Anda di halaman 1dari 95

TEKNIK MESIN

TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Listrik adalah bentuk energi yang paling praktis penggunaannya oleh
manusia. Listrik diperoleh dari proses konversi energi primer seperti air,
batubara, panas bumi, minyak bumi, angin, dan gas.
Dewasa ini, energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang paling
penting bagi manusia. Sehingga kebutuhan akan energi listrik meningkat
setiap tahunnya. PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Suralaya
merupakan salah satu penyuplai energi listrik di Pulau Jawa, Madura, dan
Bali dengan kapasitas output energi listrik sebesar 3.400 Megawatt. Unit
Pembangkitan

Suralaya

merupakan

salah

satu

perusahaan

yang

mengoperasikan mesin pembangkit listrik yang menggunakan tenaga uap


dengan bahan bakar utama batubara atau biasa dikenal dengan sebutan
PLTU batubara.
Terdapat beberapa komponen utama, komponen alat bantu, dan alat
pendukung. Salah satu komponen pendukung pada Reserve Feed Water
Tank (RFWT) adalah Level Control Valve (LCV) yang berfungsi untuk
mengatur ketinggian pasokan air masuk ke boiler. Mengetahui peranan LCV
pada RFWT, maka perlu dilakukan berbagai pemeliharaan.
Pada saat Praktek Kerja Lapangan terjadi kerusakan pada Level
Control Valve. Berdasarkan data tersebut maka penulis ingin menganalisis
lebih lanjut kerusakan Level Control Valve pada unit 4 PT Indonesia Power
UP Suralaya.

1.2
1

Ruang Lingkup

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK KONVERSI
ENERGI
POLITEKNIK NEGERI
JAKARTA

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Ruang lingkup Praktek Kerja Lapangan yang penulis laksanakan di


PT Indonesia Power UP Suralaya adalah di Pemeliharaan Boiler, Fan, dan
Mill Unit 1-4.
Kegiatan yang penulis lakukan pada saat Praktek Kerja Lapangan
adalah mempelajari sistem PLTU Suralaya, mempelajari lebih dalam
mengenai boiler serta komponen pendukung boiler, mencari data yang
penulis perlukan untuk pembuatan laporan PKL, dan melaksanakan kegiatan
pemeliharaan.
1.3

Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan adalah :
1. Memperkenalkan dunia industri kepada para mahasiswa Teknik
Pembangkit Tenaga Listrik.
2. Untuk memahami aplikasi dari disiplin ilmu pembangkitan listrik
yang selama ini telah dipelajari secara teoritis dalam perkuliahan.
3. Mengetahui proses pembangkitan listrik untuk supply listrik di PT
Indonesia Power UP Suralaya.
4. Menambah wawasan mahasiswa

dalam

penerapan

ilmu

pengetahuan dan teknologi di industri khususnya di bagian sistem


pembangkitan.
5. Menambah penguasaan materi terutama yang berkaitan sistem
pembangkitan.
6. Memotivasi mahasiswa untuk belajar lebih baik untuk menghadapi
dunia perindustrian yang semakin maju.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di PT Indonesia Power UP
Suralaya, dan waktu pelaksanaanya tanggal 28 Juli 2015 s/d 28 Agustus
2015.
1.5 Metode Penulisan
2

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah:


1.

Studi literature, yaitu dengan melakukan studi dari buku-buku,


ataupun instruction manual dari mentor maupun dari perpustakaan yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas.

2.

Kunjungan lapangan, yaitu melakukan tinjauan ke lapangan terhadap


perangkat secara langsung sehingga diperoleh pengamatan dan
pengalaman yang sangat menunjang dalam penyelesaian tugas ini.

3.

Wawancara, yaitu melakukan wawancara dan konsultasi dengan mentor


lapangan dan pihak-pihak profesional dalam bidang yang dipelajari. Hal
ini dilakukan, untuk mengantisipasi kesalahan dalam pemahaman dan
pembahasan materi.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan kerja praktek ini
adalah sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara singkat tentang latar belakang, ruang
lingkup, tujuan dan manfaat, tempat dan waktu pelaksanaan,
metoda penelitian dan sistematika penulisan laporan PKL.

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN


Menjelaskan tentang profil, visi & misi perusahaan, struktur
organisasi, budaya perusahaan serta mencakup sekilas sejarah
perkembangan dan data teknik komponen utama PLTU Suralaya.

BAB III PELAKSANAAN PKL


Bab ini menjelaskan tentang dasar teori PLTU Suralaya, siklus air
dan uap, siklus batubara dan abu, boiler, dan control valve.
BAB IV DATA DAN ANALISA

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Bab ini berisi data dan analisa data serta pembahasan dari hasil
perhitungan data.
BAB VI PENUTUP
Ini adalah bagian akhir dalam penulisan laporan Praktek Kerja
Lapangan yang berisi kesimpulan dari data yang telah diperoleh
dan saran yang diberikan untuk PT Indonesia Power UP Suralaya.

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT Indonesia Power
Keberadaan Indonesia Power sebagai perusahaan pembangkitan
merupakan bagian dari deregulasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia.
Diawali dengan dikeluarkannya Keppres No.37 Tahun 1992 tentang

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkitpembangkit listrik


swasta, serta disusunnya kerangka dasar dan pedoman jangka panjang bagi
restrukturisasi sektor ketenagalistrikan oleh Departemen Pertambangan dan
Energi pada tahun 1993.
Sebagai tindak lanjutnya, tahun 1994 PLN dirubah statusnya dari
Perum menjadi Persero.Tanggal 3 Oktober 1995 PT PLN (Persero)
membentuk dua anak perusahaan untuk memisahkan misi sosial dan misi
komersial yang salah satunya adalah PT Pembangkitan Tenaga Listrik JawaBali I (PLN PJB I) menjalankan usaha komersial bidang pembangkitan
tenaga listrik dan usaha lainnya. Setelah lima tahun beroperasi PLN PJB I
berganti nama menjadi PT Indonesia Power pada tanggal 3 Oktober 2000.
Saat ini PT Indonesia Power merupakan pembangkit listrik terbesar
di Indonesia dengan delapan unit pembangkitan yaitu UP Suralaya, UP
Priok, UP Saguling, UP Kamojang, UP Mrica, UP Semarang, UP Perak
Grati dan UP Bali serta satu Unit Jasa Pemeliharaan terbesar di pulau Jawa
dan Bali dengan total kapasitas terpasang 8.978 MW. Pada tahun 2002
keseluruhan unit-unit pembangkitan tersebut menghasilkan tenaga listrik
hampir 41.000 GWh yang memasok lebih dari 50 % kebutuhan listrik Jawa
Bali. Secara keseluruhan di Indonesia total kapasitas terpasang sebesar
9.039 MW tahun 2002 dan 9.047 untuk tahun 2003 serta menghasilkan
tenaga listrik sebesar 41.253 GWh.
PT Indonesia Power sendiri mempunyai kapasitas yang terpasang
per-unit pembangkit yang dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Kapasitas Terpasang perUnit Pembangkit
Unit Pembangkitan
Suralaya
Priok

1.444,00

Saguling

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

Kapasitas (MW)
3.400,00
797,36

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Kamojang

360,00

Mrica
Semarang

306,44
1.414,16

Perak-Grati

864,08

Bali

335,07

Jawa-Bali

6.756

Total Indonesia Power

6.756

Sesuai dengan tujuan pembentukannya, PT Indonesia Power


menjalankan bisnis pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa
dan Bali. Pada Tahun 2004, PT Indonesia Power telah memasok sebesar
44.417 GWh atau sekitar 46,51% dari produksi Sistem Jawa dan Bali.

2.2 Visi, Misi, Motto, Tujuan, dan Paradigma PT Indonesia Power


Sebagai perusahaan pembangkit listrik yang terbesar di Indonesia
dan dalam rangka menyongsong era persaingan global maka PT Indonesia
Power mempunyai visi yaitu menjadi perusahaan publik dengan kinerja
kelas dunia dan bersahabat dengan lingkungan. Untuk mewujudkan visi ini
PT Indonesia Power telah melakukan langkah-langkah antara lain
melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan
usaha-usaha lainnya yang berkaitan, berdasarkan kaidah industri dan niaga
sehat, guna menjamin keberadaan, dan pengembangan perusahaan dalam
jangka panjang.
Dalam pengembangan usaha penunjang di dalam bidang pembangkit
tenaga listrik, PT Indonesia Power telah membentuk anak perusahaan yaitu
PT Cogindo Daya Bersama dan PT Artha Daya Coalindo. PT Cogindo Daya
Bersama bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan menejemen energi

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

dengan penerapan konsep cogeneration, energi outsourcing, energi


efficiency assessment package dan distributed generation. Sedangkan PT
Artha Daya Coalindo bergerak dalam bidang perdagangan batubara sebagai
bisnis utamanya dan bahan bakar lainya yang diharapkan menjadi
perusahaan trading batubara yang menangani kegiatan terintegrasi di dalam
rantai pasokan batubara, selain kegiatan lainnya yang bernilai tambah, baik
sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain yang mempunyai potensi
sinergis. Selain itu PT Indonesia Power juga menanamkan saham di PT
Artha Daya Coalindo yang bergerak di bidang usaha perdagangan batubara
sebesar 60%.
2.2.1 Visi
Menjadi perusahaan energi terpercaya yang tumbuh berkelanjutan.

2.2.2 Misi
Menyelenggarakan bisnis di bidang pembangkitan tenaga listrik dan
jasa yang berkaitan dan bersahabat dengan lingkungan.
2.2.3 Motto
Trust us for power excellence.
2.2.4 Tujuan
a. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam
penggunaan sumber daya perusahaan.
b. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan
bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang
berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan.
c. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari
berbagai sumber yang saling menguntungkan.

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

d. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta


mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, kehandalan, efisiensi,
maupun kelestarian lingkungan.
e. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai
antar karyawan dan mitra serta mendorong terus kekokohan integritas
pribadi dan profesionalisme.
2.2.5 Paradigma
Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari
ini.

2.3 Budaya Perusahaan, Lima Filosofi Perusahaan, dan Tujuh Nilai


Perusahaan PT INDONESIA POWER
2.3.1

Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan diarahkan untuk membentuk sikap dan
perilaku yang didasarkan pada 5 filosofi dasar dan lebih lanjut,
filosofi dasar ini diwujudkan dalam tujuh nilai perusahaan PT
Indonesia Power (IP-HaPPPI):
a. Perilaku akan ditunjukkan seseorang akibat adanya suatu
keyakinan akan nilai-nilai atau filosofi. Nilai adalah bagian
daripada budaya perusahaan yang dirumuskan untuk membantu
upaya mewujudkan budaya perusahaan tersebut. Di PT Indonesia
Power, nilai ini disebut dengan Filosofi Perusahaan.
b. Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara
seseorang menilai sesuatu.

2.3.2

Lima Filosofi Perusahaan


a. Mengutamakan pasar dan pelanggan. Berorientasi kepada pasar
serta memberikan pelayanan yang terbaik dan nilai tambah
kepada pelanggan.

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

b. Menciptakan
Menciptakan

keunggulan untuk
keunggulan

memenangkan persaingan.

melalui

sumber

daya

manusia,

teknologi finansial dan proses bisnis yang andal dengan semangat


untuk memenangkan persaingan.
c. Mempelopori pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Terdepan dalam memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi secara optimal.
d. Menjunjung tinggi etika bisnis. Menerapkan etika bisnis sesuai
standar etika bisnis internasional.
e. Memberi penghargaan atas prestasi. Memberi penghargaan atas
prestasi untuk mencapai kinerja perusahaan yang maksimal.

2.3.3

Tujuh Nilai Perusahaan PT INDONESIA POWER (IPHaPPPI)


a. Integritas
b. Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang
terbaik kepada perusahaan.
c. Profesional
Menguasai pengetahuan, keterampilan, dan kode etik sesuai
bidang. Harmoni, serasi, selaras, seimbang, dalam:
1. Pengembangan kualitas pribadi
2. Hubungan dengan stakeholder (pihak terkait)
3. Hubungan dengan lingkungan hidup
d. Pelayanan Prima
Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan
stakeholder.
e. Peduli

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stakeholder serta


memelihara lingkungan sekitar.
f. Pembelajar
Terus menerus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta
kualitas diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan
kemudian berbagi dengan orang lain.
g. Inovatif
Terus menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan
baru dalam usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan
baik proses maupun produk dengan tujuan peningkatan kinerja.

2.4 Sasaran dan Program Kerja Bidang Produksi


Sasaran dari bidang ini adalah mendukung pemenuhan rencana
penjualan dengan biaya yang optimal dan kompetitif serta meningkatkan
pelayanan pasokan. Untuk mencapai sasaran tersebut, strateginya adalah
sebagai berikut:
a. Melakukan optimalisasi kemampuan produksi terutama pembangkit
beban dasar dengan biaya murah.
b. Meningkatkan efisiensi operasi pembangkit baik biaya bahan maupun
biaya pemeliharaan.
c. Meningkatkan optimalisasi pola operasi pembangkit.
d. Meningkatkan kehandalan pola pembangkit.
e. Meningkatkan keandalan dengan meningkatkan availability, menekan
gangguan dan memperpendek waktu pemeliharaan.
Adapun program kerja di bidang produksi :
a. Mengoptimalkan kemampuan produksi.
b. Meningkatkan efisiensi operasi dan pemeliharaan pembangkit :
Efisiensi thermal.

1
0

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Efisiensi pemeliharaan.
Pengawasan volume dan mutu bahan bakar.
c. Melakukan optimasi biaya bahan bakar.
d. Meningkatkan keandalan pembangkit.
e. Meningkatkan waktu operasi pemeliharaan.
2.5 Makna Bentuk dan Warna Logo
Logo mencerminkan identitas dari PT Indonesia Power sebagai
Power Utility Company terbesar di Indonesia.

Gambar 2.1 Logo PT Indonesia Power


2.5.1 Bentuk
a. INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan
dasar jenis huruf FUTURA BOOK / REGULAR dan FUTURA
BOLD menandakan font yang kuat dan tegas.
b. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf O melambangkan
TENAGA LISTRIK yang merupakan lingkup usaha utama
perusahaan.
c. Titik/bulatan merah (red dot) diujung kilatan petir merupakan
simbol perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT
PLN PJB I. Titik ini merupakan simbol yang digunakan di
sebagian besar materi komunikasi perusahaan. Dengan simbol
yang kecil ini, diharapkan identitas perusahaan dapat langsung
terwakili.

1
1

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2.5.2 Warna
a. Merah
Merah, diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan
identitas yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk
memproduksi tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan
juga di luar negeri.
b. Biru
Biru, diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada
kata POWER, maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik
yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri:
1. Berteknologi tinggi.
2. Efisien.
3. Aman.
4. Ramah lingkungan.
2.6 Unit Pembangkitan (UP) Suralaya
2.6.1 Sejarah UP Suralaya
Dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan akan tenaga
listrik khususnya di Pulau Jawa yang sesuai dengan kebijaksanaan
pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan sumber energi primer
dan diversifikasi sumber energi primer untuk pembangkit tenaga
listrik, maka PLTU Suralaya telah dibangun dengan menggunakan
batubara sebagai bahan bakar utama. Beberapa alasan mengapa
Suralaya dipilih sebagai lokasi yang paling baik diantaranya adalah:
a. Tersedianya tanah dataran yang cukup luas, di mana tanah
tersebut dipandang tidak produktif untuk pertanian.
b. Tersedianya pantai dan laut yang cukup dalam, tenang dan bersih,
hal ini baik untuk dapat dijadikan pelebuhan guna pemasokan

1
2

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

bahan baku, dan ketersediaan pasokan air, baik itu air pendingin
maupun air proses.
c. Karena faktor nomer dua diatas, maka akan membantu atau
memperlancar pengangkutan bahan bakar dan berbagai macam
peralatan berat yang masih di impor dari luar negeri.
d. Jalan masuk ke lokasi tidak terlalu jauh dan sebelumnya sudah
ada jalan namun dengan kondisi yang belum begitu baik.
e. Karena jumlah penduduk di sekitar lokasi masih relatif sedikit
sehingga tidak perlu adanya pembebasan tanah milik penduduk
f.

guna pemasangan saluran transmisi kelistrikan.


Dari hasil survey sebelumnya, diketahui bahwa tanah di
Suralaya memungkinkan untuk didirikan bangunan yang besar

dan bertingkat.
g. Tersedianya tempat yang cukup untuk penimbunan limbah abu
dari sisa pembakaran batubara.
h. Tersedianya tenaga kerja yang cukup untuk memperlancar
i.

pelaksanaan pembangunan.
Dampak lingkungan yang baik karena terletak diantara

j.

pelabuhan dan laut.


Menimbang kebutuhan beban di Pulau Jawa merupakan yang
terbesar, maka tepat apabila dibangun suatu pembangkit listrik
dengan daya yang besar di Pulau Jawa.
UP Suralaya merupakan salah satu unit pembangkit yang

dimiliki oleh PT Indonesia Power. Diantara pusat pembangkit yang


lain, UP Suralaya memiliki kapasitas daya terbesar dan juga
merupakan pembangkit paling besar di Indonesia. PLTU Suralaya
dibangun melalui tiga tahapan yaitu:
Tahap I :
Membangun dua unit PLTU, yaitu unit 1 dan 2 yang masing-masing
berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai pada bulan
Mei 1980 sampai dengan bulan Juni 1985 dan telah beroperasi sejak

1
3

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

tahun 1984, tepatnya pada tanggal 4 April 1984 untuk unit 1 dan 26
Maret 1985 untuk unit 2.
Tahap II :
Membangun dua unit PLTU yaitu unit 3 dan 4 yang masing-masing
berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai pada bulan
Juni 1985 dan berakhir sampai dengan bulan Desember 1989.dan
telah beroperasi sejak 6 Februari 1989 untuk unit 3. Kemudian pada
6 Nopember 1989 untuk unit 4.
Tahap III :
Membangun tiga unit PLTU, yaitu unit 5, 6, dan 7 yang masingmasing berkapasitas 600 MW. Pembangunannya dimulai sejak bulan
Januari 1993 dan telah beroperasi pada bulan Oktober 1996 untuk
unit 5, untuk unit 6 pada bulan April 1997 dan Oktober 1997 untuk
unit 7.

1
4

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

14 Juli 1997
19 19 September 1997

26 Maret 1997

26 Januari 1997

Unit Unit
VI
VII
1994

11

22 Juni 1996

Unit
V

25 Juni 16 Desember 1996

28 Mei 1988

04 Februari 1989
24 April 1989
06

Operasi
Komersial

Unit Unit
III
IV
1984

06 25 Agustus 1988

4.

11 Maret 1985

Masuk
Jaringan

11 Juni 1985

3.

26 Maret

Konstruks
i Dimulai
Penyalaan
Pertama

Unit Unit
I
II
1980

26 Mei 1984

2.

Item

04 April 24 Agustus 1984

N
o
1.

1997Desember

1997September

1997

1989Nopember

Februari 1989

1986

1985

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Tabel 2.2 Periode Pembangunan UP Suralaya


Dalam pembangunannya secara keseluruhan dibangun oleh
PLN Proyek Induk Pembangkit Thermal Jawa Barat dan Jakarta
Raya dengan konsultan asing dari Montreal Engineering Company
(Monenco) Canada untuk Unit 1 s/d Unit 4 sedangkan untuk Unit 5
s/d Unit 7 dari Black & Veatch Iternational (BVI) Amerika Serikat.
Dalam melaksanakan pembangunan Proyek PLTU Suralaya dibantu
oleh beberapa kontraktor lokal dan kontraktor asing.
Saat ini telah terpasang dan siap beroperasi PLTG (Pembangkit
Listrik Tenaga Gas) dengan kontraktor pembuat yaitu John Brown
Engineering, Inggris. PLTG ini dimaksudkan untuk mempercepat
suplai daya sebagai penggerak peralatan Bantu PLTU, apabila terjadi
black out pada sistem kelistrikan Jawa- Bali.
Beroperasinya PLTU Suralaya diharapkan akan menambah
kapasitas dan keandalan tenaga listrik di Pulau Jawa-Bali yang
terhubung

dalam

sistem

interkoneksi

se-Jawa

dan

Bali.

Mensukseskan program pemerintah dalam rangka keanekaragaman


sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik sehingga lebih
menghemat BBM, juga meningkatkan kemampuan bangsa Indonesia
dalam menyerap teknologi maju, penyediaan lapangan kerja,
peningkatan taraf hidup masyarakat dan pengembangan wilayah
sekitarnya sekaligus meningkatkan produksi dalam negeri.
2.6.2 Lokasi PLTU Suralaya

1
5

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

PLTU Suralaya terletak di desa Suralaya, Kecamatan Pulo


Merak, Serang, Banten 120 km ke arah barat dari Jakarta menuju
pelabuhan Ferry Merak, dan 7 km ke arah utara dari Pelabuhan
Merak tersebut.

Gambar 2.2 PLTU Suralaya

Gambar 2.3 Lokasi PLTU Suralaya

1
6

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Gambar 2.4 Denah PLTU Suralaya


Luas area PLTU Suralaya adalah 254 Ha, terdiri dari:
Area
A

Nama Lokasi
Gedung Central

Luas (Ha)
30

Ash Valley

Kompleks Perumahan

30

Coal Yard

20

Tempat Penyimpanan Alat-alat Berat

Switch Yard

6,3

Gedung Kantor

6,3

Sisanya Berupa Tanah dan Perbukitan

157,4

Jumlah

254

Tabel 2.3 Luas Area PLTU Suralaya


2.6.3

Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu
perusahaan, semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks
organisasinya. Secara umum dapat dikatakan, struktur organisasi

1
7

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

merupakan suatu gambaran secara skematis yang menjelaskan


tentang hubungan kerja, pembagian kerja, tanggung jawab, dan
wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
semula.
PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Suralaya, secara
struktural puncak pimpinannya dipegang oleh seorang General
Manajer yang dibantu oleh Deputi General Manajer dan Manajer
Bidang. Secara lengkap, struktur organisasi PT Indonesia Power Unit
Pembangkitan Suralaya diperlihatkan pada Gambar 2.5

1
8

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Gambar 2.5 Struktur Organisasi PT Indonesia Power UP Suralaya

1
9

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Gambar 2.6 Struktur Organisasi Pemeliharaan Unit 1-4


2.6.4 Proses Produksi Tenaga Listrik PLTU
PLTU Suralaya telah direncanakan dan dibangun untuk
menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan
sebagai bahan bakar cadangan menggunakan bahan bakar residu,
Marine Fuel Oil (MFO) dan juga menggunakan solar, High Speed
Diesel (HSD) sebagai bahan bakar ignitor atau pemantik pada
penyalaan awal dengan bantuan udara panas bertekanan. Batubara

2
0

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

diperoleh dari tambang Bukit Asam, Sumatera Selatan dari jenis


subbituminous dengan nilai kalor 5000-5500 kkal/kg.
Transportasi batubara dari mulut tambang Tanjung Enim ke
pelabuhan Tarahan dilakukan dengan kereta api. Selanjutnya dibawa
dengan kapal laut ke Jetty Suralaya.

Bukit Asam

Adaro
Kideco
Berau

Gambar 2.7 Rute Suplai Batubara


Batubara yang dibongkar dari kapal di Coal Jetty dengan
menggunakan Ship Unloader atau dengan peralatan pembongkaran
kapal itu sendiri, dipindahkan ke hopper dan selanjutnya diangkut
dengan conveyor menuju penyimpanan sementara (temporary stock)
dengan melalui Telescopic Chute (2) atau dengan menggunakan
Stacker/Reclaimer (1) atau langsung, batubara tersebut ditransfer
melalui Junction House (3) ke Scrapper Conveyor (4) lalu ke Coal
Bunker (5), seterusnya ke Coal Feeder (6) yang berfungsi mengatur
jumlah aliran ke Pulverizer (7) dimana batubara digiling dengan
ukuran yang sesuai kebutuhan menjadi serbuk yang halus.

2
1

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Gambar 2.8 Proses Produksi Energi Listrik PLTU


Keterangan :
1. Stacker Reclaimer
2. Telescopic Chute
3. Junction House
4. Scraper Conveyor
5. Coal Bunker
6. Coal Feeder
7. Pulverizer
8. Primary Air Fan
9. Coal Burner
10. Forced Draft Fan
11. Air heater
12. Induced Draft Fan
13. Electrostatic Precipitator
14. Stack
15. Superheater
16. High Pressure Turbine

17. Boiler Feed Pump


18. High Pressure Heater
19. Economizer
20. Steam Drum
21. Circulating Water Pump
22. Reheater
23. Intermediate Pressure Turbine
24. Low Pressure Turbine
25. Rotor Generator
26. Stator Generator
27. Generator Transformer
28. Condensor
29. Condensate Excraction Pump
30. Low Pressure Heater
31. Sea Water
32. Deaerator

Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari


Primary Air Fan (8) dan dibawa ke Coal Burner (9) yang
menyemburkan batubara tersebut kedalam ruang bakar untuk proses
pembakaran dan terbakar seperti gas untuk mengubah air menjadi
uap. Udara pembakaran yang digunakan pada ruang bakar dipasok

2
2

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

dari Forced Draft Fan (FDF) (10) yang mengalirkan udara


pembakaran melalui Air Heater (11). Hasil proses pembakaran yang
terjadi menghasilkan limbah berupa abu dalam perbandingan 14:1.
Abu yang jatuh kebagian bawah boiler secara periodik dikeluarkan
dan dikirim ke Ash Valley. Gas hasil pembakaran dihisap keluar dari
boiler oleh Induce Draft Fan (IDF) (12) dan dilewatkan melalui
Electrostatic Precipitator (13) yang menyerap 99,5% abu terbang
dan debu dengan sistem elektroda, lalu dihembuskan ke udara
melalui Stack (14). Abu dan debu kemudian dikumpulkan dan
diambil dengan alat pneumatic gravity conveyor yang digunakan
sebagai material pembuat jalan, semen dan bahan bangunan
(conblok).
Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap
oleh pipa-pipa penguap (water walls) menjadi uap jenuh atau uap
basah yang kemudian dipanaskan di Super Heater (SH) (15) yang
menghasilkan uap kering. Kemudian uap tersebut dialirkan ke Turbin
tekanan tinggi High Pressure Turbine (16), dimana uap tersebut
diekspansikan melalui Nozzle ke sudu-sudu turbin. Tenaga dari uap
mendorong sudu-sudu turbin dan membuat turbin berputar. Setelah
melalui HP Turbine, uap dikembalikan kedalam Boiler untuk
dipanaskan ulang di Reheater (17) guna menambah kualitas panas
uap sebelum uap tersebut digunakan kembali di Intermediate
Pressure (IP) Turbine (18) dan Low Pressure (LP) Turbine (19).
Sementara itu, uap bekas dikembalikan menjadi air di
Condenser (23) dengan pendinginan air laut (26) yang dipasok oleh
Circulating Water Pump (32). Air kondensasi akan digunakan
kembali sebagai air pengisi boiler. Air dipompakan dari kondensor
dengan menggunakan Condensate Extraction Pump (24), pada
awalnya dipanaskan melalui Low Pressure Heater (25), dinaikkan ke

2
3

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Deaerator (27) untuk menghilangkan gas-gas yang terkandung


didalam air. Air tersebut kemudian dipompakan oleh Boiler Feed
Pump (28) melalui High Pressure Heater (29), dimana air tersebut
dipanaskan lebih lanjut sebelum masuk kedalam Boiler pada
Economizer (30), kemudian air masuk ke Steam Drum (31). Siklus
air dan uap ini berulang secara terus menerus selama unit beroperasi.
Poros turbin dikopel dengan Rotor Generator (20), maka kedua
poros memiliki jumlah putaran yang sama.
Ketika telah mencapai putaran nominal 3000 rpm, pada Rotor
Generator dibuatlah magnetasi dengan Brushless Exitation Sistem
dengan demikian Stator Generator (21) akan membangkitkan tenaga
listrik dengan tegangan 23 kV. Listrik yang dihasilkan kemudian
disalurkan

ke

Generator

Transformer

(22)

untuk

dinaikan

tegangannya menjadi 500 kV. Sebagian besar listrik tersebut


disalurkan kesistem jaringan terpadu atau interkoneksi se-Jawa-Bali
melalui saluran udara tegangan extra tinggi 500 kV dan sebagian
lainnya disalurkan ke gardu induk Cilegon dan daerah industri
Bojonegara melalui saluran udara tegangan tinggi 150 kV.
2.7 Dampak Lingkungan
Dampak negatif terhadap lingkungan dapat dilakukan pengendalian
dan pemantauan secara terus menerus agar memenuhi persyaratan yang
ditentukan oleh pemerintah dalam hal ini Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup no.02/MENLH/1988 tanggal 19-01-1988 tentang nilai
ambang batas dan no.13/MENLH/3/1995 tanggal 07-03-1995 tentang baku
mutu emisi sumber tidak bergerak. Untuk itu PLTU Suralaya dilengkapi
peralatan antara lain:
a. Electrostatic Precipitator, yaitu alat penangkap abu hasil sisa
pembakaran dengan efisiensi 99,5%.

2
4

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

b. Peredam suara untuk mengurangi kebisingan oleh suara mesin


produksi. Di unit 1 - 4 kebisingan suara mencapai 85 - 90 dB.
c. Sewage Treatment dan Neutralizing Basin yaitu pengolahan limbah cair
agar air buangan tidak mencemari lingkungan.
d. Cerobong asap setinggi 200 m dan 275 m, agar kandungan debu dan
gas sisa pembakaran sampai ground level masih dibawah ambang batas.
e. Alat-alat pemantau lingkungan hidup yang ditempatkan sekitar PLTU
Suralaya.
f. CW Discharge Cannel sepanjang 1,9 km dengan sistem saluran terbuka.
g. Penggunaan Low NOx Burners.
h. Pemasangan Stack Emmision.
2.8 Data Teknik Komponen Utama PLTU Suralaya
A. Data Teknik Peralatan PLTU Suralaya Unit 1 4
1. Ketel (Boiler)
Pabrik pembuat

: Babcock & Wilcox, Canada

Tipe

:Natural Circulation Single


Drum Radiant Wall Outdoor

Kapasitas

: 1168 ton uap/jam

Tekanan uap keluar superheater

: 174 kg/cm2

Suhu uap keluar superheater

: 540C

Tekanan uap keluar reheater

: 39,9 kg/cm2

Bahan bakar utama

: Batubara

Bahan bakar cadangan

: Minyak residu

Bahan bakar untuk penyalaan awal

: Minyak solar

2. Turbin
Pabrik pembuat

: Mitsubishi Heavy
Industries, Japan

Tipe

:Tandem Compound Double


Exhaust

Kapasitas

2
5

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

: 400 MW

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Tekanan uap masuk

: 169 kg/cm2

Temperatur uap masuk

: 538C

Tekanan uap keluar

: 56 mmHg

Kecepatan putaran

: 3000 rpm

Jumlah tingkat

: 3 tingkat

- Turbin tekanan tinggi

: 12 sudu

- Turbin tekanan menengah

: 10 sudu

- Turbin tekanan rendah 1

: 2 x 8 sudu

- Turbin tekanan rendah 2

: 2 x 8 sudu

3. Generator
Pabrik pembuat

:Mitsubishi Electric
Corporation, Japan

Kecepatan putaran

: 3000 rpm

Jumlah fasa

:3

Frekuensi

: 50 Hz

Tegangan

: 23 kV

KVA keluaran

: 471 MVA

kW

: 400.350 kW

Arus

: 11.823 A

Faktor daya

: 0,85

Rasio hubung singkat

: 0,5

Media pendingin

: Gas Hidrogen

Tekanan gas H2

: 4 kg/cm2

Volume gas

: 80 m3

Tegangan penguat medan

: 500 V

Kumparan

:Y

4. Sistem Eksitasi

2
6

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

a. Penguat Medan Tanpa Sikat (Brushless Exciter)


Pabrik pembuat

: Mitsubishi Electric
Corporation,Japan

Tipe

: Totally enclosed

kW keluaran

: 2400 kW

Tegangan

: 500 V

Arus

: 4800 A

Kecepatan putaran

: 3000 rpm

b. Penyearah (Rotating rectifier)


Pabrik pembuat

: Mitsubishi Electric
Corporation,Japan

Tipe

: Penyearah silicon

kW keluaran

: 2400 kW

Tegangan

: 500 V

Arus

: 400 A

c. Penguat Medan AC (AC Exciter)


Pabrik pembuat

: Mitsubishi Electric
Corporation,Japan

Tipe

: Rotating Armature

kVA keluaran

: 2700 kVA

Tegangan

: 410 V

Jumlah fasa

:3

Frekuensi

: 250 Hz

d. Penguat Medan Bantu (Pilot Exciter)


Pabrik pembuat

: Mitsubishi Electric
Corporation,Japan

2
7

Tipe

: Permanet Magnetic Field

kVA keluaran

: 30 kVA

Tegangan

: 170 V

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Arus

: 102 A

Frekuensi

: 400 Hz

Jumlah fasa

:3

Faktor daya

: 0,95

e. Lain-lain
Dioda silicon

: SR 200 DM

Sekering

: 1200 A, 1 detik

Kondenser

: 0,6 F

5. Pulverizer (Penggiling Batubara)


Pabrik pembuat

: Babcock & Wilcox, Canada

Tipe

: MPS-89

Kapasitas

:63.000kg/jam,

kelembaban

batubara 23,6%
Kelembutan hasil penggilingan

: 200 Mesh

Kecepatan putaran

: 23,5 rpm

Motor penggerak

: 522 kW/6 kV/706 A/ 50 Hz

6. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feedwater Pump)


Pabrik pembuat

: Ingersollrand, Canada

Tipe

: 65 CHTA 5 stage

Kapasitas

: 725 ton/jam

N.P.S.H

: 22,2 m
: 216 kg/cm2

Tekanan
Motor penggerak

: 6338,5 kW/6 kV/50 Hz/3


fasa

7. Pompa Air Pendingin

2
8

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Pabrik pembuat

: Mitsubishi Heavy
Industries, Japan

Tipe

: Vertical Mixed Flow

Kapasitas

: 31.500 m3/jam

Discharge head

: 12,5 m
: 0,8 kg/cm2

Tekanan
Motor penggerak

: 1300 kW/6 kV/50 Hz/3 fasa

8. Transformator Generator
Pabrik pembuat

: Mitsubishi Electric
Corporation, Japan

Tipe

: Oil Immersed Two Winding


Out door

Daya semu

: 282.000/376.000/470.000
kVA

Tegangan primer

: 23 kV

Arus primer

: 7080/9440/11.800 A

Tegangan sekunder

: 500 kV

Arus sekunder

: 326/434/543 A

Frekuensi

: 50 Hz

Jumlah fasa

:3

Uji tegangan tinggi saluran

: 1550 kV

Uji tegangan rendah

: 125 kV

Uji tegangan netral

: 125 kV

Prosentasi impedansi

: 11,66 11,69 %

9. Penangkap Abu (Electrostatic Precipitator)

2
9

Pabrik pembuat

: Wheelabarator, Canada

Jumlah aliran gas

: 1.347.823 Nm3/jam

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Temperatur gas

: 195C

Kecepatan aliran gas

: 1,47 m/detik

Tipe elektroda

: Isodyne &Star Type Unit 1


& 2,CoilUnit 3&4

Tegangan elektroda

: 55 kV DC

Arus elektroda

: 1250 1700 mA

Efisiensi

: 99,5 %

Jumlah abu hasil penangkapan

: 11,2 ton/jam

10. Cerobong (Stack)


Jumlah

: 2 buah (4 unit)

Tinggi

: 200 m

Diameter luar bagian bawah

: 22,3 m

Diameter luar bagian atas

: 14 m

Diameter pipa saluran gas buang

: 5,5 m

Suhu gas masuk cerobong

: 140C

Kecepatan aliran gas

: 2 m/detik

Material cerobong

: Beton dan di bagian


dalamnya terdapat 2 pipa
aliran gas berdiameter 5,5 m

B. Data Teknik Peralatan PLTU Suralaya Unit 5 7


1. Ketel (Boiler)
Pabrik pembuat

: Babcock & Wilcox, Canada

Tipe

: Radian Boiler, Balance


Draft. Natural Circulation,
Single Reheat. Top Supported
with Single Drum.

3
0

Kapasitas

: 1.953.866 kg uap/jam

Tekanan uap keluar superheater

: 174 kg/cm2

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Suhu uap keluar superheater

: 540C

Tekanan uap keluar reheater

: 59 kg/cm2 design.

Bahan bakar utama

: Batubara

Bahan bakar untuk penyalaan awal

: Minyak solar

2. Turbin
Pabrik pembuat

:Mitsubishi Heavy Industries,


Japan

Tipe

: Tandem Compound
Quadruple Exhaust
Condensing Reheat

Kapasitas

: 600 MW

Tekanan uap masuk

: 169 kg/cm2

Temperatur uap masuk

: 538C

Tekanan uap keluar

: 68 mmHg. abs

Kecepatan putaran

: 3000 rpm

Jumlah tingkat

: 3 tingkat

Turbin tekanan tinggi

: 10 sudu

Turbin tekanan menengah

: 7 sudu

Turbin tekanan rendah 1

: 2 x 7 sudu

Turbin tekanan rendah 2

: 2 x 7 sudu

3. Generator
Pabrik pembuat

: Mitsubishi Electric
Corporation, Japan

3
1

Kecepatan putaran

: 3000 rpm

Jumlah fasa

:3

Frekuensi

: 50 Hz

Tegangan

: 23 kV

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

KVA keluaran

: 767 MVA

kW

: 651.950 kW

Arus

: 19.253 A

Faktor daya

: 0,85

Rasio hubung singkat

: 0,58 pada 706 MVA

Media pendingin

: Gas Hidrogen

Tekanan gas H2

: 5 kg/cm2

Volume gas

: 125 m3

Tegangan penguat medan

: 590 V

Kumparan

:Y

4. Sistem Eksitasi
a. Penguat Medan Tanpa Sikat (Brushless Exciter)
Pabrik pembuat

:Mitsubishi Electric
Corporation,Japan

Tipe

: Totally enclosed

kW keluaran

: 3300 kW

Tegangan

: 590 V

Arus

: 5593 A

Kecepatan putaran

: 3000 rpm

b. Penyearah (Rotating rectifier)


Pabrik pembuat

: Mitsubishi Electric
Corporation, Japan

Tipe

:Penyearah silicon

kW keluaran

: 330 kW

Tegangan

: 590 V

Arus

: 550 A

c. Penguat Medan AC (AC Exciter)

3
2

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Pabrik pembuat

: Mitsubishi Electric
Corporation,Japan

Tipe

: Rotating Armature

kVA keluaran

: 3680 kVA

Tegangan

: 480 V

Jumlah fasa

:3

Frekuensi

: 200 Hz

d. Penguat Medan Bantu (Pilot Exciter)


Pabrik pembuat

: Mitsubishi Electric
Corporation, Japan

Tipe

: Permanet Magnetic Field

kVA keluaran

: 20 kVA

Tegangan

: 125 V

Arus

: 160 A

Frekuensi

: 400 Hz

Jumlah fasa

:3

Faktor daya

: 0,95

e. Lain-lain
Dioda silicon

: FD 500 DH 60

Sekering

: 800 A, 1 detik

Kondenser

: 0,6 F

5. Pulverizer (Penggiling Batubara)


Pabrik pembuat

: Babcock & Wilcox, Canada

Tipe

: MPS-89N

Kapasitas

:67.495 kg/jam, kelembaban


batubara 28,3%

3
3

Kelembutan hasil penggilingan

: 200 Mesh

Kecepatan putaran

: 23,5 rpm

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Motor penggerak

: 522 kW/3,3 kV/158 A/


50Hz

6. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feedwater Pump)


Pabrik pembuat

: Mitsubishi Heavy
Industries, Japan.

Tipe

: Horizontal, Centrifugal
Doble Cage, Four Stage

Kapasitas

: 1410 m3/jam

Head Total

: 2670 m
: 14,2 kg/m2

Tekanan
Motor penggerak

:-

Turbin BFP

: 5720 rpm

Motor Listrik

: 5960 kW/10 kV/50 Hz/3


fasa/1480 rpm

7. Pompa Air Pendingin


Pabrik pembuat

: Babcock & Wilcox, Canada

Tipe

:-

Kapasitas

: 180 m3/jam

Discharge head

: 45,2 m
: 2,0 kg/cm2

Tekanan
Motor penggerak

: 1300 kW/10,5 kV/50 Hz/3


fasa

8. Transformator Generator
Pabrik pembuat

: Mitsubishi Electric
Corporation, Japan

3
4

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Tipe

: Oil Immersed Two Winding


Out door

Daya semu

: 411.000/548.000/685.000
kVA

Tegangan primer

: 23 kV

Arus primer

: 17.195 A

Tegangan sekunder

: 500 kV

Arus sekunder

: 791 A

Frekuensi

: 50 Hz

Jumlah fasa

:3

Uji tegangan tinggi saluran

: 1550 kV

Uji tegangan rendah

: 125 kV

Uji tegangan netral

: 125 kV

Prosentasi impedansi

: 11,9 % pada 685 MVA

9. Penangkap Abu (Electrostatic Precipitator)


Pabrik pembuat

: Lodge Cotrell, USA

Jumlah aliran gas

: 1.347.823 Nm3/jam

Temperatur gas

: 195C

Kecepatan aliran gas

: 1,47 m/detik

Tipe elektroda

: Square Twisted Element

Tegangan elektroda

: 65 kV DC

Arus elektroda

: 1400 mA

Efisiensi

: 99,5 %

Jumlah abu hasil penangkapan

: 25 ton/jam

10. Cerobong (Stack)

3
5

Jumlah

: 3 buah (3 unit)

Tinggi

: 275 m

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Diameter luar bagian bawah

: 25 m

Diameter luar bagian atas

: 14 m

Diameter pipa saluran gas buang

: 6,5 m

Suhu gas masuk cerobong

: 140C

Kecepatan aliran gas

: 2 m/detik

Material cerobong

: Beton dan di bagian


dalamnyaterdapat 2 pipa
saluran gasberdiameter 6,5 m

BAB III
PELAKSANAAN PKL
3.1

3
6

Dasar Teori

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Siklus ideal termodinamika dasar uap ialah siklus Rankine. Siklus ini
tidak mempertimbangkan irreversibilitas pada komponen- komponennya
yaitu pompa, boiler, turbin uap dan kondenser. Pada sistem PLTU Suralaya
menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine
dengan Superheater dan Reheater pada ketelnya.
3.1.1

Siklus Rankine Ideal

Gambar 3.1 Siklus Rankine Ideal


Siklus ini terdiri dari empat proses, yaitu:
a. Proses 1-2:
b. Proses 2-3:
c. Proses 3-4
d. Proses 4-1

kompresi isentropik dalam pompa


pemanasan air dalam boiler pada tekanan konstan
(air menjadi uap)
: ekspansi isentropik dalam turbin
: pelepasan panas pada tekanan konstan dalam
kondensor (uap air diembunkan menjadi air)

Keterangan gambar:
Air masuk pompa pada titik 1 dalam kondisi saturated liquid.
Kemudian ditekan secara isentropik sampai mencapai tekanan boiler.
Temperatur air sedikit naik selama proses tersebut karena

3
7

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

menurunnya volume spesifik. Di dalam boiler air dipanaskan


menjadi uap panas lanjut (superheated steam). Uap panas lanjut ini
masuk ke dalam turbin, dan berekspansi secara isentropik, sehingga
menghasilkan kerja (Wt out). Pada akhir ekspansi, fluida berada
dalam fase cair dan uap, kemudian masuk ke kondensor pada
tekanan konstan untuk pelepasan panas.
Asumsi untuk analisis siklus ideal:
a. Tidak ada rugi-rugi tekanan pada komponen-komponen.
b. Pola aliran pada tiap komponen secara steady flow.
c. Perubahan energi potensial dari kinetik relatif kecil, sehingga
diabaikan.
d. Tidak ada rugi-rugi panas ke lingkungan.

3.1.2

Siklus Rankine Aktual pada PLTU Suralaya


Siklus rankine pada PLTU Suralaya yang menggunakan siklus
rankine dengan Superheater dan Reheater.

3
8

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Gambar 3.2 Siklus Rankine Aktual pada PLTU Suralaya


Keterangan gambar:
a. Proses 1-1 : kenaikan tekanan pada air menggunakan Condensate
Extraction Pump
b. Proses 1-2 : pemanasan air padaLow Pressure Heater
c. Proses 2-2 : kenaikan tekanan air menggunakan Boiler Feed Pump
d. Proses 2-3 : pemanasan air pada High Pressure Heater dan pada
Economizer
e. Proses 3-4 : pemanasan air menjadi uap air pada Wall Tube dan
Downcomer di dalam boiler
f. Proses 4-5 : pemanasan uap air menjadi uap panas lanjut (superheated
steam) pada superheater
g. Proses 5-6 : ekspansi uap di dalam High Pressure Turbine
h. Proses 6-7 : pemanasan kembali uap yang keluar dari High
Pressure Turbine yang terjadi di dalam reheater
i. Proses 7-7 : ekspansi uap yang keluar dari reheater di dalam
Intermediate Pressure Turbine
j. Proses 7-8 : ekspansi uap di dalam Low Pressure Turbine tanpa
mengalami pemanasan ulang
k.
Proses 8-1 :
pendinginan uap menjadi air di dalam
kondensor
3.2

Siklus Air dan Uap


Siklus air dan uap pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap
memafaatkan air laut yang diproses untuk menjadi uap. Air yang berasal
dari air laut dipompa oleh Seawater Pump dan diteruskan ke Desalination
Plant untuk proses desalinasi, yaitu proses pemurnian air laut menjadi air
tawar. Air hasil desalinasi ditampung di Fresh Water Tank yang kemudian
dialirkan ke Demineralisation Plant, untuk proses pemisahan mineral yang
terkandung pada air dengan mengecilkan kadar ion hingga mencapai kadar
ion dengan konduktivitas 0,2 V/cm. Air ini ditampung dalam sebuah tank
standby yaitu Reserve Feed Water Tank dimana sewaktu-waktu air siap
disirkulasi ke sistem. Air ini masuk ke kondensor lalu dipompa dengan
Condensate Extraction Pump ke Condensate Polishing untuk menahan
kadar garam mineral yang masih terkandung pada air bersuhu 40C dan
tekanan 28 kg/cm

3
9

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

, lalu dilanjutkan ke pemanas dengan


4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

memanfaatkan uap panas bertekanan tinggi dari Air Ejector dan dilanjutkan
ke pemanas gland steam dengan memanfaatkan uap panas bertekanan
tinggi, yang dipakai sebagai perapat poros turbin.
Air dipanaskan lagi dan diberi tekanan didalam Low Pressure
Heater (LP Heater) 1 hingga bersuhu 58C
Heater 2 hingga bersuhu 76,5C
109C

pada tekanan 12 kg/cm

dilanjutkan dengan LP

dan ke LP Heater 3 hingga bersuhu


. Setelah itu air dilewatkan ke

Deaerator yang sekaligus sebagai LP Heater 4, dimana air diberikan uap


panas agar kandungan oksigen pada air terpisah dan dapat dibuang, juga
sebagai proses Hydrazine, yaitu pemisah sisa gas yang masih terkandung
pada air. Deaerator juga memanaskan air hingga 140C.
Air dipompa Boiler Feed Pump ke High Pressure Heater (HP
Heater ) yang temperaturnya 142C

dan tekanan 180 kg/cm. HP

Heater dibagi menjadi beberapa tingkat yaitu HP Heater 1 dengan suhu


keluaran 173C , HP Heater 2 dengan suhu keluaran 201C

, HP Heater

3 dengan suhu keluaran 251C dengan tekanan 174 kg/cm


.
Dari HP Heater 3 air dialirkan ke Economizer untuk kemudian
dipanaskan dengan memanfaatkan gas hasil pembakaran bertemperatur
tinggi. Hal ini bertujuan agar air yang masuk ke boiler temperaturnya tidak
jauh berbeda dengan air yang ada di dalam boiler. Lalu air dialirkan ke
Steam Drum disirkulasikan ke pipa-pipa Wall Tube dan Downcomer pada
dinding boiler untuk dipanaskan hingga akhirnya kembali ke Steam Drum.
Aliran pada Wall Tube dan Downcomer dikarenakan adanya perbedaan
massa jenis air dan uap.
Uap yang telah terbentuk dipanaskan lagi di Superheater yang terdiri
dari Primary Superheater dan Secondary Superheater hingga keluarannya
berupa uap superheated bersuhu 538C dan tekanan 169 kg/cm
.
Uap kemudian masuk ke HP Bypass yang berfungsi menutup aliran
uap ke turbin start up atau emergency. Uap diekspansikan ke High Pressure

4
0

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Turbine (HP Turbine). Untuk pengaturan putaran HP Turbine terdapat valve,


misalnya Main Stop Valve yang mengatur aliran uap saat start up dan Main
Governing Valve yang mengatur uap saat dibebani pada putaran
nominalnya.
Dari HP Turbine, uap mengalami penurunan tekanan dan temperatur,
lalu menuju Reheater untuk dipanaskan kembali hingga mencapai
temperatur 538 C dan tekanan 39 kg/cm

. Uap dialirkan melalui

LP Bypass Interceptor Valve, dan Reheat Stop Valve yang mengatur aliran
uap.
Kemudian uap diekspansikan lagi di Intermediate Pressure Turbine
(IP Turbine) dan kemudian langsung masuk ke Low Pressure Turbine (LP
Turbine) 1 dan 2 tanpa mengalami pemanasan ulang, HP Turbine, IP
Turbine, dan LP Turbine dikopel menjadi satu poros untuk menggerakkan
generator yang menghasilkan energi listrik.
Uap yang keluar dari LP Turbine dimasukkan ke Condensor.
Tekanan pada Condensor divakumkan dengan Air Ejector agar terjadi
kondensasi secara cepat di Condensor dan terjadi perbedaan tekanan yang
besar dengan turbin sehingga gaya penggerak sudu-sudu turbin yang cukup
besar. Uap di Condensor didinginkan dengan air laut. Air yang dihasilkan
disirkulasikan lagi ke dalam boiler. Untuk mengatasi terjadinya kebocoran
air dan uap, maka air hasil sirkulasi ditambah dengan air desalinasi air laut.

4
1

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Gambar 3.3 Siklus Air Menjadi Uap pada PLTU Suralaya

3.3

Siklus Udara dan Gas


Salah satu unsur terpenting dalam pembakaran adalah oksigen.
Oksigen diperoleh dari udara. Udara yang digunakan untuk pembakaran
batubara terdiri dari udara primer dan sekunder.
Udara primer yang bersuhu 40C dihisap oleh Primary Air Fan
setelah sebelumnya melalui filter udara. Udara ini kemudian dipanaskan
pada Primary Air Preheat Steam Coil lalu dipanaskan lagi pada Primary Air
Heater atau Mill Air Heater hingga bersuhu 280 C

dengan

memanfaatkan gas panas setelah melewati dari Economizer agar kandungan


air dalam udara menguap. Udara ini kemudian disalurkan ke penggiling
batubara (Mill Pulverizer atau Crusher). Uap panas ini akan memanaskan
batubara yang sudah dihancurkan menjadi serbuk sebesar 200 mesh
sebanyak 70% menuju Burner pada boiler. Jadi udara primer berfungsi
sebagai:

4
2

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

1. Memanaskan batubara.
2. Menghantarkan batubaara menuju ruangbakar.
Sedangkan udara sekunder dihisap dengan kipas tekan paksa (Force
Draft Fan) setelah sebelumnya dilakukan filter udara. Udara keluar elemen
panas tersebut kemudian menuju Secondary Air Heater untuk dipanaskan
dengan memanfaatkan gas pembakaran setelah melewati Economizer.
Tujuan pemanasan ini untuk memudahkan proses pembakaran dari udara
panas sekitar 340 C . Dari pemanas ini udara dialirkan ke Wind Box yang
dihubungkan langsung dengan lubang udara pembakaran pada Burner.
Fungsi udara ini selain sebagai pensuplai udara pembakaran juga sebagai
pendingin bagian pembakaran (firing sistem) agar tidak rusak karena
(radiasi) api.
Di dalam boiler terjadi pencampuran antara batubara serbuk dan
udara primer dan udara sekunder yang kemudian dibakar. Hasil pembakaran
berupa gas panas dan abu. Gas panas yang terjadi dialirkan ke saluran (duct)
untuk memanaskan Steam Drum, pipa-pipa Wall Tube dan Downcomer, pipa
pemanas lanjut (Superheater), pemanas ulang (Reheater) dan Economizer.
Setelah dari Economizer gas masih bertemperatur tinggi yaitu sekitar 400C
dan dipergunakan sebagai sumber untuk memanaskan Air Heater.
Keluar dari boiler, gas dialiran ke Electrostatic Precipitator untuk
diambil abu hasil pembakaranya dengan efisiensi penyerapan abu sekitar
99,5% sedangkan sisanya terbawa bersama udara dihisap oleh Induced Fan
dan akhirnya dibuang ke cerobong atau Stack.

4
3

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Gambar 3.4 Siklus Udara dan Gas

3.4

Siklus Batubara dan Abu


Batubara yang dibongkar dari kapal selanjutnya diangkut dengan
menggunakan
(Temporary

Conveyer
Stock)

dan

menuju

tempat

selanjutnya

penyimpanan

batubara

dibawa

sementara
ke

Coal

Bunkerditeruskan ke Coal Feeder yang berfungsi mengatur jumlah aliran


batubara ke Mill Pulverizer.
Di dalam Mill Pulverizer, batubara ini dihancurkan dari 5cm menjadi
serbuk halus seperti tepung dengan ukuran 200 mesh. Serbuk batubara ini
dicampur dengan udara primer, yaitu udara panas yang tersebar dari
Primary Air Fan. Udara ini dimanfaatkan untuk mendorong batubara dari

4
4

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Pulverizer melalui Coal Pipe menuju Coal Burner untuk proses


pembakaran.
Dalam Coal Burner, batubara dan udara primer dicampur dengan
udara sekunder yang dipanaskan di Secondary Air Heater dan dialirkan oleh
Force Draft Fan. Dalam proses pembakaran presentasi perbandingan udara
antara 20% untuk udara primer dan 80% udara sekunder.
Kemudian setelah terjadi pembakaran dihasilkan limbah abu.Abu
tersebut terdiri dari 80% Fly Ash yang terbuang terbawa aliran gas buang
dan 20% berupa Bottom Ash yang jatuh kedasar boiler. Fly Ash terbawa
melewati Electrostatic Presicipitator akibat tarikan Induced Draft Fan.
Induced Draft Fan berfungsi untuk menghisap abu terbuang hasil
pembakaran dan menjaga tekanan boiler pada 0-10 mmWG s/d 13 mmWG,
supaya jika terjadi kebocoran pada boiler, api tidak tersumbar keluar boiler.
Electrostatic Precipitator berfungsi untuk menangkap 99,5% Fly
Ash dengan sistem elektroda dan 0,5% sisanya dibuang melalui cerobong
(Stack). Dari 99,5% Fly Ash itu dikumpulkan dan diambil dengan alat
Pneumatic Gravity Conveyor pada unit 1-4 dan pada unit 5-7 menggunakan
kompresor. Abu tersebut digunakan sebagai material untuk membuat bahan
pembuat jalan,beton semen dan bahan bangunan (Conblock). Untuk
menjaga agar abu yang dikeluarkan dari cerobong tidak terakumulasi di
daerah sempit. Cerobong unit 1-4 dibuat setinggi 200 meter dan unit 5-7
dibuat setinggi 275 meter, sedangkan Bottom Ash jatuh didasar boiler
ditampung oleh bak SDCC (Submerged Drag Chain Conveyor).

4
5

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Gambar 3.5 Coal Handling Sistem pada PLTU Suralaya

Gambar 3.6 Siklus Batubara dan Abu

4
6

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

3.5

Boiler
Boiler merupakan suatu alat dengan prinsip kerja seperti ketel, yang
digunakan sebagai tempat pemanasan air (Feedwater) menjadi uap kerja
(steam). Di dalam boiler terdapat burner yang merupakan tempat
pembakaran batu bara sebagai bahan bakar utama yang digunakan sehingga
mampu menghasilkan energi panas berupa api. Api hasil pembakaran
batubara tersebut digunakan untuk memanaskan air yang dialirkan melalui
pipa-pipa, pemanasan air terjadi pada dinding-dinding pipa. Hal ini
dimaksudkan supaya terjadi transfer panas yang sempurna karena bidang
sentuhnya lebih luas. Uap yang telah terbentuk kemudian dikumpulkan di
dalam suatu tempat yang dinamakan steam drum, kemudian uap akan
dipisahkan dari kandungan air dan menjadi uap murni dan mengurangi
kandungan benda padat dari uap. Pemisahan uap dan air ini dimaksudkan
untuk mencegah korosi pada pipa-pipa.
Boiler pada PLTU Suralaya menggunakan batubara sebagai bahan
bakar utamanya. Sedangkan bahan bakar pendukung adalah solar, dimana
solar digunakan sebagai pematik awal (ignition) untuk membakar batubara.
Penyaluran batubara ke air Demin dapat terjadi secara radiasi dan konveksi.
Bagian pemindah panas dari boiler terdiri dari pemanas mula (Low Pressure
Heater dan High Pressure Heater), Economizer, pemanas lanjut
(Superheater) dan pemanas ulang (Reheater).
Pemindah panas dalam boiler terjadi dalam proses :
1. Radiasi diruang bakar.
2. Konveksi di Economizer dan Air Heater.
3. Kombinasi konveksi dan radiasi pada Superheater dan Reheater.

4
7

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Fungsi utama Boiler adalah :


1. Untuk memproduksi uap sesuai yang dibutuhkan, baik kuantitas maupun
kualitas.
2. Memanaskan uap lanjut (mengeringkan) yang dihasilkan sebelum
digunakan untuk memutar turbin.
3. Memanaskan kembali uap yang telah digunakan untuk memutar turbin
tekanan tinggi (HP Turbine) sebelum digunakan untuk memutar turbin
tekanan menengah

(LP Turbine) dan selanjutnya digunakan untuk

memutar turbin tekanan rendah 1 dan 2 (LP Turbine).

Gambar 3.7 Skema Boiler

4
8

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

3.5.1

Komponen Utama Boiler


Komponen utama boiler unit 1-4 PLTU Suralaya terdiri dari:
Steam Drum, Downcomer, Wall Tube, Economizer, Riser, Primary
Superheater, Secondary Superheater, Reheater.

Steam Drum
Steam Drum adalah bagian dari boiler yang berfungsi untuk :
a. Menampung air yang akan dipanaskan pada pipa pipa penguap
(Wall Tube), dan menampung uap air dari pipa pipa penguap
sebelum dialirkan ke Superheater.
b. Memisahkan uap air yang telah dipisahkan diruang bakar
(Furnace).
c. Mengatur kualitas air boiler, dengan membuang kotorankotoran terlarut didalam boiler melalui Continous Blowdown.
d. Mengatur permukaan air sehinga tidak terjadi kekurangan saat
bolier beroperasi yang dapat mnyebabkan overheating pada
pipa boiler.
e. Bagian-bagian dari Steam Drum terdiri atas: Feed Pipe,
Chemical Feed Pipe. Sampling Pipe, Baffle Pipe, Separator,
Scrubber, Dryer, Dry Box.
Level air dari drum harus selalu dijaga agar selalu tetap
setengah dari tinggi drum. Sehingga banyaknya air pengisi yang
masuk ke Steam Drum harus sebanding dengan banyaknya uap
yang meninggalkan drum, sehingga level air tetap konstan.
Pengaturan level air dilakukan dengan mengatur Flow Control
Valve. Jika level air didalam drum terlalu rendah, akan

4
9

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

menyebakan terjadinya overheating pada pipa boiler, sedangkan


jika level air pada drum terlalu tinggi, kemungkinan butir butir air
terbawa ke turbin akan mengakibatkan kerusakan pada turbin.
2. Wall
tube
Dinding boiler terdiri dari tubes/pipa-pipa yang disatukan
oleh membrane, oleh karena itu disebut Wall Tube. Di dalam Wall
Tube tersebut mengalir air yang akan didihkan. Dinding pipa
boiler adalah pipa yang memiliki ulir dalam (Ribbed Tube),
dengan tujuan agar aliran air yang ada di Wall Tube turbulen,
sehingga penyerapan panas lebih banyak dan merata, serta untuk
mencegah terjadinya overheating karena penguapan awal pada
dinding pipa yang menerima panas radiasi secara langsung dari
ruang pembakaran.
Wall Tube mempunyai dua Header pada bagian bawahnya
yang berfungsi untuk menyalurkan air dari Downcomer.
Downcomer merupakan pipa yang menghubungkan Steam Drum
dengan bagian bawah Low Header. Untuk mencegah penyebaran
panas dari dalam Furnace keluar melalui Wall Tube, maka akan
disisi luar dari Wall Tube dibuat dari dinding isolasi yang terbuat
dari Mineral Fiber. Wall Tube terdiri dari dua bagian, yaitu terdiri
Wall Ribbed Tube dan Wall Plain Tube.
3. Downcomer
Downcomer digunakan untuk membuat siklus secara alami
bisa berjalan, yaitu berat jenis air yang lebih tinggi akan turun,

5
0

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

akan yang lebih besar temperaturnya akan naik, sedangkan yang


lebih kecil akan naik drum.
Downcomer terdiri dari 3 buah pipa yang terletak disisi
tengah dan yang dua di kiri dan kanan. Downcomer dilengkapi
dengan pipa drain berikut katupnya dengan diameter yang masuk
ke CBD Tank kemudian diteruskan ke kanal.
4. Economizer
Perpindahan panas yang terjadi di Economizer terjadi
dengan arah aliran kedua fluida yang berlawanan (counter flow).
Air pengisi Steam Drum mengalir keatas menuju Steam Drum,
sedangkan udara pemanas mengalir ke bawah adalah pipa yang
digunakan untuk menyerap panas dari gas bekas sisa pembakaran
kedalam Feed Water sebelum memasuki siklus penguapan
(Evaporator) didalam boiler. Economizer berupa pipa-pipa air
yang dipasang ditempat hasil laluan gas dihasil pembakaran
sebelum Air Heater. Economizer terdiri dari Economizer Inlet
Header, Economizer Tube, Economizer Outlet Header.
5. Riser
Riser Tube atas gunanya untuk meneruskan aliran air ke
Steam Drum dan meneruskan aliran uap ke Superheater,
sedangkan Feedergunanya untuk mendistribusikan air dari
Downcomer ke Wall Tube.
Riser terdiri dari tiga bagian yaitu Riser Distributor Outlet
Downcomer, Riser Inlet Steam Drum, Dan Riser Outlet Steam
Drum.

5
1

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

6. Superheater
Superheater berfungsi untuk menaikan temperature uap
jenuh menjadi uap panas lanjut dengan memanfaatkan gas panas
hasil pembakaran. Uap yang masuk ke Superheater berasal dari
Steam Drum. Superheater terbagi dua yaitu Primary Superheater
dan Secondary Superheater.
a. Primary Superheater
Primary Superheater berfungsi menaikan temperature uap
jenuh yang berasal dari Steam Drum menjadi uap panas lanjut
dengan

memanfaatkan

gas

panas

hasil

pembakaran.

Temperature masuk Primary Superheater adalah 304 C dan


temperature keluarnya 414 C. Primary Superheater terdiri
dari Superheater Support Inlet Header, Superheater Support
Tube,

Superheater

Support

Outlet

Header.

Primary

Superheater Inlet Header, Primary Superheater Tube, Primary


Superheater Outlet Header. Secondary Superheater Inlet
Header, Secondary Superheater Tube, Secondary Superheater
Outlet Header.
b. Secondary Superheater
Secondary Superheater terletak pada bagian laluan gas yang
sangat panas yang ada diatas ruang bakar dan menerima panas
secara langsung dari ruang bakar. Temperature uap masuk
Secondary Superheater 414C dan tekanan 169 kg/cm. Uap
yang keluar dari Secondary Superheater kemudian digunakan
untuk memutar HP Turbine.

5
2

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

7. Reheater
Reheater berfungsi sebagai memanaskan kembali uap yang
keluar dari HP Turbine

dengan memanfaatkan gas hasil

pembakaran yang temperaturnya relatif masih tinggi. Pemanasan


ini berfungsi menaikkan efisiensi sistem secara keseluruhan.
Perpindahan panas yang paling dominan pada Reheater adalah
perpindahan panas konveksi. Perpindahan panas radiasi pada
Reheater memberikan efek yang sangat kecil sehingga proses ini
diabaikan. Temperatur uap masuk Reheater adalah 335C dengan
tekanan sebesar 42,8 kg/cm, sedangkan temperatur keluarnya
adalah 541C dengan tekanan 39 kg/cm. Uap ini kemudian
digunakan untuk menggerakan IP Turbine, langsung digunakan
untuk mengatur IP Turbine tanpa mengalami pemanasan ulang.
3.5.2

Komponen Pendukung Boiler


Komponen pendukung boiler terdiri dari: Mill / Pulverizer,
Sootblower, Control Valve, Safety Valve, Air Heater, dan Fan.
1. Mill / Pulverizer
Mill merupakan alat yang berfungsi untuk menghaluskan
agar mencapai ukuran tertentu, sehingga dapat digunakan dalam
proses pembakaran. Tujuan penghalusan ini berfungsi agar
batubara mudah terbakar sehingga pembakaran sempurna dapat
tercapai. Di PLTU Suralaya batubara dihaluskan dari ukuran
diameter rata-rata 5cm menjadi 200 mesh.
Kerja dari Mill harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

5
3

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

a. Kehalusan yang diinginkan sehingga energi/daya daya yang


dibutuhkan semakin besar.
b. Grindability/kekerasan batubara yang digunakan sebagai
bahan bakar.
c. Cara penghembusan batubara yang telah halus, batubara harus
dikeringkan dengan semburan udara hangat.
Mill boiler unit 1 4 berjumlah duapuluh buah dan sekarang ini
semuanya aktif karena rendahnya mutu batubara yang digunakan.
2. Sootblower
Sootblower merupakan peralatan tambahan boiler yang
berfungsi membersihkan kotoran yang dihasilkan dari proses
pembakaran yang menempel pada pipa-pipa Wall Tube,
Superheater, Reheater, Economizer, dan Air Heater. Tujuanya agar
perpindahan panasnya berlangsung secara baik dan efektif,
sebagai media pembersih digunakan uap. Suplai uap ini diambil
dari Primary Superheater melalui pengaturan tekanan PCV yang
diset pada tekanan 40 kg/cm. Setiap Sootblower dilengkapi
dengan Poppet Valve untuk mengatur kebutuhan uap Sootblower.
Katup ini membuka pada saat Sootblower dioperasikan dan
menutup kembali saat Lance Tube dari Sootblower tersebut
mundur menuju stop.
Dilihat dari cara kerja dan mekanisme pengoperasiannya
Sootblower dibagi atas :
a. Short

Retractable

Sootblower/Furnace

Wall

Blower,

digunakan untuk membersihkan pipa-pipa penguap (Wall


Tube) pada daerah Furnace.
b. Half Retractable Sootblower, digunakan untuk membersihkan
pipa-pipa Economizer.

5
4

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

c. Long Retractable Sootblower, digunakan untuk membersihkan


pipa-pipa Superheater dan Reheater.
d. Air Heater Sootblower, digunakan untuk membersihkan
elemen-elemen Air Heater.
3. Control Valve
Control Valve berfungsi untuk mengatur aliran suatu fluida
dengan menutup, membuka atau menghambat sebagian dari
jalannya aliran. Secara tidak langsung, maka valve dapat
diandalkan untuk mengatur besar kecil nya flow, rendah tinggi
nya level, rendah tinggi nya temperature atau tekanan.
4. Safety Valve
Safety Valve berfungsi sebagai pengaman ketika tekanan
uap berlebihan yang dihasilkan oleh boiler. Tekanan berlebihan
ini dapat terjadi karena overfiring pada saat penambahan Mill,
atau adanya penurunan beban turbin secara drastis.
5. Air Heater
Air Heater digunakan di sebagian besar pembangkit listrik
tenaga uap untuk memanaskan udara dan meningkatkan proses
pembakaran. Sumber energi panasnya adalah gas buang dan Air
Heater menyiapkan perangkap panas untuk mengumpulkan dan
menggunakan panas pembuangan dari aliran gas buang.
Air Heater diletakkan langsung disamping boiler, dimana
Air Heater menerima gas buang panas dari Economizer dan
pembakaran udara dingin dari Forced Draft Fan. Udara panas
yang dihasilkan oleh Air Heater meningkatkan pembakaran
semua bahan bakar serta untuk mengeringkan dan mengantar
bahan bakar pada Pulverizer (unit pembakaran batubara). Air
Heater diklasifikasikan berdasarkan prinsip beroperasinya, yaitu
jenis Recuperative dan Regenerative.

5
5

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

6. Fan
Fan adalah pompa yang dapat memindahkan sejumlah
udara atau gas sehingga dapat bergerak atau mengatasi tekanan
untuk mengalir dalam saluran. Fan membantu cerobong untuk
mengalirkan gas asap keluar dari sistem pembakaran.

3.6

Control Valve
Control valve di desain untuk mengontrol dan mengatur aliran fluida
dalam sistem pengendalian dan proses. Sebuah control valve terdiri atas dua
bagian dasar yaitu actuator dan body valve. Bagian actuator adalah bagian
yang mengerjakan gerak buka tutup control valve dan body valve adalah
bagian control valve yang kontak langsung dengan fluida kerja.
3.6.1 Macam Macam Valve
Valve yang digunakan pada sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Uap Suralaya adalah Globe Valve, Gate Valve, Ball Valve,
dan Butterfly Valve.
1. Globe Valve
Prinsip dasar dari mekanisme Globe Valve adalah gerakan
tegak lurus disk dari dudukannya. Hal ini memastikan bahwa
ruang berbentuk cincin antara disk dan cincin kursi bertahap
sedekat valve ditutup. Ada tiga jenis desain tubuh Globe Valve,
yaitu :

Z body adalah tipe yang paling umum digunakan,


dengan diafragma yang berbentuk Z. Posisi
dudukan disk horizontal dan pergerakan batang disk
tegak lurus terhadap dudukan disk. Bentuknya yang

5
6

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

simetris memudahkan dalam pembuatan, instalasi,

maupun perbaikannya
Y body adalah sebuah alternatif untuk high
pressure drop. Posisi dudukan disk dan batang
(stem) bersudut 45 dari arah aliran fluidanya. Jenis

ini sangat cocok untuk tekanan tinggi.


Angle body adalah modifikasi dasar dari Z-body.
Jenis ini digunakan untuk mentransfer aliran dari
vertikal ke horizontal.

Gambar 3.8 Angle Body, Y-Body, Z-Body


2. Gate Valve
Jenis katup yang digunakan untuk membuka aliran dengan
cara mengangkat gerbang penutupnya. Gate valve tidak

5
7

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

untukmengatur besar kecilnya laju suatu aliran fluida dengan cara


membuka setengah atau seperempat posisi, Jadi posisi gate
padakatup ini harus benar-benar terbuka (fully open) atau benarbenartertutup (fully close). Jika gate dalam posisi setengah
terbuka akan menyebabkan turbulensi yang berakibat pengikisan
sudut gate.

Gambar 3.9 Gate Valve


3. Needle Valve
Katup ini dapat digunakan untuk throttling dengan sangat
akurat serta dapat juga digunakan pada tekanan tinggi dan

5
8

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

temperatur tinggi. Ketika menggunakan katup jenis ini, katup cukup


dibuka satu atau dua putaran saja. Karena dengan satu atau dua putaran
sudah cukup untuk membuat fluida mengalir.

Gambar 3.10 Needle Valve

4. Ball Valve
Katup dengan pengontrol aliran berbentuk bola yang
memiliki lubang tengah, sehingga lubang tersebut menjadi garis
lurus dan aliran akan melewati lubang tersebut. Tetapi ketika
katup tertutup , posisi lubang berada tegak lurus terhadap katup,
maka aliran akan terhalang oleh bola tersebut.
Ball

Valve

banyak

digunakan

di

industri

karena

perbaikannya yang mudah, kemampuan untuk menahan tekanan


dan temperatur tinggi.

5
9

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Gambar 3.11 Ball Valve


5. Butterfly Valve
Mekanisme

penutupan

mengambil

bentuk

sebuah

disk.Sistem pengoperasiannya mirip dengan ball valve, yang


memungkinkan cepat untuk menutup. Katup ini mudah dan cepat
untuk dioperasikan karena rotasi 90 yang digerakkan oleh
handwheel dengan menggerakkan disk dari tertutup penuh ke
posisi terbuka penuh. Butterfly Valve sangat cocok untuk
penanganan arus besar cairan atau gas pada tekanan yang relatif
rendah dan untuk penanganan cairan padatan tersuspensi dengan
jumlah besar.

6
0

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Gambar 3.12

Butterfly
Valve

3.6.2

Parameter Control Valve


Berdasarkan parameter yang diatur pada control valve
terdiri dari Pressure Control Valve (PCV), Flow Control Valve
(FCV), Level Control Valve (LCV), dan Temperature Control Valve
(TCV). Pada satu unit mesin pembangkit listrik bahan bakar
batubara terdapat:
1. LCV Reserve Feed Water Tank
Berfungsi untuk mengontrol ketinggian atau level air pada
Reserve Feed Water Tank. Cara kerja LCV Reserved Feed Water
Tank adalah apabila ketinggian dari RFWT berlebih, LCV akan
tebuka sampai level air yang diizinkan. LCV terletak dibawah
RFWT.

6
1

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Gambar 3.13 LCV Reserve Feed Water Tank dan


name plate
2. PCV Sootblower
Sootblower berfungsi untuk memebersihkan kotoran yang
menempel pada pipa wall-tube,superheater, reheater, economizer
dan air heater dengan menggunakan uap sisa dari Primary
Superheater (PSh). Tekanan dari Primary Superheater sebesar
169 kg/cm, namun tekanan yang diizinkan pada Sootblower
sebesar 42 kg/cm. Oleh karena itu, PCV Sootblower berfungsi
untuk mengatur tekanan uap yang akan digunakan pada
sootblower. Jika tekanan uap Sootblower berlebih maka PCV
akan full close dan safety valve akan bekerja. PCV Sootblower
terdapat 1 buah dalam 1 unit mesin pembangkitan.

Gambar 3.14 PCV Sootblower dan name plate

6
2

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

3. PCV Auxilliary Steam from PSh


Aux. Steam adalah uap bantu yang digunakan untuk
berbagai macam keperluan Aux. Steam System seperti pada
deaerator, desalinasi, gland steam, atomisasi bahan bakar,
innerting, dan sebagainya yang diambil dari Cold Reheat dan
Primary Superheater. Tekanan dari Primary Superheater
sebesar 169 kg/cm, namun tekanan yang diizinkan pada Aux.
Steam System sebesar 21 kg/cm. Oleh karena itu, PCV
Sootblower berfungsi untuk mengatur tekanan uap yang akan
digunakan pada Aux. Steam System. Dalam 1 unit terdapat 1
buah PCV Aux. Steam from PSh.

Gambar 3.15 PCV Aux. Steam from PSh

4. PCV Auxilliary Steam from


Cold Reheat
Aux. Steam tidak hanya diambil dari PSh, akan tetapi juga
dari Cold Reheat. Oleh karena itu, terdapat PCV Aux. Steam
from Cold Reheat yang mengatur tekanan keluar dari Cold
Reheat sebesar 39 kg/cm. PCV Aux. Steam ini bekerja pada
tekananan 21 kg/cm yang digunakan untuk berbagai macam
sistem.

6
3

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Gambar 3.16 PCV Aux. Steam from Cold Reheat


5. PCV Auxilliary Steam Spray
Berfungsi untuk mengatur tekanan pada discharge Boiler
Feed Pump (BFP). Air pada discharge BFP digunakan untuk
menyemprotkan air apabila tekanan dan tempertatur uap pada
chamber terlalu tinggi. PCV Aux. Steam Spray menjaga dan
mempertahankan tekanan pada 40 kg/cm , yang pada awalnya
di discharge BFP 200 kg/cm.

Gambar

3.17

PCV

Aux. Steam Spray


6. TCV

Auxilliary

Steam

Spray
Untuk mengatur temperatur air pada discharge Boiler Feed
Pump (BFP).temperatur air

yang dijaga pada BFP adalah

150C, air digunakan untuk men-spray apabila tekanan dan


temperatur dalam chamber terlalu tinggi.

6
4

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Gambar 3.18 TCV Aux. Steam Spray dan name


plate
7. TCV Superheater Spray Water
Temperatur pada Superheater adalah 539C - 540C.
Apabila temperature di Superheater berlebih, Spray water akan
bekerja dan temperatur dalam Superheater akan kembali normal.
Dalam 1 unit terdapat 4 buah TCV yang dibagi 2 sisi dan 1 buah
block valve. Block valve berfungsi untuk mengurangi beban
kerja TCV. Sehingga dengan adanya block valve ini kerja TCV
menjadi lebih ringan. Apabila TCV open, maka block valve
terbuka dengan set point yang sudah ditentukan.

Gambar 3.19 TCV Superheater Spray Water dan


name plate

6
5

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Gambar 3.20 Block Valve dan name plate


8. TCV Reheater Spray Water
Berfungsi untuk mengatur temperatur yang ada pada
reheater. Apabila temperatur pada reheater berlebih, spray
water akan bekerja dan mendinginkan dinding reheater sampai
temperatur kembali normal. Dalam 1 unit terdapat 2 buah TCV
Reheater yang dibagi 2 sisi dan 1 buah block valve. Apabila
temperatur pada sisi A berlebih, maka TCV Reheater yang
bekerja hanyalah pada sisi A. Dan Apabila temperatur pada sisi
B berlebih, maka TCV Reheater yang bekerja hanyalah pada sisi
B.
Gambar 3.21 TCV Reheater Spray Water dan
name plate

Gambar 3.22 Block Valve dan name plate

6
6

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

9. FCV Innerting
Berfungsi untuk mengatur aliran batubara yang terdapat
pada pulverizer dengan media udara. Tiap satu unit pulverizer
terdapat 3 buah FCV Innerting

Gambar 3.23 FCV Inntering


3.7

Pemeliharaan
Pemeliharaan
kegiatan

pekerjaan

adalah

suatu

perawatan

yang

dilakukan terhadap peralatan / instalasi dengan tujuan agar supaya


peralatan / instalasi tersebut dapat dioperasikan secara maksimal, andal,
efisien, aman dan dapat mencapai umur pakai (life time) sesuai dengan yang
direncanakan. Pemeliharaan akan diperlukan karena setiap peralatan yang
dioperasikan akan mengalami kerusakan. Pemeliharaan yang baik akan
mencegah atau memperlambat terjadinya kerusakan tersebut. Faktor-faktor
penyebab kerusakan diantaranya adalah :

6
7

Desain dan material

Pengoperasian

Pemeliharaan

Kondisi lingkungan

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Program pemeliharan yang berhasil selain akan memperlambat


terjadinya kerusakan, juga akan dapat meningkatkan kemampuan dari
peralatan / instalasi yang dipelihara.Untuk berhasilnya suatu pemeliharaan
harus didukung dengan :

Tenaga kerja yang terampil, baik personil operasi, pemeliharaan,

perencanaan dan semua personil terkait.


Tersedia spare part / material / dana yang cukup
Tersedia cukup waktu untuk pemeliharaan.
Case History (catatan kejadian-kejadian) selama peralatan / instalasi
dioperasikan.
Case History yang lengkap dan rinci dan log sheet harus
diarsipkan, baik mengenai operasi maupun pemeliharaannya.

6
8

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

3.7.1

Jenis-Jenis Pemeliharaan
Program pemeliharaan yang diterapkan pada PT Indonesia Power UP
Suralaya sebagai berikut :

Gambar 3.24 Struktur Pemeliharaan

6
9

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

1. Pemeliharaan Korektif
Usaha Pemeliharaan yang dilakukan akibat adanya
kegagalan suatu fungsi atau kerusakan pada suatu peralatan
saat peralatan tersebut beroperasi. Indikasi kegagalan atau
kerusakan peralatan tersebut diperoleh dari hasil laporan
monitoring kondisi operasi peralatan, temuan fisik hasil dari
patroli operastor dan laporan dari usaha pemeliharaan preventif
2. Pemeliharaan Preventif
Usaha Pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah atau
mengatasi timbulnya kerusakan yang sudah diprediksikan
selama

masa

periode

beroperasinya

suatu

peralatan.

Pemeliharaan Preventif dibagi menjadi dua macam, yaitu :


Pemeliharaan Prediktif adalah pemeliharaan yang
dilakukan atas dasar condition monitoring untuk
memastikan

keadaan

sebenarnya

dari

mesin.

Pelaksanaannya berupa prediksi terhadap kerusakan


yang akan terjadi. Pemeliharaan Prediktif pada
Control Valve (PCV, LCV, TCV, FCV) akan

dilakukan pengecekan/inspeksi sebulan sekali.


Pemeliharaan Periodik adalah pemeliharaan yang
dilakukan secara berkala. Pemeliharaan Periodik
pada Control Valve biasanya pada saat overhaul.
Apabila saat inspeksi ditemukan control valve rusak
atau mengalami erosi, maka akan dilakukan
pemeliharaan dengan lapping antara seat dan disk,
mengganti

cage,

meratakan

stem

dan

plug,

mengencangkan baut. Hal tersebut berfungsi untuk


memperpanjang usia peralatan selama beroperasi.

7
0

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

3.7.2

Prosedur Pemeliharaan
Prosedur ini berlaku untuk seluruh kegiatan pemeliharaan bagi
semua peralatan utama beserta komponen bantu yang ada di mesin
pembangkitan listrik PT Indonesia Power UP Suralaya meliputi :

Prosedur Pemeliharaan Korektif


Pemeliharaan korektif adalah pelaksaan pemeliharaan dikarenakan
rusak, gangguan, insiden. Urutan prosedurnya sebagai berikut:
- SPS Operasi membuat Work Order fault melalui fasilitas
-

maximo.
SPS Pemeliharaan terkait menganalisa Work Order.
SPS menunjuk Supervisor terkait untuk memeriksa kondisi di

lapangan.
SPS Pemeliharaan membahas Work Order fault di dalam rapat

Operasi & Maintenance.


SP memastikan ketersediaan job plan.
Apabila job plan belum ada, RENVAL menyusun job plan.
Mengenai tenaga, material, alat kerja, APD, waktu yang

diperlukan, serta dampak lingkungan yang dapat timbul.


SPS Pemeliharaan mereview job plan dengan keputusan
tindakan, anatara lain :
Approve, dapat langsung dilaksanakan
Waiting for material, barang/jasa

belum

tersedia
Waiting for plant condition, perlu keadaan

tertentu.
Pemeliharaan bertanggung

SP

jawab

atas

pekerjaan

pemeliharaan dilapangan.
Didalam pelaksanaannya mengacu pada instruksikerja atau
job plan dan harus berkoordinasi dengan supervisor operasi
atau operator untuk memasang tagging dan melakukan lock

outatau penguncian serta rambu pengaman lainnya.


SP Pemeliharaan dan SP Operasi melaksanakan individual test
dengan mengisi FM-SLA/072.

7
1

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Setelah hasi uji coba dinyatakan baik, SP Pemeliharaan


melaksanakan release tagging dan pekerjaan dinyatakan

selesai.
SP Pemeliharaan bertanggung jawab membuat laporan
pelaksanaan pekerjaan dan disampaikan pada Manajer
Operasi dan Maintenance.

Prosedur Pemeliharaan Preventif


Pemeliharaan Preventif adalah pemeliharaan peralatan yang sudah
direncanakan dan dilaksanakan secara rutin. Urutan prosedurnya
sebagai berikut:
-

Manajer

Pemeliharaan

membuat

rencana

pemeliharaan

dengan menginventarisir peralatan apa saja yang akan


dipelihara menggunakan Formulir Rencana Pemeliharaan
-

Tahunan FM-SLA/018.
Manajer Pemeliharaan

kemudian

membuat

jadwal

pelaksanaan, lingkup pekerjaan, tenaga kerja, material/sparepart, tool, perlengkapan K3, dan mengidentifikasi sumber
-

bahaya serta dampak lingkungan yang mungkin timbul.


SPS Pemeliharaan bertanggung jawab dalam pelaksanaan

kegiatan dilapangan.
Pelaksanaan pemeliharaan mengacu pada instruksi kerja atau
job plan dalam maximodan tetap berkoordinasi dengan SP

Operasi atau operator.


Untuk pemeliharaan periodik, terdapat langkah-langkah:
SPS Pemeliharaan melakukan lock out dan

memasang tagging dan rambu peringatan lain.


Setelah melakukan pemeliharaan, Tim Quality
Control yang terdiri dari bagian operasi dan
pemeliharaan

7
2

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

melakukan

individual

test

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

peralatan

sesuai

dengan

instruksi

kerja

pengoperasian dengan mengisi FM-SLA/072.


Setelah hasil uji coba dinyatakan baik oleh Tim
Quality

Control

SPS

Pemeliharaan

melaksanakan release tagging dan pekerjaan


-

dinyatakan selesai.
SP Pemeliharaan bertanggung jawab membuat laporan
pelaksanaan pekerjaan dan disampaikan pada Manajer
Operasi dan Maintenance.

Diagram alir prosedur pemeliharaan korektif dan pemeliharaan preventif terdapat


pada Gambar 3.25

7
3

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Pemeliharaan

Preventif

Korektif

Rencana Pemeliharaan

Work Order

Jadwal Pemeliharaan

Analisa Kerusakan

Pelaksanaan

Job Plan ada?

Buat Job Plan

Individual Test
Tidak

Barang/Jasa ada?

Prosedur Pembelian

Ok?

Perlu Shutdown Unit?

Selesai

Ya

Tidak

Uji Coba

Baik

7
4

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

Selesai

Minta Izin PB3

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Tidak

Gambar 3.25 Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan

3.8 Kerusakan pada Control Valve


3.8.1

Leakout
Leakout adalah kebocoran yang berada diluar LCV. Yang
dimaksud dengan kebocoran diluar yaitu keluarnya uap/air dari LCV,
sehingga kebocoran uap atau air tersebut bisa dilihat secara jelas dari
luar, karena uap/air yang bocor, keluar melalui gland packing dan
plandes yang sudah terkikis.Biasanya fluida yang bocor keluar dari
stuffing boxatau plandes. Adapun penyebab dari leak out adalah
karena gland packing sudah termakan (aus) dan dari gasket
plandesnya sudah terkikis.

7
5

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Gambar 3.26 Leakout

3.8.2

Leakthrough
Leakthrough

adalah

kebocoran fluida yang berada pada


didalam

dari

komponen

LCV.

Maksudnya adalah, kebocoran yang


di dalam ini adalah bocornya fluida
dan mengalir di dalam komponen
LCV. Jadi pasokan fluida jauh lebih banyak dari pasokan
normalnya atau set point.

7
6

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Gambar 3.27 Leakthrough

3.9 Troubleshooting Control Valve


Ada beberapa penyebab kebocoran pada valve :
a. Leakout

Gland packing yang sudah keras / kadaluarsa

Posisi gland packing yang miring / tidak rata

Gasket yang sudah rusak

Kebocoran dari las-lasan, diakibatkan karena pada saat pengelasan


valve dan pipa kerja kurang sempurna.

b. Leakthrough

Pembukaan/penutupan valve yang tidak sempurna artinya masih


ada celah antara disc dan seat, sehingga mengakibatkan seat dan
disc akan mengalami kerusakan / erosi akibat aliran fluida yang
terus menerus sehingga terjadi leakthrough.

7
7

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Penanggulangan Masalah
Permasalahan pada valve yaitu leakthrough dan leakout tidak
terlepas dari pembukaan/penutupan valve yang tidak sempurna, sehingga
harus diperhatikan cara pembukaan, penutupan dan pemeliharaan valve
yang benar.
Hal yang perlu diperhatikan pada saat pengoperasian yaitu :
Pembukaan / penutupan harus full open atau full close, karena jika posisi
pembukaan/penutupan yang tidak sempurna dapat menyebabkan :

Seat dan disc akan mengalami kerusakan / erosi akibat aliran fluida
yang terus menerus sehingga terjadi leakthrough.

Fluida dapat keluar melalui packing yang tidak dapat menahan


aliran fluida yang terus menerus sehingga terjadi leakout, hal ini
terjadi karena tidak ada kekuatan backseat yang menahan aliran
fluida ketika valve yang seharusnya pada posisi full open.

Selain itu pengencangan gland packing juga diperhatikan posisinya


jangan sampai miring.

Cara pembukaan dan penutupan valve yang terpasang seri

Gambar 3.28 Ilustrasi valve yang tersusun seri


Keterangan :

7
8

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Pada saat akan buka posisi valve no.1 dan no.2 tertutup, terlebih
dahulu yang dibuka yaitu valve no.1 kemudian valve no.2.

Pada saat akan tutup posisi valve no.1 dan no.2 terbuka, sebaiknya
valve yang ditutup terlebih dahulu adalah valve no.2 kemudian valve
no.1.

Dengan cara ini dimaksudkan untuk mengamankan valve no.1 dan valve
no.2 rusak terlebih dahulu, sehingga bila dilakukan perbaikan atau
penggantian valve pada saat operasi dengan menutup valve no.1.

3.10 Manfaat Finansial dan Non Finansial dari Perusahaan


Manfaat finansial yang didapat dari pembahasan ini, yaitu :

Efisiensi terhadap unit itu sendiri, artinya jika semakin sedikit yang
terjadi kebocoran maka semakin sedikit juga fluida ( air, uap, dan oil )
yang terbuang percuma, seperti program yang di usung oleh PT
Indonesia Power yaitu CLEAN and NO LEAKAGE bersih dan tidak
ada kebocoran.

Mengurangi biaya pembelian valve jika life time dari valve tersebut
panjang dikarenakan perlakuan yang baik dan benar.

Manfaat non finansial yang didapat dari pembahasan ini adalah diantaranya:

7
9

Dapat mengetahui penyebab-penyebab kebocoran valve (globe valve)

dan cara menanganinya.


Mengurangi kerusakan yang sering terjadi pada peralatan valve.
Meningkatkan kehandalan unit.

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB IV
DATA DAN ANALISA
4.1

Level Control Valve


Setiap pengaturan automatic control system selalu dilengkapi
dengan final control element yang akan memberikan aksi sesuai dengan
kebutuhan proses. Final control element yang sering dipakai adalah Level
Control Valve dimana bekerja dengan mengatur luas bukaan lubang aliran.
Sehingga level control valve harus mampu membuka dan menutup sesuai
kebutuhan proses.
Ketika LCV telah dipasang dalam suatu rangkaian pipa. Pada saat
valve di buka, fluida mulai mengalir, dan ketika valve ditutup maka fluida
pun berhenti mengalir. Pada Reserve Feed Water Tank Boiler Unit 4
Suralaya, menggunakan level control valve untuk mengatur tinggi rendahnya
level fluida. Jenis valve yang digunakan pada Level Control Valve tersebut
yaitu menggunakan Globe Valve.
1) Spesifikasi Mesin

8
0

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

Machine Name

: Level Control Valve

Manufacture

: Fisher Controls Co.

Model/Type

Max Allow Supply

: 65 psi

Open Range

: 6 30 psi

Bench Set

: 14 to 30 psi

4213020005
4213020011

: CN609020/667

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Travel

:1

1
2

inch

2) Level Control Valve Body

4.2

8
1

Manufacture

: Fisher Controls Co.

Size

:2

Material Body

: 36 SST

Seat

: COCR-A

Stem/Plug

: 316 SST/COCR-A

Port Size

:2

Char

: EOL.PCT

Rating

: 600 ANSI

Tag

: LC 1722 P5

Order

: 4988104-A

Komponen Level Control Valve

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

1
2

7
8

inch

inch

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

3
4

1.

Gambar 4.1 LCV, Globe Valve


Handwheel adalah peralatan mekanis yang berfungsi untuk mengatur buka

2.

tutup valve secara manual


Aktuator adalah peralatan yang mengubah sinyal listrik dari sistem kontrol
menjadi gerak mekanik.
Pegas berfungsi untuk mengembalikan kedudukan/posisi awal
valve dan memberi tekanan pada valve agar dapat menutup rapat.
Diafragma
Regulator berfungsi mengatur tekanan udara yang akan masuk
kedalam actuator.
Digital Analog berfungsi untuk mengubah sinyal analog dari

3.
4.

actuator menjadi digital.


Bonnet adalah suatu bagian pelindung valve, rumah stem, piring valve, dan
packing.
Body Valve
Stem plug adalah sebuah batang yang meneruskan gerakan katup
dan pada salah satu ujungnya dipasang piring valve, saat operasi

8
2

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

piring valve yang ditempatkan di dalam body valve mengatur aliran

fluida.
Gasket untuk mencegah kebocoran fluida kerja.
Cage berfungsi sebagai tempat stem plug.
Seat adalah bagian pada valve yang statis atau diam.
Disc/plug adalah bagian pada valve yang bergerak dan sebagai
pengontrol aliran. Disc/plug akan bergerak ke atas, sehingga
memberikan ruang yang lebih banyak agar fluida dapat mengalir,
bergerak ke bawah jika akan menutup dan menekan seat dengan
rapat.

Tabel 4.1 Komponen Valve


Nama Komponen
Stemplug

Gasket

8
3

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

Gambar

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Cage

Seat

Disc

Keseluruhan

8
4

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

4.3

Cara Kerja LCV


Air yang telah melewati Desalination Plant dan Demineralisation
Plant akan ditampung dalam sebuah tangki standby yaitu Reserve Feed
Water Tank dimana sewaktu-waktu air siap disirkulasi ke sistem. Pasokan
air masuk ke Reserve Feed Water Tank akan dikontrol dan diatur oleh Level
Control Valve sesuai dengan set point yang sudah ditentukan yaitu 6,5 meter.
Apabila level air melebihi set point atau overflow maka LCV akan tertutup
dan luapan air akan mengisi tangki overflow yang berada di dekat RFWT,
lalu akan dibuang ke kanal.
Sumber air yang mengisi Reserve Feed Water Tank tidak selalu
berasal dari Demineralisation Plant akan tetapi bisa berasal dari outlet air
Boiler unit lain yang hubungkan dengan interkoneksi.
Pada RFWT terdapat vanting yang berfungsi untuk membuang
udara serta mencegah terjadinya proses vacuum dalam tangki.

Gambar 4.2 Flow Diagram LCV pada RFWT


4.4

Tahap Perbaikan
LCV pada RFWT unit 4 UP Suralaya mengalami kebocoran yang

terdapat didalam control valve. Kerusakan Level Control Valve disebabkan karena

8
5

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

erosi. Erosi timbul karena adanya aliran fluida yang bertekanan dan bergesekan
dengan komponen valve. Sehingga LCV tidak berfungsi dengan baik.
4.4.1 Langkah Perbaikan
Sebelum melakukan pekerjaan / perbaikan kita terlebih dahulu
menyiapkan tools dan alat consumable yang diperlukan untuk pekerjaan
tersebut, antara lain:
- Kunci pas ring 24
- Kunci pas ring 22
- Kunci pas ring 19
- Kunci pas ring 14
- Kunci pas ring 13
- Kunci inggris
- Kunci shock 1 set
- Chain block dan segel
- Palu
- Kunci F
- Penetrant (WD)
- Smoken/antisize
- Tisu
- Compound Grinding (Tetrabor 320,600,800, dan 1200)
- Blue Check
1. Pembongkaran Level Control Valve
Tutup suplai udara.
Lepas tubing pada Level Control Valve. Tubing merupakan

peralatan instrument LCV.


Lepas leakage, selanjutnya lepas kopel/klem antara stem dan
actuator, lalu lepas pengunci actuator, setelah pengunci

actuator dilepas, angkat actuator.


Lepas baut dan mur.
Angkat Bonnet Valve.
Keluarkan inner part dari body valve meliputi stemplug, cage,
dan seat

2. Proses Perbaikan pada Level Control Valve


Pada masalah leakthrough yang terjadi pada Level Control
Valve ini maka harus dilakukan lapping pada seat dan disc nya.
Lapping adalah proses penambahan abrasive pada permukaan seat
dan disc, kemudian seat dan disc diputar-putar sampai keduanya

8
6

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

bersentuhan penuh atau kontak. Setiap seat dan disc pada Level
Control Valve, pada umumnya harus dilakukan proses lapping.
Langkah untuk melapping adalah:
Lapping dilakukan dengan menggunakan pasta tetrabor 320,

untuk diratakan lagi permukaan dari seat dan discnya


Setelah menggunakan tetrabor 320, langkah selanjutnya yaitu
lapping lagi dengan menggunakan pasta tetrabor 600 untuk

dihaluskan lagi permukaannya.


Setelah menggunakan tetrabor 600, langkah selanjutnya adalah
lapping dengan menggunakan pasta tetrabor 800 untuk

dihaluskan lagi permukaannya.


Setelah lapping menggunakan tetrabor 800, selanjutnya lapping

lagi dengan menggunakan tetrabor 1200.


Setelah seat dan disc tidak ada goresan lagi maka langkah
selanjutnya yaitu finishing dengan cara mengoleskan blue
check pada seat untuk mendeteksi apakah masih terdapat
goresan pada valve tersebut.

3. Pemasangan kembali (assembling)


Pasang inner part dari body valve meliputi stem plug, cage dan

sea.
Pasang bonnet valve.
Pasang baut dan mur.
Pasang aktuator lalu pasang pengunci aktuator, selanjutnya
pasang kopel/klem antara stem dan actuator, lalu pasang leakage

4.4.2

kembali.
Pasang kembali tubing LCV.
Buka suplai udara.

Sebelum Perbaikan
Kebocoran yang terjadi pada LCV RFWT Unit 4 UP Suralaya
termasuk bocor jenis leakthrough. Leakthrough dapat terjadi karena
terkikisnya seat dan disc. Indikasi kebocoran ini ditandai dengan

8
7

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

besarnya nilai pasokan air yang masuk ke Reserved Feed Water Tank
dan Overflow Tank. Kerusakan LCV pada RFWT menyebabkan aliran
air mengalir terus menerus dalam jumlah besar, yaitu 220 ton selama 8
jam kerja. Pada saat LCV dibongkar terdapat goresan di seat dan disc.
Tahap perbaikan LCV adalah dengan cara lapping.

Gambar 4.2

Goresan

pada disc
4.4.3

Sesudah
Perbaikan
Setelah melalui
perbaikan

dengan

cara lapping,

tidak ada

lagi goresan pada disc dan seat. Sehingga kontak antara disc dan seat
bertemu dan fungsi LCV berjalan dengan baik.

Gambar 4.3

Disc tidak

ada lagi goresan

BAB V
PENUTUP

8
8

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

5.1

Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisa dari lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Katup pengontrol aliran (control valve), didesain untuk mengontrol dan
mengatur aliran fluida di dalam pipa. Dengan pengaturan aliran,
parameter lain misalnya tekanan, suhu, dan level permukaan juga dapat
dikontrol atau diatur oleh control valve.
2. Pembukaan/penutupan valve yang tidak sempurna, dapat mengakibatkan
seat dan disc akan mengalami kerusakan / erosi akibat aliran steam yang
terus menerus sehingga terjadi leakthrough dan juga fluida dapat keluar
melalui packing yang tidak dapat menahan aliran fluida yang terus
menerus sehingga terjadi leakout, karena tidak ada kekuatan backseat
yang menahan aliran fluida ketika valve yang seharusnya pada posisi full
open.
3. Masalah-masalah yang biasa terjadi pada control valve yaitu leakout
(kebocoran aliran di luar valve) dan leakthrough (kebocoran aliran di
dalam valve). Masalah yang terjadi pada Level Control Valve di RFWT
Unit 4 UP Suralaya termasuk leakthrough.
4. Proses lapping dilakukan untuk menghilangkan goresan pada seat dan
disc yang disebabkan gesekan pada keduanya karena adanya tekanan
dari aliran fluida.
5. Penggantian komponen-komponen yang telah rusak dan tidak dapat
digunakan kembali adalah jalan pilihan terakhir pada proses perawatan
dan perbaikan Level Control Valve.

5.2

Saran
1. Pastikan pintu controller selalu dalam keadaan tertutup setelah
melakukan perubahan setting atau pemeriksaan, untuk mencegah
timbulnya karat dan penumpukan debu.
2. Peralatan keselamatan dan prosedur dalam pembongkaran valve harus
diperhatikan guna keselamatan para pekerja.
3. Penjadwalan dalam pemeliharaan preventif rutin harus dilakukan secara
cermat, supaya kerusakan yang terjadi bisa terdeteksi sedini mungkin.

8
9

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

DAFTAR PUSTAKA

Babcock & Wilcox Company. Steam its Generation and use. Th 40


edition. ANSI/ASME BPV-1. 1997. Section 1 Rules for Construction of Power
Boiler. Maintenance Manual
Boiler Design. BD-06. Steam Generator, Sootblower. Suralaya Power
Plant.
Boiler Maintenance. BM-44. Reserve Feed Water System. Suralaya
Power Plant.
Boiler Maintenance. BM-48. Steam Generator, Sootblower. Suralaya
Power Plant.

9
0

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Diktat Unit Pendidikan dan Pelatihan Suralaya 2007.

LAMPIRAN

Data kerusakan ( kebocoran ) manual valve

9
1

Service
Request

Description

Asset Description

Reported
Date

100399

Unit 2 :Gland paking untuk LCV supply


RFW Tank leak out air.

Reserve and Make Up Water Pipi


ng and Valves Unit 2

5/29/15
5:24 PM

101186

Unit 1: LCV Feed water inlet for Revers


e water tank leakstrough di stem

Reserve and Make Up Water Pipi


ng and Valves Unit 1

6/9/15
7:02 AM

101436

Unit 1:LCV Feed water inlet for Reverse


water macet di posisi 10% (demand close

Reserve and Make Up Water Pipi


ng and Valves Unit 1

6/11/15

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
0%)

1:25 PM

103487

Unit 2: Line pipe 1/2" untuk udara contro


l LCV RFW Tank keropos dan sudah ada
indikasi kebocoran

Boiler Feed Pump Gland Seal &


Reserve Feed Water Piping and V
alves Unit 2

7/6/15
11:19
AM

104914

Unit 4 : LCV RFWT (reserve feed water


tank) leaks trought

Reserve and Make Up Water Pipi


ng and Valves Unit 4

7/24/15
11:46
PM

55989

Unite 2A ,Gland packing LCV Reserve t


ank rembes air

Reserve Feed Water Tank Unit 2

11/27/13
11:28
PM

73114

Unit 2: Line pipe 1/2" untuk udara instru


ment LCV RFWT sudah keropos

Reserve Feed Water Tank Unit 2

8/20/14
11:51
AM

73116

Unit 2 :Tiang penyangga untuk line pipe


LCV RFW Tank sudah keropos / lepas ,
mohon pemeriksaannya.

Reserve Feed Water Tank Unit 2

8/20/14
12:01
PM

98611

Unit 4 : LCV Reserve Feed Water Tank l


eaksthrough

Reserve and Make Up Water Pipi


ng and Valves Unit 4

5/11/15
9:48 PM

Pressure Setting pada Sootblower

9
2

Tekanan

No.

Jenis & No.


Sootblower

Lokasi

1.

2IK 09-16

Sec. SH & SH Support

18.3

2.

2IK 17-24

Secondary Superheater

15.8

3.

2IK 25-32

Secondary Superheater

14.4

4.

2IK 33-40

Hot Reheat

13.4

5.

2IK 41-48

Primary Superheater

11.2

6.

2IK 49-56

PSH & CBH

11.2

7.

2IK 57-64

Cold Reheat

9.1

8.

IR 01-88

Walltube dan Furnace

16.1

9.

3IK 70-84

Economizer

14.1

10.

AH

Air Heater

14.1

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

[kg/cm2]

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Leak Through pada LCV


LCV

9
3

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

Name Plate

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Proses Pembongkaran

Pembongkaran LCV

9
4

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

TEKNIK MESIN
TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Proses Lapping Valve

9
5

Dwi Cahyanti Putri


Marshella Adhitya G.

4213020005
4213020011

Anda mungkin juga menyukai