Anda di halaman 1dari 19

PT PLN (PERSERO)

PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN


UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 DESKRIPSI PT.PLN (Persero)


2.1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik
Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan energi listrik di Indonesia
PT.PLN (Persero) mulai membangun berbagai macam pembangkit tenaga listrik
di wilayah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut. Salah satunya
adalah pembangunan PT.PLN (Persero) UPDK Keramasan yang dibangun di
Palembang, Sumatera Selatan.Pembangunan PT.PLN (Persero) UPDK Keramasan
pada diawali dengan perencanaan pembangunan unit PLTU Keramasan yaitu
tahun 1962, dimana pada saat itu kemampuan dari PLTD Boom Baru (dibawah
pengelolaan PLN Cabang Palembang) tidak dapat lagi memenuhi permintaan
kebutuhan kebutuhan tenaga listrik.Maka dari itu, tahun 1963 dimulai
pelaksanaan tanah, penimbunanan rawa–rawa dan penyediaan tempat
pembangunan bahan baku yang didatangkan dari Yoguslavia. Tahun 1964-1968,
kegiatan pembangunan mengalami slow down, akibat tidak tersedianya dana
pembangunan. Setelah ditetapkannya proyek Pembangunan Lima Tahun
(PELITA) I Nasional (1 April 1969) tahap demi tahap, Pada 1 Januari 1975,
mantan presiden Soeharto meresmikan Trial Operation PLTU Unit 1 dan 2
Keramasan Palembang yang merupakan bagian dari unit kerja PT.
Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pengendalian dan Pembangkitan
Sumbagsel yang mengemban tugas melaksanakan penyedian dan pelayanan
tenaga listrik di Sumbagsel, khususnya di Kotamadya Palembang dengan sistem
interkoneksi 70 KV. Tetapi sistem interkoneksi tersebut belum memenuhi
kebutuhan listrik di Kotamadya Palembang sehingga pada tahun 1979 dibangun
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Unit III di Keramasan dengan kapasitas
14,5 MW. Setelah pembangunan dan uji coba operasi PLTU unit 1 dan unit 2
selesai dilaksnakan, maka dibentuk satuan organisasi dengan nama PT.PLN
(Persero) UPDK Keramasan di bawah pengendalian Perum PLN Wilayah IV
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Palembang, dengan wilayah kerja Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu.


Selanjutnya sejak tanggal 9 Agustus 1996, PT.PLN (Persero) UPDK Keramasan
berada di bawah PT.PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera
Bagian Selatan dengan nama PT.PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel Sektor
Keramasan.Sejalan dengan bertambahnya kebutuhan energi listrik di Sumbagsel,
PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) UPDK Keramasan mulai membangun
Sektor Pembangkit listrik lainnya di wilayah Sumbagsel. Pada tahun 2002,
didirikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas 1 Indralaya yang saat ini dibawah
manajemen PT. Indonesia Power.Pada tahun 2005, PT. Perusahaan Listrik Negara
(Persero) UPDK Keramasan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas II
Indralaya yang langsung berada dibawah manajemen UPDK Keramasan.
Kebijakan Direksi PT. PLN (Persero) untuk memisahkan pengelola unit
pembangkit dan penyaluran dalam satuan organisasi yang berbeda, yaitu PT. PLN
(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan dan PT.PLN (Persero)
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Wilayah Sumatera, maka tanggal 27
Januari 2005, PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel Sektor Keramasan berubah
menjadi PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan
Keramasan.Sekitar tahun 2006, PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)
berencana untuk membangun pembangkit listrik yang menerapkan prinsip siklus
kombinasi Brayton dan Rankine. Tujuan penggunaan siklus kombinasi adalah
untuk memanfaatkan panas buang dari siklus Brayton yang dimanfaatkan untuk
pemanasan awal pembuatan steam sehingga konsumsi bahan bakar lebih
ekonomis. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Indralaya diharapkan dapat
mengimbangi peningkatan kebutuhan listrik di Sumbagsel. Maka, pada tahun
2008 dilakukan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Indralaya.
Sekitar tahun 2012, PT. Perusahaan Listrik Negara Persero Keramasan
membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap. Pada tanggal 10 Februari
2014 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap diresmikan dan dioperasikan untuk
pertama kalinya. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Sektor Keramasan
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

diharapkan dapat mengimbangi peningkatan kebutuhan listrik di daerah


Sumbagsel.
Adapun pembangkit yang beroperasi pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Sumbagsel UPDK Keramasan dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Pembangkit Listrik PT.PLN (Persero) UPDK Keramasan

Jumlah Kapasitas Bahan Mulai


Pembangkit Listrik
Unit Daya Bakar Beroperasi

PLTU Keramasan 2 12,5 MW Gas 1974

PLTG Wescan 11,75 1976 (unit 1);


2 Gas
Keramasan MW 1978 (unit 2)

PLTG Alshtom 21,35


1 Gas 1976
Keramasan MW

PLTGU Keramasan 2 80 MW Gas 2013

(Sumber: PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan


Keramasan)

2.1.2 Visi, Misi, Motto, dan Tujuan PT.PLN


2.1.2.1 VISI
Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan #1 Pilihan
Pelanggan untuk Solusi Energi.
2.1.2.2 MISI
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait ,berorientasi
pada kepuasan pelanggan , anggota perusahaan dan pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk menigkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

2.1.2.3 MOTO
“ LISTRIK UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK “
2.1.2.4 Tujuan
Untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi
kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memumpuk
keuntungan dan melaksanakan penugasan pemerintah di bidang ketenagalistrikan
dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip – prinsip
perseroan terbatas pada pasal 3 anggran dasar PT.PLN.
2.1.3 Nilai perusahaan PT.PLN (Persero) UPDK Keramasan
a. SalingPercaya.
b. Intergritas.
c. Peduli.
d. Pembelajaran.

2.1.4 Makna Bentuk dan Warna Logo


Logo PT.PLN (Persero) adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Logo PT PLN (Persero)


(Sumber:https://text-id.123dok.com/document/8yd4nm1yp-visi-misi-motto-nilai
nilai-perusahaan-dan-makna-logo.html)
2.1.4.1 Bentuk Lambang
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Bentuk warna, dan makna lambang perusahaan resmi yang digunakan


adalah sesuai yang tercantum pada lampiran surat keputusan direksi perusahaan
umum listrik No : 031/ DIR/ 76 Tanggal : 1 juni 1976, mengenai pembakuan
lambang perusahaan umum listrik negara.
2.1.4.2 Element – Element Dasar Lambang

Gambar 2.2 Element warna dasar


(Sumber:https://text-id.123dok.com/document/8yd4nm1yp-visi-misi-motto-nilai
nilai-perusahaan-dan-makna-logo.html)
2.1.4.3 Bidang Persegi Panjang Vertikal
Menjadi bidang dasar bagi elemen – elemen lambang lainnya,
melambungkan bahwa PT.PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang
terorganisasi dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan
pencerahan seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan
pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat
yang menyala nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
2.1.4.4 Petir atau Kilat
Melambangkan Tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagi
produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain ini petir pun
mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT.PLN (Persero) dalam
memberikan solusi terbaik bagi para pelangarannya. Warnanya yang merah
melambangkan kedewasaan PLN sebagi perusahaan listrik pertama di indonesia
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

dan kedinamisan gerak laju perusahan beserta tiap insan perusahaan serta
keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman.

Gambar 2.3 Lambang Petir


(Sumber:https://text-id.123dok.com/document/8yd4nm1yp-visi-misi-motto-nilai
nilai-perusahaan-dan-makna-logo.html)
2.1.4.5 Tiga Gelombang
Memiliki arti rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi
yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT.PLN (Persero) guna
memberikan layanan terbaik bagi pelanggarannya diberi warna biru untuk
menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik tetap
diperlukan dalam kehidupan manusia. Disamping itu biru juga melambangkan
keandalan yang dimiliki insan – insan perusahaan dalam memberikan layanan
terbaik bagi para pelanggarannya.

Gambar 2.4 Tiga Gelombang

(Sumber:https://text-id.123dok.com/document/8yd4nm1yp-visi-misi-motto-nilai
nilai-perusahaan-dan-makna-logo.html)
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

2.1 Lokasi dan Tata Letak Pabrik


PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) UPDK Keramasan berlokasi di
Jalan Abi Kusno Cokrosuyoso No.24 Kelurahan Kemang Agung, Kertapati,
Palembang. Lokasi perusahaan berada ± 6 Km dari pusat kota dan berada di
sebelah selatan Sungai Musi. Bila ditinjau dari tata letak PT. PLN (Persero)
UPDK Keramasan berada disebelah timur Sungai Keramasan. Dilihat dari depan
unit Pembangkit Listik Tenaga Uap (PLTU) berada ± 100 M dari pos keamanan,
dimana sebelah kanan Unit PLTU berhadapan dengan 3 unit Pembangkit Listrik
Tenaga Gas (PLTG) dan berada di bagian belakang gedung administrasi dan
terdapat 2 Unit Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap(PLTGU) Keramasan
yang berada di sebelah kanan ruang operator.
Peta Lokasi PT. PLN (Persero) Sektor Dalkit Keramasan dapat dilihat pada
gambar 1.

Gambar 2.5 Peta Geografis PT. PLN (Persero) Sektor Dalkit Keramasan
(Sumber: PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan
Keramasan)
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 2.6 Desain Perencanaan Unit PLTGU Sektor Keramasan


(Sumber: PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan
Keramasan)

2.3 Produk

Produk yang dihasilkan dari PLTGU PT. PLN (Persero) Pembangkitan


Sumbagsel Sektor Pembangkitan Keramasan ini dengan 2 unit pembangkit
menghasilkan listrik 40 MW per unit, jadi total daya terpasang sebesar 2 × 40
MW = 80 MW. Masing-masing unit dengan daya sebesar 40 MW ini dihasilkan
dari generator turbin gas sebesar ± 27 MW dan dari generator turbin uap sebesar ±
13 MW. Namun, dari masing-masing unit ini daya sebesar 2 MW dikonsumsi
sendiri oleh PT. PLN Sektor Keramasan, jadi daya yang dipasarkan/dijual sebesar
38 MW per unit, jadi total daya yang dipasarkan dari kedua unit di PLTGU PT.
PLN (Persero) Sektor Keramasan yaitu sebesar 2 × 38 MW = 76 MW.
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

2.4 Sistem Pemasaran


Tegangan yang dihasilkan generator yang berasal dari pembangkitan Sektor
Keramasan menyalurkan listrik sebesar 150 KV menuju ke UPT (Unit Penyalur
Transmisi). UPT adalah gardu induk di unit – unit pembangkit yang terdiri dari
pembangkit Sektor Keramasan, pembangkit PLTU Bukit Asam, PLTU Tarahan,
PLTU Ombilin dan lain-lain. Arus dan tegangan listrik yang dihasilkan oleh
pembangkit Sektor Keramasan bagian pertama terlebih dahulu disalurkan ke kota
Palembang sebesar 70 KV dan bagian kedua aliran listrik juga di distribusikan ke
plant Sumatera seperti Banda Aceh, Medan, Jambi, Lampung sebesar 11,5 KV.
Kedua bagian ini di atur oleh UPT (Unit Penyalur Transmisi). Distributor kota
Palembang menurunkan tegangan listrik sebesar 20 KV. Setelah diturunkan ke
setiap penjulang (trafo) yang kemudian disalurkan kerumah-rumah masyarakat
sebesar 380-220 V.

SEKTOR
KERAMASAN UPT DISTRIBUTOR MASYARAKAT

Gambar 2.7 Pemasaran di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor


Keramasan

(Sumber: PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumbagsel Pembangkitan Sektor


Keramasan, 2016)

2.5 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan


2.5.1 Struktur Organisasi
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 2.8 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Sektor Dalkit


Keramasan

(Sumber: PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan


Keramasan)
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Salah satu tujan utama didirikannya sebuah pabrik adalah untuk


memperoleh keuntungan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut harus
ada sistem yang mengatur dan mengarahkan kerja dan operasional seluruh pihak
yang berkompeten dalam segala hal yang berkenaan dengan proses dan operasi
pabrik. Oleh karena itu, harus ada wadah dan tempat yang jelas bagi pihak – pihak
tersebut untuk melakukan aktifitas yang sesuai dengan kapasitas dan tingkat
intelejensinya. Wadah yang dimaksud diatas adalah sebuah organisasi atau
lembaga proses perorganisasian adalah upaya untuk menyeimbangkan kebutuhan
pabrik akan stabilitas dan perusahaan.

PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkit Keramasan telah menerapkan


standar ISO 9001 : 2008, ISO 1400 : 2004 & SMK3 yang dilengkapi dengan
perangkat kerja yang disusun dalam satu susunan organisasi line and staff, dimana
pimpinan tertinggi dipimpin oleh Manager Sektor yang membawahi Asisten
Manajer Engineering, Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan dan Asisten
Manajer SDM & Administrasi, dan langsung membawahi seluruh Manajer-
manajer Pusat Listrik yaitu Manajer PLTD/PLTG Mata Merah, Manajer PLTGU
Indralaya dan Manajer PLTGU Keramasan.

Manajer Sektor bertugas merumuskan rencana dan program kerja, membina


bawahan, mengkoordinir dan mengarahkan kegiatan di lingkungan sektor serta
mengendalikan penggunaan sumber daya manusia agar efisiensi dan efektif dalam
memproduksi tenaga kerja.
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

2.6 Manajemen Perusahaan


Tabel 2.2 Sistem Jam Kerja PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan
Keramasan

Waktu Kerja
Lembaga Jadwal
Hari Waktu
Shift 07.30 - 16.00
(Operator CCR/ Operator Lokal/ Senin - Minggu 16.00 - 23.00
Operator WTP) 23.00 - 07.30

Non Shift Senin - Kamis 07.30 - 16.00


(Administrasi/ Karyawan OPHAR/ Istirahat 12.00 - 13.00
Karyawan Enjiniring/ Karyawan Jum'at 07.30 - 16.00
Sektor/ Pejabat kantor Sektor/ Istirahat 11.30 - 13.00
Pejabat kantor Pembangkit) Sabtu Libur
(Sumber : PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan
Keramasan, 2016)
Sistem kerja yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) Sektor
Pembangkitan Keramasan Palembang adalah system kerja shift dan non shift,
adapun peraturan kerja yang berlaku di PT. PLN (Persero) Sektor Dalkit
Keramasan adalah seperti yang telah dijelaskan pada tabel 1.2 pada halaman 20.

2.7 Peraturan Kerja


Adapun peraturan kerja PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan
Keramasan Palembang yang diterapkan adalah sebagai berikut:
a. Hak Pegawai
- Memperoleh penghasilan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
- Melaksanakan cuti apabila telah memenuhi persyaratan
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

- Memperoleh perawatan ketika pegawai mengalami kecelakaan dalam


menjalankan tugas dan kewajiban
- Memperoleh tunjangan cacat apabila pegawai mengalami kecelakaan yang
mengakibatkan cacat tetap
- Memperoleh pemeliharaan kesehatan beserta keluarganya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Perseroan
- Memperoleh tunjangan kematian apabila pegawai meninggal dunia dalam
menjalankan tugas dan kewajiban
- Memperoleh bantuan kematian dalam hal pegawai meninggal dunia
- Memperoleh manfaat pension dalam hal pegawai telah memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan
- Memperoleh hak – hak kepegawaian lainnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku

b. Kewajiban Pegawai
- Memberikan keterangan yang sebenarnya mengenai data pribadi, keluarga
maupun mengenai pekerjaan pada perusahaan.
- Melaksanakan semua tugas atau perintah dan pekerjaan yang diberikan
oleh perusahaan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh rasa tanggung
jawab.
- Menyimpan semua keterangan yang dianggap sebagai rahasia perusahaan
yang didapat karena jabatannya maupun di dalam pergaulannya di
lingkungan perusahaan.
- Setia kepada perusahaan dan menjaga citra serta membela kepentingan
perusahaan
- Selalu mejaga kesopanan dan kesusilaan serta norma-norma pergaulan
yang berlaku di masyarakat
- Menjaga dan memelihara barang – barang milik perusahaan yang
dipercayakan kepadanya atau yang digunakan dalam pelaksanaan tugas
- Disiplin pada jam kerja yang telah ditetapkan
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

- Mentaati dan melaksanakan setiap ketentuan / peraturan yang berlaku di


lingkungan perusahaan
- Selalu berusaha meningkatkan pelayanan kepada pelanggan

c. Larangan Pegawai
- Melakukan hal – hal yang tidak patut dilakukan pegawai yang bermatabat
- Menyalahgunakan wewenang jabatan
- Melakukan perbuatan yang dapat merugikan perusahaan
- Melalaikan tugas kedinasan
- Bekerja untuk Negara asing, bidang usaha lain atau instansi di luar
perusahaan tanpa izin tertulis dari perusahaan

2.8 Fasilitas Karyawan


Karyawan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan Palembang
diberikan fasilitas sebagai berikut :
a. Perumahan
Perumahan karyawan yang terletak ± 500 M dari perusahaan khusus untuk
PT. PLN (Persero) UPDK Keramasan Palembang.
b. Pelayanan Kesehatan.
Karyawan dan keluarga PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan
Keramasan diberikan fasilitas penggantian biaya pengobatan pada dokter
praktek yang ditunjuk oleh perusahaan.
c. Pendidikan
Dilakukan pelatihan dan Diklat bagi pegawai perusahaan dengan
melakukan kerja sama dengan pihak yang terkait.
d. Transportasi
Transportasi yang diberikan adalah saran antar jemput karyawan yang
bertugas di Pusat Listrik Indralaya dan Merah Mata.
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

e. Olahraga
Fasilitas yang ada dibidang olah raga adalah lapangan voli, tenis lapangan,
bulu tangkis dan pada setiap hari Jum’at diadakan kegiatan senam.

2.9 Hubungan PT. PLN Persero dengan Pelanggan atau Konsumen


Hubungan antara PT. PLN Persero dengan pelanggan atau konsumen dapat
terjadi dengan adanya kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Pola
hubungan tersebut diatur dalam pasal 25 Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 1985
Tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik, yaitu :

Pasal 25 (Hak pelaku Usaha)

(1) Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan Pemegang Izin


UsahaKetenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum dalam menyediakan tenaga
listrik diberi hak untuk :

a. memeriksa instalasi ketenagalistrikan yang diperlukan oleh masyarakat,


baik sebelum maupun sesudah mendapat sambungan tenaga listrik;
b. mengambil tindakan atas pelanggaran perjanjian penyambungan listrik oleh
pemakai;
c. mengambil tindakan penertiban atas pemakaian tenaga listrik secara tidak
sah.

(2) Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan Pemegang Izin Usaha


Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum tidak bertanggung jawab atas
bahaya terhadap kesehatan, nyawa, dan barang yang timbul karena penggunaan
tenaga listrik yang tidak sesuai dengan peruntukannya atau salah dalam
pemanfaatannya.

(3) Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan Pemegang Izin Usaha


Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum dalam menyediakan tenaga listrik
wajib :
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

a. memberikan pelayanan yang baik;


b. menyediakan tenaga listrik secara terus menerus dengan mutu dan
keandalan yang baik;
c. memberikan perbaikan, apabila ada gangguan tenaga listrik;
d. bertanggung jawab atas segala kerugian atau bahaya terhadap nyawa,
kesehatan, dan barang yang timbul karena kelalaiannya.

Sedangkan hak dan kewajiban masyarakat sebagai konsumen listrik diatur dalam
pasal 26 PP 10 tahun 1989 sebagai berikut:

(1) Masyarakat di daerah usaha Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan atau


Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum berhak
mendapat tenaga listrik yang disediakan oleh Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan atau Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk
Kepentingan Umum yang bersangkutan.

(2) Masyarakat yang telah mendapat tenaga listrik mempunyai hak untuk :

a. mendapat pelayanan yang baik;


b. mendapat tenaga listrik secara terus menerus dengan mutu dan keandalan
yang baik;
c. mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan tenaga listrik.

(3) Masyarakat yang telah mendapat tenaga listrik mempunyai kewajiban :

a. melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang mungkintimbul akibat


pemanfaatan tenaga listrik;
b. menjaga dan memelihara keamanan instalasi ketenagalistrikan;
c. menggunakan tenaga listrik sesuai dengan peruntukannya.

(4) Masyarakat yang telah mendapat tenaga listrik bertanggungjawab karena


kesalahannya mengakibatkan kerugian bagi Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan atau Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk
Kepentingan Umum.
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

2.9.1 Ketentuan dan Perlindungan Konsumen

Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan


Konsumen telah diatur mengenai tanggung jawab pelaku usaha dan sanksi-sanksi
yang dapat dikenakan. Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen terdapat 3 (tiga) jenis sanksi, yakni sanksi administratif,
sanksi pidana pokok dan sanksi pidana tambahan.

Sanksi administratif ditentukan dalam Pasal 60 Undang-Undang No. 8


Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dimana Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen (BPSK) diberi kewenangan untuk menjatuhkan sanksi
administratif yaitu yang berupa ganti rugi paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah). Sehingga kewenangan ada pada Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK), bukan pada pengadilan. Sanksi administrasi tersebut dapat
dijatuhkan terhadap para pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap :

a. Pasal 19 ayat (2) dan ayat (3), yaitu tentang tanggung jawab pembayaran
ganti kerugian dari pelaku usaha kepada konsumen yang dirugikan akibat
mengonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau
diperdagangkan[22].
b. Pasal 20, yaitu tentang tanggung jawab pembayaran ganti rugi atas iklan
yang menyesatkan yang diproduksi dan segala akibat yang timbul dari iklan
tersebut.
c. Pasal 25, yaitu tentang tanggung jawab pembayaran ganti rugi atas tidak
disediakannya suku cadang dan/atau jaminan atau garansi atau fasilitas
perbaikan kepada konsumen.
d. Pasal 26, yaitu tentang tanggung jawab pembayaran ganti rugi akibat pelaku
usaha tidak memenuhi jaminan dan/atau garansi yang disepakati dan/atau
dijanjikan.

Berdasarkan Pasal 61 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang


Perlindungan Konsumen, penuntutan pidana dapat dilakukan terhadap pelaku
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

usaha dan/atau pengurusnya. Sanksi pidana pokok diatur dalam Pasal 62 Undang-
Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dimana sanksi yang
dapat dijatuhkan adalah :

1. Pelanggaran terhadap :

a. Pasal 8, yaitu tentang barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi standar
yang telah ditetapkan;
b. Pasal 9 dan Pasal 10,yaitu mengenai promosi atau iklan atau informasi suatu
barang dan/atau jasa yang tidak benar;
c. Pasal 13 ayat (2), yaitu tentang penawaran obat-obatan dan hal-hal yang
berhubungan dengan kesehatan;
d. Pasal 15, yaitu tentang penawaran suatu barang dan/atau jasa dengan cara
paksaan baik secara fisik maupun psikis;
e. Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf e, yaitu mengenai iklan
yang memuat informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan atau
menyesatkan;
f. Pasal 17 ayat (2), yaitu tentang peredaran iklan yang dilarang;
g. Pasal 18, yaitu mengenai pencantuman klausula baku;

dapat dikenakan sanksi pidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
atau pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah).

2. Pelanggaran terhadap :

a. Pasal 11, yaitu mengenai penjualan dengan cara obral atau lelang yang
menyesatkan;
b. Pasal 12, yaitu mengenai penawaran dengan tarif khusus dimana pelaku
usaha tidak bermaksud untuk melaksanakannya;
c. Pasal 13 ayat (1), yaitu mengenai penawaran barang dan/atau jasa dengan
janji pemberian hadiah secara cuma-cuma;
d. Pasal 14, yaitu mengenai penawaran barang dan/atau jasa dengan
memberikan hadiah melalui cara undian;
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

e. Pasal 16, yaitu mengenai penawaran barang dan/atau jasa melalui pesanan;
f. Pasal 17 ayat (1) huruf d dan huruf f, yaitu mengenai produksi iklan yang
bertentangan dengan etika, kesusilaan, dan ketentuan hukum yang
berlaku;dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun
atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3. Pelanggaran yang mengakibatkan luka berat, sakit berat, cacat tetap, atau
kematian

maka akan diberlakukan ketentuan pidana secara umum[23].Ketentuan Pasal 63


Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
merumuskan adanya pidana tambahan yang dapat dijatuhkan. Sanksi pidana
tambahan tersebut antara lain berupa :

 perampasan barang tertentu;


 pengumuman keputusan hakim;
 pembayaran ganti rugi;
 perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan timbulnya
kerugian konsumen;
 kewajiban penarikan barang dari peredaran;
 pencabutan izin usaha.

Anda mungkin juga menyukai