Anda di halaman 1dari 39

Sistem Operasi & Perawatan Pembangkit Listrik Tenaga

Panas Bumi Pada Perusahaan Star Energy Geothermal


Wayang Windu

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas untuk


mata kuliah Perawatan Boiler dan Turbin pada semester V

Oleh :

Gani Ghazali 131211013


Novianri Qauluffaturahman 131211025
Tony Irawan 131211028
Cecep Nugraha 131211092

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


TAHUN 2015
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan karunia nikmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam semoga tercurah limpahkan bagi makhluk Allah yang paling mulia, Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta orang - orang yang mengikuti jejak beliau
sampai hari kiamat.
Laporan ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik
Perawatan Boiler dan Turbin dengan judul “ Sistem Operasi & Perawatan Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi pada Perusahaan Star Energy Geothermal Wayang
Windu”.
Kami sadar bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna,
karena sesungguhnya kesempurnaan itu datangnya hanya dari Allah dan bila ada
kekurangan itu pastinya datang dari saya. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan
saran yang membangun demi kemajuan laporan kami.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami selaku penulis dan
umumnya bagi semua pembaca. Amin.

Bandung, Desember 2015

Penulis

ii
DAFTAR IS

I
KATA PENGANTAR……...……………………....………………………………………….ii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………...………………..………...iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………...…....v
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………I-1
1.1 Latar Belakang…………………………………………...……………………………….I-1
1.2 Tujuan Laporan…………………………………………………………………….…….I-2
1.3 Ruang Lingkup Bahasan………………………………………………………………....I-2
1.4 Metode Pengumpulan Data………………………………………………………………I-2
1.5 Sistematika Laporan……………………………………………………………...…....…I-3
BAB II INSTALASI SISTEM DAN OPERASI ………………..…………….….…….II-1
2.1 Gambaran Umum Perusahaan……………………….……….……………….….…...…II-1
2.2 Gambaran Umum Siklus Star Energy Geothermal (Wayang Windu)………….…..…...II-2
2.3 Fasilitas Operasi Star Energy Geothermal Wayang Windu……….………….…...…….II-4
2.3.1 Steam Above Ground System ( SAGS )………………………………..….………….II-4
2.3.2 Power Station…………………………………………….…………….….…………II-11
2.4 Starting Process …………………………………….…………………..………....…II-16
2.4.1 Starting SAGS……………………..…………………………………………...….…II-16
BAB III TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN…………………………...….…III-1
3.1 Landasan Teori …………..……………………………………………………….…III-1
3.2.2. Klasifikasi Pemeliharaan Turbin Uap………………………………...……………...III-1
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN…………………………..……….………………IV-1
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………….…………....IV-1
4.2 Saran……………………………………………………………………………………IV-1
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………IV-2

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi Perusahaan Star Energy Geothermal………………………….…


Gambar 2.2 Skema Proses Pembangkit…………………………...…………………….
Gambar 2.3 Steamfield Above Ground System (SAGS)……………………………..
Gambar 2.4 Sumur Produksi Uap…………………………………………………….
Gambar 2.5 Jalur Pipa 2 Phase………………………………………………………………
Gambar 2.6 Separator Station……………………………………………………………….
Gambar 2.7 Pressure Safety Valve……………………………………………………….....
Gambar 2.8 Steam Venting System………………………………………………………… II-1
Gambar 2.9 Rock Muffler…………………………………………………………………… II-2
Gambar 2.10 Scrubber………………………………………………………………………. II-4
Gambar 2.11 Brine Injection System………………………………………………………. II-4
Gambar 2.12 Condensate Injection System………………………………………………. II-5
Gambar 2.13 Turbin Uap……………………………………………………………………. II-6
Gambar 2.14 Generator…………………………………………………………..………….. II-7
Gambar 2.15 Transformator……………………………………………………………. II-8
…… II-8
Gambar 2.16 Kondensor…………………………………………………….………………... II-9
Gambar 2.17 Gas Removal System……………………………………………………..…... II-9
Gambar 2.18 Cooling Tower…………………………………………….. II-10
………………….. II-11
II-12
II-13
II-13
II-14
II-15

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Deskripsi Umum Peralatan Pada Unit Satu.. ……………………………… II-11
Tabel 3.2 Deskripis Umum Peralatan Pada Unit Dua………………………………… II-12

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber energi merupakan hal yang paling dibutuhkan pada zaman


modern ini. Kebutuhan energi listrik akan terus meningkat seiring perubahan
zaman. Saat ini kapasitas pembangkit listrik di Indonesia sekitar 51620 MW.
Sedangkan kebutuhan listrik sangat besar, hal ini menyebabkan beberapa
energi haruslah dikembangkan untuk mengatasi kebutuhan tersebut.

Energi panas bumi merupakan salah satu sumber daya yang paling
potensial yang dimiliki oleh Indonesia. Karena umumnya latar belakang
Indonesia dikelilingi beberapa gunung aktif, maka jumlah titik titik energi
panas bumi banyak ditemukan di Indonesia. Dari data yang didapat di
Wikipedia, di Indonesia pulau – pulau besar yang ada, hanya Kalimantan saja
yang tidak berpotensi dalam penghasil panas bumi.

Energi panas bumi merupakan salah satu sumber energi paling bersih
dan jauh lebih bersih dari sumber energi fosil yang menimbulkan polusi atau
emisi gas rumah kaca. Geothermal juga merupakan jenis energi terbarukan
yang relatif tidak akan habis. Sumber energi ini terus menerus aktif akibat
peluruhan radioaktif  mineral. Tentunya hal ini merupakan salah satu jawaban
dari krisis energi dimasa mendatang.

Maka dari itu, untuk menghasilkan energi listrik yang dibutuhkan, hal
– hal yang menyangkut pembangkit listrik tenaga panas bumi baik itu sistem,
komponen, maupun sumber dayanya haruslah dipelajari dan dibuat seemikian
rupa sehingga dalam kondisi yang maksimal dan indikator lainnya haruslah
sesuai dengan spesifikasi yang dirancang oleh pabrik yang memproduksi uap
tersebut. Maka penting untuk mengetahui bagaimana cara kerja dan
pemeliharaan yang sesuai terhadap pembangkit jenis ini.

I-1
I-2

1.2 Tujuan Laporan

a. Mengetahui siklus geothermal secara nyata yang digunakan pada


perusahaan Star Energy Geothermal (Wayang Windu).

b. Mengetahui berbagai komponen penunjang yang digunakan pada


perusahaan Star Energy Geothermal (Wayang Windu).

c. Mengetahui perawatan apa saja yang dilakukan pada perusahaan Star


Energy Geothermal (Wayang Windu).

1.3 Ruang Lingkup Bahasan

Pada laporan ini akan dibahas mengenai bagaimana siklus PLTP pada
perusahaan Star Energy Geothermal (Wayang Windu) dari mulai uap keluar
dari sumur kemudian dialirkan ke sistem sampai akhirnya uap tersebut
berubah menjadi listrik dan siap dialirkan.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan laporan


kerja praktek ini, diantaranya yaitu:

a. Metode Observasi
Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan
mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang
diamati. 
b. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan cara mengetahui terlebih dahulu
rumus – rumus dasar dan pengetahuan dasar untuk memecahkan studi
kasus yang diberikan.
c. Deskriptif

Yaitu dengan teknik pengumpulan data melalui referensi-referensi berupa


buku, jurnal, maupun internet atau biasa disebut dengan studiliteratur.
I-3

d. Diskusi
Diskusi dilakukan secara bebas dan terbuka oleh karyawan – karyawan
yang sempat penulis ajak untuk berdiskusi. Begitupun pembimbing banyak
memberikan masukan kepada penulis dalam mempelajari studi kasus yang
diberikan dalam bentuk diskusi.

1.5 Sistematika Laporan

Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:


Bab I pendahuluan berisikan mengenai latar belakang, tujuan, ruang
lingkup bahasan, metode penulisan, dan sistematika laporan.
Bab II instalasi sistem dan operasi berisikan gambaran umum perusahan ,
Gambaran Umum Siklus Star Energy Geothermal (Wayang Windu), Fasilitas
Operasi Star Energy Geothermal Wayang Windu, Starting Process .
Bab III teknik dan manajemen perawatan berisikan penjelasan landasan
teori mengenai manajemen perawatan pada komponenen.
Bab IV kesimpulan dan saran, pada bab ini berisikan mengenai
kesimpulan dari pembahasan laporan beserta saran untuk program perawatan
dapat berjalan dengan lancer .
BAB II
INSTALASI SISTEM DAN OPERASI

2.1 Gambaran Umum Perusahaan

Gambar 2.1 Lokasi Perusahaan Star Energy Geothermal


Lokasi dan kondisi perusahaan Star Energy Geothermal (Wayang
Windu) sebagai berikut :

Tempat : Star Energy Geothermal (Wayang Windu).


Alamat : Desa Margamukti, Kec. Pangalengan, Kab.
Bandung Jawa Barat 40 km selatan Kota Bandung.
Elevasi : + 1700 m di atas permukaan laut.
Luas Area : 14,4 ha.
Tekanan Atmosfer : 0,83 bar.
Suhu udara : 18-21˚C.

II-1
II-2

2.2 Gambaran Umum Siklus Star Energy Geothermal (Wayang Windu)

Gambar 2.2 Skema Proses Pembangkit

Pada pembangkit listrik tenaga panas bumi ini yang berlokasi di


Wayang Windu ini terdapat 37 sumur (18 sumur produksi, 2 sumur injeksi,
dan 16 sumur non komersial). Sumur produksi merupakan sumur yang
secara aktif menghasilkan steam. Sumur produksi pada pembangkit listrik
Wayang Windu ini dominan uap, atau dengan kata lain kualitas uap bernilai
50%. Sumur yang menghasilkan uap untuk unit 1 diantaranya WWA-2,
WWA-4, WWA-6, MBD-1, MBD-2, MBD-3, MBD-4, WWQ-1, WWQ-2,
WWQ-4, WWQ-5, MBE-3, dan MBE-4. Sumur yang memiliki kode huruf
yang sama memiliki head sumur yang terintegrasi. Begitupun untuk sumur
yang memproduksi uap yang nantinya akan di transfer ke unit 2 yaitu MBD-
5, MBB-1, MBB-2, MBB-3, MBB-4, MBB-5, MBB-6, MBA-1, MBA-2,
MBA-3, MBA-4, dan MBA-5. Sumur injeksi merupakan sumur yang
digunakan untuk injeksi brine (Air yang mengandung kandungan garam
yang sangat tinggi) dan kondensat. Sumur non komersial digunakan untuk
penelitian bagi perusahaan.
II-3

Setelah fluida keluar dari sumur dan telah dikumpulkan pada header,
maka fluida yang dominan uap ini akan menuju separator. Separator
masing-masing unit terdiri tiga buah. Separator berfungsi untuk
memisahkan brine juga non condasable gas dan steam. Brine dan sebagian
non condensable gas dikembalikan lagi ke sumur injection setelah
dipisahkan dengan separator. Setelah steam keluar dari separator,
selanjutnya steam menuju ke scrubber. Scrubber berfungsi untuk menjamin
agar steam yang masuk ke dalam turbin benar-benar uap kering, sehingga
kualitas uap yang akan masuk ke turbin nantinya memiliki nilai 100%,
masing – masing unit terdiri dari dua scrubber, setelah steam keluar dari
scrubber selanjutnya steam akan dikumpulkan di steam header, setiap unit
terdiri dari satu header yang nantinya akan membagi steam ke Gas Removal
Sistem yang disebut auxilary steam dan Turbin yang disebut main steam.
Pihak perusahaan menamakan seluruh sistem dan perangkat yang bekerja
dari sumur hingga steam header dengan nama SAGS (Steamfield Above
Ground System) sedangkan sistem dari outlet steam header hingga ke
seluruh perangkat yang bekerja dimulai dari turbin, kondensor, cooling
tower, gas removal system, hot well pump , dan auxilary cooling water
pump dinamakan Power Station.
II-4

2.3 Fasilitas Operasi Star Energy Geothermal Wayang Windu

2.3.1 Steam Above Ground System ( SAGS )

Gambar 2.3 Steamfield Above Ground System (SAGS)


Steam above ground system di Wayang Windu di desain untuk
mengalirkan dan memisahkan geothermal fluida menjadi dua bagian, yaitu
uap murni yang kemudian dialirkan ke power station dan uap basah yang
masih memiliki berbagai partikel – partikel zat yang kemudian diinjeksikan
ke sumur-sumur injeksi. Selain uap basah, air condensate juga
diinjeksikan ke sumur injeksi. Semua proses tersebut dilaksanakan secara
aman, terkontrol dan tidak mengganggu lingkungan.
Steam Above Ground System terdiri dari:

1. Sumur Produksi Uap

Gambar 2.4 Sumur Produksi Uap


Pada sumur produksi uap ini merupakan tahap awal dari proses
produksi pembangkitan tenaga listrik di Star Energy Geothermal (Wayang
II-5

Windu). Karakteristik uap yang di hasilkan dari sumurnya terbagi


menjadi 2 bagian yaitu uap kering dan uap basah, untuk uap kering
digunakan untuk memutar turbin, sedangkan uap basah di injeksikan
ke sumur injeksi. Sumur produksi uap di Star Energy Geothermal
(Wayang Windu) Limited Limited terdapat di beberapa pad (area tempat
sumur uap berada) yaitu :
Unit 1 : MBD pad, WWQ pad, WWA pad, MBE pad,
Unit 2 : MBA pad, MBBpad, MBD pad
Masing-masing pad terdiri dari 3 atau 4 sumur yang memproduksi
uap basah atau cairan dua phase. Letak dari sumur produksi uap ini
lebih tinggi dari area sistem pembangkitan, sehingga tidak diperlukan
pompa untuk mengalirkan uap campuran tersebut karena menggunakan
gaya grafitasi yang langsung membuatnya mengalir.

2. Jalur Dua Phase

Gambar 2.5 Jalur Pipa 2 Phase


(Referensi : Dokumentasi Star Energy)
Jalur dua phase di Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Limited
Limited terdapat 4 buah pipa, 3 buah pipa di unit 1 dan 1 buah pipa di unit
2. 3 buah pipa di unit 1 mempunyai diameter 36” yang masing masing
mengalirkan uap ke separator station (SS1). Kapasitas maksimum dari
masing masing pipa yaitu 40 MW, sedangkan 1 buah pipa di unit 2
mempunyai diameter 48” yang mengalirkan uap dari sumur MBA dan MBB
II-6

ke separator station (SS1). Kapasitas design nominal dari pipa yaitu


120 MW.

3. Separator Station (SS1)

Gambar 2.6 Separator Station


Dikarenakan uap yang dihasilkan dari sumur produksi tidak
semuanya berupa uap kering (dry steam) dan masih bercampur dengan
uap basah maka diperlukan alat untuk memisahkan antara uap kering
dan uap basah. Uap yang dihasilkan masih dua fasa, yakni fasa gas dan
fasa cair dan dapat pula fasa padat yang berupa partikel yang didapat dari
tanah, maka dari itu perlu adanya pemisahan alat pemisah uap dan
pengotornya disebut separator. Prinsip kerja pemisahannya dengan
cyclone separator , dimana hasil dari masing masing sumur berupa uap
campuran masuk ke separator pada bagian samping kemudian di dalam
separator terjadi perputaran secara sentrifugal.
Dengan adanya gaya sentrifugal ini maka uap basah yang bergabung
dengan uap kering akan bergerak ke arah dinding separator kemudian
karena adanya pengaruh gaya gravitasi maka uap basah yang mempunyai
massa yang lebih berat dari uap kering akan bergerak kebagian bawah
separator sedangkan uap kering kebagian atas. Aliran uap basah yang
terpisah kemudian akan di injeksikan ke sumur injeksi. Kemudian uap
kering yang bergerak kebagian atas akan masuk kedalam pipa yang ada di
dalam separator ke arah bawah, selanjutnya uap kering ini akan keluar
dari bagian bawah menuju scrubber. Agar uap kering dapat mengalir
melalui pipa tersebut maka tekanan dalam pipa harus lebih rendah
II-7

daripada tekanan uap kering.


Separator untuk satu unit terdiri dari tiga separator/vessel, yang
masing- masing berkapasitas 40 MW (80 kg/s aliran uap) namun mampu
mengakomodir 20 % kelebihan dari desain kapasitas, artinya mampu
menerima 48 MW (96 kg/s aliran uap) tanpa mengganggu kinerjanya.
Masing-masing jalur pipa dua phase mensuplai fluida ke separator
tertentu, namun untuk menyeimbangkan pengisian uap dan kekurangan
tekanan maka di upstream separator dipasang pavour balancing header.

4. Katup Pengaman Tekanan (Pressure Safety Valve)

Gambar 2.7 Pressure Safety Valve


Pada pemasangan katup pengaman tekanan ini terdapat perbedaan
antara unit 1 dan unit 2, pada unit 1 pemasangannya di lakukan
setelah Separator Vessel dan masing masing pipa dipasang.
Sedangkan pada unit 2 pemasangannya dilakukan sebelum Separator Vesel
dan dipasang sebanyak 3 buah.

5. Sistem Ventilasi Uap (Steam venting system)


II-8

Gambar 2.8 Steam Venting System


Kelebihan uap dari kebutuhan power station dibuang ke
atmosphere dibawah pengontrolan. Sebuah jalur ventilasi berdiameter
42” membentang dari cross-country 42” steam lines ke vent valve station
(VVS-I) yang dilengkapi dengan 5 buah kran pengatur tekanan. Dari vent
valve steam kemudian dibuang ke udara melalui rock-muffler yang terdiri
dari 3 cell. Sistem ventilasi uap ini didesain sedemikian rupa untuk
meminimalkan kebisingan dan bahaya gas beracun yang mungkin terjadi.

6. Rock Muffler

Gambar 2.9 Rock Muffler


Fungsi dari rock muffler itu sendiri adalah sebagai peredam
kebisingan dari pelepasan uap yang akan dialirkan ke scrubber station.
Pelepasan uap ini terjadi apabila tekanan steam yang dialirkan dari
separator station ke scrubber berlebih. Rock muffler ini dibuat dengan
menggunakan batu apung yang berguna untuk meredam suara agar tidak
II-9

terlalu bising.
7. Scrubber

Gambar 2.10 Scrubber


Scrubber terdiri dari 4 buah scrubber yang memiliki kapasitas
sebesar 4 x 65 MW. Fungsi dari scrubber ini adalah sebagai penyaring
akhir uap sebelum masuk ke turbin. Sehingga uap yang menggerakkan
turbin itu benar – benar sudah uap kering. Masing masing dari scrubber ini
mempunyai ukuran 110% dari aliran uap secara penuh.

8. Brine Injection System

Gambar 2.11 Brine Injection System


(Referensi : Dokumentasi Presntasi Overview)
Sumur injeksi digunakan untuk menginjeksikan uap basah yang
di pisahkan oleh separator maupun air hasil kondensasi di
kondensor, selain sebagai tempat pembuangan limbah sumur injeksi ini
II-10

berfungsi untuk menjaga ketersediaan air tanah sebagai media untuk


pembuatan uap dalam lapisan tanah. Proses injeksi yang berlangsung di Star
Energy Geothermal (Wayang Windu) tidak menggunakan pompa tetapi
memanfaatkan gaya gravitasi dan perbedaan tekanan antara sumur dengan
aliran uap basah .
Sumur Injeksi di Star Energy Geothermal Wayang Windu ada
tiga sumur injeksi terdiri dari :
WWF, WWP dan WWW. 2 buah sumur di Well-pad WWW
khusus untuk injeksi uap basah; 2 buah sumur di WWF bisa berfungsi baik
untuk injeksi uap basah maupun kondensat; sementara sebuah sumur di
WWP yang merupakan satelit WWF, khusus untuk injeksi kondensat.

9. Condensate Injection System

Gambar 2.12 Condensate Injection System


Condensate injection system yang digunakan ada 2 sumur yaitu
WWF-1 dan WWF-2 sedangkan masih terdapat satu sumur lagi yaitu
WWP namun sumur ini tidak digunakan. Sumur condensate injection
system pada power station terpisah dengan brine injection system. Pada
sumur condensate injection system ini tidak digunakan mesin untuk menarik
air, tetapi dengan langsung mengalirkan air tersebut memanfaatkan dari
adanya gravitasi.
II-11

2.3.2 Power Station


Power station di Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Limited
Limited terdiri dari 3 yaitu:
1. Turbin Uap

Gambar 2.13 Turbin Uap


Turbin uap yang digunakan di Star Energy adalah turbin yang
mempunyai satu casing, dua arah aliran, dan berjenis turbin reaksi
dengan delapan bagian pada masing masing aliran. Berikut ini adalah
deskripsi general desain turbin yang terdapat pada unit satu dan dua

Tabel 2.1 Deskripsi Umum Peralatan Pada Unit Satu

Spesifikasi Nilai Satuan


Rated Output 110 MW
Inlet Steam    
Pressure 10,2 Bar
Temperature 180,75 ˚C
Steam Flow 718,663 kg/h
NC Flow 14,67 kg/h
Exhaust Steam Pressure 0,12 Bar
Cooling Tower Inlet wet-bulb
15,5 ˚C
Temperature
Rated Speed Turbine 3000 rpm

Tabel 2.2 Deskripsi Umum Peralatan Pada Unit Dua

Spesifikasi Nilai Satuan


II-12

Rated Output 117 MW


Inlet Steam    
Pressure 10,7 Bar
Temperature 182,8 ˚C
Steam Flow 756,349 kg/h
NC Flow 11,518 kg/h
Exhaust Steam Pressure 0,11 Bar
Cooling Tower Inlet wet-bulb
17 ˚C
Temperature
Rated Speed Turbine 3000 Rpm

2. Generator

Gambar 2.14 Generator


Generator sinkron yang terdapat di Star Energy Geothermal (Wayang
Windu) Limited Limited dikopel secara langsung dengan turbin uap
sehingga antara generator dan turbin uap berada dalam satu rangka.
Generator sinkron ini membangkitkan listrik sebesar 13,8 kV frekuensi 50
Hz kecepatan pada rotor 3000 Rpm.

3. Transformator
II-13

Gambar 2.15 Transformator


Tegangan output generator sebesar 13,8 kV disambungkan ke
main transformer dan unit transformer. Main transformer ini digunakan
untuk menaikan tegangan dari 13,8 kV menjadi 150 kV untuk disalurkan
kepada PLN. Sedangkan Unit Transformer digunakan untuk menurunkan
tegangan dari 13,8 kV menjadi 6,3 kV untuk memenuhi kebutuhan tenaga
listrik di Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Limited Limited sendiri.

4. Kondensor

Gambar 2.16 Kondensor


Kondensor berguna untuk mengkondensasikan uap yang telah
digunakan untuk menggerakan turbin. Kondensor yang digunakan di Star
Energy Geothermal (Wayang Windu) adalah kondensor dengan tipe
kontak langsung. Kondensor dengan tipe kontak langsung ini
menyemprotkan air secara cepat. Air pendingin disuplai dari cooling tower
II-14

yang digunakan untuk mengkondensasikan uap buangan turbin dengan cara


menyemprotkannya secara langsung melalui nosel – noselnya.
Setelah uap terkondensasi maka akan disalurkan ke cooling tower
untuk dilakukan proses pendinginan lebih lanjut yang nantinya air
tersebut akan disirkulasikan kembali ke kondensor. Namun tidak semua
uap buangan turbin bisa dikondensasikan Non Condensable Gases seperti
gas H2S dan gas gas lain yang berbahaya. Gas-gas yang tidak bisa di
kondensasikan ini dialirkan ke Gas Removel System.

5. Gas Removal System

Gambar 2.17 Gas Removal System


Gas yang tidak bisa dikondensasikan (Non Condesable Gas) di
kondensor dialirkan ke gas removel system (GRS). Gas Removal
System di Star Energy bertipe hybrid yang merupakan gabungan dari steam
ejector dan liquid ring vacuum pumps yang berfungsi untuk
menghilangkan gas- gas yang tidak terkondensasi dengan cara
mengalirkannya ke cooling tower untuk dibuang ke udara menggunakan
blower.

6. Cooling Tower
II-15

Gambar 2.18 Cooling Tower


Menara pendingin di Star Energy terdiri dari 8 sel untuk setiap
unit dan berjenis counter flow, fungsi dari menara pendingin itu sendiri
adalah untuk mendinginkan uap yang telah terkondensasi di kondensor.
Air yang masuk ke menara pendingin berlawanan arah dengan udara
pendingin. Air masuk dari bagian atas sedangkan udara pendingin masuk
dari bagian bawah. Sehingga akan terjadi pertukaran panas dimana udara
akan menyerap panas yang akan dibuang ke udara bersamaan dengan gas
dari gas removal system dan air akan menyerap dingin. Air yang sudah
dingin ini akan disirkulasikan kembali ke kondensor dan sebagian lagi
akan di injeksikan ke sumur – sumur injeksi untuk mengantisipasi
meluapnya air di kolam menara pendingin.

2.4 Starting Process

2.4.1 Starting SAGS


a. Tujuan
II-16

Tujuan dari prosuder ini adalah sebagai panduan untuk para


operator untuk melaksanakan proses start up SAGS dari kondisi dingin,
dimulai dari sumur produksi hingga mencapai katup Isolation valve
Scrubber.

b. Prosedur

 Pra-Kondisi
TINDAKAN KOMENTAR & INFORMASI

Pastikan bahwa sumur produksi yang Lihat prosedur WWP-01-04-100~103


akan digunakan telah dipersiapkan untuk untuk pengoperasian sumur.
ON-LINE, seperti: jalur branch telah
bertekanan, posisi bleed dan yang
lainnya.

Yakinkan bahwa semua posisi valve telah


sesuai dengan check sheet (Attachment 1)

Yakinkan bahwa empat dari lima valve


isolasi PSV (pressure safety valve) di
setiap jalur outlet steam separator telah
terbuka dan terkunci

Graph 520, integrated controls:

 APC manual.
 PPC-G manual
 SLC / SPC normal
 Auto trimming stop
 PULS off.
 APC enable off
 PPC-V manual
 Vent Bias Set Point 0
II-17

TINDAKAN KOMENTAR & INFORMASI

Vent valves stroking and functional


test:

 Stroking semua vent valve, bukan 100%


kemudian tutup 0% dari DCS.
 Biarkan PPC-V di “Manual” mode
dengan semua bukaan PCV 100%.

 Yakinkan bahwa SBS1 upstream


isolation valve (MV 392/393 untuk
Unit-1 atau upstream isolation valve
Unit-2) dan masing-masing valve
bypassnya posisi tertutup.
 Yakinkan valve isolasi balancing
interface vent SBS1 “TERBUKA”
untuk mencegah akumulasi NCG).
Yakinkan semua sumur injeksi yang akan Jadikan yang pertama ONLINE sumur
digunakan dalam kondisi bleed dan / atau injeksi dengan resiko self-discharge
quench bila diperlukan, and siap di terkecil.
ONLINE menggunakan SOP-111 atau
119.

Sumur injeksi dikondisikan ONLINE


secara bertahap, agar diadapat proses
ONLINE sumur injeksi yang normal.

“BUKA” penuh semua valve brine dari Seperti: V-50-212, FCV-387, V-50-
SS-1 menuju sumur injeksi 211, V-52-210, V-30-1651, V-30-
(WWF/WWW). 1652, V-30-1653 and V-30-1654.

Buka valve dump brine sumur injeksi


(WWF=MV809; WWW=MV824).

Yakinkan dua dari tiga rupture disk Seperti: V-30-1010, -1011, -1098,
upstream dan downstream valve isolasi -1200, -1201, -1202 and V-32-1176,
terbuka penuh dilokasi WWF / WWW. -1177, -1178, -1179, -1180, -1181.

Yakinkan tanda peringatan safety tersedia

 Prosedur
II-18

TINDAKAN KOMENTAR & INFORMASI

Pastikan semua persiapan dan pra-kondisi


tersebut diatas telah sesuai.

Monitor semua jalur pipa, peralatan dan Periksa kebocoran, dan periksa
valve sesuai dengan dengan tahapan support pipa agar diketahui bahwa
prosedur start-up. pergeseran pipa masih dalam batas
design.

Buka perlahan valve bypass 4” valve Buka valve bypass dari valve isolasi
isolasi di setiap sumur produksi untuk disetiap sumur (gunakan sumur
warm-up semua jalur pipa (mulai kering), ± 3 threat atau sampai aliran
heating-up). terdengar dari suaranya.

Pre-heat jalur two phase, jalur steam dan Hati-hati dengan kandunga NCG.
jalur brine sampai temperature metal
mencapai 100° C di ujung setiap jalur
pipa.

 Monitor level di separator dengan Kondensat dan brine secara perlahan


melihat level gauge dan transmitter. akan mengisi loop seal dan overflow
 Monitor jalur drain di Cross country ke jalur main brine 30”.
no. 1 flash tank.
 Monitor level low point J5 dan tekanan
dari DCS.

Setelah 4 jam warmimg-up jalur pipa,


dan temperature metal masih dibawh
100°C, buka bertahap valve bypass dari
valve isolasi di sumur produksi sekitar 1
threat setiap 30 menit.

 Kondisikan salah satu sumur produksi Semua sumur produksi brine akan
basah untuk persiapan ONLINE sumur digunakan untuk sistem injeksi brine.
injeksi.
 Tutup EDS1 (MV 234/235).
Monitor aliran brine yang keluar dari Low point akan terisi dengan brine
flash tank di J5.

Ketika air panas dan steam juga keluar


dari flash tank, tutup valve isolasinya.

Sebelum menaikan aliran steam, periksa


II-19

kebocoran di sistem, pergeseran pipa


melebihi batasan design pipa, masalah
support pipa dan lainnya.

Tutup valve drain 2” di jalur steam, drain Steam trap telah dipersipakan dan siap
pot kondensat di SS-1 dan sepanjang untuk operasikan.
jalur steam 42”.

Monitor keluaran steam di RM-1 dan


drain pot kondensat untuk memastikan
tidak ada dampaknya ke lingkungan.

Gunakan step 14/15 untuk ONLINE Digunakan hanya pada saat sumur
sumur injeksi WWW. Tutup valve pada injeksi WWW akan di ONLINE.
sata steam mulai keluar dari flash tank
portable di J8.

Monitor level low point di J8 Di low point jalur pipa sekarang terisi
menggunkan indicator tekanan temporary brine, dan brine telah mencapai ke
yang terpasang di PP-242. sumur injeksi.

Setelah dipastikan bahwa aliran brine Pastikan jumlah aliran brine


diatas kebutuhan minimum sumur injeksi, menggunakan weir flash tank atau
tutup valve dump dan kondisikan sumur kurva sumur produksi.
injeksi ONLINE.
Koordinasi dengan well test resource
pada saat sumur injeksi di ONLINE.

Turunkan bertahap secara manual output


PCV Vent valve dan naikan tekanan
steam di sistem sampai 5 barg.

Tutup valve drain 2” V-81-226 dan V-81- Steam trap drain pot telah
233 yang menuju flash tank T-81-012 dipersiapkan.
dari drain pot inlet scrubber.

Awasi tangki kondensat 3”S1-61-095-TH Di awal tahapan, jalur ini penuh


dengan air dingin.

Steam trap akan mengeluarkan


kondensat jika tidak ada liran dari
drain 2”.

Naikan bertahap aliran two fasa yang


menuju separator sampai level brine di J5
II-20

sekitar 5000 mm (untuk menghindari


long residence time di pipa brine, yang
mana akan membentuk lapisan silica.

Jika diperlukan, kondisikan ONLINE


sumur injeksi tambahan di kecukupan
aliran brine terpenuhi untuk kebutuhan
minimum semua WWW sesuai dengan
SOP-111 or -119. Pastikan bahwa sumur
injeksi.

Naikan bertahap nilai setpoint interfece


pressure sesuai target yang diinginkan
dengan rate 0.6 bar/menit maksimum.

Kondisikan tambahan sumur produksi


jika diperlukan agar aliran steam yang
dibutuhkan tercapai.

SAGS sekarang telah beroperasi dan Periksa bila ada kelainan di


dalam kondisi standby, siap untuk start- operasional SAGS.
up Power Station.

Ketika Power Station telah ONLINE dan Atur 2” valve globe di setiap jalur
venting telah berhenti di rock muffler, bypass untuk menjaga rock muffler
periksa untuk memastikan bahwa ada tetap panas.
sedikit steam yang menuju ke pipa
downstream vent valve agar pipa tersebut
tetap panas.
BAB III
TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN

3.1 Landasan Teori


Maintenance adalah suatu kegiatan untuk merawat atau memelihara
dan menjaga mesin/peralatan dalam kondisi yang terbaik supaya dapat
digunakan untuk melakukan produksi sesuai dengan perencanaan. Dengan
kata lain, Maintenance adalah kegiatan yang diperlukan untuk
mempertahankan (retaining) dan mengembalikan (restoring) mesin ataupun
peralatan kerja ke kondisi yang terbaik sehingga dapat melakukan produksi
dengan optimal.

3.2.2. Klasifikasi Pemeliharaan Turbin Uap


Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan Pekerjaan pemeliharaan
dikategorikan dalam dua cara, yaitu

Pemeliharaan terencana (planned maintenance):


Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan secara
terorginir untuk mengantisipasi kerusakan peralatan di waktu yang akan
datang, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya.
a.  Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance) : Pemeliharaan
pencegahan adalah pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kerusakan, atau cara pemeliharaan yang direncanakan untuk
pencegahan. Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk inspeksi,
perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau
mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
b.  Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance): Pemeliharaan korektif
adalah pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi fasilitas atau peralatan sehingga mencapai

III-1
III-2

standar yang dapat di terima. Dalam perbaikan dapat dilakukan


peningkatan-peningkatan sedemikian rupa,  seperti melakukan
perubahan atau  modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih
baik,
c.  Pemeliharaan berjalan (Running Maintenance): Pemeliharaan ini
dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja.
Pemeliharan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus
beroperasi terus dalam melayani proses produksi,
d.  Pemeliharaan prediktif (Predictive Maintenance): Pemeliharaan prediktif
ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan
dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya
pemeliharaan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-
alat monitor yang canggih,

Pemeliharaan tak terencana (unplanned maintenance):


Pemeliharaan tak terencana adalah yaitu pemeliharaan darurat, yang
didefenisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu segera dilaksanakan
tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya hilangnya produksi,
kerusakan besar pada peralatan, atau untuk keselamatan kerja. 
a.   Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance):
Pekerjaan pemeliharaan ini dilakukan ketika terjadinya kerusakan pada
peralatan,  dan  untuk  memperbaikinya  harus  disiapkan  suku 
cadang,alat-alat  dan tenaga kerjanya,
III-3

Pemeliharaan Berdasarkan Kondisi (Condition Based Maintenance)


Pemeliharaan yang waktu pelaksanaannya direncanakan sebelumnya,
berdasarkan data operasi yang dicatat dan unit diberhentikan beberapa saat
sebelum sampai pada kondisi rusak. Apabila pemberhentian mesin
dilaksanakan atas hasil analisa data, maka disebut pemeliharaan prediktif.
Pemeliharaan berdasarkan kondisi pada umumnya dibagi dua macam yaitu :
A.  Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi (In Service Maintenance)
B.  Pemeliharaan dalam keadaan tidak beroperasi (Outage
Maintenance)

A.    Pemeliharaan Dalam Keadaan Beroperasi


Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi adalah pekerjaan yang
dilakukan tanpa mengganggu jalannya operasi turbin. Pada umumnya
pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan-pekerjaan ringan seperti
pembersihan, pengukuran, pengamatan dan sebagainya pada turbin
maupun peralatan bantunya.
Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi mencakup :
a. Pemeliharaan Rutin
Beberapa pemeliharaan rutin yang dapat dilakukan pada saat turbin
beroperasi, diantaranya :
o   Penambahan grease pada bagian yang memerlukannya
o   Menambah minyak pelumas ke dalam tangki
o   Membersihkan minyak pelumas melalui instalasi
pemurniminyak pelumas.
o   Membuang air dan lumpur melalui drain tangki minyak
pelumas dan memeriksa kondisi minyak pelumas.
o   Mengencangkan baut-baut yang longgar
o   Menutup atau mengurangi kebocoran pada seal katup-katup.
III-4

b. Peralatan Stand-by
Beberapa peralatan bantu untuk mengoperasikan turbin uap
memiliki unit cadangan atau stand-by, sehingga apabila peralatan
bantu tersebut memiliki unit cadangan,maka unit cadangan itu
dapat dipelihara seperti dalam keadaan stop.

c. Pengaman Turbin
Pemeliharaan lengkap dari pengaman turbin beserta
sistemnya dilakukan pada saat turbin tidak beroperasi, akan tetapi
untuk melihat unjuk kerja dari peralatan pengaman tersebut, banyak
pabrikan turbin membuat peralatan pengamatan yang dapat diuji
pada saat turbin bekerja dengan cara pengujian simulasi.
Pengujian pada saat bekerja ini amat riskan, karena dapat
menyebabkan turbin akan trip apabila tidak dilakukan dengan benar
dan sangat berhati-hati.

d. Turbin Supervisory
Pengamatan terhadap pengukuran yang didapat dari
peralatan turbine supervisory haruslah dicatat, diamati dan
dievaluasi dengan tepat untuk melihat gejala kerusakan yang terjadi
dan parameter-parameter itu tidak boleh dilampaui.
Peralatan turbin supervisory adalah alat-alat untuk
mengukur eksentrisitas, getaran, temperatur bantalan, kecepatan,
posisi rotor dan pemakaian trhust bearing.

e. Kebersihan
Dalam pemeliharaan turbin uap, kebersihan sangat besar
pengaruhnya terhadap keamanan operasi turbin, oleh sebab itu
kebersihan pada saat turbin beroperasi tidak boleh ditinggalkan,
seperti kebocoran minyak pelumas.
III-5

B.  Pemeliharaan Dalam Keadaan Tidak Beroperasi


Biasanya pemeliharaan dalam keadaan tidak beroperasi dapat
dilakukan pada saat periodic inspection yaitu pada simple inspection,
mean inspection dan seirous inspection.
Pada keadaan tertentu dapat dilakukan juga pemeliharaan tak
terjadwal, tetapi hal ini tidak boleh melampaui lama waktu yang
diperlukan oleh kegiatan utama dan ini hanya dilakukan pada peralatan
yang pada pengamatan sebelumnya menunjukkan adanya kelainan.
Dalam sifat pemeliharaan seperti ini harus memperhatikan
schedule inspection yang baik sehingga urutan satu pekerjaan dengan
pekerjaan yang lainnya dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
tanpa ada waktu yang terbuang. Schedule yang baik akan mempercepat
penyelesaian pekerjaan dan mengurangi biaya inspection.

Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi mencakup :


a. Pemeliharaan Rotor Turbin
Pemeliharaan simple inspection pada rotor turbin dilakukan
tanpa harus mengangkat upper casing. Hal ini hanya berupa
pemeriksaan pada sudu turbin tingkat akhir dengan jalan
melihatnya dari bagian atas kondensor setelah menhole disisi turbin
exhaust dibuka. Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya adalah :
o   Kemungkinan adanya kerak yang menempel pada sudu
akhir.
o   Kemungkinan terjadinya keretakan.
o   Kemungkinan terjadinya gesekan.
o   Kerusakan akibat benda asing.
o   Korosi dan erosi.
Sedangkan pada mean inspection dan serious inspection,
seluruh bagian atas rotor diperiksa dan diperbaiki. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara membuka upper casing, melepas kopling,
III-6

membuka bantalan dan komponen lainnya hingga rotor dapat


diangkat dan ditopang pada dudukan khusus yang disediakan.
Pengangkatan ini harus dilakukan dengan hati-hati karena sangat
sempitnya clearance antara rotor dan stator turbin.

b. Pemeliharaan Stator Turbin


Pemeliharaan ini dilakukan dengan terlebih dahulu
membuka upper casing, kemudian angkat rotor dengan hati-hati,
lalu lakukan pekerjaan pemeliharaan, pemeriksaan dan
perbaikannya, yaitu :
o   Periksa adanya kerak pada sudu tetap, bersihkan dengan
sand-blast.
o   Laksanakan pemeriksan pada permukaan flanges upper dan
lower casing.
o   Bersihkan ulir-ulir pada baut dan mur.
o   Periksa bekas bocoran uap melalui celah pada flanges antara
upper dan lower casing.
o   Periksa akibat korosi dan erosi pada labyrinth dan sudu-sudu.
o   Periksa dan perbaiki kerusakan pada sudu-sudu tetap.
o   Periksa keretakan-keretakan pada setiap bagian stator.
Setelah pekerjaan pemeliharaan selesai, maka perakitan
kembali dilakukan. Pengencangan baut harus melihat daftar
besarnya momen penguncian yang dikeluarkan pabrik. Perlu
diperhatikan juga urutan pemasangan baut terutama pada flange
antara upper dan lower casing.

c. Pemeriksaan Bantalan
Turbin uap memiliki dua jenis bantalan yaitu bantalan journal
aksial dan bantalan aksial (thrust bearing). Pemeriksaan dan
pemeliharaan pada bantalan-bantalan ini dilakukan baik pada Si,
Me maupun Se.
III-7

Pemeriksaan yang perlu dilakukan diantaranya :


o   Pengukuran Clearance.
o   Pemeriksaan bekas kontak / gesekan antara journal dengan
bearing.
o   Goresan-goresan pada permukaan babbit (white metal).
o   Babbit yang terkelupas.
o   Keretakan.
o   Cacat cathodic.

d. Pemeriksaan Labyrinth (Gland seal)


Pada Si, labyrinth tidak dibuka karena tidak dilakukan
pemeriksaan terhadapnya, tetapi hanya dilakukan pemeriksaan pada
sistem uap perapatnya. Sedangkan pada Me dan Se juga dilakukan
pemeriksaan pada keadaan labyrinth-nya.

e. Penyetelan Clerance Rotor dan Stator


Jarak celah atau clerance antara rotor turbin dan stator,
terutama pada sisi tekanan tinggi sangatlah sempit dan
kemungkinan akan terjadinya gesekan antara rotor dengan stator
apabila celah ini tidak disetel dengan baik. Jarak clerance ini telah
ditetapkan oleh pabrikan dan penyetelannya harus dalam batas-
batas yang ditentukan pabrikan.
Pengukuran dapat dilakukan dengan fuller, dial gauge,
kawat timah dan alat ukur lainnya.

f. Penyebarisan Poros
Dalam kenyataannya posisi turbin dalam keadaan diam dan
dingin, tidak lurus sama sekali, sehingga posisi satu poros dengan
poros lainnya tidak lurus/ sebaris, misalnya poros turbin dengan
poros generator, atau poros turbin tekanan tinggi dengan poros
turbin tekanan rendah. Ketidaksebarisan ini diakibatkan oleh
III-8

melengkungnya poros akibat dibebani rotor. Besarnya


kelelngkungan akan tergantung dari beban rotor dan kekakuan
poros.
Dengan demikian satu poros dengan poros lainnya sengaja
tidak dibuat sebaris, akan tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga
ada ketidaksebarisan yang besarnya sudah ditentukan oleh pabrik
pembuat. Diharapkan pada saat turbin berputar dan panas, posisi
poros akan menjadi sebaris baik arah aksial maupun radial.
Dalam pelaksanaan penyebarisan pada turbin generator
tertentu harus sesuai dengan ketentuan pabrik.

g. Pemeliharaan Sistem Governor


Pemeliharaan ini meliputi pemeilharaan terhadap katup uap
utama, katup pengatur (governor valve) dan intercept valve serta
sistem kontrol governor dan proteksi putaran lebih (over speed).
Hal-hal yang dilakukan mencakup pemeriksaan, pembersihan
dan perbaikan atau penggantian komponen yang rusak.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan perbaikan pada katup-
katup, kemudian dilakukan penyetelan kembali yang sesuai dengan
ketetapan yang berlaku.

h. Pengujian pada Peralatan Proteksi


Setelah pekerjaan inspection selesai dilakukan, perlu adanya
pengujian pada peralatan proteksi untuk menjamin agar turbin
bekerja dengan aman. Pengujian dilakukan pada :
o   Overspeed trip
o   Low bearing oil pressure trip
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

a. Sistem pembangkit listrik pada Star Energy memanfaatkan energy panas


bumi dimana uap dari panas bumi akan dimanfaatkan untuk memutarkan
turbin yang dipasang satu poros dengan generator sehingga energy listrik
dapat dihasilkan. Uap dari panas bumi sebelumnya akan disaring melalui
beberapa komponen yaitu separator dan scruber hingga menjadi uap
kering agar dapat dimanfaatkan oleh turbin.
b. Maintenance yang dilakukan pada suatu perusahaan sangatlah penting
karena dengan dilakukan hal tersebut diharapkan dapat memperoleh
umur pakai yang maksimal dari komponen dan dapat digunakan dalam
kondisi yang siap pakai sesuai standar yang diberikan pabrik pembuat.
4.2 Saran
a. Dalam melakukan kegiatan perawatan harus sesuai dengan SOP yang telah
ditetapkan.
b. Lakukan kegiatan perawatan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
c. Selalu memperhatikan keselamatan diri sendiri dan orang lain.

IV-1
DAFTAR PUSTAKA

Star Energy Geothermal Wayang Windu Ltd. (2010). Wayang Windu


Overview (presentation). Pangalengan: TP.

Star Energy Geothermal Wayang Windu Ltd. (2008).Operation


and Maintenance Manual Volume 3, Fuji Electric Co., Ltd.
Pangalengan: TP.

_____. 2011. ”Turbin Uap” .http://manung95.blogspot.com/2011/05/turbin-


uap.html. [30 Juli 2015].

Turbodoc_P00077_Star Energy Geothermal Wayang Windu, LTD. Major


Overhaul Fuji Electric Steam Turbine Generator 110 MW Unit#1.
Pangalengan: TP.

Prabowo, Muhammad. 2013. “Klasifikasi Turbin Uap”.


http://mprabowo19.blogspot.co.id/2013/06/klasifikasi-turbin-uap.html.
[30 Juli 2015].

IV-2
III-3

Anda mungkin juga menyukai