Disusun Oleh :
Muhammad Daffa Alif Purnama 02111840000110
Dimas Dwi Saputra 02111840000018
Disusun Oleh :
Muhammad Daffa Alif Purnama 02111840000110
Dimas Dwi Saputra 02111840000018
Menyetujui,
Disusun oleh :
Pelaksana Kerja Praktik
Menyetujui,
Pembimbing Lapangan
PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang dilaksanakan pada 30
Agustus – 30 September 2021 di PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng. Kerja praktek
ini merupakan bagian dari kurikulum Departemen Teknik Mesin ITS. Tujuan dari
kerja praktek ini adalah untuk menerapkan dan mengembangkan pengetahuan yang
didapatkan di bangku kuliah. Penulisan laporan ini didasarkan pada pengamatan
serta didukung oleh teori dan literatur yang tersedia.
Pada kesempatan kali ini, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak atas terselesaikannya laporan kerja praktek ini, khususnya kepada :
1. Bapak Puguh Wintoro, selaku General Manager PT. Geo Dipa Energi Unit
Dieng
2. Bapak Kiap Wicaksono, selaku Steam Field Manager PT. Geo Dipa Energi
Unit Dieng
3. Bapak Ndaru Dwiyatmoko M, selaku pembimbing lapangan selama kerja
praktek di Divisi Steam Field PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng
4. Bapak Dr. Ir. Atok Setiawan, MEng.Sc., selaku Ketua Departemen Teknik
Mesin FT-IRS ITS.
5. Bapak Ari Kurniawan Saputra, ST. MT, selaku dosen pembimbing kami di
Departemen Teknik Mesin FT-IRS ITS.
6. Semua pihak yang telah memberikan semangat dan banyak membantu
hingga terselesaikannya laporan KP ini.
Kami selaku penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak
kekurangan. Kami berharap laporan kerja praktek ini dapat memberikan manfaat
terutama bagi pihak PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng dan rekan-rekan mahasiswa.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Jam Kerja Karyawan Non Shift PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng
............................................................................................................................... 10
Tabel 1. 2 Jam Kerja Karyawan Shift PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng ...... 10
Tabel 4. 1 Corrosion Of MPY With Equivalent Metric-Rate Expression ..... 31
Tabel 4. 2 Type Olympus 38DL PLUS yang digunakan ................................. 33
Tabel 4. 3 Beberapa Jenis Kerusakan Pipa dan Mekanismenya .................... 35
Tabel 4. 4 Nilai Allowable Stresses ASME B31.3 ............................................. 36
Tabel 5. 1 Data HCE A-1 .................................................................................... 39
Tabel 5. 2 Data HCE A-2 .................................................................................... 40
Tabel 5. 3 Data HCE B-2 .................................................................................... 41
Tabel 5. 4 Data Standard untuk Pengukuran Remaining Life ....................... 42
Tabel 5. 5 Hasil Perhitungan HCE A-1 ............................................................. 44
Tabel 5. 6 Hasil Perhitungan HCE A-2 ............................................................. 45
Tabel 5. 7 Hasil Perhitungan HCE B-2 ............................................................. 47
BAB I
PENDAHULUAN
Tabel 1. 2 Jam Kerja Karyawan Shift PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng
No Hari Shift Keterangan
1 1 07.30 - 15.30
2 Senin - Minggu 2 15.30 - 23.30
3 3 23.30 - 07.30
Penempatan pelaksanaan kerja praktek mahasiswa oleh perusahaan adalah di
departemen Divisi Steam Field atau pengoperasian sisi hulu dari sistem produksi
geothermal. Departemen ini bertanggung jawab mulai dari bagian perencanaan,
evaluasi teknis, bagian operasi, bagian geosains dan teknik produksi.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAN
maka pada tahun 1998 California Energy Ltd. Menggugat PT. PLN (persero)
melalui Mahkaman Arbitrase Internasional pada tahun 2000 dan dimenangkan oleh
HCE. Setelah sengketa HCE selesai, untuk sementara klaim California Energy Ltd.
Ini dibayar oleh Overseas private Investment Cooperation (OPIC) dan kepemilikan
saham mayoritas proyek di PLTP Dieng dipegang oleh OPIC. Kemudian Menteri
Keuangan Republik Indonesia melalui surat No.S.346/MK02/2001 tanggal 4
September 2001 menunjuk PT.PLN (Persero) untuk menerima dan mengelola aset
Dieng Patuha.
Melalui surat perjanjian kerjasama antara Direksi PT.PLN (Persero) dengan
Direksi PT.Pertamina (Persero) No. 066-1/C00000/2001 tanggal 14 September
2001 membentuk Badan Pengelola Dieng Patuha (BPDP) yang bertugas untuk
melakukan persiapan serta pengelolaan rekomisioning PLTP unit 1 berkapasitas 60
MW serta merawat asset Dieng Patuha. Sejak tanggal 1 Oktober 2002 BPDP
dibantu existing employee, HCE, serta mitra usaha lainnya untuk melaksanakan
kegiatan rekomisioning tersebut dengan memperbaiki hampir seluruh peralatan
yang ditinggalkan California Energy Ltd. serta membangun rock muffer dan
mengamati steam purifier sehingga proyek Dieng yang selama ini terbengkalai
mampu beroperasi kembali dan menghasilkan listrik dari sumber daya panas bumi
ke sistem interkoneksi terpadu Jawa-Madura-Bali.
Sejak tanggal 4 September 2002 PT. Geo Dipa Energi mulai berperan dalam
pengelolaan asset Dieng Patuha PT. Geo Dipa Energi merupakan anak perusahaan
dari dua BUMN terbesar di Indonesia, yaitu PT. Pertamina (Persero) dengan saham
67% dan PT. PLN (Persero) dengan saham sebesar 33% yang didirikan pada
tanggal 5 Juli 2002. Selanjutnya pada tahun 2011 PT. Geo Dipa Energi ditetapkan
sebagai BUMN melalui PP No.62/2011. Kemudian pada tahun 2014 Geo Dipa
Enegi mengoperasikan PLTP Patuha unit 1 dengan kapasitas 60 MW. Pada tahun
yang sama PT. Geo Dipa Energi mendapat penegasan sebagai pengelolaan secara
penuh area Patuha terhitung mulai Januari 2007 melalui Peraturan Menteri ESDM
No. 2192.K/30/ MEM/2014.
2.1 2 Profil Perusahaan
PT. Geo Dipa Energi merupakan perusahaan dengan jenis badan hukum
Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang pembangkit listrik tenaga panas bumi.
PT. Geo Dipa Energi merupakan perusahaan BUMN. PT. Geo Dipa Energi
memiliki tiga lokasi perusahaan, yaitu Jakarta (kantor pusat), Bandung (produksi),
dan Dieng (produksi). PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng terletak di Jalan Raya Dieng
Batur, Wonosobo, Jawa Tengah. Logo yang digunakan oleh setiap unit perusahaan
berbeda-beda. Hal yang membedakan adalah adanya keterangan unit di bawah
tulisan Geo Dipa Energi. PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng akan menggunakan
keterangan Unit Dieng seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut:
3) Perbaikan berkesinambungan
4) Berpikir di luar kebiasaan
2 Integrity: Bersikap jujur dan terpercaya dalam segala pemikiran,
perkataan dan tindakan.
1) Dapat terpecaya dan diandalkan
2) Bekerja dengan etos kerja
3) Kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi
4) Memberikan umpan balik yang jujur dan terbuka
3 Goal Oriented: Berkomitmen untuk mencapai keunggulan dalam segala
hal yang kami lakukan dan bersikap penuh semangat untuk mencapai
hasil yang melebihi harapan.
1) Orientasi terhadap hasil
2) Penuh inisiatif dan proaktif
3) Memiliki Sense of Urgency
4) Mendorong diri untuk selalu melebihi yang diharapkan
4 Honour: Bertekad untuk dikagumi atas kinerja berkelas dunia melalui
profesionalisme dan sikap saling menghormati.
1) Menjadi role model
2) Menjalankan apa yang dikatakan
3) Memegang teguh komitmen
4) Bertanggung jawab
5 Teamwork: Percaya akan kekuatan sinergi dan komunikasi untuk
membangun tim yang unggul.
1) Kolaborasi antar departemen
2) Peduli dan berempati
3) Rasa memiliki yang kuat
4) Persatuan yang kuat.
2.4 Struktur Organisasi
Adapun Struktur Organisasi PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng secara
keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 2.3. Secara keseluruhan PT. Geo Dipa
Energi Unit Dieng dipimpin oleh seorang Direktur Utama. Selanjutnya Direktur
Utama membawahi Direktur Operasi & Pengembangan Niaga, Direktur Keuangan
dan Direktur Umum & SDM. BOD atau singkatan dari Board of Director adalah
jajaran dewan direksi pusat yang akan melahirkan business plan dan surat
keputusan direksi untuk jabatan General Manager. General Manager PT. Geo Dipa
Energi Unit Dieng langsung membawahi beberapa jabatan, yaitu HSE Manager,
Steam Field Manager, Power Plant Manager, Maintenance Manager, HC & Finance
Manager, dan Procurement Superintendent.
BAB III
KONDISI EXISTING PERUSAHAAN
e) Bypass Valve
Bypass valve berfungsi untuk mengalirkan fluida dua fasa langsung ke
AFT. Valve ini berfungsi untuk mengetahui kebersihan fluida sebelum
dialirkan ke separator. Fluida dianggap bersih apabila asap yang keluar dari
silencer/AFT sudah tidak mengeluarkan titik-titik air dan brine yang keluar
dari silencer sudah jernih.
f) Separator
Separator berfungsi untuk memisahkan dua fasa yaitu fasa uap dan fasa
air yang berada di wellpad. Hal ini bertujuan sebagai efisiensi pemisahan
fluida dan penurunan tekanan yang kecil selama di separator untuk
mencegahnya terjadinya endapan dan korosi di turbin serta menghasilkan
output listrik yang tinggi. Persentase pemisahan yang terjadi di separator
yaitu 40% uap dan 60% air.
g) Block Valve
Block valve berfungsi untuk mencegah terjadinya aliran dalam pipa.
Block valve yang digunakan berukuran 8”- 300” sebelum dan sesudah LVC,
block valve PCV berukuran 3”- 300” yang terletak antara PCV dan
separator.
h) Dump Valve
Dump valve berfungsi untuk mengatur ketinggian level brine pada
separator, jika aliran brine sudah mencapai level maksimal yang ditentukan
maka valve akan membuka secara otomatis.
i) Atmospheric Flash Tank (AFT)
AFT berfungsi untuk meredam suara aliran brine hasil pemisahan dari
separator serta meminimalisir terjadinya carry over (menyemburnya rintik
rintik brine ke udara karena tekanan tinggi) melalui struktur baja plat besi
melingkar di dalamnya. Hala ini bertujuan untuk menahan tekanan
berkekuatan tinggi yang menyebabkan menyemburnya brine tersebut.
j) Weirbox
Weirbox berfungsi untuk mengetahui laju alir fluida produksi dan
kualitas dari fluida secara kasar. Jenis wierbox yang digunakan di PT.Geo
Dipa Energi Unit Dieng yaitu rectangular weirbox.
k) Parit/Kanal
Parit diharapkan dapat mengalirkan brine ke balong untuk penurunan
suhu dan bersih dari pembentukan silika.
l) Pond/Balong
Balong digunakan untuk menampung brine atau fasa cair yang
merupakan dari hasil kerja separator yang dikeluarkan dari dump valve.
Brine yang dikeluarakan akan menjadi cold brine yang kemudian akan
disalurkan dari semua PAD menuju sumur injeksi.
m) Steam Line Dan Brine Line
Pipa ini digunakan untuk mendistribusikan uap ke power plant dan
mendistribusikan brine menuju sumur injeksi. Pipa steam line diisolasi guna
mengurangi kehilangan panas dan terjadi penurunan tekanan akibat suhu
lingkungan yang memungkinkan terbentuknya kondensat.
n) Acid Pump
Acid pump berfungsi untuk memompakan asam ke dalam pipa aliran
melalui hot line brine setelah separator sebelum pump valve. Namun, ada
juga yang dialirkan sebelum separator. Asam yang digunakan yaitu H2SO4,
yang bertujuan untuk menjaga pH berkisar antara 4,7 - 5,2 agar mencegah
terjadinya pengendapan silika di dalam pipa yang dapat menghambat
proses.
o) Seal Water Pump
Seal Water Pump berfungsi memompakan air ke dalam pipa alir yang
dipasangkan secara paralel dengan acid pump untuk pengenceran asam
p) Compresor
Compresor berfungsi untuk menaikkan tekanan suatu gas dengan cara
menurunkan volume, untuk suplly udara bertekanan di sistem penumatik
pada dump pump, serta menjaga tekanan sistem agar tetap berada pada
tekanan kerjanya. Di setiap wellpad, compresor bekerja berada di tekanan
8,2 - 8,8 bar.
q) Condensate Drain Pot (CDP)
CDP dipasang sepanjang steam line menuju power plant yang berfungsi
untuk membuang uap yang terkondensasi menjadi fluida yang terbawa
maupun terbentuk pada steam line. Sehingga, sepanjang steam line dipasang
glaswool agar panas tidak mudah keluar sehingga suhu uap tetap panas dan
mengurangi kondensasi.
r) Brine Pump
Brine pump berfungsi untuk mengalirkan brine hasil pemisahan dari
separator ke balong.
s) Booster Pump
Booster pump digunakan untuk menaikkan tekanan brine yang
dipasang secara seri dengan brine pump. Pompa ini hanya digunakan jika
tekanan discharge dari brine pump tidak mencukupi.
t) Sumur Injeksi
Sumur injeksi digunakan untuk mengembalikan atau menginjeksikan
air sisa limbah produksi yang sudah tidak digunakan kembali ke dalam perut
bumi. PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng memiliki 8 sumur injeksi.
3.1 2 Komponen Pembangkit (Power Plant)
Komponen pembangkit yaitu peralatan ataupun konstruksi yang berkaitan
dengan proses pembangkit tenaga dari uap yang dihasilkan.
a) Rock Muffer
Rock muffer digunakan untuk menjaga tekanan uap yang dihasilkan
oleh sumur produksi untuk selanjutnya diteruskan ke komponen lain.
Tekanan yang harus dijaga yaitu 8,5 bar dan jika keadaan tekanan uap pada
pipa utama melebihi yang sudah diatur, maka rock muffler akan secara
otomatis membuang uap. Selain itu, rock muffler digunakan untuk meredam
kebisingan yang terjadi pada saat pengeluaran asap.
b) Pressure Control Valve (Pcv)
Pressure control valve digunakan untuk membuka ketika tekanan yang
masuk ke PCV lebih besar dari tekanan yang telah diatur dan begitu juga
sebaliknya.
c) Safety Valve
Safety valve berfungsi untuk membuang kelebihan uap yang ada pada
pipa uap.
d) Scrubber
Scrubber mempunyai fungsi yang sama dengan separator, yaitu untuk
memisahkan dua fasa yang terbawa oleh steam line untuk memastikan
kembali uap yang tidak membawa kondesat. Kondensat yang dipisahkan
akan menuju balong dan uapnya akan dialirkan ke demister.
e) Demister
Demister digunakan untuk mengeliminasi butir butir air yang terbawa
oleh uap dari sumur-sumur panas bumi. Demister ini dipasang pada jalur
uap utama setelah alat pemisah akhir yang ditempatkan pada bangunan
rangka besi yang sangat kokoh dan terletak di luar gedung pembangkit.
f) Main Stop Valve
Main stop valve berfungsi untuk membuka dan menutup aliran uap
yang akan masuk ke control valve sebelum menuju turbin.
g) Control Valve dan Stop Valve
Control valve berfungsi untuk mengalirkan uap menuju pipa yang
ujungnya berhubungan langsung dengan turbin uap. Setelah keluar dari
main stop valve, maka uap kering dengan tekanan 9,8 bar akan melalui
control valve karena uap tersebut akan dialirkan menuju pipa yang mana
kedua ujung akan berhubungan langsung dengan turbin uap.
h) Steam Turbin
Steam turbin berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung
dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Turbin
yang digunakan daya sebesar 60 MW dengan putaran 3000 rpm.
i) Generator
Generator berfungsi untuk menghasilkan listrik dari putaran turbin.
Generator yang digunakan berkapasitas 60 MW dengan tegangan keluar
sebesar 15 kV serta memiliki frekuensi sebesar 50-60 Hz. Namun, saat ini
hanya mampu memproduksi 40-45 MW dikarenakan penurunan jumlah uap
yang masuk.
j) Transformator
Transformator berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan.
Transformator menaikkan tegangan jika mengirimkan produksi listrik ke
Sesaat memasuki separator, uap dan brine akan terpisah karena adanya
perbedaan massa jenis. Uap akan naik ke atas menuju pipa yang berada pada atas
separator dan brine akan turun kebawah menuju pipa brine yang letaknya berada
pada bawah separator. Brine yang dihasilkan memiliki ph sekitar 6-7 yang
berpotensi membentuk silika dan mengalami proses scaling apabila terjadi
penurunan tekanan dan temperatur.
Untuk memperlambat proses scaling, dilakukan proses penginjeksian dengan
larutan asam sulfat dengan PH 4,7-5,2. Pipa ini akan mengalirkan brine menuju
AFT (Atmospheric Flash Tank) untuk menurunkan suhu brine yang tadinya 180℃-
190℃. Brine saat di AFT akan mengalami flashing sehingga terbentuk uap yang
akan terbuang langung ke udara dan brine akan mengalir ke canal yang kemudian
akan dialirkan menuju pond. Pengaliran brine ke canal bertujuan untuk
menurunkan temperatur dan memberikan akses kepada silika untuk membentuk /
memadatkan diri. Air pada pond akan dialirkan menuju sumur injeksi menggunakan
booster pump.
Steam dari separator akan dialirkan menuju power plant, namun ada
kemungkinan terjadinya pembentukan kondensat karena adanya penurunan suhu
sehingga digunakan CDP (Condensate Drop Port). Terdapat 47 CDP yang
digunakan pada unit Dieng. Kondensat terbanyak ditemukan pada low
point sehingga disediakan tangki air pengumpul kondensat untuk dialirkan menuju
canal sehingga bisa dinjeksikan kembali.
Sebelum steam diolah di power plant, steam akan dialihkan melewati rock
muffler terlebih dahulu sebagai tempat pembuangan uap apabila terdapat kelebihan
tekanan pada jalur pipa steam line terhadap tekanan inlet turbin. Jika ada tekanan
berlebih maka valve pada rock muffler akan terbuka dan uap akan terbuang, jika
tekanan sudah aman kembali maka valve akan tertutup dan aliran steam bisa
dilanjutkan menuju power plant.
3.2 2 Proses Power Plant
Steam line yang berasal steam field setelah melewati rock muffler, akan
masuk ke scrubber untuk memisahkan sisa sisa fluida cair, kondensat yang terpisah
akan menuju pipa kondensat dan dialirkan menuju mainplant condensate tank yang
berfungsi sama seperti AFT, kemudian menuju pond untuk kembali diinjeksikan.
Uap yang keluar dari scrubber akan menuju demister sebagai penyaringan terakhir
untuk memastikan uap tidak membawa partikel-partikel pengotor dengan cara cara
menyaring dengan jaring-jaring. Diharapkan steam sudah bersih ketika memasuki
inlet turbin agar performa turbin tetap terjaga.
Spesifikasi turbin yang digunakan pada Geo Dipa Unit Dieng menggunakan
model double flash. Uap yang dialirkan ke turbin akan terbagi menjadi dua jalur
untuk menggerakkan turbin dari dua sisi. Sebelum masuk ke dua jalur terdapat
valve yang digunakan untuk mengamankan seluruh proses yang ada pada turbin
ketika terdapat uap tekanan terlebih yang tidak bisa diatasi oleh rock muffler.
BAB IV
DASAR TEORI
lingkungan tempat material logam tersebut berada sehingga usia pakai material
logam tersebut dapat bertahan dengan jangka waktu yang cukup lama.
Ketahanan laju korosif adalah ketahanan suatu material pipa dalam
menghadapi peristiwa korosi pada suatu kondisi tertentu dapat menghasilkan laju
korosi yang berbeda-beda, oleh sebab itu perlu digolongkan kedalam suatu
pembagian berdasarkan nilai laju korosi yang terjadi pada material pipa tersebut.
Proses pembagian tersebut dapat mempermudah dalam mengetahui kondisi
material pipa yang sebenarnya dilapangan.
Tabel 4. 1 Corrosion Of MPY With Equivalent Metric-Rate Expression
Relative
Corrosion Mpy mm/yr µm/yr Nm/h Pm/s
Resistance
Outstanding <1 <0.02 <25 <2 <1
Excelent 1–5 0.02 – 0.1 25 – 100 02 - 10 1-5
Good 1-5 0.1 – 0.5 100 - 500 10 - 50 20 - 50
Fair 20 – 50 0.5 – 1 500 – 1000 50 – 150 20 – 50
Poor 50 – 200 01 – 5 1000 – 5000 150 – 500 50 – 200
Unacceptable 200+ 5+ 5000+ 500+ 200+
h) Gas bertekanan tinggi yang lebih besar dari 150 psig seperti Ghe, GH2, GOX,
GN2, dan HPA.
Sistem perpipaan rentan terhadap berbagai jenis kerusakan oleh beberapa
mekanisme kerusakan. Berikut adalah jenis dan tipikal mekanisme kerusakan yang
terjadi pada perpipaan
Tabel 4. 3 Beberapa Jenis Kerusakan Pipa dan Mekanismenya
jenis catatan dijelaskan untuk membantu para inspektur dalam memenuhi perannya
mengimplementasikan API 570.
4.2.3 Standar ASME B31
Standar ASME B31 merupakan standarisasi keamanan perpipaan bertekanan,
yang dikembangkan oleh American Society of Mechanical Engineers - ASME,
mencakup Perpipaan Listrik, Perpipaan Bahan Bakar Gas, Perpipaan Proses, Sistem
Transportasi Pipa untuk Hidrokarbon Cair dan Cairan Lainnya, Perpipaan
Pendingin dan Komponen Perpindahan Panas dan Perpipaan Layanan Bangunan.
ASME B31 sebelumnya dikenal sebagai ANSI B31.
Kemudian menurut ASME B31.3 untuk nilai allowable stress value dari
material ASTM A53 ditunjukan oleh tabel dibawah ini.
Tabel 4. 4 Nilai Allowable Stresses ASME B31.3
Di mana:
tinitial = Tebal pipa pada pengukuran awal (mm)
tactual = Tebal pipa pada pengukuran saat ini (mm)
tprevious = Tebal pipa pada pengukuran sebelumnya (mm)
Di mana:
t = Required Thickness (in)
P = Internal Design Pressure Thickness (psi)
D = Diameter Luar Pipa (in)
S = Allowable Stress Value (psi)
E = Quality Factor (Sama dengan 1 untuk pipa seamless)
4.2.6 Perhitungan Remaining Life
Remaining Life (RL) adalah perhitungan yang digunakan untuk menentukan
sisa umur pakai pipa agar pipa dapat beroperasi dengan aman berdasarkan tebal
pipa aktual. Rumus yang dipakai dalam perhitungan Remaining Life ini adalah:
𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙𝑡 −𝑡
𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑑
𝑅𝑒𝑚𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑓𝑒 (𝑅𝐿) = 𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 …...……(4.5)
[𝑖𝑛𝑐ℎ𝑒𝑠 (𝑚𝑚) 𝑝𝑒𝑟 𝑦𝑒𝑎𝑟]
Di mana:
tactual = Tebal pipa pada pengukuran saat ini (mm)
trequired = Minimum wall thickness (mm)
4.2.7 Perhitungan Maximum Allowable Working Pressure (MAWP)
MAWP (Maximum Allowable Working Pressure) adalah nilai yang
menunjukkan tekanan maksimal yang masih diperbolehkan diterima oleh pipa.
Tekanan kerja dalam sistem perpipaan tidak boleh melebihi tekanan yang diijinkan
berdasarkan kode dan standar material tersebut. Kelebihan tekanan yang diterima
oleh pipa dapat menyebakan pecahnya pipa. Rumus yang dipakai dalam
perhitungan MAWP ini adalah:
2 ×𝑆 × 𝐸 × 𝑡
𝑀𝐴𝑊𝑃 = …………………….(4.3)
𝐷
Di mana:
S = Allowable Stress Value (psi)
E = Joint Factor
t = Corroded Thickness (mm)
D = Diameter Outside Pipa (mm)
4.2.8 Penentuan Waktu Inspeksi Selanjutnya
Untuk menentukan jadwal inspeksi selanjutnya, digunakan referensi seperti
yang tertera pada API 574 pada sub bab tentang frekuensi inspeksi. Untuk pipa yang
yang mengalami korosi seragam, perlu menghitung laju korosi dan remaining life
tiap titik kondisi yang dimonitoring. Kemudian mengatur waktu inspeksi
selanjutnya pada setengah waktu dari remeining life, setelah itu menghitung
MAWP dengan menggunakan ketebalan yang telah dikurangi dengan estimasi
korosi selama paruh waktu tadi. Jika nilai MAWP yang dihitung masih berada
diatas operating pressure maka jadwal inspeksi tersebut dapat diterima, namun jika
nilai MAWP lebih kecil dari operating pressure maka jadwal inspeksi harus
diperpendek atau memastikan bahwa operating pressure yang digunakan tidak
melebihi MAWP sampai waktu inspeksi selanjutnya.
BAB V
PENGOLAHAN DATA
𝑃 × 𝐷 (311,106)(404,6)
𝑡= = = 3,141 𝑚𝑚
2 (𝑆𝐸 + 0.4𝑃) 2 ((20000)(1) + 0.4(311,106))
5.2.3 Perhitungan Remaining Life
𝑡𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 = 11,73 𝑚𝑚
𝑡𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑑 = 3,141 𝑚𝑚
𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 (𝐶𝑅) = 0,52 𝑚𝑚/𝑦𝑒𝑎𝑟
𝑡𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑡𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑑
𝑅𝑒𝑚𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑓𝑒 (𝑅𝐿) =
𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 [𝑖𝑛𝑐ℎ𝑒𝑠 (𝑚𝑚) 𝑝𝑒𝑟 𝑦𝑒𝑎𝑟]
12,18 − 3,141
= = 16,52 𝑦𝑒𝑎𝑟
0,52
5.2.4 Perhitungan Maximum Allowable Working Pressure (MAWP)
𝐷 = 406,4 𝑚𝑚
𝑆 = 20000 𝑃𝑠𝑖
𝐸=1
16,52
𝑡 = 11,73 − (2 (0,52 × )) = 3,1396 𝑚𝑚
2
2 × 𝑆 × 𝐸 × 𝑡 2 (20000)(1)(3,1396)
𝑀𝐴𝑊𝑃 = = = 309,18 𝑃𝑠𝑖
𝐷 406,4
5.2.5 Perhitungan Jatuh Tempo Pergantian Material
𝑅𝑒𝑚𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑓𝑒 (𝑅𝐿) = 16,52 𝑦𝑒𝑎𝑟
𝑦𝑒𝑎𝑟𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 = 2021 𝑦𝑒𝑎𝑟
𝐽𝑎𝑡𝑢ℎ 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑜 𝑃𝑒𝑟𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 = 16,52 + 2021
= 2037,52 𝑦𝑒𝑎𝑟
5.3 Perhitungan
5.3.1 Perhitungan HCE A-1
Berikut merupakan hasil perhitungan data pengukuran HCE A-1 sebagai berikut.
Tabel 5. 5 Hasil Perhitungan HCE A-1
Remaining Life Assessment Calculation
Diamete Jatuh
Initial Previous Actual Thickness Estimate MAWP
Reading Outside Max CR Tempo
Point Thickness Thickness Thickness Required LTCR (A) STCR (B) Remaining Life (RL) Corrosion (for next Conclusion
Location (A,B) Pergantian
(IT) (PT) (AT) (t) Loss inspection)
Material
mm/ mm/ mm/
mm mm mm Mm mm year Half year mm Psi
year year year
TP-01D ELBOW 323.85 17.48 - 19.86 2.503 - -
TP-01C ELBOW 323.85 17.48 - 19.53 2.503 - -
TP-01B ELBOW 323.85 17.48 - 18.12 2.503 - -
TP-01 PIPE 323.85 17.48 - 17.95 2.503 - -
TP-01A ELBOW 323.85 17.48 - 19.45 2.503 - -
TP-02 PIPE 323.85 17.48 - 18.15 2.503 - -
TP-02A REDUCE 323.85 17.48 - 17.82 2.503 - -
TP-02B REDUCE 323.85 10.31 - 9.09 2.503 Pipa Baru - -
TP-03 PIPE 323.85 10.59 - 10.77 2.503 - -
TP-03A ELBOW 323.85 10.59 - 10.78 2.503 - -
TP-04 PIPE 323.85 10.59 - 10.43 2.503 - -
TP-04A PIPE 323.85 10.59 - 10.64 2.503 - -
TP-05 PIPE 323.85 10.59 - 10.61 2.503 - -
TP-05A ELBOW 323.85 10.59 - 10.7 2.503 - -
TP-06 PIPE 323.85 10.59 - 10.59 2.503 - -
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-02 PIPE 323.85 17.48 9,65 10,28 2,503 0,51 -0,63 0,51 15,12 7,56 3,89 309,18 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL. 2036,12
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-02A REDUCE 323.85 17.48 - 13,11 2,503 0,31 - 0,31 33,98 16,99 5,30 309,18 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2054,98
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-02B REDUCE 323.85 17.48 - 11,3 2,503 0,44 - 0,44 19,93 9,96 4,40 309,18 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2040,93
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-03 PIPE 323.85 21.44 17,87 19,1 2,503 0,17 -1,23 0,17 99,30 49,65 8,30 309,18 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2120,30
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-03A PIPE 323.85 21.44 16,39 2,503 0,36 - 0,36 38,50 19,25 6,94 309,18 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2059,50
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-04 PIPE 323.85 21.44 18,25 18,17 2,503 0,23 0,08 0,23 67,07 33,54 7,83 309,18 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL. 2088,07
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-05 PIPE 323.85 21.44 17,35 17,98 2,503 0,25 -0,63 0,25 62,62 31,31 7,74 309,18 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2083,62
TP-05A PIPE 323.85 10.31 - 10,79 2,503 -0,03 - -0,03 - -
TP-05B ELBOW 323.85 17.55 16,92 17,92 2,503 -0,03 -1,00 -0,03 Penebalan - -
TP-06 PIPE 323.85 9.98 9,98 10,45 2,503 -0,03 -0,47 -0,03 - -
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-07 PIPE 323.85 10.54 10,57 9,34 2,503 0,09 1,23 1,23 5,56 2,78 3,42 309,18 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2026,56
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-07A ELBOW 323.85 14.7 12,13 11,47 2,503 0,23 0,66 0,66 13,59 6,79 4,48 309,18 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2034,59
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-07B TEE 508 15.09 - 10,79 3,927 0,31 - 0,31 22,35 11,17 3,43 484,99 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL. 2043,35
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-08 PIPE 508 15.09 - 13,06 3,927 0,15 - 0,15 62,99 31,49 4,57 309,18 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2083,99
TP-09 PIPE 323.85 10.31 - 12,94 2,503 -0,19 - -0,19 Penebalan - -
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-10 TEE 323.85 10.31 - 9,73 2,503 0,04 - 0,04 174,44 87,22 3,61 309,18 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2195,44
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-10A REDUCE 355.6 12.7 - 8,8 2,749 0,28 - 0,28 21,72 10,86 3,03 339,49 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2042,72
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-011 ELBOW 406.4 12.7 - 12,19 3,141 0,04 - 0,04 248,40 124,20 4,52 353,35 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2269,40
TP-012 PIPE 406.4 12.7 - 13,04 3,141 -0,02 - -0,02 - -
Penebalan
TP-013 PIPE 406.4 12.7 - 12,89 3,141 -0,01 - -0,01 - -
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada
TP-014 ELBOW 406.4 12.7 - 11,91 3,141 0,06 - 0,06 155,39 77,70 4,38 309,18 design pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2176,39
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-10D PIPE 457.20 14.27 - 14,09 5,736 0,02 - 0,02 371,29 185,64 4,18 501,84 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL. 2392,29
TP-10E PIPE 457.20 14.27 - 14,33 5,736 -0,01 - - - - - - - -
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-11 PIPE 457.20 14.27 12,7 14,01 5,736 0,03 -1,31 0,03 254,58 127,29 4,14 501,84 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2275,58
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-12 PIPE 457.20 14.27 13,14 12,97 5,736 0,16 0,17 0,17 42,55 21,28 3,62 501,84 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2063,55
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-13 ELBOW 457.20 14.27 13,18 13,75 5,736 0,06 -0,57 0,06 123,29 61,65 4,01 501,84 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2144,29
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-14 PIPE 457.20 14.27 13,75 13,59 5,736 0,09 0,16 0,16 49,09 24,54 3,93 501,84 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL. 2070,09
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-15 ELBOW 457.20 14.27 13,88 13,06 5,736 0,15 0,82 0,82 8,93 4,47 3,66 501,84 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2029,93
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-16 PIPE 457.20 14.27 13,52 12,99 5,736 0,16 0,53 0,53 13,69 6,84 3,63 501,84 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2034,69
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-17 ELBOW 457.20 14.27 13,31 13,12 5,736 0,14 0,19 0,19 38,86 19,43 3,69 501,84 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2059,86
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-18 PIPE 457.20 14.27 13,69 13,53 5,736 0,09 0,16 0,16 48,71 24,36 3,90 501,84 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2069,71
Karena MAWP melebihi tekanan design pressure, pipa dapat tetap beroperasi pada design
TP-19 PIPE 457.20 14.27 - 13,69 5,736 0,07 - 0,07 109,71 54,86 3,98 501,84 pressure tanpa perbaikan, penggantian, atau penilaian ulang hingga 1/2 RL.
2130,71
0.5
Corrosion Rate (mmpy)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
TP-08 TP-09A TP-09B TP-10
Titik Pemantauan
500
Remaining Life (year)
400
300
200
100
0
TP-08 TP-09A TP-09B TP-10
-100
Titik Pengukuran
0.5
Waktu Inspeksi (year)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
TP-08 TP-09A TP-09B TP-10
Titik Pemantauan
1.2
Corrosion Rate (mmpy)
0.8
0.6
0.4
0.2
Titik Pengukuran
250
200
150
100
50
0
-50
Titik Pengukuran
120
100
Waktu Inspeksi (year)
80
60
40
20
-20
Titik Pengukuran
2.5
2
1.5
1
0.5
0
-0.5
Titik Pengkuran
pemantauan relatif dekat dari kepala sumur namun memiliki laju korosi yang
rendah sehingga memiliki remaining life yang tinggi. Kemudian nilai RL terpendek
terdapat pada titik TP-09 nilai RL 4,19 tahun, hal ini bisa disebabkan posisi titik
pengukuran yang dekat dengan kepala sumur sehingga laju korosinya sangat tinggi.
Rata-rata remaining life untuk setiap pengukuran sebesar 120,8 tahun.
Waktu Inspeksi (year)
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dalam laporan kerja praktek ini adalah
sebagai berikut
1. Proses produksi di PT.Geo Dipa Energi Unit Dieng meliputi mengalirkan
panas bumi dari sumur produksi, pemisahan uap panas dan brine melalui
separator, mengalirkan uap panas menuju power plant dan mengalirkan brine
menuju balong, kemudian brine dipompakan menuju sumur injeksi sehingga
siklus produksi yang dihasilkan menjadi tertutup dan energi yang dihasilkan
dapat di recycled/perbarui, sedangakan uap panas masuk ke turbin untuk
mengonversikan energi kinetik menjadi energi listrik melalui generator, dan
energi dialirkan ke pihak PLN.
2. Untuk lajur pipa HCE A-1 laju korosi tertinggi terdapat pada titik TP-09B
sebesar 0,52 mm/year, sedangkan laju korosi terendah terdapat pada titik TP-
10 sebesar 0,02 mm/year , dan rata-rata laju korosi dari setiap titik pengkuran
sebesar 0,23 mm/year. Nilai remaning life tertinggi terdapat pada titik TP-10
dengan nilai sebesar 498 tahun, sedangkan nilai remaining life terpendek
berada pada titik TP-09B sebesar 16,5 tahun, dan rata-rata nilai remaining
life untuk setiap pengukuran sebesar 150 tahun. Interval waktu inspeksi
selanjutnya yang terpanjang terdapat pada titik TP-10 dengan nilai sebesar
250 tahun, sedangkan interval waktu inspeksi terpendek berada pada titik TP-
09B sebesar 8,26 tahun, dan rata-rata interval waktu inspeksi selanjutnya
untuk setiap pengukuran sebesar 75 tahun. Maka jatuh tempo pergantian pipa
berdasarkan remaining life terpendek jatuh pada tahun 2037.
3. Untuk lajur pipa HCE A-2 laju korosi tertinggi terdapat pada titik TP-07
sebesar 1,23 mm/year, sedangkan laju korosi terendah terdapat pada titik TP-
011 sebesar 0,04 mm/year , dan rata-rata laju korosi dari setiap titik
pengkuran sebesar 0,362 mm/year. Nilai remaining life tertinggi terdapat
pada titik TP-011 dengan nilai sebesar 248 tahun, sedangkan nilai remaining
life terpendek berada pada titik TP-07 sebesar 5,56 tahun, dan rata-rata nilai
remaining life untuk setiap pengukuran sebesar 60,6 tahun. Interval waktu
inspeksi selanjutnya yang terpanjang terdapat pada titik TP-011 dengan nilai
sebesar 124 tahun, sedangkan interval waktu inspeksi terpendek berada pada
titik TP-07 sebesar 2,8 tahun, dan rata-rata interval waktu inspeksi
selanjutnya untuk setiap pengukuran sebesar 30 tahun. Maka jatuh tempo
pergantian pipa berdasarkan remaining life terpendek jatuh pada tahun 2027.
4. Untuk lajur pipa HCE B-2 laju korosi tertinggi terdapat pada titik TP-09
sebesar 3,04 mm/year, sedangkan laju korosi terendah terdapat pada titik TP-
10 sebesar 0,02 mm/year , dan rata-rata laju korosi dari setiap titik pengkuran
sebesar 0,441 mm/year. Nilai remaining life tertinggi terdapat pada titik TP-
10 dengan nilai sebesar 371 tahun, sedangkan nilai remaining life terpendek
berada pada titik TP-09 sebesar 4,2 tahun, dan rata-rata nilai remaining life
untuk setiap pengukuran sebesar 120 tahun. Interval waktu inspeksi
selanjutnya yang terpanjang terdapat pada titik TP-10 dengan nilai sebesar
185 tahun, sedangkan interval waktu inspeksi terpendek berada pada titik TP-
09 sebesar 2,1 tahun, dan rata-rata interval waktu inspeksi selanjutnya untuk
setiap pengukuran sebesar 60,4 tahun. Maka jatuh tempo pergantian pipa
berdasarkan remaining life terpendek jatuh pada tahun 2025.
6.2 Saran
Pelaksanaan Kerja Praktek di Departemen Steam Field PT. Geo Dipa Energi
Unit Dieng telah cukup memberi gambaran umum mengenai proses dan peralatan
industri, tetapi hanya memberi gambaran sekilas mengenai profesi engineer dalam
dunia industri. Karena Kerja Praktek PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng –
Departemen Teknik Mesin ITS ini dilakukan secara daring sehingga dalam
pelaksanaannya kurang maksimal karena peserta Kerja Praktek tidak dapat melihat
secara langsung mengenai area plant dan alat yang digunakan, serta bagaimana
proses Departemen Steam Field dalam menjalankan tugas dan melakukan
maintenance. Sebaiknya peserta Kerja Praktek dapat mempelajari dan mengamati
profesi engineer melalui interaksi langsung dalam dunia kerja, serta dapat
mengetahui secara langsung bagaimana menangani dan memecahkan suatu
problem dalam industri.
DAFTAR PUSTAKA
American Petroleum Institute (API) 570. 2009. Piping Inspection Code: In Service,
Inspection, Rating, Repair, and Alteration of Piping Systems.
American Petroleum Institute (API) 574. 2009. Inspection Practices for Piping
System Components.
American Society of Mechanical Engineers (ASME) B31.1. 2012. Power Piping
Saptadji, N. M. 2001. Teknik Panas Bumi. Bandung: Penerbit ITB.
DiPippo, R. 2007. Geothermal Power Plant 2th Edition. Dartmouth: Massachusetts
Vorum, M. and Fritzler, E.A. 2000. Comparative Analysis of Alternative Means for
Removing Non-Condensable Gases From Flashed-Steam Geothermal Power
Plants. Colorado: National Renewable Energy Laboratory (NREL)
Fontana, M. G. 1987. Corrosion Engineering. Ohio: Mc-Graw Hill Book Company
LAMPIRAN