Anda di halaman 1dari 101

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PT. MULTI PRIMA ENTAKAI


Desa Semuntai, Mukok, Kabupaten Sanggau,
Kalimantan Barat, Indonesia

Disusun oleh :

Rexsi Yunanda
3202003026

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2021/2022

1
2

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja
lapangan ini tepat waktunya dan dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam laporan praktik kerja lapangan ini, penulis mengangkat


pembahasan tentang perbaikan factor daya mengunakan kapasitor bank. Penulisan
laporan ini bertujuan untuk menyelesaikan matakuliah praktik kerja lapangan
yang telah diprogramkan pada Studi Pendidikan Diploma III Politeknik Negeri
Pontianak Jurusan Teknik Elektro, Prodi Diploma III Teknik Listrik.

Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis hendak mengucapkan


terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan turut berpartisipasi dalam
proses praktik kerja lapangan dari awal hingga akhir yaitu sebagai berikut :

1. Dr. Ir. H. M. Toasin Asha, M. Si. selaku Direktur Politeknik Negeri


Pontianak.
2. Hasan, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Pontianak.
3. Irman, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Diploma III Teknik
Listrik Politeknik Negeri Pontianak.
4. A. Avif Putra Buana, M.T. selaku koordinator praktik kerja lapangan
Program Studi Diploma III Teknik Listrik Politeknik Negeri Pontianak.
5. H. Dwi Harjono, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing praktik kerja
lapangan Program Studi Diploma III Teknik Listrik Politeknik Negeri
Pontianak.
6. Rusman, S.T., M.T, dan Wiwit Indah Rahayu, S.T., M.T. selaku dosen
penguji praktik kerja lapangan Program Studi Diploma III Teknik Listrik
Politeknik Negeri Pontianak.
7. Hendri selaku pembimbing lapanagan staf dan karyawan PT. Multi Prima
Entakai.
8. Joko Purwanto selaku Mandor Electrik, staf dan karyawan PT. Multi
Prima Entakai.
3

9. Staf dan Karyawan PT. Multi Prima Entakai yang telah banyak membantu
selama proses pelaksanaan praktik kerja lapangan.
10. Rekan – rekan mahsiswa serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian penulisan laporan praktik kerja lapangan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurana
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan laporan ini. Semoga amal baik dari semua pihak yang membantu
mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Akhir kata, penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca,

Sanggau, 30 Oktober 2022

Rexsi Yunanda
NIM: 3202003026
4
5

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pabrik kelapa sawit PT. Multi Prima Entakai (MPE) merupakan
perusahaan sawit yang terletak di Desa Semuntai, Kecamatan Mukok,
Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Perusahaan ini memproduksi minyak
CPO (Crude Palm Oil) dan biji kelapa sawit (kernel). Pabrik yang terdapat di
PT. MPE merupakan salah satu pabrik yang menggunkan sistem perebusan
horizontal dengan kapasitas 60 ton per jam.
Dalam proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak mentah (crude
palm oil) dan inti sawit (kernel) diperlukan energi listrik untuk menggerakan
seluruh mesin produksi didalam pabrik. Oleh karena itu listrik yang
diperlukan dalam proses pengolahan kelapa sawit sangat besar dan tidak
memungkinkan untuk seluruhnya disuplai dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN), maka setiap Pabrik Kelapa Sawit memiliki pembangkit listrik sendiri
untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di dalam proses pengolahan kelapa
sawit.
Pada prosesnya, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) menggunakan turbin uap
sebagai penghasil energi listriknya. Turbin uap adalah suatu penggerak mula
yang mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetic dan selanjutnya
diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin
(Shlyakhin,1999) Uap yang dihasilkan oleh boiler yang memiliki nilai
entalphy yang dikonversikan menjadi tenaga oleh turbin (Naibaho,1996).
Turbin uap inilah yang digunakan sebagai penggerak generator sebagai
pembangkit listrik, guna untuk memenuhi kebutuhan listrik pabrik.
Turbin uap merupakan salah satu jenis penggerak mula yang banyak
digunakan di dalam industri, antara lain sebagai penggerak mula generator
dan seluruh proses industri. Hal yang menjadi salah satu pertimbangan dalam
menggunakan turbin uap ialah fluida kerjanya yang sangat mudah diperoleh
yaitu air (uap), sedangkan bahan bakar seperti serabut (fiber) dan cangkang
(shell) juga mudah diperoleh karena merupakan produk sampingan dari
pengolahan kelapa sawit (CPO dan kernel), dan harganya relatif murah
dibanding bahan bakar fosil (batubara). Pada proses kerjanya, instalasi tenaga
6

uap (boiler) menghasilkan uap yang kemudian menggerakan turbin sehingga


menghasilkan daya listrik.
Pabrik ini mempunyai sumber tenaga sendiri yaitu menggunakan mesin
tubin uap dengan berbahan bakar fiber dan batok kelapa sawit yang sudah di
pecahkan. Di pabrik ini memiliki 3 buah pembangkit dan 3 buah generator
set (genset). Masing-masing pembangkit ini memiliki daya yang berbeda-
beda, turbin 1 memiliki daya 1845 KVA, turbin 2 memiliki daya 1000 KVA
dan turbin 3 memiliki daya 2020 KVA sedangkan untuk genset 1 memiliki
daya sebesar 400 KVA, genset 2 memiliki daya 400 KVA genset 3 memiliki
daya sebesar 250 KVA dengan beban puncak sebesar 2500 KW.
Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya PKL ini, diharapkan mahasiswa
mudah untuk memahami sistem kelistrikan yang ada pada perusahaan karena
sesuai dengan kompetensi lulusan Politeknik Negeri Pontianak, Jurusan
Teknik Elektro, Program Studi Teknik Listrik dapat memiliki bekal dan
kemampuan serta kompetensi yang cukup dapat diandalkan dalam pelaksanan
PKL ini. Selain itu, kegiatan PKL merupakan salah satu sarana untuk
menjalin hubungan antara kampus dengan dunia industri.

1.2 Penetapan Masalah


PKL bekerja di industri sesuai jadwal kerja yang diberikan. Dalam
kesempatan ini penulis mendalami tentang perbaikan factor daya (cos phi)
mengunakan kapasitor bank di pabrik kelapa sawit PT. Multi Prima Entakai.

1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan

Adapun tujuan PKL ini adalah sebagai berikut :


1. Mengetahui struktur organisasi industri.
2. Dapat menerapkan ilmu yang didapat dibangku kuliah pada Praktek Kerja
Lapangan sesuai kompetensi.
3. Melaksanakan tugas PKL sesuai dengan standar perusahaan tersebut.
4. Dapat mengikuti, menganalisa, dan mensimulasikan cara kerja dari
instrumen kelistrikan.
7

5. Mahasiswa diharapkan mampu untuk memahami dan mengetahui proses


pengolahan buah kelapa sawit.
6. Mengetahui proses pembangkit listrik tenaga uap dan genset pada pabrik
kelapa sawit.
7. Dapat mempertanggungjawabkan data yang diperoleh melalui seminar
PKL. Sebagai salah satu bukti bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah
melakukan PKL dengan baik.

1.4 Manfaat
Manfaat yang di dapat saat PKL di perusahaan sebagai berikut :

1. Mengenal jajaran staf yang bertugas dalam pengelolaan sistem produksi


pabrik kelapa sawit PT. Multi Multi Prima Entakai
2. Mengetahui bagaimana lingkungan kerja yang relevansi dengan teori yang
di dapat di bangku kuliah.
3. Dapat bersosialisasi dengan pekerja lain sehingga membuat lingkungan
kerja menjadi hidup.
4. Mengerti tentang bahaya lingkungan kerja untuk selalu meningkatkan
keselamatan dan kesehatan dalam bekerja.
5. Pekerja perusahaan dapat terbantu dengan adanya mahasiwa PKL.
6. Ketika perusahaan dikejar target produksi maka mereka mendapat tenaga
tambahan untuk menyelesaika target tersebut.
7. PKL juga merupakan salah satu kontribusi sebuah peusahaan unntuk dunia
pendidikan.
8. PKL juga sangat diperlukan bagi mahasiswa untuk menambah wawasan
dan melihat realita yang ada di dunia industri.
9. Memahami dan mengetahui pola penanganan masalah (Trouble Shooting)
yang terjadi di pabrik.
10. Mempelajari dan memahami bidang tertentu pada praktik kerja.
11. Menciptakan dan menumbuhkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme
serta disiplin.
8

1.5 Metode/ Teknik Pengumpulan Data


1. Diskusi dengan pembimbing lapangan, operator, dan teknisi yang bekerja
di perusahaan
2. Melakukan tugas-tugas yang diberikan oleh pabrik tempat Praktek Kerja
Lapangan (PKL)
3. Membaca referensi dari berbagai sumber di internet.
4. Observasi lapangan di pabrik kelapa sawit PT.MPE Semuntai

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan : 19 September 2022 s/d 04 November 2022

Lokasi : Pabrik kelapa sawit PT. MPE Semuntai

Alamat : Desa Semuntai, Kecamatan Mukok, Kabupaten


Sanggau, Kalimantan Barat

Jam Kerja : 07.00 - 16.00 Senin/Jumat 07.00 – 13.00 Sabtu


9

BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN
2.1 Sejarah PT. Multi Prima Entakai
PT. Multi Prima Entakai bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit
yang dikaitkan dengan program transmigrasi yang dikenal dengan nama
PERUSAHAAN INTI RAKYAT PERKEBUNAN TRANSMIGRASI (PIR
BUN – TRANS). Nama Entakai adalah nama salah satu Desa di Kabupaten
Sanggau, dimana lokasi pertama dilakukan presurvey.
PT. MPE didirikan dengan Akta Notaris Theresia Yustira Ariany SH
Nomor : 19 tahun 1984, Kemudian beberapa kali dirubah. Terakhir dengan
Akta Notaris Mudofir SH di Jakarta tahun Nomor : 79 tanggal 6 Desember
tahun 1999.
Lokasi kebun dan Pabrik PT. MPE terletak di Desa Semuntai,
Kecamatan Mukok, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Perusahaan ini
dibangun pada pada tahun 1984 dengan kapasitas 60 ton TBS/jam.
PT. Multi Prima Entakai sebagai pelaku ekonomi juga berperan sebagai
Agent of Development di bidang perkebunan rakyat melalui:
1. Alih teknologi budaya kebun kelapa sawit kepada petani dan masyrakat
sekitar.
2. Menciptakan kesempatan lapangan pekerjaan untuk masyrakat sekitar
lokasi kebun.
3. Membiasakan masyrakat petani untuk berkebun secara tetap dan
menghindarkan berkebun dengan system berladang berpindah yang dapat
merusak lingkungan.
4. Adanya multiplier effect terhadap perkembangan perekonomian didaerah
yang menyangkut masyrakat disekitarnya.
2.1.1. Letak Geografis
Lokasi kebun dan pabrik terletak di Kabupaten Sanggau yang berjarak
kurang lebih 285 KM dari Pontianak, Ibukota Provinsi Kalimantan Barat.
Melalui Jalan lintas Kalimantan Poros tengah, dengan kondisi jalan yang
sangat baik dan banyak dilalui kendaraan umum seperti bus, mini bus, truck,
motor dan juga dapat dilalui melalui jalur sungai.
10

Lokasi kebun berdekatan dengan proyek-proyek Transmigrasi yang


sudah ada sebelumnya dan merupakan sumber tenaga kerja yang
berpotensi.Selanjutnya batas batas wilayah administrasi dari lokasi kegiatan
tersebut adalah :
- Utara : Berbatasan dengan PT. Citra Nusantara Inti Sawit
- Selatan : Berbatasan dengan PT. Multi Jaya Perkasa ITT
- Barat : Berbatasan dengan PT. Adhiyasa Desicon
- Timur : Berbatasan dengan Sei Kapuas Kecamatan Mukok
Adapun untuk lokasi PT. MPE dapat dilihat pada gambaar dibawah ini :

Gambar 2. 1 Denah area pabrik PT. MPE

2.1.2. Identitas Perusahaan


Nama Perusahaan : PT. Multi Prima Entakai (MPE)
Jenis badan Hukum : Perseroan Terbatas
Alamat Perusahaan : Jl. Kapten Marzan No.16 D-E Pontianak,
Kalimantan
Barat
Akta Pendirian : No. 19 Tanggal 7 Juli 1984
Izin Perusahaan : The Capital Investment Coordinating Board
No. 54/I/PMDN/1991
Perusahaan Asosiasi : PT. Permata Hijau Sawit (PHS)
PT. Nubika Jaya
PT. Bukit Prima Plantation
PT. Sintang Agro Mandiri (SAM)
11

No. NPWP : 01.453.392.1-701.000

2.2. Visi dan Misi

Visi :
Menjadi perusahaan terdepan dalam industry kelapa sawit yang dikelola
secara berkesinambungan.
Misi :
1. Kepuasan pelanggan, mitra, dan pemegang saham.
2. Komitmen terhadap mutu yang tiada habis-habisnya.
3. Fokus terus menerus pada produktivitas yang efektif dan efisien.
4. Berpikir dan bertindak dengan prinsip “ Sense of Urgensi “.
5. Sederhana dibidang keuangan.
6. Bekerjasama sebagai team.
12

2.3. Struktur organisasi

Mill Manager 1

Assisten Mill Manager1

Assisten Proses 1 Assisten Proses 1 Assisten Maintenance1 Assisten Lab & QC 1


13

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 3 struktur organisasi perusahaan
14

2.4. Tugas pokok dan fungsi


Pengaturan Kerja
PT. Multi Prima Entakai (MPE) Mill mempunyai 137 karyawan
Proses yang saat ini masih berjalan 2 (dua) shif. Untuk saat ini kondisi
mesin dalam keadaan baik. Total seluruh tenaga kerja PT. MPE di Mill
adalah 137 orang dengan rincian sebagai berikut:

NO Departemen Divisi Jumlah


Asisten Proses 2 orang
1 Proses Produksi Karyawan Proses Shift 1 26 orang
Karyawan Proses Shift 2 26 orang
Asisten Laboratorium 1 orang
Krani Laboratorium 1 orang
Karyawan Analis 6 orang
2 Laboratorium Karyawan WTP 2 orang
Karyawan Grading 5 orang
Karyawan Dermaga 2 orang
Karyawan Limbah 2 orang
Asisten Maintenance 1 orang
Maintenance dan Operator Elektrik 5 orang
3
Elektrik Driver CPO 3 orang
Karyawan Maintenance 26 orang
Kepala Security 1 orang
Keamanan (Security) Anggota Security 11 orang
4
dan Umum Office Boy 3 orang
Umum 2 orang
5 Operasional dan Mill Manager 1 orang
Administrasi Kantor Asisten Kepala 1 orang
HRD/GA 1 orang
Admin 3 orang
KTU 1 orang
Ducument Control 1 orang
15

Krani Produksi 1 orang


EHS 1 orang
Gudang 4 orang
(Sumber PT.MPE)

Tabel 1. Pengaturan kerja PT. MPE

Tupoksi Seluruh Jajaran Staff PT. Multi Prima Entakai


1. Manager Pabrik Kelapa Sawit ( Mill Manager)
1.1 Membuat dan menyusun Rencana Anggaran Belanja pabrik kelapa
sawit.
1.2 Menyusun rencana pemeliharaan/perawatan mesin-mesin dan
pabrik.
1.3 Menyusun rencana agar TBS yang masuk pabrik dapat diolah
seluruhnya sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
1.4 Mengusahakan agar pabrik dapat mengolah sesuai dengan
kapasitas pabrik.
1.5 Mengawasi pelaksanaan pengolahan agar kwalitas hasil olah sesuai
dengan norma-norma yang telah ditetapkan.
1.6 Mengatur dan mengendalikan limbah pabrik sehingga tidak terjadi
pencemaran yang berdampak negatif terhadap kehidupan manusia.
1.7 Melaksanakan rehabilitasi/pemeliharaan bangunan perusahaan dan
perumahan karyawan pabrik kelapa sawit.
1.8 Melaksanakan pengelolaan dan penggunaan keuangan seefisien
mungkin dan keamanan serta ketertiban lingkungan.
1.9 Memelihara kerjasama yang baik dengan instansi pemerintah dan
aparat keamanan setempat.
2. Assisten Kepala (ASKEP)
1. Membuat RKAP fisik dan financial untuk dipergunakan setelah
mendapat persetujuan dari Mill Manager.
16

2. Mengkoordinasikan dan membangun kerjasama melalui pembinaan


pengolahan, teknik, sehingga terdapat perpepsi yang sama terhadap
tujuan perusahaan.
3. Mengelola seluruh SDM bidang teknik dan pengolahan untuk
dimanfaatkan dalam proses produksi untuk memproleh kinerja
dalam bentuk laba secara maksimal.
4. Melaksanakan arus informasi timbal balik dengan bidang quality
controll sesuai dengan urgensinya untuk kelancaran pengelolaan.
5. Membina dan membimbing karyawan untuk prestasi dan disiplin
kerja, dalam usaha memproleh kinerja dalam bentuk laba secara
maksimal, sesuai dengan yang ditetapkan Mill Manager.
6. Mengadakan pengawasan dan pengendalian seluruh kegiatan
pengelolaan unit, bidang teknik, dan pengelolaan.
3. Assisten Maintenance
3.1 Mengatur rencana pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan mesin-
mesin dan instalasi.
3.2 Membuat permintaan peralatan mesin-mesin dan instalasi yang
perlu di ganti.
3.3 Mengawasi pelaksanaan jalannya mesin-mesin.
3.4 Mengawasi pelaksanaan pemasangan peralatan mesin-mesin dan
instalasi.
3.5 Tugas-tugas lain yang diberikan oleh Manager Pabrik.
4. Assisten Proses
4.1 Menyusun rencana pelaksanaan pengolahan TBS di pabrik.
4.2 Mengusahakan agar TBS yang ada di pabrik dapat terolah
seluruhnya.
4.3 Memperhatikan dan mengawasi agar TBS yang akan diolah sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan.
4.4 Mengatur penggunaan tenaga kerja untuk pengolahan.
4.5 Mengendalikan limbah pabrik sehingga tidak terjadi pencemaran
yang berdampak negative terhadap kehidupan manusia di
lingkungannya.
17

4.6 Tugas-tugas lain yang diberikan oleh Manager pabrik.


5. Assisten Quality Control
5.1 Meneliti dan mengawasi hasil olah sesuai dengan standard yang
ditetapkan.
5.2 Menseleksi dan mengawasi TBS yang akan diolah menurut
persyaratan yang berlaku.
5.3 Mengadakan percobaan di laboratorium mengenai pemakaian
bahan-bahan kimia untuk peningkatan kualitas produksi.
5.4 Tugas-tugas lain yang diberikan oleh Manager Pabrik.

6. Kepala Tata Usaha (KTU)


6.1 Membuat dan menyusun Rencana Anggaran Belanja pabrik.
6.2 Membuat dan melaksanakan Administrasi pembukuan dan
Administrasi Keuangan dan Pergudangan.
6.3 Mengawasi dan melaksanakan administrasi upah dan membayar
upah tenaga kerja.
6.4 Membuat laporan bulanan, laporan persdiaan alat-alat dan bahan-
bahan olah pabrik.
6.5 Mengatur dan menyelesaikan hal-hal yang bertalian dengan
ketenagakerjaan pabrik.
6.6 Arsip pabrik kelapa sawit dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Mill Manager.
7. Operator Loading Ramp
7.1 Mengatur pemasukan TBS ke dalam lori dengan mengoperasikan
hydrolik system.
7.2 Mengatur lori berisi buah dari jalur loading ramp ke jalur rebusan
dengan mengoperasikan transfer carriage dan capstan.
7.3 Mendorong lori berisi TBS ke dalam rebusan dengan
mengoperasikan capstan.
7.4 Mengoperasikan lori kosong untuk loading ramp.
7.5 Mengatur kebersihan wilayah loading ramp.
7.6 Tanggung jawab atas kapasitas pabrik kelapa sawit dengan isian lori.
18

7.7 Tanggung jawab atas kapasitas pabrik kelapa sawit dengan


kecepatan mengisi lori.
7.8 Tanggung jawab atas kebersihan wilayah loading ramp.
8. Mandor Sortase
8.1 Menyortir TBS yang masuk ke pabrik kelapa sawit sesuai dengan
aturan yang sudah ada.
8.2 Mengatur pemasukan buah ke loading ramp dan susunan buah
pada peron.
8.3 Mengatur pengutipan brondolan yang berserakan dan kebersihan
peron.
8.4 Membuat laporan hasil penyortiran tiap hari.
8.5 Tanggung jawab atas mutu TBS yang diperiksa.
8.6 Tanggung jawab atas rendemen CPO sesuai mutu TBS yang
diterima.
8.7 Tanggung jawab atas kebersihan peron.
9. Operator Rebusan
9.1 Mengatur pengoperasian rebusan.
9.2 Mengatur pemasukan buah masuk ke dalam rebusan.
9.3 Mengoperasikan rebusan/perebusan sesuai prosedur yang sudah
ada triple peak system/tekanan uap dan blow down.
9.4 Mengatur pengeluaran buah masak dari dalam rebusan.
9.5 Mengatur pembuangan condensate ke fat-pit.
9.6 Tanggung jawab atas mutu perebusan/losis CPO dan brondolan
pada proses perebusan.
9.7 Tanggung jawab atas kapasitas perebusan.
9.1 Tanggung jawab atas kebersihan rebusan c/w wilayah
10. Operator Tippler
10.1 Mengoperasikan seluruh alat proses pada station threshing.
10.2 Mengatur kapasitas pabrik kelapa sawit dengan penggunaan
tippler, FFB Elevator, dan thresher.
10.3 Tanggung jawab atas kapasitas pabrik kelapa sawit dengan
penggunaan tippler.
19

10.4 Tanggung jawab atas losis pada tandan kosong atas


pengoperasian tippler dan thresher.
11. Operator Pressan
11.1 Memeriksa kondisi peralatan dan bagian – bagiannya.
11.2 Mengoperasikan peralatan : - Fuel Conveyor, Air Lock Fibre
Cyclone, Fibre Cyclone fan, Air lock nut transport fan, nut
transport fan, polishing drum, CBC, cross CBC conveyor digester
,digester, vibrating sweco, crude oil pump, Station Press.
11.3 Menjaga kebersihan peralatan Stasiun Press agar tetap bersih.
11.4 Menjaga Standart losses pada ampas press.
11.5 Menjaga temperature digester 90 – 95 0 C.
11.6 Mengatur air masuk ke S Press 1,5 ton / S Press.
11.7 Mengatur tekanan Hydrolic 60-75 Bar, atau 38-40 Amp.
11.8 Mengosongkan seluruh isi digester, Station Press pada saat Pabrik
Stop.
11.9 Membuat laporan kondisi alat yang rusak maupun akan diperbaiki.
11.10 Menjaga kapasitas alat.
11.11 Mencatat operasional alat dan mesin.
11.12 Mencatat stagnasi atau kendala pada saat operasional.
12. Operator Klarifikasi
12.1 Operator Pressan : Mengoperasikan seluruh alat-alat proses pada
Station Pressan.
12.2 Operator CST : Mengoperasikan CST (pemisahan minyak dari
lumpur ) secara alami .
12.3 Operator Dekanter : Mengoperasikan Dekanter/meminimalkan
sisa minyak yang terkandung sludge.
12.4 Operator Purifier : Mengoperasikan purifier (meminimalkan kadar
air CPO)
12.5 Operator Pressan : Tanggung jawab kapasitas pabrik kelapa sawit
dengan pemakaian pressan.
12.6 Tanggung jawab rendemen/losis minyak pada ampas press.
20

12.7 Operator CST : Tanggung jawab atas persentase sludge pada


minyak dan persentase minyak pada sludge.
12.8 Operator Dekanter : Tanggung jawab atas losis pada liquit dan
solid.
12.9 Tanggung jawab atas capasitas pabrik kelapa sawit dengan
penggunaan dekanter.
12.10 Operator Purifier : Tanggung jawab mutu CPO (kadar air) dengan
penggunaan purifier dan vacum drier.
12.11 Tanggung jawab atas kapasitas pabrik kelapa sawit dengan
penggunaan purifier.

13. Operator Limbah

13.1 Mengoperasikan seluruh proses limbah, Aerator, Pompa circulasi.


13.2 Memeriksa mutu cairan limbah semua kolam limbah.
13.3 Memeriksa mutu limbah buangan alami.
13.4 Memeriksa mutu air penerima buangan limbah.
13.5 Menjaga kebersihan lingkungan wilayah limbah.
13.6 Tanggung jawab atas mutu limbah (BOD, COD, TSS, nitrogen)
sesuai dengan keputusan pemerintah tentang baku mutu limbah
13.7 Tanggung jawab atas pemeliharan alat limbah.
13.8 Tanggung jawab atas kebersihan wilayah limbah.

14. Operator Water Treatment

14.1 Pengoperasian water treatment (external) dan demint plant (internal).


14.2 Mengatur dosis bahan kimia external.
14.3 Bock oust sand filter press.
14.4 Mengatur debit air yang dipergunakan.
14.5 Mengatur dosis bahan kimia air umpan boiler.
14.6 Mengatur pelaksanaan jadwal regenerasi demint plant sesuai dengan
keadaan mutu air.
14.7 Mengatur suhu air umpan boiler.
14.8 Tanggung jawab atas mutu air external.
14.9 Tanggung jawab atas debit air external.
21

14.10 Tanggung jawab atas mutu air umpan boiler.


14.11 Tanggung jawab atas keselamatan dan pemeliharaan alat-alat proses
water treatment dan demint plant.
14.12 Tanggung jawab atas kelancaran external dan internal.
14.13 Tanggung jawab atas pelaporan proses water treatment dan demin
plant.
15. Operator Boiler
15.1 Mengatur tenaga kerja Boiler.
15.2 Mengatur pengoperasian Boiler.
15.3 Mengatur sistem pembakaran.
15.4 Mengatur bahan bakar.
15.5 Mengatur pemakaian air ketel Boiler/memonitor sigh glass.
15.6 Mengatur pengorekan abu Boiler.
15.7 Mengatur blow down.
15.8 Mengatur Shot Blowing.
15.9 Mengatur kebersihan Boiler.
15.10 Tanggung jawab atas kelancaran operasional.
15.11 Tanggung jawab atas tekanan constant.
15.12 Tanggung jawab atas mutu uap.
15.13 Tanggung jawab kapasitas uap.
15.14 Tanggung jawab atas kelancaran seluruh Avendasi Boiler.

16. Operator Kernel


16.1 Mengoperasikan alat-alat proses kernel
a. LTDS
b. Riple Mill
c. Hydrocyclone
d. Clyabath
e. Kernel drier
16.2 Tanggung jawab atas rendemen kernel/losis kernel pada LTDS dan pada
cangkang .
16.3 Tanggung jawab atas mutu kernel (kadar air dan kadar kotoran).
22

16.4 Tanggung jawab atas capasitas pengolahan kernel.

17. Operator Engine room


17.1 Mengoperasikan semua pembangkit listrik (Diesel dan Turbin).
17.2 Mengoperasikan pesawat uap Back Presure Vessel (BPV).
17.3 Mendistribusikan uap dari BPV ke pengolahan.
17.4 Mempararel genset.
17.5 Memonitor/mencatat semua pengukuran instrument tiap jam.
17.6 Mengatur keseimbangan daya keluar dengan capasitas uap dari
Boiler.
17.7 Mengatur stabilitas tegangan dan frekuensi listrik.
17.8 Menjaga kebersihan mesin dan ruangan kamar mesin.
17.9 Membuat laporan perjalanan mesin.
17.10 Melaporkan segera ke atasan bila mana ada gangguan operasional.
17.11 Merawat mesin/pemakaian oli, turbo oil, filter.
17.12 Tanggung jawab atas keselamatan operasional mesin.
17.13 Tanggung jawab atas pendistribusian energi listrik.
17.14 Tanggung jawab atas pendistribusian uap ke proses.
17.15 Tanggung jawab atas pemeliharaan mesin/jadwal-jadwal penukaran
oli/filter dan turbo oil.
17.16 Tanggung jawab atas kebersihan mesin dan kamar mesin .
18. Analist Laboratorium
18.1 Memeriksa mutu TBS.
18.2 Memeriksa mutu CPO dan Kernel.
18.3 Memeriksa losses CPO dan kernel.
18.4 Memeriksa mutu air water treatment, air umpan boiler, dan air boiler.
18.5 Memeriksa mutu air limbah.
18.6 Menentukan dosis pemakaian tawas, soda, master floc, BT 31,
BA55, BP300 dan lain-lain.
18.7 Tanggung jawab atas penentuan mutu TBS.
18.8 Tanggung jawab atas penentuan mutu CPO dan kernel.
18.9 Tanggung jawab atas penentuan losis CPO dan kernel.
23

18.10 Tanggung jawab atas penentuan mutu air.


18.11 Tanggung jawab atas penentuan mutu air limbah.

19. Mandor Proses


19.1 Mengatur tenaga karyawan pengolahan.
19.2 Mengawasi seluruh kegiatan proses.
19.3 Memonitor kelancaran seluruh alat proses.
19.4 Mengatasi gangguan yang terjadi pada proses.
19.5 Membuat laporan absensi karyawan proses dan laporan hasil
pengolahan.
19.6 Bertanggung jawab atas kehadiran karyawan dan jam lembur karyawan
pengolahan.
19.7 Tanggung jawab atas kapasitas pabrik kelapa sawit.
19.8 Tanggung jawab losis yang terjadi pada proses.
19.9 Tanggung jawab atas kelancaran proses.
19.10 Tanggung jawab kebersihan pabrik.
19.11 Tanggung jawab pelaporan.

20. Mandor CPO


20.1 Mengatur pekerja pada station clarifikasi dan pressan.
20.2 Mengawasi operasional alat-alat proses pada station clarifikasi dan
pressan antara lain :
20.3 Digester
20.4 Pressan
20.5 Cont.Setling Tank ( CST )
20.6 Dekanter
20.7 Purifier & vacum drier
20.8 Fatpit
20.9 Pemeliharaan dan perawatan mesin station pressan dan clarificasi.
20.10 Tanggung jawab atas capasitas pabrik dengan penggunaan pressan,
Dekanter, dan purifier.
20.11 Tanggung jawab atas rendemen/losis pada ampas press, liquit, dan solid.
24

20.12 Tanggung jawab atas mutu CPO/kadar air CPO.


20.13 Tanggung jawab atas perawatan mesin-mesin proses clarificasi /pressan.

21. Mandor Kernel


21.1 Mengatur anggota (tenaga kerja) yang bekerja pada Station kernel.
21.2 Mengawasi seluruh kegiatan pada Station Kernel.
21.3 Memonitor kelancaran alat/mesin pada Station kernel.
21.4 Mengatasi kerusakan pada alat/mesin pada Station kernel.
21.5 Melapor kepada Mandor pengolahan ataupun asisten pengolahan apabila
ada kerusakan alat yang tidak dapat diatasi atSaupun memanggil langsung
tukang jaga .
21.6 Mengawasi/menjaga kebersihan pada alat-alat/mesin di Station kernel .
21.7 Membuat laporan pengolahan kernel.
21.8 Tanggung jawab atas produksi kernel (rendemen).
21.9 Tanggung jawab atas mutu kernel.
21.10 Tanggung jawab atas kelancaran alat proses kernel.
21.11 Tanggung jawab atas pemakaian calsium carbonat.
21.12 Tanggung jawab atas kebersihan wilayah kernel.
21.13 Laporan pertanggung jawaban proses kernel
22. Mandor Maintenance
22.1 dsa Mengatur tenaga kerja Maintenance.
22.2 Mengatur dan memonitor pelaksanaan kerja.
22.3 Mengatur pelaksanaan schedule program kerja.
22.4 Mengatur pelaksanaan schedule pemeliharaan.
22.5 Mengatur pelaksanaan schedule pelumasan.
22.6 Mengatur perbaikan dengan cepat bila ada kendala pada proses.
22.7 Membuat laporan kegiatan kerja.
22.8 Membuat laporan absensi tenaga kerja maintenance.
22.9 Tanggung jawab atas kehadiran dan lembur anggota maintenance.
Tanggung jawab atas kelancaran alat-alat processing.
25

22.10 Tanggung jawab atas kapasitas pabrik kelapa sawit dengan kelancaran.
alat proses.
22.11 Tanggung jawab atas kwalitas kerja.
22.12 Tanggung jawab atas pelaporan kerja dan hasil kerja maintenance.

23.Maintenance Listrik

23.1 Mengatur tenaga kerja maintenance listrik.


23.2 Mengatasi gangguan : electric baik pada proses, instalasi, panel, dan
electromotor.
23.3 Menggulung electromotor.
23.4 Service panel.
23.5 Pemeliharaan instalasi listrik.
23.6 Pemeliharaan electromotor.
23.7 Pemasangan alat listrik dan lain-lain.
23.8 Tanggung jawab atas kelancaran proses dengan menjamin kelancaran
alat electric processing.
23.9 Tanggung jawab atas mutu produksi dengan jaminan stabiliteit
tegangan dan frekuensi.
23.10 Tanggung jawab atas pemeliharaan seluruh alat dan komponen-
komponen elektrik.

24. Krani Maintenance

24.1 Merekap hasil pemakaian bahan-bahan yang dipakai.


24.2 Mendata karyawan yang hadir dan tidak hadir.
24.3 Mencatat jam operasi mesin dan Spare part.
24.4 Membuat rencana kerja maintenance.
24.5 Menjaga kebersihan lingkungan Bengkel.
24.6 Membuat buku laporan Administrasi Maintenance.
24.7 Mencatat jam operasional Screw Press.
24.8 Mencatat pemakaian Oli.

25. Ka. Laboratorium


26

25.1 Mengontrol pekerjaan para analist.


25.2 Mengontrol pekerjaan water treatment.
25.3 Mengontrol pekerjaan eff.treatment.
25.4 Mengontrol pekerjaan produski (CPO, Kernel dan cangkang).
25.5 Memeriksa mutu pengiriman produksi.
25.6 Tanggung jawab atas mutu CPO.
25.7 Tanggung jawab atas mutu Kernel.
25.8 Tanggung jawab atas rendemen, losis CPO dan kernel pada proses.
25.9 Tanggung jawab atas mutu air external dan internal serta mutu air
boiler.
25.10 Tanggung jawab atas mutu air limbah.
25.11 Tanggung jawab atas mutu bahan kimia yang dipergunakan.
25.12 Tanggung jawab atas atas penggunaan bahan kimia, garam, dan
calsium carbonat.
25.13 Tanggung jawab atas pelaporan laboratorium.
25.14 Tanggung jawab atas mutu pengiriman produksi.

26. Krani Pengiriman

26.1 Melakukan pengisian CPO ke truk tanki, mengambil sample dan


melocis.
26.2 Melakukan pengukuran hasil-hasil produksi (CPO dan kernel).
26.3 Melakukan pengisian kernel ke truk, mengambil sample dan melocis.
26.4 Tanggung jawab atas kelancaran pengiriman.
26.5 Tanggung jawab atas segel/locis pengiriman.

27. Pengawas Timbangan

27.1 Memeriksa timbangan setiap jam 7.00 wib (pagi).


27.2 Membersihkan timbangan.
27.3 Mengatur dan mengawasi kendaraan keluar masuk timbangan.
27.4 Megawasi penimbangan.
27.5 Tanggung jawab atas kelancaran timbangan.
27.6 Tanggung jawab atas penipuan timbangan.
27

28. Mandor Traksi/Teknik Sipil

28.1 Membuat perincian biaya pekerjaan Teknik Sipil sesuai kebutuhan


perusahaan.
28.2 Melaksanakan pekerjaan Teknik Sipil yang telah disetujui pimpinan
perusahaan.
28.3 Memeriksa semua pekerjaan Teknik Sipil dengan berpedoman kepada
bestek serta sesuai arahan dari pimpinan perusahaan.
28.4 Membuat data premi dan Lembur Tenaga Kerja Teknik Sipil serta
Traksi.
28.5 Melaporkan absensi tenaga kerja teknik sipil serta traksi ke Admin
Gaji.
28.6 Membuat laporan kemajuan pekerjaan teknik sipil.
28.7 Mengawasi pekerjaan teknik sipil sesuai petunjuk dan arahan dari
Pimpinan Perusahaan dengan benar dan akurat.
28.8 Memeriksa semua pekerjaan teknik sipil baik lokal maupun pekerjaan
Kontraktor dengan berpedoman kepada SPK dan bestek yang telah
disetujui Direksi dan melaporkan hasil pemeriksaan tersebut kepada
pimpinan.
28.9 Membuat laporan hasil kerja kontraktor harian, mingguan dan bulanan.
28.10 Bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan teknik sipil dan traksi.

29. Ka. HR-GA

29.1 Memfasilitasi pemempatan karyawan baru yang akan ditempatkan di


pabrik kelapa sawit.
29.2 Pemberian surat tugas/Dinas.
28

29.3 Monitor Transportasi Umum (kary, Belanja, Penjemputan tamu).


29.4 Mengontrol dan menyelesaikan administrasi pengobatan karyawan
pabrik kelapa sawit.
29.5 Memproses tindakan kedisiplinan karyawan.
29.6 Proses Pembayaran Jamsostek.
29.7 Cek dan Kontrol data inventaris dan asset perusahaan.
29.8 Membuat Laporan Bulanan HR-GA.
29.9 Mengikuti masa Probation dan masa kontrak kerja karyawan baru
untuk dapat meminta penilaian masa percobaan atau masa kontrak
sebagai dasar pembuatan surat keputusan pengkatan karyawan.
29.10 Membuat SK Karyawan untuk pengkatan karyawan non Staff.

29.11 Melakukan pengurusan ijin yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.

2.5. Proses pengolahan kelapa sawit


Untuk memproduksi Crude Palm Oil (CPO) dan kernel di PT. MPE
menggunakan proses Flowchart. Berikut ini merupakan proses pengolahan
Crude Palm Oil (CPO) dan kernel menggunakan Proses Flowchart di PT
MPE, Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
29

2.5.1 Jembatan Timbang


1. Pengertian Dan Fungsi Jembatan Timbang
Jembatan timbang merupakan stasiun pertama dalam proses
pengolahan tandan buah segar kelapa sawit menjadi CPO. Jembatan
timbang berfungsi untuk mengetahui jumlah berat buah kelapa sawit
diterima dan diolah. Pada pabrik PT. MPE terdapat satu buah jembatan
timbang yang berfungsi untuk
menimbang keluar masuknya
kendaraan yang membawa
tandan buah segar kelapa
sawit.
2. Prosedur Penimbangan
Truk bermuatan TBS
memasuki jembatan timbang lalu masuk kode pada computer, kemudian
setelah TBS di turunkan di Loading Ramp maka truk kosong akan
melakukan penimbangan kembali dan akan di ketahui berat bersih yang
di bawa.

(sumber PT MPE)
30

Gambar 2. 2 Jembatan Timbang

Truk kosong yang akan mengangkut kernel dan tangkos


memasuki jembatan timbang dan memasukkan kode pada komputer,
kemudian setelah truk berisi kernel atau tangkos akan dilakukan
penimbangan muatan. Maka akan diketahui berat bersih dari kernel dan
tangkos yang di bawa.
2.5.2 Stasiun
Grading
Setelah
dilakukan

penimbangan terhadap kendaraan beserta tandan buah sawit, proses


selanjutnya adalah proses greding atau proses sortasi terhadap tandan
buah yang akan diolah. Sortasi dilakukan guna untuk memilih tandan
buah sawit yang diolah berdasarkan fraksi, serta kecacatan dari tandan
buah sawit, agar dapat diperoleh minyak CPO yang baik dan berkualitas
sesuai yang diharapkan oleh perusahaan agar tidak terjadi kerugian
dalam proses pengolahan Pabrik PT. MPE. Proses greding juga
berfungsi untuk menghitung jumlah potongan dari berat buah masuk
yang di bawa oleh setiap truk agar di peroleh berat bersih.
31

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 3 Grading

2.5.3 Stasiun Penampungan TBS (Loading Ramp)


Loading Ramp merupakan stasiun tempat penimbunan
sementara tandan buah sawit sebelum dimasukan ke dalam conveyor
dan di lakukan perebusan buah. Adapun mesin yang digunakan pada
Loading Ramp adalah sebagai berikut :
1. Power Pack Hidrolic
Power pack hidrolic merupakan alat yang digunakan sebagai
alat yang menjalankan sistem oli yang menghasilkan tekanan yang
berfungsi untuk membuka dan menutup pintu loading ramp dengan
sistem hidrolik.

(sumber PT MPE)
Gambar 2.7 Power Pack Hidrolic

2. Fresh Fruit Bunch Conveyor (FFB)


Conveyor merupakan suatu sistem mekanik yang mempunyai
fungsi membawa tandan kelapa sawit dari loading rem ke Seplinter.
32

(sumber PT MPE)
Gambar 2.8 FFB Conveyor

3. Pembelah buah (Seplinter)


Merupakan alat yang digunakan untuk membelah tandan buah
sawit yang dibawa conveyor setelah melalui proses grading.
Tujuanya adalah TBS tidak terlalu besar dan dalam proses
perebusan buah bisa masak dengan sempurna.

(sumber PT MPE)
Gambar 2.9 Seplinter

4. FFB Inclined conveyor


In clined conveyor merupakan conveyor yang membawa TBS
yang sudah dibelah menuju stasiun perebusan.

(sumber PT MPE)
Gambar 2.10 FFB Inclined conveyor

2.5.4 Sterillizer Station (Stasiun Rebusan)


33

Perebusan adalah suatu proses yang dilakukan untuk


mematangkan buah kelapa sawit agar lebih mudah diolah dalam
proses selanjutnya. Pada proses perebusan yang terdapat di PT. MPE
menggunakan 5 bejana rebusan yang keseluruhannya berbentuk bola.
Dalam satu buah bejana rebusan berkapasitas sebanyak 20 ton.
Lamanya waktu perebusan adalah 75 menit dengan suhu 141°C dan
tekanan uap 2,8-3 bar. Tujuan dari perebusan ini adalah untuk
mematikan enzim Lipase serta untuk mencegah naiknya ALB,
mengurangi kadar air dalam buah, memudahkan berondolan terlepas
dari tandan buah, melunakkan daging buah guna untuk memudahkan
pemisahaan dar nut pada proses selanjutnya.
Sistem rebusan yang digunakan adalah sistem rebusan yang di
atur otomatis. Pola perebusan yang digunakan adalah pola rebusan
double peak (dua puncak). Jumlah puncak dalam proses perebusan
ditunjukan dari jumlah pembukaan dari uap intel atau exhause valve
selama proses rebusan berlangsung yang diatur secara manual atau
secara otomatis.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 4 Sterillizer

1) Peak pertama
Pada puncak pertama perebusan dilakukan dengan cara
merebus tandan buah sawit dengan tekanan sebesar 1,5 bar selama
34

12 menit setelah menit ke 12 uap yang terdapat di dalam bejana


akan keluar secara otomatis melaluai exhause selama 2 menit.
2) Peak Kedua
Setelah melalui puncak pertama, selanjutnya adalah puncak
perebusan kedua dan uap akan dimasukan kembali kedalam bejana
rebusan melalui jalur pipa intel, uap akan dimasukan ke dalam bejana
dengan tekanan 2,5 bar dan akan dilakukan penahanan uap hingga
menit ke 10 dan setelah menit ke 10 uap akan secara otomatis kaluar
dari jalur exhause dan begitu juga dengan air sisa rebusan yang akan
keluar melalui jalur pipa kondensat selanjutnya adalah, uap akan
kembali dimasukkan ke dalam bejana melaui jalur pipa intel dengan
tekanan 3 bar dan akan dilakuakan penahanan uap di dalam bejana
hingga menit ke 25, setelah mencapai menit ke 25 uap akan kembali
terbuang secara otomatis melalui jalur exhause dan begitu juga
dengan air sisa rebusan yang akan terbuang secara otomatis melaui
jalur pipa kondensat. Proses pembuangan air dan uap akan terjadi
selama beberapa menit hingga mencapai menit ke 75 hingga pintu
bejana siap untuk dibuka dan hasil rebusan dapat di keluarkan untuk
menuju tahapan proses selanjutnya.

Tabel 2. 1 Peak Sterilizer

No Tahap Proses Waktu

1 TBS masuk 0 menit


2 Uap masuk untuk membuang udara 2 menit
3 Naik tekanan 1,5 kg/cm 12 menit
4 Buang Kondensat 4 menit
5 Naik Tekanan 2,5 kg/cm 10 menit
6 Buang Uap 4 menit
7 Naik tekanan 3 kg/cm 25 menit
8 Buang uap 8 menit
9 Keluar buah masak 10 menit
Jumlah 75 menit
35

1. Autofeeder/ Rotary Feeder


Autofeeder adalah alat scrapper conveyor yang mengatur
pemasukan buah yang akan masuk ke dalam Conveyor horizontal sfb
(soft fruit bunch). Kecepatan autofeeder dapat diatur sesuai dengan
kecepatan alat selanjutnya. Autofeeder ini digerakkan oleh gearmotor
variabel speed dengan rasio yang besar. Autofeeder tidak boleh diisi
secara berlebihan sesuai dengan kapasitas volume dan tonase.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 12 Rotary feeder

2. Conveyor horizontal sfb ( soft fruit bunch)


Conveyor horizontal sfb merupakan conveyor yang membawa
TBS yang sudah direbus menuju conveyor inclined sfb.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 13 SFB horizontal conveyor
36

3. Conveyor inclined sfb ( soft fruit bunch )


Conveyor inclined sfb merupakan conveyor menanjak yang
membawa TBS yang sudah direbus menuju conveyor distributing sfb.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 13 SFB inclined conveyor

2.5.5 Stasiun Penebahan (Threshing Station)


Buah sawit yang telah melalui proses perebusan,, selanjutnya
akan menuju stasiun threshing atau stasiun penebahan yang dibawa
dengan menggunakan conveyor berjalan yang disebut SFB Inclined
Conveyor. Penebahan yang berfungsi untuk memisahkan berondolan
buah dengan tandan buah dengan cara membantingkan tandan buah di
dalam drum yang berputar dan memiliki celah-celah untuk keluarnya
berondolan hasil penebahan.
1. Soft Fruit Bunch Distributing Conveyor
Soft Fruit Bunch Distributing Conveyor merupakan conveyor
yang berfungsi untuk mendistribusikan tandan buah yang telah
direbus dan telah ditumpahkan dari bejana perebusan menuju
threshing untuk dipisahkan antara berondolan buah dengan tandan
buah.
37

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 14 SFB Distributing Conveyor

2. Thresher Drum
Thresher Drum merupakan drum yang berputar dan memiliki
celah-celah tempat terjadinya pembantingan tandan buah sawit agar
dapat terpisah antara berondolan buah sawit dengan tandan buah
sawit.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 15 Thresher Drum

3. Under Below Thresher Conveyor


Under Below Thresher Conveyor adalah conveyor yang berada
di bawa thresher drum yang berfungsi untuk menerima berondolan
hasil penebahan untuk diteruskan ke Bottom Cross Conveyor.

(sumber PT MPE)
38

Gambar 2. 16 SFB Under Below Thresher Conveyor

4. BCC (Bottom Cross Conveyor)


Dari Under Below Thresher Conveyor selanjutnya brondolan
sawit akan diteruskan ke bottom cross conveyor dari bottom
conveyor ini brondolan yang sudah terlepas dari tandan akan masuk
ke fruit elevator conveyor dan siap untuk proses produksi
selanjutnya.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 17 BCC

2.5.6 Stasiun Kempa ( Pressing Station)


Stasiun pressing merupakan stasiun tempat pengambilan minyak
dari buah sawit dengan cara pelumatan dan pengempaan daging buah
sehingga dapat diperoleh minyak sawit yang masih mentah. Pada stasiun
press terdapat alat berupa digister dan screw press. Digister merupakan
alat yang digunakan untuk mencacah dan melumatkan brondolan buah
sawit agar brondolan dan daging buah dapat terpisah supaya
mempermudah dalam proses pengutipan minyak pada proses pengutipan.
Screw press merupakan alat yang digunakan untuk mengutip minyak yang
terdapat pada daging buah yang telah dilumatkan pada digister dengan
menggunakan screw yang berputar, serta menggunakan hidrolik press
yang berfungsi untuk menekan daging buah agar dapat diperoleh minyak
yang terdapat pada daging buah sawit.
Adapun komponen-komponen yang berhubungan dengan stasiun
pressing yaitu:
39

1. Fruit Elevator
Fruit elevator conveyor adalah conveyor yang berfungsi untuk
mengirim berondolan buah sawit yang telah diterima dari buttom
cross conveyor menuju digister yang sebelumnya dikirim ke top
cross conveyor dan diteruskan ke distributing conveyor untuk
selanjutnya masuk ke digester.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 18 Fruit Elevator

2. Digester (Ketel Adukan)


Digister atau ketel adukan merupakan alat yang berfungsi
untuk melumatkan brondolan agar dapat terpisah dari daging buah
dan biji serta mempermudah dalam proses pengutipan minyak yang
terdapat pada daging buah. Didalam digister terdapat lima tingkat
pisau yang terdiri dari dua buah pisau yang terdapat di tiap
tingkatannya. Pisau-pisau tersebut berfungsi untuk mencacah dan
melumatkan berondolan buah sawit, pisau yang terdapat pada dasar
digister juga berfungsi untuk mendorong massa keluar dari digister
atau ketel adukan menuju mesin press. Selama proses pengadukan
dan pelumatan, dimasukan juga uap dengan suhu 90°C ke dalam
ketel adukan yang berfungsi untuk mengencerkan adukan atau
melembutkan adonan daging buah agar proses pengadukan lebih
mudah dan tidak terjadi pengerasan adonan pada saat pengadukan
karena dapat merusak motor yang terdapat pada ketel adukan.
Di dalam digister juga mendapat saringan yang berada pada
dasar digister yang berfungsi untuk menyaring minyak yang
terdapat pada digister selama proses pengadukan, terdapat juga
valve dan saringan yang berfungsi sebagai tempat untuk
40

mengeluarkan minyak yang terdapat di dalam digister yang dilihat


berdasarkan ampere dari motor pengaduk pada digister. Ampere
yang diharuskan adalah 40 ampere, jika ampere dari motor
pengaduk di atas 40 maka valve harus di tutup kerena hal tersebut
menunjukan bahwa adonan daging buah pada digister mengalami
kekeringan akan menyebabkan meningkatnya tekanan adukan yang
dapat merusak motor pengaduk.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 19 Digester

3. Press (pengempaan)
Pengempaan merupakan proses pengutipan minyak yang
terdapat pada daging buah sawit yang telah melalui proses
pencacahan dan pengadukan pada digister yang di lakukan dengan
cara pengepresan atau pengempa daging buah sawit tersebut supaya
kandungan minyak yang terdapat pada daging buah sawit dapat
keluar. Pada umumnya pengepresan minyak yang terdapat pada
buah sawit di lakukan menggunakan alat screw press. Screw press
merupakan alat yang terdiri dari screw worm, hyndrolic press dan
cake press. Screw worm merupakan alat yang berfungsi untuk
mengeluarkan adonan daging buah yang telah di lumatkan didalam
digester dengan alat berupa screw yang berputar. Hidrolic press
merupakan alat yang berfungsi untuk menekan daging yang secara
terus-menerus dikeluarkan dari digister oleh screw worm agar
kandungan minyak yang terdapat pada daging buah dapat keluar.
Tekanan standar hidrolic press yang digunakan adalah 34-38 psi.
Cake press merupakan alat yang berfungsi untuk menyaring minyak
41

hasil pengepresan. Minyak hasil pengepresan kemudian akan di


tampung pada sebuah tangki pemisah pasir (sand trap tank).

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 20 press

Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)


Stasiun minyak merupakan tempat di mana terjadinya proses
pemurnian dari minyak kasar yang telah dihasikan dari porses
sebelumnya (pressing), karena minyak yang berasal dari stasiun press
masih banyak mengandung kotoran-kotoran yang berasal dari daging
buah seperti lumpur, air dan lain lain. Fungsinya adalah untuk
memurnikan minyak yang dihasilkan dari proses pressing untuk
menjadi Crude Palm Oil (CPO) dengan memisahkan dari air dan
kotoran.
1. Tangki pemisah pasir (Sand Trap Tank)
Sand Trap tank berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir
dalam minyak yang akan dialirkan ke vibrating screen dengan
tujuan agar vibrating screen terhindar dari gesekan pasir kasar yang
dapat menyebabkan keausan screen. Sand trap tank bekerja dengan
cara mengendapkan padatan. Keberhasilan proses pengendapan
tergantung pada waktu pengendapan. Pemisahan minyak kasar, air,
kotoran pasir dan bahan lainya sebelum dialirkan ke vibrating
screen dibantu oleh panas dari steam yang diinjeksikan kedalam
tangki yang bertemperatur 90°C - 95°C. Sedangkan Non Oil Solid di
Blowdown dialirkan langsung ke fat fit.
42

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 21 Sand Trap Tank

2. Saringan Getar (Vibrating Screen)

Vibreting sreen merupakan alat yang berfungsi untuk menyaring


minyak yang telah melalui sand trap tank untuk menyaring ampas atau
kotoran yang masih terbawa oleh minyak. Minyak yang disaring
dengan menggunakan vibrating screen merupakan minyak yang
berada pada atas permukaan sand trap tank. ampas hasil penyaringan
dikirim ke fruit elevator conveyor menuju stasiun press untuk diolah
kembali, karena ampas hasil penyaringan masih mengandung minyak
yang dapat diolah kembali. Pada pabrik kelapa sawit PT. MPE
memiliki empat buah vibrating screen yang digunakan dalam proses
pengolahan. . Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Vibrating
Screen adalah:

a. Kebersihan saringan mesh dari sampah dan kotoran


dengan cara pencucian seminggu 2x.
b. Kekuatan ikat clamp ring dengan tensin ring agar
saluran keluar minyak tidak terjadi kebocoran.
c. Getaran Vibrating Screen dikontrol melalui penyetelan
bandul yang diikat pada electromotor.
43

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 22 Vibrating screen

3. Tangki Minyak Kasar (Crude Oil Tank)


COT merupakan tanki pengendapan crude oil yang berasal
dari vibrating screen dan pemisah pasir atau non oil solid. COT
berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel yang tidak larut
dan masih lolos dari vibrating screen. Fungsi utama COT adalah
menampung minyak dari vibrating sebelum dipompa ke Clarifier
Tank. Kapasitas crude oil tank adalah 10 ton. Prinsip kerja COT
yaitu minyak yang keluar dari vibrating screen dialirkan ke crude
oil tank untuk ditampung sementara. Pada COT ini minyak
dipanaskan dengan steam melalui sistem pipa panas dan suhu
temperature 90-95°C agar mudah terjadi pemisahan. Didalam COT
terdapat 2 sekatan, sehingga terbentuk 3 bak. Minyak akan mengalir
dari bak 1 ke bak selanjutnya secara over flow. Sekat-sekat ini
bertujuan untu mengendapkan sisa-sisa kotoran yang lolos
berdasarkan prinsip gravitasi (Overflow dan Underflow). Fase yang
memiliki berat jenis lebih berat akan mengendap didasar tanki
sedangkan fase yang lebih ringan (minyak) akan berada dilapisan
atas yang selanjutnya akan dipompa ke Clarifier Tank.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 23 Crude Oil Tamk
44

4. Clarifier Tank

Clarifier Tank adalah untuk memisahkan minyak, air dan sludge


secara gravitasi, dimana minyak dengan berat jenis yang lebih kecil
yaitu 0,8 gram akan berada pada lapisan paling atas sedangkan air
dengan berat jenis 1 gram akan berada pada lapisan tengah, dan
lumpur (sludge) dengan berat jenis 1,3 gram dari Clarifier Tank
dengan suhu 85-90°C. Pada PT. MPE terdapat 2 unit Clarifier Tank
dengan kapasitas 98 ton. Fungsi Clarifier Tank sebagai tanki pemisah
minyak lumpur. Minyak hasil dari pemisahan gravitasi pada Clarifier
Tank dialirkan ke dalam oil tank melalui pipa oil tank, sedangkan
sludge dialirkan ke dalam sludge tank melalui underflow.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 24 Clarifier Tank

5. Oil Tank

Oil Tank merupakan tempat penyimpanan minyak sementara


yang keluar dari Clarifier Tank sebelum masuk ke vacuum dryer.
Pada tanki ini diberikan pemanasan menggunakan steam pada suhu
45

88-90°C. Tujuan pemanasan adalah untuk menurunkan berat jenis


minyak sehingga proses pemisahan kotoran di purifier bisa lebih baik,
di bagian bawah oil tank berbentuk kerucut yang bertujuan untuk
mengumpulkan kotoran yang mengendap dan ujungnya terdapat pipa
menuju crude oil tank. Pipa ini berfungsi untuk mendrain minyak yang
kotor. Panas yang ada menyebabkan air dan kotoran akan turun ke
lapisan bawah. Kapasitas oil tank di PT. MPE adalah 60 ton.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 25 Oil Tank

6. Vacuum drayer

Vacuum drayer merupakan sebuah tanki hampa udara yang


berfungsi mengurangi kadar air pada minyak sebelum masuk ke
storage tank. Kadar air dalam minyak perlu dipisahkan karena air
dapat menyebabkan pembusukan pada minyak. Proses pemisahan
tersebut menggunakan prinsip pemanasan vakum dengan suhu
dibawah tekanan atmosfir sebesar -600 sampai -700 mmHg. Kondisi
tersebut menyebabkan air yang terkandung dalam minyak akan
menguap karena mendidih dibawah titik didihnya dengan kondisi
tekanan dibawah atmosfir.
46

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 26 Vacuum Dryer

7. Storage Tank

Storage tank atau tanki timbun merupakan tempat penampungan


CPO murni sebelum didistribusikan. Storage tank juga dilengkapi
dengan pipa steam sebagai pemanas. Suhu di dalam tanki
dipertahankan berkisar antara 50-55°C, sehingga kualitas minyak
dapat terjaga hingga minyak dipasarkan. di PT. MPE terdapat 3 unit
storage dengan kapasitas masing-masing 2500 ton dan 2200 ton.
47

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 27 Storage Tank

8. Sludge Tank

Sludge (lumpur) yang dialirkan secara under flow dari Clarifier


Tank, kemudian melewati lagi vibrating screen sehingga terpisah
menjadi kotoran padat dan lumpur. Kotoran padat akan masuk ke fat
fit sedangkan lumpur masuk ke sludge tank. Pada tanki ini terjadi
pengendapan lumpur. Suhu pada sludge tank berkisar antara 80-90°C
yang dipanaskan dengan steam injeksi. Hal ini bertujuan agar densitas
minyak menjadi lebih rendah dan lumpur halus yang melekat pada
minyak akan terlepas dan mengendap di dasar tangki.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 28 Sludge Tank

9. Separator

Sludge Centrifuge atau Separator merupakan alat yang berfungsi


untuk memisahkan lumpur dan minyak berdasarkan gaya sentrifugal.
Kapasitas separator adalah 8 ton/jam. Di dalam sludge centrifuge ini
terdapat bowl yang berputar dengan kecepatan 1.400 rpm, bowl ini
berbentuk Bintang yang di ujungnya terdapat 12 nozzle dengan
diameter lubang 1,7 mm/nozzle Prinsip kerja nozzle adalah nozzle
48

separator berputar dengan gaya sentrifugal dimana pemisahannya yaitu


fraksi berat (lumpur dan kotoran) akan terlempar ke dinding bowl dan
fraksi ringan (air dan minyak) akan terkumpul ke tengah. Minyak yang
mempunyai densitas yang lebih kecil akan menuju poros dan
terdorong keluar, kemudian di oil recovery tank. Sedangkan sludge
(mengandung air) yang mempunyai densitas lebih besar akan menuju
poros dan terdorong ke bagian dinding bowl dan keluar melalui
saluran pembuang menuju fat fit.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 29 Separator

2.5.7 Stasiun Pengolahan Nut dan Kernel


Tujuan proses Stasiun Kernel yaitu :
1. Memisahkan campuran antara Fiber dan Nut, dimana Fiber digunakan
sebagai bahan bakar boiler dan Nut masuk ke proses selanjutnya.
2. Memisahkan antara cangkang dan inti sawit (Kernel), cangkang
digunakan sebagai bahan bakar boiler sedangkan inti sawit masuk ke
proses selanjutnya.
3. Untuk mendapatkan inti sawit (Kernel) dengan kualitas yang baik dan
memenuhi standar, sehingga memiliki daya jual yang tinggi dan dapat
diolah menjadi barang jadi lainnya.
4. Untuk memaksimalkan pengutipan kernel dengan kualitas yang sesuai
standar dan meminimalkan kernel losses
Di Stasiun Nut dan Kernel terdapat beberapa unit alat dalam
prosesnya, yaitu sebagai berikut :
49

1. Cake Baker Conveyor (CBC)

Setelah melalui proses pengepressan untuk pengutipan minyak,


ampas atau fibre yang masih tercampur dengan nut kemudian akan
diolah kembali dengan CBC. CBC berfungsi untuk, memecah
gumpalan ampas sehingga bisa terangakat ke fiber cyclone. Didalam
conveyor, press cake diaduk-aduk sehingga ampas yang lebih ringan
akan mudah dipisahkan dari biji.
cake breaker conveyor berfungsi untuk:
 Menghantarkan ampas dan biji dari sreew press ke deripericarper
 Memecahkan gumpalan cake dari stasiun press ke deripericarper

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 30 Cake Baker Conveyor

2. Depericarper
Depericarper merupakan alat yang berfungsi sebagai pemisah
antara serat dan biji dengan sistem pneumatic dimana serat (fiber)
dengan berat jenis lebih ringan akan terhisap keluar oleh cyclone fiber
akan terhisap ke air lock, serabut yang terhisap langsung dibawa
menjadi bahan bakar boiler sedangkan biji (nut) akan jatuh ke
polishing drum.
Pemisah dilakukan dengan hisapan dari fiber cyclone dengan
pengauran dari air locknya. Faktor- faktor yang mempengaruhi
efektivitas kerja depericarper:
50

 Kualitas umpan.

 Adjustment damper pada fan.

 Kecepatan putaran fan.

 Air lock pada fiber cyclone.

 Kondisi fan.

 Kebersihan.

 Jarak antara cake breaker conveyor dengan nut polishing drum.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 31 Depericarper

3. Polishing Drum
Polishing drum merupakan alat yang digunakan untuk
memisahkan atau mengayak nut yang masih tercampur dengan kotoran
yang lebih berat seperti batu, dan fibre yang tidak dapat tersedot.
Polishing Drum adalah sebuah drum yang berputar dan memiliki plat-
plat pembawa yang dipasang miring dan terdapat lubang diujungnya
sehingga nut akan masuk kedalam lubang tersebut dan fibre akan keluar
dari polishing drum. Pada polishing drum, nut sering terikut keluar
bersama dengan fibre sehingga perlu dimasukkan kembali
menggunakan sekop.
51

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 32 Polishing Drum

4. Nut Transport Fan (NTF)


Nut yang sudah bersih kemudian diantarkan melalui Nut
Conveyor menuju NTF dimana kecepatan udara akan mengangkat Nut
yang lebih ringan ke menuju Nut Hopper. Sedangkan batu dan
potongan logam (yang lebih berat) akan jatuh ke lantai. Hal ini
menjamin bahwa Nut telah bersih dari batu dan potongan logam, yang
akan dapat merusak pemecah Nut (Ripple Mill).

5. Nut hopper
Nut yang telah melalui proses polishing drum yang
kemudian diantarkan NTF akan di tampung pada Nut Hopper
sebelum dipecah di Ripple Mill, Nut Hopper ini diperlukan untuk
mengatur jumlah Nut yang akan dipecah di Ripple Mill.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 33 Nut Hopper

6. Ripple Mill
52

Ripple mill merupakan alat yang berfungsi untuk memecahkan


nut sehingga inti terlepas dari cangkang, dimana alat ini terdiri dari
rotor atau silinder besi yang berputar (rotary rotor) dan plat persegi
yang diam (stationary plate). Nut dari nut hopper masuk ke ripple
mill diatur oleh fibrating feeders. Nut yang masuk melalui rotor
yang berputar sehingga akan terhimpit atau tertekan di dinding
stationary plate dengan kuat dan menyebabkan cangkang pecah.
Cangkang dan kernel yang sudah dipecahkan di ripple mill akan
dibawa cracket mixture conveyor yang kemudian disambut cracket
mixture elevator menuju airlock cracket mixture elevator. Airlock
cracket mixture elevator akan menuangkan cangkang dan kernel
kedalam airlock separating column atau Light Tenera Dry
Separating (LTDS).

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 33 Ripple Mill

7. Light Tenera Dry Separating (LTDS)

LTDS merupakan tempat pemisahan cangkang, serat dan kernel


dengan bantuan fan. Dari ripple mill, kernel akan dibawa oleh cracked
mixture conveyor dan cracked mixture elevator menuju LTDS 1. Dari
LTDS 1 terdapat air lock yang berfungsi untuk mengunci udara
sehingga bagian bawah air lock tidak akan terpisah oleh fan kecuali
yang berasal dari umpan dan belum melewati air lock. Proses
pemisahan terjadi karena fraksi-fraksi yang lebih ringan (fibre dan
53

cangkang ringan) akan dihisap oleh fan dan masuk ke LTDS cyclone.
Fraksi berat (kernel) akan jatuh ke web elevator dan dikirm ke kernel
silo dryer. Fraksi yang agak berat (cangkang dan kernel sedang)
akan masuk ke LTDS 2 yang juga memiliki airlock dan hisapan yang
lebih ringan dari LTDS 1. Cangkang Kembali terhisap LTDS Cyclone,
sedangkan kernel dan Sebagian cangkang yang belum terpisahkan
dipisahkan lagi pada claybath. Sementara itu, nut yang belum pecah
dari cangkang dan kernel di ripple mill akan jatuh dalam nut grader.
Nut grader akan mendorong nut yang belum pecah kedalam bak
penampungan untuk diolah Kembali dan dimasukan kedalam Nut
Hopper.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 34 LTDS

8. Claybath

Claybath adalah alat pemisah kernel dan cangkang berdasarkan


perbedaan berat jenis. Proses pemisahan dilakukan secara basah
meggunakan larutan CaCO3 (kalsium) yang ditambahkan sebanyak
600 kg pada saat awal mulainya proses pengolahan. Fraksi yang ringan
akan mengapung (kernel) dan fraksi yang berat akan melalui wet
kernel conveyor dan wet kernel elevator menuju kernel silo sedangkan
cangkang melalui wet shell transport fan akan dibawa ke shell bin
sebagai bahan bakar boiler.
54

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 35 Claybath

9. Kernel Silo

Kernel silo merupakan tempat pengeringan kernel dengan


menggunakan temperature 60-70°C selama 7 jam kernel yang
mengandung air dikeringkan sampai kadar airnya 7%. Terdapat 5 unit
kernel silo dengan kapasitas 34 ton/unit. Prinsip kerjanya udara panas
dari heater fan dihembuskan ke dalam kernel silo. Kernel yang telah
kering ini dibawa ke banking kernel melalui kernel conveyor dan
elevator kernel produksi kemudian disambut conveyor kernel
produksi.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 36 Kernel Silo

10. Banking Kernel

Fungsi dari Banking Kernel adalah untuk tempat penyimpanan


55

inti produksi sebelum dikirim keluar untuk dijual. Banking Kernel


pada umumnya dilengkapi dengan fan agar uap yang masih
terkandung dalam inti dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi
dalam storage lembab yang pada akhirnya menimbulkan jamur kelapa
sawit.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 37 Banking Kernel

2.5.8 Stasiun Water Treatment Raw (WTR)

Water Treatment Raw merupakan proses penjernihan air di pabrik


kelapa sawit (PKS) PT. MPE yang bertujuan untuk mengolah air
yang akan digunakan untuk proses pengolahan kelapa sawit sesuai
dengan ketentuan yang dibutuhkan, serta memastikan kebutuhan air
untuk perusahaan dan perumahan karyawan terpenuhi. Berikut ini
adalah proses Water Treatment Raw di pabrik kelapa sawit PT. MPE:
56

1. Waduk

Waduk merupakan kolam penampungan air hujan dan air sungai


yang dipompa langsung dari sungai Kapuas. dikolam ini merupakan
tempat pengendapan lumpur yang turun kedasar kolam. Sedangkan
bagian atas kolam ini relatif bersih dan dialirkan menuju Clarifier
Tank.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 38 Waduk

2. Clarifier Tank

Air dari dalam kolam akan dipompa menuju clarifier tank. Pada
pipa pengisian clarifier tank ini diinjeksikan bahan kimia yang
sebelumnya sudah diaduk didalam mixer menggunakan injeksi pump.

Clarifier Tank adalah tangki pengendapan yang dilengkapi sekat-


sekat. ditempat ini terjadi proses water treatment dengan bahan kimia
dimulai. Adapun bahan kimia yang digunakan adalah soda ash dan
tawas. Soda ash berfungsi untuk menjaga pH di kisaran 6-7 adapun
tawas berfungsi koagulan, yaitu untuk mengumpulkan kotoran
sehingga mengendap didasar tangki. Pada clarifeir tank ini air akan
disaring oleh Sludge blanket.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 39 Clarifier Tank
57

3. Water Sedimen

Water Sedimen merupakan kolam berbentuk persgi Panjang


yang terdapat tiga sekat didalamnya, berfungsi untuk mengendapkan
kotoran yang terdapat didalam air, diharapkan dapat mengurangi kadar
kotoran yang terdapat didalam air.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 40 Water Sedimen

4. Sand Filter

Sand Filter merupakan unit untuk menyaring air menggunakan


pasir kwarsa. Penyaringan ini berfungsi untuk membersihkan air dari
lumpur dan kotoran yang masih terikut.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 41 Sand Filter

5. Water Tower Tank

Water Tower Tank merupakan tempat penampungan air bersih


dengan ketinggian ±10 m dengan tujuan agar air mengalir dengan
cepat tanpa harus dipompa. Air dari water kemudian akan dialirkan
menuju stasiun boiler, kantor, dan perumahan karyawan.
58

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 42 Water Tower Tank

2.5.9 Sanitasi dan Penanganan Limbah

Limbah merupakan hasil samping yang dihasilkan dari proses


pengolahan di PMKS. Limbah tersebut terdiri dari limbah padat dan cair.

a. Limbah Padat
Pada proses pengelolaaan kelapa sawit menjadi minyak atau CPO,
pengolahan minyak CPO ini pasti akan menghasilkan limbah padat yaitu
berupa tankos, fiber, dan cangkang dari hasil pengolahan.
 Tankos (tandan kosong) merupakan limbah yang susah terurai akan
tetapi tankos dapat dimanfaatkan untuk pupuk alami yang sangat
baik dengan bantuan proses pembakaran kemudian hasil
pembakaran tersebut langsung dapat diaplikasikan ke kebun dan
sebagian ada yang dijual ke industri lainnya.
 Cangkang juga merupakan limbah padat dari pengolahan TBS
menjadi CPO, cangkang di pabrik PT. MPE ini digunakan sebagai
bahan bakar boiler dan sebagian dijual kepada industry lain.
59

 Fiber merupakan limbah padat dari pengolahan TBS menjadi


CPO, fiber di PT. MPE digunakan sebagai bahan bakar saja dan
tidak dijual.
b. Limbah Cair
Limbah cair merupakan limbah yang dihasilkan dari pengolahan Crude
Palm Oil (CPO), sebelum dialirkan kembali ke sungai. limbah ini harus
diolah terlebih dahulu karena sifatnya asam. Kolam limbah yang ada di
PMKS PT.MPE terdapat 13 kolam. Hal yang berhubungan dengan
penanganan limbah cair yaitu sebagai berikut:
 Pengendapan
Kolam pengendapan dipakai untuk mengendapkan zat-zat padat
yang dikandung oleh cairan yang berasal dari kolam aerobik.
Aapabila dijumpai pendangkalan akibat pengendapan zat-zat
padat, diadakan pembersihan/pengerokan.
 Proses anaerobic
Proses pada kolam anaerob yaitu proses menghidupkan bakteri
pada kolam yang masih banyak mengandung minyak pada proses
pembangunan limbah dari hasil pabrik pengolahan kelapa sawit.
Pengolahan limbah PMKS yang terutama terjadi disini, dimana
lemak diubah menjadi gas methan. Anaerobik pond ini dapat
menampung air limbah hasil pengolahan 600 m3/hari selama 120
hari (lemak diubah menjadi asam lemak organik dan selanjutnya
asam organik tersebut diubah menjadi gas methan oleh bakteri
anaerob pembuat methan (Methanobacterium Omelianskii).Untuk
lebih mengaktifkan reaksi terjadinya methan, maka cairan dari
anaerobik pon belakang harus dipompakan secara continue Setiap
hari ke dalam anaerobik muka (recyligng). Apabila bakteri dalam
kolam ini kurang aktif dari seeding pond dengan cara
memompakan cairan dari dalam kolam mini. Derajat keasaman
(pH) dalam kolam mini harus dijaga minimal 6.
 Proses fakultatif
60

Kolam ini adalah kolam peralihan dari kolam anaerobic menjadi


aerobic. Volume kolam ini disiapkan untuk menahan limbah
selama 25 hari. Di dalam kolam ini proses perombakan anaerobik
masih tetap berjalan yaitu
menyelesaikan
pekerjaan-
pekerjaan yang
belum di selesaikan pada
kolam anaerobik. Pada
bagian tubuh kolam masih
menunjukkan
adanya gelembung-gelembung udara yang keluar dari dalam air
limbah sedangkan pada bagian hilir kolam hampir tidak ada.
Karakteristik limbah di dalam fakultatif yaitu pH 7,6-7,8; BOD
600-800 ppm; COD 1.250-1.750 ppm.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 43 Limbah

2.5.10 Stasiun Boiler

Stasiun boiler merupakan stasiun tempat terjadinya proses produksi


uap yang digunakan sebagai keperluan dalam proses pengolahan. Uap yang
dihasilkan akan digunakan untuk sumber tenaga penggerak pada turbin, yang
digunakan sebagai sumber tenaga listrik. Selain sebagai sumber tenaga
penggerak turbin, uap yang dihasilkan juga akan digunakan untuk proses
61

pengenceran dan proses perebusan tandan buah sawit, serta untuk proses
pengolahan lainnya yang memerlukan uap. Pada PT. MPE boiler yang
digunakan adalah boiler dengan jenis pipa air yang memiliki kapasitas 45 ton
dengan tekanan
kg/cm2. Air telah jernih
pada saat di stasiun
penjernihan air
dan di softener
ditampung
difeed water tank
serta di panaskan dengan suhu 80°C dengan maksud mempermudah
pelepasan gas pada dearator. Air yang digunkan di boiler dan ketel uap harus
sudah memenuhi persyaratan air umpan atau feed water. Dearasi bertujuan
untuk menghilangkan gas-gas Co2 dan o2 yang terlarut dalam air yang dapat
mengakibatkan korosi dan menimbulkan kerak pada pipa-pipa boiler.
Penghilang gas-gas terlarut dilakukan dengan cara pemanasan dengan sistem
yang disalurkan langsung kedalam air yang berlawanan arah dengan aliran
air. Temperatur didalam tangki dijaga konstan pada suhu 80-90°C. Air
umpan dalam dearator masuk ke dalam ketel kemudian diubah menjadi uap.
Uap basah hasil pemanasan masuk ke dalam super heater agar uap basah
tersebut berubah menjadi uap kering dan uap tersebut dikirim menuju turbin

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 44 Stasiun Boiler

2.5.11 Stasiun Kamar Mesin(engine room)


62

Stasiun kamar mesin merupakan stasiun penghasil sumber daya listrik


yang didistribusikan untuk
proses pengolahan kelapa sawit,
workshop, perumahan, kantor dan
fasilitas lainnya. Selain sebagai penghasil
sumber daya listrik, stasiun kamar
mesin juga berfungsi sebagai tempat
untuk mengatur uap yang akan digunakan
dalam proses perebusan buah kelapa
sawit. PT. MPE terdapat tiga buah genset dan tiga buah turbin yang
digunakan sebagai sumber daya.

Adapun mesin peralatan yang terdapat dalam stasiun kamar mesin


pada PT. MPE yaitu:
1. Generator Set (Genset)
Genset merupakan mesin yang digunakan sebagai sumber daya
penghasil listrik yang berbahan bakar solar. Mesin genset yang
digunakan adalah genset dengan kapasitas 360 KW, dengan kebutuhan
bahan bakar solar untuk setiap genset pada saat beban normal adalah
25 liter/jam. Sedangkan untuk beban puncak bahan bakar solar yang
diperlukan adalah 40 liter/jam. pada PT. MPE terdapat dua buah
genset dengan kapasitas 360 KW dan terdapat satu buah genset dengan
kapasitas 225 KW.
63

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 45 Genset

2. Turbin
Turbin merupakan alat untuk mengkonversikan energi dari steam
menjadi energy mekanis untuk membangkitkan energi listrik melalui
alternator 2,5MW. Semua turbin dilengkapi dengan katup keselamatan
untuk melindungi turbin dari kondisi pengoperasian yang tidak aman.
Katup terbuka dengan mekanis pegas, dan menutup pada tekanan
tertentu agar turbin berhenti. Peralatan ini juga berhubungan dengan
overspeed, dimana jika putaran terlalu tinggi, maka pluger akan
memicu katup tertutup. Uap yang digunakan merupakan uap kering
dari boiler yang bertekanan 18 – 21 kg/cm.
Komponen yang terdapat turbin:
1. Intet pipe merupakan tempat masuknya steam yang dikirm dari
boiler menuju turbin.
2. Exhaust pipe merupakan tempat keluarnya sisa uap dari turbin ke
BVP yang nantinya uap tersebut digunakan untuk proses
pengolahan
3. Gearbox untuk memperkecil putaran turbin ke alternator
4. Nozzle untuk mengatur uap masuk dari pipa inlet ke turbin
5. Alternator alat untuk menghasilkan tegangan
6. Stator motor untuk mendeteksi voltase, frekuensi dan rpm pada
turbin
7. Dua kopling alat penghubung antara turbin dan alternator
8. Electromotor untuk mentransfer minyak pelumas dari tangki
menuju bantalan
9. Oil cooler untuk mendinginkan minyak pelumas pada turbin yang
sedang beroperasi
10. Membrane klep untuk mengatur keluarnya minyak
11. Govermor untuk menaikkan dan menurunkan kapasitas turbin
12. Filter pelumas untuk pengendapan minyak pelumas agar tidak lagi
mengandung kotoran.
64

Temperature bearing alat pengukur suhu bearing normalnya (60


– 80℃), alat ukur untuk mengetahui berapa suhu dan tekanan masuk.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 45 Turbin

2.5.12 Laboratoriun
Laboratorium di pabrik kelapa sawit berguna sebagai Quality
Control untuk mengetahui CPO atau kernel yang dihasilkan oleh PMKS
dapat memenuhi
standar kualitas
yang diperlukan.
Tugas quality
control mencakup
monitoring
, uji tes dan memeriksa semua proses produksi di sebuah PMKS.
Laboratorium di pabrik kelapa sawit berguna untuk memberikan informasi
kepada management bagaimana proses pengolahan berlangsung. Informasi
tersebut tersaji dalam bentuk data hasil analisa laboratorium. Dengan hasil
analisa laboratorium, management mampu menelusuri penyebab suatu
proses tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hasil analisa laboratorium
tersaji dalam tabel losses minyak dan inti sawit, mutu minyak dan inti
sawit, kualitas air sungai , kualitas air umpan ketel serta property limbah
cair pabrik kelapa sawit. Untuk menentukan hasil analisa mampu mewakili
kondisi real dilapangan perlu dibuat oleh management suatu panduan cara
mengambil sampel, menganalisa dan penyajian data.
65

Dengan adanya panduan ini (SOP) maka siapapun yang


menganalisa sampel akan memberikan data yang sesuai kondisi di
lapangan. Selain mempersiapkan SOP, management juga berkewajiban
menempatkan tenaga terlatih untuk melakukan analisa serta peralatan yang
memadai. Alat yang memadai sebaiknya dikalibrasi untuk memperoleh
angka penyimpanan yang terjadi. Dengan adanya kalibrasi, kesalahan
penyimpanan data akibat salah angka diperalatan laboratorum dapat
diminimlakan. Kalibrasi secara periodik wajib dilakukan minimal 1 kali
setahun. Di laboratorium juga dilakukan pengujian kadar moisture, dobi
(B- carotin), kadar kotoran, pengujian FFA pada minyak produksi yang
akan dijual, dilakukan pengujian pemurnian dengan soxhlet untuk
mengetahui sisa minyak yang hilang pada sampel nut, bunch

press,kondesat,press,empty dan saparotor.

(sumber PT MPE)
Gambar 2. 46 Laboratorium

2.5.13 Workshop
Merupakan stasiun untuk menangani perawatan alat di sautu
PMKS, perawatan adalah hal yang sangat pening bagi suatu alat bertujuan
membuat alat tersebut memiliki ketersediaan yang tinggi untu dapat
melaksanakan fungsinya dalam proses produki. Tugas perawatan ini diemban
oleh bagian maintenance, selain itu juga manjalankan operasional workshop
atau bengkel kerja untuk melaksanakan fabrikasi. Secara umum perawatan
dibagi menjadi schedule atau predictive maintenance, preventive
maintenance dan breakdown maintenance. Predictive maintenance
66

merupakan tindakan perawatan yang dilakukan dimasa mendatang yang telah


direncanakan dahulu.

2.6 Sistem Kelistrikan Pabrik PT.MPE


Sistem kelistrikan pabrik PT. MPE memiliki beban puncak
sebesar 2500 KW dan sumber energi yang terpasang pada pabrik kelapa
sawi ini terdiri dari tiga genset dan tiga turbin. Masing masing turbin
memiliki daya yang berbeda beda turbin 1 memiliki daya 1845 KVA,
turbin 2 memiliki daya 1000 KVA dan turbin 3 memiliki daya 2020 KVA,
tiga buah stem turbin generator yang dapat beroperasi secara bergantian
maupun bersama sama. Sedangkan untuk genset 1 memiliki daya sebesar
400 KVA, genset 2 memiliki daya 400 KVA dan genset 3 memilii daya
sebesar 250 KVA yang dioperasikan untuk mensuplay kebutuhan
domestikdan penerangan ketika pabrik dalam kondisi belum aktif dan
turbin belum bias bekerja.
67

2.6.1 Diagram Distribusi


68
69

2.6.2 Diagram Blok

2.6.3 Tabel Kelistrikan

POWER LAMA YG
DIAJUKAN POWER BARU (KW
N UNI
PENGGANTIAN 1580 )
O T
(KW 1430 + 760)
I POWER PRODUKSI
a LOADING RAMP
.
1 Transfer Carriage 01 4
2 Transfer Carriage 02 4
3 Pompa air 7.5
4 Capstand 01 15
5 Capstand 02 15
6 Capstand 03 15
7 Capstand 04 15
8 H. Power Pack 01 4 4
9 H. Power Pack 02 4 4
1 H. Power Pack 03 4 4
0
1 H. Power Pack 04 4 4
1
1 FFB CONVEYOR 1 22
2
1 FFB CONVEYOR 2 22
3

b EXTENSION STERILIZER 2017


.

1 EFB Cross Conveyor 18.5


2 EFB Recycling Conveyor 7.5
3 SFB Auto Feeder Conveyor 11
4 SFB Distributing Conveyor 11
5 Sterilizer Hopper auto Feeder( 5 x 2,2 ) 11
70

c RAIL
. TRACK
1 Compressor 5.5 5.5
2 Capstand 05 11
3 Capstand 06 11

d FAT - PIT
.
1 Transfer Pump Oil to 20 Ton 11 11
2 Skimmed Pump 01 7.5 7.5
3 Skimmed Pump 02 7.5 7.5
4 Skimmed Pump 03 7.5 7.5
5 Skimmed Pump 04 7.5 7.5
6 Reclamed Pump 7.5 7.5
7 Recovery Pump 01 5.5 5.5
8 Recovery Pump 02 7.5 7.5
9 Pump Pengurasan 01 5.5 5.5
1 Pump Pengurasan 02 5.5 5.5
0
1 Pump Tank 300 Ton 11 11
1

e THRESSIN
. G
1 Bottom Cross Conv. Line I 2.2 2.2
2 Bottom Cross Conv. Line II 2.2 2.2
3 Bottom Cross Conv. 03 2.2 2.2
4 Under Thresher Conv. No. 01 2.2 2.2
5 Under Thresher Conv. No. 02 2.2 2.2
6 Under Thresher Conv. No. 03 2.2 2.2
7 Recycle Conv. 2.2 2.2
8 HEBC 5.5 5.5
9 IEBC No. 01 7.5 7.5
1 IEBC No. 02 2.2 2.2
0
1 Thresser 01 11 11
1
1 Thresser 02 11 11
2
1 Thresser 03 11 11
3
1 Auto Feeder 01 2.2 2.2
4
1 Auto Feeder 02 2.2 2.2
5
1 Auto Feeder 03 2.2 2.2
6
1 Hoisting Crane 01 14.2 14.2
7
1 Hoisting Crane 02 14.2 14.2
8
1 Hoisting Crane 03 14.2
9
2 Cross Travelling 01 0.5 0.5
0
2 Cross Travelling 02 0.5 0.5
1
2 Cross Travelling 03 0.5
2
2 Ti l t i n g 01 2.1 2.1
71

3
2 Ti l t i n g 02 2.1 2.1
4
2 Ti l t i n g 03 2.1
5

f. PRESSING
1 Press 01 22 22
2 Press 02 30 30
3 Press 03 30 30
4 Press 04 30 30
5 Press 05 30 30
6 Press 06 30 30
7 Press 07 30 30
8 Press 08 30 30
9 Power Pack Press 01 1.5 1.5
1 Power Pack Press 02 1.5 1.5
0
1 Power Pack Press 03 1.5 1.5
1
1 Power Pack Press 04 1.5 1.5
2
1 Power Pack Press 05 1.5 1.5
3
1 Power Pack Press 06 1.9 1.9
4
1 Power Pack Press 07 1.5 1.5
5
1 Power Pack Press 08 1.5 1.5
6
1 Degester 01 22 22
7
1 Degester 02 22 22
8
1 Degester 03 22 22
9
2 Degester 04 22 22
0
2 Degester 05 22 22
1
2 Degester 06 22 22
2
2 Degester 07 30 30
3
2 Degester 08 30 30
4
2 Fruit Distributing Conv. 01 3 3
5
2 Fruit Distributing Conv. 02 3 3
6
2 Fruit Recycle Conv. 01 2.2 2.2
7
2 Fruit Recycle Conv. 02 3 3
8
2 Top Cross Conv. 01 2.2 2.2
9
3 Top Cross Conv. 02 2.2 2.2
0
3 Fruit Elevator 01 7.5 7.5
1
3 Fruit Elevator 03 7.5 7.5
2
3 Fruit Elevator 04 7.5 7.5
3
72

g DEMINT PLANT
.
1 Anion 01 5.5 5.5
2 Anion 02 5.5 5.5
3 Dearator Cation 01 5.5 5.5
4 Dearator Cation 02 5.5 5.5
5 Dearator Booster Pump 01 5.5 5.5
6 Dearator Booster Pump 02 5.5 5.5
7 Dearator Booster Pump 03 7.5 7.5
8 SIHI Pump 01 7.5 7.5
9 SIHI Pump 02 7.5 7.5
1 Exhaust Fan Blower 01 0.75 0.75
0
1 Exhaust Fan Blower 02 2.02 2.02
1

h EFFLUENT TREATMENT
.
1 MTO2 01 5.5 5.5
2 MTO2 02 5.5 5.5
3 Pompa Celup 01 7.5 7.5
4 Pompa Celup 02 11 11
5 Pompa Transfer air bersih 7.5 7.5

i. K E R N E L Line I
1 Airlock Fibre Cyclone Fan 01 3 3
2 Nut Conv 1.1 1.1
3 Polishing Drum 5.5 5.5
4 Cake Breaker Conv. 11 11
5 Fibre Cyclone Fan 45 45
6 Airlock Nut Transport Fan 0.75 0.75
7 Nut Transport Fan 22 22
8 Nut Grading Drum 2.2 2.2
9 Rotary Drum 0.75 0.75
1 Rotary Drum 0.75 0.75
0
1 Hydrocyclone Pump 01 15 15
1
1 Hydrocyclone Pump 02 15 15
2
1 Shell Transport Fan 11 11
3
1 Ripple Mill 01 11 11
4
1 Ripple Mill 02 5.5 5.5
5
1 Ripple Mill 03 5.5 5.5
6
1 Nut Cracked Mixture Conv. 2.2 2.2
7
1 Cracked Mixture Elevator 2.2 2.2
8
1 Airlock Cracked Mixture Elevator 1.1 1.1
9
2 Airlock Shell Cyclone 01 1.1 1.1
0
2 Airlock Shell Cyclone 02 1.1 1.1
1
2 Sparating Fan 01 15 15
2
2 Sparating Fan 02 15 15
73

3
2 Kernel Conv. 2.2 2.2
4
j. K E R N E L Line I
2 Kernel Elevator 2.2 2.2
5
2 Kernel Distributing Conv. 2.2 2.2
6
2 Kernel Silo Fan 01 11 11
7
2 Kernel Silo Fan 02 11 11
8
2 Kernel Silo Fan 03 15 15
9
3 Airlock Dust Cyclone 01 0.75 0.75
0
3 Airlock Dust Cyclone 02 1.1 1.1
1

k K E R N E L Line II
.
1 Airlock Fibre Cyclone Fan 02 2.2 2.2
2 Nut Conv 1.1 1.1
3 Polishing Drum 5.5 5.5
4 Cake Breaker Conv. 15 15
5 Depericarper 45 45
6 Nut Transport Fan 22 22
7 Airlock Nut Transport 0.75 0.75
8 Nut Grading Drum 2.2 2.2
9 Ripple Mill 04 15 15
1 Ripple Mill 05 11 11
0
1 Ripple Mill 06 11 11
1
1 Nut Cracked Mixture Conv. 2.2 2.2
2
1 Cracked Mixture Elevator 5.5 5.5
3
1 Airlock Cracked Mixture Elevator 1.1 1.1
4
1 Airlock Shell Cyclone 03 1.1 1.1
5
1 Airlock Shell Cyclone 04 1.1 1.1
6
1 Sparating Fan 03 15 15
7
1 Sparating Fan 04 15 15
8
1 Airlock Dust Cyclone 03 0.75 0.75
9
2 Airlock Dust Cyclone 04 0.75 0.75
0
2 Rotary Drum 0.75 0.75
1
2 Hydrocyclone Pump 03 15 15
2
2 Hydrocyclone Pump 04 15 15
3
2 Shell Transport Fan 11 11
4
2 Kernel Conv. 2.2 2.2
5
2 Kernel Elevator 5.5 5.5
6
74

2 Kernel Distributing Conv. 2.2 2.2


7
2 Kernel Rotary Drum 0.75 0.75
8

l. CLARIFIKASI Line I
1 Oil Transport 01 7.5 7.5
2 Oil Transport 02 7.5 7.5
3 Water Cooler 7.5 7.5
4 Reclamed Pump 01 7.5 7.5
5 Reclamed Pump 02 7.5 7.5
6 Hot Well Pump 01 7.5 7.5
7 Hot Well Pump 02 7.5 7.5
8 Prekleaner Pump 01 7.5 7.5
9 Prekleaner Pump 02 7.5 7.5
1 Prekleaner Pump 03 7.5 7.5
0
1 Brush Strainer 01 0.25 0.25
1
1 Brush Strainer 02 0.75 0.75
2
1 Sludge Separator 01 35 35
3
1 Sludge Separator 02 35 35
4
1 Vacuum Pump ( Oil ) 7.5 7.5
5
1 Vacuum Dryer Pump 5.5 5.5
6
1 Stirer 1.5 1.5
7
1 Crude Oil Pump 01 7.5 7.5
8
1 Crude Oil Pump 02 7.5 7.5
9
2 Vibrating Screen 01 3 3
0
2 Vibrating Screen 02 3 3
1

m CLARIFIKASI Line II
.
1 Reclamed Pump 03 5.5 5.5
2 Reclamed Pump 04 7.5 7.5
3 Hot Well Pump 03 2.2 2.2
4 Hot Well Pump 04 2.2 2.2
5 Prekleaner Pump 03 5.5 5.5
6 Prekleaner Pump 04 7.5 7.5
7 Brush Strainer 03 0.37 0.37
8 Brush Strainer 04 0.37 0.37
9 Sludge Separator 03 30 30
1 Sludge Separator 04 30 30
0
1 Vacuum Pump ( Oil ) 7.5 7.5
1
1 Vacuum Dryer Pump 7.5 7.5
2
1 Stirer 1.5 1.5
3
1 Crude Oil Pump 03 7.5 7.5
4
1 Crude Oil Pump 04 7.5 7.5
5
75

1 Vibrating Screen 03 3 3
6
1 Vibrating Screen 04 3 3
7

n WTR
.
1 Booster Pump 01 15 15
2 Booster Pump 02 22 22
3 Booster Pump 03 15 15
4 Pompa Air Kotor 01 11 11
5 Pompa Air Kotor 02 11 11
6 Raw Water Pump 01 22 22
7 Raw Water Pump 02 22 22
8 Raw Water Pump 03 22 22
9 Soda Ash 01 2.2 2.2

o B O I L E R 01
.
1 Feed Pump 01 37
2 Feed Pump 02 37
3 Feed Pump 03 45
4 Airlock Dust Collector 0.75
5 ID. Fan 75
6 SA. Fan 11
7 FA. Fan 7.5

p B O I L E R 02
.
1 SA. Fan 11
2 FA. Fan 7.5
3 FF. Fan 11
4 ID. Fan 75
5 Dust Collector 0.37
6 Dust Collector 0.37
7 Pendulum 1.1
8 Rotary Fan 0.37

q B O I L E R 03
.
1 SA. Fan 15 15
2 FA. Fan 11 11
3 FF. Fan 15 15
4 ID. Fan 94 94
5 Air Compressor 7.5 7.5
6 Dust Collector
7 Dust Collector 1.1 1.1
8 Pendulum 0.35 0.35
9 Rotary Fan

r. EXTENSION BOILER 2017


1 Inclined SFB Conveyor 15
2 Fuel Feeding Conveyor 7.5
3 Fuel Recycling Conveyor 15
4 Boiler Ash conveyor ( 2 x 2,2 ) 4.4
SA. Fan
FA. Fan
FF. Fan
ID. Fan dll 390
76

s. POWER HOUSE
1 Horizontal Fibre Shell Cyclone 7.5 7.5
2 Inclined Fibre Shell Conv. 01 5.5 5.5
3 Inclined Fibre Shell Conv. 02 7.5 7.5
4 Fuel Distributing Conv, 10 10
5 Recycle Conv. 7.5 7.5

t. SPLITTER
1 FFB Distributing Conv, 22 22
2 FFB Horizontal Conv 5.5 5.5
3 FFB Cross Conv 11 11
4 Gear Box 01 22 22
5 Gear Box 02 37 37

II Jaringan Lain - Lain


a Instalasi PHL
.
b Penerangan Jalan
.
c Perumahan MPE
.
d Peralatan kerja
.
Total Power Produksi 2408.4 2509.11
7
77

BAB III
URAIAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Daftar Kegiatan Harian

Minggu Uraian kegiatan


Minggu pertama  Melakukan pembongkaran motor 3 phasa dengan daya
3,5 kw
 Menggulung tembaga dengan jumlah lilitan masing
masing kumparan 100
 Membantu mengganti lampu sorot
 Membentulkan kabel tc yang terleps dari penyangga
 Membantu melakakukan penyambungan kabel tc untuk
lampu di stasiun grading
 Melakukan perawatan motor dan pengecatan motor 7,5
kw
 Mengganti mcb yang rusak dipanel
Minggu kedua  Menarik kabel tc dan melakukan pembongkaran motor
3 phasa dengan daya 3,5 kw
 Menarik kabel tc, membantu pemindahan tiang dan
melakukan penepingan kabel tc
 Pembongkaran pipa limbah, memperbaiki kabel yang
terlepas pada mcb dan pemasangan tiang untuk
penyangga kabel tc
 Perawatan mesin boiler, pembongkaran motor dengan
daya 3,5 kw dan membantu memasang pompa dilimbah
 Perawatan motor dan penecatan motor dengan daya 15
kw dan belajar las tiang lampu jalan
78

Minggu ketiga  Pemasangan panel dilimbah


 Menarik kabel tc dan melakukan pemotongan tiang
lampu jalan
 Perbaikan lampu jalan menggunakan panel surya dan
menurunkan kabel tc
 Perawatan motor dan memasang kabel nyy 4 x 2,5 mm
untuk mesin pemotong besi
 Perawatan motor dan las tiamg lampu jalan
 Memasang lampu jalan menggunakan panel surya,
melakukan pembongkaran panel boiler dan membantu
melakukan pengecekan ampere yang tinggi pada motor
7,5 kw yang disebabkan bearing yang rusak
Minggu keempat  Pembongkaran motor 3 phasa 55 KW dan membantu
membersih kan panel
 Perawatan motor 3 phasa 55 KW dan membantu
memasang daya star delta
 Pengecekan ampere pada motor 3 phasa 15 KW dengan
kendala ampere yang tinggi disebabkan bearing yang
rusak
 Perawatan motor 3 phasa 2,2 KW
 Mengulung motor 3 phasa 3KW
 Pembongkaran genset 400 KVA
Minggu kelima  Pembongkaran motor 55 kw dan perawatan motor
 Menarik kabel nyy 4 x10 mm² dan memperbaiki
kontaktor yang tidak mau ngunci yang disebabkan
kabel yang putus
 Perawatan motor 11kw dan penyambungan daya star
delta menggunakan kabel nyy 4 x 2,5 m m2 .
 Pemasangan lampu jalan menggunakn panel surya dan
pemasangan rotor motor 78 kw
 Membantu menarik kabel tc dan melakukan
penyambung kabel tc dengan metode penyambungan
pig tail
79

 Menarik kabel nyy 4 x10 m m2 Dan perawatan motor 15


kw
Minggu keenam  Pembongkaran motor 5 kw dan merakit rangkaian star
delta dipanel
 Pemasanganan motor 7,5 kw dan melakukan
pembongkaran panel di stasiun sterelizer
 Pemotongan kabel nyy 4 x16m m2 untuk daya star delta
dan perawatan motor 78 kw dengan mengecat bodi
motor
 Penyambungan kabel 4 x10m m2 pada pompa celup
dilimbah dan pembongkaran motor 7,5 kw
 Pengecatan bodi motor 7,5 kw dan gerbok
 Pengantian motor 78 kw distasiun kernel
Minggu ketujuh 

Sebelum melakukan pekerjaan, hal yang sangat penting dan yang paling
pertama adalah keselamatan kerja selalu menggunakan APD (alat pelindung diri)
seperti :

1. Safety belt
2. Sepatu
3. Sarung tangan
4. Helm
5. Masker
6. Kaca mata
7. Ear plug
3.1.1. Penggulungan Motor 3 Phasa (3 KW)

Motor 3 phasa ini tidak mengeluarkan tegangan yang disebabkan


dua faktor yaitu gulungan altenator terbakar dan AVR pada motor 3 phasa
konslet, cara untuk mengatasinya adalah dilakukanlah pengulungan ulang
dan penggantian AVR. Dalam keseharian melakukan PKL hampir setiap
minggu selalu ada electromotor yang terbakar gulungannya, pada saat
melakukan PKL saya mengambil JOB penggulungan motor 3,5 KW 1400
80

RPM dengan tegangan kerja 380/660 dengan Ampere maksimal 6 A untuk


arus yang boleh atau diijinkan melewati tembaga yang ada didalam stator,
ada berberapa hal yang sangat penting Ketika melakukan penggulungan
motor 3 fasa yaitu :

a. Jumlah lilitan tembaga


b. Ukuran tembaga yang akan digunakan
c. Ukuran Mal yang digunakan
d. Ukuran Panjang dan lebar pelindung tembaga didalam
stator
e. Ukuran Panjang dan lebar penutup tembaga dictator

Diatas merupakan dasar yang sangat penting Ketika melakukan


penggulungan motor 3 fasa, dalam proses penggulungan ini sangat rumit
yakni kita harus teliti dan sangat hati hati Ketika dalam proses
penggulungan ini sangat rumit yakni kita harus teliti dan sangat hati hati
Ketika memasukan lilitan kedalam lubang stator hal ini agar tembaga tidak
tergores jika tergores bisa menyebabkan shot body dan tentunya motor
tidak biasa digunakan berikut wiring penggulunganya.

Gambar 2. 47 Wiring penggulungan


3.1.2. Pembongkaran Motor 3 Phasa (55 KW)
Banyak permasalahan yang terjadi pada motor 3 phasa, salah
satunya pada motor 55 kw seperti pada masalah mesin motor yang berisik,
bisa jadi mengindikasikan bahwa mesin tidak dalam keadaan baik. Hal ini
bisa juga dikarenakan ampere motor yang sangat tinggi, ampere yang
81

tinggi menunjukan bahwa arus listrik yang keluar lebih tinggi dari arus
listrik yang seharusnya dikeluarkan motor. Hal ini disebakan oleh aus atau
bearing yang sudah rusak, beban overload dan ada salah satu phasa yang
hilang.
3.1.3. Perawatan Motor Distasiun Kernel
Melakukan perawatan motor 3 phasa adalah sangat penting, hal ini
akan mempengaruhi usia pakai pada motor 3 phasa dan agar motor dapat
beroperasi secara terus menerus tanpa mengalami kerusakan atau
gangguan. Hal apa saja yang bisa dilakukan untuk perawatan motor yaitu
pengecekan bearing motor 3 phasa dengan memberi gress serta
membersihkan kotoran kotoran yang menempel pada motor 3 phasa
kemudian melakukan pengecetan pada motor tersebut.

3.2 Topik pembahasan

3.2.1 Perbaikan factor daya ( Cos phi ) menggunakan kapasitor bank

Kapasitor bank merupakan rancangan dari beberapa kapasitor


yang saling terhubung secara seri atau pararel yang digunakan untuk
memberikan kompensasi daya reaktif. Fungsi utama pemasangan
kapasitor bank yaitu sebagai penyeimbang sifat beban listrik seperti
beban resistif (R), beban induktif (L) dan kapasitif (C).

Fungsi kapasitor Bank adalah untuk memperbaiki faktor daya


jaringan, mengurangi kerugian jaringan, menetralkan atau
meniadakan tegangan yang turun dan memperbaiki stabilitas
tegangan. Ada beberapa fungsi kapasitor bank lainnya:

1. Menghemat investasi
2. Mengurangi arus sumber, tetapi arus beban tetap sama
3. Mengurangi drop tegangan pada kabel instalasi
4. Memaksimalkan daya yang terpasang
82

3.2.2 Spesifikasi dan komponen alat yang digunakan

1. Pemutus tenaga utama


Pada panel kapasitor bank ini menggunkan pemutus tenaga tipe
MCCB Siemens VT630H 630 A.
2. Pemutus tenaga di setiap step
Berdasarkan pengamatan yang diperoleh pada panel kapasitor
bank memiliki 12 step yang menggunakan pemutus tenaga tipe
MCCB Siemens 3VM1225-4ee32 250 A.
3. Kontaktor di setiap step
Jenis kontaktor yang digunakan untuk menghubungkan ke
kapasitor bank, step efektif yang didapat sebanyak 12 step
dengan kontaktor tipe 3TF54. Pada kontaktor ini memiliki rating
insulation voltage 1000 volt dan rating operational current (380)
untuk AC-3 (250A) sedangkan AC-4 (110A). Pada kontaktor
jenis ini mempunyai rating daya pada frekuensi 50/60Hz.

4. Kapasitor bank
Berdasarkan pengamatan yang diperoleh pada panel kapasitor
bank memiliki 12 step jenis kapasitor bank yang digunakan
untuk step 1-11 adalah type ACDK 50/86 KVAR, 50 HZ
jaringan tegangan 400/525 V dan untuk stpe 12 menggunakan
type SL2D 75/81, 50 HZ jaringan tegangan 400/415.
5. Kabel power kapasitor bank
Jenis kabel yang digunakan type NYAF 10 mm ² dan 16m m2 .
6. Jenis power factor controller
Dalam penentuan jenis power factor controller yang digunakan
ini adalah jumlah step digunakan yakni 12 step efektif secata
otomatis/perpindahan step.
Regulator yang digunakan : 12 step
83

Program regulasi : 1-1-1-1-1-1-1-1-1-1-1-1


Koneksi : 12 x 60 KVAR
Jadi regulator yang digunakan adalah merek ABB jenis varplus
logic vpl 12. Pada regulator ini memiliki jumlah step maksimal
12 step. Nilai input dari regulator ini potensial kontak output
sebesar 90/380 V AC <= 999KV AC with external VT,
measurement current nya adalah 5 A, measurement voltage
adalah 90/380 V AC 50/60 HZ.
Setting C/K
Q1
C/K =
I 1:5 A X V X √ 3
60 KVAR
=
3000:5 A X 380 X √ 3
60 KVAR
=
394400
C/K =0,15
Pada perhitungan c/k ini mengunakan current transformator
sebesar 3000/5 maka setting C/k yang digunakan adalah
0,15.
7. Busbar kapasitor bank
Busbar utama menggunkan kapasitas 600A menggunkan ukuran 8
x 50 mm = 400 mm² dan untuk busbar main switch menggunakan
ukuran 10 x 30 = 300 mm².
8. Ukuran box panel
Tinggi = 200 cm
Panjang = 150 cm (4 pintu)
Tebal /dalam = 75 cm
Tebal plat = 1,8mm – 2 mm
9. Komponen tambahan
- Exhaust fan 60 watt 220 V + thrermostat berfungsi untuk
mengatur ambein temperature dalam ruang panel kapasitor
bank. karena kapasitor, kontaktor dan kabel penghantar
mempunyai disipasi daya panas yang besar maka temperature
84

ruang panel meningkat. Setelah setting dari thermostat


terlampaui maka exhust fan akan otomatis berhenti.
- Push button on dan push button off berfungsi untuk
menggoperasikan mangenetik kontaktor secara manual.
- Selector auto – off – manual yang berfungsi memilih sistem
operasional auto dari modul atau manual dari push button.
- Relay tipe omoron MK3P-I 250VAC/28VDC 10 RES.
250VAC 7A GEN berfungsi untuk sebagai saklar elektronik
yang dapat memutuskan kapasitor.
- Ammeter 2500/5A berfungsi untuk membaca arus di kapasitor
bank.
85

3.2.3 Gambar panel dan diagram


86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96

3.3 Analisa PKL

Dengan dilakukannya praktik kerja lapangan ini mahasiswa


diharapkan mengerti kondisi lapangan yang sebenarnya, Setelah saya
mengamati dan memahami prinsip kerja alat dan masalah-masalah yang
terjadi dilapangan banyak sekali masalah kerusakan alat dikarenakan umur
alat yang sudah sangat tua.

3.4 Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Pada umumnya kecelakaan karja pada dunia industri terjadi karena
kurangnya pengetahuan, pelatihan dan pengawasan tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3). Kecelakaan terjadi tidak kebetulan, melainkan ada
sebabnya. Oleh karena itu kecelakaan dapat di cegah asal ada kemauan untuk
mencegahnya agar kecelakaan kerja tidak terjadi atau terulang kembali. Pada
tempat berlangsunggnya Praktek Kerja Lapangan, pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) hanya di lakukan oleh kemauan perindividu, karena
tidak adanya Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja (P2K3). Dan
juga di tambah dengannya kurangnya ketersedian alat pelindung diri. Alat
pelindung diri yang digunakan sebagian besar hanyalah sepatu safety,
sedangkan helm tidak semua orang yang ada pada pabrik tersebut
memakainya. Selain sepatu safety, alat pelindung diri yang banyak juga di
gunakan adalah sarung tangan (Gloves), penyumbat telinga (Ear Plug) dan
kaca mata pengaman.
97

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Pada pekerjaan yang telah dilakukan sesuai kompetensi yang akan dicapai.
Semua pekerjaan dilaksanakan secara bergilir sehingga pencapaian
kompetensi bisa tercapai dengan merata. Dalam melaksanakan suatu
pekerjaan tidak akan bisa dihindarkan yang namanya kecelakaan sehinnga
sangat diutamakan, keselamatan dan kesehatan dalam bekerja mengingat
kondisi diarea pabrik.
2. Pada pabrik ini, hal yang sangat penting adalah pabrik ini tidak memiliki
wiring pada control panelnya sehingga para teknisi electrical tidak bisa
memperbaiki jika ada trobel yang rumit dan harus mendatangkan teknisi
dari luar.
3. Pada sebuah sistem kendali yang diperbaiki yang terpenting adalah
rangkaian bisa digunakan dan bekerja dengan semestinya. Dan bagaimana
pengoperasiannya tidak terjadi kegagalan baik dari segi mekanik dan
kelistrikannya. Maka dari itu setiap melakukan pekerjaan yang
berhubungkan dengan kelistrikan harus dipastikan dan diuji berkali kali
agar tidak terjadi trobel.

4.2 Saran
Dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi
hal utama dalam bekerja, karena mengingat lingkungan kerja yang sangat
berbahaya. Dan hal yang sangat penting adalah perawatan terhadap barang
kerja dimana setiap melakukan pelakasaan perbaikan dalam waktu yang tidak
lama barang tersebut rusak kembali. Hal yang harus diperbaiki dalam
melakukan suatu perkejaan yaitu manajemen pekerjaan yang paling penting
98

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Karnadi Sadeli (1994) Sekilas Tentang Perkebunan dan Pabrik Kelapa
Sawit yang Dikaitkan dengan Program Transmigrasi PIR BUN-
TRANS PT. Multi Prima Entakai, Sanggau, Kalimantan Barat.

MPE. (MILL) (Dokumen PT. Multi Prima Entakai)

Panduan Akademik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Pontianak

Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011) SNI 04- 0225-2011.

Merlin Gerin, 1990, LV Power Circuit Breaker, Catalog

http://enginering4better.blogspot.com/2016/10/power-factor-correction dan
capasitor.
99

LAMPIRAN
100
101

Anda mungkin juga menyukai