Anda di halaman 1dari 192

BAB 1

PENDAHULUAN

PT PJB adalah salah satu anak perusahaan PT PLN


yang bergerak dalam bidang kelistrikan. PT PJB
mempunyai beberapa pembangkit tenaga listrik dengan
bahan bakar air, batu bara, gas dan minyak.
Pembangkit-pembangkit tersebut menghasilkan listrik
untuk mensuplai kelistrikan di Jawa dan Bali. Semakin
banyak beroperasi maka produktivitas PT PJB akan
semakin meningkat pendapatannya. Tetapi suatu
pembangkit setiap tahun mempunyai program
shutdown untuk menjaga availability dan
reabilitymelalui overhaulmaka dengan ini diusahakan
untuk waktu shutdownannual inspection dibuat sedikit
mungkin tanpa mengurangi kualitasannual inspection
tersebut. Bentuk tipe tipe annual inspection antara lain:
a. CI-TI-CI-MI untuk gas turbine.
b. A1-B-A2-C untuk gas turbine.
c. SI-ME-SI-SE untuk steam turbine.

1
d. AI-AI-GI-AI-AI-MO untuk pembangkit tenaga air.
Perusahaan pembangkit listrik adalah perusahaan
yang menghasilkan energi listrik, yang merupakan
perusahaan yang bersifat padat teknologi.Pembangkit
tersebut harus dikelola dengan baik agar mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya bagi perusahaan
dan lingkungan sekitarnya. Salah satunya pengelolaan
pembangkit dengan melakukan pemeliharaan rutin dan
terencana secara annual inspection atau overhaul.
Overhaul merupakan kegiatan pemeliharaan yang paling
besar dari sisi waktu dan biaya yang biasanya dikerjakan
setiap satu tahun sekali. Pekerjaan yang dikerjakan saat
overhaul antara lain pekerjaan pembongkaran,
perbaikan, penggantian,pengecekan, pembersihan,
pemasangan, pengetesan peralatan pembangkit sesuai
dengan skopenya. Pemeliharaan yang dilakukan satu
tahun sekali mempuyai beberapa tipe yaitu minor,
middle dan major, atau dikerjakan lebih dari satu tahun.
Proyek overhaul melibatkan banyak personil baik
internal maupun eksternal yang tergabung dalam

2
stakeholder meliputi owner, kontraktor, pemerintah,
masyarakat dan pelaksana overhaul.
Tujuan pelaksanaan overhaul antara lain adalah:
 Meningkatkan kesiapan, keandalan dan
efisiensi sehingga memaksimalkan
pendapatan.
 Peningkatan Overall Equipment Effectiveness
(OEE).
Pada pelaksanaan overhaul sering terjadi beberapa
kendala antara lain waktu realisasi melebihi jadwalnya,
terjadi gangguan setelah dilakukan overhaul, temuan
pekerjaan diluar rencana, kompetensi kurang atau tidak
tersedia, kesiapan tool kurang baik secara jumlah
maupun kualitas, laporan terlambat, skope terlewati,
kinerja tim kurang optimal, kerjasama kurang,
koordinasi/komunikasi kurang, pekerjaan kontraktor
tidak sempurna dan lainya.Sehingga sangat diperlukan
suata metodemelakukan overhaul dengan profesional
dan dengan cara yang “cantik”.

3
Buku ini mengupas secara detail bagaimana
melakukan overhaul pembangkit yang profesional dan
‘cantik” berdasarkan pengalaman dan ilmu serta trik-trik
dan tips-tips dari penulis sehingga target overhaul diatas
dapat dicapai, yang pada akhirnya pembangkit dapat
mengalirkan energi listrik ke masyarakat dengan handal
dan efisien. Selain dari pengalaman juga diambil dari
materi PMBOK Project Management Body of
Knowledge, manajemenproyek, manajemen risiko,
manajemen tool, manajemen SDM.Beberapa target
overhaul yang harus dicapai antara lain:
 On time atau lebih cepat.
 On Quality atau lebih berkualitas.
 On Cost atau lebih efisien.
 Interval (periode) planned outage (MTBOH)
bertambah.
 On Safety.
Terakhir kami pesankan bahwa setelah saudara
membaca maka saudara baru mendapat ilmunya belum
mendapat pahalanya, tetapi bila saudara sudah

4
membacanya, merencanakan dan mengeksekusi dan
melakukan improvement maka saudara akan mendapat
ilmu dan pahalanya. Maka dari itu setelah membaca
buatlah perencanaan, kerjakan, evaluasi dan action.
Satu juta ide, satu juta saran, satu juta program dan
rencana tidak akan bermanfaat bila belum dilaksanakan.
Saatnya mengeksekusi sekarang tanpa menunda nunda
lagi.
Semoga buku ini bermanfaat untuk pembangkit-
pembangkit diseluruh PJB, PLN dan pembangkit lainya
dalam rangka menerangi nusantara untuk menciptakan
masyarakat yang adil dan makmur.
Tentunya masukan, ide atau gagasan lain sangat
kami perlukan untuk kemajuan bersama dan mohon
doanya semoga ini menjadi amal jariah kita bersama.

5
BAB 2
KEKUATAN MANAJEMEN OVERHAUL

2.1 Pengelolaan Skope Overhaul.


Kegiatan overhaul adalah pekerjaan yang
dilakukan untuk mengembalikan seluruh peralatan
menjadi sepertiperformance awal. Untuk
mengembalikan performance awal diperlukan
pekerjaan overhaul dengan skope pekerjaan yang
sudah ditentukan. Skope pekerjaan tersebut harus
dikelola dengan baik sehingga menghasilkan
performance yang diinginkan. Sebagai input skope
overhaul didapat dari beberapa sumber antara lain:
A. Rekomendasi Overhaul Sebelumnya.
Setelah selesai overhaul, harus ada rekomendasi
overhaul yang berisi usulan yang harus dilakukan
pada overhaul berikutnya. Rekomendasi
tersebut dikeluarkan oleh masing-masing
bidang. Rekomendasi yang baik adalah berisi
secara detail dan sudah dilengkapi spesifikasi

6
detail, TOR (term of reference)yang mudah
dipahami oleh owner. Rekomendasi tidak hanya
pada overhaul berikutnya tetapi juga dapat
rekomendasi sebelum waktu overhaul
berikutnya atau dua, tiga atau empat overhaul
berikutnya. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan
overhaul harus dilihat rekomendasi overhaul
sebelumnya, rekomendasi overhaul ini menjadi
bagian skope overhaul. Selain rekomendasi
overhaul sebelumnya dapat juga dari
rekomendasi manufacturer misal melalui service
bulletin manufacturer atau rekomendasi secara
langsung.

B. LifetimePeralatan dan MTBF.


Pihak owner harus mempuyai catatan lifetime
peralatan atau MTBF Mean Time between
Failure, sehingga dapat disiapkan dan
dilaksanakan pada saat overhaul tiba. Hal
tersebut diharapkan setelah overhaul tidak akan

7
terjadi kerusakan pada saat operasi. Sehingga
pekerjaan terkait lifetime dan MTBF dimasukkan
dalam skope overhaul. Untuk mencari lifetime
bisa didapat dari histori, manual
book,pengalaman unit lain atau perhitungan
MTBF.

C. Catatan Work Order (WO)yang Menunggu Unit


Shutdown.
Dalam suatu sistem pembangkit, peralatan dapat
mengalami kerusakan dan dapat diperbaiki
setelah unit shutdown. Maka perbaikannya
dapat dilakukan bersamaan overhaul oleh sebab
itu pengelolaan skope overhaul harus
memasukkan WO tunggu shutdown dalam
WBSoverhaul.

D. EngineeringProjectdan Modifikasi.
Engineeringproject/Proyekengineering dan
modifikasi peralatan pembangkit biasanya

8
dikerjakan untuk mengganti peralatan yang
sudah obsolete, untuk meningkatkan
performance, atau peralatan sudah waktunya
diperbaiki yang semuanya pertujuan untuk
mengembalikan performance pembangkit.
Pekerjaan proyek dan modifikasi ini bila
dikerjakan bersamaan overhaul maka
pengelolaan skope ovehaul harus mengkaitkan
skope tersebut sehingga proyek overhaul akan
berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan.
Tetapi bila berdiri sendiri akan berpotensi
pekerjaan proyek overhaul akan terganggu.

E. Standard Scope.
Skope overhaul biasanya sudah mempunyai
skope standar yang disusun berdasarkan
manual book dari manufacturer. Masing-masing
tipe overhaul mempuyai skope yang berbeda
beda.

9
F. Rekomendasi PredictiveMaintenance dan
Rekomendasi Routine Maintenance.
Prediktif maintenance maupun rutin
maintenance merupakan bagian dari tipe
maintenance di pembangkit, yang biasanya akan
menghasilkan rekomendasi yang hanya bisa
dilaksanakan pada saat overhaul. Oleh sebab itu
rekomendasi hasil prediktif maintenace atau
rutin maitenance harus dimasukan pada WBS
overhaul.

G. Temuan Kerusakan Saat Overhaul.


Pada saat pelaksanaan overhaul sering terjadi
adanya kerusakan yang diluar perencanaan, hal
ini yang dinamakan temuan kerusakan saat
overhaul. Pelaksana aktivitas pekerjaan
membuat berita acara ketidaksesuaian/temuan
kerusakan sebagai dokumentasi untuk pelaporan
di internal UPHar terhadap data ketidaksesuaian
yang ditemukan. Berita acara temuan kerusakan

10
ini kemudian diverifikasi oleh kordinator bidang,
QC/QA UPHar dan manajer proyek. Pelaksanaan
pembahasan progres inspeksi beserta
pembahasan hasil temuan dilaksanakan secara
rutin (daily dan weeklymeeting) yang dihadiri
oleh pihak UPHar dan UP. Hasil temuan yang
telah dibuatkan berita acara kerusakan serta
telah dievaluasi oleh Tim QC/QA UPHar dan
dibuatkan rekomendasi tindak lanjutnya,
kemudian dilakukan pembahasan bersama
dengan pihak UP untuk mencapai kesepakatan
temuan kerusakan dan tindakan perbaikan.
Kesepakatan mengenai temuan kerusakan dan
tindakan perbaikan tersebut dapat pula
dilaksanakan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan
(biasanya temuan yang sangat mengganggu
overhaul), tidak perlu menunggu pembahasan
rutin (daily dan weekly meeting). Hasil
kesepakatan temuan beserta tindakan
perbaikannya kemudian dituangkan ke dalam

11
Berita Acara Pemeriksaan Peralatan yang
berisikan pernyataan kerusakan, tindakan
perbaikan yang diperlukan, durasi, material/part,
maupun jasa yang diperlukan, beserta
pembebanan biayanya (terkait WO).
Temuan kerusakan overhaul sangat sulit
dihindari tetapi hanya dapat dikurangi antara
lain dengan:
a. Mengoptimalkan predictive dan rutine
maintence.
b. Pola operasi yang sesuai SOP dan data data
operasi yang abnormal dianalisa sehingga
bisa menjadi FDT (Failure Defence Task) yang
akan dimasukan ke skope overhaul.
c. Mengoptimalkan equipment audit semua
bidang mekanik, listrik dan kontrol
instrumen. Sehingga temuannya bisa
menjadi skope overhaul.
d. Monitoring peta kesehatan unit untuk
menjadi skope overhaul.

12
e. Melakukan perbaikan sesuai SOP/IK/Manual
Instruction.
f. Melakukan kajian risiko.
g. Pelajari manual instruction dari
manufacturer tentang rekomedasi
penggatian spare part.
h. Sharing dengan pembangkit lain terutama
yang sejenis.
i. Patrol operator lebih tajam, sehingga
sebelum overhaul operator dapat
memberikan ILS (Incident Log Sheet) kepada
pemeliharaan untuk disiapkan menjadi skope
overhaul.

Sumber-sumber skope diatas dikelola secara


bersama-sama dalam satu WBS overhaul, dan perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Keterkaitan jadwal antar skope.
b) Sumber daya yang diperlukan meliputi SDM
(kompetensi dan jumlahnya), tool, material,
spare part, waktu dan finansialnya.

13
c) QC masing-masing pekerjaan.
d) Monitor secara detail pelaksanna pekerjaan
semua skope diatas.
e) Tugaskan satu orang untuk selalu monitor item
d.

2.2 Selalu Update WBS (Work Breakdown Structure)


WBS merupakan susunan secara detail
pekerjaan yang akan dilakukan, yang berisi item
peralatan, skope, jadwal mulai dan lama
penyelesaian serta keterkaitan pekerjaan satu
dengan yang lainya. WBS ini terdiri dari beberapa
level, bisa terdiri dari 2 level, lebih banyak lebih baik
yang biasanya disusun dengan menggunakan
program microsfoft project. WBSdi dalam proyek
overhaul sangat dinamis yang artinya bahwa sering
terjadi perubahan-perubahan karena adanya
percepatan salah satu atau beberapa pekerjaan,

14
keterlambatan satu atau beberapa
pekerjaan,temuan pekerjaan, keterlambatan
resources/sumber daya bisa dari SDM, tool,
material, spare part oleh sebab itu pihak manajer
proyek harus selalu meng-update adanya perubahan
informasi. Perubahan WBS karena perubahan diatas
harus diupdate setiap hari bahkan kalau
schedulestart upharus diupdate setiap ada
perubahan (dari jam ke jam). Perubahan WBS
tersebut harus cepat bisa diterima oleh semua tim
overhaultermasuk operator. Contoh WBS terdapat
pada lampiran 2.1 menggunakan durasi ‘hours’ dan
lampiran 2.2 untuk durasi ‘days’.

2.3 Pengelolaan MeetingOverhaul.


Di dalam pelaksanaan overhaul terdapat
beberapa aktifitas meeting yang harus dilakukan.
Pada meeting tersebut setiap peserta harus tepat
waktu, ada kontribusi, aktif ikut diskusi, bersedia
berbagi pengalaman, fokus, hindari diskusi

15
kelompok, jadilah pendengar yang aktif, bersabar
dengan peserta lain dan menghargai sudut pandang
orang lain serta ada pemimpin meeting yang
kompeten. Hasil meeting harus melahirkan
permasalahan, tindakan yang diambil, target waktu
selesai dan penangung jawabnya. Jenis jenis
meeting antara lain:
a. Meeting 1,5 tahun sebelum overhaul, 1 tahun
sebelum overhaul, 6 bulan sebelum overhaul,
dan 3 bulan sebelum overhaul.
Meeting ini banyak membahas kebutuhan spare
part, material dan spesial tool yang memerlukan
delivery panjang.
b. DailyFull Meeting, meeting yang diadakan oleh
seluruh koordinator tim semua bidang, dan
dipimpin oleh manajer proyek. Dalam meeting
ini hanya dibicarakan hal-hal yang bersifat
koordinasi antar bidang dan lama meeting
maksimum 30 menit sampai dengan 60 menit.
Termasuk semua kontraktor lain harus

16
mengikuti meeting ini, minimal harus
menyampaikan report harian yang harus
disampaikan ke manajer proyek.
c. DailyGroup Meeting, meeting ini dilaksanakan
oleh masing-masing bidang setiap hari sebelum
dimulai pekerjaan pada pagi hari atau sore hari
setelah melaksanakan pekerjaan. Dalam meeting
ini setiap sub bidang menyampaikan hasil
pekerjaan sebelumnya, kendala yang dihadapi
dan target yang harus dipenuhi pada hari
tersebut meliputi item-item yang harus
dilaksanakan, kualitas yang harus dicapai
termasuk potensi bahaya yang akan timbul.
Bahaya/risiko yang akan timbul bisa di lihat pada
IK intruksi kerja yang telah dibuat yang
didalamnya terdapathazardarea atau bahaya yg
timbul dari kegiatan yang berkaitan dengan
pekerjaan atau aktivitas yang berada dibawah
kendali dilingkungan kerja dan organisasi.
Hazard area tersebut tertulis dalam dokumen

17
HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment
and Risk Control)di IK atau form HIRARC
tersendiri.Dengan penjelasan tersebut semua
yang terkait dapat mengantisipasi agar tidak
terjadi kecelakaan kerja.Contoh form HIRARC
terdapat pada lampiran 2.3.
d. Weeklymeeting, weekly meeting ini dihadiri oleh
semua koordinator bidang dan pihak eksternal
juga harus menyampaikan progresnya,
membahas antara lain progres waktu masing
masing bidang dan progres keseluruhan proyek.
e. Kick off meeting, bila perlu seorang top
manajemen ikut menghadiri kickoff meeting dan
memberikan motivasi, inspirasi, memberi target
yang ingin dicapai baik waktu dan kualitas serta
zero accident dan ketentuan lainnya yang harus
dipahami. Dalam situasi yang khusus, ada target
yang khusus atau lainnya maka seorang top
manajemen harus hadir untuk menjelaskan
kepada semua pihak yang terkait. Sebagai

18
contoh bila ada target durasi yang signifikan atau
ada pekerjaan yang sangat penting maka top
manajemen harus menjelaskannya agar dapat
diterima semua pihak serta semua memahami
pentingnya overhaul ini.

2.4 Pengelolaan Tool dan Alat Angkat Angkut


Overhaul.
Dalam setiap proses produksi dan manufaktur,
peralatan atau tool adalah bagian penting dari
jalannya operasi. Hal tersebut sama pentingnya di
setiap industri skala besar maupun kecil, demikian
pula dalam bisnis pemeliharaan pembangkitan. Alat
dianggap sebagai investasi yang besar dan erat
kaitannya dengan keausan serta biaya penyusutan,
di sisi lain juga berdampak pada loss opportunity
akibat hasil pekerjaan yang tidak maksimal karena
dipengaruhi keandalan tool. Dan untuk
memanfaatkan investasi yang sangat besar tersebut,
pengelolaan peralatan (tool management) yang

19
efektif dan efisien sangatlah penting untuk
memastikan bahwa alat tersebut berada di tempat
yang tepat pada saat paling dibutuhkan. Hal
iniadalah alasan utama sistem manajemen tool
diperlukan dalam mengelola peralatan yang
digunakan dalam bekerja.
Apapun jenis bisnisnya, baik itu manufaktur,
produksi, atau bahkan took tool, pengelolaan tool
dapat membantu mengurangi intensitas kerja,
melancarkan pekerjaan dan memperbaiki proses
kerja. Dengan mengadopsi sistem inventory yang
melacak pergerakan keluar masuknya alat dari
toolbox atau gedungtool, efisiensi operasional akan
meningkat dan mengurangi kendala yang
menghambat pengembangan bisnis.Bentuk/jenis
sistem yang digunakan menentukan seberapa baik
pengelolaan tool dilakukan. Dan bagaimana cara
peminjaman dan pengembalian peralatanjuga
mencerminkan jenis sistem persediaan yang
digunakan. Dengan tidak adanya sistem pengelolaan

20
yang baik, maka akan mudah terjadi
kehilangan/kerusakantool/peralatan disaat pekerja
sedangmelakukan aktivitas pekerjaan.
Dengan adanya sistem yang mengatur
pengelolaan tool, maka akan dapat mengimbangi
tuntutan bisnis yang semakin meningkat karena
tersedia sistem yang memadai untuk
menindaklanjuti apa saja tool yang keluar masuk,
dan siapa yang meminjam alat tersebut sertakapan
melakukan peminjaman, sehingga ketersediaan tool
dapat diandalkan. Dapat disimpulkan, dengan
tersedianya sistem manajemen tool akan
mengakibatkan pada keandalantool karena dapat
dilacak dengan benar. Sistem manajemen tool yang
terpadu biasanya didukung dengan bantuan sistem
informasi.
Sebagai contoh, implementasi dari pengelolaan
tool secara fisik sebagai bagian dari manajemen tool
pada pelaksanaan proses pemeliharaan pembangkit
adalah denganmelakukan pengelompokan beberapa

21
tool yang sejenis dan disimpan di dalam satu toolbox
atau lemari tooltersendiri dan di tempatkan dekat
area kerja sehingga akan mempercepat waktu
bekerja. Lokasi tool box tersebut diletakan pada area
kerja satu minggu sebelum overhaul dimulai.

Gambar 2.1a. Penataan Lemari ToolBox di Dekat


Area Kerja.
Pada gambar 2.1a dan 2.1b dapat dilihat toolbox
atau lemari tool sudah diletakkan pada area
terdekat dengan pekerjaan. Sedangkat toolyang lain
disimpan dalam rak sesuai jenis tool dan sudah
menggunakan alamat tool.

22
Gambar 2.1b. Penataan Lemari ToolBox di Dekat
Area Kerja.

Secara detail langkah-langkah best practice yang


dapat dilakukan dalam implementasi manajemen
tool dalam hal pengelolaan fisik tool diantaranya:

1. Identifikasi Tool.
Setelah dilakukan pengelompokan tool
berdasarkan jenisnya, selanjutnya dilakukan
identifikasi tool dengan memberi magnetic tape
yang diberi kode dimana masing-masing tool

23
mempunyai kode yang berbeda. Magnetic tape
tersebut berfungsi sebagai alat identifikasi pada
saat pelaksanaan tool control. Contoh pada
gambar 2.2kode yang terdapat pada magnetic
tape GU/R1/L1/N9 yang artinya sebagai berikut:
GU = Berada pada area PLTGU.
R1 = RakTool No 1.
L2 = Lantai No 2.
N9 = Tool Nomor 9.
Bila ditelurusi dengan softwaremanajementool
harus sesuai antara nama lokasi pada magnetic
tape yang ditempel dengan data base tool
tersebut. Sehingga bila di click lebih lanjut akan
didapat informasi spesifikasi detail, jumlah
tersedia, status baik, rusak atau dipinjam, status
kapan harus dikalibarasi, IK tool untuk cara
pemakaian dan cara perawatan, berapa nilai
perolehannya dan siapa ownernya, lihat gambar
2.3 menunjukan di dalam web manajemen tool

24
terlihat bahwa alamat tool di web dan phisik
harus sama.

GU/R1/L1/N9

Gambar2.2 Pembuatan Alamat Tool dengan


Magnetic Tape.

Sedangkan contoh penyimpanan tool pada gedungtool


yang baik terdapat pada gambar 2.4.

25
GU/R1/L1/N9

Gambar 2.3Aplikasi Manajemen Tool pada Web MO.

Gambar 2.4aPenyimpanan Tool pada Gedung Tool.

26
Gambar 2.4bPenyimpanan Tool pada GedungTool

Adapun pengelompokan yang dilakukan


berdasarkan jenisnya, yaitu :
A. Special Tool, adalah tool yang dirancang untuk
tujuan khusus atau pekerjaan spesifik pada
equipment tertentu, misalpartial discharge
measurement system, eddy current tester,
digital hardness tester, dummy load tester,
ultrasonic tester, calibrator,bolt heater dan lain
lain.

27
B. MeasuringTool, adalah tool yang digunakan
untuk tujuan pengukuran dimensi. Diantaranya
mistar, caliper, level, outside micrometer, feeler
gauge, dial indicator dan lain lain.

Gambar 2. 5Pengelompokan dan Penataan Dial


Gauge.

C. Common Tool, adalah tool yang fungsinya untuk


pekerjaan bersifat umum dan dapat digunakan
di berbagai equipment, termasuk diantaranya
adalah:

28
o Hand tools misalwrench, palu, clamp, plier,
drill, obeng, jack, lock nut, balok penyangga
dan lain lain.
o Lifting Devicemisaleyebolt, anchor shackle,
chain hoist, wire rope, synthetic sling dan
lain lain.
o Detector tools misalgas detector, thermal
imaging thermometer,thermal conductivity
detector dan lain lain.

Gambar 2. 6Penataan Tool Kunci Pukul dengan


Magnetic Tape.

29
Gambar2.7 Penataan Kunci Sock Long Drive.

Gambar2.8Penataan Torque Wrench L-Key.

30
Gambar2.9Penataan Balok Kayu (Balok Penyangga)

31
Gambar 2.10.aPenataan Lifting Device

Gambar 2.10.bPenataan Lifting Device.

32
Gambar2.11 Penataan Eye Bolt danBolt Heater.

33
Gambar 2.12Penataan SlingKain dan Sling Logam.

2. ToolControl.
Pengelolaan fisik tool selama berlangsungnya
pekerjaan dapat dilakukan melalui penggunaan
“Tool Board” atau papan tool. Pada baris atas
kita buatkan nama-nama personil yang berhak
meminjam tool, sedangkan pada bagian bawah
digunakan untuk informasi tool yang rusak atau
tool yang perlu perbaikan.

34
Gambar 2.13Tool Board Control

Pengelolaan tool secara fisik antara lain


bertujuan agar:
 Lokasi tool mudah diketahui.
 Tool tidak tertinggal di peralatan
pembangkit(bagian dari FMC/Foreign
Material Control)
Untuk menghindari kerusakan yang lebih besar
akibat tertinggalnya tool maka diharuskan
mengetahui berapa jumlah tool dan jenis tool
apa saja yang dipinjam dan dibawa oleh seorang
pelaksana pekerjaan ke lokasi equipment dengan
menggunakan tray seperti pada gambar 2.14
berikut.

35
Gambar2.14Tray Pengambil Tool

Langkah-langkah dalam mengendalikan keluar


masuknya tool antara lain:
 Catat nama personil yang meminjam tool.
 Catat jumlah dan itemtool yang dipinjam.
 Letakan magnetic tape tool tersebut pada
tool board yang telah tersedia pada kolom
sesuai nama personil pelaksana
pekerjaan/peminjam tool.
 Saat setelah pekerjaan selesai para
peminjam harus mengembalikan semua jenis

36
dan jumlah tool yang mereka pinjam “ tanpa
terkecuali ”.
 Kembalikan magnetic tape pada tempat
semula.
 Dapat mengetahui yang rusak.
Bila ditemukantool yang mengalami
kerusakan atau perlu perbaikan maka
magnetic tape tersebut ditempel pada
toolboard bagian bawah seperti pada
gambar2.13, sehingga akan memudahkan
tool keeper untuk melakukan penggantian
atau perbaikan tool.
 Dapat mengetahui peminjam tool.
Bila ada tool yang belum lengkap setelah
pekerjaan selesai maka akan lebih mudah
untuk melacak keberadaan tool tersebut
dengan melihat identifikasi di toolboard.
 Mempercepat dan menambah kualitas
pekerjaan.

37
Bila hal diatas diimplemetasikan secara
konsisten maka akan bermanfaat untuk
pekerjaan overhaul unit pembangkit yaitu dapat
mempercepat pekerjaan dan meningkatkan
kualitas pekerjaan karena tool yang
dipergunakan selalu tersedia dan andal.

3. Bengkel/Workshop
Bengkel atau workshop yang dimaksud disini
adalah adalah ketersediaan mesin, bubut, mesin
drilling, mesin cutting/potong, mesin las, dan
mesin gergaji, mesin bending. Mesin-
mesinmachining sangat membantu pekerjaan
overhaul tetapi bila tidak mempuyai mesin-
mesin tersebut akan sangat mengganggu
pekerjaan overhaul. Oleh sebab itu bagi unit
yang sudah mempuyai mesin tersebut harus
dilaksanakan perawatan rutin serta ditingkatkan
kompetensi personilnya. Untuk mengatasi hal
tersebut bila tidak tersedia mesin tersebut harus

38
membuat kerjasama dengan bengkel atau
workshop terdekat. Pekerjaan yang dilakukan
ada yang terencana maupun pekerjaan yang
tidak terencana atau temuan yang menggunakan
mesin-mesin tersebut misal pembuatan spi,
baut, pasak air heater, pemotongan pipa,
pemotongan plat dan lain lain.

4. Alat Angkat Angkut


Alat angkat angkut pendukung overhaul harus
dipastikan bekerja minimal 3 bulan sebelum
overhaul dan sudah dilakukan pengetesan secara
real bisa mengunakan stop blok dan dilakukan
sertifikasi oleh badan yang berwenang. Alat
angkat angkut tersebut antara lain mobile crane,
overhaed crane, forklift danlift. Tidak boleh
ketinggalan alat itu beserta aksesorinya antara
lain sling baja, sling kain, eye bolt dan chain
block sudah dilakukan rutin
maintenance.Supporting alat ini sangat penting

39
bila terjadi gangguan maka dapat mengganggu
jadwal overhaul. Oleh sebab itu alat angkat
angkut harus dilakukan pemeliharaan rutin.

5. Implementasi ToolTeknologi Baru


Di pasar produksi listrik saat ini,
mempertahankan pembangkit listrik yang secara
ekonomiskompetitifmembutuhkanperbaikan
teknologiterbaru, optimasiefisiensi, serta
peningkatkan nilai ekonomis darioperasidan
pemeliharaan.
Melaluiperkembanganteknologisaat ini,
kemampuan untuk meningkatkan nilai
ekonomimelaluipeningkatan kinerja,
perpanjangan lifetime pembangkitdan
penguranganbiayapemeliharaan, diperlukan
untuktetap kompetitif. Selain itu,tekanan yang
meningkatuntuk mengurangidampak
lingkunganakan terusmemaksaindustri
energiuntuk mengembangkan danmenerapkan

40
teknologi yang lebih kompleks untukpembangkit
listrik yang ada.
Dengan perkembangan teknologi informasi yang
super cepat saat ini sudah tidak ada batas
negara satu dengan negara lain. Informasi
perkembangan tool yang mempuyai kelebihan
dari tool yang lain akan lebih mudah kita cari
melalui internet. Dengan satu kali click kita
sudah dapat informasi adanya tool yang
mempunyai teknologi jauh lebih baik.
Peningkatan performance tool dapat juga
denganbekerja sama dengan manufacturer/agen
tool. Ada beberapa pertimbangan kelebihan tool
dengan tekonologi baru antara lain:
o Mempunyai kelebihan lebih cepat.
o Mempunyai kelebihan lebih akurat.
o Mempuyai kelebihan kemudahan
operasional.
o Mempunyai kelebihan lebih aman untuk
personil atau lingkungan.

41
Sebagai contoh untuk skope overhaulmajor
inspeksi pada gas turbine terdapat critical task
yaitu pembukaan baut. Pembukaan baut
dilakukan dengan konvensional bolt heater.
Dengan perkembangan teknologi maka
pembukaan baut dapat dilakukan lebih cepat
dengan menggunakan frequency induction bolt
heater. Seperti digambarkan pada gambar2.15di
berikut.

Gambar 2.15aInduction Bolt Heater

42
Gambar 2.15bInduction Bolt Heater

Gambar2.16Kecepatan Pembukaan Baut

43
Pada pemakaian bolt heater biasa,diperlukan
waktu yang lebih lama karena casing ikut
memuai ketika baut dipanaskan.
Dengan menggunakan high frequency bolt
heater, pemanasan&pemuaian hanya terjadi
pada baut (karena ada proses cooling), sehingga
proses pelepasan baut lebih cepat. Contoh-
contoh lain yang telah diimprove oleh PT PJB
dalam hal untuk meningkatkan kecepatan
overhaul atau peningkatan performance
pekerjaan antara lain:
 Pemeriksaan wedges generator tanpa
pullout generator.
 Highspeed flushing untuk mempercepat
flushinglube oil turbin.
 Dryice blasting untuk mempercepat
proses pembersihan pada kompresor
turbin.

44
2.5 Special Tool Expert.
Tool merupakan salah satu kunci keberhasilan
melakukan overhaul maka pengoperasian tool
sangatlah diperhatikan. Bila sumber daya manusia
dalam pemakaian tooloverhaul kurang kompeten
maka akan dapat mengakibatkan kerusakan
peralatan maupun tool atau hasil pekerjaan kurang
optimal. Untuk menghindari hal tersebut sangat
diperlukan expert tool yang perlu dikelola. Tool
expert dapat dikelompokan dalam 5 level:
 Level 0, personil baru pengenalan alat.
 Level 1, personil belum bisa pengoperasian.
 Level2, personil sudah bisa melakukan
pengoperasian.
 Level 3,personil sudah bisa melakukan
pengoperasian dan menganalisa.
 Level 3C, personil sudah bisa melakukan
pengoperasian, menganalisa dan bersertifikat.
Semua tool kita lakukan mapping sesuai dengan
personil dengan hasil seperti lampiran 2.4. Untuk

45
pindah jenjang dari level yang lebih tinggi perlu
adanya training, on site training atau coaching
atasannya hal tersebut bisa dilakukan setiap satu
tahun sekali.

2.6 Pengadaan Material dan Jasa Overhaul.


Pada saat overhaul memerlukan material dan
jasa, persiapan dan cara proses pengadaan harus
tepat, baik tepat kualitas, tepat harga dan tepat
waktu.
2.6.1 Strategi Pengadaan Material.
Bagian perencanaan harus sudah mempuyai
material standar yang dibutuhkan (item, spesifikasi,
jumlahnya, lead time dan standar harganya akan
lebih baik bila termasuk daftar vendor yang bisa
mensuplai) untuk setiap tipe overhaul. Kebutuhan
material overhaul sangat banyak terutama untuk
skope overhaul yang besar bisa major inspeksi atau
serius inspeksi. Bila dilakukan proses pengadaan per
item akan sangat tidak efisien sehingga perlu

46
diadakan proses pengadaan dengan cara-cara yang
praktis dan cepat antara lain dengan kontrak paket.
Kontrak paket tersebut bisa dikelompokkan dengan
beberapa kategori. Bila kebutuhannya rutin dapat
dilakukan kontrak payung selama satu tahun dengan
tujuan:
 Mengurangi holding cost (housing cost
handling cost, labor cost, investation cost,
biaya kadaluarsa) karena material disimpang
digudang vendor.
 Harga akan kompetitif.
 Mengurangi biaya.

2.6.2 Strategi Pengadaan Jasa.


Dalam pelaksanaan overhaul ada beberapa
pekerjaan yang tidak dapat kita kerjakan sendiri
mengingat karena keterbatasan personil,
keterbatasan tool atau keterbatasan kompetensi.
Maka perlu dilakukan resource dari luar dengan
dipersiapkan secara matang. Kesiapan yang perlu

47
dilakukan adalah term of reference (TOR) yang isinya
meliputi:
 Maksud dan tujuan.
 Data spesifikasi perlatan yang akan dilakukan
perbaikan dan jenis material.
 Lingkup pekerjaan dan prosedur.
 Jadwal.
 Unsur K3 yahg harus dipenuhi.
 Tool common dan spesial yang harus
dipenuhi.
 Kompetensi yang diperlukan.
 Acceptace criteria.
 Pengelolaan limbah.
 Laporan yang harus dibuat.
Strategi lainnya adalah dengan MOU (Memorandum
OfUnderstanding)yaitu kesepakatan yang dibuat
oleh kedua belah pihak, misalnya kesepakatan
perihal tenaga expert. Dalam MOU tersebut
disepakati jenis expert yang dikehendaki, jumlah,
tarif dan jadwaldan lain lain.

48
2.6.3 Kontrol Material dan Jasa.
Manajemen control pekerjaan jasa kontraktor,
sebelum dilakukan proses pengadaan jasa
sebelumnya harus diyakinkan kriteria kontraktor
antara lain meliputi catatan kualitas, harga, tool,
sdm, kompetensi, waktu,prosedur yang digunakan,
komunikasi yang dibangun, reputasi, perilaku,
garansi, jumlah pekerjaan yang sedang dikerjakan
dan kekuatan keuangan. Faktor-faktor tersebut
kemudian dilakukan pembobotan sehingga akan
mudah dilakukan evaluasi. Pembobotan bisa
dilakukan dengan metode/software AHP (Analytic
Hierarchi Process).
Pada saat pelaksanaan, kontraktor diberi jadwal
secara keseluruhan dan alokasi jadwal yang
diberikan kepada kontraktor. Kontraktor harus
menyerahkan setiap pagi atau sore sebelum
meeting harian dilaksanakan. Bila perlu diajak
meeting bersama.

49
2.7 Sistem Roll In Roll Out.
Sistem roll in roll out adalah suatu sistem
penggantian spare part dengan menyediakan part
yang sudah siap dipasang. Pada pekerjaan overhaul
diperlukan strategi untuk mempercepat durasi
overhaul atau kualitasoverhaul yaitu dengan
menyiapkan satu set peralatan secara lengkap untuk
mengganti peralatan yang memerlukan waktu
pemeriksaan, inspeksi, pengukuran dan perbaikan.
Sehingga dengan implementasi roll in roll out maka
pekerjaan pemeriksaan, inspeksi, pengukuran dan
perbaikan peralatan dapat dilaksanakan diluar
jadwal overhaul.
Sistem ini sangat membantu dalam hal
kecepatan pekerjaan yang bisa juga berpengaruh
dalam kualitas karena sudah dipersipakan
sebelumnya. Yang artinya pada spare part yang
digunakan telah dilakukan QC yang sempurna.
Metode ini bisa dimulai dari para owner mereview

50
seluruh kegiatan overhaul yang perlu dilakukan
penggantian spare part. Metode ini sangat sesuai
untuk pembangkitan yang mempunyai beberapa
peralatan yang sama. Yang artinya bahwa satu spare
part bisa digunakan di beberapa unit, metode ini
sangat tepat bila pekerjaan tersebut adalah
pekerjaan critical path/lintasan kritis sehingga bisa
mempercepat durasi overhaul.

2.8 Efektifitas Kerja Shift.


Sistem jam kerja denganshift 2 x 12 jam atau 3 x
8 jam.Dalam rangka mempercepat durasi overhaul
dapat dilakukan dengan pertambahan jam kerja dari
8 jam menjadi 24 jam dengan sistem 2 shift atau 3
shift. Yang perlu diperhatikan adalah pemahaman
semua tim bahwa ada kebutuhan perusahaan untuk
segera berproduksi guna mencapai keuntungan
perusahaan untuk kesejahteraan karyawan. Selain
itu dengan ada kompetisi yang kuat diantara
pembangkit-pembangkit atau antar perusahaan

51
untuk meraih kesempatan berproduksi sehingga PJB
masih bisa berkibar. Inilah salah satu strategi agar
perusahaan masih tetap dapat bersaing Sebagai
imbangannya perusahaan harus memberi beberapa
kompensasi kepada semua tim antara lain berupa
extra fooding, premi shift, hari libur, transportasi
dan sebagainya.
Ada hal yang sangat penting saat shift yaitu
pertukaran informasi progres pekerjaan, kendala,
status dan informasi penting lainya kepada shift
berikutnya sehingga kualitas maupun waktu bisa kita
capai. Dalam pertukaran informasi ini peran
koordinator dan manejer proyek sangat penting,
semua harus mempuyai komitmen tinggi yang sama.
Diharapkan dengan informasi tersebut tidak
terdapat kendala pada pekerjaan berikutnya
meskipun dikerjakan oleh tim lainya.

2.9 Analisa Rekayasa.

52
Maksud analisa rekayasa adalah bahwa kita
harus menyempatkan untuk berpikir, membaca,
mencari pekembangan perkembangan di dunia ini.
Dengan melakukannya keuntungan yang didapat
adalah kendalan dan efiesiensi.Improvement dalam
overhaul dapat dilakukan dalam beberapa aspek
atau bidang. Salah satunya adalah rekayasa nilai
suatu peralatan. Hal ini sangat diperlukan guna
meningkatkan kualitas setelah overhaul. Contoh
rekayasa nilai adalah:
 Pada expantion join di PLTU yang semula dari
bahan fabrik, design menyudut dengan
perkiraan life timedua tahun kemudian diganti
dengan metal SUS dengan desainnya R
sehingga mempuyai life time diatas empat
tahun.
 Reverse engineering atau retrofit DCS dari
sistem pneumatik, elektrik selanjutnya digital
sehingga akan menambah keandalan dan
kemudahan perawatan.

53
2.10 LayoutPeralatan.
Layoutperalatan adalah gambar yang
menunjukan letak peralatan utama, sebagai
contoh bila overhaulmajor inspection pada gas
turbin, sebelumnya sudah ditentukan posisi
peralatan utama berupa layout diagram
equipment antara lain posisi rotor turbin, posisi
kompresor, posisi bearing, posisi blade, posisi
stator blade,posisi transition piece, posisi
combustor, generator semua harus sudah di
tentukan dan harus diperhitungkan pula bahwa
operator crane dan rieger (pemandu crane) sudah
mempuyai layout tersebut dan ditempeldi ruang
operator crane sehingga akan mempermudah
koordinasi antara operator crane dengan rieger,
contoh layout terdapat pada lampiran2.5.Selain
layout peralatan utama, tidak kalah pentingnya
untuk mempercepat pelaksanaan overhaul
peralatan yang kecilpun perlu diatur layoutnya,

54
tempat penempatan/kotak penyimpanan dan
identifikasi kotak tersebut. Sebagai contoh
penempatan baut-baut turbin diurutkan dari yang
kecil sampai yang besar dan diberi nama sehingga
memudahkan teknisi untuk mencari baut-baut
tersebut.

2.11 Implementasi QualityControl.


Tahap overhaul berikutnya adalah pemantauan
kualitas pekerjaan overhaul, dengan pemantauan
tersebut akan menjaga mesin pembangkit
beroperasi secara handal dan efisien.
2.11.1 QualityManagement
Adalah proses pengelolaan mutu suatu
proyek.Mutu atau kualitas sendiri diartikan sebagai
tingkatan yang harus dicapai sesuai kriteria yang
diminta. Terdapat beberapa aktivitas yang
dilakukan dalam pelaksanaan Quality
Management, diantaranya:

55
a. Quality Planning (Perencanaan Kualitas),
yaitu identifikasi standar mutu yang sesuai
untuk suatu proyek pada setiap skope
pekerjaannya dan bagaimana cara
mencapainya.Quality Plan atau rencana
kualitas terdiri atas:
o Quality Baseline, adalah pencatatan
sasaran kualitas proyek yang menjadi
dasar bagi pengukuran dan pelaporan
performansi kualitas sebagai bagian dari
dasar pengukuran performansi proyek
seperti pada lampiran 2.6.
o QualityMetric, adalah pendefinisian
operasional yang menjelaskan secara
spesifik apakah dan bagaimana proses
qualitycontrol dilaksanakan dan diukur,
yang dinyatakan dalam nilai aktual untuk
memastikan langkah-langkah yang
dibutuhkan dalam suatu proyek telah
dikerjakan sesuai yang seharusnya.

56
Contoh form qualitymetric terdapat pada
lampiran 2.7.
o QualitySchedule, adalah penjadwalan
aktivitas terkait pemenuhan kualitas dari
awal mulai sampai dengan selesai
beserta resource-nya (personil, tool,
consumable material dan lain lain)
b. Quality Assurance &Quality Control.
Quality Assurance adalah proses
menjalankan aktivitas kualitas yang telah
direncanakan serta mengevaluasi seluruh
proses pelaksanaan proyek berdasarkan
sistem dan prosedur yang berlaku agar
standar kualitas dari produk atau jasa yang
akan dihasilkan dapat dicapai. Sedangkan
Quality Control adalah proses memonitor
hasil proyek tertentu untuk menentukan
kesesuaian standar mutu dan identifikasi
cara untuk mengeliminasi penyebab ketidak
sesuaian performance.

57
2.11.2 Foreign Material Control (FMC)/Foreign
Material Exclusion (FME).
Yang dimaksudkan dengan FMC/FME disini
adalah prosedur pengamanan peralatan pada
saat pemeliharaan dari foreign material/material
asing, yaitu material apapun yang secara jumlah
maupun lokasinya tidak diakomodasi dalam
design equipment tersebut (bukan bagian dari
design equipment tersebut, misaltool, plastik,
sarung tangan, slag, bulu sikat dan lain lain).

58
Gambar2.17Contoh Foreign Material.

Tujuan dari FME ini adalah untuk menjaga


kebersihan dan kondisi equipment dengan
mencegah masuknya foreign material ke dalam
sistem atau komponen yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada sistem atau
equipment tersebut, bahkan dapat merusak
peralatan secara fatal. Contoh-contoh dari
kerusakan yang diakibatkan oleh foreign

59
material diantaranya seperti pada gambar 2.18
berikut.

Gambar2.18Contoh Kerusakan Peralatan Akibat Foreign


Material

Kriteria pelaksanaan FME pada saat overhaul:


a. Gunakan stiker penanda dan cover penutup
saat tidak dalam pengerjaan selepas
dilakukan pembongkaran.

60
b. Periksa semua item untuk memastikan tidak
ada bagian yang longgar dan lepas/hilang.
c. Pemeriksaan final secara visual untuk
kebersihan sebelum pemasangan
komponen/equipment.
d. Setiap setelah selesai pekerjaan pastikan
tool/kunci-kunci tidak ada yang tertinggal.

Contoh best practice implementasi FMC/FME


pada pemeliharaan steam turbine adalah sebagai
berikut:
a. Identifikasi semua peralatan yang
mempuyai lubang dan apabila terdapat
foreign material yang masuk ke dalam
lubang maka akan mengakibatkan
kerusakan peralatanseperti gambar 2.18.
b. Lubang-lubang pada peralatan yang
terdapat pada daftar tersebut ditutup
dengan pelindung yang terbuat dari

61
plastik/tripleks setelah dilakukan
pembongkaran (lihat gambar 2.19).
c. Untuk memudahkan proses FMC
peralatan dari daftar tersebut, dibuat
stiker dimana dalam satu stiker terdapat
dua bagian. Satu bagian ditempelkan
pada penutup peralatan yang sudah
dibongkar..

Gambar 2.19 Lubang Lubang Yang Harus Tertutup.

62
Sedangkan bagian lainnya tertempel
pada daftar peralatan di papan
identifikasi (lihat gambar 2.20). Hal
tersebut untuk memastikan bahwa
semua peralatan sudah tertutup dengan
aman

Gambar 2.20. Stiker FMC

Control penutupan peralatan tersebut (FMC)


dilakukan dengan cara pemeriksaan visual
terhadap stiker yang tertempel pada papan
identifikasi (lihat gambar 2.21). Pada awal

63
pelaksanaan inspeksi, apabila semua stiker yang
berada pada papan identifikasi tinggal satu
bagian, hal ini berarti sudah dilakukan
penutupan semua lubang pada peralatan yang
diidentifikasi.Sebaliknya apabila stiker yang
terpasang pada papan masih dalam kondisi utuh,
ini berarti masih ada lubang pada peralatan yang
belum ditutup.

Gambar 2.21 Stiker Yang Sudah Ditempel dan Yang Belum


Pada Papan Identifikasi.

64
Selanjutnya di akhir inspeksi dan proses
pemasangan peralatan, pada saat membuka
cover penutup lubang peralatan, stiker yang
menempel di atas cover penutup ditempelkan
kembali sesuai posisinya pada papan identifikasi
FMC. Untuk memastikan bahwa semua lubang
pada peralatan dan penutupnya telah ditutup
maka semua stiker yang tertempel pada papan
identifikasi harus berada dalam kondisi utuh
(lihat gambar 2.22). Bila masih terdapat stiker
yang belum utuh, hal ini berarti masih terdapat
lubang dan penutup pada peralatan yang belum
dibuka.

65
Gambar 2.22. Papan Stiker FMC.

2.11.3 On Scope.
Mengingat peralatan pembangkit sangat banyak
ada yang ratusan peralatan bahkan ribuan
peralatan maka sangat diperlukan check list
untuk menyakinkan bahwa semua item dan
skope terlaksana semua sesuai dengan standar.
Untuk menjaga kualitas pekerjaan salah satunya
bahwa semua item peralatan dan skope sudah
dilaksanakan secara complete. Salah satu contoh

66
check list bidang mekanik, listrik dan kontrol
instrumen adalah seperti pada lampiran 2.8.

2.11.4 ApprovalData Pengukuran dan Kalibrasi.


Salah satu kegiatan overhaul yang sangat
penting antara lain adalah pengukuran, kalibrasi
dan resetting. Hasil pengukuran, resetting dan
kalibrasi tersebut harus mendapat persetujuan
dari tim qualitycontrolatau QC. Hal hal yang
perlu dilakukan oleh Tim QC antara lain adalah:
o Tim QC harus melihat apakah batas toleransi
yang diperlukan sesuai dengan batasan yang
ada. Untuk memudahkan tim QC pada
formulir pelaporan sudah diisi standar yang
harus dipenuhi. Contoh pada lampiran2.9.
o Tim QC harus melihat apakah prosedur yang
dilakukan telah sesuai standar (SOP atau IK
atau standar internasional seperti ASME, API,
AEEE dan sebagainya).

67
2.11.5 Metode Inspeksi NDT.
Dalam pelaksanaan inspeksi peralatan saat
overhaul ada beberapa metode yang diperlukan,
metode tersebut didasarkan pada kondisi atau
kebutuhan yang diperlukan sesuai standar (SOP
atau IK atau standar internasional seperti ASME,
API, AEEE dan sebagainya).
Salah satu metodenya adalah NDT (Non
Destructive Test) yaitu aktivitas tes atau inspeksi
terhadap suatu benda untuk mengetahui adanya
cacat, retak, atau discontinuity lain tanpa
merusak benda yang kita tes atau inspeksi. Pada
dasarnya, tes ini dilakukan untuk menjamin
bahwa material yang kita gunakan masih aman
dan belum melewati damage tolerance. Alasan
metode tersebut dilakukan antara lain:
o Bahan yang dilakukan pemeriksaan tidak
mengalami kerusakan.
o Dapat dilakukan di site.

68
Beberapa metode yang sering dilakukan antara
lain:
a. Visual Inspection
Sering kali metode ini merupakan langkah
yang pertama kali diambil dalam NDT.
Metode ini bertujuan menemukan cacat atau
retak permukaan dan korosi. Dalam hal ini
tentu saja adalah retak yang dapat terlihat
oleh mata telanjang atau dengan bantuan
lensa pembesar ataupun borescope.

Gambar 2.23. Visual Inspection dengan Borescope.

69
b. Liquid Penetrant Test (PT)
Metode Liquid Penetrant Test merupakan
metode NDT yang paling sederhana. Metode
ini digunakan untuk menemukan cacat di
permukaan terbuka dari komponen solid,
baik logam maupun non logam, seperti
keramik dan plastik fiber. Melalui metode ini,
cacat pada material akan terlihat lebih jelas.
Caranya adalah dengan memberikan cairan
berwarna terang pada permukaan yang
diinspeksi. Cairan ini harus memiliki daya
penetrasi yang baik dan viskositas yang
rendah agar dapat masuk pada cacat
dipermukaan material. Selanjutnya,
penetrant yang tersisa di permukaan
material disingkirkan. Cacat akan nampak
jelas jika perbedaan warna penetrant dengan
latar belakang cukup kontras. Atau dapat
juga dengan memberikandeveloper untuk
memperjelas penampang cacat.

70
Gambar 2.24. Metode Penetrant Test

Kelemahan dari metode ini antara lain


adalah bahwa metode ini hanya bisa
diterapkan pada permukaan terbuka.
Metode ini tidak dapat diterapkan pada
komponen dengan permukaan kasar,
berpelapis, atau berpori.
c. MagneticParticle Inspection (MPI)
Dengan menggunakan metode ini, cacat
permukaan (surface) dan bawah permukaan
(subsurface) suatu komponen dari bahan

71
ferromagnetik dapat diketahui. Prinsipnya
adalah dengan memagnetisasi bahan yang
akan diuji. Adanya cacat yang tegak lurus
arah medan magnet akan menyebabkan
kebocoran medan magnet. Kebocoran
medan magnet ini mengindikasikan adanya
cacat pada material.

Gambar 2.25. Metode Magnetic Particle Inspection

Cara yang digunakan untuk mendeteksi


adanya kebocoran medan magnet adalah
dengan menaburkan partikel magnetik (misal
serbuk besi) di permukaan benda. Partikel-

72
partikel tersebut akan berkumpul pada
daerah kebocoran medan
magnet.Kelemahannya, metode ini hanya
bisa diterapkan untuk material
ferromagnetik seperti besi, nikel, kobalt atau
beberapa paduannya. Selain itu, medan
magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus
atau memotong daerah retak serta
diperlukan demagnetisasi diakhir inspeksi.
d. Ultrasonic Testing (UT)
Prinsip yang digunakan adalah prinsip
gelombang suara. Gelombang suara
berfrekuensi tinggi dirambatkan pada
spesimen uji dan sinyal yang ditransmisi atau
dipantulkan diamati dan diinterpretasikan.
Gelombang ultrasonik yang digunakan
memiliki frekuensi 0.5 – 20 MHz. Gelombang
suara akan terpengaruh jika ada
diskontinuitas, retak, atau delaminasi pada
material. Gelombang ultrasonik ini

73
dibangkitkan oleh transducer dari bahan
piezoelektri yang dapat mengubah energi
listrik menjadi energi getaran mekanik
kemudian menjadi energi listrik lagi dan
ditampilkan di layar. Kekuatan sinyal yang
dipantulkan ditampilkan versus waktu dari
saat sinyal dikeluarkan sampai ketika gema
telah diterima. Dari sinyal yang dipantulkan
kadang-kadang dapat diperoleh informasi
tentang lokasi reflektor, ukuran, orientasi
dan fitur lain. UT dapat digunakan untuk
mendeteksi/evaluasi cacat, pengukuran
dimensi, karakterisasi material, dan banyak
lagi.

Gambar 2.26. Metode Ultrasonic Testing

74
Seperti semua metode NDT, UT juga memiliki
kelemahan, yang meliputi:
 Permukaan harus dapat diakses untuk
mengirimkan ultrasound.
 Dibutuhkan keterampilan dan pelatihan
lebih lanjut dibandingkan dengan
beberapa metode lain.
 Bahan yang kasar, tidak teratur
bentuknya, sangat kecil, sangat tipis atau
tidak homogen sulit untuk dilakukan
pemeriksaan
 Cast iron dan bahan-bahan berbutir kasar
sulit untuk dilakukan pemeriksaan karena
rendahnya kemampuan transmisi suara
dan tingginya gangguan sinyal (noise).
 Cacat linear yang berorientasi sejajar
dengan gelombang suara mungkin tidak
terdeteksi.

75
 Dibutuhkan referensi standar untuk
kalibrasi peralatan dan karakterisasi
cacat.

e. Eddy Current Testing (ECT)


Inspeksi ini memanfaatkan prinsip
elektromagnet. Prinsipnya, arus listrik
dialirkan pada kumparan untuk
membangkitkan medan magnet didalamnya.
Jika medan magnet ini dikenakan pada
benda logam yang akan diinspeksi, maka
akan terbangkit eddy current. Arus Eddy
kemudian menginduksi adanya medan
magnet. Medan magnet pada benda akan
berinteraksi dengan medan magnet pada
kumparan dan mengubah impedansi bila ada
cacat.

76
Gambar 2.27. Metode Eddy Current Testing

Keterbatasan dari metode ini yaitu hanya


dapat diterapkan pada permukaan yang
dapat dijangkau. Selain itu metode ini juga
hanya diterapkan pada bahan logam saja.

f. Radiographic Testing (RT)


Metode NDT ini dapat menemukan cacat
pada material dengan menggunakan sinar X

77
dan sinar gamma. Prinsipnya, sinar X
dipancarkan menembus material yang
diperiksa. Saat menembus objek, sebagian
sinar akan diserap sehingga intensitasnya
berkurang. Intensitas akhir kemudaian
direkam pada film yang sensitif. Jika ada
cacat pada material maka intensitas yang
terekam pada film tentu akan bervariasi.
Hasil rekaman pada film inilah yang akan
memperlihatkan bagian material yang
mengalami cacat.
Selain pemeriksaan cacat, metode NDT yang
digunakan untuk inspeksi atau assessment
lainnya yang kerap dilakukan pada saat
pelaksanaan pemeliharaan pembangkit
diantaranya:
a. Metallography (Replica Test)
In Situ Metalography atau Replica Test
adalah prosedur yang digunakan untuk
mengetahui mikrostruktur material tanpa

78
merusak (memotong) material yang diuji.
Mikrostruktur material dianalisa untuk
mengetahui umur sisa (remaining life) dari
suatu peralatan. Pengujian metalografi
merupakan salah satu metoda NDT yang
digunakan pada RLA (Remaining
LifeAssessment) terhadap peralatan-
peralatan unit pembangkit. Pembangkit-
pembangkit yang dimiliki PT PJB berusia lebih
dari 10 tahun sehingga harus dilakukan RLA
agar dapat dilakukan tindakan
repair/penggantian terhadap peralatan-
peralatan sebelum mengalami kerusakan
yang menyebabkan kegagalan operasi.
Pengujian mikrostruktur dilakukan dengan
metode replica. Mikrostruktur dari suatu
peralatan akan terkopi pada replica foil
kemudian replica foil dianalisa dengan
mikroskop sehingga peralatan yang diuji

79
tidak perlu dipotong untuk pengambilan
sample.

Langkah pengujian:
1. Site preparation
Mempersiapkan Layout. Merencanakan
lokasi, jumlah titik dan penandaan
(marking).
Mempersiapkan support/scafolding/
papan. Mempersiapkan tempat untuk
pengambilan sample dan untuk
penempatan peralatan metallography.
Power Supply. Power Supply dibutuhkan
untuk proses grinding dan penerangan.
Mempersiapkan Peralatan Safety.
Termasuk APD (helm, safety shoes,
masker, safety glasses, harness).
Environment. Ada/tidaknya pekerjaan
lain yang dapat mempengaruhi
kebersihan hasil replica.

80
2. Grinding
Tujuan
Menghilangkan lapisan kerak, meratakan,
dan menghaluskan permukaan tubing
(plane & fine grinding).

Durasi Waktu
 Abrassive Paper 60 = 4 menit
 Abrassive Paper 120 = 2 menit
 Abrassive Paper 240 = 2 menit
 Abrassive Paper 500 = 2 menit
Total = 10 menit

3. Cooling
Tujuan
Untuk mencegah overheating.

4. Polishing
Tujuan

81
Menghilangkan scratch permukaan
tubing sehingga dapat dicapture oleh
replika foil.

Durasi Waktu
 DP – Dur diberikan diamond paste
ukuran 6 mikron = 4 menit
 DP – Mol diberikan diamond paste
ukuran 3 mikron = 2 menit
 DP – Nap diberikan diamond paste
ukuran 1 mikron = 2 menit
Total waktu = 8 menit

 Kesemuanya dibasahi dengan cooling


lubricant green
5. Etching
Tujuan
Pengetsaan adalah pemberian cairan
kimiawi keatas permukaan sebuah
permukaan mikrostruktur untuk

82
membersihkan kotoran yang menempel
pada sample dan juga memberikan efek
pewarnaan pada sample agar lebih baik
dan jelas terlihat
Durasi Waktu
Etsa (misal 8% nital)= 2 menit

6. Replicating
Tujuan
Untuk pengambilan data metallography
setelah proses etching material.

Durasi Waktu
 Persiapan replica foil dan transcopyliquid
= 1 menit
 Pemasangan replika dan proses tunggu
= 30 menit
(dapat ditinggal untuk pekerjaan yang
lain)
 Penyimpanan replika = 1 menit
Total waktu = 32 menit

83
7. Inspeksi dan analisa dengan mikroskop

Tujuan
 Pemeriksaan dengan menggunakan
mikroskop untuk mendapatkan hasil yang
bisa dievaluasi dan disimpan dalam data
untuk di proses lebih lanjut.
 Perbesaran yang umum adalah 50, 100,
200, 500 dan 800X. Dengan penggunaan
jenis lensa dan pencahayaan yang tepat
dengan menggunakan filter akan
mendapatkan hasil yang tepat.
 Dokumentasi menggunakan kamera
digital.

84
Gambar 2.28. Proses Replika/Metallography.

b. Leaktest
Leak Test atau uji kebocoran adalah salah
satu metode NDT yang berkaitan dengan
kebocoran cairan, vakum atau gas dari
komponen atau sistem yang disegel (kondisi
tertutup rapat). Seperti bentuk lain dari NDT,
pengujian kebocoran memiliki dampak yang
besar pada keselamatan atau kinerja suatu
produk. Tiga alasan yang paling umum untuk
melakukan tes kebocoran:

85
Material Loss - Dengan tingginya biaya
energi, kerugian material semakin penting.
Dengan pengujian kebocoran, energi yang
disimpan tidak hanya secara langsung
melalui konservasi bahan bakar seperti
bensin dan LNG tapi juga secara tak
langsung, melalui penghematan bahan kimia
yang mahal dan bahkan udara yang
terkompresi.
Kontaminasi - Dengan peraturan OSHA dan
lingkungan yang lebih ketat, alasan untuk
pengujian ini berkembang pesat. Kebocoran
gas atau cairan berbahaya dapat mencemari
dan menciptakan bahaya serius.
Keandalan–Keandalan komponen telah lama
menjadi alasan utama untuk pengujian
kebocoran. Tes kebocoran berdampak secara
langsung untuk menjamin servis area/part
kritis dari alat penggerak sampai ke unit
pendingin.

86
Beberapa metode Leak Test diantaranya :
 Ultrasonic Leak Testing.
 Mass Spectrometer.
 Electron Capture.
 Colormetric Developer.
 Bubble test - thin film.
 Hydrostatic test.
 Pressure Change.
 Liquid Tracer.
 High Voltage.
 Halogen.
 Thermal Conductivity (He)
 Gauge.
 Radioactive tracer.
 Infrared.
 Acoustic.
 Electronic Gas Detector.
Metode yang sering digunakan pada saat
pemeliharaan pembangkitan PJB adalah
Hydrostatic Test. Hydrostatic Test ini

87
digunakan untuk menguji kebocoran
komponen dengan cara memberikan
tekanan di dalam komponen tersebut
menggunakan cairan. Metode pengujian ini
dapat digunakan pada pipa, tangki, katup
dan komponen yang memiliki bagian yang
dilas atau sambungan. Selain untuk menguji
kebocoran, Hydrostatic Test juga digunakan
sebagai pengetesan kekuatan body dari
controlvalve untuk menahan tekanan yang
sesuai dengan rating dari valve tersebut
(rating 150#, atau 300# dsb). Pressure rating
dari control valve untuk berbagai material
bisa dilihat pada ANSI B16.34. Bisa juga
memakai standar API 598 (ValveInspection
and Testing) dan cukup applicable untuk
valvedengan tipe-tipegate, globe, plug,
check, floating ball, butterflyand trunnion
mounted ball. Pada standar tersebut
dipaparkan prosedur test leakage dan

88
pressure test (termasuk hydrostatic test)
untuk macam-macam valve tersebut.
Hydrostatic test dilakukan dengan liquid
(umumnya hanya dengan air biasa) yang
diisikan kedalam tangki kemudian
ditambahkan pressure.

Berikut adalah hydrotest untuk berbagai


peralatan.
Pressure Vessel dan Heat Exchanger:
Dilakukan setelah semua NDE, final dimensi
dan identifikasi material sudah selesai.
Pengetesan (pressuret test) untuk integritas
mekanis peralatan dilakukan pada test
pressure-nya (biasanya 1.25-1.3 kali MAWP
tetapi masih perlu didiskusikan lebih lanjut).
MAWP (Maximum Allowable Working
Pressure) disini bisa diasumsikan sama
dengan design pressure jika kita tidak
melakukan perhitungan MAWP untuk
masing-masing komponen, jika MAWP

89
masing-masing komponen dihitung, maka
MAWP yang diambil adalah MAWP terkecil
dari komponen tersebut. Holding time pada
test pressure tidak diatur oleh ASME VIII Div
1. Adapun prosedur pelaksanaan harus
dibuat dahulu oleh pemanufaktur dan
mendapat persetujuan dari owner dan third
party agency (jika ada), yang pasti
pemeriksaan visual harus dilakukan minimal
pada MAWP.
Pengujian ketahanan ini menggunakan media
air (water) dengan menjaga kualitas pada %
atau ppm chloride dan chlorine (terutama
untuk SS material). Holding time biasanya 1-2
jam. Alternatif lainnya pneumatic test atau
hydropneumatic test (combined). Tidak
diperbolehkan seorang pun berada di sekitar
alat selama pressure test. Setelah dilakukan
test pressure, tekanan diturunkan ke design
pressure untuk pemeriksaan (visual) indikasi

90
deformasi pada welding line, opening, flange
joint dan lain lain. Kesuksesan test ini juga
tergantung dari personilnya, untuk itu
tempatkan pada semua area manhole dari
semua lantai yang ada.
Semua alat ukur harus terkalibrasi dengan
baik (pressure gauge, pressure recorder,
temperature gauge). Khusus untuk heat
exchanger yang mempunyai 2 chamber,
yakni shell side dan tube side (channel side),
hydrotest dilakukan dua kali masing-masing
untuk shell side dan tube side.
Atmospheric tank:
Biasanya dilakukan di lokasi penempatannya-
dengan mengisi air sampai HLL atau design
liquid level-nya atau level maksimumnya jika
di dalamnya terdapat floating roof. Holding
time biasanya 1 x 24 jam. Cek integritas
mekanis, kebocoran pada shell dan dasar
alat, deformasi dan foundation settlement.

91
Kecuali untuk tangki dengan internal
pressure yang kecil, biasanya ditambahkan
pneumatic pressure di sisi atas tangki hingga
design internal pressure. Kualitas air, bisa
menggunakan fresh water atau demin water
untuk stainless steel (dengan pembatasan
kadar chloride maks 50ppm).
c. Thickness Test
Adalah metode pengukuran ketebalan
elemen padat (biasanya terbuat dari logam).
Teknologi NDT biasanya juga digunakan
untuk mengukur ketebalan material dalam
berbagai industri, baik untuk pengendalian
kualitas maupun untuk monitoring proses
dalam pengerjaan pada manufaktur. Dalam
banyak kasus keuntungan utama dari NDT
adalah kemampuan untuk secara tepat
mengukur ketebalan dinding dalam situasi
dimana akses tersedia hanya satu sisi dari
potongan uji, seperti pada pipa atau tangki,

92
atau di mana pengukuran mekanis
sederhana tidak mungkin atau tidak praktis
dilakukan karena alasan lain, seperti ukuran
part atau keterbatasan akses. Beberapa
metode NDT yang umumnya digunakan
dalam pengukuran ketebalan adalah
ultrasonic thickness gauges dan eddy current.
Metode ultrasonik dapat digunakan pada
hampir semua bahan, termasuk kebanyakan
logam, plastik, kaca, keramik, karet,
fiberglass, dan komposit. Sedangkan
instrumeneddy current saat ini dapat
digunakan untuk pengukuran lapisan tipis
bahan konduktif seperti pipa logam
berdinding tipis dan untuk pengukuran
ketebalan lapisan non-konduktif seperti cat
pada substrat konduktif.

2.11.6 Inspeksi Hasil Pengelasan (Welding


Inspection).

93
Banyak karakteristik las dapat dievaluasi selama
pemeriksaan pengelasan, beberapa diantaranya
berkaitan dengan ukuran las, dan lainnya
berkaitan dengan adanya diskontinuitas
pengelasan. Ukuran hasil pengelasan bisa
menjadi sangat penting karena sering
berhubungan langsung dengan kekuatan las dan
kinerja equipment yang terkait. Ukuran hasil
pengelasan yang kurang maka kemungkinan
tidak dapat menahan tekanan yang dibebankan
selama beroperasi. Diskontinuitas hasil
pengelasan juga penting karena baik yang
berada pada atau berdekatan dengan hasil las,
yang mungkin tergantung atau tidak tergantung
pada ukuran dan atau lokasinya, dapat
mencegah pengelasan mencapai hasil kinerja
yang diinginkan. Biasanya diskontinuitas ini,
ketika ukuran dan lokasinya tidak dapat
diterima, disebut sebagai cacat las dan kadang-
kadang dapat menyebabkan kegagalan dini

94
pengelasan melalui berkurangnya kekuatan las
atau dapat melalui konsentrasi tegangan yang
dihasilkan pada komponen/material yang dilas.
Inspeksi pengelasan dapat dilakukan untuk
sejumlah alasan. mungkin alasan yang paling
mendasar adalah untuk menentukan apakah
pengelasan tersebut tipe dan kualitas yang
sesuai untuk diaplikasikan. Dalam rangka untuk
mengevaluasi kualitas las, kita harus terlebih
dahulu memiliki beberapa bentuk blok
pengukuran untuk membandingkan
karakteristiknya. Tidaklah praktis untuk mencoba
mengevaluasi kualitas las tanpa menetapkan
standar kriteria penerimaannya. Kriteria kualitas
penerimaan las dapat berasal dari sejumlah
sumber. Gambar fabrikasi las/blue print biasanya
akan menyediakan ukuran las dan mungkin
informasi lain terkait dimensi pengelasan,
seperti panjang dan lokasi lasan. Persyaratan
dimensi ini biasanya telah ditentukan melalui

95
perhitungan design atau diambil dari design yang
telah terbukti dan dikenal untuk memenuhi
persyaratan kinerja dari sambungan yang
dilas.Tingkat yang dapat diterima dan tidak
dapat diterima ataupun jumlah dari
diskontinuitas las untuk inspeksi pengelasan
biasanya diperoleh dari kode dan standar
pengelasan. Kode dan standar pengelasan telah
dikembangkan untuk berbagai jenis aplikasi
fabrikasi pengelasan. Sangat penting untuk
memilih standar pengelasan yang memang
dimaksudkan untuk digunakan dalam industri
atau aplikasi tertentu. Untuk melakukan inspeksi
pengelasan sering diperlukan berbagai
pengetahuan bagi welding inspector (inspektur
pengelasan), beberapa diantaranya adalah
pemahaman gambar las, simbol las, desain
sambungan las, prosedur pengelasan, kode dan
persyaratan standar, serta teknik inspeksi dan
pengujian. Untuk alasan ini banyak kode

96
pengelasan dan standar mengharuskan welding
inspector secara resmi memenuhi syarat atau
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
diperlukan untuk melakukan inspeksi. Sertifikasi
sebagai welding inspector biasanya memerlukan
demonstrasi pengetahuan individu mengenai
inspeksi pengelasan melalui proses ujian.
Dalam rangka untuk memahami lebih lanjut
mengenai inspeksi pengelasan, perlu dilakukan
pemeriksaan lingkup spesifik dari aplikasi teknik
inspeksi pengelasan, diantaranya:
 Inspeksi dan Pengujian untuk Kualifikasi
Prosedur Pengelasan (Welding
Procedure). Jenis pemeriksaan yang
digunakan untuk memeriksa persyaratan
pengelasan dan bagaimana persyaratan
tersebut dapat menjadi bagian penting
dari sistem mutu pengelasan secara
keseluruhan.

97
 InspeksiVisual–biasanya yang paling
mudah dilakukan, murah, dan mungkin
jika dilakukan dengan benar merupakan
metode inspeksi pengelasan yang paling
efektif untuk banyak aplikasi.
 Deteksi retak Permukaan-metode
seperti liquid penetrant test dan inspeksi
magnetic particle.
 Radiografi dan Ultrasonic
WeldInspection-Metode yang dikenal
sebagai Non Destructive Testing(NDT)
dan biasanya digunakan untuk
memeriksa struktur internal las dalam
rangka menentukan
keterpaduan/ketangguhan
lasantanpamerusak komponen yang
dilas.
 Destructive Weld Testing-Metode yang
digunakan untuk menentukan
keterpaduan/ ketangguhan atau kinerja

98
lasan, biasanya dengan memotong dan
atau merusak komponen yang dilas serta
mengevaluasi karakteristik
mekanikataufisiknya.
Salah satu komponen utama dari sebuah sistem
kualitas pengelasan yang sukses adalah
pembuatan, pengenalan dan kontrol dari
program inspeksi pengelasan.Hanya
setelahevaluasipenuh daripersyaratan
kualitas/kriteria penerimaan, pemahamanpenuh
darimetode pemeriksaandan pengujianyang
akan digunakan, dan
ketersediaaninspekturpengelasansesuaikualifika
si dan atauberpengalaman makaprogram
inspeksi pengelasan yang terpadu dapat
dilaksanakan.

2.11.7 Tips Menghindari Rework dan gangguan


setelah Overhaul.

99
Kejadian rework atau gangguan pasca overhaul
bisa terjadi di beberapa pembangkit, kejadian ini
tentunya akan sangat merugikan perusahaan
baik secara finansial atau waktu.Hal tersebut
dapat dihindari dengan melakukan beberapa hal
antara lain:
 Hindari personil yang kurang
kompetensinya bekerja secara sendiri
tanpa pengawasan dari yang
berkompetensi.
 Bila tidak ada yang berkompeten harus
minta bantuan kepada unit lain,
kontraktor, manufaktur atau cari sumber
lain, bisa baca buku, browsing internet
dan disampaikan kepada atasanya.
 Jangan bekerja sendiri.
 Selalu membaca dan membawa IK, SOP
atau manual instructionsebelum bekerja.
 Penerapan QC seperti diatas.

100
 Bila ada yang penting agar didiskusikan
dengan tim lainnya.
 Tool kondisi normal.
 Tool yang harus terkalibrasi harus sudah
dikalibrasi.
 Bila kondisi tidak mengerti atau lelah
harus berhenti dan disampaikan ke
atasannya.
 Kualitas material dan sparepart sudah
mendapat persetujuan dari tim QC
apabilasparepart harus dilakukan
pengetesan. Sedangkan untuk sparepart
yang tidak bisa dilakukan pengetesan
harus diyakinkan oleh
teamqualitycontrol. Yakinkan
dimensinya, materialnya, dokumen
sertifikasinya/pendukungnya,
tegangannya, arusnya dan lainlain.
 Bila dilakukan oleh pihak eksternal atau
kontraktor lain harus sesuai prosedur

101
yang telah dtentukan antara lain
persyaratan kompetensi kontraktor,
acceptance criteria sudah ditetapkan,
assessmentworkshop kontraktor.
 Penerapan kajian risiko yang konsisten
yang artinya membuat identifikasi risiko,
analisa risiko, mitigasi risiko dan
monitoring pelaksanaanya.
 Pelajari karakteristik peralatan tersebut
dengan melihat historis peralatan.
 Lingkungan kerja yang nyaman, bersih,
tidak gelap, tidak ada air menggenang,
tidak licin.
 Selalu improve ergonominya.

2.11.8 Standar Internasional.


Standar ada dua yaitu standar prosedur atau
standaracceptance criteria.Standar tersebut
sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan overhaul
baik bidang mekanik, listrik maupun kontrol

102
instrumen. Beberapa standar yang diperlukan
antara lain ASME,API, IEEE, JIS, ASTM dan
lainya.Maka dari itu untuk menjaga kualitas
overhaul,standar-standar tersebut harus dimiliki
tentunya juga dipelajari.

2.11.9 Peralatan Yang Belum Pernah


Dipelihara.
Peralatan yang sama sekali belum pernah
dilakukan pengamatan, pemeriksaan atau
pekerjaan skope lainya.Ada beberapa peralatan
yang belum pernah sama sekali dilakukan
inspeksi, padahal semua peralatan tersebut
mempuyai life time atau kerusakan ketika
beroperasi. Makaowner harus melakukan
identifikasi peralatan mana yang sama sekali
belum dilakukan overhaul sampai dengan empat
siklus overhaul. Sebagai contoh pipa-pipa steam
atau main steam yang tertutup isolasi, koneksi
antara core pada generator yang ada di dalam

103
retaining ring, connection antara belitan rotor
generator dengan sistem eksitasi, pipa drain dan
lainya. Dapat diprioritaskan misal peralatan yang
sudah 2 kali serius inspeksi atau dua kali
majorinspection belum pernah dilakukan
pemerikasaan. Metode reviewnya dapat
dilakukan dengan expert panel atau koordinasi
dengan manufacturer. Tidak menutup
kemungkinan bahwa peralatan tersebut akan
mengalami gangguan saat unit beroperasi.

2.12 Check list persiapan overhaul


Persiapan pekerjaan overhaul sangatlah
penting, bila persiapan pekerjaan overhaul sudah
dipersiapkan dengan sangat baik maka boleh
dikatakan keberhasilanoverhaul sudah 45 persen
dicapai.Tetapi sebaliknya bila persiapan kurang
bagus maka akan mengganggu secara
keseluruhan. Pekerjaan persiapan overhaul sangat
beraneka ragam, sehingga untuk mempermudah

104
pekerjaan tersebut berhasil harus dilakukan
monitoring dan dibuatkan checklist. Check list
tersebut ada yang dimonitor satu tahun
sebelumnya, 6 bulan sebelumnya, tiga bulan
sebelumnya, 1 bulan sebelumnya dan satu minggu
sebelumnya. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh
manajer proyek dengan koordinasi dengan bidang
lain. Hasil checklisttersebut harus dilaporkan ke
manajer teknik selanjutnya bila ada kendala harus
segera diselesaikan.Contoh check list terdapat
pada lampiran 2.10.

2.13 ContinousImprovement
Berpikir, berpikir dan berpikir serta luangkan
waktu untuk continous improvement.
Continousimprovement dapat dilakukan dari
beberapa aspek antara lain improvement dari
metode inspeksi, improvementtool, peralatan,
kemudahan perawatan, layout dan lain lain.
Continousimprovement dapat dilakukan untuk

105
mempercepat pelaksanaan overhaul,
meningkatkan kualitas overhaul, mengurangi
terjadinya kecelakaan, mempermudah pekerjaan,
meningkatkan efisiensi, meningkatkan daya.
Continousimprovement yang dilakukan pada
pekerjaan critical path dapat berdampak pada
percepatan overhaul sebagai contoh improvement
dibawah ini.

2.13.1 Improvement Pada Metode Baru.


Lube oilFlushing merupakan bagian dari pekerjaan
pada serius inspection dan bersifat critical untuk
beberapa pembangkit sehingga bila dilakukan
improvement akan dapat mempercepat durasi
overhaul. Improvement yang dilakukan adalah
dengan mengubah metode yang semula lube oil
dialirkan kesemua line tetapi dengan metode baru
lube oil setelah keluar dari discharge bearing pada
saat masuk ke lube oiltank di filter terlebih dulu
dengan melalui 6 filter di luar tank sehingga akan

106
lebih cepat bersih. Hal tersebut yang biasanya
flushinglube oil pada saat seriusinspection
membutuhkan waktu 4 hari sampai dengan 5
hari.Setelah menggunakan metode diatasakan
lebih cepat satu hari sampai dengan 3 hari
sehingga secara keseluruhan durasi overhaul akan
lebih cepat serta lebih bersih lube oilnya dan
pembangkit lebih cepat berproduksi dan handal.
Contoh lain pada majorinspection gas turbin bila
membuka baut casing menggunakan bolt heater,
satu baut casing dibutuhkan waktu 30 menit
samapai 45 menit tetapi bila menggunakan
induction bolt heater satu baut casing hanya
membutuhkan waktu 4 sampai dengan 5 menit,
sehingga secara keseluruhan durasi overhaul gas
turbin lebih cepat.

2.13.2 PreOutage (OverhaulAuxiliary Equipment


diluarshutdown unit).

107
Pada sistem pembangkit biasanya peralatan
terdapat sistem redundant yang artinya bila salah
satu peralatan mengalami gangguan maka unit
pembangkit masih dapat beroperasi normal.
Untuk memutuskan akan dilakukan overhaul
beberapa peralatan redundant HARUS
dipetimbangkan dengan matang, keterangan
dibawah ini minimal yang harus dipenuhi:
 Yakin 100 persen bahwa salah satu peralatan
bila tidak beroperasi maka unit akan tetap
bisa berjalan normal.
 Yakin 100 persen pada saat sudah dilakukan
pekerjaan misal pembongkaran, isolasi, pada
saat pengetesan unit masih dapat beroperasi
normal.
 Yakinkan 100 persen valve-vale isolasi bisa
tertutup rapat tidak bocor.
 Yakinkan MCB, breaker dan lainnya bila
dimatikan tidak akan mengganggu yang lain.

108
 Pelajari single line diagram secara detail,
pelajari dari single diagram keterkaitan
peralatan satu dengan yang lainnya.
 Diskusikan dengan beberapa expert dari
bidang operasi, bidang listrik, bidang kontrol
instrumen, bidang engineering dan bidang
K3.
 Cek logicsequence dan kontrol.
 Bila perlu, dicoba saat sebelum unit
shutdown normal sehingga berikutnya tidak
terjadi gangguan.
 Buat kajian risiko.
 Apakah ada risiko bila terjadi gangguan pada
peralatan yang beroperasi bisa terjadi trip
atau derating unit.
 Dilakukan kajian apakah dengan melakukan
pekerjaan seperti ini bisa mempercepat
overhaul mengingat risiko yang akan terjadi
bisa mengganggu unit.

109
2.13.3 Ergonomi.
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari
kemudahan perawatan peralatan, yang bertujuan
untuk mempercepat pekerjaan atau mengurangi
kecelakaan kerja pada suatu pekerjaan. Contoh
pada kondisi awal untuk melakukan
pembongkaran, pembersihan, penggantian,
perbaikan dan setting atau kalibrasi controlvalve
feed water harus dengan menggunakan tangga
dan sabuk pengamanan, dan di pasang setiap ada
pekerjaan tersebut.Tetapi dengan ilmu ergonomi
dipasanglah andang yang permanen sehingga saat
pekerjaan tersebut sangat mudah, sangat nyaman
dan sangat aman untuk pekerja. Diantara tujuan
ergonomi bisa juga menghindari atau
menghilangkan hal-hal dibawah ini:
 Gelap
Lampu penerangan yang mati atau kurang
harus segera diatasi sehingga pelaksanaan
overhaul dapat berjalan dengan lancar.

110
 Kotor
Lingkungan yang kotor aatau peralatan yang
kotor harus dibersihkan dahulu sehingga
tidak mengganggu pekerjaan.
 Air Menggenang.
Air yang menggenang dapat mengganggu
pekerjaan overhaul sehingga air menggenang
tersebut harus dibersihkan, selain itu harus
di cari penyebab air menggenang sehingga
tidak tejadi kembali.
 Posisi Maintenance Sulit.
Seperti pada penjelasan pada pekerjaan
controlvalve diatas.
 Jarak Ruang Istirahat.
Dalam teori manjemen proyek waktu adalah
yang sangat penting, waktu harus dikelola
dengan baik. Diantaranya adalah jarak
tempat istirahat dengan lokasi pekerjaan
harus seoptimal mungkin, dekat tetapi masih
mengacu kaidah manajemen pengamanan

111
atau disediakan tempat sementara yang
dekat dengan peralatan yang dikerjakan.
Setelah pekerjaan selesai maka tempat
tersebut dipindahkan kembali.

2.14 Pengelolaan SDM secara Komprehensif.


2.14.1 Kompetensi yang dibutuhkan di overhaul.
Beberapa jenis kompetensi khusus yang
diperlukan dalam overhaulagar sistem
pengendalian mutu pemeliharaan dapat
diimplementasikan dengan efektif dan efisien:
o Engineer Metallurgy.
o Engineer Rotating Machine dan balancing
o EngineerAssessmentPerformance&
Efisiensi.
o Engineer korosi.
o Evaluator dan operator Non Destructive
Test.
 Ultrasonic Test.
 Boroscope.

112
 Magnetic Test.
 Hardness Test, diperlukan untuk
mengetahui perubahan kekerasan
material baik logam atau rubber.
o EngineerProject Planner/manajemen
proyek.
o Engineer Safety, SMK3 dan Risk
Management.
o Engineer Turbine (Steam, Gas, hydro).
o EngineerBoiler/HRSG.
o Engineer AAB alat Alat bantu.
o EngineerControl Instrument.
o EngineerGenerator dan Trafo (Proteksi,
AVR, mechanical).
o EngineerProtection, Relay dan AVR.
o Engineerstartup, diperlukan kompetensi
yang mengetahui urutan start up, syarat-
syarat start up, cara mengoperasikan.
o Expertretubing, bila diperlukan
retubingcondensor, heater.

113
o Expertpurifier, untuk kebersihan minyak
pelumas.
o Expert DCS (distributed control system).
o Expertalignmentperalatan utama.
o Expert WE (welding engineer), untuk
melakukan welding dengan beberapa
tipe material.
 Expert WI(welding inspector),
untuk mengetahui kualitas hasil
welding dan membuatWPS
(welding procedure standard).

2.14.2 GuidelineKnowledgeUntuk QC.


Guideline Knowledge ini dibuat untuk memetakan
dan memonitor knowledge karyawan terkait
equipment/ peralatan pembangkit dengan sasaran
peningkatan knowledge karyawan pelaksana
overhaul. Diharapkan dengan peningkatan
knowledge terkait peralatan pembangkit, maka
akan menjamin atau turut meningkatkan kualitas

114
hasil overhaul peralatan yang dikerjakan oleh
karyawan tersebut. Area control instrument
knowledge yang dinilai diantaranya:
 Component Knowledge.
 Operation Knowledge.
 Acceptance Criteria Knowledge.
 Procedure (SOP) Knowledge.
 Measurement & Calibration Knowledge.
 Visual Inspection.
 Individual & Interlock Test.
 Trouble Shooting Knowledge.
 Repair Knowledge.

Sedangkan untuk Gas turbin knowledge


diantaranya:
 Component knowledge.
 Operasional knowledge.
 Acceptance standart knowledge.
 SOP pemeliharaan knowledge.
 Measurement knowledge.

115
 NDT knowledge.
 Welding knowledge.
 Material knowledge.
 Casting knowledge.
Penilaian dilakukan dengan mengelompokkan
karyawan berdasarkan level knowledge-nya, mulai
dari level 0 sampai dengan level 5. Untuk kenaikan
level bisa dilakukan TNA (training need analysis).
Secara detail terdapat pada lampiran 2.11.

2.14.3 Intelegency dan Passion.


Dalam pengelolaan overhaul dibutuhkan kemauan
berpikir dan semangat dalam bekerja, semangat
dalam berbagi ilmu dan semangat menjalankan
tugas-tugas kita serta semangat membantu orang
lain. Bila perlu belajar atau bekerja saat libur atau
saat kita dirumah. Sedikit tips untuk itu bekerja
keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas harus ada
pada setiap insan overhaul.

116
2.14.4 Melalui Benchmarking.
Allah SWT menciptakan satu sama lain berbeda,
Allah menciptakan satu yang lainnya mempuyai
kelebihan dan kekurangan. Untuk salah satu
metode meningkatkan kualitasoverhaul kita harus
mempuyai kegiatan rutin melihat overhaul orang
lain atau perusahaan lainnya baik yang sejenis
maupun yang tidak sejenis, dengan kata lain
benchmarking sangat diperlukan untuk
meningkatkan overhaul kita. Ada beberapa tips
agar benchmarking dapat diraih manfaatnya:
 Tugaskan karyawan yang paham akan
kondisi internal.
 Tugaskan yang peduli terhadap kemajuan
diri atau perusahaan.
 Melihat, mendengarkan, merasakan dan
mencatat apa yang bisa diimprove di
perusahan kita.

117
 Buat program setelah selesai
benchmarking sekecil apapun (small
butimprovement) dan harus dieksekusi.
 Tempat benchmark diusahakan yang
lebih baik dari perusahaan kita.

2.14.5 Sharing Ilmu atau Berbagi Ilmu.


Berbagi ilmu, berbagi ilmu dan berbagi ilmu, dua
kata yang sangat luar biasa kekuatannya dan
manfaatnya. Bermacam-macam cara sharing ilmu
bisa melalui CoP atau Community of Practice, MKP
atau Media klub Pustaka, pembuatan portal
knowledge berbasis web, dengan diskusi kecil di
site dengan sambil membawa buku, IK (Instruksi
Kerja) di depan peralatan, membuat catatan kecil
atau buku untuk dibagikan kepada semua teman.
Dengan cara tersebut maka akan sangat cepat
kemajuan karyawan dan perusahaan, kemajuan
secara eksponensial. Bahkan seseorang yang
membagikan ilmu akan juga bertambah ilmunya.

118
Yang lebih luar biasa lagi bahwa ilmu yang kita
berikan kepada siapa saja kelak akan menjadi amal
kita untuk membuka pintu surgaNYA. Tapi ingat
jangan sombong dengan ilmu yang ada di diri kita,
ilmu kita diumpamakan seperti setetes air di ujung
jari kita sedangkan ilmu di dunia seperti air di
tujuh lautan, dan diatas ilmu masih ada ilmu
lainnya. Marilah kita berbagi ilmu untuk mencapai
kebahagian di dunia dan akhirat.
Knowledge is power, itulah kata kata yang
harus kita cermati dan pahami bahwa dengan
knowledge (skill, pengetahuan dan attitude) akan
mempermudah kita bekerja, akan membantu kita
bekerja maka setiap karyawan harus selalu
meningkatkan knowledge sehingga akan dicapai
hasil yang lebih dari apa yang kita bayangkan. Ada
lebih jutaan ilmu di pembangkit bahkan kita tidak
bisa menghitung ilmunya di pembangkit tetapi kita
harus selalu meningkatkan knowldege dengan
membaca, belajar dengan anak buah atau atasan,

119
dengan diskusi dengan semua tim, dengan
melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi
dan sebagainya. Kita juga punya slogan dengan
ilmu sukses di dunia dan di akhirat, carilah ilmu
sampai ke negeri Cina, carilah ilmu meskipun
besok kita meninggal, carilah ilmu sampai kita
masuk ke liang lahat.

2.14.6 Emosional dan Spiritual.


Saat overhaul dengan kondisi cuaca yang sangat
panas, tenaga lelah, banyak masalah dan
sebagainya dibutuhkan emosional yang tetap
stabil dengan ketenangan jiwa dan kebesaran jiwa.
Sehingga dicapai kebersamaan yang kokoh semua
bidang dan hasil pekerjaan akan optimal dengan
target bisa dicapai. Tingkat emosional tersebut
harus dipunyai oleh semua karyawan yang terlibat.
Kondisi dilapangan sangatlah kompleks, kondisi
dilapangan terdiri dari beribu peralatan, kondisi
dilapangan bermacam-macam tipe karyawan,

120
kondisi dilapangan ada keteledoran, kondisi
dilapangan ada kondisi kelelahan, kondisi di
lapangan ada motivasi turun, kondisi dilapangan
ada hidden risk, kondisi dilapangan ada hidden
failure, kondisi dilapangan ada yang tidak
terjangkau oleh manusia baik dari sisi ilmu atau
lainnya. Hal tersebut yang menjadi dasar bahwa
kita harus mohon bantuan kepada ALLAH SWT.
Ada banyak cara kita mohon petunjuk, kekuatan,
cahaya dari ALLAH SWT antara lain:
 Infaq dengan niat ikhlas untuk kelancaran
pekerjaan overhaul agarpembangkit segera
bisa menerangi masyarakat, tidak ingin
pujian dari sesama manusia.
 Sholat hajat khusus overhaul mohon agar
diberi kelancaran dalam mencapai target
overhaul.
 Sholat tahajud dengan memohon agar diberi
kelancaran dan keselamatan dalam overhaul.

121
 Berdoa bersama semua yang terlibat pada
saat kick off meeting, pada saat daily
meeting, weekly meeting, saat safety
induction.
 Niatkan bekerja untuk ibadah.
 Mengajak teman lainnya melakukan hal
diatas.

2.14.7 Leadership.
Dalam pelaksanaan overhaul sangat dibutuhkan
sosok pemimpin proyek dan koordinator yang
mempunyai leadership yang sangat baik untuk
kesuksesan proyek tersebut. Pemimpin proyek dan
koordinator harus mempunyai jiwa 7Pelangi
Leadership yaitu:
1. Attitude.
Ber-attitude contohnya mewujudkan
atmosfir kerja yang kondusif, etos kerja,
taat kepada aturan, bekerja keras/tepat
waktu, jujur.

122
2. Empowerment.
Memberi inspirasi, motivasi, kepercayaan
pada saat overhaul.
3. Direction.
Kemana overhaulakan dibawa dan tujuan
umumoverhaul.
4. Communication.
Persuasif, memberi pengaruh,
mengeluarkan otoritas.
5. Sweetness
Berkorban untuktim overhaul, doing
more, sharing love.
6. Knowledge
Mempunyai strategioverhaul, orderand
control,watching bottomline.
7. Decision-able
Cepat memutuskan, benar memutuskan,
keputusan mempertimbangkan 3 langkah
ke depan.

123
Selain itu pemimpin proyek dan koordinator harus
selalu mencatat kejadian penting.

2.14.8 Sistem Reward.


Setelah selesai pekerjaan overhaul tentunya ada
kesuksesan yang dicapai. Dengan dasar itu maka
sangat perlu top manjemen atau manajemen
proyek memberikan apresiasi kepada para pihak
yang terlibat. Bentuk apresiasi bermacam macam,
antara lain memberi selamat dan terimakasih
langsung kepada yang bersangkutan, bisa melalui
sms, makan bersama, finansial, hadiah libur, juga
memilih karyawan terbaik. Pemilihan karyawan
terbaik bisa dengan beberapa kategori sebagai
misal karyawan yang terpatuh dalam K3,
karyawan yang disiplin kehadiran, karyawan yang
banyak memberi ide dan saran, karyawan yang
pekerja paling keras dan suka membantu teman
dan sebagainya. Apapun yang diberikan
perusahaan pada akhirnya kita harus ikhlas, bila

124
kita sudah merasa bekerja keras dan ikhlas dan
imbalan yang diberikan menurut kita kurang,
sesungguhnya ALLAH Maha Adil, ALLAH akan pasti
memberi rezeki dari sumber lain dan kita tidak
menyangkanya. Rezeki yang diberikan oleh ALLAH
bisa berupa uang, anak sehat, orang tua sehat,
diberi tambahan ilmu, tidak terkena musibah baik
kecil/besar dan rezeki bisa juga akan kita dapat
setelah beberapa waktu mendatang (tetapi
sebenarnya rezeki itu langsung berjalan menuju
kita).

2.14.9 Implementasi IKKPS (Super Sekali).


Luar biasa sekali nilai perusahaan PT PJB bila
semua karyawan yang terlibat mengamalkan
IKKPS (Integritas, Kebersamaan, Keunggulan,
Pelayanan dan Sadar Lingkungan) dalam
pelaksanaan overhaul, maka akan menghasilkan
overhaul melebihi target. Coba renungkan.......dan
amalkan ....luar biasa...

125
2.15 Overhaul Berbasis Analisa Risiko
Apa itu Risiko ?
a. “The Chance of something happening that
will have an impact upon objectives” atau
“Sesuatu yang bisa terjadi yang akan
mempuyai dampak pada tujuan kita”
(Australian/Zew Zealand Standard
4360:1999).
b. “Risk is the uncertainty of outcome, within a
range of potential exposures, arising from a
combination of the impact and probalility of
potential events“atau “Risiko adalah
ketidakpastian dari hasil, dalam berbagai
potensi exposure yang timbul dari kombinasi
dampak dan kemungkinan dari potensial
kejadian”UK Treasury Change Book”.
c. “Something happening that may have an
impact on the achievement of objectives “
atau “ Sesuatu kejadian yang berdampak

126
pada pencapaian tujuan” (UK National Audit
Office, 2000) .
Dari keterangan diatas setiap proyek overhaul ada
risiko yang akan muncul, sehingga bila kita tidak
mengelola maka risiko tersebut akan menjadi
risiko tinggi.
Risiko yang dijelaskan diatas terdiri dari dua:
a. Risiko yang diketahuiyaitu risiko yang bisa
kita identifikasi.
b. Risiko tersembunyi yaitu risiko yang tidak
dapat kita identifikasi.
Sangat memungkinkan risiko tersembunyi jauh
lebih besar dari pada risiko yang diketahui. Seperti
dapat kita gambarkan pada fenomena gunung es
pada gambar 2.29.

127
Risiko Tersembunyi

Gambar 2.29. Fenomena Guning Es Untuk Risiko.

Maka dari itu kita harus seoptimal mungkin


melakukan identifikasi risiko sebanyak-banyaknya
dan setajam tajamnya.
Dari fenomena gunung es dapat dijabarkan kembali
seperti pada tabel 2.1.
Tidak ada Informasi sebagian Informasi
informasi lengkap
Tidak Dikenal Sebagian Dikenal
dikenal
Jumlah Ketidak Ketidak Jumlah

128
ketidak pastian pastian kepastian
pastian umum khusus
Skope Overhaul
Tabel 2.1. Identifikasi Risiko Overhaul

Dari tabel2.1 diatas dapat disimpulkan bahwa kita


harus dapat mencari informasi-informasi atau data-
data secara lengkap. Sehingga kita harapkan jumlah
ketidakpastian akan berkurang dan jumlah
kepastian akan bertambah. Untuk melakukan hal
tersebut kita harus menggunakan manajemen
risiko. Manajemen risiko terdiri dari dua yaitu:
A. RiskAssessment
A.1. Identifikasi Risiko
Identifikasi Risiko dilakukan dengan suatu
pertanyaan apayang terjadi, kapan, dimana,
bagaimana dan mengapa. Metode yang
dipakai bisa dilakukan dengan sesi
brainstorming dengan staf, user, vendor, atau
manajemen. Personil yang mengikuti
brainstorming harus dilakukan dengan personil

129
yang langsung terlibat dan sebanyak mungkin
informasi yang diterima sehingga
menghasilkan identifikasi risiko sangat tajam.
Dalam pelaksanaan brainstrormingKITA
DIPAKSA HARUS BERIMAJINASI. Cara lain untuk
identifikasi risiko adalah dengan:
a. Mengkaji rencana yang sudah ada
pada:
i. Critical path.
ii. Anggota staf yang critical.
iii. Vendor yang Critical.
iv. Critical Milestones.
b. Mengkaji kebutuhan-kebutuhan.
c. Mengkaji desain teknik.
d. Mengkaji proyek-proyek yang lalu
e. Mengkaji dokumen.
f. Mengemukakan pendapat.
g. Tanya jawab dengan para ahli.
Teknik tanya jawab dengan ahli menurut kami
adalah yang banyak didapat, mengingat para ahli

130
yang menangani overhaul banyak memiliki
informasi tentang kejadian-kejadian yang pernah
terjadi dan mengganggu dalam pelaksanaan
overhaul. Gangguan tersebut bisa mengakibatkan:
 Jadwal bertambah panjang.
 Kualitas menurun.
 Kenaikan biaya.
 Terjadi accident.
Metode yang baik dan mudah dilaksanakan ada
beberapa:
a. Pada saat overhaulberlangsung bila terjadi
sesuatu bisa langsung dicatat oleh para
expert yang mengikuti overhaul dan
dikumpulkan pada tim manajemen risiko
untuk selanjunya dibuatkan kajian risikonya.
b. Setelah overhaul selesai, satu minggu setelah
overhaul selesai semua expert bidang
dikumpulkan untuk melakukan pengumpulan
data-data yang terjadi selama overhaul,

131
selanjutnya dibuatkan identifikasi risiko,
mitigasi, riskcontrol dan dokumentasi risiko.
c. Tiga bulan sebelum overhaul, harus
dilakukan peninjauan kembali pelaksanaan
mitigasi risikonya apakah sudah dilaksanakan
atau belum. Bila telah dilaksanakan, perlu
dilakukan identifikasi risiko yang baru, dan
mitigasi risikoyang baru dan seterusnya
sampai didapat risk register yang terkecil.
A.2. Risk analyze.
Setelah kita mendapatkan risiko melalui
identifikasi risiko,selanjutnya kita melakukan
analisa setiap risiko yang inherent akan terjadi.
Salah satunya dengan menghitung atau
menentukan frekuensi dandampak setiap
risiko yang akan terjadi sehingga mengetahui
posisi risiko. Bila hasil total mempuyai nilai
yang sama maka kita memilih yang lebih besar
dampaknya.

132
Identifikasi
Resiko

Dampak Kemungkinan

Level
Risiko

Gambar 2.30. Skema Analisa Risiko

A.3. Risk exposure.


Adalah sumber-sumber risiko yang
kemungkinan besar disebabkan oleh peristiwa
yang sudah terjadi, atau pengulangan kejadian
yang sama. Oleh sebab itu kejadian yang
pernah terjadi dibuat pengelolaan risikonya
sehingga tidak terjadi lagi.
A.4. Risk priority.

133
Dari hasil analisa maka kita bisa
memprioritaskan risiko,juga memperhitungkan
resource yang ada. Dari tabel 2.2 di bawah ini
dapat dibuat suatu prioritas melalui hasil
perkalian antara dampak dan kemungkinan
sehingga dapat dilihat prioritas yang paling
tinggi. Yang perlu didibuat langkah selanjunya
adalah membuat kriteria level dampak dari 1
sd 5 (biasanya dihubungkan dengan rupiah)
dan level kemungkinan dari 1 sd 5
(dihubungkan dengan kemungkinan berapa
kali akan terjadi). Dapat juga dikelompokan
dengan melalui warna sebagai berikut:
 Warna merah - Extreem
 Warna kuning - High
 Warna Orange - Moderate
 Warna hijau - Significant
 Warna biru - Low

134
Sangat Besar 5

Besar 4 12
TINGKAT KEMUNGKINAN

Sedang 3

Kecil 2 4

Sangat Kecil 1 2

1 2 3 4 5

Tidak Sangat
Minor Medium Signifikan
Signifikan Signifikan

SKALA DAMPAK

Tabel 2.2. Peta Risiko

B. Risk Control
Untuk mengendalikan risiko bisa dilakukan
dengan RiskControl, beberapa cara riskcontrol
yang bisa dilakukan adalah:
B.1. Risk Reduction
Beberapa metode yang bisa dilakukan untuk
mengurangi risiko yaitu dengan melakukan
modifikasi kebutuhan proyek, melakukan

135
pemindahan dampak yang akan terjadi kepada
pihak lain (transferring risk), memindahkan ke
sistem lain, membeli asuransi untuk
menanggung kerugian, menggunakan
subkontraktor.

B.2. Melakukan Contingency Planning


Perusahaan harus mempersiapkan keadaan
darurat melalui perencanaan kontinjensi.
Dalam overhaulpun suatu perusahaan harus
mempuyai rencana tersebut.

B.3. Risk Monitoringdan Control


Dalam pengelolaan risiko, setelah dilakukan
identifikasi dan langkah mitigasinya maka
kegiatan berikutnya adalah memonitor dan
mengkontrol pelaksanaan item mitigasi, risk
residualnya, identifikasi risiko baru, melakukan
atau mengeksekusi rencana pengurangan
risiko, dan mengevaluasi sejauh mana project

136
dengan melakukan manajemen risiko. Jangka
waktumonitoring bisa dibagi menjadi:
a. Secara rutin misal 3 bulan melakukan
peninjauan terhadap status risiko
apakah ada perubahan terhadap:
i. Kemungkinan-kemungkinan
(probabilities) atau dampak-dampak.
ii. Avoidance/mitigation/contingency
plans
b. Secara rutin melakukan peninjauan
terhadap proyek apakah ada risiko-
risiko baru.
c. Melakukan monitoring terhadap
rencana rencana penerapan “risk
avoidance or mitigation plans”

PERIODE RISIKO MITIGASI


Persiapan Spare part Koordinasi dengan

137
belum bidang terkait
diproses
pengadaan
Shutdwonn Turning Saat proses shutdown
gear tidak operator standby di
bisa turning gear untuk
engaged manual
Disassembly Overhead Pengetesan/sertifikasi
crane macet sebelum overhaul
Inspection Inspector Tim inspector lebih
sakit dari 2
Assembly Personil Review hirarc dan
terpeleset breafing
Test Terlambat Koordinasi
sebelumnya
Startup Vibrasi Memasang analyser
alarm vibrasi sebelum
startup dan low speed
balancing
Tabel 2.3. Identifikasi Overhaul Setiap Tahap.

138
Pengelolaan risiko harus dilaksanakan pada semua
keseluruhan tahap proyek, dibagi secara bertahap
sesuai frame work manajemen outage:
a. Persiapan, dilakukan sebelum overhaul misal
18 bulan sebelumnya, 12 bulan sebelumnya, 6
bulan sebelumnya, 3 bulan sebelum overhaul,
1 minggu sebelum overhaul.
b. Shutdown, dilakukan setelah turun beban,
lepas jaring jaring, putaran rotor 3 rpm
sampai dengan rotor berhenti.
c. Disassembly, dilakukan saat pembongkaran
peralatan.
d. Inspection, dilakukan saat unit dilakukan
pemeriksaan.
e. Assembly, dilakukan saat pemasangan
peralatan maupun sistem.
f. Test, dilakukan saat unit pengetesan atau
pengujian.
g. Start up, dilakukan saat unit akan di start up.

139
Identifikasi risiko dan mitigasinya pada semua tahap
overhaul dapat dilihat pada tabel 2.3. Pada semua
tahap diatas dilakukan identifikasi risiko dengan
metode seperti diatas. Contoh detail pengelolaan
risiko pekerjaan internal dan pengelolaan risiko pada
pekerjaan oleh kontraktor terdapat pada lampiran
2.12.

2.16 Overhaul Berbasis 5S


a. Tim 5 S
Di dalam struktur organisasi overhaul terdapat
tim khusus 5S, yang bertanggung jawab dalam
hal evaluasi implementasi 5S di Overhaul.
b. Seiri atau Pemilihan/Ringkas, pada sistem
overhaul berbasis 5S untuk :
i. Area kerja overhaul misal area gas turbin,
areaHRSG, dan steam turbine sudah tidak
menyimpan item/barang yang tidak
dibutuhkan.

140
ii. Sudah ada prosedur/tata cara membuang
barang-barang yang tidak diperlukan
(bernilai dan tidak bernilai).
iii. Item/barang yang dibutuhkan berada di
dekat area kerja dan jumlah serta
item/jenisnya sesuai kebutuhan.
iv. Tidak ada item/peralatan kerja rusak
dibiarkan begitu saja di area kerja.
v. Lokasi penyimpanan (termasuk alat
ukur/pemeriksaan) sudah ditentukan
serta mudah dan cepat untuk
mendapatkan dan mengembalikannya.
c. Seiton atau Penataan/Rapi
i. Item/barang/dokumen setelah pekerjaan
overhauldisimpan di tempatnya sesuai
klasifikasi.
ii. Terdapat layout/tata letak tempat kerja
telah ditentukan dan telah diberi batas
yang jelas terutama untuk main
equipment. Bila perlu termasuk layout

141
tempat penyimpanan tool, material,
dokumen.
iii. Semua item, barang, tempat simpan, alat
angkut dan lain-lain telah ada
label/identitas. Misal identifikasi tool bisa
diketahui jumlahnya, tempatnya.
iv. Penyimpanan dokumen yang digunakan
pada saat overhaul misal IK, SOP, laporan,
manual booksudah ditentukan dan
memudahkan setiap orang untuk
mendapatkannya.
v. Semua personil mentaati aturan
penyimpanan dan mengetahui layout
yang telah ditetapkan.

d. Seiso atau Pembersihan/Resik


i. Sarana/alat kebersihan sudah tersedia
sesuai jenis dan jumlahnya serta
penempatannya sudah sesuai ketentuan.

142
ii. Pembersihan area kerja overhaul harus
dilakukan sesuai ketentuan, termasuk
lantai yang rusak,pengecatan.
iii. Alat K3 setelah dipakai harus dibersihkan
dan diperiksa dan tidak kadaluarsa (out of
date) sehingga pada overhaul berikutnya
siap digunakan.
iv. Tidak ada tempelan, tulisan dan coretan
yang tidak relevan dengan area kerja.
e. Shitsuke atau Pemantapan/Rawat
i. Standardisasi Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,
Rajin sudah diterapkan.
ii. Eliminasi sumber kotor dan
penyederhanaan proses, prosedur sudah
dibahas, dilaksanakan dan
dimonitor/dievaluasi.
iii. Penerapan visual kontrol telah
dilaksanakan di semua area.
iv. Pemeriksaan berkala dan evaluasi/audit
penerapan overhaul berbasis 5S harus

143
dilaksanakan pada fase preoutage,
eksekusi outage dan postoutage.
v. Sistem sumbang saran/kaizen telah
diterapkan di semua area dan semua
personil telah melaksanakannya.

f. Seiketsu atau Pembiasaan/Rajin


i. Sikap kerja semua personil sudah
menunjukkan kebiasaan positif (atribut
kerja, tepat waktu, disiplin, ramah).
ii. Semua personil secara aktif dan kreatif
memberikan saran-saran perbaikan baik
kelompok maupun perorangan terkait
prosedur, tool, komunikasi dan lain-lain.
iii. Target/sasaran/qualityoverhaultelah
disosialisasikan dan pencapaiannya telah
direkam, dimonitor, dievaluasi,
ditindaklanjuti dan disosialisasikan.

144
iv. Sudah ada activityboard yang menyajikan
informasi area masing-masing (hasil
kaizen, efisiensi, produktivitas, hasil
auditdan lainlain).
v. Kegiatan/penerapan 5S sudah
dimasukkan/ dikaitkan dengan PJB
IMSdescription.
g. Dampak Overhaul Berbasis 5S
Diharapkan dengan menerapkan overhaul
berbasis 5S akan mempunyai dampak sebagai
berikut:
 Produktivitas:
 Kecepatan penyelesaian pekerjaan (on
time).
 Jumlah tenaga kerja di suatu pekerjaan,
bagian, seksi, departemen optimal
optimal.
 Quality
 Jumlah kesalahan kerja berkurang.
 Jumlah cacat tidak ada.

145
 Jumlah reject tidak ada.
 Jumlah garansi berkurang.
 Jumlah klaim berkurang.
 Cost
 Biaya pemeliharaan/operasi dibawah
rencana (biaya listrik,biaya air,biaya
material,biaya tenaga kerja,biaya
overhead,biaya transportasi,biaya BBM).
 Delivery
 Pelayanan permintaan pembelian lebih
cepat.
 Pelayanan penyelesaian administrasi on
time.
 Pelayanan permintaan bagian di gudang
lebih cepat.
 Pelayanan penyelesaian pekerjaan di
workshop lebih cepat.
 Safety
 Jumlah kecelakaan kerja tidak ada/zero
accident.

146
 Jumlah penyakit akibat kerja berkurang.
 Kepatuhan terhadap ketentuan K3.
 Jumlah pelanggaran yang ditindak/
ditemukan terhadap pemakaian alat K3
berkurang.
 Morale
 Absensi karyawan berkurang.
 Tingkat keterlambatan tidak ada.
 Jumlah ijin.
 Tingkat konflik tidak ada.
 Kepatuhan terhadap ketentuan
organisasi:
 Pemakaian atribut kerja.
 Kepatuhan terhadap aturan/
ketentuan perusahaan.
 Jumlah peringatan kerja.
 Ketepatan waktu rapat.
 Kehadiran dalam rapat.
 Environment

147
 Lingkungan kerja, akan lebih bersih,
terang, nyaman.
 Semangat tinggi karyawan dan tingkat
kepuasan karyawan terhadap
area/lingkungan kerja (data bisa didapat
dari survey/kuisioner)
 Kesan-kesan dari tamu-tamu yang
berkunjung keperusahaan lebih baik.
 Tanggapan masyarakat lebih baik.
 Tingkat kebersihan.
 Tingkat kondisi lingkungan (debu,bising,
potensi terjadi kecelakaan).
Dampak Overhaul berbasis 5 S harus kita ukur
dengan cara bisa dibandingkan minimal satu tahun
sebelumnya dengan kondisi sekarang apakah ada
peningkatan dari beberapa aspek. Contoh hasil
pengukuran dampak 5S seperti pada lampiran
2.13.

2.17 Pengelolaan K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)

148
SAFETY IS FIRST, safety sangat penting bagi kita
semua, tidak ada pengecualian semua yang
terlibat harus memperhatikan safety. Kegagalan
safety bisa berakibat pada manusia maupun
peralatan. Kejadian yang terjadi pada manusia bisa
berakibat multi efek yang artinya akibat yang
diterima bukan pada personil yang mengalami
kecelakaan saja tetapi bisa berakibat bagi anaknya,
istrinya, keluarga dan berakibat pada perusahaan.
Safety yang perlu kita perhatikan bisa dari potensi
bahasa karena peralatan, potensi bahaya karena
manusianya dan potensi bahaya karena
prosedurnya. Prosedur yang berupa IK/Instruksi
Kerja, setiap tahun IK tersebut yang mengandung
HAZARD area harus dilakukan review kembali.
Salah satu tujuan safety adalah On Safety yang
artinya adalah bahwa setelah selesai proyek tidak
ada kecelakaan yang berarti atau terjadi penyakit
akibat kerja. Target pada overhaul bukan hanya

149
pada on time, on quality saja tetapi juga on safety.
Beberapa langkah menuju on safety adalah:
a. Safety Induction
Semua terlibat termasuk helper, fitter,
kontraktor.
Safety induction adalah prosedur penjelasan
aturan yang yang ditetapkan sebelum mulai
bekerja terkait K3. Pelaksanaan safety
induction harus melibatkan semua unsur
yang terlibat termasuk perusahaan eksternal
yang akan melakukan beberapa pekerjaan di
proyek overhaul tersebut. Waktu
pelaksanaanya dapat dilaksanakan 1-3 hari
sebelum OH yang pelaksanaanya bisa
dilakukan bersamaan dengan
kickoffmeetingoverhaul.
b. Safety Patrol
Safety patrol adalah bagian dari kegiatan
safety yang dilakukan oleh bagian K3, setiap
personil K3 harus melakukan patroli di

150
semua bidang area dengan melihat potensi-
potensi bahaya yang akan timbul.Misal ada
personil yang merokok, tidak memakai APD
(alat pelindung diri berupa helm, safety
shoes, ear plug, masker, kacamata), tidak
memakai safety beltuntuk pekerjaan pada
ketinggian, kabel terkelupas, operator crane
tidakbersertifikat, welder atau tenaga
gerinda yang tidak memakai kaca mata,
belum ada isolasi, belum ada apar di tempat
welding, lubang yang tidak terisolasi, air
menggenang, lampu penerangan kurang,
lantai licin dan sebagainya.
c. Sistem Isolasi.
Safety isolasi dilakukan untuk mengisolasi
daerah daerah berbahaya misal daerah yang
lubang, area kerja, breaker-breaker.
d. APD
Setiap personil yang terlibat baik dari
karyawan internal maupun karyawan

151
eksternal harus memakai APD atau alat
pelindung diri berupa helm, safety shoes,
sarung tangan, ear plug, safety belt dan
sebagainya.
e. Reward dan Punishment
Reward dan punishment merupakan
kebijakan yang harus diterapkan. Beragam
reward dan punishment bisa dilakukan, yang
perlu dilakukan adalah sosialisasi sebelum di
implementasikan reward dan punishment.
Contoh punishment, pada saat sefety patrol
bila ditemukan tidak memakai APD dilakukan
peringat 1 (teguran dan dicatat), selanjutnya
peringatan kedua berupa denda Rp 100.000,
peringatan ketiga denda Rp 500.000,
sedangkan pelanggaran berat sangsi
administrasi lainya. Hal ini bertujuan untuk
kita semua.
f. Sertifikasi

152
Sertifikasi peralatan ataupun personil
merupakan pendukung untuk mencapai on
safety. Beberapa sertifikasi yang utama yang
harus diperhatikan adalah:
 Serifikasi AK3 umum dan spesialis
personil.
 Sertifikasi Tool
 Sertifikasi alat angkat angkut
 Sertifikasi scafolding.
 Dan lainya

2.18 Kepuasan Pelanggan


Pada era sekarang customer/pelanggang
adalah sangat prioritas, keberhasilan perusahaan
tergantung dari customer. Kepuasan pelanggan
sangat penting untuk kita lakukan dengan tujuan
dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Setelah
dilakukan pengisian kuisioner harus dilakukan
perbaikan terutama dengan skala prioritas. Nilai
kuisioner yang rendah kita dahulukan untuk

153
dilakukan perbaikan. Isi kuisioner berupa harapan
pelanggan dan kepuasan yang didapat oleh
pelaksana overhaul, harapan pelanggan antara lain
adalah:
 Tangible
 Reliability
 Responsiveness
 Assurance
 Empathy
Formulir kepuasan pelanggang terdapat pada
lampiran 2.14.

2.19 Overhaul dengan LOVE the EARTH


Bumi kita hanya satu, temperatur bumi naik
terus tiap tahun, permukaan air laut naik terus
tiap tahun. Itu adalah kata kata yang sering kita
dengar dan penyebabnya adalah kita semua. Mulai
sekarang kita harus peduli melalui kegiatan

154
overhaul.Perusahaan harus lebih mengutamakan
kepentingan stakeholder (semua pihak yang
terlibat dan terkena dampak dari kegiatan yang
dilakukan perusahaan). Sebagai tindak lanjut hal
diatas maka kegiatan overhaul harus mengacu
pada 3 P (People, Planet, Profit). Konsep 3P secara
garis besar:
People, pentingnya perusahaan memperhatikan
kepentingan tenaga kerja (upah, kesehatan,
pendidikan dan sebagainya).
Planet,berarti mengelola dengan baik penggunaan
energi terutama atas sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui (listrik, air, bahan bakar untuk
overhaul). Mengurangi hasil limbah
overhauldengan perencanaan kebutuhan overhaul
yang tepat dan mengolah kembali sisa limbah
overhaulmenjadi limbah yang aman bagi
lingkungan.
Profit, di sini lebih dari sekadar keuntungan.Profit
di sini berarti menciptakan fair trade dan ethical

155
trade dalam berbisnis, bukan mencari harga
termurah dalam mencari bahan bakunya tetapi
juga memperhitungkan lingkungan alam.Untuk
menunjang program 3P ada beberapa hal:
2.19.1. WasteManagement
Wastemanagement adalah cara pengelolaan
waste/limbah/sisa yang benar, meliputi
pengumpulan waste, transportasi waste dan
proses pengelolaan waste. Untuk itu diperlukan
identifikasi wasteyang ada di sistem overhaul
pembangkit. Waste di sistem Overhaul meliputi
antara lain:
 Waste material overhaul (sisa material)
berupa cair, padat dan gas.
 Wastetime, waktu terbuang yang sia-sia
karena meeting tidak afektif/terlambat,
tempat kerja jauh dengan area kerja,
penataan tool kurang efektif.
 Waste komunikasi. misal keputusan
terlambat.

156
Sebagai contoh dalam hal waste management
untuk material sisa. Material tersebut harus kita
simpan dan digunakan di overhaul berikutnya.
Contoh untuk material cleaner dalam botol setelah
overhaul selesai maka harus dilakukan
pengelolaan dengan prinsip 3R (reduce, reuse,
recycling) sebagai berikut:
o Bila material dalam botol/can masih tersisa
harus disimpan untuk digunakan overhaul
berikutnya.
o Bila material dalam botol/can WD habis
maka harus dipikirkan penanganan bekas
botolnya dengan konsep 3R.
Secara lebih lengkap untuk mendukung 3P dapat
dilakukan:
 Prevention, ubah kebiasaan pemborosan
material, kurangi kebutuhan suatu produk
baru bilamana yang lama masih dapat
digunakan tanpa mengurangi esensinya.

157
 Reduce, kurangi jumlah material sesuai
kebutuhan, naikkan life time produk.
 Reuse, menggunakan material yang telah
digunakan untuk tujuan yang sama atau
tujuan lain, tetapi untuk keandalan lebih
bagus untuk tujuan lain.
 Recycling, transformasi waste material
menjadi produk baru, contoh bahan plastik
untuk plastik lain.
 Energy recovery, tidak langsung terkait
dengan overhaul.
 Final disposal, limbah-limbah yang tidak
bisa diolah harus disediakan lahan khusus
juga lahan tersebut dilakukan treatment
setiap periode tertentu dengan metode
tertentu.

2.19.2. DFE Design For The Enviroment untuk


Material pada Overhaul

158
Dalam Overhaul perlu dilakukan DFE terutama DFE
material dan spare part dengan tetap tidak
mengurangi keandalan dan efisiensi. Hal hal yang
perlu diperhatikan adalah:
o Hindari pemakaian material yang
berbahaya, beracun, atau lainnya yang
membahayakan lingkungan.
o Hindari pemakaian material yang
menggunakan energi tinggi dalam proses
pembuatannya.
o Gunakan material yang renewable atau
recyclable.
o Menggunakan material tersebut
menggunakan design produk dengan
prinsip material reuse.
o Menggunakan material tersebut dengan
prinsip desain produk untuk minimum
waste produksi.
o Meminimalkan jumlah material yang
digunakan.

159
Tujuan akhir dari waste ini adalah zero waste yang
akan berpengaruh pada:
 Kesehatan.
 Sosial ekonomi.
 Cuaca bumi.
 Temperatur global.
 Level air laut.

160
BAB 3
KEKUATAN TEKNOLOGI INFORMASI

DSS (Decision Support System) adalah sistem informasi


dengan menggunakan komputer yang mendukung
bisnis perusahaan atau pembuat keputusan suatu
organisasi. DSS bertugas mengumpulkan dan
menyebarkan informasi. Informasi yang sederhana akan
dapat diolah menjadi informasi yang sangat berharga
yang juga menjadi menjadi knowledge.Dengan DSS ada
beberapa keuntungan:
o Para penentu keputusan akan cepat mengambil
kebijakan yang tepat dan mudah karena data
tersedia dengan lengkap dan informatif.
o Informasi keseluruh stakeholder bisa lebih
cepat diterima dan mudah dicari.
o Sebagai media knowledge transfer yang sangat
efektif.
o Sebagai kekuatan histori karena akan
digunakan untuk bahan analisa berikutnya.

161
o Data dijamin validitasnya.
DSS ini sangat penting untuk mensukseskan
keberhasilan overhaul, beberapa DSS yang digunakan di
PJB dalam rangka mensukseskan overhaul antara lain:

3.1. Implementasi MicrosoftProject


Microsoftproject sangat tepat untuk digunakan
sebagai salah satu tool dalam pelaksanaan overhaul.
Software ini mempunyai beberapa keunggulan
antara lain bisa digunakan untuk merencanakan dan
memonitor kebutuhan:
a. Skope
b. Material
c. SDM
d. Biaya
e. Tool

3.1.1 Gantt Chart

162
Dalam pengelolaan proyek harus dibuat jadwal
dengan bantuan Gantt chart microsoftprojec, isi
antara lain:
 Item pekerjaan.
 Jadwal mulai dan selesai pekerjaan.
 Durasi jadwal pekerjaan.
 Keterkaitan item atau jadwal satu sama
yang lain.
 Kebutuhan tenaga kerja yang
dialokasikan jumlah dan jenisnya serta
biayanya.
 Kebutuhan material dan sparepart serta
harganya.
 Tool yang dibutuhkan.
 Network Diagram.
Sistem network ini sangat baik untuk mengetahui
urutan taskpekerjaan sehingga memudahkan
untuk merencanakan dan mengontrol pekerjaan.

3.1.2 Miles Stone Penting

163
Di dalam software microsoft projet terdapat
itemmiles stone, itemmiles stone ini dipakai
untuk memberi tanda titik-titik tertentu yang
penting. Kita bisa memberi nama “Miles Stone
Penting”. Contoh miles stone penting pada
majorinspection gas turbin misal:
 Jadwal rotor turbin harus sudah turun
disupport turbin.
 Jadwal rotor turbin harus sudah naik di
turbin casing.
 Jadwal alignmentturbin harus selesai.
 Jadwal start up.

Para pemangku keputusan ini harus mengetahui


jadwal miles stone penting diatas. Dengan
mengetahui miles stone penting ini para penentu
keputusan bisa cepat mengantisipasi bila terjadi
kemunduran. Sebagai contoh bila pada
majoroverhaul gas turbin, rotor belum turun di
support pada hari ke tujuh maka sudah ada
potensi jadwal akan mengalami kemunduran,

164
sehingga dapat dievaluasi dan diantisipasi
dengan melakukan terobosan-terobosan
sehingga jadwal tidak mundur. Contoh
terobosan antara lain:
 Menambah personil.
 Menambah tool.
 Menambahjam kerja.
Selanjutnya kejadian keterlambatan tersebut
dimasukkan ke dalama kajian risiko sehingga
pada overhaul berikutnya tidak akan terulang
kejadian yang sama.
Miles stone ini digunakan untuk mengingatkan
kepada para stakeholder penting, antara lain
manejer proyek, koordinator bidang, top
manajemen dari customer dan informasi ini
disharingkan dengan metode DSS.

3.1.3. Critical path


Dalam suatu project tentunya ada pekerjaan
serial dan merupakan rangkaian kritis/critical

165
pathseperti pada lampiran 2.15, dimana kalo ada
dalam satu pekerjaan serial tersebut mengalami
kemunduran atau percepatan maka jadwal
secara keseluruhan akan berubah lambat atau
cepat. Pemantauan pekerjaan oleh manajer
proyekdiutamakan yang critical path. Bila critical
path berubah karena pekerjaan tertentu maka
lintasan critical path akan berubah. Hal ini
sangat penting diperhatikan oleh semua team
yang terlibat dan semua team harus mendapat
informasi agar mereka dapat menyesuaikan.
Pihak manajer proyek melakukan strategi agar
pekerjaan tetap tidak mengalami kemunduran
karena bila terjadi kemunduran akan berakibat
kerugian pada perusahaan.

3.1.4. Sistem Start up (3 hari sebelumnya) hour


by hour
Salah satu step pada overhaul adalah start up
unit, startup unit dikoordinir oleh engineerstart

166
up. Persiapan yang harus dilakukan adalah pihak
engineerstart up dan manajer proyek bersama
sama membuat jadwal start up dan check list
kesiapan peralatan. Pada sistem gantt chart
biasanya dibuat jadwal dengan durasi perhari
tetapi pada saat start up harus dibuat jadwal per
jam dan dibuat sejak tiga hari sebelum start up.
Alasan dibuat ganttchart tiap jam karena dalam
start up sequencenya adalah berurutan sehingga
bila salah satu peralatan tidak normal maka akan
mempengaruhi jadwal start up. Semua staf
terkait dari unsur pemeliharaan tiap bidang
harus ada, termasuk unsur safety juga harus
standby. Sehingga bila terjadi ketidak normalan
peralatan akan segera teratasi. Manajer proyek
harus menginformasikan ke seluruh personil
tentang jadwal start up. Engineerstart up bekerja
sama dengan manajer proyek membuat check
list kesiapan start up dan jadwal start up tiap
jam.

167
3.1.5. Kurva S,
Kurva S merupakan kurva prosentaseprogres
pekerjaan yang sudah tercapai.Prosentasenya
bisa memakai jumlah biaya yang sudah
dikeluarkan atau progres fisik yang sudah
dilaksanakan. Dalam ovehaul ini setiap bidang
harus menyampaikan prosentaseprogresnya,
penyampaiannya bisa dilakukan pada saat
weeklymeeting.

3.2 Web Manajemen Outage


PT PJB telah membangun web MO
(ManagementOutage) yang digunakan sebagai salah
satu tool utama untuk melaksanakan overhaul di
beberapa unit dan beberapa peralatan dengan
sistem terintegrasi secara computerize. Dengan
adanya web ini maka semua stakeholder internal
dapat mengetahui status dari project ini. Hal-hal

168
yang diperoleh dengan adanya web ini antara
adalah:
o Informasi jadwal overhaul sebelum dan
sesudahnya yang up to date bisa sampai 5
tahun mendatang serta durasi rencana dan
realisasinya.
o Jadwal meeting dan hasil meeting sebelum
overhaul yang meliputi meeting 18 bulan
sebelumnya, 12 bulan sebelumnya, 6 bulan
sebelumnya, 3 bulan sebelumnya, 1 bulan
sebelumnya, 1 minggu sebelumnya.
o Weeklymeeting dan dailymeeting selama
overhaul, bisa dilihat dan digunakan oleh
semua stakeholder. Untuk weeklymeeting
membahas proses setiap bidang sedangkan
dailymeeting membahas koordinasi antar
bidang.
o Progres setiap bidang dan progres secara
keseluruhan.

169
o Perencanaan kebutuhan sparepart, material
habis pakai dan jasa serta status sparepart
dan jasa dapat di ketahui oleh semua bidang
terkait secara online.
o Kebutuhan tool, jumlah tool yang tersedia,
status tool.
o Tim overhaul beserta no telepon dan alamat
rumah.
o Hasil report overhaul yang meliputi:
 Pendahuluan, berisi riwayat overhaul,
skope pemeliharaan, spesifikasi
peralatan utama.
 Ringkasan eksekutif, yang berisi lingkup
pekerjaan secara garis besar, rencana
dan realisasi overhaul dan ringkasan
hasil inspeksi.
 Rekomendasi, berisi rekomendasi
overhaul setiap peralatan untuk bidang
mekanik, listrik, kontrol instrumen, sipil
dan K3.

170
 Tugas dan Tanggung Jawab Tim
Overhaul, berisi tugas dan tanggung
jawab semua tim.
 Realisasi lingkup pekerjaan.
 Standard job, berisi skope, jadwal.
 Pekerjaan Tambahan, berisi work
order tambahan diluar skope
overhaul.
 Ringkasan hasil inspeksi, berisi
informasi kondisi sebelumnya dan
langkah penyelesaianya setiap
peralatan dalam skope overhaul serta
hasil akhir penyelesaiannya untuk
semua bidang yaitu mekanik, listrik dan
kontrol instrumen serta sipil.
 Schedulerencana danrealisasi overhaul
setiap bidang dan secara keseluruhan.
 Schedulerencana.
 Schedulerencana danrealisasi.
 Kurva S rencana danrealisasi.

171
 Realisasi biaya overhaul, meliputi biaya
material, biaya sparepart dan biasa
jasa.
 Lampiran
 Surat program kehandalan unit
(PKU).
 Working permit &safety permit.
 Tim overhaul.
 Daftar nama personil.
 Data performance test.
 List ketidaksesuaian peralatan.
 Kendala-kendala hasil review OH.
 Foto hasil inspeksi.
 Check listisolasi.
 Check liststart up.
 Hasil pengukuran/kalibrasi
 Berita acara penyelesaian pekerjaan.
 Kepuasan pelanggan.
 Presentasi overhaul.
 Catatan pasca overhaul.

172
 Catatan rencana tindak lanjut (catatan
internal).
 Biaya yang dikeluarkan.

Contoh tampilan web MO tedapat pada


lampiran 3.1.

3.3 Web Manajemen Tool

3.4 Intelligent Expert Web Application Pengelolaan


Overhaul
Dengan meningkatnya tuntutan bisnis
pemeliharaan pembangkitan, perlu dilakukan
continous improvement aplikasi web Manajemen
Outage untuk mendapatkan Management
Information System pelaksanaan overhaul yang
efisien dan produktif. Pengembangan lebih lanjut
aplikasi web Manajemen Outage yang dilakukan
adalah mengotomatisasi kegiatan perencanaan,

173
pelaksanaan, dan pelaporan overhaul, dimana
sistem aplikasi web tersebut dapat melakukan
KONFIGURASI dan KALKULASI secara OTOMATIS,
jauh berbeda dengan fungsi web MO saat ini yang
lebih menitik beratkan pada penyimpanan
dokumen/ pengarsipan perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporan overhaul dan tidak terotomasi, dan
masih sangat bergantung kepada user untuk
melakuka Konsep otomatisasi ini lebih dikenal
sebagai Intelligent Expert Web Application yang
mengacu pada Web Intelligence.
Web Intelligence (WI) sendiri merupakan sebuah
studi kecanggihan teknologi web dan
pengembangan sistem informasi berbasiswebyang
cerdas, dimana WI mengupas peran dan
implementasi dari Artificial Intelligence (AI) dan
kecanggihan Information Technology (IT) pada web
dan internet.
Ide pengembangan aplikasi ini menggabungkan
konsep ERP dan DSS. ERP yang merupakan

174
kependekan dari Enterprise Resource Planning
adalah integrasi dari praktek manajemen bisnis
dengan teknologi modern, IT terintegrasi dengan
coreproses bisnis dari unit bisnis untuk
merangkumkan dan menyelesaikan tujuan bisnis
secara spesifik.Pada prinsipnya, ERP adalah sebuah
gabungan dari 3 buah komponen penting,
yaitupraktek manajemen bisnis, IT (Information
Technology) dan Tujuan dari bisnis yang spesifik.
Sederhananya, ERP adalah sebuah arsitektur
software yang membantu alur dan pendistribusian
informasi terhadap seluruh bisnis unit. ERP
memberikan para eksekutif sebuah overview yang
komprehensif yang akan mempengaruhi keputusan
bisnis secara produktif.
Pada core ERP terdapat sebuah “gudang” data
terpusat dan terkelola yang meminta dan memasok
informasi atau data untuk suatu aplikasi operasional
dalam platform universal komputer yang
terintegrasi satu sama lain. Instalasi sistem ERP

175
memiliki banyak keuntungan, baik langsung maupun
tidak langsung. Keuntungan langsung termasuk
peningkatan efisiensi, integrasi informasi untuk
pengambilan keputusan yang lebih baik, waktu
respon yang lebih cepat terhadap permintaan
pelanggan, dll. Manfaat tidak langsung termasuk
image perusahaan yang lebih baik, itikad baik dan
kepuasan pelanggan yang meningkat, dsb.
Dengan pengembangan web ManajemenOutage
menjadi suatu Intelligent Expert Web Application,
maka akan memberikan beberapa manfaat sebagai
berikut:
 Integrasi pengelolaan overhaul (resource
planning, scheduling, supply chain, outage
execution, reporting, dll).
 Fleksibilitas.
 Peningkatan efisiensi.
 Analisis dan kemampuan pengelolaan overhaul
yang lebih baik.
 Penggunaan teknologi terbaru.

176
 Menyajikan informasi terkait overhaulon
progress secara real time dan terintegrasi
sehingga mengurangi delay inspection time
yang disebabkan oleh delay information time
dan delay decision time.
 Integrasi informasi untuk pengambilan
keputusan yang lebih baik.
 Informasi yang disajikan lebih akurat.
 Waktu respon yang lebih cepat terkait
pelaksanaan overhaul (permintaan pelanggan,
temuan kerusakan, hasil pemeriksaan
peralatan, kebutuhan resource, reschedule,
dll).

Pengembangan Intelligent Expert Web Application


pengelolaan overhaul ini adalah dengan
mengembangkan 9 (sembilan) modul utama yaitu:

a. Modul Project Template.


b. Modul Create Project.
c. Modul Project Material.

177
d. Modul Project Manpower.
e. Modul Project Tool.
f. Modul Project Control.
g. Modul Close Project.
h. Modul Project Costing.
i. Modul Project Quality Control& Assurance.

Modul Project Template terdiri atas 2 (dua) modul


utama, yaitu :
1. Modul Engineering Analysis.
Modul ini memuat proses engineering
analysis termasuk fasilitas dalam
mengumpulkan dan mengklasifikasikan data
berdasarkan unit, sistem, sub-sistem,
equipment dan part. Selain itu, modul ini
juga mendokumentasikan hasil-hasil proses
engineeringanalysis untuk kemudian
menghasilkan rekomendasi teknis pre dan
post-project.

2. Modul EngineeringDatabase

178
Modul ini terdiri dari 2 (dua) sub modul,
yaitu:

a. ProjectDatabaseTemplate, berisi:
 Scope.
 WBS activities.
 Part.
 Material.
 Tools.
b. EquipmentSpecification
 2D/3D Drawings.
 Wiring/Schematic Diagram.
 Operations/Maintenance
Parameters.
 Acceptance Criteria.

Detail pengembangan yang dilakukanpada sub


modul EngineeringDatabase di atas adalah sebagai
berikut:

179
 Modul Master Data Basic ResourcesProject
Template.
 Modul Scope Management Template.
 Modul WBS Management Template.
 Modul Scheduling & Gantt Chart (Daily view &
Hourly view) Template.
 Modul Resources Requirement Template:
parts, materials, tools, manpower.
 Modul ResourcesRequirement Bar Chart
Template.

Berikut ilustrasi terkait pengembangan


IntelligentExpert Web Application paengelolaan
overhaul.

180
Graphical User
Interface

Application Server

Outage Management &


Tools Management
Database Layer
Database
Database Database
Scope & WBS
Manpower Material
Template

Database
Database Database
Project Field
Part Quality Planning
Layout

Database
Scope & WBS Database
Realization Tools
/Update

Gambar 3.1Arsitektur databaseIntelligentExpert


Web Application paengelolaan overhaul

Application

Outage
Tools Mgt
Management
Scope Mgt Monitoring & Tracking
Scheduling Work Schedule Reporting
Manpower Manpower Schedule
Loading & Assignment
Tools Schedule
Monitoring & Tracking
(Input for update) Material Schedule
Controlling Part Schedule
Costing QC Schedule
Reporting Safety Schedule

181
Gambar3.2 Arsitektur pengembangan modul
IntelligentExpert Web Application paengelolaan
overhaul

182
Contoh ilustrasi :QC Justification pada IntelligentExpert Web Application paengelolaan
overhaul

183
SERTIFIKAT UJI : RADIAL POSITION OF ROTOR

Justification
Rework
Add Repair Work
Add Replace Work
Proceed

DONE
TOP LEFT RIGHT
Left Middle Right Left Middle Right Left Middle Right
A Actual 2.93 3.16 3.27 1.35 2.25 2.15 2.39 2.40 2.43
A Prescribed

184
Contoh ilustrasi :Coordinator Status Update pada IntelligentExpert Web Application
paengelolaan overhaul
Andy Wahyu, Mechanical Coordinator

-- Pilih ID --

-- Prosentase Pekerjaan --

-- Result of Measurement / Test--

-- Finding--

DONE

Andy Wahyu, Mechanical Coordinator

80
N/A
185
Baut, 2 pcs, ulir rusak
Contoh ilustrasi :Progress Real Time Update pada IntelligentExpert Web Application
paengelolaan overhaul setelah coordinator status update pada gambar di atas
INTEGRATE DAILY SCHEDULING
INSPECTION C- Inspection BIDANG Mesin

SITE Muara Tawar DATE 12 April 2010

UNIT GT 1.3 SHIFT Day Shift

Gas Turbine - GT Enclosure; Air Inlet System - Air Intake Silencer; Air Inlet System - Air Intake Manifold;
NAMA PERALATAN
Intermediate Shaft; Compressor; Exhaust System

PROGRESS
SPECIAL TOOL / TOOL MATERIAL

TARGET
STATUS

SAFETY
TECH. TC.

QC
ID TIME ACTIVITY FINDING
NAME NO.

UNIT

UNIT
QTY

QTY
TOOL NAME MAT. NAME

9 08.00- Disassembly Donny Wrench 19mm 1 Ea Masker 5 Ea none 0 100 80 Baut 2


18.00 beam, Subur, Wrench 24mm 1 Ea Glove 5 Ea pcs, ulir
borders, and Eko Wrench 27mm 1 Ea White marker 1 Ea rusak
enclosure kartiono, Wrench 30mm 1 Ea
Supardi, Wrench 32mm 1 Ea
Wrench 36mm 1 Ea
Wrench 41mm 1 Ea
Tomy, 1 Ea
Steel hammer cap. 2kg, 1 Ea
Obeng minus 12mm 1 Ea
Nylon rope cap. 1 tonx3m 1 Ea
Sackle cap. 1ton 2 Ea
Eyebolt M12 2 Ea
2 Ea

14 12.00- Dismantling Ardi Tang kombinasi 2 Ea Masker 5 Ea none 0 100 100


15.00 jacket turbine Kirno, Tang potong 2 Ea Glove 5 Ea
insulation Dedi Kunci shock 10mm 2 Ea
iskandar, Obeng plus 6mm 2 Ea
A. sofian

15 12.00- Dismantling Andika Tang kombinasi 2 186


Ea Masker 5 Ea none 0 100 100
15.00 Jacket Firdaus, Tang potong 2 Ea Glove 5 Ea
Compressor Agus Kunci shock 10mm 2 Ea
Insulation zainuri Obeng plus 6mm 2 Ea
Dengan menerapkan beberapa strategi dalam buku
ini,waktu dan kualitasoverhaul akan tercapai sesuai
target. Sehingga perusahaan mempunyai kesempatan
berproduksi semakin banyak dan pada akhirnya
perusahaan akan bertahan dan berkembang untuk
kesejahteraan karyawan dan untuk kemakmuran rakyat
banyak.

187
Daftar Pustaka

http://www.ndt-
ed.org/EducationResources/CommunityCollege/commu
nitycollege.htm

http://aeroblog.wordpress.com/2007/01/12/non-
destrtructive-testing-ndt/

http://www.amgas.com/ldrefpage.htm

http://www.amgas.com/hydro.htm

http://www.migas-
indonesia.com/index.php?module=article&sub=article&
act=view&id=1082

multi.tva.gov/contractor/training/TVA_Foreign_Materia
l_Exclusion.pdf

PMBOK

http://esabna.com/us/en/education/knowledge/weldin
ginspection/An-Introduction-to-Welding-Inspection.cfm

188
http://toolmanagement.co.uk/

http://www.energy.siemens.com/fi/pool/hq/energy-
topics/pdfs/en/steam-turbines-power-
plants/1_Performance_Increase.pdf

Sekilas Tentang Penulis

Ir R Bambang Anggono M.MT Lahir di Magelang 27


April 1966 tujuh bersaudara dari ibuda tercinta Siti
Maryam dan Ayah tercinta Budiman dengan Moto
Hidup “Bermanfaat Untuk Orang Lain”

Riwayat Pendidikan:

1. S2 Manajemen Industri di MMT ITS


2. S1 Teknik Elektro ITS
3. SMAN 1 Malang

Riwayat Pengalaman Kerja, Organisasi dan Prestasi:

1. General Manajer PT PJB UPHB Unit Pelayanan


Pemeliharaan Wilayah Barat.

189
2. General Manajer PT PJB UPHT Unit Pelayanan
Pemeliharaan Wilayah Timur.
3. Manajer Teknik PT PJB UPHT
4. Spesialis Kontrol Instrumen
5. Supervisor Kontrol Instrumen
6. Supervisor Pengadaan
7. Supervisi di PLTU Asam Asam Kalimantan
8. Troble shooting dan Overhaul di beberapa
pembangkit di PT PJB dan beberapa pembangkit
(Rabiq Saudi Arabia, Medan, Lahendong,
Kendari, Palembang, Asam Asam Kalimantan)
9. Ketua DPU SP PJB Gresik
10. Ketua Takmir Masjid Attawa PLTU Gresik

Prestasi:

1. Karyawan Teladan Tingkat Manajemen Dasar PT


PJB.
2. Karyawan Teladan Tingkat Supervisor PT PJB
3. Prestasi Leadership:

190
a. PT PJB UPHT Pencapaian Kinerja Terbaik
Tahun 2009
b. PT PJB UPHT Percapaian Kinerja Terbaik
SM 1 Tahun 2010
c. PT PJB UPHB Percapaian Kinerja Terbaik
SM 1 Tahun 2012
d. PT PJB UPHB Sebagai Terbaik 1 Lomba
Deployment Kriteria Baldrige Tahun 2012

Senang Mendalami Ilmu:

1. Ilmu Alquran
2. Manajemen Proyek
3. Manajemen Aset
4. Manajemen Risiko
5. Rantai Pasok atau Supply Chain Management
6. RLA Remaining Life Assement Pembangkit
7. Sistem Instrumen dan Kontrol Pembagkit

Keluarga

1. 1 Istri tercinta dr Noor Azizah

191
2. 1 Anak Tercinta Anggita Putri Samara

192

Anda mungkin juga menyukai