Ada satu opini yang di bentuk oleh dunia kepada islam.
Termasuk oleh orang-orang Indonesia
terhadap agama islam itu sendiri. Opini yang ingin dibentuk adalah agama islam asalah agama yang berkaitan dengan kekerasan. Hal ini sangat terasa ketika terjadi pengeboman Wold Trade Center pada tahun 2001. Pasca tragedi tersebut, Amerika yang bertindak menjadi korban langsung menggaungkan Gerakan war on terrorism. Istilah ini digunakan oleh pemerintah Amerika serikat untuk mereferensikan tindakan-tindakan milliter dan politik Amerika serikat dan negara sekutunya yang ada kaitanya dengan pengeboman World Trade Center. Padahal saat itu belum ada definisi yang pasti mengenai apa itu terorisme dan parameter sebuah aksi bisa dikatakan terorisme. Target dari Gerakan war on terrorism adalah mereka mereka yang melakukan kekerasan dan tindakan anarkisme. Sejak saat itu orang-orang di Indonesia yang mempunyai jejak pernah berkunjung ke negara -negara tertentu dicurigai sebagai orang yang berhubungan dengan war on terrorism. Lama kelamaan istilah terrorism ini bergeser ke war on radicalism. Pergeseran ini menyebab hal yang dibidik bukan lagi teroris melaikan radikalis. Dikatakan bahwa orang itu bisa menjadi teroris karena pemikiran pemikiran radikal. Pergeseran itu seakan menjustifikasi dari sesuatu perbuatan kekerasan yang disebut terrorism menjadi pemikiran kekerasan . Sama ketika War on terrorism, siapa yang berbuat kekerasan? Siapa yang berfikir radikal?, tafsir dari kata siapa ini adalah buatan orang-orang amerika itu sendiri. Orang- orang di Indonesia juga mengikuti tafsir yang dibuat oleh orang-orang Amerika,