PENDAHULUAN
1
2
ketentuan kurikulum yang ada di jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma dan memenuhi
syarat Kelulusan pihak Kampus.
dalam penulisan ilmiah ini. Penulisan melakukan penelitian dengan beberapa metode
antara lain:
1. Metode Observasi
Dengan terjun langsung mengamati di lapangan baik teknis ataupun secara
non teknis di PT. PLN Nusantara Power UP Muara Karang.
2. Metode Wawancara (interview).
Dengan cara mengumpulkan data – data yang diperlukan dan berkonsultasi
ataupun tanya jawab dengan pihak – pihak yang terkait di PT. PLN
Nusantara Power UP Muara Karang.
3. Metode Studi Pustaka
Dengan cara mengumpulkan data – data yang diperlukan melalui referensi
dan berbagai macam buku dan literature yang berkaitan dengan
permasalahan yang mengacu pada standar operasional yang telah berjalan
sekarang.
Alamat Perusahaan : Jl. Pluit Karang Ayu Barat No.1, RT.12/RW.3, Pluit, Kec.
Penjaringan, Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14450
Fax : 62-21-6692806
E-mail : upmkr@plnnusantarapower.co.id
Luas Bangunan : ± 12 hektar bangunan sentral, dan 29,5 hektar untuk sarana
penunjang (gedung, perumahan operator, dan lain-lain).
berubah namanya menjadi PT. PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali II-Unit
Pembangkitan Muara Karang (PT. PJB II UP Muara Karang). Pada tahun 1991, dengan
berdasarkan SK Direksi No. 045.K/023/DIR/1998, maka dilakukan pemisahan struktur
organisasi UP (Unit Pembangkit) dan UB (Unit Bisnis). Lalu pada tahun 2000, tepatnya
pada tanggal 3 Oktober 2000 PT. PLN PJB UP II berubah nama menjadi PT. PJB (PT.
Pembangkitan Jawa Bali). Kemudian pada tanggal 3 Oktober 2022 PT. PJB (PT.
Pembangkitan Jawa Bali) resmi mengganti logo dan nama baru perusahaan menjadi
PT. PLN Nusantara Power, sehingga sekarang menjadi PT. PLN Nusantara Power Up
Muara Karang.
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. PLN Nusantara Power Up Muara Karang
di perbaiki
BAB II
LANDASAN TEORI
8
9
bertekanan tinggi untuk menggerakkan turbin. Udara diberi tekanan terlebih dahulu
oleh kompresor dan kemudian dibakar di ruang bakar untuk meningkatkan energinya.
Pembakaran dilakukan dengan bahan bakar gas (MFO atau HSDO juga dapat
digunakan, tetapi dengan efisiensi lebih rendah). Udara gas bertekanan tinggi
kemudian dialirkan melalui turbin dan menggerakkan generator yang menghasilkan
listrik. Keuntungan lain dari penggunaan PLTG adalah gas bekas kemungkinan lebih
mudah diproduksi dibandingkan uap, sehingga PLTG dapat dengan cepat beralih dari
“cold storage” ke produksi dalam hitungan menit, jauh lebih cepat dibandingkan
PLTU.
Pada tahun 1872, Dr. E. Stolze merancang sistem turbin gas dengan kompresor
aksial dua tahap yang digerakkan langsung oleh turbin reaksi dua tahap. Udara yang
keluar dari kompresor kemudian dialirkan ke heater, yaitu alat untuk menaikkan suhu
udara sebelum masuk ke turbin. Bahan bakar gas digunakan sebagai cairan pemanas,
10
yang berasal dari ruang bakar khusus. Jadi dalam kasus terakhir ini, turbin bekerja
dengan udara panas sebagai fluida kerjanya. Pengujian sistem turbin gas dilakukan
pada tahun 1900 dan 1904, namun tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Hal ini
terutama disebabkan oleh efisiensi kompresor yang sangat rendah pada saat itu.
Pada tahap awal pengembangan ide sistem turbin gas, proses pembakaran
dengan volume konstan juga dicoba. Sistem ini untuk pertama kalinya. dibuat pada
tahun 1908 di Hannover sesuai dengan konsep H. Holzworth. Namun percobaan ini
dihentikan karena menimbulkan banyak masalah pada konstruksi ruang bakar dan.
Tekanan bahan bakar gas berubah sesuai dengan besarnya beban, meskipun secara teori
efisiensi siklus yang lebih tinggi dapat diharapkan dibandingkan dengan proses
pembakaran bertekanan konstan. Pada tahun 1904, Societe des Turbomoteurs di Paris
menciptakan sistem turbin gas dengan proses pembakaran bertekanan konstan yang
cara kerjanya mirip dengan sistem turbin gas modern.
Selain itu, perkembangan sistem turbin gas tidak berjalan secepat yang
diharapkan masyarakat. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan tentang
aerotermodinamika, material dan teknologi manufaktur. Oleh karena itu, efisiensi
turbin dan kompresor sangat rendah, sehingga efisiensi keseluruhan sistem turbin gas
hanya beberapa persen.
Dapat dikatakan baru sekitar tahun 1935 sistem turbin gas berkembang pesat
dengan efisiensi keseluruhan ±15%. Upaya untuk meningkatkan konstruksi dan
efisiensi terus berlanjut, terutama menjelang akhir Perang Dunia II. Penelitian yang
dilakukan pada saat itu menyoroti kemungkinan penggunaan sistem turbin gas sebagai
mesin penggerak pesawat bertenaga gas. Pesawat gas-listrik pertama dibangun pada
awal tahun 1937 oleh Thomson Houston Co. di Inggris Raya. untuk Power Jets LTD
(Inggris) berdasarkan konsep Frank Whittle (1930).
sebagai mesin generator listrik dan mesin industri lainnya, kendaraan darat, kapal laut,
pesawat terbang, dan lain-lain. Saat itu, sistem turbin gas dirancang untuk
menghasilkan output daya kecil hingga 100.000 kW. Pada saat yang sama, gas dan
minyak berat dapat digunakan sebagai bahan bakar. Bubuk batubara juga bisa
digunakan, namun masih dalam tahap percobaan. Efisiensi kompresor dan turbin
mencapai 80-95%, dan suhu pengoperasian dapat meningkat hingga 1100 °C. efisiensi
keseluruhan dapat mencapai 25-35%.
Sistem turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya investasi yang relatif
rendah dibandingkan dengan pemasangan turbin uap dan mesin diesel di pembangkit
listrik. Selain itu, dapat dinyalakan dalam keadaan dingin hingga terisi penuh dalam
waktu yang sangat singkat (dua menit atau kurang).
2. Konsumsi energi lebih hemat dengan harga gas dunia yang masih rendah saat
ini.
3. Proses pembangunan pembangkit listrik yang lebih cepat dibanding dengan
pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
4. Kapasitas pembangkitan daya (power) yang bervariasi dari skala kecil sampai
dengan skala power yang besar.
5. Fleksibilitas yang tinggi, mudah dalam menaikkan dan menurunkan beban
sesuai dengan kebutuhan sistem.
6. Konstruksi dari pembangunan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) sederhana
dan tidak memerlukan area yang luas.
7. Sisa pembakaran atau gas buang dari PLTG dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi panas yang dapat digunakan untuk memanaskan ketel uap
(boiler).
8. Investasi pembangunan PLTG lebih murah dibandingkan dengan
pembangunan PLTU atau solar cell.
Sementara, di balik kelebihan dari PLTG ada juga beberapa kekurangan dari
pembangkit tenaga listrik jenis ini, di antaranya:
Roda turbin memiliki bilah-bilah dan fluida kerja yang mengalir melalui ruang
di antara bilah-bilah tersebut. Jika kemudian ternyata roda turbin dapat mulai berputar,
maka tentu saja ada gaya yang bekerja pada sudu-sudu tersebut. Gaya ini terjadi karena
adanya perubahan momentum fluida kerja yang mengalir di antara sudu-sudu. Oleh
15
karena itu, sudu harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat terjadi perubahan
momentum pada fluida kerja.
b. Siklus Tertutup
Di dalam siklus tertutup, fluida kerja yang dapat diganakan tidak hanya udara
sekitar dan proses pelepasan panas dilakukan dalam heat exchanger. Hal ini
sangat menguntungkan dari segi pencegahan kerusakan yang disebabkan oleh
erusi dan korosi. Dalam sistem, fluida kerja bersiklus secara continue. Semua
internal-combustion dan mesin turbojet beroperasi poda siklus terbuka.
Kebanyakan external-combustion beroperasi pada siklus tertutup. Struktur dan
susunan dari instalasi turbin gus dengan sikhus tertutup (close cycle) adalah:
Siklus Brayton ideal terdiri dari 4 proses reversibel yang bisa dilihat pada
gambar berikut ini:
Fungsi:
Untuk memvakum H2 pada generator dan sebagai perekat.
5. Heat Exchanger Plate
Combustion Chamber
Turbin Gas
Generator
Exhaust (Stack)
Selesai
23
24
Udara pertama masuk ke Intake Air Filter, disini peran Intake Air Filter adalah
untuk meyaring udara yang akan masuk ke kompresor dari partikel-partikel kotor
sehingga menghasilkan kualitas udara yang baik untuk masuk ke kompresor. Filter
masukan udara (intake air filter) dalam Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
memiliki beberapa fungsi penting yang berkontribusi pada kinerja dan keandalan
operasi PLTG fungsi utama filter masukan udara adalah menyaring debu, kotoran, dan
partikel-partikel kasar lainnya dari udara sebelum udara tersebut masuk ke dalam
kompresor. Debu dan partikel-partikel kasar ini dapat menyebabkan kerusakan pada
komponen-komponen sensitif di dalam turbin gas jika tidak disaring, seperti bilah-bilah
turbin dan kompresor. Filter masukan udara membantu melindungi mesin turbin gas
dari kerusakan akibat kontaminasi oleh debu dan partikel lainnya. Dengan menyaring
udara sebelum masuk ke dalam mesin, filter membantu mencegah partikel-partikel
yang berpotensi merusak masuk ke dalam sistem. Dengan menyaring udara yang
masuk, filter masukan udara membantu meningkatkan kualitas udara yang digunakan
dalam proses pembakaran. Udara bersih dan bebas dari kotoran membantu memastikan
pembakaran yang lebih efisien dan stabil di dalam ruang bakar.
25
Intake Air Filter juga membantu dalam pemeliharaan dan perawatan sistem
PLTG dengan mengurangi resiko kontaminasi dan kerusakan pada komponen-
komponen mesin. Dengan mencegah masuknya debu dan partikel ke dalam sistem,
filter membantu memperpanjang masa pakai komponen-komponen kritis dan
mengurangi kebutuhan untuk perawatan yang sering. Dengan memastikan udara masuk
yang bersih dan kualitas udara yang baik. Intake Air Filter juga dapat membantu
meningkatkan efisiensi keseluruhan dari PLTG. Pembakaran yang lebih bersih dan
efisien menghasilkan penggunaan bahan bakar yang lebih efisien dan emisi yang lebih
rendah. Dengan demikian, filter masukan udara memainkan peran yang sangat penting
dalam menjaga kinerja, keandalan, dan efisiensi operasi PLTG dengan menyaring
udara yang masuk dan melindungi sistem dari kontaminasi yang merusak.
3.3 Kompressor
Kompresor pada turbin gas Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) memiliki
peran yang penting dalam proses pembangkitan listrik, fungsi utama kompresor adalah
meningkatkan tekanan udara yang masuk ke dalam sistem. Udara yang dihisap dari
lingkungan sekitarnya yang telah melewati Intake Air Filter kemudian dikompresi oleh
kompresor untuk menciptakan tekanan yang cukup tinggi agar dapat digunakan dalam
proses pembakaran. Selain meningkatkan tekanan udara, kompresor juga bertugas
untuk meningkatkan kepadatan udara, dengan meningkatkan kepadatan udara, jumlah
udara yang dapat dimasukkan ke dalam ruang bakar untuk pembakaran juga
meningkat, sehingga meningkatkan efisiensi proses pembakaran. Udara yang telah
dikompresi oleh kompresor disuplai ke ruang bakar bersama dengan bahan bakar (gas
alam) untuk pembakaran. Tekanan dan kepadatan udara yang tinggi memastikan
pembakaran bahan bakar yang efisien dan stabil di dalam ruang bakar.
menyediakan udara yang tepat dalam jumlah yang dibutuhkan sesuai dengan
permintaan beban listrik, Sistem kontrol yang terintegrasi (pada ruangan CCR)
memungkinkan pengaturan tekanan dan aliran udara yang sesuai untuk menjaga kinerja
dan efisiensi pembakaran yang optimal. Dengan meningkatkan tekanan dan kepadatan
udara, kompresor membantu meningkatkan efisiensi keseluruhan sistem PLTG.
Efisiensi yang lebih tinggi dalam proses pembakaran berarti penggunaan bahan bakar
yang lebih efisien dan menghasilkan lebih sedikit emisi gas buang.
Kompresor yang biasa digunakan pada turbin gas adalah kompresor aksial dan
kompresor sentrifugal. Pada kompresor aksial, udara bergerak sejajar dengan sumbu
rotor. Rotor memiliki beberapa tingkat yang secara aksial memampatkan aliran udara
untuk menghasilkan udara bertekanan tinggi. Bagian ini terdiri dari roda, pin poros,
baut pemasangan dan bilah-bilah yang disusun secara konsentris mengelilingi sumbu
rotor.
Gambar 3.3 Kompresor blade pada rotor turbin gas Mitsubishi M701F
proses pembakaran (api, udara, dan pemantik), fungsi utama ruang bakar adalah
sebagai tempat terjadinya proses pembakaran bahan bakar. Bahan bakar, yang
digunakan berupa gas alam, disemprotkan ke dalam ruang bakar bersama dengan udara
yang dikompresi. Di dalam ruang bakar, bahan bakar tersebut terbakar dalam proses
pembakaran yang menghasilkan panas yang tinggi. Selama proses pembakaran, udara
dan bahan bakar yang dikombinasikan menghasilkan gas panas yang memiliki tekanan
dan volume yang lebih besar. Ruang bakar dirancang untuk mempertahankan tekanan
yang tinggi dan volume yang sesuai untuk memastikan pembakaran yang efisien dan
stabil. Ruang bakar juga berperan untuk menyelaraskan proses pembakaran dengan
memastikan campuran udara dan bahan bakar yang tepat. Desain ruang bakar yang
efisien memastikan pembakaran yang sempurna dan mengoptimalkan penggunaan
bahan bakar. Ruang bakar biasanya dilengkapi dengan sensor-sensor yang memantau
suhu, tekanan, dan kualitas pembakaran di dalamnya. Informasi yang diperoleh dari
sensor-sensor ini digunakan untuk mengatur parameter-parameter operasional yang
mempengaruhi kinerja ruang bakar (dapat dilihat pada ruang CCR), seperti laju aliran
bahan bakar dan udara. Ruang bakar juga memiliki peran dalam mengontrol emisi gas
buang. Desain ruang bakar yang efisien dan pembakaran yang sempurna membantu
mengurangi emisi polutan seperti nitrogen oksida (NOx) dan partikulat.
Detektor api merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi nyala api pada
ruang bakar yang tidak terdapat pemantiknya. Setelah semua ruang bakar
terjadi pembakaran maka detektor api akan menjadi sensor untuk mematikan
igniter sehingga untuk proses pembakaran selanjutnya tidak menggunakan
pemantik.
Turbin gas merupakan salah satu komponen utama pembangkit listrik tenaga
gas (PLTG). Fungsi utama turbin gas PLTG adalah mengubah panas yang dihasilkan
dari pembakaran bahan bakar menjadi energi mekanik yang digunakan untuk
mengoperasikan generator dan menghasilkan listrik. Ketika gas panas bertekanan
tinggi hasil pembakaran mengalir melalui turbin, gaya yang dihasilkan menyebabkan
poros turbin berputar. Putaran poros turbin kemudian digunakan untuk memutar rotor
generator yang terhubung, menghasilkan energi listrik. Turbin gas mengekstraksi
energi mekanis dari gas panas dengan cara mengubah energi kinetik gas menjadi energi
mekanis rotasi pada poros turbin. Semakin tinggi suhu dan tekanan gas yang masuk ke
turbin, semakin besar potensi energi mekanis yang dapat diekstraksi., turbin gas
dirancang untuk mencapai efisiensi yang tinggi dalam mengubah energi panas menjadi
energi mekanis. Desain yang canggih dan material yang berkualitas membantu
mengurangi kerugian energi selama proses konversi dan meningkatkan kinerja
keseluruhan PLTG. Turbin gas juga memiliki peran dalam mengontrol proses
pembangkitan listrik sesuai dengan permintaan beban listrik. Kecepatan putaran turbin
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan untuk memastikan produksi listrik yang stabil
dan responsif terhadap fluktuasi permintaan. Untuk gas turbin yang digunakan pada
PLTGU Muara Karang Blok II yaitu menggunakan 2 buah Mitsubishi seri M701F
dengan spesifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.3 Spesifikasi Combined Cycle Performance Turbin Gas Mitsubishi M701F
M701F
1 on 1 Plant Output 566 MW
Plant Efficiency 62,0%LHV
2 on 1 Plant Output 1.135 MW
Plant Efficiency 62,2%LHV
Starting Time 45 menit
32
3.6 Generator
Generator disini berperan untuk mengubah energi mekanik yang dihasilkan
turbin gas menjadi energi listrik yang dapat digunakan. Fungsi utama generator adalah
mengubah energi mekanis yang diterima dari poros turbin menjadi energi listrik, ketika
turbin gas berputar, porosnya menggerakkan rotor generator. Gerakan rotasi ini
menghasilkan medan magnet yang berubah-ubah, yang kemudian menginduksi arus
listrik di dalam gulungan kawat stator generator sesuai dengan prinsip induksi
elektromagnetik. Generator menghasilkan tegangan listrik yang diperlukan untuk
menggerakkan arus listrik dalam sistem kelistrikan. Tegangan listrik yang dihasilkan
tergantung pada desain generator dan kecepatan putaran poros turbin. Selain
menghasilkan tegangan listrik, generator juga menghasilkan arus listrik, arus listrik
yang dihasilkan oleh generator mengalir melalui sistem kelistrikan untuk memasok
daya listrik ke berbagai peralatan dan beban listrik di dalam jaringan listrik. Generator
juga bertanggung jawab untuk memelihara frekuensi listrik yang konstan dan sesuai
dengan standar sistem kelistrikan yang berlaku.
Exhaust stack juga berfungsi sebagai saluran untuk mengatur aliran gas buang
dari sistem PLTG. Desain dan dimensi exhaust stack diatur sedemikian rupa untuk
memastikan bahwa gas buang dapat keluar dari sistem dengan lancar tanpa
menyebabkan backflow atau tekanan yang berlebihan. Exhaust stack sering dilengkapi
dengan peralatan pemantauan emisi yang memungkinkan pengukuran kuantitatif dari
berbagai zat yang terkandung dalam gas buang, seperti CO2, NOx, dan partikulat. Data
ini digunakan untuk memastikan bahwa emisi gas buang tetap sesuai dengan regulasi
lingkungan yang berlaku. Exhaust stack juga dapat berperan dalam mengontrol tingkat
kebisingan yang dihasilkan oleh PLTG. Desain exhaust stack yang tepat dapat
membantu meredam suara dari proses pembakaran dan pembuangan gas buang,
mengurangi dampak kebisingan pada lingkungan sekitar.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari dalam pembahasan penulisan ilmiah yang telah dijelaskan, maka dapat
diambil kesimpulan sesuai dengan topik didalam penulisan ilmiah ini proses
Pembangkitan Listrik Tenaga Gas (PLTG) di PT. PLN Nusantara Power UP Muara
Karang. Adapun kesimpulan tersebut diantaranya :
1. Pembangkit Listrk Tenaga Gas memiliki komponen auxelery (pendukung)
meliputi sistem pelumasan, sistem pendingin, dan sistem emergency. Pada
sistem pelumasan terdapat komponen Lube Oil Reservoir, Main Oil Pump,
Emergency Oil Pump, Seal Oil Pump, dan Heat Exchanger Plat. Lalu pada
sistem pendingin terdapat komponen Turbin Cooling Air Fan, Closed Cooling
Water Fan, Closed Cooling Water Pump. Dan pada sistem emergency terdapat
komponen Emergency Diesel Generator, Emergency Diesel Fighting Fire
Pump, dan Electrical Diesel Fighting Fire Pump.
2. Proses Pembangkitan Listrik Tenaga Gas (PLTG) terdiri dari 6 langkah proses
yaitu pertama udara masuk dan disaring di Inlet Air Filter yang memiliki peran
untuk meyaring udara yang akan masuk ke kompresor dari partikel-partikel
kotor sehingga menghasilkan kualitas udara yang baik untuk masuk ke
kompresor. Proses kedua Kompresor yang memiliki peran untuk mengompres
/ menaikkan tekanan udara untuk menuju ke Combustion Chamber, Kompresor
yang digunakan adalah kompresor aksial yang memiliki 17 tingkat bilah yang
memampatkan aliran udara secara aksial dari 1 [atm] hingga 17 kali untuk
menghasilkan udara bertekanan tinggi. Proses ketiga adalah Combustion
Chamber (ruang pembakaran) udara bertekanan tinggi yang berasal dari
kompresor selanjutnya masuk ke dalam ruang pembakaran, lalu dilakukan
proses pembakaran (udara, api, dan pemantik), pada ruang bakar ini terdapat
34
35
nozzle, pemantik (igniter), dan detector api. Selanjutnya Turbin, peran turbin
disini adalah mengubah panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
menjadi energi mekanik, untuk turbin yang digunakan adalah Mitsubishi
dengan seri M701F dengan Rated Speed 3000 rpm dan Rated Capasity 238.500
kW, Dilanjutkan Generator yang memiliki peran untuk mengubah energi
mekanik yang dihasilkan turbin gas menjadi energi listrik yang dapat
digunakan. Proses terakhir adalah stack (exhaust) yang berfungsi untuk
mengalirkan gas buang atau sisa pembakaran yang keluar dari sistem PLTG
dan membuangnya ke atmosfer).
4.2 Saran
1. Diharapkan kepada mahasiswa mempelajari terlebih dahulu hal terkait kerja
praktik yang akan dijalani agar tidak bingung nantinya saat kerja praktik.
2. Diharapkan kepada mahasiswa bertanya terlebih dahulu kepada pembimbing
bila tidak tahu prosedur selama kerja praktik.
3. Diharapkan mahasiwa selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) selama
kerja praktik berlangsung, seperti safety shoes, safety helm, dan juga wearpack.