Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan karunia nikmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam semoga tercurah limpahkan bagi makhluk Allah yang paling mulia, Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta orang - orang yang mengikuti jejak beliau
sampai hari kiamat.
Laporan ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik
Perawatan Boiler dan Turbin dengan judul “ Sistem Operasi & Perawatan Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi pada Perusahaan Star Energy Geothermal Wayang
Windu”.
Kami sadar bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna,
karena sesungguhnya kesempurnaan itu datangnya hanya dari Allah dan bila ada
kekurangan itu pastinya datang dari saya. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan
saran yang membangun demi kemajuan laporan kami.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami selaku penulis dan
umumnya bagi semua pembaca. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR IS
I
KATA PENGANTAR……...……………………....………………………………………….ii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………...………………..………...iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………...…....v
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………I-1
1.1 Latar Belakang…………………………………………...……………………………….I-1
1.2 Tujuan Laporan…………………………………………………………………….…….I-2
1.3 Ruang Lingkup Bahasan………………………………………………………………....I-2
1.4 Metode Pengumpulan Data………………………………………………………………I-2
1.5 Sistematika Laporan……………………………………………………………...…....…I-3
BAB II INSTALASI SISTEM DAN OPERASI ………………..…………….….…….II-1
2.1 Gambaran Umum Perusahaan……………………….……….……………….….…...…II-1
2.2 Gambaran Umum Siklus Star Energy Geothermal (Wayang Windu)………….…..…...II-2
2.3 Fasilitas Operasi Star Energy Geothermal Wayang Windu……….………….…...…….II-4
2.3.1 Steam Above Ground System ( SAGS )………………………………..….………….II-4
2.3.2 Power Station…………………………………………….…………….….…………II-11
2.4 Starting Process …………………………………….…………………..………....…II-16
2.4.1 Starting SAGS……………………..…………………………………………...….…II-16
BAB III TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN…………………………...….…III-1
3.1 Landasan Teori …………..……………………………………………………….…III-1
3.2.2. Klasifikasi Pemeliharaan Turbin Uap………………………………...……………...III-1
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN…………………………..……….………………IV-1
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………….…………....IV-1
4.2 Saran……………………………………………………………………………………IV-1
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………IV-2
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Deskripsi Umum Peralatan Pada Unit Satu.. ……………………………… II-11
Tabel 3.2 Deskripis Umum Peralatan Pada Unit Dua………………………………… II-12
v
BAB I
PENDAHULUAN
Energi panas bumi merupakan salah satu sumber daya yang paling
potensial yang dimiliki oleh Indonesia. Karena umumnya latar belakang
Indonesia dikelilingi beberapa gunung aktif, maka jumlah titik titik energi
panas bumi banyak ditemukan di Indonesia. Dari data yang didapat di
Wikipedia, di Indonesia pulau – pulau besar yang ada, hanya Kalimantan saja
yang tidak berpotensi dalam penghasil panas bumi.
Energi panas bumi merupakan salah satu sumber energi paling bersih
dan jauh lebih bersih dari sumber energi fosil yang menimbulkan polusi atau
emisi gas rumah kaca. Geothermal juga merupakan jenis energi terbarukan
yang relatif tidak akan habis. Sumber energi ini terus menerus aktif akibat
peluruhan radioaktif mineral. Tentunya hal ini merupakan salah satu jawaban
dari krisis energi dimasa mendatang.
Maka dari itu, untuk menghasilkan energi listrik yang dibutuhkan, hal
– hal yang menyangkut pembangkit listrik tenaga panas bumi baik itu sistem,
komponen, maupun sumber dayanya haruslah dipelajari dan dibuat seemikian
rupa sehingga dalam kondisi yang maksimal dan indikator lainnya haruslah
sesuai dengan spesifikasi yang dirancang oleh pabrik yang memproduksi uap
tersebut. Maka penting untuk mengetahui bagaimana cara kerja dan
pemeliharaan yang sesuai terhadap pembangkit jenis ini.
I-1
I-2
Pada laporan ini akan dibahas mengenai bagaimana siklus PLTP pada
perusahaan Star Energy Geothermal (Wayang Windu) dari mulai uap keluar
dari sumur kemudian dialirkan ke sistem sampai akhirnya uap tersebut
berubah menjadi listrik dan siap dialirkan.
a. Metode Observasi
Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan
mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang
diamati.
b. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan cara mengetahui terlebih dahulu
rumus – rumus dasar dan pengetahuan dasar untuk memecahkan studi
kasus yang diberikan.
c. Deskriptif
d. Diskusi
Diskusi dilakukan secara bebas dan terbuka oleh karyawan – karyawan
yang sempat penulis ajak untuk berdiskusi. Begitupun pembimbing banyak
memberikan masukan kepada penulis dalam mempelajari studi kasus yang
diberikan dalam bentuk diskusi.
II-1
II-2
Setelah fluida keluar dari sumur dan telah dikumpulkan pada header,
maka fluida yang dominan uap ini akan menuju separator. Separator
masing-masing unit terdiri tiga buah. Separator berfungsi untuk
memisahkan brine juga non condasable gas dan steam. Brine dan sebagian
non condensable gas dikembalikan lagi ke sumur injection setelah
dipisahkan dengan separator. Setelah steam keluar dari separator,
selanjutnya steam menuju ke scrubber. Scrubber berfungsi untuk menjamin
agar steam yang masuk ke dalam turbin benar-benar uap kering, sehingga
kualitas uap yang akan masuk ke turbin nantinya memiliki nilai 100%,
masing – masing unit terdiri dari dua scrubber, setelah steam keluar dari
scrubber selanjutnya steam akan dikumpulkan di steam header, setiap unit
terdiri dari satu header yang nantinya akan membagi steam ke Gas Removal
Sistem yang disebut auxilary steam dan Turbin yang disebut main steam.
Pihak perusahaan menamakan seluruh sistem dan perangkat yang bekerja
dari sumur hingga steam header dengan nama SAGS (Steamfield Above
Ground System) sedangkan sistem dari outlet steam header hingga ke
seluruh perangkat yang bekerja dimulai dari turbin, kondensor, cooling
tower, gas removal system, hot well pump , dan auxilary cooling water
pump dinamakan Power Station.
II-4
6. Rock Muffler
terlalu bising.
7. Scrubber
2. Generator
3. Transformator
II-13
4. Kondensor
6. Cooling Tower
II-15
b. Prosedur
Pra-Kondisi
TINDAKAN KOMENTAR & INFORMASI
APC manual.
PPC-G manual
SLC / SPC normal
Auto trimming stop
PULS off.
APC enable off
PPC-V manual
Vent Bias Set Point 0
II-17
“BUKA” penuh semua valve brine dari Seperti: V-50-212, FCV-387, V-50-
SS-1 menuju sumur injeksi 211, V-52-210, V-30-1651, V-30-
(WWF/WWW). 1652, V-30-1653 and V-30-1654.
Yakinkan dua dari tiga rupture disk Seperti: V-30-1010, -1011, -1098,
upstream dan downstream valve isolasi -1200, -1201, -1202 and V-32-1176,
terbuka penuh dilokasi WWF / WWW. -1177, -1178, -1179, -1180, -1181.
Prosedur
II-18
Monitor semua jalur pipa, peralatan dan Periksa kebocoran, dan periksa
valve sesuai dengan dengan tahapan support pipa agar diketahui bahwa
prosedur start-up. pergeseran pipa masih dalam batas
design.
Buka perlahan valve bypass 4” valve Buka valve bypass dari valve isolasi
isolasi di setiap sumur produksi untuk disetiap sumur (gunakan sumur
warm-up semua jalur pipa (mulai kering), ± 3 threat atau sampai aliran
heating-up). terdengar dari suaranya.
Pre-heat jalur two phase, jalur steam dan Hati-hati dengan kandunga NCG.
jalur brine sampai temperature metal
mencapai 100° C di ujung setiap jalur
pipa.
Kondisikan salah satu sumur produksi Semua sumur produksi brine akan
basah untuk persiapan ONLINE sumur digunakan untuk sistem injeksi brine.
injeksi.
Tutup EDS1 (MV 234/235).
Monitor aliran brine yang keluar dari Low point akan terisi dengan brine
flash tank di J5.
Tutup valve drain 2” di jalur steam, drain Steam trap telah dipersipakan dan siap
pot kondensat di SS-1 dan sepanjang untuk operasikan.
jalur steam 42”.
Gunakan step 14/15 untuk ONLINE Digunakan hanya pada saat sumur
sumur injeksi WWW. Tutup valve pada injeksi WWW akan di ONLINE.
sata steam mulai keluar dari flash tank
portable di J8.
Monitor level low point di J8 Di low point jalur pipa sekarang terisi
menggunkan indicator tekanan temporary brine, dan brine telah mencapai ke
yang terpasang di PP-242. sumur injeksi.
Tutup valve drain 2” V-81-226 dan V-81- Steam trap drain pot telah
233 yang menuju flash tank T-81-012 dipersiapkan.
dari drain pot inlet scrubber.
Ketika Power Station telah ONLINE dan Atur 2” valve globe di setiap jalur
venting telah berhenti di rock muffler, bypass untuk menjaga rock muffler
periksa untuk memastikan bahwa ada tetap panas.
sedikit steam yang menuju ke pipa
downstream vent valve agar pipa tersebut
tetap panas.
BAB III
TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN
III-1
III-2
b. Peralatan Stand-by
Beberapa peralatan bantu untuk mengoperasikan turbin uap
memiliki unit cadangan atau stand-by, sehingga apabila peralatan
bantu tersebut memiliki unit cadangan,maka unit cadangan itu
dapat dipelihara seperti dalam keadaan stop.
c. Pengaman Turbin
Pemeliharaan lengkap dari pengaman turbin beserta
sistemnya dilakukan pada saat turbin tidak beroperasi, akan tetapi
untuk melihat unjuk kerja dari peralatan pengaman tersebut, banyak
pabrikan turbin membuat peralatan pengamatan yang dapat diuji
pada saat turbin bekerja dengan cara pengujian simulasi.
Pengujian pada saat bekerja ini amat riskan, karena dapat
menyebabkan turbin akan trip apabila tidak dilakukan dengan benar
dan sangat berhati-hati.
d. Turbin Supervisory
Pengamatan terhadap pengukuran yang didapat dari
peralatan turbine supervisory haruslah dicatat, diamati dan
dievaluasi dengan tepat untuk melihat gejala kerusakan yang terjadi
dan parameter-parameter itu tidak boleh dilampaui.
Peralatan turbin supervisory adalah alat-alat untuk
mengukur eksentrisitas, getaran, temperatur bantalan, kecepatan,
posisi rotor dan pemakaian trhust bearing.
e. Kebersihan
Dalam pemeliharaan turbin uap, kebersihan sangat besar
pengaruhnya terhadap keamanan operasi turbin, oleh sebab itu
kebersihan pada saat turbin beroperasi tidak boleh ditinggalkan,
seperti kebocoran minyak pelumas.
III-5
c. Pemeriksaan Bantalan
Turbin uap memiliki dua jenis bantalan yaitu bantalan journal
aksial dan bantalan aksial (thrust bearing). Pemeriksaan dan
pemeliharaan pada bantalan-bantalan ini dilakukan baik pada Si,
Me maupun Se.
III-7
f. Penyebarisan Poros
Dalam kenyataannya posisi turbin dalam keadaan diam dan
dingin, tidak lurus sama sekali, sehingga posisi satu poros dengan
poros lainnya tidak lurus/ sebaris, misalnya poros turbin dengan
poros generator, atau poros turbin tekanan tinggi dengan poros
turbin tekanan rendah. Ketidaksebarisan ini diakibatkan oleh
III-8
4.1 Kesimpulan
IV-1
DAFTAR PUSTAKA
IV-2
III-3