara membuka stop adjust screw (16)),
lakukan sesuai prosedur yang telah ditentukan

BLEED VALVE DISASSEMBLY

1. lepaskan dua baud (8, Figure 8.7.4) dan lockwashers (9) dari bagian bawah
trunnion valve (10).

2. longgarkan adapter (23) atur ulirnya.

3. lepaskan stem (11) dan key (25) dari matching keyway yang ada pada rotary
actuator adapter (19), pisahkan atau lepaskan trunnion valve (10) dari rotary
actuator bracket (14).

4. jika hydraulic rotary actuator (15) akan diganti maka lepaskan keempat
baudnya (12), lockwashersnya (13) dan lepaskan rotary actuator bracket (14) dari
hydraulic rotary actuator (15).

36
BLEED VALVE ASSEMBLY

1. pasang rotary actuator bracket (14, Figure 8.7.4) pada hydraulic rotary actuator
(15) menggunakan empat baud (12) dan ringnya (13).

2.lakukan pengencangan sesuai yang diijinkan.

3. posisi rotary actuator adapter (19) dalam keadaan putaran searah jarum jam
(keyway diletakan diatas pas ditengah tengahnya) dan trunnion valve (10) dalam
keadaan tertutup penuh terhadap seal (29).

4. pasangkan stem (11) dengan key (25) pasang dibagian matching keyway yang
ada pada rotary actuator adapter (19).

5. kunci trunnion valve (10) pada hydraulic rotary actuator (15) menggunakan dua
baud (8) dan ringnya (9).

6.lakukan pengencangan sesuai yang diijinkan

BLEED VALVE ADJUSTMENT PROCEDURES

1. pasangkan hydraulic rotary actuator (15, Figure 8.7.4) untuk pengetesan awal
seperti yang terlihat hasilnya pada gambar 8.7.5.

2.longgarkan locknuts yang ada pada open stop adjust screws (16, 22, Figure
8.7.4) and closed stop adjust screw (30).

3. ulir atau baud pada closed stop adjust screw (30) berguna untuk mencegah
kelebihan tenaga putaran pada seal (29).

4. gerakan katup membuka dan menutup harus lancar.

5. tepakan secara perlahan 35 psig (241 kPa), (2.41 bar), (2.45 kg/cm2) ke port B
dan atur bagian closed stop adjust screw (30). Kencangkan mur pengunci (24).

6. terapkan secara perlahan udara bersih dan kering menuju port A

7. atur bagian open stop adjust screws (16, 22) untuk mengghasilkan sudut
bukaan permukaan katup 30 ±1 dejarat kencangkan bagian bawah mur pengunci
(17, 21).

8. naikan tekanan pada posisi 180 psig (1241 kPa), (12.4 bar), (12.6 kg/cm2) dan
apa bila ada kebocoran, cek semua 3 stop adjust screws (16, 22, 30)

9. periksa tidak jarak atau clearance antar disc (28) dan seal (29). Jika ada jarak
atau cleareance yang terlihat maka lakukan pengaturan kembali

37
INSTALLATION

1. gunakan pengikat dan kerekan untuk menyokong trunnion valve (10, gambar
8.7.4) dan hydraulic rotary actuator (15).

2. Posisi trunnion valve (10) dan hydraulic rotary actuator (15) diantara mounting
flange (3) yang ada pada combustor housing dan matching flange pada bleed
valve elbow (7).

3. periksa bahwa disc (28) sewajarnya ada diantara bleed valve elbow (7) flange
dan mounting flange (3).

4. lakukan pemasangan spiral gaskets (4) pada mounting flange (3) dan bleed
valve elbow (7) flange.

5. lakukan pelumasan pada keempat ulir baud dengan pelumas Fel-Pro Nickel
Ease (Solar P/N 917427C1).

6. pasangkan keempat baud (1) dan mur (2) yang menyambung pada flanges.

7. kencangkan baud (1) dan mur (2) pada clamp trunnion valve (10) di tempat
yang aman.

8. lakukan pengencangan sesuai dengan yang dijinkan

9. lepaskan pengikat dan kerekan

10. lakukan pemasangan bleed valve elbow (7) ke bleed valve exhaust duct (5)
dengan menggunakan V-band clamp (6).

11. lakukan pemasangan hydraulic pressure lines (18, 20) ke hydraulic rotary
actuator (15).

12. lakukan pengencangan sesuai dengan yang diijinkan

13. lepaslkan label pada hydraulic pressure lines (18, 20).

5. Fuel Injector Assemblies

Gunakan prosedur yang tepat untuk pelepasan, inspeksi, dan pembersihan


dan pemasangan fuel injector

PELEPASAN

1. lepaskan fuel manifold-to-injector tube assemblies pada fuel manifold dan


injector port connections.

38
2. gunakan cairan yang bisa melonggarkan baud dan mur, seperti Aero-Kroil atau
Liquid Wrench

3. lepas baud dan ring dari injector flange.

4. lakukan penandaan letak fuel injector (menggunakan spidol permanent)

5. lepaskan fuel injector dan gaskets dari flange combuster housingnya, ganti
gasketnya

INSPEKSI DAN PEMBERSIHAN

1. Inspeksi pada fuel injector untuk inspeksi keausan atau distorsi.

2. lakukan penggantian injector jika telah terjadi banyak kerusakan.

3. gunakan sikat kawat halus untuk membersihkan bagian luar injektor, dan
guanakan sikat kawat halus berbentuk silinder untuk membersihkan bagian dalam
fuel injectors.

INSTALLATION

1. lakukan pemasangan gasket baru dan lakukan pemasangan fuel injectors pada
flange combustor housing.

2. beri pelumasan ulir yang ada pada baud dengan Fel-Pro Nickel Ease (Solar P/N
917427C1).

3. lakukan pemasangan baud dan ringnya, dan lakukan pengencangan sesuai


dengan yang diijinkan.

4. beri pelumasan pada ulir yang ada pada port bosses fuel injektor dan beri juga
pelumasan untuk bagian luar sedikit saja menggunaka Clear Petroleum Base
Lubricant (Solar P/N

915793C1)

5. lakukan pemasangan kembali fuel injector assembly . kencangakan sesuai


dengan yang diijinkan.

39
6. Variable Vane System
Variable vane system berfungsi untuk mengatur debit aliran udara yang masuk
kedalam engine dan membantu proses pencegahan terjadinya engine choke / stall
selama proses akselerasi
Gunakan prosesdur yang terpat untuk melakukan inspeksi dan pengaturan atau
penyettingan variable vane system menggunakan inlet guide vane (IGV) Gage
FT27500 seperti yang terlihat pada gambar 8.7.6 pada keadaan dibawah normal,D
alam keadaan normal, penyesuaian ke Variable Vane System tidak diperlukan.
Hubungan relatif (rigging) antara tahap baling-baling variabel diatur dari
pabriknya selama perakitan mesin, dan turnbuckle aktuator (15) disesuaikan
selama tes mesin untuk menyediakan posisi IGV pada keadaan optimal atau
terbuka penuh

40
41
42
STATIC INSPECTION
Lakukan static inspection sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
1. lepaskan variable vane sheet metal cover.
2. lakukan inspeksi variable vane actuator cylinder (18) dan variable vane electro-
hydraulic actuator (19) untuk pengecekan kebocoran.
3. lakukan pengecekan vane system untuk mengecek apa ada kelonggaran, dan
terjadi kerusakan mekanik
4. lakukan inspeksi untuk nspectuntuk pengecekan 15 ulir pada ujung poro.
Minimal poros dipasang pada tunbuckle adalah 375 in. [9.53 mm]).
5. lakukan pengecekan semua poros dan ball joints pastikan bebas berputar dan
bergerak
6. lakukan pengecekan integritascat torque pada semua turnbuckles yang ada di
variable vane systemlinkage. Jika cat terhapus, maka variable vane system perlu
diakukan penyesuaian
OPERATIONAL INSPECTION
Lakukan inspeksi operasi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan :

1. lepaskan variable vane sheet metal cover.


2. lepaskan baud, mur dan ring yang terhubung ke turnbuckle aktuator (15,
gambar
8.7.6) dan feedback turnbuckle (20) yang ke actuating level (10).

3. lakukan pemasangan gage FT27500 (1) sehingga 2 dowel pins (2) diletakkan
pada diameter bagian luar air inlet housing (3) dan sisi indeks (permukaan mesin)
alat segaris dengan lubang tengah (9) dari inlet guide vane shaft (6).
4. lakukan pengecekan untuk hasil pemasangan tadi dengan cara manual yaitu
dengan menggerakan ring vane, beri tanda pada pelat grafis pada masing masing
vane ring dan garis tengah vane arm (7) keduanya sebaris dengan tepi indeks
pengukur FT27500
5. lakuakan pemasangan baut, mur, dan ring yang dihubungkan pada actuator
turnbuckle (15) dan feedback turnbuckle (20) yang ke actuating lever (10).
6. lakuan pengencangan baud sesuai dengan yang diijinkan
7.dengan kondisi mesin menyala, baris dan kecepatan di atas 93% koreksi Ngp,
gunakan sisi indeks dari FT27500 untuk menverifikasi pembacaan pada ring
graphic plate sesuai dengan spesifik mesin IGV nilai posisi terbuka penuh. Buka
tanda pada setiap graphic plates pada tiga vane rings lainnya dalam sebaris yang
tertutup dengan sisi indeks pada alat.

43
8. matikan mesin dan verifikasi tanda -29° pada first-stage vane ring baris
tertutup dengan sisi indeks FT27500.
9. lepaskan alat FT27500 dari diameter luar pada air inlet housing.
10. pasangkan variable vane sheet metal cover.
11. kencangkan bautnya dengan torsi yang sesuai standar

ADJUSTMENT/RIGGING
Adjustment/rigging variable vane system dilakukan dengan cara mengikuti
prosedur dibawah ini :
1. lepaskan feedback turnbuckle (20, gambar 8.7.6) dari clevis pada aktuator
electro-hydraulic (19).
2. verifikasi clevis adalah membuka baut secara penuh ke dalam actuator rod dari
aktuator (19).
3. hubungkan arus 0-20 mA ke aktuator (19).
4.lepaskan dan tag tekanan oli pada arus sumber.
5. hubungkan kontrol auxiliary sumber tekanan oli ke variable vane system.
6. buka baut, nut and washersnyahubungkan aktuator turnbuckle (15) ke clevis
(16).
7. pasang alat FT27500 (1) sehingga dua dowel pins (2) diletakkan pada bagian
luar diameter dari air inlet housing (3) dan sisi indeks (permukaan mesin) dari
alat sebaris dengan lubang tengah (9) dari inlet guide vane shaft (6).
8. mengecek pemasangan alat FT27500 secara manual dengan memindahkan vane
rings
Sehingga tanda “A” pada graphic plate setiap vane ring dan center line dari vane
arm (7) kedua garis dengan sisi indeks alat FT27500.
9. ukur center-to-center jarak diantara ujung tengah batang pada aktuator
turnbuckle (15). Dimensinya harus berkisar 5.60 ± 0.05 inc. (142 ±1.3 mm). Jika
dalam pengukuran diluar batas, atur turnbuckle jika dibutuhkan.
10. pasang baut, nut and washersnya hubungkan aktuator turnbuckle (15) ke
actuating lever (10).
11. beri tekanan oli dan 20 mA sinyal ke aktuator (19) untuk memperpanjang
batang aktuator secara penuh. atur IGV turnbuckle (14) sampai derajat
pembacaan pada IGV ring graphic
plate terbaca +3°. Atur 0, 1st, dan 2nd stage vane ring turnbuckles (13, 12, dan

44
11 jika dibutuhkan untuk menyejajarkantanda buka pada setiap vane ring graphic
plate dengan sisi indeks alat FT27500.
12. longgarkan baut dalam batang aktuator stop nut (17).
13. menarik kembali batang secara penuh. atur stopnut jika dibutuhkan untuk
menyegariskan tanda pada first stage vane ring sebesar -29° dengan sisi
indeks alat FT27500. kunci stop nut pada posisi ini dengan setscrew.
14. siklus pada variable vane system dari stop ke stop beberapa saat dan
memverifikasinya dengan menyetting ketetapan dalam langkah 11 (IGV ring
graphic plate terbaca +3°) dan langkah 13 (first-stage ring graphic plate
terbaca -29°) diulangi.
15. amankan semua locknuts pada semua turnbuckles [kecuali pada aktuator
turnbuckle (15) dan arus balik turnbuckle (20)], dan menggunakan tanda cat
pada torsi turnbuckle hardware.
16. mengecek semua ball joints untuk free movement.
17. beri oli bertekanan dan 20 mA sinyal ke actuator untuk memperpanjang
batang aktuator secara penuh. atur actuator turnbuckle sampai derajat yang
terbaca pada IGV ring graphic
plate reads angka bulat (IGV posisi terbuka penuh, dalam derajat ) menyetensil
pada actuator support. Tanda buka pada graphic plates dari tiga vane rings
lainnya akan menutup baris dengan sisi indeks pada alat.
18. siklus pada variable vane system dari stop ke stop beberapa saat dan
memverifikasinya dengan menyetting ketetapan dalam langkah sebelumnya
diulangi.
19. amankan locknuts padaactuator turnbuckle (15) dan memberi warna pada torsi
ke turnbuckle hardware.
20. beri oli bertekanan dan 16.7 - 16.9 mA sinyal ke aktuator (19).
21. hubungkan arus balik turnbuckle ke actuator clevis.
22. torsi untuk baut mengikuti standard.

23. atur arus balik turnbuckle jika dibutuhkan untuk memperoleha 0°± 0.5°
pembacaan pada IGV ring graphic plate.
24. siklus mA signal ke aktuator dari 4-20 mA beberapa saat.
25. dengan 16.7 - 16.9 mA sinyal ke aktuator, periksa kembali dan atur arusbalik
turnbuckle
(20) jika dibutuhkan untuk memperoleh 0°± 0.5° pembacaan pada IGV ring
graphic plate.

45
26. amankan locknuts on feedback pada arus balik turnbuckle dan beri cat pada
torsi ke turnbuckle hardware.
27. putuskan sumber 0-20 mA dari aktuator.
28. putuskan kontrol pelengkap sumber tekanan oli dari sumber oli yang
bersumber dari variable vane system.
29. pasangkan kembali pack variable vane system oil supply lines. Mengatur torsi
sistem diperlukan.
30. lepaskan alat FT27500.
31. torsi baut mengikuti standar. Beri cat warna pada torsi turnbuckle hardware.
32. pasangkan variable vane sheet metal cover. Atur torsinya sesuai standar.

46
Kesimpulan
Gas turbine engine merupakan mesin yang bersifat kritis di industri pembakit
listrik, manufaktur, dan migas. Oleh karena itu, diperlukan perawatan mesin yang
sesuai agar dapat beroperasi dengan baik dan optimal. Perawatan dimaksudkan
agar turbin gas selalu dalam kondisi siap pakai.

Perawatan untuk turbin gas terbagi pada :

1. Predictive Maintenance : monitoring vibration pada gas turbin dan analisis oli
pada gas turbin.

2. Schedule maintenance : penggantian oli pelumas dan pembersihan filter dan


strainer

3. Breakdown maintenance : Seal pada setiap sambungan komponen gas turbin

Perawatan turbin gas juga dibagi berdasarkan :

1. Pemeliharaan saat mesin beroperasi


 Penambahan grease pada bagian yang perlu
 Penambahan minyak pelumas ke dalam tangki
 Mengencangkan baut yang longgar
 Menutup/mengurangi kebocoran pada seal katup - katup
 Mengecek kontrol pengaman pada turbin

2. Pemeliharaan saat mesin tidak beroperasi


 Menginspeksi stator dan rotor turbin
 Mengecek bantalan turbin
 Mengecek poros turbin
 Overhaul turbin

47

Anda mungkin juga menyukai