DI
Disusun Oleh:
1111500007
Mengetahui, Menyetujui,
Yang Berwenang Pembimbing Lapangan
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Dosen Pembimbing
Puji syukur kehadirat allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek di PT. JEMBO CABLE COMPANY Tbk, dari
tanggal 5 Februari s/d 21 Februari 2019.
Kerja Prektek ini merupakan salah satu syarat akademis yang harus dilaksanankan
oleh setiap Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Institut Teknologi Indonesia dalam
menyelesaikan program studi strata satu.
Kerja Praktek ini juga bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa pada dunia kerja
sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya, sehingga Mahasiswa bisa membandingkan
antara ilmu teoritis dan ilmu praktis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian laporan ini, ,masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan baik dalam teknik penyusunan maupun dalam penggunaan bahasa.
Untuk itu penulis berharap kepada semua pihak untuk dapat memberikan saran dan masukan
yang membangun untuk kesempurnaan laporan dimasa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat berguna bagi
kita semua khususnya bagi penulis sendiri, semoga menjadi amal shaleh bagi kita semua.
Amin
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................. v
BAB I ..................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 2
BAB II.................................................................................................................................... 7
............................................................................................................................................. 12
3.1 Tinjauan Umum kelistrikan PT. JEMBO CABLE COMPANY Tbk. .................. 13
ii
3.2 Sumber Tenaga Listrik Dari PLN ......................................................................... 14
BAB IV ................................................................................................................................ 22
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 22
BAB V ................................................................................................................................. 37
PENUTUP ........................................................................................................................... 37
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja praktek merupakan salah satu kegiatan akademis yang dilakukan oleh
mahasiswa sebagai salah satu syarat kelulusan di Program Studi Teknik Elektro Institut
Teknologi Indonesia, yang bertujuan agar mahasiswa dapat mengikuti kegiatan lapangan,
menerapkan dan memperdalam ilmu yang didapatkan dari bangku perkuliahan. Kerja
praktek juga sebagai bekal pengetahuan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja nanti.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan ketat, serta
persaingan dalam dunia kerja, menuntut lulusan perguruan tinggi untuk dapat menguasai
keahlian dibindang studi masing-masing. Dengan kehlian yang dimiliki, diharapkan mampu
menghadapi persaingan dalam dunia kerja di era pasar bebas saat ini. Penguasaan ini
diharapkan tidak hanya secara teori diatas kertas tetapi juga mampu mengaplikasikannya
dilapangan. Oleh karena itu mahasiswa yang telah melaksanakan kerja praktek diharapkan
memiliki titik terang antara teori dan praktikum yang telah didapat dibangku kuliah.
Kegiatan kerja praktek pada suatu perusahaan di Program Studi Teknik Elektro
Institut Teknologi Indonesia merupakan mata kuliah wajib dengan bobot 2 SKS dengan
2
syarat tertentu. Kegiatan ini harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi strata satu. Adapaun tujuan dari kerja praktek ini:
beberapa manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan Kerja Praktek ini, yaitu :
3
• Terjalinnya hubungan baik antara Institut Teknologi Indonesia dan PT.
JEMBO CABLE COMPANY Tbk. Sehingga memungkinkan kerja sama
ketenagakerjaan atau kerja sama lainnya.
Kerja praktek ini dilaksanakan bertempat di maintenence PT. Jembo Cable Company
Tbk. Jl. Pajajaran, Kel. Gandasari, Kec. Jatiuwung Kota Tangerang, Banten yang
berlangsung sejak tanggal 5 februari s/d 21 februari 2019.
Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis membatasi masalah yang akan
dibahas sehingga memudahkan penulis dalam mempertanggung jawabkan dalam sidang
kerja praktek.
4
a. Studi pustaka
b. Studi lapangan
c. Diskusi
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, maksud, tujuan, waktu dan
tempat pelaksanaan kerja praktek, batasan masalah, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
5
Dalam bab ini menguraikan secara singkat tentang profil perusahaan PT.
JEMBO CABLE COMPANY Tbk. Sejarah singkat, visi misi dan motto, tujuan, dan
struktur organisasi dan lokasi perusahaan.
Dalam bab ini menjelaskan mengenai proses pembuatan kabel secara umum,
dan bagian-bagian kabel.
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
6
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Berdiri pada bulan April 1973, PT Jembo Cable Company Tbk. memulai dengan
memproduksi kabel listrik tegangan rendah - penghantar tembaga, kemudian terus
menambah varietas produknya, seperti kabel tegangan rendah - penghantar aluminium, kabel
tegangan menengah, kabel telepon dan kabel serat optik dan juga memperluas pasarnya.
Tahun 1992, Perseroan mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta atau yang
sekarang dikenal dengan Bursa Efek Indonesia dan mengadakan perjanjian kerjasama dalam
bidang teknik dengan Fujikura Ltd., salah satu perusahaan kabel terkemuka dari Jepang.
Mutu adalah hal yang paling diutamakan, hal ini terintegrasi erat dalam kinerja harian
Perseroan. Sejarah perusahaan juga dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Investasi besar dilakukan demi menunjang terjaganya mutu barang dan jasa, dengan
melakukan pengadaan peralatan dan perlengkapan di bidang Quality Control. Dalam upaya
meningkatkan mutu barang dan jasa, perseroan mendapatkan sertifikat ISO 9002 dari TUV
Product Service GmbH pada tahun 1995. Sertifikat ISO 9001 diperbaharui dengan sertifikat
ISO 9001:2008, pada bulan April 2010. PT Jembo Cable Company Tbk. mendapat Sertifikat
ISO 14001:2004 pada bulan Desember 2007. Di akhir desember 2009 mendapat Sertifikat
OHSAS 18001:2007. Untuk mengetahui logo PT Jembo Cable Tbk. dapat dilihat pada
gambar 2.1.
7
Tahun Kegiatan Prestasi
8
2013 Memproduksi HDPE Tube/Sub-
duct
Alamat lengkap perusahaan sebagai berikut: Jl. Pajajaran Kel. Gandasari, Kec.
Jatiuwung Tangerang 15137 Banten
E-mail : info@jembo.com
Web : http://www.jembo.co.id
2.3.1 VISI
9
• Lingkungan kerja yang sehat
• Pengembangan yang berkesinambungan
2.3.2 MISI
2.3.3 NILAI-NILAI
PT Jembo Cable Company Tbk. memproduksi berbagai jenis kawat dan kabel yang
kualitasnya diakui baik dipasar lokal maupun internasional. Adapun berbagai jenis kabel
yang dihasilkan tersebut antara lain:
10
1. Kabel listrik tegangan rendah dengan konduktor tembaga dan alumunium
2. Kabel listrik menengah rendah dengan konduktor tembaga dan alumunium
3. Kabel transmisi udara/ distribusi
4. Kabel telekomunikasi dengan konduktor tembaga dan serat optik
5. Kabel instrumen
6. Kabel kontrol
7. Kabel listrik dengan lapisan metal corrugated
8. Kabel marine untuk kebutuhan shipboard, offshore dan lain-lain
9. Kabel tahan api dan kabel dengan kemampuan menahan rambatan api
Struktur organisasi yang terdapat pada PT Jembo Cable Company Tbk. dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
11
Gambar 2. 2 Struktur organisasi
12
BAB III
LANDASAN TEORI
Catu daya merupakan salah satu yang memegang peranan penting dalam
kelangsungan perusahaan, karena setiap peralatan yang akan memproduksi kabel tidak akan
mempunyai arti apa-apa tanpanya. Bila catu daya terputus maka semua peralatan yang ada
tidak akan dapat beroperasi.
Suatu sistem tenanga listrik teridiri dari beberapa komponen listrik yang saling
berhubungan satu sama lain. Sistem tenanga listrik yang dimaksud dapat diartikan sebagai
proses penyampaian tenanga listrik dari pembangkit ke konsumen. Dalam pemasangannya
yang perlu diperhatikan adalah makin besar suatu sistem tenaga listrik makin banyak pula
unsur yang harus dikoordinasikan serta diamati, sehingga diperlukan perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian serta analisa oprerasi yang cermat. Singel line diagram PT Jembo
Cable Company Tbk. dapat dilihat pada Gambar 3.1.
13
Untuk menunjang kelancaran proses produksi pada PT. Jembo Cable Company Tbk.
maka dibutuhkan dua buah sumber daya listrik yaitu dari PLN dan dari generator. Dimana
generator akan beroperasi jika pemutusan daya dari PLN atau untuk proses produksi yang
tidak boleh terhenti
Di PT Jembo Cable Company Tbk. sumber tenaga listrik dari PLN merupakan yang
utama, dipakai untuk mensupalai beban antara lain untuk menggerakan mesin-mesin yang
umumnya menggunakan motor listrik, sebagian lagi untuk penerangan dan pengoperasian
peralatan elektronik seperti komputer, AC dan lain-lain.
3.2.1 Transfomator
14
arus yang mengalir ini akan menimbulkan fluksi magnet yang akan melingkari dan
mengalir pada inti sehingga akan menghubungkan belitan kawat primer dan belitan
kawat sekunder. Yang mana fluksi ini akan menginduksi tegangan pada belitan
kawat sekunder.
1. Transformator daya
2. Transformator distribusi
3. Transformator pengukuran yag terdiri dari CT (Current Transformator)
dan PT (potensial transformer)
Untuk daya PLN<220 KVA, kerugian daya yang dimaksud oleh pihak PLN
tidak diperhitungkan, tetapi untuk pemakaian daya >220 KVA dan pelanggan PLN
dalam hal ini PT Jembo Cable Company Tbk. haruslah memiliki trafo tegangan
sendiri. Kerugian daya yang dimaksud diperhitungkan dan lazim disebut dengan
KVARH. Muncul tidaknya kerugian daya, sangat tergantung pada besarnya faktor
kerja yang dapat dibaca pada cos ϕ<0,85 pelanggan PLN akan dikenakan biaya
kerugian pemakaian daya. Untuk memperbaiki cos ϕ ≥0,85 sehingga tidak dikenakan
biaya pemakaian kerugian daya.
Pada PT Jembo Cable Company Tbk sistem pendistribusian daya yang disuplai dari
pembangkit langsung dialirkan ke masing-masing beban melalui panel-panel yang
15
digunakan. Pendistribusian tenaga listrik memggunakan sistem distribusi radial, yaitu
penyaluran energi listrik dengan menggunakan satu cara penyaluran.
Sistem ini merupakan yang paling sederhana dan paling ringan dalam hal
perawatannya. Kelemahannya yaitu kurangnya keandalan dalam penyaluran daya. Bila
terjadi gangguan pada saluran-saluran lain yang disuplai oleh salura yang sama juga akan
mengalamai gangguan. Untuk lebih jelasnya dapat melihat Gambar 3.2.
Sistem proteksi adalah suatu sistem pengamanan terhadap peralatan listrik, yang
diakibatkan adanya gangguan teknis, gangguan alam, kesalahan operasi, dan penyebab yang
16
lainnya. Fungsi Proteksi adalah memisahkan bagian sistem yang terganggu sehingga bagian
sistem lainnya dapat terus beroperasi dengan cara sbb :
1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya pada bagian sistem yang
diamankannya (fault detection ).
2. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing ).
3. Memberitahu operator adanya gangguan dan lokasinya (announciation)
Pengaman-lebur (fuse) adalah contoh alat pengaman yang paling sederhana yang jika dipilih
dengan tepat dapat memenuhi fungsi tersebut. Untuk pengamanan bagian sistem yang lebih
penting, digunakan sistem proteksi yang terdiri dari seperangkat peralatan proteksi yang
komponen-komponen terpentingnya adalah :
Relay Proteksi : sebagai elemen perasa yang mendeteksi adanya gangguan atau keadaan
abnormal lainnya (fault detection)
Pemutus tenaga (PMT) : sebagai pemutus arus gangguan di dalam sirkit tenaga untuk
melepaskan bagian sistem yang terganggu. Dengan perkataan lain “membebaskan sistem
dari gangguan” (fault clearing). PMT menerima perintah (sinyal trip) dari relay proteksi
untuk membuka
Trafo arus atau trafo tegangan : untuk meneruskan arus dan atau tegangan dengan
perbandingan tertentu dari sirkit primer (sirkit tenaga) ke sirkit sekunder (sirkit relay) dan
memisahkan sirkit sekunder dari sirkit primernya
Battery : sebagai sumber tenaga untuk mengetrip PMT dan catu daya untuk relay (relay
digital/ relay statik ) dan relay bantu (auxiliary relay)
17
Gambar 3. 3 Sistem proteksi sederhana
Beban yang ada di PT Jembo Cable Company Tbk. sebagian besar digunakan untuk
mesin-mesin yang ada pada bagian produksi. Mulai dari pay off, caterpillar, extruder hingga
take up. Hampir semua peralatan pada bagian produksi ini menggunakan motor.
Selain untuk proses produksi, beban digunakan untuk penerangan dan kegiatan
perkantoran. Untuk perkantoran penggunaan energi listrik yang banyak digunakan adalah
untuk pengoperasian komputer dan AC.
Dibawah ini merupakan beberapa produk yang diproduksi oleh PT Jembo Cable
Company Tbk.:
Specification :
19
Gambar 3. 5 Kabel tegangan rendah
dentification of Cores:
Applicable standard :
0,6/1kV
Specification :
IEC 60502-1
Fire Resisistant Cables yang diproduksi PT Jembo Cable Company Tbk. dapat dilihat
pada Gambar 3.6.
20
Gambar 3. 6 Kabel tahan api
Cable Marking:
4. Fiber optic
Fiber optic yang diproduksi PT Jembo Cable Company Tbk. dapat dilihat pada Gambar
3.7.
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Mesin yang digunakan pada proses insulation adalah mesin ekstruder, sistem
kerja dari mesin extruder adalah konduktor yang sudah distranding/ dipilin kemudian
dilapisi dengan bahan sejenis plastik dengan proses pemanasan kemudian
didinginkan menggunakan air. Pada pembuatan kabel listrik tegangan rendah
menggunakan mesin extruder biasa. Sedangkan untuk kabel tegangan menengah dan
tinggi menggunakan mesi extruder CCV (Catenary Continous Vulcanising) yang
prosesnya mempunyai teknik tersendiri, yakni :
• bahan pelapis yang digunakan : inner semi konduktor, isolasi XLPE, crosslinked
polyetyline dan outer semi konduktor yang dipanaskan hingga ± 400ºC dan
mendapatkan tekanan, pendinginan menggunakan gas nitrogen. Proses tersebut
terjadi dalam pipa, adapun fungsi nitrogen tersebut yaitu untuk pengenyalan
kabel. Ketebalan lapisan isolasi ditentukan berdasarkan voltage dari konduktor,
misalnya :
1. Kabel dengan tegangan 3 kv, isolasinya ± 2,4 – 2,6 mm
2. Kabel dengan tegangan 10 kv, isolasinya ± 4,5 – 3,6 mm
3. Kabel dengan tegangan 15 kv, isolasinya ± 4,5 – 4,7 mm
4. Kabel dengan tegangan 20 kv, isolasinya ± 5,5 – 5,7 mm
5. Kabel dengan tegangan 30 kv, isolasinya ± 6 – 6,2 mm
pengggunaan mesin CCV ini harus pada tempat yang tinggi dan steril (diatas
20 m) karena untuk menghindari debu, yang dapat mengakibatkan kegagalan produk.
Kerja pada mesin ini harus teliti karena akan digunakan pada tegangan tinggi. Sedikit
gangguan akan mengakibatkan bocornya arus atau kerusakan–kerusakan lainnya.
23
4.1.4 Proses Cabling
Cabling adalang proses pemilinan 2 hingga 5 inti kabel berisolasi XLPE atau
PVC, sesuai dengan jenis kabel dan langkah yang di tentukan. Proses ini berlaku bagi
semua power Cable multi core dangan penghantar dari tembaga atau aluminium
dengan inti lebih dari satu.
inner sheath adalah proses isolasi konductor yang sudah mengalami proses
cabling atau pemilinan 2 inti kabel atau lebih conductor yang sudah digabung
menjadi satu.
pemasangan perisai baja yang dibeliti hingga menutupi konduktor lebih dari
90% setelah itu ditambahkan seal tipe baja untuk melapisi perisai baja yang
berbentuk flat tersebut. Mesin armoring dapat dilihat pada Gambar 4.2
outher sheath adalah proses final pada proses pembuatan kabel ini outher
sheath adalah proses pengisolasian yang terakhir setelah proses ini selesai maka
proses pembuatan kabel sudah selesai.
24
4.2 Pengertian Extruder
Extruder merupakan suatu proses perubahan material dari bentuk pelet (PVC)
diextrusi (perubahan dari padat menjadi cair) menjadi bentuk cair. Mesin extruder
ditunjukan pada Gambar 4.3.
25
• Setelah mengalami proses compresi pada daerah compression zone kemudian
material tersebut bergerak menuju daerah metering zone. Pada proses ini untuk
material sendiri mempunyai daerah yang berlekuk saluran dangkal, fungsi dari
saluran ini adalah memberikan tekanan balik sehingga lelehan menjadi seragam,
suhunya seragam, selain itu pengukuran penyalurannya tepat melewati die
dengan laju alir tetap sehingga keluaran sangat seragam dan terkontrol.
• Proses pemanasan yang terakhir yang dialami oleh material ini adalah pada
daerah disekitar neck dan die biasanya pada daerah ini pemanasan yang
digunakan lebih besar dari pemanasan yang sebelumnya.
Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada proses extrusi suatu material. Beberapa
faktor tersebut antara lain :
1. Jenis extrusi haruslah disesuaikan dengan jenis material yang akan dibentuk.
Karena sifat dari beberapa material berbeda–beda, maka perlu dilakukan
pemilihan jenis extrusi yang cocok untuk material tersebut.
2. Suhu kerja setiap jenis extrusi mempunyai suhu kerja sendiri–sendiri tergantung
dari jenis material yang akan diextrusi. Pada prinsipnya pemberian suhu kerja
dimaksudkan untuk mempermudah dalam proses extrusi.
3. Reduksi penampang yang dipakai untuk setiap jenis extrusi sangat tergantung
pada kualitas bahan dan keadaan permukaannya. Untuk membentuk suatu model
yang diinginkan, perlu diperhatikan dalam hal pembuatan penampang dan
clearance yang sesuai dengan penumbuk.
4. Gesekan-gesekan dapat terjadi pada semua komponen yang bersinggungan tidak
terkecuali pada proses extrusi. Untuk menghindari hal tersebut biasanya
dilakukan pemberian pelumasan pada sela antara die dan penumbuk. Pelumasan
ini bertujuan untuk mengurangi gesekan dan dapat mengurangi resiko keausan.
Pelumasan disini banyak melakukan fungsi lainnya seperti :
• Membatasi panas yang timbul dengan mengurangi geskan sekecil
mungkin.
26
• Mengambil panas dari bagian–bagian mesin yang lainnya.
• Disamping itu juga dapat mengurangi resiko terjadinya karat.
Untuk itulah dibutuhkan sifat dari minyak pelumas yang baik untuk mesin.
Beberapa sifat dan syarat dari pelumas yang baik adalah :
4.4 Kecepatan
Kecepatan yang terjadi pada proses extrusi sangat berpengaruh pada kualitas produk
yang dihasilkan, biasanya diperlukan pendinginan guna mencegah hal tersebut. Semakin
cepat pendinginan dilakukan maka semakin kecil pula resiko terjadinya defotmasi. Biasanya
pendinginan dilakukan dengan air pada bak pendingin yang sudah disediakan.
27
4.5.1 Hopper
Merupakan bagian dari extruder yang berfungsi sebagau tempat
mengeringkan material yang dilumat oleh screw. Material dimasukan kedalam
hopper melalui penyedot. Untuk menyedot material digunakan motor AC. Hopper
biasanya terbuat dari lembaran baja atau stainlesssteel yang berbentuk untuk
menampung sejumlah bahan pellet plastik untuk stok beberapa jam.
4.5.2 Motor
Motor yang digunakan adalah motor AC, berfungsi untuk menggerakan gear
transmisi. Gambar motor yang digunakan terdapat pada Gambar 4.5.
Gambar 4. 5 Motor AC
28
Screw merupakan bagian dari extruder yang berfungsi sebagai penggiling
material isolasi seperti PVC, PE dan XLPE. Screw digeragakan oleh motor AC.
Berikut adalah jenis-jenis screw:
• Screw PVC
• Screw PE/PP
• Screw barrier (2 ulir)
4.5.5 Barrel
Berfungsi untuk mengatur mesin extruder. Pada control panel kita dapat
mengatur kecepatan screw, indicator temperatur dari pemanas dan perhentian
keadaan darurat. Gambar kontrol mesin extruder terdapat pada Gamber 4.6.
29
4.5.7 Head
Barrel heater terutama akan membantu kerja pembentukan material lelehan untuk
yang pertama kali nya dan dengan lebih mudah, fungsi lainnya seringkali adalah untuk
membuat agar range atau cakupan temperatur barrel dapat menjadi lebih luas lagi, fungsi ini
terutama akan dibutuhkan untuk mensuport tujuan-tujuan yang spesifik semisal ketika mesin
berusaha menyeimbangkan dengan kecepatan pengumpanan. Barrel yang digunakan PT
Jembo Cable Tbk. terdapat pada Gambar 4.7, pada gambar juga terdapat spesifikasi
barrelnya.
Gambar 4. 7 Barrel
30
Berikut ini macam-macam jenis heater berdasarkan kegunaannya:
1. Coil Heater
Cocok untuk digunakan pada kompor listrik dan oven dan furnace
(tungku) dimana media yang akan dipanaskan tidak langsung mengenai gulungan
heater ini. Gambar coil heater dapat dilihat pada Gambar 4.8.
gulungan niklin dicor bersama -sama bahan ceramik. Pada Heater type ini
digunakan sebagai sumber panas radiasi, dimana permukaan keramik pelapisnya
berfungsi sebagai reflector. Heater jenis ini banyak digunakan untuk
memanaskan benda - benda yang hasil permukaan nya mengkilap seperti pada
pengeringan hasil pengecatan atau pewarnaan, pembuatan foam dan
pengeringan hasil sablon. Infra red heater dapat dilihat pada Gambar 4.9.
31
Gambar 4. 9 Infra red heater
Koil atau gulungan niklin dimasukan kedalam tabung (pipa) dari bahan silica
atau black body ceramik yang dikedua ujung nya di beri terminal baut sebagai
input power listrik dan kemudian ditutup oleh dop keramik. Silicia dan infara
fara heater ditujukan pada Gambar 4.10.
Fungsi tipe heater ini hampir sama dengan infra red heater, pemasangan nya
dilengkapi dengan reflector yang terbuat dari bahan stainless stell ataupun
alumunium.
32
4. Quartz Heater
Heater jenis ini elemen pemanasnya di gulung diatas batangan keramik,
sehingga kedua terminalnya ada pada satu sisi, kemudian gulungan ini
dimasukan ke dalam tube berbahan Quartz (silica) dengan warna putih susu dan
tube tadi di beri lapisan pipa pvc / teflon berlubang yang berfungsi sebagai
pelindung quartz dari benturan dengan benda lain saat di celup ke cairan yg akan
dipanaskan, Gambar 4. 11 merupakan gambar quartz heater.
Penggunaan quartz heater ini untuk memanaskan cairan kimia dengan suhu
yang tidak terlalu tinggi. seperti pada pengerjaan electroplating, hardcrome dan
lain lain.
5. Cast-in Heater
heater awal nya berbentuk tubular, heater yang kemudian dicor dengan bahan
alumunium atau kuningan, maka ketebalan heater ini minimum 18 mm. Heater
tipe ini merupakan heater yang paling kuat kontruksinya diantra tipe heater yang
lainya. Gambar 4. 12 merupakan gambar Cast-in Heater.
33
Gambar 4. 12 Cast-in Heater
Wiring diagram motor AC yang digunakan untuk menggerakan gear transmision dan
blower oleh PT Jembo Cable Tbk. untuk proses insulation terdapat pada Gambar 4.13.
34
4.8 Singel Line Diagram Sistem Heater
K1 K2
THERMO
CONTROL
HT BL
0
Gambar 4. 14 Singel line diagram sistem heater
Keterangan:
K1 : kontaktor 1
K2 : kontaktor 2
HT : heater
BL : blower
4.9 Maintenance
Selama melakukan kerja praktek pada PT Jembo Cable Company Tbk. yang
diletakan pada bagian perawatan, maka untuk alat extruder ini proses perawatan yang
dilakukan adalah:
• Harian
Dengan membersihkan bagian-bagian cross head setiap hari, karena alat
tersebut mudah tersumbat
• Periodik
35
Membersihkan hopper dari sisa material yang tertinggal setelah proses
produksi.
• 3 bulan sekali
Memeriksa operasi barrel dan screw.
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
• Temperatur pada barrel harus dijaga agar mendapatkan hasil insulation yang
sempurna.
• Agar temperatur temperatur dapat terjaga secara otomatis digunakan thermo
control, jadi ketika temperatur melampaui batas alarm pada thermo control
akan menyala dan blower akan mendinginkan barrel hingga suhu yang
diinginkan.
• keluaran dari mesin extruder akan melewati sensor untuk mengetahui
diameter kabel, apabila diameter tidak sesuai sensor akan memberikan
feedback ke mesin agar kelurannnya harus sesuai dengan yang sudah
ditentukan.
• Pada mesin extruder dapat menggunakan kontaktor/solid state yang
bergunakan untuk pemutus arus ke heater apabila temperatur melampaui
batas.
• Pada mesin extruder kontaktor digunakan untuk pemutus arus ke blower
apabila temperatur berada dibawah batas yang telah ditentukan.
5.2 Saran
Adapun saran yang didapat dalam penulisan laporan ini sebagai berikut :
37
mampu untuk mengimplementasikan ilmu yang diperoleh kampus dengan
keadaan yang sesuai di dunia industri.
• Meningkatkan rasa kekeluargaan dalam lingkungan kerja dan saling
memotivasi dalam melakukan pekerjaan agar terciptanya kekompakan dalam
bekerja.
38
DAFTAR PUSTAKA
[1] Http://www.jembo.co.id
[2] Http://indopolimer.com
[3] Http://screwextrudermachinery.com
39