PENDAHULUAN
1
sendiri dengan tugas mengelola delapan Unit Pembangkit, masing-masing
Suralaya, Saguling, Mrica, Priok, Perak dan Grati, Bali, Semarang, Kamojang dan
satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan.
Didirikan pada 3 Oktober 1995 sebagai anak perusahaan berdasarkan
Surat Keputusan Mentri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C212396
HT.01.01.TH.1995, PT. Pembangkitan Jawa Bali I (PT PJB I) merupakan anak
perusahaan PT. PLN (Persero) yang bergerak dalam usaha pembangkitan tenaga
listrik didirikan pada 3 oktober 1995. Nama itu kemudian berubah menjadi PT.
Indonesia Power pada tangaal 3 Oktober 2000. Perubahan nama tersebut
mengukuhkan penetapan tujuan perusahaan untuk sepenuhnya berorientasi pada
bisnis dan mengantisipasi kecenderungan pasar yang senantiasa berkembang.
Dalam kurun waktu belasan tahun, Indonesia Power telah berkembang dengan
cepat melalui kinerja usaha yang meyakinkan.
Indonesia Power mengoperasikan delapan Unit Bisnis Pembangkitan
(UBP) yang tersebar di UBH lokasi-lokasi strategis Jawa-Bali, dan Unit Bisnis
Jasa Pemeliharaan, dengan total kapasitas terpasang sebesar 8996 MW dari 133
unit pembangkit listriknya. Selanjutnya Perseroan mengembangkan sayap dengan
pendirian empat anak perusahaan, yaitu PT. Cogindo Daya Bersama (CDB) pada
tahun 1997 untuk mendukung usaha pembangkitan, outsourcing dan kajian
energi, serta PT. Artha Daya Coalindo (ADC) pada 1998 yang bergerak di bidang
manajemen dan perdagangan batubara serta bahan bakar lainnya. Sebagai
perusahaan terbesar di bidang pembangkitan tenaga listrik di Indonesia, PT.
Indonesia Power siap memasuki era pertumbuhan baru seiring prospek bisnis
yang menjanjikan dan penuh tantangan di masa depan.
1.2 PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Bali
PT. Indonesia Power UPJP Bali adalah unit bisnis pembangkitan yang
menyediakan tenaga listrik khususnya di pulau Bali. PT Indonesia Power UPJP
Bali memiliki tiga lokasi pembangkitan yaitu Unit PTGD/G Pesanggaran, Unit
PLTG Gilimanuk, dan Unit PLTGU Pemaron. PT Indonesia Power UPJP Bali dan
Unit PLTD/G Pensanggaran berkantor di Jalan I Gusti Ngurah Rai No. 535
2
Pesanggaran Denpasar, Unit PLTG Gilimanuk di Jalan Jalak Putih 1 km banjar
Arum Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana dan Unit PLTGU Pemaron di
Jalan Pemaron, Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng kira-
kira 4 km dari kota Singaraja menuju Gilimanuk.
Unit PLTD/G Pesanggaran terdiri dari 12 unit PLTDG (Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel Gas), dengan jumlah daya terpasang 205,2 MW yang
disalurkan langsung ke jaringan tegangan 150KV. Selain dari 12 unit PLTDG
juga terdapat 4 unit PLTG yang masing-masing diberi nama yaitu unit 1 Alsthom
Atlantique dengan daya terpasang 21,35 MW, PLTG unit 2 General Electric
dengan daya terpasang 20,1 MW, dan PLTG unit 3 serta PLTG unit 4 memiliki
mesin yang sama yaitu Westing House dengan daya terpasang 42 MW. PLTG
Gilimanuk dengan 1 unit memiliki daya terpasang 133,8 MW. PLTG Pemaron
dengan 2 unit memiliki jumlah daya terpasang 97,6 MW.
PLTG ALSTOM
1985 21,35
1 PESANGGARAN 01 ALTANTIQUE
PLTG GENERAL
1993 20,10
2 PESANGGARAN 02 ELECTRIC
PLTG WESTING
1994 42,00
3 PESANGGARAN 03 HOUSE
PLTG WESTING
1994 42,00
4 PESANGGARAN 04 HOUSE
125,45
TOTAL PLTG PESANGGARAN
TOTAL PLTG GILIMANUK 133,80 ABB
3
GENERAL
PLTG PEMARON 01 2004 48,8
1 ELECTRIC
GENERAL
PLTG PEMARON 02 2005 48,8
2 ELECTRIC
PLTDG
2015 17,1 WÄRTSILÄ
1 PESANGGARAN 01
PLTDG
2015 17,1 WÄRTSILÄ
2 PESANGGARAN 02
PLTDG
2015 17,1 WÄRTSILÄ
3 PESANGGARAN 03
PLTDG
2015 17,1 WÄRTSILÄ
4 PESANGGARAN 04
PLTDG
2015 17,1 WÄRTSILÄ
5 PESANGGARAN 05
PLTDG
2015 17,1 WÄRTSILÄ
6 PESANGGARAN 06
PLTDG
2015 17,1 WÄRTSILÄ
9 PESANGGARAN 09
PLTDG
2015 17,1 WÄRTSILÄ
10 PESANGGARAN 10
PLTDG
2015 17,1 WÄRTSILÄ
11 PESANGGARAN 11
PLTDG
2015 17,1 WÄRTSILÄ
12 PESANGGARAN 12
4
1.3 Tujuan, Visi, Misi dan Motto PT. Indonesia Power Unit
Pembangkitan Bali
Demi terciptanya semangat dan gairah guna memajukan perusahaan, PT.
Indonesia Power Unit Pembangkitan Bali mempunyai tujuan, visi, misi dan motto
perusahaan yaitu:
A. Tujuan Perusahaan
1. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus-menerus
dalam penggunaan sumber daya perusahaan.
2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan
dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana
penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan
lingkungan.
3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan
dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.
B. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan energi terpercaya yang tumbuh berkelanjutan.
C. Misi Perusahaan
Menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dan jasa terkait
yang bersahabat dengan lingkungan.
D. Motto Perusahaan
“Trust us for power excellence”
5
1.4 Sistem Management K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Bali Unit Pesanggaran
memproduksi tenaga listrik menggunakan PLTD dan PLTG yang bertekad
memperhatikan secara utuh, konsisten dan kontinyu terhadap semua persyaratan
stakeholder yang berkaitan dengan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
mutu dan lingkungan dalam menjalankan proses bisnis. Berdasarkan hal tersebut
pimpinan manajemen menetapkan kebijakan sebagai bukti komitmen untuk
diimplementasikan secara menyeluruh untuk menciptakan dan memelihara tempat
kerja yang aman, selamat & sehat, seefisien dan produktif. Untuk mencapai tujuan
tersebut manajemen menetapkan sasaran, sebagai berikut:
1. Mencapai Zero Accident.
2. Meningkatkan indeks kepuasan pelanggan.
3. Memenuhi syarat mutu lingkungan.
4. Menciptakan sistem keamanan terpadu terhadap aset, data/informasi,
serta kegiatan.
Untuk mencapai 4 (empat) sasaran organisasi tersebut maka pihak
manajemen dan segenap karyawan bertekad untuk melakukan kerangka kerja,
sebagai berikut:
1. Mematuhi semua peraturan dan perundang-undangan tentang K3,
lingkungan dan yang berkaitan dengan mutu, persyaratan pelanggan
serta standar nasional dan internasional yang berlaku dan berkaitan
dengan proses bisnis perusahaan
2. Menetapkan dan melaksanakan secara konsisten sistem manajemen
MLK3
3. Memenuhi kepuasan pelanggan dengan mempertahankan serta
meningkatkan faktor kesiapan keandalan unit pembangkit.
4. Mencegah pencemaran terhadap air, tanah dan udara serta perbaikan
secara berkelanjutan dalam kinerja lingkungan.
5. Mengelola limbah padat dan cair baik bahan beracun dan berbahaya
(B3) terutama buangan pelumas/minyak bekas dan limbah domestik
serta material B3.
6
6. Mengurangi pemakaian Freon untuk mencegah pencemaran udara
serta mengelola pemakaian SDA
7. Melakukan prinsip-prinsip manajemen resiko untuk mengurangi resiko
bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan dan peyakit akibat kerja
serta hal-hal lain yang mengganggu proses produksi.
8. Memberikan pembinaan/pendidikan dan pelatihan K3, mutu dan
lingkungan secara terus menerus kepada semua karyawan baik yang
organik maupun mitra kerja.
9. Mengkomunikasikan kebijakan ini kepada seluruh kontraktor/supplier
atau mitra kerja untuk mengikuti kebijakan ini, serta
mengkomunikasikan kebijakan ini kepada masarakat setempat.
10. Melaksanakan Program Coorporate Social Responsibility sehingga
masyarakat sekitar ikut membantu dan mengamankan perusahaan.
11. Manajemen dan seluruh karyawan serta mitra kerja bertanggung jawab
atas pelaksanaan K3 guna terciptanya rasa aman untuk meningkatkan
gairah kerja
12. Melakukan penyempurnaan dan peningkatan secara terus menerus
terhadap susunan organisasi pada setiap proses bisnis masing-masing
bidang.
Kebijakan ini dapat ditinjau secara berkala, sesuai dengan perubahan yang
terjadi dalam peraturan perundangan, teknologi, proses, atau lainnya untuk
disempurnakan. Adapun alat-alat pelindung diri (APD) yang terdapat di PT
Indonesia Power UP Bali:
1. Pakaian Kerja (Wearpack)
Merupakan identitas para pekerja, dimana pakaian kerja tersebut
dibedakan menurut bidang dan keahliannya masing-masing. Biru
dongker untuk bidang pemeliharaan sedangkan jingga untuk bidang
operasi.
2. Sepatu Kerja
Sepatu kerja yang digunakan telah dirancang khusus untuk keperluan
kerja sehingga dapat melindungi kaki dari bahaya kerja.
7
3. Helm Pengaman
Merupakan alat pelindung kepala yang wajib digunakan di area
pembangkit PT Indonesia Power UBP Bali.
4. Sumbat Telinga (Earplug)
Berfungsi sebagai pelindung telinga terhadap suara kebisingan dari
mesin yang berpengaruh buruk terhadap pendengaran.
5. Sabuk Pengaman
Berfungsi untuk melindungi pekerja saat bekerja pada ketinggian
sehingga pekerja merasa leluasa dan aman untuk bergerak.
6. Kacamata Pelindung
Berfungsi untuk melindungi mata pada saat melakukan pekerjaan
seperti mengelas, menggerida dan lain-lain.
7. Penutup Hidung/Masker 14
Berfungsi untuk melindungi organ pernapasan manusia dari udara
kotor.
8. Sarung Tangan
Berfungsi untuk melindungi tangan saat melakukan pekerjaan yang
dapat membahayakan tangan.
8
A. Penjelasan Bentuk
1. INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan dasar
jenis huruf Futura Book / Regular Bold menandakan font yang kuat
dan tegas.
2. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan “Tenaga
Listrik” yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
3. Titik/bulatan merah (red dot) di ujung kilatan petir merupakan simbol
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN
Pembangkitan Jawa Bali I. Titik ini merupakan simbol yang digunakan
di sebagian besar materi komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang
kecil ini, diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili.
B. Penjelasan Warna
1. Merah diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas
yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi
tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.
2. Biru diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata
POWER, maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang
dihasilkan perusahaan memiliki ciri – ciri, berteknologi tinggi, efisien,
aman ramah lingkungan.
9
lainnya, serta bawahan yang satu dengan yang lainnya. PT Indonesia Power UP.
Bali menggunakan struktur organisasi yang bersifat struktural.
Berikut ini merupakan struktur organisasi PT. Indonesia Power UP Bali
sesuai dengan SK No.145.K/010/IP/2017 tentang Organisasi Unit Bisnis
Pembangkit dan Operasi Pemeliharaan Bali dan SK No. 146.K/010/IP/2017
tentang Bagan Susunan Jabatan, Tingkat Jabatan, dan Formasi Jabatan UP Bali:
1. General Manajer UP Bali
General Manager UP Bali bertindak sebagai pimpinan tertinggi di UBP
Pesanggaran Bali yang memiliki fungsi utama mengelola dan
mengitegrasikan kegiatan pada unit yang menjadi tanggung jawabnya
meliputi perencanaan strategi dan pengelolaan kegiatan operasional unit
yang bertujuan untuk mengoptimalkan asset dan kinerja pembangkit serta
meminimalkan resiko dalam mendukung kerja korporat. General manager
UP Bali bertanggung jawab langsung kepada DIREKTUR OPERASI I
yang bertugas di kantor pusat PT. INDONESIA POWER.
2. Ahli Tata Kelola Pembangkit UP Bali
Ahli tata kelola pembangkit UP Bali memiliki fungsi utama untuk
mengoptimalkan pengelolaan pembangkit, mengupayakan penyelesaian,
permasalahan pada pengelolaan pembangkit dan melakukan pembinaan
dan pengembangan kompetensi untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pada pengelolaan pembangkit. Ahli Tata Kelola Pembangkit UP
Bali bertanggung jawab langsung kepada General Manager UP Bali.
3. Manager Operasi dan Pemeliharaan UP Bali
Manager operasi pemeliharaan UP Bali memiliki fungsi utama mengelola
kegiatan operasi dan pemeliharaan pembangkit melingkupi perencanaan
dan eksekusi operasi dan pemeliharaan pembangkit, manajemen niaga,
manajemen energy primer, manajemen K3 dan Lingkungan, dan
pengoperasian BOP dengan memastikan penerapan prinsip efisiensi
energy yang digunakan, biaya, mutu dan waktu agar efektif dan efisien
sesuai standar dan kontrak kerja yang ditetapkan. Manager Operasi dan
10
Pemeliharaan UP Bali bertanggung jawab langsung kepada General
Manager UP Bali.
4. Manager Enjiniring UP Bali
Manager Enjiniring UP Bali memiliki fungsi utama mengelola penyusunan
rencana jangka panjang unit, peningkatan reliability pembangkit, efisiensi
pembangkit, mengupayakan improvement kegiatan operasi dan
pemeliharaan pembangkit, pengelolaan kinerja unit, pemeliharaan khusus
dan investasi, knowledge management, inovasi serta pengelolaan sistem
informasi untuk mengoptimalkan kinerja unit dan pembangkit sesuai
standar dan target kerja yang diterapkan. Manager Enjiniring bertanggung
jawab langsung kepada General Manager UP Bali.
5. Manager Administrasi UP Bali
Manager Administrasi UP Bali memiliki fungsi utama mengelola kegiatan
fungsi administrasi pada unit meliputi keuangan, SDM, prokurmen,
umum, humas dan keamanan dengan mengarahkan dan mengendalikan
pada setiap proses kegiatan untuk mendukung kegiatan operasional
pembangkit. Manager Administrasi UP Bali bertanggung jawab langsung
kepada General Manager UP Bali.
6. Manager unit PLTG Gilimanuk-Pemaron UP Bali
Manager unit PLTG Gilimanuk-Pemaron UP Bali memiliki fungsi utama
mengelola eksekusi kegiatan operasi dan pemeliharaan mesin-mesin
pembangkit (kecuali pemeliharaan periodik) dan mengelola kegiatan
administrasi agar sesuai dengan standar dan kontrak kinerja yang
ditetapkan dengan mengendalikan biaya, mutu dan waktu secara efektif
dan efisiensi. Manager unit PLTG Gilimanuk-Pemaron bertanggung jawab
langsung kepada General Manager UP bali.
11
Adapun struktur organisasi PT Indonesia Power Unit Pembangkit Bali di
unit pesanggaran adalah sebagai berikut :
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Unit Bisnis Pembangkitan Dan Operasi Pemeliharaan
Bali
(Sumber : Unit Pembangkit PT. Indonesia Power 2019)
12
Gambar 1.3 Struktur Organisasi Bagian Enjiniring EP Bali
(Sumber : Unit Pembangkit PT. Indonesia Power 2019)
13
Gambar 1.4 Struktur Organisasi Bagian Operasi Dan Pemeliharaan UP Bali
(Sumber : Unit Pembangkit PT. Indonesia Power 2019)
14
1.7 Topik Kerja Praktek di PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Bali
Gambaran khusus dari kerja praktek ini adalah pengoperasian unit PLTDG
PT. Indonesian Power UP Bali Unit Pesanggaran 200MW yaitu menghitung
efisiensi thermal dari setiap unit PLTDG PT. Indonesia Power UP bali Unit
Pesanggaran yang beroperasi.
B. Tujuan Khusus
1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus
ditempuh sebagai persyaratan akademis di Jurusan Teknik Elektro
Dan Komputer Universitas Udayana.
2. Mengembangkan pengetahuan, sikap, ketrampilan,
kemampuan profesi melalui penerapan ilmu, latihan kerja, dan
pengamatan teknik yang diterapkan di PT. INDONESIA POWER
UBP BALI.
3. Mengembangkan hubungan baik antara pihak perguruan
tinggi dengan PT. INDONESIA POWER UBP BALI.
15
1.8.2 Ruang Lingkup
Pelaksanaan kerja praktek dibatasi dalam ruang lingkup untuk
menjelaskan lingkup bahasan yang akan disusun pada laporan. Adapun
lingkupannya adalah sebagai berikut.
1. Sifat Kegiatan
Kerja praktek merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa
semester VI untuk memenuhi ketentuan kurikulum S1 Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Udayana.
2. Waktu Kegiatan
Pelaksanaan kerja praktek dilakukan pada masa liburan akhir semester V
selama satu bulan dari tanggal 7 Januari 2019 sampai dengan 7 Februari
2019 di PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Bali.
3. Bidang Kegiatan
Kegiatan kerja praktek yang dilakukan penulis lebih dikonsentrasikan pada
pembelajaran dan pengenalan tentang efisiensi penggunaan bahan bakar
pada PLTDG.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Gas (PLTDG) PT. Indonesia Power
Unit Pembangkitan Bali
Pembangkit listrik tenaga gas (PLTDG) merupakan pembangkit jenis baru
yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Bali – Pesanggaran.
Unit PLTDG ini memiliki kelebihan karena dapat dioperasikan menggunakan
salah satu dari tiga jenis bahan bakar yang berbeda diantaranya HSD (High Speed
Diesel), MFO (Marine Fuel Oil) dan LNG (Liquified Natural Gas) dalam
menghasilkan daya untuk melayani beban. Saat ini PT. Indonesia Power UP Bali
Unit Pesanggaran memiliki 12 Unit PLTDG dengan total keseluruhan daya yang
mampu dibangkitkan sebesar 200 MW. Dan PLTDG ini diklaim dapat
17
menghemat pemakaian BBM sebesar 547 kiloliter per hari. Sebelumnya
pemakaian BBM yang dibutuhkan untuk usaha kelistrikan mencapai 2.190 kL/hari
dan kini hanya menghabiskan 1.642 kL/hari.
PLTDG merupakan jenis pembangkit yang cocok digunakan pada ssaat
beban puncak karena mampu menghasilkan daya dalam waktu singkat yaitu
sekitar 5 menit setelah mesin mulai dihidupkan. Pengoperasian PLTDG saat
melayani beban seluruhnya menggunakan bahan bakar LNG menimbang dari segi
ketersediaan MFO yang sejatinya digunakan sebagai back up fuel oil. Pemakaian
bahan bakar untuk setiap PLTDG yang beroperasi dilakukan monitoring untuk
mengetahui berapa total bahan bakar yang digunakan saat melayani beban dari
awal mesin dioperasikan hingga mesin dimatikan.
PLTDG Pesanggaran pada sistem pembakaran LNG memiliki tingkat
efisiensi yang tinggi, sehingga gas buang sisa pembakaran tidak mencemari
lingkungan tidak seperti pembakaran solar yang mencemari lingkungan dan
menyebabkan polusi. Sehingga diharapkan dengan bahan bakar LNG ini mampu
mengurangi pencemaran udara di Indonesia khususnya di daerah Pesanggaran –
Bali, serta bahan bakar LNG lebih ekonomis dan terjangkau daripada bahan bakar
lainnya. PLTDG unit 1-12 Pesanggaran Bali ini merupakan produk dari Wartsila
Findland Oy.
18
dimampatkan (dikompresikan) dalam suatu ruang bakar (silinder), sehingga
diperoleh udara yang memiliki suhu dan tekanan yang tinggi, bersamaan dengan
itu disemprotkan bahan bakar minyak. Bahan bakar yang disemprotkan akan
bercampur merata dengan udara, sehingga terjadilah pembakaran.
Pada sistem Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Gas (PLTDG), ada
beberapa sistem yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Sistem Udara Dan Gas Buang
Udara sangat diperlukan dalam proses pembakaran, dimana udara tersebut
diambil langsung dari udara atmosfir. Sistem udara masuk ini berfungsi
menyediakan udara bersih yang cukup untuk proses pembakaran bahan
bakar didalam silinder.
2. Sistem Starter
Selain itu PLTDG ini menggunakan sistem udara tekan yang berfungsi
untuk start awal. Sistem ini menggunakan sebuah botol angin tangki udara,
dimana udara diambil dari udara sekitar melalui sebuah kompresor. Udara
dikompresi masuk kedalam tangki / botol angin. Pada botol angin tersebut
dilengkapi valve dan manometer yang berfungsi untuk mengukur tekanan
udara di dalam tangki. Pada saat akan start awal, valve / kran dari botol
angin dibuka, sehingga udara yang bertekanan tersebut masuk pada sebuah
starting valve yang akan terhubung secara otomatis pada saat valve / kran
botol angin dibuka, lalu masuk ke ruang bakar / silinder. Sebelum masuk
ke starting valve, udara tersebut melewati sebuah reducer dan filter.
Setelah mesin beroperasi secara normal, maka kran botol angin segera
ditutup, karena suplai udara berikutnya menggunakan udara yang masuk
dari intake manifold (diambil dari sistem turbocharger).
3. Sistem Pelumasan
Agar mesin Diesel dapat beroperasi dengan baik, aman, ekonomis dan
optimal, maka harus ditunjang dengan sistem pelumasan yang baik.
Pelumasan ini berfungsi sebagai pelicin, pendingin, perapat, pembersih,
pencegah korosi danperedam kejut.Sistem pelumasan pada mesin diesel
merupakan hal yang sangat penting karena pada sistem ini terdapat bagian-
19
bagian yang bergerak translasi ataupun rotasi yang menyebabkan
terjadinya gesekan.
Adapun syarat pelumasan adalah :
a. Tertutup
b. Bertekanan
c. Dapat disirkulasikan
d. Dapat menjangkau keseluruhan bagian
e. Dapat dibersihkan
f. Dapat didinginkan
4. Sistem Air Pendingin
Pendingin berfungsi untuk menyerap panas supaya temperatur bagian-
bagian mesin tertentu tetap stabil sesuai dengan batasan-batasan yang
diijinkan. Sistem air pendingin pada PLTDG menggunakan air yang
disuplai dari Tangki, kemudian masuk ke Chemical Water Tank (setelah
mendapat perlakuan/treatment secara kimiawi), sehingga air disalurkan ke
mesin dalam keadaan bersih dan memenuhi syarat untuk digunakan pada
sistem pendinginan ini.
5. Sistem Kontrol dan Otomasi
Modul kontrol elektronik terintegrasi merupakan bagian penting bagi
mesin diesel skala besar.Modul kontrol ini dapat memantau segala aspek
pengoperasian mesin meliputi tekanan ruang bakar, suplai bahan bakar,
daya yang terbangkitkan, hingga sistem keamanan seperti alarm dan
pematian mesin secara otomatis apabila suatu variabel melewati batas-
batas aman yang telah ditentukan.
6. Sistem Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan pada sistem PLTDG UP Bali adalah bahan
bakar high speed diesel dan gas. Namun untuk menjamin faktor
kehandalan peralatan dan pemeliharaan, maka sistem penyaluran bahan
bakar high speed diesel dangas menggunakan sistem penyaluran yang
berbeda sebelum masuk ke dalam mesin. Perbedaannya yaitu pada aliran
20
high speed diesel, bahan bakar dari storagetank, terlebih dahulu melewati
fuel pump sebelum masuk ke daily tank.
21
1. Langkah Hisap
Pada saat langkah hisap, piston akan bergerak dari posisi TMA (Titik
Mati Atas) menuju ke posisi TMB (Titik Mati Bawah) dan posisi katup
hisap akan membuka, sedangkan katup buang menutup. Akibat dari
pergerakkan piston dari TMA ke TMB ini maka volume ruang silinder
akan membesar dan menyebabkan terjadinya ke vakuman pada ruang
silinder ini. Pada saat langkah hisap ini udara akan dihisap masuk ke
dalam ruang bakar akibat dari kevakuman yang terjadi pada ruang silinder.
2. Langkah Kompresi
Pada saat langkah kompresi, piston akan bergerak dari posisi TMB menuju
ke posisi TMA dan keadaan katup hisap serta katup buang dalam keadaan
menutup. Pada saat langkah kompresi ini udara yang ada dalam ruang
silinder akan ditekan (dikompresikan) oleh piston sehingga akan
menaikkan tekanan dan temperatur di dalam ruang bakar.
3. Langkah Usaha (Pembakaran)
Pada saat langkah usaha kedua katup hisap dan katup buang dalam
keadaan menutup dan pada saat ini injektor atau nozzle akan
menginjeksikan sejumlah bahan bakar ke dalam ruang bakar. Bahan bakar
bertekanan yang diinjeksikan ini akan membentuk partikel-partikal yang
kecil dan akan terbakar dengan cepat akibat temperatur di dalam ruang
bakar yang tinggi. Pada saat ini akan terjadi pembakaran dan tekanan
pembakaran ini akan mendorong piston bergerak dari posisi TMA ke
posisi TMB.
4. Langkah Buang
Pada saat langkah buang, piston akan bergerak dari posisi TMB menuju ke
posisi TMA dan keadaan katup buang akan membuka, sedangkan katup
hisap dalam keadaan menutup. Pada saat ini gas hasil pembakaran akan
ditekan keluar melewati katup buang oleh piston.
22
2.4.2 Motor Induksi
Motor induksi merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Disebut motor induksi, karena
motor ini bekerja dengan adanya arus yang terinduksi sebagai akibat dari adanya
perbedaan relative antara putaran rotor dengan medan magnet berputar yang
dihasilkan oleh arus stator.
Motor induksi digunakan untuk mengalirkan bahan bakar dari suatu
tempat ke tempat lainnya dengan memanfaatkan putaran yang dihasilkan. Pada
pengoperasian PLTDG, motor induksi digunakan pada transfer pump, pump
feeder, dan booster pump.
2.4.3 Governor
Governor adalah suatu alat yang digunakan sebagai pengendali
pengoperasian pada Satuan Pembangkit (Turbine Generator ataupun Diesel) yang
dapat diatur baik secara manual atau secara otomatis dengan prinsip kerjanya
adalah mengatur kecepatan pada putaran tetap (isochonous) dan pengatur beban
secara otomatis melalui Speed Droop, dengan mengatur jumlah uap yang masuk
pada steam chamber atau pemakaian bahan bakar fuel rack Unit Pembangkit
(primover). Fungsi utama pengaturan putaran adalah untuk menjaga kestabilan
sistem secara keseluruhan terhadap adanya variasi beban atau gangguan pada
sistem. Terdapat beberapa jenis governor yang sering digunakan seperti:
a. Governor Mekanik
b. Governor Pneumatik
c. Governor Hidrolis
d. Governor Kombinasi
2.4.4 Turbocharger
Turbocharger adalah suatu komponen pada mesin diesel yang berfungsi
untuk menyuplai udara dengan kepadatan yang melebihi kepadatan udara
atmosfer kedalam ruang silinder untuk ditekan pada langkah kompresi, sehingga
daya motor meningkat. Pemakaian turbocharger sangat efisien, dimana energi
23
yang digunakan untuk menggerakkan kompressor yang akan mengisap udara
masuk kedalam ruang bakar adalah berasal dari energi gas buang yang digunakan
untuk menggerakkan turbin.
24
Gambar 2.3 Ruang Bakar
(Sumber : Unit Pembangkit PT. Indonesia Power 2019)
2.4.6 Generator DC
Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik melalui proses induksi
elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanik dari prime mover
atau penggerak mula. Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens,
yaitu arus listrik yang diberikan pada stator akan menimbulkan momen
elektromagnetik yang bersifat melawan putaran rotor sehingga menimbulkan
EMF pada kumparan rotor.
25
Gambar 2.4 Generator DC
(Sumber : Unit Pembangkit PT. Indonesia Power 2019)
2.4.7 AVR
AVR merupakan singkatan dari Automatic Voltage Regulator, dimana
komponen ini berfungsi untuk terus menjaga keseimbangan atau stabilitas voltase
tegangan listrik dari sebuah generator set atau genset ketika berhadapan dengan
beban listrik yang kerap berubah-ubah, dikarenakan beban sangat mempengaruhi
tegangan output generator.
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan
generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter.
Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan
nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator
akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan
peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum
ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
26
2.4.8 Transformator
Dalam suatu Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG)
terdapat beberapa transformator yang digunakan. Antara lain adalah transformator
penaik tegangan, transformator ini berfungsi untuk menaikkan tegangan generator
sebelum disalurkan ke jaringan tranmisi. Transformator yang kedua adalah
transformator unit pembangkit, transformator ini merupakan transformator yang
mengambil daya langsung dari generator untuk memasok alat-alat bantu unit
pembangkit yang bersangkutan. Dan transformator yang ketiga yaitu
transformator pemakaian sendiri, transformator ini mendapat pasokan daya dari
dashboard pusat listrik, kemudian memasok daya ke dashboard pemakaian
sendiri. Dashboard pemakaian sendiri digunakan untuk memasok instalasi
penerangan, baterai, dan alat-alat bantu.
27
Gambar 2.6 Ruang Kontrol
(Sumber : Unit Pembangkit PT. Indonesia Power 2019)
28
LNG menawarkan kepadatan energi yang sebanding dengan bahan
bakar petrol dan diesel dan menghasilkan polusi yang lebih sedikit, tetapi biaya
produksi yang relatif tinggi dan kebutuhan penyimpanannya yang menggunakan
tangki cryogenic yang mahal.
2. Bahan bakar cair
a. HSD (High Speed Diesel)
HSD (High Speed Diesel), merupakan bahan bakar minyak jenis solar
yang memiliki angka performa cetane number 45, jenis bahan bakar minyak ini
umumnya digunakan untuk mesin transportasi mesin diesel yang umum dipakai
dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection pump) dan electronic injection,
jenis bahan bakar minyak ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor
transportasi dan mesin industri juga pembangkit-pembangkit listrik yang bermesin
diesel. Penggunaan HSD (High Speed Diesel) atau minyak solar pada umumnya
adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (di
atas 1,000 RPM).
b. MFO (Marine Fuel Oil)
MFO (Marine Fuel Oil) merupakan bahan bakar minyak yang banyak
digunakan untuk pembakaran langsung pada industri besar dan digunakan sebagai
bahan bakar untuk steam power station. MFO sendiri merupakan bahan bakar
minyak yang tidak termasuk dalam jenis distilate tetapi masuk ke dalam jenis
residu yang lebih kental pada suhu kamar. Teksturnya sendiri berwarna hitam
pekat dan tingkat kekentalannya lebih tinggi dibanding minyak diesel. Untuk
penggunannya, MFO harus dipanaskan terlebih dahulu agar dapat dipompa dan
diatomisasikan.
PLTDG Pesanggaran saat ini menggunakan bahan bakar utama gas yaitu
LNG karena, dibandingkan dengan bahan bakar cair (HSD/MFO) bahan bakar
LNG sendiri memiliki gas buang yang lebih bersih dan ramah lingkungan
walaupun harganya lebih mahal. Dalam hal perawatan LNG lebih efisien karena
komponennya tidak mudah kotor dibanding saat menggunakan HSD/MFO.
29
BAB III
PEMBAHASAN
∑
∑
30
dengan menggunakan total keseluruhan listrik yang dibangkitkan akan merupakan
efisiensi kasar (gross efficiency), sementara dengan mengurangkan daya
pembangkit yang digunakan tersebut akan memberikan efisiensi bersih (net
efficiency). Perbandingannya hanya terletak pada dasar pemaknaan yang
digunakan. Kedua, satu hal yang harus diperhatikan adalah, parameter apasaja
yang diambil sebagai masukan dalam persamaan untuk menghitung efisiensi
tersebut. Sebagai contoh, didalam sebuah stasiun pembakaran batubara, masukan
dapat menggunakan energy kimia yang terkandung didalam batubara tersebut
(yakni energi yang dapat dirubah menjadi panas dalam sebuah proses pembakaran
dan kemudian menjadi listrik.
31
Tabel 3.1 Data produksi kWh setara bahn bakar PLTDG bulan Desember 2018
Pemakaian Bahan Bakar Produksi kWh
Unit
HSD (Liter) LNG (MMBtu) Netto
PLTDG
16843 44576,013 5027600
Pesanggaran 1.1
PLTDG
6168 53376,523 6013000
Pesanggaran 1.2
PLTDG
5855 50300,58 5866200
Pesanggaran 1.3
PLTDG
6459 51405,28 5793500
Pesanggaran 2.4
PLTDG
6388 54266,626 6150300
Pesanggaran 2.5
PLTDG
7080 56032,45 6331600
Pesanggaran 2.6
PLTDG
9278 85389,074 9556400
Pesanggaran 3.7
PLTDG
12946 82257,734 9256800
Pesanggaran 3.8
PLTDG
8362 70748,313 7753100
Pesanggaran 3.9
PLTDG
9547 63550,409 7204300
Pesanggaran 4.10
PLTDG
11162 70973,326 8091200
Pesanggaran 4.11
PLTDG
10621 79054,427 8893400
Pesanggaran 4.12
1 kWh = 860 kcal
Nilai kalor HSD = 9060 kcal/liter
Nilai Kalor LNG = 252000 kcal
(Sumber : Unit Pembangkit PT. Indonesia Power 2019)
32
Berikut merupakan perhitungan efisiensi thermal pada PLTDG unit 1
menggunakan rumus net efficiency thermal :
∑
∑
37,97%
33
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal PLTDG Perbulan Desember 2018
Unit Efisiensi
PLTDG Pesanggaran 1.1 37,97%
PLTDG Pesanggaran 1.2 38,28%
PLTDG Pesanggaran 1.3 39,63%
PLTDG Pesanggaran 2.4 38,28%
PLTDG Pesanggaran 2.5 38,51%
PLTDG Pesanggaran 2.6 38,38%
PLTDG Pesanggaran 3.7 38,04%
PLTDG Pesanggaran 3.8 38,18%
PLTDG Pesanggaran 3.9 37,24%
PLTDG Pesanggaran 4.10 38,47%
PLTDG Pesanggaran 4.11 38,68%
PLTDG Pesanggaran 4.12 38,20%
Dari hasil perhitungan yang telah didapat, maka dapat dikatakan bahwa
semua unit PLTDG Pesanggaran memiliki nilai efisiensi termal yang terbilang
normal atau sesuai standar karena memiliki nilai efisiensi termal berada pada
rentang 30-50%.
Untuk nilai efisiensi termal terendah ada pada PLTDG unit 9 yaitu
37,24%. Rendahnya efisiensi termal dapat disebabkan oleh karakteristik dari
bahan bakar ataupun keadaan mesin yang kurang baik. Sedangkan untuk nilai
efisiensi tertinggi ada pada PLTDG unit 3 dimana nilai efisiensinya mencapai
39,63% sehingga dapat dikatakan bahwa unit 3 bekerja dengan sangat baik.
34
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan yang merupakan hasil Kerja
Praktek di PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan UP
Bali Unit Pesanggaran yaitu antara lain:
1. Pada umumnya prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Gas
(PLTDG) sama dengan prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) pada umumnya. Hanya saja pada Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel Gas (PLTDG) dapat dioperasikan menggunakan dua jenis bahan
bakar yang berbeda yaitu gas (LNG) dan cair (HSD/MFO).
2. Pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas di PT. Indonesia Power
UP Bali Unit pesanggaran menggunakan 3 jenis bahan bakar yaitu HSD
(High Speed Diesel), MFO (Marine Fuel Oil), dan LNG (Liquified
Natural Gas).
3. Efisisensi pada Unit PLTG yang di terapkan pada PT. Indonesia Power
sangat penting, karena perhitungan efisiensi disini untuk mengetahui
performa mesin serta penggunaan gas setiap mesin tersebut menghasilkan
tenaga.
4. Dalam termodinamika, efisiensi termal adalah ukuran tanpa dimensi yang
menunjukkan performa peralatan termal seperti mesin pembakaran dalam
dan sebagainya.
5. PLTDG di PT. indonesia Power UP Bali Unit Pesanggaran memiliki
efisiensi termal yang normal atau sesuai standar memiliki nilai efisiensi
termal berada pada rentang 30-50%. Besarnya Efisiensi PLTDG dalam
menghasilkan energi listrik dipengaruhi bahan bakar dan besar konsumsi
bahan bakar yang digunakan.
35
4.2 Saran
1. Sebaiknya mesin-mesin yang terdapat di PLTDG PT.Indonesia Power UP
Bali Unit Pesanggaran harus diperlihara dengan baik. Pemeliharaan mesin
harus dilakukan dengan rutin menurut jadwal yang ada agar kinerja mesin
menjadi optimal dan efisiensi mesin tersebut tetap terjaga.
2. Untuk manajemen UP. Bali, kami memberikan saran supaya dibuatkan
jadwal kegiatan kepada mahasiswa Praktek Kerja Lapang sehingga lebih
efektif dan terarah.
36
DAFTAR PUSTAKA
37