Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT SUMBER SEGARA PRIMADAYA


PLTU CILACAP

Disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah kerja praktek program studi teknik elektro

Disusun oleh :
Dimas Aji Nugroho
14.6.0.201-C.0345

TEKNIK ELEKTRO
SEKOLAH TINGGI TEKNIK WIWOROTOMO
PURWOKERTO
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK


PT SUMBER SEGARA PRIMADAYA (PT S2P) CILACAP

Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat mata kuliah Kerja Praktek
Jenjang Studi S-1 Program Studi Teknik Elektro

DIMAS AJI NUGROHO


14.6.20.201-C.0345

Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Kerja Praktek


Pada tanggal
Purwokerto, ……………..2018
Menyetujui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Perusahaan

Drs.Hartono, ST, MT Muhammad Samsul Dwi Laksono

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro

Drs. Hartono, ST, MT


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat
dan karunianya sehingga dapat mnyelesaikan kegiatan kerja praktek ini.
Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata
kuliah Kerja Praktek pada Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo
Purwokerto. Dan sebagai bukti telah melaksanakan Kerja praktek yang diharapkan menjadi
sebuah pengalaman yang berarga dan juga dapat menjadi bekal saat memasuki dunia kerja
secara nyata, dalam hal ini penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek di PLTU Cilacap
selama satu bulan terhitung tanggal 1 Desember s/d 31 Desember 2017. Dalam penulisan
penulis berusaha untuk memaparkan seluuh kegiatan yang telah dilaksanakan selama kerja
praktek yang tentu sesuai dengan judul yang dipilih yaitu “Pemeliharaan Transformator di
PLTU Cilacap”
Kegiatan kerja praktek ini tidak akan terlaksana tanpa bimbingan dan dukungan baik
secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak . dengan demikian penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan bimbingan dan dukungan moril serta materiil
2. Bapak Drs. Hartono, ST, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi
Teknik STT Wiworotomo Purwokerto
3. Bapak Samsul , selaku Pembimbing Perusahaan yang telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
selama melaksanakan kerja praktek dan penyusunan laporan
4. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan ini

Penulis berharap agar Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca serta dapat dijdikan bahan perbandingan perkuliahan di Jurusan Teknik Elektro STT
Wiworotomo Purwokerto

Purwokerto, April 2018

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah................................................................... 5
1.2 Tujuan kerja praktek........................................................................ 5
1.3 Batasan masalah............................................................................... 6
1.4 Metode penulisan............................................................................. 6
1.5 Sistematika penulisan....................................................................... 6
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah umum perusahaan................................................................. 7
2.2 Struktur organisasi............................................................................. 8
2.3 Tujuan berdirinya perusahaan........................................................... 9
2.4 Letak PLTU cilacap.......................................................................... 10
2.5 Visi dan Misi..................................................................................... 11
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Proses Produksi Pada PLTU............................................................. 12
3.2 Modifikasi Siklus PLTU................................................................... 13
3.3 Transformator.................................................................................... 14
3.4 Pemeliharaan Transformator............................................................. 15
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan....................................................................................... 16
4.2 Saran................................................................................................. 17
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara dengan pembangunan infrastuktur yang sangat cepat demi
tujuan menjadi Negara maju tentunya didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas,
handal dan professional. Untuk membawa Indonesia berdiri sama tinggi dan duduk sama
rendah dengan Negara-negara maju lainnya, maka diperlukan sumber daya manusia yang
unggul dan mampu berkarya, berdedikasi tinggi dan tenaga kerja siap pakai demi
kepentingan banyak pihak dan kemajuan Indonesia. Dunia kerja yang sesungguhnya
merupakan salah satu orientasi penting dari dunia pendidikan, terutama dikaitkan dengan
dunia pendidikan dan yang lebih khusus dalam bidang engineering. STT Wiworotomo
Purwokerto sebagai sebuah institusi (perguruan tinggi) di Indonesia berusaha untuk
mengembangkan SDM dan IPTEK guna menunjang pembangunan industri.
Pada PLTU cilacap terdapat tiga komponen utama dalam pembangkitan energi listrik,
yaitu turbin, generator, dan tranformator atau trafo. Untuk menjaga keandalan kinerja dari
komponen pembangkit tersebut diperlukan adanya kegiatan pemeliharaan peralatan yang
dapat dilakukan secara rutin maupun berkala. Kompnen pembangkit tersebut mempunyai
keandalan kerja dan waktu kerja yang tinggi bila dilakukan secara teratur . apabila terjadi
kegagalan atau kerusakan pada salah satu komponen pembangkit tersebut, maka akan
memakan biaya yang tinggi dan waktu yang lama untuk memperbaikinya

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan laporan kerja praktek (KP) ini adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di STT Wiworotomo
Purwokerto
2. Sebagai perbandingan antara ilmu yang didapatkan dibangku perkuliahan dengan
ilmu yng didapat pada industri selama masa kerj praktek
3. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dibdang teknologi khususnya mengenai
pembangkitan energi listrik
4. Mengetahui bagian-bagian suatu transformator beserta fungsinya
5. Mengetahui pemeliharaan transformator yang terdapat di PLTU Cilacap

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penysunan dan penulisan laporan


Kerja Praktek (KP) ini, maka penulis hanya dapat membahas masalah mengenai
Pemeliharaan Transformator di PLTU Cilacap

1.4 Metode Penulisan

Adapun metode penulisan yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk pembuatan
laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Yaitu melakukan penelitian langsung kelapangan untuk memperoleh data-data yang
brhubungan dengan permasalahan
2. Wawancara dan diskusi
Melakukan tanya jawab dengan Sumber-sumber yang memahami permasalahan
3. Study Literatur
Mendapatkan data-data yang berhubungan dengan permasalahan melalui referensi

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan penulisan laporan krja praktek ini disusun
menurut sistematika yang dibagi menjadi Empat bab, yaitu :

BAB I Berisi Pendahuluan


Berisikan tentang latar belakang, materi kerja praktek , maksud dan tujuan,
batasan masalah, metode pengumpulan data, dan sistematika laporan

BAB II Tinjauan Umum PLTU Cilacap


Berisikan tentang Sejarah Berdirinya PLTU cilacap , Struktur organisasi,
Konversi energi PLTU dan Sistem kerja PLTU
BAB III Landasan Teori
Berisi tentang materi pemeliharaan transformator di PLTU Cilacap
BAB IV Penutup
Berisikan kesimpulan dan saran
BAB II
URAIAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PLTU Cilacap PT. Sumber Segara Primadaya


Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebelumnya telah lama
direncanakan yaitu sejak persetujuan tarif listrik oleh Direktur Jenderal Listrik dan
Pemanfaatan Energi (LPE) kepada PT. Citra Kartika Daya (CKD) 15 April 1996, ditindak
lanjuti penandatangan Power Purchase Agreement (PPA) pada tanggal 23 Desember 1996.
Karena krisis moneter, rencana pembangunan PLTU Cilacap dibatalkan melalui Keppres No.
39 tahun 1997.
Setelah perekonomian membaik dan kondisi ketenagalistrikan yang terancam krisis
tahun 2000, rencana pembangunan PLTU Cilacap dilanjutkan kembali dengan ditandai
aggrement PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan CKD tentang pemberian priority right
(Hak Prioritas). Selanjutnya, CKD pada tanggal 28 Maret 2001 menunjuk Mitsubishi
Corporate (MC) sebagai pemegang priority right. Namun pada tanggal 3 Februari 2003, MC
menyatakan tidak sanggup karena persyaratannya terlalu berat, khususnya pada waktu yang
diberikan untuk menyelesaikan proyek yaitu 25 bulan.
Atas pengunduran MC tersebut, PLN meminta PT. Geo Dipa Energi (GDE) untuk
mencari investor lain. GDE menawarkan PT. Sumberenergi Sakti Prima (SSP). SSP
menggandeng kontraktor asal china yang berpengalaman membangun PLTU yaitu Chengda
Engineering Corporation of China (CHENGDA). CHENGDA bersedia termasuk mencarikan
sumber dayanya asalkan SSP memegang saham mayoritas di PLTU Cilacap.
Persyaratan itu disetujui. Selanjutnya, GDE dan SSP mendirikan perusahaan yang diberi
tangung jawab membangun dan mengelola PLTU Cilacap, yaitu PT. Sumber Segara
Primadaya (S2P) dan MC mengalihkan first priority right dalam pengembangan PLTU
Cilacap kepada PT. S2P. Kemudian PLN dan S2P menandatangani heads of egreement untuk
PPA PLTU Cilacap pada tanggal 21 November 2003, dengan tarif 4,57 sen dollar AS per
KWh.
Sampai saat itu, PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB) belum ada keterkaitan. PJB baru masuk
pada Desember 2003 setelah RUPS PT. PLN (Persero) menetapkan PJB sebagai salah satu
pemegang saham S2P menggantikan GDE yang mengundurkan diri. Diagram terbentuknya
PT. Sumber Segara Primadaya dapat dilihat pada gambar 2.1. pada gambar tersebut PT. PJB
berperan menggantikan PT. GDE dalam membangun dan mengelola PT. S2P.
PT. PJB PT. SSP

PLTU Cilacap mulai dibangun pada tanggal 29 Desember 2003 ditandai dengan
pemancangan tiang pertama oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),
Purnomo Yusgiantoro. Dua tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 26 Desember 2005,
dilakukan Initial Firing of Boiler dan pada tanggal 17 Januari dilakukan sinkronisasi dengan
sistem Jamali dan menjalani serangkaian tes elektrikal, mekanikal dan sistem kontrol. Pada
akhir april 2006, PLTU Cilacap unit 1 beroperasi secara komersial, sedangkan unit 2
beroperasi secara komersial pada september 2006.
PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB) patut berbangga hati terkait pembangunan PLTU
Cilacap. Selain tercatat sebagai proyek tercepat di Indonesia, pemerintah menjadikan proyek
pembangunan PLTU berkapasitas 2 x 300 MW tersebut sebagai acuan pembangunan
insfratruktur di Indonesia, terutama di sektor ketenagalistrikan. Tidak mengherankan apabila
proyek senilai 510 juta dolar AS itu diresmikan sendiri oleh presiden Susilo Bambang
Yudhoyono.
Upacara peresmian berlangsung pada hari Selasa, 14 November 2006 yang dihadiri duta
besar China di Indonesia, Lan Lijun, sejumlah menteri, wakil MPR RI, ketua dan anggota
komisi VII DPR RI, gubernur Jawa Tengah, sejumlah bupati di Jawa Tengah, direksi PLN,
direksi PJB serta tamu undangan. Dalam kesempatan itu, para tokoh yang dinilai mendukung
pendirian PLTU Cilacap mendapat penghargaan dari pemerintah China. Mereka adalah
gubernur Jawa Tengah, Mardianto, bupati Cilacap, Probo Yulastoro, dirut PLN, Edidie
Widiono, dirut PJB, Samiudin, PT. Sumberenergi Sakti Prima (SSP), Sukamto. Penghargaan
disampaikan melalui duta besar China di Indonesia, Lan Lijun.
Sebelumnya, penghargaan serupa diberikan oleh pemerintah Indonesia yang
penyerahannya diberikan oleh menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro di China pada tanggal
28 Oktober 2006. Penghargaan untuk PJB diterima oleh direktur niaga dan pengembangan
usaha PJB, Susanto Purnomo, disaksikan sejumlah pejabat dan sejumlah pelaku bisnis
ketenagalistrikan China.
Menteri ESDM dalam sambutannya menjelaskan bahwa pembangunan PLTU Cilacap
adalah bagian dari kerjasama yang telah di sepakati dalam Forum Energi Indonesia-China
(ICEF) pada tahun 2005. PLTU tersebut merupakan investasi China yang kedua pada proyek
ketenagalistrikan Indonesia. Sebelumnya China telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga
Gas dan Uap (PLTGU) di Palembang Timur, Sumatera Selatan.
Hal serupa diungkapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, “Dalam kesempatan
penandatanganan nota kesepahaman kerjasama strategis di Shanghai, saya dan presiden
China, Hu Jin Tao menyatakan komitmen penuh untuk pengembangan kerjasama energi
kedepan” ungkapnya. Dengan berbangga hari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menyatakan bahwa PLTU Cilacap merupakan bukti tingginya minat investor asing
menanamkan modalnya ke Indonesia. Keberhasilan pembangunan PLTU tersebut bukan
hanya bisa mengatasi krisis energi listrik di Jawa, Madura dan Bali (JAMALI), dan berandil
besar dalam penghematan Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional serta mengurangi subsidi
listrik tetapi juga memacu meningkatnya kepercayaan investor menanamkan modal di tanah
air.
Menurut presiden Susilo Bambang Yudhoyono, peningkatan investor asing sudah mulai
terlihat dari rencana masuknya investasi dari China yang mencapai 3,56 miliar dolar AS
hingga 4,2 miliar dolar AS. Karena itu, presiden meminta kepala daerah untuk memberikan
kemudahan izin kepada investor yang akan menanamkan modal. Aturan yang menghambat
aturan investor harus diubah disesuaikan dengan kebijakan nasional.
Seperti diketahui, PLTU dibangun PJB bekerja sama dengan SSP dan Chengda dengan
biaya 510 juta dolar AS atau sekitar Rp. 4,5 triliun. Dari biaya sebesar itu, 480 juta AS
bersumber dari Bank of China dalam bentuk suplier kredit, sisanya 100 juta dolar AS berasal
dari PJB sebesar 50 juta dolar AS dan SSP sebesar 52 juta dolar AS.
Pembangunan PLTU Cilacap yang bersumber di lokasi di desa Kesugihan kec.
Karangkandri Kab. Cilacap tersebut tanpa ada jaminan dari pemerintah. Menurut menteri
ESDM menyatakan bahwa ini sangat membanggakan, mengingat anggaran pemerintah untuk
melakukan investasi di sektor ketenagalistrikan sangat terbatas. Hal yang sama pernah
disampaikan menteri negara BUMN, Sugiharto, ketika berkunjung di Cilacap pada tahun
2007. Menurut beliau, pola yang dipakai untuk membangun PLTU Cilacap merupakan jalan
keluar dari persoalan keterbatasan dana pemerintah. Karenanya pemerintah akan menjadikan
sebagai role model pembangunan insfratruktur di Indonesia. Pembangunan PLTU Cilacap
dinilai sebagai wujud nyata sinergi antar sesama BUMN dengan swasta nasional, juga antara
BUMN dan investor asing. Pembangunan PLTU juga sejalan dengan kebijakn nasional di
bidang energi, sebagai bagian dari upaya nasional dalam penghematan BBM.
Disela-sela acara peresmian PLTU Cilacap, Menteri ESDM (Energi Sumber Daya
Manusia) mengatakan kepada wartawan bahwa PLTU Cilacap masih memungkinkan untuk
dikembangkan menjadi 1200 MW karena masih tersedia lahan yang cukup luas.
“Penambahan kapsitas di PLTU Cilacap akan sangat menguntungkan bagi sistem ketenaga
listrikan JAMALI, khususnya bagi sistem transmisi di bagian selatan.
Penambahan kapasitas di jalur selatan tidak ada kesulitan untuk penambahan kapasitas
tersebut, karena selain lahan tersedia, juga sudah ada dukungan sistem dari PLTU yang sudah
ada sekarang, seperti: dermaga dan sarana pengolahan air laut”, kata purnama.
Dalam tahun 2006 sistem ketenagalistrikan JAMALI menerima pasokan daya sebesar
1x660 MW berasal dari PLTU Cilacap 2 x 300 MW, PLTU Tanjung Jati B sebesar 1 x 660
MW dan PLTGU Cilegon 740 MW.

2.2 Struktur Organisasi PLTU Cilacap PT Sumber Segara Primadaya


Setiap industri atau perusahaan didalamnya pasti memiliki struktur organisasi yang
terdiri dari bagian-bagian tersebut. Gambar 2.2. adalah struktur organisasi yang ada di PLTU
Cilacap 2 x 300 MW :

MANAJER UNIT

SUPERVISOR
DEPUTI SPESIALIS UMUM DAN
PEMELIHARAA
MANAJER ENGINEERING ADMINISTRASI
N

KOORDINATOR
SUPERVISOR ENGINEERING
PLANNER LINGKUNGAN
OPERASI MEKANIKAL
DAN K3

MAINT ENGINEERING KOORDINATOR


PRODUKSI ELEKTRIKAL,
EXECUTOR KEUANGAN
INSTRUMENT
CONTROL
INVENTORY KOORDINATOR
DATA DAN
DAN SEKRETARIS
PELAPORAN
WIREHOUSE DAN HUMAS

Performance Test
dan Improvement

RENDAL BBM
DAN KIMIA

Gambar Struktur Organisasi PT. Sumber Segara Primadaya (S2P)


2.3 Tujuan Pendirian PLTU Cilacap PT Sumber Segara Primadaya
Tujuan dari pembangunan PLTU Cilacap 2 x 300 MW adalah sebagai penyeimbang jalur
transmisi di selatan pulau Jawa guna menghindari kelebihan beban di jalur transmisi yang ada
saat ini. Sehingga kebutuhan masyarakat akan pasokan listrik setidaknya dapat terpenuhi dan
juga kehadiran PLTU Cilacap 2 x 300 MW mampu menarik minat investor untuk
berinvestasi di sektor riil telah menumbuhkan industri-industri baru, termasuk industri rumah
tangga yang berujung pada peningkatan ekonomi masyarakat.

2.4 Letak PLTU Cilacap PT Sumber Segara Primadaya


PLTU Cilacap 2 x 300 MW – PT. Sumber Segara Primadaya (S2P) merupakan
pembangkit listrik tenaga uap pertama di selatan pulau Jawa. Terletak di Jalan Lingkar
Timur, Desa Karangkandri, Kecamatan Kesugihan, sekitar 15 kilometer dari pusat kota
Cilacap. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan bahwa saat ini pembangkit listrik
berkapasitas besar mayoritas berada di pulau Jawa bagian utara. Oleh karena itu,
pembangunan PLTU Cilacap 2 x 300 MW ini diharapkan dapat meningkatkan pasokan listrik
khususnya di pulau Jawa bagian selatan. Lokasi PLTU Cilacap ditunjukan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Lokasi PLTU Cilacap 2 x 300 MW

Secara geografis, batas-batas lokasi PLTU Cilacap 2 x 300 MW adalah sebagai


berikut :
 Sebelah utara : Jl. Lingkar Timur, Kabupaten Cilacap
 Sebelah timur : Muara sungai Serayu
 Sebelah selatan : Samudera Hindia
 Sebelah barat : Ladang dan perumahan penduduk

2.5 Logo, Visi dan Misi, Filosofi dan Kebijakan PLTU Cilacap
2.5.1 Logo
Logo atau lambang merupakan bagian dari identitas perusahaan. Sedangkan yang
dimaksud dengan identitas perusahaan adalah suatu cara atau hal yang memungkinkan
perusahaan dapat dikenal dan dapat dibedakan dari perusahaan lainnya.
PT. Sumber Segara Primadaya mempunyai logo yang dijadikan sebagai identitas
perusahaan agar masyarakat dapat lebih mudah mengenali dan mengingat perusahaan.
Adapun logo dari PT. Sumber Segara Primadaya bertuliskan S2P. Selanjutnya bentuk logo
dari PT. Sumber Segara Primadaya dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Logo Perusahaan PT. S2P

2.5.2 Visi dan Misi


Menjadi independent power producer terbaik di indonesia demi kemajuan tanah air.
Sedangkan misinya yaitu melakukan usaha dalam bidang pembangkit tenaga listrik dan
mengembangkan usaha-usaha lain yang berkaitan berdasarkan kaidah industri dan niaga
yang sehat guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.

2.5.3 Filosofi
Manusia sebagai modal dasar (human capital). Filosofi inilah yang dianut oleh PT.
Sumber Segara Primadaya (S2P) sehingga makna Human Resources sejak awal
bertransformasi menjadi Human Capital. Kunci dari Human Capital di PT. Sumber Segara
Primadaya (S2P) adalah manajemen interaksi dengan kekuatan empati yang menilai serta
menyerap respon secara verbal dan non-verbal. Human Capital menekankan kerjasama
sebagai sharing sehingga terwujud suatu sinergi, bukan sekedar bekerja sama.
2.5.4 Kebijakan Perusahaan
NEON EXC
INTEGRITY : Integritas menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh seluruh
tingkatan manajemen dalam perusahaan
TEAMWORK : Kerjasama dalam tim untuk mengoptimalkan kinerja karyawan
dalam setiap aktifitas perusahaan
COMMITMENT: Komitmen perseorangan dan organisasi untuk memenuhi
segala peraturan dan persyaratan yang berlaku
INNOVATION : Pengembangan ide, pengetahuan, dan perbaikan secara
berkesinambungan
EFISIEN : Efisien dalam operasi untuk mengoptimalkan sumber daya
EXCELENCE : Mengutamakan kualitas / mutu hasil operasi dan berorientasi
untuk pencegahan pencemaran lingkungan, kecelakaan, dan
penyakit kerja.

2.5.5 Kapasitas Produksi PLTU Cilacap 2 x 300 MW


PLTU Cilacap memiliki kapasitas produksi yang dijelaskan pada keterangan berikut :
1. Kapasitas produksi : 2 x 300 MW
2. Pemakaian sendiri : ± 10 % per unit
3. Kebutuhan bahan bakar : 152 ton/jam batu bara
4. Jalur interkoneksi : Interkoneksi jalur selatan pulau jawa
5. Titik transmisi : GI. Semen Nusantara, GI. Rawalo 1,
GI Rawalo 2 dan GI Kalibakal
BAB 3

LANDASAN TEORI

3.1 Proses Produksi Listrik pada PLTU


PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena
efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU merupakan
mesin konversi energi yang mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.
PLTU adalah pembangkit tenaga listrik yang dihasilkan dari eksitasi turbin uap. Pada
prinsipnya memproduksi listrik dengan sistem tenaga uap adalah dengan mengambil energi
panas yang terkandung didalam bahan bakar, untuk memproduksi uap kemudian dipindahkan
ke dalam turbin, uap yang dipindahkan kedalam turbin tersebut akan merubah energi panas
yang diterima menjadi energi mekanis dalam bentuk gerak putar. Gerakan putar ini kemudian
dikopel dengan generator yang akhirnya dapat menghasilkan energi listrik, untuk Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) energi panas dalam bahan bakar tidak langsung diberikan ke
turbin, akan tetapi terlebih dahulu diberikan ke dalam steam generator atau disebut juga
Boiler/Ketel Uap.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu:
 Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk
uap bertekanan dan temperatur tinggi

 Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.

 Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.


Gambar Proses konversi energi pada PLTU
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus
tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya
secara singkat adalah sebagai berikut:
 Pertama, air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil
pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.

 Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan
untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.

 Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi
listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan, sehingga ketika
turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator.

 Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air
kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.

 Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang seperti yang
digambarkan oleh gambar dibawah ini
Gambar Siklus rankine ideal PLTU
Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan dengan diagram T – s
(Temperatur – entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus rankine ideal. Adapun urutan
langkahnya adalah sebagai berikut :

Gambar Diagram T-s siklus rankine


1. a – b : Air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah langkah kompresi
isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.

2. b – c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik didih.


Terjadi di LP heater, HP heater dan Economiser. .

3. c – d: Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising
(penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler yaitu di wall tube
(riser) dan steam drum.

4. d – e: Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur kerjanya menjadi
uap panas lanjut (superheated vapour). Langkah ini terjadi di superheater boiler
dengan proses isobar.

5. e – f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun. Langkah ini
adalah langkah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.
6. f – a : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat. Langkah
ini adalah isobar isothermis, dan terjadi didalam kondensor.

3.2 Modifikasi Siklus PLTU


Untuk meningkatkan efisiensi dari sebuah pembangkit, maka diperlukan modifikasi
dari siklus. Modifikasi siklus yang umum digunakan adalah reheat (pemanasan ulang) dan
Regenerasi (regenerative feed water heating).
 Siklus Rankine dengan Reheat

Gambar 3.4 Modifikasi siklus rankine dengan reheat

Modifikasi siklus rankine dengan reheat memanfaatkan uap yang terbuang dari turbin
yang masih memiliki temperatur yang tinggi. Terdapat dua jenis turbin yang digunakan pada
siklus ini, yakni turbin tekanan tinggi dan turbin tekanan rendah. Uap yang keluar dari turbin
tingkat 1 (turbin tekanan tinggi) tidak dikondensasikan pada kondensor, namun dikembalikan
lagi ke boiler. Uap ini masih memiliki temperatur yang tinggi sehingga dipanaskan ulang di
boiler dan diekspansikan ke turbin tingkat 2 (turbin tekanan rendah) dan uap yang dihasilkan
dari turbin tingkat 2 dikondensasikan pada kondensor.
 Siklus Rankine dengan Regenerasi

Modifikasi siklus rankine dengan regenerasi digunakan untuk memanaskan air yang
akan dimasukan ke dalam boiler. Sehingga pada saat masuk ke dalam boiler air memiliki
temperatur yang cukup tinggi, bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan air
berkurang. Terdapat dua jenis modifikasi siklus rankine dengan regenerasi yakni open feed
water heater dan close feed water heater.

Gambar 3.5 Siklus rankine regenerasi dengan satu open feed water heater

Pada siklus ini, uap dari boiler diekspansikan ke turbin pada tingkat keadaan 1 menjadi
tingkat keadaan 2, pada tingkat keadaan 2 uap dari turbin dicerat dan dimasukkan kedalam
open feed water heater yang digunakan untuk memanaskan air yang ada di feed water heater,
sisa uap diekspansikan kembali ke turbin pada tingkat keadaan 3, dan uap dari turbin
dikondensasikan di kondensor pada tingkat keadaan 4. Air yang ada di kondensor dipompa ke
dalam open feedwaterheater dan bercampur dengan uap dari ceratan turbin,sehingga air
memiliki peningkatan temperature. Air telah mengalami peningkatan temperatur kemudian
dipompa ke boiler.
Gambar Siklus rankine regenerasi dengan satu close feed water heater
Close feed water heater berbentuk shell and tube. Uap dengan temperatur dan tekanan
yang tinggi diekspansikan ke turbin pada tingkat keadaan 1 menjadi tingkat keadaan 2. Uap
turbin ini diekstraksikan ke dalam close feed water heater untuk memanaskan fluida yang
dipompa dari kondensor. Kondisi cair jenuh hasil uap turbin disalurkan ke kondensor. Air
yang ada di kondensor dipompa ke dalam close feed water heater dan dipanaskan oleh uap
dari turbin,sehingga air memiliki peningkatan temperatur dan air ini kemudian dipompa ke
dalam boiler.
Perbedaan utama antara open feed water heater dan close feed water heater adalah,
pada open feed water heater uap yang memiliki temperatur tinggi bercampur dengan air dari
kondensor yang ada pada feed water heater. Sedangkan pada close feed water heater uap
panas dari turbin tidak tercampur dengan air dari kondensor yang ada pada feed water heater,
karena close feed water heater memiliki bentuk shell and tube, sehingga hanya terjadi proses
perpihanan panas antara uap ceratan turbin dan air dari kondensor, fluida panas terpisah
dengan fluida dingin.Close feed water heater dalam hal ini bisa disebut sebagai Heat
Exchanger.
3.3 Transformator
Transformator tenaga adalah peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengkonversi
daya listrik dari satu nilai menjadi nilai yang lainnya. Pada dasarnya, transformator tenaga ini
mempunyai keandalan kerja yang tinggi dan umur kerja yang panjang bila dirawat secara
teratur. Untuk itu diperlukan pemeliharaan atau perawatan yang teratur untuk menjaga
keandalan transformator dan meminimalisir terjadinya kerusakan dan kegagalan pada
transformator.
Bagian-bagian dari transformator adalah sebagai berikut :
a. Bagian utama :
1. Inti Besi
2. Kumparan Transformator
3. Minyak transformator
4. Bushing
5. Tangki konservator

b. Peralatan Bantu :
1. Pendingin
2. Tap changer
3. Alat Pernapasan
4. Indikator-indikator

c. Peralatan Proteksi
1. Rele bucholtz
2. Pengaman tekanan lebih
3. Rele sudden pressure
4. Rele pengaman tangki

d. Peralatan tambahan
1. Pemadam kebakaran
2. Rele differensial
3. Rele over current
4. Rele hubung tanah
5. Rele thermis
6. Arrester

3.4 Pemeliharaan Transformator

Maintenance peralatan listrik tegangan tinggi adalah kegiatan untuk menjaga dan
mempertahankan suatu peralatan listrik agar tetap bekerja dengan baik dan sesuai
dengan fungsinya sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan yang dapat
menyebabkan terjadinya kegagalan peralatan.
Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi yaitu :
• menjamin kontinuitas penyaluran tenaga listrik,
• meningkatkan keandalan dan efisiensi peralatan,
• memperpanjang umur peralatan,
• mengurangi resiko terjadinya kerusakan dan kegagalan peralatan,
• meningkatkan keamanan peralatan,
• mengurangi lama waktu gangguan akibat terjadinya gangguan.
Menurut jenisnya, maintenance dapat dibedakan menjadi 4 macam, yatu :
• Predictive maintenance
• Preventive maintenance
• Corrective maintenance
• Breakdown maintenance

Sedangkan yang kita bahas disini adalah tentang preventve maintenance trafo. Berdasarkan
Suplemen SE032, menurut kondisi trafo, preventive maintenance trafo dibagi menjadi 2,
yaitu :
• Online Preventive Maintenance
Online preventive maintenance adalah pemeliharaan transformator saat transformator
beroperasi yang dapat dilakukan secara rutin yaitu setiap hari atau setiap minggu.
• Offline Preventive Maintenance
Offline maintenance transformator adalah pemeliharaan transformator yang dilakukan
ataupun diharuskan pada saat transformator dalam keadaan offline/mati.

3.4.1 Online Preventive Maintenance Transformator


Online preventive maintenance yang dilakukan pada transformator tenaga berupa
pangamatan secara visual yang dapat dilakukan setiap hari atau setiap minggunya dalam
keadaan transformator sedang beroperasi. Dalam pemeliharaan ini, pengamatan visual
terhadap keadaan
bagian-bagian transformator dengan menggunakan alat thermograph. Alat ini berupa kamera
infra merah yang dapat mendeteksi suhu di dalam bagian-bagian transformator yang tidak
bisa disentuh karena bagian tersebut bertegangan. Sehingga bila terdapat kenaikan suhu yang
abnormal di dalam bagian-bagian transformator akan dapat terdeteksi dan dapat segera
dilakukan pemeriksaan dan tindakan pencegahan.
3.4.2 Offline Preventive Maintenance Transformator
Offline maintenance transformator adalah pemeliharaan transformator yang dilakukan
ataupun diharuskan pada saat transformator dalam keadaan offline/mati. Hal ini dikarenakan,
apabila dilakukan dalam kondisi online dapat membahayakan orang-orang atau pekerja yang
berada di sekitar trafo dan juga dapat membahayakan trafo itu sendiri (menyebabkan
kerusakan)
Offline Maintenance Transformator dilaksanakan dengan 3 tahap, yaitu :
1. Pemeriksaan visual
2. Pengujian karakteristik
3. Pengujian kerja dari alat bantu
4. Pemeriksaan Tahanan Pentanahan
1. Pemeriksaan Visual
Pemeriksaan visual memiliki tujuan sebagai berikut :
 Pengecekan perlengkapan yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi
 Pengecekan semua perlengkapan dalam kondisi baik, secara fisik tidak ada kelainan,
misalnya berkarat, pecah ataupun retak/terkelupas.
 Pengecekan semua peralatan sesuai dimensinya
Bagian-bagian trafo yang dilakukan pemeriksaan visul antara lain :
 Pencatatan Nameplate
 Tangki dan Radiator
 Pengaman Tekanan lebih dan Konservator
 Termometer
 Panel Trafo
 Pondasi
2. Pengujian karakteristik

A. Pengukuran tahan isolasi


Pengukuran tahanan isolasi belitan trafo adalah pengukuran dengan suatu alat ukur
insulation tester (megger) untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi
belitan/kumparan trafo tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan
(case) maupun antara belitan primer dan sekunder.

Gambar 1 Pengukuran tahan isolasi Untuk membandingkan hasil pengukuran maka


digunakan tabel standar.Dari situ kita dapat menentukan kondisi dari trafo

B. Pengujian Tahanan DC pada Transformator


Kumparan trafo merrupakan gulungan dari konduktor sehingga pada trafo terdapat
impedansi yang terdiri dari XL dan R. Untuk mengetahui kondisi kumparan masih baik atau
tidak dapat dengan mengukur nilai R nya. Pengukuran nilai R hanya dapat diukur
menggunakan sumber arus DC. Pengujian Tahanan DC ini dimaksudkan untuk :
1. Mengetahui besarnya tahanan DC pada kumparan trafo untuk setiap fasa
2. Mengetahui besar tahanan DC dibandingkan antar fasa ada perbedaan atau tidak
3. Mengetahui kondisi sambungan sambungan pada belitan masih baik atau tidak
Gambar 2 MicroOhmMeter

C. Tangent Delta Test


Tangent Delta Test adalah pengujian transformator yang bertujuan untuk mengetahui nilai
dari Faktor daya elektri dan kehilangan daya elektrik. Alat uji yang digunakan untuk
mengetahui kehilangan daya elektri dan faktor daya elektrik adalah multiAmp CB 100 dan
Tettex 2858.
 Pada multi amp teganan uji yang digunakan adalah 30 VAC. Hasil uji yang diketahui
dari alat ini adalah Tan δ dan kapasitansi
 Pada alat uji Tettex tegangan uji yang digunakan mencapai 12 kV. Hasil uji yang
diketahui dari alat tersebut adalah Tan δ, kapasitansi, arus bocor dan daya losses
Gambar 3 Alat uji Tettex

D. Ratio Test
Prinsip kerja transformator adalah mentransformasikan daya atau besaran listrik
lainnya. Ratio yang dibandingkan adalah nilai awal (factory report) dengan nilai pengujian
akhir. Sehingga dapat diketahui ratio dari alat listrik tersebut masih sesuai atau tidak.

Gambar 4 Uji Ratio Test


E. Pengujian Tegangan Tembus Minyak Isolasi Trafo
Pengujian tegangan tembus adalah suatu pengujian dimana minyak trafo diberi
tegangan pada frekuensi sistem pada 2 elektroda yang diletakkan di dalam minyak isolasi.
Pengujian minyak trafo dilakukan hanya mengambil contah/sample secukupnya, kemudian
biarkan alat uji yang bekerja.

Gambar 5 Alat Uji Isolasi minyak

Berikut adalah tabel nilai standar dari isolasi minyak :

F. Pemeliharaan Bushing
Semua bushing teganga tinggi diperiksa secara periodik dengan interval tidak boleh lebih
dari 2 tahun. Pemeriksaan diutamakan adalah pengukuran power faktor. Pemeliharaan
bushing dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
 Pemeriksaan Visual
 Penggantian Minyak Isolasi

G. Pemeliharaan OLTC
Pemeliharaan Preventive OLTC dibedakan menjadi 2 macam yaitu rutin dan periodik.
Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada uraian dibawah ini :

A. Rutin :
 Pemeriksaan visual
 Pemantauan Kerja
 Pembersihan dan pelumasan
 Pengukuran sistem AC/DC
 Pengujian minyak

B. Periodik
 Penggantian minyak isolasi
 Pengujian sistem proteksi dan indikator
 Pemeriksaan selektor, diverter switch, dan transisi resistor
 Pemeriksaan kontrol mekanik, limit switch, dan indikator
 Pengujian operasi lokal-remote

3. Pengujian Kerja Alat Bantu


Beberapa alat bantu dan cara pemeliharaannya :
1. Rele Bucholtz/Rele Jansen/Sudden Pressure
Membersihkan rele, periksa apakah ada kebocoran pada gasketnya. Lakukan pengujian
kerja rele tiap periode waktu tertentu
2. Termometer
Pemeliharaan visual, membersihkan termometer dan periksa kodisi gasket. Lakukan uji
kalibrasi serta uji fungsi sekitar setahun sekali.
3. Pendingin Trafo
Membersihkan kipas, mengencangkan baut, dan memeriksa motor apakah masih bekerja
dengan baik atau tidak
4. Pompa Sirkulasi Minyak
Melakukan uji kerja motor, membersihkan raiator dan memeriksa gland kabel apakah ada
kebocoran.

4. Pengukuran Tahanan Pentanahan


Sistem pentanahan pada transformator adalah salah satu bagian yang sering terkena
arus gangguan, tentu saja karena memang fungsinya sebagai penerus arus lebih. Oleh
karenanya perlu
dilakukan pengecekan apakah ada yang kendor dan nilai tahanan tanahnya berubah.
Kencangkan kembali apabila kendor dan kembalikan nilai tahanannya sesuai dengan standar.

Gambar 6 Alat pengukuran tahanan pentanahan

BAB 4
PENUTUP

Kesimpulan

1. PLTU mempunyai sistem / siklus aliran, yaitu meliputi: siklus air dan uap, siklus
udara dan gas, pembakaran, siklus bahan bakar, siklus air pendingin, siklus minyak
pelumas, siklus penyaluran tenaga listrik
2. Transformator terdiri dari : Bagian Utama, Peralatan Bantu, Peralatan Proteksi,
Peralatan tambahan untuk Pengaman Transformator
3. Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi diperlukan untuk mempertahankan
kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya
sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan

Saran
1. Perbaikan terhadap alat-alat proses produksi tenaga listrik yang sudah rusak atau
sudah tidak layak pakai harus segera diperbaiki agar proses produksi tenaga listrik
tidak berkurang atau terhambat.
2. Perawatan terhadap alat-alat proses produksi tenaga listrik sudah baik, harus
dipertahankan dan ditingkatkan.
3. Dalam melaksanakan pemeliharan transformator harap mengikuti prosedur dan
memperhatikan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Anda mungkin juga menyukai