Disusun oleh :
Rexsi Yunanda
3202003026
2021/2022
1
2
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja
lapangan ini tepat waktunya dan dapat terselesaikan dengan baik.
9. Staf dan Karyawan PT. Multi Prima Entakai yang telah banyak membantu
selama proses pelaksanaan praktik kerja lapangan.
10. Rekan – rekan mahsiswa serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian penulisan laporan praktik kerja lapangan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurana
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan laporan ini. Semoga amal baik dari semua pihak yang membantu
mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Akhir kata, penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca,
Rexsi Yunanda
NIM: 3202003026
4
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pabrik kelapa sawit PT. Multi Prima Entakai (MPE) merupakan
perusahaan sawit yang terletak di Desa Semuntai, Kecamatan Mukok,
Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Perusahaan ini memproduksi minyak
CPO (Crude Palm Oil) dan biji kelapa sawit (kernel). Pabrik yang terdapat di
PT. MPE merupakan salah satu pabrik yang menggunkan sistem perebusan
horizontal dengan kapasitas 60 ton per jam.
Dalam proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak mentah (crude
palm oil) dan inti sawit (kernel) diperlukan energi listrik untuk menggerakan
seluruh mesin produksi didalam pabrik. Oleh karena itu listrik yang
diperlukan dalam proses pengolahan kelapa sawit sangat besar dan tidak
memungkinkan untuk seluruhnya disuplai dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN), maka setiap Pabrik Kelapa Sawit memiliki pembangkit listrik sendiri
untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di dalam proses pengolahan kelapa
sawit.
Pada prosesnya, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) menggunakan turbin uap
sebagai penghasil energi listriknya. Turbin uap adalah suatu penggerak mula
yang mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetic dan selanjutnya
diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin
(Shlyakhin,1999) Uap yang dihasilkan oleh boiler yang memiliki nilai
entalphy yang dikonversikan menjadi tenaga oleh turbin (Naibaho,1996).
Turbin uap inilah yang digunakan sebagai penggerak generator sebagai
pembangkit listrik, guna untuk memenuhi kebutuhan listrik pabrik.
Turbin uap merupakan salah satu jenis penggerak mula yang banyak
digunakan di dalam industri, antara lain sebagai penggerak mula generator
dan seluruh proses industri. Hal yang menjadi salah satu pertimbangan dalam
menggunakan turbin uap ialah fluida kerjanya yang sangat mudah diperoleh
yaitu air (uap), sedangkan bahan bakar seperti serabut (fiber) dan cangkang
(shell) juga mudah diperoleh karena merupakan produk sampingan dari
pengolahan kelapa sawit (CPO dan kernel), dan harganya relatif murah
dibanding bahan bakar fosil (batubara). Pada proses kerjanya, instalasi tenaga
6
1.4 Manfaat
Manfaat yang di dapat saat PKL di perusahaan sebagai berikut :
BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN
2.1 Sejarah PT. Multi Prima Entakai
PT. Multi Prima Entakai bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit
yang dikaitkan dengan program transmigrasi yang dikenal dengan nama
PERUSAHAAN INTI RAKYAT PERKEBUNAN TRANSMIGRASI (PIR
BUN – TRANS). Nama Entakai adalah nama salah satu Desa di Kabupaten
Sanggau, dimana lokasi pertama dilakukan presurvey.
PT. MPE didirikan dengan Akta Notaris Theresia Yustira Ariany SH
Nomor : 19 tahun 1984, Kemudian beberapa kali dirubah. Terakhir dengan
Akta Notaris Mudofir SH di Jakarta tahun Nomor : 79 tanggal 6 Desember
tahun 1999.
Lokasi kebun dan Pabrik PT. MPE terletak di Desa Semuntai,
Kecamatan Mukok, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Perusahaan ini
dibangun pada pada tahun 1984 dengan kapasitas 60 ton TBS/jam.
PT. Multi Prima Entakai sebagai pelaku ekonomi juga berperan sebagai
Agent of Development di bidang perkebunan rakyat melalui:
1. Alih teknologi budaya kebun kelapa sawit kepada petani dan masyrakat
sekitar.
2. Menciptakan kesempatan lapangan pekerjaan untuk masyrakat sekitar
lokasi kebun.
3. Membiasakan masyrakat petani untuk berkebun secara tetap dan
menghindarkan berkebun dengan system berladang berpindah yang dapat
merusak lingkungan.
4. Adanya multiplier effect terhadap perkembangan perekonomian didaerah
yang menyangkut masyrakat disekitarnya.
2.1.1. Letak Geografis
Lokasi kebun dan pabrik terletak di Kabupaten Sanggau yang berjarak
kurang lebih 285 KM dari Pontianak, Ibukota Provinsi Kalimantan Barat.
Melalui Jalan lintas Kalimantan Poros tengah, dengan kondisi jalan yang
sangat baik dan banyak dilalui kendaraan umum seperti bus, mini bus, truck,
motor dan juga dapat dilalui melalui jalur sungai.
10
Visi :
Menjadi perusahaan terdepan dalam industry kelapa sawit yang dikelola
secara berkesinambungan.
Misi :
1. Kepuasan pelanggan, mitra, dan pemegang saham.
2. Komitmen terhadap mutu yang tiada habis-habisnya.
3. Fokus terus menerus pada produktivitas yang efektif dan efisien.
4. Berpikir dan bertindak dengan prinsip “ Sense of Urgensi “.
5. Sederhana dibidang keuangan.
6. Bekerjasama sebagai team.
12
Mill Manager 1
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 3 struktur organisasi perusahaan
14
22.10 Tanggung jawab atas kapasitas pabrik kelapa sawit dengan kelancaran.
alat proses.
22.11 Tanggung jawab atas kwalitas kerja.
22.12 Tanggung jawab atas pelaporan kerja dan hasil kerja maintenance.
23.Maintenance Listrik
(sumber PT MPE)
30
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 3 Grading
(sumber PT MPE)
Gambar 2.7 Power Pack Hidrolic
(sumber PT MPE)
Gambar 2.8 FFB Conveyor
(sumber PT MPE)
Gambar 2.9 Seplinter
(sumber PT MPE)
Gambar 2.10 FFB Inclined conveyor
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 4 Sterillizer
1) Peak pertama
Pada puncak pertama perebusan dilakukan dengan cara
merebus tandan buah sawit dengan tekanan sebesar 1,5 bar selama
34
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 12 Rotary feeder
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 13 SFB horizontal conveyor
36
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 13 SFB inclined conveyor
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 14 SFB Distributing Conveyor
2. Thresher Drum
Thresher Drum merupakan drum yang berputar dan memiliki
celah-celah tempat terjadinya pembantingan tandan buah sawit agar
dapat terpisah antara berondolan buah sawit dengan tandan buah
sawit.
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 15 Thresher Drum
(sumber PT MPE)
38
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 17 BCC
1. Fruit Elevator
Fruit elevator conveyor adalah conveyor yang berfungsi untuk
mengirim berondolan buah sawit yang telah diterima dari buttom
cross conveyor menuju digister yang sebelumnya dikirim ke top
cross conveyor dan diteruskan ke distributing conveyor untuk
selanjutnya masuk ke digester.
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 18 Fruit Elevator
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 19 Digester
3. Press (pengempaan)
Pengempaan merupakan proses pengutipan minyak yang
terdapat pada daging buah sawit yang telah melalui proses
pencacahan dan pengadukan pada digister yang di lakukan dengan
cara pengepresan atau pengempa daging buah sawit tersebut supaya
kandungan minyak yang terdapat pada daging buah sawit dapat
keluar. Pada umumnya pengepresan minyak yang terdapat pada
buah sawit di lakukan menggunakan alat screw press. Screw press
merupakan alat yang terdiri dari screw worm, hyndrolic press dan
cake press. Screw worm merupakan alat yang berfungsi untuk
mengeluarkan adonan daging buah yang telah di lumatkan didalam
digester dengan alat berupa screw yang berputar. Hidrolic press
merupakan alat yang berfungsi untuk menekan daging yang secara
terus-menerus dikeluarkan dari digister oleh screw worm agar
kandungan minyak yang terdapat pada daging buah dapat keluar.
Tekanan standar hidrolic press yang digunakan adalah 34-38 psi.
Cake press merupakan alat yang berfungsi untuk menyaring minyak
41
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 20 press
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 21 Sand Trap Tank
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 22 Vibrating screen
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 23 Crude Oil Tamk
44
4. Clarifier Tank
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 24 Clarifier Tank
5. Oil Tank
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 25 Oil Tank
6. Vacuum drayer
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 26 Vacuum Dryer
7. Storage Tank
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 27 Storage Tank
8. Sludge Tank
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 28 Sludge Tank
9. Separator
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 29 Separator
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 30 Cake Baker Conveyor
2. Depericarper
Depericarper merupakan alat yang berfungsi sebagai pemisah
antara serat dan biji dengan sistem pneumatic dimana serat (fiber)
dengan berat jenis lebih ringan akan terhisap keluar oleh cyclone fiber
akan terhisap ke air lock, serabut yang terhisap langsung dibawa
menjadi bahan bakar boiler sedangkan biji (nut) akan jatuh ke
polishing drum.
Pemisah dilakukan dengan hisapan dari fiber cyclone dengan
pengauran dari air locknya. Faktor- faktor yang mempengaruhi
efektivitas kerja depericarper:
50
Kualitas umpan.
Kondisi fan.
Kebersihan.
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 31 Depericarper
3. Polishing Drum
Polishing drum merupakan alat yang digunakan untuk
memisahkan atau mengayak nut yang masih tercampur dengan kotoran
yang lebih berat seperti batu, dan fibre yang tidak dapat tersedot.
Polishing Drum adalah sebuah drum yang berputar dan memiliki plat-
plat pembawa yang dipasang miring dan terdapat lubang diujungnya
sehingga nut akan masuk kedalam lubang tersebut dan fibre akan keluar
dari polishing drum. Pada polishing drum, nut sering terikut keluar
bersama dengan fibre sehingga perlu dimasukkan kembali
menggunakan sekop.
51
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 32 Polishing Drum
5. Nut hopper
Nut yang telah melalui proses polishing drum yang
kemudian diantarkan NTF akan di tampung pada Nut Hopper
sebelum dipecah di Ripple Mill, Nut Hopper ini diperlukan untuk
mengatur jumlah Nut yang akan dipecah di Ripple Mill.
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 33 Nut Hopper
6. Ripple Mill
52
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 33 Ripple Mill
cangkang ringan) akan dihisap oleh fan dan masuk ke LTDS cyclone.
Fraksi berat (kernel) akan jatuh ke web elevator dan dikirm ke kernel
silo dryer. Fraksi yang agak berat (cangkang dan kernel sedang)
akan masuk ke LTDS 2 yang juga memiliki airlock dan hisapan yang
lebih ringan dari LTDS 1. Cangkang Kembali terhisap LTDS Cyclone,
sedangkan kernel dan Sebagian cangkang yang belum terpisahkan
dipisahkan lagi pada claybath. Sementara itu, nut yang belum pecah
dari cangkang dan kernel di ripple mill akan jatuh dalam nut grader.
Nut grader akan mendorong nut yang belum pecah kedalam bak
penampungan untuk diolah Kembali dan dimasukan kedalam Nut
Hopper.
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 34 LTDS
8. Claybath
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 35 Claybath
9. Kernel Silo
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 36 Kernel Silo
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 37 Banking Kernel
1. Waduk
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 38 Waduk
2. Clarifier Tank
Air dari dalam kolam akan dipompa menuju clarifier tank. Pada
pipa pengisian clarifier tank ini diinjeksikan bahan kimia yang
sebelumnya sudah diaduk didalam mixer menggunakan injeksi pump.
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 39 Clarifier Tank
57
3. Water Sedimen
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 40 Water Sedimen
4. Sand Filter
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 41 Sand Filter
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 42 Water Tower Tank
a. Limbah Padat
Pada proses pengelolaaan kelapa sawit menjadi minyak atau CPO,
pengolahan minyak CPO ini pasti akan menghasilkan limbah padat yaitu
berupa tankos, fiber, dan cangkang dari hasil pengolahan.
Tankos (tandan kosong) merupakan limbah yang susah terurai akan
tetapi tankos dapat dimanfaatkan untuk pupuk alami yang sangat
baik dengan bantuan proses pembakaran kemudian hasil
pembakaran tersebut langsung dapat diaplikasikan ke kebun dan
sebagian ada yang dijual ke industri lainnya.
Cangkang juga merupakan limbah padat dari pengolahan TBS
menjadi CPO, cangkang di pabrik PT. MPE ini digunakan sebagai
bahan bakar boiler dan sebagian dijual kepada industry lain.
59
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 43 Limbah
pengenceran dan proses perebusan tandan buah sawit, serta untuk proses
pengolahan lainnya yang memerlukan uap. Pada PT. MPE boiler yang
digunakan adalah boiler dengan jenis pipa air yang memiliki kapasitas 45 ton
dengan tekanan
kg/cm2. Air telah jernih
pada saat di stasiun
penjernihan air
dan di softener
ditampung
difeed water tank
serta di panaskan dengan suhu 80°C dengan maksud mempermudah
pelepasan gas pada dearator. Air yang digunkan di boiler dan ketel uap harus
sudah memenuhi persyaratan air umpan atau feed water. Dearasi bertujuan
untuk menghilangkan gas-gas Co2 dan o2 yang terlarut dalam air yang dapat
mengakibatkan korosi dan menimbulkan kerak pada pipa-pipa boiler.
Penghilang gas-gas terlarut dilakukan dengan cara pemanasan dengan sistem
yang disalurkan langsung kedalam air yang berlawanan arah dengan aliran
air. Temperatur didalam tangki dijaga konstan pada suhu 80-90°C. Air
umpan dalam dearator masuk ke dalam ketel kemudian diubah menjadi uap.
Uap basah hasil pemanasan masuk ke dalam super heater agar uap basah
tersebut berubah menjadi uap kering dan uap tersebut dikirim menuju turbin
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 44 Stasiun Boiler
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 45 Genset
2. Turbin
Turbin merupakan alat untuk mengkonversikan energi dari steam
menjadi energy mekanis untuk membangkitkan energi listrik melalui
alternator 2,5MW. Semua turbin dilengkapi dengan katup keselamatan
untuk melindungi turbin dari kondisi pengoperasian yang tidak aman.
Katup terbuka dengan mekanis pegas, dan menutup pada tekanan
tertentu agar turbin berhenti. Peralatan ini juga berhubungan dengan
overspeed, dimana jika putaran terlalu tinggi, maka pluger akan
memicu katup tertutup. Uap yang digunakan merupakan uap kering
dari boiler yang bertekanan 18 – 21 kg/cm.
Komponen yang terdapat turbin:
1. Intet pipe merupakan tempat masuknya steam yang dikirm dari
boiler menuju turbin.
2. Exhaust pipe merupakan tempat keluarnya sisa uap dari turbin ke
BVP yang nantinya uap tersebut digunakan untuk proses
pengolahan
3. Gearbox untuk memperkecil putaran turbin ke alternator
4. Nozzle untuk mengatur uap masuk dari pipa inlet ke turbin
5. Alternator alat untuk menghasilkan tegangan
6. Stator motor untuk mendeteksi voltase, frekuensi dan rpm pada
turbin
7. Dua kopling alat penghubung antara turbin dan alternator
8. Electromotor untuk mentransfer minyak pelumas dari tangki
menuju bantalan
9. Oil cooler untuk mendinginkan minyak pelumas pada turbin yang
sedang beroperasi
10. Membrane klep untuk mengatur keluarnya minyak
11. Govermor untuk menaikkan dan menurunkan kapasitas turbin
12. Filter pelumas untuk pengendapan minyak pelumas agar tidak lagi
mengandung kotoran.
64
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 45 Turbin
2.5.12 Laboratoriun
Laboratorium di pabrik kelapa sawit berguna sebagai Quality
Control untuk mengetahui CPO atau kernel yang dihasilkan oleh PMKS
dapat memenuhi
standar kualitas
yang diperlukan.
Tugas quality
control mencakup
monitoring
, uji tes dan memeriksa semua proses produksi di sebuah PMKS.
Laboratorium di pabrik kelapa sawit berguna untuk memberikan informasi
kepada management bagaimana proses pengolahan berlangsung. Informasi
tersebut tersaji dalam bentuk data hasil analisa laboratorium. Dengan hasil
analisa laboratorium, management mampu menelusuri penyebab suatu
proses tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hasil analisa laboratorium
tersaji dalam tabel losses minyak dan inti sawit, mutu minyak dan inti
sawit, kualitas air sungai , kualitas air umpan ketel serta property limbah
cair pabrik kelapa sawit. Untuk menentukan hasil analisa mampu mewakili
kondisi real dilapangan perlu dibuat oleh management suatu panduan cara
mengambil sampel, menganalisa dan penyajian data.
65
(sumber PT MPE)
Gambar 2. 46 Laboratorium
2.5.13 Workshop
Merupakan stasiun untuk menangani perawatan alat di sautu
PMKS, perawatan adalah hal yang sangat pening bagi suatu alat bertujuan
membuat alat tersebut memiliki ketersediaan yang tinggi untu dapat
melaksanakan fungsinya dalam proses produki. Tugas perawatan ini diemban
oleh bagian maintenance, selain itu juga manjalankan operasional workshop
atau bengkel kerja untuk melaksanakan fabrikasi. Secara umum perawatan
dibagi menjadi schedule atau predictive maintenance, preventive
maintenance dan breakdown maintenance. Predictive maintenance
66
POWER LAMA YG
DIAJUKAN POWER BARU (KW
N UNI
PENGGANTIAN 1580 )
O T
(KW 1430 + 760)
I POWER PRODUKSI
a LOADING RAMP
.
1 Transfer Carriage 01 4
2 Transfer Carriage 02 4
3 Pompa air 7.5
4 Capstand 01 15
5 Capstand 02 15
6 Capstand 03 15
7 Capstand 04 15
8 H. Power Pack 01 4 4
9 H. Power Pack 02 4 4
1 H. Power Pack 03 4 4
0
1 H. Power Pack 04 4 4
1
1 FFB CONVEYOR 1 22
2
1 FFB CONVEYOR 2 22
3
c RAIL
. TRACK
1 Compressor 5.5 5.5
2 Capstand 05 11
3 Capstand 06 11
d FAT - PIT
.
1 Transfer Pump Oil to 20 Ton 11 11
2 Skimmed Pump 01 7.5 7.5
3 Skimmed Pump 02 7.5 7.5
4 Skimmed Pump 03 7.5 7.5
5 Skimmed Pump 04 7.5 7.5
6 Reclamed Pump 7.5 7.5
7 Recovery Pump 01 5.5 5.5
8 Recovery Pump 02 7.5 7.5
9 Pump Pengurasan 01 5.5 5.5
1 Pump Pengurasan 02 5.5 5.5
0
1 Pump Tank 300 Ton 11 11
1
e THRESSIN
. G
1 Bottom Cross Conv. Line I 2.2 2.2
2 Bottom Cross Conv. Line II 2.2 2.2
3 Bottom Cross Conv. 03 2.2 2.2
4 Under Thresher Conv. No. 01 2.2 2.2
5 Under Thresher Conv. No. 02 2.2 2.2
6 Under Thresher Conv. No. 03 2.2 2.2
7 Recycle Conv. 2.2 2.2
8 HEBC 5.5 5.5
9 IEBC No. 01 7.5 7.5
1 IEBC No. 02 2.2 2.2
0
1 Thresser 01 11 11
1
1 Thresser 02 11 11
2
1 Thresser 03 11 11
3
1 Auto Feeder 01 2.2 2.2
4
1 Auto Feeder 02 2.2 2.2
5
1 Auto Feeder 03 2.2 2.2
6
1 Hoisting Crane 01 14.2 14.2
7
1 Hoisting Crane 02 14.2 14.2
8
1 Hoisting Crane 03 14.2
9
2 Cross Travelling 01 0.5 0.5
0
2 Cross Travelling 02 0.5 0.5
1
2 Cross Travelling 03 0.5
2
2 Ti l t i n g 01 2.1 2.1
71
3
2 Ti l t i n g 02 2.1 2.1
4
2 Ti l t i n g 03 2.1
5
f. PRESSING
1 Press 01 22 22
2 Press 02 30 30
3 Press 03 30 30
4 Press 04 30 30
5 Press 05 30 30
6 Press 06 30 30
7 Press 07 30 30
8 Press 08 30 30
9 Power Pack Press 01 1.5 1.5
1 Power Pack Press 02 1.5 1.5
0
1 Power Pack Press 03 1.5 1.5
1
1 Power Pack Press 04 1.5 1.5
2
1 Power Pack Press 05 1.5 1.5
3
1 Power Pack Press 06 1.9 1.9
4
1 Power Pack Press 07 1.5 1.5
5
1 Power Pack Press 08 1.5 1.5
6
1 Degester 01 22 22
7
1 Degester 02 22 22
8
1 Degester 03 22 22
9
2 Degester 04 22 22
0
2 Degester 05 22 22
1
2 Degester 06 22 22
2
2 Degester 07 30 30
3
2 Degester 08 30 30
4
2 Fruit Distributing Conv. 01 3 3
5
2 Fruit Distributing Conv. 02 3 3
6
2 Fruit Recycle Conv. 01 2.2 2.2
7
2 Fruit Recycle Conv. 02 3 3
8
2 Top Cross Conv. 01 2.2 2.2
9
3 Top Cross Conv. 02 2.2 2.2
0
3 Fruit Elevator 01 7.5 7.5
1
3 Fruit Elevator 03 7.5 7.5
2
3 Fruit Elevator 04 7.5 7.5
3
72
g DEMINT PLANT
.
1 Anion 01 5.5 5.5
2 Anion 02 5.5 5.5
3 Dearator Cation 01 5.5 5.5
4 Dearator Cation 02 5.5 5.5
5 Dearator Booster Pump 01 5.5 5.5
6 Dearator Booster Pump 02 5.5 5.5
7 Dearator Booster Pump 03 7.5 7.5
8 SIHI Pump 01 7.5 7.5
9 SIHI Pump 02 7.5 7.5
1 Exhaust Fan Blower 01 0.75 0.75
0
1 Exhaust Fan Blower 02 2.02 2.02
1
h EFFLUENT TREATMENT
.
1 MTO2 01 5.5 5.5
2 MTO2 02 5.5 5.5
3 Pompa Celup 01 7.5 7.5
4 Pompa Celup 02 11 11
5 Pompa Transfer air bersih 7.5 7.5
i. K E R N E L Line I
1 Airlock Fibre Cyclone Fan 01 3 3
2 Nut Conv 1.1 1.1
3 Polishing Drum 5.5 5.5
4 Cake Breaker Conv. 11 11
5 Fibre Cyclone Fan 45 45
6 Airlock Nut Transport Fan 0.75 0.75
7 Nut Transport Fan 22 22
8 Nut Grading Drum 2.2 2.2
9 Rotary Drum 0.75 0.75
1 Rotary Drum 0.75 0.75
0
1 Hydrocyclone Pump 01 15 15
1
1 Hydrocyclone Pump 02 15 15
2
1 Shell Transport Fan 11 11
3
1 Ripple Mill 01 11 11
4
1 Ripple Mill 02 5.5 5.5
5
1 Ripple Mill 03 5.5 5.5
6
1 Nut Cracked Mixture Conv. 2.2 2.2
7
1 Cracked Mixture Elevator 2.2 2.2
8
1 Airlock Cracked Mixture Elevator 1.1 1.1
9
2 Airlock Shell Cyclone 01 1.1 1.1
0
2 Airlock Shell Cyclone 02 1.1 1.1
1
2 Sparating Fan 01 15 15
2
2 Sparating Fan 02 15 15
73
3
2 Kernel Conv. 2.2 2.2
4
j. K E R N E L Line I
2 Kernel Elevator 2.2 2.2
5
2 Kernel Distributing Conv. 2.2 2.2
6
2 Kernel Silo Fan 01 11 11
7
2 Kernel Silo Fan 02 11 11
8
2 Kernel Silo Fan 03 15 15
9
3 Airlock Dust Cyclone 01 0.75 0.75
0
3 Airlock Dust Cyclone 02 1.1 1.1
1
k K E R N E L Line II
.
1 Airlock Fibre Cyclone Fan 02 2.2 2.2
2 Nut Conv 1.1 1.1
3 Polishing Drum 5.5 5.5
4 Cake Breaker Conv. 15 15
5 Depericarper 45 45
6 Nut Transport Fan 22 22
7 Airlock Nut Transport 0.75 0.75
8 Nut Grading Drum 2.2 2.2
9 Ripple Mill 04 15 15
1 Ripple Mill 05 11 11
0
1 Ripple Mill 06 11 11
1
1 Nut Cracked Mixture Conv. 2.2 2.2
2
1 Cracked Mixture Elevator 5.5 5.5
3
1 Airlock Cracked Mixture Elevator 1.1 1.1
4
1 Airlock Shell Cyclone 03 1.1 1.1
5
1 Airlock Shell Cyclone 04 1.1 1.1
6
1 Sparating Fan 03 15 15
7
1 Sparating Fan 04 15 15
8
1 Airlock Dust Cyclone 03 0.75 0.75
9
2 Airlock Dust Cyclone 04 0.75 0.75
0
2 Rotary Drum 0.75 0.75
1
2 Hydrocyclone Pump 03 15 15
2
2 Hydrocyclone Pump 04 15 15
3
2 Shell Transport Fan 11 11
4
2 Kernel Conv. 2.2 2.2
5
2 Kernel Elevator 5.5 5.5
6
74
l. CLARIFIKASI Line I
1 Oil Transport 01 7.5 7.5
2 Oil Transport 02 7.5 7.5
3 Water Cooler 7.5 7.5
4 Reclamed Pump 01 7.5 7.5
5 Reclamed Pump 02 7.5 7.5
6 Hot Well Pump 01 7.5 7.5
7 Hot Well Pump 02 7.5 7.5
8 Prekleaner Pump 01 7.5 7.5
9 Prekleaner Pump 02 7.5 7.5
1 Prekleaner Pump 03 7.5 7.5
0
1 Brush Strainer 01 0.25 0.25
1
1 Brush Strainer 02 0.75 0.75
2
1 Sludge Separator 01 35 35
3
1 Sludge Separator 02 35 35
4
1 Vacuum Pump ( Oil ) 7.5 7.5
5
1 Vacuum Dryer Pump 5.5 5.5
6
1 Stirer 1.5 1.5
7
1 Crude Oil Pump 01 7.5 7.5
8
1 Crude Oil Pump 02 7.5 7.5
9
2 Vibrating Screen 01 3 3
0
2 Vibrating Screen 02 3 3
1
m CLARIFIKASI Line II
.
1 Reclamed Pump 03 5.5 5.5
2 Reclamed Pump 04 7.5 7.5
3 Hot Well Pump 03 2.2 2.2
4 Hot Well Pump 04 2.2 2.2
5 Prekleaner Pump 03 5.5 5.5
6 Prekleaner Pump 04 7.5 7.5
7 Brush Strainer 03 0.37 0.37
8 Brush Strainer 04 0.37 0.37
9 Sludge Separator 03 30 30
1 Sludge Separator 04 30 30
0
1 Vacuum Pump ( Oil ) 7.5 7.5
1
1 Vacuum Dryer Pump 7.5 7.5
2
1 Stirer 1.5 1.5
3
1 Crude Oil Pump 03 7.5 7.5
4
1 Crude Oil Pump 04 7.5 7.5
5
75
1 Vibrating Screen 03 3 3
6
1 Vibrating Screen 04 3 3
7
n WTR
.
1 Booster Pump 01 15 15
2 Booster Pump 02 22 22
3 Booster Pump 03 15 15
4 Pompa Air Kotor 01 11 11
5 Pompa Air Kotor 02 11 11
6 Raw Water Pump 01 22 22
7 Raw Water Pump 02 22 22
8 Raw Water Pump 03 22 22
9 Soda Ash 01 2.2 2.2
o B O I L E R 01
.
1 Feed Pump 01 37
2 Feed Pump 02 37
3 Feed Pump 03 45
4 Airlock Dust Collector 0.75
5 ID. Fan 75
6 SA. Fan 11
7 FA. Fan 7.5
p B O I L E R 02
.
1 SA. Fan 11
2 FA. Fan 7.5
3 FF. Fan 11
4 ID. Fan 75
5 Dust Collector 0.37
6 Dust Collector 0.37
7 Pendulum 1.1
8 Rotary Fan 0.37
q B O I L E R 03
.
1 SA. Fan 15 15
2 FA. Fan 11 11
3 FF. Fan 15 15
4 ID. Fan 94 94
5 Air Compressor 7.5 7.5
6 Dust Collector
7 Dust Collector 1.1 1.1
8 Pendulum 0.35 0.35
9 Rotary Fan
s. POWER HOUSE
1 Horizontal Fibre Shell Cyclone 7.5 7.5
2 Inclined Fibre Shell Conv. 01 5.5 5.5
3 Inclined Fibre Shell Conv. 02 7.5 7.5
4 Fuel Distributing Conv, 10 10
5 Recycle Conv. 7.5 7.5
t. SPLITTER
1 FFB Distributing Conv, 22 22
2 FFB Horizontal Conv 5.5 5.5
3 FFB Cross Conv 11 11
4 Gear Box 01 22 22
5 Gear Box 02 37 37
BAB III
URAIAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Sebelum melakukan pekerjaan, hal yang sangat penting dan yang paling
pertama adalah keselamatan kerja selalu menggunakan APD (alat pelindung diri)
seperti :
1. Safety belt
2. Sepatu
3. Sarung tangan
4. Helm
5. Masker
6. Kaca mata
7. Ear plug
3.1.1. Penggulungan Motor 3 Phasa (3 KW)
tinggi menunjukan bahwa arus listrik yang keluar lebih tinggi dari arus
listrik yang seharusnya dikeluarkan motor. Hal ini disebakan oleh aus atau
bearing yang sudah rusak, beban overload dan ada salah satu phasa yang
hilang.
3.1.3. Perawatan Motor Distasiun Kernel
Melakukan perawatan motor 3 phasa adalah sangat penting, hal ini
akan mempengaruhi usia pakai pada motor 3 phasa dan agar motor dapat
beroperasi secara terus menerus tanpa mengalami kerusakan atau
gangguan. Hal apa saja yang bisa dilakukan untuk perawatan motor yaitu
pengecekan bearing motor 3 phasa dengan memberi gress serta
membersihkan kotoran kotoran yang menempel pada motor 3 phasa
kemudian melakukan pengecetan pada motor tersebut.
1. Menghemat investasi
2. Mengurangi arus sumber, tetapi arus beban tetap sama
3. Mengurangi drop tegangan pada kabel instalasi
4. Memaksimalkan daya yang terpasang
82
4. Kapasitor bank
Berdasarkan pengamatan yang diperoleh pada panel kapasitor
bank memiliki 12 step jenis kapasitor bank yang digunakan
untuk step 1-11 adalah type ACDK 50/86 KVAR, 50 HZ
jaringan tegangan 400/525 V dan untuk stpe 12 menggunakan
type SL2D 75/81, 50 HZ jaringan tegangan 400/415.
5. Kabel power kapasitor bank
Jenis kabel yang digunakan type NYAF 10 mm ² dan 16m m2 .
6. Jenis power factor controller
Dalam penentuan jenis power factor controller yang digunakan
ini adalah jumlah step digunakan yakni 12 step efektif secata
otomatis/perpindahan step.
Regulator yang digunakan : 12 step
83
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pada pekerjaan yang telah dilakukan sesuai kompetensi yang akan dicapai.
Semua pekerjaan dilaksanakan secara bergilir sehingga pencapaian
kompetensi bisa tercapai dengan merata. Dalam melaksanakan suatu
pekerjaan tidak akan bisa dihindarkan yang namanya kecelakaan sehinnga
sangat diutamakan, keselamatan dan kesehatan dalam bekerja mengingat
kondisi diarea pabrik.
2. Pada pabrik ini, hal yang sangat penting adalah pabrik ini tidak memiliki
wiring pada control panelnya sehingga para teknisi electrical tidak bisa
memperbaiki jika ada trobel yang rumit dan harus mendatangkan teknisi
dari luar.
3. Pada sebuah sistem kendali yang diperbaiki yang terpenting adalah
rangkaian bisa digunakan dan bekerja dengan semestinya. Dan bagaimana
pengoperasiannya tidak terjadi kegagalan baik dari segi mekanik dan
kelistrikannya. Maka dari itu setiap melakukan pekerjaan yang
berhubungkan dengan kelistrikan harus dipastikan dan diuji berkali kali
agar tidak terjadi trobel.
4.2 Saran
Dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi
hal utama dalam bekerja, karena mengingat lingkungan kerja yang sangat
berbahaya. Dan hal yang sangat penting adalah perawatan terhadap barang
kerja dimana setiap melakukan pelakasaan perbaikan dalam waktu yang tidak
lama barang tersebut rusak kembali. Hal yang harus diperbaiki dalam
melakukan suatu perkejaan yaitu manajemen pekerjaan yang paling penting
98
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Karnadi Sadeli (1994) Sekilas Tentang Perkebunan dan Pabrik Kelapa
Sawit yang Dikaitkan dengan Program Transmigrasi PIR BUN-
TRANS PT. Multi Prima Entakai, Sanggau, Kalimantan Barat.
http://enginering4better.blogspot.com/2016/10/power-factor-correction dan
capasitor.
99
LAMPIRAN
100
101