Anda di halaman 1dari 32

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik


Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan energi listrik di Indonesia PLN
mulai membangun berbagai macam pembangkit tenaga listrik di wilayah
Indonesia untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut. Salah satunya adalah
pembangunan PLN Sektor Pengendalian dan Pembangkitan (Dalkit) Keramasan
yang dibangun di Palembang, Sumatera Selatan. Pembangunan PLN Sektor Dalkit
Keramasan pada diawali dengan perencanaan pembangunan unit PLTU
Keramasan yaitu tahun 1962, dimana pada saat itu kemampuan dari PLTD Boom
Baru (dibawah pengelolaan PLN Cabang Palembang) tidak dapat lagi memenuhi
permintaan kebutuhan kebutuhan tenaga listrik. Maka dari itu, tahun 1963 dimulai
pelaksanaan tanah, penimbunanan rawa–rawa dan penyediaan tempat
pembangunan bahan baku yang didatangkan dari Yoguslavia. Tahun 1964-1968,
kegiatan pembangunan mengalami slow down, akibat tidak tersedianya dana
pembangunan. Setelah ditetapkannya proyek Pembangunan Lima Tahun
(PELITA) I Nasional (1 April 1969) tahap demi tahap, Pada 1 Januari 1975,
mantan presiden Soeharto meresmikan Trial Operation PLTU Unit 1 dan 2
Keramasan Palembang yang merupakan bagian dari unit kerja PT.
Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pengendalian dan Pembangkitan
Sumbagsel yang mengemban tugas melaksanakan penyedian dan pelayanan
tenaga listrik di Sumbagsel, khususnya di Kotamadya Palembang dengan sistem
interkoneksi 70 KV. Tetapi sistem interkoneksi tersebut belum memenuhi
kebutuhan listrik di Kotamadya Palembang sehingga pada tahun 1979 dibangun
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Unit III di Keramasan dengan kapasitas
14,5 MW. Setelah pembangunan dan uji coba operasi PLTU unit 1 dan unit 2
selesai dilaksnakan, maka dibentuk satuan organisasi dengan nama PLN Sektor
Pembangkitan Keramasan di bawah pengendalian Perum PLN Wilayah IV

5
6

Palembang, dengan wilayah kerja Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu.


Selanjutnya sejak tanggal 9 Agustus 1996, PLN Sektor Keramasan berada di
bawah PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan
dengan nama PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel Sektor Keramasan. Sejalan
dengan bertambahnya kebutuhan energi listrik di Sumbagsel, PT. Perusahaan
Listrik Negara (Persero) Sektor Keramasan mulai membangun Sektor Pembangkit
listrik lainnya di wilayah Sumbagsel. Pada tahun 2002, didirikan Pembangkit
Listrik Tenaga Gas 1 Indralaya yang saat ini dibawah manajemen PT. Indonesia
Power. Pada tahun 2005, PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sektor
Keramasan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas II Indralaya yang
langsung berada dibawah manajemen Sektor Keramasan.
Kebijakan Direksi PT. PLN (Persero) untuk memisahkan pengelola unit
pembangkit dan penyaluran dalam satuan organisasi yang berbeda, yaitu PT. PLN
(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan dan PT. PLN (Persero)
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Wilayah Sumatera, maka tanggal 27
Januari 2005, PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel Sektor Keramasan berubah
menjadi PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan
Keramasan. Sekitar tahun 2006, PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)
berencana untuk membangun pembangkit listrik yang menerapkan prinsip siklus
kombinasi Brayton dan Rankine. Tujuan penggunaan siklus kombinasi adalah
untuk memanfaatkan panas buang dari siklus Brayton yang dimanfaatkan untuk
pemanasan awal pembuatan steam sehingga konsumsi bahan bakar lebih
ekonomis.Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Indralaya diharapkan dapat
mengimbangi peningkatan kebutuhan listrik di Sumbagsel. Maka, pada tahun
2008 dilakukan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Indralaya.
Sekitar tahun 2012, PT. Perusahaan Listrik Negara Persero Keramasan
membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap. Pada tanggal 10 Februari
2014 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap diresmikan dan dioperasikan untuk
pertama kalinya. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Sektor Keramasan
diharapkan dapat mengimbangi peningkatan kebutuhan listrik di daerah
Sumbagsel.
7

Adapun pembangkit yang beroperasi pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan


Sumbagsel Sektor Dalkit Keramasan dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1. Pembangkit Listrik PT.PLN (Persero) Sektor Dalkit
Keramasan

Jumlah Kapasitas Bahan Mulai


Pembangkit Listrik
Unit Daya Bakar Beroperasi

PLTU Keramasan 2 12,5 MW Gas 1974

PLTG Wescan 11,75 1976 (unit 1);


2 Gas
Keramasan MW 1978 (unit 2)

PLTG Alshtom 21,35


1 Gas 1976
Keramasan MW

PLTGU Keramasan 2 80 MW Gas 2013

Sumber: PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan


Keramasan

2.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik

PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sektor Dalkit Keramasan berlokasi


di Jalan Abi Kusno Cokrosuyoso No.24 Kelurahan Kemang Agung, Kertapati,
Palembang. Lokasi perusahaan berada ± 6 Km dari pusat kota dan berada di
sebelah selatan Sungai Musi. Bila ditinjau dari tata letak PT. PLN (Persero)
Sektor Dalkit Keramasan berada disebelah timur Sungai Keramasan. Dilihat dari
depan unit Pembangkit Listik Tenaga Uap (PLTU) berada ± 100 M dari pos
keamanan, dimana sebelah kanan Unit PLTU berhadapan dengan 3 unit
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan berada di bagian belakang gedung
administrasi dan terdapat 2 Unit Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU) Keramasan yang berada di sebelah kanan ruang operator.
Peta Lokasi PT. PLN (Persero) Sektor Dalkit Keramasan dapat dilihat pada
gambar 1.
8

Gambar 2.1 Peta Geografis PT. PLN (Persero) Sektor Dalkit Keramasan

Gambar 2.2 Desain Perencanaan Unit PLTGU Sektor Keramasan

2.3 Produk

Produk yang dihasilkan dari PLTGU PT. PLN (Persero) Pembangkitan


Sumbagsel Sektor Pembangkitan Keramasan ini dengan 2 unit pembangkit
menghasilkan listrik 40 MW per unit, jadi total daya terpasang sebesar 2 × 40
MW = 80 MW. Masing-masing unit dengan daya sebesar 40 MW ini dihasilkan
9

dari generator turbin gas sebesar ± 27 MW dan dari generator turbin uap sebesar ±
13 MW. Namun, dari masing-masing unit ini daya sebesar 2 MW dikonsumsi
sendiri oleh PT. PLN Sektor Keramasan, jadi daya yang dipasarkan/dijual sebesar
38 MW per unit, jadi total daya yang dipasarkan dari kedua unit di PLTGU PT.
PLN (Persero) Sektor Keramasan yaitu sebesar 2 × 38 MW = 76 MW.

2.4 Sistem Pemasaran


Tegangan yang dihasilkan generator yang berasal dari pembangkitan Sektor
Keramasan menyalurkan listrik sebesar 150 KV menuju ke UPT (Unit Penyalur
Transmisi). UPT adalah gardu induk di unit – unit pembangkit yang terdiri dari
pembangkit Sektor Keramasan, pembangkit PLTU Bukit Asam, PLTU Tarahan,
PLTU Ombilin dan lain-lain. Arus dan tegangan listrik yang dihasilkan oleh
pembangkit Sektor Keramasan bagian pertama terlebih dahulu disalurkan ke kota
Palembang sebesar 70 KV dan bagian kedua aliran listrik juga di distribusikan ke
plant Sumatera seperti Banda Aceh, Medan, Jambi, Lampung sebesar 11,5 KV.
Kedua bagian ini di atur oleh UPT (Unit Penyalur Transmisi). Distributor kota
Palembang menurunkan tegangan listrik sebesar 20 KV. Setelah diturunkan ke
setiap penjulang (trafo) yang kemudian disalurkan kerumah-rumah masyarakat
sebesar 380-220 V.

SEKTOR
UPT DISTRIBUTOR MASYARAKAT
KERAMASAN

Sumber: PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumbagsel Pembangkitan Sektor


Keramasan, 2016

Gambar 2.3. Pemasaran di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Keramasan


10

2.5 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan


2.5.1 Struktur Organisasi

MANAJER SEKTOR

SENIOR SENIOR ANALYST/


SPECIALIST II/ SPECIALIST II/
SPV PELAKSANA ASSISTANT
ANALYST/ ANALYST/
PENGADAAN ASS.ANALYST ANALYST
ASS.ANALYST
MANAJEMEN KINERJA
QUALITY RESIKO

ASISTEN MANAJER
ASISTEN MANAJER
OPERASI DAN ASISTEN MANAJER
ENJINERING
PEMELIHARAAN SDM & ADM

SUPERVISOR
SUPERVISOR SPV LINGKUNGAN DAN SDM & UMUM
KESELAMATAN
ENJINIRING
KETENAGALISTRIKAN

SUPERVISOR
KEUANGAN

SUPERVISOR
LOGISTIK

MANAJER PLTG/U
KERAMASAN

SUPERVISOR
OPERASI SHIFT A

SUPERVISOR
OPERASI SHIFT B

SUPERVISOR
OPERASI SHIFT C

SUPERVISOR
OPERASI SHIFT D

SUPERVISOR
PEMELIHARAAN

SUPERVISOR
LINGKUNGAN K3 & ADM

Gambar 2.4. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Sektor Dalkit Keramasan

Salah satu tujan utama didirikannya sebuah pabrik adalah untuk


memperoleh keuntungan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut harus
11

ada sistem yang mengatur dan mengarahkan kerja dan operasional seluruh pihak
yang berkompeten dalam segala hal yang berkenaan dengan proses dan operasi
pabrik. Oleh karena itu, harus ada wadah dan tempat yang jelas bagi pihak – pihak
tersebut untuk melakukan aktifitas yang sesuai dengan kapasitas dan tingkat
intelejensinya. Wadah yang dimaksud diatas adalah sebuah organisasi atau
lembaga proses perorganisasian adalah upaya untuk menyeimbangkan kebutuhan
pabrik akan stabilitas dan perusahaan.

PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkit Keramasan telah menerapkan


standar ISO 9001 : 2008, ISO 1400 : 2004 & SMK3 yang dilengkapi dengan
perangkat kerja yang disusun dalam satu susunan organisasi line and staff, dimana
pimpinan tertinggi dipimpin oleh Manager Sektor yang membawahi Asisten
Manajer Engineering, Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan dan Asisten
Manajer SDM & Administrasi, dan langsung membawahi seluruh Manajer-
manajer Pusat Listrik yaitu Manajer PLTD/PLTG Mata Merah, Manajer PLTGU
Indralaya dan Manajer PLTGU Keramasan.

Manajer Sektor bertugas merumuskan rencana dan program kerja, membina


bawahan, mengkoordinir dan mengarahkan kegiatan di lingkungan sektor serta
mengendalikan penggunaan sumber daya manusia agar efisiensi dan efektif dalam
memproduksi tenaga kerja.

2.5.2 Tugas Pokok


2.5.2.1 Tugas Pokok Manajer Pusat Listrik
Manajer Pusat Listrik memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk :

1. Menyusun usulan RKAP pusat listrik ke kantor sektor dan rencana kerja
operasi dan pemeliharaan unit pembangkit.
2. Mengkoordinir operasi dan pemeliharaan pembangkit sesuai dengan
prosedur/manual books yang berlaku.
3. Mengelolah dan mengendalikan angggaran rutin pusat listrik dan
administrasi sesuai paguanggaran yang ditetapkan kantor sektor.
12

4. Memeriksa dan mengevaluasi laporan pengoprasian, pemeliharaan dan


administrasi sebagai bahan laporan.
5. Melaksanakan tertib admistrasi perbekalan/tata gedung.
6. Melaporkan realisasi keuangan anggaran rutin dan administrasi pusat
listrik.
7. Memantau, mengkoordinasi & mengendalikan kondisi lingkungan
pembangkit.
8. Melakukan pembinaan terhadap bawahan yang menjadi tanggung jawab
dan kewenangannya serta melaksanakan peraturan SMM, SML, SMK3 &
K2LH.

2.5.2.2 Tugas Pokok Manajer Sektor

Manager Sektor memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk :

1. Mengusulkan rencana kerja dan anggaran perusahaan dan LKAO tahunan


PLN Sektor sebagai pedoman pelaksanaan program kerja tahun berjalan.
2. Menetapkan anggaran O/M kepada Manajer Pusat Listrik.
3. Menetapkan target kinerja operasi masing-masing Manajer pusat listrik.
4. Memutuskan dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan strategis dalam
rangka pencapaian sasaran program kerja LKAO dan target kinerja unit.
5. Membina dan mengendalikan tatakelola operasi dan pemeliharaan
pembangkit, Operational Performance Improvement (OPI), pengadaan
dan pemakaian material dan jasa pekerjaan, cashflow, emolumen pegawai,
pemberdayaan pegawai dan penegakan peraturan disiplin pegawai.
6. Memotivasi pelaksanaan pengawasan melekat dalam implementasi bisnis
proses dibagian operasi, pemeliharaan, dan enjineering (serta administrasi
pusat-pusat listrik)
7. Melakukan pembinaan, pengawasan dan penyempurnaan penerapan sistem
kualitas proses bisnis, sistem keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkungan secara berkesinambungan untuk memastikan terciptanya iklim
dan kualitas kerja yang kondusif.
13

8. Menyampaikan laporan realisasi kinerja untuk pertanggungjawaban


pencapaian realisasi target kinerja dan upaya perbaikan.
9. Mengupayakan peningkatan efisiensi dan keandalan serta mendorong
terlaksananya inovasi secara berkesinambungan.
10. Mengelola kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) sesuai aturan
yang berlaku.

2.5.2.3 Tugas Pokok Asisten Manajer Engineering


Asisten Manajer Engineering memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk :
1. Mengkoordinasikan, menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
SERP (System Equipment Reliability Prioritization) dan FMEA (Failure
Mode Effect Analysis) peralatan pembangkit.
2. Mengkoordinasikan, menganalisa dan mengevaluasi RCFA (Root Cause
Failure Analysis) pembangkit.
3. Mengkoordinasikan, menganalisa dan mengevaluasi kegiatan dan
rekomendasi predictive maintenance peralatan pembangkit.
4. Melaksanakan kegiatan reverse dan rekayasa enjiniring.
5. Mengevaluasi kelayakan karya inovasi pegawai/tim kerja.
6. Melaksanakan assessment kesehatan peralatan pembangkit dan membuat
rekomendasi pemulihan/penyehatan pembangkit.
7. Mengkoordinasikan merencanakan, dna mengevaluasi kegiatan teknologi
informasi, meliputi pemeliharaan data informasi, pemeliharaan
infrastruktur, keamanan informasi dan pelayanan kebutuhan user.
8. Mengkoordinir penyusunan PRK bidang enjiniring.
9. Membina bawahan yang menjadi kewenangannya.
10. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya dari atasan sesuai dengan
kewenangan dan lingkup kerjanya.
11. Mengkoordinir pendelegasian OPI dan menyusun anggaran investasi &
operasi.
14

2.5.2.4 Tugas Pokok Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan.


Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan memiliki tanggung jawab dan
berwewenang untuk :
1. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasi dan
pemeliharaan.
2. Mengkoordinasikan dan mengendalikan biaya operasi dan pemeliharaan
dan pengadaan bahan secara efektif dan efisien sesuai anggaran yang
ditetapkan.
3. Mengawasi pekerjaan operasi dan pemeliharaan unit dan mengevaluasi
hasil kerja operasi dan pemeliharaan pembangkit.
4. Mengawasi manajemen outage.
5. Melakukan pengembangan, pembinaan serta penilaian bawahan
dibidangnya untuk meningkatkan kompetensi, kinerja dan motivasi kerja.
6. Mengelola pemeliharaan preventive, korektif, re-engineering & OH,
termasuk ketersediaan tools serta membina bawahan yang menjadi
kewenangannya.
7. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya dari atasan sesuai dengan
kewenangan dan ruang lingkupnya serta membuat berita acara transfer
energi.
2.5.2.5 Tugas Pokok Asisten Manajer Keuangan, SDM dan ADM
Asisten Manajer SDM & Administrasi memiliki tanggung jawab dan
wewenang untuk :
1. Mengkoordinasikan penyusunan dan evaluasi RKAP bidang SDM &
Administrasi untuk persiapan RKAP tahun berikutnya.
2. Mengendalikan proses kesekretariatan, sarana dan prasarana kantor serta
keamanan di lingkungan kerja untuk tercapainya tertib administrasi,
keamanan dan kenyamanan lingkungan kerja.
3. Mengawasi pelaksanaan penghitungan gaji & emolumen pegawai, data
pada program SIPEG, data disiplin pegawai dan usulan serta pelaksanaan
diklat untuk memastikan seluruh operasional kepegawaian dan DIKLAT
15

terdata dengan benar, akurat, tepat waktu sesuai dengan sistem


administrasi perusahaan.
4. Memonitor dan mengawasi kegiatan anggaran dan keuangan serta
pencatatan transaksi guna memastikan seluruh transaksi keuangan
diproses/dicatat dengan benar, akurat, tepat waktu sesuai dengan akuntansi
perusahaan.
5. Memonitor persediaan logistic untuk memenuhi kebutuhan perusahaan
serta mencapai tertib logistik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
perusahaan.
6. Memnnitor dan mengevaluasi pengiriman BBM dari pihak ketiga dan
pemakaian BBM.
7. Membuat laporan mengenai SDM, keuangan, K3 serta logistik sebagai
bahan masukan manajemen untuk mengambil keputusan lebih lanjut.
8. Melakukan pengembangan SDM melalui mutasi, pembinaan kompetensi
& karir serta penilaian bawahan di bidangnya untuk meningkatkan
kompetensi, kinerja dan motivasi kerja.
9. Mengevaluasi dan menandatangani data pembayaran biaya pemeriksaan
dan pengobatan pegawai/pensiunan, bantuan kacamata bagi
pegawai/pension sesuai ketentuan.
10. Mengevaluasi pengendalian kontrak kerja dengan pihak ketiga sesuai
permintaan dari bidang/fungsi.
11. Mengelola kehumasan untuk membangun komunikasi yang efektif dengan
pihak-pihak terkait.
12. Mengendalikan dan menjaga keamanan/keutuhan asset perusahaan untuk
kelancaran operasional perusahaan.
13. Menganalisis, mengevaluasi serta koordinasi mengenai seluruh kegiatan
yang terkait dengan pencapaian kinerja yang terkait dengan bidang
tugasnya.
14. Membina dan melaksanakan program konseling untuk pembinaan
pegawai.
16

15. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain sesuai dengan kewajiban dan


tanggung jawab pokoknya.

2.5.2.6 Tugas Pokok Supervisor K3 dan Umum


Supervisor K3 dan Umum memiliki tanggung jawab dan wewenang sebagai
berikut:

1. Melakukan perencanaan terhadap kegiatan keskretariatan dan rumah


tangga kantor, pemeliharaan kenddaraan dinas, serta pengadaan fasilitas
kantor.
2. Mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan pemeliharaanfasilitas kantor,
yang menyangkut sarana dan prasarana, serta mengambil langkah-langkah
yang dianggap perlu guna menjaga tersedianya fasilitas yang mampu
mendukung terlaksananya kegiatan kantor, baik itu perbaikan terhadap
fasilitas yang telah ada maupun pengadaan fasilitas baru untuk mengganti
sarana dan prasarana yang telah rusak.
3. Mengelola kehumasan untuk membangun komunikasi yang efektif dengan
pihak-pihak terkait.
4. Memeriksa penyusunan daftar gaji dan emolument serta pajak.
5. Pemutakhiran data SIPEG, memgawasi dan menegakkan disiplin pegawai,
memonitor pelaksanaan diklat.
6. Memonitor penyusunan usulan pembinaan kompetensi dan karir, rotasi,
mutasi, penilaian pegawai, dan struktur organisasi serta job description
agar dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perusahaan.
7. Mengatur pelaksanaan pembuat Surat Keputusan (SK)
8. Melakukan pengembangan, pembinaan serta penilaian bawahan di bidang
Kepegewaian dan Diklat untuk peningkatan kinerja.
9. Melakukan perencanaan terhadap kegiatan K3 dan Keamanan dan
mengusulkan anggaran pembiayaan kegiatan K3 dan Keamanan untuk
menciptakan keselamatan, keamanan, dan ketertiban dalam bekerja.
17

10. Mengawasi kegiatan K3 sehingga adanya keselamatan dalam bekerja dan


tidak terjadinya gangguan keamanan di wilayah kerja PLN.
11. Melaporkan hasil kerja per waktu tertentu berkaitan dengan pelaksanaan
tugas Sekretariat dan Umum, administrasi SDM, K3 dan keamanan yang
disampaikan langsung kepada Asisten Manajer SDM, Keuangan dan
Administrasi.

2.5.2.7 Tugas Pokok Supervisor Keuangan


Supervisor Keuangan memiliki tanggung jawab dan wewenang sebagai untuk:

1. Mengelola dan mengendalikan penyusunan RKAP, SKI, SKKO, dan


realisasi anggaran.
2. Mengevaluasi data biaya dan pendapatan untuk memudahkan penyusunan
anggaran serta menganalisis realisasi anggaran.
3. Melakukan verifikasi tagihan, bukti-bukti pembayaran, surat-surat
berharga serta menyetujui tagihan tersebut bila sudah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
4. Monitoring jaminan/garansi bank dan persediaan BBM, HU, PDP, AT.
5. Memonitor penyusunan laporan keuangan berkala (triwulan, semester,
tahunan) untuk diinformasikan pada pihak manajemen dan kantor induk.
6. Menjamin tersedianya likuiditas untuk operasional perusahaan.
7. Memonitor pelaksanaan pembayaran kepada pihak internal dan eksternal.
8. Membina bawahan yang menjadi kewenangannya.
9. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya dari atasan sesuai dengan
kewenangan dan lingkup kerjanya.

2.5.2.8 Tugas Pokok Supervisor Logistik


Supervisor Logistik memiliki tanggung jawab dan wewenang sebagai berukut:
1. Memonitor proses administrasi barang yang masuk agar sesuai dengan
spesifikasi serta membuat PO (Purchase Order).
18

2. Memonitor penerimaan, pemakaian, dan selisih bahan bakar, pelumas, dan


material lainnya.
3. Memonitor penerimaan dan pemakaian stock bahan bakar, pelumas, &
material.
4. Memonitor kelancaran tugas tata laksana gudang dan penerimaan bahan
bakar, pelumas, dan material lainnya.
5. Melaksanakan pemeriksaan mutu barang dan jasa agar kualitas dan
kuantitas sesuai dengan spesifikasi.
6. Menyusun laporan pertanggung jawaban penerimaan dan pengeluaran
bahan bakar, pelumas, dan material lainnya.

2.5.2.9 Tugas Pokok Engineer/ Assistant Engineer/ Junior Engineer


Pengelola Sistem
Engineer/ Assistant Engineer/ Junior Engineer Pengelola Sistem memiliki
tanggung jawab dan wewenang untuk :
1. Melaksanakan dan me-review SERP (System Equipment Reliability
Priortization), FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), dan RCFA
(Root Cause and Failure Analysis) peralatan pembangkit sampai
menghasilkan FDT (Failure Defense Task) & rekkomendasi yang
dilengkapi dengan CBA (Cost Benefit Analysis)
2. Melaksanakan mmonitoring dan evaluasi pelaksanaan FDT (Failure
Defense Task).
3. Melaksanakan penyusunan daftar chronic problem dan menyusun
rekomendasi pemulihan.
4. Mengkoordinasikan penyusunan PRK Bidang Enjiniring.
5. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya dari atasan sesuai dengan
kewenangan dan lingkup kerjanya.
19

2.5.2.10 Tugas Pokok Engineer/ Assistant Engineer/ Junior Engineer


Pemeliharaan Prediktif
Engineer/ Assistant Engineer/ Junior Engineer Pemeliharaan Prediktif
memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk :

1. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan prediktif.


2. Mereview efektivitas hasil pelaksanaan dan rekomendasi PdM.
3. Melaksanakan assessment mutu peralatan dan rekomendasi pemeliharaan
peralatan.
4. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya dari atasan sesuai dengan
kewenangan dan lingkup kerjanya.

2.5.2.11 Tugas Pokok Engineer/ Assistant Engineer/ Junior Engineer


Teknologi Informasi
Engineer/ Assistant Engineer/ Junior Engineer Teknologi Informasi memiliki
tangung jawab dan wewenang untuk:
1. Mengawasi dan melaksanakan penggunaan program CMMS dengan
memastikan program CMMS siap untuk digunakan dan karyawan yang
menggunakan program ini dapat menjalankan program sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Mengawasi pelaksanaan perawatan dan perbaikan infrastruktur teknologi
informasi.
3. Melakukan pemeliharaan data informasi dan sistem pengamanan data
informasi demi memastikan infrastruktur teknologi informasi terproteksi
dengan aman.
4. Melaksanakan pelayanan bidang IT terhadap seluruh pengguna/ user.

2.5.2.12 Tugas Pokok Engineer/ Assistant Engineer/ Junior Engineer


Lingkungan dan Ketenagalistrikan
Engineer/ Assistant Engineer/ Junior Engineer Lingkungan dan
Ketenagalistrikan memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk :
20

1. Mengevaluasi pelaksanaan keselamatan ketenagalistrikan dan pengelolan


lingkungan.
2. Menyusun laporan realisasi pencapaian target K2 dan lingkungan hidup.
3. Memantau kondisi lingkungan kerja dengan melibatkan pihak independent
dalam bentuk laporan UKL dan UPL.
4. Menyokong dan menggerakan penerapan ISO Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
5. Menyokong dan menggerakan penerapan ISO sistem Manajemen
Lingkungan (ISO 14001)
6. Menyusun laporan P2K3 bulanan.
7. Menyusun laporan CSR.

2.5.2.13 Tugas Pokok Engineer/ Assistant Engineer/ Junior Engineer


Perencanaan dan Pengendalian Operasi
Engineer/ Assistant Engineer/ Junior Engineer Perencanaan dan Pengendalian
Operasi memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk:

1. Merencanakan pengoperasian pembangkitan yang efisien dan andal.


2. Mengevaluasi pengoperasian pembangkitan sesuai prosuder (SOP) yang
telah ditetapkan.
3. Menyusun rencana anggaran biaya rutin dalam pengoperasian
pembangkitan.
4. Menganalisis unjuk kerja mesin khususnya pemakaian bahan bakar dan
pelumasan.
5. Mengevaluasi laporan konservasi peralatan mesin pembangkit.
6. Menyusun RAE (Rencana Alokasi Energi) bulanan.
7. Berkoordinasi dengan Staff Operasi Pembangkit Sewa.

2.5.2.14 Tugas Pokok Engineer/ Technician/ Assistant Engineer/ Assistant


Technician/ Junior Engineer/ Junior Technician Perancanaan
Dan Pengendalian Pemeliharaan.
21

Engineer/ Technician/ Assistant Engineer/ Assistant Technician/ Junior


Engineer/ Junior Technician Perancanaan Dan Pengendalian Pemeliharaan
memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk :
1. Merencanakan dan mengendalikan WO (Work Order) sesuai frame work
WPC (Work Planning Control) pada kegiatan pemeliharaan periodik dan
khusus.
2. Merencanakan/ menyiapkan kebutuhan material, tools, man power
(Resourse Planning) & schedulling eksekusi WO.
3. Melakukuan Review, Improvement & up date schedule/skope Predictive
Maintenance dan tidak lanjut rekomendasi Enjiniring.
4. Mengevaluasi Data Riwayat Pemeliharaan Equipment dan membuat
Statistik Riwayat Pemeliharaan (MTBF, MTTR).
5. Mengukur & Mengevaluasi secara periodik Indikator Utama
Pemeliharaan/Maintenance Mix (Jumlah WO, Man Hour, Cost)
6. Melaksanakan dan mengelola management outage serta mengevaluasi
hasil pemeliharaan rutin.

2.5.2.15 Tugas Pokok Engineer/ Assistant Engineer/ Junior Engineer


Lingkungan dan Ketenagalistrikan.
Tugas Pokok Engineer/ Assistant Engineer/ Junior Engineer Lingkungan dan
Ketenagalistrikan memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk :
1. Mengevaluasi pelaksanaan keselamatan ketenagalistrikan dan pengelolaan
lingkungan.
2. Menyusun laporan realisasi pencapaian target K2 dan lingkungan hidup.
3. Memantau kondisi lingkungan kerja dengan melibatkan pihak idependent
dalam bentuk laporan UKL dan UPL.
4. Menyokong dan Menggerakan penerapan ISO Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamtan Kerja (SMK3).
5. Menyokong dan Menggerakan penerapan ISO Sistem Manajemen
Lingkungan (ISO 14001).
22

6. Menyusun laporan P2K3 bulanan dan laporan CSR.

2.5.2.16 Tugas Pokok Asisten Manager Keuangan, SDM dan Administrasi


Asisten Manager Keuangan, SDM dan Administrasi memiliki tanggung jawab
dan wewenang untuk :

1. Mengkoordinasikan penyusunan dan evaluasi RKAP bidang SDM &


Administrasi untuk persiapan RKAP tahun berikutnya.
2. Mengendalikan proses kesekretariatan, sarana dan prasarana kantor serta
keamanan di lingkungan kerja untuk tercapainya tertib adminitrasi,
keamanan dan kenyaman lingkungan kerja.
3. Mengawasi pelaksanaan penghitungan gaji & emolumen pegawai, data
pada program SIPEG, data disiplin pegawai dan usulan serta pelaksanaan
DIKLAT untuk memastikan seluruh operasional kepegawaian dan
DIKLAT terdata dengan benar, akurat, tepat waktu sesuai dengan sistem
adminitrasi perusahaan.
4. Memonitor dan mengawasi kegiatan anggaran dan keuangan serta
pencatatan transaksi guna memastikan seluruh transaksi keuangan
diproses/dicatat dengan benar, akurat, tepat waktu sesuai dengan akuntansi
perusahaan.
5. Memonitor persediaan logistik untuk memenuhi kebutuhan perusahaan
serta mencapai tertib logistik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
perusahaan.
6. Memonitor dan mengevaluasi pengiriman BBM dari pihak ketiga dan
pemakaian BBM.
7. Membuat laporan mengenai SDM, keuangan, K3 serta logistik sebagai
bahan masukan manajemen untuk mengambil keputusan lebih lanjut.
8. Melakukan pengembangan SDM melalui mutasi, pembinaan kompetensi
& karir serta penilaian bawahan di bidangnya untuk meningkatkan
kompetensi, kinerja dan motivasi kerja.
23

9. Mengevaluasi dan menandatangani data pembayaran biaya pemeriksaan


dan pengobatan Pegawai/Pensiunan, bantuan kacamata bagi
Pegawai/Pensiun sesuai ketentuan.
10. Mengevaluasi pengendalian kontrak kerja dengan pihak ketiga sesuai
permintaan dari bidang/fungsi.
11. Mengelola kehumasan untuk membangun komunikasi yang efektif dengan
pihak-pihak terkait.
12. Mengendalikan dan menjaga keamanan/keutuhan aset perusahaan untuk
kelancaran operasional perusahaan.
13. Menganalisis, mengevaluasi serta koordinasi mengenai seluruh kegiatan
yang terkait dengan pencapaian kinerja yang terkait dengan bidang
tugasnya.
14. Membina dan melaksanakan program konseling untuk pembinaan
pegawai.
15. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain sesuai dengan kewajiban dan
tanggung jawab pokoknya.

2.5.2.17 Tugas Pokok Senior Specialist II/Analyst/Assistant Analyst


quality assurance
Senior Specialist II/Analyst/Assistant Analyst quality assurance memiliki
tanggung jawab dan wewenang untuk:
1. Membantu Manager sektor dalam melaksanakan program kerja
pengendalian dan supervisi manajemen keuangan, manajemen teknik,
mmanajemen SDM, dan manajemen terpadu sesuai program kerja
perusahaan.
2. Mengusulkan langkah perbaikan melalui yang menyangkut supervise
manajemen keuangan, manajemen teknik, dan menejemen SDM sesuai
program kerja.
3. Membuat rekomendasi menyangkut proses manajemen dan operasional
dan memberikan masukan dan saran dalam pelaksanaan mitigasi risiko.
24

2.5.2.18 Tugas Pokok Senior Specialist II/ Analyst/ Assistant Analyst


kinerja
Senior Specialist II/ Analyst/ Assistant Analyst kinerja memiliki tanggung
jawab dan wewenang untuk :

1. Menyusun roadmap kinerja, serta mengevaluasi dan melaksanakan upaya-


upaya pencapaian kinerja sebagai bahan pertimbangan pengambilan
keputusan manajemen untuk mencapai target sesuai kontrak manjemen.
2. Menilai kinerja unit secara periodik.
3. Menyusun laporan manajemen (LM) dan laporan penelitian tingkat kinerja
(LPTK) unit pembangkitan secara periodik.
4. Melaksanakan kinerja dalam proses penginputan data Quick performance
Result.
5. Menyusun langkah perbaikan dan monitoring pencapaian kinerja unit.
6. Menyusun laporan OEE (Overall Eficiency Effectivities).

2.5.2.19 Tugas Pokok Senior Specialist II/ Analyst/ Assistant Analyst


Manajemen Risiko
Senior Specialist II/ Analyst/ Assistant Analyst Manajemen Risiko memiliki
tanggung jawab dan wewenang untuk :

1. Menyusun identifikasi risikodan menganalisa dan menentukan level risiko.


2. Menjalankan program mitigasi risiko.
3. Memberikan masukan dan saran dalam melaksanakan mitigasi risiko.
25

2.6 Manajemen Perusahaan


Tabel 2.1 Sistem Jam Kerja PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan
Keramasan

Waktu Kerja

Jadwal
Lembaga
Hari Waktu

Shift 07.30 - 16.00

(Operator CCR/ Operator Lokal/ Senin - Minggu 16.00 - 23.00


Operator WTP)
23.00 - 07.30

Senin - Kamis 07.30 - 16.00


Non Shift
Istirahat 12.00 - 13.00
(Administrasi/ Karyawan OPHAR/
Karyawan Enjiniring/ Karyawan Jum'at 07.30 - 16.00

Sektor/ Pejabat kantor Sektor/ Istirahat 11.30 - 13.00


Pejabat kantor Pembangkit)
Sabtu Libur

Sumber : PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan


Keramasan, 2016

Sistem kerja yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) Sektor


Pembangkitan Keramasan Palembang adalah system kerja shift dan non shift,
adapun peraturan kerja yang berlaku di PT. PLN (Persero) Sektor Dalkit
Keramasan adalah seperti yang telah dijelaskan pada tabel 1.2 pada halaman 20.

2.7 Peraturan Kerja


26

Adapun peraturan kerja PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan


Keramasan Palembang yang diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Hak Pegawai
- Memperoleh penghasilan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
- Melaksanakan cuti apabila telah memenuhi persyaratan
- Memperoleh perawatan ketika pegawai mengalami kecelakaan dalam
menjalankan tugas dan kewajiban
- Memperoleh tunjangan cacat apabila pegawai mengalami kecelakaan yang
mengakibatkan cacat tetap
- Memperoleh pemeliharaan kesehatan beserta keluarganya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Perseroan
- Memperoleh tunjangan kematian apabila pegawai meninggal dunia dalam
menjalankan tugas dan kewajiban
- Memperoleh bantuan kematian dalam hal pegawai meninggal dunia
- Memperoleh manfaat pension dalam hal pegawai telah memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan
- Memperoleh hak – hak kepegawaian lainnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku

2. Kewajiban Pegawai
- Memberikan keterangan yang sebenarnya mengenai data pribadi, keluarga
maupun mengenai pekerjaan pada perusahaan.
- Melaksanakan semua tugas atau perintah dan pekerjaan yang diberikan
oleh perusahaan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh rasa tanggung
jawab.
- Menyimpan semua keterangan yang dianggap sebagai rahasia perusahaan
yang didapat karena jabatannya maupun di dalam pergaulannya di
lingkungan perusahaan.
- Setia kepada perusahaan dan menjaga citra serta membela kepentingan
perusahaan
27

- Selalu mejaga kesopanan dan kesusilaan serta norma-norma pergaulan


yang berlaku di masyarakat
- Menjaga dan memelihara barang – barang milik perusahaan yang
dipercayakan kepadanya atau yang digunakan dalam pelaksanaan tugas
- Disiplin pada jam kerja yang telah ditetapkan
- Mentaati dan melaksanakan setiap ketentuan / peraturan yang berlaku di
lingkungan perusahaan
- Selalu berusaha meningkatkan pelayanan kepada pelanggan

3. Larangan Pegawai
- Melakukan hal – hal yang tidak patut dilakukan pegawai yang bermatabat
- Menyalahgunakan wewenang jabatan
- Melakukan perbuatan yang dapat merugikan perusahaan
- Melalaikan tugas kedinasan
- Bekerja untuk Negara asing, bidang usaha lain atau instansi di luar
perusahaan tanpa izin tertulis dari perusahaan

2.8 Fasilitas Karyawan


Karyawan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan Palembang
diberikan fasilitas sebagai berikut :

1. Perumahan
Perumahan karyawan yang terletak ± 500 M dari perusahaan khusus untuk
PLTU Sektor Keramasan Palembang.
2. Pelayanan Kesehatan.
Karyawan dan keluarga PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan
Keramasan diberikan fasilitas penggantian biaya pengobatan pada dokter
praktek yang ditunjuk oleh perusahaan.
3. Pendidikan
28

Dilakukan pelatihan dan Diklat bagi pegawai perusahaan dengan


melakukan kerja sama dengan pihak yang terkait.
4. Transportasi
Transportasi yang diberikan adalah saran antar jemput karyawan yang
bertugas di Pusat Listrik Indralaya dan Merah Mata.
5. Olahraga
Fasilitas yang ada dibidang olah raga adalah lapangan voli, tenis lapangan,
bulu tangkis dan pada setiap hari Jum’at diadakan kegiatan senam.

2.9 Tanggung jawab sosial perusahaan


2.9.1. Program Tanggung Jawab Perusahaan
Kegiatan ini menyangkut pengembangan kesepahaman melalui
komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait. Beberapa kegiatan
yang dilakukan PLN antara lain: melaksanakan sosialisasi instalasi listrik,
contohnya melalui penerangan kepada pelajar SMA di Jawa Barat tentang
SUTT/SUTET, dan melaksanakan sosialisasi bahaya layang-layang di daerah
Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur.
1. Community Services
Program bantuan dalam kegiatan ini berkaitan dengan pelayanan
masyarakat atau kepentingan umum. Kegiatan yang dilakukan selama
tahun 2011, antara lain memberikan :
 Bantuan bencana alam.
 Bantuan peningkatan kesehatan di sekitar instalasi PLN, antara lain di
Kelurahan Asemrowo, Surabaya yang berada di sekitar SUTT 150kV
Sawahan-Waru.
 Bantuan sarana umum pemasangan turap untuk warga pedesaan di
Kecamatan Rumpin – Kabupaten Bogor, Jawa Barat serta bantuan
pengaspalan jalan umum di Bogor – Buleleng, Bali.
 Bantuan perbaikan sarana ibadah.
 Operasi Katarak gratis di Aceh, Pekanbaru, Jawa Barat, dan kota
lainnya di Indoenesia
29

 Bantuan Sarana air bersih,


2. Community Empowering
Kegiatan ini terdiri dari program-program yang memberikan akses
yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya.
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
 Bantuan produksi dan pengembangan pakan ikan alternatif di sekitar
SUTET, bekerja sama dengan Fakultas Pertanian UGM.
 Bantuan alat pertanian kepada kelompok tani Ngaran Jaya Kabupaten
Kulonprogo, Jawa Tengah.
 Bantuan pengembangan budi daya pertanian pepaya organik untuk
komunitas di sekitar Gunung Merapi Yogyakarta yang bekerja sama
dengan Fakultas Pertanian UGM.
 Bantuan pengembangan pola tanam padi SRI produktivitas tinggi
 Bantuan pelatihan pengembangan budi daya tanaman organik di
sekitar instalasi PLN
 Pemberdayaan anggota PKK Asemrowo, Surabaya.
 Program budi daya jamur tiram masyarakat Desa Umbul Metro,
Lampung.
 Bantuan Pelatihan budidaya rumput lain di Kalimantan Timur
 Bantuan Pelatihan kelompok tani tambak ikan tawar Danau Sentani,
Papua
 Pelatihan manajemen UKM dan Kiat-kiat pengembangan UKM di
Papua
 Pelatihan manajemen pemasaran dan keuangan bagi pengrajin
souvenir khas Papua
 Penyuluhan pertanian untuk petani di Genyem, Papua
 Pemberian bibit coklat masyrakat dibawah ROW P3B Sumatera

2.9.2 Program Desa Mandiri Energi


Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
PLTMH di bangun di areal yang relatif terpencil, sulit diakses oleh jaringan
30

listrik secara ekonomis, namun memiliki potensi sumber air yang potensial
dan luas hutan yang memadai untuk menjamin pasokan air. Untuk memberi
manfaat penerangan sekaligus mendorong masyarakat setempat memelihara
kelestarian lingkungan, PLN membantu pembangunan PLTMH bekerja sama
dengan perguruan tinggi. Salah satu unit PLTMH hasil kerja sama ini
dibangun di Desa Pesawaran Indah, Lampung.
Beberapa unit PLTMH kerja sama PLN dengan Universitas Gadjah
Mada, juga dibangun di beberapa lokasi lain, yakni:
 Dusun Lebak Picung, menerangi 52 KK, 1 sekolah dasar dan 1
musholla.
 Desa Adat Susuan Karang Asem, Provinsi Bali dengan kapasitas 25
KW
 Dusun Kampung Sawah, kapasitas 6 KW, menerangi 40 KK
 Dusun Bojong Cisono, kapasitas 6KW, menerangi 70 KK
 Dusun Cibadak, kapasitas 6KW, menerangi 266 KK
 Dusun Cisuren, kapasitas 12KW, menerangi 120 KK
 Dusun Ciawi, kapasitas 6KW, menerangi 180 KK
 Dusun Luewi Gajah, kapasitas 6KW, menerangi 70 KK
 Dusun Parakan Darai, kapasitas 10 KW, menerangi 54 KK
 PLTMH di Sungai Code, Yogyakarta
Pembangkit listrik biogas
Pembangit biogas didirikan di daerah dengan kegiatan peternakan yang
dominan. Pembangkit ini memanfaatkan kotoran ternak, biasanya sapi,
sebagai bahan utama. Proses pembangkitan listrik dilakukan dengan
memanfaatkan gas metan dari proses fermentasi kotoran ternak. Gas metan
yang dihasilkan dapat digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik atau
dapat digunakan untuk memasak. Sisa fermentasi dpat digunanakan sebagai
pupuk. PLN telah mendukung pengembangan komunitas berbasis optimalisasi
biogas dan potensi lokal di Desa Bojong Sleman yang mandiri, bekerja sama
dengan Fakultas Teknik UGM.
Pendidikan dan penyuluhan
31

Selain kegiatan pembangunan prasarana yang berkaitan dengan energi, dalam


Program CSR Desa Mandiri Energi PLN juga menyelenggarakan berbagai
program pendidikan dan penyuluhan yang bertujuan memberi pengertian
mengenai pengaruh listrik, jaringan transmisi dan distribusi listrik terhadap
lingkungan dan kesehatan masyarakat selain pelaksanaan program bantuan
untuk meningkatkan kemandirian masyarakat.
Pelestarian alam, termasuk penghijauan Penanaman dan kegiatan
pemeliharaan pohon yang selama ini telah rutin dilakukan untuk membantu
lingkungan dalam pemulihan dampak aktivitas manusia.

2.9.3 Program Pengembangan Masyarakat


Program Kemitraan (PK)
Program Kemitraan merupakan program untuk meningkatkan kemampuan
usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana yang
berasal dari bagian laba BUMN. Pelaksanaan PK umumnya dilakukan melalui
pembinaan secara struktural oleh Perseroan langsung pada Mitra Binaan
melalui Kantor Wilayah/Distribusi, Cabang, Unit Pelayanan, Area Pelayanan
(kecuali yang berlokasi sama dengan Kantor Wilayah/Distribusi). Pelaksanaan
PK pada dasarnya dilakukan melalui beberapa tahap, sebagai berikut:
 Melakukan survei penelitian lapangan atas permohonan bantuan dari
calon Mitra Binaan. Evaluasi kelayakan dilakukan sesuai kaidah usaha
yang layak dan sehat, serta dikoordinasikan dengan instansi terkait;
 Melakukan pembinaan kemitraan berupa pendidikan dan pelatihan,
pemasaran, bantuan modal kerja, memproses jaminan kredit,
pemantauan dan evaluasi pada Mitra Binaan, pencatatan dan
pembukuan transaksi yang terkait;
 Membuat laporan secara periodik (triwulan dan tahunan).
Program Bina Lingkungan
Program bina lingkungan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan bantuan
pendidikan bagi masayarakat sekitar lokasi transmisi dan distribusi yang tidak
mampu, namun memiliki kecerdasan dan kemauan besar untuk melanjutkan
32

pendidikan. Selain itu, dilakukan melalui kegiatan pelestarian alam berupa


partisipasi program penghijauan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal
bekerja sama dengan Pemerintah dan realisasi penghijauan sekitar instalasi
PLN. Kegiatan lain yang dilakukan dalam rangka Bina Lingkungan adalah
kegiatan bantuan bencana alam (BUMN Peduli) yang terjadi di Merapi,
Mentawai, Gunung Sinabung, banjir bandang Wasior dan kegiatan sosial
lainnya.

2.10 Hubungan PT. PLN Persero dengan Pelanggan atau Konsumen


Hubungan antara PT. PLN Persero dengan pelanggan atau konsumen dapat
terjadi dengan adanya kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Pola
hubungan tersebut diatur dalam pasal 25 Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 1985
Tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik, yaitu :

Pasal 25 (Hak pelaku Usaha)

(1) Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan Pemegang Izin Usaha


Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum dalam menyediakan tenaga listrik
diberi hak untuk :

a. memeriksa instalasi ketenagalistrikan yang diperlukan oleh masyarakat, baik


sebelum maupun sesudah mendapat sambungan tenaga listrik;
b. mengambil tindakan atas pelanggaran perjanjian penyambungan listrik oleh
pemakai;
c. mengambil tindakan penertiban atas pemakaian tenaga listrik secara tidak
sah.

(2) Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan Pemegang Izin Usaha


Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum tidak bertanggung jawab atas
bahaya terhadap kesehatan, nyawa, dan barang yang timbul karena penggunaan
tenaga listrik yang tidak sesuai dengan peruntukannya atau salah dalam
pemanfaatannya.
33

(3) Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan Pemegang Izin Usaha


Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum dalam menyediakan tenaga listrik
wajib :

a. memberikan pelayanan yang baik;


b. menyediakan tenaga listrik secara terus menerus dengan mutu dan
keandalan yang baik;
c. memberikan perbaikan, apabila ada gangguan tenaga listrik;
d. bertanggung jawab atas segala kerugian atau bahaya terhadap nyawa,
kesehatan, dan barang yang timbul karena kelalaiannya.

Sedangkan hak dan kewajiban masyarakat sebagai konsumen listrik diatur dalam
pasal 26 PP 10 tahun 1989 sebagai berikut:

(1) Masyarakat di daerah usaha Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan atau


Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum berhak
mendapat tenaga listrik yang disediakan oleh Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan atau Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk
Kepentingan Umum yang bersangkutan.

(2) Masyarakat yang telah mendapat tenaga listrik mempunyai hak untuk :

a. mendapat pelayanan yang baik;


b. mendapat tenaga listrik secara terus menerus dengan mutu dan keandalan
yang baik;
c. mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan tenaga listrik.

(3) Masyarakat yang telah mendapat tenaga listrik mempunyai kewajiban :

a. melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang mungkin timbul akibat


pemanfaatan tenaga listrik;
b. menjaga dan memelihara keamanan instalasi ketenagalistrikan;
c. menggunakan tenaga listrik sesuai dengan peruntukannya.
34

(4) Masyarakat yang telah mendapat tenaga listrik bertanggungjawab karena


kesalahannya mengakibatkan kerugian bagi Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan atau Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk
Kepentingan Umum.

2.10.1 Ketentuan dan Perlindungan Konsumen

Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan


Konsumen telah diatur mengenai tanggung jawab pelaku usaha dan sanksi-sanksi
yang dapat dikenakan. Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen terdapat 3 (tiga) jenis sanksi, yakni sanksi administratif,
sanksi pidana pokok dan sanksi pidana tambahan.

Sanksi administratif ditentukan dalam Pasal 60 Undang-Undang No. 8 Tahun


1999 Tentang Perlindungan Konsumen dimana Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) diberi kewenangan untuk menjatuhkan sanksi administratif
yaitu yang berupa ganti rugi paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah). Sehingga kewenangan ada pada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
(BPSK), bukan pada pengadilan. Sanksi administrasi tersebut dapat dijatuhkan
terhadap para pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap :

a. Pasal 19 ayat (2) dan ayat (3), yaitu tentang tanggung jawab pembayaran
ganti kerugian dari pelaku usaha kepada konsumen yang dirugikan akibat
mengonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau
diperdagangkan[22].
b. Pasal 20, yaitu tentang tanggung jawab pembayaran ganti rugi atas iklan
yang menyesatkan yang diproduksi dan segala akibat yang timbul dari iklan
tersebut.
c. Pasal 25, yaitu tentang tanggung jawab pembayaran ganti rugi atas tidak
disediakannya suku cadang dan/atau jaminan atau garansi atau fasilitas
perbaikan kepada konsumen.
35

d. Pasal 26, yaitu tentang tanggung jawab pembayaran ganti rugi akibat pelaku
usaha tidak memenuhi jaminan dan/atau garansi yang disepakati dan/atau
dijanjikan.

Berdasarkan Pasal 61 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang


Perlindungan Konsumen, penuntutan pidana dapat dilakukan terhadap pelaku
usaha dan/atau pengurusnya. Sanksi pidana pokok diatur dalam Pasal 62 Undang-
Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dimana sanksi yang
dapat dijatuhkan adalah :

1. Pelanggaran terhadap :

a. Pasal 8, yaitu tentang barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi standar
yang telah ditetapkan;
b. Pasal 9 dan Pasal 10,yaitu mengenai promosi atau iklan atau informasi suatu
barang dan/atau jasa yang tidak benar;
c. Pasal 13 ayat (2), yaitu tentang penawaran obat-obatan dan hal-hal yang
berhubungan dengan kesehatan;
d. Pasal 15, yaitu tentang penawaran suatu barang dan/atau jasa dengan cara
paksaan baik secara fisik maupun psikis;
e. Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf e, yaitu mengenai iklan
yang memuat informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan atau
menyesatkan;
f. Pasal 17 ayat (2), yaitu tentang peredaran iklan yang dilarang;
g. Pasal 18, yaitu mengenai pencantuman klausula baku;

dapat dikenakan sanksi pidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
atau pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah).

2. Pelanggaran terhadap :

a. Pasal 11, yaitu mengenai penjualan dengan cara obral atau lelang yang
menyesatkan;
36

b. Pasal 12, yaitu mengenai penawaran dengan tarif khusus dimana pelaku
usaha tidak bermaksud untuk melaksanakannya;
c. Pasal 13 ayat (1), yaitu mengenai penawaran barang dan/atau jasa dengan
janji pemberian hadiah secara cuma-cuma;
d. Pasal 14, yaitu mengenai penawaran barang dan/atau jasa dengan
memberikan hadiah melalui cara undian;
e. Pasal 16, yaitu mengenai penawaran barang dan/atau jasa melalui pesanan;
f. Pasal 17 ayat (1) huruf d dan huruf f, yaitu mengenai produksi iklan yang
bertentangan dengan etika, kesusilaan, dan ketentuan hukum yang berlaku;
dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda
paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3. Pelanggaran yang mengakibatkan luka berat, sakit berat, cacat tetap, atau
kematian, maka akan diberlakukan ketentuan pidana secara umum[23].

Ketentuan Pasal 63 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan


Konsumen merumuskan adanya pidana tambahan yang dapat dijatuhkan. Sanksi
pidana tambahan tersebut antara lain berupa :

 perampasan barang tertentu;


 pengumuman keputusan hakim;
 pembayaran ganti rugi;
 perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan timbulnya
kerugian konsumen;
 kewajiban penarikan barang dari peredaran;
 pencabutan izin usaha.

Anda mungkin juga menyukai